Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi
LAPORAN KINERJA TAHUN 2018
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kasih sayang-Nya BPH Migas dapat menyelesaikan tanggung jawab sesuai
dengan komitmen pada Perjanjian Kinerja dan menyajikannya dalam Laporan
Kinerja BPH Migas Tahun 2018.
Laporan Kinerja BPH Migas disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban dan wujud
akuntabilitas atas kinerja dan anggaran pada tahun 2018 sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini juga
berfungsi sebagai bahan evaluasi dan monitoring atas pencapaian Rencana Strategis
BPH Migas tahun 2015 – 2019.
Secara garis besar, seluruh Indikator Kinerja Utama BPH Migas sebagaimana tertuang
dalam Perjanjian Kinerja (PK) antara Kepala BPH Migas dan Menteri ESDM sudah
tercapai dengan cukup baik. Keberhasilan ini dapat terwujud berkat kerja keras dan
komitmen seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan BPH Migas serta partisipasi
yang baik dari Badan Usaha dan Para Pemangku Kepentingan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut terlibat
dan membantu penyusunan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2018. Kami harap
laporan ini dapat memberi manfaat dan menjadi sarana refleksi untuk memicu
perbaikan kinerja di masa mendatang.
Jakarta, Februari 2019,
Kepala BPH Migas
Dr. Ir. M Fanshurullah Asa, MT
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
DAFTAR GAMBAR 5
DAFTAR TABEL 7
RINGKASAN EKSEKUTIF 8
BAB 1 PENDAHULUAN 11
LATAR BELAKANG 11
PROFIL BPH MIGAS 12 DASAR HUKUM 12 TUGAS DAN FUNGSI 13 STRUKTUR ORGANISASI BPH MIGAS 15 SUMBER DAYA BPH MIGAS 15
ISU STRATEGIS BPH MIGAS 18
SISTEMATIKA PENULISAN 27
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 28
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN ESDM 29
INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ESDM 30
RENCANA STRATEGIS BPH MIGAS 30
PERJANJIAN KINERJA BPH MIGAS 32
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 35
CAPAIAN KINERJA BPH MIGAS 35 1. PERSENTASE PENGENDALIAN KUOTA VOLUME JENIS BBM TERTENTU YANG DITUGASKAN KEPADA
BADAN USAHA 35 2. JUMLAH HARI KETAHANAN CADANGAN BBM NASIONAL DARI MASING – MASING BADAN USAHA 39 3. PERSENTASE PENINGKATAN VOLUME KONSUMSI BBM NON SUBSIDI 41
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 4
4. JUMLAH PENINGKATAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR RUAS TRANSMISI DAN/ATAU WILAYAH
JARINGAN DISTRIBUSI GAS BUMI MELALUI PIPA 45 6. VOLUME PENGANGKUTAN DAN NIAGA GAS BUMI MELALUI PIPA 50 7. PENERIMAAN NEGARA BPH MIGAS 53 8. INDEKS KEPUASAN PELAYANAN BPH MIGAS KEPADA BADAN USAHA PEMBAYAR IURAN DALAM RANGKA
PENERIMAAN NEGARA 62
AKUNTABILITAS KEUANGAN BPH MIGAS 72 1. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUMBER DAYA 76 2. EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA 78
TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN 85
BAB 4 PENUTUP 86
LAMPIRAN 90
PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN ESDM TAHUN 2018 90
PERJANJIAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 94
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi BPH Migas ____________________________________________ 15 Gambar 2 Sebaran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan BPH Migas (orang) ________________ 16 Gambar 3 Peta Kompetensi PNS di BPH Migas Tahun 2018 ______________________________ 16 Gambar 4 Sebaran PNPNS di BPH Migas Tahun 2018 ___________________________________ 16 Gambar 5 Rincian Pagu Anggaran BPH Migas berdasarkan Jenis Belanja th 2016 – 2018 _____ 18 Gambar 6 Proyeksi Kebutuhan Energi Indonesia ______________________________________ 19 Gambar 7 Capaian Program BBM Satu Harga Tahun 2016 - 2018 _________________________ 21 Gambar 8 Peresmian Penyalur BBM Satu Harga _______________________________________ 21 Gambar 9 Target Sebaran Penyalur BBM Satu Harga Tahun 2017 - 2019 __________________ 22 Gambar 10 Diagram Alir Pelaksanaan Lelang dan Monitoring Pembangunan Pipa melalui Prakarsa Badan Pengatur _________________________________________________________ 25 Gambar 11 Diagram Alir Pelaksanaan Lelang dan Monitoring Pembangunan Pipa melalui Prakarsa Badan Usaha ____________________________________________________________ 25 Gambar 12 Alur Penurunan RPJP menjadi Renstra BPH Migas periode 2015 – 2019 _________ 28 Gambar 13 Target Dan Realisasi Persentase Pengendalian Kuota Volume JBT yang Ditugaskan kepada Badan Usaha _____________________________________________________________ 35 Gambar 14 Kuota dan Realisasi Jenis BBM Tertentu Tahun 2015 s.d. 2018 ________________ 37 Gambar 15 Target dan Realisasi Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional _________ 40 Gambar 16 Target Dan Realisasi Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi 42 Gambar 17 Realisasi Penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan Tahun 2015 – 2018 __________ 43 Gambar 18 Grafik Perbandingan Kuota dan Reallisasi JBKP _____________________________ 44 Gambar 19 Target dan Realisasi Jumlah Peningkatan Pengembangan Insfrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa __________________ 45 Gambar 20 Grafik Panjang Pipa Transmisi dan Distribusi per Tahun _____________________ 46 Gambar 21 Perkembangan Proyek Konstruksi Ruas Transmisi Gresik – Semarang ___________ 48 Gambar 22 Perkembangan Proyek Konstruksi Ruas Transmisi Duri – Dumai ________________ 49 Gambar 23 Target dan Realisasi Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa ___ 51 Gambar 24 Target dan Realisasi Penerimaan Negara BPH Migas _________________________ 54 Gambar 25 Rencana dan Realisasi Penerimaan Iuran Badan Usaha (PNBP) th 2013 – 2018 ____ 56 Gambar 26 Realisasi Penerimaan Iuran PNBP Badan Usaha Per Bidang BBM dan Gas Bumi th 2016 – 2018 _____________________________________________________________________ 57 Gambar 27 Jumlah Badan Usaha BBM yang Wajib Membayar Iuran ______________________ 60 Gambar 28 Jumlah Badan Usaha Gas Bumi Pembayar Iuran _____________________________ 60 Gambar 29 Peningkatan Kepatuhan Pembayaran Iuran dan Kepatuhan Kehadiran Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran dari tahun 2016 – 2018 ____________________________________________ 61
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 6
Gambar 30 Sebaran Responden Survei Kepuasan Pelayanan Publik BPH Migas _____________ 63 Gambar 31 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kesesuaian Persyaratan Pelayanan Terkait dengan Jenis Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder ____________________________________ 64 Gambar 32 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kemudahan dalam Menghubungi Komite dan Pengawai BPH Migas terkait dengan Pelayanan Kepada Badan Usaha/Stakeholder _________ 64 Gambar 33 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kecepatan dan Kemudahan Mendapatkan Informasi terkait Peraturan Perundang – Undangan Hilir Migas __________________________________ 65 Gambar 34 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kecepatan dan Ketepatan dalam Menindaklanjuti Sesuatu yang Telah Disepakati dengan Badan Usaha/Stakeholder _______________________ 65 Gambar 35 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kesesuaian Standar Pelayanan dengan Hasil Layanan yang Diberikan kepada Badan Usaha/Stakeholder ____________________________________ 66 Gambar 36 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Profesionalisme Komite dan Pegawai BPH Migas dalam Memberikan Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder ________________________ 66 Gambar 37 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kompetensi/Kemampuan Komite dan Pegawai dalam Memberikan Pelayanan ___________________________________________________________ 67 Gambar 38 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kemampuan Memberikan Solusi Permasaahan yang DIhadapi Badan Usaha/Stakeholder ________________________________________________ 67 Gambar 39 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Keramahan dan Sopan Santun Komite dan Pegawai BPH MIgas dalam Memberikan Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder ______________ 68 Gambar 40 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Penanganan dan Tindak Lanjut Pengaduan, Saran dan Masukan dari Pengguna Layanan _______________________________________________ 68 Gambar 41 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Sarana dan Prasarana dalam Mendukung Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder __________________________________________________ 69 Gambar 42 Korelasi Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Badan Usaha ____________________ 70 Gambar 43 Capaian Indikator Pelaksanaan Anggaran BPH Migas Tahun 2018 ______________ 74 Gambar 44 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun 2016 - 2018 ________ 74 Gambar 45 S-Curve Penyerapan Anggaran BPH Migas Tahun 2018 _______________________ 75
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 7
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja _______________________________ 29 Tabel 2 Rencana Strategis BPH Migas Tahun 2015 – 2019 _______________________________ 31 Tabel 3 Perjanjian Kinerja BPH Migas Tahun 2018 ____________________________________ 33 Tabel 4 Capaian IKU Persentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu yang Ditugaskan kepada Badan Usaha ___________________________________________________ 35 Tabel 5 Rincian Realisasi dan Kuota Jenis BBM Tertentu Tahun 2018 ____________________ 37 Tabel 6 Capaian IKU Jumlah hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional ____________________ 39 Tabel 7 Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional _______________________________ 39 Tabel 8 Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM pada PT Pertamina Persero _______________ 40 Tabel 9 Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM pada PT AKR Corporindo _________________ 40 Tabel 10 Capaian IKU Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi _________ 41 Tabel 11 Capaian IKU Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa ___________________________ 45 Tabel 12 RIncian Penambahan Panjang Pipa Transmisi Milik Pertagas Tahun 2018 _________ 47 Tabel 13 Rincian Penambahan Panjang Pipa Distribusi Tahun 2018 ______________________ 47 Tabel 14 Capaian IKU Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa ____________ 50 Tabel 15 Perbandingan Volume Pengaliran Gas Bumi Melalui Pipa _______________________ 52 Tabel 16 Capaian IKU Penerimaan Negara BPH MIgas __________________________________ 53 Tabel 17 Persentase Iuran BBM ____________________________________________________ 55 Tabel 18 Persentase Iuran Pengangkutan Gas Bumi ___________________________________ 55 Tabel 19 Capaian IKU Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas ___________________________ 62 Tabel 20 Konversi Skala Kualitatif ke Kuantitatif _____________________________________ 69 Tabel 21 Resume Revisi Anggaran BPH Migas Tahun 2018 ______________________________ 72 Tabel 22 Nilai Efektivitas Penggunaan Sumber Daya __________________________________ 76 Tabel 23 Nilai Capaian Hasil BPH Migas Tahun 2017 - 2018 _____________________________ 79 Tabel 24 Nilai Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ____________________________________ 80 Tabel 25 Perhitungan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2017 ____________________ 81 Tabel 26 Perhitungan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2018 ____________________ 83 Tabel 27 Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal KESDM pada BPH Migas s.d. Tahun 2018 _____________________________________________________________________ 85 Tabel 28 Tindak Lanjut Hasil BPK RI pada BPH Migas s.d. Tahun 2018 ____________________ 85 Tabel 29 Ikhtisar Capaian BPH Migas Tahun 2018 _____________________________________ 88
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 8
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja BPH Migas disusun dalam rangka melaksanakan amanat Undang –
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas
Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan ini juga berfungsi sebagai media evaluasi terhadap capaian terhadap visi-
misi, tujuan dan sasaran strategis BPH Migas sebagaimana tertuang dalam dokumen
Rencana Strategis BPH Migas tahun 2015 – 2019 maupun Perjanjian Kinerja BPH Migas
tahun 2018. Adapun sasaran strategis BPH Migas adalah:
1. Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan
Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI;
2. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui
Pipa;
3. Meningkatnya Penerimaan Negara BPH Migas;
4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas.
Capaian kinerja BPH Migas dapat ditinjau dari realisasi Indikator Kinerja yang telah
disepakati dan ditandangani oleh Menteri ESDM dan Kepala BPH Migas di awal tahun
2018. Ringkasan capaian terhadap ketujuh Indikator Kinerja BPH Migas adalah
sebagai berikut:
1. Persentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu yang Ditugaskan
kepada Badan Usaha
Target pengendalian kuota Jenis BBM Tertentu sebesar 100% (kuota :
16.230.000 KL) dengan realisasi sebesar 99,3% (realisasi penyaluran :
16.123.891 KL) (persentase capaian: 100,7%)
2. Jumlah hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing – Masing Badan
Usaha melalui Jumlah Peningkatan Tangki dan Jumlah Pengangkutan yang
dapat Dimanfaatkan Bersama
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 9
Target jumlah hari ketahanan cadangan BBM Nasional sebanyak 22 hari dengan
realisasi sebesar 21 hari (persentase capaian 95,45%)
3. Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi dalam rangka
Menuju Pasar Terbuka yang Diatur
Target pertumbuhan volume konsumsi BBM Non-Subsidi sebesar 6% dengan
proyeksi realisasi tercapai sebesar 5,5% (persentase capaian: 92,4%)
4. Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau
Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
Target Panjang pipa kumulatif di tahun 2018 sebesar 11.226 km dengan
realisasi sebesar 13.840,62 km (persentase capaian: 123,3%)
5. Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
Target volume sebesar 1.901.251.757 MSCF dengan realisasi volume sebesar
1.745.578.892 MSCF (persentase capaian: 91,8%)
6. Penerimaan Negara BPH Migas
Target PNBP BPH Migas tahun 2018 sebesar Rp950 Miliar dengan realisasi PNBP
sebesar Rp1.351 Miliar (persentase capaian: 142,2%)
7. Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha Pembayar Iuran
dalam Rangka Penerimaan Negara
Target indeks kepuasan Badan Usaha kepada BPH Migas adalah 81 (A) dengan
realisasi 81 (A) (persentase capaian: 100%)
Pada tahun 2018, BPH Migas mencapai Nilai Efektifitas sebesar 106,20% yang masuk
dalam kategori Sangat Efektif dan Nilai Efisiensi sebesar 68,7% yang masuk dalam
kategori Cukup Efisien.
Realisasi penyerapan anggaran BPH Migas tahun 2018 sebesar Rp169,47 Miliar atau
mencapai 92,43%. Realisasi ini merupakan yang tertinggi dalam delapan tahun
terakhir sehingga membuat nilai Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BPH Migas
mencapai 93,75%.
Mengacu pada evaluasi capaian tersebut tiap Indikator Kinerja, BPH Migas dapat
merumuskan beberapa strategi untuk mempertahankan kinerja yang sudah tercapai
dan meningkatkan capaian kinerja yang belum tercapai, yaitu:
1. Melaksanakan reviu secara berkala terhadap realisasi Indikator Kinerja,
Perjanjian Kinerja dan Rencana Strategis agar target yang dicanangkan pada
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 10
Perjanjian Kinerja di awal tahun menjadi lebih realistis dan tetap relevan
dengan Rencana Strategis;
2. Mengembangkan sistem informasi yang memungkinkan Badan Usaha
melaporkan realisasi kegiatan usahanya secara real time dan online sehingga
data lebih cepat dan akurat diterima oleh BPH Migas;
3. Meningkatkan koordinasi dengan stakeholders agar arah kebijakan yang diambil
dapat selaras dan konsisten;
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi rutin terkait penyerapan anggaran dan
pelaksanaan kinerja untuk mengoptimalkan pemanfaatan anggaran yang tepat
guna.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 11
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berdasarkan Pasal 8 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat
hidup orang banyak serta mengatur kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui
pipa agar pemanfaatannya dapat terbuka bagi semua pemakai. Untuk melaksanakan
hal tersebut, maka dibentuklah Badan Pengatur yang bertanggung jawab kepada
Presiden sebagaimana tercantum pada Pasal 46 dan 47.
BPH Migas sebagai Badan Pengatur bertugas untuk mengatur, menetapkan dan
mengawasi (1) ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak, (2) cadangan Bahan
Bakar Minyak Nasional, (3) pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan
Bahan Bakar Minyak, (4) Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, (5) Harga Gas
Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, serta (6) pengusahaan Transmisi dan
Distribusi Gas Bumi.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPH Migas senantiasa mengupayakan
terwujudnya praktik good governance yang mengutamakan efektivitas dan
akuntabilitas kinerja. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), bahwa setiap Lembaga, Unit Organisasi, Satuan Kerja maupun
Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran wajib menyusun Rencana
Strategis, Perjanjian, Pengukuran, Pelaporan dan Evaluasi Kinerja maka disusunlah
Laporan Kinerja BPH Migas sebagai pertanggungjawaban dan wujud akuntabilitas
atas kinerja dan anggaran pada tahun 2018. Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 12
PROFIL BPH MIGAS
DASAR HUKUM
Pembentukan, tugas dan fungsi serta anggaran BPH Migas diatur oleh dasar hukum
sebagai berikut:
1. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4152);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur
Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4253);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir
Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4436) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Republik lndonesia Nomor 4996);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan
Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar
Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4596);
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2002 tanggal 30
Desember 2002 tentang Pembentukan Badan Pengatur Penyediaan dan
Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas
Bumi Melalui Pipa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No.45
Tahun 2012 tanggal 13 April 2012;
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 13
6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya mineral Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat
pada Badan Pengatur Penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan
Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa.
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 56/PMK.02/2007 tanggal 5 Juni 2007
tentang Penggunaan Iuran untuk Pembiayaan Pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Badan Pengatur;
8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1196/KMK.02/2015
tanggal 27 November 2015 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Iuran Badan Usaha
Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas
Bumi Melalui Pipa pada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
TUGAS DAN FUNGSI
Tujuan dibentuknya BPH Migas adalah menjamin ketersediaan dan kelancaran
pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI serta mengatur kegiatan usaha
Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. Sesuai dengan Pasal 46 Undang-undang Nomor
22 Tahun 2001, BPH Migas bertugas untuk mengatur, menetapkan dan mengawasi :
a. Ketersediaan dan distribusi BBM;
b. Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional;
c. Pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan BBM;
d. Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa;
e. Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil;
f. Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi.
Berdasarkan tugas tersebut kewenangan BPH Migas meliputi:
a. Menetapkan kewajiban Badan Usaha yang akan atau telah melakukan
penyediaan dan distribusi BBM di Indonesia untuk melakukan operasi di daerah
yang mekanisme pasarnya belum berjalan dan daerah terpencil;
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 14
b. Menetapkan volume alokasi cadangan BBM dari masing-masing Badan Usaha
sesuai dengan Izin usaha untuk memenuhi cadangan nasional BBM yang
ditetapkan pemerintah;
c. Menetapkan pemanfaatan bersama atas fasilitas Pengangkutan dan
Penyimpanan BBM serta fasilitas penunjangnya milik Badan Usaha dalam
kondisi yang sangat diperlukan dan/atau untuk menunjang optimasi distribusi
di daerah terpencil;
d. Menetapkan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melaui pipa sesuai dengan prinsip
tekno-ekonomi;
e. Menetapkan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil dengan
mempertimbangkan kemampuan dan daya beli masyarakat;
f. Melaksanakan Lelang Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi
berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi
Nasional;
g. Memberikan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi melalui pipa
pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi untuk Badan Usaha
Pemegang Izin Usaha;
h. Mengatur dan menetapkan pemanfaatan bersama (Access Arrangement)
terhadap fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa;
i. Mengusulkan kepada Menteri Keuangan mengenai besaran Iuran Badan Usaha
yang mempunyai kegiatan usaha di bidang penyediaan dan distribusi BBM
serta Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan menetapkan biaya Hak Khusus
Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa;
j. Menetapkan dan memberlakukan Sistem Informasi pengusahaan dan Akun
Pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan
Gas Bumi melalui pipa;
k. Menyelesaikan perselisihan yang timbul terhadap pemegang Hak Khusus
Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 15
STRUKTUR ORGANISASI BPH MIGAS
Struktur organisasi BPH Migas diatur oleh Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 47 dimana BPH Migas terdiri atas Komite dan
Bidang. Komite BPH Migas terdiri atas 1 (satu) orang ketua merangkap anggota dan
8 (delapan) orang anggota, yang berasal dari tenaga profesional. Ketua dan anggota
Komite BPH Migas diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia serta bertanggung jawab
kepada Presiden. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPH Migas dibantu oleh
3 (tiga) Unit Eselon II, meliputi Direktorat Bahan Bakar Minyak, Direktorat Gas Bumi
dan Sekretariat BPH Migas, 9 (sembilan) Unit Eselon III dan 21 (dua puluh satu) Unit
Eselon IV. Struktur Organisasi BPH Migas dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Struktur Organisasi BPH Migas
SUMBER DAYA BPH MIGAS
Sumber daya BPH Migas meliputi sumber daya manusia dan sumber daya anggaran.
A. Sumber Daya Manusia
A.1 Kekuatan Pegawai
Sumber daya BPH Migas terdiri dari 9 orang anggota Komite, salah satu anggota
komite merangkap Ketua Komite sekaligus sebagai Kepala BPH Migas serta dibantu
oleh tenaga operasional sebanyak 198 PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang dipekerjakan
dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PNPNS) sebanyak 131. Sebaran dan
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 16
peta kompetensi berdasarkan pendidikan terakhir PNS yang dipekerjakan di
lingkungan BPH Migas dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 sedangkan sebaran
PNPNS di BPH Migas dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 2 Sebaran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan BPH Migas (orang)
Gambar 3 Peta Kompetensi PNS di BPH Migas Tahun 2018
Gambar 4 Sebaran PNPNS di BPH Migas Tahun 2018
1
15
11
128
41
2
0 20 40 60 80 100 120 140
SMP
SMA
D1 - D3
D4/S1
S2
S3
Personel
Peta Kompetensi PNS di BPH Migas Tahun 2018
15
28
17
6
7
5
13
40
0 15 30 45
PETUGAS KEAMANAN
PETUGAS TAMAN DAN KEBERSIHAN
PENGEMUDI
TEKNISI
PROTOKOLER DAN RESEPSIONIS
TENAGA DOKTER, PARAMEDIS DAN APOTEKER
SEKRETARIS KOMITE DAN ESELON II
ADMINISTRASI
Personel
Sebaran PNPNS di BPH Migas Tahun 2018
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 17
A.2 Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan program untuk meningkatkan kompetensi
pegawai dan manfaat lainnya adalah untuk menutupi kekurangan SDM dengan
memaksimalkan kemampuan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan, baik yang
berhubungan dengan bidang tugasnya maupun di bidang tugas lainnya sehingga
kemampuan pegawai tidak terpaku pada bidangnya masing-masing.
Peningkatan kompetensi pegawai BPH Migas diperoleh melalui undangan diklat baik
dari Biro Kepegawaian dan Organisasi KESDM, Badan Diklat KESDM, Kementerian lain
maupun mengirim para pegawai ke seminar dan training course di luar negeri dalam
berbagai jenis disiplin ilmu, baik teknis maupun administratif. Adapun beberapa
contoh kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan sumber daya
pegawai BPH Migas, sebagai berikut:
1. Diklatpim IV;
2. Pelatihan Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah
3. Pelatihan Audit Internal Sistem Manajemen Mutu
4. Diklat Teknis Pelaksana
5. Diklat Bendahara
6. Bimbingan Teknis Kepegawaian
7. Pelatihan Peningkatan Kemampuan PPNS BPH Migas
8. Pelatihan Pra Purna Bakti
B. Sumber Daya Anggaran
Sumber Daya Anggaran BPH Migas tahun 2018 sebesar Rp183,35 Miliar dengan sumber
dana 100% dari PNBP sebagaimana tercantum dalam DIPA Petikan T.A. 2018 Nomor
SP.DIPA-020.14.1.986860/2018 Tanggal 5 Desember 2017. Pada awalnya terdapat
blokir anggaran sebesar Rp24,04 Miliar sehingga anggaran efektif menjadi Rp159,31
Miliar. Namun setelah dilakukan revisi pembukaan blokir sebanyak 4 kali, tidak
terdapat lagi anggaran blokir dan anggaran final BPH Migas yang dapat digunakan di
tahun 2018 menjadi Rp183,35 Miliar.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 18
Struktur belanja BPH Migas berdasarkan anggaran tersebut meliputi Rp130,32 Miliar
untuk Belanja Barang, Rp48,91 Miliar untuk belanja Pegawai dan Rp4,13 miliar untuk
belanja modal.
Gambar 5 Rincian Pagu Anggaran BPH Migas berdasarkan Jenis Belanja th 2016 – 2018
ISU STRATEGIS BPH MIGAS
Dikutip dari Katadata.id (2019), berdasarkan riset yang dilakukan oleh Standard
Chartered Plc, Indonesia diperkirakan akan mencapai Pendapatan Domestik Bruto
(PDB) sebesar USD 10,1 triliun pada tahun 2030 dan menjadi salah satu dari lima
negara dengan Pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Pada tahun 2018 saja, Bank
Indonesia mengestimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada level 5,2%.
Disamping itu, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju
0,62% per tahun dan akan mencapai 335 juta jiwa pada tahun 2050. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk tersebut, kebutuhan energi nasional
pun akan ikut meningkat. Mengacu pada laporan Indonesia Energy Outlook tahun
2016, pada kondisi Business as Usual, kebutuhan energi Indonesia di tahun 2025
diperkirakan akan mencapai 238 juta Tonnes of Oil Equivalent (TOE), dimana 60%-
nya berasal dari sektor migas. Ditinjau dari jenis konsumen, sektor transportasi dan
industri masih menjadi pemakai utama dengan estimasi konsumsi masing – masing
sebesar 83 juta dan 87 juta TOE.
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,
BPH Migas bertanggung jawab untuk mengatur, menetapkan dan mengawasi
ketersediaan dan kelancaran pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI serta
mengatur kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. Dalam rangka
35.34 39.35 48.91
86.76
157.34 130.321.61
10.24.13123.71
206.89183.36
2016 2017 2018
PAGU ANGGARAN BPH MIGAS BERDASARKAN JENIS BELANJA
(MIL IAR RP)
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 19
memastikan ketersediaan dan distribusi BBM di seluruh wilayah NKRI, meningkatkan
infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi domestik, BPH Migas secara aktif dan
konsisten telah mendukung upaya – upaya Pemerintah sesuai dengan tugas dan
kewenangan yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 22 tahun 2001 tersebut.
Kontribusi BPH Migas dalam menjawab tantangan sektor hilir migas, di antaranya,
penetapan alokasi Jenis BBM Tertentu per kabupaten/kota, pengawasan Program
BBM Satu Harga, pelaksanaan sosialisasi sub penyalur, serta monitoring
perkembangan proyek pembangunan Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi
terutama pada proyek yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Penugasan.
Gambar 6 Proyeksi Kebutuhan Energi Indonesia
(Sumber: Indonesia Energi Outlook 2016)
Peran BPH Migas dalam Pengaturan dan Pengawasan Ketersediaan dan Distribusi
BBM
Laporan Indonesia Energi Outlook 2016 mengestimasikan laju pertumbuhan konsumsi
tahunan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan produk turunan minyak bumi lainnya sebesar
2,7% per tahun dengan jumlah kebutuhan 101 juta TOE pada tahun 2025. Di sisi lain,
berdasarkan 2018 Handbook of Energy Economics and Statistic of Indonesia
17 32 50 862543
61
96
62
101
153
260
8
18
28
48
17
45
84
193
0
100
200
300
400
500
600
700
Tahun 2015 Tahun 2025 Tahun 2035 Tahun 2050
JUta
TO
E
Proyeksi Kebutuhan Energi Indonesia
Batu Bara Gas Minyak Bumi EBT Kelistrikan
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 20
persentase kenaikan konsumsi BBM di tahun 2017 sebesar 7,2% atau dua kali lipat
estimasi awal. Hal ini mencerminkan pertumbuhan konsumsi BBM yang sangat
progresif dan harus diantisipasi oleh Pemerintah dengan memastikan ketersediaan
dan distribusi BBM di seluruh wilayah NKRI.
Dalam rangka menjamin ketersediaan dan distribusi BBM, BPH Migas telah
menugaskan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis
BBM Tertentu (JBT) melalui SK Kepala BPH Migas No. 38/P3JBT/BPH
Migas/Kom/2017 tanggal 19 Desember 2017 (PT Pertamina (Persero)) dan SK Kepala
BPH Migas No. 32/P3JBT/BPH Migas/Kom/2017 tanggal 27 November 2017 (PT AKR
Corporindo, Tbk) dan menugaskan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan
pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) melalui SK Kepala BPH Migas No.
40/P3JBKP/BPH Migas/Kom/2017 tanggal 19 Desember 2017 dan telah disesuaikan
dengan penugasan JAMALI melalui SK Kepala BPH Migas No. 18/P3JBKP/BPH
Migas/Kom/2018 tanggal 30 Mei 2018. Selain itu, BPH Migas telah mengeluarkan
Peraturan BPH Migas No. 06 Tahun 2015 tentang Sub Penyalur sehingga ketersediaan
BBM di masyarakat terjamin, implementasi dari Peraturan Menteri ESDM No.13
Tahun 2018.
Sejak tahun 2016, BPH Migas berfokus untuk mendukung Program BBM Satu Harga
demi memastikan ketersediaan BBM khususnya di wilayah Tertinggal, Terdepan,
Terluar (3T) sesuai amanah dari Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 36 tahun
2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Secara Nasional. Hal ini
bertujuan untuk segera pemberlakuan Harga Jual Eceran BBM yang sama untuk
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jenis BBM yang diatur untuk
menerapkan program tersebut adalah Jenis BBM Tertentu yaitu Minyak Solar 48 (Gas
Oil) dan Minyak Tanah, kemudian Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yaitu Bensin
(Gasoline) RON 88. Pelaksanaan Percepatan Penerapan BBM Satu Harga ini di
tugaskan kepada PT. Pertamina (Persero) dan PT. AKR Corporindo untuk melakukan
penambahan jumlah penyalur di wilayah-wilayah yang minim penyalur sesuai pada
lokasi tertentu yang telah ditetapkan oleh Ditjen Migas, sehingga diharapkan semua
masyarakat Indonesia bisa menikmati BBM dengan harga yang sama.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 21
Sampai dengan tahun 2018, BPH Migas telah mengawal pendistribusian BBM satu
harga hingga ke 131 penyalur yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Jumlah penyalur
tersebut terdiri atas 57 penyalur yang beroperasi di tahun 2016 – 2017 dan 74
penyalur yang beroperasi di tahun 2018.
Gambar 7 Capaian Program BBM Satu Harga Tahun 2016 - 2018
Gambar 8 Peresmian Penyalur BBM Satu Harga
Pencapaian jumlah penyalur BBM satu harga tersebut diperoleh bukan tanpa
kendala. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain kendala perizinan, kendala
lahan, serta kendala permodalan dari badan usaha. BPH Migas pun secara rutin
berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan, yaitu Ditjen Migas dan Badan
Usaha Penugasan yang terdiri dari PT Pertamina (Persero) dan PT AKR untuk mencari
solusi atas kendala yang ditemui. Menilik urgensi tugas pengawalan dan pengawasan
BBM satu harga, pada maka pada tahun 2019, BPH Migas mengusulkan untuk
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 22
menjadikan Jumlah Kumulatif BBM Satu Harga di Daerah 3T sebagai salah satu
Indikator Kinerja Utama dalam Perjanjian Kinerja antara Kepala BPH Migas dan
Menteri ESDM dan menargetkan total 170 penyalur BBM satu harga dapat beroperasi
pada 2019.
Gambar 9 Target Sebaran Penyalur BBM Satu Harga Tahun 2017 - 2019
BPH Migas juga melakukan pelaksanaan Posko dan Monitoring setiap Hari Raya Idul
Fitri dan Natal – Tahun Baru. Mulai tahun 2017, Posko Hari Raya Idul Fitri dan Natal-
Tahun Baru menjadi Posko Nasional Sektor ESDM dimana sesuai dengan penugasan
Menteri ESDM BPH Migas ditunjuk menjadi koordinator posko tersebut. Pelaksanaan
Posko dan Monitoring pada sebelum dan sesudah hari besar nasional ini dilaksanakan
dalam rangka memastikan ketersediaan dan pendistribusian BBM kepada masyarakat
selama periode posko berlangsung tidak mengalami kendala dan hambatan. Posko
tersebut melibatkan juga unit – unit di kementerian ESDM seperti Badan Geologi,
Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Migas dan Pusdatin serta Badan Usaha yang terdiri
dari Pertamina, PT AKR Corporindo, PT PLN, PT Pertagas Niaga dan PGN.
Selain pengawalan program tersebut, BPH Migas juga melaksanakan tugas rutin yang
meliputi pengawasan pendistribusian BBM, pemantauan konsumsi BBM Subsidi dan
BBM Non-Subsidi serta pemantauan ketahanan cadangan BBM Nasional. Kementerian
ESDM telah menargetkan volume BBM bersubsidi (Solar dan Kerosene) di tahun 2015
s.d. 2019 pada level 17,9 juta KL per tahun. Pada realisasinya, di tahun 2015 – 2018
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 23
rata – rata konsumsi tahunan BBM Subsidi adalah 15,079,489 Kl/tahun dengan jumlah
hari ketahanan cadangan BBM Nasional berkisar pada 22 hari.
Peran BPH Migas pada Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi
Berdasarkan Indonesia Energy Outlook 2016, laju pertumbuhan kebutuhan gas bumi
per tahun diperkirakan sebesar 3,9% dengan jumlah kebutuhan 43 juta TOE di tahun
2025. Berdasarkan rencana strategis 2015 – 2019, Kementerian ESDM juga
menargetkan pemanfaatkan gas bumi untuk kebutuhan energi domestik meningkat
secara gradual mulai 59% di tahun 2015 menjadi 64% di tahun 2019. Pada
kenyataanya, 2018 Handbook of Energy Economics and Statistic of Indonesia,
mencatatkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik di tahun 2017 hanya
berkisar di angka 48,3%. Pemanfaatan gas bumi dalam negeri yang masih minim
tersebut dipicu oleh belum optimalnya pengembangan infrastruktur gas bumi
nasional dan tata kelola kegiatan usaha hilir gas bumi Indonesia.
Kementerian ESDM melalui Rencana Strategis tahun 2015 – 2019 menargetkan
penambahan pajang pipa dari tahun 2015 s.d. 2019 adalah sepanjang 5.217 km.
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian ESDM menugaskan beberapa Badan
Usaha Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa untuk membangun Ruas
Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi.
BPH Migas pun berperan serta dalam monitoring perkembangan proyek
pembangunan Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi pada Badan
Usaha yang mendapat penugasan maupun Badan Usaha pemenang lelang, seperti PT
Pertamina Gas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk., PT Bakrie and Brothers (PT
Kalimantan Jawa Gas) serta PT Rekayasa Industri. Proyek pembangunan Ruas
Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi yang menjadi fokus utama monitoring pada
periode 2015 s.d. 2019 antara lain, Ruas Transmisi Arun – Belawan, Kepodang –
Tambak Lorok, Muara Karang – Muara Tawar – Tegalgede, Gresik Semarang, Duri –
Dumai, Grissik – PUSRI, West Natuna Transportation System (WNTS) – Pulau Pemping
dan Wilayah Jaringan Distribusi Dumai. Secara total, peningkatan Panjang pipa
Transmisi dan Distribusi pada periode 2015 s.d. 2018, telah mencapai 2.955,12 km
atau 56,6% dari Rencana Strategis. Beberapa kendala yang ditemui pada
pembangunan proyek Pipa Transmisi dan Jaringan Distribusi antara lain: kepastian
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 24
pasokan yang tidak tentu, contohnya terjadi pada ruas Cirebon – Semarang, yang
mengakibatkan proyek tertunda hingga saat ini karena proyeksi aspek keekonomian
tidak terpenuhi, maupun kendala pembebasan lahan dan/atau crossing lahan dengan
masyarakat maupun industri. Untuk mengatasi kendala tersebut, BPH Migas secara
rutin telah melakukan koordinasi dengan para stakeholders.
Selain melakukan pengawasan terhadap proyek penugasan pembangunan pipa
transmisi dan jaringan distribusi, BPH Migas juga berupaya untuk meningkatkan
jumlah infrastruktur melalui dikeluarkannya Peraturan BPH Migas Nomor 15 Tahun
2016 tentang Lelang Ruas Transmisi dan / atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi
Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus. Peraturan ini sekaligus mengganti dan
mencabut peraturan BPH Migas nomor 12/P/BPH Migas/III/2008 tentang Pedoman
Lelang Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi. Berdasarkan
peraturan baru tersebut, komponen penilaian lelang tidak lagi pada besaran tarif
melainkan capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex) proyek
pembangunan ruas transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi. Peraturan yang
baru juga mengakomodir prakarsa Badan Usaha pada kegiatan lelang. Badan Usaha
dapat melakukan Feasibility Study (FS) dan Front End Engineering Design (FEED) dan
mengajukan hasil FS dan FEED tersebut sebagai usulan lelang Ruas Transmisi
dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi baru. Apabila BPH Migas menyetujui usulan
tersebut dan lelang dilaksanakan, maka Badan Usaha yang mengusulkan akan
mendapatkan keutamaan (privilege) dalam pelaksanaan lelang berupa right to
match yaitu kesempatan untuk melakukan penawaran besaran capex dan opex yang
sama atau lebih rendah dari penawaran biaya oleh Badan Usaha dengan nilai evaluasi
tertinggi. Dengan adanya peraturan ini diharapkan pengembangan infrastruktur gas
bumi dapat terjadi dengan lebih progresif dan target pemanfaatan gas bumi nasional
dapat tercapai.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 25
Gambar 10 Diagram Alir Pelaksanaan Lelang dan Monitoring Pembangunan Pipa melalui
Prakarsa Badan Pengatur
Gambar 11 Diagram Alir Pelaksanaan Lelang dan Monitoring Pembangunan Pipa melalui
Prakarsa Badan Usaha
Pada tahun 2018, Kementerian ESDM menerbitkan Permen ESDM Nomor 4 tahun 2018
tentang Pengusahaan Gas Bumi pada Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi yang
hanya memperbolehkan adanya satu distributor dan satu trader gas bumi pada satu
area. Pemerintah juga mengalokasikan gas bumi kepada distributor gas dan
mengatur harga pada area distribusi. Untuk menyelaraskan kebijakan pemerintah
tersebut, BPH Migas sedang melakukan revisi terhadap Peraturan BPH Migas Nomor
15 Tahun 2016 dan berencana melakukan lelang terhadap beberapa Wilayah Jaringan
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 26
Distrbusi eksisting. Pada tahun 2019, BPH Migas berencana untuk melaksanakan
lelang Wilayah Jaringan Distribusi, di antaranya Wilayah Jaringan Distribusi Bekasi,
Anyer dan Gresik.
Melalui upaya – upaya strategis tersebut di atas, BPH Migas berharap terjadi
peningkatan ketersediaan distribusi BBM, khususnya di wilayah 3T, dan pemanfaatan
gas bumi dalam negeri, demi tercapainya energi berkeadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 27
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Laporan Kinerja BPH Migas tahun 2018 disusun berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun sistematika
Laporan Kinerja BPH Migas tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini meliputi latar belakang, profil BPH Migas, isu strategis dan sistematika
penulisan.
Bab 2 Perencanaan Kinerja
Bab kedua berisi uraian atas rencana kinerja BPH Migas tahun 2018 sebagaimana
tersusun dalam Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Perjanjian Kinerja.
Bab 3 Akuntabilitas Kinerja
Pada bab ini akan dibahas mengenai capaian kinerja dan akuntabilitas keuangan BPH
Migas. Capaian kinerja berfokus pada pencapaian dan analisa atas capaian kinerja
untuk setiap Perjanjian Kinerja serta kaitannya dengan sasaran strategis BPH Migas.
Sementara itu, akuntabilitas keuangan merupakan uraian tentang realisasi anggaran
dan analisa efektivitas anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi.
Bab 4 Penutup
Bab terakhir berisi kesimpulan umum atas LAKIN BPH Migas tahun 2018 serta
rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 28
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA Pasal 1 Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJP) Tahun 2005 – 2025 menyatakan bahwa Program
Pembangunan Nasional periode 2005 – 2025 terbagi dalam 4 tahap Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan periode masing – masing
5 tahunan. RPJMN periode ketiga (2015 – 2019) ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Nomor 2 tahun 2015 dan memiliki tema “Memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kopetitif
perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, Sumber Daya
Manusia (SDM) yang bekualitas, serta kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek)”. RPJMN tersebut menjadi acuan BPH Migas dalam menyusun Rencana
Strategis untuk periode 2015 - 2019 sebagaimana tercantum dalam Keputusan Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 867/Kpts/Ka/BPH Migas/2014. Rencana
Strategis BPH Migas tersebut selanjutnya menjadi bagian dari Rencana Strategis
Kementerian ESDM sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13
Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015 – 2019. Alur
penurunan RPJP menjadi Rencana Strategis BPH Migas dapat dilihat pada Gambar
12.
Gambar 12 Alur Penurunan RPJP menjadi Renstra BPH Migas periode 2015 – 2019
RPJPN 2005 - 2025(UU Nomor 17 Tahun 2007)
RPJPM 2015 - 2019(Perpres Nomor 2 Tahun 2015)
RENSTRA KESDM 2015 - 2019(Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2015)
RENSTRA BPH MIGAS(Keputusan BPH Migas Nomor 867/Kpts/Ka/BPH Migas/2014)
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 29
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN ESDM
Berdasarkan dokumen Rencana Strategis tahun 2015 – 2019, Kementerian ESDM
memiliki lima Tujuan yang dielaborasi ke dalam dua belas Sasaran Strategis. Dari
keempat Tujuan Kementerian ESDM tersebut, Terjaminnya Penyediaan Energi dan
Bahan Baku Domestik, merupakan Tujuan dengan jumlah Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja terbanyak. Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian ESDM tahun
2015 -2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian ESDM Tahun 2015 - 2019
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1. Terjaminnya penyediaan energi dan bahan baku domestik
1. Mengoptimalkan kapasitas penyediaan energi fosil
3
2. Meningkatkan alokasi enegi domestik 2
3. Meningkatan akses dan infrastuktur energi
3
4. Meningkatkan diversifikasi energi 2
5. Meningkatkan efisiensi energi dan pengurangan emisi
2
6. Meningkatkan produksi mineral dan peningkatan nilai tambah
2
2. Terwujudnya optimalisasi penerimaan negara dari sektor ESDM
7. Mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor ESDM
1
3. Terwujudnya subsidi energi yang lebih tetap sasaran dan harga yang kompetitif
8. Mewujudkan subsidi energi yang lebih tepat sasaran
1
4. Terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM
9. Meningkatkan investasi sektor ESDM 1
5. Terwujudnya manajemen dan SDM yang profesional serta peningkatan kapasitas iptek dan pelayanan bidang geologi
10. Mewujudkan manajemen dan SDM yang profesional
6
11. Meningkatkan kapasitas iptek 3
12. Meningkatkan kualitas informasi dan pelayanan bidang geologi
3
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 30
INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ESDM
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian ESDM merupakan penjabaran terhadap
dua belas rumusan Sasaran Strategis. Total Indikator Kinerja Kementerian ESDM
berdasarkan Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2015 adalah 29 buah. Indikator Kinerja
tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Perjanjian Kinerja Menteri
ESDM setiap tahun. Perjanjian Kinerja Menteri ESDM tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran.
Indikator Kinerja dalam Perjanjian Kinerja Menteri ESDM Tahun 2018 yang menjadi
tanggung jawab dan/atau diturunkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala BPH Migas,
adalah:
1. Akses dan Infrastruktur BBM poin a. Volume BBM bersubsidi dengan target
sebesar 16,23 Juta KL;
2. Akses dan Infrastruktur gas bumi poin f. Ruas pipa transmisi dan/atau wilayah
jaringan distribusi gas bumi dengan target 11.226 Km; dan
3. Penerimaan negara sektor ESDM poin a. Penerimaan Migas dengan target
Rp118,9 Triliun.
RENCANA STRATEGIS BPH MIGAS
Berdasarkan dokumen Rencana Strategis tahun 2015 – 2019, BPH Migas memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Mewujudkan organisasi BPH Migas yang handal, kredibel, dan kuat dalam
melakukan pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM
dan mengoptimalkan sistem pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha
pengangkutan gas bumi melalui pipa dalam rangka meningkatkan pemanfaatan
gas bumi dalam negeri;
2. Mewujudkan BPH Migas yang good governance dan terwujudnya citra BPH Migas
yang baik ditingkat nasional dan internasional.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 31
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015 – 2019, sasaran strategis BPH Migas
meliputi:
1. Meningkatkan alokasi energi domestik
2. Peningkatan pengembangan infrastruktur gas bumi
3. Tersedianya pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan
penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI
4. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya BPH Migas
Tabel 2 Rencana Strategis BPH Migas Tahun 2015 – 2019
Adanya perubahan arah kebijakan membuat terjadinya perubahan Sasaran Strategis
yang tertuang di dalam Perjanjian Kinerja BPH Migas Tahun 2018 menjadi:
1. Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan
Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI;
2. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui
Pipa;
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 32
3. Meningkatnya Penerimaan Negara BPH Migas;
4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas.
PERJANJIAN KINERJA BPH MIGAS
Rencana Strategis tersebut selanjutnya menjadi dasar penyusunan Perjanjian
Kinerja tahunan BPH Migas. Pada tahun 2018 terjadi perbedaan pada Sasaran
Strategis dan Indikator Kinerja Utama antara dokumen Rencana Strategis dengan
Perjanjian Kinerja (PK).
Perbedaan pertama meliputi penambahan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
Utama Penerimaan Negara BPH Migas. Penambahan Indikator Kinerja tersebut
dilakukan sebagai turunan Indikator Kinerja Kementerian ESDM yaitu Penerimaan
negara sektor ESDM poin a. Penerimaan Migas dengan target Rp118,9 Triliun.
Perbedaan kedua pada Rencana Strategis dengan Perjanjian Kinerja adalah
penyesuaian target Indikator Kinerja Utama Jumlah Peningkatan Pengembangan
Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui
Pipa. Nilai target Indikator Kinerja tersebut pada Rencana Strategis sebesar 15.646
km sedangkan pada Perjanjian Kinerja sebesar 11.226 km. Perbedaan tersebut
terjadi karena target telah disesuaikan dengan capaian tahun sebelumnya dan
rencana pengembangan tahun 2018 yang disampaikan oleh Badan Usaha.
Perbedaan ketiga terjadi pada perubahan indeks/satuan target Indikator Kinerja
Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha Pembayar Iuran. Pada
Rencana Strategis indeks Indikator Kinerja adalah sangat puas sedangkan pada
Perjanjian Kinerja indeks tersebut menjadi 81 (A). Perbedaan ini terjadi karena
adanya kebijakan Kementerian ESDM untuk mengkuantifikasikan indeks layanan.
Rincian Perjanjian Kinerja BPH Migas tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 3.
Seperti halnya Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM, Perjanjian Kinerja BPH Migas
juga mencantumkan komitmen terhadap jumlah Anggaran untuk kegiatan Tahun
Anggaran 2018 sebesar Rp183.355.740.000 (seratus delapan puluh tiga miliar tiga
ratus lima puluh lima juta tujuh ratus empat puluh ribu rupiah).
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 33
Tabel 3 Perjanjian Kinerja BPH Migas Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Tersedianya Pengaturan dan
Penetapan serta Terlaksananya
Pengawasan Penyediaan dan
Pendistribusian BBM di Seluruh
Wilayah NKRI
Persentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu
yang Ditugaskan kepada Badan Usaha
100%
Jumlah hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing –
Masing Badan Usaha melalui Jumlah Peningkatan Tangki dan
Jumlah Pengangkutan yang dapat Dimanfaatkan Bersama
22 hari
Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi
dalam rangka Menuju Pasar Terbuka yang Diatur
6%
Pengaturan, Penetapan dan
Pengawasan Usaha Pengagkutan
Gas Bumi Melalui Pipa
Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas
Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi
Melalui Pipa
11.226 km
Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 1.901.251.757
MSCF
Meningkatnya Penerimaan Negara
BPH Migas
Penerimaan Negara BPH MIgas Rp950 Miliar
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 34
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Dukungan Manajemen dan
Dukungan Pelaksanaan Tugas
Teknis BPH Migas
Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha
Pembayar Iuran dalam Rangka Penerimaan Negara
81 (A)
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 35
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
CAPAIAN KINERJA BPH MIGAS
1. PERSENTASE PENGENDALIAN KUOTA VOLUME JENIS BBM TERTENTU YANG DITUGASKAN KEPADA BADAN USAHA
Tabel 4 Capaian IKU Persentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu yang Ditugaskan kepada Badan Usaha
Tahun 2015 2016 2017 2018
Target Renstra 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Target IKU 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Realisasi 83,2% 88,2% 93,4% 99,3% % Capaian thd IKU 116,8% 111,8% 106,6% 100,7%
Gambar 13 Target Dan Realisasi Persentase Pengendalian Kuota Volume JBT yang
Ditugaskan kepada Badan Usaha
Metode perhitungan dan sumber data
Target Indikator Kinerja yang bernilai 100% merupakan target maksimal yang
sedapat mungkin dijaga agar tidak terlampaui. Sedangkan realisasi capaian Indikator
Kinerja Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu dihitung dengan formula:
100% 100% 100%
100%
83.20%
88.20%
93.40%
99.35%
80%
85%
90%
95%
100%
2015 2016 2017 2018
TARGET DAN REALISASI PERSENTASE PENGENDALIAN
KUOTA VOLUME JENIS BBM TERTENTU YANG
DITUGASKAN KEPADA BADAN USAHA
Target Renstra Target IKU Realisasi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 36
Terdapat perbedaan formula dalam perhitungan capaian Indikator Kinerja dari tahun
2018 dengan tahun sebelumnya. Agar dapat dilakukan perbandingan capaian dengan
tahun – tahun sebelumnya maka dilakukan perhitungan ulang terhadap capaian
dengan menggunakan formula di atas.
Perhitungan persentase capaian kinerja dapat dihitung dengan formula:
Hal ini berarti, jika target tercapai atau realisasi Pengendalian Kuota dibawah 100%
maka persentase capaian kinerja bernilai diatas 100%. Sebaliknya, apabila target
tidak tercapai atau realisasi Pengendalian Kuota lebih dari 100% maka persentase
capaian kinerja bernilai kurang dari 100%.
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistribusian Dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, salah satu tugas dan
wewenang Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi adalah menetapkan alokasi
volume Jenis BBM Tertentu untuk setiap Kabupaten/Kota diseluruh NKRI yang
meliputi Jenis Minyak Tanah (Kerosene) dan Jenis Minyak Solar (Gas Oil).
Data Kuota Volume Jenis BBM Tertentu mengacu kepada Surat Keputusan (SK) Kepala
BPH Migas Nomor 02/P3JBT/BPH Migas/KOM/2019 tentang Perubahan Keempat atas
Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 05/P3JBT/BPH Migas/KOM/2018 tentang Kuota
Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu per Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun
2018. Berdasarkan SK tersebut, total kuota volume Jenis BBM Tertentu sebesar
16.230.000 Kl yang meliputi Minyak Tanah/Kerosene dengan kuota 610.000 Kl dan
Minyak Solar dengan kuota 15.620.000 Kl. Sementara itu, data Realisasi volume
bersumber dari laporan Badan Usaha pada saat verifikasi volume.
Evaluasi Capaian
Pada tahun 2018, realisasi volume BBM Tertentu sebesar 16.123.891 Kl dari total
kuota sebesar 16.230.000 Kl. Hal ini menyebabkan nilai capaian Pengendalian Kuota
Volume Jenis BBM Tertentu yang Ditugaskan kepada Badan Usaha mencapai 99,3%
atau masih dibawah target kuota. Volume Solar berkontribusi 97% dari total volume
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 37
Jenis BBM Tertentu sehingga capaian Indikator Kinerja sangat dipengaruhi oleh
capaian kinerja Solar.
Tabel 5 Rincian Realisasi dan Kuota Jenis BBM Tertentu Tahun 2018 Jenis BBM Tertentu Kuota (Kl) Realisasi (Kl) Realiasi / Kuota (%)
Kerosene 610.000 539.972 88,5%
Solar 15.620.000 15.583.919 99,8%
Total 16.230.000 16.123.891 99,3%
Realisasi Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu di tahun 2018 (99,3%)
ternyata merupakan yang terbesar sejak tahun 2015 sehingga persentase capaian di
tahun 2018 menjadi yang terkecil (100,7%) dibandingkan tahun – tahun sebelumnya.
Gambar 14 Kuota dan Realisasi Jenis BBM Tertentu Tahun 2015 s.d. 2018
Apabila dilakukan perbandingan volume realisasi tahun 2015 - 2018, terlihat bahwa
terdapat kenaikan konsumsi total Jenis BBM Tertentu sebesar 3% per tahun dengan
rata – rata konsumsi 15.085.197/tahun. Kenaikan konsumsi ini sejalan oleh
meningkatnya aktivitas ekonomi serta adanya program pemerintah dalam
peningkatan jumlah sub-penyalur di Indonesia dan implementasi penyalur BBM Satu
Harga yang mencapai 74 titik pada 2018.
Kendala utama dalam pencapaian Indikator Kinerja ini adalah sulitnya menekan
kebutuhan Jenis BBM Tertentu akibat semakin tingginya disparitas harga antara BBM
Subsidi dan Non-Subsidi. Kebutuhan BBM meningkat seiring dengan pertumbuhan
17.05 15.50 15.50 15.62
0.850.69 0.61 0.61
14.16 13.75 14.51 15.58
0.74 0.54 0.530.54
2015 2016 2017 2018 -
5
10
15
20
Juta
Kl
Kuota dan Realisasi Jenis BBM Tertentu Tahun 2015 - 2018
Solar Kuota Kerosene Kuota Solar Realisasi Kerosene Realisasi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 38
ekonomi yang tampak dari trend peningkatan konsumsi Jenis BBM Tertentu. Untuk
mengakomodir hal tersebut, terdapat penambahan kuota Jenis BBM Tertentu di
tahun 2018 sebesar 120.000 Kl dari kuota tahun sebelumnya. Kendala lain dalam
memperoleh capaian Indikator Kinerja adalah akurasi penetapan kuota yang sangat
dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah bersama DPR serta ketersediaan APBN.
Upaya yang telah dilakukan BPH Migas untuk pencapaian target IKU adalah
melakukan pengawasan penyaluran dan pendistribusian volume kuota Jenis BBM
Tertentu serta peningkatan akurasi perhitungan kuota. Kegiatan pengawasan yang
telah dilakukan antara lain:
a. Melakukan verifikasi dan pengawasan lapangan terhadap kegiatan
pendistribusian Jenis BBM Tertentu (JBT) kepada Badan Usaha Penugasan.
b. Melakukan verifikasi dan pengawasan lapangan terhadap kuota BBM untuk
Transportasi Khusus (PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT ASDP (Persero), PT
Pelni (Persero) dan PT Pelra) yang telah ditetapkan oleh Badan Pengatur.
c. Melakukan verifikasi dan pengawasan lapangan terhadap kuota BBM untuk Non
Transportasi (Pertanian, Perikanan dan Usaha Mikro) yang telah ditetapkan oleh
Badan Pengatur.
d. Melakukan koordinasi dan kerjasama instansi terkait dalam rangka pengawasan
dan pencarian, pengumpulan bahan untuk keterangan (CAPULBAKET) terhadap
kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM.
e. Melakukan koordinasi dan kerjasama instansi terkait dalam pengawasan
penanggulangan penyalahgunaan penyediaan dan pendistribusian BBM
f. Melakukan pengawasan ketersediaan dan pendistribusian BBM dalam rangka Idul
Fitri, Natal dan Tahun Baru.
Strategi untuk memperbaiki capaian Indikator Kinerja di tahun 2019 yaitu
mengoptimalkan volume realisasi Jenis BBM Tertentu sesuai dengan kuota yang
ditetapkan dan mengawasi program Digitalisasi Nozzle sehingga penyaluran Jenis
BBM Tertentu dan Jenis BBM Penugasan dapat termonitor dengan baik. Selain itu,
dengan BPH Migas juga telah melakukan penandatanganan MoU dengan pihak
Kepolisian RI untuk mengawasi pendistribusian dan menindak penyalahgunaan Jenis
BBM Tertentu.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 39
2. JUMLAH HARI KETAHANAN CADANGAN BBM NASIONAL DARI MASING – MASING BADAN USAHA
Tabel 6 Capaian IKU Jumlah hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing – Masing Badan Usaha
Tahun 2015 2016 2017 2018
Target Renstra (hari) 21 21 21 22 Target IKU (hari) 21 21 21 22 Realisasi (hari) 22 19 22 21 % Capaian thd IKU 104,8% 91,8% 105,6% 97,2%
Metode perhitungan dan sumber data
Sumber data capaian Indikator Kinerja Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM
diperoleh dari laporan Badan Usaha terkait stok terakhir (closing stock) serta rata –
rata penyaluran harian (Daily Offtake Throughput), dan dihitung dengan formula:
Jenis BBM yang dihitung dalam formula tersebut meliputi Pemium, Solar, Pertamax
dan Avtur. Badan Usaha yang dihitung jumlah cadangannya yaitu PT Pertamina
(Persero) dan PT AKR Corporindo. Data stok dan Daily Offtake Throughput (DOT)
diperoleh dari laporan Badan Usaha pada kegiatan posko Natal 2018 dan Tahun Baru
2019 Kementerian ESDM yang diselenggarakan di BPH Migas pada tanggal 12
Desember 2018 s.d. 14 Januari 2019.
Evaluasi Capaian
Tabel 7 Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional JENIS BBM STOK (KL) DOT (KL/Hari) COV DAY (hari)
Premium 680.886 32.038 21 Solar 1.596.820 80.096 20 Pertamax 331.906 12.918 26 Avtur 421.206 16.654 25 Total 3.030.818 141.706 21
(status per 26 Desember 2018)
!"#$%&'$)&*+(!), ℎ&%/) = 23"4(56))&/7*8993&4$:ℎ%";'ℎ<;3 = 56ℎ&%/>
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 40
Gambar 15 Target dan Realisasi Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional
dari Masing – Masing Badan Usaha
Tabel 8 Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM pada PT Pertamina Persero JENIS BBM STOK (KL) DOT (KL/Hari) COV.DAY (Hari) Premium 680.886 32.038 21 Pertamax 324.826 12.868 25 M. Solar 1.497.843 76.386 20 Avtur 421.206 16.654 25 TOTAL 2.924.761 137.946 21
(status per 26 Desember 2018)
Tabel 9 Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM pada PT AKR Corporindo JENIS BBM STOK (KL) DOT (KL/Hari) COV.DAY (Hari)
Akra Sol 98.977 3.710 27
Akra 92 7.080 50 142
TOTAL 106.057 3.760 28 (status per 26 Desember 2018)
Capaian kinerja Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM tahun 2018 adalah 21 hari
atau 1 hari lebih sedikit daripada target 22 hari. Jika dibandingkan dengan tahun
2017, terdapat penurunan ketahanan cadangan sebanyak 1 hari.
Penurunan Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu
konsumsi/penyaluran harian BBM dan ketersediaan cadangan BBM. Dari aspek
konsumsi, terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada penyaluran harian,
dimana Daily Offtake Throughput di tahun 2018 meningkat dua kali lipat dari tahun
sebelumnya. Dari aspek ketersediaan cadangan, jumlah cadangan relatif lebih
rendah karena berkurangnya stok impor dan penurunan produksi kilang dalam
negeri. Berkurangnya stok impor disebabkan oleh meningkatnya harga minyak dunia
21
21
21
2222
19
22
21
18
19
20
21
22
23
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8
HA
RI
TARGET DAN REALISASI
JUMLAH HARI KETAHANAN CADANGAN BBM NASIONAL DARI
MASING – MASING BADAN USAHA
Target Renstra Target IKU Realisasi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 41
mencapai USD80/barell yang menyebabkan pembatasan volume impor oleh Badan
Usaha. Penurunan produksi kilang dalam negeri sebesar 3,8% dibandingkan tahun
2017 terjadi antara lain karena rendahnya efisiensi akibat usia kilang yang sudah
tua.
Faktor pendukung capaian Indikator Kinerja ini adalah kapasitas Badan Usaha untuk
menyimpan cadangan BBM Nasional yang masih memadai. Meskipun demikian,
peningkatan Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM terkendala kendali proses untuk
meningkatkan stok BBM Nasional yang mempertimbangkan aspek operasional, bisnis
dan ekonomis masing-masing Badan Usaha.
BPH Migas pun tetap berupaya memastikan tercapainya Indikator Kinerja seoptimal
mungkin melalui:
a. Monitoring implementasi kewajiban Badan Usaha dalam pemenuhan cadangan
operasional;
b. Melakukan pengawasan ketersediaan (stok) BBM dalam rangka keterjaminan
ketersediaan BBM di dalam negeri
c. Membangun dan mengembangkan sistem informasi penyediaan dan
pendistribusian BBM berbasis Teknologi Informasi.
Strategi BPH Migas di tahun 2019 dalam rangka meningkatkan tercapainya Indikator
Kinerja yaitu dengan optimalisasi pemanfaatan sistem informasi penyediaan dan
pendistribusian BBM sehingga ketersediaan dan cadangan BBM di seluruh wilayah
NKRI dapat terpantau lebih akurat.
3. PERSENTASE PENINGKATAN VOLUME KONSUMSI BBM NON SUBSIDI
Tabel 10 Capaian IKU Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi Tahun
2015 2016 2017 2018 Taregt Renstra 10% 2% 4% 6% Target IKU 10% 2% 4% 6% Realisasi 133,2% 4,5% 6,3% 5,5%* % Capaian thd IKU 1332,4% 227,5% 157,6% 92,4%
*) Realisasi Triwulan IV tahun 2018 (unverified) dikarenakan belum dilakukan verifikasi Final Triwulan IV Tahun 2018
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 42
Gambar 16 Target Dan Realisasi Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi
Metode perhitungan & sumber data
Capaian Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi
dihitung dengan membandingkan realisasi volume tahun ini dan tahun sebelumnya.
Perhitungan capaian kinerja dapat diformulasikan sebagai berikut:
Jenis BBM Non Subsidi yang diperhitungkan dalam Indikator Kinerja ini meliputi Jenis
BBM Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan. Data untuk perhitungan diperoleh dari
laporan Badan Usaha yang disampaikan pada saat verifikasi volume s.d Triwulan III
serta prognosa volume hingga akhir tahun 2018.
Evaluasi Capaian
Nilai proyeksi capaian Indikator Kinerja Peningkatan Volume BBM Non Subsidi tahun
2018 adalah 5,5%. Nilai ini berarti terjadi kenaikan konsumsi BBM Non-Subdisi dari
63.030.084 Kl di tahun 2017 menjadi 66.523.152 KL di tahun 2018. Tahun 2015
merupakan periode dengan kenaikan konsumsi BBM Non Subsidi terbesar karena pada
tahun tersebut BBM jenis Ron 88 tidak lagi mendapatkan subsidi sebagaimana diatur
pada Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistrbusian
dan Harga Jual Eceran BBM. Selanjutnya, sejak tahun 2016 hingga 2018 konsumsi
BBM Non Subsidi naik dengan laju rata – rata 5,5% per tahun. Rata – rata konsumsi
10%2% 4% 6%
133.20%
4.50% 6.30% 5.50%
0%
50%
100%
150%
2015 2016 2017 2018
TARGET DAN REALISASI
PERSENTASE PENINGKATAN VOLUME KONSUMSI
BBM NON SUBSIDI
Target Renstra Target IKU Realisasi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 43
BBM Non Subsidi pada periode 2015 - 2018 adalah sebesar 61,4 juta KL per tahun.
Pertumbuhan konsumsi BBM Non Subsidi tersebut sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang masih cukup baik yaitu pada kisaran 5% per tahun.
Gambar 17 Realisasi Penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan Tahun 2015 – 2018
Di tahun 2018, Pemerintah menetapkan kebijakan baru terkait pendistribusian Jenis
BBM Khusus Penugasan yang tertuang dalam Perpres Nomor 43 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistrbusian dan Harga Jual Eceran BBM serta Keputusan Menteri ESDM Nomor
1851 K/15/MEM/2018 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar
Minyak Khusus Penugasan di Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa
Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi DIY, dan Provinsi Bali.
Kebijakan ini menetapkan BBM jenis Ron 88 sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan
serta memungkinkan Menteri untuk menetapkan pendistribusian BBM jenis Ron 88 di
wilayah penugasan yang dikecualikan, meliputi wilayah Jawa, Madura dan Bali.
Di tahun yang sama juga terdapat kenaikan harga Jenis BBM Umum antara Rp450 -
Rp1350 per liter. Kenaikan ini terjadi karena naiknya harga minyak mentah dunia
yang sempat menyentuh angka USD80 per barrel. Sementara itu, Jenis BBM Khusus
Penugasan yang diperluas penerapannya tidak kunjung mendapat penetapan harga
baru dari pemerintah. Kedua hal ini mengakibatkan kenaikan realisasi volume Jenis
BBM Khusus Penugasan yang cukup signifikan yaitu sebesar 31% sementara
pertumbuhan Jenis BBM Umum cenderung melambat dengan kenaikan volume 2,3%
24.31
44.46 48.7555.98 57.29
12.2510.54
7.05 9.23
24.31
56.71 59.2963.03
66.52
-
10
20
30
40
50
60
70
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
KL
Realisasi Volume BBM Non-Subsidi Tahun 2015 - 2019
JBU JBKP Total BBM Non-Subsidi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 44
dibandingkan tahun 2017 karena konsumen akan cenderung memilih Jenis BBM
Khusus Penugasan yang memiliki harga lebih murah. Mengingat Jenis BBM Umum
meliputi 86% dari total volume BBM Non Subsidi, maka kombinasi pertumbuhan
konsumsi kedua jenis BBM tersebut, menyebabkan pertumbuhan BBM Non Subsidi
hanya berada di kisaran 5,5% dari target 6%.
Gambar 18 Grafik Perbandingan Kuota dan Reallisasi JBKP
Dalam rangka meningkatkan volume penggunaan BBM Non Subsidi, upaya yang
dilakukan BPH Migas antara lain:
a. Melakukan verifikasi dan pengawasan lapangan terhadap kegiatan
pendistribusian Jenis BBM Umum kepada Badan Usaha.
b. Melakukan pengawasan terhadap implementasi pendistribusian Jenis BBM Khusus
Penugasan kepada Badan Usaha.
c. Melakukan pengawasan ketersediaan dan pendistribusian BBM dalam rangka Idul
Fitri, Natal dan Tahun Baru.
d. Melakukan koordinasi dan kerjasama instansi terkait dalam pengawasan
penanggulangan penyalahgunaan penyediaan dan pendistribusian BBM.
e. Membangun dan mengembangkan sistem informasi penyediaan dan
pendistribusian BBM berbasis Teknologi Informasi.
Untuk meningkatkan capaian kinerja ini di tahun mendatang, Direktorat BBM akan
mengintensifkan kegiatan pengawasan pendistribusian Jenis BBM Umum dan Jenis
BBM Khusus Penugasan serta mengoptimalkan pemanfaatan sistem informasi
13.6 13.0 12.5 11.812.310.5
7.09.2
-
4
8
12
16
2015 2016 2017 2018
Juta
KL
Perbandingan Kuota dan Realisasi Volume JBKP
Kuota JBKP Realisasi JBKP
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 45
penyediaan dan pendistribusian BBM berbasis Teknologi Informasi untuk
mengoptimalkan kegiatan verifikasi serta memudahkan pelaporan Badan Usaha.
4. JUMLAH PENINGKATAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR RUAS TRANSMISI DAN/ATAU WILAYAH JARINGAN DISTRIBUSI GAS BUMI MELALUI PIPA
Tabel 11 Capaian IKU Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
Tahun 2015 2016 2017 2018
Target Renstra (km) 13.105,00 15.330,00 15.364,00 15.646,00 Target IKU (km) 13.105,00 10.296,00 12.597,00 11.226,00 Realisasi (km) 9.169,49 10.186,98 10.669,62 13.840,62 % Capaian thd IKU 70,0% 98,9% 84,7% 123,3%
Gambar 19 Target dan Realisasi Jumlah Peningkatan Pengembangan Insfrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
Metode Perhitungan dan Sumber Data
Indikator Kinerja Utama ini merupakan panjang kumulatif dari Infrastruktur Ruas
Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa. Terjadi
perubahan perhitungan realiasi capaian Indikator Kinerja di tahun 2018. Pada tahun
2017, realisasi capaian dihitung dari penjumlahan panjang pipa eksisting di akhir
13.11
15.33 15.36
15.65
13.11 10.30
12.60
11.23
9.17 10.19
10.67
13.84
0
5
10
15
20
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8
RIB
U K
M
TARGET DAN REALISASI
JUMLAH PENINGKATAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
RUAS TRANSMISI DAN/ATAU WILAYAH JARINGAN
DISTRIBUSI GAS BUMI MELALUI PIPA
Target Renstra Target IKU Realisasi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 46
tahun sebelumnya (2016) dengan realisasi konstruksi dari Ruas Transmisi dan
Jaringan Distribusi. Sedangkan pada tahun 2018, selain menggunakan metode
sebelumnya, realisasi capaian juga memperhitungkan panjang pipa Jaringan Gas
(Jargas) Rumah Tangga/Pelanggan Kecil. Sumber data capaian IKU ini antara lain
data pemberian Hak Khusus dan Izin Usaha serta laporan pengembangan
pembangunan pipa transmisi dan Distribusi Badan Usaha.
Target Indikator Kinerja ini berbeda dari Rencana Strategis 2015 – 2019. Perbedaan
ini dikarenakan adanya perubahan rencana pembangunan pipa transmisi dan
distribusi oleh Badan Usaha.
Evaluasi Capaian
Dibandingkan dengan target IKU sebesar 11.226 km realisasi panjang pipa di tahun
2018 adalah 13.840,62 km. Jumlah panjang pipa tersebut terdiri atas pipa transmisi
mencapai 5.153,24 km, pipa distribusi sepanjang 5.789,24 km dan pipa Jargas
sepanjang 2.898,13 km.
Pada akhir tahun 2017 jumlah total panjang pipa adalah 10,669.62 km yang tediri
dari 4.930,35 km Ruas Transmisi dan 5.739,27 km Wilayah Jaringan Distribusi. Jika
dilakukan perbandingan untuk per jenis pipa, terdapat kenaikan sebesar 3% dan 2%
masing – masing untuk panjang pipa transmisi dan pipa distribusi. Grafik perubahan
panjang pipa transmisi dan distribusi setiap tahun dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Grafik Panjang Pipa Transmisi dan Distribusi per Tahun
7,987.36 9,169.49
10,186.98 10,669.62 10,942.48
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8
Km
PANJANG PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PER TAHUN
Panjang Pipa (km)
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 47
Penambahan panjang pipa transmisi diperoleh dari realiasi konstruksi Ruas Transmisi
PT Pertamina Gas di tahun 2018 sebesar 222,89 km. Kenaikan panjang pipa distribusi
sebesar 49,97 km berasal dari realisasi konstruksi Wilayah Jaringan Distribusi Dumai
milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN), serta penambahan pada pipa distribusi
eksisting di Jawa Timur dan Jawa Barat milik PGN dan PT Surya Energi Parahita.
Sedangkan, penambahan panjang pipa Jargas diperoleh dari laporan PT Pertamina
Gas dan PGN.
Tabel 12 RIncian Penambahan Panjang Pipa Transmisi Milik Pertagas Tahun 2018 Ruas Transmisi Area Provinsi Panjang (km)
Gresik – Semarang Gresik Jawa Timur 31,11
Grissik – Pusri Palembang Sumatera Selatan 111,37
Duri – Dumai Riau Pekanbaru 64,00
Srimulya – Asrigita Palembang Sumatera Selatan 11,00
Ekstensi Citarik – Tegalgede Bekasi Jawa Barat 0,75
ORF Semare – Porong Grati Sidoarjo Jawa Timur 0,66
Tabel 13 Rincian Penambahan Panjang Pipa Distribusi Tahun 2018 Badan Usaha Wilayah Jaringan Distribusi Provinsi Panjang (km)
PGN Dumai Riau 15,95
Gresik Jawa Timur 11,50
PT Surya Energi Parahita Bekasi Jawa Barat 22,52
Hasil capaian Indikator Kinerja tersebut dapat terlaksana karena BPH Migas secara
rutin melakukan monitoring terhadap proyek konstruksi Ruas Transmisi dan Wilayah
Jaringan Distribusi. Status terakhir proyek pembangunan pipa adalah sebagai
berikut:
1. Ruas Transmisi Gresik – Semarang
Progress pipa tertanam 264,70 km dari 272.65 km (97,09%). Progres EPC + pipa:
98,21%. Kendala yang dihadapi pembebasan lahan dan konstruksi yaitu re-route
jalur Desa Banjarsari (9.100 meter), Perumahan Griya Agung (275 meter), KLH
Tobo Bojonegoro (300 meter), crossing flyover EMCL dan Geolink (410 meter), 8
Crossing PT KAI di Blora dan 2 Crossing KAI di WP 1 (228 meter).
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 48
Gambar 21 Perkembangan Proyek Konstruksi Ruas Transmisi Gresik – Semarang
2. Ruas Transmisi Grissik - Pusri
PT Pertagas telah menyelesaikan pembangunan fisik pipa Transmisi gas bumi
Grissik – Pusri dengan dilaksanakannya Gas in pada tanggal 4 Desember 2018.
Realisasi panjang pipa terpasang adalah sepanjang 176 km. Pipa tersebut
dibangun berdasarkan penugasan pemerintah atas permintaan dari PT Pupuk
Sriwijaya Palembang (PSP) untuk mengangkut gas dari Grissik Musi Banyuasin
menuju pabrik PSP di Palembang. Pipa transmisi tersebut juga berpotensi untuk
menyuplai PLN dan pengembangan KEK Tanjung Api-Api.
3. Ruas Transmisi Duri - Dumai
Proyek ini merupakan konsorsium antara PT Pertamina Gas dan PGN. Progress
pipa tertanam adalah 64,35 km dari 67 km (96,04%). Progres EPC + pipa: 97,39%.
Pada tahap I dari Duri menuju LBCV 4 (Konsumen PGN) sejauh 62 km telah
dilakukan commisioning test pada bulan November 2018. Selanjutnya dari LBCV
4 menuju Refinery Unit 2 Dumai ditargetkan selesai pada 31 Januari 2019.
4. Wilayah Jaringan Distribusi DUMAI
Proyek ini dilaksanakan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Progress pipa
tertanam adalah 48 km dari 54 km (88,89%) sampai section Lubuk Gaung.
Kendala yang dihadapi adalah Pemasangan pipa ±6,7 Km di Kawasan Industri
Dumai (KID), belum dapat dilaksanakan terkait belum tercapainya kontrak
kerjasama dengan pengelola Kawasan Industri Dumai (PT Wilmar).
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 49
Gambar 22 Perkembangan Proyek Konstruksi Ruas Transmisi Duri – Dumai
5. Ruas Transmisi West Natuna Transportation System (WNTS) – Pulau Pemping
Merupakan pipa transmisi penugasan kepada PGN berdasarkan Kepmen ESDM
Nomor 6105 K/12/MEM/2016 tanggal 19 Juli 2016. Saat ini masih dalam tahap
penyusunan Front – End Engineering Design.
SK KA-ANDAL penyusunan AMDAL untuk proyek ini telah diperoleh, kegiatan
asistensi ANDAL – RKL – RPL telah dilakukan pada 9 Oktober 2018. Penyampaian
dokumen perbaikan hasil asistensi ANDAL dan RKL RPL kegiatan WNTS – Pemping
telah disampaikan pada 17 Oktober 2018.
PLN menginformasikan melalui surat no. 0283/EPI.03.02/DITDAN-2/2018 tanggal
16 April 2018 perihal Kelanjutan Proyek Pembangunan dan Pengoperasian Pipa
Gas Bumi dari Pipa West Natuna Transportation System ke Pulau Pemping
Provinsi Kepulauan Riau bahwa sejak dimulainya pengaliran gas dari Petrochina
International Jabung Ltd pada pertengahan tahun 2016 yang menambah
ketersediaan gas di Pulau Batam dan kemudian diikuti dengan perlambatan
pertumbuhan ekonomi di Pulau Batam pada periode yang sama, maka kebutuhan
gas kelistrikan Pulau Batam sampai dengan akhir 2019 diperkirakan telah
tercukupi.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 50
Selain itu, pencapaian Indikator Kinerja didukung oleh faktor – faktor seperti
komitmen Badan Usaha dalam melaksanakan pembangunan jaringan pipa gas dan
kepastian alokasi Gas Bumi adanya perjanjian dengan calon konsumen baru pada
ruas transmisi yang telah dibangun.
Strategi tahun 2019 untuk mendukung Peningkatan Pengembangan Infrastruktur
Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa, antara
lain:
a. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan Pemerintah Daerah
Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, Anggota DPR dan DPD sebagai tindak
lanjut FGD di Kalimantan Timur pada bulan Desember 2018 dalam rangka
memperoleh dukungan untuk pengembangan jaringan pipa Trans Kalimantan;
b. Meningkatkan koordinasi dengan SKK Migas dan Ditjen Migas khususnya terkait
pasokan untuk Ruas Transmisi Cirebon – Semarang agar pipa bisa segera
terbangun;
c. Secara rutin melakukan koordinasi dengan Badan Usaha dan stakeholder terkait
untuk memastikan rencana pembanguan pipa transmisi dan distribusi tahun
2019 dapat berjalan dengan baik.
6. VOLUME PENGANGKUTAN DAN NIAGA GAS BUMI MELALUI PIPA
Tabel 14 Capaian IKU Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Tahun
2015 2016 2017 2018 Target Renstra (MSCF) 1.792.000.000 1.827.000.000 1.864.000.000 1.901.000.000 Target (MSCF) 1.791.591.994 1.827.423.834 1.863.972.311 1.901.251.757 Realisasi (MCSF) 1.859.760.880 1.829.375.500 1.736.417.570 1.745.578.892* % Capaian thd IKU 103,8% 100,1% 93,2% 91,8%
*) Prognosa karena belum dilakukan Verifikasi Triwulan III dan Final 2018
Metode perhitungan & sumber data
Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui pipa dihitung berdasarkan hasil
verifikasi BPH Migas atas laporan Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi
melalui pipa periode Triwulan I s.d. III tahun 2018 ditambah dengan prognosa dari
rencana volume Pengangkutan dan Niaga Triwulan IV yang disampaikan oleh Badan
Usaha pada awal tahun. Data prognosa digunakan karena verifikasi atas atas kegiatan
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 51
usaha Niaga dan Pengangkutan Gas Bumi Triwulan IV serta final tahun 2018 baru
akan dilaksanakan pada akhir Januari 2019.
*) Prognosa karena belum dilakukan Verifikasi Triwulan III dan Final 2018
Gambar 23 Target dan Realisasi Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
Data bersumber dari :
a. Hasil Verifikasi Triwulan I s.d. III tahun 2018 dengan total volume sebesar
1.356.196.982 MSCF yang terdiri atas volume Pengangkutan sebesar
1.058.740.055 MSCF dan volume Niaga sebesar 297.456.927 MSCF.
b. Rencana volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui pipa tahun 2018
sebagai dasar pembayaran iuran yaitu sebesar 389.378.910 MSCF untuk periode
Triwulan IV tahun 2018.
Evaluasi Capaian
Dibandingkan dengan target Indikator Kinerja, proyeksi realisasi volume
pengangkutan dan niaga gas bumi melalui pipa tahun 2018 hanya tercapai 91,8%.
Kurang optimalnya capaian Indikator Kinerja disebabkan antara lain karena belum
disesuaikannya target Indikator Kinerja dengan rencana kegiatan Badan Usaha tahun
2018 serta berkurangnya jumlah Badan Usaha yang beroperasi. Target Indikator
Kinerja Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi masih mengacu pada target
Rencana Strategis 2015 – 2019 dimana volume selalu diproyeksikan naik. Dalam
kenyataannya, realisasi volume selama lima tahun terakhir cenderung menurun dan
sejak tahun 2017 realisasi volume sudah berada di bawah target Rencana Startegis.
1,792
1,827
1,864
1,901
1,860
1,829
1,736 1,746
1,600
1,700
1,800
1,900
2,000
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 *
BS
CF
TARGET DAN REALISASI
VOLUME PENGANGKUTAN DAN NIAGA GAS BUMI
MELALUI PIPA
Target Renstra Target IKU Realisasi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 52
Penurunan capaian Indikator Kinerja juga didukung dengan adanya Badan Usaha
khususnya Badan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa yang tidak beroperasi kembali,
seperti PT Intermega Sebaku Indonesia, PT Mutiara Energy dan PT Berkah Usaha
Energy.
Sampai dengan Triwulan III tahun 2018, dari total volume pengaliran gas sebesar
1.356.196.982 MSCF, kegiatan pengangkutan gas bumi berkontribusi sebesar 78%
sedangkan kegiatan niaga gas bumi berkontribusi 22%.
Jika dibandingkan dengan capaian Indikator Kinerja tahun 2017, prognosa realisasi
volume total tahun 2018 diperkirakan naik sebesar 0,53%. Apabila memperhitungan
volume pengaliran harian, maka, sampai dengan Triwulan III 2018 volume pengaliran
harian gas bumi melalui pipa mencapai 4.967,8 MMSCFD atau 4,42% lebih tinggi
daripada volume pengaliran harian di tahun 2017 sebesar 4.757,3 MMSCFD.
Tabel 15 Perbandingan Volume Pengaliran Gas Bumi Melalui Pipa Tahun 2017 TW I-III tahun 2018 Jenis Pengangkutan Niaga Total Pengangkutan Niaga Total Volume kumulatif (MSCF)
1.385.954.817 350.462.757 1.736.417.574 1.058.740.055 297.456.927 1.356.196.982
Volume Harian (MMSCFD)
3.797,1 960,2 4.757,3 3.878,2 1.089,6 4.967,8
Upaya yang telah dilakukan BPH Migas serta faktor pendukung dan capaian kinerja
tahun 2018 antara lain:
a. Melaksanakan kegiatan pengawasan antara lain melalui kegiatan verifikasi
volume triwulanan dan uji petik untuk meningkatkan kepatuhan Badan Usaha
Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. Dari pelaksanaan pengawasan
tersebut diperoleh data dan informasi adanya pengembangan kegiatan usaha
serta penyesuaian izin milik Badan Usaha. Contoh pengembangan kegiatan
usaha terjadi pada PT Indogas Kriya Dwiguna dan PT Igas Utama, yang semula
hanya melakukan kegiatan usaha niaga saja namun sejak 2018 Badan Usaha
tersebut juga melakukan kegiatan usaha pengangkutan pada fasilitas yang
sama. Informasi tersebut menjadi dasar pencatatan volume pengangkutan dan
niaga pada verifikasi volume triwulanan dan final;
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 53
b. Melaksanakan update data Badan Usaha pengangkutan dan niaga gas bumi
melalui pipa dengan Ditjen Migas;
c. Melakukan inisiasi Nota Kesepahaman antara BPH Migas dengan Kepolisian RI
terkait pengawasan kegiatan usaha gas bumi melalui pipa. Melalui koordinasi
antara BPH Migas dengan Kepolisian RI diharapkan kepatuhan Badan Usaha akan
meningkat sehingga volume yang tercatat akan semakin lengkap;
d. Terjaganya koordinasi yang baik antara antara BPH Migas, Ditjen Migas dan
Inspektorat Kementerian ESDM sehingga kepatuhan Badan Usaha terus
meningkat.
Kendala yang dihadapi pada pelaksanan Indikator Kinerja di tahun 2018, yaitu:
a. Terdapat Badan Usaha khususnya Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui
Pipa yang belum melaporkan kegiatan usahanya untuk periode Triwulan III
tahun 2018 seperti, PT Indogas Kriya Dwiguna;
b. Pelaporan masih dilakukan secara triwulanan pada saat kegiatan verifikasi,
sehingga data realisasi Triwulan IV masih menggunakan Prognosa.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan di tahun 2019 untuk mengatasi kendala di
atas, antara lain:
a. Mengintensifkan koordinasi dan pengawasan Badan Usaha bersama Ditjen
Migas dan Inspektorat Kementerian ESDM terkait Izin Usaha dan pelaksanaan
Izin Usaha;
b. Mengembangkan sistem pelaporan online untuk mendorong Badan Usaha
Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa melaporkan kegiatan usahanya
secara rutin setiap bulan.
7. PENERIMAAN NEGARA BPH MIGAS
Tabel 16 Capaian IKU Penerimaan Negara BPH MIgas Tahun
2015 2016 2017 2018 Target Renstra (Miliar Rp) - - - - Target IKU (Miliar Rp) - - - 950 Realisasi (Miliar Rp) 1.248 1.083 1.157 1.351 % Capaian thd IKU - - - 142,2%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 54
Gambar 24 Target dan Realisasi Penerimaan Negara BPH Migas
Metode Perhitungan dan Sumber Data
Sasaran Strategis Meningkatnya Penerimaan Negara BPH Migas dan IKU Penerimaan
Negara BPH Migas merupakan sasaran dan indikator yang baru ditambahkan pada
Perjanjian Kinerja 2018 dan sebelumnya tidak terdapat pada Rencana Strategis BPH
Migas 2015 – 2019. Penerimaan Negara BPH Migas merupakan salah satu sumber
Pendapat Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari pembayaran Iuran oleh
Badan Usaha kepada BPH Migas selaku Badan Pengatur untuk kemudian langsung
disetorkan seluruhnya ke Kas Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2016 mendefinisikan Iuran sebagai sejumlah
dana tertentu yang wajib dibayarkan kepada Badan Pengatur oleh Badan Usaha yang
melakukan kegiatan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan/atau
melakukan kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau kegiatan
usaha Niaga Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi Gas Bumi. Dasar
perhitungan besaran Iuran Badan Usaha yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2006, sebagai berikut:
1. Besaran Iuran BBM
Kententuan Persentase Iuran BBM dapat dilihat pada Tabel 17.
-
950
1,248 1,083 1,157 1,351
-
400
800
1,200
1,600
2015 2016 2017 2018
MIL
IAR
R
PTARGET DAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA
BPH MIGAS
Target Renstra Target IKU Realisasi
Iuran BBM = volume BBM per tahun x harga jual eceran BBM x persentase Iuran BBM
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 55
Tabel 17 Persentase Iuran BBM
Volume Penjualan BBM Persentase Iuran BBM
s.d. 25.000.000 Kl per tahun 0,3%
lebih dari 25.000.000 Kl s.d
50.000.000 Kl per tahun 0,2%
lebih dari 50.000.000 Kl per tahun 0,1%
2. Besaran Iuran Gas Bumi
dimana:
Ketentuan Persentase Iuran Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa terdapat pada
Tabel 18.
Tabel 18 Persentase Iuran Pengangkutan Gas Bumi
Volume Pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa
Persentase Iuran Pengangkutan
Gas Bumi
s.d. 100.000.000 MSCF per tahun 3%
di atas 100.000.000 MSCF per tahun 2%
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disusun Rencana Iuran Tahunan Badan
Usaha. Pembayaran Iuran oleh Badan Usaha dilaksanakan setiap bulan berdasarkan
besaran Rencana Iuran. Untuk menyelaraskan data realiasi Iuran yang diterima, BPH
Migas juga melakukan verifikasi dan rekonsiliasi Iuran bersama Badan Usaha pada
tiap akhir triwulan. Perhitungan data nilai realisasi PNBP BPH Migas ditarik dari
Iuran Gas Bumi = Iuran Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa + Iuran Niaga Gas Bumi melalui pipa
Iuran Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa =
volume pengangkutan Gas melalui pipa per tahun x tarif Pengangkutan Gas Bumi x persentase Iuran Pengangkutan Gas Bumi
Iuran Niaga Gas Bumi melalui pipa = volume Niaga Gas melalui pipa per tahun x harga Gas Bumi x 0,3%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 56
rekening koran bendahara penerimaan dan aplikasi Sistem Informasi PNBP Online
(Simfoni).
Analisa Capaian
Indikator Kinerja ini memang baru ditambahkan sebagai IKU BPH Migas pada tahun
2018 akan tetapi BPH Migas selalu merencanakan pendapatan Iuran BPH Migas setiap
tahunnya. Berdasarkan Gambar 25 diketahui bahwa realisasi penerimaan PNBP BPH
Migas selalu berada di atas rencana. Realisasi penerimaan iuran BPH Migas sampai
dengan 31 Desember 2018 sebesar Rp1.351,2 Miliar atau 142,2% dari target
penerimaan iuran BPH Migas tahun 2018. Secara keseluruhan, realisai iuran BPH
Migas terus mengalami kenaikan sejak tahun 2016. Pada tahun 2018, realisasi iuran
tersebut naik 16,76% dari tahun sebelumnya. Rata – rata realisasi PNBP BPH Migas
sejak 2015 s.d. 2018 adalah Rp1.209,75 miliar.
Jika dikelompokan berdasarkan jenis Iuran, diketahui bahwa penerimaan iuran dari
Badan Usaha Gas Bumi sebesar 278,7 M atau 102,58% dari target sedangkan
penerimaan iuran dari Badan Usaha BBM sebesar 1.072,4 M atau 158,13% dari target.
Gambar 25 Rencana dan Realisasi Penerimaan Iuran Badan Usaha (PNBP) th 2013 – 2018
Seperti yang disebutkan sebelumnya, realiasi penerimaan Iuran tahun 2018 naik
16,76% dari tahun 2018. Kenaikan tersebut terutama disebabkan karena naiknya
penerimaan iuran dari Badan Usaha BBM dari tahun 2017 ke 2018 sebesar 19% dimana
iuran Badan Usaha BBM berkontribusi hampir 80% dari seluruh iuran yang diterima.
Sementara itu, penerimaan iuran dari Badan Usaha Gas Bumi dari tahun 2017 ke 2018
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 57
mengalami penurunan sebesar 6%. Trend realisasi penerimaan Iuran BBM dan Gas
Bumi dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26 Realisasi Penerimaan Iuran PNBP Badan Usaha Per Bidang BBM dan Gas
Bumi th 2016 – 2018
Dari verifikasi dan rekonsiliasi Iuran triwulanan dan final tahunan, dapat dianalisa
faktor penyebab kenaikan Iuran BBM dan menurunnya Iuran Gas Bumi. Secara garis
besar, kenaikan realiasi penerimaan Iuran BBM disebabkan oleh:
a. Kenaikan Iuran PT. Pertamina (Persero)
Iuran Badan Usaha BBM menyumbang lebih dari 79% pada tahun 2018 dari
keseluruhan Iuran Badan Usaha dimana PT. Pertamina (Persero) menyumbang
lebih dari 61% dari komposisi Iuran Badan Usaha BBM. Oleh karena itu,
kenaikan ataupun penurunan pada realiasi pembayaran Iuran oleh PT
Pertamina (persero) akan memberi dampak yang sangat signifikan pada
jumlah Iuran BBM serta PNBP yang disetorkan BPH Migas secara keseluruhan.
Tahun 2018, terdapat kenaikan volume penjualan PT. Pertamina (Persero)
Tbk sebesar 2% dengan kenaikan nilai penjualan sebesar 18% sehingga cukup
mendongkrak jumlah Iuran yang dibayarkan ke BPH Migas.
b. Kenaikan Harga beberapa jenis BBM
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 bahwa jenis BBM
yang dikenakan Iuran meliputi, avgas (aviation gasoline), avtur (aviation
turbine), bensin (motor gasoline), minyak solar (automotive diesel oil),
minyak tanah (kerosene), minyak diesel (diesel oil) dan minyak bakar (fuel
oil). Pada tahun 2018, terdapat kenaikan harga lebih dari 20% untuk jenis BBM
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 58
minyak tanah, avtur, biosolar, solar, dan Marine Fuel Oil (MFO) sehingga
terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada Iuran yang dibayarkan BPH Migas.
c. Kenaikan Volume penjualan beberapa Badan Usaha
d. Kenaikan Jumlah Badan Usaha yang melakukan pembayaran Iuran
Pada tahun 2017 jumlah Badan Usaha bidang BBM yang melakukan
pembayaran Iuran ke BPH Migas sebanyak 124 perusahaan. Jumlah tersebut
naik 12% menjadi 139 Badan Usaha di tahun 2018. Hal ini juga menjadi salah
satu faktor pendukung kenaikan penerimaan PNBP BPH Migas.
Sementara itu, Penurunan realiasi Iuran Badan Usaha Gas Bumi disebabkan oleh:
a. Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2018 tentang pengusahaan Gas Bumi
pada Kegiatan Usaha Hilir Migas. Dalam peraturan tersebut, ditetapkan satu
distributor dan satu trader gas bumi pada satu area. Pemerintah juga
mengalokasikan gas bumi kepada distributor gas dan mengatur harga pada
area distribusi. Sebagai dampak dari Permen tersebut, terdapat beberapa
Badan Usaha Gas Bumi yang tidak dapat melanjutkan usahanya karena tidak
mendapat alokasi dari pemerintah, diantaranya PT Gresik Migas, PT Sinergi
Patriot Bekasi, PT Pasundan Resources, dan PT Sarana Cepu Energi
b. Penurunan volume pengangkutan dan/atau penjualan Badan Usaha Gas Bumi.
Penurunan volume Badan Usaha yang signifikan dan berpengaruh terhadap
penerimaan PNBP BPH Migas, antara lain:
i. PT. Kalimantan Jawa Gas
Penurunan volume pengangkutan gas terjadi karena adanya penurunan
produksi dari lapangan gas Kepodang. Hal ini menyebabkan penurunan
Iuran sebesar Rp5,6 Miliar pada Triwulan I s.d III 2018;
ii. PT. Mitra Energi Buana (MEB)
Dihentikannya pengaliran gas dari MEB ke konsumen PT Tanjung Enim
Lestari (TEL) menyebabkan iuran MEB turun Rp290 juta pada TW I s.d
III 2018 atau 38%.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 59
c. Penyesuaian tarif Ruas Transmisi Arun – Belawan
BPH Migas telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas Nomor 3 Tahun 2017
tentang Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Transmisi Arun (Aceh) ke
Belawan (Sumatera Utara) untul PT Pertamina Gas yang mencabut initial
tariff sebesar USD2,53/MSCF dan menyesuaikan tarif menjadi USD1,546/MSCF
yang berlaku sejak 30 Agustus 2017. Penerapan tarif ini mengakibatkan
penurunan iuran sebesar Rp4 Miliar di tahun 2018.
d. Penyesuaian tarif untuk mengakomodir Permen ESDM Nomor 40 tahun 2016
tentang Harga Gas untuk Industri Tertentu yang juga mengatur besaran tarif
untuk industri tertentu yaitu PT Kaltim Parna Industri, PT Kaltim Methanol
Industri, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, PT Krakatau Steel,
PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwijaya dan PT Pupuk Iskandar Muda.
Selain hal tersebut, tantangan yang dihadapi dalam pemungutan Iuran dari Badan
Usaha, diantaranya:
a. Tidak semua Badan Usaha ditetapkan perkiraan besaran iuran pada tahun
2018 karena Badan Usaha tersebut tidak menyampaikan Rencana
Penjualan. Berdasarkan data, masih terdapat 9% Badan Usaha yang tidak
diketahui nilai iurannya dikarenakan tidak pernah melaporkan kegiatannya
ke BPH Migas, tidak pernah menghadiri kegiatan verifikasi dan rekonsiliasi
iuran, dan tidak pernah membayar iuran BPH Migas;
b. Belum Optimalnya tingkat Kepatuhan Badan Usaha yang tercermin dari
tingkat kepatuhan pembayaran Iuran yang baru mencapai angka 80%.
Disamping itu, tingkat kehadiran Badan Usaha pada Verifikasi dan
Rekonsiliasi Iuran baru sebesar 78% atau sebanyak 54 dari 240 Badan Usaha
tidak menghadiri pada acara tersebut.
c. Badan Usaha belum merasakan manfaat langsung pembayaran Iuran oleh
Badan Usaha sehingga kesadaran Badan Usaha untuk membayar dan
mematuhi ketentuan terkait pelaporan dan verifikasi masih kurang.
d. Verifikasi dan Rekonsiliasi belum menggunakan teknologi informasi
sehingga Badan Usaha merasa belum ada jaminan yang memadai atas
kerahasiaan data seperti harga jual dan nama konsumen;
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 60
Gambar 27 Jumlah Badan Usaha BBM yang Wajib Membayar Iuran
Gambar 28 Jumlah Badan Usaha Gas Bumi Pembayar Iuran
Upaya – upaya yang telah dilakukan BPH Migas dalam rangka meningkatkan
kepatuhan Badan Usaha dalam membayar Iuran, seperti:
a. Melakukan Evaluasi Kegiatan Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran untuk
mengevaluasi tingkat kehadiran Badan usaha, membahas permasalahan
temuan terkait kegiatan Usaha Badan Usaha, dan melakukan koordinasi untuk
menentukan tindak lanjut terhadap permasalahan tersebut.
b. Melakukan Sinkronisasi Data Badan Usaha sebagai tindak lanjut dari kegiatan
korsup KPK yang dimulai tahun 2016 sebagai sarana untuk mensinkronkan data
Badan Usaha antara BPH Migas dan Dirjen Migas dan juga membahas
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 61
permasalahan terkait Badan Usaha dengan didampingi oleh Biro Hukum KESDM
dan Inspektorat Jenderal KESDM.
Gambar 29 Peningkatan Kepatuhan Pembayaran Iuran dan Kepatuhan Kehadiran
Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran dari tahun 2016 – 2018
c. Melakukan Coaching Clinic sebagai tindak lanjut BPH Migas terhadap Badan
Usaha yang belum sepenuhnya memenuhi kewajiban sebagaimana diatur
dalam PP No. 1 Tahun 2006 terutama terkait pembayaran iuran dan kehadiran
Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran.
d. Melakukan Tim Terpadu sebagai tindak lanjut Coaching Clinic untuk Badan
Usaha yang tidak pernah menghadiri Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran ataupun
melaporkan kegiatan usahanya ke BPH Migas. Tim Terpadu ini
mengikutsertakan perwakilan dari Inspektorat Jenderal, Ditjen Migas dan BPH
Migas.
e. Penyusunan Peraturan BPH Migas Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman
Teknis Verifikasi Volume dan Rekonsiliasi Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan
Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan
Gas Bumi Melalui Pipa sebagai pedoman standar dalam pelaksanaan Verifikasi
Volume dan Rekonsiliasi Iuran.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 62
Selanjutnya, strategi BPH Migas dalam rangka meningkatkan PNPB BPH Migas dari
Iuran di tahun 2019, sebagai berikut:
a. 1 selambat – lambatnya 1 bulan setelah periode triwulan berakhir dan evaluasi
Hasil Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran agar permasalahan yang ditemukan di
lapangan dapat ditindaklanjuti;
b. Menerbitkan Surat Tagihan pertama, kedua dan ketiga secara teratur
terhadap Badan Usaha yang tidak patuh melakukan pembayaran Iuran;
c. Melakukan kembali upaya peningkatan Iuran yang telah dilakukan pada tahun
2018 yaitu Evaluasi vervol, Sinkronisasi data dengan Ditjen Migas, Coaching
Clinic dan kegiatan Tim Terpadu;
d. Melakukan Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran On the Spot terhadap Badan Usaha
yang belum pernah hadir dalam Kegiatan Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran.
8. INDEKS KEPUASAN PELAYANAN BPH MIGAS KEPADA BADAN USAHA PEMBAYAR IURAN DALAM RANGKA PENERIMAAN NEGARA
Tabel 19 Capaian IKU Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha Pembayar Iuran
Tahun 2015 2016 2017 2018
Target Renstra (Nilai Mutu) Puas Puas Puas Sangat Puas Target IKU (Nilai Mutu) Puas Puas Puas 81 (A) Realisasi (Nilai Mutu) Puas Puas Puas 81 (A) % Capaian thd IKU 100% 100% 100% 100%
Metode perhitungan & sumber data
Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, BPH Migas telah melakukan survei
kepada para stakeholders pada triwulan ke 4 tahun 2018. Survei ini juga bertujuan
untuk mengukur Indikator Kinerja yang terakhir yaitu, Indeks Kepuasan Pelayanan
BPH Migas kepada Badan Usaha Pembayar Iuran dalam Rangka Penerimaan Negara.
Survei dilaksanakan melalui penyebaran kuisioner kepada para pemangku
kepentingan, yaitu Badan Usaha, Kementerian dan Lembaga Pemerintah, Media
Massa dan Asosiasi serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Kuisioner dapat
berbentuk formulir hardcopy maupun formulir yang dapat diisi secara online melalui
Google Form. Sampai dengan 1 Desember jumlah kuisioner yang disebarkan dan diisi
oleh responden sebanyak 182 buah dengan mayoritas populasi responden berasal
dari Badan Usaha. Rincian sebaran responden dapat dilihat pada Gambar 30.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 63
Kuisioner terdiri atas 11 pertanyaan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan serta
dan 1 saran, sesuai dengan 9 unsur Survei Kepuasan Masyarakat yang diatur pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik. Pengukuran menggunakan skala 1 – 4, dimana 1
berarti tidak penting/tidak puas dan 4 berarti sangat penting/sangat puas.
Gambar 30 Sebaran Responden Survei Kepuasan Pelayanan Publik BPH Migas
Analisa Capaian
Berdasarkan rekapitulasi kuisioner yang diterima, diketahui bahwa mayoritas
responden merasa puas dengan pelayanan publik BPH Migas. Dari 11 pertanyaan
kepada 182 responden diperoleh hasil 539 pilihan dengan jawaban sangat puas
(26,92%), 961 pilihan dengan jawaban puas (48%), 452 pilihan dengan penilaian
cukup puas (22,58%) dan hanya 50 pilihan diisi dengan respon tidak puas (2,5%).
Rincian jawaban responden dapat dilihat pada Gambar 31 s.d. Gambar 41.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 64
Gambar 31 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kesesuaian Persyaratan Pelayanan Terkait
dengan Jenis Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder
Gambar 32 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kemudahan dalam Menghubungi Komite dan
Pengawai BPH Migas terkait dengan Pelayanan Kepada Badan Usaha/Stakeholder
Kesesuaian persyaratan pelayanan terkait dengan jenispelayanan kepada Badan Usaha/ Stakeholder
84 responden (46,1%) Sangat Penting
73 responden (40,1%) Penting
24 responden (13,1%) Cukup Penting
63 responden (34,6%) Sangat Puas
90 responden (49,4%) Puas
26 responden (14,2%) Cukup Puas
3 responden ( 1,6%) Tidak Puas
Kemudahan dalam menghubungi komite dan pegawai BPH Migas terkait dengan pelayanan kepada Badan Usaha/
Stakeholder
84 responden (46,1%) Sangat Penting
75 responden (41,2%) Penting
22 responden (12%) Cukup Penting
52 responden (28,5%) Sangat Puas
88 responden (48,3%) Puas
33 responden (18,1%) Cukup Puas
9 responden ( 4,9%) Tidak Puas
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 65
Gambar 33 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kecepatan dan Kemudahan Mendapatkan
Informasi terkait Peraturan Perundang – Undangan Hilir Migas
Gambar 34 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kecepatan dan Ketepatan dalam
Menindaklanjuti Sesuatu yang Telah Disepakati dengan Badan Usaha/Stakeholder
Kecepatan dan kemudahan mendapatkan informasi terkaitperaturan perundang-undangan hilir minyak dan gas
95 responden (52,1%) Sangat Penting
67 responden (36,8%) Penting
18 responden (9,8%) Cukup Penting
2 responden (1%) Tidak Penting
29 responden (15,9%) Sangat Puas
91 responden (50%) Puas
56 responden (30,7%) Cukup Puas
6 responden (3,2%) Tidak Puas
Kecepatan dan Ketepatan dalam menindaklanjuti sesuatu yang telah disepakati dengan Badan Usaha/ Stakeholder
82 responden (45%) Sangat Penting
79 responden (43,4%) Penting
20 responden (10,9%) Cukup Penting
1 responden (0,5%) Tidak Penting
43 responden (23,6%) Sangat Puas
92 responden (50,5%) Puas
42 responden (23%) Cukup Puas
5 responden (2,7%) Tidak Puas
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 66
Gambar 35 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kesesuaian Standar Pelayanan dengan Hasil
Layanan yang Diberikan kepada Badan Usaha/Stakeholder
Gambar 36 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Profesionalisme Komite dan Pegawai BPH
Migas dalam Memberikan Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder
Kesesuaian standar pelayanan dengan hasil layanan yang diberikan kepada Badan Usaha/ Stakeholder
76 responden (41,7%) Sangat Penting
89 responden (48,9%) Penting
15 responden (8,2%) Cukup Penting
2 responden (1%) Tidak Penting
51 responden (28%) Sangat Puas
87 responden (47,8%) Puas
39 responden (21,4%) Cukup Puas
5 responden (2,7%) Tidak Puas
Profesionalisme komite dan pegawai BPH Migas dalammemberikan pelayanan kepada Badan Usaha/ Stakeholder
99 responden (54,3%) Sangat Penting
69 responden (37,9%) Penting
12 responden (6,5%) Cukup Penting
2 responden (1%) Tidak Penting
47 responden (25,8%) Sangat Puas
100 responden (54,9%) Puas
34 responden (18,6%) Cukup Puas
1 responden (0,5%) Tidak Puas
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 67
Gambar 37 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kompetensi/Kemampuan Komite dan Pegawai
dalam Memberikan Pelayanan
Gambar 38 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Kemampuan Memberikan Solusi Permasaahan
yang DIhadapi Badan Usaha/Stakeholder
Kompetensi/kemampuan komite dan pegawai dalam memberikanpelayanan
106 responden (58,2%) Sangat Penting
61 responden (33,5%) Penting
13 responden (7,1%) Cukup Penting
2 responden (1%) Tidak Penting
41 responden (22,5%) Sangat Puas
103 responden (56,5%) Puas
35 responden (19,2%) Cukup Puas
3 responden (1,6%) Tidak Puas
Kemampuan memberikan solusi permasalahan yang dihadapiBadan Usaha/Stakeholder
106 responden (58,2%) Sangat Penting
61 responden (33,5%) Penting
13 responden (7,1%) Cukup Penting
2 responden (1%) Tidak Penting
50 responden (27,4%) Sangat Puas
74 responden (40,6%) Puas
53 responden (29,1%) Cukup Puas
5 responden (2,7%) Tidak Puas
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 68
Gambar 39 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Keramahan dan Sopan Santun Komite dan Pegawai BPH MIgas dalam Memberikan Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder
Gambar 40 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Penanganan dan Tindak Lanjut Pengaduan,
Saran dan Masukan dari Pengguna Layanan
Keramahan dan sopan santun komite dan pegawai BPH Migasdalam memberikan pelayanan kepada Badan Usaha/ Stakeholder
100 responden (54,9%) Sangat Penting
65 responden (35,7%) Penting
16 responden (8,7%) Cukup Penting
1 responden (0,5%) Tidak Penting
89 responden (48,9%) Sangat Puas
64 responden (35,1%) Puas
27 responden (14,8%) Cukup Puas
2 responden (1%) Tidak Puas
Penanganan dan tindak lanjut pengaduan, saran dan masukandari pengguna layanan
95 responden (52,1%) Sangat Penting
71 responden (39%) Penting
15 responden (8,2%) Cukup Penting
1 responden (0,5%) Tidak Penting
53 responden (29,1%) Sangat Puas
69 responden (37,9%) Puas
54 responden (29,6%) Cukup Puas
6 responden (3,2%) Tidak Puas
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 69
Gambar 41 Grafik Rekapitulasi Kuisioner: Sarana dan Prasarana dalam Mendukung
Pelayanan kepada Badan Usaha/Stakeholder
Jika dilakukan konversi skala kualitatif ke skala kuantitatif, diketahui bahwa pelayanan publik BPH Migas dengan mayoritas penilaian ‘Puas’ setara dengan nilai angka 81 – 90 atau nilai huruf A
Tabel 20 Konversi Skala Kualitatif ke Kuantitatif Skala Kualitatif Skala Angka Skala Huruf
Sangat Puas 91 - 100 A+ Puas 81 - 90 A
Cukup Puas 71 - 80 B+ Tidak Puas 60 - 70 B
Dalam rangka menyusun prioritas strategi perbaikan pelayanan publik, BPH Migas
melakukan analisa korelasi tingkat kepentingan dan kepuasan kinerja (Importance
Performance Analysis) terhadap 11 poin penilaian dalam kuisioner. Dari hasil analisa
tersebut diketahui poin mana yang dianggap penting dengan kinerja yang dinilai baik
oleh responden, maupun poin penting dengan kinerja yang belum memuaskan dan
seharusnya menjadi prioritas perbaikan. Rincian prioritas perbaikan adalah sebagai
berikut:
a. Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Tinggi
Menurut responden, terdapat 2 aspek yang dinilai sangat penting dan telah
memiliki kinerja memuaskan yaitu:
P 6 : Profesionalisme komite dan pegawai BPH Migas dalam memberikan
pelayanan kepada Badan Usaha/ Stakeholder
Sarana dan Prasarana dalam mendukung pelayanan kepadaBadan Usaha/ Stakeholder
83 responden (45,6%) Sangat Penting
80 responden (43,9%) Penting
17 responden (9,3%) Cukup Penting
2 responden (1%) Tidak Penting
41 responden (22,5%) Sangat Puas
101 responden (55,4%) Puas
37 responden (20,3%) Cukup Puas
3 responden (1,6%) Tidak Puas
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 70
P 9 : Keramahan dan sopan santun komite dan pegawai BPH Migas dalam
memberikan pelayanan kepada Badan Usaha/ Stakeholder
Terhadap kedua poin di atas, BPH harus mempertahankan kinerja yang
dicapai selama ini.
Gambar 42 Korelasi Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Badan Usaha
b. Tingkat Kepentingan Rendah dan Kepuasan Tinggi
Beberapa responden menilai BPH Migas telah memberikan kinerja yang sangat
baik pada beberapa aspek kinerja dengan urgensi yang rendah, seperti:
P 1 : Kesesuaian persyaratan pelayanan terkait dengan jenis pelayanan
kepada Badan Usaha/ Stakeholder
P 2 :Kemudahan dalam menghubungi komite dan pegawai BPH Migas terkait
dengan pelayanan kepada Badan Usaha/ Stakeholder
P 5 : Kesesuaian standar pelayanan dengan hasil layanan yang diberikan
kepada Badan Usaha/ Stakeholder
Terhadap ketiga indikator tersebut, BPH Migas dapat sedikit mengurangi
intensitas pengerjaannya dan mengarahkannya kepada poin lain yang lebih
strategis.
Tingk
at Ke
pent
ingan
Tingkat Kepuasan
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 71
c. Tingkat Kepentingan Tinggi dengan Kepuasan Rendah
Pada penilaian ini, para responden menilai fungsi BPH Migas sebagai dispute
resolution body adalah hal yang sangat penting namun kinerja yang diberikan
masih belum optimal. Oleh sebab itu, poin – poin di bawah ini agar menjadi
prioritas utama perbaikan kinerja BPH Migas:
P 8 : Kemampuan memberikan solusi permasalahan yang dihadapi Badan
Usaha/Stakeholder
P 10 : Penanganan dan tindak lanjut pengaduan, saran dan masukan dari
pengguna layanan
d. Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Rendah
Poin – poin yang berada pada kuadran ini, antara lain:
P 10 : Penanganan dan tindak lanjut pengaduan, saran dan masukan dari
pengguna layanan
P 11 : Sarana dan Prasarana dalam mendukung pelayanan kepada Badan
Usaha/ Stakeholder
Terhadap poin – poin tersebut responden menilai BPH Migas masih dapat
melakukan perbaikan namun hal tersebut belum menjadi urgensi dalam waktu
dekat.
Berdasarkan analisa tersebut, rencana aksi tindak lanjut yang diusulkan antara lain:
a. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) layanan pengadaan pengaduan
dan pelaporan masyarakat;
b. Meningkatkan kemampuan memberikan solusi kepada Badan Usaha yang
menghadapi permasalahan dengan mengadakan mediasi dan coaching clinic;
c. Meningkatkan keterbukaan informasi terkait SK dan Peraturan BPH Migas
dengan publikasi di website Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum (JDIH)
BPH Migas;
d. Memaksimalkan penggunaan website BPH Migas dengan mencantumkan daftar
Badan Usaha pemegang Izin Usaha dan menampilkan daftar Badan Usaha yang
patuh membayar Iuran;
e. Penggunaan teknologi informasi untuk laporan bulanan Badan Usaha yang
dilaporkan secara online guna efisiensi waktu;
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 72
f. Melakukan komunikasi antar pegawai secara intensif guna sinkronisasi data
Iuran Badan Usaha.
AKUNTABILITAS KEUANGAN BPH MIGAS
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2016 menyatakan bahwa Badan
Usaha yang melakukan kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM dan/atau
melakukan kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau kegiatan
usaha Niaga Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi Gas Bumi wajib
membayarkan Iuran kepada BPH Migas. Iuran yang sudah disetorkan ke Kas Negara
tersebut dapat dipergunakan oleh BPH Migas dengan melalui mekanisme APBN.
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 196/KMK.02/2015, Persentase Izin
Penggunaan dari Penerimaan Iuran untuk operasional BPH Migas tahun 2018 adalah
sebesar 24,97%.
Anggaran BPH Migas sesuai DIPA Petikan T.A. 2018 Nomor SP.DIPA-
020.14.1.986860/2018 Tanggal 5 Desember 2017 adalah sebesar Rp183,35 Miliar
dimana terdapat blokir anggaran sebesar Rp24,04 Miliar sehingga anggaran efektif
menjadi Rp159,31 Miliar. Namun telah dilakukan revisi pembukaan blokir sebanyak
4 kali pada revisi I, III, VII dan IX sehingga tidak terdapat lagi anggaran blokir dan
anggaran final BPH Migas yang dapat digunakan di tahun 2018 menjadi Rp183,35
Miliar. Dari anggaran tersebut, realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2018
sebesar Rp169,47 Miliar atau mencapai 92,43%.
Tabel 21 Resume Revisi Anggaran BPH Migas Tahun 2018
No Revisi
Tanggal Revisi
Pagu Total (Ribu Rp)
Pagu yang bisa
dimanfaatkan (Ribu Rp)
Blokir (Ribu Rp) Keterangan
DIPA AWAL 5-Dec-17 183,355,740 159,310,435 24,045,305 -
I 1-Mar-18 183,355,740 170,185,675 13,170,065
Revisi Anggaran ke Ditjen Anggaran dalam rangka buka blokir anggaran di sub bagian humas dan pembayaran tunggakan TA. 2018 sebesar Rp10.875.240.000,-
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 73
No Revisi
Tanggal Revisi
Pagu Total (Ribu Rp)
Pagu yang bisa
dimanfaatkan (Ribu Rp)
Blokir (Ribu Rp) Keterangan
II 13-Mar-18 183,355,740 170,185,675 13,170,065 Revisi KPA
III 5-Apr-18 183,355,740 170,533,731 12,822,009
Revisi Anggaran ke Ditjen Anggaran dalam rangka buka blokir anggaran untuk lanjutan pekerjaan di sub bagian perbendaharaan dan penerimaan iuran sebesar Rp348.056.000,-
IV 23-Apr-18 183,355,740 170,533,731 12,822,009 Revisi KPA dan Revisi Kanwil untuk Halaman III DIPA
V 5-Jun-18 183,355,740 170,533,731 12,822,009 Revisi KPA
VI 9-Jul-18 183,355,740 170,533,731 12,822,009 Revisi KPA dan Revisi Kanwil untuk Halaman III DIPA
VII 16-Aug-18 183,355,740 175,521,187 7,834,553
Revisi Anggaran ke Ditjen Anggaran untuk buka blokir penghematan honor output dan leased line yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi di humas sebesar Rp4.987.456,-
VIII 17-Sep-18 183,355,740 175,521,187 7,834,553 Revisi KPA
IX 5-Nov-18 183,355,740 183,355,740 0
Revisi Anggaran ke Ditjen Anggaran untuk buka blokir anggaran MOR yang digunakan untuk 2 kegiatan baru di Direktorat BBM dan Direktorat Gas Bumi sebesar Rp7.834.553.000,-
X 15-Nov-18 183,355,740 183,355,740 0 Revisi KPA dan Revisi Kanwil untuk Halaman III DIPA
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 74
No Revisi
Tanggal Revisi
Pagu Total (Ribu Rp)
Pagu yang bisa
dimanfaatkan (Ribu Rp)
Blokir (Ribu Rp) Keterangan
XI 13-Dec-18 183,355,740 183,355,740 0 Revisi KPA
Dalam kurun waktu 2016 – 2018, persentase serapan anggaran BPH Migas tahun 2018
merupakan yang tertinggi dengan rata – rata persentase serapan per tahun sebesar
81,66%. Secara nominal, serapan ini juga merupakan yang tertinggi dalam delapan
tahun terakhir. Berdasarkan capaian tersebut, BPH Migas mendapatkan nilai
Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) sebesar 93,75% dari Kementerian Keuangan.
Nilai ini jauh melampaui capaian IKPA tahun 2017 yaitu 68,28% atau naik 37% yang
berarti BPH Migas semakin akurat dalam merencakan anggaran dan efektif
membelanjakan anggaran tersebut.
Gambar 43 Capaian Indikator Pelaksanaan Anggaran BPH Migas Tahun 2018
Gambar 44 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun 2016 - 2018
35.34 32.47 39.35 35.39 48.91 38.6
86.7662.91
157.34
111.95130.32
126.43
1.61
0.12
10.2
8.56
4.134.45
123.71
95.5
206.89
155.9
183.36169.48
0
50
100
150
200
250
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi
2016 2017 2018
Mili
ar R
upia
h
Pagu dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun 2016 - 2018
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total
(77,2%)
(75,3%)(92,4%)
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 75
Ditinjau dari nominal pembelanjaannya, Belanja Barang masih mendominasi serapan
anggaran BPH Migas dengan persentase realisasi 97%. Belanja Pegawai merupakan
belanja dengan persentase serapan terkecil, sebesar 79% dari pagu. Sedangkan
Belanja Modal menjadi belanja dengan persentase serapan terbesar, yaitu 108% dari
pagu. Trend pembelanjaan bulanan BPH Migas tahun 2018 juga masih sama dengan
tahun 2017, hanya terdapat peningkatan signifikan pada bulan Mei dikarenakan
adanya kebijakan pemberian THR yang memasukkan besaran tunjangan.
Gambar 45 S-Curve Penyerapan Anggaran BPH Migas Tahun 2018
Faktor pendukung realisasi penyerapan anggaran di tahun 2018 antara lain melalui
pemanfaaatan dana blokir dengan cara menginisiasi kegiatan MOU dengan Kepolisian
RI, melaksanakan Sosialisasi Bersama Terkait Kegiatan Pengaturan dan Pengawasan
Kegiatan Hilir Migas serta Kegiatan Peresmian BBM Satu Harga di seluruh wilayah
NKRI. Selain itu, mulai tahun 2018 manajemen BPH Migas secara rutin melakukan
monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran dan kinerja mingguan sehingga
optimalisasi pelaksanaan kegiatan sebagai wujud penyerapan anggaran dan capaian
kinerja di BPH Migas dapat termonitor dengan baik.
Meskipun demikian, masih terdapat kendala yang ditemui dalam penyerapan
anggaran di tahun 2018 yaitu besarnya dana blokir di awal tahun yang mencapai nilai
Rp24,05 miliar dan perlu segera dialihkan pemanfaatannya untuk kegiatan lain.
Anggaran yang diblokir berasal dari kegiatan Pengaturan, Penetapan dan
Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM sebesar Rp5,2 miliar,
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 76
kegiatan Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha
Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sebesar Rp2 miliar, serta kegiatan Dukungan
Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas sebesar Rp16,8
miliar.
Strategi BPH Migas di tahun 2019 untuk mejaga kinerja penyerapan anggaran yaitu,
menetapkan target dan rencana kegiatan bulanan di awal ahun sebesar 100% dan
melanjutkan monitoring dan evaluasi mingguan terkait penyerapan anggaran dan
pelaksanaan kinerja.
1. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Perhitungan Efektivitas Penggunaan Sumber Daya
Perhitungan Efektivitas dilakukan dengan menghitung aspek manfaat atau Capaian
Hasil (CH) atas seluruh capaian Indikator Kinerja. Formula dan perhitungan Capaian
Hasil sebagai berikut:
dimana:
RKU : Realiasi Indikator Kinerja Utama
TKU : Target Indikator Kinerja Utama
Analisa Efektivitas Penggunaan Sumber Daya
Tabel 22 Nilai Efektivitas Penggunaan Sumber Daya Nilai Keterangan
>100% Sangat Efektif
81%-100% Efektif
!"#"$"%'"($)*"ℎ,%2018 =2 99%100%+2122+
5,5%6% +13.840,6211.226 +1.745,581.901,21+
1.351950 +8181= ×100%
7
= #$%,'%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 77
Nilai Keterangan
61%-80% Cukup Efektif
dibawah 60% Tidak Efektif
Dari hasil perhitungan, Efektifitas BPH Migas di tahun 2018 sebesar 106,2%.
Berdasarkan tabel nilai efektivitas, BPH Migas dikategorikan Sangat Efektif yang
menandakan bahwa BPH Migas mampu mengalokasikan segala sumber daya yang
dimilikinya untuk mencapai sasaran yang dituju. Kondisi ini dapat dilihat dari
persentase capaian Indikator Kinerja yang seluruhnya berada di atas 91%. Indikator
Kinerja dengan persentase realisasi capaian sesuai hingga di atas target (³100%),
yaitu: Persentase Pengendalian Kuota Jenis BBM Tertentu, Jumlah Peningkatan
Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi
Gas Bumi Melalui Pipa, Penerimaan Negara BPH Migas dan Indeks Kepuasan
Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha Pembayar Iuran. Sedangkan, ndikator
Kinerja dengan persentase capaian IKU sedikit dibawah target (90% £ % capaian IKU
£ 100%), yaitu: Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional, Persentase
Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi dan Volume Pengangkutan dan Niaga
Gas Bumi Melalui Pipa.
Terkait capaian Indikator Kinerja Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional,
BPH Migas telah mengupayakan tercapainya IKU tersebut melalui koordinasi dengan
Badan Usaha, Ditjen Migas dan Dewan Energi Nasional. Namun, capaian kinerja ini
sangat bergantung pada pertimbangan aspek teknis dan ekonomis dari Badan Usaha
dalam menentukan cadangan BBM miliknya.
Sementara itu, melambatnya pertumbuhan konsumsi Jenis BBM umum yang hanya
mencapai 2,3% di tahun 2018 menjadi faktor utama penyebab Indikator Kinerja
Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi hanya tercapai 5,5% dari
target 6%. Walau demikian, BPH Migas tetap berupaya memastikan tercapaianya IKU
dengan melaksanakan verifikasi dan pengawasan lapangan kegiatan pendistribusian
Jenis BBM Umum (JBU) kepada Badan Usaha seoptimal mungkin yang tercermin dari
persentase serapan anggaran sebesar 97,7%. BPH Migas juga secara aktif melakukan
pengawasan terhadap pendistribusian Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan demi
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 78
memastikan ketersediaannya di seluruh wilayah NKRI serta realisasinya yang tidak
melebihi kuota.
Untuk memanfaatkan anggaran yang terblokir, pada November 2018 BPH Migas
mengajukan usulan buka blokir anggaran Kantor Perwakilan (MOR) untuk dialihkan
pada kegiatan lain. Salah satu pemanfaatan buka blokir tersebut ada pada
penambahan anggaran sebesar Rp3,3 miliar pada kegiatan Pengawasan Pengusahaan
Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa. Penambahan anggaran ini difokuskan
untuk melaksanakan sosialisasi MoU antara BPH Migas dan Kepolisian Republik
Indonesia terkait Penanganan Kegiatan Usaha Niaga Dan Pengangkutan Gas Bumi
Melalui Pipa. Melalui kegiatan tersebut, Kepolisian RI diharapkan dapat membantu
pengawasan kegiatan usaha Niaga dan Pengangkutan Gas Bumi sehingga terjadi
peningkatan kepatuhan Badan Usaha yang tercermin dari semakin akuratnya data
volume yang didapat. Hal ini merupakan salah satu upaya BPH Migas untuk mencapai
Indikator Kinerja Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa.
Pada tahun 2018, BPH Migas mengalami penambahan IKU sebanyak 1 buah dari tahun
2017 yang memiliki 6 IKU. Namun demikian, BPH Migas tetap mampu menjaga
efektivitas bahkan meningkatkan nilai Capaian Hasil dari tahun sebelumnya.
Perbandingan nilai Capaian Hasil Tahun 2017 dan 2018 dapat dilihat pada tabel 23.
2. EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Perhitungan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Sementara itu, perhitungan efisiensi dilakukan dengan menghitung Efisiensi dan Nilai
Efisiensi dengan formula sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 79
Tabel 23 Nilai Capaian Hasil BPH Migas Tahun 2017 - 2018
Indikator Kinerja Utama Satuan 2017 2018 Target Realisasi Target Realisasi
Persentase Pengendalian Kuota Jenis BBM Tertentu yang Ditugaskan kepada Badan Usaha
% 100 93 100 99
Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing - Masing Badan Usaha melalui Jumlah Peningkatan Tangki dan Jumlah Pengangkutan yang dapat Dimanfaatkan Bersama
hari 21 22 22 21
Persentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi dalam rangka Menuju Pasar Terbuka yang Diatur
% 4 6.30 6 5.50
Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa
km 12.597 10.669,62 11.226 13.840,62
Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa
MSCF 1.863.972.311 1.736.417.570 1.901.251.757 1.745.578.892
Penerimaan Negara BPH Migas Miliar Rp. - - 950 1.351 Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha Pembayar Iuran dalam rangka Penerimaan Negara
Indeks Puas Puas 81 81
Capaian Hasil 105,59% 106,20%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 80
dimana:
RAK : Realisasi Anggaran per Keluaran
RKV : Realisasi Volume Keluaran
PAK : Pagu Anggaran per Keluaran
TKV : Target Volume Keluaran
Hasil perhitungan Efisiensi dan Nilai Efisiensi tahun 2017 dan 2018 dapat dilihat pada
Tabel 25 dan 26.
Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Tabel 24 Nilai Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Nilai Keterangan
>100% Sangat Efisien
81%-100% Efisien
61%-80% Cukup Efisien
dibawah 60% Tidak Efisien
Berdasarkan perhitungan, Nilai Efisiensi BPH Migas tahun 2018 sebesar 68,7% atau
masuk dalam kategori Cukup Efisien. Nilai Efisiensi tersebut terjadi karena realisasi
penyerapan anggaran BPH Migas tahun 2018 cukup tinggi yaitu 92,43%. Pada tahun
2017, Nilai Efisiensi BPH Migas masuk dalam kategori Efisien dengan nilai 88,5% atau
20% lebih tinggi dari capaian tahun 2018. Nilai ini sejalan dengan realisasi
penyerapan anggaran di tahun 2017 yaitu 75,35% atau 17% lebih rendah dari realisasi
tahun 2018.
Nilai efisiensi ini akan cenderung meningkat jika capaian realisasi Indikator Kinerja
diperoleh pada penyerapan anggaran lebih rendah dari 92,43%. Mengingat BPH Migas
juga harus mengejar nilai Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dimana akurasi
perencanaan anggaran dilihat dari besarnya realisasi penyerapan anggaran, maka
Nilai Efisiensi ini merupakan capaian optimal untuk menyeimbangkan berbagai
target indikator penilaian.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 81
Tabel 25 Perhitungan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2017
Indikator Kinerja Target IKU Realisasi IKU Pagu Anggaran
(Miliar Rp)
Realisasi Anggaran
(Miliar Rp)
Efisiensi
Persentase Pengendalian Kuota
Volume Jenis BBM Tertentu yang
Ditugaskan kepada Badan Usaha
100% 93% 15.706.154.000 13.294.922.813 8,98%
Jumlah hari Ketahanan Cadangan BBM
Nasional dari Masing – Masing Badan
Usaha melalui Jumlah Peningkatan
Tangki dan Jumlah Pengangkutan
yang dapat Dimanfaatkan Bersama
21 hari 22 hari 859.703.000 780.968.484 13,29%
Persentase Peningkatan Volume
Konsumsi BBM Non Subsidi dalam
rangka Menuju Pasar Terbuka yang
Diatur
4% 6.3% 1.938.903.000 1.822.881.745 40,31%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 82
Indikator Kinerja Target IKU Realisasi IKU Pagu Anggaran
(Miliar Rp)
Realisasi Anggaran
(Miliar Rp)
Efisiensi
Jumlah Peningkatan Pengembangan
Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau
Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi
Melalui Pipa
12.597 km 10.669,62 1,354,004,000 1,266,329,007 -10,42%
Volume Pengangkutan dan Niaga Gas
Bumi Melalui Pipa
1.863.972.311
MSCF
1.736.417.570
MSCF
2.633.484.000 2.512.699.569 -2,42%
Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas
kepada Badan Usaha Pembayar Iuran
dalam Rangka Penerimaan Negara
Puas Puas 908.767.000 522.042.023 42,55%
Efisiesi Tahun 2017 15,38%
Nilai Efisiensi Tahun 2017 88,5%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 83
Tabel 26 Perhitungan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2018
Indikator Kinerja Target IKU Realisasi IKU Pagu Anggaran
(Miliar Rp)
Realisasi Anggaran
(Miliar Rp)
Efisiensi
Persentase Pengendalian Kuota
Volume Jenis BBM Tertentu yang
Ditugaskan kepada Badan Usaha
100% 99,2% 4.949.037.000 4.713.835.616 3,79%
Jumlah hari Ketahanan Cadangan BBM
Nasional dari Masing – Masing Badan
Usaha melalui Jumlah Peningkatan
Tangki dan Jumlah Pengangkutan
yang dapat Dimanfaatkan Bersama
22 hari 21 hari 1.451.227.000 1.354.890.945 2,19%
Persentase Peningkatan Volume
Konsumsi BBM Non Subsidi dalam
rangka Menuju Pasar Terbuka yang
Diatur
6% 5,5% 2.433.110.000 2.376.688.909 -6,56%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 84
Indikator Kinerja Target IKU Realisasi IKU Pagu Anggaran
(Miliar Rp)
Realisasi Anggaran
(Miliar Rp)
Efisiensi
Jumlah Peningkatan Pengembangan
Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau
Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi
Melalui Pipa
11.226 km 13.840,62 km 1.228.800.000 1.166.445.844 23,01%
Volume Pengangkutan dan Niaga Gas
Bumi Melalui Pipa
1.901.251.757
MSCF
1.745.578.892
MSCF
8.547.515.000 7.897.219.017 -0,63%
Penerimaan Negara BPH Migas Rp950 Miliar Rp1.351 Miliar 7.252.188.000 7.177.100.563 30,41%
Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas
kepada Badan Usaha Pembayar Iuran
dalam Rangka Penerimaan Negara
81 (A) 81 (A) 1.171.165.000 1.169.348.719 0,16%
Efisiesi Tahun 2018 7,48%
Nilai Efisiensi Tahun 2018 68,70%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 85
TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
Dalam rangka menjaga akuntablitas kinerja di BPH Migas maka secara rutin
dilaksanakan pengawasan dan evaluasi kinerja oleh pengawas internal maupun
eksternal. Kegiatan pengawasan internal dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal
KESDM sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) Republik Indonesia.
Dari kegiatan tersebut, pengawas internal maupun eksternal akan menyampaikan
laporan hasil evaluasi yang harus ditindaklanjuti oleh BPH Migas. Berdasarkan
rekapitulasi, BPH Migas telah menindaklanjuti hasil pengawasan Inspektorat
Jenderal ESDM dari 75 kejadian di 2017 menjadi 54 kejadian di 2018 atau turun 28%.
Penurunan ini secara signifikan disebabkan oleh berkurangnya saldo kejadian pada
Direktorat BBM menjadi 54,84% di tahun 2018. Terhadap hasil pengawasan eksternal,
pada tahun 2018 BPH Migas masih dalam proses tindak lanjut penyelesaian saldo
tahun 2017 sebanyak 5 kejadian. Rincian tindak lanjut pengawas internal dan
eksternal dapat dilihat pada tabel 27 dan 28.
Tabel 27 Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal KESDM pada BPH Migas s.d. Tahun 2018
Tabel 28 Tindak Lanjut Hasil BPK RI pada BPH Migas s.d. Tahun 2018
Kej Nilai Kej Nilai % Kej % Nilai
1 Rp3.191.023.168,00 Rp2.294.423.926,00 71,90%
2 26.533.045,22$ 663.839,22$ 2,50%
3 Gas Bumi 23 Rp140.501.811,00 22 Rp50.501.811,00 95,65% 35,94%
4 BBM 31 Rp1.233.555.425,00 17 Rp1.143.181.199,00 54,84% 92,67%
75 Rp4.591.613.449,22 54 Rp3.488.770.775,22 72,00% 75,98%
71,43%
JUMLAH
2018 % SALDO 2018 DIBANDINGKAN 2017
Sekretariat 21 15
No Unit Es 2
2017
Saldo th. 2017 Saldo th.2018 %
Jumlah 5 5 0%
Nilai Rp. - Rp. - 0%
Belum Sesuai dan Dalam Proses Tindak Lanjut
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 86
BAB 4 PENUTUP
Laporan Kinerja BPH Migas disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban dan wujud
akuntabilitas atas Perjanjian Kinerja dan anggaran pada tahun 2018. Penyusunan
Laporan Kinerja ini mengacu kepada ketentuan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Ikhtisar capaian BPH Migas di tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 27. Dari ikhtisar
tersebut diketahui bahwa 4 (empat) dari 7 (tujuh) Indikator Kinerja BPH Migas
tercapai sesuai atau lebih dari target (³100%), yaitu: Persentase Pengendalian Kuota
Jenis BBM Tertentu, Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas
Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa, Penerimaan
Negara BPH Migas dan Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada Badan Usaha
Pembayar Iuran. Tercapainya indikator kinerja tersebut didukung oleh beberapa
faktor, yaitu: koordinasi yang baik antara BPH Migas dengan para pemangku
kepentingan, seperti Badan Usaha, Ditjen Migas, Pemerintah Daerah maupun instansi
terkait lainnya serta monitoring dan pengawasan yang efektif sehingga realisasi
penyaluran Jenis BBM Tertentu tidak melebihi kuota dan pembangunan infrastruktur
dapat terlaksana dengan baik.
Namun demikian, masih terdapat 3 (tiga) Indikator Kinerja yang belum tercapai
secara optimal yaitu Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional, Persentase
Peningkatan Konsumsi BBM Non Subsidi serta Volume Pengangkutan dan Niaga Gas
Bumi Melalui Pipa. Kurang optimalnya Capaian pada ketiga indikator disebakan
karena faktor internal yaitu belum optimalnya reviu atas capaian Indikator Kinerja
dan Rencana Strategis serta kendala eksternal, seperti kenaikan harga minyak
mental dunia yang menyebabkan kenaikan harga Jenis BBM Umum, belum adanya
Peraturan Menteri ESDM terkait penetapan Cadangan BBM Nasional, serta
pertimbangan ekonomis dan teknis Badan Usaha dalam mencadangkan stok BBM.
Realisasi penyerapan anggaran BPH Migas tahun 2018 (berdasarkan SPM) sebesar
Rp169,47 Miliar atau mencapai 92,43%. Realisasi ini merupakan yang tertinggi dalam
delapan tahun terakhir sehingga membuat nilai Indikator Pelaksanaan Anggaran
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 87
(IKPA) BPH Migas mencapai 93,75% atau naik 37% dari tahun sebelumnya. Nilai
Efektifitas BPH Migas juga mengalami peningkatan dari 105,59% di tahun 2017
menjadi 106,20% di tahun 2018. Hal ini mengindikasikan peningkatan kemampuan
BPH Migas dalam mengalokasikan sumber daya untuk mencapai Indikator Kinerja
Utama. Namun demikian Nilai Efisiensi BPH Migas mengalami penurunan dari 88,5%
(Efisien) pada 2017 menjadi 68,7% (Cukup Efisien). Mengingat BPH Migas juga harus
mengejar nilai Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dimana akurasi perencanaan
anggaran dilihat dari besarnya realisasi penyerapan anggaran, maka capaian Nilai
Efisiensi 2018 ini merupakan capaian optimal untuk menyeimbangkan berbagai
target indikator penilaian.
Mengacu pada evaluasi capaian tersebut tiap Indikator Kinerja, BPH Migas dapat
merumuskan beberapa strategi untuk mempertahankan kinerja yang sudah tercapai
dan meningkatkan capaian kinerja yang belum tercapai, yaitu:
1. Melaksanakan reviu secara berkala terhadap realisasi Indikator Kinerja,
Perjanjian Kinerja dan Rencana Strategis agar target yang dicanangkan pada
Perjanjian Kinerja di awal tahun menjadi lebih realisiti dan tetap relevan
dengan Rencana Strategis;
2. Mengembangkan sistem informasi yang memungkinkan Badan Usaha
melaporkan realisasi kegiatan usahanya secara real time dan online sehingga
data lebih cepat dan akurat diterima oleh BPH Migas;
3. Meningkatkan koordinasi dengan stakeholders agar arah kebijakan yang diambil
dapat selaras dan konsisten;
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi rutin terkait penyerapan anggaran dan
pelaksanaan kinerja untuk mengoptimalkan pemanfaatan anggaran yang tepat
guna.
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 88
Tabel 29 Ikhtisar Capaian BPH Migas Tahun 2018
Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase capaian (%)
Persentase Pengendalian Kuota Volume Jenis
BBM Tertentu yang Ditugaskan kepada Badan
Usaha
100% 99% 101%
Jumlah hari Ketahanan Cadangan BBM
Nasional dari Masing – Masing Badan Usaha
melalui Jumlah Peningkatan Tangki dan
Jumlah Pengangkutan yang dapat
Dimanfaatkan Bersama
22 hari 21 hari 95,45%
Persentase Peningkatan Volume Konsumsi
BBM Non Subsidi dalam rangka Menuju Pasar
Terbuka yang Diatur
6% 5,5% 92,4%
Jumlah Peningkatan Pengembangan
Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau
Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui
Pipa
11.226 km 13.840,62 km 123,29%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 89
Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase capaian (%)
Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi
Melalui Pipa
1.901.251.757
MSCF
1.745.578.892
MSCF
91,81%
Penerimaan Negara BPH Migas Rp950 Miliar Rp1.351 Miliar 142,24%
Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas kepada
Badan Usaha Pembayar Iuran dalam Rangka
Penerimaan Negara
81 (A) 81 (A) 100%
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 90
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN ESDM TAHUN 2018
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 91
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 92
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 93
LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018 94
PERJANJIAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2018