A. TUJUAN : 1. Mengidentifikasi masalah fisik
2. Mengidentifikasi masalah psikologis
3. Mengidentifikasi masalah sosial
4. Mengidentifikasi masalah pribadi
5. Mengidentifikasi masalah religius
6. Mengidentifikasi masalah kebutuhan
7. Mengidentifikasi masalah tugas perkembangan
B. DATA PENGAMATAN
(Hasil Observasi dan Wawancara Peserta Didik)
Nama : D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 18 Tahun
Kelas : XI-IPA 6
NO
.JENIS PERKEMBANGAN HASIL OBSERVASI
1 FISIK
a. Siswa mengalami gangguan penglihatan
b. Siswa memiliki tubuh kurus dan tinggi
c. Siswa memiliki rambut hitam, kulit cokelat
dan warna mata cokelat.
d. Siswa tidak memiliki penyakit akut atau
menular
e. Siswa memiliki bakat pelari
f. Siswa cukup rapi dalam berpakaian
g. Siswa tergolong cerdas
2 PSIKOLOGIS a. Siswa memiliki sifat pendiam
b. Siswa cukup dalam sopan santun
c. Siswa cukup cerdas dalam menguasai materi
pembelajaran
d. Siswa tidak pernah mencatat materi
pembelajaran
e. Siswa kadang-kadang membolos sekolah
f. Siswa kadang-kadang mengikuti
ekstrakulikuler yang disediakan oleh sekolah
g. Siswa kadang-kadang mematuhi peraturan
sekolah
h. Siswa hanya menyukai pelajaran tertentu
i. Siswa selalu bermalas-malasan dalam
mengerjakan tugas sekolah,
j. Siswa lebih suka memendam emosinya
3 SOSIAL
a. Siswa kurang dalam berinteraksi dengan
teman sekelas
b. Siswa suka memilih-milih teman
c. Siswa kadang-kadang ikut serta dalam diskusi
kelas
d. Siswa cukup baik dalam berkomunikasi
dengan orang tua
e. Siswa cukup patuh terhadap aturan yang
diberikan orang tua dan guru
4 PRIBADI
a. Siswa kurang dalam berinteraksi dengan
teman sekelas
b. Siswa memiliki sifat mudah bosan dan malas
c. Siswa cukup pintar dalam pembelajaran di
sekolah
5 RELIGIUS a. Siswa kurang rajin dalam beribadah
6 KEBUTUHAN
a. Siswa memiliki kebutuhan finansial yang
cukup
b. Siswa kurang baik dalam kebutuhan sosial
7 TUGAS PERKEMBANGAN a. Siswa mampu menghormati orang lain
b. Siswa memiliki hobi mengobati/merawat
orangsakit (holistik) dang bermain game.
7.1 LINGKUNGAN
PENDUKUNG
7.2 LINGKUNGAN
PENGHAMBAT
a. Orang tua kurang mendukung bakat siswa
b. Siswa kurang memiliki rasa percaya diri
c. Siswa sering merasa gugup
C. PEMBAHASAN
Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Remaja
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu remaja mula/awal, remaja madya, dan remaja akhir
(dewasa). Selain itu definisi remaja menurut WHO secara lebih konseptual, sebagai berikut
(Sarwono, 2001). Remaja adalah suatu masa dimana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap siswa berinisial “D”
diatas, siswa tergolong remaja madya. Dan telah didapat hasil bahwa di usia remaja ini
banyak berbagai masalah yang harus dihadapi.
C. 1 Mengidentifikasi Masalah Fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan
individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Bagian-bagian tubuh
tertentu pada tahun-ketahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil,
namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu
mencapai kematangan daripada bagian-bagian yang lain.
Berdasarkan teori tersebut, dalam perkembangan masalah fisiknya, siswa
berinisial ‘D’ tersebut mengalami masalah penglihatan. Hal ini disebabkan karena siswa
sering bermain game. Hal ini sudah menjadi hobinya sejak kecil, sehingga sulit jika
lingkungan sekitarnya memberi nasehat atau masukan. Bahkan orang tuanya pun tidak
pernah membatasi.
Selain itu berdasarkan ciri-ciri bentuk fisiknya, siswa memiliki tubuh kurus,
tinggi, rambut hitam, kulit cokelat, dan warna mata cokelat. Dalam perkembangan
fisiknya, siswa tidak memiliki penyakit menular atau akut. Hal ini dikarenakan keluarga
siswa memperhatikan asupan gizi makanan dengan baik.
Siwa juga memiliki bakat pelari dan pernah memperoleh medali tingkat
kecamatan dan kabupaten saat SMP dan SMA. Walaupun tidak berhasil saat ditingkat
provinsi karena cidera.
Begitu pula disekolah, siswa selalu rapi dalam berpakaian. Hal ini dapat dilihat
ketika saya mengunjungi rumahnya. Barang-barang perabotnya tersusun rapi, bahkan
halamannya pun asri karena banyak pohon yang mengelilingi juga disapu bersih sehingga
tidak terlihat jika sampah daun berserakan. Juga, dilihat dari catatan prestasi siswa yang
saya minta dari guru BK SMA tersebut, siswa tergolong cerdas. Siswa selalu menempati
rangking15 besar dalam satu kelasnya dan menempati 50-70 besar rangking paralel dari
430 siswa.
Dari hasil observasi dan wawancara terhadap siswa berinisial ‘D’ tersebut,
perkembangan masalah fisik yang dialami oleh siswa tersebut meliputi lima faktor, yaitu
kecacatan tubuh, ciri fisik umum, bakat, lingkungan positif serta syaraf motorik yang
baik.
C. 2 . Mengidentifikasi Masalah Psikologi
Perkembangan psikologis atau intelektual pada remaja berkembang dimulai dari
umur sekitar 12 tahun sampai 21 tahun bagi perempuan dan umur sekitar 13 tahun
sampai dengan 22 tahun bagi laki-laki. Secara mental remaja telah dapat berpikir logis
tentang berbagai gagasan yang abstrak. Sebagaimana dunia terbentuk ini tidak lagi dilihat
sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya norma masyarakat, norma
keluarga, bahkan norma sekolah. Kebanyakan remaja lebih mementingkan norma yang
berlaku diantara teman sebanyanya , adapun norma yang lain tidak lagi dipandang
sebagai aturan yang dapat mengatur kehidupannya.
Salah satu permasalahan psikologis remaja adalah emosi yang masih labil.
Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan
kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau
marah. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang
realistis. Saat melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa
memikirkan resiko yang akan terjadi.
Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat perkembangan masalah psikologis yang
dialami siswa berinisial ‘D’ tersebut hampir semuanya serupa.
Siswa memiliki sifat pendiam. Dengan sifat ini banyak teman sekelasnya yang
tidak menyukainya, sehingga siswa tidak memiliki banyak teman. Siswa juga tidak
menyukai keramaian dan suka menyendiri dalam mengerjakan tugas. Hal ini terlihat
bahwa siswa memiliki sifat keindividualan yang tinggi, begitu pula susah beradaptasi.
Selain itu, siswa cukup dalam sopan santun disekolah, hal ini terlihat dari
caranya berpakaian rapi, mengikuti peraturan sekolah dengan cukup baik dan mengikuti
ekstrakulikuler yang disediakan oleh sekolah walaupun tidak rutin berangkat, namun
siswa tersebut tetap mengikutinya. Di sekolah, siswa tergolong cerdas. Dengan
kecerdasannya tersebut, siswa selalu menyepelekan belajarnya, bahkan tidak pernah
mencatat materi pembelajaran kalau tidak ada kata ‘wajib’ yang dikatakan oleh guru.
Siswa juga suka memilih-milih mata pelajaran yang disukainya, seperti biologi,
matematika, dan bahasa inggris. Siswa paling membenci dengan pelajaran fisika dan
sejarah. Itu disebabkan karena membutuhkan pemahaman yang ekstra juga guru yang
mengajarnya tidak begitu memperhatikan kelemahan siswa.
Siswa juga lebih suka memendam emosinya apabila sedang bermasalah dengan
orang lain. Hal ini dilakukan demi kebaikannya sendiri, juga siswa tidak suka menambah-
nambah masalah. Akibat dari penanganan masalah yang hanya diketahui dirinya, siswa
sering melakukan tindakan membolos sekolah. Kadang siswa berangkat seminggu 3-4
kali. Tergantung dengan guru yang mengajar dihari itu.
Tindakan ini dilakukan siswa tanpa sepengetahuan orangtuanya, dan untuk
membuat bahagia teman sebayanya. Siswa melakukan kegiatan membolos ini dirumah
temannya sambil bermain game, dan kadang-kadang di warnet bermain game online dari
pagi sampai sore. Itu berkaitan juga dengan hobinya bermain game.
C. 3 Mengidentifikasi Masalah Sosial
Gejolak emosi remaja dan masalah remaja lain pada umumnya disebakan antara
lain oleh adanya konflik peran sosial. Konflik peran yang dapat menimbulkan gejolak
emosi dan kesulitan-kesulitan lain pada masa remaja dapat dikurangi dengan memberi
latihan-latihan agar anak dapat mandiri sedini mungkin. Dengan kemandiriannya anak
dapat memilih jalannya sendiri dan ia akan berkembang lebih mantap. Oleh karena ia
tahu dengan tepat saat-saat yang berbahaya di mana ia harus kembali berkonsultasi
dengan orang tuanya atau dengan orang dewasa lain yang lebih tahu dari dirinya sendiri.
Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat perkembangan masalah sosial yang
dihadapi oleh siswa berinisial ‘D’ tersebut diantaranya adalah kurang dalam berinteraksi
dengan teman sekelas. Akibat sifatnya yang tidak mau diajak komunikasi menyebabkan
siswa lain menjauhinya bahkan membencinya. Hal ini juga seperti yang saya lakukan saat
mewawancarainya. Sebegitu susahnya dia memberitahukan atau menjawab pertanyaan
yang saya lontarkan. Namun, saya bisa mengatasinya setelah member motivasi, walaupun
masih banyak pertanyaan yang tidak mau dijawab.
Siswa ini suka memilih-milih teman, untuk beradaptasi dan menerima teman
barunya membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan teman dekatnya pun masih
teman SD dan SMP-nya. Entah kenapa, kepercayaan dirinya untuk terbuka kepada orang
lain sebegitu susahnya. Padahal orang tuanya sangat memperhatikan, bahkan selalu
mendukung dirinya dalam proses belajar.
Di rumah, siswa ini juga baik dalam berkomunikasi dengan orang tuanya, namun
untuk masalah pribadi yang dia lakukan dengan teman sebayanya dia jarang
mengkomunikasikannya. juga, siswa cukup patuh terhadap aturan yang diberikan orang
tua dan guru.
Dalam diskusi kelas, siswa cukup aktif, dan baik dalam menuntaskan masalah.
Namun dalam proses pengerjaannya siswa lebih suka individu. Padahal tugas tersebut
kelompok. Ketika terdapat teman sekelasnya yang tidak bias, dia membantunya dan
setelahnya dia diam lagi dan tidak berbicara apa-apa. Dengan sikap ini membuat banyak
temannya merasa tidak nyaman. Namun, dia menyikapinya dengan acuh tak acuh.
C. 4 Mengidentifikasi Masalah Pribadi
Kehidupan pribadi sukar untuk di rumuskan karena sangat kompleks dan unik.
Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh dan memiliki sifat-sifat sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam kedudukannya sebagai makhluk individu
seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan penting bagi diri
pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan
kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya.
Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan pribadi berbagai aspek, yang
akan di tujukan dalam perilaku. Perilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan
berbagai aspek itu terbentuk didalam lingkungan.
Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat perkembangan masalah pribadi yang
terjadi pada siswa ini kurang dalam berinteraksi dengan teman sekelas, memiliki sifat
mudah bosan dan malas belajar, namun cukup pintar dalam pembelajaran di sekolah. Hal
ini sudah dijelaskan seperti yang terjadi pada masalah psikologi dan sosialnya.
C. 5 Mengidentifikasi Masalah Religius
Religi yaitu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam
semesta ini adalah sebagian dari moral, sebab dalam moral sebenarnya diatur segala
perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik
sehingga perlu dihindari. Agama, oleh karena mengatur juga tingkah laku baik-buruk,
secara psikologik termasuk dalam moral. Hal lain yang termasuk dalam moral adalah
sopan-santun, tata krama, dan norma-norma masyarakat lain.
Nilai-nilai religius yang dimiliki oleh remaja khususnya remaja lepas SMP atau
remaja madya ini dinilai sangat kurang bahkan memprihatinkan. Berdasarkan teori
tersebut dapat dilihat perkembangan masalah religius yang dialami oleh siswa ini sangat
memprihatikan. Sampai umur ke 18 tahun ini siswa masih suka bolong-bolong dalam
menunaikan ibadahnya. Dia hanya menunaikan sholat 2 atau 3 dari 5 waktu. Bahkan dia
pun tidak bisa membaca Al-Qur’an. Seharusnya diusianya membaca Al-Qur’an itu sudah
lancar seperti anak SD.
Hal ini disebabkan karena tidak ada bimbingan atau pengetahuan religius dari
keluarganya. Dengan kesibukan pekerjaan orang tuanya, mereka hanya mendidiknya apa
yang wajib dilakukan semestinya bagi umat Islam. Oleh sebab itu, siswa ini tidak
sebegitu tahu tentang Agama Islam yang sebenarnya. Dan ini juga didukung dengan
lingkungan perkotaan yang globalisasi. Agama memang sering dikesampingkan, diatas
pendidikan atau kerja, yang intinya kehidupan didunia yang mereka anggap lebih kekal.
C. 6 Mengidentifikasi Masalah Kebutuhan
Dalam masalah kebutuhan, siswa ini memiliki kebutuhan finansial yang cukup.
Dengan kecukupan ini siswa tidak pernah boros dalam membelanjakan uang jajannya.
Saat di sekolah siswa ini sering membawa bekalnya. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya
sejak kecil juga orang tuanya yang selalu memberikan asupan gizi yang baik.
Adapun dengan kebutuhan sosialnya, siswa kurang tercapai dalam tugas
perkembangan, seperti interaksi atau komunikasi dengan teman sekelasnya. Hal ini sudah
dijelaskan dalam masalah sosialnya.
C. 7 Mengidentifikasi Masalah Tugas Perkembangan
C.7.1 Lingkungan Pendukung
Dalam memenuhi tugas perkembangannya terhadap lingkungan keluarga yang
baik, menyebabkan siswa berinisial ‘D’ ini dapat menghormati pendapat yang dimiliki
atau dikemukakan oleh orang lain. Siswa ini juga memiliki hobi/minat untuk merawat atau
mengobati orang lain yang sedang sakit. Hal ini terkait dengan pelajaran yang disukai
salah satunya yaitu biologi.
Selain itu, siswa memiliki hubungan baik dan perhatian yang tinggi terhadap orang
tuanya. Ketika dia akan berangakat sekolah, atau sekedar pergi bermain dia selalu
meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Walaupun kadang apa yang diucapkan tidak
sesuai dengan tindakannya. Untuk memperdalam kemampuan yang dimiliki dibidang
kesehatan, peserta didik ini mengikuti ekstrakurikuler berupa NHT (holistik). Sehingga
tugas perkembangan serta minat dan bakatnya dapat terarahkan dengan baik.
C.7.2 Lingkungan Penghambat
Rasa kurang percaya diri yang dimiliki peserta didik dapat menjadi penghambat
bagi tugas perkembangannya. Karena ia bisa saja merasa takut apabila bertemu dengan
orang yang belum lama dikenal termasuk teman sekelasnya. Juga perasaan kurang percaya
dirinya ini dapat membuat ia takut atau bahkan malu untuk melakukan sesuatu. Walaupun
dalam diskusi dia selalu aktif. Selain rasa kurang percaya diri, siswa ini memiliki sifat
gugup. Sifat gugup ini merupakan salah satu faktor penghambat yang ada pada dirinya.
bisa dibilang, dia kurang bisa mengutarakan apa yang menjadi keinginan dan masalah
yang dimilikinya.
Dilihat dari sudut pandang psikologis yang telah dijelaskan, peserta didik memiliki
kebiasaan yang lumayan tidak pantas untuk ditiru yaitu kurang dapat mematuhi peraturan
atau tata tertib yang berlaku. Salah satunya seperti kebiasaan membolos yang sudah
ditegur oleh guru Bk sebanyak 2 kali ini. Dan sifat sifat peserta didik yang seperti ini yang
dapat menjadi faktor penghambat tugas perkembangan.
Yang sekarang menjadi masalah terbesar yang dialami oleh siswa ini yaitu saat apa
yang menjadi minat dan bakatnya tidak disetujui oleh orang tuanya. Orang tuanya
menganggap kegiatan ekstrakulikuler / organisasi hanya menyibukkan pada hal-hal yang
bersifat hura-hura dan tidak bisa menjadikan prestasi akademik naik. Oleh sebab itu, siswa
jarang mengikuti ekstrakulikuler di sekolah. Ini membuat tugas perkembangan siswa
sedikit terganggu.
D. KESIMPULAN
1. Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Remaja
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu remaja mula/awal, remaja madya, dan remaja akhir
(dewasa).
2. Mengidentifikasi Masalah Fisik, meliputi siswa memiliki kecacatan tubuh, ciri fisik
umum, bakat, lingkungan positif serta syaraf motorik yang baik.
3. Mengidentifikasi Masalah Psikologi, meliputi siswa memiliki emosional yang masih
labil, belum mampu membuat keputusan yang tepat, masih suka pilih-pilih dan
memiliki keindividualan yang tinggi.
4. Mengidentifikasi Masalah sosial, meliputi siswa kurang berinteraksi dengan teman
sekelas, sedangkan dengan orang tuanya siswa mampu berinteraksi/berkomunikasi
dengan baik.
5. Mengidentifikasi Masalah pribadi, meliputi siswa kurang berkomunikasi.
6. Mengidentifikasi Masalah religius, meliputi siswa kurang rajin dalam beribadah
7. Mengidentifikasi Masalah kebutuhan, meliputi siswa cukup dalam kebutuhan
finansialnya, namun kebutuhan sosialnya kurang.
8. Mengidentifikasi Masalah tugas perkembangan, terdiri dari :
- Lingkungan pendukung, meliputi siswa dapat melakukan tugas perkembangan
dengan baik.
- Lingkungan penghambat, meliputi masalah psikologis yang tidak baik, dan
lingkungan keluarga yang tidak mendukung bakat dan minatnya.
E. DAFTAR PUSTAKA
Chasiyah, Chadidjah, Legowo, Edy.2009. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta :
Yuma Pustaka