KONSTRUKSI WACANA KESETARAAN GENDER DAN KETIMPANGAN BUDAYA
PEREMPUAN BERCADAR DALAM NOVEL AKULAH ISTRI TERORIS KARYA
ABIDAH EL-KHALIEQY
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Strata I
Oleh:
Rahmawati
NIM: 12210020
Pembimbing:
Dr. Khadiq. S.Ag. M.Hum
19700125 199903 1 001
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
larffiHilT'
KEMNNTERIAN AGAMAtjH{1,8 RSI"..NS trSI-.lM NA GS RI SU ri AF{ X;ILIJ.{GA
FAKUf .TAS DAKWAII DAN KGh{LTNIKASXJl. Marsda Adisucipto Teip. (0274i 515856
Yogyakaria 5528i
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Kepada: r
Yth. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi1JIN Sunan Kalijaga Yogy-akarta
Di Yogyakarta
Assalamu'alaikum wr. wb.
setelah membaca, meneliti" mernberikan petunjuk, dan inengoieksi seitamengadakan perbaikan seperlunya" maka karni selaku pernbimbing berpendapatbahwa skripsi Sauda.ra.
FJama : Rahmarvalr
NiM : i2210020Judul Skripsi : KONSTRUKSI WACANA KESETARAAN GENDER DAN
KET{MPANGAN BUDAYA PEREMPUAN BER.CADARDA{,,^-h{ NOVEI- AKIILAH ISTR.I TERORIS K,ARYAABIDAH ELKHAL]EQY
Sudah dapat diaiukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi PrograrnStudi Koiirunikasi dan Penyiaran Islam [IlN Sunan Kakjaga Ycgyakarta sebagaisalal-i satu s-varat untuk m*mperoieh gelar Sarjai-ra Straia Setu dala*r bidaigKam*nikasi Islam.Dengan ini karni rnengharap aget skripsi tersebut di atas dapat segeradimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 20 Juri 2A 16
PIt. Ketna Jurusan KPI Pembimbing
"/).n -,t' .e ,/-4")fl/'=-Dr. Khadia" S.As..M.i{ur:r
:i -.i: . / _- r,
19,f1CI328 Nrr. ty { IvJt t9Y t\}J lvul
SURAT PERN}ATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertandatangandi bawah ini:
Nama :Rahmawati
NIM : 122140 20
Jurusan : KomunikasidanPenyiaran Islam
Fakultas :DakwahdanKomunikasi
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi saya yang berjudul:
KONSTRUKSI WACANA KESETARAAN GENDER DAN KETIMPANGAN
BUDAYA PEREMPUAN BERCADAR DALAM NOVEL AKULAH ISTRT
TEROzuS KARYA ABIDAH ELKHALIEQY adalah hasil karya pribadi yang
tidak rnengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau
ditulis oranglain, kecuali bagian-bagia ntertentu yafig penu)'usun yang dibenarkan
secara ilmiah. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penyusun siap
mempertanggungjawabkannya sesuai hukum _vang berlaku.
Yogyakarta,20JwrJ2}l6
Yans-meryatakan-
il[
Kahrnawatr
NIM. 12210020
Halaman Persembahan
Skripsi ini saya peresembahkan untuk kedua orang tua, dosen pembimbing,
beserta teman-teman tercinta. Sebagai salah satu karya selama dibangku perkuliahan
dan sebagai saksi bisu perjuangan mahasiswa untuk meraih gelar yang disandangkan
guna membahagiakan orang-orang sekitar dan diri sendiri.
iii
MOTO
Sukses bukan akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal namun
keberanian untuk meneruskan, kehidupanlahyang diperhatikan
( Sir Winston Churchil)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat beserta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar sarjana strata I
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Serta sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada
nabi kita nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT
dan kekurangan hanya milik kita sebagai manusia, begitu pula dengan proses
penyelesaian skripsi ini. Bukan semata-mata hasil kerja penulis sendiri, melainkan
atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. KH. Yudian Wahyudi M.A. Ph.D. Selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu Nurjannah M.Si. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Khoiro Ummatin S.Ag. M.Si. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
v
4. Ibu Alimatul Qibtiyah S.Ag. M.Si. Ph.D. Selaku Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Bapak Dr. Khadiq . S.Ag. M.Hum. Selaku Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dengan penuh
kesabaran.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beserta jajarannya, atas perhatian dan pelayanan
yang telah diberikan
7. Keluarga tercinta, Bapak Suharjo selaku ayah yang selaku mendukung.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Angkatan 2012.
9. Teman-teman tersayang Shaimatul Karomah, Isti, Khairul, Puput, dan
Fitri yang membantu selama masa perkuliahan dan berjuang bersanma.
10. Semua pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan tersusunnya skripsi ini.
Yogyakarta, 20 Juni 2016
Penulis
Rahmawati
vi
ABSTRAK
Novel merupakan salah satu karya sastra yang dapat dijadikan sebagai media
komunikasi. Salah satunya melalui novel. Pada novel berjudul Akulah Istri Teroris,
mengangkat isu mengenai kesetaraan gender dan ketimpangan budaya kalangan
perempuan bercadar. Abidah selaku penulis novel, menggambarkannya dengan
diskriminasi dan pelabelan negatif.
Menggunakan metode analisis Sara Mills untuk mengetahui bagaimana
penggambaran ketidakadilan dan ketimpangan budaya. Sehingga dapat menentukan
konstruksi yang melatarbelakangi dan yang dihadirkan penulis kepada pembaca.
kesimpulan terdapat konstruksi wacana kesetaraan gender yang diangkat berdasarkan
melalui penggambaran ketidakadilan gender melalui tokoh Ayu yang
mengakibatkan ketidaksetaraan gender karena Abidah memasukkan gagasan
pembelaan dan penggambaran dampak yang harus diterimanya. Abidah juga ingin
menyampaikan bahwa kesetaraan gender harus mencakup semua kalangan dan dapat
dimulai dari lingkup yang kecil yakni keluarga.
Ketimpangan budaya yang Abidah tampilkan dalam novel tersebut,
dihadirkannya melalui sikap diskriminasi dan pandangan miring melalui tokoh-tokoh
yang dihadirkan terutama melalui tokoh utama. Melalui penggambaran sikap
diskriminasi dan pandangan miring maka Abidah ingin menyampaikan bahwa
masuknya suatu kebudayaan baru bukan dibandingkan namun bisa menjadi bahan
pembelajaran.
Kata Kunci : Konstruksi Wacana, Kesetaraan Gender, Ketimpangan Budaya.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI …………………………………… i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… iii
MOTTO………………………………………………………….............. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. v
ABSTRAK ………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. vii
BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………....... 3
D. Telaah Pustaka ………………………………………………..... 4
E. Kerangka Teori ……………………………………………….... 7
vii
F. Metodologi Penelitian ………………………………………...... 24
G. Sistematika Pembahasan ……………………………………...... 28
BAB II: GAMBARAN UMUM NOVEL ……………………………........ 28
A. Biografi Abidah ……………………………………………….... 29
B. Sinopsis Novel ………………………………………………..... 31
BAB III:
A. Kajian Data …………………………………………………......... 38
B. Pembahasan ……………………………………………………..... 67
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 71
B. Saran................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………..
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media cetak pada era ini terlihat sekali dalam perkembangannya. Dimulai
dari, gaya bahasa, struktur tulisan dan isu yang disampaikan. Novel juga
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu baik dalam gaya bahasa ataupun
alur ceritanya, karena novel secara tidak langsung beradaptasi dengan zaman,
melalui karya yang dibuat oleh penulisnya untuk bisa berkomunikasi dengan
pembaca.
Pada dasarnya novel juga merupakan bagian dari media cetak. Karena
dapat menceritakan ataupun menggambarkan realita yang terjadi pada suatu masa
bagi sipenulis untuk disampaikan kepada pembaca. Novel Akulah Istri Teroris
karya Abidah Elkhaliqy menceritakan seorang perempuan bercadar yang
bernama Ayu. Ayu belum mengetahui bahwa selama ini suaminya adalah seorang
teroris. Ayu baru mengetahui suaminya seorang terdakwa teroris ketika
suaminya tewas tertembak oleh tim densus 88.
Setelah kejadian tersebut, Ayu mendapatkan perlakuan intimidasi hanya
karena ia mantan seorang teroris dan gaya busana yang sedikit berbeda. Lantas
bagaimana dengan posisi perempuan tersebut dimasyarakat yang dia tidak
bersalah dalam hal tersebut?
2
Pada kenyataannya, lingkungan memang tidak bisa terpisahkan dari
kehidupan manusia. Setiap lingkungan, sosial budaya khususnya memberlakukan
adanya nilai-nilai sosial budaya yang diacu oleh warga masyarakat penghuninya.
Nilai-nilai yang ada tersebut lantas diadopsi atau bisa jadi dilakukan secara
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
Nilai-nilai itulah yang kemudian akan membentuk pola pemikiran ataupun
tingkah laku individu1. Konstruksi posisi perempuan dimata masyarakat kita
memang tidaklah terlalu menguntungkan padahal, sesuai dengan perkembangan
zaman, perempuan dimata sosial tetaplah sama posisinya dengan kaum adam.
Kesetaraan gender itulah yang menbuka mata, bahwa kaum adam dan kaum
hawa mempunyai hak yang sama dikelas sosial.
Kesetaraan gender sendiri merupakan kesamaan hak perempuan dengan
laki-laki dalam sisi potensi ekonomi, pendidikan, kesehatan dan hidup
bermasyarakat atau sosial budayanya. Dalam Islam pun sudah mengakui adanya
kesetaraan gender yang berpedoman pada Al-Qur’an sekaligus sebagai rujukan
prinsip yang mengakui bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sama.
Keduanya diciptakan dari satu nafs, dimana yang satu memiliki keunggulan
terhadap yang lain. Bahkan Al-Qur’an tidak menjelaskan secara tegas bahwa
Hawa diciptakan dari tulang rusuk nabi Adam, sehingga kedudukan dan statusnya
lebih rendah.2
1 Suratno Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010), hal70 2 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial,( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), hal.129.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ketimpangan budaya pada perempuan bercadar dalam novel Akulah
Istri Teroris?
2. Bagaimana konstruksi wacana kesetaraan gender dalam novel Akulah Istri
Teroris?
C. Tujuan Penelitian
Peneliti ingin menjelaskan kontruksi wacana mengenai kesetaraan gender
dan keterkaitan ketimpangan budaya pada perempuan bercadar yang terdapat
dalam novel Akulah Istri Teroris.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembaca dan menambah ilmu
pengetahuan khususnya mengenai kesetaraan gender dan ketimpangan budaya
pada perempuan bercadar.
2. Manfaat Praktis:
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukkan untuk khalayak
maupun pembaca mengenai konstruksi wacana kesetaraan gender dan
keterkaitan ketimpangan budaya pada perempuan bercadar yang terkandung
dalam novel Akulah Istri Teroris.
4
E. Telaah Pustaka
1. Konsep Gender Dalam Media Islam Online yang ditulis oleh Kurnia Indasah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan konsep gender Jaja Burhanudin dan
Oman Faturrahman sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah
analalisis deskriptif kualitatif yang menggunakan tehnik analisis data Vandjik.
Hasil dari penelitian ini adalah penggambaran gender yang dilakukan HTI
literalis sementara NU condong pada arah moderat dan JIL tergolong
progesif.3Penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, dalam hal ini memiliki sedikit
kesamaan dengan penelitian Kurnia Indasah yakni dengan judul Konsep Gender
Dalam Media Islam Online. Kesamaannya yakni sama-sama membahas isu yang
berkaitan dengan gender dan menggunakan analisis wacana sebagai pembedah
analisisnya. Namun dalam penelitian ini juga mempunyai perbedaan dari
pembahasannya mengenai konstruksi wacana kesetaraan gender, dengan
menggunakan analisis wacana Sara Mills sedangkan pada penelitian Kurnia
Indasah menggunakan analisis wacana Vandjik, dan objek yang diteliti adalah
novel dengan judul Akulah Istri Teroris.
2. Konstruksi Peran Perempuan Dalam Perspektif Islam Karya DR.Ema
Marhumah Dalam Kolom Analisis SKH Kedaulatan Rakyat yang ditulis oleh
Muhtadin jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Dalam peneltian ini
menggunakan metode analisis teks dengan menggunakan analisis semiontik
Roland Barthes dan menggunakan teknik pengumpulan data pustaka. Terdapat
3 Kurnia Indasah, Konsep Gender Dalam Media Islam Online,
Skripsi(Yogyakarta:Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2014).
5
lima dari hasil penelitian tersebut salah satunya adalah perempuan pada masa kini
harus memiliki pendidikan yang tinggi karena pendidikan yang tinggi dapat
mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan dapat mencegah terjadinya
kekerasan dan penganiayaan/KDRT. Selain itu kesadaran kaum perempuan itu
sendiri dalam pentingnya kesehatan reproduksi.4 Dalam penelitian ini memiliki
persamaan dengan skripsi yang akan diteliti yakni isu yang diangkat dan
pengkonstruksian gender pada penelitian tersebut. Akan tetapi pembahasannya
berbeda. Jika dalam skripsi milik Muhtadin mengenai konstruksi peran
perempuan, dalam novel yang akan diteliti oleh peneliti ini mengenai konstruksi
wacana yang ada dalam novel Akulah Istri Teroris.
3. Konsep Gender Dalam Film “Dalam Mihrab Cinta” yang ditulis oleh Nining
Umi Salmah. Dalam penelitian ini menggunakan film Dalam Mihrab Cinta yang
fokus pada konsep gender sebagai sasaran yang akan diteliti. Dengan
menggunakan analisis semiontik Roland Barthes dimana menganalisa sistem
denotasi konotasi melalui scene-scene yang terdapat dalam film tersebut. Dengan
hasil penelitian konsep gender dengan kekerasan pada film “ Dalam Mihrab
Cinta” digambarkan masih cukup menonjol karena perempuan masih mendapat
kekerasan oleh laki-laki. Sedangkan konsep gender terkait persamaan status antara
laki-laki dan perempuan yang digamnbarkan pada film adalah sama tidak terdapat
pihak yang mendominasi baik laki-laki maupun perempuan.5 Pada penelitian ini
4 Muhtadin, Konstruksi Peran Perempuan Dalam Perspektif Islam Karya DR.Ema
Marhumah Dalam Kolom Analisis SKH Kedaulatan Rakyat, Skripsi(Yogyakarta: Jurusan KPI
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2007) 5 Nining Umi Salmah, Konsep Gender Dalam Film “Dalam Mihrab Cinta”,
Skripsi,(Yogyakarta: Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2014)
6
terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian tersebut. Persamaannya
adalah sama-sama mengangkat isu gender dan perbedaanya adalah tidak
menggunakan analisis semiontik melainkan menggunakan analisis wacana,
meneliti bagaimana bentuk ketimpangan budaya yang diperlihatkan melalui
nnovel Akulah Istri Teroris.
4. Representasi Nilai Feminisme Tokoh Nyai Ontosoroh Dalam Novel Bumi
Manusia yang tulis oleh Tri Ayu Nutrisia Syam, jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin Makasar. Dalam
penelitian ini menggunakan novel sebagai objek penelitian dan representasi nilai
feminisme sebagai pembahasannya. Dengan menggunakan analisis wacana Sara
Mills untuk menentukan subjek-objek dan posisi pembaca, sehingga dapat melihat
representasi yang terdapat pada novel Bumi Manusia melalui teks-teks yang
dihadirkannya. Dengan hasil penelitian Pram atau selaku penulis novel,
mengangkat ketidakadilan yang dialami oleh orang-orang tertentu. Salah satunya
yakni dengan cara menggambarkan pelanggaran hak-hak maupun pendiskreditan
keberadaan mereka.6 Pada penelitian ini, memiliki kesamaan pada penelitian Tri
Ayu yang berkaitan dengan analisis nya yakni menggunakan Sara Mills dan
menggunakan novel sebagai objek yang diteliti.
6 Tri Ayu Nutrisia Syam, Representasi Nilai Feminisme Tokoh Nyai Ontosoroh Dalam
Novel Bumi Manusia, Skripsi, (Makasar: jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Hasanudin Makasar, 2013)
7
F. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Kesetaraan Gender
Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi sosial dan budaya.7 Pada
dasarnya laki-laki dan perempuan dapat dilihat bedanya secara nyata melalui fisik
dan biologisnya namun akan menjadi sama ketika kita membicarakan mengenai
kesetaraan gender. Kesetaraan gender yang sekaligus mencakup upaya
menghilangkan ketimpangan gender yang mencakup bidang kesehatan,
pendidikan, partisipan ekonomi, politik dan sosial budaya.8
Maka dari itu seorang perempuan berhak untuk mendapatkan haknya
sebagai masyarakat dan berhak untuk mendapat keadilan seperti yang telah
tercantum. Selain itu dalam kesetaraan gender Affirmative Action dilakukan
dengan mengenali kebutuhan gender mencakup pemenuhan kebutuhan gender
praktis, mencakup pemenuhan kebutuhan secara langsung yang dibutuhkan
sebagai upaya meringankan tugas-tugas gender seperti penitipan anak
diperkantoran, cuti haid, dan juga cuti melahirkan, jam kerja fleksibel dan
kepentingan gender strategis.9 Zaman yang semakin berkembang tidak
memungkinkan untuk wanita berperan ganda, meskipun kelak ketika menikah
akan tetap berperan sebagaimana mestinya. Keseluruhan spirit Islam secara umum
sangat menegaskan kesetaraan kedua jenis kelamin tersebut baik dalam status,
7 Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an,( Jakarta Selatan:
PARAMADINA, 2001), hlm. 35. 8 Siti Ruhaini Dzuhayati, Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam: Kesetaraan Gender:
Konsistensi Rezim Internasional, (Yogyakarta:PSW UIN Sunan Kalijaga,2002), hlm, 190. 9 Ibid, hal. 197.
8
posisi, dan nilai. Mereka adalah sama-sama makhluk Allah dan nenek moyang
yang sama.
Menurut Rancangan Undang- Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender
(RUUKG) kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi dan posisi bagi kaum
perempuan dan kaum laki-laki untuk mendapatkan kesempatan, mengakses,
berpartisipasi, mengontrol, dan memperoleh manfaat pembangunan. Sementara
menurut Haifaa A.Jawad Islam telah memberikan jaminan yang tegas dan pasti
kepada kaum perempuan baik dalam peran sosial, hak-hak politik dan ekonomi,
pendidikan dan pelatihan, maupun kesempatan kerja. Secara teoritis perempuan
dalam Islam diberikan beberapa hak yakni: hak indepedensi, hak kepemilikan, hak
memelihara diri, hak pendidikan, hak berpartisipasi dalam hal politik, dan
peristiwa-peristiwa publik.10
Terdapat beberapa prinsip yang melandasi kesetaraan
gender tersebut layak menjadi bagian dari kemerdekaan kaum perempuan untuk
memperoleh haknya. Prinsip tersebut adalah :11
a. Prinsip Laki-Laki dan Perempuan Sebagai Hamba.
Relasi atau hubungan antar manusia yang dibangun semestinya
mengedepankan asas persamaan baik antara laki-laki maupun perempuan. Yang
berarti relasi laki-laki dan perempuan tidak mengenal adanya perbedaan
kedudukan. Perempuan dan laki-laki tidak boleh merendahkan satu sama lain
karena, bangunan relasi antar manusia memberikan toleransi nol atau tidak sama
10 Ibid, hal 32. 11 Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an,( Jakarta Selatan:
PARAMADINA, 2001), hlm, 247.
9
sekali memberikan toleransi terhadap berbagai penindasan antar manusia baik atas
nama kekuatan(fisik, intelektual, jenis kelamin) maupun keunggulan(kultural, ras,
agama).
Prinsip persamaan juga mengandung artian yakni baik laki-laki maupun
perempuan memiliki kewajiban yang sama, yakni melaksanakan perintah-perintah
agama. Dalam hubungannya dengan tatanan relasi antar manusia, setiap laki-laki
dan perempuan mempunyai peluang yang sama untuk memperoleh pahala jika
mampu menjalani perintah agama dan memiliki peluang yang sama untuk
mendapatkan hukuman apabila masing-masing melanggar perintah Allah12
.
Hamba yang ideal dalam Al-Qur’an biasa diistilahkan dengan orang-orang yang
bertaqwa (mutaqqun) dan untuk mencapai derajat ini, tidak mengenal adanya jenis
kelamin, suku bangsa ataupun kelompok etnis tertentu13
b. Prinsip Laki-Laki dan Perempuan Sebagai Khalifah di Bumi.
Maksud dan tujuan penciptaan manusia dimuka bumi ini adalah selain
pada sisi menjadi hamba yang patuh dan tunduk kepada Allah, juga menjadi
khalifah. Dalam hal ini termasuk dalam kebebasan, dalam hal ini bukan berarti
bebas bertindak atau menyalahgunakan kebebasan kepada orang lain hingga
melewati batas. Kebebasan dalam hal ini memberikan otonomi penuh kepada
setiap manusia namun tidak untuk praktek penindasan dan diskriminasi satu sama
12 Ibid, hal. 46. 13 Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an,( Jakarta Selatan:
PARAMADINA, 2001), hlm. 248
10
lain, baik karena perbedaan warna kulit, jenis kelamin, kelas masyarakat, ras,
maupun kedaerahan termasuk yang berkaitan dengan perempuan.
Diskriminasi terhadap kaum perempuan perlu mendapat penekanan karena
dalam realitas budaya masih banyak ditemukan, bahkan sudah menjadi hal umum
dimata masyarakat. Akibat dari posisi kaum perempuan yang masih
terdiskriminasi di masyarakat, sebagian kaum besar kaum perempuan belum bisa
mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia. Dalam hal ini kebebasan juga
menjunjung koridor dari kesetaraan antar manusia.14
Kapasitas manusia sebagai
khalifah dibumi ditegaskan dalam surat Al-An’am ayat 165 yang artinya:
“Dan Dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kalian atas sebahagian(yang lain) beberapa derajat
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun Lagi Maha Penyayang”.15
Dalam ayat tersebut tidak menunjuk
kepada etnis ataupun yang menunjukkan perbedaan jenis kelamin tertentu. Baik
laki-laki maupun perempuan mempunyai fungsi yang sama sebagai khalifah, yang
kelak akan mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya sebagai khalifah di bumi.
Sebagaimana halnya mereka bertanggung jawab sebagai hamba Allah.16
14 Badriyah Fayumi, dkk, Keadilan dan Kesetaraan Gender, (Tim Pemberdayaan
Perempuan Bidang Agama Departemen Agama RI, 2001), hlm. 46.
` 15 Al-Qur’an,Lajnah Pentashih ,( Jawa barat: CV Penerbit Diponegoro, 2005), hal.119. 16 Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an,( Jakarta Selatan:
PARAMADINA, 2001), hlm. 252.
11
c. Laki-laki dan Perempuan Penerima Perjanjian Primordial.
Amanah dan perjanjian primordial merupakan hal yang diterima oleh laki-
laki dan perempuan. Seperti yang telah diketahui, menjelang seorang anak
manusia lahir kedunia, terlebih dahulu harus menerima perjanjian dengan
Tuhannya sebagaimana disebutkan dalam surat Al-A'raf ayat 172 yang artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka(seraya
berfirma):Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” Mereka menjawab:”Betul (Engkau
Tuhan Kami”), Kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang “Sesungguhnya
kami(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)”.17
Di dalam Islam, tanggung jawab individual dan kemandirian sudah
berlangsung sejak dini yakni semenjak didalam kandungan. Semenjak awal
sejarah perkembangan manusia. Dalam Islam, Islam tidak mengenal adanya
diskriminasi jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan sama-sama menyatakan ikrar
atau mengakui Tuhan yang sama. Al-Qur'an mempunyai pandangan lebih positif
terhadap manusia, menegaskan bahwa Allah memuliakan seluruh anak cucu
Adam sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Isra ayat 70 yang artinya:
“ Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami
17 Al-Qur’an ,Lajnah Pentashih ,( Jawa barat: CV Penerbit Diponegoro, 2005), hal.119.
12
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah kami ciptakan.”18
Pada ayat ini menunjukkan kepada seluruh anak cucu Adam, tanpa membedakan
jenis kelamin, suku bangsa, dan warna kulit. Dalam Al-Qur’an tidak pernah
menyinggung maupun ditemukan yang menunjukkan keutamaan seseorang karena
faktor jenis kelamin atau karena suku bangsa tertentu.
d. Adam dan Hawa Terlibat Secara Aktif dalam Drama Kosmis.
Drama kosmis yang diceritakan dalam semua ayat yakni cerita mengenai
keadaan Adam dan pasangannya di surga sampai keluar di bumi, selalu
menekankan kedua belah pihak secara aktif dengan menggunakan kata ganti dua
orang (huma) yang merupakan kata ganti untuk Adam dan Hawa. Kosmis dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti yakni berhubungan
dengan jagat raya, sehingga drama kosmis dapat diartikan sebagai cerita mengenai
jagat raya. Dapat dilihat dalam beberapa ayat seperti pada surat Al-Baqarah ayat
35 keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitas surga, yang artinya:
“ Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja kamu
yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang dzalim”.19
Kisah mengenai keduanya mendapat kualitas
18 Al-Qur’an,Lajnah Pentashih ,( Jawa barat: CV Penerbit Diponegoro, 2005), hal.225. 19 Al-Qur’an, Lajnah Pentashih ,( Jawa barat: CV Penerbit Diponegoro, 2005), hal.3.
13
godaan yang sama dari syaitan yang disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 20 yang
artinya:
“ Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan
kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka (yaitu auratnya) dan syaitan
berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari (mendekati) pohon ini, melainkan
supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang
kekal.” 20
Peristiwa sama-sama memakan buah khuldi dan keduanya menerima,
berakibat jatuh kebumi, yang disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 22 yang
artinya: “ Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan
tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, tampaklah bagi
keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-
daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah aku telah
melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu:”
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu berdua”. 21
Drama kosmis Adam dan Hawa menceritakan bagaimana turunnya
manusia pertama di bumi. Berdasarkan dari beberapa sepenggalan ayat diatas
Adam dan Hawa bertanggung jawab secara bersama-sama sebagai pelaku, dan
tidak menitik beratkan salah satu pihak sebagai penanggungan dari penanggungan
kesalahan yang telah diperbuat.
20 Al-Qur’an, Lajnah Pentashih ,( Jawa barat: CV Penerbit Diponegoro, 2005), hal. 119. 21 Al-Qur’an,Lajnah Pentashih ,( Jawa barat: CV Penerbit Diponegoro, 2005), 119.
14
e. Laki-laki dan Perempuan Berpotensi Meraih Prestasi.
Kesempatan untuk meraih prestasi maksimum tidak terdapat perbedaan
antara perempuan dan laki-laki. Prinsip persamaan hak juga berarti memberikan
peluang yang sama pada laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan hak-hak
politik, pendidikan, waris, persaksian, dan lain-lain. Dalam hal pendidikan tak
satupun dalam ayat Al-Qur’an secara tegas melarang diskriminasi perempuan
untuk mempendapatkan pendidikan. Dinyatakan dalam sebuah hadist yang
artinya” menuntut ilmu itu wajib bagi muslim dan muslimah”.22
Berdasarkan pernyataan dari hadist tersebut, secara tidak langsung
mengungkapkan bahwa setiap umat baik laki-laki maupun perempuan berpeluang
memperoleh pendidikan. Saat perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama
atas segala potensi yang dimilikinya, sebagai konsekuensinya keduanya memiliki
hak untuk mengembangkan kemampuan rasionalnya.23
Konsep kesetaraan gender yang ideal, adalah memberikan ketegasan
bahwa prestasi individual baik dalam bidang spritual maupun kinerja profesional,
tidak semestinya dimonopoli oleh salah satu pihak. Laki-laki dan perempuan
memperoleh kesempatan yang sama dalam meraih prestasi yang optimal. Secara
garis besar, ciri yang menandai mulai adanya kesetaraan gender adalah keadilan
antara perempuan dan laki-laki dalam lingkup masyarakat dan bersosialisasi.
Tuhan menciptakan polaritas laki-laki dan perempuan sebagai esensi kemanusiaan
22 Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an,( Jakarta Selatan:
PARAMADINA, 2001), hlm. 252. 23 Siti Ruhaini Dzuhayatin, Rekontruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender Dalam
Islam, ( Yogyakarta: PSW UIN Sunan Kalijaga, 2002), hal. 43.
15
yang akan membawa pada tingkat kesatuan dan kemanusiaan.24
Persamaan derajat
laki-laki dan perempuan diharapkan ada dalam realisasi pada kehidupan atau
tingkah laku nyata dimasyarakat.
Akan tetapi, pada kenyataan sekarang ini kita telah memberi batasan
bahwa laki-laki adalah manifestasi dari yang (yang lebih mulia) dan perempuan
yin (yang melengkapi).25
Budaya yang telah memberi bentukkan pada laki-laki
menjadi lebih maskulin dan pada perempuan lebih feminim.
Dengan adanya perbedaaan budaya, seringkali dapat menjadi kendala
dalam proses komunikasi. Hal ini disebabkan adanya ukuran nilai baik dan buruk,
benar dan salah yang berbeda.26
Seperti halnya dengan kepercayaan masyarakat
terhadap perempuan. Perempuan disosialisasikan sebagai sosok bertindak lembut,
tidak agresif, halus, tergantung, pasif, dan bukan pengambil keputusan. Berbeda
dengan laki-laki yang justru dinilai sebaliknya seperti agresif, aktif, mandiri,
pengambil keputusan, dan dominan.27
Sehingga tak jarang terdapat berbagai
bentuk ketidakadilan gender pada seorang perempuan seperti stereotipe,
subordinasi, marginalisasi, dan kekerasan. Sehingga bentuk-bentuk dari
ketidakadilan gender memiliki dampak sebagai berikut ini: 28
24
Ibid, hal.49 25
https://phierda.wordpress.com/2012/12/18/budaya-patriarki-dalam-pendidikan-gender-
di-masyarakat/, diakses pada 17 mei 2015 pukul 16.00 26
Suratno Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010), hal27. 27
Romany Sihite, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 225. 28 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial,( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), hal. 75.
16
1) Marginalisasi Perempuan
Proses marginalisasi dapat mengakibatkan kemiskinan sebagai dampak dari
adanya gender. Terdapat beberapa perbedaan jenis dan bentuk, tempat dan waktu
serta mekanisme proses marginalisasi kaum perempuan. Berdasarkan dari
sumbernya, bisa berasal dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsiran agama,
keyakinan tradisi dan kebiasaan atau bahkan asumsi ilmu pengetahuan
1) Subordinasi
Subordinasi yang terjadi pada pada gender tersebut dapat terjadi dalam
segala macam bentuk yang berbeda dari waktu kewaktu. Anggapan bahwa
perempuan itu irrasional atau emosiaonal sehingga perempuan tidak bisa tampil
memimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada
posisi yang tidak penting.
2) Stereotipe
Stereotipe memiliki definisi yakni merupakan pelabelan atau penandaan
terhadap suatu kelompok tertentu. Stereotipe yang terjadi atau yang yang melekat
pada seorang perempuan biasanya adalah penandaan yang berawal dari asumsi
bahwa perempuan bersolek adalah dalam rangka memancing lawan jenisnya.
Contoh lainnya adalah masyarakat memiliki anggapan bahwa tugas utama
kaum perempuan adalah melayani suami. Stereotipe melayani suami berakar dari
pendidikan kaum perempuan yang dinomor duakan. Stereotipe yang terjadi pada
kaum perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata, karena stereotipe sudah
17
terjadi dimana-mana baik dalam peraturan pemerintah, aturan keagamaan, kultur
dan kebiasaan masyarakat yang dikembangkan karena stereotipe tersebut.
3) Kekerasan.
Kekerasan merupakan serangan terhadap fisik maupun mental psikologis
pada seseorang. Kekerasan yang terjadi salah satunya terhadap salah satu jenis
kelamin tertentu yang disebabkan oleh gender. Kekerasan tersaebut bisa terjadi
karena disebabkan oleh bias gender yang berakar dari ketidaksetaraan kekuatan
yang ada dalam masyarakat . Banyak sekali kekerasan terhadap perempuan yang
terjadi karena adanya stereotipe gender seperti pemerkosaan, penciptaan
ketergantungan, pelecehan seksual.
Perempuan dalam pandangan Islam tidak dibatasi ruang geraknya yang
sebatas domestik saja, namun diperluas lagi yakni yang berhubungan dengan
relasi antar manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan. Ketidak adilan dan
ketidaksetaraan dan mengakibatkan timbulnya diskriminasi bagi seorang
perempuan. Diskiriminasi tersebut bisa dari segi psikologis ataupunm dari sikap
pengucilan yang nyata seperti dijauhu atau diasingkan dari kelompok masyarakat.
Hanya saja kebebasan tersebut bukan berarti mengingkari kodrat setiap
individu baik perempuan dan laki-laki. Karena kodrat sesungguhnya untuk kaum
perempuan adalah menyusui, melahirkan, menstruasi. Sehingga, hubungan
perempuan dan laki-laki dapat dikatakan setara apabila sistem patriarkhi
dihapuskan tetapi bukan memberlakukan sistem matriarkhi. Sistem patriarkhi
berasal dari kata patri-arkat, berarti struktur yang menempatkan peran laki-laki
18
sebagai penguasa tunggal atau sentral dari segala-galanya.Sehingga dapat
disimpulkan budaya patriarki adalah budaya yang dibangun di atas dasar struktur
dominasi dan subordinasi yang mengharuskan suatu hirarki dimana laki-laki dan
pandangan laki-laki menjadi suatu norma.
Sejarah masyarakat patriarki sejak awal membentuk peradaban manusia
yang menganggap bahwa seorang laki-laki lebih kuat (superior) dibandingkan
perempuan baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun
bernegara.29
Budaya patriarkhi terjadi karena adanya dominasi kelompok-
kelompok lain.30
Kultur patriarki ini secara turun-temurun membentuk perbedaan
perilaku, status, dan otoritas antara laki-laki dan perempuan di masyarakat yang
kemudian menjadi hirarki gender.31
Penghapusan sistem patriarkhi tidak berarti
membuat penindasan kepada kaum pria.
Dalam hal ini bertujuan untuk menunjukkan eksistensi dan potensi seorang
perempuan. Dan perempuan juga bisa bekerjasama dengan laki-kaki tidak terdapat
mana yang lebih berkuasa. Melalui sistem ini akan sungguh-sungguh
menghormati setiap jenis kelamin dan setiap konstribusinya serta tugas yang
dipikulnya. Dengan demikian, kaum perempuan memiliki akses sepenuhnya untuk
berpartisipasi di bidang politik ekonomi dan intelektual dan juga dihargai kaum
laki-laki.
29 Siti Ruhaini Dzuhiyatin, Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender Dalam
Islam,( PSW IAIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2002), hal 33. 30 https://phierda.wordpress.com/2012/12/18/budaya-patriarki-dalam-pendidikan-gender-
di-masyarakat/, diakses pada 17 mei 2015 pukul 16.0 31
https://phierda.wordpress.com/2012/12/18/budaya-patriarki-dalam-pendidikan-gender-
di-masyarakat/, diakses pada 17 mei 2015 pukul 16.00
19
Kaum laki-laki juga berkemungkinan untuk berpartisispasi penuh dirumah
dan ikut merawat anak-anak sehingga tercipta suatu masyarakat yang lebih
seimbang dan adil.32
Selanjutnya kaum laki-laki dan perempuan imbang dalam
pembagian tugasnya. Karena berdasarkan tugas sesungguhnya manusia baik laki-
laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama yakni ikut serta dalam tugas-
tugas kemasyrakatan dan tugas dakwah. Terutama tugas yang berkaitan dengan
amar ma'ruf nahi munkar. 33
Apabila seorang laki-laki yang menikah disebut sebagai kepala rumah
tangga memang benar adanya. Namun jabatan sebagai kepala rumah tangga bukan
semata-mata kedudukan hal tersebut lebih kepada tanggung jawab ketimbang
kehormatan. Tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga tidak
berarti menghilangkan persamaan yang sebenarnya.34
Maka dari itu jika seorang
laki-laki bertugas untuk memberikan nafkah kepada istri, maka bisa saja untuk
membantu suami kaum perempuan mengurusi rumah tangga. Dan yang terakhir,
Adanya persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam memanfaatkan dan
menggunakan hak-hak yang dimilikinya beserta kewajiban yang harus
dilaksanakan.
Menerapkan persamaan hak baik laki-laki dan perempuan, merupakan
bagian dari menegakkan hak asasi manusia.Hak asasi manusia berlaku universal
dan dapat memberikan batasan pada setiap individu sehingga satu sama lain saling
32
Siti Ruhaini Dzuhiyatin, Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender Dalam
Islam,( PSW IAIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2002), hal. 74. 33 Syaikh Muhammad Al-ghazali, Mulai dari Rumah Wanita Muslim dalam Pergumulan
Tradisi dan Modernisasi,(MIZAN: Bandung, 2001), hal. 16
34 Ibid, hal. 63.
20
terlindungi. Seperti hal nya hak dalam masalah harta benda baik laki-laki maupun
perempuan yang telah baligh, berakal memiliki hak secara hukum untuk
menggunakan apa yang dia miliki secara bebas seperi dalam hal menjual, hibah,
wasiat, sewa menyewa, mewakilkan pada orang lain, menggadaikan, membeli dan
hal-hal lain.35
Di sisi lain, perbedaan dan kurangnya pemahaman akan perbedaan
budaya dengan kepercayaan yang dianut muncul berdasarkan latar belakang sosial
dan budaya. Setiap manusia yang hidup pada suatu lingkungan, otomatis akan
senantiasa diacu oleh budaya yang ada disekitarnya. Kekuatan nilai-nilai maupun
segala sumberdaya budaya dapat membentuk dan mempengaruhi pola tingkah
laku individu.36
Budaya terdiri dari respon yang dipelajari terhadap situasi yang
terjadi pada lingkungannya. Semakin dini pada usia seseorang mempelajari
respon pada sekitarnya maka, semakin sulit untuk diubah.
Karena itu, setiap individu memiliki lingklungan sosial budaya yang
saling berbeda dengan yang lain. Maka, situasi tersebut menghasilkan karakter
sosial budaya pada setiap individu yang bersifat unik, khusus, dan berbeda
dengan yang lain.37
Konsekuensi dari budaya yang melekat pada setiap kelompok
sosial ataupun inidividu, dapat dijadikannya budaya sebagai landasan komunikasi.
Dan apabila budaya beraneka ragam maka, dapat menyebabkan beraneka pula
praktik-praktik komunikasi yang dilakukan oleh suatu kelompok atau
35 Imam Zaki Al-barudi, Tafsir Wanita (Jakarta: Pustaka AL-Kautsar, 2003), hal. 13.
36 37
21
individu.38
Sehingga sebagai salah satu dampak dari beragamnya budaya yang ada
dapat berdampak pada ketimpangan budaya. Ketimpangan budaya tersebut dapat
menimbulkan perbedaan sikap, sehingga suatu kelompok yang memiliki
kepercayaan budaya tersendiri tidak dapat tersatukan. Seperti kepercayaan bahwa
perempuan yang berjilbab dan bercadar dikaitkan dengan Islam radikal, teroris,
dan sebagainya.
2. Tinjauan Tentang Novel Sebagai Wacana Konstruksi
Novel merupakan sebuah karya sastra yang sudah cukup lama berkiprah
dalam karya fiksi namun tak selama layaknya karya fiksi roman. Novel sendiri
mempunyai makna yakni sebuah cerita yang bermain dalam dunia manusia, dan
benda yang ada disekitar kita, yang tidak mendalam, lebih banyak, melukiskan
satu saat dari kehidupan seseorang dan lebih mengenai periode. Meskipun novel
merupakan bagian dari karya fiksi, novel juga berusaha menceritakan fakta dan
realitas yang terjadi pada suatu masa yang dikemas dengan gaya bahasa dan alur
cerita tertentu, sehingga dapat menarik minat membaca dan menambah wawasan
akan pengalaman sang penulis dalam mengisi plot-plot yang ada di dalamnya.
Novel juga bisa dikatakan sebagai sarana komunikasi dari penulis novel
kepada pembaca melalui sajian kalimat yang ada pada novel. Karena novel juga
bagian dari wacana. Seperti yang kita ketahui, bahasa dapat menjadi alat simbolis
untuk menyampaikan logika dimana logika dapat menjadi instrumen utama dalam
menyampaikan.
38
22
Logika yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan mengisyaratkan
dapat diterima masyarakat39
. Wacana yang memiliki rangkaian sehingga
mempunyai suatu makna yang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang. Seperti
halnya yang dikemukakan Fairclough dan Wodak dalam memandang wacana
bahasa yang dipergunakan dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari praktik
sosial. Dengan menggambarkan wacana sebagai bagian dari praktik sosial
menyiratkan adanya hubungan dialektika antara sebuah peristiwa diskursif
tertentu.
Dalam novel penulis memiliki peran penting dalam membangun tulisan-
tulisan yang akan disampaikan kepada pembaca. Tidak jarang penulis bahkan
mengeksplor sendiri apa yang ingin ia sampaikan cara mengeksplornya pun
bermacam mulai dari membaca, mengunjungi tempat yang diinginkan hingga
menggali pengalaman pribadinya kembali. Sehingga wacana dan konstruksi saling
memiliki keterkaitan.
Kontruksi dibangun melalui dunia nyata dimana norma-norma dan
pengetahuan menjadi landasan untuk membangunnya dan dibentuk oleh pikiran
kita sendiri sehingga dapat diterapkan, ataupun direpresentasikan. Contohnya
seperti seorang penulis novel bernama Umar Kayam. Beliau menulis novel para
priyayi berawal dari kekecewaannya terhadap penafsiran yang keliru mengenai
dunia priyayi jawa oleh orang non jawa dan pakar orang asing. Dengan novel
39 Stefan titscher, dkk, Metode Teks dan Analisis Wacana ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hal 30.
23
itulah Kayam ingin memahami dunia priyayi dari dalam dan juga ingin
menggambarkan bagaimana dunia itu dihayati.
Kayam juga menjelaskan pilihan novel itu didasarinya akan keyakinan
terhadap efektifitasnya novel sebagai sarana memahami kehidupan. Norma-norma
dan nilai nilai yang diperoleh secara sosikultural, maupun juga kecenderungan
psikis, senantiasa mengalami perubahan dalam hubungannya dengan
pemroduksian wacana secara sosial.40
Begitu juga dengan isu gender yang terkait
dengan novel. Penulis novel biasanya mengkaitkan dengan kondisi wanita yang
terjadi pada suatu masa, seperti novel karya Pramoedya Ananta yang berjudul
Bumi Manusia. Pram mengkisahkan wanita yang hidup pada zaman penjajahan
Belanda. Dimana wanita masih dipandang rendah dan julukan nyai yang identik
dengan konotasi negatif
Sehingga tak jarang kebudayaan dan kepercayaan juga ditampilkan pada
novel. begitu pula dengan novel yang akan peneliti teliti ini, terdapat pengaruh
budaya yang menjadi salah satu faktor munculnya novel tersebut. Ketimpangan
budaya itulah yang membuat pro dan kontra untuk masa yang ada saat ini,
sehingga hal tersebutlah yang akan dikonstruksikan.
40 Yudiono K.S, Pengantar Sejarah Satra Indonesia, ( Jakarta: PT. Grasindo, 2007), hal
294.
24
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif memiliki makna sebagai penelitian yang mencoba memahami
fenomena dalam seting dan konteks naturalnya bukan dalam laboratorium dimana
peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.41
Pada
umumnya penelitian kualitatif deskriptif bersifat mendalam pada sasaran
penelitian. Dalam pendekatan ini, lebih tepat digunakan untuk meneliti masalah-
masalah yang membutuhkan studi mendalam.42
Metode kualitatif digunakan
untuk menafsirkan maksud pada setiap kalimat pada teks novel Akulah Istri
Teroris
2. Subjek dan Objek Penelitian.
Subjek penelitian adalah informan yang akan diteliti sedangkan objek
penelitian adalah pelaku maupun orang lain yang memahami objek peneliti. Objek
pada penelitian tidak tergantung pada judul atau topik penelitian melainkan sudah
tergambar secara konkret pada rumusan masalah.43
Sehingga subjek dari
penelitian ini adalah novel Akulah Istri Teroris dan objek penelitian adalah
konstruksi wacana kesetaraan gender yang meliputi kalimat-kalimat dan gagasan
penulis novel.
41
Samaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta Barat: Indeks, 2012), hlm.
7. 42 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publikdan
Ilmu Sosial Lainnya.( Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 69. 43 Ibid, hal. 76.
25
3. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
Dokumen sendiri merupakan sekumpulan catatan seseorang yang masih berlaku.
Dokumen dapat berbentuk teks tertulis, foto, gambar. 44
Dalam penelitian ini
peneliti akan mendokumentasikan teks-teks yang ada pada novel dan yang telah
disortir sebelumnya. Data lain yang dipergunakan untuk dapat menunjang
penelitian yaitu artikel dan internet yang terkait dengan pembahasan penelitian.
4. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
wacana kritis Sara Mills. Model analisis wacana Mills menekankan pada
bagaimana wanita ditampilkan dalam teks. Mills melihat bahwa selama ini wanita
selalu dimarjinalkan dalam teks dan selalu berada dalam posisi yang salah. Pada
teks, mereka tidak diberikan kesempatan untuk membela diri. Oleh karena itu,
model wacana ini sering disebut sebagai analisis wacana perspektif feminis.
Sara Mills menyebut analisisnya dengan Feminist Stylistics. Feminist
Stylistics bertujuan untuk membuat asumsi yang ada dalam stilistika
konvensional menjadi lebih jelas, dengan tidak hanya menambahkan topik gender
ke daftar elemen yang dianalisa, namun menggunakan stilistika menjadi sebuah
fase baru dalam analisis wacana. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan
44http://www.academia.edu/13372775/Analisis_wacana_kritis_dari_model_Fairclough_hi
ngga_Mills, Diakses Pada hari Rabu, 10-02-2016, pukul 17.19.
26
stilistika dalam analisis bahasa, tidak lagi bahwa bahasa itu sekedar ada, atau
memang harus ada dan dimunculkan45
.
Analisis ini menitik beratkan mengenai feminisme bagaimana sosok
wanita digambarkan dalam novel, teks maupun dalam berita. Ketidakadilan serta
penggambaran sosok wanita yang buruk ataupun tidak pantas inilah yang menjadi
fokus dari analisis ini. Mills lebih melihat bagaimana posisi - posisi aktor-aktor
yang ditampilkan dalam teks. Posisi-posisi ini diartikan siapa yang menjadi subjek
pemberitaan dan yang menjadi objek pemberitaan. Berikut merupakan gambar
dari konteks analisis Mills :
Konteks PenulisTeks Konteks Pembaca
Analisis ini menitik beratkan mengenai feminisme bagaimana sosok
wanita digambarkan dalam novel, teks maupun dalam berita. Ketidakadilan serta
penggambaran sosok perempuan yang buruk ataupun tidak pantas inilah yang
menjadi fokus dari analisis ini. Mills lebih melihat bagaimana posisi –posisi,
aktor-aktor yang ditampilkan dalam teks. Posisi-posisi ini diartikan siapa yang
menjadi subjek pemberitaan dan yang menjadi objek pemberitaan.
Terkait dengan novel yang akan diteliti, novel ini merupakan bentuk dari
penggambaran dimana kode budaya yang masih berlangsung dimasyarakat dan
kode budaya tersebut dijadikan sebuah pengikat dan penentu hukum bagi seorang
wanita. Marjinalisasi inilah yang menjadi cermin dimasyarakat yang membuat
posisi kaum permpuan kurang menguntungkan wanita. Sehingga sipenulis ingin
45 Eriyanto, Analisis Wacana, (Yogyakarta: LkiS,2001), hal.200.
27
menyampaikan bagaimana kontruksi yang ada dimasyrakat mengenai kesetaraan
gender baik dari suami sang tokoh utama dan gambaran masyarakatnya. Berikut
merupakan bagan kerangka pembahasan analisis Sara Mills.46
Tabel 1
46 Ibid, hal 205.
Posisi Subjek-Objek Menekankan bagaimana posisi dari
berbagai aktor sosial, posisi gagasan
atau peristiwa tersebut ditempatkan
dalam teks. Posisi-posisi tersebut pada
akhirnya menentukkan bentuk teks yang
hadir dipublik. Sehingga menentukkan
bagaimana peristiwa itu dilihat, siapa
yang diposisikan sebagai
pencerita(subjek), siapa yang
diposisikan sebagai objek yang
diceritakan dan yang terakhir apakah
masing-masing aktor atau kelompok
sosial mempunyai kesempatan untuk
menampilkan dirinya sendiri, gagasan
ataupun kehadirannya. Atau gagasan
dan kehadirannya ditampilkan oleh
kelompok/orang lain.
Posisi Pembaca Dalam model semacam ini, teks
dianggap semata sebagai posisi dari
penulis dan merupakan suatu hasil
negosiasi antara pembaca dan penulis .
Sehingga dapat menentukkan posisi
pembaca yang ada didalam teks,
bagaimana pembaca memposisikan
dalam teks yang ditampilkan, kepada
kelompok manakah pembaca
mengidentifikasi dirinya.
28
H. Sistematika Pembahasan
Pada penelitian ini disusun dengan menggunakan pembahasan, dengan
tujuan untuk melihat, mengelompokkan dan mempermudah pemahaman terhadap
topik yang dikaji. Secara keseluruhan,penelitian ini terdiri dari empat bab, pada
BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, manfaat penelitian, kerangka teori,
metode penelitian dan yang terakhir sistematika pembahasan. Pada BAB I
memiliki fungsi sebagai landasan dan acuan berpikir dapat dikatakan sebagai
arahan agar pembahsan penelitian tidak melebar dari topik penelitian.
BAB II, menguraikan gambaran umum dari objek penelitian yakni novel
Akulah Istri Teroris dari latar belakang penulis novel hingga uraian dari sinopsis
novel tersebut. BAB ini dapat berfungsi untuk memahami dan melihat bab
selanjutnya.
Kemudian pada BAB III merupakan kajian data dan pembahasan sekaligus
menjadi jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian ini. Pada bab ini akan
dijelaskan apa maksud tersembunyi dari kalimat-kalimat yang dihadirkan
mengenai pandangan kesetaraan gender yang ditulis oleh penulis novel.
71
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melihat dari kajian data dan pembahasan dengan menggunakan acuan
analisis Sara mills, maka konstruksi wacana kesetaraan gender dam ketimpangan
budaya terhadap perempuan bercadar yang diangkat oleh Abidah Elkhalieqy,
diangkat berdasarkan keterkaitan perempuan yang menggunakan cadar dengan isu
terorisme dan persamaan perempuan setelah menikah. Dengan ditampilkannya
perempuan sebagai objek penceritaan, Abidah juga memasukkan gagasan-gagasan
utama nya melalui sang tokoh utama.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan terdapat konstruksi wacana kesetaraan
gender yang diangkat berdasarkan berbagai ketidakadilan gender yang
mengakibatkan ketidaksetaraan gender karena Abidah memasukkan gagasan
pembelaan dan penggambaran dampak yang harus diterimanya. Abidah juga ingin
menyampaikan bahwa kesetaraan gender harus mencakup semua kalangan dan
dapat dimulai dari lingkup yang kecil yakni keluarga.
Ketimpangan budaya yang Abidah tampilkan dalam novel tersebut,
dihadirkannya melalui sikap diskriminasi dan pandangan miring melalui tokoh-
tokoh yang dihadirkan. Melalui penggambaran sikap diskriminasi dan pandangan
miring maka Abidah ingin menyampaikan bahwa masuknya suatu kebudayaan
baru bukan dibandingkan namun bisa menjadi bahan pembelajaran.
72
B. Saran
1. Harapan penulis, kesetaraan gender dapat diaplikasikan lebih efektif lagi
sehingga tidak merugikan salah satu pihak termasuk persamaan kesetaraan
tetap berlangsung ketika perempuan sudah menikah
2. Dengan masuknya suatu budaya baru diharapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran, bukan untuk menjadi bahan perbandingan untuk menilai baik
atau buruk nya kehadiran suatu budaya tertentu
3. Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi wawasan baru walaupun jauh
dari kesempurnaan.
C. Kata Penutup
Alhamdullilahirabbil’alamin, terselesaikan sudah skripsi ini. Skripsi ini
selesai berkat bantuan banyak pihak dan bantuan sang pencipta Allah SWT.
Dukungan dan semangat akan senantiasa penulis ingat kapanpun. Kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan sehingga tulisan pada skripsi ini tidak
hanya sebatas tulisan ini saja. Terimakasih
73
DAFTAR PUSTAKA
Al-barudi Imam Zaki, Tafsir Wanita , Jakarta: Pustaka AL-Kautsar, 2003 Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publikdan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana, 2007. Dzuhiyatin Siti Ruhaini, Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender
dalam Islam, PSW IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2002. Dzuhayati Siti Ruhaini, Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam: Kesetaraan
Gender, Konsistensi Rezim Internasional, Yogyakarta, PSW UIN Sunan Kalijaga,2002
Elkhalieqy Abidah, Akulah Istri Teroris, Jakarta, Solusi Publishing, 2014. Fakih Mansour Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 1996 Fayumi Badriyah, dkk, Keadilan dan Kesetaraan Gender, Tim Pemberdayaan
Perempuan Bidang Agama Departemen Agama RI, 2001. Indasah Kurnia, Konsep Gender dalam Media Islam Online, Skripsi, Yogyakarta,
Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Muhtadin, Konstruksi Peran Perempuan dalam Perspektif Islam Karya DR.Ema
Marhumah Dalam Kolom Analisis SKH Kedaulatan Rakyat, Skripsi, Yogyakarta, Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2007.
Munir Lily Zakiyah, Memposisikan Kodrat: Perempuan dan Perubahan dalam
Perspektif Islam, Mizan, Bandung, 1999. Salmah Nining Umi, Konsep Gender dalam Film “Dalam Mihrab Cinta”,
Skripsi,Yogyakarta, Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Sarosa Samaji, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, Jakarta Barat: Indeks, 2012. Sihite Romany, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan, Jakarta, PT.Raja
Grafindo Persada, 2007. Suratno Aw, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010
74
Titscher Stefan, dkk, Metode Teks dan Analisis Wacana, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009.
Umar Nasarudin, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an, Jakarta
Selatan PARAMADINA, 2001. Internet: msn. Com/id-id/berita/other ini-pengakuan –pengarang-novel-akulah-istri-teroris/ar-BBkrw/, https://phierda.wordpress.com/2012/12/18/budaya-patriarki-dalam-pendidikan-gender-di-masyarakat/. http://www.academia.edu/13372775/Analisis_wacana_kritis_dari_model_Fairclough_hingga_Mills
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
memberikan sertifikat kepada :
Nama
Tempat, dan Tanggal Lahir
Nomor lnduk Mahasiswa
Fakuhas
Lokasi
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Propinsi
LEMBAGA PENELITIAN DANPENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
SERTIFIKATNomor : UlN.02/L.2/PP.06/P3.5591201 s
Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Katijaga Yogyakarta
Rahmawati
Yogyakarta, 29 November 1993
1221002A
Dakwah dan Komunikasi
yang telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) lntegrasi-lnterkoneksi Tematik Posdaya
Berbasis Masjid semester Khusus, Tahun Akademik 201412015 (Angkatan ke€6), di :
Banjarharjo
Kalibawang
Kab. Kulonprogo
D.l. Yogyakarta
dari tanggal25 Juni 2015 s.d. 31 Agustus 2015 dan dinyatakan LULUS dengan nilai 92,73 (A-).
Sertifikat ini diberikan sebagai bukti yang bersangkutan telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) dengan status intrakurikuler dan sebagai syarat untuk dapat mengikuti ujian Munaqasyah
Skripsi.
Yogyakarta, 09 Oktober 201 5
Fatimah, f,|.A.,NlP.: 19651114 199203 2 001
(Y)o()
olf)(f,oc{(t)o
'6z
)Itrt TU m
(s-vu)(E5Eo
{0go)C
o6
o(a r{)6)
oosro6l(oF
'to.U
ELo
=&oao.9
(D(Jxtxooo.9
C'oILLo3oTLLoll,or.o
=
ocoC
EzEoF
($o-=5a\l
c;z $t (f) \t ro
(E-gE0)L(L
av=3=oYz(fIa
=E,olI.=-ooJozvIIJF-oYtrIFg,lUozg-,3
(o
of{tfilc!o?
C!6io,ctc)o-o-(o
C{oaz
5iioEoz
t-v-flifr(fIItF.ilTTa
l-s_E6u,CL
* EE# =b0, trIl€ sE
EuE-8'BEHtE-Eru.lZE6i{ (E oEilOY
esa_zPc-E.13(E(EE_=E9
E=triA
SE;lrrl- Eu<,.9tu- ez-4f;
*3;t ;
=.2>zut, C- .- Ag<:g=z: E
JgAE
ffiE
T'r
SIArtBITilICUNlmWSUNAN KATUACA
YO G YA XA TTA
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SLINAN KALIJAGA
FAKULTAS DAI(WAH DAN KOMUNIKASIAlamat Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 515856 Fax. (0274) 552230
website: dakwah.uin-suka.ac.id Yogyakarta 55281
SUN.IT IETERf,NG.INNomor : UIN.02/DD.3/PP.009/ BbU /2016
lrllakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Dakvrah danKomunikasi UIN Sunan Kalij aga Yogyakarta menerangkan bahwa:
NamaNIM.Jurusan
: Rahmawatiz 12210020: Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dalnnrah Dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
lf P#r#;t'As' M' si' MA' Ph' D
1
telah memenuhi syarat Sosialisasi Pembelajaran ( SOSPEM ) yang diadakanoleh Fakultas Dalnrah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun2414, dan dinyatakan LULUS.
Demikian, Surat Keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimanamestinya Karena Sertifikat SOSPEM hilang berdasarkan Surat Kehilanganyang Dikeluarkan Kepolisian Sektor Depok Barat Sleman Yogyakarta.Nomor:B/ I 95/IV/20 I 6/Sek.Depk. Brt tanggal I 8 April 20 I 6.
Yogyakarta, 19 April 201 6
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
le
ffi
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan PengembanganNomor: 2523IG/LL12012, Tanggal 5 Marct2012
4*+Jl O:-l-ll ;,11;3
U-:Sl+S-rr 4+.rSJl id-Yl tShdlS 6E3* i--t^
\FlLrl^iill Ay
*0
L-.r*.ll ailJl 6ptis -;l+i!'rJrX. ozn +lprta .03 .2 t 6.zt .B. t s 693 Dar6 : 9i ,t \
,'.,\. ,r e ,y.\1 &;1 v + ir+,,1J\ ai!\\ [,\-i< JUi\ ,*s c.,(;ta s: a+;s 1rb
,J'\ 4'tS\ a+"rtl\ A.r s;\s) *r,hi
Rahmawati -
\ ttf ;as9i Yt :
r^!\s\J\e;k
<r^-^,,J\ f$a#k{\ .r\ l++,.i!\ r er.J\ .+$\jII\
"e;J\ g+
r.:r!s.1sl\ (x+-.1\s.-1\ (+;k g" 69:,- is^l ailL Esla,.*!lul
\11A.1'10\1tA.f \..O : , .lL-S\ e,
rMINISTRY OF RELIGIOUS $FAIRSSTATE ISLAMIC UNIVERSITY SUNAN KALIJAGA YOGYAIGI1TA
CENTER FOR LANGUAGE DEVELOPMENT
TEST OF ENGTISH COMPETENCE CERTIFICATE
No : UIN.02/L4IPM.03 .2n.21.4.78441t016
Herewith the undersigned certifies that:
Name : RAHMAWATI
Date of Birth : November 29, ,lgga
Sex : Female
took rest of English competence (ToEc) herd on March li, 2016 byCenter for Language Development of State lslamic University SunanKalijaga and got the following result:
CONVf,RTEI} SCOREListening Comprehension
Structure & Written Expression
Total Score
Reading Comprehension
Val id ity : 2 yearc s i nce the certifi cafe,s iss{red
Yogyakarta, March 1 1, 2A16
Bflsemoloffiiti fvioooo, s.As., M.Ag.NlP. 19680915,t99803 1 005
wuiflKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIAlamat:Jl.MarsdaAdisuciptoTelp.(027a)515856Fax'(Q274)552230
httpt/dakwah.uin-suka.ac.id', email: fd@uin-suka'ac'id, Yogyakarta 55281
SURAT KETERANGANNomor: B-ltSrt Nn.}2lDD.3 lPP .0l.2l 61201 6
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menerangkan bahwa:
Nama
NIM
Jurusan
: Rahmawati
:12210020
: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Telah mengikuti Ujian Baca Tulis Al-Qur'an yang diadakan oleh Fakultas Dakwah dan
Komunikasi uIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan dinyatakan LULUS dengan nilai 70 (c)'
Demikian Surat Keterangan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendaftar munaqosyah'
Yogyakarta, 17 Juni 2016
waan dan Kerjasama
,\
SURAT PSRI{YATAAN MEMAKAI JILBAB
Yang bertanda tangan di barvah ini:
Nama :Rahmawati
:1.22fi024
: Komunukasi dan Penyiaran Islam
: Dakwah dan Komunikasi
NIM
Prograrn Studi
Fakultas
Dengan ini menyatakan saya benar-benar berjilbab dengan kesadaran tanpa
paksaan. Apabila terjadi hai-hal yang tidak diinginkan maka saya tidair akan
menyangkut oautkan kepada pihak fakultas.
Demikian Fmyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 20 jvni 201 6
MM 12210020
Y*q menyatakan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Rahmawati
Tempat dan tanggal lahir : Yogyakarta, 29 November 1993
Alamat : Jl. Pramuka Tegal Gendu Kotagede Yogyakarta
Nama Ayah : Suhardjo
Nama Ibu : Suharinah
No Telpon : 085643452941
Alamat email : [email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
• SD N KOTAGEDE 3 YOGYAKARTA TAHUN 2006
• SMP N 13 YOGYAKARTA TAHUN 2009
• SMK N 6 YOGYAKARTA 2012
C. PRESTASI/ PENGHARGAAN
Juri kegiatan Pesta Siaga Dalam Rangka Dies Natalies UNY ke-47 dan HUT Racana
WR. SUPRATMAN dan Fatmawati
D. Pengalaman Organisasi
• Pengurus Bidang LSIP KORDISKA periode 2014/2015
• Anggota penerbitan Buletin Kinasih Kordiska 2012/2013
Yogyakarta, 20 Juni 2016
Rahmawati