Download docx - Konsep Dasar Wirausaha

Transcript
Page 1: Konsep Dasar Wirausaha

BAB. I. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN.

A. BEBERAPA KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN.Pengertian kewirausahaan menurut para ahli sbb :Raymond W. Y Kao (1995) : kewirausahaan adalah sebagai suatu proses menciptakan yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedang wirausaha adalah orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan atau kekayaan dan niali tambah melalui peneloran gagasan, memadukan sumberdaya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.

Wirausaha sering juga disebut wiraswasta, tapi dalam kenyataannya berbeda :

Wira : berani Wira : beraniSwa : sendiri Swa : sendiriHasta : tangan Sta : berdiri

Jadi wiraswasta berarti sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wiraswasta berusaha mandiri tetapi tidak memiliki visi pengembangan usaha, kreativitas dan daya inovasi. Seorang pengusaha yang telah lama membuka usahanya namun kondisinya sama seperti pertama , bukanlah wirausaha tetapi wiraswasta.

Sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri seorang wirausaha adalah :1. Seorang pencipta perubahan (the change creator).2. Selalu melihat perbedaan baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan, sebagai peluang disbanding sebagai kesulitan.3. Menderung mudah jenuh terhadap segala kemempuan hidup untuk kemudian bereksperimen dengan pembaruan-pembaruan.4. Melihat pengetahuan dan pengalaman sebagai alat untuk memacu kreativitas, bukan sesuatu yang harus diulangi.5. seorang pakar tentang dirinya sendiri.6. Berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain.

B. FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN.1. The foreign refugee : peluang-peluang ekonomi ditempat tertentu.2. The corporate refugee : pekerja yang tidak puas dengan lingkungan perusahaanya.3. The parental (paternal) refugee : pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak.4. The housewife refugee : ibu rumah tangga yang membantu suami.5. The society refugee : anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya.6. The educational refugee : orang yang gagal dalam studinya.

C. WIRAUSAHA DAN MANAJER : SEBUAH PERBANDINGAN.

Perbedaaan gaya manajerial wirausaha dan manajer :Wirausaha Manajer • Aktif mencari perubahan dengan mengeksploitasi peluang-peluang • Meminimalkan resiko• Menerima/ mengendalikan resiko • Cenderung menghindari resiko• Dimotivasi oleh peluang untuk menciptakan keuntungan-keuntaungan finansial •

Page 2: Konsep Dasar Wirausaha

Dimotivasi oleh promosi karier dan imbalan lainnya.• Cenderung menerima kesalahan sebagai suatu bagian yang normal • Menghindari kesalahan• Lebih intensif/ langsung terlibat dalam aktifitas operasional organisasi • Cenderung untuk mendelefgasikan tugas-tugas dan mengawasi pekerja.

D. ALIANSI WIRAUSAHA, INVESTOR DAN MANAJER.Apabila bisnis yang ditangani semakin besar , maka wirausaha membutuhkan orang lain (manajer professional dan investor) untuk melakukan ekspansi usaha

Diterbitkan di: 01 September, 2010   

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2045379-konsep-dasar-kewirausahaan/#ixzz29tkT32jy

Page 3: Konsep Dasar Wirausaha

Konsep Dasar Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Wirausahawan secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Ide adalah hal yang utama. Kemampuan memiliki ide yang cemerlang akan dapat menentukan masa depan bangsa. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide. Ide adalah buah pikiran yang punya arah atau tujuan yang bernilai tinggi untuk diri sendiri dan juga lingkungan.Dapatlah dinyatakan bahwa wirausaha mendasari pendobrakan kemiskinan karena wirausaha didorong oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan keberhasilan. Kemampuan berwirausaha menunjukkan perilaku kreatif, berinovasi, kerja keras dan berani menghadapi resiko untuk memanfaatkan peluang serta untuk menghadapi tantangan yang mengancam. Oleh karena itu sangat baik kiranya generasi muda mempelajari kewirausahaan, sehingga dapat memiliki perilaku wirausaha.Kegiatan wirausaha seringkali disebut bisnis. Bisnis dalam hal ini diartikan segala aktivitas untuk mendapatkan keuntungan untuk dapat memperbaiki kualitas hidup.Kewirausahaan dimaksudkan dari kata wira dan usaha. Wira adalah suatu bentuk kepahlawanan dalam memperjuangkan sesuatu penuh dengan keberanian. Usaha adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencapai kemenangan dalam memperjuangkan sesuatu. Wirausaha berarti kemampuan memiliki ide kreatif dan berperilaku dapat memperjuangkan usaha dengan keputusan pengambilan resiko secara bijak untuk meningkatkan kualitas hidup.Pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) sejauh ini masih banyak perdebatan. Tidak kurang dari 15 ahli kewirausahaan dari berbagai sekolah bisnis telah berupaya mendefinisikannya. Perdebatan ini disatu sisi penting untuk memperkaya khasanah tentang konsep kewirausahaan.Wirausaha (entrepreneurship) yang didefinisikan Thomas W. Zimmere adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis, penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.Raymond W. Y Kao menyebutkan kewirausahaan sebagai suatu proses. Yakni proses penciptaan suatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedang wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah, melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain seorang wirausaha adalah orang yang mempu menetaskan gagasan menjadi realitas.Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Wirausaha dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir kreatif, berani mengambil resiko dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.Dalam pengertian tersebut dapat pula diartikan bahwa kewirausahaan tidak terbatas pada kemampuan mengelola bisnis semata sebagai pengusaha tetapi juga siapapun yang mengelola upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan sumber daya untuk menemukan peluang demi perbaikan hidup. Jelas sudah bahwa entrepreneurship atau kewirausahaan tidak hanya dimaksudkan merintis usaha baru sebagai pengusaha tetapi juga seorang pegawai biasa yang bekerja pada instansipun bisa disebut wirausaha bila melakukan inovasi dan kreativitas dan ini yang sering disebut dengan intrapreneur.Jadi seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif. Kreatif bila ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada.

Page 4: Konsep Dasar Wirausaha

Inovatif bila ia memiliki kemampuan membuat perbedaan dari yang sudah ada.

Salam Indonesia .... Diposkan oleh Yudanto Prayitno di 18:12 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Page 5: Konsep Dasar Wirausaha

Senin, 28 Mei 2012

Konsep Dasar Kewirausahaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini banyak orang yang belum mendapatkan pekerjaan untuk mencukupi kehidupan hidup. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi hal tersebut, diantaranya adalah minimnya pendidikan yang miliki,tidak memiliki ketrampilan yang cukup, sempitnya lapangan pekerjaan, serta kurang adanya perhatian dari pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka.

Sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menciptakan peluang usaha agar tidak menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Para pemuda harus memiliki pola pikir yang dinamis dan kreatif dalam upaya meminimalisir adanya krisis ekonomi dan berusaha untuk mengembangkan kewirausahaan dalam rangka mensejahterakan masyarakat.

Sebelum seseorang memulai atau menciptakan suatu usaha, haruslah memiliki konsep dasar tentang kewirausahaan agar usaha yang akan dirintis berjalan lancar dan dapat mengatasi problematika yang terjadi sekarang ini. Konsep dasar kewirausahaan merupakan titik awal dalam memulai suatu usaha dan juga menentukan berhasil tidaknya usaha yang dirintis. Selain itu, dengan berwirausaha seseorang akan berusaha mandiri, kreatif, dan inovatif agar usahanya dapat diterima di masyarakat. Dengan demikian kami berharap generasi muda lebih termotivasi untuk kreatif, inovatif untuk menciptakan sebuah usaha yang dapat membangun perekonomian negara lebih baik dari sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud dengan disiplin ilmu kewirausahaan?

2. Apa saja objek-objek studi kewirausahaan?

3. Apakah hakikat kewirausahaan?

4. Bagaimana karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan?

5. Bagaimana sikap dan kepribadian wirausaha?

6. Apa saja motif berprestasi kewirausahaan?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang di maksud dengan disiplin ilmu kewirausahaan.

Page 6: Konsep Dasar Wirausaha

2. Faham dengan apa saja objek-objek studi kewirausahaan.

3. Memahami apa yng di maksud dengan hakikat kewirausahaan.

4. Memahami karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan.

5. Memahami sikap dan kepribadian wirausaha.

6. Memahami apa saja motif berprestasi kewirausahaan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut ThomasW. Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Dahulu, kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di lapangan. Sebab itu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan lapangan, tapi juga dapat dipelajari dan diajarkan.

Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka dewasa sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu displin ilmu tersendiri yang independen. [1][1] Hal itu menurut Soeharto Prawirokusuma (1997) dikarenakan,

1. Kewirausahaan berisi “body of knowledge” yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi “venture start-up” dan “venture-growth”, ini tidak jelas masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.

3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri

4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan.[2][2]

[1][1] Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta:Salemba Empat. Hal 2

[2][2] Ibid. Hal 8

Page 7: Konsep Dasar Wirausaha

Disiplin ilmukewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat, yaitu berkembang bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi- institusi lainnya, misalnya birokrasi pemerintah, perguruan tinggi, dan swadaya lainnya. Pada mulanya, kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan. Dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan, pembaharuan, dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek tapi juga sebagai kiat kehidupan secara umum yang berjangka panjang untuk menciptakan peluang.

B. Objek Studi Kewirausahaan

Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi;[3][3]

1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/ usaha

2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala.

3. Kemampuan untuk berinisiatif

4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas(daya cipta)setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi.

5. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal

6. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yangselalu tidak menundak pekerjaan.

7. Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama

8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan.

C. Hakikat Kewirausahaan

Secara sederhana arti wirausahawan(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Ada dua pendapat tentang pengertian kewirausahaan, yaitu Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, atau mampu menciptakan sesuatu yang

[3][3] Ibid. Hal 9

Page 8: Konsep Dasar Wirausaha

berbeda dengan sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Sementara itu Zimmerer mengartian kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).[4][4]

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Seorang wirausahawan harus memilki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide.

Kegiatan wirausaha dapat dijalankan sesorangatau sekelompok orang. Dengan kata lain seseorang baik secara pribadi maupun bergabung dengan orang lain dapat menjalankan kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara pribadi artinya membuka perusahaan dengan inisiatif dan modal serang diri. Sementara itu berkelompok adalah secara bersama- sama dua orang atau lebih dengan cara masing- masing menyetor modal dalam bentuk uang atau keahliannya. Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara

1. Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola

2. Menyetor modal dan pengelolaan ditangani pihak mitra

3. Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti kepemilikan usaha.

Dewasa ini belum ada terminologi yang persis sama tentang kewirausahaan. Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian,dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Dari beberapa konsep kewirausahaan, ada enam hakikat penting kewirausahaan, yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha) (Zimmerer,1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (verture growth) (Soeharto Prawiro, 1997)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberikan nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

[4][4] Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Hal 16-19

Page 9: Konsep Dasar Wirausaha

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat definisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

D. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

1. Karakteristik kewirausahaan

Banyak para ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan berbagai konsep yang berbeda-beda. Dalam Islam karakteristik wirausaha antara lain[5][5]:

a) Sifat takwa, tawakkal, zikir dan syukur.

b) Jujur.

c) Bangun Subuh dan bekerja.

d) Toleransi.

e) Berzakat dan berinfaq.

2. Nilai-nilai hakiki kewirausahaan

Masing-masing karakteristik kewirausahaan memiliki makna dan perangai tersendiri yang disebut nilai. Nilai-nilai kewirausahaan identik dengan sistem nilai yang melekat pada sistem nilai manajer. Ada empat nilai dengan orientasi dan ciri masing-masing sebagai berikut:

a) Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirinya pengambilan risiko, terbuka terhadap teknologi, dan mengutamakan materi.

b) Wirausaha yang berorientasi padab kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi. Wirausaha ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positiv dan kreativitas.

c) Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menhadap ke arah tertentu(aliran fengshui)supaya berhasil.

d) Wirausaha yang berorientasi pada non meteri, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan, wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan mengunakan mistik, paham etnosentris, dan taat pada tata cara leluhur.

D. Berfikir Kreatif dalam Kewiraussahaan

[5][5]Buchari, Alma. 2006. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Hal 247-249.

Page 10: Konsep Dasar Wirausaha

Menurut Zimmerer tujuh langkah proses kreatif yaitu dengan menggunakan otak sebelah kiri yaitu[6][6]:

1. Persiapan (preparation), yaitu menyangkut kesiapan kita untuk berpikir kreatif.

2. Penyelidikan (investigation) dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan.

3. Transformasi (transformation), yaitu menyangkut kesamaan dan perbedaan pandangan diantara informasi yang terkumpul.

4. Penetasan (incubation), yaitu menyiapkan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul.

5. Penerangan (illimination), yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang yang terus-menerus.

6. Pengujian (verivication), yaitu menyangkut ketepatan ide-ide seakurat mungkin dan semanfaat mungkin.

7. Implementasi (implemetation), yaitu mentransformasikan ide-ide ke dalanm praktek bisnis.

E. Sikap dan Kepribadian Wirausaha

Alex Inkeles dan David H.Smith (1974:19-24) adalah salah satu diantara ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern.Menurut Inkeles (1974:24) kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini daan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi.

Ciri-ciri orang modern tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal,yaitu:

1. Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi

2. Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional

3. Selalu berencana dalam segala kegiatan

4. Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang

5. Sadar dan menghormati orang lain (Siagian,1972)

[6][6] Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis,Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.Hal 25-27

Page 11: Konsep Dasar Wirausaha

Menurut Harsojo (1978:5),modernisasi sebagai sikap yang menggambarkan[7][7]:

1. Sikap terbuka bagi pembaharuan dan perubahan

2. Meyakini kemampuan sendiri

3. Berorientasi pada masa kini dan masa depan

4. Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis

Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Dalam konteks ini,juga dijumpai perpaduan yang nyata antara kesempatan-kesempatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan.

Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikianrupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah,dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi sosial (Heijrachman Ranupandoyo,1982:1). Wirausaha berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses inovasi yaitu menemukan pasar-pasar baru, pengenalan barang-barang baru, metode produksi baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.

Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting suatu perusahaan. Menurut Dusselman (1989:16),seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:[8][8]

1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru

2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian

3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi:

a) Usaha perencanaan

b) Usaha untuk mengkoordinir

[7][7] Ibid. Hal 29-30

[8][8]Ibid. Hal 29-31

Page 12: Konsep Dasar Wirausaha

c) Usaha untuk menjaga kelancaran usaha

d) Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha

4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi,melaksanakan,dan mengarahkan tujuan usaha.

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977),faktor internal yang berpengaruh adalah kemauan,kemampuan,dan kelemahan. Sedangkan faktor yang berasal dari eksternal diri perilaku adalah kesempatan atau peluang.

Sikap kewirausahaan meliputi keterbukaan, kebebasan, pandangan yang luas, berorietasi pada masa depan, berencana, berkeyakinan, sadar, menghormati orang lain dan menghargai pendapat orang lain.

Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk merespons segala peluang, dan tanggap terhadap tantangan dan perubahan sosial. Orang yang terbuka terhadap ide-ide inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan kratif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan.

Menurut Kathlen L. Hawkins dan Peter A. Turla(1986) pola tingkah laku kewirausahaan akan terggambar dalam kepribadian, kemampuan hubungan, kemampuan pemasaran, keahlian mengatur dan sikap terhadap uang. Kepribadian wirausaha tercermin dalam kretivitas, disiplin, kepercayaan diri, keberanian menghadapi risiko, dan dorongan dari kemauan diri yang kuat.

F. Motif Berprestasi Kewirausahaan

Menurut Lerry Farel, untuk maju atau prestatif seorang pengusaha harus memiliki motifasi yang tinggi, inovatif, dan memiliki ambisi untuk maju/berkembang. Syarat lain untuk maju (prestatif) antara lain:

1. Memiliki komitmen dan tanggungjawab yang tinggi terhadap karir

2. Bersemangat terhadap masukkan dari berbagai pihak

3. Memiliki orientasi kedepan

4. Memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi superior.[9][9]

5. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi(Gede Anggan Suhandana, 1980:55).

Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingg sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri:

1. Mengatasi sendiri kesulitan yang terjadi pada dirinya.

[9][9] Ratna, Yuliastuti, dkk. 2007. kewirausahaan untuk SMK. Yogyakarta: LP2IP. Hal 12

Page 13: Konsep Dasar Wirausaha

2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera.

3. Memiliki tanggung jawab personal yan tinggi.

4. Berani menghadapi risiko dan penuh perhitungan.

5. Menyukai tantangan.

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu,yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede Anggan Suhandana,1980:55). Factor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Teori Maslow kemudian oleh Clayton Alderfer dikelompokkan menjadi tiga kelompok,yang dikenal dengan teori existence,relatedness,and growth (ERG).

Pertama, kebutuhan akan eksistensi (existence) yaitu menyangkut keperluan material yang harus ada (termasuk physiological need and security need dari Maslow).

Kedua, ketergantungan (relatedness), yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hubungan interpersonal (termasuk social and esteem need dari Maslow)

Ketiga, kebutuhan perkembangan (growth), yaitu kebutuhan intrinsik untuk perkembangan personal (termasuk self-actualization and esteem need dari Maslow).

Kebutuhan berprestasi wirausaha (n’Ach) terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.

2. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

3. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.

4. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.

Kebutuhan akan kekuasaan (n’Pow), yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan,dan menguasai orang lain. Ciri umumnya adalah senang bersaing, berorientasi pada status, dan cenderung lebih berorientasi pada status dan ingin mempengaruhi orang lain.

Kebutuhan untuk berafiliasi (n’Aff), yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan,bekerja sama daripada persaingan,dan saling pengertian. Menurut Stephen P.Robbins (1993:214),kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang erat kaitannya dengan keberhasilan manajer saat ini.

Menurut Nasution (1982:26), Louis Allen (1986:70),ada tiga fungsi motif, yaitu[10][10]:

1. Mendorong manusia untuk menjadi penggerak atau sebagai motor yang melepaskan energy

[10][10] Suryana. 2003. Kewirausahaan.... Hal 29

Page 14: Konsep Dasar Wirausaha

2. Menentukan arah perbuatan ke tujuan tertentu

3. Menyeleksi perbuatan,yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan itu

Dalam “Entrepreneur’s Handbook”,yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8),dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha,yakni:

1. Alasan keuangan.

2. Alasan sosial.

3. Alasan pelayanan.

4. Alasan pemenuhan diri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.

2. Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

3. Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.

4. Hakikat kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat dalam menghadapi tantangan hidup.

5. Sikap dan kepribadian kewirausahaan adalah suatu sikap/ watak yang memiliki ciri-ciri percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi kemasa depan.

6. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Selain itu keberhasilan berwirausaha sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu kemauan, kemampuan, peluang dan kesempatan.

Dafatr Rujukan

Page 15: Konsep Dasar Wirausaha

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Page 16: Konsep Dasar Wirausaha

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Richard Cantillon (1775)Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

Jean Baptista Say (1816)Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921)Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan

Joseph Schumpeter (1934)Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :

1. memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,2. memperkenalkan metoda produksi baru,3. membuka pasar yang baru (new market),4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau5. menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha

dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Harvey Leibenstein (1968, 1979)Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Israel Kirzner (1979) Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang

Page 17: Konsep Dasar Wirausaha

dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

Peter F. DruckerKewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Zimmerer Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta.

Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha.

Page 18: Konsep Dasar Wirausaha

Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

Demikianlah artikel mengenai Hakikat dan Konsep Dasar KewirausahaanSemoga Bermanfaat..

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah

Page 19: Konsep Dasar Wirausaha

pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur.  Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.

            Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan professional. [1]

 

 

 

1.2 Rumusan Masalah

            Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah konsep-konsep dasar dalam kewirausahaan? Serta pengertian dari kewirausahaan dan memaparkan perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta?

1.3 Tujuan

            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan pengetahuan tentang dasar-dasar dari kewirausahaan.

1.4 Manfaat

            Memberikan konsep dasar kepada pembaca yang ingin memulai untuk berwirausaha atau berwiraswasta serta memaparkan resiko dan keuntungan berwirausaha.

 

 

 

Page 20: Konsep Dasar Wirausaha

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewirausahaan

Pasti kita pernah mendengar kata wirausaha. Wirausaha sama dengan wiraswasta. Secara etimologi, wira artinya layak dicontoh, usaha artinya berkemauan keras, sedangkan swasta artinya berdiri di kaki sendiri. Intinya suatu bentuk usaha untuk mencapai kesuksesan dengan kemampuan sendiri. Jadi kewirausahaan menurut John Kao adalah “suatu usaha untuk menciptakan nilai melalui suatu peluang bisnis dengan mengambil risiko yang tepat dan melalui komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi sumber daya manusia, modal, dan barang guna suatu keberhasilan”.

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Parah Ahli

A. Richard Cantillon (1775)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.

B. Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

C. Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika

Page 21: Konsep Dasar Wirausaha

pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

 

D. Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :

1. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,                                                    

2. Memperkenalkan metoda produksi baru,3. Membuka pasar yang baru (new market),4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau5. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha

dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

E. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.[2]

2.2 Karakteristik Wirausahawan

Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang harus dimiliki dalam diri seorang wirausahawan. Hal ini diperlukan agar wirausahawan mampu bersaing dengan dunia luar dan mencapai kesuksesan.

Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Memiliki keinginan dan keberanian.

Untuk memulai berwirausaha diperlukan keinginan dan keberanian yang kuat, siap mental, fisik dan psikis. Karena ini adalah langkah awal menuju sebuah kesuksesan.

b. Memiliki intuisi.

Siapa saja bisa jadi wirausahawan, tidak ada tes atau wawancaranya. Orang yang berpendidikan rendah maupun tinggi, orang yang modalnya sedikit atau banyak, bisa melakukannya. Intuisi dapat diperoleh dengan cara saling berbagi pengalaman dengan orang lain dan mempelajari pengalaman orang lain.

c. Berani mengambil risiko.

Page 22: Konsep Dasar Wirausaha

Segala sesuatu yang diperbuat pasti memiliki risiko. Seorang wirausawan harus siap untuk sukses dan harus siap gagal, terlebih lagi jika ia belum memiliki pengalaman apapun mengenai berwirausaha.

d. Bersikap optimis.

Sikap optimis sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan, karena optimisme merupakan dorongan dalam diri untuk terus maju.

2.3 Motif Berwirausaha

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa seseorang tertarik untuk berwirausaha dari berbagai segi ;

1. Keuangan, untuk mencari nafkah, ingin menjadi kaya, menambah pendapatan, jaminan atau tabungan di masa depan.

2. Sosial, untuk memperoleh status yang lebih tinggi atau gengsi, dihormati banyak orang, dan mengenal dan dikenal banyak orang.

3. Pelayanan, untuk membahagiakan orangtua atau orang terdekat,  memberi lapangan pekerjaan bagi orang lain, memakmurkan dan mensejahterakan Indonesia secara tidak langsung.

4. Kepribadian, untuk melatih diri manjadi pribadi yang tanggung jawab, mandiri, tidak bergantung kepada orang lain, inovatif, kreatif, produktif.

5. Berprestasi, untuk mencapai kepuasan terbaik dengan cara terbaiknya.

2.4 Proses Wirausaha

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Sebuah inovasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman. Contoh faktor eksternal nya adalah aktivitas, peran,dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).

1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri atau manufaktur atau produksi atau jasa.

2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi

4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Page 23: Konsep Dasar Wirausaha

2.5 Pola Pikir Wirausahawan

a. Percaya diri

Seorang wirausaha harus percaya diri terhadap apa yang dikerjakannya. Karena jika it tidak punya rasa percaya diri ia tidak akan pernah maju.

b. Berorientasi pada prestasi

c. Berani mengambil risiko

Segala sesuatu yang kita lakukan pasti memiliki risiko. Seberat apapun risikonya, seharusnya tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk mengambil keputusan atau berwirausaha.

d. Berjiwa independen

Dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu kebijakan, seorang wirausaha harus memutuskannya sendiri. Ia juga harus tegas dalam berpendirian. Jika tidak, ia akan mudah terpengaruh oleh orang lain yang mungkin saja bisa merupakan hal-hal negatif yang membahayakan.

e. Kreatif dan inovatif

Untuk mencapai kesuksesan, kreatif dan inovatif sangatlah dibutuhkan karena persaingan dalam bidang kewirausahaan sangatlah ketat. Bisa dibilang hal ini salah satu faktor besar yang menentukan sukses tidaknya usaha seseorang.[3]

f. Ulet dan tekun

Berwirausaha bukanlah hal yang mudah, jadi perlu keuletan dan ketekunan untuk berwirausaha yang benar agar tercapai sebuah kesuksesan.

2.6 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha

            Tiap orang tertarik untuk berwirausaha dikerenakan berbagai keuntungan, banyak sekali keuntungan yang akan didapat jika seseorang berani untuk berwirausaha yang paling terlihat keuntungannya dalam berwirausaha dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar :

1. Laba,

2. Kebebasan, dan

3. Kepuasan dalam menjalani hidup.

1. Keuntungan Berupa Laba

Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian keuntungan berupa laba merupakan motifasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.

Page 24: Konsep Dasar Wirausaha

Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.

B. Keuntungan Berupa Kebebasan

Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan keuntungan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

C. Keuntungan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup

Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.[4]

Kerugian seorang wirausahawan adalah :

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

Page 25: Konsep Dasar Wirausaha

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

        Peggy Lambing dan Charles L Khuel (2000:19-20) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausah sebagai berikut:

A. Keuntungan berwirausaha :

1. Otonomi. Pemgelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausah menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan. 

2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk menggembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.

3. Control financial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekeyaan milik sendiri.

Kerugiaan berwirausaha :

1. Pengorbanan personal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga.

2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keungan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.

3. Kecilnya keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil.[5]

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: Konsep Dasar Wirausaha

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

            Kewirausahaan bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan sehingga banyak yang perlu dipelajari dan diperhatikan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dewasa ini kewirausahaan sudah mulai berkembang diiringi oleh majunya teknologi, pengetahuan, dan faktor pendorong lainnya.

Meskipun keuntungan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita mengharapkan mendapatkan keuntungan.

Semoga dengan berjalannya waktu wirausahawan di Indonesia ini bisa bertambah dan membuat Indonesia sejahtera dan makmur.

 

3.2 Saran

Minimnya pengetahuan tentang kewirausahaan di Indonesia membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya akan pengangguran, untuk itu pemerintah harus memberikan pemahaman tentang kewirausahaan kepada setiap masyarakat agar mereka mampu membuat lapangan pekerjaan. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan modal usaha bagi mereka yang ingin memulai berwirausaha agar mereka tidak kesulitan untuk memulai atau mengembangkan usahanya.

Page 27: Konsep Dasar Wirausaha

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Wijandi, Soersasono. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung, Sinar baru. 2004

Ade. Hakikat dan Konsep Kewirausahaan. http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dan-konsep-dasar-kewirausahaan.html

Seisheya.Kewirausahaan, http://seisheya.wordpress.com/2011/12/24/ konsep-dasar-kewirausahaan/, terakhir diakses 9 maret 2012 pukul 5:48 WIB

Regen Of Raubraut.Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha. http://dothack17.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-berwirausaha.html,

[1] Soersasono Wijandi. Pengantar Kewiraswastaan.(Bandung:Sinar Baru, 2002) hal 48

[2] Ade. Hakikat dan Konsep Kewirausahaan. http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dan-konsep-dasar-kewirausahaan.html terakhir diakses 9 Maret 2012 pukul 5:22 WIB

[3] Seisheya.Kewirausahaan, http://seisheya.wordpress.com/2011/12/24/ konsep-dasar-kewirausahaan/, terakhir diakses 9 maret 2012 pukul 5:48 WIB

[4] Idem

[5] Regen Of Raubraut.Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha. http://dothack17.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-berwirausaha.html, terakhir diakses 9 Maret 2012 Pukul 5:52 WIB


Recommended