LAPORAN KARYA ILMIAH
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh NILAI PRAKTEK BIOLOGI
di SMA NEGERI 5 PEKANBARU
DISUSUN:KELOMPOK 2
JURUSAN:ILMU PENGETAHUAN ALAM
KELAS:XII IPA 5
SMA NEGERI 5 PEKANBARU
TP.2011-2012
1
ABSTRAC
RISET DAN STUDI WISATA
KETUA KELOMPOK:INDRI RAHMAWATI
ANGGOTA: DEASY STEFANY
TAUFIK RAKHMAN
FAHRIZAL
SUWITA LORA
KELAS:XI IPA 5
LOKASI RISET:PERKEBUNAN TEH PTP.NUSANTARA VI UNIT DAGANG DANAU KEMBAR,SUMBAR
WAKTU PELAKSANAAN RISET:21 JANUARY 2012
KEADAAN UMUM:
Lokasi/Topografi
Unit Usaha Danau Kembar terletak di lereng Selatan Gunung Talang atau ± 70 Km dari pusat Kota Padang. Secara topografi pada umumnya bergelombang sampai agak curam dan ketinggian dari permukaan laut antara 1300 - 1600 m dari permukaan laut.
Keadaan Tanah & Iklim
Secara geologis terdiri atas jenis tanah Andosal dan Latosal dengan iklim basah yang bercurah hujan 2600 mm/tahun dan kelembaban udara 82% s/d 90% dengan suhu rata-rata 18ºC s/d 25ºC.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
berkat dan hidayah-Nya sehingga tim peneliti dapat menyelesaikan laporan
2
penelitian dengan judul “FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN TEH(CAMELLIA SP)”
Pada kesempatan ini tim penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh staff dan karyawan perkebunan teh PTP.Nusantara vi(persero) unit usaha Danau Kembar, serta kepada ibu Yelfi yang telah membimbing kami, tanpa bantuan seluruh pihak sangat sulit bagi kami untuk dapat
menyelenggarakan kegiatan riset ini.
Tim penulis telah berusaha untuk menyempurnakan tulisan ini, namun
sebagai manusia kami pun menyadari akan keterbatasan maupun kehilafan dan
kesalahan yang tanpa kami sadari. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk
perbaikan laporan akhir ini akan sangat kami nantikan.
Pekanbaru,5 Februari 2012
DAFTAR ISI
BAB Halaman
JUDUL RISET............................................................................... 1
ABSTRACT.............................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................. 3
DAFTAR ISI ........................................................................... 4
3
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................6
1.2 Perumusan Masalah ........................................................9
1.3 Tujuan riset........................................................................10
II. BAHAN ............................................................10
2.1 METODE........................................................11
2.2 CARA KERJA.................................................11
III. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................11
3.1 SYARAT TUMBUHNYA TEH........................................16
3.2 HAMA DAN GULMA..........................................................17
3.3 KANDUNGAN TEH...............................................................17
IV.DAFTAR RUJUKAN................................................................20
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) adalah tanaman
perkebunan yang termasuk bahan penyegar. Hasil tanaman berupa pucuk daun
diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan minuman. Mengkonsumsi teh selain
menyegarkan tubuh, ternyata juga memberi manfaat bagi kesehatan. Senyawa
bermanfaat yang dikandung pucuk teh antara lain adalah polifenol dan flourida.
Polifenol bermanfaat sebagai anti kanker dan fluorida bermanfaat bagi kesehatan
gigi (Pambudi, 2000).
Teh sebagai salah satu komoditas perkebunan hingga saat ini mampu
memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian indonesia melalui devisa
yang dihasilkan. Volume ekspor daun teh kering Indonesia mengalami
peningkatan dari 94 ribu ton pada tahun 1999 menjadi 97,8 ribu ton tahun 2001.
Nilai ekspor teh Indonesia juga meningkat dri 92 juta US $ pada tahun 1999
menjadi 97 juta US $ tahun 2001 (Badan Pusat Statistik, 2002).
Pemenuhan permintaan dari pasar dalam dan luar negeri terhadap produk
5
tanaman teh Indonesia memerlukan kontinuitas dan peningkatan produksi teh
adalah pemupukan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan bahkan
meningkatkan kesuburan tanah.
Tanaman teh dipanen secara teratur daun muda atau pucuknya. Agar
pucuk daun yang dihasilkan kontinu dan optimal, maka tanaman teh terus
diperthankan untuk berada dalam fase vegetatif.
Pertumbuhan tanaman teh bergantung pada faktor genetik dan lingkungan.
Tanaman teh selain ditanaman di Tanah Andisol, juga ditanam di tanah
Inceptisol dan Entisol. Masing-masing jenis tanah tersebut memiliki sifat yang
berbeda-beda sehingga pemupukannya perlu disesuaikan dengan jenis tanahnya.
Kesuburan tanah adalah salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman teh. Rahardjo dan Salim (1995) mengemukakan bahwa
tanah-tanah pada perkebunan teh telah mengalami degradasi kesuburan fisik,
kimia dan biologi tanah. Menurunnya kesuburan tanah pada kebun teh dapat
mengurangi pertumbuhan dan hasil tanaman teh.
Ketersediaan hara yang cukup akan sangat menentukan pertumbuhan
tanaman. Apabila hara kurang tersedia, maka perlu dilakukan upaya penambahan
hara tersebut yang disebut pemupukan. Pemupukan adalah pemberian unsur-unsur
hara ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Tujuannya untuk meningkatkan daya dukung tanah terhadap pertumbuhan dan3
produktivitas tanaman (Rachmiati dan Salim, 2002). Pupuk yang diberikan dapat
berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik.
Pemupukan pada tanaman teh dilakukan secara teratur sejak bibit mulai
ditanam di lapangan. Tanman teh yang baru dipindahtanamkan ini hingga
berumur tiga tahun belum berproduksi dan hanya dipupuk dengan pupuk
anorganik atau pupuk buatan saja.
Pupuk organik mempunyai beberapa keunggulan antara lain dapat
meningkatkan kapasitas tanah dalam mengikat air dan juga dalam menyediakan
6
hara bagi tanaman. Walaupun kadar hara yang dikandung lebih rendah, tetapi
pupuk organik mengandung unsur hara mikro yang lebih lengkap dibandingkan
pupuk anorganik.
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan
alami daripada bahan pembenah buatan atau sintetis. Pada umumnya pupuk
organik mencegah tewrjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah (crusting) dan
retakan tanah. Definisi yang dikemukakan oleh International Organization for
Standardization (ISO) bahwa pupuk organik adalah bahan organik atau bahan
karbon , pada umumnya berasal dari tumbuhan dan atau hewan, ditambahkan ke
dalam tanah secara spesifik sebagai sumber hara, pada umumnya mengandung
nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan atau hewan (Rachman Sutanto, 2002)
Salah satu pupuk organik yang sering digunakan adalah kompos. Kompos
adalah pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa
buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Selain mudah didapatkan di
pasaran, pupuk kompos juga dapat dibuat sendiri untuk menghemat biaya.
Kompos pupuk kita, salah satu merek dagang kompos yang terbuat dari
bahan organik murni dan mikroba bermanfaat, berbentuk serbuk dan berwarna
coklat kehitaman. Kompos ini berfungsi untuk memperbaiki kondisi fisik tanah
dan sebagai penambah unsur hara makro dan mikro. Unsur hara penting yang
terkandung antara lain 1,10% N; 1,35% P; 1,35% K dilengkapi dengan unsur Ca,
dan Mg
Perumusan Masalah
7
Tanaman teh termasuk tanaman tahunan. Melalui teknik budidaya yang baik
sejak pembibitan hingga penanaman di lapangan, diharapkan tanaman
teh dapat terus memberikan hasil optimal hingga puluhan tahun. Pemeliharaan
tanaman teh perlu mendapat perhatian besar karena kekeliruan dalam
pengelolaannya dapat mengakibatkan umur tanaman umur tanaman menjadi lebih
pendek dan produksinya rendah (Astika, dkk., 1991).
Ketersediaan unsur hara dalam tanah adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ketersediaan hara adalah adanya unsur
hara yang diperlukan dalam bentuk yang dapat diserap tanaman. Kekeurangan
unsur hara tersedia yang dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh optimal, perlu
diantisipasi melalui upaya pemupukan.
Unsur hara esensial yang diperlukan tanaman teh pada masa awal
pertumbuhannya adalah fosfor. Kekurangan P akan menghambat pertumbuhan
akar tanaman muda sehingga penyerapan tidak optimal dan pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan juga akan terganggu (Jones, Wolf, Mills, 1991). Gejala yang
tampak pada tanaman teh yang kekurangan hara P antara lain adalah daun yang
nekrosis dengan warna violet berbentuk bulat atau tidak teratur. Pada gejala lanjut
daun tua rontok dengan ukuran yang mengecil dibanding ukuran normalnya
Berdasarkan uraian di atas maka masalah dapat di identifikasi :
setelah mengamati hamparan perkebunan teh, beri tanggapan tentang keadaan pertumbuhan teh yang ada di sekitarmu dan apa alasannya?
Tentukan suhu,kelembaban dan tekstur tanah di areal riset?
tentukan jenis gulma dan hama yang ada di perkebunan teh tersebut?
jelaskan tujuan pemangkasan tanaman teh secara berkala?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan teh
Mengetahui pengaruh suhu,kelembaban,dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan teh
8
Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap budidaya teh
Dapat membuat herbarium dan insectarium
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam usaha pengembangan
budidaya tanaman teh, khususnya dalam pembibitan. Informasi ini juga berguna
bagi para pelajar untuk mengembangkan penelitian di masa yang akan datang .
BAHAN DAN ALAT :
Botol tempat awetan
Alcohol 70 %
Plastik ukuran 5 kg,3 lembar
Koran bekas 4 lembar
Papan LJK 2 buah
Kapas
Thermometer
Hygrometer
Indicator universal
METODE:
Pengamatan langsung terhadap objek dan wawancara kepada pekerja pabrik,
CARA KERJA:
1.Pengamatan terhadap tanaman teh
2.Membuat catatan tentang pengamatan yang dilakukan berupa kesimpulan
3.Membuat herbarium: memilih tumbuhan yang ada dilokasi perkebunan,masukkan ke dalam plastik,olesi dengan alcohol menggunakan kapas,angin anginkan tanaman tersebut,aturlah tanaman tersebut di atas lipatan koran lalu pres dgn memakai papan LJK,bungkus kembali dengan kertas koran dan ikat memakai tali rafia.
4.membuat insectarium:dengan memakai insect net,tangkaplah seranggga yang ada dilokasi,masukkan ke plastik,kemudian setelah serangga itu mati olesi dengan alkohol.
HASIL DAN PEMBAHASAN:9
Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia sinensis L) dari familia Theaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Burma. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh ini dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 m tinggi. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m tinggi dengan pemangkasan secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas daun teh yang cukup banyak.Ada beberapa jenis teh yang terdapat di seluruh dunia yaitu:
1. Teh Hitam
* Disebut juga sebagai teh merah oleh bangsa Cina, Jepang dan Korea. Merupakan jenis teh yang paling populer dan sering dikonsumsi di Asia, termasuk Indonesia. Teh hitam lebih lama mengalami proses oksidasi dibanding the-teh lainnya. Jenis teh ini memiliki aroma kuat dan bisa bertahan lama jika disimpan dg baik* Katekin lebih sedikit* Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, dan stroke. Karena zat flavonoid quercetin, kaempfrol, dan myricetin dalam teh yang dapat mencegah kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol, mempengaruhi kadar hormon stress* Masa seduh : 3 – 5 menit, 100 ‘C
2. Teh Hijau
* Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan kanker. Teh ini diperoleh dari pucuk daun teh segar yang mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu tinggi* Manfaat : melangsingkan tubuh* Masa seduh : 1 – 3 menit, 70 ‘C
3. Teh Putih
* Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan.Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih pucat dengan aroma lembut dan segar* Katekin dalam jumlah tinggi* Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni penguapan dan pengeringan. Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan. Tanpa adanya pelayuan, penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak berubah. Teh yang dihasilkan pun berwarna putih keperakan. Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan sembarangan* Diklaim mempunyai manfaat terbaik dari semua jenis teh* Manfaat : menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih baik
10
dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan tubuh* Masa seduh : 5 – 7 menit, 60 ‘C
4. Teh Oolong
* Teh tradisional cina yang mengalami proses oksidasi atau fermentasi sebagian. Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh hitam* Masa seduh : 5 – 7 menit
5. Teh Herbal (Teh bohongan)
* Jenis teh yang disebut tisane atau herbal tea ini bukan dibuat dari daun teh (Camelia Sinensis). Namun dibuat dari daun, bunga, akar dan biji tumbuhan, contoh Tisane yang terkenal adalah Chamomile, Hibiscuss atau Rosela dan Bunga Krisant.
Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik daunnya secara menerus setelah umur 5 tahun. Dengan pemeliharaan yang baik tanaman teh dapat memberi hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun. Kebun-kebun teh karenanya perlu senantiasa memperoleh pemupukan secara teratur, bebas serangan hama penyakit tanaman, memperoleh pemangkasan secara baik, memperoleh curah hujan yang cukup. Kebun-kebun teh perlu diremajakan setelah tanaman tehnya berumur 40 tahun ke atas.
Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah dengan ketinggian 200-2.000 m di atas permukaan laut. Di daerah-daerah yang rendah umumnya tanaman teh kurang dapat memberi hasil yang cukup tinggi. Tanaman teh menghendaki tanah yang dalam dan mudah menyerap air. Tanaman ini tidak tahan terhadap kekeringanserta menuntut curah hujan minimum 1.200 mm yang merata sepanjang tahun.
Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang dipetik sekali dengan selang 7 sampai 14 hari, tergantung dari keadaan tanaman di masing-masing daerah. Cara pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat menentukan mutu teh yang dihasilkannya. Dibedakan cara pemetikan halus (fine plucking) dan cara pewmetikan kasar (coarse plucking). Pemetikan daun hingga kini masih dilakukan oleh tenaga manusia, bahkan sebagian besar oleh tenaga-tenaga wanita. Untuk menghasilkan teh mutu baik perlu dilakukan pemetikan halus, yaitu: hanya memetik daun pucuk dan dua daun di bawahnya. Ada pula yang melakukan pemetikan medium, dengan juga memetik bagian halus dari daun ketiga di bawah daun pucuk. Pemetikan kasar sering pula dilakukan bebewrapa perkebunan (rakyat), yaitu: pemetikan daun pucuk dengan tiga atau lebih banyak daun di bawahnya, termasuk batangnya.
Perkebunan teh terpusat di dataran menengah dan tinggi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan. Pada tahun 1990 luas perkebunan teh di Indonesia 129.500 ha. Produksi teh pada tahun 1998 mencapai 136.109 ton. Klasifikasi botani tanaman teh adalah sebagai berikut:
Teh
11
Camellia sinensis (L.)O.K
Nama umum
Indonesia: Teh
Inggris: Tea
KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Theales Famili: Theaceae Genus: Camellia Spesies: Camellia sinensis (L.)O.K
B. MANFAAT TANAMAN
Daun teh adalah bahan pembuat minuman teh yang populer di seluruh penjuru dunia. Air teh yang kita minum mengandung kafein, teofilin, vitamin A, B, C, zat yang tidak larut dalam air seperti serat, protein dan pati serta zat yang larut di dalam air seperti gula, asam amino dan mineral. Jadi selain sebagai minuman, teh juga mempunyai nilai gizi. Disamping itu teh juga bisa dijadikan obat yaitu sebagai antidotum pada keracunan oleh logam-logam berat dan alkaloida.
Daun teh barbau khas aromatik , rasanya agak sepet . Mengenai uraian makroskopiknya yaitu sebagai berikut:
Helai daun dapat dikatakan cukup tebal, kaku berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang, panjangnya tidak lebih dari 5 cm, bertangkai panjang
Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun muda permukaan bawahnya berambut sedang telah tua menjadi licin
Tepi daun bergerigi, agak tergulung ke bawah, berkelenjar yang khas dan terbenam
Kandungan zat pada daunnya 1%-4% kofeine, 7%-15% tanin dan sedikit minyak atsiri. Dalam penggunaan sebagai obat antidotum pada keracunan oleh logam-logam berat dan alkaloida, petiklah kuncup daun berikut 2-3 helai dau dibawahnya, digulung dan difermentasikan untuk kemudian diberikan pada penderita.
RINGKASAN:
Tanaman teh tergolong tanaman perdu, karena mengalami
12
pemangkasan yang teratur maka tanaman teh hasil budidaya mempunyai
percabangan yang banyak dan melebar. Apabila dibiarkan tumbuh tanpa
pemangkasan. Tanaman teh dapat tumbuh mencapai tinggi 10-15 m pada
var.assamica dan 3-6 m pada var.sinensis
Sistem perakaran teh adalah akar tunggang. Pada tanaman teh yang
diperbanyak melalui stek, akar tunggang tidak tumbuh tetapi yang tumbuh adalah
akar serabut. Selain berfungsi sebagai penyerap air dan hara, akar tanaman teh
juga berfungsi sebagai organ penyimpan cadangan makanan yang besar
manfaatnya terutama setelah tanaman dipangkas. Perkembangan akar serabut teh
dapat mencapai kedalaman 40 cm pada tanaman dewasa, tetapi perkembangan
paling aktif da banyak adalah mulai permukaan tanah sampai kedalaman 10 cm.
Daun teh merupakan daun tunggal. Helai daun berbentuk lanset dengan
ujung meruncing dan bertulang menyirip. Tepi daun lancip atau bergerigi. Daun
tua licin di kedua permukaannya sedangkan pada daun muda bagian bawahnya
terdapat bulu tua licin di kedua permukaannnya sedangkan pada daun muda
bagian bawahnya terdapat bulu.
Syarat tumbuh tanaman teh
Jenis tanah yang paling sesuai untuk pertanaman teh adalah Andisol,
sedangkan Ultisol dan Entisol tingkat kesesuaiannya lebih bersyarat. Kemasaman
tanah yang cocok adalah pada kisaran pH 4,5 – 5,6. Ketinggian tempat dimana
tanaman teh dapat tumbuh optimal adalah 700 – 1200 m dpl.
Ketinggian tempat akan menentukan temperatur. Temperatur optimum untuk
tanaman teh berkisar antara 13 – 25
Unsur iklim yang juga sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman teh adalah curah hujan. Curah hujan ratarata yang optimal bagi pertumbuhan teh adalah 2500 – 3500 mm/tahun
Kompos Sebagai Sumber Bahan Organik
13
Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah mengalami
proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganismee yang bekerja di
dalamnya.
Pupuk organik yang berada dalam tanah berasal dari penguraian sisa-sisa
tanaman dan hewan. Bahan organik sangat bermanfaat sebagai sumber energi
untuk pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme tanah, serta sangat penting
dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Kandungan teh
Polifenol
Polifenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh kita karena lingkungan udara yang tercemar polusi dan juga dari makanan yang kita makan.
Vitamin E
Dalam satu cangkir teh mengandung vitamin E sebanyak sekitar 100-200 IU yang merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi menjaga kesehatan jantung dan membuat kulit menjadi halus.
Vitamin C
Vitamin ini berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia. Selain itu vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk ketahanan tubuh manusia terhadap penyakit.
Vitamin A
Vitamin A yang ada pada teh berbentuk betakaroten merupakan vitamin yang diperlukan tubuh dapat tercukupi
Hama Dan Gulma
14
Helopeltis antonii
Serangga dewasa seperti nyamuk, menyerang daun teh dan ranting muda. Bagian yang diserang berbercak coklat kehitaman dan mengering. Serangan pada ranting dapat menyebabkan kanker cabang. Pengendalian: pemetikan dengan daur petik 7 hari, pemupukan berimbang, sanitasi, mekanis, predator Hierodula dan Tenodera, Insektisida nthio 330 EC, Carbavin 85 WP, Mitac 200 EC.
Ulat jengkal (Hyposidra talaca, Ectropis bhurmitra, Biston suppressaria)
Ulat berwarna hitam atau coklat bergaris putih, menyerang daun muda, pucuk dan daun tua, serangan dapat di kebun atau persemaian. Daun yang diserang bergigi/berlubang. Pengendalian: membersihkan serasah dan gulma, pemupukan berimbang dan insektisida Lannate 35 WP, Lannate L.
Ulat penggulung daun (Homona aoffearia)
Ulat berukuran 1-2,5 cm menyerang daun teh muda dan tua. Daun tergulung dan terlipat. Pengendalian: cara mekanis, melepas musuh hayati seperti Macrocentrus homonae, Elasmus homonae, insektisida Ripcord 5 EC.
Ulat penggulung pucuk (Cydia leucostoma)
Ulat berukuran 2-3 cm berada di dalam gulungan pucuk teh. Pengendalian: cara mekanis, hayati dengan melepas musuh alami Apanteles dan insektisida Bayrusil 250 EC, Dicarbam 85 S, Sevin 85S.
Ulat api (Setora nitens, Parasa lepida, Thosea)
Ulat berbulu menyerang daun muda dan tua, tanaman menjadi berlubang. Pengendalian: cara mekanis, hayati dengan melepas parasit dan insektisida Ripcord 5 EC dan Lannate L.
Tungau jingga (Brevipalpus phoenicis)
Berukuran 0,2 mm berwarna jingga, menyerang daun teh tua di bagian permukaan bawah. Terdapat bercak kecil pada pangkal daun, tungau membentuk koloni di pangkal daun, Lalu serangan menuju ujung daun, daun mengering dan rontok. Pengendalian: (1) cara mekanis, pengendalian gulma, pemupukan berimbang, predator Amblyseius, (2) insektisda Dicofan 460 EC, Gusadrin 150 WSC, Kelthane 200 EC, Omite 570 EC.
Penyakit
Cacar teh
Penyebab: jamurExobasidium vexans. Menyerang daun dan ranting muda. Gejala: bintik-bintik kecil tembus cahaya dengan diameter 0,25 mm, pada stadium lanjut pusat bercak menjadi coklat dan terlepas sehingga daun bolong. Pengendalian: mengurangi pohon pelindung, pemangkasan sejajar permukaan tanah, pemetikan dengan daur pendek (9 hari),
Busuk daun
15
Penyebab: jamur Cylindrocladum scoparium. Gejala: daun induk berbercak coklat dimulai dari ujung/ketiak daun, daun rontok, setek akan mati. Pengendalian: mencelupkan stek ke dalam fungisida. Jika persemaian terserang semprotkan benomyl 0,2%.
Mati ujung pada bidang petik
Penyebab: jamurPestalotia tehae. Sering menyerang klon TRI 2024. Gejala: bekas petikan berbercak coklat dan meluas ke bawah dan mengering, pucuk baru tidak terbentuk. Pengendalian: pemupukan tepat waktu, pemetikan tidak terlalu berat, fungisida yang mengandung tembaga.
Penyakit akar merah anggur
Di dataran rendah 900 meter dpl terutama tanah Latosol. Penularan melalui kontak akar. Penyebab: jamur Ganoderma pseudoferreum. Gejala: tanaman menguning, layu, mati. Pengendalian: membongkar dan membakar teh yang sakit, menggali selokan sedalam 60-100 cm di sekeliling tanaman sehat, fumigasi metil bromida atau Vapam.
Penyakit akar merah bata
Penyebab: jamur Proria hypolatertia.Di dataran tinggi 1.000-1.500 meter dpl. Ditularkan melalui kontak akar, Gejala: sama dengan penyakit akar merah anggur. Pengendalian: sama dengan penyakit akar merah anggur.
Penyakit akar hitam
Penyebab: jamur Rosellinia arcuata di daerah 1.500 meter dpl dan R. bunodes di daerah 1.000 meter dpl. Gejala: daun layu, menguning, rontok dan tanaman mati, terdapat benang hitam di bagian akar, di permukaan kayu akar terdapat benang putih (R. arcuata) atau hitam (R. bunodes). Pengendalian: sama dengan penyakit akar umumnya.
Jamur akar coklat jamur kanker belah, jamur leher akar, jamur busuk akar , jamur akar hitam. Menyerang akar, pengendalian: sama dengan penyakit akar umumnya.
5.5. Pengemasan
Pasar internasional memerlukan dua macam teh yaitu:a) Teh hijau yang tidak difermentasi.b) Teh hitam yang difermentasi.
Kedua jenis teh tersebut diekspor dalam bentuk daun (leaf) atau serbuk teh (dust). Teh hijau dikemas dalam kemasan 3 kg baik untuk daun maupun serbuk teh.
REFERENSI
Daftar Pustaka
a) M.Sultoni Arifin, Dr. dkk. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Pusat Penelitian Perkebunan Gambung. Bandung.b) Rasjid Sukarja, Ir. 1983. Petunjuk Singkat Pengelolaan Kebun Teh. Badan Pelaksana
16
Protek Perkebunan Teh Rakyat dan Swasta Nasional. Bandung.c) Trubus No. 346. 1998. Kebun Teh Jepang di Garut.
17