ACARA 1
IDENTIFIKASI IKAN
Disusun oleh: Kelompok 4
Haji Mustakin (H1K013006)
Siti Aisah (H1K013018)
Adi Nuryadi n (H1K013019)
Aprilliani Dwi W (H1K013031)
Azizah Kuswardini (H1K013033)
Asisten : M. Azharul Rijal
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata “sistematika” berasal dari bahasa Latin, yaitu systema. Kata systema biasa
digunakan sebagai suatu cara atau sistem untuk mengelompokan tumbuhan dan binatang.
Istilah ini digunakan pertama kali oleh Carolus Linnaeus pada saat menulis bukunya
Systema Naturae pada tahun 1773. Selain istilah sistematika, juga dikenal istilah
“taksonomi” yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang berarti susunan dan nomos
yang berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 yang
dimaksudkan sebagai teori mengklasifikasikan tumbuhan. Salah satu bagian dari ilmu
taksonomi adalah identifikasi.
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu
yang beranekaragam dan memasukannya kedalam suatu takson. Identifikasi berkaitan
dengan ciri-ciri taksonomi yang akan menuntun suatu sampel kedalam suatu urutan kunci
identifikasi. Dalam identifikasi, jasad yang beranekaragam di alam dikelompokan dalam
kelompok yang mudah dikenal, kemudian ditetapkan ciri-ciri penting dan senantiasa dicari
pembeda yang tetap antara kelompok itu, kemudian diberi nama ilmiah. Identifikasi
penting artinya bila ditinjau dari sudut ilmiah seluruh urutan pekerjaan selanjutnya sangat
bergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies.
1.2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu specimen ikan tertentu dan memberikan
klasifikasinya.
II. Tinjauan Pustaka
Bagian-bagian Tubuh Ikan
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.
Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat
ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan
beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi. Ukuran tubuh ikan. Ukuran
standar yang dipakai Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil
dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan.
Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxillae)hingga ujung ekor.
Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti
sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor.
Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum (Jeffri, 2010).
Rangka dan Bentuk Tubuh
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
(Wahyuningsih dan barus, 2006).
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau atau menyokong
organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang
beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk
sistem rangka berkaitan dengan terhadap lingkungannya secara terus menerus
(Rahardjo.dkk, 2011).
A. Sirip
Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan ada yang tidak. Sirip punggung,
sirip ekor, dan sirip dubu disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada
dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam macam sirip ekor dapat dibedakan
berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk
membulat,bentuk persegi atau tegak, bentuk sedikit cekung atau berlengkuk tunggal,
bentuk bulan sabit, bentuk bercagak, bentuk meruncing dan bentuk lanset
(Wahyuningsih dan barus,2006).
B. Struktur Kulit
Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut dermis
(porium). Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel
yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Lendir berguna
untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat beranang lebih cepat, mencegah
infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi permiable yang menghambat masuk
keluarnya air melalui kulit (Rahardjo dkk, 2011).
Klasifikasi Ikan
Klasifikasi ikan dibedakan menjadi tiga kelas utama berdasarkan taksonominya,
yaitu:
A. Kelas agantha
Meliputi ikan primitif seperti lamprey, berumur 550 juta tahun yang lalu dan
sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang
berpasangan tetapi memiliki satu dua sirip punggung dan satu sirip ekor.
B. Kelas chondroichthyes
Memiliki karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik , termasuk
kelas primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies. Misalnya
ikan pari dan ikan hiu.
C. Kelas osteichthtyes
Meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati, merupakan ikan
kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000 spesies dan
ditemukan pada 300 juta tahun lalu( Barus dan Hesti, 2006).
1. Klasifikasi Ikan Mas
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang
dan sedikit memipih ke samping (compressed ). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi
oleh sisik. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth)
sebanyak tiga baris berbentuk geraham (Pribadi, 2002). Sirip punggung ikan mas
memanjang dan bagian permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip
perut (ventral). Sirip punggungnya (dorsal) berjari- jari keras, sedangkan di bagian akhir
bergerigi.Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris. Sisik ikan mas relatif besar
dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan (Pribadi, 2002).
2. Klasifikasi ikan patin (Pangasius pangasius) menurut Saanin (1984) diacu dalam
Subagja 2009 adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophyri
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius sp.
Ikan patin (Pangasius sp) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan
panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan
patinrelatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri
khas golongan catfish).Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang
berfungsi sebagai peraba (Anonim 2006 diacu dalam Subagja 2009).
Morfologi ikan patin (Pangasius sp) mempunyai badan memanjang dan pipih,
posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut.Sirip punggung berduri dan bersirip
tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor.Bentuk
sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan garis hitam di
tengah.Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm (Subagja 2009).
Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air.Artinya, ikan ini
dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH 5)
sampai perairan yang basa (pH 9) (Subagja 2009). Kandungan oksigen terlarut yang
dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm, sementara
karbondioksida yang bias ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara 80-
250 (Subagja 2009). Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28-
30°C (Khairuman dan Suhenda 2002 diacu dalam Subagja 2009).
3. Klasifikasi ikan nilem, Menurut Rukmana (1997), bahwa sistematika atau
klasifikasi ikan nila yaitu
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Family : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus haselti
Pada badan dan sirip ekor (Candal fin) ditemukan garis-garis lurus (vertical)
sedangkan garis-garis berbentuk memanjang ditemukan pada sirip punggung (Dorsal fin)
dan sirip dubur (Anal fin Santoso, 1996). Perbandingan tubuh antara panjang dan tinggi
ikan nilem 3 : 1, mata ikan nilem berbentuk bulat, menonjol dan bagian tepi berwarna
putih.
4. Ikan lele Menurut Sanin (1984) dan Simanjuntak (1989) dalam Rustidja (1997)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Family : Clariidae
Genus : Clariias
Spesies : Clarias batrachus
Menurut Najiyati (1992), dalam Rustidja (1997) bentuk luar ikan lele dumbo
yaitu memanjang, bentuk kepala pipih dan tidak bersisik. Mempunyai sungut yang
memenjang yang terletak di seitar kepala sebagai alat peraba ikan. Mempunyai alat
olfactory yang terletak berdekatan dengan sungut hidung . Penglihatannya kurang
berfungsi dengan baik. Ikan lele dumbo mempuyai 5 sirip yaitu sirip ekor, sirip punggung,
sirip dada, dan sirip dubur. Pada sirip dada jari-jarinya mengeras yang berfungsi sebagai
patil, tetapi pada lele dumbo lemah dan tidak beracun. Insang berukuran kecil, sehingga
kesulitan jika bernafas. Selain brnafas dengan insang juga mempunyai alat pernafasan
tambahan (arborencent) yang terletak padainsang bagian atas.Sebagaimna halnya ikan dari
jenis lele, lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, dan tidak bersisik. Jika
terkena sinar matahari, warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam
putih. Mulut lele dumbo relatif lebar, yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya. Tanda
spesifik lainnya dari lele dumbo adalah adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah
yang berfungsi sebagai alat peraba. Saat berfungsi sebagai alat peraba saat bargerak atau
mencari makan (Khairuman, 2005).
5. Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus sp)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Euthynus
Spesies : Euthynnus sp.
Bentuk tubuh ikan tongkol seperti betuto dengan kulit yang licin .Sirip dada
melengkung ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil.Ikan tongkol merupakan
perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung,
dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-
sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut sehingga dapat memperkecil daya
gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat dan dibelakang sirip punggung
dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet (Cholik
2000). Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada
umur 5 tahun. Panjang pertama kali matang gonad ialah 29-30cm. Ikan tongkol memiliki
10– 12 jari-jari sirip punggung,10– 13 jari-jari halus sirip punggung,10– 14 jari-jari halus
sirip dubur dengan warna punggung kebiru-biruan.Sebuah pola 15 garis-garis halus miring
hampir horisontal,garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea
lateralis) bagian bawah agak putih (cerah), dada dan sirip perut ungu sisi bagian dalam
mereka hitam badan kuat memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut dalam
rangkaian tunggal.Sirip dada pendek tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior
dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara
sirip perut tubuh telanjang kecuali untuk corselet yang dikembangkan dengan baik dan
sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung
kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel
(Cholik 2000).
6. Menurut Saanin (1984), ikan Kembung mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Scombridae
Genus : Restrellinger sp
Spesies : Restrellinger sp.
Kembung merupakan ikan yang memiliki nilai komersil yang tinggi baik di bidang
berikanan tangkap dan rekreasi, namun permasalahan saat ini adalah eksploitasi yang tak
terkendali (Newman dkk 1996;. Kaunda-Arara dan Ntiba 1997; Marriott dan Mapstone
2006;. Amezcua et al 2006). Karena nilai perikanan yang tinggi, ada kekhawatiran tentang
laju ekpoitasi yang meningkat sehingga mengancam tingakt keberlangsungan populasi ikan
lutjanid. Perilaku agregatif dan distribusi terumbu karang berbasis membuat lutjanidae
sangat rentan terhadap eksploitasi (Baskoro et al, 2004).
7. Klasifikasi Ikan kurisin
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Notopterydae
Genus : Nemiterus
Spesies : Nemiterus nematophorus
Warna sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat coklatan, merah
kekuningan ataupun kehijau-hiajuan.Sirip ekor bagian atas memanjang membentuk flagel
sedangkan pada sirip ekor bagian bawahnya tidak. Warna pada bagian atas kepala
kecoklatan, satu sampai tiga garis kuning membujur diatas garis rusuk, 7 sampai 9 pada
bagian bawah garis rusuk dan sebuah pita kuning sepanjang perut. Terdapat totol orange
atau merah terang dekat pangkal garis rusuk (linea lateral).Sirip dorsal berwarna merah,
dengan garis tepi berwarna kuning atau orange dengan satu pita kuning yang luas
sepanjang dasar sirip dorsal.(Sulistiawati, 2011).
8. Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau.Ikan bandeng ini
mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor
bercabang dan sisiknya halus.Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian
bawah dan agak gelap pada punggungnya (Mudjiman, 1998). Ciri umum ikan bandeng
adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid),
pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam
kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada
dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap
keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan
dewasa (Hadie, 2000).
Habitat Ikan
Habitat ikan dibagi atas tiga tempat yaitu, di air tawar, di air laut dan di air
payau.Habitat air tawar dibagi atas dua yakni, habitat air tergenang dan habitat air
mengalir. Habitat air laut dibagi atas tiga lapisan zona yakni, zona epipelagik pada
permukaan laut sampai kedalaman 100 meter, zona eufotik pada kedalaman 100 meter
yang masih terjadi fotosintesis, zona mesopelagik pada kedalaman 100 m sampai 2000 m
dan zona batial pelagik pada kedalaman 2000 sampai 4000 m. sedangkan pada habitat
payau adalah badan – badan air dimana air tawar dari air sungai bercampur dengan air asin
dari laut (Fatkhomi, 2009).
1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Menurut Asmawi (1986), ikan Mas adalah salah satu jenis ikan peliharaan yang
penting sejak dahulu hingga sekarang. Daerah yang sesuai untuk mengusahakan
pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang berada antara 150 – 600 meter di atas permukaan
laut, pH perairan berkisar antara 7-8 dan suhu optimum 20-25 oC. Ikan Mas hidup di
tempat-tempat yang dangkal dengan arus air yang tidak deras, baik di sungai danau
maupun di genangan air lainnya (Jeffri, 2010).
2. Ikan patin ( Pangasius sp )
Habitat ikan patin adalah di tepi sungai – sungai besar dan di muara – muara
sungai serta danau.Dilihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit agak ke
bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan.Ikan patin sangat
terkenal dan digemari olehmasyarakat karena daging ikan patin sangat gurih dan lezat
untuk dikonsumsi (Susanto Heru dan Khairul Amri, 1996). Patin dikenal sebagai hewan
yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan
ini suka bersembunyi di liang – liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya
bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung
dari udara pada menjelang fajar.Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang
dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan
pada lingkungan perairan yang jelek.Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada
lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi
perairan baik (Kordi, 2005).
3. Ikan Nilem ( Osteochilus haselti )
Ikan Nilem banyak hidup di dareah sungai dan danau.Ikan nila sangat cocok
dengan dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan
ikan tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki
sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar 3.6 bulan. Ikan
nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l dan tumbuh baik pada air
dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan jenis Tilapia Aurea dan Tilapia
Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh baik pada salinitas perairan berkisar 10-20 g/l
(Boya, 1990).
4. Ikan Lele (Clariias batrachus)
Lele mudah beradaptasi dengan lingkungan yang tergenang air. Bila sudah
dewasa, lele dapat beradaptasi pula pada lingkungan perairan yang mengalir. Parameter
kualitas air yang disukai oleh leleadalah brsuhu sedang (22–25 0C), keasaman (pH) normal
(6,5-7,5) kandungan oksigen cukup (<3> ) Menurut Najiyati (1992), lele termasuk ikan air
tawar yang menyukai genangan air yang tidak tenang. Di sungai-sungai, ikan ini lebih
banyak dijumpai di tempat-tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras. Kondisi yang
ideal bagi hidup lele adalah air yang mempunyai pH 6,5-9 dan bersuhu 24–26 0C.
Kandungan O2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung
dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan O2 secara tiba-tiba, dapat
menyebabkan kematiannya.
5. Ikan Tongkol (Euthynnus sp)
Ikan tongkol ditemukan pada kedalaman lebih dari 100 m. Ikan ini terdapat pada
lingkungan mencakup 100-330 m. Habitatnya di daerah karang dan area dasar berbatu-batu
dengan kedalaman minimal 100 m. Ikan ini ditemukan pada kedalaman 90-360 m. Ikan
tongkol terdapat pada kedalaman lebih dari 100 m (antara 100-600 m). Distribusi ikan
tongkol meliputi bagian utara sampai selatan Jepang, secara luas ditemukan di Indo-
Pasifik.Ikan ini penyebarannya selain di Indo-Pasifik juga terdapat di timur
Afrika.Kepulauan hawai, utara Ryukyu. Kepulauan Ogasawara, Australia Selatan dan
Atlantik Tenggara: Port Alfred, Afrika Selatan.
6. Ikan Kembung (Restrellinger sp)
Ikan kembung termasuk salah satu jenis ikan yang hidup dan banyak dijumpai di
perairan pantai, perairan karang, dan muara-muara sungai di seluruh di dunia terutama
pada daerah subtropics sehingga disebut juga sebagai ikan demersal (Manickchand, et al,
1996, McPherson, 1992). Michelle R. Heupel, et al, (2010) menemukan pada tujuh jenis
terumbu karang dapat dimanfaatkan oleh Restrellinger sp, dibandingkan dengan tingkat
variasi intrafamili pada sejarah hidup untuk beberapa spesies yang siap panen. Di Hawai
ikan kembung yang di introduksi pada tahun 1950an-1960an pada perairan dangkal dapat
hidup dan berkembang, dari tiga jenis kembung yang di introduksi dapat berkembang
dengan baik hingga saat ini (Randall, 1987). Daerah penyebaran kembung hampir di
seluruh Perairan Laut Jawa, mulai dari Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat
Sunda, Selatan Jawa, Timur dan Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi, Kepulauan Riau.
Kelompok ikan dari famili Restrellinger pada umumnya menempati wilayah perairan
dengan substrat sedikit berkarang dan banyak tertangkap pada ke dalaman antara 40-70 m
terutama untuk yang berukuran besar, ikan muda yang masih berukuran kecil biasa
menempati daerah hutan bakau yang dangkal atau daerah-daerah yang banyak ditumbuhi
oleh rumput laut (Widodo et al., 1991 dalam Herianti dan Djamal, 1993).
7. Ikan Kurisi (Nemiterus nematophorus)
Ikan kurisi termasuk dalam jenis ikan demersal. Hal ini dicirikan dengan bentuk
mulut yang letaknya agak ke bawah dan adanya sungut yang terletak di dagunya yang
digunakan untuk meraba dalam usaha pencarian makanan, badan langsing dan padat
(compressiform ). Tipe mulut terminal dengan bentuk gigi kecil membujur dan gigi taring
pada rahang atas (kadang-kadang ada juga pada rahang bawah).Bagian depan kepala tidak
bersisik. Sisik dimulai dari pinggiran depan mata dan keping tutup insang. Sisik dibagian
badan lebih besar dan berbentuk seperti sisir dan kasar bila disentuh.Sebuah garis rusuk
(linea lateral) dengan satu sisik atau lebih.(Sulistiawati, 2011).
8. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Bandeng banyak dikenal orang sebagai ikan air tawar.Habitat asli ikan bandeng
sebenarnya di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar maupun air payau.Ikan bandeng
hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka
cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral.Ikan yang muda
dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau,
daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah
dewasa dan bisa berkembang biak (Anonim, 2009).
III. Materi dan Metode
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi ikan yaitu alat bedah, baki parafin,
jarum penusuk, kunci identifikasi, kamera dan pensil.
Bahan yang digunakan yaitu, ikan bandeng, ikan lele, ikan tongkol, ikan kurisi, ikan
patin, ikan mas, ikan kakap merah, dan ikan nilem.
3.2 Cara Kerja
ikan diletakan pada baki
parafin
sirip dan ekor diregangkan dan ditusuk dengan
jarum pentul
ikan di amati dan di identifikasi menurut
buku identifikasi
hasil identifikasi yang diketahui dicatat
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Praktikum
No Gambar Klasifikasi
1
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Malacopterygii Family : Chanidae Genus : Chanos Spesies : Chanos chanos Nama local : Ikan Bandeng
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Scombridae
Genus : Restrellinger sp
Spesies : Restrellinger sp.
Nama local: Ikan Kembung
3
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii Family : Notopterydae Genus : Nemipterus Spesies : Nemipterus nematophorus Nama local : Ikan Kurisin
4
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Family : Clariidae Genus : Clarias Spesies : Clarias batrachus Nama local: Ikan Lele
5
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : Cyprinus carpio Nama local : Ikan Mas
6
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Family : Cyprinidae Genus : Osteochilus Spesies : Osteochilus haselti Nama local : Ikan Nilem
7
Kingdom : Animalia Filum : Chordata kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Famili : Pangasidae Genus : Pangasius Spesies : Pangasius sp. Nama lokal : Ikan patin
8
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Percomorphi Family : Scombridae Genus : Euthynus Spesies : Euthynus sp. Nama local : Ikan Tongkol
4.2. Pembahasan
Secara garis besar ikan memiliki rangka yang terdiri dari tulang benar; tertutup
insang dan berasal dari subclass Teleostei.Berdasarkan hasil identifikasi dapat diketahui
bahwa ikan Bandeng memiliki nama ilmiah Chanos chanos. Berdasarkan buku identifikasi
pada saat praktikum dapat diketahui bahwa ikan bandeng bersisik, tidak bersungut, tidak
memiliki jari-jari keras pada sirip punggung, hal ini dapat diartikan bahwa ikan ini berasal
dari ordo Malacopterygii.Memiliki sirip dubur yang jauh dibelakang sirip punggung, ikan
ini berasal dari family Chanidae.Hasil terakhir dari identifikasi ikan bandeng ini adalah
sirip ekor panjang dan beragak kemudian keeping sebelah atas lebih panjang yang
mengartikan bahwa ikan ini dari genus Chanos. Selanjutnya ikan Kembung memiliki nama
ilmiah Restrellinger sp. Nama ilmiah ini bisa didapatkan setelah melalui beberapa tahap
identifikasi diantaranya sirip punggung dan dubur tidak panjang, ikan ini berasal dari ordo
Percomorphy. Berdasarkan bentuknya ikan ini berbentuk suatu V:15 yang berjari-jari
lemah, sirip ekor bercabang pada pangkalnya, dan terdapat sirip kecil dibelakang sirip
punggung serta terdapat sirip dubur, ikan ini berasal dari family Scombridae. Pada bagian
depan tulang mata banyak dan langit-langit tidak bergigi, sirip dubur tidak berjari-jari,
yang dapat dikatakan bahwa ikan ini berasal dari genus Restrellinger. Jenis ikan ketiga
yang teridentifikasi pada praktikum kali ini adalah ikan kurisi dengan nama ilmiah
Nemipterus nematophorus. Ikan ini bersisik, tidak bersungut, tidak berjari-jari keras pada
sirip punggung, ikan ini berasal dari ordo Malacopterygii.Pada bagian kepala, ikan ini
bersisik, perut tipis dan bergigi kembar yang dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari
family Notopterydae.Rahang tulang mata banyak dan langit tidak bergigi, ikan ini
termasuk genus Notopterus. Ikan ke empat yang dapat teridentifikasi adalah ikan Lele
dengan nama ilmiah Clariias batrachus. Ikan ini tidak bersisik, disekitar mulut terdapat
sungut, terdapat satu jari-jari yang mengeras pada sirip punggung, ikan ini berasal dari
ordo Ostariophysi.Sirip punggung berjari-jari banyak, memiliki sungut 4 pasang yang
dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari family Clariidae.Tidak bersirip lemak, sirip
punggung hampir bersambungan dengan sirip ekor, ini merupakan ciri dari genus Clariias.
Jenis ikan ke lima pada praktikum identifikasi ikan ini adalah ikan Mas dengan nama
ilmiah Cyprinus carpio. Penamaan ilmiah tersebut berasal dari beberapa tahapan identifikasi
diantaranya adalah ikan ini memiliki sungut di sekeliling mulutnya, terdapat empat jari-
jari yang mengeras pada bagian punggung, ikan ini dapat dikatakan bahwa berasal dari
ordo Ostariophysi. Duri tunggal atau berbelah melingkar ada di muka atau di bawah mata,
pinggir rongga mulut bebas, posisi mulut agak kebawah dan tidak pernah lebih dari sama
dengan 4 helai sungut, ikan ini berasal dari family Cyprinidae. Memiliki empat sungut, 3
garis gigi dan kerongkongan yang terbentuk geraham, ikan ini berasal dari genus
Cyprinus.Ikan nilem adalah jenis ikan ketujuh yang teridentifikasi pada praktikum
identifikasi ikan. Ikan ini memiliki nama ilmiah Osteochilus haselti. Ciri identifikasi yang
didapatkan adalah bersisik, terdapat sungut disekitar mulut, empat jari-jari yang mengeras
pada sirip punggung.Hasil ini menyatakan bahwa ikan ini berasal dari ordo Ostariophysi.
Duri tunggal atau berbelah melingkari ada di muka atau di bawah, pinggir rongga mata
bebas, posisi mata agak kebawah dan tidak pernah terdapat 4 helai sungut, ikan ini berasal
dari family Cyprinidae. Pada sirip punggung dengan 10-18 jari-jari lemah bercabang
adalah ciri genus Osteochilus.Ikan ketujuh yang teridentifikasi adalah ikan patin yang
memiliki nama ilmiah Pangasius sp. Ikan ini tidak bersisik, memiliki sungut disekitar
mulutnya dan memiliki satu jari-jari yang mengeras pada bagian punggung yang
menandakan bahwa ikan ini berasal dari ordo Ostariophysi. Lubang sungut pada ikan ini
sangat kecil, berpinggiran mata yang bebas dan sirip punggung kecil serta di hidungnya
memiliki sungut, ikan ini berasal dari family Pangasidae. Posisi lubang hidung dekat ke
yang depan dan diatas garis antara lubang hidung di depan mata. Mata sebagian dibawah
garis yang melewati sudut mulut yang dapat diartikan bahwa ikan ini berasal dari genus
Pangasius.Ikan terakhir yang teridentifikasi adalah ikan Tongkol dengan nama ilmiah
Euthynnus sp. Ciri-ciri nya adalah sirip punggung dan dubur tidak panjang yang
merupakan identitas dari ordo Percomorphy. Badan memiliki bentuk V:15 jari-jari lemah,
sirip ekor bercabang pada pangkalnya, sirip kecil dibelakang sirip punggung dan terdapat
sirip dubur, ikan ini berasal dari family Scombridae. Badan tidak bersisik, kecuali lapisan
daerah sirip dada, merupakan ciri dari genus Euthynnus
IV. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai identifikasi dapat diambil
kesimpulan:
1. Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui mengenai identifikasi
spesies ikan yang di praktikan sebagai berikut. Secara umum semua ikan berasal
dari Kingdom Animalia, Filum Chordata dan Kelas pisces. Namun jika dilihat lebih
mengkerucut pada praktikum ini dapat diketahui bahwa, Ikan Patin merupakan
jenis ikan dari ordo Ostariophyri , family Pangasidae dan genus Pangasius. Ikan
Patin secara identifikasi memiliki nama ilmiah Pangasiussp. Ikan Lele, ikan Mas,
dan ikan Nilem berasal dari ordo yang sama, yakni berasal dari ordo Ostariophysi.
Ketiga spesies ini memiliki nama ilmiah, yakni ikan Lele ( Clariias batrachus ),
ikan Mas (Cyprinus carpio) dan ikan Nilem (Osteochilus haselti). Ikan Tongkol
dan ikan Kembung berasal dari ordo dan family yang sama yakni, ordo
Percimorphy dan family Scombridae. Ikan Tongkol memiliki nama ilmiah
(Euthynus sp) dan ikan Kembung memiliki nama ilmiah (Restrellinger sp). Ikan
Bandeng dengan ikan Kurisi berasal dari ordo yang sama yakni ordo
Malacopterygi. Ikan Bandeng memiliki nama ilmiah (Chanos chanos) dan ikan
Kurisi memiliki nama ilmiah (Nemiterus nematophorus).
5.2. Saran
Alat – alat praktikum diperlengkap. Fasilitas di laboratorium diperlengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Barus T.A dan Hesti wahyiningsih. 2006. Ikhtiologi. Usu-press, Medan
Boya, 1990.Anatomi.Yogyakarta : Kanisius
Fatkhomi. 2009.ekologi ikan. http://www.habitat-ikan09.pdf [30 september 2012].
Jeffri. 2010. Morfologi Ikan, Universitas Sriwijaya, Palembang.
Khairuman dan Suhenda D. 2002.Budidaya Ikan Patin Secara Intensif. Agromedia
Pustaka. Jakarta. 89 hal.
Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Saanin 1984, Subagja Y. 2009. Fortifikasi ikan patin (Pangasius sp) [skripsi].Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta.
Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rukmana R.1997.Ikan Nila.Budidaya dan Prospek Agribisnis.Kanisius. Yogyakarta
Rustidja. 2004. Pembenihan Ikan-Ikan Tropis. Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya. Malang.
Santoso. 1996. Budidaya Ikan Nila. Kanisius. Jakarta.
Sari, Citra. 2006. Kebiasaan Makan Ikan Lidah Di Perairan Ujung Pangkah Jawa
Timur.repositoryipb.ac.id [30 September 2012].
Wahyuningsih.H dan Barus. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi FMIPA USU,
Medan.
.