FENOMENA KOMUNIKASI MODERN
PENDAHULUAN
Fenomena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online
mengandung arti atau persamaan kata dengan gejala, fakta, dan kenyataan;
modern, dari sumber yang sama berarti terbaru atau sikap dan cara berpikir dan
bertindak sesuai dengan tuntutan zaman1. Sedangkan komunikasi sendiri berasal
dari bahasa Latin communicare, sehingga secara etimologis berarti
“memberitahukan”2, sedangkan secara terminologis komunikasi didefinisikan
sebagai proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain3.
Dengan demikian, pembahasan fenomena komunikasi modern merupakan
pembahasan tentang gejala-gejala atau fakta-fakta yang ada pada proses
komunikasi saat ini.
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern4.
Dengan demikian, pembahasan tentang fenomena komunikasi modern tidak
terlepas dari pembahasan tentang komunikasi massa sebab unsur kemodernan
yang dikandung oleh definisi komunikasi massa. Akhirnya, pembahasan tentang
fenomena komunikasi modern perlu didahului dengan pembahasan tentang
komunikasi massa.
PEMBAHASAN
1 http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php2 Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, J.B Wahyudi, Hal. 3.3 Dinamika Komunikasi, Oncong Uchjana, Hal. 4.4 Dinamika Komunikasi, Oncong Uchjana, Hal. 50.
A. Komunikasi Massa
Asas-asas komunikasi massa adalah asas-asas komunikasi itu sendiri, dan
perkembangan komunikasi massa adalah perkembangan komunikasi itu sendiri5.
Statemen ini menjadi dasar dari perlunya mengedepankan pembahasan tentang
komunikasi massa. Adapun pembahasan tentang komunikasi massa terbagi
menjadi dua bagian yaitu arti, ciri, dan fungsi komunikasi massa sebagai bagian
pertama dan perkembangan komunikasi massa sebagai bagian kedua.
1. Arti, Ciri, dan Fungsi Komunikasi Massa
Sebagaimana telah dipaparkan di Pendahuluan, komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa modern. Artinya, komunikasi massa merupakan
penyebaran pesan (informasi) dengan menggunakan media yang ditujukan kepada
massa yang abstrak, yaitu sejumlah orang yang tidak tampak oleh penyampai
pesan6. Keadaan ini mengindikasikan bahwa komunikasi massa bersifat satu arah,
yang mana komunikator tidak mengetahui apa yang terjadi dengan informasi yang
disampaikan maupun apa reaksi dari para komunikan. Situasi seperti ini akhirnya
melahirkan konsekuensi tersendiri bagi komunikator sehingga komunikator harus
berupaya maksimal agar proses komunikasinya berhasil.
Dalam rangka menunjang pencapaian keberhasilan komunikasi massa,
pengetahuan terhadap ciri-ciri komunikasi massa diperlukan yang mana ciri-ciri
tersebut bersumber dari unsur-unsur yang dicakup oleh komunikasi massa:
komunikan, media massa, pesan (informasi), komunikator, dan efek. Komunikan
sebagai sasaran atau penerima mempunyai ciri acak (berganti-ganti dan tidak
menentu), heterogen, dan anonim; media massa sebagai sarana bercirikan
serempak dan cepat; informasi sebagai materi komunikasi berciri publik,
universal, dan sejenak; komunikator sebagai sumber berciri terorganisir; dan efek
sebagai hasil berciri tidak pasti dalam hal pengaruh terhadap komunikan.
Berdasarkan definisi dan arti di depan, maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi mempunya fungsi menyiarkan (to inform), mendidik (to educate), dan
menghibur (to entertain) yang mana dalam pelaksanannya, ketiga fungsi ini saling
5 Dinamika Komunikasi, Oncong Uchjana, Hal. 49.6 Dinamika Komunikasi, Oncong Uchjana, Hal. 50.
mengisi dan melengkapi.
2. Perkembangan Komunikasi Massa
Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers (buku, surat kabar),
kemudian film, kemudian radio, kemudian televisi7. Dengan demikian,
perkembangan komunikasi massa seiring dengan perkembangan media massa.
Sejarah media modern bermula dari buku cetak yang pada awalnya hanya
merupakan upaya penggunaan alat teknik untuk mereproduksi teks yang sama.
Unsur politik dan agama lah yang kemudian membuat buku cetak mengalami
perkembangan dari segi isi8. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa buku
cetak turut berperan pada perubahan (dan kalau boleh dinyatakan: revolusi) yang
terjadi dalam masyarakat. Buku cetak yang sederhana ini menginspirasi lahirnya
surat kabar yang bentuk awalnya tidak lain adalah surat yang dikirim-diterima
(baca: beredar) melalui pelayanan pos9. Hal ini berarti surat kabar mengadopsi
buku cetakan dari sisi proses pembuatan dan kemasan serta mengadopsi surat
edaran dari sisi proses penyebaran: kerjasama antara pihak percetakan dengan
pihak penerbit.
Berbeda dengan awal kemunculan buku cetak yang tidak komersial (untuk
suatu golongan tertentu), surat kabar bersifat sejak awalnya bersifat komersial.
Selain itu, surat kabar juga berbeda dengan buku cetak yang pada awalnya bersifat
propagandis (politik) dan dogmatis (agama) karena sifat komersial (dijual bebas)
surat kabar menimbulkan satu sifat lain: umum dan terbuka. Namun tidak dapat
dielakkan, pada perkembangan selanjutnya, surat kabar yang awalnya netral
(umum dan terbuka) mengalami distorsi nilai dengan terbitnya surat kabar-surat
kabar partai yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Fenomena surat kabar
partai ini di Indonesia mencapai “titik puncak” eksistensinya pada masa
berlakunya ideologi Nasakom, ditandai dengan lahirnya Manifesto Kebudayaan
(Manikebu).
Berbeda dengan buku dan surat kabar yang lebih banyak berkutat di
wilayah informasi, ide, dan opini, film yang baru muncul pada akhir abad ke-19
7 Dinamika Komunikasi, Oncong Uchjana, Hal. 56.8 Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Denis McQuail, Hal. 9.9 Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Denis McQuail, Hal. 9.
lebih berperan sebagai penyebar hiburan10. Kendati pun demikian, karena film
dipandang memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional, dan popularitas
yang lebih, pada perkembangannya film pun dimanfaatkan sebagai alat
propaganda. Fenomena film sebagai alat propaganda, meskipun pada sebagian
kasus terjadi secara kebetulan, mampu menyebabkan terjadinya krisis sosial di
beberapa negara.
Dari uraian tentang buku, surat kabar, dan film di muka, dapat disimpulkan
bahwa ketiganya lahir sebagai respon terhadap suatu kebutuhan adanya pelayanan
baru. Kondisi ini berbeda dengan kelahiran radio dan televisi. Raymond William
menyatakan bahwa radio dan televisi lebih merupakan produksi teknologi
daripada sebagai alat komunikasi11. Namun demikian, di bidang komunikasi, radio
dan televisi berbeda dengan pendahulunya, radio dan televisi lebih inovatif
dengan kemampuannya menyampaikan informasi secara live (langsung) meskipun
juga tidak terlepas dari kadar aktualitas yang terbatas. Pada perkembangannya,
peranan penguasa dan para pelaku politik membuat radio dan televisi bernasib
sama dengan para pendahulunya: menjadi alat propaganda.
B. Masa Kini Media Komunikasi Massa
Menyiarkan, mendidik, dan menghibur merupakan fungsi dari komunikasi
massa. Hal ini berarti bahwa media komunikasi massa tersebut di muka
dimanfaatkan untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut. Terkait dengan fungsi
komunikasi massa, McLuhan menyatakan bahwa media komunikasi (massa)
mempunyai peran dan kekuatan dalam hal kontrol sosial12. Contoh kasus,
publikasi iklan telah sedemikian rupa merekayasa kesadaran komunikan, tayangan
adegan seks dan kekerasan membuat tidak sedikit komunikan yang terpengaruh
bahkan kemudian menjadi “bagian dari yang ditayangkan”, tayangan sinetron pun
berpengaruh cukup besar pada perubahan lifestyle para komunikan.
Beberapa kasus tersebut dapat dipahami bahwa pada saat ini media
komunikasi berfungsi pembujuk (perekayasa kesadaran). Jika dulu fungsi sebagai
pembujuk terkonsentrasi pada barang, di Indonesia dewasa ini muncul fenomena
10 Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Denis McQuail, Hal. 13.11 Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Denis McQuail, Hal. 15-16.12 Media Massa dan Masyarakat modern, William L. Rivers, dkk., Hal. 38.
menarik: “iklan orang”. Orang membujuk orang. Calon presiden membujuk orang
melalui media siaran. Calon Gubernur membujuk orang melalui media koran.
Berdasarkan realitas maupun hasil polling, “iklan orang” ini ternyata terbukti
efektif. Artinya, media komunikasi berhasil dalam fungsinya sebagai alat
pembujuk (perekayasa kesadaran).
Rekayasa kesadaran (baca: manipulasi) pada prakteknya tidak bisa untuk
tidak lepas dari tujuan mendapatkan keuntungan. Demikian pula rekayasa
kesadaran yang dilakukan oleh media komunikasi massa. Demi tercapianya tujuan
ini, media massa diarahkan untuk menyenangkan sebanyak mungkin komunikan
karena dengan demikian mereka lebih mudah dibujuk. Langung atau pun tidak
langsung, media komunikasi massa dikontrol oleh kepentingan komersial13.
Keadaan ini menunjukkan bahwa media komunikasi massa berfungsi sebagai
penopang industri.
Jika mengamati fenomena yang terjadi saat ini, pernyataan bahwa media
komunikasi berfungsi sebagai penopang industri tidak dapat diingkari. Sedangkan
pernyataan beserta argumentasi bahwa media komunikasi massa mempunyai
kekuatan besar dalam kontrol sosial dan rekayasa keadaan, perlu dipertanyakan.
Sesuai dengan pernyataan Richard T. LA Piere dalam Theory of Social Control,
bahwa lingkungan inti (keluarga, kelompok agama, jaringan sosial) lebih
memengaruhi nilai, sikap, dan perilaku individu dibanding media). Kekuatan
fungsi kontrol sosial dan perekayasa keadaan telah terdistorsi sedemikian rupa
oleh banyaknya pilihan media14. Komunikan tidak terikat oleh salah satu media
komunikasi. Juga bukan hal gampang untuk mengubah—misalnya—keyakinan
komunikan. Karena interaksi antara komunikan dengan media komunikasi lebih
didasari oleh keadaan “untuk memperoleh apa yang dicari, bukan menyediakan
diri untuk dipengaruhi”.
Dari hari ke hari jumlah pilihan kian bertambah, terlebih lagi oleh adanya
media komunikasi populer dan kontemporer: internet.
C. Masa Depan Media Komunikasi Massa
Pembahasan tentang media komunikasi massa saat ini cukup
menggambarkan bahwa saat ini sedang terjadi revolusi komunikasi. Perubahan
13 Media Massa dan Masyarakat modern, William L. Rivers, dkk., Hal. 40.14 Media Massa dan Masyarakat modern, William L. Rivers, dkk., Hal. 41.
alat-alat komunikasi berlangsung cepat. Cepat menjadi sangat cepat oleh adanya
kemajuan di bidang teknologi. Komputer sebagai produksi bidang teknologi
berperan signifikan dalam mendorong laju percepatan perubahan tersebut.
Realitas ini memberi indikasi pasti bahwa segenap kemajuan teknologi yang telah
dan akan terjadi, memberi pengaruh besar terhadap sistem komunikasi masssa15.
Salah satu dari wujud pengaruh kemajuan teknologi terhadap sistem
komunikasi massa adalah adanya media komunikasi internet. Internet menjadi
sebuah fenomena tersendiri karena walaupun sudah digunakan sebagai sarana
media komunikasi melalui fasilitas-fasilitas yang tersedia, hingga saat ini internet
masih terkesan diasumsikan sebagai kemajuan perkembangan teknologi komputer
dan bukannya media komunikasi. Fenomena ini paradoks dengan layanan yang
tersedia dalam media internet yang telah memenuhi tiga fungsi komunikasi massa:
menyiarkan, mendidik, dan menghibur.
Hakekat media dalam ilmu komunikasi adalah yang digunakan sebagai
alat (channels) untuk menyampaikan pesan dari komunikator/sumber kepada
komunikan16. Dengan demikian, secara hakekat, internet merupakan media
komunikasi—interpersonal, massa, dan kombinasi keduanya. Fasilitas email dan
chatting memungkinkan terjadinya komunikasi interpersonal. Sedangkan fasilitas
website maupun blog memungkinkan terjadinya komunikasi massa.
Perkembangan mutakhir menunjukkan bahwa media internet masuk dalam
lingkup dua bentuk media komunikasi (interpersonal dan massa).
Merujuk pada kapabilitas dan kemampuan internet yang lebih baik
dibanding media komunikasi sebelumnya, besar kemungkinan masa depan media
komunikasi massa sangat ditentukan oleh perkembangan media internet sebab
besarnya pengaruh kemajuan teknologi terhadap sistem komunikasi massa.
Internet memang fenomenal dengan kapabilitas dan kelebihan yang
dimilikinya. Namun terbukti bahwa sampai saat ini, media komunikasi yang lebih
dulu ada tidak tersingkir dan terbunuh oleh segala kelebihan yang dimilikinya.
SIMPULAN
Berdasarkan paparan di depan, fenomena komunikasi modern dapat
15 Media Massa dan Masyarakat modern, William L. Rivers, dkk., Hal. 348.16 Kajian “Internet Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dan Massa”, Edwi Arief Sosiawan.
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Komunikan mempunyai banyak pilihan media komunikasi untuk
dikonsumsi sehingga memungkinkan komunikan terhindar dari jerat
rekayasa kesadaran yang dilepas oleh komunikator melalui media
komunikasi massa.
2. Media komunikasi massa karena berfungsi sebagai penopang industri,
meningkatkan intensitas kompetisi antarkomunikator (antarmedia
komunikasi) untuk memperoleh konsumen sebanyak-banyaknya.
3. Perkembangan teknologi berpengaruh besar pada perkembangan
komunikasi sampai pada tahap memungkinkan terjadinya revolusi
komunikasi.
4. Komunikasi tidak hanya berlangsung antarorang atau antara orang dengan
media karena kemajuan teknologi membuat komunikasi antarmedia atau
antarmesin bisa terjadi.
5. Media komunikasi massa yang lebih dulu ada senantiasa berusaha
menyesuaikan diri sehingga tidak tersingkir oleh kehadiran media
komunikasi yang baru. Bahkan akhir-akhir ini ada semacam
kecenderungan kolaborasi antarmedia. Hal ini selain merupakan bentuk
adaptasi media, juga dalam rangka merespon fragmentasi yang terjadi di
kalangan komunikan yang mana komunikan tidak membatasi diri pada
satu media jenis media saja.
DAFTAR PUSTAKA
Uchjana, Onong. 1993 (Cet. Ke-3). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
McQuail, Denis. 1996 (Cet. Ke-4). Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar.
Terjemahan Agus Dharma dan Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga.
L. Rivers, William dkk. 2004 (Cet. Ke-2). Media Massa dan Masyarakat Modern.
Terjemahan Haris Munandar dan Dudy Priatna. Jakarta: Prenada Media.
J. B. Wahyudi. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak.
Makalah “Kajian Internet Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dan Massa”,
Edwi Arief Sosiawan, SIP, MSi, (staf pengajar jurusan ilmu komunikasi
FISIP UPNVY).
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php.