Lampiran Surat No. 472.1/EQ.S/XII/2014 tanggal 19 Desember 2014
PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA PHPL
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan
Ketiga), sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA
Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722, 7157103
Fax. : +62251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan Pertama) Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HT : PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT
No. SK IUPHHK-HT : 504/Menhut-II/2009
Luas : ± 16.816 Ha
Lokasi : Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Alamat Kantor :
- Pusat : Jl. Tebet Timur Raya No.7 Jakarta Selatan
- Perwakilan : Jl. Markisa No.7 Samarinda, Kalimantan Timur
III. Waktu Pelaksanaan : 24 November – 1 Desember 2014
IV. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT
LULUS SEHINGGA PT INHUTANI II UMHT TANAH
GROGOT BERHAK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT
PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 19 Desember 2014
PT EQUALITY INDONESIA
Pazri Nurpazri, S.Hut
Manager Sub Divisi Sertifikasi Hutan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 15
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : Amin Muchakim, S.Hut (L. Auditor/Auditor Prasyarat)
Himah Nur Isnaeni, S.Hut (Auditor Produksi)
Marlan, S.Hut (Auditor Ekologi)
Taryani, SP (Auditor Sosial)
Ir. Irin Wedalia (Auditor VLK)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
Ir. Agustri Warsono (Ketua merangkap anggota)
Ir. Muchlis Hidayat (Anggota)
Wiyono, S.Hut, M.Si (Anggota)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT INHUTANI II UMHT Tanah Grogot
b. Nomor & Tanggal SK : SK.504/Menhut-II/2009 tanggal 3 September 2009
c. Luas dan Lokasi : ± 16.816 Ha di Kabupaten Paser Provinsi Kaltim
d. Alamat kantor :
Kantor Pusat : Jl. Tebet Timur Raya Jakarta Selatan
Telp. 021-8290572, Fax. 021-8352468
Kantor Perwakilan : Jl. Markisa No. 7 Samarinda Kalimantan Timur
Telp.0541-201005 Fax. 0541-735100
e. Pengurus :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ir. Bambang Soepiyanto, MM
Komisaris : Agus Mulyana
Dewan Direktur
Direktur Utama : Dr. Ir. Tjipta Purwita, MBA
Direktur : Ir. Bambang Setiabudi
RESUME HASIL VERIFIKASI PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 15
(3) Ringkasan Tahapan Penilaian:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi dengan
Instansi Kehutanan
25 November dan
1 Desember 2014
Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Timur
Koordinasi BP2HP Wilayah XIII Samarinda
Pertemuan Pembukaan 26 November
2014
Pertemuan pembukaan dilaksanakan di Kantor UMHT
Tanah Grogot di Camp Kerang Kecamatan Batu Engau
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
26 – 29 November
2014
Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis menggunakan
kriteria dan indikator pada Lampiran 1.2 dan 2.1
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.5/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan Penutupan 29 November
2014
Pertemuan pembukaan dilaksanakan di Kantor UMHT
Tanah Grogot di Camp Kerang Kecamatan Batu Engau
Pengambilan Keputusan 12 Desember
2014
Rapat Pengambilan Keputusan (PK) menelaah hasil-
hasil dan kesimpulan penilaian yang telah
disampaikan Tim Auditor untuk menjamin bahwa
penilaian telah dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan Prosedur PT EQUALITY
Indonesia serta mengambil keputusan mengenai
predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Verifikasi :
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang IUPHHK.
SEDANG Auditee memiliki dokumen legal perusahaan berupa
Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahannya,
dokumen legal lainnya, SK IUPHHK dari Kementerian
Kehutanan Nomor : SK.504/Menhut-II/2009 tanggal
3 September 2009 serta dokumen administrasi tata
batas sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan
tata batas yang telah dilaksanakan. Dokumen-
dokumen tersebut tersedia dilapangan dengan
lengkap.
Sejak terbitnya SK IUPHHK-HT tahun 2009, Auditee
belum merealisasikan tata batas luarnya namun ada
bukti upaya dari Auditee untuk merealisasikannya
berupa draft pedoman tata batas yang masih dalam
proses diskusi dengan Badan Planologi Kehutanan.
Sesuai dengan SK IUPHHK HT, sebagian areal kerja
Auditee sudah ditata batas melalui projek
Kementerian Kehutanan sesuai dengan BATB HP
tanggal tanggal 5 April 1997 dan BATB HP tanggal 21
November 2002 dan sudah ada sebagian kegiatan
pemeliharaan batasnya.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
Terdapat konflik lahan dengan masyarakat
sekitar/perseroan di areal kerja Auditee tetapi ada
upaya dari Auditee untuk menyelesaikan konflik
tersebut.
Hasil overlay antara Peta Lampiran SK-IUPHHK HT
dengan Peta Lampiran SK Menhut No. 942/Menhut-
II/2013 tanggal 23 Desember 2013, terdapat
perubahan fungsi kawasan hutan produksi (HP)
diareal kerja Auditee seluas + 3.960 Ha menjadi
Areal Penggunaan Lain (APL). Terhadap perubahan
fungsi kawasan tersebut, Auditee telah melakukan
konsultasi dan diskusi dengan instansi terkait serta
mengambil kebijakan pengelolaan areal berupa
manajemen kolaborasi dengan masyarakat,
kerjasama pemanfaatan dengan jenis karet, serta
percepatan pembangunan hutan tanaman Acacia.
Terdapat penggunaan kawasan di luar sektor
kehutanan di dalam areal Auditee berupa
perkebunan kelapa sawit/karet dan ada sebagain
bukti upaya Auditee untuk mendata dan melaporkan
penggunaan kawasan diluar sector kehutanan
kepada instansi terkait.
1.2. Komitmen Peme-
gang IUPHHK
BAIK Auditee memiliki dokumen visi misi secara legal
berdasarkan Keputusan Direksi PT INHUTANI II UMHT
Tanah Grogot No. 750/SK/SEK-PRUSH/2013 tanggal
15 Juli 2013 dan sesuai dengan kerangka PHPL
Pada tahun 2014 Auditee telah melaksanakan
kegiatan sosialisasi visi misi perusahaan kepada
karyawan dan masyarakat meskipun frekuensinya
masih terbatas.
Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) sesuai
dengan visi misi perusahaan namun baru sebagian
yang dilaksanakan
1.3. Jumlah dan Kecuku-
pan Tenaga Profesional
Bidang Kehutanan pada
Seluruh Tingkatan Untuk
Mendukung Pemanfaa-
tan Implementasi
Penelitian, Pendidikan,
dan Latihan.
SEDANG Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di
lapangan sudah ada pada setiap bidang kegiatan
pengelolaan hutan namun jumlahnya belum
memenuhi sesuai ketentuan yang berlaku yaitu pada
Ganis PHPL-NENHUT dan Ganis PHPL-BINHUT.
Namun berdasarkan SE Dirjen BUK Nomor :
S.545/VI-BIKPHH/2013 tanggal 30 April 2013
pemenuhan GANIS PHPL dapat dipertimbangkan
sampai dengan 1 Januari 2016.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT Inhutani
II UMHT Tanah Grogot pada tahun 2014 baru
mencapai 50% (November 20140 atau 50-70% dari
rencana.
Dokumen ketenagakerjaan yang bersifat internal
maupun eksternal tersedia lengkap di Camp Kerang
1.4. Kapasitas dan
Mekanisme untuk Peren-
BAIK Auditee memiliki struktur organisasi dan uraian tugas
sebagian sesuai dengan kerangka PHPL karena pada
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
canaan Pelaksanaan
Pemantauan Periodik,
Evaluasi dan Penyajian
Umpan Balik Mengenai
Kemajuan Pencapaian
(Kegiatan) IUPHHK.
aspek social tidak tergambarkan dalam struktur
organisasinya
Auditee telah memiliki perangkat SIM dengan tenaga
pelaksana belum tersedia dilapangan
Terdapat Organisasi SPI/Internal Auditor di Kantor
Direksi sesuai Surat Keputusan Direksi No.
324/SK/SEK-PRUSH/2014 tanggal 24 Maret 2014
dan fungsi-fungsi berjalan dengan efektif untuk
mengontrol seluruh tahapan kegiatan.
Auditee telah melaksanakan tidakan koreksi
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang
telah dilaksanakan
1.5. Persetujuan Atas
Dasar Informasi Awal
Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
SEDANG Kegiatan RKT 2014 yang mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah
sosialisasikan kepada sebagian masyarakat Desa
Mengkudu namun tidak terdapat BA Persetujuan
Pelaksanaan Kegiatan RKT 2014.
Sisa batas luar areal kerja Auditee saat ini sedang
dalam proses pengurusan kepada instansi terkait
yaitu berupa draft pedoman tata batas yang baru
ditandatangani oleh Direktur Utama Auditee
Program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)
tahun 2014 telah disosialisakan pada tanggal 21
November 2014, namun hanya kepada sebagian
masyarakat Desa Mengkudu. BA Persetujuan
Program dan Pelaksanaan Kegiatan PMDH tahun
2014 tidak tersedia dilapangan.
Secara administrasi kawasan lindung di areal kerja
Auditee telah diketahui dan disetujui Para Pihak
namun riil dilapangan masih ada klaim dari sebagian
masyarakat terhadap sebagian kawasan lindung yang
ada.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan
Lestari.
SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI untuk
periode 2011-2020 yang telah disetujui berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.153/VI-
BUHT/2011 Tanggal 4 November 2011 yang disusun
dengan mempertimbangkan hasil deliniasi mikro dan
tidak dikenai peringatan terkait pemenuhan
kewajiban RKU.
Kegiatan Penataan Areal Kerja RKT 2014 di lapangan
berupa jalan dan pal batas kayu yang telah membagi
seluruh blok RKT 2014 kedalam petak dan anak
petak hanya sebagian besar (>50%) yang sesuai
dengan RKU.
Kegiatan penataan areal kerja berupa pemasangan
tanda batas blok dan petak kerja RKT 2014
terealisasi sebesar 56.09 %, dan terlihat jelas pada
pal batas/papan nama yang telah terpasang.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
2.2. Tingkat pemanenan
lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama
dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem.
BAIK Auditee telah memiliki data potensi tegakan pada
tipe ekosistem berdasarkan hasil cruising 3 tahun
terakhir beserta peta pendukungnya.
Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan
dari hasil pengukuran untuk tipe ekosistem yang ada
(Hutan Dataran Rendah) dan telah dilakukan analisa
riap MAI dari hasil pengukuran PUP tersebut.
Auditee telah melakukan analisis data potensi dan
riap, namun laporan analisa tersebut belum
disampaikan ke Litbang. Auditee pun belum
memanfaatkan hasil analisa data potensi dan riap
untuk menyusun perhitungan JTT sendiri.
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi
hutan
SEDANG Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan
seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur THPB
namun isinya belum sesuai dengan ketentuan teknis
yang berlaku.
Auditee telah melaksanakan implementasi kegiatan
tahapan THPB sebesar 87.5%. Kegiatan penanaman
belum dilakukan saat penilaian berlangsung (5 bulan
setelah RKT disahkan).
Rata-rata Potensi tegakan sebelum masak tebang
berdasarkan hasil Cruising RKT 2014 sebesar 85.47
m3/ha. Artinya potensi tegakan dalam jumlah yang
masih mampu menjamin terjadinya kelestarian
pemanenan hasil (80-120 m3/ha).
Potensi permudaan tanaman PT Inhutani II Tanah
Grogot sebesar 87 % dari jumlah tanaman per hektar
sehingga masih mampu menjamin kelestarian
pemanenan hasil.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi
tepat guna untuk
pemanfaatan hutan
BAIK Auditee telah mengembangkan SOP mengenai
pemanfaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya
sesuai untuk karakteristik kondisi setempat.
Auditee telah melakukan RIL pada 1 tahapan yaitu
Pelaksanaan kegiatan pemanenan hasil.
Berdasarkan hasil penelitian Fe, PT Inhutani II Tanah
Grogot memiliki nilai Fe sebesar 0.97.
2.5. Realisasi peneba-
ngan sesuai dengan
rencana kerja peneba-
ngan/pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RKT 2014 secara
lengkap (selama periode waktu penilaian) yang
disusun berdasarkan RKU dan disahkan secara self
approval.
Terdapat peta kerja yang menggambarkan areal yang
boleh ditebang/dipanen/ dimanfaatkan/ ditanam/
dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung yang sesuai dengaan peta RKT
namun tidak sesuai dengan peta RKU.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan
pada sebagian (minimal 50%) batas blok
tebangan/ditebang/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/
dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
kawasan lindung.
Realisasi volume tebangan tahun 2013 hingga
Oktober 2014 mencapai 29.49 % (<70%) dari
rencana tebang pada lokasi yang sesuai dengan RKT
2013 dan RKT 2014. Kegiatan penebangan tidak
melebihi luasan yang direncanakan, dengan Accacia
mangium sebagai jenis yang ditebang.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang mema-
dai dan memenuhi kebu-
tuhan dalam pengelolaan
hutan, administrasi,
penelitian dan pengem-
bangan, serta peningka-
tan kemampuan sumber
daya manusia.
SEDANG Hasil analisa kesehatan finansial Auditee diperoleh
bahwa likuiditas < 100%, solvabilitas <100% dan
rentabilitas positif. Catatan akuntan publik terhadap
Laporan Keuangan yang berakhir pada Desember
2013 dan 2012 adalah Wajar.
Realisasi alokasi dana mencapai 143% (>80%) dari
kebutuhan kelola hutan yang seharusnya
berdasarkan laporan penatausahaan keuangan yang
sesuai dengan Pedoman Pelaporan Keuangan
Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah di audit
akuntan publik).
Perbedaan proporsi anggaran pada tahun 2013
sebesar 41.05 % dan perbedaan proporsi anggaran
pada tahun 2014 sebesar 32.59 %. Bila dirata-
ratakan perbedaan proporsi anggaran dalam 2 tahun
terakhir sebesar 36.82% , hal ini berarti alokasi dana
untuk seluruh bidang kegiatan kurang proporsional
(perbedaan 20-50%).
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan berjalan lancar namun belum sesuai tata
waktu.
Auditee telah melakukan kegiatan penanaman
sebesar 297.59% terhadap kegiatan penebangan
(melebihi 80%) namun belum seluruhnya.
Realisasi tanaman pokok, tanaman kehidupan dan
tanaman unggulan pada tahun 2013 hingga bulan
Juli 2014 secara keseluruhan mencapai 25.29 %
(<50%).
3. Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
SEDANG Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen
perencanaan yang ada yaitu AMDAL dan RKUPHHK
serta sesuai dengan kondisi fisiknya.
Kawasan lindung yang telah ditatabatas di lapangan
mencapai 77 %.
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencapai 77
%
Tidak semua para pihak mengakui keberadaan
kawasan lindung
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan
ketentuan terhadap sebagian kawasan lindung hasil
tat ruang
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
SEDANG Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada
Jenis dan jumlah sarana prasarana sesuai dengan
ketentuan namun beberapa diantaraanya tidak
berfungsi dengan baik
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah
yang memadai namun kualifikasinya belum memadai
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu tetapi belum mempertimbangkan
seluruh jenis gangguan yang ada
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan
hutan
SEDANG Tersedia prosedur pengelolaan dan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air tetapi tidak
mencakup seluruh aspek dampak akibat
pemanfaatan hutan
Jumlah dan fungsi sarana pengelolaan dan
pemantauan dampak tidak sesuai dengan ketentuan
dan/atau dokumen perencanaan
Tersedian personil pengelolaan dampak terhadap
tanah dan air namun jumlah dan kualifikasinya belum
memadai
Terdapat dokumen tetapi tidak ada implementasi
kegiatan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air
Tersedia dokumen rencana pemantauan dampak
terhadap tanah dan air tetapi baru sebagian
diimplementasikan
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air tetapi ada upaya
pengelolaan dampak sesuai ketentuan
3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau
langka (endangered),
jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan
endemik
SEDANG Tersedia prosedur identifikasi tetapi tidak mencakup
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau jarang, langka,
terancam punah dan endemic yang terdapat di areal
kerja
Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna
tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau jarang, langka, terancam punah dan
endemic yang terdapat di areal kerja
3.5. Pengelolaan flora
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
SEDANG Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
jarang, langka, terancam punah dan endemic yang
terdapat di areal kerja
Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
jarang, langka, terancam punah dan endemic yang
terdapat di areal kerja
Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian
spesies flora dilindungi dan/atau jarang, langka,
terancam punah dan endemic yang terdapat di areal
kerja
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
punah dan endemic
3.6. Pengelolaan fauna
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
SEDANG Tersedia prosedur pengelolaan fauna tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
jarang, langka, terancam punah dan endemic yang
terdapat di areal kerja
Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
jarang, langka, terancam punah dan endemic yang
terdapat di areal kerja
Terdapat ganguan tetapi ada upaya penanggu-langan
gangguan oleh pemeganhg izin
4. Sosial
4.1. Kejelasan Deliniasi
Kawasan Operasional
Perusahaan/Pemegang
Izin dengan Kawasan
Masyarakat Hukum Adat
dan atau Masyarakat
Setempat.
SEDANG Terdapat dokumen/ laporan mengenai pola
penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH setempat,
identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat, dan rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin
Terdapat mekanisme penataan batas/rekonstruksi
batas kawasan secara partisipatif & penyelesaian
konflik yang diketahui para pihak.
Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH,
namun tidak lengkap dan tidak jelas.
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan
pemegang izin dengan sebagian (kawasan yang
dimiliki) masyarakat hukum adat/setempat.
Terdapat persetujuan oleh sebagian para pihak dan
masih ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku
SEDANG Tersedia sebagian dokumen yang menyangkut
tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan/berlaku
Tersedia mekanisme yang lengkap & legal tentang
pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin
terhadap masyarakat.
Terdapat bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi
mengenai hak dan kewajiban pemegang izin
terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun
hanya sebagian
Terdapat sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
Tersedia laporan/ dokumen terkait pelaksanaan
tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti
rugi namun tidak lengkap.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi
manfaat yang adil antar
para Pihak
SEDANG Tersedia data dan informasi yang lengkap & jelas
tentang masyarakat hukum adat dan/ atau
masyarakat setempat yang terlibat, tergantung,
terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH
Terdapat mekanisme yang legal mengenai
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat yang berbasis hutan, namun belum
lengkap.
Terdapat dokumen rencana pemegang izin mengenai
kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.
Terdapat bukti implementasi sebagian (< 50%)
kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat oleh pemegang izin
Terdapat dokumen / laporan mengenai pelaksanaan
distribusi manfaat kepada para pihak namun belum
lengkap & jelas.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik
SEDANG Terdapat mekanisme resolusi konflik namun belum
lengkap
Terdapat konflik dan tersedia peta konflik namun
belum lengkap
Tersedia organisasi, sumberdaya manusia, dan
pendanaan kurang memadai dalam mengelola
konflik.
Dokumen/laporan penanganan konflik tersedia,
namun tidak lengkap dan kurang jelas.
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahte-
raan tenaga kerja
SEDANG Pemegang izin telah merealisasikan sebagian besar
hubungan industrial dengan seluruh karyawan.
Pemegang izin telah merealisasikan sebagian besar
rencana pengembangan kompetensi.
Terdapat dokumen standar jenjang karir dan baru
sebagian diimplementasikan.
Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan baru sebagian diimplementasikan.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
P1. Kepastian areal IUPHHK-HA, IUPHHK-HTI, IUPHHK-RE dan Hak Pengelolaan
K.1.1. Areal Unit Manajemen Hutan terletak di kawasan Hutan Produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) dan Izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK
a. Dokumen legal terkait
perizinan usaha
(SK.IUPHHK).
MEMENUHI Auditee telah mendapatkan SK IUPHHK-HT melalui
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.
504/MENHUT-II/2009 tanggal 03 September 2009
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
atas areal hutan produksi seluas ± 16.816 Hektar,
dilengkapi dengan Peta Areal Kerja skala 1: 100.000.
b. Bukti pemenuhan
kewajiban Iuran Izin
Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu
(IIUPHHK).
MEMENUHI Surat Perintah Pembayaran (SPP) IIUPHHK Nomor :
S.1087/VI-BIKPHH/2009 diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Bina Produksi Kehutanan– Departemen
Kehutanan dengan nilai sebesar Rp. 30.529.200,-
Pembayaran IIUPHHK tersebut disetorkan kepada
rekening penerima Bank Mandiri Cabang Jakarta
Gedung Pusat Kehutanan atas nama Bendaharawan
Penerima Setoran IIUPH No. rekening
1020004203870 sesuai dengan SPP pada tanggal
09 November 2009.
c. Penggunaan kawasan
yang sah di luar
kegiatan IUPHHK (jika
ada)
MEMENUHI Dalam areal kerja Auditee terdapat penggunaan
kawasan yang sah di luar kegiatan IUPHHK berupa
perkebunan kelapa sawit an. PT Agro Inti Kencana Mas
(AIKM) seluas + 92 Ha. Auditee telah mendata dan
melaporkan penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan tersebut kepada instansi terkait.
P2. Memenuhi sistem dan prosedur penebangan yang sah
K.2.1. Pemegang izin memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
2.1.1 RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/ RTT) disahkan oleh yang
berwenang.
a. Dokumen RKUPHHK/
RPKH, RKT/ Bagan
Kerja /RTT beserta
lampirannya yang
telah disahkan oleh
pejabat yang
berwenang, meliputi :
1) Dokumen
RKUPHHK/ RPKH
& lampirannya
yang disusun
berdasar-kan
IHMB/risalah
hutan dan
dilaksanakan oleh
Ganis PHPL
Timber Cruising
dan/atau Canhut.
2) Dokumen RKT/
RTT yang disusun
berdasarkan
RKU/RPKH dan
disah-kan oleh
pejabat yang
berwenang atau
yang disahkan
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan
Tanaman Industri (RKUPHHK-HTI) Periode tahun
2011–2020 telah mendapat persetujuan dari
Menteri Kehutanan dengan SK Nomor: SK.153/VI-
BUHT/2011 tanggal 04 November 2011. Dokumen
RKUPHHK dengan lampiran peta disusun mengacu
kepada Dokumen Deliniasi Mikro (Delmik).
Dokumen RKT tahun 2013 telah disahkan melalui
Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Timur Nomor : 3273/Kpts/DK-V/2013
tanggal 22 Mei 2013. Dokumen Dilengkapi dengan 3
lembar peta skala 1 : 50.000.
Dokumen RKT tahun 2014 telah disahkan secara self
approval melalui Surat Keputusan Direksi Nomor :
634a/SK/SEK-PRUSH/2014 tanggal 5 Juni 2014.
Pengesahan secara self aproval Auditee telah sesuai
dengan Permenhut No. P.30/Menhut-II/2014 pasal
15 ayat 1 karena telah memiliki Sertifikat PHPL
dengan predikat “BAIK”.,
Peta rencana penataan areal kerja dibuat oleh Ganis
PHPL Canhut
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
secara self
approval.
3) Peta rencana
penataan areal
kerja yang dibuat
oleh Ganis PHPL
Canhut.
b. Peta areal yang tidak
boleh ditebang pada
RKT/Bagan
Kerja/RTT dan bukti
implementasinya di
lapangan.
MEMENUHI 1. Peta areal yang tidak boleh ditebang tergambar pada
peta RKT tahun 2013 dan 2014, selain itu juga
tersedia SK Direksi No. 34A/SK/SEKPRUS/2013
tanggal 14 Januari 2013 tentang Penetapan
Kawasan Lindung yang dilengkapi dengan peta skala
1 : 200.000 dengan total luas 1.682 Ha.
2. Hasil observasi lapangan terhadap penandaan lokasi
kawasan lindung berupa patok dicat merah dan
rintisan dengan cat pada pohon dan sebagian ada
plang papan nama.
c. Penandaan lokasi
blok tebangan/blok
RKT/petak RTT yang
jelas di peta dan
terbukti di lapangan.
MEMENUHI 1. Penandaan lokasi blok tebangan tergambar pada
peta RKTUPHHK-HT tahun 2013 dan 2014 Skala 1 :
50.000 dan telah disahkan.
2. Hasil pemeriksaan di lapangan menggunakan GPS :
a. Penandaan batas blok RKT berupa plang nama
dan pal silinder dicat putih dan merah..
b. Penandaan batas Anak Petak berupa pal silinder
dicat putih dan merah.
K2.2 Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1 Pemegang izin mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku
a. Dokumen Rencana
Kerja Usaha
Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu
(RKUPHHK) (bisa
dalam proses)
dengan lampiran-
lampirannya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Rencana Kerja Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Tanaman
Industri (RKUPHHK-HTI) Periode tahun 2011–2020
telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehutanan
dengan SK Nomor: SK.153/VI-BUHT/2011 tanggal
04 November 2011. Dokumen RKUPHHK dengan
lampiran peta disusun mengacu kepada Dokumen
Deliniasi Mikro (Delmik).
b. Kesesuaian lokasi
dan volume
pemanfaatan kayu
hutan alam pada
areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan
tanaman industri.
NA Verifier ini tidak dapat diterapkan karena PT Inhutani II
Tanah Grogot tidak melakukan pemanfaatan kayu
hutan alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan
dalam dokumen RKT IUPHHK-HTI.
P3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan kayu bulat .
K3.1 Pemegang izin menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan (IPHH)/pasar,
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang /dipanen atau yang dipanen/ dimanfaatkan telah di LHPkan.
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
MEMENUHI Verifikasi dilakukan terhadap dokumen LHP dan buku
ukur periode bulan Nopember 2013 sd Oktober
2014. Selang periode tersebut, Realisasi Laporan
Hasil Penebangan Kayu Bulat Kecil (LHP-KBK) jenis
Acacia mangium adalah sebanyak 147 tumpukan,
33,297.86 SM dengan volume 19,620.17 M3. LHP
dibuat, diperiksa dan disahkan oleh petugas yang
berwenang. LHP dilengkapi dengan surat
permohonan pemeriksaan dan pengesahan LHP,
rekapitulasi LP-KBH, berita acara pemeriksaan KHP
dan daftar pemeriksaan LP-KHP.
3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil
hutan.
Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan
lampirannya dari :
- TPK hutan ke TPK
Antara,
- TPK hutan ke industri
primer dan/atau
penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri
primer hasil hutan
dan/atau penampung
kayu terdaftar.
MEMENUHI 1) Kayu-kayu yang diangkut dari TPn ke TPK/Logpond
(Lawas dan Sindur) menggunakan Logging Truck
disertai dengan dokumen Faktur Angkutan Kayu
Bulat (FA-KB) dan Daftar Kayu Bulat Kecil (DKBK-FA)
yang ditandatangani oleh penerbit FAKBK.
2) Pengangkutan kayu dari TPK/Logpond Sindur menuju
Industri menggunakan Tongkang yang ditarik dengan
Tug Boat, dilengkapi dengan dokumen Faktur
Angkutan Kayu Bulat (FA-KB) yang dilengkapi dengan
Rekapitulasi Daftar Kayu Bulat Kecil (RDKBK) yang
diterbitkan oleh Petugas FAKB dan disertai dengan
dokumen kapal.
3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA
a. Tanda-tanda PUHH/
barcode pada kayu
dari pemegang
IUPHHK-HA bisa
dilacak balak.
NA Verifier ini tidak dapat diterapkan karena verifier ini
berlaku untuk pemegang IUPHHK-HA sedangkan
Auditee adalah pemegang IUPHHK-HTI dan pengukuran
kayu bulat kecil menggunakan staple meter sehingga
penelusuran kayu hanya sampai ke petak tebangan.
b. Identitas kayu
diterapkan secara
konsisten oleh
pemegang izin.
NA Verifier ini tidak dapat diterapkan karena verifier ini
berlaku untuk pemegang IUPHHK-HA sedangkan
Auditee adalah pemegang IUPHHK-HTI.
3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK
Arsip SKSKB dan
dilampiri Daftar Hasil
Hutan (DHH) untuk hutan
alam, dan arsip FAKB
MEMENUHI Seluruh dokumen FAKB periode bulan Nopember 2013
sd Oktober 2014 lengkap dan ditandatangani oleh
penerbit FAKB yang mempunyai nomor register,
ditetapkan dan diangkat oleh petugas yang berwenang.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 13 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
dan lampirannya untuk
hutan tanaman.
K3.2 Pemegang izin telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu
3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH).
a. Dokumen SPP (Surat
Perintah Pembayaran)
DR dan/atau PSDH
telah diterbitkan.
MEMENUHI Surat Perintah Pembayaran (SPP) Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH) Auditee periode Bulan Nopember 2013
sd Oktober 2014 telah diterbitkan oleh Pejabat Penagih
Tana Paser, sesuai dengan HP yang telah disahkan.
Kewajiban PSDH yang harus dibayarkan oleh Auditee
sebesar Rp 57.135.220,- dengan volume produksi
sebesar 19.620,17 M3.
b. Bukti Setor DR
dan/atau PSDH
MEMENUHI PSDH telah dibayar lunas dan sesuai dengan dokumen
SPP yang diterbitkan melalui Bank Mandiri (terdapat
validasi). Penyetoran PSDH menuju Bank Mandiri
Cabang Jakarta Gedung Pusat Kehutanan. No Rek
102.0004204001.
c. Kesesuaian tarif DR
dan PSDH atas kayu
hutan alam (termasuk
hasil kegiatan
penyiapan lahan
untuk pembangunan
hutan tanaman) dan
kesesuaian tarif
PSDH untuk kayu
hutan tanaman.
MEMENUHI SPP PSDH yang diterbitkan oleh Pejabat Penagih Tana
Paser sudah sesuai antara ukuran dengan tarif yang
berlaku dan bukti pembayaran PSDH. Tarif yang
digunakan pada :
1. SPP PSDH bulan Nop dan Des 2013 mengacu
kepada Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor : 22/M-DAG/PER/4/2012 tanggal
24 April 2012.
2. SPP PSDH bulan Oktober 2014 mengacu kepada PP
No. 12 tahun 2014 jenis acacia sebesar 6% dari
harga patokan dimana berdasarkan Permenhut
Nomor : P.68/Menhut-II/2014.
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.
3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu
Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
Dokumen PKAPT MEMENUHI Auditee memiliki dokumen Pengakuan sebagai
Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT) No.
09.03.1.00170 dengan perpanjangan No. 414/UPP/
PKAPT/Perpanjangan-2/4/2013 tanggal 16 April 2013
yang berlaku sampai dengan 12 April 2018.. PKAPT
diterbitkan oleh Koordinator dan Pelaksana Unit
Pelayanan Perdagangan – Dirjen Perdagangan Dalam
Negeri an. Menteri Perdagangan.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan
memiliki izin yang sah.
Dokumen yang
menunjukkan identitas
MEMENUHI Kapal pengangkut kayu dari Auditee menuju Industri PT
Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper, Palembang –
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 14 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
kapal. Provinsi Sumatera Selatan berbendera Indonesia yang
mempunyai Surat Persetujuan Berlayar.
P4. Pemenuhan aspek lingkungan dan sosial yang terkait dengan penebangan
K4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam
dokumen lingkungan tsb
4.1.1 Pemegang izin telah memiliki Dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi Analisa Dampak
Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya.
Dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-UPL/
RKL-RPL
MEMENUHI Dokumen AMDAL telah disetujui dan disahkan oleh
Bupati Paser sesuai Keputusan Bupati Nomor :
660.1/03/B.I.3/Bpdld Tahun 2008 tanggal 8 Mei
2008 tentang Kelayakan Lingkungan Hutan
Tanaman Industri (HTI) PT Inhutani II seluas 17.200 Ha
di Desa Kerang, Kerang Dayo, Tampakan, Mengkudu,
Lomu dan Riwang Kecamatan Batu Engau Kabupaten
Paser.
4.1.2 Pemegang izin memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial.
a. Dokumen RKL dan
RPL
MEMENUHI Dokumen RKL dan RPL telah disetujui dan disahkan
oleh Bupati Paser sesuai Keputusan Bupati Nomor :
660.1/03/B.I.3/Bpdld Tahun 2008 tanggal 8 Mei
2008.
b. Bukti pelaksanaan
pengelolaan dan
pemantauan dampak
penting aspek fisik-
kimia, biologi dan
sosial
MEMENUHI 1. Terdapat laporan Pelaksanaan RKL-RPL Semester II
tahun 2013 dan Semester I tahun 2014 dan sudah
sesuai dengan format berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun
2005. Laporan tersebut sudah disampaikan kepada
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Paser dengan
bukti adanya surat pengantar yaitu untuk laporan
semester II Tahun 2013 sesuai surat nomor :
247/B/UMHT-TGT/2014 dan laporan semester I
Tahun 2014 sesuai surat nomor : 023/B/UMHT-
TGT/2014.
2. Bukti pelaksanaan di lapangan :
a. Terhadap hidro-orologi : telah dilakukan
pemantauan terhadap curah hujan, pengukuran
debit air sungai, pemantauan erosi tanah dan
kualitas air.
b. Terhadap pencemaran : telah dilakukan
pengelolaan terhadap limbah B3.
c. Telah dilakukan identifikasi flora dan fauna tahun
2014.
d. Auditee sudah memberikan bantuan sosial kepada
masyarakat.
e. Keberadaan sistem dan sarana pencegahan dan
pengendalian kebakaran hutan telah dilakukan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 15 dari 15
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
oleh Auditee.
P5. Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan
K5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1 Prosedur dan Implementasi K3
a. Implementasi
prosedur K3
MEMENUHI Auditee telah menyusun Standar Operasional Prosedur
mengenai K3, dan implementasinya telah dibuktikan di
lapangan.
b. Ketersediaan
peralatan K3
MEMENUHI Auditee telah melengkapi karyawannya dengan
peralatan K3 berupa alat perlindungan diri, kotak P3K,
alat pemadam api ringan, rambu K3.
c. Catatan kecelakaan
kerja
MEMENUHI Periode bulan Nopember 2013 sd Oktober 2014 tidak
terdapat kasus kecelakaan kerja di areal Auditee, tetapi
tetap dibuat laporan kecelakaan kerja dengan hasil
Nihil yang dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Unit
Kerja (Henri R. Sijabat) dan Petugas K3 (Sugiono).
K.5.2 Pemenuhan hak- hak tenaga kerja
5.2.1 Kebebasan berserikat bagi pekerja
Ada serikat pekerja atau
kebijakan perusahaan
yang membolehkan untuk
membentuk atau terlibat
dalam kegiatan serikat
pekerja
MEMENUHI Karyawan Auditee tergabung dalam Serikat Pekerja
Kehutanan “SEHATI” PT Inhutani II (Persero) Pusat.
Serikat Pekerja telah tercatat pada Suku Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kotamadya Jakarta
Selatan Nomor : 960/1.838 tanggal 14 Maret 2007
dan mendapat Nomor Bukti Pencatatan 493/V/P/
III/2007 tanggal pencatatan 12 Maret 2007.
5.2.2 Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP)
Ketersediaan Dokumen
KKB atau PP
MEMENUHI 1. Tersedia dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Direksi PT Inhutani II (Persero) dengan Serikat
Pekerja Kehutanan “Sehati” periode tahun 2014 sd
2016.
2. Dokumen PKB sedang dalam proses pengesahan di
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Up.
Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial & Jaminan
Sosial Tenaga Kerja – Jakarta dengan bukti berupa
surat pengantar nomor 289/SP/2014 tanggal 5
Desember 2014.
5.2.3 Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur
Tidak ada pekerja yang
masih di bawah umur
MEMENUHI Berdasarkan data SDM (kepegawaian) periode 31
Oktober 2014 dan hasil wawancara dengan pekerja
borongan bagian penanaman yang sedang bekerja di
petak 401d tanggal 27 Nopember 2014 diketahui
bahwa Auditee tidak mempekerjakan karyawan di
bawah umur dimana umur minimal adalah 22 tahun.