KERAJAAN KALINGGA
1. Atha Rifqia Pradana ( 05 )2. Bidari Zellina ( 06 )3. Fathiyattu Assadiy Firda ( 11 )4. Haniful Abid ( 12 )5. M. Ikhsan Tri Wibowo ( 17 )6. M. Nisman Falich ( 18 )7. Nur Baiti Salma ( 21 )
Disusun oleh :
Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak agama budha di Jawa Tengah sekitar pertengahan abad ke- 7 Masehi.
Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga
Sumber Cina
Kisah Setempat
Cerita Parahyangan
Sumber-sumber manuskrip Cina ditulis pada masa Dinasti Tang, oleh I-Tsing yang menyebut kerajaan ini dengan nama Ho-ling dan berlokasi di Cho-po (Jawa).
Catatan tersebut berisikan tentang:
1. Kalingga disebutkan terletak di Jawa di daerah Laut Selatan. Kerajaan ini berada di antara Kamboja di sebelah Utara, Bali di sebelah Timur, dan Sumatera di sebelah Barat.
2. Ibu kota kerajaan pada waktu itu dikelilingi benteng yang terbuat dari tonggak kayu.
3. Raja tinggal di istana kerajaan yang tersusun atas bangunan bertingkat yang besar, mempunyai atap dari pohon aren, serta singgasana dari gading gajah.
4. Penduduknya pandai membuat arak dari nira pohon kelapa.
5. Kerajaan ini menghasilkan banyak barang tambang berupa perak dan emas, juga gading gajah dan cula.
Sumber
Cina
Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris bernama ratu Sima yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Ia menerapkan hukuman yang keras bagi pencuri, yaitu pemotongan tangan.
Kisah
Setempat
Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16 M, putri Maharani Sima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.
Maharani Sima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga Kerajaan Galuh, yaitu Bratasenawa.
Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut dengan Bumi Mataram, kemudian mendirikan Dinasti Sanjaya dan Kerajaan Mataram Kuno.
Cerita
Parahyangan
Aspek- Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga
Politik
Ekonomi
Kehidupan budaya
Sosial
Agama
1. Politik
Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa kerajaan kalingga / holing di perintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan sanksi yang tegas. Rakyat tunduk dan patuh terhadap segala perintah Ratu Sima bahkan tidak seorang pun rakyat maupun pejabat kerajaan yang melanggar segala perintahnya.
2. Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing berkembang pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal hubungan perdagangan. rakyat Holing juga memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti dengan adanya rakyat Holing telah mengenal tulisan dan ilmu perbintangan.
3. Kehidupan Budaya
Mayoritas masyarakatnya memeluk agama budha begitu juga dengan kebudayaanya banyak di pengaruhi oleh budaya India. Selain agama budha kebudayaanya yang lekat dan kental banyak tercampur dan terpengaruh dengan adat dan kebudayaan orang India hal ini juga berpengaruh pada Ratu Sima. Ratu Sima juga menerima dengan baik kebudayaan india masuk di kerajaan holing.
4. SosialKarena Ratu Sima yang sangat keras ia langsung sekaligus membangun lembaga masyarakat yang sudah jelas fungsi dan tugasnya. Ratu Sima mendirikan lembaga masyarakat ini untuk membantu dirinnya dalam mengatasi rakyatnya. Selain lembaga yang sudah terbentuk Ratu Sima yang sudah memberlakukan sistem perundang-undangan. beliau telah membuat dan menyusun perundang-undang yang sempurna dengan di bantu lembaga masyarakat, hadirnya sistem perundang-undangnya tersebut berjalan dengan baik.
5. Agama Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.
6. PemerintahanDalam berita Cina di sebut adanya raja atau ratu Sima, yang memerintah tahun 674 M. Beliau dikenal raja yang tegas, jujur dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
Prasasti Tukmas
Prasasti Sojomerto
Prasasti Angin
Candi Brubah
Prasati ini ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang-Jawa Tengah.
Prasasti ini bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Prasasti ini menyebutkan tentang mata air yang sangat bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
Pada prasati itu terdapat gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
Prasasti Tukmas
Prasasti ini ditemukan di Desa
Sojomerto, Kecamatan Reban,
Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Prasasti ini beraksara Kawi dan
berbahasa melayu kuno.
Prasasti ini memuat tentang
keluarga dari Dapunta Selendra
yang merupakan cikal-bakal raja-
raja keturunan Wangsa
Syailendra yang berkuasa di
Kerajaan Mataram Kuno.
Prasasti Sojomerto
Candi Angin
• Candi ini terdapat di desa
Tempur, Kecamatan Keling,
Kabupaten Jepara.
• Dinamakan Candi Angin
karena letaknya yang
tinggi tapi tidak roboh
terkena angin.
Candi Brubah
Candi ini terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling,
Kabupaten Jepara.
Sebenarnya kerajaan ini tidaklah hancur/runtuh
tetapi Setelah Maharani Shima meninggal di
tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya
dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang
kemudian disebut Bumi Mataram. Pada tahun
752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan
Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi
bagian jaringan perdagangan Hindu.
Runtuhnya Kerajaan Kalingga
SELESAI
TERIMA
KASIH