KETANGGUHAN IBU SEBAGAI ORANGTUA TUNGGAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Asti Dwi Pratiwi
149114018
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur.
(Filipi 4 : 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan selalu ada bersamaku.
Papa, Mama, Mba Fani, Rachel, dan Bimo sebagai kekasih yang selalu
mendukungku dan mencintaiku tanpa henti.
Keempat perempuan hebat yang telah menyediakan diri untuk berbagi kisah yang
luar biasa dan ikut berproses dalam penelitian ini.
Serta
Seluruh ibu tunggal di luar sana yang memiliki pengalaman yang sama, janganlah
menyerah pada keadaan dan percayalah Tuhan akan mengubahkan segala sesuatu
menjadi lebih baik dan bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2019
Peneliti,
Asti Dwi Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KETANGGUHAN IBU SEBAGAI ORANGTUA TUNGGAL
Asti Dwi Pratiwi
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketangguhan pada ibu sebagai
orangtua tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki pengalaman kehamilan
tidak diinginkan akibat hubungan seksual pra nikah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan desain penelitian berupa analisis isi terarah dengan pendekatan deduktif. Metode
pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dengan empat orang informan
penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi
seluruh informan penelitian untuk menjadi ibu tunggal, dan dampak menjadi ibu tunggal. Individu
yang memiliki karakteristik kepribadian tangguh juga ditunjukkan oleh keempat informan
penelitian yang memiliki tiga aspek ketangguhan, yaitu komitmen, kendali diri, dan tantangan.
Aspek komitmen terwujud dalam kemampuan untuk bangkit dari keadaan terpuruk dan mengambil
keputusan untuk menyelesaikan permasalahan, aspek kendali diri terwujud dalam sikap mampu
mengendalikan suatu peristiwa yang sedang terjadi, dan tantangan membuat seluruh informan
penelitian mampu memandang setiap peristiwa atau kegagalan yang terjadi di dalam kehidupan
sebagai kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa. Ketangguhan
membuat seluruh ibu tunggal dapat memandang kehadiran anak sebagai sebuat motivasi dan
semangat, mampu mengambil hikmah dari peristiwa yang sudah terjadi dan menjadi sebuah
kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Kata kunci : ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah, kehamilan pra nikah, ketangguhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
HARDINESS OF SINGLE MOTHERS
Asti Dwi Pratiwi
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
ABSTRACT
This research aims to describe the hardiness of mothers as single parents has unwanted
pregnancy experience due to premarital sexual intercourse. This type of research is qualitative
with research design in the form of directed content analysis with a deductive approach. The
method of data collection used semi-structured interviews with four informants. The results of the
research showed that there are be found factors that influence all informants to become single
mothers and experience the impact of being a single mother. The individual who has hardiness
personality characteristics are also shown by the four research informants who have three aspects
of hardiness, that is commitment, self-control, and challenge. The commitment aspect is
materialized in the ability to rise from a state of deterioration and make decisions to solve
problems, aspects of self-control materialized in an attitude capable of controlling an event that is
happening, and the challenge aspect makes all informants able to see every event or failure that
occurs in life as an opportunity to become a better and more mature person. Hardiness can make
all single mothers see the presence of children as motivation and passion, able to take lessons
from events that have occurred and become an opportunity to grow into a more mature person.
Keywords: A single mother who decides not to marry, hardiness, premarital pregnancy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Asti Dwi Pratiwi
Nomor Mahasiswa : 149114018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
“KETANGGUHAN IBU SEBAGAI ORANGTUA TUNGGAL”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 24 Juli 2019
Yang menyatakan,
(Asti Dwi Pratiwi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala penyertaan serta berkat yang selalu diberikan kepada peneliti selama
menjalani proses perkuliahan hingga terselesaikannya penyususan skripsi ini
dengan baik. Pada saat menjalani proses pengerjaan skripsi, peneliti menyadari
bahwa terdapat banyak pihak yang memberikan cinta dan kasih sayang serta
perhatiannya kepada peneliti. Oleh karena itu dengan tulus hati peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada bersama peneliti. Tuhan yang selalu
menyertai setiap langkah peneliti, yang selalu ada dibelakang untuk
menopang peneliti, yang selalu mencukupkan dan memberikan apa yang
peneliti butuhkan, yang selalu memberkati peneliti, dan yang selalu ada
disekeliling untuk menjaga peneliti.
2. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., selaku Dekan Program Studi Psikologi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Monica E. Madyaningrum, M.App., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
4. Dr. M. Laksmi Anantasari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia menerima dan membimbing peneliti dalam proses penulisan
skripsi. Terimakasih Bu Ai sudah memberikan cinta, kasih sayang, sangat
pengertian, selalu menebarkan aura positif, sangat sabar membimbing
peneliti yang kadang malas dan lambat dalam mengerjakan skripsi.
Terimakasih juga karena peneliti telah diberikan kesempatan dan
diperbolehkan untuk belajar banyak hal saat berproses bersama Bu Ai.
5. Dr.A. Priyono Marwan, S.J. yang pernah menjadi Dosen Pembimbing
Akademik peneliti. Terimakasih atas segala masukan dan semangat yang
Romo berikan selama proses perkuliahan berlangsung.
6. Bapak Eddy Suhartanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik peneliti
saat ini. Terimakasih atas segalan tuntunan dan nasehat yang Bapak berikan
kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam menjalani segala proses
perkuliahan serta telah memberikan banyak pelajaran, ilmu dan pengalaman
hidup selama masa studi peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
8. Keempat informan penelitianku yang luar biasa hebat, terimakasih untuk
ketulusan hati kalian bersedia berbagi cerita dan pengalaman dengan saya.
Terimakasih atas kesabaran dan waktunya untuk bertemu secara tatap muka
yang saya minta secara tiba-tiba. Kalian adalah ibu yang luar biasa dan
sangat kuat
9. Agus Supri Hartono dan Ketty Sih Riningtyas selaku orangtua peneliti.
Terimakasih atas cinta yang tulus yang telah Papa dan Mama berikan untuk
peneliti. Terimakasih atas segala bentuk dukungan baik materi maupun
moral yang selalu diberikan dan doa yang luar biasa Papa berikan agar
anakmu segera lulus.
10. Oktaviani Karunia Pratiwi selaku kakak perempuan dari peneliti.
Terimakasih mbak Fan sudah memberikan dukungan dan pengertian yang
luar biasa sampai akhirnya adikmu ini bisa lulus. Terimakasih mbak sudah
menjadi inspirasi aku selama ini. Skripsi ini aku persembahkan untuk mama
yang luar biasa hebat sepertimu mbak Fan
11. Bimo Putra Prakoso selaku pacar peneliti yang sebentar lagi menjadi
pendamping hidup peneliti. Terimakasih Bimo atas segala dukungan,
kesabaran, dan kasih sayang yang telah diberikan. Terimakasih untuk setiap
waktu yang diberikan untuk mendengarkan segala keluh kesah dan
pinjaman laptop untuk menyelesaikan skripsi.
12. Kerang Ajaib: Yolanda Chesa Anggiya, Kartika Catharina, Monica Octavia,
terimakasih untuk setiap waktu, dukungan, cinta, kasih sayang, dan
pengertian yang telah kalian berikan. Terimakasih untuk dukungan selama 4
tahun lebih kita berteman. Semangat untuk tahap selanjutnya untuk mencari
pekerjaan, see you on top Geng !!!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Kerang Kurang Sehat: Efan, Galih, Dito, Valent, Adit, Daniel,Sandro,
Keket, Chesa, Etak, terimakasih gengss untuk keseruan dan kekonyolan
kalian. Terimakasih untuk persahabatan yang tulus, cinta, sudah menjadi
tempat berbagi, meluapkan amarah, sedih, senang, hangout, dan tempat
belajar untuk menghargai segala perbedaan yang ada. Semangat buat kalian
semua gengss !!!!!
14. Vera Wati, teman seperjuangan mengerjakan skripsi. Terimakasih Vera
untuk segala dukungan, waktu, dan cinta kasih yang telah kamu berikan.
Terimakasih Vera buat segala bantuan yang kamu berikan, mau menemani
mencari informan penelitian, jadi tempat curhat, mau sabar dengerin aku
marah-marah, dan sudah menghiburku selama mengerjakan skripsi.
15. Genk Bunda(dari)Ari yang selalu memberikan dukungan satu sama lain.
Terimakasih untuk dinamikanya selama ini yang selalu mengingatkan saat
salah satu di antara kita mulai lelah dan menghilang. Semangat buat kalian
semua, see you on top Genk !!!!
16. Siap Bertoga: Hanny, Intan,Vera, Devina, terimakasih untuk dukungan yang
telah kalian berikan. Terimakasih sudah mau menjadi tempat curhat, misuh,
marah, tempat nangis, dan selalu mengingatkan satu sama lain buat terus
semangat. Semangaaaat ya cewek-cewek setrong !!!!!!!!
17. Teman-teman kelas B 2014 terimakasih untuk dinamika bersama kalian
selama 4 tahun lebih yang mengajarkan banyak dalam hidup. Semangat
mengejar cita-cita kalian, sekali lagi Terimakasih !!!!!
18. Teman-teman AKSI 2018 terimakasih untuk dinamikanya selama enam
bulan yang sangat mengesankan. Terimakasih untuk kenangan yang sangat
indah dan tidak terlupakan, kalian akan selalu aku rindukan.
19. Mbak Ditul (a.k.a mbak Dita), Kim (a.k.a Pipin), terimakasih buat dukungan
selama 3 tahun lebih. Terimakasih sudah selalu ada di saat sedih, susah,
senang, mati listrik, mau jadi tempat curhat selama ini. Sampai jumpa di lain
waktu cewek-cewek rumpi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat membawa berkat dan
berkontribusi bagi perkembangan ilmu psikologi, serta bisa menjadi motivasi
untuk setiap orang yang membacanya. Peneliti menyadari skripsi ini memiliki
banyak keterbatasan, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran yang
dapat membuat skripsi ini menjadi karya yang lebih baik.
Yogyakarta, 15 Januari 2019
Peneliti
Asti Dwi Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 14
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 14
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 14
1. Manfaat teoretis .................................................................................. 14
2. Manfaat praktis ................................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 16
A. Ketangguhan ............................................................................................ 16
1. Definisi ketangguhan........................................................................... 16
2. Aspek ketangguhan ............................................................................. 18
3. Faktor yang memengaruhi ketangguhan ............................................. 19
4. Perbedaan antara ketangguhan, adversity quotient, resiliensi ............. 20
B. Ibu sebagai orangtua tunggal yang memutuskan untuk tidak
menikah .................................................................................................... 23
1. Definisi ibu sebagai orangtua tunggal ................................................. 23
2. Tugas perkembangan ibu sebagai orangtua tunggal yang tidak
menikah ............................................................................................... 24
3. Penyebab ibu menjadi orangtua tunggal ............................................. 25
4. Dampak menjadi ibu tunggal yang tidak menikah .............................. 27
C. Ketangguhan ibu sebagai orangtua tunggal yang memutuskan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
tidak menikah ........................................................................................... 29
D. Skema Penelitian ...................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 33
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 33
B. Fokus Penelitian........................................................................................ 34
C. Informan Penelitian .................................................................................. 34
D. Metode Pengumpulan Data....................................................................... 36
E. Pedoman Wawancara................................................................................ 37
F. Metode Analisis Data ............................................................................... 39
G. Dependabilitas dan Kredibilitas ................................................................ 40
1. Dependabilitas ..................................................................................... 40
2. Kredibilitas .......................................................................................... 41
H. Refleksi Peneliti ........................................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 43
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 43
1. Persiapan dan perizinan penelitian ...................................................... 43
2. Pelaksanaan penelitian ........................................................................ 44
3. Member cheking .................................................................................. 47
4. Etika Penelitian .................................................................................. 46
B. Informan Penelitian.......................................................................................... 49
1. Data informan ..................................................................................... 49
2. Latar belakang informan ..................................................................... 49
C. Hasil Analisis Data ................................................................................... 58
1. Analisis data informan 1 (TP)............................................................. 58
2. Analisis data informan 2 (RL) ............................................................ 64
3. Analisis data informan 3 (FW) ........................................................... 73
4. Analisis data informan 4 (PA) ............................................................ 79
5. Integrasi hasil analisis data empat informan ....................................... 85
D. Temuan Baru ........................................................................................... 103
E. Dinamika Hasil Penelitian ...................................................................... 105
F. Pembahasan ............................................................................................. 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 128
A. Kesimpulan .............................................................................................. 128
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 130
C. Saran ......................................................................................................... 130
1. Bagi perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan akibat
hubungan seksual pra nikah ................................................................... 130
2. Bagi orangtua, keluarga, dan masyarakat .............................................. 131
3. Bagi peneliti selanjutnya ........................................................................ 131
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 133
LAMPIRAN ......................................................................................................... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Skema Kerangka Konseptual Penelitian ............................................................ 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Wawancara ...................................... 47
Tabel 2. Data Informan ..................................................................................... 49
Tabel 3. Faktor yang memengaruhi keputusan untuk tidak menikah ................ 88
Tabel 4. Dampak menjadi ibu tunggal .............................................................. 90
Tabel 5. Karakteristik kepribadian tangguh ...................................................... 100
Tabel 6. Faktor yang memengaruhi ketangguhan ............................................. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Informan TP.................................................. 138
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Informan RL ................................................. 140
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Informan FW ................................................ 142
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Informan PA ................................................. 144
Lampiran 5. Kuesioner Penilaian Diri ............................................................... 146
Lampiran 6. Lembar Kesesuaian Hasil Informan TP......................................... 148
Lampiran 7. Lembar Kesesuaian Hasil Informan RL ........................................ 149
Lampiran 8. Lembar Kesesuaian Hasil Informan FW ....................................... 150
Lampiran 9. Lembar Kesesuaian Hasil Informan PA ........................................ 151
Lampiran 10. Tabel Analisis Informan TP ....................................................... 151
Lampiran 11. Tabel Analisis Informan RL ....................................................... 220
Lampiran 12. Tabel Analisis Informan FW ....................................................... 293
Lampiran 13. Tabel Analisis Informan PA ........................................................ 347
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini banyak dijumpai keluarga dengan ibu sebagai orangtua
tunggal. Data yang diperoleh dari SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
tahun 2007 menunjukkan jumlah rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan
mencapai 13,60% atau sekitar 6 juta rumah tangga yang mencakup lebih dari 30
juta penduduk. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-
PA), Linda Amalia Sari Gumelar menyebutkan bahwa berdasarkan data tahun
2011 jumlah perempuan di Indonesia yang menjadi kepala rumah tangga
mencapai tujuh juta orang. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2011 menunjukkan jumlah rumah tangga yang
dikepalai oleh perempuan mencapai 14,29% dan meningkat hingga 15,17% pada
tahun 2017.
Data yang telah dipaparkan di atas menunjukkan adanya peningkatan
jumlah ibu sebagai orangtua tunggal di Indonesia. Hal ini diperjelas dengan data
SUSENAS tahun 2014 yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat Statistik)
menunjukkan 14,84% rumah tangga dikepalai perempuan. Data BPS juga
menunjukkan bahwa sejak tahun 1985 terlihat konsistensi kenaikkan rumah
tangga yang dikepalai perempuan rata-rata meningkat 0,1% setiap tahunnya.
Survey SPKBK PEKKA juga menunjukkan hampir separuh (49%) keluarga di
kesejahteraan terendah adalah keluarga yang dikepalai perempuan. Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang menjadi kepala keluarga berusia antara 18-65 tahun dengan tanggungan
antara 1-6 orang anggota keluarga.
Menjadi orangtua tunggal bukanlah pilihan hidup semua perempuan,
akan tetapi beberapa perempuan memilih menjadi ibu tunggal untuk anak-
anaknya. Perempuan yang sudah mempersiapkan diri dengan matang untuk
menjadi orangtua tunggal cenderung lebih mudah beradaptasi dengan status
barunya sebagai ibu tunggal. Pada sebagian perempuan yang merasa belum siap
menjadi ibu tunggal akan kesulitan dalam menghadapi persoalan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari (Hurlock, 1980).
Perempuan yang menjadi ibu tunggal dapat disebabkan karena
melahirkan anak di luar ikatan pernikahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan data
yang diperoleh dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY dari
angka 1.078 terdapat 976 remaja putri yang seharusnya masih berstatus pelajar
telah melahirkan bayi di luar ikatan pernikahan. Data konseling kehamilan tidak
diinginkan (KTD) pada tahun 2012 sebanyak 311. Data yang telah dipaparkan
sebelumnya dapat menunjukkan perempuan yang memiliki pengalaman
kehamilan pra nikah memiliki potensi untuk menjadi ibu tunggal bagi anaknya.
Pusat Informasi dan Pelayanan Remaja (PILAR) PKBI Jawa Tengah
tahun 2013 mencatat sebanyak 64 kasus kehamilan tidak diinginkan (KTD)
menduduki peringkat pertama. Data yang diperoleh dari Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tantangan kehamilan remaja di
negara berkembang yaitu, setiap hari sebanyak 20.000 remaja perempuan di
bawah umur 18 tahun melahirkan di negara berkembang, 95% dari remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perempuan yang melahirkan anak di luar ikatan pernikahan berusia 15-19 tahun.
Fenomena ibu yang melahirkan anak di luar ikatan pernikahan semakin
meningkat terutama di kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Fenomena ibu sebagai orangtua tunggal menunjukkan adanya perbedaan
konsep keluarga pada umumnya. Lestari (2012) menjelaskan keluarga pada
umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak atau yang memiliki hubungan darah dan
biasa disebut sebagai keluarga inti. Geldar (2011) mengatakan keluarga biasanya
terdiri dari ayah dan ibu yang saling membagi perannya dalam keluarga untuk
mencukupi kebutuhan keluarga, mendidik, dan memberikan kasih sayang untuk
anak-anaknya. Hal ini akan berbeda dengan keluarga dengan ibu sebagai orangtua
tunggal yang memiliki tanggung jawab penuh dalam keluarga, dalam mengambil
keputusan dan berusaha untuk menguatkan anggota keluarga atas semua persoalan
yang sedang dihadapi (Lestari & Nisa, 2016). Lestari (2012) mendefinisikan ibu
tunggal sebagai orang yang mengasuh anak sendirian, menjadi tulang punggung
keluarga, dan menghadapi permasalahan sosial sendirian. Sirait dan Minauli
(2015) mengatakan bahwa ibu sebagai orangtua tunggal memiliki tanggung jawab
dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
Berdasarkan penjelasan mengenai konsep keluarga yang telah dipaparkan
di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai konsep keluarga.
Keluarga dengan satu orangtua akan mengubah fungsi dan struktur keluarga itu
sendiri. Keluarga pada umumnya akan melakukan pemenuhan ekonomi,
kebutuhan rumah tangga, dan mengasuh anak secara bersama-sama, tetapi
keluarga dengan satu orangtua akan melakukan peran ganda sebagai ayah maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
ibu serta melakukan tanggung jawab sebagai orangtua secara mandiri tanpa
bantuan seorang pasangan.
Perempuan yang memilih menjadi ibu tunggal tidak lepas dari
permasalahan sosial, ekonomi, dan psikologis (Faradina & Fajrianthi, 2012).
Dampak menjadi ibu tunggal akan memberikan suatu tekanan yang dapat
mengakibatkan stres. Kartono (1992) mengatakan ibu sebagai orangtua tunggal
akan mengalami permasalahan ekonomi yang masih bergantung pada orang lain,
mencukupi kebutuhan anak dan keluarga, serta mengalami trauma. Ismarwati
(2017) mengatakan bahwa ibu yang melahirkan anak di luar ikatan pernikahan
akan berusaha melarikan diri dari tanggung jawab atau tetap melanjutkan
kehamilan dengan terpaksa. Kartono (1992) menjelaskan bahwa ibu yang
melahirkan anak di luar ikatan pernikahan akan mengalami konflik batin yang
sulit sekali dilupakan dan dimaafkan oleh dirinya sendiri. Ibu tunggal juga akan
didera oleh rasa berdosa, rasa bersalah, dan rasa malu yang tidak terhingga
besarnya karena melahirkan anak pra nikah. Pada ibu tunggal yang usianya masih
remaja akan mengalami kesulitan mengatasi konflik psikologis serta prasangka
sosial karena ego yang belum dewasa dan belum matang.
Ketangguhan menjadi karakteristik kepribadian yang dapat membantu
individu mengurangi pengaruh kejadian-kejadian hidup yang mencekam dengan
meningkatkan strategi untuk menghadapi suatu permasalahan hidup (Lestari &
Nisa, 2016). Ketangguhan sebagai karakteristik kepribadian yang terwujud dalam
kemampuan individu untuk bertahan dalam situasi yang menekan (Maddi, 2013).
Ketangguhan mampu mempertahankan kinerja dan kesehatan individu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
situasi yang menekan. Karakteristik kepribadian tangguh mampu membuat
individu menjadi lebih berani menghadapi perubahan yang mengganggu menjadi
peluang untuk bertumbuh. Individu yang tangguh akan memiliki komitmen,
pengendalian, dan tantangan dalam diri. Tiga aspek ketangguhan, yaitu komitmen,
kendali diri, dan tantangan yang dimiliki seseorang dapat menumbuhkan motivasi
pada diri individu untuk bangkit dari keadaan terpuruk (Maddi, 2005).
Ibu tunggal yang tidak memiliki ketangguhan akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi suatu permasalahan. Kartono (1992) menjelaskan bahwa ibu
tunggal yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi akan
menyebabkan stres. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan,
mengalami depresi, menjadi mudah cemas, dan mengabaikan orang lain. Sirait
dan Minauli (2015) mengatakan ibu tunggal yang tidak memiliki ketangguhan
akan mengalami kekecewaan yang mendalam, mudah menyerah, dan memiliki
trauma. Ibu tunggal yang tidak tangguh berpotensi untuk melakukan bunuh diri,
melakukan aborsi, memiliki trauma, serta tidak mampu bangkit dari keterpurukan.
Maddi (2013) menjelaskan bahwa ibu tunggal yang tidak memiliki ketangguhan
akan menjadi orang yang egois, rentan melihat diri mereka lebih baik dari pada
yang lain.
Pada kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara pertama yang
dilakukan oleh peneliti dengan N yang berumur 26 tahun, seorang ibu tunggal
yang mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam mengatur waktu antara
bekerja dan merawat anak. Informan merasa kesulitan untuk menghadirkan peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
ayah dan kurang memahami peran ayah untuk anaknya. Informan juga
mengatakan bahwa selama ini orangtua selalu ikut campur tentang masalah anak.
“..Saya menjadi sulit memiliki waktu bersama si kecil karena
kerja dari pagi sampai sore hari. Saya juga merasa kesulitan
menghadirkan sosok ayah buat si kecil dan saya masih kurang
memahami bagaimana peran ayah untuk anak saya.
Permasalahan lain yang saya alami yaitu kesulitan dengan
berbagai urusan yang menyangkut tentang ayah seperti membuat
BPJS harus ada surat nikah. Selama ini kesulitan yang saya
alami seperti masalah internal di mana orangtua masih ikut
campur tentang urusan saya dan anak..” (N, wawancara, 30
Oktober, 2017)
Pada wawancara kedua yang telah dilakukan oleh peneliti dengan salah
satu informan yaitu A yang berumur 26 tahun mengatakan bahwa menjadi ibu
tunggal tidak mudah. A mendapatkan stigma sosial dari lingkungan sekitar, tidak
memiliki banyak waktu dengan anak, kesulitan menghadirkan sosok ayah, dan
mengalami stres.
“..Saya merasa berat menjadi ibu tunggal sampai stres yang
ngaruh ke kesehatan janin. Saya merasa kesulitan memiliki
waktu bersama si kecil. Saya berangkat pagi dan pulang saat si
kecil udah tidur. Saya juga mendapatkan stigma sosial dari
lingkungan sekitar yang menganggap single mom itu murahan
dan gampang di ajak jalan. Saya sering di goda om-om yang
mengajak jalan-jalan dengan maksud tertentu. Stigma sosial
juga saya dapatkan dari tetangga di sekitar tempat tinggal, ibu-
ibu di sekitar rumah takut suaminya tergoda karena saya seorang
single mom. Saya juga kesulitan menghadirkan sosok ayah buat
si kecil yang beberapakali tanya soal ayah..” (A, wawancara, 1
april, 2018)
Hasil wawancara di atas menunjukkan permasalahan yang dihadapi oleh
perempuan sebagai orangtua tunggal. Menurut Lestari dan Nisa (2016) ibu
tunggal yang memiliki karakteristik kepribadian tangguh dapat terwujud dalam
kemampuan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, mampu mencari pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebagai tambahan penghasilan, berupaya untuk mewujudkan harapan anak,
mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik, mampu bangkit dari
keterpurukan, dan memilih untuk merawat buah hati dari pada menggugurkan.
Schultz dan Schultz (dalam Lestari & Nisa, 2016) mengatakan bahwa ibu sebagai
orangtua tunggal yang memiliki kepribadian tangguh akan memiliki sikap yang
mampu membuat mereka berani untuk melawan stres. Ibu sebagai orangtua
tunggal yang memiliki ketangguhan akan memiliki motivasi untuk bangkit dari
keadaan terpuruk serta mampu mengatasi suatu permasalahan dengan baik. Hal
ini sesuai dengan penjelasan Kobasa (1979) bahwa ketangguhan mampu membuat
individu belajar mengatasi sebuah masalah, merawat diri dengan baik, mampu
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, memiliki keberanian dan motivasi untuk
menjadi tangguh.
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Swagery, Hikmatul, dan
Husna (2017) pada ibu sebagai orangtua tunggal yang memiliki anak tunarungu
yang memiliki karakteristik kepribadian tangguh dapat memberikan dampak yang
positif. Dampak positif yang dirasakan dapat terwujud dalam sikap mampu
mengontrol emosi dan peran sebagai seorang ibu untuk mendidik anaknya,
mampu membuat komitmen untuk bekerja dan membagi waktu antara pekerjaan
dan mengurus keluarga, serta mampu menghadapi masalah dan cenderung menilai
masalah sebagai sebuah tantangan. Ketangguhan dapat membuat ibu tunggal
menjadi lebih memahami kondisinya saat ini dan mengoptimalkan perkembangan
anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Ketangguhan yang dimiliki oleh individu dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal, seperti penerimaan diri dan dukungan sosial. Dukungan yang
diberikan oleh keluarga ataupun masyarakat sangat membantu individu menjadi
lebih tangguh dalam menghadapi setiap peristiwa yang terjadi di dalam
kehidupan. Hal tersebut didukung oleh penjelasan Maddi (2013) bahwa dukungan
sosial mampu memengaruhi terbentuknya ketangguhan individu yang
membuatnya berkembang menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi
situasi sulit.
Karakteristik kepribadian tangguh sangat diperlukan oleh ibu tunggal
untuk bangkit dari keadaan terpuruk. Maddi (2006) mengatakan karakteristik
ketangguhan mampu membuat individu menjadi lebih berani dan memiliki
motivasi untuk menghadapi keadaan stress dan mengubah keadaan yang
berpotensi bencana menjadi lebih menguntungkan. Ketangguhan juga mampu
meningkatkan kinerja serta kesehatan individu. Pada variabel ketangguhan
memiliki tiga indikator, yaitu komitmen (commitment), kendali diri (control), dan
tantangan (Challange).
Ketangguhan juga memiliki beberapa kemiripan dengan variabel lain,
yaitu resiliensi dan adversity quotient. Stoltz (dalam Huda & Mulyana, 2018)
menjelaskan adversity quotient (AQ) sebagai kemampuan untuk mengubah
hambatan menjadi peluang keberhasilan mencapai tujuan. AQ mampu
mengungkap bagaimana kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan dan
mampu memprediksi siapa yang mampu dan tidak mampu dalam mengatasi suatu
permasalahan. AQ memiliki tiga indikator, yaitu control, origin and ownership,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
reach, dan endurance. (Grotberg (1995) menjelaskan bahwa resiliensi sebagai
kapasitas yang dimiliki individu untuk mencegah, mengurangi, maupun mengatasi
dampak negatif dari kesulitan-kesulitan yang dialami saat menjalani kehidupan.
Hal ini menunjukkan bahwa ketangguhan, AQ, dan resiliensi sama-sama
mengukur kemampuan individu dalam menghadapi situasi yang penuh dengan
tekanan.
Phoolka dan Kaur (2012) menjelaskan bahwa AQ, resiliensi, dan
ketangguhan secara bersama-sama mengukur kemampuan seseorang untuk
menghadapi situasi yang sulit, tetapi dengan cara yang berbeda. Dalam variabel
AQ dan ketangguhan terdapat aspek control, di mana indikator kendali diri
(control) pada variabel ketangguhan memampukan individu untuk mengendalikan
dan mengubah situasi yang menekan menjadi kesempatan untuk berkembang
menjadi pribadi yang lebih baik. Indikator control yang dimiliki oleh variabeel
AQ hanya memberitahu individu seberapa besar kendali diri yang dirasakan
terhadap situasi yang menekan tanpa menunjukkan perilaku untuk mengendalikan
situasi yang menekan, sedangkan indikator deficiency focusing pada variabel
resiliensi hanya berfokus pada pada hal-hal yang negatif dengan mengorbankan
hal-hal yang positif. Maddi (2005) menjelaskan untuk menjadi pribadi yang
resilien diperlukan ketangguhan, yang artinya hanya orang dengan kepribadian
tangguh yang akan mencapai resiliensi.
Berdasarkan pejelasan sebelumnya peneliti melihat bahwa ketangguhan
sebagai salah satu karakteristik kepribadian yang memampukan individu untuk
mengendalikan dan mengubah situasi yang menekan menjadi peluang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pertumbuhan, individu mampu bangkit dari keadaan terpuruk, dan memampukan
individu melihat sebuah tantangan atau suatu permasalahan bukan sebagai
ancaman tetapi sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan melihat
makna dari setiap peristiwa yang telah terjadi. Ketangguhan sangat diperlukan
oleh ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki mampu
membuat individu bertahan dan menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di
dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan
ketangguhan untuk mengetahui keterkaitan antara ketangguhan dengan aspek
psikologis yang cukup familiar. Penelitian yang dilakukan oleh Dodik dan Astuti
(2012) bertujuan meneliti hubungan antara kepribadian hardiness dengan stres
kerja pada anggota Polri bagian operasional di Polresta Yogyakarta, Fitriani dan
Ambarini (2013) juga meneliti mengenai hubungan antara ketangguhan hardiness
dengan tingkat stres pengasuhan pada ibu dengan anak autis. Selain penelitian
tersebut, terdapat pula penelitian serupa yang dikaitkan dengan aspek psikologis
yang lain seperti hubungan antara hardiness dengan self-efficacy pada lansia
masih bekerja di Banguntapan Bantul (Indriati & Muti’ah, 2015).
Penelitian mengenai ketangguhan juga dilakukan oleh Smith dan Argiati
(2015) pada perempuan penderita pasca stroke. Terdapat pula penelitian mengenai
ketangguhan yang dilakukan oleh Lestari dan Nisa (2016) mengenai hardiness
pada ibu sebagai orangtua tunggal karena perceraian, dan hardiness pada single
mother (Sirait & Minauli, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dilihat dari segi desain, beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan pegawai di
sebuah instansi dan ibu yang memiliki anak tuna rungu (Dodik & Astuti, 2012;
Fitriani & Ambarini, 2013; Indriati & Muti’ah, 2015) yang secara umum ingin
melihat hubungan ketangguhan dengan aspek psikologis terkait. Penelitian yang
dilakukan oleh Lestari dan Nisa (2016), Smith dan Argiati (2015) menggunakan
metode kualitatif dengan studi fenomenologi yang menggunakan informan ibu
tunggal karena bercerai, pasangan meninggal, dan perempuan penderita pasca
stroke. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sirait dan Minauli (2015) meminta
peneliti selanjutnya dapat lebih fokus pada suatu kriteria tertentu pada diri single
parent yaitu ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah.
Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian yang telah dilakukan,
kebaruan dari penelitian ini terletak pada kriteria ibu tunggal yang memutuskan
untuk tidak menikah, proses menjadi pribadi yang tangguh, dan dinamika
ketangguhan yang dimiliki oleh ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak
menikah. Pada penelitian ini akan berfokus pada ketangguhan yang dimiliki oleh
ibu sebagai orangtua tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah dan
mengalami kehamilan akibat hubungan seksual pra nikah dengan melihat tiga
aspek ketangguhan, yaitu komitmen, kendali diri, dan tantangan. Faktor yang
memengaruhi ketangguhan, faktor penyebab menjadi ibu tunggal, dan dampak
menjadi ibu tunggal juga akan turut digunakan sebagai pelengkap dinamika dalam
penelitian. Peneliti memilih ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah
dan memiliki pengalaman melahirkan anak di luar ikatan pernikahan, karena ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah akan mengalami kesulitan dalam
berperan ganda, merasa kesepian, merasa identitasnya kabur, dan mengalami
perubahan konsep diri (Hurlock, 1980).
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
pengambilan data wawancara semi terstruktur, setelah itu data akan dianalisis
menggunakan analisis isi terarah (AIK) dengan pendekatan deduktif. Peneliti juga
ingin menjawab saran dari penelitian sebelumnya (Sirait & Minauli, 2015) yang
menggunakan informan penelitian dengan kriteria yang berbeda, yaitu ibu tunggal
yang melahirkan anak di luar ikatan pernikahan yang memutuskan untuk tidak
menikah.
Perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah berpotensi berpotensi
kurang mampu untuk melaksanakan fungsinya sebagai seorang ibu, selain itu ibu
tunggal akan semakin tidak berdaya apabila diberikan kesempatan untuk
menentukan nasib dan langkah sendiri. Hal ini membuat seluruh kasus ibu tunggal
yang tidak menikah memerlukan pertolongan dan bimbingan (Kartono, 1992).
Perempuan yang memilih untuk tidak menikah akan berbeda dengan ibu
tunggal karena pasangan meninggal maupun bercerai. Ibu tunggal yang
disebabkan karena kematian pasangan akan mengalami perasaan duka cita dalam
jangka waktu tertentu. Pada tahapan yang pertama, ibu tunggal akan mengalami
semangat hidup, tahapan yang kedua membuat ibu tunggal hidup merana karena
terus mengenang masa silam, tahapan yang ketiga mengalami depresi, dan
tahapan yang keempat bangkit kembali ke masa biasa di mana ia telah menerima
kematian suami (Hurlock, 1980). Ibu tunggal yang disebabkan perceraian akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
merasa sangat tersakiti apa bila melibatkan anak. Hal ini akan berbeda dengan
perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah akan masuk ke dalam peran
sebagai seorang ibu yang tidak bergantung pada partisipasi aktif laki-laki dalam
kehidupan keluarga dan kualitas hidup mereka akan lebih tinggi daripada ibu yang
bercerai. Ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah akan menerima
stigma sosial yang lebih berat, daripada ibu tunggal karena perceraian atau
pasangan meninggal yang lebih dihargai oleh masyarakat. Permasalahan yang
dialami oleh ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah akan lebih
kompleks (Engelchin & Wozner, 2005).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat terdapat perbedaan dinamika yang
dialami oleh ibu tunggal yang memutuskan utntuk tidak menikah dengan ibu
tunggal karena pasangan meninggal, dan bercerai. Hal tersebut juga menjadi salah
satu peluang yang membuat penelitian ini harus dilakukan, karena apa yang
dialami oleh ibu tunggal yang bercerai dan pasangan meninggal akan berbeda
dengan ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah.
Dengan memberikan gambaran mengenai ketangguhan, diharapkan dapat
bermanfaat bagi ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki
pengalaman melahirkan anak di luar ikatan pernikahan sebagai suatu wacana yang
membangkitkan motivasi, membangkitkan keberanian, menggugah refleksi, dan
mampu bangkit dari keterpurukan. Penelitian ini juga diharapkan mampu
memberikan efek positif dan ibu tunggal menjadi lebih tangguh dalam
menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, ibu yang
berperan sebagai orangtua tunggal memiliki karakteristik situasi khas yang
membutuhkan ketangguhan dalam menghadapinya, oleh karenanya rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini “Apa faktor penyebab menjadi ibu
tunggal, apa dampak menjadi ibu tunggal? Bagaimana gambaran ketangguhan
pada ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki
pengalaman melahirkan anak di luar ikatan pernikahan dan apa saja faktor yang
memengaruhi ketangguhan?”
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini untuk memberikan
gambaran mengenai ketangguhan ibu sebagai orangtua tunggal yang memiliki
pengalaman kehamilan pra nikah dan memutuskan untuk tidak menikah. Fokus
dalam penelitian ini menggambarkan tiga aspek ketangguhan, kemudian hal lain
yang akan digali seperti faktor yang memengaruhi ketangguhan, faktor penyebab
menjadi ibu tunggal dan dampak menjadi ibu tunggal sebagai pelengkap dinamika
dalam penelitian ini.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan
di bidang psikologi perkembangan dan psikologi perempuan mengenai
ketangguhan yang dimiliki oleh ibu sebagai orangtua tunggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan refleksi bagi ibu
tunggal yang pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan akibat
hubungan seksual pra nikah untuk bangkit dari keadaan terpuruk, sehingga
bisa menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi setiap peristiwa yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti juga berharap hasil penelitian
ini bisa menjadi motivasi dan semangat untuk ibu tunggal dalam menjalani
kehidupan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru bagi
orangtua maupun keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menjadi
ibu tunggal yang pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan akibat
hubungan seksual pra nikah dan masyarakat untuk berkontribusi dalam
memberikan dukungan serta membantu dalam pembentuk ketangguhan bagi
ibu tunggal yang mengalami kehamilan tidak diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ketangguhan
1. Definisi ketangguhan
Ketangguhan adalah karakteristik kepribadian yang secara bersama-sama
memudahkan perubahan keadaan yang menegangkan dan berpeluang
menyebabkan bencana menjadi keadaan yang berpeluang pertumbuhan
(Maddi, 2005). Karakteristik kepribadian tangguh adalah sifat yang berfungsi
sebagai sumber daya yang membuat individu menjadi lebih mampu
menghadapi peristiwa kehidupan yang penuh dengan tekanan (Kobasa, 1982).
Karakteristik kepribadian tangguh mampu mencegah timbulnya suatu penyakit
karena stres yang dialami oleh individu. Ketangguhan sebagai karakteristik
kepribadian mampu memberikan suatu pandangan optimistis dan semangat
untuk hidup, selain itu mampu membuat individu berpikir bahwa situasi yang
penuh dengan tekanan dapat dikelola, menjadi lebih menarik, dan
menyenangkan (Berk, 2012).
Bonnano dan Maddi (2013) menjelaskan ketangguhan sebagai
karakteristik kepribadian yang terwujud dalam kemampuan untuk
meningkatkan kinerja individu serta strategi dalam menghadapi situasi yang
penuh dengan tekanan. Kobasa (dalam Dodik & Astuti, 2012) mengatakan
ketangguhan sebagai tipe kepribadian yang mempunyai kecenderungan untuk
mempersepsikan atau memandang suatu peristiwa hidup yang potensial
mendatangkan tekanan sebagai sesuatu yang tidak terlalu mengancam. Maddi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan Khosaba (2005) mengatakan ketangguhan mampu membuat seseorang
bertahan hidup dan berkembang dalam keadaan yang penuh dengan tekanan
dan stres.
Ketangguhan merupakan karakteristik kepribadian dan keterampilan
tertentu yang membantu individu menjadi tangguh dengan bertahan dan
berkembang di bawah tekanan (Maddi & Khosaba, 2005). Kepribadian
tangguh merupakan karakteristik kepribadian yang mempunyai kemampuan
dan daya tahan terhadap suatu masalah sehingga dapat berfungsi sebagai
sumber perlawanan disaat individu menemui peristiwa yang menimbulkan
masalah (Indriati & Muti’ah, 2015). Ketangguhan muncul sebagai pola sikap
dan strategi yang bersama-sama membantu individu mengubah keadaan stres
dari bencana potensial menjadi peluang pertumbuhan (Maddi, 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketangguhan
adalah karakteristik kepribadian yang memudahkan perubahan keadaan yang
menegangkan menjadi peluang pertumbuhan dan membuat individu menjadi
lebih optimis serta lebih semangat dalam menghadapi setiap keadaan yang
penuh dengan tekanan. Ketangguhan sebagai karakteristik kepribadian dapat
terwujud dalam bentuk kemampuan yang meningkatkan kinerja individu dalam
mencari solusi di setiap permasalahan dan membuat individu memandang
peristiwa yang terjadi sebagai kesempatan untuk bertumbuh menjadi lebih baik
lagi. Ketangguhan sebagai pola sikap yang membantu individu mengubah
keadaan yang penuh dengan stres menjadi peluang untuk bertumbuh menjadi
lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Aspek ketangguhan
Maddi dan Khosaba (2005) mengatakan individu yang memiliki tiga
aspek ketangguhan akan memiliki keberanian dan motivasi untuk melakukan
pekerjaan dalam situasi sulit dan menekan. Ketangguhan sebagai gabungan
dari sikap tangguh yaitu, keterampilan mengatasi, interaksi sosial yang
meningkatkan hubungan, dan perilaku. Secara khusus terdapat tiga macam
indikator ketangguhan yaitu tantangan (challenge), komitmen (commitment)
dan kendali diri (control) sebagai berikut :
a. Komitmen merupakan keyakinan untuk melibatkan diri dalam aktivitas
yang sedang dihadapi. Individu mampu bangkit dari keadaan terpuruk dan
memiliki keyakinan bahwa hidup itu bermakna dan memiliki tujuan.
Komitmen mampu membuat individu merasa yakin pada diri sendiri untuk
menghadapi dan menyelesaikan suatu permasalahan.
b. Kendali diri merupakan keyakinan individu bahwa dirinya mampu
memengaruhi dan mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Individu memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu
mengubah situasi yang berpotensi bencana menjadi peluang untuk
berkembang dan meraih kesuksesan.
c. Tantangan merupakan karakteristik individu yang memandang tantangan
sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai kesempatan untuk
mengembangkan diri, bukan sebagai ancaman. Individu memandang
kegagalan sebagai sarana belajar untuk meraih keberhasilan. Individu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mendapatkan kepuasan tersendiri setelah ia mampu mengubah situasi yang
menekan menjadi peluang pertumbuhan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
ketangguhan sebagai karakteristik kepribadian yang memiliki tiga aspek yaitu,
komitmen, kendali diri, dan tantangan. Aspek komitmen mampu membuat
individu terlibat dalam aktivitas sehari-hari, kendali diri membuat individu
menjadi lebih yakin bahwa dirinya dapat mengendalikan peristiwa yang sedang
terjadi, dan tantangan membuat individu memandang setiap peristiwa yang
terjadi sebagai kesempatan untuk bertumbuh menjadi lebih baik bukan sebagai
ancaman.
3. Faktor yang memengaruhi ketangguhan
Ketangguhan yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik yang terdapat
dalam diri individu tersebut, yaitu penerimaan diri dan keterbukaan. Faktor
eksternal merupakan faktor yang ada di luar diri individu, yaitu dukungan
sosial baik dari keluarga maupun masyarakat di lingkungan sekitar (Swagery et
al., 2017).
Smith dan Argiati (2013) mengatakan bahwa keterbukaan (openess)
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi ketangguhan seseorang.
Keterbukaan mampu mengantisipasi perasaan malu, minder, dan menghindari
perasaan negatif terhadap pandangan orang lain sehingga mempermudah
seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan dalam kondisi yang baru.
Swagery et al. (2017) menjelaskan bahwa penerimaan diri menjadi salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
faktor yang dominan dalam memengaruhi ketangguhan seseorang. Penerimaan
diri membuat seseorang mampu memahami kondisinya saat ini, sehingga
mampu melakukan usaha untuk bertahan dalam kondisi yang sulit.
Maddi (2013) mengatakan bahwa dukungan sosial mampu memengaruhi
terbentuknya ketangguhan individu yang membuatnya berkembang menjadi
pribadi yang tangguh dalam menghadapi situasi sulit. Hal ini juga diperkuat
dengan pernyataan Swagery et al. (2017) bahwa dukungan sosial yang hangat
dan positif mampu memperkuat terbentuknya ketangguhan seseorang.
Ketangguhan yang dimiliki oleh individu dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat memengaruhi ketangguhan
adalah penerimaan diri dan keterbukaan. Penerimaan diri mampu membuat
individu menjadi lebih memahami keadaan diri sendiri, sedangkan keterbukaan
mampu menghindarkan perasaan negatif terhadap pandangan orang lain dan
mempermudah individu untuk bersosialisasi dengan lingkungan baru. Faktor
eksternal yang memengaruhi ketangguhan seperti dukungan sosial yang
membuat individu menjadi lebih mudah untuk bangkit dari keadaan terpuruk
dan sebagai sebuah perlawanan dalam menghadapi situasi yang menekan.
4. Perbedaan antara ketangguhan, adversity quotient, resiliensi
Variabel ketangguhan memiliki beberapa kemiripan dengan variabel
psikologis lain, yaitu adversity quotient dan resiliensi. Melalui kemiripan
tersebut, peneliti ingin menjelaskan perbedaan antara ketiga variabel psikologis
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Maddi (2013) menjelaskan bahwa ketangguhan merupakan karakteristik
kepribadian yang memampukan individu untuk bertahan dalam situasi yang
menekan dengan tiga indikator di dalamnya, seperti komitmen, kendali diri,
dan tantangan. Grotberg (1995) menjelaskan bahwa resiliensi sebagai kapasitas
yang dimiliki individu maupun kelompok untuk mencegah, mengurangi, atau
mengatasi dampak negatif dari kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
kehidupan sehari-hari. Stoltz (dalam Dewi, Mayangsari, & Fauzia, 2016)
menjelaskan bahwa adversity quotient (AQ) sebagai kemampuan individu
dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan tersebut dengan
kecerdasan yang dimiliki, sehingga menjadi sebuah tantangan untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi.
Phoolka dan Kaur (2012) memberikan penjelasan bahwa ketangguhan,
adversity quotient (AQ), dan resiliensi mampu mengukur kemampuan individu
dalam menghadapi situasi yang menekan, tetapi menggunakan cara yang
berbeda, seperti :
1. Ketangguhan memiliki tiga aspek, seperti komitmen (commitment) sebagai
kemampuan individu untuk bangkit dari keadaan terpuruk dan memiliki
keyakinan bahwa hidup itu bermakna dan memiliki tujuan, kendali diri
(control) sebagai keyakinan individu bahwa dirinya mampu memengaruhi
dan mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan tantangan (challange) di mana individu mampu memandang
tantangan sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai kesempatan untuk
mengembangkan diri, bukan sebagai ancaman. Dalam hal ini komitmen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kendali diri hanya bisa diteliti oleh ketangguhan itu sendiri, AQ dan
resiliensi tidak dapat mengukur dengan menggunakan tiga aspek yang
dimiliki oleh ketangguhan.
2. Adversity quotient (AQ) memiliki empat aspek, yaitu control sebagai
dimensi yang memberitahu seberapa besar kendali yang dirasakan seseorang
terhadap situasi yang menekan, origin and ownership dimensi yang
memberitahu pada tingkat mana individu mampu mengatasi sebuah
kesulitan tanpa menyalahkan diri sendiri, reach sebagai dimensi yang
mengukur seberapa baik individu dapat mengatasi efek dari situasi yang
menekan atau kesulitan yang terjadi di dalam hidupnya, dan endurance
sebagai dimensi yang memberitahu berapa lama individu mampu bertahan
mengatasi kesulitan atau situasi yang menekan di dalam hidupnya. Dalam
hal ini aspek reach yang mengukur seberapa baik individu mampu
membatasi efek kesulitan dalam hidupnya dan endurance hanya dapat
diukur melalui variabel adversity quotient, tidak dapat diteliti oleh variabel
ketangguhan ataupun resiliensi.
3. Resiliensi memiliki tiga aspek yaitu kekurangan fokus (deficiency focusing)
berfokus pada hal-hal yang negatif dengan mengorbankan hal-hal yang
positif, keharusan (necessitating) individu berpikir bahwa ketika
kepentingan terjadi, itu sangat penting dan perlu untuk dilakukan dengan
mengorbankan sebuah pilihan, dan pengakuan keterampilan yang rendah
(low skill recognition) pengenalan keterampilan yang rendah mengacu pada
kecenderungan untuk tidak mengenali peran kapabilitas seseorang dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menghasilakn kesuksesan. Aspek kekurangan fokus yang dimiliki oleh
variabel resiliensi hanya dapat diteliti oleh resiliensi dan tidak bisa diteliti
dengan AQ atau ketangguhan.
Phoolka dan Kaur (2012) menjelaskan bahwa ketangguhan, adversity
quotient, dan resiliensi mengukur kemampuan seseorang untuk menghadapi
situasi yang sulit, tetapi dengan cara yang berbeda dan mampu mengukur
berbagai aspek kemampuan seseorang. Ketangguhan sebagai karakteristik
ketangguhan yang mampu membuat individu menjadi bangkit dari keadaan
terpuruk dengan komitmen, mampu mengatasi permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari menggunakan kendali diri, dan membuat individu
dapat memandang kesulitan yang dialami sebagai kesempatan untuk
bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
B. Ibu sebagai orangtua tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah
1. Definisi ibu sebagai orangtua tunggal
Orangtua tunggal adalah orang yang melakukan tugas sebagai orangtua
seorang diri karena berpisah atau kehilangan pasangannya. Orangtua tunggal
akan memiliki tanggung jawab untuk memelihara anak-anak setelah kematian,
bercerai, atau yang memutuskan untuk tidak menikah. Keluarga dengan ibu
sebagai orangtua tunggal dapat diakibatkan karena perceraian atau pasangan
meninggal (Hurlock, 1980).
Ibu sebagai orangtua tunggal adalah perempuan yang telah ditinggalkan
oleh suami atau pasangan hidupnya baik karena perceraian maupun pasangan
meninggal dunia (Papalia, 2009). Ibu tunggal adalah orangtua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
membesarkan anak-anaknya seorang diri tanpa adanya dukungan, kehadiran,
dan hidup bersama anak-anaknya dalam satu rumah tanpa adanya pasangan.
Perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki pengalaman
melahirkan anak di luar ikatan pernikahan serta merawat anaknya seorang diri
juga dapat dikatakan sebagai ibu tunggal (Kartono, 1992).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ibu tunggal
merupakan orangtua yang membesarkan anaknya seorang diri tanpa bantuan
pasangan. Ibu tunggal adalah orangtua yang telah berpisah oleh pasangannya
atau memutuskan untuk tidak menikah dan berusaha merawat keluarganya
secara mandiri dengan tanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya. Ibu tunggal dituntut harus bisa menghadapi permasalahan seorang
diri.
2. Tugas perkembangan ibu sebagai orangtua tunggal yang tidak menikah
Menjadi orangtua (parenthood) merupakan masa yang alamiah terjadi
dalam kehidupan seseorang. Peran sebagai orangtua biasa dilakukan oleh ayah
dan ibu dalam suatu keluarga. Hal ini akan berbeda dengan keluarga di mana
ibu berperan sebagai orangtua tunggal untuk anaknya. Peran sebagai ayah
maupun ibu akan dilakukan seorang diri oleh ibu sebagai orangtua tunggal.
Ibu sebagai orangtua tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah
akan memiliki tanggung jawab penuh untuk merawat anaknya. Ibu harus
menjamin kesehatan dan keselamatan fisik, mengembangkan kapasitas perilaku
untuk menjaga diri dengan pertimbangan ekonomis, dan pemenuh kapasitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
perilaku untuk memaksimalkan nilai-nilai budaya. Ibu tunggal juga harus
mempersembahkan lebih banyak waktu untuk anaknya (Lestari, 2012).
Perempuan yang menjadi orangtua tunggal tanpa menikah juga harus
menjalankan peran ganda untuk keberlangsungan hidup keluarganya, yaitu
berperan sebagai ibu dan ayah untuk anaknya. Ibu tunggal harus mampu
menafkahi keluarga tanpa bergantung dengan orang lain. Kebutuhan kasih
sayang juga harus dipenuhi seorang diri (Layliyah, 2013). Perempuan yang
menjadi ibu tunggal juga harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan
merawat anak. Ibu tunggal dituntut bisa memberikan contoh kepemimpinan,
menuntaskan pekerjaan rumah, dan memberikan kehangatan kepada anaknya
(Hasanah & Widuri, 2014).
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu
tunggal memiliki kewajiban untuk merawat anaknya, memenuhi kebutuhan
ekonomi, memberikan kasih sayang, dan memberikan perlindungan. Ibu
sebagai orangtua tunggal harus mengatur segala sesuatu secara mandiri,
melindungi perasaan anak, dan mengambil keputusan secara mandiri atas
persoalan yang sedang dihadapi. Ibu tunggal harus bisa memberikan contoh
kepemimpinan, menuntaskan pekerjaan rumah, dan memberikan kehangatan
kepada anaknya.
3. Penyebab ibu menjadi orangtua tunggal
Perempuan yang menjadi orangtua tunggal dapat disebabkan karena
beberapa macam faktor. Faktor penyebab ibu sebagai orangtua tunggal, yaitu
perceraian atau kematian pasangan (Berk, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Ibu sebagai orangtua tunggal dapat disebabkan karena kematian
pasangan baik karena sakit atau mengalami suatu kecelakaan. Faktor lain yang
menyebabkan perempuan menjadi orangtua tunggal adalah perceraian. Hal ini
dapat terjadi karena pernikahan dini, tidak menghadiri layanan keagamaan, dan
pernah bercerai sebelumnya. Rendahnya partisipasi keagamaan mempersempit
pentingnya konteks penanaman sikap dan perilaku positif dalam pernikahan
(Berk, 2012). Perempuan yang menikah pada usia muda dengan tingkat
pendidikan yang rendah, penghasilan yang rendah, dan kekerasan dari
pasangan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya perceraian (Santrock,
1995).
Perempuan yang menjadi ibu tunggal dan memutuskan untuk tidak
menikah dapat disebabkan karena memilih untuk menjalani hidup seorang diri
tanpa adanya pasangan (Papalia, 2008). Perempuan dewasa yang tidak
menikah atau hidup sendiri karena ingin memiliki waktu lebih untuk
membangun sumber daya pribadi untuk mencapai tujuan, ingin mengeksplorasi
hal-hal baru dalam hidupnya (Santrock, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa perempuan yang menjadi ibu tunggal dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kematian pasangan, perceraian, dan
memutuskan untuk tidak menikah. Perempuan yang bercerai dapat disebabkan
karena kekerasan yang dilakukan oleh pasangan, menikah pada usia dini, dan
pendidikan yang rendah. Hal ini berbeda dengan perempuan yang memutuskan
untuk tidak menikah, karena perempuan tersebut memilih untuk hidup seorang
diri dan ingin mengembangkan kemampuan diri menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4. Dampak menjadi ibu tunggal yang tidak menikah
Ibu sebagai orangtua tunggal karena bercerai dengan pasangan akan
mengalami permasalahan sosial, menurunnya dukungan sosial, meningkatnya
kecemasan, depresi, dan perilaku impulsif. Ibu tunggal juga akan merasakan
kekosongan dalam dirinya setelah bercerai dengan pasangan (Berk, 2012).
Perempuan yang berpisah atau bercerai dengan pasangannya akan mengalami
gangguan kesehatan, mengalami depresi, gangguan tidur, masalah
psikosomatis, dan rentan terhadap penyakit serta infeksi (Santrock, 2005).
Perempuan sebagai ibu tunggal karena pasangan meninggal dunia akan
mengalami rasa duka cita yang mendalam. Ibu tunggal juga akan mengalami
reaksi emosional, kecemasan, kesedihan, protes, merasa tidak berdaya, frustasi,
dan merasakan kerinduan yang mendalam pada orang tercinta (Berk, 2012).
Perempuan yang menjadi ibu tanpa menikah dengan ayah dari anak yang
dilahirkannya atau memilih untuk tidak menikah berpotensi memiliki
kehidupan emosional yang dipengaruhi oleh unsur ketidaksadaran. Ibu tunggal
akan mengalami konflik batin, frustasi, trauma, mendapatkan kecaman dari
masyarakat, rasa malu dan kepedihan hati. Perempuan yang menjadi ibu tanpa
menikah tidak bisa melanjutkan Pendidikan formal mereka. Ibu yang
memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki pengalaman melahirkan anak
di luar ikatan pernikahan akan mendapatkan penolakan lingkungan sosialnya.
Perasaan bersalah dan depresi juga akan dialami oleh ibu tunggal yang
memutuskan untuk tidak menikah (Kartono, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah akan menghadapi
permasalahan yang lebih banyak. Orangtua tunggal kategori ini lebih memiliki
ketergantungan finansial kepada orang lain. Ibu tunggal berpotensi mengalami
tekanan emosional dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri sebagai
orangtua tunggal. Ibu sebagai orangtua tunggal juga mengalami masalah sosial
karena kehidupan sosialnya terbatas dengan sanak saudara, teman dekat
perempuan, dan anak (Hurlock, 1980).
Ibu sebagai orangtua tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah
akan merasa kesepian, kesulitan dalam menjalin relasi yang akrab dengan
orang lain, dan menemukan posisi yang kurang sesuai dalam masyarakat yang
berorientasi pada pernikahan (Santrock, 2012). Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Berk (2012) bahwa ibu tunggal yang tidak menikah akan merasa
kurang aman dan merasa terkucilkan dari dunia pasangan.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah akan mengalami berbagai
dampak sebagai ibu tunggal. Ibu tunggal karena pasangan meninggal akan
mengalami perasaan duka cita dan kerinduan yang mendalam. Pada ibu yang
mengalami perceraian akan mengalami kekosongan dalam dirinya dan rentan
terhadap infeksi kesehatan. Ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah
akan merasakan kesepian, merasa kurang aman, mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri sebagai ibu tunggal, dan merasa cemas terhadap masa
depannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Ketangguhan ibu sebagai orangtua tunggal yang memutuskan
untuk tidak menikah
Perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah dan menjadi ibu
tunggal dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berk (2012) menjelaskan
bahwa perempuan yang menjadi orangtua tunggal dapat disebabkan karena
beberapa macam faktor. Faktor penyebab ibu sebagai orangtua tunggal, yaitu
perceraian atau kematian pasangan. Papalia (2008) mengatakan perempuan
yang menjadi ibu tunggal dan memutuskan untuk tidak menikah dapat
disebabkan karena memilih untuk menjalani hidup seorang diri tanpa adanya
pasangan. Santrock (2002) menjelaskan bahwa perempuan dewasa yang tidak
menikah atau hidup sendiri karena ingin memiliki waktu lebih untuk
membangun sumber daya pribadi untuk mencapai tujuan, ingin mengeksplorasi
hal-hal baru dalam hidupnya.
Perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah dan menjadi orangtua
tunggal bagi anaknya tidak akan lepas dari berbagai macam permasalahan
seperti mengalami konflik batin, karena mendapatkan stigma sosial dari
masyarakat yang menganggap perempuan yang tidak menikah sebagai orang
yang berdosa (Kartono, 1992). Ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak
menikah juga akan mengalami perasaan kesepian, karena merasa tidak ada
seorangpun yang mampu memahami dirinya dengan baik, merasa terisolasi,
dan tidak memiliki seorangpun untuk dijadikan pelarian saat dibutuhkan atau
saat mengalami stres (Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Menjadi ibu tunggal juga akan menuntut perempuan untuk berperan
ganda sebagai ibu dan ayah bagi anaknya, mengalami ketergantungan secara
finansial kepada orang lain, dan mengalami masalah sosial karena kehidupan
sosialnya terbatas dengan anak dan keluarga (Hurlock, 1980). Ibu tunggal juga
akan mengalami perasaan kesepian karena tidak memiliki seorang pasangan
dan bisa mengakibatkan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
(Santrock, 2002).
Dalam hal ini ketangguhan muncul sebagai karakteristik kepribadian
yang memudahkan perubahan individu pada keadaan yang menegangkan
menjadi keadaan berpeluang pertumbuhan. Ketangguhan memiliki tiga macam
aspek, yaitu komitmen sebagai keyakinan untuk tetap kuat dalam menghadapi
suatu permasalahan, pengendalian diri sebagai kepercayaan individu untuk
mengubah suatu masalah menjadi peluang untuk bertumbuh menjadi lebih
baik, dan tantangan sebagai kesempatan menjadi lebih bijaksana untuk
mengubah kegagalan menjadi sesuatu yang menguntungkan (Maddi &
Khosaba, 2005).
Karakteristik kepribadian tangguh memiliki tiga aspek, yaitu komitmen,
kendali diri, dan tantangan. Kobasa (1979) menjelaskan komitmen sebagai
keyakinan untuk melibatkan diri dalam aktivitas yang sedang dihadapi, mampu
bangkit dari keadaan terpuruk dan yakin bahwa hidup itu memiliki sebuah
makna. Aspek kedua adalah kendali diri, merupakan keyakinan individu
mampu menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup dan mengubahnya
menjadi lebih konsisten serta menjadikan situasi yang memiliki peluang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
bencana menjadi peluang untuk berkembang. Aspek ketiga dari ketangguhan
adalah tantangan yang merupakan keyakinan individu yang mampu meredakan
stres dengan melihat suatu peristiwa bukan sebagai ancaman.
Karakteristik kepribadian tangguh mampu membantu ibu tunggal yang
memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki pengalaman kehamilan di luar
ikatan pernikahan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Ibu tunggal yang tangguh akan mampu meminimalkan
ancaman yang dirasakan dari setiap peristiwa kehidupan yang menimbulkan
stres. Memiliki tujuan hidup yang lebih jelas dan tidak menyerah pada keadaan
yang penuh dengan tekanan (Maddi, 2013). Ibu tunggal yang memiliki
tantangan mampu berpikir positif pada perubahan yang ada di lingkungan
sekitar dan mampu mengatasi hal-hal yang tidak terduga. Ibu tunggal menjadi
lebih menghargai hidup dan mampu mencari solusi untuk mengatasi stres dan
memiliki motivasi untuk bangkit dari keadaan terpuruk (Maddi, 2013). Ibu
tunggal yang memiliki kontrol diri mampu mengendalikan setiap peristiwa
yang terjadi. Kontrol diri mampu memberikan respon yang positif terhadap
stres melalui motivasi dan solusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Skema Penelitian
Gambar 1. Skema kerangka konseptual penelitian
Penyebab ibu
menjadi orangtua
tunggal
Memutuskan
untuk tidak
menikah dan
menjalani
hidup seorang
diri
Tidak
menemukan
laki-laki yang
tepat
Ibu
tunggal
Dampak
menjadi ibu
tunggal
Berperan
ganda
Kesulitan
ekonomi
Mampu
mengatasi
peran
ganda
Mampu
memenuhi
kebutuhan
ekonomi
Mengalami
kesulitan
dalam
berperan
ganda
Tidak mampu
memenuhi
kebutuhan
ekonomi
Ibu tangguh
memiliki
Komitmen
Kendali Diri
Tantangan
Ibu yang tidak
tangguh tidak
memiliki
Komitmen
Kendali Diri
Tantangan
Ketangguhan Faktor yang
memengaruhi
ketangguhan
Internal
Penerimaan diri
Keterbukaan
Eksternal
Dukungan sosial
Internal
Tidak mudah terbuka
dengan oranglain
Tidak mampu
menerima diri sendiri
apa adanya
Eksternal
Mendapatkan
penolakan dari
keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Pada penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat eksploratif dan paling sesuai diterapkan
untuk mengeksplorasi sebuah topik manakala variabel dan landasan teori atau
kerangka konseptual untuk menjelaskan topik tersebut belum banyak diketahui.
Tujuan penelitian kualitatif yaitu untuk mengeksplorasi rangkaian kompleks
faktor-faktor yang melingkupi konsep-konsep atau fenomena pokok serta
menggali atau mengungkap aneka perspektif atau makna yang dimiliki oleh para
informan tentang konsep atau fenomena yang di maksud (Supratiknya, 2015).
Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata
tertulis atau tulisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Prastowo, 2014).
Desain penelitian ini adalah analisis isi kualitatif (AIK), yang merupakan
metode penelitian untuk menafsirkan secara informatif isi data berupa teks
melalui proses klasifikasi sistematik berupa coding atau pengodean dan
pengidentifikasian aneka tema atau pola (Hsieh & Shannon, dalam Supratiknya,
2015). Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deduktif atau analisis
isi terarah. Peneliti memilih menggunakan pendekatan ini karena pendekatan ini
cocok diterapkan manakala sudah ada teori atau hasil penelitian tertentu tentang
suatu fenomena, teori atau hasil penelitian sejenis sebagai pembantu untuk
merumuskan pertanyaan penelitian atau membantu menentukan skema awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pengodean atau skema awal hubungan antar kode (Hsieh & Shannon, dalam
Supratiknya, 2015).
B. Fokus penelitian
Fokus utama dari penelitian ini adalah gambaran ketangguhan pada ibu
sebagai orangtua tunggal yang memiliki pengalaman kehamilan pra nikah dan
memutuskan untuk tidak menikah, yang meliputi komitmen, kendali diri, dan
tantangan. Sebagai pelengkap data guna mendapatkan dinamika, peneliti juga
akan meneliti faktor yang memengaruhi ketangguhan, faktor penyebab menjadi
ibu tunggal, dan dampak menjadi ibu tunggal.
C. Informan penelitian
Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling dengan teknik typical sampling. Herdiansyah (2015) menjelaskan
purposive sampling yaitu peneliti memilih informan penelitian berdasarkan pada
ciri-ciri yang dimiliki oleh informan penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang akan dilakukan, sedangkan typical sampling sebagai suatu strategi
yang digunakann untuk kasus-kasus yang bersifat khas atau unik atau individu-
individu yang memiliki karakteristik unik. Unik dapat berarti tidak familiar atau
tidak biasa, tetapi bukan merupakan suatu hal yang ekstrem.
Penelitian ini akan menggunakan informan penelitian ibu tunggal yang
melahirkan anak di luar ikatan pernikahan dan memutuskan untuk tidak menikah
sebanyak empat orang, dengan rentang usia 20 sampai 30 tahun. Alasan peneliti
menggunakan informan sejumlah empat orang, karena keterbatasan informan
penelitian yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
didukung oleh pendapat Smith (2008) mengatakan bahwa tiga orang informan
merupakan angka yang sangat berguna sebagai sampel bagi pelajar yang
menggunakan penelitian kualitatif untuk pertama kali, karena memungkinkan
adanya keterlibatan yang cukup mendalam dengan setiap kasus yang dialami oleh
informan penelitian dan memungkinkan adanya pemeriksaan secara terperinci.
Smith (2008) juga mengatakan bahwa resiko dari suatu penelitian yang
menggunakan sampel terlalu banyak akan membuat peneliti menjadi kewalahan
oleh sejumlah data yang dihasilkan dari penelitian kualitatif dan tidak
menghasilkan analisis yang cukup tajam.
Karakteristik ibu tunggal yang akan menjadi informan dalam penelitian
ini adalah ibu tunggal yang melahirkan anak di luar ikatan pernikahan dan
memutuskan untuk tidak menikah. Hal ini dipilih oleh peneliti dengan
pertimbangan bahwa ibu tunggal yang melahirkan anak di luar ikatan pernikahan
semakin tinggi. Ibu tunggal yang tidak menikah juga didera oleh perasaan
bersalah, berdosa, dan rasa malu yang tidak terhingga besarnya. Ibu tunggal
banyak mendapatkan sanksi sosial yang diperkuat dengan undang-undang,
mengalami banyak tekanan yang mengakibatkan stres, kesengsaraan batin, dan
menunjukkan ketidakberdayaan melaksanakan fungsinya sebagai seorang ibu.
Tidak hanya itu saja, ibu tunggal yang melahirkan anak di luar ikatan pernikahan
dan memutuskan untuk tidak menikah sangat membutuhkan atensi sosial
(Kartono, 1992).
Dalam menentukan informan penelitian, peneliti juga melihat
ketangguhan pada diri informan penelitian. Peneliti akan menggunakan kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
untuk memilih informan penelitian dan memberikan gambaran awal mengenai
ketangguhan yang dimiliki oleh informan penelitian.
D. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini akan menggunakan metode
wawancara. Menurut Stewart dan Cash (dalam Herdiansyah, 2015) wawancara
merupakan suatu interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran aturan, tanggung
jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukan suatu
kegiatan di mana satu orang melakukan atau memulai pembicaraan, sementara
yang lain mendengarkan. Wawancara melibatkan komunikasi dua arah antara
kedua kubu dan adanya tujuan yang akan dicapai melalui komunikasi tersebut.
Pada penelitian ini metode pengumpulan data akan menggunakan metode
wawancara semi terstruktur. Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa wawancara
semi terstruktur termasuk dalam kategori in-depth interview di mana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Menurut Herdiansyah (2015) wawancara semi terstruktur merupakan metode
wawancara yang memberikan ruang bebas yang cukup bagi peneliti dalam
melakukan probing terhadap data. Bentuk pertanyaan dalam wawancara bersifat
terbuka. Informan penelitian dapat lebih bebas dalam mengemukakan jawaban
sepanjang tidak keluar dari konkets pembicaraan. Tujuan dari wawancara semi
terstruktur adalah untuk memahami suatu fenomena atau permasalahan tertentu.
Adapun pedoman wawancara sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
E. Pedoman wawancara
1. Untuk mengetahui latar belakang informan penelitian
a. Apa kegiatan anda saat ini ?
b. Bagaimana awal mula cerita anda bisa mengalami kehamilan pra nikah?
2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi keputusan untuk melanjutkan
kehamilan
a. Bagaimana pengalaman anda sebagai ibu tunggal ?
b. Apakah sebelumnya anda pernah mencoba untuk menggugurkan
kandungan?
(Apabila menjawab iya) upaya apa yang dilakukan?
(Apabila menjawab tidak) mengapa memilih untuk melanjutkan
kehamilan?
c. Apakah anda memang memutuskan untuk tidak menikah dan menjadi ibu
tunggal?
(Apabila menjawab iya) apa alasannya?
(Apabila menjawab tidak) apa ada hal lain yang memengaruhi
keputusan untuk tidak menikah?
3. Untuk mengetahui dampak menjadi ibu tunggal yang tidak menikah
a. Apa saja perubahan yang anda alami setelah menjadi ibu tunggal?
b. Apakah anda mengalami kesulitan selama menjadi ibu tunggal?
(Apabila menjawab iya), apa saja kesulitan yang dialami?
(Apabila menjawab tidak) maksudnya tidak ada kesulitan bagaimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4. Untuk melihat aspek komitmen dari ketangguhan
a. Hal apa yang membuat anda dapat menjalani peran sebagai ibu tunggal?
b. Apakah sejak awal anda memang memutuskan untuk merawat anak anda
seorang diri?
(Apabila menjawab iya) hal apa yang membuat anda memilih untuk
merawat anak anda?
(Apabila menjawab tidak) apakah ada hal lain?
5. Untuk mengetahui aspek kendali diri dari ketangguhan
a. Apakah anda pernah mendapatkan stigma sosial dari masyarakat?
(Apabila menjawab iya) stigma seperti apa yang anda dapat?
(Apabila menjawab tidak) maksudnya tidak mendapatkan stigma sosial
gimana?
b. Bagaimana cara anda mengatasi segala peristiwa yang terjadi di dalam
hidup anda?
c. Bagaimana cara anda menjalani peran ganda sebagai seorang ayah dan ibu
bagi anak anda?
6. Untuk mengetahui aspek tantangan dari ketangguhan
a. Hal apa yang anda dapatkan setelah melewati peristiwa ini?
b. Bagaimana anda memandang status sebagai ibu tunggal?
Proses perolehan data meliputi beberapa tahap, yaitu :
1. Peneliti mencari informan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Peneliti akan membangun rapport terlebih dahulu untuk mendekatkan diri
dengan informan.
3. Peneliti akan memberikan penjelasan secara personal kepada informan
mengenai topik dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, kerahasiaan
data informan, peran informan dalam penelitian yang akan dilakukan, dan
meminta izin kepada informan untuk merekam seluruh kegiatan wawancara
menggunakan handphone atau alat perekam lainnya.
4. Peneliti bertanya mengenai kesediaan informan untuk menjadi informan dalam
penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan oleh peneliti.
5. Peneliti akan memberikan informed consent yang akan ditandangani oleh
informan sebagai tanda kesediaan menjadi informan dalam penelitian ini.
6. Peneliti akan membuat jadwal untuk melaksanakan wawancara.
F. Metode analisis data
Penelitian ini akan menggunakan analisis isi kualitatif (AIK) yang
merupakan metode untuk menganalisis pesan-pesan komunikasi yang bersifat
tertulis, lisan, atau visual (Supratiknya, 2015). Secara lebih spesifik, penelitian ini
menggunakan pendekatan deduktif atau analisis isi terarah. Menurut Hsieh dan
Shannon (dalam Supratiknya, 2015) teori atau hasil penelitian yang sudah ada
akan digunakan untuk membantu merumuskan pertanyaan penelitian atau
membantu menentukan skema awal pengodean atau skema awal berhubungan
antar kode.
Dalam melakukan analis isi terarah peneliti akan membaca keseluruhan
transkrip wawancara dan menandai setiap bagian dari teks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
merepresentasikan fenomena yang sedang diteliti. Teks yang dipandang
merepresentasikan fenomena yang diteliti namun tidak cocok dimasukkan ke
dalam salah satu dari kode-kode yang tercantum dalam matriks dapat diberikan
kode baru atau kode tambahan (Hsieh & Shannon, 2005 dalam Supratiknya,
2015).
G. Dependabilitas dan kredibilitas
Peneliti kualitatif harus menjelaskan strategi yang ditempuh untuk
menjamin kredibilitas dan validitas penelitian yang telah dilakukan (Supratiknya,
2015).
1. Dependabilitas
Menurut Supratiknya (2015) dependabilitas merupakan pendekatan
yang diterapkan peneliti konsinten dengan yang diterapkan oleh peneliti-
peneliti lain dalam proyek penelitian lain. Creswell (dalam Supratiknya,
2015) mengatakan bahwa dependabilitas hasil penelitian kualitatif dapat
diuji dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Memeriksa transkrip rekaman wawancara untuk memastikan tidak
adanya kesalahan-kesalahan serius yang bisa terjadi selama proses
transkripsi.
b. Memastikan tidak ada pergeseran pada definisi kode-kode yaitu
perubahan makna kode yang terjadi selama proses pengodean. Hal ini
dapat dihindari dengan cara membandingkan data dengan kode-kode
yang berhasil dirumuskan serta membuat catatan tentang kode serta
definisinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
c. Memeriksakan pengodean yang telah dilakukan kepada dosen
pembimbing selaku professional judgement.
2. Kredibilitas
Supratiknya (2015) menjelaskan bahwa kredibilitas merupakan
pemeriksaan keakuratan penelitian yang telah dilakukan dengan
menerapkan sejumlah prosedur tertentu. Menurut Creswell (dalam
Supratiknya, 2015) terdapat beberapa macam strategi yang dapat
digunakan peneliti untuk menguji kredibilitas hasil penelitiannya. Salah
satu strategi yang digunakan oleh peneliti untuk menguji kebenaran
informasi yang diberikan oleh informan penelitian dengan metode Member
checking. Metode ini digunakan sebagai cara untuk memastikan
keakuratan data berupa tema-tema dengan menunjukkan kepada informan
untuk mengetahui keakuratan rumusan tema-tema yang telah dibuat.
Setelah informan menyetujui tema-tema yang telah dibuat, peneliti akan
mulai menuliskannya sebagai laporan akhir. Peneliti juga menggunakan
bantuan peer debriefers atau rekan pewawancara maupun peer researchers
atau rekan peneliti. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk memastikan
keakuratan laporannya dengan meminta seorang sejawat untuk melakukan
review dan mengajukan pertanyaan kritis tentang penelitiannya.
H. Refleksi peneliti
Peneliti selama ini masih menganggap bahwa kehamilan tidak diinginkan
akibat hubungan seksual pra nikah yang terjadi pada seorang perempuan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
suatu hal yang tabu. Peneliti menganggap bahwa perempuan yang mengalami
kehamilan pra nikah sebagai perempuan yang nakal dan kurang baik. Anggapan
ini didapat peneliti, karena didikan orangtua yang menganggap bahwa kehamilan
tidak diinginkan sebagai perbuatan yang kurang baik dan dapat membuat malu
keluarga. Peneliti juga menganggap bahwa perempuan yang mengalami
kehamilan pra nikah akan sangat menderita dan tidak mampu memiliki kehidupan
yang lebih baik dari pada perempuan pada umumnya yang memiliki seorang
pasangan dan menikah bukan karena alasan mengalami kehamilan tidak
diinginkan.
Pada saat melakukan penelitian ini peneliti berusaha untuk menghilangkan
semua anggapan yang ada di dalam benak peneliti, yakni anggapan mengenai
perempuan yang mengalami kehamilan pra nikah. Peneliti berusaha untuk benar-
benar mendengarkan pengalaman dari perempuan yang mengalami kehamilan
tidak diinginkan akibat hubungan seksual pra nikah tanpa memberikan
penghakiman. Peneliti juga berusaha untuk mawas diri bahwa peneliti sedang
melakukan penelitian. Dengan demikian peneliti dapat mengelola pikiran negatif
dan empati dengan mengubahnya menjadi kisah yang disampaikan oleh peneliti
mengenai kisah yang telah disampaikan oleh informan penelitian. Hal yang
terpenting adalah bagaimana seorang perempuan mampu menyadari kesalahan
yang pernah diperbuat dan berusaha untuk memperbaikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan pelaksanaan penelitian
1. Persiapan dan perizinan penelitian
Informan dalam penelitian ini merupakan empat orang perempuan yang
pernah mengalami kehamilan di luar ikatan pernikahan yang memilih untuk
menjadi ibu tunggal dan memutuskan untuk tidak menikah. Peneliti memilih
informan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu peneliti memilih
informan penelitian berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki oleh informan,
karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.
Peneliti mencari informan penelitian dengan cara bertanya kepada teman dan
keluarga dekat peneliti. Setelah peneliti mendapatkan informan yang sesuai
dengan kriteria penelitian, peneliti mencoba untuk menghubungi informan
untuk meminta kesediaan informan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Peneliti akan membuat jadwal pertemuan dengan informan yang telah
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Pertemuan tersebut bertujuan
untuk menjelaskan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, prosedur
penelitian, meminta informan untuk mengisi kuesioner, dan meminta informan
menandatangani informed consent. Peneliti juga meminta kesediaan informan
menandatangani penggunaan alat perekam selama melakukan wawancara.
Setelah informan bersedia menandatangani informed consent, peneliti akan
membuat jadwal wawancara dengan informan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Kuesioner ketangguhan ini bertujuan untuk melihat gambaran
ketangguhan pada diri informan penelitian. Peneliti akan membangun
hubungan yang baik terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara agar
informan merasa nyaman dan mampu memberikan jawaban dengan sejujur-
jujurnya, kemudian peneliti akan mulai membuat jadwal pertemuan dengan
informan untuk melakukan wawancara.
2. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan wawancara penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga
bulan November 2018. Wawancara dilakukan sebanyak dua kali pada semua
informan penelitian. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
wawancara pada setiap informan beragam, yakni antara satu jam hingga dua
jam. Proses wawancara yang telah dilakukan bersama keempat informan
penelitian berlangsung cukup lancar dan tidak ada kendala yang berarti.
Pertemuan pertama dengan informan TP pada tanggal 12 September
2018. Pada pertemuan pertama peneliti memulai dengan perkenalan,
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, serta
meminta TP untuk mengisi kuesioner. Peneliti langsung melakukan wawancara
setelah melakukan perkenalan dan memberikan informed consent. Peneliti
mengetahui TP melalui rekan peneliti sebagai teman dekat dari informan TP.
Pada saat proses wawancara TP terlihat sangat bersemangat dan kooperatif
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
Pertemuan pertama dengan RL dilakukan pada tanggal 14 September
2018. Peneliti melakukan perkenalan, menjelaskan maksud serta tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
penelitian, dan meminta RL untuk mengisi kuesioner. Peneliti melakukan
wawancara setelah RL menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian yang
akan dilakukan dengan menandatangani informed consent. Peneliti mengetahui
RL melalui teman dekat peneliti yang telah dihubungi oleh RL bahwa dirinya
bersedia berpertisipasi dalam penelitian ini. Pada saat melakukan wawancara,
RL terlihat bersemangat dan sangat terbuka untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti. Hal tersebut terlihat dari cara informan yang
menyampaikan pengalamannya dengan sangat detail dan bangga atas segala
proses yang telah RL lalui hingga saat ini. RL sempat kehilangan
konsentrasinya saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti karena
suasana di tempat wawancara yang sangat ramai. Hal tersebut membuat RL
mengulang beberapakali pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
Pada tanggal 3 Oktober 2018 peneliti melakukan wawancara dengan
informan FW. Peneliti mengetahui tentang FW melalui sebuah pertemuan di
salah satu gereja yang ada di Yogyakarta. Peneliti memberikan penjelasan serta
maksud dan tujuan mengenai penelitian yang akan dilakukan, kemudian
peneliti meminta FW untuk mengisi kuesioner, dan menandatangani informed
consent terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Proses wawancara
dilakukan dua minggu setelah pemberian informed consent, karena FW seorang
free lance dalam bidang seni musik dan memiliki banyak pekerjaan yang
membuat peneliti sulit untuk mengatur jadwal pertemuan. Pada saat proses
wawancara, FW terlihat sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
diberikan oleh peneliti. FW mampu menceritakan pengalamannya dengan jelas
dan lengkap.
Pertemuan pertama bersama informan PA dilakukan pada tanggal 18
Oktober 2018. Peneliti memberitahu maksud dan tujuan penelitian kepada
informan PA, kemudian meminta PA untuk mengisi kuesioner dan langsung
dilanjutkan dengan proses wawancara. Peneliti mengetahui PA melalui teman
dekat peneliti sebagai teman dekat dari PA. Pada saat proses awal wawancara
PA telihat sedikit bingung dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti, tetapi seiring berjalannya waktu PA mampu menceritakan
pengalamannya dengan baik. Hal tersebut terlihat dari cara PA yang
mengulang-ulang pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Pertemuan bersama
PA juga cukup sulit dilakukan karena PA memiliki jadwal pekerjaan yang
padat, sehingga peneliti langsung melakukan proses wawancara setelah PA
menandatangani informed consent.
Tahap konfirmasi kepada keempat informan penelitian dilakukan pada
tanggal 7, 8, dan 11 Januari 2019. Tahap konfirmasi dilakukan dengan cara
mengulas kembali hasil wawancara serta menanyakan kembali kesesuaian isi
yang telah dipahami peneliti kepada informan penelitian setelah memberikan
tema pada pernyataan informan yang sesuai dengan tema yang ingin digali oleh
peneliti. Tabel dua berikut ini merupakan waktu dan tempat pelaksanaan
wawancara sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama antara
peneliti dan informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1
Waktu dan tempat pelaksanaan wawancara
Informan Tanggal
Pengambilan
Data
Lokasi Tanggal
melakukan
Konfirmasi
Lokasi
TP 12 September
2018
Kedai Roft
Seturan
7 Januari
2019
Kopi Klotok
Babarsari
14 November
2018
Kopi Klotok
Babarsari
RL 14 September
2018
KFC
Sudirman
11 Januari
2019
KFC
Sudirman
13 November
2018
Chacha Milk
Tea Gejayan
FW 3 Oktober 2018 RM Bu
Komang
8 Januari
2019
Rumah
Informan
8 November
2018
Rumah
Informan
PA 18 Oktober
2018
KFC Seturan 7 Januari
2019
Chacha Milk
Tea Seturan
20 November
2018
Chacha Milk
Tea Seturan
3. Member checking
Peneliti telah melakukan member checking dengan keempat informan
penelitian sesuai dengan perjanjian tanggal, hari, dan tempat yang telah
ditentukan sebelumnya. Peneliti melakukan member checking dengan informan
TP pada hari Senin, 7 Januari 2019 di Kopi Klotok Babarsari. Member
checking dengan informan RL dilakukan pada hari Jumat, 11 Januari 2019 di
KFC Sudirman. Pada informan FW member checking dilakukan pada hari
Selasa, 8 Januari 2019 di rumah Informan. Member checking terhadap
informan PA dilakukan pada hari Senin, 7 Januari 2019 di Chacha Milk Tea
Seturan.
Keempat informan penelitian telah menyepakati dan menyatakan
bahwa tema-tema spesifikasi dari hasil wawancara yang telah diolah oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
peneliti sudah sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh seluruh informan
penelitian ketika memberikan jawaban wawancara.
4. Etika penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan informed consent sebagai
bentuk persetujuan informan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Informed consent diajukan sebagai sebuah upaya peneliti untuk meyakinkan
informan bahwa segala informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya
guna melindungi hak-hak informan penelitian yang sudah bersedia
berkontribusi (Gray dalam Supratiknya, 2019). Peneliti menjelaskan pada calon
informan penelitian bahwa keterlibatannya dalam penelitian ini bersifat
sukarela dan tidak ada unsur pemaksaan. Apabila informan penelitian
merasakan hal-hal yang menimbulkan ketidaknyamanan baik secara fisik
maupun mental, informan penelitian dapat mengundurkan diri dari penelitian
ini. Keterangan tersebut telah dicantumkan dalam bentuk perizinan bahwa
informan penelitian dapat mengundurkan diri atau menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Peneliti juga menyadari bahwa data penelitian yang telah diperoleh wajib
untuk dilindungi kerahasiaannya. Peneliti wajib memegang teguh rahasia yang
menyangkut informan penelitian, sehingga peneliti menggunakan inisial dalam
penelitian ini. Data yang diperoleh berupa hasil wawancara hanya dapat
diakses oleh peneliti. Proses pengubahan data berupa audio menjadi bentuk
teks juga dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga kerahasiaan data informan
penelitian dapat terjamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Informan penelitian
1. Data informan
Tabel 2
Data informan
No Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
1 Inisial TP RL FW PA
2 Jenis
kelamin
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
3 Urutan
kelahiran
1 2 1 2
4 Usia saat ini 22 tahun 23 tahun 27 tahun 22 tahun
5 Usia saat
memiliki
anak
21 tahun 21 tahun 20 tahun 20 tahun
6 Agama Katolik Katolik Katolik Katolik
7 Pendidikan
terakhir
SMA SMA S1 S1
8 Pekerjaan
saat ini
Mahasiswi Mahasiswi Guru Musik Wiraswasta
9 Status Single
mother
Single
mother
Single
mother
Single
mother
10 Jumlah
anak
1 1 1 1
11 Usia anak 1 tahun 1
bulan
1 tahun 8
bulan
7 tahun 1 tahun
5bulan
12 Ibu Ada Ada Meninggal Ada
13 Ayah Ada Ada Ada Ada
14 Tempat
tinggal
Rumah
orangtua
Rumah
orangtua
Rumah oma Kos
2. Latar belakang informan
a. Informan 1 (TP)
TP merupakan seorang perempuan berusia 22 tahun. TP merupakan
anak pertama dari dua bersaudara. TP memiliki seorang adik perempuan. TP
merupakan ibu tunggal dari seorang anak laki-laki berusia satu tahun satu
bulan. TP tinggal di Flores bersama dengan ayah, ibu, adik, dan anak TP di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
rumah orangtuanya. TP saat ini sedang melanjutkan kuliahnya di
Yogyakarta. TP meninggalkan anaknya di Flores bersama kedua
orangtuanya. TP sempat memiliki usaha online, tetapi TP merasa
penghasilan yang ia dapatkan tidak sesuai dengan keinginannya. Akhirnya
TP memutuskan untuk tidak berjualan online lagi dan melanjutkan kuliah
praktiknya.
Alasan TP telah memiliki seorang anak, karena TP mengalami
kehamilan akibat hubungan seksual pra nikah. TP mengalami kehamilan pra
nikah saat TP berusia 21 tahun. Awal mula TP mengalami kehamilan pra
nikah, karena terdapat unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pacar TP. Hal
ini dapat terjadi, karena pacar TP merasa cemburu dengan TP yang masih
menjalin komunikasi dengan mantan kekasihnya.
TP mengetahui bahwa dirinya mengalami kehamilan karena TP
mengalami mual-mual dan mengalami perubahan siklus menstruasi yang
tidak normal, yakni TP tidak mengalami menstruasi selama beberapa bulan.
Akhirnya TP melakukan pengecekan menggunakan testpack dan hasilnya
positif hamil. TP mencoba untuk memberitahu pacarnya bahwa ia positif
hamil. Setelah memastikan bahwa TP positif hamil, ia memutuskan untuk
memberitahu kedua orangtuanya.
Kehamilan pra nikah memberikan dampak negatif kepada TP. Selama
masa kehamilan TP berada di Yogyakarta, karena TP harus melanjutkan
kuliah. Hal tersebut membuat TP merasa kesepian dan TP memutuskan
untuk pulang ke rumahnya yang berada di Flores. Dampak lain dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kehamilan pra nikah, yaitu ibu TP selalu marah kepadanya setiap hari. Hal
ini membuat TP merasa tertekan dan stres. TP juga merasa malu karena
telah merusak nama baik keluarganya di masyarakat.
Dampak negatif dari kehamilan yang dialami TP, yaitu adanya upaya
untuk menggugurkan kandungannya tersebut. Hal ini dapat terjadi karena
TP merasa telah merusak image baik papanya dan tidak ingin orangtuanya
dicemooh oleh masyarakat di sekitar tempat tinggal. TP berusaha untuk
menghubungi klinik ilegal dan minum-minuman beralkohol untuk
menggugurkan kandungannya, tetapi upaya tersebut tidak membuat
kandungan TP menjadi gugur. Hal tersebut membuat TP merasa sangat
menyesal telah mencoba untuk menggugurkan kandungannya. Dampak lain
dari kehamilan pra nikah yang dialami oleh TP, yaitu adanya penolakan dari
ibu TP. Ibu TP selalu marah kepada TP dan membuatnya merasa sangat
tertekan dan stres. Kehamilan pra nikah juga membuat TP harus mengambil
cuti kuliah selama satu tahun.
Selama masa kehamilan, TP merasa bahwa sikap pacarnya telah
berubah menjadi tidak peduli kepada TP dan anaknya. Hal tersebut
membuat TP merasa tidak nyaman dan TP menjadi semakin yakin pada
keputusannya untuk menjadi ibu tunggal. TP juga merasa bahwa tidak ada
orang lain yang mampu menyayangi anak TP dengan tulus seperti TP.
Orangtua TP juga tidak mengizinkan TP untuk menikah terlebih dahulu,
karena TP belum menyelesaikan kuliahnya dan belum memiliki pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hal ini juga membuat TP menjadi lebih yakin dengan keputusannya untuk
tidak menikah dan menjadi ibu tunggal bagi anaknya.
b. Informan 2 (RL)
RL merupakan seorang perempuan berusia 23 tahun. RL adalah anak
kedua dari dua bersaudara. RL memiliki seorang kakak laki-laki yang
berada di Jakarta. RL merupakan seorang pribadi yang menganut agama
Katolik. RL saat ini telah memiliki seorang anak perempuan berusia satu
tahun delapan bulan. Saat ini, RL tinggal bersama dengan ayah, ibu, dan
anaknya di rumah orangtua RL yang berada di Yogyakarta. Kegiatan RL
saat ini adalah kuliah dan mengurus anaknya di rumah.
RL telah memiliki seorang anak karena mengalami kehamilan pra
nikah. RL mengalami kehamilan pra nikah saat RL berusia 21 tahun. Awal
mula RL mengalami kehamilan pra nikah karena RL dan pacarnya
melakukan hubungan seksual pra nikah. RL dan pacarnya melakukan
hubungan seksual pra nikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan
menyebabkan RL mengalami kehamilan.
RL mengetahui bahwa dirinya mengalami kehamilan karena
mengalami muntah-mutah yang hebat setiap pagi. RL mulai berpikir bahwa
dirinya hamil, karena RL dan pacarnya telah melakukan hubungan seksual
pra nikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan pacar RL mengeluarkan
spermanya di dalam. RL mencoba untuk membeli testpack untuk melakukan
pengecekan dan hasilnya RL positif hamil. Akhirnya RL memutuskan untuk
memberitahu pacarnya bahwa RL positif mengalami kehamilan, tetapi pacar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
RL tidak menanggapi dengan baik dan tidak menunjukkan upaya untuk
bertanggung jawab.
Selama masa kehamilan, pacar RL tidak memberikan perhatian
kepada RL dan berselingkuh dengan perempuan lain. Hal tersebut membuat
RL menjadi sangat sedih dan memutuskan untuk memberitahu keluarganya
bahwa saat ini RL sedang mengalami kehamilan. Kehamilan pra nikah yang
dialami oleh RL memberikan dampak negatif kepada dirinya. Pada awal
kehamilan, RL mengalami muntah yang cukup hebat selama empat hari dan
kehilangan nafsu makan yang membuat RL kehilangan berat badannya
sebanyak sepuluh kilogram. RL juga berusaha untuk menutupi
kehamilannya dari orangtua dan teman-temannya.
Pada saat RL mengetahui bahwa dirinya positif hamil, RL merasa
sangat takut dan marah. RL juga selalu dipaksa untuk menggugurkan
kandungan tersebut oleh pacarnya. RL sempat diberikan obat untuk
menggugurkan kandungan, tetapi RL tidak meminumnya karena RL merasa
takut. Selama masa kehamilan, RL selalu berusaha untuk meminta
pertanggung jawaban kepada pacarnya tetapi RL selalu diabaikan oleh
pacarnya. Sikap pacar yang selalu mengabaikan RL membuat dirinya
merasa stres dan tertekan. Hal tersebut menimbulkan pikiran negatif pada
diri RL untuk menggugurkan kandungannya. Pada akhirnya RL
memutuskan untuk melanjutkan kehamilan tersebut dan mulai memberitahu
keluarganya mengenai kehamilannya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Akhirnya RL mengambil keputusan untuk tidak menikah dan menjadi
ibu tunggal. Selama masa pacaran, RL juga mendapatkan kekerasan secara
fisik oleh pacarnya. Hal tersebut membuat RL merasa sakit hati dan sedih.
RL juga tidak ingin menikah dengan pasangan yang berbeda agama dan
kedua orangtua RL juga mendukung keputusannya untuk tidak menikah dan
menjadi ibu tunggal bagi anaknya.
c. Informan 3 (FW)
FW merupakan seorang perempuan yang berusia 27 tahun. FW adalah
seorang anak tunggal. FW merupakan seorang pribadi yang menganut
agama Katolik. Saat ini FW telah memiliki seorang anak laki-laki yang
berusia 7 tahun. FW mengalami kehamilan pra nikah saat berusia 20 tahun.
Anak FW saat ini sedang duduk di kelas 3 SD. Saat ini FW tinggal bersama
dengan anaknya, om, dan sepupu FW di rumah oma FW. Mama FW telah
meninggal karena mengalami sakit, setelah mama FW meninggal FW harus
menggantikan mamanya sebagai kepala keluarga.
FW adalah lulusan Sarjana Seni Musik di salah satu universitas yang
ada di Yogyakarta. Kegiatan FW saat ini adalah mengajar vocal di sebuah
SMA yang berada di Yogyakarta. FW juga mengajar sebagai guru piano dan
vocal di lembaga musik. Setiap hari senin dan kamis FW akan mengajar
ekstrakurikuler paduan suara pada pukul 15.00-18.00 WIB. FW juga sempat
mengajar paduan suara untuk acara Dies Natalis salah satu universitas di
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
FW sempat menjalin hubungan pacaran selama satu bulan dengan
mantan kekasihnya yang FW temui di sebuah kereta. Sama halnya dengan
PA dan RL, FW juga mengalami kehamilan pra nikah, tetapi karena paksaan
dari pacarnya. Faktor penyebab kehamilan pra nikah yang dialami oleh FW,
karena FW mendapatkan paksaan sebanyak lima kali dari pacarnya untuk
melakukan hubungan seksual pra nikah. FW tidak bisa melawan pacarnya,
karena tenaga pacar FW sangat kuat. Setelah melakukan hubungan seksual
pra nikah, FW juga mendapatkan ancaman dari pacarnya untuk tidak
memberitahu orangtuanya. Awal mula FW mengetahui bahwa dirinya
mengalami kehamilan yakni pacar FW menanyakan kepada FW apakah FW
sudah menstruasi atau belum. FW merasa bahwa siklus menstruasi yang
dirinya alami tidak lancar. Akhirnya FW memutuskan untuk melakukan
pengecekan menggunakan testpack dengan pacarnya. Hasil dari
pengecekan tersebut menunjukkan bahwa FW positif mengalami kehamilan.
Kehamilan pra nikah juga menimbulkan dampak negatif terhadap diri
FW. Pada awal kehamilan, FW sempat menutupi kehamilannya dari kedua
orangtua dan teman-temannya. FW selalu menolak untuk pergi dan
berkumpul bersama teman-teman kuliahnya serta FW selalu menutupi
perutnya dengan jaket agar kehamilannya tidak ketahuan orang lain.
Kehamilan pra nikah juga menimbulkan dampak secara psikologis yang
membuat FW merasa sangat marah karena dirinya positif hamil. FW juga
merasa sangat sedih tidak dapat memberitahu teman-temannya mengenai
kehamilannya tersebut. Dampak psikologis lain yang dialami adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
perasaan sedih dan menyesal harus kehilangan masa mudanya dan harus
menjadi seorang ibu.
Dampak lain dari kehamilan pra nikah, yaitu FW menjadi bahan
pembicaraan oleh masyarakat dan mahasiswa dari fakultas lain yang melihat
FW dengan pandangan yang negatif. Selama masa kehamilan, FW juga
harus mengambil cuti kuliah karena merasa tidak nyaman dengan
pandangan negatif mahasiswa lain terhadap dirinya. FW juga mendapatkan
kekerasan dari pacarnya selama masa kehamilan seperti perut FW dipukul
dan ditendang oleh pacarnya. FW juga dipaksa untuk menggugurkan
kandungannya dengan meminum obat pelancar menstruasi yang
memberikan efek panas dan sakit pada perutnya.
Akhirnya FW memutuskan untuk tidak menikah dan menjadi ibu
tunggal untuk anaknya. FW merasa bahwa pacarnya sangat tidak
menghargai FW dan keluarganya. FW juga tidak ingin menikah dengan
laki-laki yang berbeda agama dan selalu menyakiti dirinya baik secara fisik
maupun verbal.
d. Informan 4 (PA)
PA adalah seorang perempuan berusia 22 tahun. PA merupakan anak
kedua dari dua bersaudara dan memiliki seorang kakak perempuan. PA
merupakan pribadi yang menganut agama Katolik. PA telah memiliki
seorang anak perempuan berusia satu tahun lima bulan. Pada saat ini PA
tidak tinggal bersama kedua orangtuanya, tetapi tinggal di sebuah kos
karena harus bekerja. Anak PA tinggal bersama kedua orangtuanya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
setiap hari setelah selesai bekerja PA selalu pulang ke rumah orangtuanya.
Kegiatan PA saat ini bekerja sebagai wiraswasta.
PA telah memiliki seorang anak perempuan karena mengalami
kehamilan pra nikah pada usia 20 tahun. Penyebab terjadinya kehamilan
karena PA dan pacarnya pernah melakukan hubungan seksual pra nikah saat
pacaran. Awal mula PA mengetahui kehamilannya karena siklus menstruasi
PA tidak lancar. PA dan pacarnya mencoba untuk melakukan pengecekan
menggunakan testpack. Hasil dari pengecekan menunjukkan bahwa PA
positif hamil.
PA juga mengalami dampak negatif dari kehamilan pra nikah tersebut.
Pada awal kehamilan, PA berusaha untuk menutupi kehamilannya dari
kedua orangtua dan teman-temannya. Perut PA yang semakin besar
membuat orangtuanya menjadi curiga bahwa PA sedang hamil. Akhirnya
PA memutuskan untuk memberitahu kedua orangtua dan kakaknya bahwa
PA sedang hamil. Hal tersebut membuat ibu PA merasa sangat marah dan
mendiamkan PA selama satu bulan.
Dampak negatif dari kehamilan pra nikah, yaitu adanya usaha untuk
menggugurkan kandungan. PA sempat mencoba untuk menggugurkan
kandungan dengan meminum jamu dan membuat badannya menjadi lelah,
tetapi usahanya tersebut tidak berhasil. Selama masa kehamilan, PA tetap
melanjutkan kuliahnya seperti biasa hingga ia lulus. Hal tersebut juga
membuat PA mendapatkan stigma sosial dari mahasiswa di kampusnya dan
membuat PA menjadi merasa tertekan. PA juga berusaha untuk meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pertanggung jawaban dari pacarnya, tetapi PA dituduh telah berbohong dan
tidak mengandung anak dari pacarnya. Hal tersebut membuat PA merasa
sangat sedih dan kecewa. Akhirnya PA memutuskan untuk menjadi ibu
tunggal bagi anaknya. PA merasa bahwa pacarnya tidak memiliki usaha
untuk bertanggung jawab dan menyerahkan segala keputusan kepada
orangtuanya.
C. Hasil Analisis Data
1. Analisis data informan 1 (TP)
a. Faktor penyebab menjadi ibu tunggal
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa merasa sangat
kecewa terhadap pacarnya yang menjadi ragu untuk menikah dengan dirinya
dan tidak peduli terhadap TP dan anaknya, serta tidak memperlakukan
anaknya dengan baik. TP merasa bahwa pacarnya tidak memperlakukan
anak mereka dengan baik seperti selayaknya seorang ayah menyayangi
anaknya. Hal tersebut membuat TP menjadi tidak nyaman dan lebih
memilih untuk menjadi ibu tunggal. Faktor lain yang memengaruhi
keputusan TP menjadi ibu tunggal adalah tidak adanya izin dari orangtuanya
untuk menikah. TP mengatakan bahwa orangtuanya menginginkan TP untuk
menyelesaikan kuliah terlebih dahulu dan memiliki pekerjaan. TP merasa
memiliki teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan mampu
membantunya saat mengalami kesulitan. Hal tersebut membuat TP merasa
tidak memerlukan seorang pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Dampak menjadi ibu tunggal
Menjadi ibu tunggal juga mengakibatkan berbagai macam dampak
terhadap diri TP. Dampak menjadi ibu tunggal yang dialami TP, yaitu
dampak secara psikologis, permasalahan ekonomi, membutuhkan bantuan
orangtua untuk merawat anak, dan mendapatkan stigma sosial dari
masyarakat. Dampak psikologis yang dialami oleh TP adalah perasaan
kesepian karena tidak memiliki seseorang untuk berbagi keluh dan kesah
yang ia rasakan. Sebagai ibu tunggal, TP juga memiliki perasaan khawatir
terhadap anaknya akan merasa bingung dan tidak mampu menjelaskan siapa
ayahnya kepada orang lain.
Dampak lain yang dialami oleh TP, yaitu TP harus meninggalkan
anaknya bersama kedua orangtuanya karena TP sedang melanjutkan
kuliahnya di Yogyakarta. TP juga masih membutuhkan bantuan
orangtuanya untuk membantu mengurus anaknya di rumah. TP mengatakan
bahwa perannya sebagai ibu dan ayah harus dibantu oleh orangtuanya.
Sebagai ibu tunggal, TP juga mengalami kesulitan ekonomi dan masih
bergantung kepada orangtuanya. TP sebagai ibu tunggal juga mendapatkan
stigma sosial dari masyarakat di sekitar tempat tinggal dan dari teman-
temannya di kampus.
c. Karakteristik kepribadian tangguh
Terdapat tiga aspek individu yang memiliki karakteristik
kepribadian tangguh, yakni komitmen, kendali diri, dan tantangan. Ketiga
aspek tersebut memaparkan karakteristik individu yang tangguh. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
analisis data, seluruh informan dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai
pribadi yang memiliki karakteristik kepribadian tangguh. TP sebagai
individu yang tangguh dapat tergambar melalui tiga karakteristik
ketangguhan sebagai berikut :
1) Komitmen
Komitmen sebagai suatu keyakinan yang dimiliki individu untuk
melibatkan diri dalam aktivitas yang sedang dihadapi secara terus
menerus. Individu mampu bangkit dari keadaan terpuruk dan memiliki
keyakinan bahwa hidup itu bermakna dan memiliki tujuan. Hal ini juga
terlihat dalam diri TP yang setia pada janjinya sebagai ibu tunggal
dengan menabung dan belajar mengenai pola asuh untuk anaknya,
memiliki sikap bertanggung jawab untuk melanjutkan kehamilan, ikhlas
dalam menerima stigma sosial dari masyrakat, dan memiliki komitmen
untuk menjelaskan ayah kandung anaknya tanpa memberikan cerita yang
buruk mengenai mantan kekasihnya tersebut.
Aspek komitmen yang dimiliki oleh TP terwujud dalam sikap
bertanggung jawab yang dimilikinya untuk melanjutkan kehamilan dan
tidak menggugurkan kandungannya tersebut. Ketangguhan yang dimiliki
TP juga terlihat dari sikapnya yang berusaha untuk menabung dan
menyisikan uang bulanannya untuk melakukan USG, membeli susu
untuk ibu hamil, dan menjaga kesehatannya dengan berolahraga setiap
hari. Aspek ketangguhan juga terwujud dalam sikap TP yang setia pada
janjinya sebagai ibu tunggal yang selalu berusaha untuk merawat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
membesarkan anaknya dengan baik, walaupun menjadi ibu tunggal
bukanlah hal yang mudah.
Sebagai individu yang memiliki aspek komitmen, TP mampu
bangkit dari keadaan terpuruk dan berusaha untuk menyelesaikan
kuliahnya meskipun dalam keadaan hamil besar. TP juga berkomitmen
untuk menjelaskan siapa ayah kandung anaknya tanpa memberikan cerita
yang buruk mengenai ayah kandung anaknya tersebut. Ketangguhan yang
dimiliki TP mampu membuatnya menjadi lebih ikhlas menerima stigma
sosial dari masyarakat dan tidak bisa menjalankan perannya sebagai
orangtua secara utuh untuk anaknya, karena TP harus kuliahnya.
2) Kendali diri
Aspek kendali diri dalam diri TP terwujud dalam cara TP
menghadapi suatu masalah dengan berdoa. TP berusaha untuk tidak
memperdulikan perkataan orang lain mengenai dirinya. Ketangguhan
juga membuat TP mampu mengatasi rasa bosan dan kesepian dengan
melakukan kegiatan yang positif. TP juga memiliki keyakinan bahwa ia
mampu mengendalikan peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari.
Sebagai individu yang tangguh, TP akan mencari ketenangan
dalam menghadapi suatu permasalahan dengan berdoa dan menyerahkan
diri kepada Tuhan. TP juga memiliki keyakinan ia mampu mengtasi rasa
bosan dan kesepian dengan melakukan aktivitas yang positif, seperti
membaca buku, bermain games, pergi jalan-jalan, dan berbelanja. TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
selalu berusaha untuk menjalin komunikasi dengan anaknya melalui
telefon maupun video call untuk melepas kerinduan.
Kendali diri yang dimiliki oleh TP membuatnya mampu
mengatur emosi dan stres yang ia rasakan agar tidak menjadi terpuruk
dan TP berusaha untuk tidak menghiraukan perkataan orang lain. Sebagai
individu yang tangguh, TP mampu mengendalikan peristiwa yang terjadi
di dalam kehidupan sehari-hari dengan menegur teman-temannya yang
selalu memberikan stigma negatif kepada dirinya. Sebagai seorang ibu,
TP berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri dengan membiasakan
anaknya memanggil TP dengan sebutan ibu. Hal tersebut dilakukan oleh
TP agar TP selalu ingat bahwa dirinya sudah menjadi seorang ibu dan
harus selalu semangat dalam menjalani kehidupan dan merawat anaknya.
3) Tantangan
Aspek tantangan dalam diri TP terwujud dalam cara TP
memandang kehadiran anaknya sebagai sebuah semangat dan motivasi
dalam menjalani kehidupannya. TP dapat mengambil hikmah dari
peristiwa yang telah dilaluinya sebagai sebuah tantangan, kesempatan
untuk menjadi lebih dewasa, dan belajar untuk tidak mudah mengambil
suatu keputusan. Aspek tantangan yang dimiliki TP membuatnya mampu
memandang status sebagai ibu tunggal menjadi lebih positif.
TP mengatakan bahwa kehadiran anaknya membuat TP menjadi
lebih semangat dalam menjalani kehidupan dan menjadi motivasi TP
untuk melanjutkan kuliahnya serta membuat IPK (Indeks Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kumulatif) TP menjadi lebih meningkat. Kehadiran seorang anak
membuat TP menjadi lebih termotivasi untuk menyelesaikan kuliah dan
mencari pekerjaan. Ketangguhan mampu membuat TP mengambil
hikmah dari peristiwa yang telah dialami sebelumnya. TP menjadi lebih
dihargai oleh orang lain dan ibunya, TP menjadi lebih dewasa dan lebih
rajin.
Ketangguhan membuat TP dapat belajar dari kegagalan di masa
lalu untuk tidak mudah dalam mengambil sebuah keputusan dan
mempertimbangkan resiko yang akan didapatnya. TP memandang
statusnya sebagai ibu tunggal sebagai suatu hal yang menyenangkan. TP
merasa dapat memiliki anaknya seutuhnya dan tidak mengalami stres
memikirkan pasangan yang berselingkuh dengan perempuan lain. Aspek
tantangan mampu membuat TP mengambil hikmah dari kehadiran
anaknya sebagai suatu rencana indah yang telah Tuhan rencanakan untuk
dirinya.
d. Faktor yang memengaruhi ketangguhan
1) Penerimaan diri
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, TP memiliki
penerimaan diri terdahap kehadiran anaknya dan status barunya sebagai
ibu tunggal yang tidak menikah serta segala peristiwa yang terjadi di
dalam hidupnya. TP mampu menerima dengan ikhlas sikap ibunya yang
selalu marah dan menolak kehadiran anaknya diawal kehamilan.
Penerimaan diri yang dimiliki TP membuatnya mampu membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ketangguhan yang menjadikan TP dapat melewati segala peristiwa yang
terjadi di dalam hidupnya tanpa larut dalam keadaan terpuruk.
2) Keyakinan kepada Tuhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa TP menjadi lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan. TP selalu berdoa kepada Tuhan agar
diberikan kekuatan dan jalan keluar atas permasalahan yang sedang ia
hadapi. Mendekatkan diri kepada Tuhan membuat TP menjadi lebih
tenang dan TP memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan
jalan keluar atas permasalahan yang sedang terjadi. Keyakinan kepada
Tuhan mampu memengaruhi terbentuknya ketangguhan dalam diri TP.
3) Kemampuan menghargai diri sendiri
TP mampu memandang dirinya tinggi dan berusaha agar orang lain
tidak memandangnya rendah. TP berusaha untuk menaikkan harga
dirinya dengan menyelesaikan kuliahnya yang sempat tertunda karena
mengalami kehamilan. Hal tersebut dilakukan oleh TP karena ia ingin
membuktikan kepada orang lain bahwa TP mampu menjadi ibu tunggal
yang sukses dalam pendidikan, pekerjaan, dan merawat anaknya.
2. Analisis data informan 2 (RL)
a. Faktor penyebab menjadi ibu tunggal
Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi keputusan RL untuk tidak menikah dan menjadi ibu tunggal.
Faktor yang memengaruhi keputusan RL untuk tidak menikah, yaitu
mendapatkan kekerasan secara fisik maupun verbal selama masa pacaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mendapatkan dukungan dari keluarga, merasa belum mendapatkan laki-laki
yang sesuai dengan dirinya, dan perbedaan agama.
RL mengatakan bahwa ia mendapatkan kekerasan secara fisik
selama masa pacaran. RL selalu mendapatkan perlakuan kasar dari pacarnya
seperti dipukul pada bagian kepala, didorong hingga terjatuh, dilempar
menggunakan telepon genggam, dan dicubit pada bagian perut saat RL
mengalami kehamilan. RL juga tidak ingin menikah dengan pasangan yang
berbeda agama.
Dukungan dari keluarga juga menjadi salah satu faktor yang
memengaruhi keputusan RL untuk tidak menikah dan menjadi ibu tunggal
untuk anaknya. RL mengatakan bahwa seluruh keluarga dan teman-teman
dekatnya sangat mendukung keputusan RL untuk tidak menikah. RL juga
mengatakan bahwa ia belum menemukan sosok seorang pasangan yang
sesuai dengan dirinya dan merasa belum siap untuk menjalin hubungan
dengan orang lain.
b. Dampak menjadi ibu tunggal
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa RL mengalami
dampak sebagai ibu tunggal, yakni RL harus berperan ganda sebagai ibu
dan ayah untuk anaknya, secara ekonomi RL masih bergantung kepada
orangtuanya, dan membutuhkan bantuan orangtuanya untuk merawat anak.
Sebagai ibu tunggal, RL harus memenuhi peran sebagai ibu dan ayah untuk
anaknya serta memberikan kasih sayang melebihi keluarga yang memiliki
orangtua yang lengkap. RL mengatakan bahwa ia belum bisa mencukupi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kebutuhan ekonomi secara mandiri. RL masih bergantung kepada
orangtuanya secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup RL dan
anaknya, selain itu RL juga masih dibiayai oleh orangtuanya untuk
menyelesaikan kuliahnya.
Sebagai ibu tunggal, RL juga masih membutuhkan bantuan
orangtuanya untuk mengurus anak. RL mengatakan bahwa ia selalu
meminta bantuan orangtuanya untuk menjaga anaknya saat RL kuliah
maupun memiliki kegiatan di luar rumah. RL juga mengatakan bahwa ia
kehilangan banyak waktu untuk beristirahat, karena harus menemani
anaknya bermain setelah pulang kuliah.
c. Karakteristik kepribadian tangguh
1) Komitmen
Karakteristik kepribadian tangguh juga tergambar dalam diri RL
yang mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang telah RL lakukan
dengan melanjutkan kehamilannya. RL mampu bangkit dari keadaan
terpuruk dengan melanjutkan kuliah walaupun harus bersama adik
tingkat, setia pada janjinya sebagai ibu tunggal untuk merawat anaknya
dengan baik, dan tidak menanamkan cerita yang buruk mengenai laki-
laki terutama mengenai ayah kandung anaknya tersebut.
Sebagai individu yang tangguh, RL mampu mengambil sikap
untuk bertanggung jawab dan melanjutkan kehamilannya, walaupun RL
memiliki banyak kesempatan untuk memberikan anaknya kepada orang
lain atau menggugurkannya. Sebagai ibu tunggal yang tangguh, RL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mampu bangkit dari keadaan terpuruk dan melanjutkan kuliahnya yang
sempat tertunda. RL juga mampu menyingkirkan rasa takut untuk
bertemu dengan mantan pacarnya di kampus, selain itu RL juga tetap
setia pada janjinya untuk menyelesaikan kuliah walaupun harus kuliah
bersama adik tingkat.
Ketangguhan mampu membuat RL menerima segala resiko
sebagai ibu tunggal. RL mampu menjalani perannya sebagai ibu dan
seorang mahasiswi dengan baik. RL memiliki komitmen bahwa ia harus
memiliki waktu bermain bersama anaknya setelah pulang kuliah
walaupun RL tidak bisa beristirahat dan RL juga berusaha untuk
memberikan sosok seorang ibu yang selalu ada untuk anaknya bukan
seorang kakak yang sibuk kuliah.
RL juga memiliki komitmen untuk menjelaskan siapa ayah
kandung anaknya tanpa memberikan stigma yang buruk mengenai laki-
laki terutama ayah kandung anaknya tersebut. Hal tersebut dilakukan
oleh RL, karena ia tidak ingin anaknya memiliki stigma buruk terhadap
laki-laki. Sebagai individu yang tangguh, RL mampu bertahan dalam
sisi dan kondisi untuk tetap berbuat baik kepada orang lain walaupu
orang lain memberinya pandangan negatif. RL mampu menepati
janjinya untuk tidak membalas perbuatan buruk mantan pacarnya yang
telah mengabaikan dan meninggalkan RL bersama anaknya seorang
diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2) Kendali diri
Aspek kendali diri yang dimiliki oleh RL terwujud dalam cara
RL mengendalikan rasa bimbang dengan berdoa, mencari sebuah solusi
dan mengatasi rasa sedih dengan bercerita kepada orang lain. RL juga
memiliki keyakina bahwa ia mampu mengubah situasi negatif menjadi
lebih baik. Sebagai ibu tunggal yang memiliki ketangguhan, RL mampu
menyiapkan diri sebagai seorang ibu dengan melakukan konsultasi
bersama seorang psikolog, dan memberikan peran seorang ayah dengan
membiasakan anaknya memanggil ayah serta om RL dengan sebutan
papa. RL juga mampu mengatur waktu dengan baik antara merawat
anak dan kuliah.
Hal yang dilakukan RL untuk mengatasi rasa bimbang dengan
melakukan doa novena setiap hari Rabu. RL juga mampu mengatasi
perasaan sedih, stres, dan tekanan yang ia rasakan dengan bercerita
kepada ibunya untuk melegakan hati, mendapatkan solusi, serta
dukungan. Hal tersebut membuat RL tidak pernah merasa terbebani
atau stres, karena mampu mencari solusi dari setiap permasalahan yang
ia hadapi. Selama tinggal di rumah singgah ibu hamil, RL mampu
mengatasi rasa bosan dan kesendirian dengan melakukan kegiatan yang
positif, seperti memasak, memandikan bayi, dan bercerita dengan
suster. Ketangguhan yang dimiliki RL membuatnya mampu
mempersiapkan diri sebagai seorang ibu dengan melakukan konsultasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
bersama seorang psikolog. Hal ini dilakukan RL agar ia tidak
sembarangan dalam mendidik anaknya kelak.
Kendali diri juga membuat RL mampu membawa hidupnya
menjadi lebih baik lagi. RL mampu mengendalikan kebiasaan buruknya
dengan tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, dan
mengurangi kebiasaan keluar rumah hingga larut malam. Sebagai
individu yang tangguh, RL memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu
mengubah situasi yang negatif menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan
melalui sikap RL yang mampu membawa anaknya ke masyarakat
dengan suasana bahagia tanpa rasa malu dan membuat orang lain dapat
memberikan respon yang positif terhadap kehadiran anak RL.
Sebagai individu yang tangguh, RL memiliki keyakinan bahwa
ia mampu membuat hidupnya menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut
membuat RL berusaha untuk menaikkan harga dirinya dengan
melanjutkan kuliah hingga selesai dan membuat orang lain menjadi
lebih menghargai dirinya sebagai ibu tunggal. Kendali diri yang
dimiliki RL membuatnya mampu mengatur waktu dengan baik. RL
selalu menyempatkan diri untuk memandikan anaknya pada sore hari
dan mengerjakan tugas setelah anaknya tidur. RL mampu mencari
solusi dari setiap permasalahan yang terjadi, seperti RL yang akan
membawa anaknya kuliah bila tidak ada orang yang bisa menjaga
anaknya di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3) Tantangan
Berdasarkan hasil analisis data, aspek tantangan yang dimiliki RL
terwujud dalam cara RL memandang kehadiran anaknya sebagai suatu
teguran dari Tuhan atas perbuatannya selama ini. RL mampu
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi setelah menjadi
seorang ibu, dan RL juga mampu mengambil hikmah dari setiap
peristiwa yang telah ia lewati.
Melalui peristiwa yang telah terjadi, RL merasa bahwa Tuhan telah
menegur dirinya dengan memberikan kesempatan untuk merawat
seorang anak bukan dengan memberikan cacat secara fisik.
Ketangguhan yang dimiliki RL mampu membuat RL memandang
kehadiran seorang anak sebagai sebuah anugerah dan bukan sebagai
beban yang membuatnya tidak bisa beraktivitas dengan baik. Sikap
pacar RL yang selalu mengabaikannya tidak membuat RL menjadi
putus asa, tetapi menjadi sebuah semangat bahwa RL mampu menjadi
ibu yang baik untuk anaknya.
Aspek tantangan juga tergambar pada diri RL melalui cara RL
memandang peristiwa yang telah ia lalui sebagai kesempatan untuk
berubah menjadi lebih baik lagi. RL menjadi lebih bersyukur atas
hidupnya yang lebih beruntung dari pada orang lain dan RL bisa
merubah kebiasaan buruknya untuk tidak merokok lagi. Sebagai
individu yang tangguh, RL mampu memandang pengalaman sebagai
ibu tunggal sebagai suatu pengalaman yang membangun dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menjadi lebih baik lagi. Peristiwa yang telah RL lalui membuatnya
menjadi lebih berani untuk membagikan kisahnya kepada masyarakat
tanpa rasa malu dan takut.
RL mampu memandang anaknya sebagai motivasi untuk
melanjutkan kehidupannya menjadi lebih baik lagi dan membuatnya
menjadi lebih dewasa. Sebagai individu yang tangguh, RL mampu
belajar menjadi pribadi yang tidak mudah mengambil suatu keputusan
dengan cepat tanpa mempertimbangkan resiko yang akan diterimanya.
RL mampu memandang kehadiran anaknya sebagai sebuah anugerah
yang mampu mengubahkan RL menjadi lebih semangat dalam
menjalani kehidupannya.
d. Faktor yang memengaruhi ketangguhan
1) Penerimaan diri
Berdasarkan hasil penelitian penerimaan diri mampu memengaruhi
terbentuknya ketangguhan yang dimiliki oleh RL. Penerimaan diri yang
dimiliki oleh RL mampu membuatnya menerima segala permasalahan
yang terjadi di dalam hidupnya dengan ikhlas. RL juga mampu menerima
kehadiran anaknya tanpa memiliki perasaan benci ataupun dendam. Hal
tersebut membuat RL mampu bangkit dari keterpurukan dan tidak mudah
menyalahkan keadaan yang terjadi atas dirinya.
2) Kemampuan menghargai diri sendiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RL memiliki harga diri yang
baik terhadap dirinya sendiri. RL tidak pernah memandang dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
rendah di hadapan orang lain. Hal tersebut mampu membuat RL menjadi
lebih percaya diri dalam menjalani aktivitasnya dan membuat RL mampu
membuktikan kepada orang lain bahwa RL mampu menjadi ibu tunggal
yang memiliki pendidikan tinggi dan dapat merawat anaknya dengan
baik.
3) Dukungan teman-teman
RL memiliki teman-teman yang mampu memberikan semangat
kepada RL sebagai ibu tunggal bagi anaknya. Seluruh teman-teman RL
sangat mendukung keputusannya untuk menjadi ibu tunggal bagi
anaknya. Hal tersebut membuat RL menjadi lebih yakin terhadap
pilihannya sebagai ibu tunggal dan membuat RL merasa tidak pernah
mendapatkan stigma sosial dari orang lain, karena teman-temannya
sangat menghargai dan menerima keputusan RL tersebut.
4) Keyakinan kepada Tuhan
RL lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan melakukan doa
novena dan doa kerahiman setiap hari Rabu. Dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, RL selalu berdoa terlebih dahulu untuk meminta kekuatan
dan jalan keluar kepada Tuhan atas permasalahan yang sedang terjadi.
Keyanikan kepada Tuhan mampu membentuk ketangguhan dalam diri
RL dan menjadi lebih tenang dalam menghadapi suatu peristiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Analisis data informan 3 (FW)
a. Faktor penyebab menjadi ibu tunggal
Keputusan FW untuk tidak menikah dan menjadi ibu tunggal untuk
anaknya karena FW mendapatkan kekerasan dan merasa dimanfaatkan oleh
pacarnya. FW mengatakan selama masa pacaran ia pernah dipukul dan
ditendang pada bagian perutnya. Faktor lain yang memengaruhi keputusan
FW adalah sikap pacar yang mencoba memanfaatkan FW untuk
membawakan makanan, menggantikan pacarnya kuliah, dan berusaha
meminta uang beasiswa milik FW.
FW memutuskan untuk tidak menikah, karena tidak ingin
pernikahannya dilandasi dengan kekerasan dan tidak ingin mengalami
perceraian. Keputusan FW untuk tidak menikah juga didukung oleh
keluarga dan teman-temannya. Hal tersebut membuat FW semakin yakin
dengan keputusannya untuk menjadi ibu tunggal bagi anaknya.
b. Dampak menjadi ibu tunggal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa FW mengalami berbagai
macam dampak menjadi ibu tunggal. FW harus menjadi kepala keluarga,
mengalami kesulitan secara ekonomi, harus berperan ganda sebagai ibu dan
ayah, kesulitan mengatur waktu, merasa kesepian, dan menjadi bahan
pembicaraan oleh masyarakat di sekitar tempat tinggal. Sebagai ibu tunggal,
FW harus menggantikan peran ibunya sebagai kepala keluarga setelah
ibunya meninggal. FW juga merasa kesulitan secara ekonomi, karena FW
belum memiliki pekerjaan yang tetap. FW juga masih mengandalkan uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pensiunan milik ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. FW juga
harus merawat om dan keponakanannya yang tinggal bersama dengan FW
dan anaknya.
Sebagai ibu tunggal, FW juga harus berperan ganda sebagai ibu
dan ayah untuk anaknya. FW juga merasa kesulitan dalam berperan sebagai
ayah, karena FW tidak pernah mendapatkan sosok seorang ayah. Menjadi
ibu tunggal juga membuat FW mengalami kesulitan dalam mengatur waktu
antara bekerja dan merawat anaknya. FW juga menjadi bahan pembicaraan
oleh masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai ibu
tunggal, FW juga merasa kesepian karena tidak memiliki seorang
pendamping untuk berbagi keluh dan kesah yang ia rasakan. FW merasa
kesulitan dalam mengurus pekerjaan rumah seorang diri.
c. Karakteristik kepribadian tangguh
1) Komitmen
Individu yang memiliki karakteristik kepribadian tangguh juga
tergambar dalam diri FW yang mampu bangkit dari keadaan terpuruk
meski ibunya telah meninggal, FW memiliki sikap bertanggung jawab
untuk melanjutkan kehamilan, dan berkomitmen untuk menjelaskan siapa
ayah kandung anaknya tanpa memberikan cerita buruk mengenai mantan
pacarnya tersebut. FW juga mampu setia pada janjinya untuk menjadi ibu
tunggal dengan merawat anakya dengan baik, dan bertahan pada sisi dan
kondisi sebagai ibu tunggal walau mendapat stigma sosial dari
masyarakat di sekitar tempat tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Ketangguhan yang dimiliki oleh FW terwujud dalam sikapnya yang
mampu bertanggung jawab untuk melanjutkan kehamilannya dan tidak
menggugurkan kandungannya. FW juga mampu menghadapi stigma
sosial yang ia terima dari masyarakat di sekitar tempat tinggalnya tanpa
memberikan perlawanan. Sebagai ibu tunggal yang tangguh, FW juga
tetap setia pada janjinya untuk merawat anaknya dengan baik tanpa
bantuan seorang pasangan.
Sebagai individu yang memiliki aspek komitmen, FW mampu
membuktikan bahwa ia dapat bangkit dari keterpurukan dan bisa
berjuang hidup sendirian walaupun ibunya telah meninggal. FW juga
berkomitmen untuk menjelaskan siapa ayah kandung anaknya tanpa
memberikan stigma yang buruk mengenai mantan pacarnya tersebut.
Ketangguhan mampu membuat FW mengambil keputusan untuk tidak
membohongi anaknya dengan menolak membuat akta kelahiran atas
nama ibu FW dan membuat akta kelahiran atas nama FW sendiri. FW
juga kuat menjalani ujian menerima dengan ikhlas bahwa mantan
pacarnya telah menikah dengan perempuan lain.
2) Kendali diri
Aspek kendali diri FW terwujud dalam pengendalian diri dalam
hal pengaturan waktu antara bekerja dan merawat anak, mengendalikan
diri dengan memprioritaskan kebutuhan keluarga dari pada kebutuhan
pribadi, dan mampu mencari solusi di setiap permasalahan yang sedang
dihadapi. FW juga mampu mengendalikan stres yang ia rasakan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
FW memiliki keyakinan mampu mengendalikan setiap peristiwa yang
terjadi di dalam hidupnya.
Ketangguhan yang dimiliki oleh FW membuatnya mampu
mengatur waktu antara bekerja dan merawat anak. FW selalu
menyempatkan diri untuk menjaga anaknya sebelum berangkat bekerja
dan mengurangi waktu bermain bersama teman-teman untuk merawat
anaknya di rumah. Sebagai ibu yang tangguh, FW juga bisa
mengendalikan keinginannya untuk tidak membeli barang-barang
pribadi dan lebih memprioritaskan untuk membeli kebutuhan rumah
tangga serta mencukupi kebutuhan keluarganya.
Sebagai individu yang tangguh, FW mampu mencari solusi atas
permasalahan yang sedang terjadi. FW akan bercerita kepada teman
dekatnya bila FW sudah tidak mampu menyelesaikan suatu
permasalahan dan FW akan berdoa kepada Tuhan untuk meminta
kekuatan. Aspek kendali diri yang dimiliki FW juga tergambar pada
cara FW yang mampu mengelola stres dengan baik. FW berusaha untuk
tidak memikirkan hal-hal negatif dan fokus terhadap permasalahan
yang lebih penting.
FW juga memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengendalikan
setiap peristiwa yang terjadi di dalam hidupnya. FW akan mencari
kesibukan dengan melakukan kegiatan yang positif untuk mengurangi
stres. Kendali diri yang dimiliki FW membuatnya mampu menemukan
solusi atas suatu permasalahan, misalnya FW akan mengajak anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ke kampus atau ke tempat kerja saat tidak ada orang yang bisa menjaga
anaknya di rumah.
3) Tantangan
Aspek tantangan yang dimiliki oleh FW terwujud dalam cara
FW memandang peristiwa yang telah ia lalui sebagai suatu kesempatan
untuk menjadi lebih dewasa. FW mampu memaafkan orang lain setelah
mengalami suatu peristiwa yang berat ini dan membuat FW menjadi
lebih bersyukur dalam segala hal. Ketangguhan juga membuat FW
mampu memandang kehadiran anaknya sebagai sebuah anugerah dan
pasangan seumur hidup yang Tuhan berikan kepada dirinya. FW juga
memandang peristiwa yang sudah terjadi bukan sebagai sebuah beban.
Sebagai individu yang memiliki karakteristik kepribadian
tangguh, FW mampu memandang kehadiran anaknya sebagai pasangan
seumur hidup yang diberikan Tuhan kepada FW sebelum ibunya
meninggal. Peristiwa yang telah FW lalui membuatnya belajar untuk
memaafkan kesalahan orang lain. FW juga menjadi lebih dewasa dalam
segala hal dan tidak bergantung kepada orang lain.
Aspek tantangan membuat FW mampu memandang hikmah dari
suatu persitiwa dengan mensyukuri kehidupannya yang selalu
berkecukupan. FW juga memandang statusnya sebagai ibu tunggal
bukan sebagai beban. FW merasa lebih senang menjadi ibu tunggal dan
tidak merasa stres memikirkan mantan pacarnya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d. Faktor yang memengaruhi ketangguhan
1) Kemampuan memaafkan orang lain
Berdasarkn hasil analisis, memaafkan orang lain menjadi salah satu
faktor yang memengaruhi ketangguhan. FW mampu memaafkan
kesalahan mantan pacarnya yang telah memaksa FW untuk melakukan
hubungan seksual pra nikah dan memaksa untuk menggugurkan
kandungan dengan meminum obat pelancar menstruasi. Hal itu dilakukan
FW untuk melepaskan perasaan sakit hati kepada pacarnya. Memaafkan
orang lain membuat FW merasa lebih lega, mampu menceritakan siapa
ayah kandung anaknya tanpa memberikan cerita yang buruk mengenai
sosok pacarnya tersebut, dan menjadi lebih ikhlas menerima mantan
pacarnya menikah dengan perempuan lain.
2) Dukungan keluarga
Selama masa kehamilan, FW mendapatkan penerimaan dari ibu
dan keluarga besarnya tanpa diberikan stigma sosial atas kehamilannya
tersebut. Dukungan keluarga yang didapatkan FW membuatnya mampu
memilih untuk melanjutkan kehamilan dan menjadi ibu tunggal untuk
anaknya. FW juga merasa keluarganya mampu memberikan solusi
terbaik dalam setiap masalah yang sedang ia hadapi. Dukungan keluarga
juga membuat FW mampu melanjutkan kuliahnya hingga selesai dan
keluarga FW juga membantunya dalam merawat anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3) Dukungan teman-teman
Sebagai ibu tunggal, pilihan FW tersebut sangat didukung oleh
teman-teman FW di kampus. Dukungan yang diberkan oleh teman-teman
FW dapat memengaruhi terbentuknya ketangguhan dalam diri FW.
Dukungan sosial yang diberikan oleh teman-teman FW membuatnya
menjadi lebih mudah beradaptasi dengan status barunya sebagai ibu
tunggal dengan berbagai macam bantuan yang diberikan oleh teman-
temannya dalam merawat anak FW.
4) Keterbukaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa FW mampu bersikap terbuka
kepada orang lain mengenai statusnya sebagai ibu tunggal bagi anaknya.
Hal tersebut membantu FW dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar
dan membuatnya tidak mudah larut dalam keadaan terpuruk.
4. Analasis data informan 4 (PA)
a. Faktor penyebab menjadi ibu tunggal
Keputusan PA untuk tidak menikah dan menjadi ibu tunggal bagi
anaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti mendapatkan kekerasan
secara fisik maupun verbal selama masa pacaran dan perbedaan agama.
Keluarga pacar PA tidak mempercayai anak yang dikandung PA adalah
anak dari pacarnya. Orangtua PA juga tidak memberikan izin kepada PA
untuk menikah, agar PA menyelesaikan kuliah dan bekerja terlebih dahulu.
PA mengatakan bahwa selama masa pacaran ia mendapatkan
kekerasan secara fisik maupun verbal oleh pacarnya. PA juga merasa bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
pacarnya tidak dapat menjadi kepala keluarga yang baik, karena sifatnya
yang egois dan kasar. Keputusan PA untuk tidak menikah juga dipengaruhi
oleh perbedaan agama antara PA dengan pacarnya. Keputusan PA untuk
tidak menikah juga didukung oleh keluarganya dan kedua orangtua PA tidak
mengizinkannya menikah serta meminta PA untuk menyelesaikan kuliahnya
terlebih dahulu.
b. Dampak menjadi ibu tunggal
Sebagai ibu tunggal, PA juga harus menjalani peran ganda untuk
anaknya, mengalami kesulitan secara ekonomi, dan kesulitan dalam
mengatur waktu antara bekerja dan merawat anaknya. PA mengatakan
bahwa ia mengalami kesulitan secara ekonomi yang membuatnya masih
bergantung pada uang pensiunan orangtuanya dan mengharuskan PA untuk
bekerja agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Sebagai ibu tunggal, PA
juga mengalami kesulitan dalam memberikan peran ganda sebagai ibu dan
ayah untuk anaknya. PA juga masih membutuhkan bantuan orangtuanya
untuk merawat dan membantunya dalam memberikan peran sebagai ayah
dan ibu untuk anaknya.
PA mengatakan bahwa seluruh data anaknya menjadi atas nama
kedua orangtuanya. Sebagai ibu tunggal, PA merasa bingung dengan
statusnya saat ini sebagai apa karena PA tidak menikah dan telah memiliki
seorang anak. Sebagai ibu tunggal, PA juga mengalami kesulitan dalam
membagi waktu antara bekerja, merawat anak, dan bersosialisasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
teman-temannya. PA mengatakan bahwa ia merasa takut bila orang lain
belum bisa menerima dirinya apa adanya sebagai ibu tunggal.
c. Karakteristik kepribadian tangguh
1) Komitmen
Berdasarkan hasil analisis, aspek komitmen yang dimiliki oleh
PA terwujud dalam sikap PA yang mau bertanggung jawab atas
kehamilan yang dialaminya. PA mampu bangkit dari keadaan terpuruk
dan mampu menerima segala konsekuensi sebagai ibu tunggal. Sebagai
individu yang tangguh, PA mampu mengambil komitmen untuk
menjelaskan kepada anaknya siapa ayah kandungannya suatu hari nanti.
PA juga mampu setia pada janjinya sebagai ibu tunggal untuk merawat
anaknya dengan baik.
Karakteristik ketangguhan yang dimiliki oleh PA membuatnya
mampu bertanggung jawab atas perbuatannya dengan melanjutkan
kehamilannya dan tidak menggugurkan kandungannya tersebut. PA
mampu bangkit dari keterpurukan dengan tetap melanjutkan kuliahnya
hingga selesai walaupun dalam keadaan hamil besar. Karakteristik
kepribadian tangguh membuat PA mampu melibatkan diri dalam
aktivitas sehari-hari dengan bekerja untuk membantu orangtuanya
mencukupi kebutuhan keluarga.
Sebagai ibu yang tangguh, PA berkomitmen untuk menceritakan
siapa ayah kandung anaknya suatu hari nanti dan tidak ingin melanggar
hak anaknya untuk mengetahui siapa orangtuanya. PA juga mampu setia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
terhadap janjinya untuk merawat anaknya dengan baik tanpa meminta
pertanggung jawaban secara materi kepada mantan pacarnya.
Ketangguhan membuat PA mampu menerima segala konsekuensi
menjadi ibu tunggal, seperti sulit mendapatkan pasangan dan harus
bekerja keras untuk membiayai kehidupan anaknya.
2) Kendali diri
Kendali diri yang dimiliki PA terwujud dalam sikap PA yang
mampu mengatasi stres dan rasa putus asa dengan bermain bersama anak,
berusaha untuk menyediakan waktu bermain bersama anak, dan
mengatasi segala permasalahan dengan berbagi cerita ke orangtua untuk
mendapatkan solusi yang tepat.
Kendali diri membuat PA mampu mengatasi stres dan perasaan
putus asa dengan bermain bersama anaknya. Bermain bersama dengan
anak membuat PA menjadi lebih tenang dan bisa melupakan
permasalahan yang sedang terjadi. PA juga berusaha mencari solusi atas
permasalahan yang sedang dihadapi dengan bercerita kepada
orangtuanya. Selama masa kehamilan, PA mampu bersikap cuek dan
tidak memperdulikan stigma sosial yang diberikan teman-teman
kampusnya dan tetap fokus untuk menyelesaikan kuliahnya.
PA berusaha untuk mengatur waktu bekerja, bermain, dan
merawat anaknya dengan baik. Sebagai seorang ibu, PA selalu berusaha
untuk merawat anaknya terlebih dahulu sebelum berangkat bekerja dan
menyediakan waktu untuk bermain bersama anaknya bila PA bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pada sore hari. Kendali diri membuat PA memiliki keyakinan mampu
membawa situasi hidupnya menjadi lebih baik lagi dengan bekerja untuk
mencukupi kebutuhan anak dan keluarganya.
3) Tantangan
Hasil analisis menunjukkan bahwa PA mampu memandang
kehadiran anaknya sebagai sebuah anugerah, semangat untuk menjalani
kehidupannya, dan membuat PA belajar untuk merawat seorang anak
secara mandiri. Peristiwa yang telah dilalui PA membuatnya menjadi
lebih dewasa, bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi. PA juga
mampu melihat hikmah dari sikap ibunya yang menutupi status anaknya
di masyarakat, bahwa ibu PA hanya ingin melindungi PA agar tidak
mendapatkan stigma sosial dari masyarakat.
Sebagai individu yang tangguh, PA mampu memandang
kehadiran anaknya sebagai sebuah anugerah walaupun hidup PA harus
berubah dan mengalami kesulitan. PA juga memandang anaknya sebagai
semangat untuk menjalani kehidupan dan mampu membawa rejeki untuk
PA dan keluarganya suatu hari nanti. Peristiwa yang telah PA lalui
sebagai kesempatan untuk PA bertumbuh menjadi pribadi yang lebih
dewasa, PA belajar untuk mengatasi suatu permasalahan seorang diri,
dan membuat PA menjadi lebih hemat.
PA mampu memandang statusnya sebagai ibu tunggal tidak
menjadi sebuah beban, tetapi membuat PA belajar untuk menghargai
perjuangan seorang ibu. PA mampu mengambil hikmah dari setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
peristiwa yang telah ia alami, bahwa PA mampu mengembangkan
potensinya menjadi lebih baik lagi, dan PA mampu membesarkan
anaknya dengan caranya sendiri. Sebagai individu yang tangguh, PA
mampu memandang sikap ibunya yang berusaha untuk menutupi status
anaknya karena ibu PA tidak ingin melihat PA mendapatkan stigma
sosial dan dipojokkan oleh keluarga besar dan masyarakat di sekitar
tempat tinggalnya.
d. Faktor yang memengaruhi ketangguhan
1) Penerimaan diri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri mampu
memengaruhi ketangguhan yang dimiliki oleh PA. Penerimaan diri
mampu membuat PA menerima kehadiran anaknya tanpa memiliki rasa
benci ataupun dendam. PA menjadi lebih ikhlas dalam menerima segala
keadaannya sebagai ibu tunggal.
2) Keterbukaan
Keterbukaan yang dimilki oleh PA menjadi salah satu faktor
yang memengarhui terbentuknya ketangguhan. PA mampu bersikap
terbuka kepada orang lain mengenai statusnya saat ini sebagai ibu
tunggal kepada orang yang baru ia kenal maupun yang sudah berteman
cukup lama. Keterbukaan mampu membantu PA dalam beradaptasi
dengan situasi baru di dalam hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3) Dukungan teman-teman
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan
sosial menjadi salah satu faktor yang memengaruhi ketangguhan pada
diri PA. Hal tersebut membuat PA merasa bahwa teman-temannya sangat
mendukung pilihannya untuk melanjutkan kehamilan dan menjadi ibu
tunggal bagi anaknya. PA juga merasa masih ada orang lain yang
menyayangi dirinya dibandingkan mantan pacarnya yang telah pergi
meninggalkan PA bersama anaknya tersebut.
5. Integrasi hasil analisis empat informan
Berdasarkan hasil analisis data terdapat empat tema utama dalam
penelitian ini, yaitu faktor penyebab menjadi ibu tunggal, dampak menjadi ibu
tunggal, faktor yang memengaruhi ketangguhan, dan karakteristik
ketangguhan.
a. Faktor penyebab menjadi ibu tunggal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan penelitian
memutuskan untuk menjadi ibu tunggal bagi anaknya. Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu dukungan yang diberikan oleh keluarga
terhadap keputusan seluruh informan penelitian yang memutuskan untuk
tidak menikah dan dukungan terhadap seluruh informan penelitian untuk
melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda.
“Pertama karena keluarga, karena aku dapet support
dari keluarga, karena aku dapet aaaaa dukungan,
support, hal positif dari keluarga waktu itu. Jadi aku
mikir aku enggak butuh, enggak butuh dia gitu loh. Dia
juga udah nolak aku, dia juga udah buang aku,
istilahnya udah injak-injak aku, ngeludahin aku dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kondisi aku hamil, dengan entengnya kayak gini, dan aku
puji Tuhannya langsung lari ke keluarga. Jadi keluarga
langsung kayak aku down, keluarga langsung ngangkat
aku. Jadi kenapa aku bisa sekuat itu untuk memutuskan
“kita enggak usah datang ke keluarganya mereka, kita
sendiri aja” ya karena keluarga, karena support
keluarga itu tadi yang kayak aku bisa.” (line 997-1006
& 1007-1015, informan RL)
“mamaku bilang sama mereka kalo akunya enggak mau
menikah dan pihak mamaku juga enggak mau kalo kita
mesti nikah. Ya karena aku mesti harus kuliah, mesti
harus kerja, mesti harus selesein kuliah” (line 154-158,
informan PA)
Tiga dari empat informan mendapatkan kekerasan secara fisik
maupun verbal selama masa pacaran. Hal tersebut membuat ketiga informan
penelitian merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk tidak menikah,
karena tidak ingin pernikahannya dilandasi dengan kekerasan.
“terus aku dipukulin gini (menunjuk ke arah kepala)
tiga kali itu ada. Lepas helmnya, aku kan bingung
kenapa kok di suruh lepas helmnya terus ta lepas
helmnya. Kepalaku di pukul-pukul (menunjuk ke arah
kepala) itu pake tangan itu dia masih naik motor loh dek.
Jadi dia itu kayak nyikut-nyikut gini loh, itu masih di
motor posisinya.. Dia itu ya dek sifatnya kasar, matre,
pokoknya intinya kayak yang bayar-bayarin itu pasti
aku, enggak ada semangat untuk kuliah, ya bukannya
aku jelek-jelekin ya tapi itu kan juga salah satu faktor
kenapa kok aku enggak mau menikah sama dia kan,
terus dia kasar dan lain-lain. Aku juga mikir kayak lah
kalo aku nikah sama orang kayak gini nanti aku jadi apa
gitu loh, anakku nanti jadi apa, keluargaku nanti apa
pokoknya aah aku enggak mau, itulah yang membuat aku
untuk tidak menikah.” (line 683-691 & 1075-1087,
informan RL)
Seluruh informan penelitian memutuskan untuk tidak menikah
karena perlakuan pacar yang kurang baik kepada seluruh informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
penelitian dan anaknya, selain itu salah satu dari tiga informan penelitian
tidak ingin dimanfaatkan oleh laki-laki bila menikah nantinya.
“cuma dengan dengan apa yang dia yang seperti aku
ceritain tadi yang perhatiannya dia, memperlakukan
anakku seperti sebatas ponakan. seakan enggak seperti
apa yang aku rasakan sebagai orangtua kok dia enggak
rasain juga sih. Jadi aku kayak ngerasa “kamu tuh
sebagai ayah biologis aja tapi kayak enggak pantas
untuk jadi ayah dari anakku” (line 1254-1257 & 1260-
1264, informan TP)
“Aku tuh merasa trauma kalo dimanfaatin lagi tenagaku
sama cowok, badanku gitu, aku enggak mau ya kalo di
gerayangi meneh. Soalnya cowok jaman sekarang itu
tangane ke mana-mana gitu. Aku itu takut kalo nanti
nikah cuman dimanfaatke tok gitu, nanti kalo cerai kan
statusnya jadi janda, nah kalo sekarang kan aku
statusnya single bukan janda.” (line 1859-1877,
informan FW)
Faktor lain yang memengaruhi keputusan untuk menjadi ibu tunggal,
karena tiga dari empat informan penelitian memiliki agama yang berbeda
dengan mantan pacarnya. Hal tersebut membuat ketiga informan penelitian
tidak ingin berpindah agama untuk melakukan suatu pernikahan.
“yang ketiga karena kita beda agama. Aaaa aku tuh kok
anu ya apa namanya enggak mau pindah agama juga.
Aku tahu keluarga sana itu juga agamanya kuat, berat
gitu loh. Jadi aku enggak ah, aku enggak mau nikah
beda agama ya itu tadi aku sudah melihat dan
keseringannya itu orang-orang yang pindah agama itu
jadi tambah buruk gitu loh pernikahannya.” (line 1062-
1072, informan RL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 3
Faktor yang memengaruhi keputusan untuk tidak menikah
TP RL FW PA
Perlakuan pacar
yang kurang
baik
Mendapatkan
kekerasan selama
masa pacaran
Mendapatkan
kekerasan selama
masa pacaran
Mendapatkan
kekerasan selama
masa pacaran
Kepribadian
pacar yang
kurang baik
- - -
Orangtua tidak
memberikan izin
untuk menikah
- - Orangtua tidak
memberikan izin
- Mendapatkan
dukungan
keluarga
Mendapatkan
dukungan
keluarga
-
- Perbedaan agama Perbedaan agama Perbedaan agama
- - Tidak ingin
dimanfaatkan
oleh laki-laki
-
b. Dampak menjadi ibu tunggal
Sebagai ibu tunggal, seluruh informan penelitian mengalami
kesulitan secara ekonomi karena belum bisa mencukupi kebutuhan hidup
anaknya secara mandiri. Hal tersebut membuat seluruh informan penelitian
masih bergantung secara ekonomi kepada orangtua mereka.
“Masih dibantu orangtualah, cuman kan orangtuaku
sekarang udah enggak kerja semua. Papaku udah
pensiun, mamaku mengundurkan diri kalau
mengundurkan diri kan enggak dapet pesangon. Jadi
ngandelinnya dari pensiunannya papaku, pensiunannya
papaku enggak seberapa sih ya cukup buat makan
doang.” (line 1256-1263, informan PA)
Dampak lain sebagai ibu tunggal yang dialami oleh seluruh informan
penelitian, yakni harus berperan ganda sebagai ibu dan ayah untuk anaknya.
Hal tersebut membuat seluruh informan mengalami kesulitan dan harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dibantu oleh orangtuanya untuk merawat anaknya. Salah satu informan
penelitian juga merasa kesulitan berperan sebagai ayah untuk anaknya,
karena tidak pernah mendapatkan sosok seorang ayah.
“Apa ya aku sih ngerasanya kok belum bisa jadi
orangtua yang baik. Aku kan masih di bantu orangtua
kan, aku belum bisa sepenuhnya sendiri. Ya ngerasanya
itu aku belum bisa jadi ibu yang baik buat anaku, belum
bisa jadi seorang ayah. Aku harus kayak gimana biar
aku tuh bisa jadi orangtua yang baik buat dia.” (line
1314-1321, informan PA)
“Nah yang susah itu berperan sebagai bapak dan ibu
buat A, karena aku tidak mendapat aaaa sosok seorang
ayah gitu loh. Jadi aku enggak bisa, jadi bapak ki kepiye
to aku belum bisa.” (line 813-819, informan FW)
Menjadi ibu tunggal juga memberikan dampak secara psikologis
kepada seluruh informan penelitian. Seluruh informan penelitian merasa
sedih dan kesepian, karena selama proses melahirkan tidak ditemani oleh
suami dan tidak ada tempat untuk bersandar.
“Jadi aku kayak mau melahirkan, yang pertama mau
melahirkan dan di situ baru mikir kalo ya bukan baru
mikir sih cuman kayak baru bener-bener sedihnya karna
aku mau lahiran dan aku enggak ada suami.” (line
2165-2170, informan RL)
“Kesepian gitu sering, misalnya A tidur tempatnya
tanteku. Aku udah capek kan males buat jemput ya udah
biar tidur di sana, nanti pagi aku nganter peralatannya.
Ya kesepian, walaupun ada sepupuku ya tetep sepi
rasanya. Sebenernya ya aku tetep pengen ada tempat
bersandar gitu, bukan bukan keluarga tapi seorang itu
seorang sosok pendamping itu kepengen.” (line 1331-
1340, informan FW)
Seluruh informan penelitian juga mengalami kesulitan dalam
mengatur waktu antara bekerja dan bermain berasama anak. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
terjadi, karena seluruh informan penelitian harus membagi waktu bekerja,
bersosialisasi dengan lingkungan, dan mengurus anak.
“Ya ada, soalnya kan aku juga harus bagi waktu juga
kan buat ke sosial. Ya kan karna aku masih umur segini
masa ya ngurus anak terus kerja kayak gitu kan aku juga
butuh sosial, butuh interaksi, butuh apa ya nyari orang
baru biar aku bisa lebih berkembang lagi.” (line 1942-
1948, informan PA)
Tabel 4
Dampak menjadi ibu tunggal
TP RL FW PA
Kesulitan
mengatur waktu
kuliah dan
merawat anak
- Kesulitan
mengatur waktu
kuliah, bekerja,
dan merawat
anak
Kesulitan
mengatur waktu
bekerja dan
merawat anak
Merasa kesepian Merasa kesepian Merasa kesepian Merasa kesepian
Mengalami
kesulitan
ekonomi
Mengalami
kesulitan
ekonomi
Mengalami
kesulitan
ekonomi
Mengalami
kesulitan
ekonomi
- - Kesulitan
berperan ganda
-
c. Karakteristik kepribadian tangguh
Tema karakteristik kepribadian tangguh dibagi menjadi tiga
subtema, yaitu aspek komitmen, aspek kendali diri, dan aspek tantangan.
Berdasarkan hasil penelitian keempat informan penelitian memiliki
karakteristik kepribadian tangguh. Pada sub-tema ketangguhan yang akan
dibahas pertama adalah komitmen. Individu memiliki keyakinan untuk
melibatkan diri dalam aktivitas yang dihadapi secara terus-menerus dan
memiliki keyakinan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Aspek
komitmen yang dimiliki oleh seluruh informan penelitian ditunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
melalui sikap bertanggung jawab untuk melanjutkan kehamilan dan tidak
menggugurkan kandungannya tersebut.
“Ya aku ya di otaku yang pertama kali sih cuman aku
yang ngelakuin, ya kalo aku udah ngelakuin harus
tanggung jawab. Masa aku harus mengorbankan nyawa
dengan satu keegoisanku gitu, kalo aku memilih buat
ngegugurin berarti aku egois banget dong. Aku egois,
aku harus ngebunuh satu nyawa, sedangkan nyawa itu
dari darah dagingku sendiri. Ya masa aku kayak gitu
harus jadi pembunuh buat keinginanku sendiri. Ya aku
sih mikirnya pertama kali sih itu, cuman yang aku pikirin
juga apa ya dia cuman punya aku kalo misalnya aku
bukan aku yang mempertahanin dia siapa lagi,
sedangkan bapaknya aja kayak gitu.” (line 457-472,
informan PA)
Karakteristik kepribadian tangguh mampu membuat seluruh
informan penelitian tetap setia pada janjinya sebagai ibu tunggal bagi
anaknya. Hal tersebut membuat seluruh informan memiliki keyakinan
bahwa keputusannya sebagai ibu tunggal itu benar dan tidak membuat
mereka menyerah kepada keadaan.
“Jadi mau kamu ngomongin aku di luar nikahlah atau
apa ya terserah, yang penting aku bisa mandiri, bisa
ngurus anak dibantu mama, dibantu tante, bisa ngurus
kuliah. Aaaa targetku hanya nyelesein kuliah waktu itu,
karena seni musik itu angel. Maksudnya kalo pas dapet
dosen yang susah ya bener-bener susah untuk maju ujian
ki susah banget, kalo misal skripsi enam bulan cepet
banget itu.” (line 1074-1084, informan FW)
Aspek komitmen mampu membuat seluruh informan penelitian
menjelaskan siapa ayah kandung anaknya. Keempat informan juga mampu
menepati janjinya untuk menjelaskan mengenai ayah kandung anaknya dan
tidak memberikan cerita buruk kepada anaknya mengenai mantan pacarnya
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
“Harus, harus aku jelasin. Dia mau anakku mau kecewa,
dia mau tahu ayahnya. Walaupun ayahnya yang
penjahat kelas kakap pun aku harus kasih tahu ya.
Maksudnya ya kamu harus tahu dari mana kamu
berasal, tapi bukan berarti terus harus jadi sama seperti
dia” (line 1309-1319, informan TP)
“Aku juga enggak pernah ada pikiran kok kalo ngasih
tahu A “le papamu di mana?” “udah mati kok papamu”,
enggak pernah yang kayak gitu. Jadi memang ya dia
harus tahu yang sebenarnya walaupun masih kecil, ning
dampaknya udah besar loh ke belakang, nanti kalo dia
udah besar baru tahu itu kan bisa marah ke aku.” (line
1191-1199, informan FW)
Dalam penelitian ini juga menemukan bahwa ketangguhan membuat
keempat informan penelitian menjadi lebih kuat dan ikhlas menerima stigma
sosial yang diberikan oleh masyarakat, selain itu seluruh informan
penelitian juga tetap setia pada janjinya untuk tidak membalas perbuatan
buruk mantan pacarnya yang telah meninggalkan seluruh informan
penelitian.
“cuman aku mikir ke orang rumah sama keluargaku kan.
Keluargaku pasti malu, apa lagi aku cucu pertama, anak
pertama kan aku. Kata orang kan kalo produk pertama
udah kayak gitu pasti ke bawahnya juga kayak gitu, pasti
ke bawahnya membawa gitu. Ya aku tetep baik sama
orang walaupun ya aku tahu mereka ngomongin aku..”
(line 2247-2254, informan TP)
“Aku juga anu sih kayak ya kalo ditanya benci ya benci,
dendam ya dendam, tapi bukan berarti aku melakukan
sesuatu gitu loh. Benci dendam ya udah ntar juga ya
mesti hilang gitu loh. Aku yakin suatu saat perasaan itu
mesti hilang dengan sendirinya entah kapan itu..” (line
2584-2590, informan RL)
Ketangguhan membuat salah satu informan penelitian mampu
melibatkan diri dalam aktivitasnya yang sedang dihadapi secara terus-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
menerus. Salah satu informan penelitian mampu menyisakan uang
tabungannya untuk memeriksakan kandungannya secara ruti.
“Enggak sih, aku kayak aku enggak sabar anakku lahir
gitu loh. Aku malah dengan semangatku aku nyisihkan
uangku buat beli susu hamil, aku menyisihkan waktuku
buat olahraga, aku baca-baca artikel. Malah aku hamil,
aku yang tukang selfi aku hapus foto selfiku memori hpku
bener-bener aku isi dengan screenshoot parenting,
screenshoot hamil, sekitar itu. Aku malah aku malah
yang semangat semangat gitu.” (line 189-199, informan
TP).
Keempat informan penelitian juga menunjukkan bahwa ketangguhan
yang mereka miliki mampu membuat seluruh informan penelitian mampu
bangkit dari keadaan terpuruk. Hal tersebut terlihat dari sikap seluruh
informan penelitian yang mampu melanjutkan kuliahnya hingga selesai dan
mampu mengalahkan perasaan takutnya untuk kembali bertemu dengan
teman-teman mantan pacar di kampus.
“Jadi di pikiranku sekarang kalau di tanya aku males
kuliah atau apa kayak centing muka anakku (sambil
ketawa). Wah aku harus selesein kuliah, wah aku harus
bisa kayak gitu, dan aku mikirnya gini dek kan kita satu
kampus ya, masa aku enggak bisa survive masa aku
aaaaaa meninggalkan kampus karena ketakutan-
ketakutan, aku tetep di kampus, aku mikir aku bisa gitu.”
(line 1644-1653, informan RL)
Aspek kedua dari karakteristik kepribadian tangguh adalah kendali
diri. Aspek kendali diri mampu membuat individu mampu mengubah situasi
yang berpotensi bencana menjadi situasi yang lebih baik. Hal serupa juga
dilakukan oleh salah satu informan penelitian yang mampu mengubah
situasi negatif di lingkungan sekitar menjadi lebih baik. Salah satu informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
penelitian mampu memperkenalkan anaknya di depan masyarakat dengan
perasaan bahagia, bangga, dan tanpa perasaan malu.
“Aku dateng ke lingkungan masyarakat dengan bawa
anak, aku bawanya dengan senyuman waktu tanya itu
siapa aku jawab itu anakku (sambil tersenyum). Jadi
ketika aku tuh jawabnya dengan senyuman, ketika aku
ngasih energi kebahagiaan, mereka ujung-ujungnya
akan bahagia, mereka akan happy.” (line 1222-1230,
informan RL)
Salah satu informan penelitian mampu membuktikan bahwa ia dapat
mengendalikan peristiwa yang terjadi dalam dirinya di kehidupan sehari-
sehari. Salah satu dari empat informan penelitian mampu mengatasi peran
sebagai ayah dengan membiasakan anaknya memanggil papa dan om
informan dengan sebutan papa.
“Nah dengan cara ini kemarin aaa anaku manggil
papaku dengan sebutan papa, tapi panggil aku dengan
sebutan mami. Jadi aku mengatasi resiko-resiko yang
bakal dia hadapi di depan sana. Jadi dia itu pernah, nah
jadi gini loh aku pengen dia itu mengucapkan kata papa
ya walaupun itu bukan papanya, tapi ada seorang papa
di hidupnya. Jadi aku mengatasi hal-hal yang kayak gitu
dengan kasih sayang tuh plus plus gitu loh ke anak ini.”
(line 1458-1470, informan RL)
Dua dari empat informan penelitian mampu mencari solusi dari
setiap permasalahan yang sedang dihadapi. Hal tersebut terlihat dari sikap
kedua informan penelitian yang akan membawa anaknya bekerja atau pergi
ke kampus, bila tidak ada keluarga atau saudara yang bisa menjaga anaknya
pada saat bekerja atau pergi ke kampus.
“Piye yo, yo ta cari dulu yang paling mudah ya yang
paling mudah kan di titip-titipin, kalo mau ta titipin
tetanggaku enggak enak. Nanti kalo ta titipin jadi bahan
omongan jadi bahan pembicaraan lagi gitu loh, terus yo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
wes paling enak ta titipin temen-temenku. Yo aku cari
solusi yang terbaiklah, kalo udah enggak dapet
semuanya udah enggak bisa yo ta bawa anaknya.” (line
1215-1224, informan FW)
Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa seluruh informan
penelitian mampu mengendalikan emosi dan stres yang dirasakan dengan
berbagi cerita kepada orang lain. Hal ini membuat seluruh informan mampu
mengurangi stres dan tekanan yang dirasakan, selain itu seluruh informan
penelitian juga akan melakukan kegiatan yang positif untuk mengatasi
perasaan kesepiannya sebagai ibu tunggal.
“Down, stres yang setelah aku tahu dia pergi. Ya
mengatasinya aku nangis sih, jujur aku sebelum aku ke
ganjuran itu kan aku masih di rumah seminggu. Aku itu
nangis dan aaaa aku banyak ngomong sama mama,
banyak cerita sama mama, bahkan mama itu tidur sama
aku. Jadi aku tidak begitu merasakan kesepian, enggak
begitu merasakan kesedihan.” (line 1161-1170, informan
RL)
“Ya aku aku tipe orang yang doyan banget dengan
kesibukan dan aku alay banget. Jadi di kamar aku
enggak bisa diem, jadi aku selalu punya kerjaan, selalu
punya aktivitas apapun walaupun aku cuman di dalem
kamar seharian. Jadi kayak aku enggak punya waktu
buat ngerasa kesepian gitu, aku juga sekarang malah
aku bersyukur sekarang di kasih kesempatan untuk
kuliah lagi, kalau aku enggak ada kerjaan, enggak ada
tugas di kamar sendiri. Aku bisa baca buku, aku bisa
main game, aku menikmati apa yang seharusnya dulu
aku nikmatin malah sekarang aku sia-siain dan aku
nikmatin itu.” (line 1534-1549, informan TP)
Seluruh informan penelitian dapat meluangkan waktu bersama anak
dan menghadirkan sosok seorang ibu untuk anak. Keempat informan
berusaha melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
memberikan waktu bermain bersama anak, memandikan dan menyuapi anak
sebelum bekerja, dan rela mengorbankan waktu istirahat untuk anak.
“Ya aku kan shiftnya pagi sama siang, kalo aku
masuknya siang ya aku pagi sama anaku ngurus anaku
sambil ngurus usahaku juga. Jadi ya ganti-gantian sama
mamaku juga, cuman kalo misalnya aku masuk pagi ya
aku mandiin dia dulu, suapin makan dulu, baru
berangkat kerja.” (line 1932-1939, informan PA)
“Aku gini dek yang sekarang itu gini, yang aku enggak
pernah nugas kalau anakku belum tidur. Jadi aku mulai
nugas itu malem, aku baru mulai nugas itu jam 10.00
atau jam 11.00 malem aku baru nugas, karena aku udah
seharian kuliah misalnya terus aku nugas, nah nanti
anakku dapet kasih sayang dari siapa dan yang ada di
pikiranku gini loh dek. Anak ini harus tahu kalo aku tuh
mamanya, bukan aku tuh kakaknya yang selalu pergi
kuliah dan lain-lain. Jadi sebisa mungkin aku kasih
waktu ke dia, ya mungkin dengan nanti aku tidure cuma
sebentar, enggak pernah tidur siang atau apa apa.” (line
1507-1522, informan RL)
Aspek ketiga dari ketangguhan adalah tantangan. Sebagai individu
yang tangguh, seluruh informan penelitian mampu memandang setiap
peristiwa yang terjadi di dalam hidupnya sebagai suatu perubahan yang
positif dan kesempatan untuk mengembangkan diri bukan sebagai ancaman.
Ketangguhan yang dimiliki oleh seluruh informan penelitian terlihat dari
cara memandang kehadiran anaknya sebagai kesempatan yang diberikan
oleh Tuhan untuk merawat seorang anak.
“Cuma setelah aku ngalamin malah aku mikir kayak
apa sih yang lebih penting dari pada dia, apa sih Tuhan
udah percayain ke aku suatu kehidupan, ini enggak
main-main loh ya ini kehidupan. Orang bisa beli apa
pun tapi enggak bisa beli yang namanya kehidupan itu
cuma sekali. Jadi itu yang ngasih cuma Tuhan, jadi aku
enggak mau Tuhan udah ngasih terus aku membuang
gitu aku enggak mau.” (line 1115-1125, informan TP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Salah satu informan penelitian mampu memandang kehadiran
seorang anak sebagai sebuah terguran dan kesempatan kedua yang diberikan
oleh Tuhan untuk berubah menjadi lebih baik. Hal tersebut membuat salah
satu informan penelitian menjadi lebih bersyukur telah diberikan seorang
anak dan tidak diberikan cacat secara fisik.
“Dikasih anak itu kan enak ya, kalau aku di kasih buta,
di kasih enggak bisa jalan tuh gimana. Jadi aku banyak
bersyukur dengan peristiwa ini. Tuhan itu punya
rencana lain dibalik semua ini. Jadi kayak kesempatan
kedua yang Tuhan kasih, teguran yang Tuhan kasih tapi
caranya sungguh indah banget. Itu loh yang
merefleksikan diriku itu kayak mungkin orang “ih kamu
itu di kasih anak”, “enggak kok puji Tuhan aku di kasih
anak”, kalo aku di kasih buta kayak gitu. Aku
memandangnya ini kesempatan kedua yang Tuhan
kasih” (line 1927-1938 & 1939-1942, informan RL)
Keempat informan penelitian memandang peristiwa yang telah
dialami selama ini sebagai suatu kesempatan untuk mengembangkan diri
menjadi lebih baik bukan sebagai ancaman. Peristiwa yang telah terjadi
membuat seluruh informan penelitian menjadi lebih dewasa dan bijaksana
dalam menggunakan uang. Status baru sebagai ibu tunggal juga membuat
seluruh informan penelitian menjadi lebih siap untuk menghadapi hal baru
untuk merawat anaknya seorang diri
“Ya jadi lebih dewasa sih sebenernya enggak kayak dulu
lagi. Kalau dulu kan minta duit minta duit pake abisin
gitu, terus enggak tahu perjuangan seorang ibu nyari
duit kayak gimana, perjuangan ibu ngebesari anak kayak
gimana. Kita kan enggak ngerasain, terus kita ngerasain
sendiri terus kita jadi tahu. Ternyata ngebesarin anak itu
susah kok aku dulu ngebantahin mamaku terus, ngomel
sama mamaku terus, kok kayak gini ya nyari duit
ternyata susah buat ngebiayain anak ternyata susah kok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dulu mamaku kasih duit ta hambur-hamburin.” (line
1523-1536, informan PA)
Ketangguhan yang dimiliki oleh seluruh informan penelitian mampu
membuat keempat informan penelitian memandang kehadiran seorang anak
sebagai motivasi dan semangat dalam menjalani setiap aktivitas. Hal ini
membuat seluruh informan penelitian mampu menyelesaikan kuliahnya,
selain itu salah satu informan penelitian juga mengatakan bahwa IPKnya
(Indeks Prestasi Kumulatif) meningkat menjadi lebih baik.
“Jadi kayak aku melihat anakku sebagai pengingat aku
gitu loh, sebagai kekuatan aku. Anak itu kekuatan banget
sih kayak aaa ketika di kampus misalnya kayak ada yang
mengunderestimate “ih gilak kakak kelas udah angkatan
13” itu pasti ada aku yakin, tapi anakku yang kayak “ah
iya mami bisa kok mami bisa”. Anakku ya itulah sebagai
penyemangat, pengingat aku, dia itu yang negur aku
aaaa selama ini yang aku lakuin itu ya anakku dengan
cara yang baik..” (line 1976-1988, informan RL)
“IPK aku naik loh semenjak hamil (ketawa). Malah
semangat gitu loh, aku ngerasa kayak aku jadi
perempuan yang jadi perempuan itu semenjak hamil dan
aku nyaman dengan itu.” (line 679-684, informan TP)
Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa aspek ketangguhan
mampu membuat seluruh informan penelitian memandang kehadiran
seorang anak tidak membuat aktivitas seluruh informan menjadi terhambat,
selain itu keempat informan penelitian tidak memandang statusnya sebagai
ibu tunggal menjadi sebuah beban. Keempat informan penelitian menjadi
lebih bahagia dan senang.
“Aku tuh gini ya dek mikirnya, aku ada anak tapi
jangan di jadiin beban. Aduh aku ada anak aku enggak
bisa japok, enggak bisa ini. Aku enggak pernah mikir
gitu, kalau aku ada japok ya kadang anakku ta ajak ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kampus ikut japok, ikut play di kampus. Jadi aku enggak
jadi kesulitan gitu, di bawa happy aja, enggak ada yang
jaga ya aku bawa, enggak ada yang ini ya aku bawa
kayak gitu.” (line 1690-1700, informan RL)
“Eeem kalo pikiranku itu wah nanti aku enggak stres
lagi nih ketemu dia, tapi kalo perasaannya itu plong. Ya
kalo plong selain enggak ketemu dia ya terus ya udah
aku mikirin nggo awaku dewe ora njuk mikirke dia
meneh. Soalnya mikirin dia ki abot, nanti suruh masakin,
suruh ini itu, lah aku bukan babu e. Malah aku merasa
lebih enak rasanya.” (line 1842-1850, informan FW)
Aspek ketangguhan mampu membuat satu dari empat informan
penelitian mampu memandang dengan positif cara ibunya dalam menutupi
kehadiran anaknya dari masyarakat, karena salah satu ibu informan ingin
membantu informan untuk menutupi kehamilannya dari oran lain dan tidak
ingin melihat informan penelitian dipojokkan oleh orang lain.
“Pikiran sih iya, cuman enggak aku bawa enggak aku
pikirin banget. Soalnya aku pikirannya oh iya mamaku
pikirannya pengen nolongin aku, ya udah sih kalo
mamaku maunya kayak gitu ya udah. Ya yang penting itu
satu anaku tetep sama aku bukan sama orang lain.” (line
1790-1796, informan PA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 5
Karakteristik kepribadian tangguh
Aspek
ketangguhan
TP RL FW PA
Komitmen
Memiliki sikap
bertanggung
jawab
Memiliki sikap
bertanggung
jawab
Memiliki sikap
bertanggung
jawab
Memiliki sikap
bertanggung
jawab
Setia pada
janjinya
sebagai ibu
tunggal
Setia pada
janjinya
sebagai ibu
tunggal
Setia pada
janjinya
sebagai ibu
tunggal
Setia pada
janjinya
sebagai ibu
tunggal
Mampu
bangkit dari
keadaan
terpuruk
Mampu
bangkit dari
keadaan
terpuruk
Mampu
bangkit dari
keadaan
terpuruk
Mampu
bangkit dari
keadaan
terpuruk
Kendali diri
- Mampu
membawa
anak di
lingkungan
masyarakat
dengan aura
bahagia
- -
Mampu
mengendalikan
emosi dan
stres
Mampu
mengendalikan
emosi dan
stres
Mampu
mengendalikan
emosi dan
stres
Mampu
mengendalikan
emosi dan
stres
Dapat
meluangkan
waktu bermain
dengan anak
Dapat
meluangkan
waktu bermain
dengan anak
Dapat
meluangkan
waktu bermain
dengan anak
Dapat
meluangkan
waktu bermain
dengan anak
Tantangan
Memandang
anak sebagai
motivasi dan
semangat
Memandang
anak sebagai
motivasi dan
semangat
Memandang
anak sebagai
motivasi dan
semangat
Memandang
anak sebagai
motivasi dan
semangat
Memandang
peristiwa yang
telah terjadi
sebagai
kesempatan
untuk
bertumbuh
Memandang
peristiwa yang
telah terjadi
sebagai
kesempatan
untuk
bertumbuh
Memandang
peristiwa yang
telah terjadi
sebagai
kesempatan
untuk
bertumbuh
Memandang
peristiwa yang
telah terjadi
sebagai
kesempatan
untuk
bertumbuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
d. Faktor yang memengaruhi ketangguhan
Ketangguhan yang dimiliki oleh seluruh informan penelitian
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penerimaan diri, keterbukaan,
keyakinan kepada Tuhan, dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman.
Faktor pertama yang memengaruhi ketangguhan informan penelitian adalah
penerimaan diri. Tiga dari empat informan penelitian, yaitu TP, RL, dan PA
memiliki penerimaan diri terhadap kehadirannya anaknya tanpa memiliki
perasaan benci ataupun marah.
“Enggak ada penyesalan itu enggak ada, kerena punya
anak itu sungguh membahagiakan (sambil tertawa) puji
Tuhan dan aku di kasih perasaan yang sayang sama
anaku sendiri, kan masih banyak yang membuang dan
lain-lain. Jadi aku juga kayak merasa wah puji Tuhan
hatiku masih bisa di ketuk sama Tuhan buat tidak
menggugurkan..” (line 2540-2549, informan RL)
Faktor lain yang memengaruhi ketangguhan adalah keterbukaan.
Dua dari empat informan penelitian, yaitu FW dan PA mampu memiliki
sikap terbuka kepada orang lain dan tidak ingin berbohong mengenai
keadaannya saat ini sebagai ibu tunggal.
“Enggak, aku enggak suka itu ndadak aku kudu njelaske
ini loh aku single fighter apa gimana gitu. Soale aku itu
model orang e enggak mau ngapusi, jadi misale “mba
suamine mana?” “oh di luar kota” “luar kotanya
mana?”, kan beruntut kan otomatis sek ngapusi kudu
beruntut. Nah kayak gitu aku enggak suka, jadi biasane
kalo aku ditanya ya ta jawab kalo aku single mom “oh
single mom itu apa ya?” “ya orangtua tunggal” “oh la
terus suaminya ke mana?” “oh saya enggak menikah”
“loh kenapa enggak menikah?” lah malah ditekoni
kayak mau penelitian (sambil ketawa). Ya udah ta jawab
“oh ya karena ada alasan tertentu”, nah kecuali kalo
temenku deket atau sahabatku baru ta jelasin.” (line
1747-1764, informan FW)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Dua dari empat informan penelitian yaitu TP dan RL memiliki
keyakinan kepada Tuhan. Kedua informan penelitian menjadi lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan dan selalu meminta kekuatan serta petunjuk
dalam menghadapi setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan.
“Pertama tu aku banyak alaesan, aku kayak berapa
malem tuh menyendiri di kamar, berdoa, memohon
petunjuk. Ya percaya tidak percaya sih aku kayak diberi
petunjuk untuk mending enggak usah menikah..” (line
1052-1057, informan RL)
Dukungan sosial yang diterima oleh RL, FW, dan PA membuat
ketiga informan penelitian menjadi lebih tenang dalam menghadapi setiap
permasalahan yang terjadi. Dukungan yang diterima dari keluarga maupun
teman-teman membuat ketiga informan penelitian mampu menghadapi
situasi sulit yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
“Pertama karena keluarga, karena aku dapet support
dari keluarga, karena aku dapet aaaaa dukungan,
support, hal positif dari keluarga waktu itu. Jadi aku
mikir aku enggak butuh, enggak butuh dia gitu loh. Dia
juga udah nolak aku, dia juga udah buang aku,
istilahnya udah injak-injak aku, ngeludahin aku dengan
kondisi aku hamil, dengan entengnya kayak gini..”(line
997-1006, informan RL)
“Aaaa mereka mendukung banget aku ora njuk di sio-
sio, tapi di dukung gitu. Woh malah tambah menyayangi
aku kok enggak yang “ih kamu hamil di luar nikah ih
aku enggak mau deket temenan sama kamu” kayak gitu
enggak ada. Mereka itu sama-sama merangkul kayak
“mbok udah makan belum, yok tak jajake yok”. Ya jadi
mereka tahu aku hamil kan mereka melihat to..” (line
755-757 & 1448-1455, informan FW)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 6
Faktor yang memengaruhi ketangguhan
TP RL FW PA
Penerimaan
diri
Menerima
kehadiran
anak tanpa
perasaan
benci
Menerima
kehadiran
anak tanpa
perasaan
benci
- Menerima
kehadiran
anak tanpa
perasaan
benci
Keterbukaan - - Mampu
terbuka
dengan orang
lain mengenai
statusnya saat
ini
Mampu
terbuka
dengan orang
lain mengenai
statusnya saat
ini
Memiliki
keyakinan
kepada Tuhan
Mendekatkan
diri kepada
Tuhan dengan
berdoa
Mendekatkan
diri kepada
Tuhan dengan
berdoa
- -
Dukungan
sosial
- Dukungan
orangtua dan
teman-teman
Dukungan
orangtua dan
teman-teman
Dukungan
teman-teman
D. Temuan baru
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat temuan baru
yang ada di diri informan penelitian. Temuan baru tersebut adalah kemampuan
menghargai diri sendiri dan kemampuan memaafkan orang lain. Dua temuan baru
yang ada di diri informan penelitian dapat memengaruhi terbentuknya
ketangguhan.
a. Kemampuan menghargai diri sendiri
Dua dari empat informan penelitian, yaitu RL dan TP mampu
memandang dirinya tinggi. Informan RL tidak pernah menyalahkan dirinya
sendiri atas peristiwa yang telah dialaminya. RL mampu membuktikan kepada
orang lain bahwa ia mampu menjadi ibu tunggal yang berkualitas dengan
memiliki pendidikan yang tinggi, sehingga tidak ada orang lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
meremehkannya sebagai ibu tunggal. RL dan TP berusaha untuk memperbaiki
dirinya dengan menyelesaikan kuliahnya, memperbaiki diri dengan tidak
melakukan kebiasaan buruk seperti merokok atau minum-minuman beralkohol.
Hal tersebut dilakukan oleh RL dan TP agar orang lain tidak memandang
sebelah mata sebagai ibu tunggal yang memiliki seorang anak karena hubungan
seksual pra nikah.
“Aaaa apa ya aku mandang diriku itu pahlawan, aku
mandang diriku sendiri enggak rendah, mungkin karena
memandang diriku tinggi. Jadi aku tidak apa ya tidak
pernah membuka gimana ya dek, aku enggak minder sih
orangnya, karena aku memandang diriku tinggi, karena
aku enggak pernah sekali pun ya mungkin pernah. Duh
hidup aku enggak punya suami ya, ya tapi tiba-tiba kayak
ada angin gitu menghempaskan aku “woy ngomong apa
sih”. Aku tuh orangnya gimana ya aku tidak pernah
memandang diri aku rendah, kuncinya cuma itu dek.
Ketika kamu memandang dirimu rendah, ya udah orang-
orang memandang kamu rendah semua, ketika kamu
memandang dirimu tinggi nanti orang-orang bakal
ngikutin semua gitu loh.” (line 1860-1883, informan RL)
Harga diri dapat memengaruhi ketangguhan yang dimiliki oleh RL dan
TP, karena membuat RL dan TP menjadi lebih percaya diri untuk bertemu
dengan orang lain dengan status barunya sebagai ibu tunggal yang tidak
menikah.
b. Kemampuan memaafkan orang lain
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat temuan baru yang dimiliki oleh
salah satu informan penelitian yakni FW. Memaafkan orang lain dapat
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi ketangguhan yang dimiliki oleh
FW. Memaafkan orang lain mampu membuat FW menjadi lebih lega dan bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
belajar untuk membuka hati untuk orang lain serta menjadi lebih siap
menerima keadaan dirinya.
“Kan karena aku enggak mau sakit. Jadi aku tipenya kalo
aku disakiti walaupun secara verbal di sakiti itu lebih
nylekit di hati. Nah itu aku mau mau apa membesakan
hatiku dari yang elek-elek. Nah salah satu caranya yang
sulit itu mengampuni si F, itu yang paling angel enggak
cukup satu tahun dua tahun bisa jadi empat tahun. Ya
udah, udah mengampuni plong rasane. Minta ampun
ibadah tobat gitu wah udah plong banget rasane. Ya udah
terus akhirnya udah enggak trauma lagi..” (line 1146-
1158, informan FW)
E. Dinamika hasil penelitian
1. Dinamika hasil informan TP
Karakteristik kepribadian tangguh dapat terlihat dalam diri informan TP,
di mana ketangguhan yang dimiliki oleh informan TP dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor seperti keyakinan kepada Tuhan, penerimaan diri, dan
kemampuan menghargai diri sendiri. Pada awal kehamilan, TP tidak
mendapatkan dukungan dari ibunya. Ibu TP selalu marah dan membuatnya
merasa stres dan tertekan. Hal tersebut membuat TP memiliki keinginan untuk
menggugurkan kandungannya, akan tetapi dukungan yang diberikan oleh ayah
TP kepada dirinya membuat TP mampu menjadi lebih kuat menghadapi
perlakuan ibunya yang selalu marah. TP menjadi lebih mampu menerina
kehadiran anaknya dan kondisinya saat ini sebagai seorang ibu.
Penerimaan diri TP terhadap kehadiran anaknya tersebut mampu
menghadirkan perasaan bahagia. TP menjadi lebih mampu menerima segala
stigma sosial dari masyarakat di sekitar tempat tinggal, karena statusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sebagai ibu tunggal yang tidak menikah. Sebagai pribadi yang tangguh, TP
mampu bertanggung jawab atas perbuatannya dan berusaha untuk menegur
ibunya agar mendukung keputusannya untuk melanjutkan kehamilan. TP selalu
berdoa kepada Tuhan agar menjadi lebih kuat dan tenang saat berada di situasi
yang menekan. Hal ini menunjukkan bahwa TP mampu menjadi pribadi yang
tangguh, walau tidak mendapatkan dukungan sosial dari ibu dan masyarakat di
sekitar tempat tinggalnya. Adanya rasa untuk bertanggung jawab membuat TP
tetap setia pada janjinya sebagai ibu tunggal yang berusaha untuk merawat dan
membesarkan anaknya dengan baik. Ketangguhan yang dimiliki TP
membuatnya mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dengan menghiraukan perkataan negatif orang lain terhadap dirinya.
2. Dinamika hasil informan RL
Sejak awal kehamilan, RL telah mendapatkan dukungan dari keluarga
maupun teman-teman terdekatnya. Seluruh anggota keluarga dan teman-teman
RL sangat mendukung keputusannya untuk melanjutkan kehamilan dan
menjadi ibu tunggal bagi anaknya. Dukungan sosial yang diberikan oleh
keluarga dan teman-teman membuat RL menjadi lebih mampu menerima
kehadiran anaknya dan status barunya sebagai ibu tunggal. Hal ini ditunjukkan
melalui penerimaan terhadap kehadiran anak RL tanpa memberikan stigma
negatif. RL tidak pernah memandang dirinya rendah di hadapan orang lain dan
menjadi lebih percaya diri dengan status barunya sebagai seorang ibu. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diterima RL menjadi salah
satu faktor yang memengaruhi terbentuknya ketangguhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Karakteristik kepribadian tangguh, membuat RL mampu mengatasi
kesulitan untuk memberikan sosok seorang ayah dengan membiasakan anaknya
memanggil ayah dan om RL dengan sebutan papa. RL dapat memandang
kehadiran anaknya sebagai sebuah anugerah dan kesempatan kedua dari Tuhan
untuk merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Ketangguhan membuat
RL dapat memengaruhi situasi di lingkungan sekitar menjadi lebih positif
dengan kehadiran anaknya.
3. Dinamika hasil informan FW
Pada awal kehamilan, FW berusaha untuk menutupi kehamilannya dari
orangtua dan teman-temannya, karena FW merasa takut membuat FW menjadi
tertekan. Hal tersebut membuat FW memutuskan untuk memberitahu mengenai
kehamilannya kepada orangtua dan teman-teman terdekatnya. FW
mendapatkan dukungan baik dari ibu maupun teman-teman terdekatnya. Ibu
FW memberikan dukungan berupa perhatian dan menerima kehamilan FW
tanpa memberikan stigma nagatif. Dukungan sosial yang diberikan oleh ibu
FW membuatnya menjadi lebih yakin untuk tidak menikah dan mampu
menerima segala resiko sebagai ibu tunggal. FW juga melakukan pengakuan
dosa sesuai dengan ajaran agamanya. Pengakuan dosa yang dilakukan FW juga
mampu membuatnya menjadi memaafkan kesalahan mantan kekasihnya dan
menerima bahwa mantan kekasihnya telah menikah dengan perempuan lain
tanpa adanya perasaan marah atau kecewa. Hal ini menunjukkan bahwa
dukungan keluarga, kepercayaan kepada Tuhan, dan memaafkan orang lain
mampu menjadi faktor yang memengaruhi ketangguhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
FW mampu setia pada janjinya sebagai ibu tunggal dengan merawat dan
mencukupi kebutuhan anak dan keluarganya. Ketangguhan mampu membuat
FW menjadi pribadi yang lebih kreatif dalam menyelesaikan permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat melalui cara FW
menyelesaikan permasalahan di mana FW akan menitipkan anaknya kepada
teman FW saat kuliah dan membawa anaknya ke kantor saat bekerja.
Karakteristik kepribadian tangguh membuat FW mampu mengurangi stres
yang dirasakan dengan melakukan kegiatan yang positif, seperti membersihkan
rumah, membuat kerajinan tangan, dan memasak.
4. Dinamika hasil informan PA
Pada awal kehamilan, PA mendapatkan penolakan dari keluarganya yaitu
ibunya. PA sempat di diamkan selama satu bulan oleh ibunya karena
kehamilan yang dialaminya tersebut. Pada saat PA mendapatkan penolakan
dari ibunya, PA tidak merasa marah ataupun benci kepada ibunya karena PA
menerima konsekuensi dari perbuatan yang telah dilakukannya. PA berusaha
untuk bertanggung jawab atas perbuatannya dengan tidak menggugurkan
kandungan dan menerima segala konsekuensi yang akan ia dapatkan sebagai
ibu tunggal. Hal ini dapat terjadi karena PA juga mendapatkan dukungan sosial
dari teman-temannya yang mendukung keputusan PA untuk melanjutkan
kehamilan dan memberitahu orangtuanya. PA juga tidak pernah
menyembunyikan statusnya sebagai ibu tunggal kepada orang lain dan PA
mampu menerima dengan ikhlas apa bila orang lain tidak dapat menerima
dirinya apa adanya karena statusnya sebagai seorang ibu yang tidak menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Dukungan sosial dari teman-teman dan penerimaan diri mampu menjadi faktor
yang membuat PA memiliki ketangguhan dalam dirinya, walaupun PA
mendapatkan penolakan dari orangtuanya.
Sebagai pribadi yang tangguh, PA mampu setia pada janjinya sebagai
seorang ibu untuk melanjutkan kehamilan dan merawat anaknya dengan baik,
walaupun PA mengalami berbagai macam kesulitan sebagai ibu tunggal. PA
mampu mengatasi stres yang ia alami dengan bermain bersama anaknya.
Ketangguhan mampu membuat PA memandang anaknya sebagai sebuah
anugerah yang membawa kebahagiaan di dalam hidupnya dan tidak
memandang anaknya sebagai sebuah beban.
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data kuesioner yang telah diberikan kepada
keempat informan penelitian, dapat diketahui bahwa seluruh informan penelitian
memiliki ketangguhan yang sangat tinggi. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan, bahwa ketangguhan mampu membantu ibu
tunggal dalam menghadapi setiap kesulitan dan permasalahan yang terjadi di
dalam kehidupan sehari-hari. Pada bagian ini akan disajikan pembahasan terkait
faktor yang memengaruhi keputusan untuk menjadi ibu tunggal, dampak yang
dihadapi sebagai ibu tunggal, karakteristik kepribadian tangguh, dan faktor yang
memengaruhi terbentuknya ketangguhan. Sebagai individu yang tangguh, seluruh
informan penelitian memiliki tiga aspek ketangguhan, seperti komitmen, kendali
diri, dan tantangan yang membantu seluruh informan penelitian menghadapi
setiap peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
ketangguhan yang dimiliki oleh keempat informan penelitian juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti penerimaan diri, keterbukaan, dukungan sosial dari
keluarga dan teman-teman.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa perempuan yang memutuskan untuk
menjadi ibu tunggal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tidak
ada laki-laki yang sesuai dengan keinginan informan penelitian. Salah satu
informan penelitian, yaitu TP merasa tidak ada laki-laki yang mampu memberikan
kasih sayang yang tulus seperti yang diberikan TP dan orangtuanya untuk anak
TP. Hal tersebut membuat TP memutuskan untuk menjadi ibu tunggal bagi
anaknya. Hal tersebut didukung oleh penjelasan Layne (2015) yang menjelaskan
bahwa perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah cenderung untuk
mencari cinta dan kasih sayang dari anak mereka dari pada pasangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Nisa (2016) juga menemukan hasil
yang serupa, bahwa perempuan yang memutuskan untuk tidak menikah dan
menjadi ibu tunggal merasakan kenyamanan, lebih antusias dalam menyongsong
masa depan dengan adanya perubahan di dalam hidupnya dan cenderung
menghindari resiko dari pernikahan dan perceraian serta kenyamanan mengurus
keluarga seorang diri.
Hasil penelitian yang telah dilakukan juga menemukan bahwa salah satu
informan penelitian, yaitu FW tidak ingin mengalami perceraian bila menikah
nantinya. Hal tersebut juga didukung oleh penjelasan Papalia (2008) bahwa
perempuan yang memutuskan untuk menjadi ibu tunggal merasakan kenyamanan
hidup seorang diri bersama anaknya dan memiliki ketakutan untuk mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
sebuah perceraian. Dalam penelitian ini juga menemukan bahwa seluruh informan
penelitian mendapatkan dukungan dari keluarga untuk menjadi ibu tunggal. Hal
tersebut membuat keempat informan penelitian menjadi lebih yakin bahwa
pilihannya sebagai ibu tunggal sudah tepat. Hal tersebut selaras dengan penelitian
yang dilakukan oleh Swagery et al. (2017) yang menjelaskan bahwa dukungan
sosial yang didapat dari keluarga dan teman-teman mampu membuat ibu tunggal
menjadi lebih mudah dalam berinteraksi dengan anak dan lebih menerima serta
yakin akan pilihannya.
Terkait dengan berbagai faktor yang memengaruhi keputusan untuk
menjadi ibu tunggal, tiga dari empat informan penelitian yaitu RL, FW, dan PA
mendapatkan kekerasan baik secara fisik maupun verbal selama masa pacaran.
Hal tersebut membuat ketiga informan penelitian menjadi lebih yakin untuk
menjadi ibu tunggal bagi anaknya dan merasa lebih bahagia hidup bersama
anaknya tanpa seorang pasangan. Ketiga informan penelitian juga tidak ingin bila
suatu pernikahan dilandasi oleh kekerasan bukan dilandasi oleh cinta dan kasih
sayang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Nisa (2016) juga
menjelaskan bahwa seorang perempuan yang pernah mendapatkan kekerasan
lebih mempercayai bahwa hidupnya akan lebih bahagia setelah menjadi orangtua
tunggal bagi anaknya tersebut.
Menjadi ibu tunggal juga memberikan berbagai dampak kepada seluruh
informan penelitian. Keempat informan penelitian, yaitu TP, RL, FW, dan PA
mengalami kesulitan secara ekonomi. Hal tersebut dapat terjadi, karena seluruh
informan penelitian sedang dalam masa menyelesaikan kuliah dan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
keempat informan penelitian masih bergantung kepada orangtuanya secara
finansial. Santrock (2002) menjelaskan masa dewasa awal antara usia 21 sampai
24 tahun, sedang dalam menyelesaikan pendidikan dan pelatihan untuk memasuki
dunia kerja. Dua orang informan penelitian, yakni FW dan PA harus mencari
pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh
Swagery et al. (2017) juga menjelaskan bahwa masalah yang dihadapi oleh ibu
tunggal dibagi menjadi tiga aspek, yaitu sosial, ekonomi, dan psikologis. Dampak
utama yang langsung dirasakan oleh ibu tunggal adalah ketidakstabilan secara
ekonomi. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Layne (2015)
bahwa perempuan yang menjadi ibu tunggal akan memiliki penghasilan tunggal,
tidak ada yang membantu dalam pekerjaan rumah, dan selalu merasa cemas dalam
hal perekonomian.
Seluruh informan penelitian juga mengalami kesulitan dalam mengatur
waktu antara bekerja, kuliah, dan merawat anaknya. Informan TP harus
melanjutkan kuliahnya dan tidak bisa selalu bertemu dengan anaknya. Hal
tersebut membuat TP tidak bisa menjalankan perannya sebagai seorang ibu secara
utuh. Hal ini dapat terjadi karena anak TP masih berusia 1 tahun, di mana anak TP
sedang dalam masa perkembangan yang membutuhkan perhatian dan perawatan
dari seorang ibu untuk menumbuhkan rasa aman dan hubungan yang akrab
dengan ibu (Hurlock, 1980). Informan RL, FW, dan PA harus mengorbankan
waktu istirahatnya untuk menyediakan waktu bermain dan merawat anaknya. Hal
tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Swagery et al. (2017)
menjelaskan bahwa ibu sebagai orangtua tunggal dituntut untuk pandai dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
membagi waktu, melengkapi perannya sebagai ibu sekaligus ayah bagi anaknya
dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa salah satu informan penelitian harus menjadi kepala keluarga
menggantikan ibunya yang telah meninggal. Informan FW harus merawat dan
membiayai kehidupan anak dan saudara yang tinggal bersama FW di rumah
omanya.
Sebagai ibu tunggal menuntut seluruh informan penelitian harus berperan
ganda sebagai ayah dan ibu bagi anaknya. Informan TP, FW, dan PA merasa
kesulitan dalam memberikan peran sebagai seorang ayah dan ibu sekaligus bagi
anaknya, karena usia seluruh informan penelitian saat menjadi ibu adalah 20
sampai 21 tahun. Seluruh informan penelitian berada di masa penyesuaian diri
untuk memainkan peran baru sebagai seorang ibu, pencari nafkah, dan
mengembangkan sikap-sikap baru menjadi suatu periode khusus dan sulit dari
rentang hidup seseorang (Hurlock, 1980). Hal tersebut membuat ketiga informan
penelitian masih dibantu oleh orangtua dan saudara untuk memberikan peran ayah
dan ibu bagi anaknya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sirait dan Minauli
(2015) memberikan hasil yang sama bahwa ibu tunggal harus mampu berperan
ganda, yaitu sebagai seorang ayah yang fungsinya mencari nafkah dan sebagai ibu
yang berperan membesarkan serta mendidik anak. Layliyah (2013) mengatakan
bahwa ibu sebagai orangtua tunggal harus menjalankan peran ganda untuk
keberlangsungan hidup keluarganya, membesarkan dan mengasuh anak seorang
diri tanpa bantuan dari seorang pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Dampak lain yang dialami oleh seluruh informan penelitian sebagai ibu
tunggal, yaitu merasa kesepian. Seluruh informan penelitian juga mengalami
perasaan kesepian karena tidak memiliki seorang pasangan untuk berbagi keluh
dan kesah yang dirasakan. Hal tersebut membuat seluruh informan penelitian
menginginkan sosok seorang pasangan sebagai tempat bersandar, tetapi informan
RL dan FW merasa belum memiliki kesiapan untuk membuka hati dan menjalin
hubungan dengan orang lain karena memiliki pengalaman mendapatkan kekerasan
selama masa pacaran. Santrock (2002) menjelaskan bahwa individu yang merasa
kesepian seringkali memiliki sejarah hubungan yang kurang baik dengan
pasangan. Hetheringron (dalam Santrock, 2012) juga mengatakan bahwa
perempuan yang menjadi ibu tunggal akan mengalami kesepian, kehilangan harga
diri, merasa cemas dengan ketidaktahuan akan kehidupan selanjutnya dan
kesulitan dalam menjalin relasi akrab yang baru.
Dari berbagai kesulitan yang dialami oleh ibu tunggal, diperlukan
karakteristik ketangguhan untuk membantu ibu tunggal dalam menghadapi setiap
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik kepribadian
tangguh memiliki tiga aspek yang akan membuat individu memiliki keberanian
dan motivasi untuk melakukan aktivitas dan menghadapi situasi yang sulit dan
menekan (Maddi & Khosaba, 2005).
Aspek pertama dari ketangguhan yaitu komitmen sebagai keyakinan
untuk melibatkan diri dalam aktivitas yang sedang dihadapi (Maddi & Khosaba,
2005). Informan TP, RL, FW, dan PA mampu membesarkan anaknya seorang diri
walaupun mengalami berbagai macam kesulitan sebagai ibu tunggal. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
juga didukung dengan pernyataan Smith dan Argiati (2013) yang menjelaskan
bahwa individu yang tangguh memiliki rasa ketertarikan terhadap suatu kegiatan
bahkan turut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari empat informan penelitian,
yaitu TP dan PA mendapatkan penolakan dari ibunya yang selalu marah serta
mendiamkannya, tetapi kedua informan tersebut tetap memutuskan untuk
melanjutkan kehamilan walaupun didiamkan dan dimarahi oleh ibunya. Hal
tersebut dapat terjadi karena informan TP dan PA memiliki ketangguhan yang
terwujud dalam kemampuan untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang telah
dilakukan. Indriati dan Muti’ah (2015) mengatakan bahwa individu dengan
kepribadian tangguh memiliki kemampuan dan daya tahan terhadap suatu
masalah, sehingga membuat individu tersebut mampu bertahan dalam situasi yang
sulit dan mendesak.
Komitmen yang dimiliki oleh informan TP, RL, FW, dan PA terwujud
dalam bentuk kesetiaan seluruh informan terhadap janji dan pilihannya sebagai
ibu tunggal, walaupun menjadi bahan pembicaraan orang lain. Seluruh informan
penelitian juga memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalani kehidupan
sebagai ibu tunggal dengan baik. Seluruh informan penelitian mampu
menjalankan komitmennya untuk tidak membalas perbuatan mantan pacarnya
yang telah melakukan kekerasan secara fisik maupun verbal dan telah
mengabaikan informan penelitian serta anaknya. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Sirait dan Minauli (2015) bahwa ketangguhan sebagai komitmen yang
kuat terhadap diri sendiri, dapat menciptakan tingkah laku yang positif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
lingkungan dan perasaan bermakna yang bisa menetralkan efek negatif dari stres.
Schultz dan Schultz (dalam Dodik & Astuti, 2012) juga mengatakan bahwa
ketangguhan mampu membuat individu bertahan dalam situasi yang berat dan
sangat menekan.
Maddi (2013) mengatakan bahwa individu yang tangguh mampu bangkit
dari keadaan terpuruk dan memiliki keyakinan bahwa hidup itu bermakna dan
memiliki tujuan. Ketangguhan yang dimiliki oleh seluruh informan penelitian,
mampu membuat seluruh informan penelitian bangkit dari keadaan terpuruk dan
tetap melanjutkan kuliahnya hingga selesai. Seluruh informan penelitian mampu
mengalahkan ketakutan-ketakutan untuk bertemu dengan teman-teman dan
mantan pacarnya di kampus. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Maddi (2013)
bahwa individu yang memiliki karakteristik kepribadian tangguh akan memiliki
keyakinan bahwa dirinya mampu menghadapi suatu permasalahan yang sedang
terjadi dan tidak mudah larut ke dalam suatu permasalahan. Pernyataan tersebut
juga didukung oleh penjelasan Bartone (2013) bahwa komitmen membantu
individu menjadi lebih mudah beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah.
Aspek komitmen yang dimiliki oleh informan TP, RL, FW, dan PA
mampu membuat mereka menjelaskan siapa ayah kandung anaknya tanpa
memberikan cerita yang buruk tentang mantan pacarnya dan tidak memberikan
stigma buruk tentang laki-laki kepada anaknya. Hal tersebut juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sirait dan Minauli (2015) bahwa individu yang
memiliki karakteristik tangguh mampu melindungi dan menjaga perasaan anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
dengan tidak membohongi anak dan memberikan penjelasan dengan perlahan-
lahan mengenai keberadaan ayahnya.
Aspek kedua dari karakteristik kepribadian tangguh, yaitu kendali diri
yang terwujud dalam bentuk kemampuan seluruh informan penelitian dalam
memengaruhi situasi dilingkungan sekitar tempat tinggal. Salah satu informan
penelitian, yakni RL mampu memberikan aura positif dan bahagia saat
memperkenalkan anaknya kepada masyarakat di sekitar tempat tinggal. Hal
tersebut membuat masyarakat sekitar menanggapi kehadiran anak RL dengan
baik. Temuan dalam penelitian ini juga didukung dengan penjelasan Maddi dan
Khosaba (2005) bahwa individu yang tangguh memiliki keyakinan bahwa dirinya
mampu memengaruhi dan mengendalikan peristiwa yang terjadi di dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagai individu yang memiliki karakteristik kepribadian tangguh,
seluruh informan penelitian mampu mengendalikan emosi dan mencari jalan
keluar atas permasalahan yang sedang terjadi. Seluruh informan penelitian
berusaha melakukan kegiatan yang positif dengan bermain bersama anak,
menonton film, membaca buku, dan bermain games. Dalam mencari solusi atas
setiap permsalahan yang terjadi, seluruh informan penelitian akan berbagi cerita
kepada orang lain baik kepada orangtua maupun teman dekatnya. Maddi dan
Khosaba (2005) menjelaskan bahwa ketangguhan memberi keberanian dan
dorongan untuk menghadapi perubahan yang mengganggu. Melalui keberanian
dan motivasi ini, individu yang tangguh lebih mampu mengatasi perubahan
dengan menemukan solusi untuk masalah yang muncul dan berinteraksi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
mendukung dengan orang-orang di sekitar mereka. Maddi (2013) juga
menjelaskan bahwa individu yang tangguh memiliki pengetahun tentang
bagaimana mencari cara untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai ibu tunggal yang memiliki ketangguhan, kendali diri dalam
penelitian ini juga terwujud dalam bentuk pengelolaan waktu salah satu informan,
yaitu RL yang akan mengerjakan tugas kuliah bila anaknya sudah tidur. Tiga
informan penelitian yakni TP, FW, dan PA akan memberikan waktu luangnya
untuk bermain bersama anak, menyuapi, dan memandikan anak sebelum bekerja
ataupun kuliah. Sebagai seorang guru musik freelance, FW berusaha untuk
mengatur waktunya dalam bekerja dan merawat anak. Kendali diri yang dimiliki
FW membuatnya mampu mengatur waktu dengan sangat baik antara bekerja dan
merawat anak. FW akan membawa anaknya bekerja bila tidak ada keluarga yang
bisa menjaga anaknya di rumah. Maddi (2013) menjelaskan bahwa individu yang
memiliki karakteristik kepribadian tangguh memiliki pengetahuan tentang
bagaimana melakukan interaksi pemecah masalah dan keberanian untuk
melakukan kerja keras. Seluruh informan penelitian mampu memenuhi peran
ganda sebagai ibu dan ayah untuk anaknya dengan baik. Salah satu cara yang
dilakukan oleh RL, dengan membiasakan anaknya memanggil orangtua RL dan
saudaranya dengan sebutan papa. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Bartone
(2013) yang menjelaskan bahwa individu yang memiliki kendali diri dapat
mengelola peristiwa yang terjadi secara efektif dan lebih positif.
Maddi (2013) mengatakan bahwa ketangguhan sebagai karakteristik
kepribadian yang mampu meningkatkan kinerja, pola sikap, dan strategi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
menghadapi situasi yang menekan. Kendali diri membuat individu menjadi lebih
yakin bahwa dirinya mampu untuk mengubah tekanan atau peristiwa yang
berpotensi bencana menjadi peluang pertumbuhan dan tidak akan membiarkan
individu tenggelam dalam ketidakberdayaan. Hal tersebut sesuai dengan temuan
pada keempat informan penelitian, yakni TP, RL, FW, dan PA yang mampu
mengelola setiap permasalahan yang penuh dengan tekanan dan menimbulkan
stres dengan baik. Keempat informan mampu mengatasi permasalahan yang
terjadi dengan cara tidak terlalu memikirkannya, tetapi menyelesaikan satu
persatu permasalahan yang sedang terjadi agar tidak menjadi beban pikiran.
Aspek ketiga dari karakteristik kepribadian tangguh adalah tantangan.
Bartone (2013) menjelaskan bahwa tantangan sebagai kemampuan beradaptasi
terhadap setiap perubahan dalam kehidupan. Individu yang tangguh cenderung
melihat suatu peristiwa sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Hal
serupa juga diungkapkan oleh Maddi dan Khosaba (2005) bahwa individu yang
tangguh akan memandang kegagalan sebagai suatu sarana untuk belajar meraih
kesuksesan bukan sebagai ancaman. Hal tersebut sesuai dengan temuan dalam
penelitian ini bahwa informan TP, RL, FW, dan PA mampu memandang
kehadiran anaknya sebagai sebuah anugerah dan kesempatan yang diberikan
Tuhan untuk merawat seorang anak. Salah satu informan penelitian, yaitu RL
memandang kehadiran anaknya sebagai sebuah teguran dari Tuhan untuk merubah
dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kehadiran seorang anak menjadi sebuah motivasi dan semangat. Salah
satu informan penelitian, yaitu TP yang memandang anaknya sebagai semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
untuk menyelesaikan kuliah hingga IPK TP menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kehadiran seorang anak juga tidak membuat keempat informan penelitian
menjadi tidak bisa beraktivitas dengan baik, tetapi menjadi lebih bersemangat
menjalani aktivitas sehari-hari. Maddi (2013) mengatakan bahwa ketangguhan
membuat individu memandang suatu peristiwa yang penuh dengan tekanan
sebagai kesempatan untuk melakukan suatu perubahan dengan usaha sendiri dan
sebagai kesempatan untuk bertumbuh menjadi lebih baik. Penelitian yang
dilakukan Smith dan Argiati (2013) juga menunjukkan bahwa individu yang
memiliki ketangguhan akan mampu memandang suatu peristiwa sebagai sebuah
cara untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik.
Maddi (2013) juga menjelaskan bahwa individu yang tangguh dapat
menerima segala perubahan yang terjadi di dalam hidupnya, mengubah suatu
peristiwa yang mengancam sebagai suatu perubahan yang menguntungkan.
Individu yang tangguh akan belajar dari kegagalan dan mendapatkan kepuasan
tersendiri setelah dirinya berhasil mengubah tekanan menjadi peluang
pertumbuhan. Informan TP, RL, FW, dan PA merasa sangat senang menjadi ibu
tunggal untuk anaknya. Hal tersebut dapat terjadi, karena seluruh informan
penelitian tidak lagi dibatasi oleh pasangan, tidak perlu takut bila pasangannya
akan tergoda perempuan lain. Seluruh informan penelitian merasa sangat senang
bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan lebih baik lagi dan bisa
mendidik anak dengan caranya sendiri. Hal ini juga didukung dengan penjelasan
Maddi (2013) yang mengatakan bahwa ketangguhan membuat individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
memandang suatu peristiwa yang penuh dengan tekanan sebagai kesempatan
untuk bertumbuh menjadi lebih baik lagi.
Karakteristik ketangguhan membuat salah satu informan penelitian, yaitu
PA mampu memandang bahwa ibunya berusaha untuk melindungi dirinya dari
stigma sosial dan perbincangan orang lain dengan mengatakan bahwa anak PA
adalah anak angkat kedua orangtuanya. Schultz dan Schultz (dalam Lestari &
Nisa, 2016) juga menjelaskan bahwa tantangan sebagai kecenderungan untuk
memandang suatu perubahan yang terjadi sebagai kesempatan untuk
mengembangkan diri, bukan sebagai ancaman terhadap rasa nyaman. Individu
yang tangguh memiliki pengertian bahwa hal-hal yang sulit untuk dilakukan atau
diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan, yang pada
akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut.
Ketangguhan yang dimiliki oleh seluruh informan penelitian, yaitu TP,
RL, FW, dan PA dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang memengaruhi ketangguhan adalah penerimaan diri, keterbukaan,
kemampuan memaafkan orang lain, dan kemampuan menghargai diri sendiri.
Faktor eksternal yaitu dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman.
Penerimaan diri yang dimiliki oleh informan TP, RL, dan PA mampu
menerima kehadiran anaknya tanpa perasaan marah dan benci. Hal tersebut
membuat informan penelitian mampu menerima kekurangan dan status barunya
sebagai ibu tunggal tanpa memberikan penghakiman terhadap diri sediri. Swagery
et al. (2017) menjelaskan bahwa penerimaan diri dapat menjadi faktor yang
memengaruhi ketangguhan seseorang. Penerimaan diri mampu memahami kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
saat ini dan memampukan individu untuk melakukan usaha bertahan dalam
kondisi yang sulit dan menekan.
Faktor lain yang memengaruhi ketangguhan individu adalah keterbukaan.
Dua dari empat informan penelitian, yakni FW dan PA memiliki sikap terbuka
kepada orang lain terhadap keadaannya saat ini sebagai ibu tunggal yang tidak
menikah. Kedua informan penelitian mampu bersikap jujur kepada orang lain
mengenai statusnya sebagai seorang ibu. Keterbukaan mampu membuat individu
menjadi percaya diri dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Smith dan Argiati (2013) bahwa
keterbukaan membuat individu mampu mengatasi perasaan negatif terhadap
pandangan orang lain sehingga mempermudah dalam beradaptasi dengan
lingkungan baru.
Dua dari empat informan penelitian yakni RL dan FW mendapatkan
dukungan dari keluarga atas pilihannya sebagai ibu tunggal. Keluarga RL dan FW
tidak memberikan respon negatif mengenai kehamilan yang dialaminya, tetapi
mampu menerima kehamilan yang mereka alami tanpa memberikan stigma
negatif dan turut membantu dalam merawat anak RL dan FW. Hal ini berbeda
dengan TP dan PA yang tidak mendapatkan dukungan dari ibunya, di mana PA
didiamkan oleh ibunya selama satu bulan dan ibu TP selalu marah setiap hari
karena kehamilan tidak diinginkan yang mereka alami. Dukungan keluarga yang
didapat RL dan FW mampu menghindari upaya untuk melakukan aborsi dan
membuat kedua informan penelitian menjadi lebih siap menjalani peran sebagai
seorang ayah dan ibu bagi anaknya. Dukungan dari teman-teman yang di dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
oleh RL, FW, dan PA membuat mereka menjadi lebih bersemangat dalam
menjalani kewajibannya sebagai mahasiswi dan ibu bagi anaknya. Maddi (2013)
menjelaskan bahwa dukungan sosial mampu memengaruhi terbentuknya
ketangguhan yang membuat individu berkembang menjadi pribadi tangguh dalam
menghadapi situasi sulit. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Swagery et al.
(2017) bahwa dukungan sosial yang hangat dan positif mempu memperkuat
terbentuknya ketangguhan seseorang.
Dalam penelitian ini juga di temukan temuan baru pada seluruh informan
penelitian, yakni izin orangtua menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
keputusan informan untuk tidak menikah. Dua dari empat informan penelitian
yaitu TP dan PA tidak di izinkan untuk menikah oleh orangtuanya. Hal tersebut
dapat terjadi karena TP dan PA harus menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu
dan harus mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup kedua informan
penelitian dan anaknya kelak. Faktor lain yang memengaruhi keputusan tiga dari
empat informan penelitian, yaitu RL, FW, dan PA adalah perbedaan agama
dengan mantan kekasih mereka. Ketiga informan penelitian tidak ingin menikah
dengan pasangan yang berbeda agama.
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Freeman (2016) bahwa perempuan yang memutuskan untuk menjadi ibu tunggal
tanpa menikah, umumnya adalah perempuan yang berpendidikan dan memiliki
pekerjaan yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu tunggal
memutuskan untuk tidak menikah, karena tidak memiliki pasangan dan memiliki
kenyamanan untuk hidup seorang diri bersama anaknya. Pada penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
dilakukan oleh (Engelchin & Wozner, 2005) menunjukkan masyarakat di Israel
lebih menghargai dan menerima perempuan yang telah memasuki masa keibuan,
sehingga membuat perempuan di Israel lebih memilih untuk menjadi ibu tunggal
tanpa menikah dengan mengadopsi seorang anak atau melakukan donor sperma
dari rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan budaya di Israel
dan di Indonesia, di mana di Indonesia keputusan untuk menikah masih
memerlukan izin dari orangtua dan sebagian masyarakat di Indonesia masih
menganggap hal yang tabu bila seorang perempuan memiliki seorang anak tanpa
menikah dengan pasangannya.
Kartono (1992) menjelaskan bahwa ibu yang memutuskan untuk tidak
menikah dan memiliki pengalaman melahirkan anak di luar ikatan pernkahan akan
mendapatkan penolakan dari lingkungan sosialnya. Perasaan bersalah dan depresi
juga dialami oleh ibu tunggal yang memutuskan untuk tidak menikah. Safitri
(2013) juga menjelaskan bahwa perempuan yang mendapatkan kekerasan oleh
pasangan dan mengalami kehamilan pra nikah berpotensi menimbulkan trauma
dan perasaan benci kepada laki-laki, selain itu juga menimbulkan perasaan minder
dan takut untuk menjalin hubungan baru dengan orang lain. Hal tersebut tidak
sesuai dengan salah satu informan penelitian ini, yaitu RL tidak mengalami
depresi maupun trauma meskipun terdapat banyak tekanan yang dialami oleh RL.
Hal ini dapat terjadi, karena RL mendapatkan dukungan sosial dan penerimaan
dari keluarga maupun masyarakat di sekitar tempat tinggal. RL juga tidak merasa
kesulitan dalam berperan ganda sebagai ibu dan ayah. Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
menunjukkan bahwa RL mampu melakukan perannya sebagai ibu dan ayah untuk
anaknya dengan baik.
Hasil penelitian ini juga menemukan faktor lain yang memengaruhi
terbentuknya ketangguhan, yaitu keyakinan kepada Tuhan. Dua dari empat
informan penelitian, yaitu TP dan RL lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
dengan melakukan doa novena. Kedua informan percaya bahwa Tuhan akan
memberikan jalan keluar atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Hal
tersebut membuat TP dan RL menjadi lebih tenang dalam menghadapi setiap
permasalahan yang sedang terjadi. Akbarrizadeh et al. (2013) menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan linier antara kecerdasan spiritual dan
ketangguhan. Kepercayaan spiritual dan agama dapat meningkatkan kesabaran,
toleransi, dan daya tahan dalam menghadapi suatu permasalahan yang sedang
terjadi tanpa kehilangan kendali terhadap diri mereka.
Menurut Swagery et al. (2017) penerimaan diri dan keterbukaan menjadi
faktor yang memengaruhi ketangguhan, tetapi hasil penelitian ini menemukan
faktor lain yang dapat memengaruhi ketangguhan yang dimiliki oleh individu
yaitu kemampuan menghargai diri sendiri dan kemampuan memaafkan orang lain.
Kemampuan menghargai diri sendiri yang dimiliki oleh TP dan RL mampu
memandang dirinya tinggi yang membuatnya menjadi lebih percaya diri terhadap
status barunya sebagai seorang ibu tanpa menikah. Informan TP dan RL tidak
pernah memandang dirinya rendah di hadapan orang lain dan berusaha untuk
memperlihatkan bahwa mereka mampu memperbaiki kehidupannya menjadi lebih
baik dengan melanjutkan kuliah dan memiliki pekerjaan. Hal tersebut membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
orang lain tidak memandang rendah TP dan RL sebagai ibu tunggal yang
memiliki pengalaman melahirkan anak di luar ikatan pernikahan. Hal ini selaras
dengan Retnowati dan Munawarah (2009) yang menjelaskan bahwa individu yang
memiliki harga diri tinggi dapat beradaptasi secara lebih positif terhadap kejadian-
kejadian negatif di dalam hidupnya dan memiliki motivasi untuk bangkit kembali
setelah menerima kegagalan. Ketangguhan, harga diri, dan dukungan sosial secara
bersama-sama mampu menghindarkan individu dari resiko depresi dan
melindungi individu dari dari stres.
Memaafkan kesalahan orang lain bukanlah hal yang mudah dan dapat
dilakukan oleh semua orang. Salah satu dari empat informan penelitian, yaitu FW
mampu memaafkan kesalahan mantan pacarnya yang telah meninggalkan FW
bersama anaknya seorang diri, memaksa FW untuk meminum obat pelancar
mestruasi untuk menggugurkan kenadungan, dan melakukan kekerasan secara
fisik selama masa pacaran. Sikap memaafkan orang lain dapat menjadi salah satu
faktor yang memengaruhi terbentuknya ketangguhan informan penelitian.
Memaafkan orang lain dapat membuat FW merasakan kelegaan di dalam hati,
menjadi lebih bahagia dalam menjalani kehidupannya sebagai ibu tunggal, dan
membuat FW mampu menceritakan siapa ayah kandung anaknya tanpa
menceritakan permasalahan yang pernah terjadi antara FW dengan mantan
kekasihnya. Azra (2017) mengatakan bahwa individu yang mampu memaafkan
mempunyai kesehatan mental dan kepuasan hidup yang lebih besar dari pada
individu yang tidak mampu memaafkan. Individu yang mampu memaafkan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
lain akan memiliki perasaan yang lebih positif dan merasa lebih bebas dalam
menjalani hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan seluruh informan
penelitian untuk tidak menikah dan menjadi ibu tunggal bagi anaknya dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu adanya hubungan yang abusive selama masa pacaran,
kepribadian pacar yang kurang baik, adanya perbedaan agama, dan tidak ingin
dimanfaatkan oleh laki-laki.
Seluruh informan penelitian juga mengalami berbagai dampak menjadi
ibu tunggal yang tidak menikah, seperti kesulitan secara ekonomi yang membuat
seluruh informan penelitian masih bergantung kepada orangtua dan harus bekerja
untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Seluruh informan penelitian harus berperan
sebagai ibu dan ayah bagi anaknya, mengalami kesulitan dalam mengatur waktu
bekerja dan merawat anak, serta merasakan kesepian karena tidak memiliki
pasangan untuk berbagi keluh dan kesah.
Ketangguhan memiliki tiga aspek, yaitu komitmen, kendali diri, dan
tantangan. Aspek komitmen seluruh informan penelitian terwujud dalam sikap
bertanggung jawab untuk melanjutkan kehamilan, setia pada janjinya sebagai ibu
tunggal untuk memenuhi peran ayah dan ibu bagi anaknya, menjadi lebih ikhlas
menerima stigma sosial masyarakat.
Aspek ketangguhan yang kedua, yaitu kendali diri bahwa individu
mampu memengaruhi dan mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk mengendalikan peristiwa yang terjadi
di dalam kehidupan sehari-hari dengan memperlihatkan kebahagiaan atas
kehadiran anaknya kepada masyarakat. Informan penelitian mampu mencari
solusi di setiap permasalahan yang sedang dihadapi.
Aspek ketangguhan yang ketiga adalah tantangan di mana individu
memandang tantangan sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai kesempatan
untuk mengembangkan diri, bukan sebagai ancaman. Seluruh informan penelitian
mampu memandang peristiwa yang sudah terjadi sebagai suatu kesempatan untuk
mengembangkan diri menjadi lebih baik dan bisa memandang kehadiran anak
sebagai sebuah anugerah dari Tuhan.
Ketangguhan yang dimiliki oleh seluruh informan penelitian dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari penerimaan
diri, keterbukaan, dan keyakinan kepada Tuhan. Seluruh informan penelitian
mampu menerima kehadiran anaknya tanpa adanya perasaan benci dan mampu
menerima segala kekurangan yang terdapat di dalam dirinya. Keterbukaan
memampukan seluruh informan penelitian menjadi lebih percaya diri menjalani
perannya sebagai ibu tunggal dan keyakinan kepada Tuhan memampukan seluruh
informan penelitian mampu lebih tenang dan ikhlas dalam menghadapi setiap
permasalahan yang terjadi. Faktor lain yang memengaruhi ketangguhan yaitu
kemampuan memaafkan orang lain dan kemampuan menghargai diri sendiri yang
membuat informan penelitian mampu menghilangkan perasaan dendam serta
benci kepada orang lain dan tidak membalas perbuatan buruk orang lain terhadap
diri informan, serta mampu menerima segala keadaan diri sendiri. Faktor eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
berupa dukungan sosial yang terdiri dari dukungan keluarga dan teman-teman.
Penerimaan diri dan dukungan yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman
mampu membantu seluruh informan penelitian dalam melakukan perannya
sebagai ibu tunggal dengan baik.
B. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :
Peneliti kurang memperhatikan situasi dan kondisi pada saat melakukan
proses wawancara serta salah satu informan penelitian membawa teman dan
anaknya. Hal tersebut menimbulkan beberapa hambatan yang membuat informan
penelitian menjadi kehilangan konsentrasi.
C. Saran
1. Bagi perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan akibat
hubungan seksual pra nikah
Bagi perempuan yang memiliki pengalaman melahirkan anak akibat
hubungan seksual pra nikah diharapkan mampu mencari dukungan dan bantuan
pada orang-orang terdekat, seperti keluarga maupun teman. Dukungan yang
didapat dari orang-orang terdekat dapat membantu perempuan yang memiliki
anak akibat hubungan seksual pra nikah menjadi lebih tangguh serta mampu
menjalani perannya sebagai seorang ibu bagi anaknya. Peneliti berharap agar para
perempuan yang memiliki pengalaman melahirkan anak akibat hubungan seksual
pra nikah mampu melakukan aktivitas yang positif untuk mengurangi stres yang
dirasakan, berbagi cerita dengan teman dekat maupun keluarga untuk
mendapatkan solusi yang terbaik atas peristiwa yang sedang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Para perempuan yang memiliki anak akibat hubungan seksual pra nikah
diharapkan mampu memaafkan kesalahan orang lain agar menjadi lebih ikhlas
dan lebih mampu menjalani kehidupan dengan lebih baik. Peneliti juga berharap
bahwa perempuan yang memiliki pengalaman melahirkan anak di luar ikatan
penikahan tidak memandang rendah diri sendiri agar menjadi lebih percaya diri
dan lebih mampu menjalani peran sebagai orangtua.
2. Bagi orangtua, keluarga, dan masyarakat
Bagi orangtua, maupun masyarakat diharapkan dapat memberikan
dukungan maupun semangat yang mampu membantu dalam membentuk
ketangguhan pada perempuan yang memiliki pengalaman kehamilan pra nikah.
Dukungan yang dapat diberikan kepada perempuan yang memiliki pengalaman
melahirkan anak akibat hubungan seksual pra nikah dapat berupa penerimaan
terhadap kehadiran seorang anak dan tidak memberikan stigma sosial terhadap
perempuan yang mengalami kehamilan pra nikah. Dukungan lain yang dapat
diberikan berupa bantuan dalam merawat anak, memberikan perhatian, kepedulian
kepada perempuan yang mengalami kehamilan pra nikah dan anaknya. Keluarga
dan masyarakat dapat memberikan dukungan berupa informasi terkait hal-hal
dalam mengasuh anak dengan baik, sehingga dapat memberikan pengetahuan
yang memadai dalam menjalani peran sebagai seorang ibu.
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dengan konteks yang
sama dapat menggunakan teknik triangulasi, karena memiliki berbagaimacam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
metode yang dapat dilakukan sehingga data yang didapatkan lebih lengkap dan
menunjukkan ketangguhan yang dimiliki oleh informan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan faktor-faktor yang
memengaruhi terbentuknya ketangguhan, yaitu kemampuan memaafkan orang
lain dan kemampuan menghargai diri sendiri. Peneliti selanjutnya dapat
meneliti dan menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor tersebut dengan
metode studi kasus.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengatur tempat dan situasi yang lebih
kondusif agar tidak mengganggu konsentrasi informan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
DAFTAR PUSTAKA
Akbarizadeh, F., Jahanpour, F., & Hajivandi, A. (2013). The ralationship of
general health, hardiness and spiritual intelligence relationship in Iranian
nurses. Iran Jurnal Psychiatry, 8(4), 165-167
Azra, F. N. (2017). Forgiveness dan subjective well-being dewasa awal atas
perceraian orang tua pada masa remaja. Jurnal Psikologi, 5(3), 529-540
Badan Pusat Statistik. (2018, Nov 12). Persentase rumah tangga menurut provinsi,
daerah tempat tinggal, dan jenis kelamin kepala rumah tangga 2009-
20017. Retrieved from https://www.bps.go.id
Bartone, P. T., Kelly, D. R., & Matthews, M. D. (2013). Psychological hardiness
predicts adaptability in military leaders: a prospective study.
International Journal of Selection and Assessment, 21(2), 200-210
Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan dari dewasa awal sampai
menjelang ajal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dodik, A. A., & Astuti, K. (2012). Hubungan kepribadian hardiness dengan stres
kerja pada anggota polri bagian operasional di Polresta Yogyakarta.
Insight, 10(1), 37-48
Engelchin, D. S., & Wozner, Y. (2005). Quality of life of single mothers by
choice in Israel: a comparison to divorced mothers and married mothers.
Journal of Marriage & Family Review, 37(4), 7-28.
Faradina, A. F., & Fajrianthi. (2012). Konflik pekerjaan-keluarga dan coping pada
single mothers. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 1(2), 94-101.
Fitriani, A., & Ambarini, T. K. (2013). Hubungan antara hardiness dengan tingkat
stres pengasuhan pada ibu dengan anak autis. Jurnal Psikologi Klinis dan
Kesehatan Mental, 2(2), 34-40
Geldard, K., & Geldard D. (2011). Konseling keluarga membangun relasi untuk
saling memandirikan antaranggota keluarga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hasanah, T. D. U., & Widuri, E. L. (2014). Regulasi emosi pada ibu single parent.
Jurnal Psikologi Integratif, 2(1), 86-92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Herdiansyah, H. (2015). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi.
Jakarta: Salemba Humanika.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan sutau pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. (ed. Ke-5). Jakarta: Erlangga.
Indriati, F., & Muti’ah, T. (2015). Hubungan antara hardiness dengan self-efficacy
pada lansia masih bekerja di Banguntapan Bantul. Jurnal Spirits, 5(2),
37-44
Ismarwati, I. U. (2017). Faktor faktor yang mempengaruhi kejadian kehamilan
tidak diinginkan pada remaja. Journal of Health Studies, 1(2), 168-177.
Kartono, K. (1992). Psikologi wanita (ed. Ke-3). Bandung: Mandar Maju.
Kobasa, S. C. (1979). Stressful life event, personality, and healty: an inquiry into
hardiness. Journal of Personality and Social Psychology, 37(1), 1-11.
Kobasa, S, C., Maddi, S, R., & Kahn, S. (1982). Hardiness and health: a
prospective study. Journal of Personality and Social Psychology, 42(1),
168-177
Layliyah, Z. (2013). Perjuangan hidup single parent. Jurnal Sosiologi Islam, 3(1),
89-102.
Layne, L. L. (2015). I have a fear of really screwing it up the fears, doubts,
anxieties, and judgments of one American single mother by choice.
Journal of Family Issues, 36(9), 1154-1170.
Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga penanaman nilai & penanganan konflik
dalam keluarga. Jakarta : Kencana Prenamedia Group.
Lestari, S., & Nisa, K. (2016). Dinamika psikologis hardiness pada ibu sebagai
orangtua tunggal karena perceraian. The 4th University Research
Coloquium, 78-86.
Maddi, S. R., & Khoshaba, Debora. M. (2005). Resilience at work how to succeed
no matter what life throws at you [e-book]. Retrieved from
http://gen.lib.rus.ec/book/bibtex.
Maddi, S. R. (2006). Hardiness the courage to grow from stresses. Journal Of
Positive Psychology,1(3), 160-168.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Maddi, S. R. (2013). Hardiness turning stressful circumstances into resilient
growth [e-book]. Retrieved from http://gen.lib.rus.ec/book/bibtex.
Papalia, D. E., Old, S. W., & Fieldman, R. D. (2008). Human development
psikologi perkembangan (ed. Ke-9). Jakarta: Salemba Humanika.
Papalia, D. E. (2009). Human development perkembangan manusia buku 2. (ed.
Ke-10). Jakarta: Salemba Humanika.
Papalia, D. E., & Ruth D. F. (2014). Perkembangan manusia experience human
development. Jakarta: Salemba Humanika.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. (2018, Feb 12). Tingginya
kehamilan remaja tuntut PKBI Jateng susun program kerja 2015-2018.
Rtrieved from hhtps://www.pkbijateng.or.id
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. (2018, Feb 20). Kehamilan tidak
dikehendaki pada remaja, lantas bagaimana. Retrieved from
https://www.pkbijateng.or.id/tag/ktd
Pitasari, A. T., & Cahyono, R. (2014). Coping pada ibu yang berperan sebagai
orangtua tunggal pasca kematian suami. Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan, 3(1), 37-41.
Prastowo, A. (2014). Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan
penelitian. Jogkarta: Ar-Ruzz Media.
Phoolka, Er. A. (2012). Adversity quotient: a new paradigm to explore.
International Journal of Contemporary Business Studies, 3(4), 67-78.
Retnowati, A., & Munawarah, S. M. (2009). Hardiness, harga diri, dukungan
sosial dan depresi pada remaja penyintas bencana di Yogyakarta.
Humanitas, 6(2), 105-122.
Safitri, A. W. (2013). Dampak kekerasan dalam berpacaran. Jurnal Ilmiah Hasil
Mahasiswa, 1(1), 1-6.
Santrock, J. W. (2002). Life-span development perkembangan masa hidup. (ed.
Ke-5). Jakarta: Erlangga.
Santrock, John. W. (2005). Psychology update seventh edition. New York: The
McGraw-Hill Companies.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Santrock, J. W. (2012). Life-span development perkembangan masa hidup. (ed.
Ke-13). Jakarta: Erlangga.
Saptarini, I., & Suparmi. (2016). Determinan kehamilan tidak diinginkan di
Indonesia (analisis data sekunder riskesdas 2013). Pusat Penelitian
Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. 16-24.
Sirait, N. Y. D., & Minauli, I. (2015). Hardiness pada single mother. Jurnal
Diversita, 1(2), 28-38.
Smith, J.A. (2008). Qualitative psychology: A practical guide to research
methods. Los Angles: SAGE.
Smith, M. A., & Argiati, S. H. B. (2013). Kepribadian tangguh (hardiness) pada
perempuan penderita pasca stroke. Jurnal Spirits, 3(2), 1-7.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Supratiknya, A. (2007). Merujuk sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metdologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam
psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Swagery, R. V., Hikmatul., & Husna, A. (2017). Hardiness pada wanita karir
single parent yang memiliki anak tunarungu. Jurnal Psikologi, 15(2), 66-
73
Wright, B. D., Breakwell, M. G., & Smith, J. A. (2012). Research Methods in
psychology (4th edition). Los Angeles: SAGE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI