ILMU HUBUNGAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALINTERNASIONAL
Siti Muslikhati, S.IP, M.Si.Siti Muslikhati, S.IP, M.Si.
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
SIGNIFIKASIRUANG
LINGKUP
1.Dari sisi aktor2.Dari sisi issues
SignifikasiSignifikasi
Pentingnya mengkaji hubungan antar manusia yang Pentingnya mengkaji hubungan antar manusia yang melintasi batas teritorial negara :melintasi batas teritorial negara :Terjadinya saling pengaruh dan saling tergantung.Terjadinya saling pengaruh dan saling tergantung.Munculnya permasalahan yang kompleks dan potensial Munculnya permasalahan yang kompleks dan potensial mencelakakan kehidupan manusia.mencelakakan kehidupan manusia.Potensi bahaya dunia berasal dari 2 kecenderungan yaitu :Potensi bahaya dunia berasal dari 2 kecenderungan yaitu : 1.Pengejaran kepentingan nasional masing-masing 1.Pengejaran kepentingan nasional masing-masing negara.negara. 2.Dahsyatnya daya penghancur sistem persenjataan.2.Dahsyatnya daya penghancur sistem persenjataan.Munculnya kebutuhan untuk kelangsungan kehidupan Munculnya kebutuhan untuk kelangsungan kehidupan dunia dunia (hindari perang dan ciptakan perdamaian).(hindari perang dan ciptakan perdamaian).(menyelesaikan masalah-masalah di tingkat internasional)(menyelesaikan masalah-masalah di tingkat internasional) Dibutuhkan pemahaman tentang fenomenaDibutuhkan pemahaman tentang fenomena
Ruang Lingkup Ruang Lingkup IHIIHI1. Dari sisi aktornya1. Dari sisi aktornya Dari state _ centric menjadi hubungan transnasionalDari state _ centric menjadi hubungan transnasional Negara ANegara A Negara BNegara B GG G G
PP P P2. Dari sisi aspek hubungannya (issues)2. Dari sisi aspek hubungannya (issues)
High politicsHigh politics (peace & security issues)(peace & security issues)
HIHI Low politicsLow politics (non security issues : economic, ecology)(non security issues : economic, ecology)
Ruang lingkup hubungan internasional sangatlah kompleksRuang lingkup hubungan internasional sangatlah kompleks
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Model Perkembangan IlmuA. Model Perkembangan Ilmu1. Pandangan Karl Popper1. Pandangan Karl Popper Ilmu berkembang secara obyektif, rasional dan Ilmu berkembang secara obyektif, rasional dan akumulatif, yaitu melalui proses falsifikasi dan akumulatif, yaitu melalui proses falsifikasi dan penemuan barupenemuan baru2. Pandangan Thomas Kuhn2. Pandangan Thomas Kuhn Ilmu lebih banyak berkembang atas pertimbangan Ilmu lebih banyak berkembang atas pertimbangan irrasional, yaitu melalui kesepakatan para irrasional, yaitu melalui kesepakatan para ilmuwannya (ada dominasi paradigma melalui suatu ilmuwannya (ada dominasi paradigma melalui suatu revolusi)revolusi)
Kecenderungan dalam perkembangan sebuah ilmu :Kecenderungan dalam perkembangan sebuah ilmu :
1. Menurut Sonderman, terjadi saling terkait antar 1. Menurut Sonderman, terjadi saling terkait antar bidang studi (sifat interdisipliner)bidang studi (sifat interdisipliner)
2. Menurut Kuhn, perkembangan suatu ilmu berjalan 2. Menurut Kuhn, perkembangan suatu ilmu berjalan tidak ajegtidak ajeg
Yang mendorong lahirnya Ilmu Hubungan Yang mendorong lahirnya Ilmu Hubungan Internasional :Internasional :
1.Adanya minat yang besar terhadap fenomena 1.Adanya minat yang besar terhadap fenomena setelah Perang Dunia Isetelah Perang Dunia I
2.Melihat akibat dari Perang Dunia I2.Melihat akibat dari Perang Dunia I
Perkembangan Ilmu HI di AS dapat dilacak dari Perkembangan Ilmu HI di AS dapat dilacak dari perkembangan aliran-aliran yang ada, yaitu :perkembangan aliran-aliran yang ada, yaitu :
1. Aliran Tradisional (historis, legal moralistik)1. Aliran Tradisional (historis, legal moralistik)
a. Aliran Idealisa. Aliran Idealis
b. Aliran Realisb. Aliran Realis
2. Aliran Perilaku (saintifik)2. Aliran Perilaku (saintifik)
a. Aliran Behavioralisa. Aliran Behavioralis
b. Aliran post-behavioralisb. Aliran post-behavioralis
PERKEMBANGAN IHIPERKEMBANGAN IHI dapat dilacak dari perkembangan aliran-aliran dapat dilacak dari perkembangan aliran-aliran
yang ada di ASyang ada di AS
Go to bagan perkembangan IHIGo to bagan perkembangan IHI
4. Aliran Pasca-Behavioral
3. Aliran Behavioral
2. Aliran Realis
1. Aliran Idealis
Aliran-Aliran di AS
1. Aliran Idealis1. Aliran Idealis Pendekatan segi moralistik legalistik (bersifat normatif utopian)Pendekatan segi moralistik legalistik (bersifat normatif utopian) Sebelum PD I, studi hubungan internasional diajarkan pada Sebelum PD I, studi hubungan internasional diajarkan pada
Fakultas Sejarah, Hukum, dan Filsafat.Fakultas Sejarah, Hukum, dan Filsafat. Sesudah PD I, ada kebutuhan untuk membentuk suatu sistem Sesudah PD I, ada kebutuhan untuk membentuk suatu sistem
keamanan kolektif yang bersifat global yang mampu keamanan kolektif yang bersifat global yang mampu mengekang ambisi para agresor.mengekang ambisi para agresor.
Perlu pembentukan aturan main Perlu pembentukan aturan main peranan hukum dan peranan hukum dan organisasi internasional menjadi penting.organisasi internasional menjadi penting.
Tokoh-tokoh :Tokoh-tokoh : - Henri de Saint Simon- Henri de Saint Simon - Mahatma Gandhi- Mahatma Gandhi - Woodrow Wilson- Woodrow Wilson - Bertrand Russel - Bertrand Russel BACKBACK
2. Aliran Realis2. Aliran Realis Kounter terhadap aliran idealisKounter terhadap aliran idealis Dipicu oleh politik ekspansi Jerman, Jepang, dan Italia Dipicu oleh politik ekspansi Jerman, Jepang, dan Italia
tahun 1930-antahun 1930-an Tahun 1933 Frederick Schumen mempelopori Tahun 1933 Frederick Schumen mempelopori
penggunaan konsep power untuk mendeskripsikan dan penggunaan konsep power untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena dunia apa adanya (secara menganalisis fenomena dunia apa adanya (secara realistik), sekaligus preskripsi.realistik), sekaligus preskripsi.
Studi tentang konflik pada masa sesudah PD II kembali Studi tentang konflik pada masa sesudah PD II kembali menjadi topik yang dipelajari secara intensif.menjadi topik yang dipelajari secara intensif.
Tokoh-tokoh :Tokoh-tokoh : - H.J. Morgenthau- H.J. Morgenthau - Arnold Wolfers- Arnold Wolfers - George Kennen- George Kennen BACKBACK
3. Aliran Behavioral3. Aliran Behavioral Akhir tahun 1950-an muncul aliran pemikiran yang Akhir tahun 1950-an muncul aliran pemikiran yang
menolak tradisi idealis maupun realis.menolak tradisi idealis maupun realis. Mereka menolak konsep-konsep kelompok tradisional Mereka menolak konsep-konsep kelompok tradisional
yang dianggap tidak bisa diukur.yang dianggap tidak bisa diukur. Perlu ketepatan makna untuk tujuan mengukur dan Perlu ketepatan makna untuk tujuan mengukur dan
menganalisis sungguh-sungguh.menganalisis sungguh-sungguh. Penekanan kuat pada metode/teknik penelitian dan pada Penekanan kuat pada metode/teknik penelitian dan pada
pengumpulan dan analisis datapengumpulan dan analisis data Bersifat kuantitatifBersifat kuantitatif Tokoh-tokoh :Tokoh-tokoh : - Karl W. deutsch- Karl W. deutsch - Erast B. Haas- Erast B. Haas - Morton A. Kaplan - Morton A. Kaplan BACKBACK
4. Aliran Pasca-Behavioral4. Aliran Pasca-Behavioral
Pengembangan studi HI dismaping secara saintifik, Pengembangan studi HI dismaping secara saintifik, juga harus ikut memecahkan problem manusia juga harus ikut memecahkan problem manusia (metode & substansi)(metode & substansi)
Orientasi pada pembuatan rekomendasi kebijakan Orientasi pada pembuatan rekomendasi kebijakan ((policy orientedpolicy oriented) Aktifitas / Tujuan Preskriptif) Aktifitas / Tujuan Preskriptif
Ilmuwan harus menilai dan memihakIlmuwan harus menilai dan memihak
BACKBACK
Perkembangan Ilmu Hubungan InternasonalPerkembangan Ilmu Hubungan InternasonalPendekatanPendekatan AsumsiAsumsi Tokoh / KaryaTokoh / Karya
1. Idealis / 1. Idealis / Normatif / Normatif / UtopianUtopian
Semula bagian dari ilmu SejarahSemula bagian dari ilmu Sejarah Kemudian unsur-unsur Studi Ilmu HI & Kemudian unsur-unsur Studi Ilmu HI & diplomasi, hukum internasional & organisasi diplomasi, hukum internasional & organisasi internasionalinternasional
dst.dst.
E. H. Carr, Hubungan E. H. Carr, Hubungan Internasional antara Internasional antara Dua Perang DuniaDua Perang Dunia
2. Realis2. Realis Deskripsi & eksplanasi perilaku negaraDeskripsi & eksplanasi perilaku negara Menyederhanakan fakta menjadi Menyederhanakan fakta menjadi generalisasigeneralisasi
H. J. Morgenthau, H. J. Morgenthau, Politics Among Politics Among Natims : The Struggle Natims : The Struggle for Power and Peacefor Power and Peace
3. 3. BehavioralBehavioral
Penelitian terhadap sebanyak mungkin kasus Penelitian terhadap sebanyak mungkin kasus demi capai pola yang berulangdemi capai pola yang berulang
Syarat logica – empirical ilmuSyarat logica – empirical ilmu
Morton Kaplan, System Morton Kaplan, System and Process in and Process in International PoliticsInternational Politics
4. Pasca - 4. Pasca - BehavioralBehavioral
Pengembangan ilmu tidak sekedar scientifik Pengembangan ilmu tidak sekedar scientifik tetapi juga ikut memecahkan masalah sosial tetapi juga ikut memecahkan masalah sosial politik umat manusia masa kinipolitik umat manusia masa kini
David EastonDavid Easton
5. Post - 5. Post - MoMo
DUA JALAN MENUJU PENGETAHUANDUA JALAN MENUJU PENGETAHUAN
1. Tradisional 1. Tradisional masa awal perkembangan studi HImasa awal perkembangan studi HI
Syarat paham HI :Syarat paham HI :
- paham sejarah dan berbagai bahasa- paham sejarah dan berbagai bahasa
- perlu pengalaman logis- perlu pengalaman logis
- ruang lingkupnya terbatas- ruang lingkupnya terbatas
ContohContoh : Dantae, Machiavelli, Rousseau, Bismark, dll. : Dantae, Machiavelli, Rousseau, Bismark, dll.
Hubungan Internasional lebih digambarkan sebagai Hubungan Internasional lebih digambarkan sebagai seni / kiat diplomasi.seni / kiat diplomasi.
Penganutnya disebut Penganutnya disebut Wisdom outlook Wisdom outlook ( Hans J. ( Hans J. Morgenthau, Henry Kissinger, Hedley Bull )Morgenthau, Henry Kissinger, Hedley Bull )
2. Saintifik2. Saintifik gerakan behavioralisme dalam ilmu sosial gerakan behavioralisme dalam ilmu sosial
Tugas ilmuwanTugas ilmuwan : menemukan pola-pola pengulangan : menemukan pola-pola pengulangan (keajegan) perilaku internasional sehingga bisa (keajegan) perilaku internasional sehingga bisa meramalkan apa yang akan terjadi.meramalkan apa yang akan terjadi.
ProsedurnyaProsedurnya : :
1).Pembentukan hipotesa yang bisa diuji1).Pembentukan hipotesa yang bisa diuji
2).Pengujian hipotesa2).Pengujian hipotesa
3).Pengumpulan, perbandingan, pengintegrasian 3).Pengumpulan, perbandingan, pengintegrasian penemuanpenemuan
Hubungan internasional harus dilihat sebgai Hubungan internasional harus dilihat sebgai sains/ilmu.sains/ilmu.
~ bisa dilakukan oleh sebanyak mungkin orang~ bisa dilakukan oleh sebanyak mungkin orang
~ studi metodologi menjadi penting~ studi metodologi menjadi penting
PROSES BERPIKIRPROSES BERPIKIR
diperoleh dengan diperoleh dengan
penangkapan penangkapan suatu benda (obyek)suatu benda (obyek) melalui melalui panca indra manusiapanca indra manusia yang dialihkan ke otak, yang dialihkan ke otak, lalu ditentukan sikap terhadap obyek lalu ditentukan sikap terhadap obyek tersebut berdasarkan tersebut berdasarkan pengetahuan/informasi pengetahuan/informasi sebelumnya.sebelumnya.
Metode PengkajianMetode Pengkajian1. Pola pikir Sains1. Pola pikir Sains (Thoriqoh ilmiah)(Thoriqoh ilmiah) mengetahui hakekat sesuatu melalui berbagai mengetahui hakekat sesuatu melalui berbagai
macam percobaan ilmiah (khusus untuk benda/materi)macam percobaan ilmiah (khusus untuk benda/materi) Kesimpulan ilmiahKesimpulan ilmiah : : belum fixed, masih mengandung belum fixed, masih mengandung
faktor kesalahan.faktor kesalahan.
2. Pola pikir Rasional2. Pola pikir Rasional (Thoriqoh Aqliyah)(Thoriqoh Aqliyah) mengetahui hakekat sesuatu melalui indra yang mengetahui hakekat sesuatu melalui indra yang
menyerap obyek.menyerap obyek. HasilnyaHasilnya yaitu pemikiran/ide (thought), yaitu pemikiran/ide (thought), mencakup baik materi/obyek yang dapat diindra mencakup baik materi/obyek yang dapat diindra
maupun bukan materi/abstrak (berkaitan dengan maupun bukan materi/abstrak (berkaitan dengan pemikiran).pemikiran).
PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ILMU SOSIALPENDEKATAN SAINTIFIK DALAM ILMU SOSIALMenurut Mc Gaw & WatsonMenurut Mc Gaw & Watson
Asumsi-asumsi Sains :Asumsi-asumsi Sains :1.1. Semua perilaku sudah ditentukan secara alamiahSemua perilaku sudah ditentukan secara alamiah2.2. Manusia adalah bagian dari dunia alamiahManusia adalah bagian dari dunia alamiah3.3. Alam bersifat teratur & ajegAlam bersifat teratur & ajeg4.4. Alam berubah dengan lambanAlam berubah dengan lamban5.5. Semua fenomena yang bisa diamati pada akhirnya bisa diketahuiSemua fenomena yang bisa diamati pada akhirnya bisa diketahui6.6. Tidak ada hal yang dengan sendirinya benarTidak ada hal yang dengan sendirinya benar7.7. Kebenaran adalah relatifKebenaran adalah relatif8.8. Kita memahami dunia melalui indraKita memahami dunia melalui indra9.9. Persepsi, ingatan, dan penalaran kita bisa dipercayaPersepsi, ingatan, dan penalaran kita bisa dipercaya
Sains =Sains =
Ciri-ciriCiri-ciri
PokoknyaPokoknya
adalah adalah metode analisametode analisa yang yang
obyektif, logis, sistematisobyektif, logis, sistematis untuk untuk
deskripsi eksplanasi, prediksi fenomena yang bisa deskripsi eksplanasi, prediksi fenomena yang bisa diamati.diamati.
UNSUR-UNSUR PROSES KEILMUANUNSUR-UNSUR PROSES KEILMUAN
TEORI
GENERALISASI EMPIRIS
HIPOTESA
FAKTA
PEMBENTUKAN TEORI(memahami yang diamati,
metode induktif
TEORISASI(metode logika)
PENELITIAN EMPIRIS(Metode penelitian)
PENERAPAN TEORI(mengetahui apa yang harus diamati,
Metode deduktif)
Tingkat-tingkat AnalisaTingkat-tingkat Analisa Persoalan dan tantangan dalam kembangkan Persoalan dan tantangan dalam kembangkan
pendekatan dan teoripendekatan dan teori - menemukan sasaran analisa yang tepat.- menemukan sasaran analisa yang tepat.
yaitu menetapkan unit analisa yaitu menetapkan unit analisa (variabel dependen)(variabel dependen) dan unit dan unit eksplanasi eksplanasi (variabel independen).(variabel independen).
ada kebutuhan untuk memilih dan memperhatikan tingkat ada kebutuhan untuk memilih dan memperhatikan tingkat analisa, karena :analisa, karena :
1.1. ada banyak faktor penyebab.ada banyak faktor penyebab.
2.2. kerangka berpikir tingkat analisa membantu kita memilah kerangka berpikir tingkat analisa membantu kita memilah faktor yang ditekankan.faktor yang ditekankan.
3.3. memungkinkan bagi fenomena yang sama kita memperoleh memungkinkan bagi fenomena yang sama kita memperoleh beberapa penjelasan alternatif.beberapa penjelasan alternatif.
4.4. menghindari menghindari fallacy of compositionfallacy of composition ataupun ataupun ecological ecological fallacy.fallacy.
Untuk menjelaskan suatu kejadian, ilmuwan Untuk menjelaskan suatu kejadian, ilmuwan melakukan 2 hal :melakukan 2 hal :1. menentukan unit analisanya.1. menentukan unit analisanya.2. menentukan unit eksplanasinya.2. menentukan unit eksplanasinya.
Jenis-jenis analisa dalam proses keilmuan :Jenis-jenis analisa dalam proses keilmuan :
1.1. InduksionisInduksionis Unit eksplanasinya lebih tinggi Unit eksplanasinya lebih tinggi tingkatannya dibanding unit tingkatannya dibanding unit analisanya.analisanya.
2. Korelasionis2. Korelasionis Unit eksplanasi dan unit analisisnya Unit eksplanasi dan unit analisisnya sama tingkatannya.sama tingkatannya.
3. Reduksionis3. Reduksionis Unit eksplanasinya lebih rendah dari Unit eksplanasinya lebih rendah dari unit analisanya.unit analisanya.
Tingkat-tingkat Analisa :Tingkat-tingkat Analisa :1.Menurut Kenneth Waltz1.Menurut Kenneth Waltz ( individu, negara, dan sistem ( individu, negara, dan sistem internasional ).internasional ).2. J. David Singer2. J. David Singer ( Negara dan Sistem Internasional ). ( Negara dan Sistem Internasional ).3. John Spanier3. John Spanier ( Sistemik, negara bangsa dan pembuat keputusan ). ( Sistemik, negara bangsa dan pembuat keputusan ).4. Bruce Russet & Harvey Starr4. Bruce Russet & Harvey Starr - individu pembuat keputusan- individu pembuat keputusan - kelompok individu ( peranan para pembuat keputusan)- kelompok individu ( peranan para pembuat keputusan) - struktur pemerintah- struktur pemerintah - masyarakat- masyarakat - jaringan para pembuat keputusan dengan aktor internasional- jaringan para pembuat keputusan dengan aktor internasional - sistem dunia- sistem dunia5. Patrick Morgan5. Patrick Morgan - individu- individu - kelompok individu- kelompok individu - negara bangsa- negara bangsa - multi-negara- multi-negara - sistem internasional- sistem internasional
Menetapkan tingkat analisaMenetapkan tingkat analisa ~ Contoh analisa tingkat sistem global~ Contoh analisa tingkat sistem global - teori B. oP.- teori B. oP. - Perilaku negara-negara GNB.- Perilaku negara-negara GNB. - PLN RI masa Orba.- PLN RI masa Orba. ~ Contoh analisa tingkat negara bangsa~ Contoh analisa tingkat negara bangsa - Teori PLNnya Snyder dan Rosenau.- Teori PLNnya Snyder dan Rosenau.masing-masing tingkat analisa menuntun kita untuk masing-masing tingkat analisa menuntun kita untuk
melihat hal-hal yang berbeda.melihat hal-hal yang berbeda. ~ Contoh analisa tingkat multi negara~ Contoh analisa tingkat multi negara - Teori Integrasi Regional nya Haas & Nye- Teori Integrasi Regional nya Haas & Nye - Teori Aliansi nya G. Liska.- Teori Aliansi nya G. Liska.
~ Contoh analisa tingkat kelompok~ Contoh analisa tingkat kelompok
- karya politics Graham Allison.- karya politics Graham Allison.
~ Contoh analisa tingkat individu~ Contoh analisa tingkat individu
- pendekatan psiko politik- pendekatan psiko politik
Pertimbangan dalam tentukan tingkat analisa :Pertimbangan dalam tentukan tingkat analisa :
1. Teori / prakonsepsi1. Teori / prakonsepsi
2. Tujuan analisa / lit. itu sendiri.2. Tujuan analisa / lit. itu sendiri.
KONSEPKONSEP KonseptualisasiKonseptualisasi
upaya penyederhanaan / simplifikasi fenomenaupaya penyederhanaan / simplifikasi fenomena
ilmuwan memilih konsep-konsep/simbol-simbol ilmuwan memilih konsep-konsep/simbol-simbol untuk mengorganisasi persepsi mereka dan membangun untuk mengorganisasi persepsi mereka dan membangun model yang dipakai menjelaskan berbagai peristiwa.model yang dipakai menjelaskan berbagai peristiwa.
Makna KonsepMakna Konsep
Konsep adalah abstraksi yang mewakili suatu obyekKonsep adalah abstraksi yang mewakili suatu obyek
berfungsi sebagai bahasa dalam dunia ilmu berfungsi sebagai bahasa dalam dunia ilmu pengetahuan, yaitu lambang / simbol-simbol dalam pengetahuan, yaitu lambang / simbol-simbol dalam rangka komunikasi.rangka komunikasi.
Fungsi konsepFungsi konsep1. memungkinkan terjadinya komunikasi.1. memungkinkan terjadinya komunikasi.2. memperkenalkan suatu sudut pandang2. memperkenalkan suatu sudut pandang cara mengamati fenomena empiris.cara mengamati fenomena empiris.3. sarana untuk mengorganisasikan gagasan, persepsi, 3. sarana untuk mengorganisasikan gagasan, persepsi, dan simbol dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi.dan simbol dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi.4. menjadi batu bata bagi bangunan teori.4. menjadi batu bata bagi bangunan teori.
DefinisiDefinisi Supaya bisa dijalankan fungsinya, konsep harus Supaya bisa dijalankan fungsinya, konsep harus punya arti yang jelas dan tepat.punya arti yang jelas dan tepat. didapat melalui definisi :didapat melalui definisi : 1. Definisi Konseptual1. Definisi Konseptual 2. Definisi Operasional2. Definisi Operasional
1.1. Definisi KonseptualDefinisi Konseptual menggambarkan konsep dengan gunakan konsep lain.menggambarkan konsep dengan gunakan konsep lain.
primitive termsprimitive terms : : konsep yang tidak bisa lagi didefinisikan dengankonsep yang tidak bisa lagi didefinisikan dengankonsep lain (misal : warna, suara, bau, rasa) konsep lain (misal : warna, suara, bau, rasa)
definisi ostensif.definisi ostensif. Definisi konseptual terdiri dari istilah primitif dan Definisi konseptual terdiri dari istilah primitif dan
istilah turunan istilah turunan (derived terms).(derived terms).Definisi konseptual yang memungkinkan kelancaranDefinisi konseptual yang memungkinkan kelancarankomunikasi :komunikasi : - definisi menggambarkan ciri-ciri/kualitas khas dari - definisi menggambarkan ciri-ciri/kualitas khas dari
fenomena yang didefinisikan fenomena yang didefinisikan (berisi semua yang (berisi semua yang diliputnya : tidak memasukkan yang tidak diliput)diliputnya : tidak memasukkan yang tidak diliput)
- definisi tidak boleh sirkular- definisi tidak boleh sirkular - definisi dinyatakan dalam istilah yang jelas / tidak - definisi dinyatakan dalam istilah yang jelas / tidak
memiliki lebih dari 2 artimemiliki lebih dari 2 arti
2. Definisi Operasional2. Definisi Operasionalserangkaian prosedur yang mencandra (deskripsikan) serangkaian prosedur yang mencandra (deskripsikan) kegiatan yang harus dilakukan jika hendak mengetahui kegiatan yang harus dilakukan jika hendak mengetahui eksistensi empiris suatu konsep.eksistensi empiris suatu konsep.
Jenis-jenis KonsepJenis-jenis Konsep1.1. Berdasar tingkat analisaBerdasar tingkat analisa2.2. Berdasar tingkat pengukuranBerdasar tingkat pengukuran3.3. Berdasar tingkat abstraksiBerdasar tingkat abstraksi4.4. Berdasar peran teoritisnyaBerdasar peran teoritisnya
Go to “Tipologi” Go to “Tipologi”
Jenis-jenis KonsepJenis-jenis Konsep
1. Berdasar tingkat analisa1. Berdasar tingkat analisa
a.konsep individual (misal “konservatif”)a.konsep individual (misal “konservatif”)
b.konsep kelompok (misal “kohesif”, “integrasi”, b.konsep kelompok (misal “kohesif”, “integrasi”, “stabilitas”)“stabilitas”)
Konsep individual dibedakan dengan kelompok, karena :Konsep individual dibedakan dengan kelompok, karena : konsep individual umumnya tidak bisa dikaitkan konsep individual umumnya tidak bisa dikaitkan
dengan konsep kelompok dalam suatu proposisi yang dengan konsep kelompok dalam suatu proposisi yang sama.sama.
atribut kelompok tidak bisa dijadikan kesimpulan untuk atribut kelompok tidak bisa dijadikan kesimpulan untuk setiap individu dalam kelompok setiap individu dalam kelompok ( ecological fallacy )( ecological fallacy )
atribut individu tidak bisa dijadikan kesimpulan untuk atribut individu tidak bisa dijadikan kesimpulan untuk kelompok kelompok ( fallacy of composition )( fallacy of composition )
2. Berdasar Tingkat Pengukuran2. Berdasar Tingkat Pengukuran mengukur atribut pada konsep.mengukur atribut pada konsep. Ada 3 tingkat pengukuran :Ada 3 tingkat pengukuran :
a. Klasifikasi a. Klasifikasi
basis bagi klasifikasi (menyebut atribut yang basis bagi klasifikasi (menyebut atribut yang ada / tidak ada pada suatu obyek)ada / tidak ada pada suatu obyek)
mengandung konsep mengandung konsep exhaustivenessexhaustiveness and and exclusivenessexclusiveness..
b. Komparatifb. Komparatif
(konsep yang bisa memperbandingkan dan menaruh (konsep yang bisa memperbandingkan dan menaruh fenomena pada urutan-urutan)fenomena pada urutan-urutan)
tipe klasifikatori yang lebih kompleks dipilah tipe klasifikatori yang lebih kompleks dipilah dalam urutan dalam urutan (rank)(rank) menurut banyaknya atribut yang menurut banyaknya atribut yang dimiliki. dimiliki.
c. Kuantitatifc. Kuantitatif
(derajat / kadar atribut dalam suatu obyek)(derajat / kadar atribut dalam suatu obyek)
“ “berapa banyak” berapa banyak” dengan operasi metematis, dengan operasi metematis, misal : tingkat pendapatan, Produk Nasional Bruto, misal : tingkat pendapatan, Produk Nasional Bruto, jumlah suara pemilih, dsb.jumlah suara pemilih, dsb.
Implikasi perbedaan konsep berdasar tingkatImplikasi perbedaan konsep berdasar tingkat
pengukuran :pengukuran :- tingkat pengukuran berbeda tergantung tingkat tingkat pengukuran berbeda tergantung tingkat
kebutuhan pemakai dan tingkat kemajuan ilmu yang kebutuhan pemakai dan tingkat kemajuan ilmu yang bersangkutan (informasi yang masuk).bersangkutan (informasi yang masuk).
- dengan pembedaan konsep ini, pembedaan antara yang dengan pembedaan konsep ini, pembedaan antara yang kuantitatif menjadi tidak bermakna, karena semua kuantitatif menjadi tidak bermakna, karena semua konsep didasarkan pada kualitas (atribut / konsep didasarkan pada kualitas (atribut / propertyproperty).).
3. Berdasar Tingkat Abstraksi3. Berdasar Tingkat Abstraksi
yaitu berdasar kedekatannya pada data yang bisa yaitu berdasar kedekatannya pada data yang bisa diamati / pengalaman indradiamati / pengalaman indra±±
a.Konsep a.Konsep (construct)(construct) tingkat abstraksi paling tinggi tingkat abstraksi paling tinggi
b.Variabel b.Variabel beberapa dimensi / atribut yang lebih beberapa dimensi / atribut yang lebih spesifik dari konsep (spesifik dari konsep (± bisa diamati)± bisa diamati)
c.Indikator c.Indikator fenomena yang bisa diamati langsung. fenomena yang bisa diamati langsung.
variasi nilaivariasi nilai
KonsepKonsep Variabel Variabel Indikator Indikator
((DefinisiDefinisi (Definisi (Definisi
Konseptual)Konseptual) Operasional) Operasional)
TinggiTinggi AbstraksiAbstraksi Rendah Rendah
Tidak LangsungTidak Langsung Observasi Observasi Langsung Langsung
4. Berdasar Peran Teoritisnya4. Berdasar Peran Teoritisnya a. Variabel independen ( sisi penyebab )a. Variabel independen ( sisi penyebab ) b. Variabel dependen ( sisi akibat )b. Variabel dependen ( sisi akibat ) c. Variabel ekstra ( di luar a dan b, tetapi punya c. Variabel ekstra ( di luar a dan b, tetapi punya
kemungkinan mempengaruhi hubungan itu )kemungkinan mempengaruhi hubungan itu ) ( variabel kontrol ).( variabel kontrol ).
Konsep yang sama bisa memegang peran teori Konsep yang sama bisa memegang peran teori tingkat yang berbedatingkat yang berbeda
TipologiTipologi
Bukan teori (sarana deskripsi, bukan eksplanasi)Bukan teori (sarana deskripsi, bukan eksplanasi)
Konsep bisa dikembangkan dengan membentuk tipologi, Konsep bisa dikembangkan dengan membentuk tipologi, dengna membentuk secara logis dua/lebih konsep klasifikatori.dengna membentuk secara logis dua/lebih konsep klasifikatori.
Misal :Misal :
Klasifikasi Tipe Sistem Politik (Aristoteles)Klasifikasi Tipe Sistem Politik (Aristoteles)
Kepentingan siapa yang dilayaniKepentingan siapa yang dilayani
Semua WargaSemua Warga PenguasaPenguasa
JumlahJumlah
PenguasaPenguasa
SatuSatu MonarkiMonarki TiraniTirani
BeberapaBeberapa AristokrasiAristokrasi OligarkiOligarki
BanyakBanyak ““Politeis”Politeis” DemokrasiDemokrasi
Transfer Surplus Antar Negara (J. Galtung)Transfer Surplus Antar Negara (J. Galtung)
Surplus yang Dihasilkan di Surplus yang Dihasilkan di Negara KayaNegara Kaya
Tetap di sanaTetap di sana
Diinvest. ke Diinvest. ke Negara Negara MiskinMiskin
Surplus Surplus
di Negara di Negara MiskinMiskin
Ditransfer ke Ditransfer ke Negara KayaNegara Kaya
Imperialisme Imperialisme KlasikKlasik
EksploitasiEksploitasi
Tetap di sanaTetap di sana Saling Tidak Saling Tidak TergantungTergantung
TEIBTEIB
GENERALISASI menentukan kemampuan eksplanasi, prediksi, dan kontrol
Makna GeneralisasiGeneralisasi adalah pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih.Menurut Alan Isaak, generalisasi sangat penting karena 2 hal :1.Generalisasi memberikan deskripsi yang
lebih canggih dan luas tentang suatu fenomena.
mampu mengembangkan pengetahuan yang sistematis.
2.Generalisasi yang melandasi kegiatan menjelaskan dan meramalkan suatu fenomena.
Sifat Generalisasi 1. Kondisional
2. Empiris
ditandai oleh bentuk kondisional jika…, maka… yang menunjukkan
sifat dasar hubungan antar konsep.
jika didasarkan pada pengamatan dan pengalaman generalisasi berisi konsep-konsep yang memenuhi kriteria empirical reference, disusun dalam tata bahasa yang benar dan secara keseluruhan masuk akal.
bisa diuji untuk didukung atau ditolak
Universalitas dan Probalitas generalisasi
ruang lingkup/ derajat kepastianscope
g. universal g. statistik (tendency statement)
menentukan exsplanatory power and predictive power
Bentuk Generalisasi
1. Hipotesa2. Hukum ( laws )
dibedakan oleh derajat kepastian
Tipologi Walter Wallace
Dukungan Empiris
Ada Tidak Ada
DukunganTeoritis
AdaHukum
“Theoretic Invariance”
HipotesaTeoritis
Tidak Ada
GeneralisasiEmpiris
Dugaan/fantasi
Imajinasi/IdeaDua jalan menuju pembentukan teoriDua jalan menuju pembentukan teori : :
- Dugaan – hipotesa teoritis – hukum- Dugaan – hipotesa teoritis – hukum- Dugaan – generalisasi empiris – hukum- Dugaan – generalisasi empiris – hukum
Pengujian Hipotesa1. Non – Saintifik common sense, intuisi, empati2. Saintifik : a. Reaktif b. Non – Reaktif
misal penelaahan secara sistematis dokumen,
catatan sejarah, berita koran, statistik pemilu, dsb.
teknik content analysis
Jenis-jenis Generalisasia. Kausalitas ( ada urut-urutan waktu )b. Cross – sectional ( tidak ada urut-urutan waktu )
ANALOGI DAN MODELANALOGI DAN MODELA. Cara Berpikir Analogis dalam IHI Berpikir adalah proses metaforik, yaitu proses
mengkaitkan fakta baru dengan informasi sebelumnya (sesuatu yang sudah kita kenal)
Analogi sebagai alat bantu berpikir, dengan menciptakan metafora untuk menggambarkan fenomena politik sehingga mudah dipahami (sebagai sarana heuristis)
Manfaatnya : memungkinkan menemukan logika yang sama dalam hal-hal yang nampaknya sangat berbeda (keajegannya)
Analogi yang baik diukur berdasarkan kemampuannya menunjukkan adanya kesamaan dalam struktur hubungan (isomorfi)
Analogi dalam Ilmu Politik dipengaruhi perkembangan ilmu-ilmu yang lainMisal : * Konsepsi Isaak Newton tentang Jagad-Raya
abad ke-18 memunculkan analogi mekanistik dalam ilmu politik
* Teori Darwin abad ke-19 memunculkan analogi biologis dalam ilmu politik
B. Perbedaan Analogi dan Model 1.Analogi memuat isomorfisme dengan hal lain,
sementara model hanya menunjukkan kemiripan unsur
2. Model memiliki format dan struktur yang lebih terinci, sebagai upaya menyederhanakan situasi yang rumit• Model adalah pernyataan-pernyataan atau
lambang-lambang yang mewakili beberapa bagian dari kenyataan dan yang secara bersama-sama menggambarkan beberapa proses atau perilaku dasar (abstraksi ciri-ciri tertentu dunia nyata)
• Model yang baik menunjukkan pada kemampuannya menunjukkan isomorfi antara model dengan fenomena yang diwakilinya. Dalam Ilmu Politik hampir tidak ada (penekanannya pada proses idealisasi dan abstraksi)
C. Fungsi Model
D. Jenis Model 1.Model Normatif : ada penilaian baik –
buruk2.Model Deskriptif : menciptakan konsepsi (intellectual construct) tentang sesuatu menurut prinsip tertentu.
Tujuan membuat model menciptakan kerangka berpikir yang manageable dan ketat untuk berteori
Model juga merupakan sarana heuristik, bukan sarana eksplanasi, yang bisa mendorong munculnya wawasan atau pengertian (insight)
E. Format Model Setiap model memiliki unsur utama sbb :1. definisi konsep-konsep kuncinya2. asumsi tentang ciri-ciri konsep (komponennya) dan
saling hubungan antar konsep3. pernyataan tentang hubungan anatar variabel (aktor)4. asumsi tentang logika model
F. Menilai Model, kriterianya :
1. Kemampuan untuk menata dan menyederhanakan fenomena
2. Kemampuan mengidentifikasi segi-segi yang penting dari fenomena
3. Sebaiknya cocok dengan kenyataan (ada rujukan empiris)
4. Bisa mengarahkan pada perumusan hipotesis
TEORITeori menggabungkan serangkaian konsep menjadi suatu penjelasan yang menunjukkan bagaimana konsep-konsep itu secara logis saling berhubunganProposisi yang bisa menjelaskan fenomena sosial dan menjelaskan generalisasi itu sendiri.
Beberapa kerancuan dalam penggunaan kata “teori” :1. Antara “teori politik” dengan “filsafat politik”
das Sein das Sollen2. Antara “teori dan praktek”3. Antara “teori dengan dugaan”
Definisi Teori menurut Mc Cain & Segal
Serangkaian statemen yang saling berkaitan…yang terdiri dari :
1. Kalimat-kalimat yang memperkenalkan istilah-istilah yang merujuk pada konsep-konsep dasar teori itu.
2. Kalimat-kalimat yang menghubungkan konsep-konsep dasar itu satu sama lain.
3. Kalimat-kalimat yang menghubungkan beberapa statemen teoritik itu dengan sekumpulan kemungkinan obyek pengamatan empirik (hipotesis).
Tipe-tipe TeoriBerdasar kadar teori yang dimuatnya :1. Sistem Klasifikasi (tipologi atau taksonomi)
→ sebenarnya adalah sistem klasifikasi / kategori, bukan sistem teoritik
→ dibangun untuk mengorganisasikan hasil pengamatan sehingga hubungan antar kategori bisa dideskripsikan
→ umumnya tidak berfungsi eksplanasi (belum mencapai tingkat teori)
→ dimungkinkan mendapatkan jenis tipologi yang memiliki kadar teoritik yang lebih tinggi (yaitu jika diidentifikasikan variabel dependen dan independennya)
Contoh 1).
Contoh 2).
Perilaku Elit
Tipe Demokrasi (Arend Lijphart)
Homogen
Kultur Politik Pecah
belah
Bersatu
Kompetitif
Demokrasi “depoliticized”
Demokrasi Konsosiasional
Demokrasi Sentripetal
Demokrasi Sentrifugal
Tipologi Strategi PLN
AncamStrategi Lawan Dukung
Kemampuan sendiri
Lebih Kuat Konfrontasi Memimpin
Lebih Lemas
Akomodasi Kunkurdans
2. Kerangka Konseptual→Kategori deskriptif secara sistematis ditempatkan dalam struktur proposisi-proposisi (dikaitkan dalam urutan-urutan yang sistematik dan saling pengaruh)
Misal : Analisis Sistem Politik David Easton
Input Konversi Output- Tuntutan - Hukuman- Dukungan - Ganjaran
Umpan Balik
3. Sistem Teoritis
→Kombinasi dari sistem klasifikasi dengan kerangka konseptual, kombinasi dari deskripsi, eksplanasi dan prediksi.
→beberapa proposisi bisa dideduksikan dari proposisi yang lain.
Misal : Teori Bunuh Dirinya Emille Durkheim
1)Frekuensi bunuh diri berkaitan langsung dengan derajat individualisme
2)Derajat individualisme berkaitan dengan derajat protestanisme
3)Karena itu frekuensi bunuh diri berkaitan dengan derajat Protestanisme
Berdasar Struktur Internalnya, Abraham Kaplan mengidentifikasikan 2 format dasar teori :1. Teori Aksiomatis
→ Generalisasi yang dihubungkan secara deduktif atau hierarkis
→Harus berbentuk suatu sistem aksimatis yang terdiri dari aksioma dan teorem
disandarkan pada tingkat universalitas(teorem dideduksikan dari aksioma)
Misal : Proporsi Aksiomatiknya Hans Zetterberg berdasar :-Jumlah kolega yang dimiliki tiap-tiap anggota-Solidaritas kelompok-Konsensus kelompok -Pembagian kerja-Tingkat pengucilan/penolakan terhadap pelanggar
jarang ada dalam Ilmu Sosial
2. Teori Berangkai
non-deduktif
Syarat-syaratnya :
a) Secara statis, teori itu harus bisa menunjukkan unit-unit yang terlibat dan hubungan antar unit.
b) Secara dinamis, teori itu harus bisa menuntun kita mencari sekumpulan faktor yang menentukan terjadinya fenomena.
c) Bisa deskripsikan kecenderungan perubahan dan menunjukkan faktor-faktornya.
Teori Berangkai dirumuskan dalam 3 format :
1) Inventarisasi Determinan ( Teori Faktor )
→Teori disusun dengan mendaftarkan faktor-faktor yang bisa dikaitkan dengan terjadinya suatu fenomena.
→Bisa dihasilkan generalisasi dalam wujud hukum empiris, generalisasi statistik atau tendency statement.
2) Inventarisasi Variabel Dependen
→Penyebab satu, dependennya lebih dari satu
3) Pola Proposisi Berangkai
→Rangkaian dari beberapa proposisi, di mana penyebab dari suatu proposisi merupakan akibat dari proposisi lain.
Misal : - Teori Viscions Circle of Investment
Miskin
Produktifitas rendah Tabungan rendah Modal kurang
Berdasar Kriteria Jangkauan dan Daya Eksplanasi
1. Middle Range→Supaya relevan dengan kebutuhan membuat
kebijaksanaan.→Memuat jumlah variabel independent yang lebih
banyak sehingga lebih menjanjikan ketepatan deskripsi.
2. Grand Theory→Penyederhanaan fenomena secara berlebihan.
EKSPLANASIIlmu : memiliki kemampuan untuk menjelaskan apa yang
terjadi di dunia dan meramalkan kemungkinan terjadinya di masa yang akan datang.
A. Pengertian Eksplanasi
Eksplanasi (penjelasan) adalah upaya menjawab pertanyaan “mengapa?”
Eksplanasi harus bisa diuji, merujuk kepada sesuatu yang empiris
B. Format Dasar Eksplanasi
1. Eksplanasi Nomologis Nomos (Yunani) = law (Inggris) Memasyarakatkan adanya serangkaian generalisasi atau
hukum (covering-laws)
Dua bentuk eksplanasi nomologis :
a. Eksplanasi Deduktif
Merupakan tipe eksplanasi yang paling meyakinkan
Terdiri dari eksplanandum (hal yang hendak dijelaskan) dan eksplanan (premis : yang menjelaskan eksplanandum)
Eksplanan terdiri dari serangkaian generalisasi universal (covering laws) dan kondisi awal
Penerapannya dalam ilmu sosial terbatas
b. Eksplanasi Statistik-probabilitas/induktif
Eksplanannya membuat generalisasi statistik
Eksplanandum ditarik dari eksplanan berdasar probabilitas
Bisa berbentuk silogisme statistik
Satu kejadian negatif tidak bisa menyalahkan eksplanasi
Jenis eksplanasi berdasar tingkat kesempurnaannya
Generalisasi dan kondisi awal
Dijabarkan semuanya
Dijabarkan
sebagian
Diketahui
Semuanya
Eksplanasi sempurna
Eksplanasi
Eliptis
Diketahui
sebagian
Eksplanasi
parsial
Sketsa
Eksplanasi
2. Eksplanasi Alternatif→ sebenarnya merupakan varian dari model nomologis
a. Eksplanasi Rasional
Asumsi bahwa perilaku manusia bersifat rasional (yaitu diarahkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan, berdasar pertimbangannya dengan kenyataan dunia) → efisiensi dan efektifitas
Tidak menyatakan generalisasinya secara eksplisit, tetapi bukan berarti tidak bisa dimunculkan
b. Eksplanasi Intensional
Disebut juga dengan eksplanasi purposif, teleologis, motivasional
Terkandung rujukan pada tujuan atau maksud tindakan
c. Eksplanasi Disposisional
Disposisis adalah kecenderungan untuk menanggapi situasi tertentu dengan cara tertentu
Menggunakan konsep-konsep disposisional : sikap, opini, keyakinan, sifat-sifat kepribadian seseorang
Tidak menyinggung masalah motif yang disadari
Ketiga model ini, dalam menjelaskan eksplanandum merujuk pada karakter manusia
d. Eksplanasi Makro
Variabel independennya adalah konsep institusional (sistem) atau lingkungan fisik
e. Eksplanasi Fungsional
Dipakai untuk menjelaskan setiap sistem (fungsional = bantu pemeliharaan sistem)
Menganalisa hubungan suatu tindakan dengan tindakan lain
Fungsi bisa bersifat nyata dan laten
f. Eksplanasi Genetik (eksplanasi historis)
Menempatkan suatu kejadian sebagai hasil akhir dari suatu perkembangan
Sekedar catatan sejarah tidak selalu berisi eksplanasi → perlu dirumuskan generalisasi yang eksplisit dan spesifik
C. Kombinasi Pola-pola Eksplanasi
1. Menggabungkan beberapa variabel independen
2. Menyususn beberapa variabel dalam rentetan hubungan kausal
3. Pengaturan beberapa variabel secara lebih rumit (melibatkan umpan balik)
Kesimpulan
Ilmuwan politik jarang sekali menemukan eksplanasi yang bagus, yang hanya menggunakan satu faktor penyebab
PREDIKSI DAN KONTROL
Makna Prediksi
Prediksi → jawaban terhadap pertanyaan “apa yang akan terjadi?”
Kegunaan Prediksi :
1. Kegunaan akademis ; menjadi ukuran kasar perkembangan saintifik suatu disiplin
2. Kegunaan praktis ; prediksi yang tepat dan credible akan menjadi panduan bagi pembuatan kebijakan (proses kontrol, yaitu pengaruhi jalannya peristiwa)
Prediksi dan Eksplanasi
Prediksi identik dengan eksplanasi dalam strukturnya
Perbedaannya pada apa yang dicari, eksplanannya atau eksplanandumnya
Kadang-kadang hubungan eksplanasi dan prediksi tidak berjalan seiring ( bisa eksplanasi tidak bisa prediksi / bisa prediksi tidaka bisa eksplanasi )
Prediksi Tanpa Teori
Prediksi yang meyakinkan memerlukan teori yang deduktif-nomologis
Menurut David Edwards, manusia mempunyai bermacam-macam sarana untuk memprediksi tanpa tuntunan teori
Dalam mengembangkan teorisasi HI, ada beberapa metode meramal tanpa teori yang bisa dipakai
1. Analogi, yaitu membandingkan kasus-kasus dan kondisi-kondisi di masa lalu dan sekarang, kemudian melakukan penalaran masa yang akan datang
2. Korelasi, mencari korelasi antara suatu kejadian dengan kejadian yang lain
3. Proyeksi, berasal dari kecenderungan melihat masa depan sebagai kelanjutan masa kini
4. Penemuan (invention), kegiatan awalnya adalah menyusun skenario
Prediksi dan Kontrol
Supaya prediksi memiliki kemampuan kontrol, maka harus dikembangkan teori yang relevan ( yaitu menemukan keteraturan / order )
Setiap kebijakan mengandung unsur ketidakpastian dan resiko ( konsekuensi / akibat )
Semua tidakan didasarkan pada sekumpulan nilai