LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 1
“ETIOLOGI”
Disusun Oleh
Kelompok 7
Andina Selia Nur 1118011004
Angga Alpiansyah 1118011006
Anggia Shinta W.K. 1118011007
Belinda Apriannanti Beauty 1118011021
Berta Yolanda Selviana 1118011022
Bianti Nuraini 1118011023
Fauzia Andini 1118011041
Satria Dharma Setiawan 1118011123
Syafiq Ariza A 1118011129
Tanika Sonia Putri Larega 1118011130
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
Kata Pengantar
Assalammu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan diskusi toturial
ini.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PMBS 3.
Kepada para dosen yang terlibat dalam mata kuliah dalam blok ini, kami
mengucapkan terima kasih atas segala pengarahan yang telah diberikan sehingga
kami dapat menyusun laporan ini dengan baik.
Tiada manusia yang sempurna. Kami menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi bahasa, analisis, isi dan
sebagainya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut.
Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan, wawasan, dan
keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan, guna kesempurnaan laporan ini dan perbaikan bagi kita semua.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan
untuk kita semua.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Bandar Lampung, 21 Mei 2012
Infeksi
Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, yang
dapat tidak tampak secara klinis atau menyebabkan cedera selular lokal
disebabkan oleh metabolisme yang kompetitif, toksin, replikasi intraseluler, atau
respon antigen-antibodi. Respon imunologis tersebut bisa jadi hanya sementara
atau berkepanjangan, dan terdiri dari respon seluler (hipersensitivitas yang
terlambat) atau produksi dari antibodi (imunoglobulin) yang mengkhususkan diri
pada komponen organisme yang menginfeksi tersebut atau racun yang
dikandungnya.
1. Mikroorganisme dapat menginfeksi tubuh manusia melalui:
a. Kulit
b. saluran gastrointestinal
c. saluran pernafasan
d. saluran urogenital
e. jalur yang terbentuk pada bayi selama kehamilan atau
kelahiran
2. Tiga cara infeksi oleh mikroorganisme:
a. melalui kontak atau memasuki sel
b. mengeluarkan toksin, enzim, atau merusak pembuluh
darah
c. membuat respon sel meningkatkan kerusakan jaringan
3. Infeksi virus
Empat cara infeksi oleh virus:
a. Deplesi komponen-komponen sel yang esensial oleh
virus.
b. Pembentukan zat yang toksik bagi sel pejamu di bawah
perintah virus.
c. Transformasi sel-sel pejamu normal menjadi sel-sel
kanker.
d. Penyatuan virus ke dalam sel sehingga mekanisme
pertahanan tubuh akan menghancurkan sel karena sel-sel
tersebut dianggap sel asing.
4. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri mencakup inisiasi proses dan mekanisme yang
menyebabkan signs and symptoms dari suatu penyakit. Bakteri
patogen memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. dapat menyebar
b. menempel pada permukaan sel host
c. melakukan penyerangan terhadap sel dan jaringan host
d. toxigenicity
e. memiliki kemampuan untuk menghindar dari sistem
imun
Dua cara infeksi oleh bakteri:
a. mencetuskan kerusakan jaringan
b.menimbulkan penyakit, terutama dengan mengeluarkan
enzim/toksik yang secara fisik dapat
mencederai/mengganggu fungsi sel.
Tipe Infeksi
• Kolonisasi, Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme menjadi
flora yang menetap/flora residen. Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang
biak tetapi tidak dapat menimbulkan penyakit. Infeksi terjadi ketika
mikroorganisme yang menetap tadi sukses menginvasi/menyerang bagian tubuh
host/manusia yang sistem pertahanannya tidak efektif dan patogen menyebabkan
kerusakan jaringan.
• Infeksi lokal : spesifik dan terbatas pada bagain tubuh dimana mikroorganisme
tinggal.
• Infeksi sistemik : terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang
lain dan menimbulkan kerusakan.
• Bakterimia : terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri
• Septikemia : multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik
• Infeksi akut : infeksi yang muncul dalam waktu singkat
• Infeksi kronik : infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama
(dalam hitungan bulan sampai tahun)
Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut:
• Periode inkubasi, Interval antara masuknya patogen ke dalam tubuh dan
munculnya gejala pertama. Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3 minggu,
mumps/gondongan 18 hari
• Tahap prodromal, Interval dari awitan tanda dan gejala nonspesifik (malaise,
demam ringan, keletihan) sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini,
mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien lebih mampu
menyebarkan penyakit ke orang lain.
• Tahap sakit
Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis infeksi.
Contoh: demam dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mumps
dimanifestasikan dengan sakit telinga, demam tinggi, pembengkakan kelenjar
parotid dan saliva.
• Pemulihan Interval saat munculnya gejala akut infeksi, Parasit adalah organisme
yang hidup pada permukaan tubuh atau di dalam organisme lain dan untuk
kelangsungan hidupnya mengambil sebagian atau seluruh makanan serta
mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut
Degeneratif
Degeneratif suatu penyakit yang terjadi akibat dari gangguan fungsi dan struktur
organ dan jaringan akibat dari proses penuaan. Penyakit ini dapat disebabkan
karena pola hidup kurang sehat seperti pola makan tidak sehat (berlemak,
kolesterol) dan kurangnya olahraga.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan dengan cara
menjalankan pola hidup sehat dan olahraga. Beberapa contoh penyakit degeneratif
adalah parkinson, aterosklerosis, diabetes, penyakit jantung, osteoporosis, dan
banyak lagi.
Neoplasma
Neuplasma adalah masa jaringan yang abnormal,tumbuh berlebihan,tidak
terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus menerus meskipun
rangsangan yang timbul akan menghilang. Sel neuplasma mengalami transformasi
oleh karena mereka terus menerus membelah. Proliferasi neuplastik yang
mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan dan tidak memperdulikan jaringan
sekitarnya tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh yang bersifat parasitic.
Neuplasma bersifat otonom karena ukuran nya meningkat terus. Proliferasi
neuplastik menimbulkan masa neuplasma pembengkakan,benjolan pada jaringan
tubuh (tumor).
Herediter
Herediter merupakan suatu kelainan sistem kekebalan yang diturunkan, yang
menyebabkan pembengkakan jaringan secara tiba-tiba.
Karsinoma
Karsinoma adalah adalah setiap kanker ganas yang muncul dari sel-sel epitel.
Karsinoma menyerang jaringan dan organ sekitarnya dan dapat bermetastasis,
atau menyebar, ke kelenjar getah bening dan situs lainnya.
Karsinoma in situ (CIS) adalah kondisi pra-ganas, di mana beberapa tanda-tanda
sitologi keganasan yang hadir, tetapi tidak ada bukti histologis invasi melalui
membran basal epitel. Karsinoma, seperti neoplasia semua, diklasifikasikan oleh
penampilan histopatologi nya. Adenokarsinoma dan karsinoma sel skuamosa, dua
istilah deskriptif umum untuk tumor, mencerminkan fakta bahwa sel-sel ini
mungkin memiliki penampilan sel kelenjar atau skuamosa masing-masing. Tumor
anaplastik sangat mungkin tidak begitu dibeda-bedakan bahwa mereka tidak
memiliki penampilan histologis yang berbeda (karsinoma dibeda-bedakan).
Kadang-kadang tumor disebut oleh organ dugaan dari (misalnya karsinoma
prostat) primer atau sel diduga asal (hepatoseluler karsinoma, karsinoma sel
ginjal).
Metastatik karsinoma dapat didiagnosis melalui biopsi, termasuk aspirasi jarum
halus, inti biopsi, atau penghapusan subtotal dari node tunggal.
Konginetal
Konginetal merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan
sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir
Imunologikal
Imunologikal berkaitan dengan sistem imun dengan zat-zat asing yang menyerang
sistem imun.
Parasit adalah organisme yang hidup sementara atau menetap pada permukaan
atau di dalam dengan maksud mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan
makanan dan untuk mendapatkan perlindungan
Simbiosis pada parasit:
-Mutualisme : Tidak permanen dan saling menguntungkan
- Komensalisme : Permanen dan saling menguntungkan
- Parasitisme : Hubungan dimana yang satu merugi dan yang satu untung
Cara dan tempat masuk parasit:
Mulut
Menembus Kulit
Gigitan Arthropoda
Inhalasi
Transplasental (Kongenital
Hubungan Seksual
Transfusi Darah
Transplantasi Jaringan
Parasit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Protozoa, protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu : Sporozoa, Rhizopoda,
Flagelata/Mastighopora, dan Ciliata.
2. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing), helmintes dan dibagi menjadi 2
kelas super, yaitu : Nemathelmintes, antara lain Nematoda, dan Plathelmintes
(Tremathoda dan Cestoda)
3. Fungi/Jamur.
4. Arthropoda, diantaranya yang penting dalam bidang kesehatan, adalah kelas
Hexapoda (insekta) yang terdiri dari 7 ordo.
Neoplasma adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan
tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap tumbuh
dengan cara yang berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan
tersebut berhenti.
Sifat neoplasma :
- Hilangnya respon terhadap pengendalian pertumbuhan
- Bertindak sebagai parasit
- Berkompetisi terhadap sel/jaringan untuk kebutuhan metabolisme.
- Tidak tergantung growth factor
- Less adhesive each other sehingga mudah bermetastase
- Destruktif
Neoplasma diklasifikasikan menjadi dua yaitu jinak dan ganas, untuk yang jinak
disebut juga dengan tumor sedangkan untuk yang ganas disebut juga dengan
kanker.
Tata nama neoplasama :
- Jinak : diakhiri dengan kata –oma
contoh : untuk neoplasma pada jaringan ikat fibroma
- Ganas : diakhiri dengan kata sarcoma untuk neoplasma pada jaringan
mesenkim dan carcinoma untuk neoplasma pada epitel
contoh : neoplasma ganas pada kelenjar adenokarsinoma dan neoplasma
ganas pada jaringan ikat fibrosarcoma
Perbedaan neoplasma ganas dan jinak
Keterangan Jinak Ganas
Diferensiasi Sel tumor hampir mirip
dengan sel normal
pembandingnya,
diferensiasi baik
Diferensiasi buruk,
anaplasia
Laju pertumbuhan Lambat Cepat
Invasi Lokal Ekspansif Invasif
Metastasis Tidak ada Menyebar ke limfe,
darah, rongga tubuh dan
organ yang jauh dari sel
primer
Bakteri
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain
yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan
granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan
endospora.
Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :
1) Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan
polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri
gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila
peptidoglikannya tipis).
2) Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma
tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3) Sitoplasma adalah cairan sel.
4) Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas
protein dan RNA.
5) Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan
yang dibutuhkan.
Struktur tambahan bakteri :
1) Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis
bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan
lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2) Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral
yang menonjol dari dinding sel.
3) Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang
menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih
pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan
hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis
pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4) Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan
fotosintesis.
5) Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6) Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram
positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan
bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi
genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya,
suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan
spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut
kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1) Bakteri Kokus :
Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
Diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi
empat.
Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan
membentuk rantai.
Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti
buah anggur
2) Bakteri Basil :
Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk
rantai
3) Bakteri Spirilia :
Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum
memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang
menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi
kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang
berbeda-beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan
ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk
pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara
aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada
bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik
dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi
DNA
Virus
Sifat virus
Dalam tubuh virus terkandung salah satu asam nukleat, DNA atau RNA
saja;
Dalam proses reproduksinya, hanya diperlukan asam nukleat
Berukuran sangat kecil sekitar 20 – 300 milimikron;
Virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel
hidup, dapat dikatakan virus bukanlah makhluk hidup yang mandiri,
melainkan makhluk hidup yang memanfaatkan sel-sel hidup untuk
memperbanyak diri;
Multiplikasi terjadi pada sel-sel hospes;
Dapat dikristalkan (sebagai benda tak hidup) dan dapat dicairkan kembali.
Replikasi virus
Daur Litik
Replikasi virus dalam sel inang merupakan peristiwa yang sangat
kompleks, tahap demi tahap dari proses sintesis, mulai dari
terinfeksinya sel inang sampai pembebasan partikel-partikel virus.
Seperti virus lain, bakteriofag tidak dapat bergerak. Jika suspensi
bakteriofag bebas bercampur dengan suspensi bakteri, akan terjadi
persinggungan kebetulan yang menyebabkan bakteriofag teradsorpsi
pada permukaan bakteri. Selanjutnya, DNA bakteriofag terinjeksi ke
dalam bakteri.
Setelah beberapa waktu, terjadilah lisis sel-sel inang yang ditandai
dengan pembebasan bakteriofag bentukan, kemudian baru ke dalam
medium suspensi.
a. Tahap Adsorpsi
Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri.
Virus hanya menempel pada dinding sel yang
mengandung protein khusus yang dapat ditempeli protein virus.
Menempelnya virus pada dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor
pada ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus akan mengeluarkan
enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat lubang pada
sel inang.
b . Tahap Injeksi
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan
lempeng ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke
dalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam
sel, sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri.
Jika sudah kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak
berguna lagi.
c . Tahap Sintesis (Pembentukan)
Virus tidak dapat melakukan sintesis sendiri, tetapi virus akan
melakukan sintesis dengan menggunakan sel inangnya.
Setelah asam nukleat disuntikan ke dalam sel inang, segera
menimbulkan perubahanperubahan besar pada metabolisme sel yang
terinfeksi (sel inang atau bakteri). Enzim penghancur yang dihasilkan
oleh virus akan menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan
sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus
yang kemudian mengendalikan kehidupannya.
Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA
virus akan mereplikasi diri berulang kali dengan jalan mengopi diri
dalam jumlah yang sangat banyak. Sintesis DNA virus
dan protein terbentuk atas kerugian sintesis bakteri yang telah rusak.
DNA virus ini kemudian akan mengendalikan sintesis DNA
danprotein yang akan dijadikan kapsid virus.
d . Tahap Perakitan
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala,
ekor, dan serabut ekor akan mengalamiproses perakitan menjadi
kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi
dengan DNA virus.
Daur lisogenik
o Daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase
infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan.ini
o Fase dicirikan inang yang digunakan untuk reproduksi , mahkluk
hidup sebagai inang tetap hidup karena sel inang tetap kuat ,
antibody untuk melawan antigen virus kuat sehingga virus hanya
membentuk Profage penyatuan DNA virus dan DNA inang
o Sel Inang masih melanjutkan aktivitasnya dengan baik , mampu
juga membelah diri , namun Profage masih berada di dalam tubuh
inang yang
o Fase ini bisa berubah menjadi Litik ketika Profage mulai berulah ,
berulah karena sel inang daya antibody melemah sehingga terjadi
penghancuran yang sama seperti litik yang berakhir dengan
kematian Juga
Fungi
Fisiologi Fungi
Kebutuhan nutrien (makanan)
o Heterotrof, sumber C organik (karbohidrat, lemak, protein)
o Kemoorganotrof, sumber energi dari senyawa organik
Dapat hidup pada bahan organik komplek, fungi mampu menghasilkan
enzim ekstrasel
Pengaruh suhu
o Fungi mesofilik, Range 10°C - 40°C; Optimum : 25°C - 35°C
o Fungi termofilik, Range 20°C - 50°C; Optimum ± 40°C; limit 60°C
- 62°C. Contoh Aspergillus fumigatus , tumbuh pada suhu 12°C -
55°C, optimum 40°C - 42°C
o Fungi psikrofilik : tumbuh pada suhu rendah -psikrotoleran. Suhu
pertumbuhan di bawah 20°C. Contoh Cladosporium herbarum
(Deuteromycotina) dan Thamnidium elegans (Zygomycotina)
Perkembangbiakan
o Vegetatif :
Fragmentasi miselium: blastospora, klamidospora
Tunas
Spora aseksuil: konidia, sporngiospora
o Generatif:
Spora seksuil
Peleburan miselium
Aktivitas fungi
Parasit, hidupnya tergantung pada organisme lain. Ujung hifa mampu
menembus permukaan hospes, jika menimbulkan penyakit, fungi
bersifat patogen.
Saprofit, mendekomposisi sisa-sisa organisme.
Struktur Fungi
Eukariotik
Multiseluler, kecuali khamir (uniseluler)
Tidak berklorofil
Berbentuk benang atau disebut hifa. Kelompok (kumpulan ) hifa
membentuk semacam jaringan disebut miselium
Hifa fertil : membentuk sel reproduksi (spora/konidia)
Hifa vegetatif: berfungsi menyerap makanan
hifa bersekat
hifa tak bersekat
Macam-macam jenis jamur
1. Zygomycota
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama
pada pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua
gametangium yang menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan
penghubung.
Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a. Biasa hidup sebagai saprofit;
b. Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga
terlihat seperti pipa atau buluh
c. Dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga
sporanya merupakan sel-sel yang berdinding
d. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang
berasal dari sporangium yang telah pecah.
e. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua
hifa, yaitu hifa betina dan hifa jantan.
2. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan
membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil) yang disebut askus.
Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan
askospora melalui beberapa tahap, yaitu:
a. perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium
betina,
b. bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan
plasmolisis,
c. bersatunya inti yang berasal dari gametangium yang disebut dengan
kariogami, dan
d. kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi,
dilanjutkan dengan pembentukan askospora secara endogen menurut
pembentukan sel bebas. Perkembangbiakan secara aseksual dapat
dilakukan dengan pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan.
3. Basidiomycota
Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini
dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau
substrat lainnya. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang
seperti payung, bola atau papan. Misalnya, jamur merang (Volvariella
volvacea) dengan tubuh buah berbentuk payung. Secara umum, tubuh
buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah (stipe), tudung
(pileus), volva, dan bilah (lamella). Perkembangbiakan aseksual
Basidiomycotina dilakukan dengan pembentukan konidia dan secara
seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa + dan hifa –,
terjadi di dalam tanah, menghasilkan hifa dikariotik yang dengan cepat
tumbuh menjadi tubuh buah (basidiokarp). Perkembangan basidiokarp
terjadi di atas permukaan tanah sampai dengan dihasilkannya
basidiospora.Pembentukan basidiospora terjadi di dalam basidium yang
terletak di permukaan bawah tudung basidiokarp. Basidiomycota
merupakan kelompok jamur yang pembentukan sporanya terjadi di atas sel
yang disebut dengan basidium.. Basidiomycota merupakan jamur yang
mudah dikenali. Jamur ini memiliki tubuh buah seperti payung.
4. Deuteromycota (Jamur Imperfeksi)
Jamur Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan
konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus
maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota
atau Basidiumycota.
Stadium kanker (contoh : kanker payudara)
Stadium 1 : Tumor ukuran kurangdari 2cm/1in. Kelenjar getah bening di
ketiaktidak terpengaruh dan tidak ada tanda-tanda bahwa kanker telah menyebar
di tempat lain di tubuh.
Stadium 2 : Tumor ukuran antara 2 – 5cm, atau kelenjar getah bening di ketiak
yang terpengaruh, atau keduanya. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa kanker
telah menyebar lebih lanjut.
Stadium 3 : Tumor lebihbesardari 5cm dan mungkin melekat pada struktur
sekitarnya seperti otot atau kulit. Kelenjar getah bening biasanya terkena, tetapi
tidak ada tanda-tanda bahwa kanker telah menyebar.
Stadium 4 : Tumor ukuran apapun, tetapi kelenjar getah bening biasanya
terpengaruh dan kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh. Ini adalah
kanker payudara sekunder atau metastatik. Kanker payudara yang telah kembali
setelah pengobatan awal yang dikenal sebagai berulang kanker payudara.
Stadium kankerpayudaraberdasarkanpenilaian TNM
Salah satucara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium dari kanker
adalahsystem TNM. System ini menggunakan tiga criteria untuk menentukan
stadium kanker.Yaitu :
1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya
( T, Tumor )
2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. ( N, Node )
3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis )
• T (Tumor size), ukurantumor :
T 0 :tidakditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm ataukurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapasaja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :
N 0 : tidak terdapat metastasis padakgb regional di ketiak / aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masihdapatdigerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulitdigerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb
di mammary interna di dekattulang sternum
• M (Metastasis) ,penyebaran jauh :
M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
1.2.2.2. Setelah masing-masing faktor T,.N,M didapatkan, ketiga factor tersebut
kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :
Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium 2A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium 2B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium 3A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0
Stadium 3B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium 3C : Tiap T N3 M0
Stadium 4 : Tiap T-Tiap N –M1
DAFTAR PUSTAKA
Baron. 2001. Kapita Selekta Patologi Klinik. Jakarta : EGC
FKUI. 2000. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI Press.
FKUI. 1995. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Jawetz, dkk. 2004. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Robbins, dkk. 2003. Patologi Robbins volume 1. Jakarta : EGC.
http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/beda-fase-litik-dan-
lisogenik.html