KISAH HIDUP PENGUSAHA SUKSES
Oleh :Ari Sriwanto K4211005Dwi Ratna K4211014Lili Supartini K4211023Novita Dwi Saputri K4211032Siti Nurjanah K4211050Tian Setyanto K4211059Yeyen Kusumaningrum K4211068
Tugas Terstruktur Ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Perkuliahan dan
Kelulusan Mata Kuliah Kewirausahaan
yang Diampu Oleh Dra. Yulianti, M. Pd.
Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
KISAH HIDUP PENGUSAHA SUKSES
1. Martha Tilaar
Istri pendidik Prof. Dr. H.A.R Tilaar, ibu dari empat orang anak Bryan
Emil Tilaar, Pinkan Tilaar, Wulan Tilaar, Kilala Tilaar dan nenek dari beberapa
orang cucu, ini menyempatkan diri mengambil kuliah kecantikan dan lulus dari
Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS, saat mengikuti suami
tugas belajar. Dia telah membuat kecantikan dan keayuan Indonesia selalu
terpelihara. Lulusan Jurusan Sejarah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Jakarta tahun 1963, ini resmi mendirikan badan usaha pada tahun 1971.
Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang "Fashion and
Artistry" dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984, ini memulai
operasinya dari titik nol. Bermula di garasi rumah ayahnya Yakob Handana,
terletak di Jalan Kusuma Atmaja No. 45 Menteng, Jakarta Pusat. Martha, yang
semasa kecilnya dikenal sebagai gadis tomboy dan 'elek' mendirikan sebuah salon
kecantikan sederhana "Martha Salon", persis pada 3 Januari 1970, di sebuah
ruangan berukuran 6 x 4 meter. Di sini ia sekaligus membuat pula produk-produk
kecantikan dari bahan alam.
Titik-picu 1987
Cerita lebih lanjut mengenai keberhasilan menjadi papan atas, yang tetap
komit mencintai produk dalam negeri demi membangun kemandirian bangsa
khususnya di bidang jamu dan kosmetika, memulai titik-picu yang sesungguhnya
pada tahun 1987. Ketika itu secara cerdik dan unik ia mempopulerkan "Senja di
Sriwedari" sebagai trend tata rias baru, sebuah ide yang diilhami oleh kekayaan
alam dan budaya Indonesia. Sejak itulah selalu mempersuntingkan nama tempat
dan unsur budaya suatu daerah, yang lalu dipadukan dengan trend daerah, ke
setiap produk Sariayu. Sariayu berhasil tampil sebagai trendsetter tata rias wajah
Indonesia. Martha Tilaar memang sangat menghargai produk dalam negeri, seperti
misalnya. Buktinya, saban hari ia selalu lekat dengan buatan dalam negeri. Ia
kerap menggunakan kebaya, batik, atau berbagai busana daerah Indonesia.
Pemerhati tata rias sangatlah paham benar akan apa yang disebut dengan konsep
Gaya Warna Disainer (1998) sebuah tata rias yang mengambil unsur budaya Jawa
Barat dan Kalimantan, Sumatera Bergaya (1989) dari Sumatera, Puri Prameswari
(1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991) dari
Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian Jaya/Papua, Rama-Rama
Toraja (1993), serta konsep-konsep dari berbagai daerah lain seperti
Banda/Ambon, Jakarta. Dan, puncaknya adalah trend warna Pusako Minang dari
Minangkabu. Berdasarkan strategi pendekatan etnik Martha Tilaar berhasil
menjalin hubungan emosional dengan konsumen, bahkan berhasil menyelamatkan
biduknya dari hantaman krisis ekonomi. Sebab dengan konsep baru itu Martha
Tilaar berhasil meraih penjualan besar bahkan bisnisya pernah bertumbuh hingga
400 persen. Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah
mengalami jatuh-bangun atau pasang-surut usaha. Pernah, suatu ketika, bendera
usaha Martha Tilaar sudah sedang berkibar orang masih saja memandangnya
sebelah mata. Maklum, produk jamu kosmetika Sariayu Martha Tilaar sangat
identik sekali sebagai produk lokal. Orang tahunya demikian saja tanpa mau
mengenal bahwa produk Martha Tilaar sesungguhnya sudah mendunia,
berkualitas, dan bergengsi. Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah
ikon produk lokal yang mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki
produk kosmetika berkelas Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist
Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal
sampai ke mancanegara. Produk-produk itu dipasarkan di kantor-kantor
pemasaran Martha Tilaar di luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam,
Filipina, bahkan ke Los Angeles, AS. Ditambah di Paris, Perancis ia memiliki
sebuah laboratorium penelitian parfum. Martha Tilaar juga memiliki puluhan spa
di luar negeri yang tetap menempelkan merek dagang Martha Tilaar. Seperti di
Malaysia, bertempat di Crown Princess Kuala Lumpur pembukaan spa Martha
Tilaar dihadiri oleh Permaisuri Agung Siti Aishah. Spa ini didirikan khusus untuk
memenuhi banyaknya permintaan terutama pelanggan dari salon di City Square,
Kuala Lumpur. Kembali ke kisah bagaimana dahulu orang memandang Sariayu
Martha Tilaar masih sebelah mata. Walau bergemilang sukses dan bersohor nama
di negeri asing, Martha Tilaar justru pernah merasakan sebuah kepahitan di tanah
air. Itu, terjadi tatkala ia hendak menyewa dan membuka gerai jamu dan
kosmetika di beberapa mall dan plaza terkemuka di Jakarta, persis di pusat
perkantoran dan rumah tinggal kalangan berduit. Ia ditolak menyewa tempat.
"Dulu kalau saya mau sewa tempat diusir. Mereka hanya mau menjual produk
branded. Dibilang standar plazanya akan turun karena dianggap tidak ada image,"
kata Martha Tilaar, yang dalam hidup tak pernah mau menyerah apalagi berputus
asa. Respon atas penolakan itu Martha Tilaar menyegerakan mendirikan Puri Ayu
Martha Tilaar, sejak Mei 1995, sebagai gerai jamu dan kosmetika Sariayu
sekaligus berfungsi sebagai pusat pelayanan konsumen. Gerai dan pusat
pelayanan konsumen ini berada dalam bendera usaha PT Martha Beauty Galery.
Gerai Puri Ayu Martha Tilaar pertamakali berdiri di Graha Irama, di kawasan elit
Kuningan, Jakarta Selatan, lalu berkembang pesat memasuki kota-kota besar lain
di Indonesia.
Investasi Riset
Martha Tilaar mempunyai komitmen tinggi membangun industri
kosmetika. Ia investasi besar di bidang riset dan pengembangan (R&D). Ia mau
mengirim staf ahli farmasinya belajar ke luar negeri, atau mengikuti berbagai
pameran di luar negeri. Ia memiliki dua orang staf ahli farmasi bergelar doktor,
sejumlah magister dan sarjana strata satu lainnya. Berdasar komitmen kuat itu
Martha ingin menunjukkan kepada bangsa-bangsa di dunia bahwa Indonesia bisa
unjuk diri dan tidaklah ketinggalan di bidang kosmetika dan tata rias. R&D
memberi hasil lain. Martha Tilaar perlahan-lahan berhasil mengurangi
ketergantungan kandungan bahan baku impor, berganti dengan bahan baku lokal
di setiap produknya. Hasil lain lagi, ini yang lebih mencengangkan, pada bulan
Juli 2002 Sekjen PBB Kofi Annan mengundang Martha Tilaar hadir dalam forum
Global Compact, di New York, AS. Di forum itu para pengusaha yang diundang
diminta mempromosikan praktik berbisnis yang baik dalam bidang hak asasi
manusia, tenaga kerja, dan lingkungan, yang telah dipraktikkan. Tujuannya agar
setiap pengusaha menempatkan masalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam,
lingkungan, dan hak-hak asasi manusia sebagai prioritas penanganan dunia usaha.
Ketika berbicara pada pertemuan Komite Pengarah Nasional Global Environment
Facility (GEF)/Small Grant Program, di Jakarta, 5 Oktober 2004, Martha Tilaar
kembali mengangkat ulang komitmennya yang tinggi terhadap produk lokal
dalam nada berbeda. Martha sangat menyayangkan betapa produk-produk lokal
yang selama ini diklaim sebagai warisan budaya, seperti rendang masakan
Padang, atau songket kain dari Pelembang, itu ternyata sudah didaftar-patenkan
oleh tetangga negeri serumpun Malaysia. Ia pun khawatir akan jamu, yang dari
zaman kapanpun kita merasa itu milik kita, keburu dipatenkan pihak asing.
Keajaiban Tuhan
Martha agaknya menjadi salah seorang wanita Indonesia yang sangat
diurapi Tuhan. Ahli obstetri dan ginekologi dalam dan luar negeri pernah
memvonisnya mandul. Sudah 11 tahun menikah keinginan kuat untuk segera
mempunyai anak tak kunjung terwujud. Dokter-dokter mancanegara di
Skotlandia, Belanda, hingga Amerika Serikat rela ia kunjungi untuk berobat
medis. Semua memberi kesimpulan vonis mandul kepada Martha. Untung Martha
mempunyai seorang nenek ahli membuat jamu, yang meminta diberi kesempatan
mengobati kemandulan dengan jejamuan. Sang nenek, Ny. Pranoto dengan telaten
dan penuh kasih sayang memberi jamu penyubur peranakan. Jamu itu diolah
sederhana hanya direbus. Martha Tilaar yang berusia 37 tahun namun belum
mempunyai anak, saat itu diurut dua kali seminggu dan diberi tapel. Tiba tepat
pada usia 41 Martha Tilaar ketahuan tak mengalami masa haid. Ia tak datang
bulan atau menstruasi. Ia melapor ke profesor dokter yang biasa memeriksanya,
mengatakan sudah hamil sebab berhenti menstruasi. Profesor malah mengatakan
kalau Martha tengah mengalami masa menopouse. Hati Martha menjadi sedih dan
menangis dalam perjalanan pulang ke rumah, sambil membayangkan wajah
suaminya, Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, seorang akademisi dan tokoh pendidikan yang
sangat senang terhadap anak. Pasrah saja, "Sesampainya di rumah saya langsung
katakan pada suami bahwa saya sudah mandul, kalau mau kawin lagi silakan, tapi
dengan hati hancur. Tetapi, suami saya mengatakan, jangan khawatir saya sudah
mempunyai isteri kedua yaitu buku-buku," kenang Martha, menjelaskan saat
menjalani masa-masa pergumulan hidupnya yang terpenting. Walau sedih Martha
tak putus harapan. Ia berinisiatif memeriksakan diri ke laboratorium. Dan hasilnya
positif hamil. Dokter tetap saja tak percaya. Ia disuruh menunggu lagi selama 120
hari untuk memperoleh kepastian. Maklum, saat itu belum ada pemeriksaan model
ultrasonografi (USG). "Setelah 120 hari menunggu, saya diperiksa ternyata ada
denyut jantung anak saya. Ini keajaiban Tuhan. Dia lahir cantik dan setelah kuliah
dia lulus summa cum laude," kata Martha, yang melahirkan anak pertama di usia
42 tahun lama menunggu setelah 16 tahun menikah. Pada usia ke-46 tahun Martha
kembali berkesempatan melahirkan anak kedua, hingga keluarga ini genap
dikaruniai empat orang anak. Semuanya tumbuh cerdas dan pintar. Anak
pertamanya yang berhasil lulus dengan predikat summa cum laude, di Amerika
Serikat, itu membuat Martha menangis terharu karena merasa dirinya sampai saat
itu bukanlah apa-apa. Perjalanan bisnis Martha Tilaar agaknya tak juga lepas dari
keajaiban pekerjaan tangan Tuhan. Walau pernah mengalami nyaris bangkrut,
atau pecah kongsi, biduk usahanya tetap terpelihara baik. Tahun 1970 ia
mendirikan salon kecil Martha Salon, di garasi rumah ayahnya sekaligus mencoba
membuat produk-produk kecantikan dari bahan alam. Tak lama, dua tahun
kemudian 1972 ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sambil memulai penggunaan merek dagang baru
Sariayu Martha Tilaar, merek yang jika diartikan "Sarinya Wong Ayu".
Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki kerjasama dengan Theresia
Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma sekaligus pemiliknya. Mereka sepakat
membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan
meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Pada 22 Desember
1981 PT Martina Berto membuka pabrik kosmetika pertama di Jalan Pulo Ayang,
Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur diresmikan oleh Ny Nelly saat itu
istri Wakil Presiden Republik Indonesia Adam Malik. Tahun 1983 Martha Tilaar
mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika
Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar kembali membuka pabrik
kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri
Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah,
istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah. Sepanjang tahun 1988-1995 PT
Martina Berto berkesempatan mengakuisisi sejumlah perusahaan, seperti PT
Kurnia Harapan Raya, PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Cedefindo, PT Estrella
Lab, dan PT Kreasi Boga. Kemudian, pada tahun 1999 Martha Tilaar beserta
anggota keluarga berkesempatan membeli seluruh saham PT Kalbe Farma yang
ada pada PT Martine Berto. Sejak saat itulah Martha Tilaar dan keluarga
menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah
konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak
perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT Martina Berto dan PT Tiara Permata
Sari (sebagai pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu Martha Tilaar, Biokos
Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil Of Java
Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar).
Kemudian, PT Cedefindo (pemanufaktur dan pemasar produk Rudy Hadisuwarno
Cosmetics, Madonna), PT Cempaka Belkosindo Indah (pemanufaktur dan
pemasar produk Mirabella dan Cempaka), PT Sari Ayu Indonesia (distributor
semua produk PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari, produk Cempaka
Belkosindo Indah, kecuali produk Cempaka), PT Martha Beauty Gallery
(perusahaan jasa untuk Martha Tilaar Salon, Martha Tilaar Salon & Day Spa,
Cipta Busana Martha Tilaar, Art & Beauty Martha Tilaar, Puspita Martha Tilaar).
Martha Tilaar sebagai bayi dilahirkan dalam keadaan fisik yang tidak
begitu sehat. Sedang berada dalam kandungan, sang ibunda seringkali mengalami
beragam masalah dengan kesehatannya. Seperti tidak mau melihat sinar matahari,
tidak mau bergerak, dan terutama tidak mau makan karena perut terasa mual
terus-menerus. Bayi Martha pun tumbuh tidak sehat sebab sering terserang
peyakit. Tak kurang tersedia 13 orang dokter yang merawatnya.Oleh Sang Ibu,
sejak dini kepada Martha diajarkan cara hidup how to solve the problem. Martha
dibekali beragam keterampilan seperti berjualan kecil-kecilan, disuruh
menghitung uang, hingga memilih dan memastikan mana telur segar dan mana
yang busuk. Sang Ibunda tetap saja dihinggapi rasa kekuatiran perkembangan
Martha kecil akan lambat sebagai pengaruh kurang sehat selama dalam
kandungan. Nyatanya Martha tumbuh menjadi anak yang sehat.Martha Tilaar
remaja adalah gadis yang tomboy. Tidak pernah bisa tinggal diam. Tingkah laku
dan cara berpakaiannya seperti anak lelaki kebanyakan. Meski rumah eyangnya
berpagar tinggi ia tetap saja bisa menyelinap keluar untuk pergi bermain layang-
layang, menikmati pemandangan desa, atau menikmati sawah-sawah yang
menghampar hijau. Ia bahkan tak ragu mencebur ke dalam sungai yang mengalir
untuk berenang. Kenakalannya sebagai anak-anak salah satunya adalah suka
mencuri uang ibunya. Biasanya, uang itu digunakannya untuk jajan membeli
makanan yang enak. Ketika aksinya ketahuan ibunya menasehati, jika ingin punya
uang banyak untuk jajan Martha harus bekerja keras. Nasehati itu dituruti benar.
Bermodalkan uang jajan pemberian orangtua Martha kecil membeli jajanan di
toko, seperti kacang, lalu dibungkusnya kecil-kecil untuk kemudian dijual
kembali kepada teman-teman sekolah. Ia memperoleh uang jajan lebih jadinya.
Demikian pula terhadap tanaman Sogok Telik dan Jali-jali Putih, yang tumbuh
subur di tanah milik eyangnya, ia rangkai menjadi satu paduan yang bagus.
Perhiasan berupa kalung dan gelang yang ia rangkai sendiri dari kedua jenis
tanaman tadi, Martha jual kepada teman-temannya di sekolah. Kedua tanaman
tersebut sangat bernilai dalam kehidupan masa kecil Martha. Martha adalah anak
yang paling 'elek' (bahasa Jawa = 'jelek'), paling bandel, dan sangat tidak suka
merawat diri jika dibandingkan saudara lainnya. Hobi berenang membuat kulit
Martha tidak sehat, rambut yang panjang memerah semua, wajah pun tak karuan.
Ibunya seringkali menegur mengingatkan Martha agar lebih peduli merawat diri.
Apalagi Martha, yang kuliah mengambil Jurusan Sejarah IKIP Negeri Jakarta dan
lulus tahun 1963, sebagai seorang guru diingatkan akan sering bertemu dan tampil
di hadapan murid-murid. Dengan diantar Sang Ibu Martha Tilaar "dipaksa"
mengikuti les tata kecantikan ke Titi Purwosoenoe. Yang menjadi unik, sejak saat
itulah Martha mulai jatuh cinta terhadap kecantikan. Martha Tilaar sesuai
kodratnya sebagai perempuan dan istri dari Prof Dr. H.A.R. Tilaar mau berdiam di
negeri Paman Sam mengikuti sang suami yang sedang menjalani tugas belajar.
Kesempatan itu digunakannya untuk belajar kecantikan di Academy of Beauty
Culture, Bloomington, Indiana, AS. Begitu lulus dari akademi kecantikan Martha
segera membuka praktek salon kecantikan di negeri Paman Sam itu. Ia membuat
selebaran semacam brosur sederhana, mempromosikan jasa layanan salonnya.
Berbagai usaha promosi dilakukan seperti masuk ke kampus-kampus, mendatangi
rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para istrinya. Begitu pula kepada
mahasiswa-mahasiswa Indonesia, atau ibu-ibu yang mengikuti suaminya tugas di
luar negeri. Martha juga menyempatkan diri melamar bekerja sebagai salesgirl
produk kosmetika Avon. Setiap sore ia keluar masuk asrama mahasiswa dan
mengetuk pintu untuk lalu berteriak lantang, "Avon Calling!" Ketika kembali ke
Indonesia Martha segera ingin membuka salon. Karena belum mempunyai rumah
sendiri "Martha Salon" miliknya yang pertama menumpang di garasi rumah
orangtuanya, di Jalan Kusuma Atmaja No. 47, Menteng, Jakarta Pusat di sebuah
ruangan berukuran 6x4 meter. Martha Salon ia dirikan persis tanggal 3 Januari
1970. Martha Tilaar di tahun 1970-an itu masih bukan apa-apa dan bukan siapa-
siapa, sangat berbeda jauh dengan kondisi kekinian. Martha Tilaar sesudah di
puncak kesuksesan karir dan usaha ingin berbuat banyak kepada masyarakat. Ia
tak tega merasakan ketika sedang berada di Yogyakarta menyaksikan langsung
seorang ibu berusia muda menyusui anaknya kelihatan berwajah sudah seperti
sangat tua. Beban persoalan hidup yang menghimpit ibu muda itu untuk harus
bekerja keras menafkahi keluarga, telah menggerogoti kecantikan usia mudanya.
Melihat itu Martha berpikir harus segera melakukan sesuatu. Lalu lahirlah konsep
community trade, salah satu bentuk pengembangan masyarakat melalui industri
kerajinan. Komunitas ini telah berhasil mengumpulkan 142 perajin di Sentolo,
Yogyakarta bernama Prama Pratiwi Martha Gallery. Martha melahirkan konsep
community trade bersama rekannya Emmy Pratiwi, karena itu namanya disebut
Prama Pratiwi Martha Gallery yang menyediakan segala fasilitas produksi industri
kerajinan. Hasilnya sangat memuaskan. Ketekunan para perajin dan tekad mau
berkembang membuat mereka cepat berhasil. Produk dari para perajin sebagian
besar ditujukan untuk pasar ekspor ke Perancis, Australia, dan Amerika. Martha
juga mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu
tentang kecantikan. Tujuannya agar mereka mengerti kecantikan sehingga bisa
merawat diri. Namun yang terutama agar mereka mempunyai keterampilan
tentang kecantikan, sesuatu yang pernah banyak menolong wanita di saat krisis
multidimensi melanda bangsa termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK)
terhadap karyawan wanita maupun laki-laki di banyak perusahan lain. Bagi
Martha Tilaar perempuan adalah pemersatu yang sangat besar perannya bagi
keutuhan bangsa. Karena itu ia tak ingin perempuan terbelakang dalam soal
pendidikan. Bagi Martha di era modern seperti sekarang makna emansipasi bukan
semata dimaknai untuk memperoleh persamaan hak dengan kaum pria. Melainkan
jauh lebih besar dari itu berjuang demi memperoleh hak memilih dan menentukan
nasib sendiri. "Sebenarnya yang perlu dituntut kaum perempuan, bukan hanya
persamaan hak, tapi juga hak memilih dan menentukan nasib sendiri," kata
Martha Tilaar.
2. Irwan Hidayat
Depresi Membentuknya Menjadi Seorang Dermawan Sukses
mengantarkan Sidomuncul sebagai salah satu perusahaan jamu terbesar di
Indonesia, ternyata tidak membuat Irwan Hidayat lupa diri. Ia justru memiliki
kepedulian sosial terhadap nasib masyarakat yang kurang mampu. Melalui
perusahaan keluarga yang dibesarkannya itulah, Irwan kerap menjadi orang
terdepan dalam memberikan sumbangan kepada wong cilik. Seperti apa bentuk
kepedulian sosial ayah dari tiga anak ini?
Jumat (27/7) pagi, suasana di gedung kantor itu tampak wajar. Namun
ketika memasuki ruangan kantor, tulisan PT Sidomuncul terlihat sangat
menyolok. Dan, suasana kerja yang sangat ramah langsung terasa. Di gedung
itulah, sosok pemimpin perusahaan yang patut ditiru ini berkantor. Dialah Irwan
Hidayat, Presiden Direktur PT Sidomuncul yang juga generasi ketiga yang
mengelolah perusahaan keluarga tersebut.
Setelah menunggu beberapa lama, sosok pria berkacamata itu tiba dan
memasuki ruangan. Ia hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan terkesan
sangat sederhana. Tak ada dasi yang menghiasi lehernya. Lengan kemejanya pun
sedikit digulung sehingga terlihat menggantung di pergelangan tangannya. Sosok
seorang presiden direktur sekaligus pemilik perusahaan, tidak tampak dari
penampilannya yang sederhana. Mungkin orang tak akan mengira kalau pria
setengah baya ini adalah pucuk pimpinan dari perusahaan jamu yang memiliki
omzet milyaran rupiah. Namun, faktanya dialah orang yang mampu meluncurkan
berbagai strategi dalam menjual seabrek produk jamu produksi perusahaannya.
Sembari menebarkan senyum di bibirnya, Irwan kemudian
mempersilahkan Realita masuk ke ruangan pribadinya. Sepintas, Irwan memang
ramah kepada orang lain, tak terkecuali kepada Realita yang baru pertama kali
bertemu dengan Irwan. Keriput di wajahnya sudah jelas-jelas terlihat. Rambut
putih alias uban pun tampak di antara rambut hitam yang sudah mulai menipis.
Meski demikian, untuk ukuran lelaki dengan usia 50 tahun, Irwan
justrumemperlihatkan kondisi tubuh yang sehat. Itu sebabnya, ia masih mampu
memimpin perusahaan jamu sebesar Sidomuncul. Suara Irwan langsung
memecahkan keheningan dalam ruangan. Ia sangat antusias berbincang-bincang
tentang perjalanan hidup dan kegiatan sosial yang kini banyak dilakoninya.
Generasi Ketiga. Irwan Hidayat merupakan salah satu generasi penerus
perusahaan jamu PT Sidomuncul. Bisnis jamu Sidomuncul, pertama kali digeluti
oleh neneknya pada tahun 1940-an. Sejak pertama kali didirikan, Sidomuncul
merupakan usaha keluarga yang dikelolah turun-temurun. Awalnya sang nenek
hanya membuat jamu di dalam ruangan yang tidak begitu besar dan dibantu oleh
tiga orang pekerja. Irwan sendiri adalah generasi ketiga yang kini masih
memegang pucuk pimpinan perusahaan.
Di tangannya pula, Sidomuncul berkembang pesat dari tahun ke tahun.
Berbagai strategi ia terapkan dengan untuk meningkatkan penjualan produk
jamunya. Salah satu strategi Irwan adalah dengan lebih memberikan perhatian
pada promosi produk-produk jamu Sidomuncul. Baginya, jamu yang dipandang
sebagai obat tradisional, harus mampu dipromosikan ke berbagaikalangan
sehingga tidak selalu dianggap sebagai obat yang ketinggalan zaman.
Irwan Hidayat merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan
Yahya Hidayat (Alm) dan Desy Sulistyo (81). Irwan lahir di kota yang masih
kental dengan nuansa budaya Jawa, yakni Yogyakarta pada 23 April 1947.
Sebagai anak sulung, Irwan dituntut untuk menjadi panutan dan pembimbing bagi
keempat adiknya. Peran Irwan semakin mendominasi dalam keluarga setelah sang
ayah meninggal pada tahun 1971. Tepatnya ketika Irwan masih berumur 24 tahun.
Sejak itulah, Irwan menjadi anak yang akan mewarisi bisnis keluarga sebagai
produsen jamu tradisional. Bersama keempat adiknya, Irwan mengelolah
Sidomuncul. “Saya selalu rukun dengan adik-adik saya,” aku Irwan.
Yogyakarta hanya menjadi kota kelahiran Irwan. Pasalnya, pada tahun
1949, pihak keluarga memutuskan untuk pindah ke Semarang dalam rangka
mengembangkan bisnis jamu tradisional. Irwan lalu masuk di SD Kristen 2 Ligu,
Semarang. Setamat SD, ia kemudian melanjutkan ke SMP Masehi Sidodadi dan
SMA Karang Turi di kota yang sama. Setelah menyelesaikan bangku sekolah
pada tahun 1965, Irwan memutuskan untuk pindah ke Jakarta. “Awalnya saya
mau melanjutkan kuliah,” ujar Irwan. Ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di
Universitas Trisakti. Seperti kebiasaan awal kuliah pada umumnya, setiap
mahasiswa baru diharuskan untuk mengikuti masa pengenalan kampus.
Kala itu, Irwan mengaku tidak menyukai kondisi pengenalan kampus yang
kerap disebut Mapram atau Ospek tersebut. Irwan langsung memutuskan untuk
tidak melanjutkan niat belajarnya dan mengenyam titel sarjana. “Saya tidak suka
dengan Mapram karena banyak tindakan kekerasannya,” kenang Irwan. Akhirnya,
Irwan pun hanya mampu mengenyam pendidikan sampai SMA.
Sisihkan Rp 5 M Setahun. Meski pendidikannya hanya sampai tingkat
SMA, Irwan tetap mampu memimpin perusahaan keluarga dan berkambang pesat
hingga sekarang. Dengan segala pengalaman yang didapat dari generasi
sebelumnya, Irwan berusaha mengembangkan produk jamu agar tidak dipandang
sebelah mata sebagai obat tradisional saja. Setelah memutuskan untuk tidak
melanjutkan kuliah, Irwan akhirnya memutuskan untuk lebih berkonesentrasi
pada bisnis keluarga tersebut.
Strategi promosi yang diterapkan Irwan memang tergolong unik. Pasalnya,
Irwan selalu mengambil bintang iklan dan public figure pada momen tertentu
yang terjadi di tanah air. “Saya mengambil bintang iklan Mbah Marijan, karena
dia dikenal baik dan bersahaja,” ungkap Irwan. Tak hanya Mbah Marijan yang
ditarik sebagai bintang iklan Sidomuncul, figur seperti Setiawan Djody, Rheinald
Khasali sempat wara-wiri memperkenalkan produk-produk jamu Sidomuncul.
Perlahan tapi pasti, dengan strategi promosi yang tepat, kesuksesan pun diraih
oleh pria kalem ini.
Kesuksesan yang diraih Irwan bersama Sidomuncul memang tak membuat
ia lupa pada nasib sebagian masyarakat Indonesia yang kurang beruntung.
Berawal dari ketidaktegaan hatinya melihat orang-orang kurang beruntung
tersebut, tangannya pun seringkali memberi sumbangan kepada warga yang
kurang beruntung. Berbagai kegiatan amal, baik yang mengatasnamakan
Sidomuncul maupun atas nama dirinya, kerap diadakan di berbagai daerah.
Bagi Irwan, tak ada batasan bagi dirinya untuk membantu masyarakat
kurang mampu. Termasuk batasan agama atau pun suku. Tak heran, berbagai
bantuan kerap diberikan Irwan bagi masyarakat di tempat yang terkena musibah.
Alih-alih untuk promosi berbagai produk Sidomuncul, Irwan mengaku tetap
melakukan kegiatan sosial semata-mata untuk membantu mereka yang
memerlukan pertolongan. Setiap tahun, selalu ada saja kegiatan sosial yang
dilakukan Sidomuncul. Sebagian besar kegiatan tersebut merupakan hasil dari
idenya sendiri. “Kami nggak ada anggaran khusus yang digunakan untuk kegiatan
sosial,” ungkap Irwan yang mengaku selalu menyumbang dengan cinta kasih ini.
Meski begitu, dana akan langsung dikucurkan bila ada kegiatan sosial yang
sebelumnya tidak direncanakan.
Untuk tahun 2006, Irwan telah mengeluarkan uang sumbangan sekitar Rp
5 miliar. Jumlah pengeluaran tersebut diakui Irwan digunakan untuk berbagai
kegiatan sosial dan menyalurkan sumbangan bagi warga yang berhak. Salah
satunya adalah untuk warga yang terkena musibah gempa beberapa waktu lalu.
“Untuk gempa di Yogya saja, kita sudah mengeluarkan Rp 700 juta,” aku Irwan.
Selain itu, untuk mudik gratis yang diadakan setiap tahun, Irwan harus merogoh
koceknya sejumlah Rp 2 milyar.
Irwan mengaku telah mengeluarkan jumlah uang yang sangat luar biasa
untuk kegiatan sosial. Meski begitu, menurutnya kegiatan sosial yang dilakukan
oleh setiap orang haruslah didasari dengan keikhlasan hati. Ia juga mengaku
bahwa salah satu kelemahannya adalah jumlah uang yang terbatas meski itu
dikeluarkan dari dari hati yang tulus dan ikhlas. Baginya keikhlasan itulah yang
sangat sulit untuk dicari.
Tersadar Karena Penyakit. Kepeduliannya terhadap sesama sebetulnya
muncul karena didikan orang tua dan neneknya sebagai pendiri Sidomuncul.
Meski begitu, ada satu alasan yang membuat Irwan lebih banyak peduli terhadap
kemiskinan dan ketidakberdayaan. Alasan tersebut adalah pengalaman yang
sempat membuat hidupnya sangat sulit untuk dijalani. “Saya pernah merasakan
masa-masa sulit dalam hidup saya,” kenang Irwan yang menganggap harta itu
membutakan.
Masa-masa sulit yang dimaksud adalah pada saat ia menderita berbagai
penyakit. “Saya dari kecil memang sakit-sakitan,” aku Irwan. Pada saat Irwan
menginjak usia 20 tahun, ia menderita penyakit tipus, sehingga harus dirawat di
rumah sakit selama hampir setahun. Berat badannya turun drastis hingga 32 kg
dari berat semula, 50-an kiligram. Bahkan sekitar lima bulan setelah keluar rumah
sakit, Irwan kemudian kembali menderita penyakit malaria. Tiga bulan kemudian,
Irwan divonis dokter menderita radang paru-paru.
Tak hanya itu. Setelah sembuh dari radang paru-paru, ia juga divonis
menderita penyakit ginjal, tekanan darah tinggi dan kencing manis. “Saya
akhirnya mengalami depresi,” ujarnya singkat. Namun, berkat usahanya yang
keras untuk sembuh, Irwan akhirnya pulih dari berbagai penyakit yang
dideritanya.
Depresi itulah yang membuatnya phobia terhadap penyakit. Setelah
mengetahui bahwa ia sering sakit-sakitan, Irwan kemudian berusaha untuk
sembuh. Ia banyak mengikuti kegiatan olahraga dan memutuskan untuk berhenti
merokok dan minum minuman keras. Meski begitu, dari sakit itu pula, Irwan
mendapatkan hikmah yakni ia tersadar untuk lebih serius menjaga kesehatan.
Selain itu, Irwan juga sadar bahwa banyak orang kurang beruntung berada di
sekelilingnya yang harus segera dibantu. Sejak saat itulah, Irwan getol
memberikan bantuan kepada warga kurang mampu.
Tak hanya mengurusi perusahaan keluarga, Irwan juga tentu meluangkan
waktu bersama keluarganya. Dalam pernikahan dengan Shinta Ekoputri Sujarwo
(58), mereka telah dianugerhai tiga orang anak. Yakni Maria Reviani Hidayat
(31), Mario Arnaz Hidayat (29) dan Marco Jonathan Hidayat (18). Maria dan
Mario saat ini membantunya di Sidomuncul bidang keuangan dan distribusi. Kini,
Irwan hanya berharap dapat kembali mengembangkan Sidomuncul menuju
perusahaan yang lebih besar.
“Saya percaya bahwa perusahaan akan berkembang melalui dua cara,
rasional dan spiritual,” tutur Irwan. Menurutnya, dari segi rasional, ia
menggunakan berbagai strategi bisnis di dalam tubuh perusahaan. Sedangkan
spiritual, tentunya dengan melakukan berbagai kegiatan sosial seperti ia lakukan
sekarang.
3. Bong Candra
Pengusaha muda yang sukses sebagai Pengembang Properti. Pada usia 22
tahun, Bong Chandra telah berhasil membangun proyek perumahan pertama
seluas 5 hektar dengan nilai investasi Rp 180 miliar. Ia juga seorang penulis dan
seorang Bestseller Motivator yang telah diundang untuk memberikan motivasi
Perusahaan Terbesar di Dunia pada tahun 2009 (versi Frotune 500). Pada tulisan
ini, Bong Chandra telah memberikan motivasi kepada lebih dari 2 juta orang di
seluruh Indonesia.
Bong Chandra adalah anak kedua dari tiga bersaudara, lahir di Jakarta, 25
Oktober 1987. Bong Chandra lahir di sebuah keluarga sederhana. Sejak kecil
sampai SMA tidak ada prestasi yang telah dicapai oleh Bong Chandra.Dia
sebelumnya adalah inferior dan tidak memiliki banyak teman dan serta menderita
penyakit asma yang membuatnya merasa lebih kecil. Dia juga tidak pernah
memenangkan perlombaan dan kompetisi.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, keluarga Bong
Chandra mengalami kebangkrutan. Awalnya Bong Chandra tidak tahu apa yang
terjadi, tapi ia mulai menyadari ketika melihat sendiri pengumuman bahwa rumah
ini “TERJUAL”. Situasi menjadi semakin buruk ketika keluarganya harus
berutang ribuan dolar untuk membayar kuliahnya.
Situasi yang sangat sulit benar-benar membentuk Bong Chandra menjadi
seorang pemuda yang lebih kuat daripada usianya. Pada usia 18 tahun, Bong
Chandra memulai usahanya dengan teman-teman. Dalam bisnis perintis saat itu,
Bong Chandra banyak mendapatkan hinaan dan comooh dari orang di sekitarnya.
Penolakan-penolakan yang dihadapi oleh Bong Candra membuatnya
tumbuh menjadi lebih kuat. Bong Chandra merasa tertantang untuk membuktikan
kepada mereka yang meragukan.Saat ini Bong Chandra telah memimpin enam
perusahaan, antara lain, PT. Triniti Pioneer Property, PT. Bong Chandra Sukses
Sistem, PT. Gratis Cuci Mobil Indonesia, dan PT BC Kuliner Indonesia. Bong
Chandra juga telah selesai membangun perumahan bernama “Ubud Perumahan
Desa” di wilayah Jakarta Selatan seluas 5,1 hektar dengan investasi sebesar Rp
180 miliar.
Bong Chandra juga penulis Kekayaan Best Seller terbatas yang saat ini
terjual hampir 100.000 eksemplar. 100% dari penjualan buku akan royati
dsumbangkan ke Yayasan Vincent, Jakarta Pusat, selain Bong Chandra juga
menulis buku lain berjudul The Science of Luck yang juga Best Seller.
Dia juga memberikan motivasi kepada lebih dari 2 juta orang di TV ONE.
Seminar selalu dihadiri oleh ribuan orang, sejak awal 2010, Bong Chandra telah
mengadakan seminar 10x masing2 3000 orang menghadiri.
Pada tahun 2009 pengusaha muda yang sukses ini diundang untuk
memberikan motivasi di Perusahaan Terbesar di Dunia (versi Fortune 500). Bong
Chandra juga telah diundang oleh beberapa perusahaan seperti Shell, Bank BRI,
Bank Mandiri, Panin, Commonwealth, Yamaha, Ciputra Group, PLN, Gramedia,
Prudential, Sunlife, CNI, TVS Motor, TVI, Real Estate Indonesia, dan masih
banyak lagi .
Semua prestasi di awal utang bahkan NOL. Ini membuktikan bahwa hal
yang paling penting adalah bukan siapa Anda, tetapi apa yang Anda inginkan
besok.
4. Anne Ahira
Pada usia 25 tahun, penghasilannya memiliki ribuan dolar. Perempuan
yang selalu mengaku ‘desa’ bekerja dari rumahnya di pinggiran kota London
untuk mengembangkan bisnis internasional berbasis internet marketing. Dia
bercita-cita menjadi ‘pensiun’ sebelum usia 30 tahun.
Anne Ahira, namanya. Di dunia online, ia dikenal sebagai marketer kelas
dunia internet yang sukses. Dia adalah co-author dari 30 Hari Untuk Sukses
Internet Marketing.Buku ini ditulis oleh 60 penulis yang pilihan internet marketer
di seluruh dunia – terkenal sebagai buku internet marketing terbaik 2003.Buku ini
omset penjualan mencapai lebih dari 340.000 dolar dalam waktu kurang dari
empat bulan.
Ahira juga telah diwawancarai oleh Pemasaran Vision Muka America
pada “Internet Marketing Nubuat”.Perusahaan hanya memilih delapan dari
internet marketer terbaik di dunia.Ahira adalah satu-satunya wakil dari kawasan
Asia-Pasifik dan satu-satunya perempuan yang dipilih untuk wawancara.Hasil
wawancara ini kemudian dijual Vision muka Pemasaran Amerika untuk 97 dolar
per copy.
Selain itu, Ahira adalah pendiri Elite Team International dan yang
membuat Elite Team System. Kurang dari empat bulan, para anggota telah
menyebar ke lima benua. Cerita sukses pengusaha muda ini mendalangi strategi
pemasaran untuk 1.000 anggota dari elit yang kini tersebar di 84 negara.
“Mereka yang tergabung dalam Elite Team Internasional tergantung pada
saya untuk strategi pemasaran mereka jadi aku seorang teknisi untuk membantu
saya ..Tetapi jika orang tidak memiliki sistem, maka dia bisa melakukannya
sendiri,” kata Ahira.
Rutin Ahira juga membuat newsletter TheBestAffiliate.com. Newsletter
berisi tips tentang strategi pemasaran internet yang dibaca oleh 14.000 profesional
internet marketing di 120 negara. Dan belum lama ini, Ahira dipilih untuk “Dunia
Super Affiliate 12″ pada tahun 2004 (lihat SuperAffiliateConfessions.com).
Orang desa
Kisah seorang gadis lulusan dari Fakultas Bahasa Asing Yapari Bandung
memberikan inspirasi bagi banyak orang.Bahkan beberapa yang ingin mengikuti
jejaknya. Ahira bukanlah pewaris bisnis taipan atau kantor di sebuah perusahaan
besar di gedung pencakar langit. Dia juga bukan lulusan sekolah bisnis di luar
negeri.Semua dia lakukan dijalankan melalui komputer dengan internet marketing
di rumahnya di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Selain produktif yang besar, ia masih punya banyak waktu untuk bermain
kapan saja, belanja, menonton film favoritnya, makan di kafe atau restoran di
London dengan teman-teman atau keluarga, termasuk bermain di Time Zone.
Semua itu bisa dilakukan karena ia tidak perlu terikat ke kantor, yang penting
untuk mengakses internet.
Kesuksesannya tidak datang dengan ribuan dolar hanya seperti itu.Ia
belajar bisnis dan internet marketing autodidak saja melalui trial and error yang
cukup melelahkan dan menghabiskan banyak uang yang berasal dari aktivitas
mengajar bahasa Inggris ketika ia masih menjadi mahasiswa di Bandung STBA.
Cerita sukses pengusaha muda ini akrab disapa Ahira / Hira, lahir 28
November 1979.Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Hj Asiah
Aas dan H Sobur Sodikin.Semua adiknya. Ahira Hidup Motto: “Kekayaan sejati
adalah apa itu saya, bukan apa yang saya miliki.”
Sejak sekolah dasar ia mandiri dan membantu orang tua mereka menjual
pisang goreng atau es. Jika Anda pergi ke sekolah, ia membawa tiga tas besar,
satu untuk buku-buku, dan dua untuk menjual pisang. Dia selalu berkata pada
ibunya, ketika dia tumbuh, dia tidak ingin bekerja untuk mencapai, dia ingin
bekerja di rumah, waktu liburan mungkin aja, di seluruh dunia, di mana aja jadi,
banyak uang.
Mendengar kata-katanya, ibunya digunakan untuk berteriak, “Jangan
bermimpi, jika Anda memiliki sebuah pabrik Mr mungkin Anda akan
menyukainya, tapi Dad pekerja pabrik biasa-biasa saja, tukang kayu dan Mama
Anda hanya campur aduk. Jika Anda ingin hidup lebih baik hidup, hanya untuk
mengetahui hak dan cerdas.“Ini adalah kata yang sering bertanya kepada ibunya.
Saran Mama membuat Hira belajar keras di sekolah sehingga sering juara.
Ibunya pernah berkata bahwa ia ingin melakukan perjalanan di seluruh dunia, ia
harus berbicara bahasa Inggris. Oleh karena itu, Hira mulai belajar bahasa Inggris
sejak SD dengan mengikuti berbagai kursus, satu saja dengan Belanda.Pada saat
itu orang-orang di desa untuk suara-suara aneh.Mengapa belajar bahasa Inggris?
Mereka pikir itu hanya membuang-buang uang.Tapi dia selalu berpikir itu adalah
modal untuk seluruh dunia.
Berbagai sertifikat dicapai melalui kursus bahasa asing, seperti Jerman dan
Inggris.Tidak hanya itu, lebih dari selusin sertifikat kursus akuntansi, komputer,
menggambar, olahraga, dan banyak lagi. Begitu banyak, ia tidak ingat, apa yang
pernah mengikuti kursus.
Hira sebenarnya bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan mereka di
Jerman, tapi karena orang tuanya hanya seorang buruh pabrik dan penjual gado-
gado, bahwa tujuan menjadi sulit dicapai. Dia kemudian menghadiri College of
Foreign Languages (STBA) di London dan lulus cum laude dalam waktu kurang
dari tiga tahun.
Karena tingkat perguruan tinggi, Hira mengajar paruh waktu. Namun,
setelah tingkat kedua, ia sering disewa oleh perusahaan-perusahaan tekstil, seperti
Pan Asia Textile, KTSM, Kukje-Adetex, Korin, Hanil Global Industri Tekstil, dan
banyak orang lain mengajar perusahaan Indonesia untuk karyawan asing mereka.
Dia juga mengajarkan anak-anak karyawan yang belajar di Sekolah
Internasional.Dia mengajarkan matematika, sains, menggambar, dan Inggris untuk
Indonesia. Setiap mengajar, sehingga ia dibayar antara Rp 75.000 sampai Rp
150.000 per jam.
Untuk mengukur siswa cukup besar dan setiap bulan ia bisa menghasilkan
$ 1.000. Tapi sebelum mengajar, ia juga bekerja sebagai usaha sampingan, jasa
kebersihan, dan bahkan harus menjual buku untuk anak-anak. Pada saat itu ia
sedang berjalan berkeliling dari rumah ke rumah. Sampai akhirnya datang ke
rumah, dan seorang ibu menawarkan kepadanya, dia hanya berjalan sekitar tengah
hari dan panas, lebih baik untuk mengajarkan anak-anak mereka bahasa Inggris.
Sejak itu ia menjadi guru.
Pertama Pendahuluan
Di kampus ia berpikir, mungkin mengajar adalah cara hidup. Tapi dalam
hatinya ia sering mengatakan bahwa otak sebenarnya dapat digunakan untuk lebih
dari sekedar mengajar.
Sampai suatu hari saat makan siang, kakak ipar mengatakan kepada saya
bahwa ada seorang anak 17 tahun yang menerima ribuan dolar dari internet.
Bahkan, kakak ipar tidak tahu apa itu internet, bahkan sekarang dia tidak tahu
bagaimana cara mengirim atau membuat e-mail. Dia hanya tahu satu
situs: http://www.yahoo.com. Suster-in-hukum peternak ayam, bekerja dengan
ayahnya untuk mengurus orang lain dalam ayam.
Mendengar cerita, keingintahuan Hira muncul, bagaimana bisa seorang
anak berusia 17 tahun bisa mendapatkan ribuan dollar dari internet? Keesokan
harinya ia pergi ke kafe untuk pertama kalinya dan mencari tahu bagaimana
membuat uang di internet.
Bahkan, pada waktu itu, setiap surat elektronik (e-mail) yang Hira tidak
tahu. Tapi setelah mendengar cerita bahwa pada pandangan pertama, seolah-olah
ia bertekad dalam hatinya, “Jika seorang anak 17 tahun itu bisa, maka saya juga
bisa!”
Temannya, Didit Ahadiat, salah satu siswa yang bekerja paruh waktu
sebagai penjaga warnet (warnet) adalah orang pertama yang mengajarinya
bagaimana membuat e-mail di Hotmail. Temannya sekarang bekerja sebagai
insinyur mengembangkan Elite Team International didirikan Hira.
Membangkitkan rasa ingin tahu dan antusiasme untuk belajar adalah harga
diri yang tinggi. Di kafe, dia tidak malu untuk meminta orang-orang yang berada
di sana. Dia selalu memohon, “Tolong ajarin saya bagaimana untuk membuat
uang di internet?”.Mendengar itu, hampir semua teman-teman Anda
tertawa.Mereka menyebutnya mimpi.
Tekad dan keinginan yang kuat untuk mengumpulkan uang di intenet tidak
selalu didukung. Banyak hal sedih ia melewati. Hampir semua orang di
sekelilingnya tidak percaya pada apa yang dia lakukan. Mereka pikir dia adalah
aneh dan gila karena mereka pikir dia hanya membuang-buang uang. Bahkan,
teka-teki belum terpecahkan dan ia tidak akan menyerah.
Per Desember 2001 Hira memulai perjalanannya menjadi “internet
marketer” (penjual melalui internet).Hobi membaca dan membeli informasi
melalui internet juga membuat Hira sukses menjalankan “internet marketing”.
Pada tahun pertama, ia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.
Sebaliknya, ia menderita kerugian karena Hira belajar tentang dunia internet
marketing sama sekali tanpa guru.
Setelah pasang dan surut, akhirnya pada tahun kedua, upaya Ahira mulai
menunjukkan hasil.Di babak kedua, pendapatan per bulan dari internet dapat
disamakan dengan masyarakat berpenghasilan sebagian besar wilayah Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir.Ini terus meningkat setiap bulan. “Dan aku tidak
terlihat seperti peningkatan geometris deret hitung,” kata Hira, yang merahasiakan
berapa banyak uang per bulan.
Cara Membuat Uang
Menurut Hira, ada banyak cara untuk mendapatkan uang melalui dunia
maya. Namun, ia hanya memilih untuk menjalankan dua jenis bisnis di internet,
pemasaran afiliasi dan pemasaran jaringan. Sebenarnya, mereka tidak jauh
berbeda untuk menjual keduanya, tetapi sistem pembayaran komisi yang berbeda.
Melalui pemasaran afiliasi, penjualan langsung Hira tidak pecah, jadi jika
Anda ingin mendapatkan uang harus terus menjual. Produk yang ditawarkan apa
saja, mulai dari buku, informasi, software, alat pemasaran, atau barang-barang
yang dapat dilihat dan dapat dijual. Hira tidak menjual dirinya sendiri, tetapi
sebagai “reseller” atau membantu menjual barang orang lain untuk mendapatkan
uang dari komisi.
Misalnya, jika ada seorang penulis atau pengembang perangkat lunak,
mengatakan A untuk membuat sebuah buku dengan tema “internet marketing”
atau informasi lainnya. Orbit penulis dan membuka buku itu di internet bagi
pemasar afiliasi internet.
Nah, kekuatan internet marketer di seluruh dunia, termasuk Hira, biasanya
ditawarkan dengan mendaftar sebagai agen penjualan.Namun, tidak semua
tawaran langsung diambil, biasanya dipelajari terlebih dahulu isi buku atau
software yang ditawarkan dan target pasar.
“Jika beberapa baik, saya hanya ingin mendaftar sebagai afiliasi-nya,” kata
Hira. Proses pendaftaran untuk menjadi afiliasi kekuasaan biasanya gratis dan
sangat sederhana. Hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk mendaftar proses.
Setelah itu mendapatkan URL khusus untuk menjual.
Jika Anda berhasil menjual buku atau software, bisa mendapatkan komisi
dalam jumlah bervariasi. Untuk item yang “virtual” atau dapat didownload
sebagai e-book atau software, memperoleh komisi mulai dari 40 sampai 75
persen, atau 38,8-72,75 dolar seolah-olah 97 perusahaan dolar.
Untuk pemasaran afiliasi, Hira memiliki “buletin” disebut The Newsletter
Afiliasi Terbaik, dan sekarang dibaca oleh 14.000 profesional internet marketing
di 120 negara. Untuk pemasaran jaringan, Hira memiliki sistem pemasaran yang
Team Elite sistem kini telah digunakan di lebih dari 50 negara.
Menjanjikan Masa Depan
Hira menemukan bahwa sebuah bisnis online yang sangat menjanjikan dan
akan menjadi sesuatu yang bahkan lebih menjanjikan daripada bekerja secara
offline. Untuk target pasar dunia.
Bekerja secara offline hanya bisa bekerja satu atau dua pekerjaan, kecuali
karyawan memiliki. Tapi jika Anda dapat melakukannya secara online 10, 30, 40
pekerjaan, dan mereka hanya memerlukan waktu satu set up tetapi dapat
menghasilkan terus menerus.
Misalnya, Tim Elite, Hira hanya membuat satu kali 30-hari kursus
pelatihan, tapi satu dapat digunakan terbatas dan mereka yang hanya menerima
pelatihan yang akan merasa seperti pelatihan baru. Dan bahkan online, Hira bisa
mengajar sambil tidur-tiduran.
Hira memberi contoh bagaimana ia menghasilkan uang dari internet.
Untuk menjual produk, katakanlah satu bulan dia butuh waktu. Dia bisa menjual
produk dalam satu bulan tapi dia selalu sibuk menjawab e-mail dari klien atau tim
elit. Jadi ia mengharapkan untuk menjual produk dalam satu bulan. Kali ini
digunakan untuk penelitian, membuat website, strategi pemasaran, dan lain-lain.
Katakanlah kepada produk yang ia didirikan pada Januari, mungkin, misalnya, $
500 per bulan. Bulan berikutnya ia mendirikan dan menjual produk B, dan ia juga
dapat mengatakan $ 500 per bulan juga.
Dia mampu komisi dari produk A yang ia didirikan pada bulan
sebelumnya dan penambahan produk B. Dan, ia terus mencari produk lain yang
bisa dijual. Jadi bisa dibayangkan, dalam setahun ia bisa menjual 10 produk yang
berbeda, pada titik tertentu bisa mendapatkan lebih dari 5.000 dolar AS per bulan.
Namun, produk A malah menghasilkan $ 3.000 per bulan setelah 10
bulan.Itu sebabnya banyak internet marketer yang berpenghasilan hanya adegan
dalam beberapa tahun.Itu karena mereka sudah memiliki sistem pemasaran yang
dapat berjalan sendiri dan membuat uang bulan demi bulan.
Sekarang Hira bisa pergi ke mana saja dan kapan saja. Meskipun ia tidur,
komputer telah menjadi seperti mesin uang. Dan ia percaya, banyak orang
Indonesia yang saya bisa atau bahkan lebih.
Tips untuk Sukses
Menurut Hira, persyaratan jika Anda ingin menjadi internet marketer harus
memiliki akses ke internet. Memahami bagaimana untuk mengoperasikan
komputer, tetapi tidak perlu menjadi “pintar” atau seorang ahli komputer.Namun,
mutlak mengerti bahasa Inggris karena bisnis yang dijalankan secara global tanpa
batas.
“Mental juga harus siap, jangan berpikir ribuan produktif dolar untuk
datang seolah-olah oleh sihir.Jika Anda berpikir demikian, maka akan ada waktu
bagi Anda untuk mendapatkan frustrasi dan menyerah yang satu ini,” kata Hira.
Menurut Hira, ketika merasa frustrasi, itu sebenarnya hanya kekalahan
sementara, harus terus melakukan bisnis dengan ketekunan, evaluasi dan belajar
dari kesalahan, dan terus “melacak” hak untuk bisa pensiun kurang dari 5 tahun.
“Jadi selain mempersiapkan mental, telah berkomitmen untuk bisnis ini
tidak perlu untuk melakukan bisnis saat ini penuh, Namun dapat digunakan
sebagai bagian-waktu Cukup dilakukan setidaknya satu sampai dua jam per
hari.,.Dari Senin sampai Jumat, seperti sebagai lembur, “kata Hira.
Ketika ditanya berapa banyak modal yang dibutuhkan, Hira mengatakan,
jika Anda ingin menghasilkan ribuan dolar dan pensiun dalam 3 sampai 4 tahun,
untuk berinvestasi. Jika Anda ingin menjadi seorang internet marketer, maka
harus siap dengan dana investasi sedikitnya 120 juta dolar AS, atau sekitar $ 1
juta per bulan.
Cerita sukses pengusaha muda ini mengaku, untuk tahun pertama ia
menghabiskan uang pada mobil kijang baru. Dana yang digunakan adalah
tabungan dari gaji mengajar bahasa Inggris.Itu karena dia membeli banyak
informasi yang tidak terpakai.
Hira juga menyayangkan mentalitas ingin membuat uang cepat sehingga
mengirim e-mail spam ke banyak orang. Itu sangat mengganggu dan sangat tidak
profesional. Dia mendapatkan banyak e-mail dari orang-orang dari Indonesia yang
tiba-tiba mengirim e-mail dan meminta untuk bisnis. Di Amerika Serikat orang
seperti itu bisa dihukum lima tahun penjara. “Tapi bukan hanya karena di
Indonesia tidak ada hukum untuk” e-mail spam “, maka orang atau memanen
bebas spam,” kata Hira.
Hira belum pernah mendengar spammer kaya atau menghasilkan ribuan
dollar dari internet. Jadi cara yang baik untuk belajar dan berusaha untuk menjadi
seorang internet marketer profesional.
Asian Brain
Mengingat jumlah percobaan dan kesalahan hidup selama penelitian, Hira
juga bermaksud untuk mendirikan sebuah sekolah marketing internet online yang
ia beri nama “Brain Internet Marketing Center Asian”. Tempat pembelajaran
informal pada strategi pemasaran berbasis internet situs diharapkan untuk
memulai pada tahun 2005.
Melalui Pusat Brain Internet Marketing Asia, Hira berharap untuk
membantu industri dalam negeri atau industri kecil, profesional, dan masyarakat
Indonesia pada umumnya untuk belajar tentang internet marketing dan
mengembangkan bisnis mereka melalui internet.
Selain pekerjaan baru diharapkan dampak, juga dapat meningkatkan
devisa Indonesia. Hira internet marketing center juga berharap untuk mengubah
dunia kesan bahwa masyarakat Indonesia biasanya hanya menipu melalui internet.
Hira percaya bahwa pemasaran internet adalah prospek yang cerah di abad
21.Mengingat siapa saja bisa menjadi seorang internet marketer dengan investasi
uang tunai relatif lebih murah dibanding bisnis offline.Apalagi, jika didukung oleh
komitmen dan kerja keras, itu telah menjadi sukses besar menanti.
Tidak mengherankan, Hira mengatakan teman-temannya yang bekerja
sebagai pegawai atau pompa bensin “PizzaMan” berhasil menjadi jutawan internet
(dalam dolar AS) pada periode 5-10 tahun. Ada kemungkinan masa depan juga
milik “desa” seperti dirinya untuk internet marketing barunya selama lebih dari
dua tahun. “Tujuan saya adalah untuk ‘pensiun’ sebelum usia 30 tahun pensiun di
tahun, tidak dalam beberapa dekade.”
Recommended