A. JUDUL PERCOBAAN : Hidrogen dan Oksigen
B. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : Jumat, 3 Oktober 2012
C. SELESAI PERCOBAAN : Jumat, 3 Oktober 2012
D. TUJUAN :
Percobaan Hidrogen
1. Mengetahui cara pembuatan gas hydrogen
2. Mengetahui sifat-sifat gas hydrogen dan senyawanya
3. Mengidentifikasi gas hydrogen dan senyawanya
Percobaan Oksigen
1. Mengetahui cara pembuatan gas oksigen di laboratorium
2. Mengetahui adanya gas oksigen dalam suatu senyawa
E. DASAR TEORI
Hidrogen
Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana yaitu
mengandung 1 proton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk molekul
gas diatomik, yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan.Hidrogen adalah
unsur yang terdapat di alam dalam kelimpahan terbesar yaitu 93%,tetapi hanya sedikit yang
terdapat di bumi (Haris, 2009:17-18). Hidrogen merupakan penyusun utama (75%)
atmosfer matahari. Dibumi, hidrogen didapatkan sebagai air,hidrokarbon dan senyawa
organik lainnya. Molekul hidrogen merupakan gas yang paling ringan.
Dikenal tiga isotop hidrogen : 1H, 2H (deutrium atau D), 3H (tritium atau T) walaupun
isotop efek paling besar bagi hidrogen, untuk membenarkan penggunaannama yang
berlainan bagi dua isotop yang lebih berat, maka sifat H, D, dan T pada hakikatnya serupa,
kecuali dalam hal seperti laju dan tetapan kesetimbangan reaksi. Bentuk normal unsurnya
adalah molekul diatom, berbagai kemungkinannya adalah H2, D2, T2, HD, HT. Hidrogen
yang terdapat di alam mengandung 0,0156 % deutrium. Sedangkan tritium (terbentuk
secara terus menerus di lapisan atas atmosfer pada reaksi inti yang direduksi oleh sinar
kosmik) terdapat di alam hanya dalam jumlah yang sangat kecil, kira-kira sebanyak
1 per 1017, dan bersifat radioaktif (B-, 12.4 tahun).
Sifat Molekul Hidrogen
Hidrogen adalah gas ringan yang memiliki kepadatan rendah, digunakan sebagai
pengganti helium untuk mengisi balon untuk meteorologi. Hidrogen tidak berwarna, tidak
berbau dan hampir tidak larut dalam air. Hidrogen membentuk molekul diatomik H2, dan
dua atom bergabung dengan ikatan kovalen yang sangat kuat (energi ikat 435,9 kJ/mol).
Hidrogen tidak terlalu reaktif dalam kondisi normal. Kurangnya reaktivitas disebabkan
kinetika daripada termodinamika, dan berhubungan dengan kekuatan ikatan H-H. Langkah
penting dalam reaksi H2 dengan unsur lain adalah pemutusan ikatan H-H untuk
menghasilkan atom hidrogen. Ini membutuhkan 435,9 kJ/mol, maka ada energi aktivasi
tinggi untuk reaksi tersebut. Akibatnya banyak reaksi yang lambat, atau memerlukan suhu
tinggi, atau katalis (sering logam transisi). Reaksi penting dari hidrogen melibatkan
katalisis heterogen, di mana katalis yang pertama bereaksi dengan H2 dan memutuskan atau
melemahkan ikatan H-H dan dengan demikian menurunkan energi aktivasi.
Hidrogen terbakar di udara atau oksigen, membentuk air dan membebaskan sejumlah
besar energi. Ini digunakan dalam api oxyi-hydrogen untuk pengelasan dan pemotongan
logam. Suhu hampir 3000°C dapat dicapai dan campuran H2 dan O2 dengan rasio 2:1 sering
meledak. Persamaan reaksi antara gas hydrogen dan gas oksigen adalah sebagai berikut :
2H2 (g) + O2 (g) H2O (l)
Pembuatan Gas Hidrogen
No
.
Cara Industri Cara Laboratorium
1. Elektrolisis air yang sedikit
diasamkan:
2H2O (l) → 2H2 (g) + O2 (g)
Logam (golongan IA/IIA) + air
2K(s) + 2H2O(l) 2KOH(aq) + H2(g)
Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)
2. 3Fe(pijar) + 4H2O →
Fe3O2(g) (s) + 4H2(g)
Logam + Asam kuat encer
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
2Mg(s) + 2HCl(aq) 2MgCl(aq) + H2(g)
3. 2C(pijar) + 2H2O(g)→
2H2(g) + 2CO(g)
Logam amfoter + basa kuat
Zn(s) + NaOH(aq) Na2ZnO2(aq) + H2(g)
2Al(s) + 6NaOH(aq) 2Na3AlO3(aq) + 3H2(g)
Magnesium
Sifat Molekul Magnesium
Magnesium adalah logam yang agak kuat, putih keperakan, ringan (satu pertiga lebih
ringan daripada aluminium) dan akan menjadi kusam sekiranya didedahkan pada udara.
Dalam bentuk serbuk, logam ini terbakar apabila didedahkan kepada kelembapan dan
terbakar dengan nyala putih. Ia amat sukar untuk terbakar, sebaliknya mudah untuk
menyala jika dipotong menjadi kecil. Apabila ia terbakar, amatlah sukar untuk mematikan
pembakaran, kerana ia bisa terbakar bersama nitrogen {membentuk magnesium nitrida),
dan karbon dioksida (membentuk magnesium oksida, dan karbon). Apabila pita logam
magnesium dibakar dan seterusnya direndam dalam air, ia akan meneruskan pembakaran
sehingga pita magnesium habis terbakar. Magnesium, ketika dibakar dalam udara,
menghasilkan cahaya putih yang terang.
Dewasa ini penggunaan logam Magnesium sudah sangat banyak diantaranya adalah
sebagai bahan refraktori untuk menghasilkan besi, kaca, dan semen. Dalam bentuk logam,
kegunaan utama unsur ini adalah sebagai bahan tambah logam dalam aluminium. Logam
aluminium-magnesium ini biasanya digunakan dalam pembuatan kaleng minuman,
digunakan dalam beberapa komponen otomotif dan truk , serta dapat melindungi struktur
besi seperti pipa-pipa dan tangki air yang terpendam di dalam tanah terhadap korosi.
Magnesium mengambil peranan dalam replikasi DNA dan RNA yang mempunyai peranan
amat penting dalam proses keturunan semua organisme. Di samping itu magnesium
mengaktifkan berbagai enzim yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia dan
dijadikan sebagai obat penetralisir asam lambung.
Kalsium (Ca)
Kalsium adalah logam alkali tanah yang reaktif. Kalsium bereaksi dengan air
membentuk kalsium hidroksida dan air.
Oksigen
Oksigen merupakan bahan atau senyawa yang sangat penting dalam proses respirasi.
Oksigen bereaksi dengan glukosa membentuk gas karbondioksida, air dan energy dengan
persamaan reaksi :
C6H12O6 + 6O2 respiration→
6CO2 + 6H2O + energy
Sifat Molekul Oksigen
Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0°C, konsentrasi
oksigen dalam air adalah 14,6 mg/L, manakala pada suhu 20°C oksigen yang larut adalah
sekitar 7,6 mg/L. Pada suhu 25 °C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter
(mL) oksigen per liter, manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada
suhu 5°C, kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25°C) per
liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (−182, 95°C, −297, 31°F), dan membeku pada
54.36 K (−218, 79°C, −361,82°F). Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru
langit. Hal ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah.. Oksigen merupakan zat yang
sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan.
Biasanya oksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan
bereaksi dengan nonlogam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan
membentuk oksida.
Pembuatan Gas Oksigen
Oksigen dapat dibuat dalam skala kecil di laboratorium dan dapat juga dibuat dalam
skala besar di industri.
Di laboratorium :
1) Dekomposisi termal dari KClO3 (dengan MnO2 sebagai katalis), meskipun produk
tersebut sering mengandung Cl2 atau ClO2. Reaksi yang terjadi yaitu :
2KClO3 (aq) MnO 2→
3O2 (g) + 2KCl (aq)
2) Pemanasan Barium Peroksida
2BaO2 (s) → 2BaO (s) + O2 (g)
3) Pemanasan garam Nitrat
2Cu(NO3)2 (s) → 2CuO (s) + 4 NO2 (g) + O2 (g)
2KNO3 (s) → 2NO2 (s) + O2 (g)
Secara teknik dalam industry dapat dibuat dengan cara:
1) Elektrolisis air dengan bantuan elektrolit , menghasilkan hidrogen di katode dan oksigen
di anode.
2H2O (l) elektrolisis→
2H2 (g) + O2 (g)
2) Distilasi fraksional dari udara cair. Sebagian besar O2 digunakan dalam industri
pembuatan baja. Gas yang dihasilkan dengan cara yang umum mengandung N2 dan gas
mulia, terutama Ar.
F. ALAT DAN BAHAN
Percobaan Hidrogen
ALAT BAHAN
Cawan porselin (1)
Pembakar spirtus (1)
Gelas ukur 100cc (1)
Tabung reaksi (1)
Statif dan klem (1)
Penjepit kayu (1)
Sendok porselin (1)
Pipet tetes
Penutup karet (1)
Tabung reaksi berpipa samping (1)
Logam kalsium
Logam Mgnesium
Serbuk seng
Larutan H2O2 3%
Larutan KI 0.1 M
Larutan H2SO4 0.1 M
BaO2
Kapas kaca
Larutan amilum
Larutan PP
Larutan HCl 4M
Percobaan Oksigen
ALAT BAHAN
Pembakar spirtus (1)
Gelas ukur 100mL (1)
Statif dan klem (1)
Penjepit kayu (1)
Selang plastik atau
pipa penghubun (1)
Pipet tetes
Penutup karet (1)
Tabung reaksi
berpipa samping (3)
Kristal KClO3
Larutan H2O2 4.5%
Larutan KI 0.1 M
Kertas lakmus
Serbuk batu kawi (pirousit)
Dimasukkan ke cawan porselinDisiram dengan air sulingCairan diperiksa dengan kertas lakmus
Beberapa potong kalsium
Hasil
Dimasukkan ke cawan porselin yang telah diberi sedikit air sulingDipanaskan menggunakan pembakar spirtusCairan diperiksa dengan indikator PP
Sesendok kecil serbuk magnesium
Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDitutup dengan karet penutupDipanaskan secara mendatar bagian yang berisi seng, sesekali pada kapas kaca basahDiuji gas yang keluar dengan nyala api
Kapas kaca basah + Kapas kaca kering + 0.02 gram serbuk seng + Kapas kaca kering
Hasil
G. ALUR KERJA:
Percobaan Hidrogen:
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa sampingDipasang selang yang dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang diletakkan terbalik di dalam airDitambah HCl 4M secukupnyaDitutup dengan sumbat karetGas yang terkumpul di uji dengan nyala api
serbuk seng
Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDitambahkan beberapa tetes H2O2 3%Diamati perubahan yang terjadi
1 mL KI + sedikit amilum
Hasil
Percobaan 4
Percobaan 5
H. TABEL HASIL PENGAMATAN
Percobaan Hidrogen:
Dimasukkan ke cawan porselinDisiram dengan 3 tetes aquadesLarutan diperiksa dengan kertas lakmus
3 sendok spatula kalsium
Lakmus merah menjadi biru
Dimasukkan ke cawan porselin yang telah diberi sedikit air sulingDipanaskan menggunakan pembakar spirtusCairan diperiksa dengan indikator PP
Sesendok kecil serbuk magnesium
Hasil
N
oAlur Kerja
Hasil PengamatanDugaan / reaksi
Kesimpulan
Sebelum sesudah
1.
2.
3.
Serbuk kasium:
putih
Air suling:
jernih
Serbuk Mg:
abu-abu dan
putih
Air suling:
jernih tak
berwarna
Kapas
kaca:putih
berserat
Serbuk seng:
Lakmus
merah berubah
menajadi biru
setelah cairan
diperiksa
Terdapat
gelembung gas
Setelah
larutan
diperiksa
dengan PP,
larutan
menjadi
berwarna
merah muda
Setelah proses
pemanasan
dan diuji gas
Ca(s) + 2H2O (l) →
Ca(OH)2 (aq) + H2
Mg (s) + H2O (l) →
Mg(OH)2 (aq) + H2
Zn (s) + H2O (g) →
H2 (g) + ZnO (s)
Gas hidrogen dapat
dibuat dengan
mereaksikan antara:
a. Kalsium
dengan air
b. Magnesium
dengan air
c. Zn dengan air
d. Zn dengan
HCl
Gas Hidrogen dapat
di identifikasi dengan
uji nyala api. Nyala
api menjadi redup
Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDitutup dengan karet penutupDipanaskan secara mendatar bagian yang berisi seng, sesekali pada kapas kaca basahDiuji gas yang keluar dengan nyala api
Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa sampingDipasang selang yang dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang diletakkan terbalik di dalam airDitambah HCl 4M secukupnyaDitutup dengan sumbat karetGas yang terkumpul di uji dengan nyala api
serbuk seng
Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi setinggi ± 0.5 cm dari dasar tabungDitambah sedikit serbuk batu kawiDipanaskan dengan nyala kecilGas oksigen yang didapat dikumpulkan dengan memindahkannya ke dalam airDibiarkan 10 menitGas yang terkumpul di uji dengan sebilah api berpijar
Kalium Klorat
Hasil
Percobaan Oksigen:
No Alur KerjaHasil Pengamatan
Dugaan / reaksiKesimpulan
Sebelum sesudah
1.
KClO3: kristal
putih
Batu kawi (MnO2):
serbuk abu-abu
hitam
Campuran
berwarna hitam
Timbul bau
menyengat
2KClO3(aq) MnO 2→
3O2(g) + 2KCl (aq)
Gas oksigen
dapat
dibentuk/dibuat
melalui
penguraian
kalium klorat.
Selain itu, dapat
juga dibuat
melalui
pereaksian antara
kalium
permanganat
dengan hidrogen
peroksida.
Gas oksigen
dapat
Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa samping yang telah dirangkai selang dan dihubungkan dengan wadahDitambah tetes demi tetes H2O2 4.5%Tabung ditutup dengan karet penutupDibiarkan 10 menit agar gas terkumpulGas yang terkumpul di uji dengan sebilah kayu berpijarVolume gas yang didapat, dibandingkan dengan percobaan 1
± 0.05 gram kalium permanganat
Hasil
No Alur KerjaHasil Pengamatan
Dugaan / reaksiKesimpulan
Sebelum sesudah
2.
KMnO4: kristal
hitam
H2O2 4,5%: jernih
tak berwarna
Warna larutan
berubah
menjadi ungu
KMnO4(s) +
2H2O2(aq) + → K+
(aq) + Mn2+(aq) +
3O2 (g) + 2H2O (l)
diidentifikasi
dengan nyala
api. Api yang
dialiri gas
oksigen akan
semakin
membesar.
I. ANALISIS DATA DAN DISKUSI
Percobaan Hidrogen
Percobaan 1
Percobaan 1 ini dilakukan untuk mengetahui cara pembuatan gas hydrogen dan
untuk mengetahui gas hydrogen serta senyawanya. Percobaan dimulai dengan
memasukkan 3 sendok spatula serbuk kalsium yang berwarna putih ke cawan
porselin. Kemudian ditambah 3 tetes aquades (jernih, tak berwarna). Reaksi yang
terjadi adalah :
Ca(s) + 2H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) + H2 (g)
Pada reaksi diatas terjadi reaksi disproporsionasi dikarenakan Ca merupakan
pereduksi yang lebih kuat daripada H. Ca memiliki potensial oksidasi +2,87
sedangkan H memiliki potensial oksidasi 0. Potensial oksidasi yang lebih besar
inilah yang menyebabkan Ca dapat mereduksi H untuk berikatan dengan OH -
membentuk Ca(OH)2 dan terbentuk gas H2.
Kemudian, larutan dari hasil reaksi tersebut yaitu Ca(OH)2 diperiksa dengan
kertas lakmus. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah Ca(OH)2 telah
terbentuk. Pada percobaan kami, kami menggunakan lakmus merah dan lakmus
biru. Hasilnya, lakmus merah berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru. Hal
ini mengindikasikan bahwa larutan Ca(OH)2 bersifat basa dan menunjukkan bahwa
Ca(OH)2 telah terbentuk. Jika Ca(OH)2 telah terbentuk, maka gas hidrogen pun
terbentuk. Terbentuknya gas hidrogen ditandai dengan adanya gelembung gas pada
larutan yang dihasilkan.
Percobaan 2
Tujuan dilakukannya percobaan 2 ini sama dengan tujuan pada percobaan 1
yaitu untuk mengetahui cara pembuatan gas hydrogen dan untuk mengetahui gas
hydrogen serta senyawanya. Mula-mula sesendok kecil serbuk magnesium
berwarna abu-abu dan putih dimasukkan ke cawan porselin yang telah diberi 1 tetes
aquades. Setelah penambahan serbuk magnesium tersebut terjadi reaksi sebagai
berikut :
Mg (s) + H2O (l) → Mg(OH)2 (aq) + H2 (g)
Seperti halnya percobaan 1, pada percobaan 2 ini juga terjadi reaksi
disproporsionasi dikarenakan Mg juga merupakan pereduksi yang lebih kuat
daripada H. Mg memiliki potensial oksidasi +2,73 sedangkan H memiliki potensial
oksidasi 0. Potensial oksidasi yang lebih besar inilah yang menyebabkan Mg dapat
mereduksi H untuk berikatan dengan OH- membentuk Ca(OH)2 dan terbentuk gas
H2.
Kemudian larutan dipanaskan menggunakan pembakar spirtus. Setelah proses
pemanasan, larutan diperiksa menggunakan indikator PP, hasilnya terjadi perubahan
warna menjadi merah muda. Ini berarti pada percobaan 2 juga mengindikasikan
bahwa larutan yang dihasilkan yaitu larutan Mg(OH)2 bersifat basa.
Percobaan 3
Percobaan 3 dilakukan untuk mengidentifikasi gas hidrogen dan senyawanya.
Mula-mula tabung reaksi diisi secara berurutan yaitu : kapas kaca (putih berserat)
basah, kapas kaca kering, 0,02 gram serbuk seng berwarna abu-abu dan terakhir
kapas kaca kering. Penempatan secara berurutan bahan-bahan ini bertujuan
untuk…………………………………… Setelah bahan-bahan tersebut dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, tabung reaksi ditutup dengan karet penutup berlubang.
Lubang pada karet tersebut dihubungkan dengan selang pendek. Kemudian tabung
reaksi dipanaskan secara mendatar bagian yang berisi seng, sesekali pada kapas
kaca basah. Serbuk seng akan bereaksi dengan uap H2O membentuk gas hydrogen.
Persamaan reaksinya :
Zn (s) + H2O (g) → H2 (g) + ZnO (s)
Gas yang keluar melewati selang diuji dengan nyala api. Kami juga
menggunakan tabung reaksi yang di hubungkan dengan selang (tempat keluarnya
gas) agar gas terkumpul di dalam tabung reaksi. Setelah sekiranya sudah banyak gas
yang terkumpul, kami menyalakan korek api dan mendekatkannya pada tabung
reaksi tersebut. Hasilnya, api meredup dan saat dijauhkan, nyala korek api tersebut
membesar kembali.
Percobaan 4
Percobaan 4 dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat gas hydrogen dan
senyawanya serta untuk mengidentifikasi gas hydrogen dan senyawanya. Mula-
mula serbuk seng yang berwarna abu-abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
berpipa samping. Kemudian ditambahkan 5 tetes HCl (jernih, tak berwarna) 4M dan
ditutup dengan sumbat karet. Reaksi yang terjadi antara serbuk seng dan HCl, yaitu:
2Zn (s) + 2HCl(aq) → 2ZnCl2 (aq) + H2 (g)
Larutan yang dihasilkan yaitu larutan ZnCl2 berwarna abu-abu dan timbul
gelembung yang mengindikasikan adanya gas hydrogen. Namun sebelum
melakukan pereaksian, disiapkan terlebih dahulu tabung reaksi berpipa samping
yang dipasang dengan selang dan dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang
diletakkan terbalik di dalam air. Gas yang terbentuk dialirkan kedalam gelas ukur
dalam air sehingga tinggi air dalam gelas ukur yang terbalik tersebut akan menurun
karena digantikan oleh gas hidrogen. Namun, pada percobaan ini volum air dalam
gelas ukur tidak berkurang. Hal ini bisa terjadi karena reaksi tidak berjalan
sempurna dan jumlah gas hydrogen yang dihasilkan tidak cukup untuk mendorong
dan menggantikan air dalam gelas ukur tersebut. Ini disebabkan mungkin terdapat
kebocoran pada sistem sehingga gas hidrogen yang terbentuk tidak dapat terukur
volumenya.
Percobaan 5
Percobaan 5 dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat gas hydrogen dan
senyawanya. Mula-mula, 1 mL larutan KI jernih tak berwarna dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambah beberapa tetes amilum 1% yang berwarna putih keruh
berubah menjadi ungu muda. Seharusnya, larutan KI yang semula jernih tak
berwarna ini jika ditambahkan dengan amilum tetap jernih tak berwarna. pada
percobaan berwarna ungu muda dikarenakan telah ada I- yang telah teroksidasi
menjadi I2 sehingga saat ditetesi amilum menjadi berwarna ungu. Pada reaksi ini
amilum tidak ikut bereaksi, melainkan hanya sebagai indicator adanya I2 dalam
larutan. Kemudian ke dalam campuran larutan ditambahkan H2O2 (tak berwarna)
3%. Iod terbentuk perlahan-lahan dan larutan berangsur-angsur menjadi ungu pekat
yang menandakan semakin banyaknya I2 yang terbentuk. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut :
2KI (aq) + H2O2 (aq) + amilum → 2 KOH (aq) + I2 (aq)
Percobaan Oksigen
Percobaan 1
Percobaan 1 dilakukan untuk mengetahui cara pembuatan gas oksigen di
laboratorium dan mengetahui adanya gas oksigen dalam suatu senyawa. Mula-mula
Kalium klorat yang berupa kristal putih dimasukkan dalam tabung reaksi setinggi ±
0.5 cm dari dasar tabung. Ditambahkan sedikit serbuk batu kawi (MnO2) berwarna
abu-abu hitam. MnO2 disini berfungsi sebagai katalis. Campuran kalium klorat dan
serbuk batu kawi ini berwarna hitam dan timbul bau yang menyengat. Kemudian
dipanaskan dengan nyala kecil. Hasil reaksi yaitu Oksigen dan KCl dengan
persamaan :
2KClO3(aq) MnO 2→
3O2(g) + 2KCl (aq)
Untuk membuktikan adanya gas oksigen yang dihasilkan dari reaksi, maka
pada tabung reaksi dipasang selang dan dihubungkan dengan gelas ukur yang
diletakkan terbalik di didalam air serta dibiarkan 10 menit agar gas terkumpul.
Seharusnya, setelah 10 menit gas yang terkumpul diuji dengan sebilah api berpijar.
Menurut teori, jika nyala api di dekatkan pada gas oksigen maka nyala api akan
semakin membara.
Namun pada percobaan yang kami lakukan tidak demikian. Kami tidak sampai
pada tahap pengujian gas karena setelah 10 menit tidak terjadi perubahan pada isi
dalam gelas ukur (volume air dalam gelas ukur tidak berkurang). Hal ini
dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain tidak sempurnanya reaksi yang terjadi
karena reaktan yang digunakan dimungkinkan tidak lagi murni atau telah ada yang
rusak sehingga reaksi tidak berjalan sempurna serta jumlah gas oksigen yang
dihasilkan tidak cukup untuk mendorong dan menggantikan air dalam gelas ukur
tersebut sehingga hasilnya tidak dapat diukur.
Percobaan 2
Tujuan dari percobaan 2 ini sama dengan tujuan pada percobaan 1 yaitu untuk
mengetahui cara pembuatan gas oksigen di laboratorium dan mengetahui adanya
gas oksigen dalam suatu senyawa. Mula-mula, 0,05 gram kalium permanganat yang
berwujud Kristal hitam dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa samping yang
telah dirangkai selang dan dihubungkan dengan gelas ukur yang diletakkan terbalik
dalam air. Lalu ditambah H2O2 (jernih, tak berwarna) 4.5% dan tabung reaksi
ditutup dengan karet penutup. Warna larutan berubah menjadi ungu. Persamaan
reaksi yang terjadi setelah penambahan H2O2 yaitu sebagai berikut :
KMnO4(s) + 2H2O2(aq) → K+(aq) + Mn2+(aq) + 3O2 (g) + 2H2O (l)
Untuk membuktikan adanya gas hydrogen yang terbentuk, maka rangkaian
tersebut dibiarkan 10 menit agar gas terkumpul. Gas yang terkumpul diuji dengan
sebilah kayu berpijar. Tahap terakhir adalah membandingkan volum gas dengan
percobaan 1.
Namun pada percobaan yang kami lakukan tidak demikian. Kami tidak sampai
pada tahap pengujian gas karena setelah 10 menit tidak terjadi perubahan pada isi
dalam gelas ukur (volume air dalam gelas ukur tidak berkurang). Reaksi yang
terjadi mungkin tidak berjalan sempurna sehingga jumlah gas oksigen yang
dihasilkan tidak cukup untuk mendorong dan menggantikan air dalam gelas ukur
tersebut sehingga hasilnya tidak dapat diukur.
J. KESIMPULAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas hidrogen dan
oksigen dalam laboratorium. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk
mengudentifikasi adanya gas hidrogen dan oksigen serta mengetahui sifat-sifat dan
senyawanya. Gas hidrogen dapat dibuat dengan mereaksikan antara:
a. Kalsium dengan air
b. Magnesium dengan air
c. Zn dengan air
d. Zn dengan HCl
Pada percobaan yang telah dilakukan, terbentuk gas hidrogen pada setiap pereaksian. Namun,
pada pereaksian antara Zn dengan HCl dimungkin adanya kebocoran pada sistem sehingga
volume gas hidrogen tidak dapat terukur. Gas Hidrogen dapat di identifikasi dengan uji nyala
api. Nyala api menjadi redup saat didekatkan gas hidrogen.Unsur Hidrogen pada senyawa
H2O2 bersifat sebagai pengoksidasi.
Gas oksigen dapat dibentuk/dibuat melalui penguraian kalium klorat. Selain
itu, dapat juga dibuat melalui pereaksian antara kalium permanganat dengan hidrogen
peroksida. Gas oksigen dapat diidentifikasi dengan nyala api. Api yang dialiri gas
oksigen akan semakin membesar. Pada percobaan yang telah dilakukan, tidak
didapatkan volume gas oksigen sehingga tidak dapat dibandingkan volume antara
pereaksian pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan tidak sempurnanya reaksi yang
terjadi karena reaktan yang digunakan dimungkinkan tidak lagi murni atau telah ada
yang rusak sehingga reaksi tidak berjalan sempurna serta jumlah gas oksigen yang
dihasilkan tidak cukup untuk mendorong dan menggantikan air dalam gelas ukur
tersebut sehingga hasilnya volumenya tidak dapat diukur.
K. JAWABAN PERTANYAAN
DAFTAR PUSTAKA
Amaria, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II Unsur-unsur Golongan Utama.
Surabaya : Unipress Unesa.
Anonim. 2011. Analisis dan Pembahasan Hidrrogen-Oksigen. (Online). (http://chemistry21-
chemistry21.blogspot.com/2011/07/analisis-dan-pembahasan-hidrogen.html, diakses
pada 6 oktober 2012).
Cotton, F. Albert, dkk. 1999. Advanced Inorganic Chemistry. Sixth Edition. New York :
Willey Interscience Publication.
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganic Chemistry. Fourth Edition. London : Chapman & Hall.
LAMPIRAN
Percobaan Oksigen
Percobaan 1 :
Gambar 1 :Serbuk kalsium Gambar 2 : Larutan diperiksa menggunakan kertas lakmus merah dan
biru
Gambar 3 : hasil lakmus merah berubah menjaddi biru, sedangkan
lakmus biru tetap biru
Percobaan 2 :
Gambar 1 :Serbuk Magnesium Gambar 2 : Proses pemanasan larutan (magnesium + air)
Gambar 3 : Hasil warna berubah menjadi pink setelah ditetesi indicator
PP
Gambar 2 : pengujian gas yang keluar dengan nyala api menggunakan tabung reaksi sebagai tempat pengumpulan gas
(nyala api meredup ketika dimasukkan ke dalam tabung dan membara kembali
setelah dikeluarkan dari dalam tabung)
Percobaan 3 :
Percobaan 4 :
Gambar 1 : proses pemanasan Kapas kaca basah + Kapas kaca kering + 0.02 gram serbuk seng + Kapas kaca kering
Gambar 2 : pengujian gas yang keluar dengan nyala api menggunakan tabung reaksi sebagai tempat pengumpulan gas
(nyala api meredup ketika dimasukkan ke dalam tabung dan membara kembali
setelah dikeluarkan dari dalam tabung)
Gambar 1 : serbuk seng + HCl Gambar 2 : tabung reaksi yang berisi serbuk seng + HCl dihubungkan dengan selang dan gelas ukur
Gambar 1 : pemanasan kalium klorat + serbuk batu kawi dan
dihubungkan dengan selang serta gelas ukur yang diletakkan terbalik
dalam air
Percobaan 5 :
Percobaan Oksigen
Percobaan 1 :
Percobaan 2 :
Gambar 1 : larutan KI + amilum Gambar 2 : larutan KI + amilum + H2O2 3 %
Gambar 1 : larutan KMnO4 + H2O2
Gambar 1 : larutan KMnO4 + H2O2 dan dihubungkan dengan selang serta gelas ukur
yang diletakkan terbalik dalam air