Lampiran 1
KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN
A. Nomor kode responden ( diisi oleh peneliti )
B. Istilah atau berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai jawaban Bapak / Ibu
1. Umur Bapak / Ibu saat ini : ......... tahun, tanggal lahir: ....../......./......
2. Jenis Kelamin
( ) Laki- Laki
( ) Perempuan
3. Kakek, nenek atau orang tua Bapak/ Ibu menderita tekanan darah tinggi
( ) ya
( ) Tidak
4. Saudara Kandung Bapak / Ibu menderita tekanan darah tinggi
( ) ya
( ) Tidak
5. Bapak / Ibu pernah merokok
( ) ya, lamanya:................ jumlah/ hari :................. bungkus
( ) Tidak
6. Bapak/ ibu pernah mendapat latihan relaksasi otot progresif ( Latihan meregangkan dan
merilekskan otot )
( ) Ya
( ) Tidak
7. Macam obat yang didapatkan dari dokter
( ) 1 macam, sebutkan..............
( ) 2 macam, sebutkan..........
Lampiran 2
PEDOMAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Persiapan pasien
a. Atur posisi responden pada posisi duduk
b. Atur ruangan hangat, tenag dan nyaman
c. Jelaskan prosedur kepada klien
d. Sebelum pengukuran, responden istirahat minimal 10 menit dari aktifitas.
e. Posisi pengukuran dibagian lengan kanan
2. Persiapan Alat
a. Spigmomanometer merk Reister
b. Stetoskop
c. Manset dewas
d. Pena
e. Lembar observasi tekanan darah
3. Pelaksanaan
a. Pemeriksa cuci tangan
b. Posisikan beban lengan atas setinggi jantung ( beri sokongan bila perlu ) dengan telapak
mengahadap keatas.
c. Gulung lengan baju bagian atas lengan, palpasi arteri brakialis dan letakan manset 2,5 cm
diatas nadi brakialis
d. Dengan manset masih kempis, pasang dengan rata diatas sekeliling lengan atas, pastikan
bahwa manometer diposisikan secara vertikal sejajar mata, jarak pemeriksa tidak boleh lebih
dari 1 meter
c. Palpasi nadi radialis atau brakialis dengan ujung jari satu tangan sambil mengelembungkan
manset dengan cepat sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana denyut tidak teraba.
Dengan perlahan kempiskan manset dan catat dimana titik dimana denyut nadi muncul.
Kempiskan manset dan tunggu 30 detik.
f. Letakan carpieces stetoskop di telinga dan pastikan bunyi jelas
g. Ketahui lokasi arteri brakialis dan letakan bel atau diagfragma chestpiece diatasnya tutup
katub balon tekanan searah jarum jam sampai kencang.
h. Gembungkan manset 30 mmHg diatas tekanan sistolik yang dipalpasi, dengan perlahan
lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg perdetik
i. Catat titik pada manometer saat bunyi jelas yang pertama terdengar ( sebagai tekanan sistolik )
J. Lanjutkan mengempiskan manset, catat titik dimana bunyi muffled aau dampenet timbul.
Lanjut mengempeskan manset, catat titik pada manometer sampai 2 mmHg terdekat dimana
bunyi tersebut hilang ( sebagai tekanan diastolik ).
k. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurnakan, buka manset dari lengan kecuali jika ada
rencana untuk mengulang
l. Bantu klien untuk kembali ke posisi yang nyaman dan tutup kembali lengan atas
m. Beritahu hasil pemeriksaan kepada responden
n. Pemeriksa cuci tangan
o. Catat tekanan darah, angal, waktu pengukuran pada lembar observasi
Sumber : Perry & Potter (2005)
Lampiran 3
PANDUAN LATIHAN
RELAKSASI OTOT PROGRESIF
1. Latihan relaksasi otot progresif?
Latihan relaksasi otot progresif adalah suatu latihan rileks dengan cara menegangkan dan
merilekskan otot
2. Tujuan latihan ini adalah
a. Menurunkan tekanan darah
b. Menurunkan keteganan otot
c. Menurunkan stress atau kecemasn
d. Menurunkan rasa Apakah sakit ( nyeri )
e. Menurunkan sesak
f. Bisa meningkatkan daya tahan tubuh
3. Persiapan latihan
a. Selalu latihan di tempat yang tenang
b. Memakai pakaian yang tidak tebal, epatu atau sandal di lepas
c. Hindari makan, merokok dan minum selama latihan, yang terbaik melakukan latihan
sebelum makan, tidak boleh latihan setelah minum minuman keras
d. Latihan dilakukan dengan posisi duduk
e. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
f. Selama latihan mata dipejamkan pelan pelan dan selalu kosentrasi pada ketegangan
selama 4-10 detik dan rileksasi selama 10-20 detik terhadap otot yang dilatih
g. Setiap gerakan dilakukan 2 kali latihan
h. Latihan membutuhkan waktu 15-20 menit
4. Pelaksanan
a. Abil posisi duduk dan rilek
b. Mata dipejamkan perlahan lahan dan kosentrasi pada latihan
c. Berikut ini gerakan gerakan latihan :
LANGKAH LANGKAH RELAKSASI
PROGRESSIVE MUSCLE RELAXASI (PMR)
A. Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakuka dengan cara menggengam tangan
kiri sambil membuat suatu kepalan. Pasien diminta membuat kepalan ini semakin kuat sambil
merasakan sensasi ketegangan yang tejadi. Lepaskan kepalan perlahan lahan, sambil meraskan rilkes
selama ± 8 detik. Lakukan gerakan 2 kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan rileks yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan
Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang, gerakan ini dilakukan cara menekuk
kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang, jari jari menghadap ke langit langit. Lakukan penegangana ± 8 detik, kemudian relaksasikan
secara perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks yang dialami. Lakukan
gerakan ini 2 kali.
Gaerakan ke tiga untuk melatih otot otot bisep. Gerakan ini diawali dengan menggengamkedua tangan sehingga
menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot otot bisep akan menjadi tegang.
Lakukan penegangan otot ± 8 detik, kemudian relaksasikan secara perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
Gerakan keempat doyujukan untuk melatih otot otot bahu, dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu
setingi tingginya seakan akan menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerkan ini adalah kontras ketegangan
yang terjadi di bahu, pungung atas dan leher. Rasakan ketegangan otot-otot tersebut ± 8 detik kemudian
relaksasikan secara perlahan lahandan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rilleks. Lakukan
gerakan ini 2 kali
Gerakan kelima sampai ke delapan adalah gerakan gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di
wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot otot dahi, mata,rahang, dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat
dilakukan dengan cara mengerutkan dahi adan alis sampai otot-otot nya teras dan kulitnya keriput, mata dalam
keadaan tertutup. Rasakan ketegangan otot-otot dahi selama ± 8 detik kemudian relaksasikan secara perlahan
lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali
Gerakan kelima sampai kedelapan adalah gerakan gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di
wajah. Otot otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat
dilakukan dengan cara mengrutkan dahi dan alis sampai otot ototnya terasa dan kulitnya keriput, mata dalam
keadaan tertutup. Rasakan ketegangan otot-otot dahi selama ±8 detik, kemudian relaksasikan secra perlahan
lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
Gerakan keenam ditujukan untuk mengendurkan otot otot mata diawali dengan menutupnya keras keras mata
sehingga dapat diraskan ketegangan disekitar mata dan otot otot yang mengendalikan gerakan mata. Lakukan
penegangan otot±8 detik kemudian relaksasikan secra perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan
otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
Gerakan ke enam
Gerakan ketujuh bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dengan cara
mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga ketegangan disekitar otot-otot rahang. Rasakan
ketegangan otot-otot tersebut ±8 detik, kemudian relaksasikan secra perlahan lahan dan rasakan perbedaan
antara keteganagn otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
Gerakan ke delapan dilakukan untuk mengedurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat kuatnya
sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Rasakan ketegangan otot-otot sekitar mulut selama ±8
detik, kemudian relaksasikan secara perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan rilekskan
. Lakukan gerakan ini 2 kali.
Gerakan ke sembilan ditujukan untuk merilekskan otot-otot leher bagian belakang. Pasien dipandu meletakan
kepala sehingga dapat beristirahat kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikan rupa sehingga pasien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan pungung atas.
Lakukan penegangan otot ±8 detik, kemudian relaksasikan secara perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
Gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan ini dilakuakn denagan cara
membawa kepala kemuka, kemudian pasien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya, Sehingga dapat
merasakan ketegangan didaerah leher bagian muka. Rasakan ketegangan otot otot tersbeut ±8 detik kemudian
relaksasikan secara perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan
gerakan ini 2 kali
Gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara
mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada. Kondisi
tegang dipertahankan selama ±8 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks, letakan tubuh kembali ke kursi, sambil
membiarkan otot-otot menjadi lemas. Rasakan ketegangan otot=otot pungung selama ±8 detik, kemudian
relaksasikan secara perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan
gerakan ini 2 kali
Gerakan kedua belas dilakuakn untuk melemsakan otot-otot dada. Tarik nafas panjang untuk mengisi paru paru
dengan udara sebnayak banyakanya. Tahan selama bebberapa saat, sambil mersakan ketegangan dibagaian dada
kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, pasien dapat bernafas normal dengan lega. Lakukan
perengana otot±8 detik, kemudian realaksasikan secra perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan
otot dn keadaan rileks. Alakukan gerakan ini 2 kali
Gerakan ketiga belas bertujuan untuk melatih otot otot perut. Tarik kuat kuat perut kedalam, kemudian tahan
sampai perut menjadi kencang dan keras. Rasakan ketegangan otot otot tersbut ±8 detik, kemudian
realaksasikan secra perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dn keadaan rileks. Lakukan
gerakan ini 2 kali
Gerakan ke empat belas bertujuan untuk melatih otot otot paha, dolakukan dengan cara meluruskan kedua belah
telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. Rasakan ketegangan otot-otot paha tersebut selama ±8 detik,
kemudian realaksasikan secra perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dn keadaan rileks.
Lakukan gerakan ini 2 kali
Gearakan kelima belas bertujuan untuk melatih otot-otot betis, luruskan kedua belah telapak kaki sehingga paha
teras tegang. Gerakan ini dianjurkan dengan mengunci lutut, lakukan penegangan otot ±8 detik, kemudian
realaksasikan secra perlahan lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dn keadaan rileks. Lakukan
gerakan ini 2 kali. Latihan ini dapat dilihat pada lampiran.
Lampiran 4
PEDOMAN LATIHAN SLOW DEEP BREATHING
1. Atur pasien dengan posisi duduk
2. Kedua tangan pasien diletakan diatas perut
3. Anjurkan melakkan nafas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan tarik nafas selama 3
detik, rasakan abdomen mengembang saat mensrik nafas
4. Tahan nafas selama 3 detik
5. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan nafas secara perlahan selama 6 detik.
Rasakan abdomen bergerak ke bawah
6. Ulangi langkah 1 sampai 5 selama 10 menit
7. Latihan Slow deep breathing dilakukan dengan frekuensi 2 kali sehari
Lampiran 5