LAPORAN HASIL DISKUSI
PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Komunitas
SKENARIO “Jaga Kesehatan Ibu Saat Hamil Ya...”
Minggu ke-13
Tanggal 13 Desember s.d 19 Desember 2013
Grup G
TYSKA AULIA A
MUCHAMMAD ILHAM GUMILAR
AGNES WIDYASARI
AFIFA NUR SALIMA
MUSTIKA ARUM H W P J
LAILY EKAWATI CANDRA
ANA DWI FIBRIYANTI
SAFHIRA ROVIDA
LUCKY ASTRIDA E.
KARINA MUTHIA SHANTI
ERIKA DAMAYANTI
DIAN NUR ARIANI
ADISTI DYAH PERMATANINGTYAS
JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2
ISI...............................................................................................................................................................3
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI......................................................................................................3
B. SKENARIO............................................................................................................................................3
C. DAFTAR UNCLEAR TERM......................................................................................................................3
D. DAFTAR CUES......................................................................................................................................4
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.............................................................................................................4
F. HASIL BRAINSTORMING.......................................................................................................................5
G. HIPOTESIS............................................................................................................................................8
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE...................................................................................................10
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..............................................................................................................26
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................28
TIM PENYUSUN...........................................................................................................................................29
2
ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
CD.40 Mahasiswa mampu mengawasi screening status gizi suatu populasi atau masyarakat
B. SKENARIO
Jaga Kesehatan Ibu Saat Hamil Ya...
54% ibu setelah melakukan survey memiliki Hb yang rendah bila dibandingkan PHI. Kadar Hb adalah salah
satu parameter dari banyak parameter dalam penetuan prevalensi IDA. Melihat besarnya persentase IDA
yang terjadi, maka akan dilakukan pengkajian indirect assessment menggunakan questionnaire
terstruktur yang sistematis dan telah diuji sebelum digunakan untuk mengukur.
C. DAFTAR UNCLEAR TERM
1. PHI
Karakteristik populasi dari subjek yang diukur untuk menjelaskan beberapa aspek kesehatan pada
populasi tersebut (European Community Health Indicators, 2013). Digunakan untuk mengukur,
mengkarakteristikkan, dan membandingkan kondisi kesehatan dari populasi yang berbeda (Surjan,
2005)
2. IDA
Iron deficiency anemia, anemia defisiensi besi. Anemia yang disebabkan karena kekurangan besi
sebagai penyebab utama (Kamus Gizi).
3. Indirect Assessment
Metode yang menggunakan indeks kesehatan komunitas berdasarkan survey konsumsi makanan, vital
statistik dan ekologi (Supariasa, 2001).
4. Kuesioner
Instrumen survey yang terdiri dari beberapa pertanyaan secara tertulis secara terstruktur dan
sistematis yang diberikan pada kelompok orang untuk menjawabnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2006).
5. Nutritional Survey
Teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data penyelidikan peninjauan dan pengukuran,
dilakukan sekali kepada populasi yang mengalami masalah malnutrisi sehingga dapat diketahui status
gizi pada populasi tersebut (Kamus Pintar Bahasa Indonesia)
6. Prevalensi
Jumlah total kasus penyakit tertentu yang terjadi pada waktu dan wilayah tertentu (Kamus Dorland,
2011).
7. Parameter
3
Konstanta yang berbeda sesuai dengan kasus tertentu, memiliki nilai tetap pada suatu kasus tetapi
nilai yang beda pada kasus lain (Kamus Dorland, 2011)
8. Hb
Hemoglobin: pigmen pembawa oksigen pd eritrosit dibentuk oleh eritrosit yg sedang berkembang di
sumsum tulang (Kamus Dorland, 2011)
9. Persentase
Bagian dr keutuhan yg dinyatakan dlm persen (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia)
10. Sistematis
Berdasarkan urutan, mengikuti rencana yg tetap (Kamus Oxford)
11. Pengkajian
Kajian: penyelidikna tentang sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia )
12. Terstruktur
Struktur: Cara bagaimana sesuatu disusun (Kamus Pintar Besar Indonesia)
D. DAFTAR CUES
1. Ahli gizi mampu membandingkan hasil survey kadar Hb dengan PHI.
2. Ahli gizi mampu mengetahui kadar Hb merupakan salah satu parameter dalam menentukan
prevalensi Iron Deficiency Anaemia.
3. Ahli gizi mampu melakukan pengkajian indirect assessment terhadap populasi ibu hamil untuk
mengetahui prevalensi Iron Deficiency Anaemia menggunakan questionnaire secara terstruktur dan
sistematis yang telah diuji sebelumnya.
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Apa yang dimaksud dengan Iron Deficiency Anaemia (pengertian secara umum menurut sumber
komunitas)? Apa saja faktor risiko/penyebab Iron Deficiency Anaemia?
2. Apa pengertian prevalensi IDA/anemia menurut sudut pandang komunitas?
3. Apa yang dimaksud dengan PHI?
4. Bagaimana PHI Iron Deficiency Anaemia berdasarkan parameter kadar Hb?
5. Apa saja parameter yg digunakan dalam menentukan prevalensi Iron Deficiency Anaemia pada
ibu hamil beserta PHInya? Dan bagaimana cara pengukurannya?
6. Parameter apa yang paling sensitif untuk mengetahui Iron Deficiency Anaemia? Hb atau yg
lainnya? Mengapa?
7. Apa yang dimaksud dengan indirect assessment? Apa saja metode yang termasuk indirect
assessment? Apa metode yang tepat sesuai skenario?
8. Apa yang dimaksud dengan questionnaire (dari sudut pandang komunitas)? Apa saja jenis
questionnaire? Komponen apa saja yang harus terdapat di dalamnya?
4
9. Apa tujuan, kelebihan, dan kekurangan dari questionnaire?
10. Bagaimana tahapan dalam pembuatan questionnaire yang terstruktur dan sistematis?
11. Bagaimana cara membuat questionnaire yg sensitif untuk Iron Deficiency Anaemia?
12. Bagaimana cara untuk menguji questionnaire sebelum digunakan? Beserta indikator quality
control dan langkah uji kelayakan.
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Apa yang dimaksud dengan Iron Deficiency Anaemia (pengertian secara umum menurut sumber
komunitas)? Apa saja faktor risiko/penyebab Iron Deficiency Anaemia?
IDA merupakan Iron Deficiency Anaemia yang disebabkan kekurangan zat besi.
Faktor resiko:
- Kurangnya asupan Fe karena kurangnya konsumsi zat yg dapat membantu absorbsi Fe
- Faktor ekonomi
- Konsumsi zat inhibitor zat besi
- Pendidikan
- Adanya kondisi khusus seperti kehamilan dan remaja yang membutuhkan asupan Fe yang
cukup.
2. Apa pengertian prevalensi IDA/anemia menurut sudut pandang komunitas?
Prevalensi Iron Deficiency Anaemia merupakan besaran kejadian anemia defisiensi besi pada suatu
populasi di periode dan wilayah tertentu.
3. Apa yang dimaksud dengan PHI?
Public health indicator, merupakan indikator suatu masalah kesehatan di dalam populasi apakah
menjadi suatu masalah publik atau tidak.
4. Bagaimana PHI Iron Deficiency Anaemia berdasarkan parameter kadar Hb?
(belum ada jawaban di DK 1)
5. Apa saja parameter yg digunakan dalam menentukan prevalensi Iron Deficiency Anaemia pada
ibu hamil beserta PHInya? Dan bagaimana cara pengukurannya?
a. Parameter selain Hemoglobin:
- Kadar besi serum di darah Metode Sahli (LO)
- Transferin
- Hematokrit
- Serum ferritin (tempat besi disimpan)
- Serum retinol ASI
- MCV, MCHC, MCH
b. PHI parameter lain: (belum ada jawaban di DK 1)
5
6. Parameter apa yang paling sensitif untuk mengetahui Iron Deficiency Anaemia? Hb atau yang
lainnya? Mengapa?
- Serum feritin (tempat besi disimpan) mahal
- MCV, MCHC, MCH
Alasan: (belum ada jawaban di DK 1)
7. Apa yang dimaksud dengan indirect assessment? Apa saja metode yang termasuk indirect
assessment? Apa metode yang tepat sesuai skenario?
Indirect assessment adalah pengkajian status gizi secara tidak langsung pada objek tetapi melalui
media dietary assessment dan health vital statistic.
Yang tepat sesuai skenario adalah keduanya.
8. Apa yang dimaksud dengan kuesioner (dari sudut pandang komunitas)? Apa saja jenis
questionnaire? Komponen apa saja yang harus terdapat di dalamnya?
Instrumen survey yang terdiri dari beberapa pertanyaan tertulis secara terstruktur dan sistematis
yang diberikan pada kelompok orang untuk menjawabnya.
9. Apa tujuan, kelebihan, dan kekurangan dari questionnaire?
a. Tujuan:
- Menggali info penyebab terjadinya suatu masalah kesehatan.
- Mengetahui prevalensi suatu masalah kesehatan.
b. Kelebihan:
- Mengetahui langsung penyebab terjadinya suatu masalah kesehatan.
c. Kelemahan:
- Kalo uji kelayakan tidak berhasil, maka hasil survey juga tidak akurat
- Perlu skill khusus dalam membuat questionnaire
10. Bagaimana tahapan dalam pembuatan questionnaire yang terstruktur dan sistematis?
- Diambil dari Project Planning Matrix
- Mengetahui masalah yang akan dikaji
- Mengetahui tujuan questionnaire
- Mengetahui data apa saja yang akan dianalisis dan dimasukkan ke dalam questionnaire
- menganalisis pertanyaan dan mengumpulkan pertanyaan
11. Komponen apa saja yg harus ada di questionnaire sehingga dapat dikatakan terstruktur dan
sistematis?
- Kop questionnaire, berupa nama instansi penelitian
- Tanggal pengisian questionnaire
- Kode responden, harus ada di setiap halaman
- Kode interviewer, harus ada di setiap halaman
- Kode wilayah, nama dusun/desa
6
- Data pribadi responden
- Pertanyaan, di lembar sebelah kanan terdapat kolom penilaian yang diisi kode
- Form kesediaan menjadi responden
- Urutan halaman
12. Bagaimana cara membuat questionnaire yg sensitif untuk Iron Deficiency Anaemia?
- Isi pertanyaan disesuaikan dengan masalah Iron Deficiency Anaemia
- Pertanyaan berupa multiple choice/pilihan ganda dan tidak membingungkan responden
- Peneliti membuat pilihan jawaban yang dapat membuat jawaban responden spesifik
- Pertanyaan sederhana dan tidak bertele-tele
- Bahasa mudah dimengerti
13. Bagaimana cara untuk menguji questionnaire sebelum digunakan? Beserta indikator quality
control dan langkah uji kelayakan.
- Langkah uji questionnaire :
a. Questionnaire diujikan kepada populasi lain yang bukan masuk responden penelitian
tersebut.
b. Langkah lanjutan: Jika hasilnya kurang spesifik seperti yang diinginkan peneliti, maka
dilakukan revisi.
c. Dibandingkan dengan questionnaire terstandar.
d. Setelah kuesioner selesai dibuat, selanjutnya dilakukan trial yaitu:
1) Mencari populasi pengujian yang sifatnya mirip dengan target populasi.
2) Mencari enumerator (petugas survey).
3) Menanyakan kesediaan responden.
4) Melakukan pengisian questionnaire
5) Mengkaji hasilnya, kalau hasilnya kurang spesifik seperti yang diinginkan peneliti
(layak/tidak layak) harus ada revisi
6) Jika layak, peneliti melakukan revisi berupa quality control yaitu:
- Meneliti letak kesalahannya
- Mencari alternatif pertanyaan
- Kembali pada poin 4
- Indikator kelayakan (quality control) :
(belum ada jawaban di DK 1)
7
G. HIPOTESIS
Iron Deficiency Anaemia pada ibu hamil
Parameter & Metode
Pengukuran
Faktor penyebaba. Penyebab langsung: jumlah besi
dalam makanan tidak cukup, absorpsi zat besi yang rendah, kebutuhan zat besi meningkat, peningkatan kehilangan zat besi, penyakit yang diderita
b. Penyebab tidak langsung
Pengertian:Anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritopoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang.
Storage pool:- Serum Ferritin (µg/L) Darah vena
atau kapiler, Dried Blood Spot, ELISA method.
- Marrow Iron
Plasma pool:- TIBC (µg/dl) Darah vena,
Chromogenic method- Serum Iron (µg/dl)- Transferin saturation (%)
Darah vena, Dikalkulasi dari nilai TIBC dan serum iron
Red Blood Cell pool:- RDW- MCV (fL)- MCH (pg)- MCHC(g/L)- Hemoglobin (g/dl) Darah vena atau kapiler,
Dried Blood Spot, HomoCue, Cyanmethemoglobin, Oxyhemoglobin, CopperSulphate Densitometry, Hemoglobin Color Scale, Sahli-Hellige, Alkaline-Hematin
- Hematocrit (%) Whole Blood, Centrifugation
Public Health Indicator (PHI) Definisi: Karakteristik populasi dari subjek yang diukur untuk menjelaskan beberapa aspek kesehatan pada populasi tersebut. Digunakan untuk mengukur, mengkarakteristikkan, dan membandingkan kondisi kesehatan dari populasi yang berbeda.
PHI IDA:Menurut Hemoglobin dan Hematokrit: Severe (> 40); Moderate (20-39,9); Mild (5-19,9); Normal (< 4,9)
Prevalensi:Data statistik yang merefleksikan proporsi populasi (-2SD dari rata-rata populasi yang normal dengan usia dan jenis kelamin yang sama pada wilayah yang sama) yang mengalami anemia defisiensi zat besi >5% dari populasi.
9
Indirect Assessment
Faktor EkologiStatistik VitalSurvey Konsumsi Makanan
Kuesioner Pengertian: Suatu teknik pengumpulan informasi yang dioperasionalkan ke dalam bentuk item pertanyaan dan pernyataan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden dalam rangka pengumpulan data sesuai tujuan penelitian.Kuesioner sistematis dan terstruktur
Pre-test
Uji coba kuesionerKuesioner sensitif IDA: Komponen:- Request for
cooperation- Instructions- Actual questions- Classification data- Identification data
Tahapan pembuatan:1. Conceptual frame2. Pembuatan kuesioner- Tetapkan informasi- Tentukan jenis kuesioner dan
metodenya.- Tentukan isi pertanyaan- Tentukan bentuk respon
pertanyaan- Perhatikan kata-kata
Tentukan urutan pertanyaan - Tentukan karakteristik fisik
kuesioner- Uji langkah 1-7, revisi jika
perlu.- Uji Awal kuesioner, revisi jika
perlu
Kekurangan:respon responden mungkin rendah, tidak menarik, responden tidak teliti dalam menjawab, sulit dicari validitasnya, responden tidak jujur, dapat menimbulkan bias.
Kelebihan:lebih ekonomis, mudah pengisiannya, mudah dianalisis, tidak terlalu mengganggu waktu responden, tidak memerlukan hadirnya peneliti.
Yield-test
Uji kelayakan (Quality Control)
10
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1. Apa yang dimaksud dengan Iron Deficiency Anaemia (pengertian secara umum menurut sumber
komunitas)? Apa saja faktor risiko/penyebab Iron Deficiency Anaemia?
Pengertian
Anemia Deficiency Besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh
(depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritopoesis berkurang, yang pada akhirnya
pembentukan hemoglobin berkurang. Kelainan ini ditandai dengan penurunan serum besi, TIBC
(Total Iron Banding Capacity) meningkat, saturasi transferin menurun, feritin serum menurun, dan
pemecahan besi sumsum tulang negatif.
Penyebab Anemia Defisiensi Besi
Penyebab Langsung Penyebab Tidak Langsung
Jumlah besi dalam makanan tidak cukup - Ketersediaan zat besi dalam bahan makanan
rendah
- Praktek pemberian makanan kurang baik
- Keadaan sosial ekonomi yang rendah
- Diet vegetarian
- Makrobiotik diet
- Asupan daging, ikan, unggas, dan makanan
fortifikasi besi yang rendah
- Meal skipping
- Kurang mengonsumsi heme
- Komposisi makanan yang kurang beragam
Absorpsi zat besi yang rendah - Terdapat zat-zat yang menghambat absorpsi
- Rendahnya asupan makanan yang
mengandung vitamin C
- Adanya riwayat anemia defisiensi besi
- Kurangnya enzim
Kebutuhan zat besi meningkat - Pertumbuhan fisik (bayi, anak usia 1-5 tahun,
remaja)
- Kehamilan dan menyusui
- Latihan fisik yang berat seperti lari jarak jauh,
renang, bersepeda
- Latihan fisik yang sering
Peningkatan kehilangan zat besi - Periode menstruasi yang lama dan banyak
- Penggunaan aspirin dan obat anti inflamasi
jangka panjang seperti ibuprofen atau
kortikosteroid
- Donor darah yang sering
- Perdarahan kronis
Penyakit yang diderita - Infeksi parasit
- Inflamatory bowel disease
- Hemolisis karena malaria
- Cacat bawaan dalam sisntesa Hb
- Hematuria pada ginjal
- Infeksi cacing tambang
- Melena
- Celiac disease
(WHO, 2001; Husaini, 1989 dalam Arlinda, 2004)
2. Apa pengertian prevalensi IDA/anemia menurut sudut pandang komunitas?
Prevalensi Iron Deficiency Anaemia/IDA adalah suatu data statistik yang merefleksikan proporsi
populasi yang mengalami anemia defisiensi zat besi yang merupakan fase terakhir yang paling
parah dari defisiensi zat besi.
Ketika kadar hemoglobin individu berada di bawah dua standar deviasi (-2 SD) dari rata-rata
populasi yang normal dengan usia dan jenis kelamin yang sama pada wilayah yang sama, maka
dapat dikatakan prevalensi Iron Deficiency Anaemia muncul. Dalam populasi normal, 2,5% dari
populasi dianggap sebagai ambang batas. Iron Deficiency Anaemia dianggap sebagai masalah
kesehatan masyarakat hanya bila konsentrasi hemoglobin melebihi 5,0% dari prevalensi, sehingga
prevalensi Iron Deficiency Anaemia dalam populasi adalah statistik dari konsep fisiologis yang
mencerminkan proporsi penduduk yang mengalami anemia zat besi.
Meskipun penyebab terbanyak anemia adalah anemia defisiensi besi, tetapi anemia defisiensi besi
jarang timbul sebagai penyebab tunggal. Lebih sering bersama-sama dengan beberapa penyakit
seperti: malaria, infeksi parasit, kekurangan gizi, dan hemoglobinopati. Kelompok masyarakat yang
paling rentan dan memiliki efek sangat merugikan adalah ibu hamil dan anak-anak.
(WHO, 2001; Lubis, 2010).
3. Apa yang dimaksud dengan PHI?
12
Karakteristik populasi dari subjek yang diukur untuk menjelaskan beberapa aspek kesehatan pada
populasi tersebut. Digunakan untuk mengukur, mengkarakteristikkan, dan membandingkan kondisi
kesehatan dari populasi yang berbeda (Surjan, 2005; European Community Health Indicators, 2013)
4. Bagaimana PHI Iron Deficiency Anaemia berdasarkan parameter kadar Hb?
a. Cut-off Hemoglobin dan hematokrit berdasar umur
(Centers for Disease Control and Prevention, 1998)
b. Cut-off kadar Hb (pada Wanita Usia Subur)
Stage Hb (gr/dL)
Normal Iron status > 12
Anemia < 12
Depleted iron stores -
Iron def eritropoesis >12
Iron def anemia <12
(Chandyo, 2006)
c. PHI IDA menurut Hemoglobin dan Hematokrit
Kategori Public Health Significance Prevalensi Anemia (%)
Severe > 40
Moderate 20-39,9
Mild 5-19,913
Normal < 4,9
(WHO, 2001)
5. Apa saja parameter yg digunakan dalam menentukan prevalensi Iron Deficiency Anaemia pada
ibu hamil beserta PHInya? Dan bagaimana cara pengukurannya?
IDA merupakan tingkatan paling akhir dari defisiensi besi. Parameter yang digunakan dalam
identifikasi defisiensi besi secara umum maupun untuk wanita hamil antara lain :
IRON STATUSIRON REPLATE
Normal
STAGE 1
Iron depleted
STAGE 2
Iron deficient
erythropoiesis
STAGE 3
Iron
deficiency
Commonly Used
Method
STORAGE POOL:
Serum Ferritin
(µg/L)
Marrow Iron
>12
2-3+
<12
0-1+
<12
0
<12
0
Darah vena atau
kapiler, Dried Blood
Spot, ELISA method
PLASMA POOL:
TIBC (µg/dl)
Serum Iron
(µg/dl)
Transferin
saturation (%)
300-360
65-165
20-50
360
115
30
390
<60
<15
410
<40
<10
Darah vena
Chromogenic
method
Darah vena
Dikalkulasi dari nilai
TIBC dan serum iron
RED BLOOD
CELL POOL:
RDW
MCV (fL)
MCH (pg)
Normal
77-85
27-32
Normal
77-85
27-32
Normal
77-85
27-32
Normal
<77
<27
14
MCHC(g/L)
Hemoglobin
(g/dl)
Hematocrit (%)
320-360
≥11 (pregnant)
≥12 (non
pregnant , >15
thn)
>36 (non
pregnant , >15
thn)
>33 (pregnant)
320-360
≥ 11
(pregnant)
≥ 12 (non
pregnant ,
>15 thn)
>36 (non
pregnant ,
>15 thn)
>33
(pregnant)
320-360
≥ 11
(pregnant)
≥12 (non
pregnant , >15
thn)
>36 (non
pregnant , >15
thn)
>33 (pregnant)
<320
<11
(pregnant)
<12 (non
pregnant)
≤36 (non
pregnant ,
>15 thn)
≤33
(pregnant)
Darah vena atau
kapiler
Dried Blood Spot
HomoCue
Cyanmethemoglobin
Whole Blood
Centrifugation
method
(Muhammad dan Sianipar, 2005; Lammi-Keefe et al., 2006; Fahmida et al., 2007)
Metode Pengukuran Hb :
a) Cyan methemoglobin method
Sejumlah darah dilarutkan kedalam reagen larutan Drabkins, kemudian kadar Hb dideteksi
dengan fotometer.
b) HemoCue System
Metode kuantitatif dalam menentukan kadar Hb yang relatif cepat karena tidak perlu
dilarutkan dalam reagen, deteksi dengan fotometer portable.Metode ini memiliki hasil akurat
dan presisi.
c) Alkaline-Hematin Method
Mendeteksi estimasi sebenarnya dari Hb, bakan HbCO, akan tetapi kurang akurat
dibandingkan HICN dan HbO2.
d) Sahli-Hellige
Kurang akurat dan kurang presisi karena acid-hematin yang tidak stabil, mudah hilang. Tidak
valid untuk mengukur Hb bayi <3 bulan.
e) Hemoglobin Color Scale
Terdiri atas degradasi warna pada kertas, menunjukkan level Hb antara 4-14g/dl. Kadar Hb
ditunjukkan dengan darah yang terabsorbsi pada kertas.
f) CopperSulphate Densitometry
Metode kualitatif menunjukkan kemampuan Copper sulphate membentuk suspense pada
sampel darah untuk mengukur specific gravity.
15
g) Oxyhemoglobin method
Metode pengukuran Hb yng presisi dan murah, tetapi tidak dapat dikalibrasi.
(Alemu et al., 2006)
6. Parameter apa yang paling sensitif untuk mengetahui Iron Deficiency Anaemia? Hb atau yg
lainnya? Mengapa?
Parameter yang sensitif mendeteksi Iron Deficiency Anemia (IDA), menurut WHO adalah
hemoglobin dan serum ferritin. Akan tetapi, serum ferritin tidak valid untuk ibu hamil pada
trimester 2 dan trimester 3 karena merupakan kejadian normal terjadi penurunan serum ferritin,
meskipun sumsum tulang belakang dapat memproduksi eritrosit secara normal. (WHO et al, 2001;
Lammi-Keefe et al, 2006)
Serum hemoglobin atau hematokrit merupakan tes screening primer untuk mendeteksi anemia,
dan sensitivitasnya baik untuk mendeteksi IDA meskipun spesifitasnya kurang. Selain itu,
hemoglobin adalah salah satu parameter yang biayanya terjangkau dan mudah dalam
penggunaannya. Parameter hematokrit juga biasanya dilakukan dalam screening untuk mendeteksi
IDA, tetapi dinyatakan bahwa hematokrit tidak lebih menguntungkan daripada hemoglobin. Akan
tetapi hematokrit membutuhkan listrik yang stabil untuk peralatannya dan hanya sensitif terhadap
severe iron deficiency (WHO et al, 2001; US Preventive Services Task Force, 2006).
7. Apa yang dimaksud dengan indirect assessment? Apa saja metode yang termasuk indirect
assessment? Apa metode yang tepat sesuai skenario?
Indirect Assessment adalah metode yang menggunakan indeks kesehatan komunitas berdasarkan
survey konsumsi makanan, vital statistik dan ekologi.
Metode indirect assessment:
a. Survey Konsumsi Makanan (Dietary) : dengan menilai jumlah dan jenis konsumsi makanan
yang dikonsumsi.
b. Vital statistik: dengan menganalisa angka kematian, umur, dan lain-lain.
c. Ekologi: berdasarkan sosioekonomi, pengaruh budaya, pendidikan
(Supariasa, 1969)
Metode indirect assessment yang tepat sesuai dengan skenario adalah ketiganya, yaitu survey
konsumsi makanan, vital statistik dan ekologi.
8. Apa yang dimaksud dengan questionnaire (dari sudut pandang komunitas)? Apa saja jenis
questionnaire? Komponen apa saja yang harus terdapat di dalamnya?
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang dioperasionalkan ke dalam bentuk item
pertanyaan dan pernyataan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden dalam
16
rangka pengumpulan data sesuai tujuan penelitian, yang memungkinkan analisis mempelajari
sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang dalam organisasi. (Ifa, 2008;
Bardosono)
Jenis kuesioner:
1) Jenis kuesioner berdasarkan cara responden menjawab, diantaranya adalah:
a. Kuesioner tidak berstruktur (terbuka) ialah kuesioner yang disajikan dalam bentuk
sederhana sehingga responden dapat memberikan jawaban bebas sesuai dengan
kehendak dan keadaannya. Jawaban bebas disini maksudnya adalah uraian berupa
pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang
dipertanyakan setiap item pada kuesioner. Contoh pertanyaan kuesioner terbuka
“Bagaimana pendapat anda mengenai kenaikan standar nilai UN?”
b. Kuesioner berstruktur (tertutup) ialah jenis kuesioner yang setelah rumusan
pertanyaannya disediakan pula alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden.
Pertanyaan-pertanyaan diajukan dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada
semua responden ketika mengumpulkan data, para responden diatasi untuk memilih satu
diantara jawaban yang disediakan peneliti (Hendri, 2009). Kuesioner berstruktur
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
- Kuesioner berstruktur dengan pertanyaan tertutup ialah kuesioner yang telah
menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih responden tanpa kemungkinan
jawaban lain. Contohnya “Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang
telah berlangsung tadi?”
a. sangat baik b. baik c. cukup d. kurang e. sangat kurang
- Kuesioner berstruktur dengan pertanyaan terbuka merupakan jenis pertanyaan
kuesioner yang juga termasuk kedalam kuesioner tertutup, maksudnya alternatif
jawabannya berbentuk pilihan ganda tetapi peneliti berasumsi dari jawaban yang
telah disediakan untuk setiap pertanyaan mungkin tidak ada jawaban yang sesuai
atau tepat, sehingga responden perlu diberi kesempatan untuk menyampaikan
jawaban lain yang lebih tepat.
Contoh : Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
a. Pembelajaran yang menyenangkan
b. Pembelajaran yang humoris
c. Pembelajaran yang santai
d. Pembelajaran yang komunikatif
e. ………………………………….
- Kuesioner berstruktur dengan jawaban singkat (short answer item), kuesioner jenis
ini merupakan gabungan atau kombinasi antara kuesioner tidak berstruktur dengan
17
kuesioner berstruktur. Contoh “Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru?”
2) Jenis kuesioner berdasarkan bentuknya, antara lain :
a. Kuesioner pilihan ganda (sama dengan kuesioner tertutup)
b. Kuesioner isian, seperti kuesioner tercheck list/ daftar cek, sehingga responden tinggal
membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
(Millis, 2003)
Komponen kuesioner:
1. Request for cooperation
Suatu teks yang menyatakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner, baik berupa paragraf maupun surat pernyataan.
2. Instructions
Instruksi pengisian kuisioner, ditulis dengan jelas, sederhana, dan mudah dipahami.
3. Actual questions
Terdiri atas pertanyaan-pertanyaan pasti secara sistematis. Dalam kuisioner terstruktur dan
sistematis, pertanyaan diberikan dalam bentuk closed question with ordered choice atau
pertanyaan yang sudah diberikan butir-butir jawabannya. Pertanyaan yang dapat
dicantumkan untuk kuisioner dengan sasaran ibu hamil yaitu: pemenuhan kebutuhan zat gizi,
pola makan, craving, penggunaan suplemen, pengetahuan, kesehatan mulut, keamanan
pangan, dan aktivitas fisik.
4. Classification data
Mencakup data demografi responden.
5. Identification data
Terdiri atas identitas responden.
(Fairfax Country Department, 2012; USDA, 2006)
Prinsip Kuesioner:
- Menggunakan kalimat yang pendek dan simpel
- Menanyakan satu informasi pada satu pertanyaan
- Tidak menggunakan kata-kata yang berkonotasi negatif
- Membuat pertanyaan sesuai tingkat pengetahuan dan informasi dari target yang dituju
- Memperhatikan pertanyaan yang mendetail. (Leung, 2001)
- Jika terdapat penggunaan kata asing dapat ditambahkan penjelasan dengan bahasa yang biasa
digunakan oleh target populasi. (Kirklees Council, 2008)
9. Apa tujuan, kelebihan, dan kekurangan dari questionnaire?
18
a. Tujuan
- Mengumpulkan informasi faktual dalam mengklasifikasikan kelompok orang
- Mendapatkan informasi langsung terkait kebiasaan seseorang
- Mengetahui pendapat sebuah kelompok mengenai isu isu tertentu
- Mengumpulkan basis data yang dapat dilihat kemudian untuk. (Kirkless, 2008)
b. Kelebihan
- Kelebihan kuesioner secara umum
a) Kuesioner dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan metode yang lain
b) Kuesioner mudah dianalisis
c) Kuesioner tidak terlalu mengganggu waktu dari responden
d) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. (Saleh, 2008)
- Kelebihan kuesioner apabila diisi sendiri oleh responden
a) Dapat menjangkau banyak orang dengan biaya yang rendah
b) Responden dapat mengisi sendiri sesuai dengan waktu yang mereka miliki.
- Kelebihan kuesioner apabila diisi oleh interviewer: Face to face kuesioner membuat
pengidentifikasian orang lebih mudah. (Kirkless, 2008)
c. Kekurangan
- Kekurangan kuesioner secara umum
a) Respon responden rendah ketika kuesioner terlalu panjang dan rumit
b) Kuesioner dianggap tidak menarik
c) Responden tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang tidak terjawab
d) Sulit dicari validitasnya
e) Responden sengaja memberikan jawaban yang tidak bebas dan jujur. (Eiselen, 2005)
- Kekurangan kuesioner apabila diisi sendiri oleh responden
a) Kontrol yang sedikit pada postal kuesioner dapat menimbulkan bias
b) Postal kuesioner tidak cocok diberikan pada orang yang memiliki gangguan membaca
dan melihat.
- Kekurangan kuesioner apabila diisi oleh interviewer
a) Membutuhkan interviewer yang telah dilatih sebelumnya
b) Kuesioner membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk responden dan intensive
labor dibandingkan dengan metode yang lain. (Kirkless, 2008)
10. Bagaimana tahapan dalam pembuatan questionnaire yang terstruktur dan sistematis?
1) Conceptual frame: suatu proses menspesifikasikkan tujuan, konsep, dan definisi survey
sebelum pertanyaan dirumuskan, perlu dilakukan survey pada literatur dan sumber informasi
lainnya. Terdiri dari:
19
a. Literature search: diperlukan untuk mengetahui isu, data statistik dan sumber daya yang
tersedia. Juga perlu mencari tahu masalah dasar untuk membantu peneliti dalam
membuat stuktur kuisioner.
b. Menentukan tujuan: menetukan apa yang akan dicapai dan diukur
c. Menentukan strategi penelitian dan operasinya
d. Explore concept (FGD & in-depth-interview) : melakukan FGD/interview pada beberapa
responden yang representatif untuk menggali informasi
e. Membuat skema kuiesioner: suatu skema/bagan yang menunjukkan unit,item,dan
hubungannya yang akan dibahas pada kuisioner. Antar unsur dihubungkan secara logis
dengan garis.
f. Mendefinisikan variabel dan membuat draft rencana dalam tabel: menuliskan variabel
yang bersumber dari kenyataan yang ada, ditulis pada tabel.
2) Membuat pertanyaan kuisioner
Langkah 1 : Tetapkan informasi yang ingin diketahui
- Pastikan bahwa anda mempunyai pemahaman yang baik tentang suatu isu dan apa saja
yang ingin anda ketahui (kecuali untuk belajar). Susunlah pertanyaan riset anda
sedemikian rupa, tetapi jangan mengulang pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada
dalam kuesioner pada waktu ini.
- Buatlah daftar pertanyaan riset anda, Review pertanyaan itu secara periodic ketika anda
sedang menyusun kuesioner.
- Gunakan tabel contoh atau dummy ketika melakukan analisis data guna menentukan
pertanyaan yang akan dicantumkan dalam kuesioner.
- Lakukan pencarian atas pertanyaan mengenai isu-isu yang ada.
- Revisilah pertanyaan tentang isu-isu yang ada, dan susunlah pertanyaan baru mengenai
isu yang akan anda bahas dalam riset.
Langkah 2 : Tentukan Jenis Kuesioner dan Metode Administrasinya
- Gunakan jenis data yang dikumpulkan sebagai dasar untuk memutuskan jenis kuesioner.
- Gunakan tingkat struktur dan samara serta faktor biaya untuk menentukan metode
administrasinya.
- Bandingkan kemampuan dan keterbatasan utama dari setiap metode administrasi, serta
nilailah data yang dikumpulkan oleh masing-masing metode untuk keperluan survey.
Langkah 3 : Tentukan Isi dari masing-masing pertanyaan
- Untuk setiap pertanyaan riset yang diajukan jawabannya harus membantu riset
- Pastikan bahwa setiap pertanyaan adalah penting dan hanya berkaitan dengan isu-isu
penting
20
- Pertanyaan harus berlaku untuk setiap responden
- Hindari pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang sulit diutarakan dengan baik
Langkah 4 : tentukan bentuk respon atas setiap pertanyaan
- Tentukan mana jenis pertanyaan open-minded, dichotomous, atau pilihan ganda
- Gunakan pertanyaan terstruktur bila memungkinkan
- Gunakan pertanyaan terbuka atau open-minded yang hanya memerlukan jawab singkat
secukupnya
- Apabila menggunakan pertanyaan dichotomus nyatakan sisi negative atau alternative
secara rinci
- Menyediakan jawaban tidak tahu, tidak ada pendapat, dan keduanya
- Tunjukkan apakah item-item diisi menggunakan peringkat atau hanya memilih satu
Langkah 5 : kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan
- Gunakan kata-kata sederhana
- Hindari kata-kata atau pernyataan yang bermakna ganda
- Hindari pertanyaan yang mengandung jawaban atau menuntun
- Hindari kalimat yang sama
- Ubahlah kalimat dengan kata-kata panjang menjadi frasa pendek
- Buat pertanyaan yang spesifik
Langkah 6 : Tentukan urutan pertanyaan
- Gunakan pertanyaan yang sederhana dan menarik sebagai pembuka
- Gunakan pertanyaan yang bersifat umum terlebih dahulu, baru kemudian yang bersifat
khusus.
- Ajukan pertanyaan yang sulit atau sensitive pada bagian akhir kuesioner, ketika
hubungan yang baik telah terjamin.
- Ajukan pertanyaan sesuai alurnya.
- Ajukan pertanyaan tentang demografi pada saat terakhir sehingga jika responden
menolak menjawabnya, data yang lain masih dapat digunakan.
Langkah 7 : Tentukan karakteristik fisik kuesioner
- Buatlah kuesioner dengan professional dan secara relative agar mudah dijawab
- Gunakan kertas dan tinta cetakan yang berkualitas, jangan menggunakan kuesioner yang
difotokopi agar dapat dibaca dengan baik.
- Upayakan membuat kuesioner yang sesingkat mungkin dan hindari kesioner yang terlalu
padat.
21
- Gunakan format buku kecil dan booklet untuk memudahkan analisis dan mencegah
halaman-halaman yang hilang.
- Cantumkan nama organisasi yang melakukan survey pada halaman pertama.
- Berilah nomor pertanyaan untuk memudahkan pemrosesan data.
- Jika responden harus melewati lebih dari satu pertanyaan, gunakan “”go to”.
- Jika responden harus melewati seluruh bagian, maka gunakan kode warna pada bagian-
bagian tertentu.
- Nyatakan bagaimana respons akan dilaporkan, seperti memberi tanda check mark,
nomor, lingkaran, dan lain sebagainya
Langkah 8 : Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu.
- Periksa beberapa kata dari setiap pertanyaan untuk memastikan bahwa pertanyaan itu
tidak membingungkan dan bermakna ganda.
- Mintalah evaluasi dari rekan anda mengenai draft kuesioner
Langkah 9 : Lakukan Uji Awal atas kuesioner dan lakukan perubahan jika perlu
- Lakukan uji awal atas kuesioner pertama melalui wawancara pribadi di antara para
responden
- Mintalah komentar dari pewawancara dan responden untuk menemukan masalah
dalam tiap kuesioner
- Eliminasi pertanyaan yang tidak menyediakan info yang memadai
3) Melakukan uji kuisioner (trial questionnaire)
4) Mengaplikasikan kuisioner
(Broncate et al., 2005; Henri,.2009)
11. Bagaimana cara membuat questionnaire yang sensitif untuk Iron Deficiency Anaemia?
Cara membuat kusioner yang sensitif untuk Iron Deficiency Anaemia adalah sebagai berikut:
a. Dengan mengambil dari dietary: konsumsi susu sapi, konsumsi makanan tinggi Iron, dan
adanya suplementasi iron.
b. Memilih pertanyaan terkait Iron Defisiensi Anemia, yaitu:
- Riwayat lahir
- Riwayat kesehatan
- Diagnosis terkait anemia
- Pengetahuan ibu
- Penyebab anemia
- Faktor lain: keadaan ekonomi, kondisi rumah, konsumsi obat, lifestyle, riwayat penyakit.
22
12. Bagaimana cara untuk menguji questionnaire sebelum digunakan? Beserta indikator quality
control dan langkah uji kelayakan.
Terdapat dua metode yang saling berkelanjutan dalam menguji kuisioner yaitu :
1) Pre-field test
Pada metode ini, interviewer yang sudah ahli (expert) menyampaikan pertanyaan dalam
kuisioner dan melihat kemampuan responden menjawab dengan tepat. Dilakukan sebelum
field test dengan target sampel kecil dan lingkungan yang terkontrol (lingkungan yang sebagian
atau secara keseluruhan berbeda dengan kondisi lapangan target populasi).
Beberapa teknik dalam metode Pre-Field Testing :
a. Think aloud interview
Responden yang diuji diminta untuk menyampaikan dengan keras apa yang ada di
pikirannya yang merujuk pada jawaban kuisioner. Teknik ini digunakan untuk
mengidentifikasi kesalahan pemahaman pertanyaan dan menguji sensitivitas
pertanyaan.
b. Probing
Memeriksa jawaban dari responden dengan bantuan pertanyaan tambahan yang
ditanyakan oleh interviewer untuk mendapat informasi tambahan. Pertanyaan Probing
digunakan ketika informasi yangdidapat dari responden tidak lengkap atau
menampakkan masalah potensial dari pertanyaan yang spesifik.
c. Paraphrasing
Pada teknik ini, responden yang diuji setelah menjawab pertanyaan harus mengulang
pertanyaan dengan bahasa mereka sendiri. Teknik ini digunakan untuk melihat
pemahaman responden terhadap pertanyaan.
d. Confidence ratings
Responden yang diuji memberikan derajat kepercayaan pada jawaban mereka sendiri
dalam suatu skala. Menurut teori, kepercayaan diri yang rendah terhadap jawaban
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.
e. Sorting
Responden yang diuji diberikan beberapa topik pertanyaan yang tidak disusun secara
sistematis. Responden diminta mengurutkannya menurut kriteria mereka.
f. Vignette classification
Responden diminta menghubungkan antar pertanyaan dalam suatu konsep. Teknik ini
dapat mendeskripsikan kebiasaan atau aktifitas dari populasi responden.
g. Response latency
23
Waktu yang dihitung dengan stopwatch atau estimasi waktu antara pertanyaan dan
respon jawaban. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah dalam
menginterpretasikan pertanyaan dan memori.
2) Revisi
Setelah Pre-Field Testing dilakukan revisi pada kuisioner kemudian dpat dilanjutkan dengan
Field Testing.
3) Field testing
Metode ini dilakukan pada kondisi yang sesuai dengan di lapangan akan tetapi bukan pada
target populasi. Ukuran sampel umumnya 300 keluarga. Sampel biasanya dipilih secara acak
dan melibatkan sekitar 8 sampai 12 interviewer.
a. Behavior coding
Terdiri atas penerjemahan secara sistematis dari interaksi antara interviewer dan
responden, baik dari wawancara langsung maupun dari rekaman untuk mengevaluasi
kuisioner.
b. Interviewer debriefing
Terdiri atas diskusi yang terorganisir dari kuisioner antara interviewer dan peneliti.
c. Respondent debriefing
Melibatkan kerja sama terstruktur untuk mem-follow up seluruh pertanyaan yang telah
dijawab responden melalui focus group discussion untuk memperoleh informasi
jawaban responden secara kualitatif dan kuantitatif.
d. Follow-up interviews
Interview semi-terstruktur yang dilakukan oleh interviewer berbeda secara singkat
setelah Field Testing. Responden ditanya bagaimana menjawab pertanyaan pada saat
pertama kali interview.
(Brancato et al, 2006)
Prosedur uji kelayakan kuisioner:
Sebelum instrument/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, maka
perludilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut. Uji
validitas dan realibilitas digunakan untuk menguji data yang berasal dari daftar pertanyaan atau
kuesioner responden, validitas dan reliabilitas dapat membuktikan bahwa daftar pertanyaan dalam
kuesioner yang diisi oleh responden sudah mewakili populasi atau belum.Ada dua syarat penting
yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel
yaitu suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, sedangkan suatu kuisioner
24
dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.
a. Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya
ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variable yang
akan diukur. Validitas terdiri atas tiga, yaitu content validity (validitas isi), construct validity
(validitas konstruk), dan criterion-related validity (validitas berdasar kriteria). Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar (konstruk)
pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya
mendukung suatu kelompok variabel tertentu.
b. UJI RELIABILITAS
Reliabilitas adalah keandalan/konsistensi alat ukur (keajegan alat ukur), sehingga
reliabilitasmerupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab
hal yangberkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu
variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Setelah dilakukan uji validitas, maka
harus dilanjutkan dengan menggunakan uji reliabilitas data. Alat ukur yang reliabel pasti
terdiri dari item-item alatukur yang valid. Sehingga, setiap reliabel pasti valid, namun setiap
yang valid belum tentu reliabel. Rumus yang sering digunakan untuk uji reliabilitas adalah
Alpha Cronbach, Spearman Brown, Kristoff, Angoff, dan Rullon. Uji reliabilitas dapat
dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan.
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada
dalam sebuah angket, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel.
Analisisdimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu, baru diikuti oleh uji reliabilitas. Jadi
jika sebuahbutir tidak valid, baru otomatis ia dibuang. Butir-butir yang sudah valid baru
kemudian secarabersama diukur reliabilitasnya.
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan cara :
- Repeated Measure atau ukur ulang: seseorang akan disodori pertanyaan yang
samapada waktu berbeda, dan kemudian dilihat apakah dia tetap konsisten dengan
jawabannya
- One short atau sekali saja: pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain (Testing in the European Statistical
System. European Commission Grant Agreement.
Indicator Quality Control
1. Sample Deviation Index
25
Menunjukkan proporsi usia dan jenis kelamin pada sampel, dibandingkan dengan data
populasi dari data independen dengan asumsi terakhir dijadikan standar.
2. Response rate
Menunjukkan jumlah interview yang sudah dilakukan pada target poulasi, minimal 60 %.
3. Rate of missing data
Proporsi adanya data yang terlewat saat interview
4. Reliability coefficients for test-retest interviews
Stabilitas dari cara interview dengan respek untuk respon variabilitas pada dua kejadian
berbeda.
(Ustun, T. B, et al, 2005)
26
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
1. IDA merupakan Iron Deficiency Anaemia dimana seseorang mengalami penurunan intake Fe
dan peningkatan kehilangan zat besi. Ibu hamil merupakan salah satu faktor risiko seseorang
mengalami IDA.
2. Prevalensi IDA merupakan bagian dari kejadian anemia dan defisiensi besi, dengan
mengetahui prevalensi IDA dapat membantu untuk memonitoring dan mencegah terjadinya
defisiensi besi sehingga dapat dijadikan basis pencegahan anemia.
3. PHI merupakan Public Health Indicator yaitu karakteristik populasi dari subjek yang diukur
untuk menjelaskan beberapa aspek kesehatan pada populasi tersebut dan digunakan untuk
mengukur, mengkarakteristikkan, dan membandingkan kondisi kesehatan dari populasi yang
berbeda.
4. PHI IDA menurut Hemoglobin & hematokrit yaitu:
Kategori Public Health Significance Prevalensi Anemia (%)
Severe ≥40 skenario
Moderate 20-39,9
Mild 5-19,9
Normal <= 4,9
5. Terdapat tiga kelompok parameter dalam pengukuran prevalensi IDA pada ibu hamil yaitu
Storage pool (Serum Ferritin dan Marrow Iron), Plasma pool (TIBC, Serum Iron, Transferin
saturation), dan Red Blood Cell pool (RDW,MCV, MCH, MCHC, Hemoglobin, Hematokrit)
6. Parameter yang paling sensitif untuk mengetahui kejadian IDA pada ibu hamil yaitu Serum
hemoglobin dan hematokrit karena merupakan tes screening primer untuk mendeteksi
anemia, sensitivitasnya baik untuk mendeteksi IDA, biayanya terjangkau, dan mudah dalam
penggunaannya.
7. Metode yang membantu dalam pengumpulan data secara komunitas yaitu menggunakan
indirect assessment. Indirect assessment merupakan metode yang menggunakan indeks
kesehatan berdasarkan survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.
8. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang digunakan peneliti untuk memperoleh data
secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan. Kuesioner
harus sama untuk satu individu dan lainnya, dan juga sistematis berdasarkan urutan untuk
memudahkan alur berpikir responden.
27
9. Tahapan dalam membuat kuesioner yaitu, membuat kerangka konsep, membuat VIM,
menentukan indikator, menyusun kuesioner, trial kuesioner, ketika ada kesalahan dilakukan
revisi, lalu trial ulang.
10. Langkah pengujian kuesioner yaitu Pre-testing dan Field-testing .
B. REKOMENDASI
Skenario dalam PBL minggu ketigabelas ini dapat menambah dan memperdalam pengetahuan
mahasiswa tentang gizi di komunitas. Namun mahasiswa diharapkan mampu lebih banyak
mencari literatur yang berkaitan dengan gizi komunitas untuk menambah pengetahuan
sehingga mempermudah jalannya PBL.
28
DAFTAR PUSTAKA
Alamu, Y., et al. 2006. Hematology. Jimma University: Ethiopia
Brancato, G., et al. 2006. Handbook of Recommended Practices for Questionnarie Development and
Testing in the European Statistical System. European Commission Grant Agreement.
Broncate, G., et al. 2005.Handbook of Recommended Practice of Questionnaire Development and
Testing in The European Statistical System
Centers for Disease Control and Prevention. 1998. Recommendations to Prevent and Control Iron
Deficiency in the United States. Morb Mortal Wkly Rep; 47: 1-36.
Chandyo et al. 2006. Prevalence Of Iron Deficiency And Anemia Among Healthy Women Of
Reproductive Age In Bhaktapur, Nepal. European Journal Of Clinical Nutrition.
Eiselen, et al. 2005. Questionnaire Design. University of Johannesburg.
Fairfax Country Department. 2012. Survey Questionnaire Design. VA Publication.
Hendri, John. 2009. Merancang Kuesioner. Universitas Gunadarma
Kirklees Council. 2008. Research & Consultation Guidelines: Questionnaire. UK Government
Lammi-Keefe,C.,et al.2006. Handbook of Nutrition and Pregnancy. Humana Press.
Leung, Wai-Ching. 2001. How To Design A Questionnaire. Student BMJ Vol. 9.
Muhammad, A., Sianipar, O. 2005. Penentuan Defisiensi Besi Anemia Penyakit Kronis
Menggunakan Peran Indeks sTfR-F. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory, Vol.12 No.1 Nov 2005:9-15.
Saleh, Kusmadi. 2008. Pedoman Panduan Analisis.
Testing in the European Statistical System. European Commission Grant Agreement
US Department of Agriculture. 2006. The First Step in Quality Nutrition Services.
US Preventive Services Task Force. 2006. Screening for Iron Deficiency Anemia--Including Iron
Supplementation for Children and Pregnant Women.
Ustun, T.B., et al.2005. Quality Assurance in Survey : Standard, Guidelines, and Procedures. WHO :
Switzerland
WHO UNICEF, 2001. Iron Deficiency Anemia : Assessment, Prevention, And Control. A Guide For
Programme Manager.
29
TIM PENYUSUN
A. KETUA
1. ADISTI DYAH PERMATANINGTYAS 115070301111012
B. SEKRETARIS
1. AFIFA NUR SALIMA 115070301111013
2. MUSTIKA ARUM H W P J 115070300111038
3. ANGGOTA
1. TYSKA AULIA A 115070300111019
2. MUCHAMMAD ILHAM GUMILAR 115070307111006
3. LAILY EKAWATI CANDRA 115070301111024
4. LUCKY ASTRIDA 115070313111005
5. ANA DWI FIBRIYANTI 115070301111008
6. SAFHIRA ROVIDA 115070300111043
7. DIAN NUR ARIANI 115070300111025
8. AGNES WIDYASARI 115070307111015
9. KARINA MUTHIA SHANTI 115070301111007
10. ERIKA DAMAYANTI 115070300111039
C. FASILITATOR
Mbak Widi
D. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
- Mengarahkan mahasiswa apabila topik yang dibicarakan melenceng dari pembahasan
yang sebenarnya
- Mampu membimbing dengan baik sehingga mahasiwa menjadi terlatih dan bersungguh-
sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI
- Mahasiswa memahami pengertian, prevalensi, dan PHI dari Iron Deficiency Anaemia.
- Mahasiswa mampu membandingkan hasil survey kadar Hb dengan PHI.
30
- Mahasiswa mengetahui parameter lain selain kadar Hb serta metode pengukurannya
untuk menentukan prevalensi Iron Deficiency Anaemia.
- Mahasiswa memahami langkah pembuatan dan cara pengujian kuesioner, serta
indikator dan cara melakukan quality control.
31