KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
BY:Ns.Bisma
Pendahuluan
• Syariat Islam penyakit atau sakit merupakan fenomena yang biasa dalam kehidupan manusia
• Manusia diuji dengan penyakit sebagaimana diuji dengan penderitaanlainnya, sesuai dengan sunnah dan undang-undang yang mengatur alam semesta dan tata kehidupan manusia.
•Nabi pun ditimpa penyakit
• Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.(Al Quran Surah Al Anbiyaa’ [21]:83-84)
Keutamaan dalam kondisi sakit
• Di hadapan Allah, orang saki bukanlah orang yang hina. Mereka justru memiliki kedudukan yang sangat mulia.
• “Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.(Hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Keutamaan…… (lanjutan)
• Bahkan Allah menjanjikan apabila orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtirar dalam sakitnya, selain Allah menghapus dosa-dosanya.
• “Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
• “Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.”(HR. Asy-Suyuti)
• Kondisi sakit tdk menggugurkan kewajiban ibadah
• Bagi orang sakit Terdapat keringanan (rukhsah) dalam beribadah
• Hal tersebut dikuatkan dengan firman Allah SWT yang berbunyi "Bertakwalah kepada Allah SWT menurut kesanggupanmu" (Q.S At Thaghabun:16).
Tata cara bersuci orang sakit
• setiap orang diwajibkan menggunakan air ketika membersihkan najisnya, maka bagi orang yang sakit, yang khawatir apabila menggunakan air maka penyakitnya akan kambuh, maka diperbolehkan menggunakan debu atau bertayamum. Jika bertayamum saja sulit, maka orang lain bisa membantu mentayamumkannya. Dalam keadaan ini masih merasa kesulitan, maka sholatlah dalam keadaan yang demikian saja.
Pelaksanaan
• meniatkan terlebih dahulu. Setelah melafazkan niat, maka selanjutnya meletakkan telapak tangan pada tembok atau sprei yang diyakini ada debunya. Terakhir, usapkanlah kedua telapak tangan tersebut pada muka dan kemudian mengusap kedua belah tangan secara bergantian (dimulai dari tangan bagian kanan kemudian bagian kiri).
TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT• Jika tidak mampu melaksanakan dengan berdiri,
maka seseorang yang sakit bisa menggunakan alat bantu seperti tongkat, menyandarkan diri ke tembok. Apabila cara itu masih dirasa berat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan shalat dengan posisi duduk bersimpuh (iftirosy), berbaring dengan menghadap ke kiblat dengan miring disisi kanan. Jika tidak sanggup salat berbaring boleh salat sambil terlentang dgn menghadapkan kedua kaki ke kiblat. Dan yg lebih utama yaitu dgn mengangkat kepala utk menghadap kiblat. Jika tidak bisa menghadapkan kedua kakinya ke kiblat dibolehkan salat menghadap ke mana saja.
Tata cara pelaksanaan shalat ….. (2)
• Mengingat keadaan yang demikian parahnya, orang yang telentang tadi bisa menggunakan isyarat kepala (menundukkan). Kemudian isyarat tersebut dijadikan tanda sujud, ruku'. Masih tidak sanggup lagi Lakukanlah dengan memakai isyarat mata. Caranya dengan memejamkan sekejap kalau melakukan ruku' dan jika sujud maka dipejamkan relatif lama.
• jika perlu shalatlah dengan hati, dia berniat ruku’ sujud dan berdiri serta duduk. Masing-masing orang akan diganjar sesuai dgn niatnya
Tata cara pelaksanaan shalat….. (3)
• Untuk melaksanakan shalat, sebenarnya tidak tepat waktu juga tidak menjadi masalah, jika memungkinkan, maka gabungkanlah atau jamaklah takdim atau ta'khir. Boleh menjamak antara sholat dzuhur dan ashar, menggabungkan antara shalat maghrib dan isya juga diperbolehkan. Terpenting dalam pelaksanaan shalat bagi orang yang sakit tidak boleh lupa dan jangan meninggalkan.
Peran Perawat
• Diharapkan dengan mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah bagi orang sakit, perawat dapat membimbing pasien dalam pelaksanaan sholat selama proses hospitalisasi berlangsung
• Jika terdapat kebijakan institusi/RS dalam menyediakan pelayanan spiritual, perawat berperan untuk mengkolaborasikan kebutuhan spiritual pasien.
ETIKA MENJENGUK ORANG SAKIT
Diriwayatkan di dalam hadits sahih
• Dari AbuHurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:"Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, mendatangi undangannya, dan mendoakannya ketika bersin."
• Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:"Berilah makan orang yang lapar, jenguklah orang yang sakit, dan tolonglah orang yang kesusahan.“
KEUTAMAAN DAN PAHALA MENJENGUK ORANG SAKIT
1. Hadits Tsauban (dari Nabi saw.): "Sesungguhnya apabila seorang muslim
menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah.”
• Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw: "Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah surga."
KEUTAMAAN DAN PAHALA MENJENGUK ORANG SAKIT
2. Hadits Jabir"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit berarti dia menyelam dalam rahmat, sehingga ketika dia duduk berarti dia berhenti disitu (didalam rahmat).“
3. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah
seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal di dalam surga."
Adab menjenguk orang sakit
1. Berpakaian sopan dan rapi.2. Memberi nasehat kepada orang yang sakit agar sabar menerima
musibah/cobaan dari Allah dan jika yang sakit dalam perawatan dokter diberi saran agar selalu mematuhi nasehat dokter.
3. Mendoakan yang sakit.Rasulullah SAW bersabda :Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW menjenguk salah seorang keluarganya dengan mengusapkan tangan kanannya seraya berkata:
"Allahumma robban naas adzhibil ba-tsa isyfi antasy syaafi laa syifaa-a illaa syifaa-uk syifaa-an laa yughodiru saqoman"
(Ya Allah Tuhan semua manusia, hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah, karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMU, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi)." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
• Bagi orang yang sudah payah, hendaklah diajarkan membaca kalimah thayyibah (laa ilaaha illallaah) atau dibacakan surat Yaasin.Rasulullah SAW bersabda :Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : "Ajarilah kepada orang yang sakit payah dengan membaca 'laa ilaaha illallaah'."(HR. Muslim)
Dari Muq'al bin Yasar, Nabi SAW bersabda : "Bacakanlah kepada orang yang sakit payah surat yasin". (HR. Abu Dawud dan An-Nasai).
• Menyarankan banyak-banyak membaca Al-Hauqalah (Lahaula wala quwwata illa billah)
Adab menjenguk orang sakit …. (2)
4. Menanyakan tentang penyakit orang yang sakit kepada keluarganya (seperlunya), Jangan banyak bertanya, dan hendaklah menampakkan rasa belas kasihan.Tidak semua orang mau mengutarakan apa penyakitnya, terutama bila dianggap memalukan,misalnya wasir atau penyakit yg berkaitan dengan fungsi organ seks/reproduksi
5. Memberikan bantuan berupa makanan atau uang jika diperlukan oleh si sakit dan keluarganya.
Adab menjenguk orang sakit … (3)
6. Jangan meminta izin masuk dari depan pintu (tengah-tengah), Jangan mengetuk pintu terlalu pelan.
7. Jangan menyebutkan identitas diri secara tidak jelas, misalnya dengan mengatakan "saya," tanpa menyebut namanya.
8. Jangan berkunjung pada waktu yang tidak layak untuk berkunjung, seperti pada waktu si sakit minum obat, atau waktu mengganti pembalut luka, waktu tidur, atau waktu istirahat.
9. Jangan terlalu lama10.Menimbulkan optimisme kepada si sakit. 11.Menganjurkannya berlaku sabar, karena sabar itu besar
pahalanya, dan melarangnya berkeluh kesah, karena berkeluh-kesah itu dosa.
PERAN PERAWAT DALAM DYING PROCESS (SAKARATUL MAUT)
PASIEN TERMINAL
BY:Ns.Bisma
Pendahuluan
• Kematian adalah keniscayaan tidak satupun jiwa dapat menghindarinya,sedikit sekali yg mau menerimanya
• Dalam QS Al Baqarah(2):96 “ Setiap orang di antara mereka menginginkan seandainya dia diberi umur seribu tahun…”
• Fase sakaratul maut seringkali di sebutkan oleh Rasulullah sebagai fase yang sangat berat dan menyakitkan.
• Gambaran tentang beratnya sakaratul maut dijelaskan dalam Al Qur,an dan hadis. “ Dan sekiranya kamu dapat melihat malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata “rasakan olehmu siksa neraka yang membakar” (QS Al Anfal: 50).
• Cara malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada ALLAH maka malaikat Izrail mencabut nyawanya dengan kasar. Sebaliknya bila terhadap orang sholeh cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati.
• Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap amat menyakitkan. “ Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya di pukul pedang. “ ( HR. Ibnu Abu Dunya)
Peran Perawat• Peran perawat sangat komprehensif memenuhi
kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien.
• NAMUN kebutuhan SPIRITUAL ini sering kali diabaikan oleh perawat.
• Pada pasien Terminal aspek spiritual sangat penting• Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang yang
mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual,dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”.
• Pasien terminal biasanya dihinggapi rasa depresi yang berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu berada di samping perawat.
• Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritual dapat meningkatkan semangat hidup klien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi kematian.
Peran Perawat1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT. Pada
sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.”Jangan sampai seorang dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”, • selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada pada
sangka-sangka hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik .
• Selanjutnya Ibnu Abas berkata. Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan Tuhannya itu.
• Selanjutnya Ibnu Mas´ud berkata : Demi Allah yang tak ada Tuhan selain Dia, seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka Allah berikan sesuai dengan persangkaannya itu. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua berada ditangannya
Peran Perawat….. (2)
2. Mentalkinkan dengan Kalimat Laailahaillallah. Perawat muslim dalam mentalkinkan kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien terminal menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir.
• Wotf, Weitzel, Fruerst memberikan gambaran ciri-ciri pokok klien terminal yang akan melepaskan nafasnya yang terakhir: penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki. Meskipun suhu tubuh pasien biasanya tinggi ia terasa dingin dan lembab mulai pada kaki tangan dan ujung hidung, kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat. Terdengar suara ngorok disertai gejala nafas cyene stokes. Dengan menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.
• Dalam keadaan dying itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan fisiknya juga harus memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah. Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang),
• Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim,”Talkinkanlah olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya seseoranng yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya menuju surga”
3. Berbicara yang Baik dan Do´a untuk jenazah ketika menutupkan matanya. Di samping berusaha memberikan sentuhan (Touching) perawat muslim perlu berkomunikasi terapeutik, antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda: Bila kamu datang mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan. • Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah
Rasulullah bersabda apabila kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.
Mengurus Jenazah
• Menyampaikan kepada keluarga ketika kematian sudah ditetapkan secara medis.
• Lepaskan semua peralatan pengobatan yang terpasang pada klien: infus,NGT, kateter, masker O2, ventilator. bersihkan jika ada kotoran.
• Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri (posisi bersedekap), kemudian di fiksasi dengan kasa gulung, fiksasi juga dilakukan pada kaki dan rahang
• Tetap menjaga privasi jenazah/menutup aurat, menutupkan kain ke seluruh tubuh.
SEKIAN