1
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
IDENTIFIKASI / DESKRIPSI KONSEP
PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI NARKOBA BERBASIS THERAPEUTIC COMMUNITY DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
A. KONSEP MAKRO
1. Konsep kawasan
a. Objek rancang bangun berada di daerah yang sejuk, dimana daerah yang sejuk
merupakan daerah yang ideal untuk upaya pemulihan (recovery).
b. Objek rancang bangun berada di daerah yang jauh dari pusat keramaian kota.
Keuntungannya adalah pasien akan terkonsentrasi pada kegiatan penyembuhan dan jauh
dari hiruk pikuk kebisingan kota.
c. Jauh dari keramaian aktivitas pariwisata, karena di khawatirkan akan menimbulkan
banyak efek negatif. Daerah tujuan akan menjadi ramai bila memasuki musim liburan.
2. Konsep Lokasi
a. Lokasi berada pada di daerah yang sejuk, dimana daerah yang sejuk merupakan daerah
yang ideal untuk upaya pemulihan (recovery).
b. Lokasi memiliki udara sejuk dengan temperatur sekitar 190-200 C
c. Kondisi lingkungan yang sehat
d. Tersedianya sarana air bersih
e. Tersedianya jaringan listrik
f. Tersedianya jaringan komunikasi telepon
g. Luas tanah proporsional dengan jumlah klien / residen yang ada.
Dari poin-poin di atas, letak kota Surakarta menjadi area yang kurang memadai untuk mewadahi
fasilitas pusat rehabilitasi. Hal ini karena kota Surakarta merupakan daerah rendah, yang cukup
panas dan merupakan kota yang padat penduduk. Untuk itu pengambilan lokasi pusat rehabilitasi
narkoba, dialihkan menuju daerah di sekitar kota Surakarta, yang masih termasuk ilayah Eks-
Karesidenan Surakarta. Wilayah yang dijadikan sebagai lokasi objek rancang bangun adalah daerah
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Lokasi pada daerah ini dipilih karena daerah tersebut
relative sejuk karena berada di daerah dataran tinggi dan berada di daerah yang jauh dari
keramaian kota sehingga daerah tersebut relative tenang dan nyaman untuk digunakan sebagai
pusat rehabilitasi.
2
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
Tinjauan Daerah Karangpandan
a. Batas Administrasi
Kecamatan Karangpandan merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah
administrasi Kabupaten Karanganyar. Bentuk kawasan ini berupa perbukitan yang terletak
di bawah kaki Gunung Lawu, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara : Kecamatan Kerjo dan Kecamatan Mojogedang
- Sebelah timur : Kecamatan Ngargoyoso
- Sebelah selatan : Kec. Tawangmangu dan Kec. Matesih
- Sebelah barat : Kecamatan Karanganyar
b. Kondisi Geografis
- Ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut.
- Temperature 22 - 31º C
- Curah hujan rata-rata 1.151 mm per tahun. Curah hujan tertinggi pada bulan Maret
dan terendah pada bulan Juli.
c. RUTRW Karangpandan
Kecamatan Karangpandan termasuk dalam pola umum pengembangan pariwisata
termasuk dalam Zona C yaitu Kawasan Jenawi – Ngargoyoso – Karangpandan –
Mojogedang. Dalam menentukan lokasi konsep ini juga mengacu pada kesesuaian pada
Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan Karangpandan dan juga RTRW Dati II Karanganyar.
d. Kondisi Geomorfologi
Kawasan yang menjadi bagian dari Gunung Lawu memiliki struktur batuan vulkanis
pilosen dengan batuan vulkanis kwater tua dan jenis tanah berupa andosol dan vertisol.
3
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
e. Tinjauan Potensi Kecamatan Karangpandan
Adapun potensi yang ada di Kecamatan Karangpandan yang menjadi dasar pertimbangan
pemilihan kecamatan ini sebagai lokasi pusat rehailitasi narkoba antara lain :
- Kecamatan Karangpandan memiliki situasi yang tenang karena letaknya di daerah
rural yang sangat sedikit sekali polusi dan pencemaran lingkungan.
- Banyak terdapat tapak alami yang berupa bentangan sawah, perkebunan, hutan
lindung dan panorama pegunungan yang banyak menyajikan keindahan alam serta
udara segar yang baik untuk kesehatan.
- Letak geografi yang mendukung keberadaan sebuah pusat rehabilitasi narkoba,
seperti :
a) Iklim sejuk
b) Udara yang bersih, jauh dari polusi pabrik
c) Temperatur 21 – 30º C
4
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
B. KONSEP MIKRO
1. Aktivitas
Aktivitas pada pusat terapi dan rehabilitasi melingkupi aktivitas terapi dan aktivitas rehabilitasi,
namun rehabilitasi yang direncanakan digabung dengan sebuah terapi yang menyembuhkan
secara psikologis dengan metode therapeutic community sebagai metode terapi untuk para
residen. Aktivitas pada pusat terapi dan rehabilitasi narkoba berbasis therapeutic community
antara lain meliputi faktor-faktor aktivitas dibawah ini :
a. Pelaku Aktivitas
Rehabilitan / Residen
Merupakan rehabilitan pecandu narkoba yang dengan sukarela ingin mengikuti
program ini. Biasanya mereka adalah pecandu dengan tingkat ketergantungan
narkoba yang sedang sampai tinggi. Selain itu juga terdapat rehabilitan yang
mendapatkan surat rujukan dari pihak luar yang bekerjasama dengan pusat
rehabilitasi. Pada pusat terapi ini residen digolongkan dalam beberapa tahapan dari
berapa lama residen tersebut masuk ke dalam pusat rehabilitasi.
a) Residen Detoksifikasi
b) Residen Entry Unit
c) Residen Primary
d) Residen Pre Re-Entry
e) Residen Re-Entry
Tenaga Profesional
Tenaga professional adalah tenaga ahli yang membantu terapi residen, selain staff
tenaga ahli ini juga menjadi bagian dari metode therapeutic community. Tenaga
professional ini akan menjamin therapeutic community berjalan dengan manajemen
yang baik dan program-program yang terukur hasilnya. Tenaga professional tersebut
diantaranya :
a) Psikiater
b) Dokter Umum
c) Psikolog
d) Pekerja Sosial
e) Rohaniawan
f) Instruktur, dan tenaga ahli lainnya
5
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
Pengelola
Kepala Pusat Rehabilitasi Narkoba, Pengelola bagian detoksifikasi, Pengelola Primary
Unit, Pengelola Pre Re-Entry Unit, Pengelola Re-Entry Unit, Pengelola Rehabilitasi
Lanjut/ After Care, Pengelola Asrama, Administrasi dan Pendaftaran (Tata Usaha),
Pengelola Servis , Pengelola Keamanan, dan Staff.
Pengunjung
Pengunjung bagi pusat rehabilitasi narkoba adalah pengunjung rehabilitan asrama.
Kunjungan juga dibedakan menjadi kunjungan formal dan semi formal yang terbuka
untuk umum (riset/ penelitian, pers,instansi luar) yang sesuai dengan peraturan
maupun perjanjian.
Pusat Kegiatan Lain
Biasanya pelaku kegiatan lain berhubungan dengan kegiatan servis seperti pemasok
bahan makanan, pemasok untuk bidang pelatihan kerja,dll.
b. Program Kegiatan
Program kegiatan pada pusat terapi dan rehabilitasi ini menggunakan program dengan
metode therapeutic community yang dibagi menjadi dua program aktivitas yaitu program
secara individual dan secara kelompok.
Program Pelayanan Pekerjaan Sosial bagi Residen
No Program Jenis KegiatanTerapi Kelompok
Fase
1 Behavior Management Shaping
- Morning Meeting- Morning Briefing- Wrap Up- Group-group Sharing
All FaseAll FaseAll FaseAll Fase
2 Emotional - Encounter- Counseling Personal- Static Group
All FaseAll Fase
All Fase
3 Intelektual And Spiritual - Bimbingan Rohani- Religius Class- Dynamic Group- Seminar Induction
Fase Induction and Younger
Fase Middle Fase Older
- Family Support Group
All Fase
All Fase
Per Fase berbeda-
beda
All Fase
6
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
4 Vocational and Survival Skill
- Keterampilan (Otomotif)
- Bahasa Inggris- Komputer- Art Therapy- Pertanian dan
Peternakan
Middle Member
Middle MemberMiddle MemberMiddle MemberMiddle Member
Struktur Program Harian
No Tahap Jenis Kegiatan
1 Detoksifikasi - Withdrawal Phase- Adaptation Phase- Medicine Treatment
2 Entry Unit - Subuh Prayer- Sleep Back- Wash Up- Breakfast- Morning Briefing- Cleaning Dorm- Dzuhur Prayer- Lunch- Siesta- Ashar Prayer- TV Session- Sport- Wash Up- Maghrib Prayer- Dinner- Isya Prayer- TV Session- Curfew
3 Primary - Subuh Prayer- Sleep Back- Wash Up- Breakfast- Morning Briefing/Briefing- Function- Group Class- Dzuhur Prayer- Lunch- Afternoon Wash Up- Ashar Prayer
7
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
- Recreation and Sport- Wash Up- Maghrib Prayer- Dinner- Isya Prayer- Group Class- Evening Wash Up- Curfew
4 Pre Re-Entry - Subuh Prayer- Sleep Back- Wash Up- Breakfast- Morning Briefing (Situasional)- Cleaning Dorm- Dzuhur Prayer- Lunch- Siesta- Ashar Prayer- TV Session- Sport- Wash Up- Maghrib Prayer- Dinner- Isya Prayer- Group Sharing- Curfew
5 Re-Entry - Subuh Prayer- Sleep Back- Wash Up- Breakfast- Morning Briefing- Cleaning Dorm- Dzuhur Prayer- Lunch- Siesta- Ashar Prayer- TV Session- Sport- Wash Up- Maghrib Prayer- Dinner- Isya Prayer- TV Session- Curfew
8
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
Pola Kegiatan
Kegiatan Rehabilitan / Residen
Kegiatan Pengelola
Kegiatan Kunjungan
Kegiatan Pengguna Lain
9
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
2. Perwadahan (Peruangan)
a. Jenis-jenis Ruang yang Dibutuhkan berdasarkan Sifat Kegiatan
Sifat Kegiatan Nama Aktivitas Kebutuhan Ruang
Komunal
Job Function (Melaksanakan pekerjaan rumah tangga)
Sesuai dengan departemen yang diikuti oleh residen (misal. Laundy Dept. = Laundry Room)
Makan Bersama Ruang MakanMorning MeetingSeminar dan WorkshopWrap Up
R. Morning MetingR. SeminarR. Seminar
Keagamaan Ruang Ibadah masing-masing agamaFamily GatheringInduction GroupEncounter GroupSeminar dan WorkshopDynamic GroupStatic Case Load
Guest house (R. Konsultasi Keluarga)R. SerbagunaR. Seminar
Recreation Hour Olahraga Music Saturday Night Activity
R. OlahragaBisa menggunakan fasilitas lapangan untuk olahraga outdoorMusic ada di family room
Session Group Ruang Chief
Individual
Jeda waktu shalat baginon muslim
Family Room
Pergantian satu kegiatan ke kegiatan lain
Family room
Nicotine break antara waktu wash up hingga waktu makan
Smoking Room
b. Zoning Ruang
Zona Bangunan dibagi menjadi 4 bangunan utama, yaitu :
Area Asrama ; merupakan zona pribadi, digunakan sebagai tempat beristirahat dan
melakukan aktivitas sehari-hari.
Area Edukasi : merupakan area yang digunakan sebagai tempat pendidikan dan
pelatihan yang berkaitan dengan metode therapeutic community
Bangunan Kantor : merupakan area untuk melakukan kegiatan public – semi public,
yang dapat berhubungan langsung dengan pihak luar (tamu) dan untuk melakukan
aktivitas administrasi yang berhubungan dengan kelembagaan.
10
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
Servis area : area yang digunakan untuk mencukupi dan melayani kebutuhan
bangunan dan pelaku kegiatan.
Klasifikasi Zoning Berdasarkan Sifat Ruang
Privat Semi Privat Semi Publik Publik Servis
- Asrama Pria
- Asrama
Wanita
- Asrama
Karyawan
- Ruang Isolasi
- Kamar Mandi
Asrama
- R. Morning
Meeting
- R. Seminar
- Perpustakaan
- R. Hiburan
- R. Keterampilan
- Area Olahraga
- R. Konsultasi
Pribadi
- R. Makan
- R. Klinis
- Ruang Ibadah
- R. Kepala
Rehabilitasi
- R. Karyawan
- R. Konsultan
- R. Volunteer
- R. Rapat
- R. Dokter
- Pantry
- Hall
- Resepsionis
- Lobby
- Area Parkir
- R. Tunggu
- R. Konsultasi
Keluarga
- Taman
Terbuka
- R. Jaga
- R. Cuci dan
Jemur
- Gudang
- Dapur
- Peternakan
- Garasi
- Kamar Mandi
- Perkebunan
ASRAMA AREA EDUKASI KANTOR SERVIS
c. Karakter Ruang
Karakter ruang pada pusat rehabilitasi ini menggunakan beberapa faktor pembentuk
karakter ruang, diantaranya adalah dari konsep warna, material, view, dan bukaan pada
ruang tersebut sehingga tercipta ruang yang nyaman dan hangat bagi residen dalam
menjalani terapi.
Warna dan Material
Warna merupakan elemen pendukung utama yang mampu mempengaruhi perilaku
manusia sesuai dengan sifat warna tersebut. Dalam mendukung serta
menyembuhkan pasien program rehabilitasi narkoba, warna berperan penting
sebagai penetralisir amarah pasien ketika sedang berapi-api dalam
ketergantungannya, hingga membuat pasien dapat lebih terbuka terhadap orang lain
dan masalah yang dialaminya. Warna di setiap area akan di bedakan sesuai dengan
kebutuhan ruang dan kegiatan yang akan dilaksanakan didalamnya.
11
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
a) Warna Hangat
Untuk area publik seperti lobby, dan ruang kamar, ruang konsultasi akan
dipergunakan warna-warna hangat yang bersifat homey dan tentram
sehingga ketika pertama kali pasien datang, pasien dapat merasa nyaman
dan percaya untuk mengikuti program rehabilitasi. Penggunaan warna
hangat pada ruang kamar juga dimaksudkan untuk menentramkan hati
pasien, sehingga dapat menenangkan diri dan meresapi dengan baik hal-hal
yang telah dijalaninya dalam hidup. Pada ruang konsultasi warna hangat akan
menstimulus pasien untuk menjadi lebih rileks dan dapat dengan mudah
terbuka terhadap konselor mengenai masalah serta sebab-akibat dari
penggunaan narkoba.
Khusus untuk pasien yang emosinya masih labil dengan tingkat
ketergantungan yang tinggi, penggunaan warna merah dan kuning dilarang
karena dapat semakin mendorong pasien menjadi stress dan terprovokasi.
b) Warna Dingin
Warna dingin dimaksudkan agar pasien lebih bersemangat dan mampu
menyalurkan ide dengan baik. Penggunaan warna dingin akan di fokuskan
pada ruang-ruang pembelajaran serta area bersama yang membutuhkan
kegiatan bergerak seperti bermain dan mengobrol dengan pasien lainnya
serta mempunyai efek kesegaran diri.
c) Warna Netral
Warna netral merupakan warna-warna yang cocok digabungkan dengan
warna-warna lainnya. Warna netral dapat menegaskan focus pada sesuatu
hingga dapat menghilangkan fokus pada sesuatu. Warna netral dapat
dipergunakan pada semua area namun dengan penggunaan warna netral
yang tidak terlalu mendominasi.Warna ini merupakan warna hitam, putih
dan abu-abu.
Material utama yang digunakan ialah material yang mampu memberikan keamanan
serta kenyamanan secara pemakaian dan visual sehingga menstimulus pasien untuk
tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain mengingat orang dengan
ketergantungan narkoba cenderung vandal dan tidak dapat mengontrol dirinya
sendiri. Melihat beberapa syarat dalam pemilihan material, maka material utama
12
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
yang akan di gunakan ialah ;
a) Furnitur : kayu, plastic
b) Lantai : karpet, parquet, linoleum
c) Dinding : dinding bata dengan finishing cat tembok
d) Ceiling : gypsum board 9mm, acoustic board, parquet
ILUSTRASI KARAKTER RUANG- Lobby
- Ruang Makan
- Dorm (Tempat Tidur Residen)
13
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
3. Permassaan
a. Pemilihan Bentuk Massa
Bentuk bangunan haruslah mampu mencerminkan fungsi dari massa bangunan itu, yakni
sebagai pusat rehabilitasi narkoba. Selain itu juga diharapkan agar massa bangunan yang
terbentuk mampu memberikan efek psikologis bagi para penghuni maupun pengunjung
dan masyarakat luar. Bagi para penghuni agar dapat memberikan kesan ketenangan serta
perlindungan bagi mereka para pecandu yang ingin terlepas dari narkoba. Bagi para
pengunjung serta masyarakat agar dapat merasakan keakraban dan kekeluargaan.
Dasar Pertimbangan :
Karakter bangunan yang ingin ditampilkan, yaitu akrab, tenang, terbuka, dan
kekeluargaan.
Bangunan dapat serasi dengan alam dan lingkungan sekitar.
Efisiensi, efektif, dan fleksibilitas.
Kemudahan struktur dan konstruksinya.
Kesesuaian dengan bentuk site.
Berbagai macam bentuk dasar akan dipilih dalam perancangan yang mengusungkan tema
Natural Meditative dengan pengeliminasian pada sudut-sudut untuk mencegah resiko
cedera pada pasien. Penggunaan kotak akan mendominasi karena bentuknya yang
fungsional, mudah diatur, serta menyimpan banyak ruang tanpa terbuang. Bentuk-bentuk
melengkung akan digunakan untuk membuat sensasi alam yang tidak beraturan masuk ke
dalam ruangan tanpa menimbulkan terlalu banyak bentuk-bentuk rumit yang dapat
membuat pasien menjadi tidak fokus.
ILUSTRASI BENTUK MASSA BANGUNAN
14
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
b. Organisasi Massa
Dasar Pertimbangan:
Mampermudah pencapaian dan sirkulasi
Sesuai dengan karakter dan urutan kegiatan serta suasana keakraban, ketenangan,
keterbukaan, dan kekeluargaan.
Sesuai dengan potensi site.
Berdasarkan dasar pertimbangan organisasi massa yang telah diuari diatas maka, pola
organisasi massa yang digunakan pada pusat terapi dan rehabilitasi narkoba ini adalah
menggunakan organisasi massa berbentuk cluster.
Pola cludter ini akan membagi penggunaan tiap area berdasarkan rangkaian proses
kegiatan yang akan berada di dalamnya sehingga sirkulasi kegiatan akan berlangsung
secara linier untuk memudahkan kontrol terhadap pasien. Pengorganisasian ruang di area
rehabilitasi juga ditetapkan sesuai dengan tahapan dan proses yang dijalani oleh residen
sesuai dengan program standar yang telah ditetapkan dalam terapi.
4. Komplementer, Korelatif
a. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan akan berpengaruh pada kenyamanan thermal dan sustainability
bangunan,orientasi bangunan harus diperhatikan dengan baik yaitu dengan cara
mendesain sisi panjang bangunan pada sisi utara selatan dan sisi pendek bangunan
menghadap pada sisi barat timur sehingga bangunan yang terkena matahari sepanjang
hari adalah pada sisi pendek bangunan sehingga kenyamanan thermal di dalam bangunan
dapat terjaga. Selain itu untuk menghindari silau dan sinar matahari pada saat pagi dan
15
VIVI AIDA NILAM CAHYANI I0212083
siang hari maka digunakan secondary skin agar silau tidak langsung masuk ke dalam
bangunan.
b. Bahan Bangunan
Pemilihan bahan bangunan yang tepat baik untuk bahan struktur maupun non struktur
akan menentukan kualitas dan daya tahan bangunan. Penggunaan bahan bangunan pada
objek rancang bangun ini akan lebih menggunakan material-material alam yang
memberikan efek hangat dan alami sehingga memberikan rasa tenang dan nyaman bagi
residen. Penggunaan material alam akan dikombinasi juga dengan fabrikasi salah satunya
adalah bahan kaca, namun kaca yang digunakan adalah kaca yang mempunyai daya serap
panas yang rendah namun mempunyai daya pantul yang tinggi sehingga kenyamanan
thermal dan suhu udara yang ada akan lebih terjaga.
c. Landscaping
Untuk lansekap objek rancang bangun ini akan menggunakan healing garden atau taman
penyembuh, yaitu taman yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membuat orang
merasa lebih baik. Tujuan dari taman ini adalah membuat orang merasa nyaman, aman,
rileks dan bersemangat. Keberadaan taman ini juga sebagai sarana terapi alam bagi
residen karena taman dapat menghadirkan elemen-elemen alam sehingga memungkinkan
manusia untuk berinteraksi langsung dengan alam.