8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
1/12
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
2/12
PRAKTIKUM I
DETEKSI GULA PEREDUKSI
I. TujuanPraktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami
prinsip deteksi gula pereduksi secara umum yang merupakan keterampilan
dasar dalam bidang keahlian biokimia klinik.
II. PrinsipMelakukan uji coba kadar glukosa dalam sampe dengan mengamati
perubahan yang terjadi pada larutan glukosa setelah ditambahkan reagen
Benedict dan reagen Fehling A dan Fehling B, serta dilakukan pemanasan.
III. Dasar TeoriKarbohidrat, yang lazim dikenal sebagai gula berdasarkan
ukurannya terbagi menjadi menjadi empat kelas yang berbeda:
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida,
misalnya glukosa, galaktosa, dan dan fruktosa, adalah gula-gula paling
kecil. Mereka dapat disatukan bersama-sama oleh ikatan glikosidat untuk
membentuk kelas karbohidrat yang lain. Disakarida misalnya sukrosa,
maltosa, dan laktosa, masing-masing terdiri dari 2 monosakarida disatukan
oleh sebuah ikatan glikosidat. Oligosakarida, misalnya komponen
karbohidrat glikoprotein dan glikolipid, mengandung 3 sampai sekitar 12
unit monosakarida.Polisakarida, misalnya kanji dan glikogen, mengandung
puluhan ribu unit monosakarida.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen
yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris
CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau
turunan mereka. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang
tersederhana, yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat
yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
3/12
dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa,
galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida
seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa (Fessenden, 1990).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel
dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua
molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang
dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan
polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika
mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup
keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6,
tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka
glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang
banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa
disakarida (Morrison,1983).
Gula pereduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan
untuk mereduksi dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton
bebas.Aldehid dapat teroksidasi langsung melalui reaksi redoks.Namun,
gugus keton tidak dapat teroksidasi secara langsung, gugus keton, tetapi
harus diubah menjadi aldehid dengan perpindahan tautomerik yang
memindahkan gugus karbonil ke bagian akhir rantai. Monosakarida yang
termasuk gula reduksi antara lain glukosa, fruktosa, gliseraldehida, dan
galaktosa. Untuk disakarida, contohnya adalah laktosa dan
maltosa.Sedangkan yang termasuk gula non-reduksi adalah sukrosa. Gula
non-reduksi dicirikan dengan tidak adanya struktur rantai terbuka, sehinggatidak rentan terhadap proses oksidasi reduksi. Pada polimer glukosa seperti
amilum dan turunan amilum (maltodextrin dan dextrin), makromolekulnya
dimulai dengan gula reduksi.Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan
berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas
enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan.Persentase
gula reduksi di dalam turunan amilum/pati disebut dengan dextrose
equivalent (DE).
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
4/12
IV. Alat dan Bahana) Alat yang digunakan dalam praktikum ini :
1. Beaker gelas2. Pipet tetes3. Gelas ukur4. Tabung reaksi5. Bunsen
b) Bahan yang digunakan dalam praktikum ini :1. Larutan glukosa2. Aquadest3. Reagen Benedict4. Reagen Fehling A dan Fehling B5. NaOH
V. Cara Kerja1. Dengan pereaksi Benedict
Larutan glukosa
Ditambahkan
Reagen Benedict 1 ml pada setiap tabung
reaksi
Aquadest 1 mL pada tabung reaaksi 2, danaquadest 2 mL pada tabung reaksi 3
Perubahan warna yang terjadi
Ditambahkan
Diamati
Dipanaskan
ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 20
tetes
Dimasukkan
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
5/12
2. Dengan pereaksi Fehling A dan B
VI. Hasil Pengamatan- Warna benedict : biru - Warna Fehling A : Putih- Warna larutan glukosa : putih - Warna Fehling B : Biru- Warna aquadest : biru
Di atas Bunsen selama 20 detik
NaOH 1 tetes
Perubahan warna larutan dan catat waktu
perubahan serta tentukan kadar glukosa pada
setiap larutan
Ditambahkan
Diamati
Ditambahkan
Masukkan larutan glukosa ke dalam 3 tabung
reaksi masing-masing 10 tetes
Reagen Fehling A 1 ml dan fehling B 1 ml
dan pada setiap tabung reaksi
Aquadest 1 mL pada tabung reaksi 2, dan
aquadest 2 mL pada tabung reaksi ke 3
Ditambahkan
Diamati
Diatas Bunsen hingga terjadi perubahanwarna yang konstan dan catat waktu
perubahan
Perubahan warna larutan dan catat waktu
setia ter adi erubahan warna
Di anaskan
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
6/12
1. Hasil dengan Menggunakan Reagen BenedictNo Percobaan
Hasil
Pengamatan
Waktu
(dtk)
Kadar
Glukosa
Gambar
1 Glukosa (20 tetes) +
Benedict (1 ml) dipanaskanselama 20 detik
+ NaOH (1 tetes)
Larutan berwarna kuning
Larutan berwarna oranye
Larutan berwarna oranye
pekat (kecoklatan)
9
14
22
(+++)
1,5-2,5 g/dl
2 Glukosa (20 tetes) +
Aquadest 1 ml + Benedict
(1 ml)dipanaskan selama 20 detik
+ NaOH (1 tetes)
Larutan berwarna kuning
Larutan berwarna oranye
Larutan berwarna oranye
pekat
10
17
49 (+++)
1,5-2,5 g/dl
3 Glukosa (20 tetes) +
Aquadest 2 ml + Benedict
(1 ml)dipanaskan selama 20 detik+
NaOH (1 tetes)
Larutan berwarna kuning
Larutan berwarna oranye
kehijauanLarutan berwarna oranye
homogen
1
17
24
(+++)
1,5-2,5 g/dl
2. Reagen Fehling A dan Fehling BNo Percobaan
Hasil
PengamatanGambar
1 Glukosa (20 tetes) +
Fehling A (1 ml) +
Fehling B (1 ml)
Saat Pemanasan
Pada detik ke-8: Larutan berubah warna
dari biru muda menjadi biru dongker.
Pada detik ke-21: Larutan berubah menjadi
warna hijau.Pada detik ke-35: Terbentuk 3 lapisan
warna (biru, kuning, cokelat).
Pada 1 menit 15 detik: Terbentuk 4 lapisan
warna (hijau, kuning, cokelat, bening).
Larutan berubah warna menjadi kecoklatan
pada detik ke-20.
2 Glukosa (20 tetes) +
Aquadest 1 ml +
Fehling A (1 ml) +Fehling B (1 ml)
Saat Pemanasan
Pada detik ke-6: Larutan berubah warna
dari biru muda menjadi biru dongker.
Pada detik ke-40: Larutan berubah menjadiwarna hijau.
Pada 1 menit 40 detik: Larutan berubah
menjadi warna hijau lumut.
Pada 3 menit 40 detik: Terbentuk 2 lapisan
warna (cokelat dan orange).
Larutan berubah warna menjadi kecoklatan
pada detik ke-23.
3 Glukosa (20 tetes) +
Aquadest
Pada detik ke-3: Larutan berubah warna
dari biru muda menjadi biru tua.
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
7/12
2 ml + Fehling A (1
ml) + Fehling B (1 ml)
Saat Pemanasan
Pada detik ke-43: Larutan berubah menjadi
warna hijau.
Larutan berubah warna menjadi merah
kecoklatan pada detik ke-34.
VII. PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang deteksi gula
pereduksi pada glukosa. Dalam hal ini, digunakan peraksi Benedict dan
Fehling (A dan B). Larutan Benedict dan Fehling (A dan B) yaitu indicator
atau reagen yang digunakan untuk menguji dan mengetahui kandungan
gula pereduksi yaitu glukosa pada sampel dalam berbagai konsentrasi.
Kadar glukosa yang dihasilkan dapat terlihat dari warna larutan sampel
yang dihasilkan. Urutan warna yang menunjukkan kadar glukosa tinggi
sampai yang paling rendah adalah merah (2,5-4,0 g/dl), orange (1,5-2,5
g/dl), kuning (1-1,5 g/dl), hijau dengan endapan kuning (0,5-1,0 g/dl) dan
biru hijau tak ada endapan (0,0-0,1 g/dl).
Dalam percobaan ini, warna larutan glukosa yang bercampur
dengan air tetap berwarna putih, dan warna reagen benedict berwarna biru.
Saat larutan glukosa dan larutan Benedict dicampur, akan membentuk 2
lapisan yang tidak saling bercampur, namun lama kelamaan akan saling
bercampur, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
3 sampel glukosa dengan berbagai
konsentrasi (tanpa air, dengan 1 ml, dan
2 ml, air)
Glukosa murni + Pereaksi
Benedict
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
8/12
Larutan glukosa dengan adanya penambahan reagen benedict akan
saling bereaksi. Pereaksi Benedict mengandung atom Cu yang terikat sebagai
kompleks. Glukosa mengandung gugus aldehid yang dapat dioksidasi asam
karboksil sehinggaakan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Dalam
reaksi ini glukosa diubah menjadi asam onat, yang membentuk garam karena
adanya basa. Pemanasan dalam hal ini berperan untuk mempercepat reaksi
antara larutan glukosa dengan reagen benedict. Selanjutnya dengan adanya
penambahan NaOH adalah untuk menciptakan suasana basa karena reduksi
terjadi dalam basa yang akan mempercepat terjadinya endapan Cu2O. Pada
gambar di bawah ini terlihat adanya reaksi antara benedict dan larutan glukosa
penambahan air 2 mL), serta perubahan saat larutan ditetesi NaOH 1 tetes.
Pemanasan Glukosa + Benedict Penambahan NaOH
Perubahan warna dari biru menjadi hijau setelah penambahan NaOH
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
9/12
Dalam waktu kurang lebih 34 detik, warna larutan akan segera menjadi
kuning, selanjutnya oranye, dan menjadi oranye yang sangat pekat. Hal ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada uji Benedict semua sampel glukosa menunjukkan perubahan warna dari
biru menjadi orange yang menunjukkan bahwa sampel mengandung glukosa
sebanyak 1,5-2,0 g/dl. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Ketiga sampel ini berbeda tergantung pada adanya pengenceran dengan air
atau tidak. Pada sampel 1 yang merupakan larutan glukosa murni menunjukkan
waktu perubahan yang lebih cepat dibandingkan pada sampel lain yang
ditambahkan air.
Pada uji Fehling, dilakukan penambahan Fehling A dan B dengan volume
yang sama. Jika terdapat gula pereduksi pada sampel maka warna biru dari
pereduksi Fehling akan hilang dan endapan merah atau kuning dari Cu2O akan
terbentuk. Seperti halnya pereaksi fehling, glukosa akan diubah menjadi asam onat
(fehling mengoksidasi aldosa menjadi aldonat), sedangkan pereaksi benedict
(sebagai Cu++) akan tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi dalam uji ini akan
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
10/12
terjadi proses oksidasi dan reduksi. Dalam pereaksi ini ion Cu2+direduksi menjadi
ion Cu+ yang dalam suasana basaakan diendapkan sebagai Cu2O (kupro oksida).
Sama halnya dengan uji benedict bahwa konsentrasi glukosa yang encer bereaksi
lebih lama dibandingan konsentrasi yang lebih pekat.
Perubahan setelah ditetesi Fehling A dan B
Saat pemanasan Hasilnya
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
11/12
VIII. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sampel glukosa menunjukkan reaksi positif dengan pereaksi benedictditunjukkan dengan warna orange dengan kadar glukosa 1,5-2,5 g/dl.
2. Sampel glukosa menunjukkan reaksi positif dengan pereaksi fehling (Adan B) ditunjukkan dengan warna kecoklatan.
3. Gradasi warna saat pemberian pereaksi fehling disebabkan olehtingkatan bereaksinya glukosa dengan fehling, jika semakin pekat maka
glukosa sudah mereduksi fehling secara sempurna.
4. Glukosa mereduksi ion Cu2+ pada pereaksi benedict dan fehlingmenjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa diendapkan sebagai Cu2O
(kupro oksida).
5. NaOH digunakan untuk menciptakan suasana basa agar mempercepatterbentuknya endapan Cu2O (kupro oksida).
8/12/2019 Laporan Biokim Uji Gula
12/12
Daftar Pustaka
Clark, John M. 1964.Experimental Biochemistry. San Franciso : WH Freeman andCompany.
Eaton, David C. 1980. The World of Organic Chemistry. New york: Mc-Graw-Hill
Book Company.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:
New York University.
Recommended