Laporan Kegiatan Tahun 2018
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
tersusunnya Laporan Kegiatan Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup periode tahun 2018.
Laporan Tahunan ini disusun dalam rangka penyampaian informasi terkait
kegiatan dan inisiasi yang telah dilakukan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Laporan ini juga
sebagai salah satu cara mewujudkan keterbukaan informasi publik Kedeputian bidang
TRLH dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2018.
Pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak terkait. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan setinggi-
tingginya atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Jakarta, Januari 2019
Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dr. Ir Oswar M. Mungkasa, MURP
Laporan Kegiatan Tahun 2018
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kegiatan Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
(TRLH) periode tahun 2018 disusun dalam rangka penyampaian informasi terkait kegiatan
Kedeputian Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas, fungsi, dan tata
kerja untuk membantu Gubernur DKI Jakarta dalam menyelenggarakan Pemerintahan
Provinsi DKI Jakarta di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dengan mengacu kepada
Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008.
Salah satu fungsi utama dari Deputi Gubernur adalah memberikan saran dan
pertimbangan kepada Gubernur. Upaya penyusunan saran tersebut kemudian dilaksanakan
diantaranya melalui pengamatan terhadap pelaksanaan pembangunan, pembelajaran
praktek unggulan, dan diskusi tematik. Berdasar hasil pengamatan terhadap pelaksanaan
pembangunan oleh berbagai Satuan Perangka Kerja Daerah (SKPD), ditemukenali praktek
yang berlaku umum yaitu para SKPD masih bekerja dalam ‘silo’ (cerobong). Isu yang
seharusnya ditangani lintas SKPD hanya ditangani oleh masing-masing SKPD sehingga
hasilnya menjadi tidak efisien dan efektif. Salah satu penyebab utama terjadinya fenomena
ini terutama disebabkan tidak tersedianya acuan bersama terkait penanganan isu tersebut.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) masih terlalu umum,
sementara Rencana Strategis SKPD cenderung fokus pada tugas pokok dan fungsi masing-
masing SKPD. Dibutuhkan suatu acuan yang dapat dipedomani dan menjadi komitmen
berbagai SKPD terkait dalam penanganan isu. Untuk itu, Kedeputian bidang TRLH
berinisiatif menyusun acuan bersama untuk penanganan isu utama berupa sebuah Desain
Besar/Grand Design.
Desain Besar/Grand Design dimaknai sebagai sebuah dokumen yang menjadi acuan
bagi seluruh pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat bahkan swasta dalam penanganan
sebuah isu. Desain Besar/Grand Design setidaknya terdiri dari visi, misi, kebijakan, target,
peta jalan, dan rencana aksi. Desain Besar/Grand Design disusun berdasar pendekatan
kolaboratif dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Desain Besar/Grand
Design merupakan perwujudan komitmen pemangku kepentingan, sehingga diharapkan
penanganan suatu isu dapat dilaksanakan bersama. Dengan demikian, pelaksanaan
pembangunan menjadi lebih efisien dan efektif.
Inisiasi penyusunan Desain Besar/Grand Design dimulai pada awal tahun 2016,
berupa Desain Besar/Grand Design Green Building sebagai upaya untuk mendorong
percepatan pengembangan skema bangunan gedung hijau di Jakarta. Pada bulan Januari
2018 Kedeputian TRLH telah berhasil meluncurkan 5 (lima) Desain Besar/Grand Design.
Kelima Desain Besar/Grand Design tersebut adalah: (i) Desain Besar/Grand Design Sistem
Pengelolaan Sampah bekerjasama dengan inovator dan entreprenur dalam teknologi dan
sistem pengelolaan sampah (ii) Desain Besar/Grand Design Green Building bekerjasama
dengan International Finance Corporation (IFC). Keberadaan Desain Besar/Grand Design ini
didasari oleh kondisi tersendatnya implementasi Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2012
tentang Bangunan Gedung Hijau (BGH). (iii) Desain Besar/Grand Design Kota Layak Anak
bekerjasama dengan PLAN International Indonesia, (iv) Desain Besar/Grand Design
Laporan Kegiatan Tahun 2018
iii
Pertanian Perkotaan/Urban Farming bekerjasama dengan konsorsium MURIA (Marunda
Urban Resilience In Action) yang dikoordinasikan oleh Konperensi Wali Gereja Indonesia
melalui LSM bentukannya, Karitas, dengan dibantu oleh CARE dan (v) Desain Besar/Grand
Design Air Minum dan Air Limbah Domestik bekerjasama dengan USAID-IUWASH PLUS
(Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene/Penyehatan Lingkungan untuk Semua).
Penyusunan Desain Besar/Grand Design ini disertai dengan pengembangan Peta Interaktif;
yaitu peta yang menunjukkan kondisi layanan air minum dan sanitasi/air limbah domestik
per-kelurahan di DKI Jakarta.
Adapun Desain Besar/Grand Design yang masih berlangsung proses penyusunannya
adalah (i) Desain Besar/Grand Design Penanganan Polusi Udara bekerjasama dengan
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan NGO Vital Startegies, (ii) Desain Besar
Penanggulangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas Bekerjasama dengan BPBD dan
Palang Merah Indonesia (PMI), (iii) Desain Besar Penataan Permukiman Kumuh
bekerjasama dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Tim
KOTAKU.
Fungsi Deputi Gubernur lainnya yang tak kalah beratnya adalah pengoordinasian,
pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan lingkungan
hidup. Salah satu isu dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta adalah masih
berlangsungnya fenomena ‘silo’ dalam keseharian SKPD.
Keseluruhan kegiatan tersebut di atas memerlukan upaya koordinasi yang intensif
yang disertai pemantauan dan evaluasi berkala. Upaya pengarusutamaan konsep dan
kemitraan dengan pihak luar relatif sulit terlaksana. Pendekatan kolaboratif masih
merupakan hal baru dan masih membutuhkan waktu cukup lama sebelum dapat diadopsi
dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta. Fenomena silo cukup memperlambat proses
birokrasi pemerintahan.
Fungsi Deputi Gubernur lainnya adalah komunikasi publik sebagai upaya
meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat secara luas. Dalam
konteks ini, komunikasi publik diterjemahkan dalam bentuk kegiatan seperti (i) menerima
audiensi baik dari LSM, akademisi, praktisi dan profesional; (ii) berkomunikasi dengan
masyarakat yang melayangkan keluhannya melalui surat kepada Kedeputian TRLH/melalui
dispo Gubernur; (iii) melakukan wawancara dengan media massa dan LSM untuk
menyampaikan program pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Fungsi lainnya adalah komunikasi antarlembaga dalam bentuk (i) penjajakan
kemitraan baik dengan pemerintah, swasta, perguruan tinggi bahkan LSM; (ii) kunjungan
berkala ke SKPD terkait untuk memperoleh gambaran langsung pelaksanaan pembangunan
dan memperoleh masukan bagi penyusunan saran dan pertimbangan kepada Gubernur; (iii)
audiensi dari berbagai lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah.
Sebagai ibukota negara, lebih dari seratus perwakilan negara asing dan lembaga
internasional berlokasi di Jakarta. Selain itu, kehadiran tamu negara dan kegiatan penting
nasional juga banyak yang berlangsung di Jakarta. Kehadiran Gubernur DKI Jakarta menjadi
tak terhindarkan. Dengan demikian, Deputi Gubernur juga mempunyai peran lainnya untuk
mewakili Gubernur, diantaranya menghadiri perayaan ulang tahun kemerdekaan negara
sahabat, mewakili Gubernur dalam forum internasional seperti pertemuan tahunan C40,
ICLEI, UCLG, pertemuan lembaga donor dan PBB, pertemuan walikota dunia. Selain itu
juga, mewakili Gubernur dalam menerima audiensi tamu penting baik dari dalam maupun
Laporan Kegiatan Tahun 2018
iv
luar negeri. Termasuk dalam kegiatan ini adalah mewakili Gubernur memberi sambutan
dalam seminar, konperensi, dan lokakarya.
Keseluruhan tugas dan fungsi tersebut dilaporkan setiap bulan kepada Gubernur.
Pelaporan rutin ini menjadi salah satu Key Performance Indicator (KPI)/Indikator Kinerja
Utama (IKU).
Sementara setiap akhir bulan Kedeputian Gubernur diwajibkan menyampaikan 5 nota
dinas yang terdiri dari (i) 2 (dua) nota dinas berupa saran dan pertimbangan kepada
Gubernur; (ii) 2 (dua) nota dinas berupa komunikasi publik; dan (iii) nota dinas laporan
kegiatan kedeputian.
Dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas dan manajemen kinerja internal,
Kedeputian Gubernur bidang TRLH sejak tahun 2016 telah membangun dan
mengembangkan 3 (tiga) inisiatif yang dikelola secara swadaya, yaitu:
(i) Pengelolaan surat dinas secara elektronis melalui Naskah Dinas
(http://naskahdinas.tarulh.com) yang menghasilkan kemudahan akses dalam
penggunaan, kemudahan dan kecepatan dalam pencarian data surat dinas, efektif dan
efesiensi waktu distribusi surat dinas. Keberadaan sistem tersebut, membantu
kedeputian TRLH meminimalisir penggunaan kertas (paperless),
(ii) Manajemen pengetahuan/knowledge management (http://km.tarulh.com/).
Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) ditujukan untuk
mempermudah proses pengumpulan, penyimpanan dan berbagi tukar pengetahuan
(knowledge sharing) diantara pimpinan-pimpinan, pimpinan-staf dan staf-staf.
Penerapan manajemen pengetahuan mendorong terdokumentasikannya pengetahuan
sehingga dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia setidaknya di internal Kedeputian TRLH. Manajemen
Pengetahuan TRLH saat ini sudah menyimpan 477 materi presentasi, 3 bahan
publikasi, 4 buku, 8 makalah dan 22 laporan bulanan,
(iii) Portal Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang TRLH (tarulh.com). Portal
tarulh.com ini adalah bentuk transparansi Kedeputian TRLH kepada publik. Masyarakat
dapat secara berkelanjutan mengikuti kegiatan Kedeputian TRLH dan mengetahui
berkembangan dari kegiatan yang dilaksanakan. Portal kedeputian TRLH ini cukup
diminati oleh pengunjung, terbukti dengan data pengunjung portal yang dapat
mencapai 2.300 kunjungan per-bulannya (berdasar data statistik google analytic).
Laporan ini tidak menampilkan keseluruhan kegiatan tetapi hanya kegiatan utama dan
dipandang penting yang dapat memberi gambaran keseluruhan kegiatan Kedeputian bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Namun demikian, keseluruhan kegiatan Kedeputian
bidang TRLH dilaporkan setiap bulan melalui Laporan Bulanan Aktivitas Kedeputian yang
dapat diakses melalui portal Kedeputian Gubernur bidang TRLH (tarulh.com).
Laporan Kegiatan Kedeputian bidang TRLH periode Tahun 2018 ini merupakan
upaya maksimal untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjanjian Kinerja yang
telah ditetapkan, dengan harapan semoga dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan
peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
v
DAFTAR AKRONIM DAN SINGKATAN
100RC : 100 Resilient Cities
ACP : Ambitious City Promises
ADB : Asian Development Bank
AIIB : Asia Infrastructure Investment Bank
AmCross : American Red Cross
AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APEKSI : Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia
ARI : Aliansi Remaja Independen
ARKI : Alumni Rancang Kota ITB
Asbang : Asisten Pembangunan
ASDEP : Asisten Deputi
ASPPHAMI : Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia
ATK : Alat Tulis Kantor
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BAU : Bussines as Usual
BCA : Building and Construction Authority
BERSIH : Bersama Kita Perbaiki Sanitasi dan Hygiene
Biro KDH KLN : Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri
Biro TaPem : Biro Tata Pemerintahan
BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana
BPAD : Badan Pengelola Aset Daerah
BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPLHD : Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
BPN : Badan Pertanahan Nasional
BPPB : Balai Penelitian Perkebunan Besar
BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BPS : Badan Pusat Statistik
BPSDM : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Laporan Kegiatan Tahun 2018
vi
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
C40 : Cities Climate Leadership Group
CLC : Center for Livable City
CRO : Chief Resilient Officer
Daring : Dalam Jaringan/on line
DCKTRP : Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan
Dirut : Direktur Utama
DisDik : Dinas Pendidikan
Diskomintik : Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
DKI : Daerah Khusus Ibukota
DKPKP : Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian
DLH : Dinas Lingkungan Hidup
DPE : Dinas Perindustrian dan Energi
DPGP : Dinas Perumahan dan Gedung Pemda
DPMPTS : Dinas Penanaman Modal dan Penanaman Terpadu Satu Pintu
DPPAPP : Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian
Penduduk
DPRKP : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
DSDA : Dinas Sumber Daya Air
ECPAT : End Child Prostitution, Child Pornography and Trafficking
Of Children for Sexual Purposes
ERP : Electronic Road Pricing
ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral
EWINDO : East West Seed Indonesia
FALI : Florida Association of Licensed Investigators
Fasum : Fasilitas Umum
FGD : Forum Group Discussion
Forum GBH : Forum Bangunan Gedung Hijau
GBCI : Green Building Council Indonesia
GPCI : Green Product Council Indonesia
GRK : Gas Rumah Kaca
GWH : Gigawatt Hour
HCC : Human Cities Coalition
Laporan Kegiatan Tahun 2018
vii
HGB : Hak Guna Bangunan
HIPMI : Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
HM : Hak Milik
HUD : Housing Urban Development
IAIB : Infrastructure Asian Invesment Bank
IALI : Ikatan Ahli Lansekap Indonesia
ICLEI : International Council for Local Environtmental Initiatives
ICMA : International City/Country Management Association
ICJR : Institute for Criminal Justice Reform
IDF : Indonesia Development Forum
IFC : International Finance Corporation
IFHD : India Foundation for Humanistic Development
IKU : Indikator Kinerja Utama
INSWA : Indonesia Solid Waste Association
IPAL : Instalasi Pengelolaan Air Limbah
IPTB : Izin Pelaku Teknis Bangunan
ITF : Intermediate Transfer Facility
IUWASH PLUS : Urban Water, Sanitation, and Hygine Penyehatan Lingkungan
Untuk Semua
Jabodetabek : Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi
Jakpro : Jakarta Propertindo
JCC : Joint Coordination Commitee
JICA : Japan International Cooperation Agency
JPI : Jakarta Properti Indonesia
KARINA : Caritas Indonesia
KBBM : Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat
KDH : Kepala Daerah
Kemen : Kementerian
Kepgub : Keputusan Gubernur
KESDM : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
KLA : Kota Layak Anak
KLHK : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KLN : Kerjasama Luar Negeri
KM : Knowledge Management
Laporan Kegiatan Tahun 2018
viii
KPI : Key Performance Indicator
KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi
KSI : Knowledge Sector Initiative
LHK : Lingkungan Hidup dan Kehutanan
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah
MIGA : Multilateral Investment Guarantee Agency
Monas : Monumen Nasional
MURIA : Marunda Urban Resilient In Action
NaCl : Natrium Klorida
NCCS : National Climate Change Secretariat
NCICD : National Capital Integrated Coastal Development
NGO : Non Government Organization
NJOP : Nilai Jual Objek Pajak
NUA : New Urban Agenda
OPD : Organisasi Perangkat Daerah
P5 : Pedoman Penyelenggaraan Perbedaan dan Perubahan
Pemanfaatan Ruang/Peruntukan Tanah
PAL : Pengelolaan Air Limbah
PAM : Perusahaan Air Minum
Pb : Plumbum
PD : Perusahaan Daerah
Pergub : Peraturan Gubernur
PFP : Professional Fellowship Program
PHL : Pegawai Harian Lepas
PHPA : Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PMI : Palang Merah Indonesia
POKJA : Kelompok Kerja
PPPA : Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
PRA : Preliminary Resilient Assessment
PRBBK : Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas
Laporan Kegiatan Tahun 2018
ix
Presdir : Presiden Direktur
Proklim : Program Kampung Iklim
Prov. : Provinsi
PT : Perseroan Terbatas
PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PUSKAPA : Pusat Kajian Perlindungan Anak
PZ : Peraturan Zonasi
RAD : Rencana Aksi Daerah
RAN : Rencana Aksi Nasional
Rapergub : Rancangan Peraturan Gubernur
RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
RDTR-PZ : Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
REI : Real Estate Indonesia
Renstra : Rencana Strategis
RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPB : Rencana Penanggulangan Bencana
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJPD : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
RPTRA : Ruang Publik Terbuka Ramah Anak
RT : Rukun Tetangga
RTH : Ruang Terbuka Hijau
RTM : Rumah Tangga Miskin
RTNH : Ruang Terbuka Non-Hijau
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
RUSUNAWA : Rumah Susun Sewa Sederhana
RW : Rukun Warga
SDGs : Sustainable Development Goals
SEJIWA : Semai Jiwa Amini
Sekda : Sekretaris Daerah
Setda : Sekretariat Daerah
SIPPT : Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SLF : Sertifikat Laik Fungsi
Laporan Kegiatan Tahun 2018
x
SOP : Standard Operation Procedure
SPA : Stasiun Peralihan Antara
SPALD : Sistem Pelayanan Air Limbah Domestik
SPS : Sistem Pengelolaan Sampah
SRA : Sekolah Ramah Anak
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STTPLN : Sekolah Tinggi Teknologi Perusahaan Listrik Negara
Subdin : Sub Dinas
TABG : Tim Ahli Bangunan Gedung
TETO : Taipei Economic and Trade Office
TFILUGP : Temasek Foundation International Leaders in Urban
Governance Programme
TPA : Tempat Pembuangan/Pengelolaan Akhir
TPD : Ton Per Day
TPS 3R/B : Tempat Pembuangan Sampah (Reduce, Reuse, Recycle)
Berbasis Masyarakat
TPSA : Tempat Pembuangan Sampah Akhir
TPSK : Tempat Pemrosesan Sampah Skala Kawasan
TPSL : Tempat Pemrosesan Sampah Skala Lingkungan
TPST : Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
TPSW : Tempat Pemrosesan Sampah Skala Wilayah
TRLH : Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
UCLG-ASPAC : United Cities and Local Governments Asia-Pacific
UKRIDA : Universitas Kristen Krida Wacana
UNDP : United Nation Development Program
UNEP : United Nation Environment Program
UNISDR : The United Nations Office for Disaster Risk Reduction
UNICEF : United Nations Internatinal Children’s Emergency Fund
URDI : Urban and Regional Development Institute
USAID : United States Agency for International Development
UTM : Universal Transverse Mecator
UU : Undang-Undang
Wagub : Wakil Gubernur
WBG : World Bank Group
Laporan Kegiatan Tahun 2018
xi
WCS : World Cities Summit
WTE : Waste to Energi
WTP : Water Treatment Plant
WWF : World Wildlife Fund
YKRI : Yayasan Kebun Raya Indonesia
YNVAC : Youth Network on Violence Against Children
YPCII : Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia
YTBI : Yayasan Tanggul Bencana Indonesia
Laporan Kegiatan Tahun 2018
xii
DAFTAR ISI
halaman
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Ringkasan Eksekutif ................................................................................................ ii
Daftar Akronim dan Singkatan ............................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur .............................................................. 1
1.3 Ruang Lingkup Tugas Deputi Gubernur ........................................................ 1
1.4 Organisasi .................................................................................................... 2
1.4.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang ...................................................... 2
1.4.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup ............................................ 2
BAB II KEGIATAN
2.1 Pemberian Saran dan Pertimbangan kepada Gubernur di Bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup .............................................................. 7
2.1.1 Desain Besar/Grand Design Green Building ......................................... 8
2.1.1.1 Pertemuan Rutin Forum Bangunan Gedung Hijau (BGH)
Tahun 2018 ................................................................................... 8
2.1.1.2 Rapat Pleno Grand Design Green Building ................................... 9
2.1.2 Desain Besar/Grand Design Sistem Pengelolaan Sampah................... 10
2.1.3 Desain Besar/Grand Design Pertanian Perkotaan ................................ 10
2.1.3.1 Pertemuan dengan Tim Igrow Membahas Pertanian Perkotaan
DKI Jakarta................................................................................... 11
2.1.3.2 Pertemuan Perdana Forum Pertanian Perkotaan DKI Jakarta ...... 11
2.1.3.3. Rapat Koordinasi Membahas Lokasi Uji Pertanian Perkotaan
DKI Jakarta................................................................................... 12
2.1.3.4 Rapat Koordinasi Membahas Lokasi Uji Pertanian Perkotaan
DKI Jakarta................................................................................... 12
2.1.3.5 Kunjungan ke lokasi Lahan Uji Coba Pertanian Perkotaan
Grogol Selatan ............................................................................. 12
Laporan Kegiatan Tahun 2018
xiii
2.1.4 Desain Besar/Grand Design Air Minum dan Air Limbah Domestik ........ 13
2.1.4.1 Pertemuan Pembahasan Rumah Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) di DKI Jakarta ....................................................... 14
2.1.4.2 Pertemuan Pembahasan Water Treatment Plant (WTP)
DKI Jakarta ................................................................................... 14
2.1.4.3 Kunjungan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup ke Asrama Dinas Lingkungan Hidup................ 15
2.1.4.4 Pertemuan Tindak Lanjut Studi Kelayakan IPAL Komunal
dengan GIZ, Bappeda, Dinas Sumber Daya Air, dan IUWASH .... 15
2.1.5 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak ................................... 15
2.1.5.1 Pertemuan dengan PLAN International ......................................... 16
2.1.5.2 Program Youth in Action for Urban Resilience ............................... 16
2.1.5.3 Diskusi Interaktif tentang Usulan Rekomendasi Kebijakan
Ketahanan Kota yang Berpusat Pada Anak dan Orang Muda ....... 17
2.1.5.4 Kunjungan Tim Mahasiswa Universitas WASEDA Jepang .......... 17
2.1.6 Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Kualitas Udara .................... 17
2.1.7 Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Resiko Bencana
Berbasis Komunitas ............................................................................. 18
2.2 Pengoordinasian, Pemantauan dan Evaluasi atas Pelaksanaan Tugas
di Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup ............................................... 20
2.2.1 Diskusi Terkait Perumahan Dan Permukiman dengan Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman dan BAPPEDA
Prov. DKI Jakarta ................................................................................ 20
2.2.2 Rapat Koordinasi Pengadaan Tenaga Ahli Masterplan Green
Building ............................................................................................... 20
2.2.3 Pembahasan Program Jakarta-Seoul 2018-2019 dan Pembahasan
Program Jakarta-Tokyo 2018-2019 ..................................................... 21
2.2.4 Rapat Koordinasi Pemaparan Tim Proyek Unit Manajemen
(PMU) National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) ...... 22
2.2.5 Rapat Koordinasi terkait Dana Hibah "Implementation of
the Grid-Connected Microgrid System" untuk Pulau Pramuka .............. 23
2.3 Pelaksanaan Komunikasi Publik Sesuai Bidang Tugas ................................. 23
2.3.1 Narasumber .......................................................................................... 23
2.3.1.1 Menjadi Narasumber dan Panelis pada Kegiatan Eco-City
Laporan Kegiatan Tahun 2018
xiv
Live Project 2018: Jakarta and Depok: A Megapolitan Approach . 24
2.3.1.2 Menjadi Pembicara dalam acara “International Conference on
Energy and Sustainable Transport for Better Air Quality” Sebagai
Narasumber pada tanggal 27-28 Februari 2018 di Aula Barat,
Institut Teknologi Bandung ........................................................... 24
2.3.1.3 Narasumber Acara Lokakarya Nasional Sinkronisasi
Pengembangan Transformasi Perpustakaan untuk Peningkatan
Kualitas Hidup Masyarakat “Literasi untuk Kesejahteraan” ........... 25
2.3.1.4 Menjadi Narasumber pada Seminar dengan tema “Sustainable
Urban Development” .................................................................... 26
2.3.1.5 Narasumber dalam French Trade Commission Business
France - Session of “Jakarta’s Roadmap to Obtain The
Sustainable Development Goals in Water Sector” ........................ 27
2.3.1.6 Mewakili Gubernur Menjadi Narasumber dalam Rapat
Dengar Pendapat/RDP atau Rapat dengar Pendapat Umum/RDPU
Komite II dalam rangka membahas Implementasi Perpres No. 35
Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi
Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan ...................................................................... 28
2.3.1.7 Sebagai Narasumber Peluncuran Sistem Informasi Spasial
RTR Online ................................................................................. 29
2.3.1.8 Narasumber pada Acara 8th Northeast Asian International
Forum On Air Quality Improvement di KOREA ............................ 30
2.3.1.9 Narasumber Acara Seminar dan Gathering Tema:
"Innovative Solution to meet Green Building Trends" .................. 31
2.3.2 Lokakarya ............................................................................................ 32
2.3.2.1 Membuka Acara - Lokakarya Pelatihan Peta Interaktif ................ 32
2.3.2.2 Lokakarya SSEA-AIR Quality Management ................................. 33
2.3.2.3 Seminar Validasi Jakarta Smart Safe City ................................... 30
2.3.2.4 Lokakarya Perdana Program Prioritas Jakarta Berketahanan ...... 35
2.3.2.5 UNESCO Asia Regional Training Workshop and Emerging
Pollutans In Water Resources ...................................................... 37
2.3.2.6 Lokakarya CiBiX (City-Business Collaboration Accelerator) ......... 38
2.3.3 Audiensi .............................................................................................. 39
Laporan Kegiatan Tahun 2018
xv
2.3.3.1 Menerima Audiensi dari Institute Transportation and
Development Policy (ITDP)........................................................... 39
2.3.3.2 Audiensi terkait Kelanjutan Group Urban Farming DKI Jakarta
Bersama Igrow ............................................................................ 40
2.3.3.3 Audiensi Pengurus Pusat Persaudaraan Alumni SMA Katolik
Rajawali Makassar (PP PAS 2017-2020) ...................................... 41
2.3.3.4 Audiensi dengan ICLEI terkait tindak lanjut Program ACP ............ 41
2.3.3.5 Audiensi dengan Mr. Didier Perez perihal Green Hotelier
Awards 2018 - Mercure Convention Center Ancol Jakarta
Application .................................................................................... 41
2.3.3.6 Audiensi dengan UNICEF dan Chief of WASH UNICEF
Indonesia ...................................................................................... 43
2.3.3.7 Audiensi dengan World Resource Institute (WRI) ......................... 44
2.3.3.8 Menerima Audiensi Dubes RI Abu Dhabi-UAE Membahas
Kerjasama Investasi Energi Sampah Dan Air Bersih
Indonesia-PEA ............................................................................. 46
2.3.3.9 Audiensi Pimpinan Redaksi Listrik Indonesia Diskusi Peluang
dan Tantangan Membangun Kelistrikan Jakarta Menuju
Smart City ..................................................................................... 47
2.3.3.10 Pertemuan dengan International Finance Corporation terkait
kampanye “Sustainability Creating Markets” ............................... 48
2.3.3.11 Diskusi dengan PT. MRT Jakarta terkait Rencana Kerangka
Pengembangan TOD .................................................................. 49
2.3.4 Magang di Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup ................................................................................ 49
2.4 Pelaksanaan Komunikasi Antarlembaga Sesuai Bidang Tugasnya................ 50
2.4.1 Pertemuan dengan Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan
dengan Sekolah Tinggi Teknik-PLN .................................................... 50
2.4.2 Business Matching untuk Kerjasama City-to-City Joint Crediting
Mechanism (JCM) antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
Pemerintah Kota Kawasaki .................................................................. 50
2.4.3 Rapat Penjajakan Kerjasama dengan M.U.T Austria dan CWMI
(Center of Waste Management Indonesia) .......................................... 52
2.4.4 Pertemuan dengan Pak Yo dan Prof. Bundschouten ........................... 53
Laporan Kegiatan Tahun 2018
xvi
2.4.5 Kunjungan Seoul Metropolitan Government (ACP) .............................. 53
2.4.6 Kunjungan Lapangan Lokasi Proyek Pemasangan Teknologi Mikro
Grid di Pulau Pramuka ........................................................................ 55
2.4.7 Pertemuan Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup dengan Tim
PMI membahas Desain Besar Penanggulangan Bencana
DKI Jakarta ......................................................................................... 55
2.4.8 Pertemuan dengan IUWASH Membahas pembangunan IPAL
Komunal .............................................................................................. 56
2.4.9 Pertemuan dengan Tim Kotaku bahas Grand Design Kawasan
Kumuh ............................................................................................... 56
2.4.10 Audiensi dengan Wakil Gubernur terkait paparan Resiliance City
untuk persiapan Kunjungan ke New York .......................................... 57
2.4.11 Kunjungan ke PD. PAL JAYA (ANDRICH SYSTEM) .......................... 58
2.4.12 Pertemuan dengan Human Cities’ Coalition (HCC) ............................ 59
2.4.13 Pertemuan dengan US Embassy Team to Share Another Program
Called Water Expert Program ............................................................ 60
2.4.14 Rapat Pertemuan dengan DANIDA (Mr. Sorensen) dan SKPD
terkait kegiatan Capacity Building: Training for Jakarta Building
Inspectors .......................................................................................... 61
2.4.15 Pertemuan dengan Human Cities Coaltion (HCC) ............................ 62
2.4.16 Rapat Pembahasan Lokasi Penerapan Smart Microgrid di
Pulau Pramuka Kepulauan Seribu ..................................................... 63
2.4.17 Rapat Tim Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pengadaan
Strategis Daerah DKI Jakarta Tahun Anggaran 2018 ........................ 64
2.4.18 Pertemuan Dengan Jakarta Osoji Club Terkait Sungai Ciliwung ........ 65
2.4.19 Pertemuan dengan Tim Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) .................... 66
2.4.20 Pertemuan dengan World Bank dan IFC tentang Affordable
Housing ............................................................................................ 67
2.4.21 Pertemuan dengan ICLEI - membicarakan agenda Public Hearing
Program ACP percepatan penurunan emisi Gas Rumah Kaca
DKI Jakarta ........................................................................................ 68
2.4.22 Pertemuan dengan MRT membahas Persiapan Penyusunan
Kerangka pengembangan TOD Provinsi DKI Jakarta ........................ 69
2.4.23 Pertemuan dengan Tim Pakar Waduk Lepas Pantai ......................... 70
Laporan Kegiatan Tahun 2018
xvii
2.4.24 Pertemuan dengan ICLEI World Secretariat ...................................... 71
2.5 Pelaksanaan Tugas Lainnya yang Diserahkan oleh Gubernur DKI Jakarta ... 72
2.5.1 Pencanangan Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah di
Dalam Kota/Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter .................... 72
2.5.2 Mewakili Gubernur Menjadi Narasumber dalam RDP/RDPU Komite II
dalam rangka membahas Implementasi PerPres No. 35 Tahun 2018
tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah
menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan ............ 72
2.6 Pelaksanaan Tugas Mewakili Gubernur DKI Jakarta Sesuai Bidang Tugas
dan Kegiatan Seremonial ............................................................................... 74
2.6.1 Mendampingi Gubernur DKI Jakarta menerima Duta Besar
Denmark .............................................................................................. 74
2.6.2 Mewakili Gubernur Menerima Apresiasi Pembinaan Proklim
Tahun 2018 ........................................................................................ 75
2.6.3 Apresiasi Jakarta Green and Clean (JGC) 2018 .................................. 76
2.7 Penyampaian Laporan atas Pelaksanaan Tugas kepada Gubernur............... 77
2.7.1 Laporan Key Performance Indicator (KPI) ........................................... 77
2.7.2 Laporan Kegiatan Bulanan .................................................................. 77
BAB III INISIATIF INTERNAL
3.1 Aplikasi Naskah Dinas .................................................................................. 79
3.2 Aplikasi Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management/KM) ............... 80
3.3 Portal Kedeputian bidang TRLH (tarulh.com) ................................................ 81
3.4 Situs Website Bangunan Gedung Hijau DKI Jakarta (www.gedunghijau.id) .. 82
BAB IV KENDALA, SARAN DAN TINDAK LANJUT
4.1 Kendala ........................................................................................................ 82
4.2 Saran ........................................................................................................... 83
4.3 Tindak Lanjut ................................................................................................. 84
Laporan Kegiatan Tahun 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur
1.3 Ruang Lingkup Tugas Deputi Gubernur
1.4 Organisasi
1.4.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang
1.4.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup
Laporan Kegiatan Tahun 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaporan merupakan salah satu pendukung instrumen kebijakan yang sangat
penting di dalam proses pembangunan. Pelaporan dilakukan untuk memberikan
informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan
pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pelaporan dilakukan secara
berkala, momen tertentu, dan berjenjang dalam lingkup organisasi pemerintah.
Penyusunan laporan ini didasari pentingnya menyampaikan informasi terkait
aktifitas dan inisiasi yang telah dilakukan Kedeputian Kedeputian Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup kepada Gubernur DKI Jakarta sebagai masukan bagi penetapan
langkah-langkah keberlanjutan pemerintahan DKI Jakarta.
1.2 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup merupakan salah
satu kedeputian yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 tentang
Tugas, Fungsi, Tanggung jawab, dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta,
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki tugas untuk
membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta di
bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup.
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur di bidang tata ruang dan
lingkungan hidup.
2. Pengoordinasian, pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang
tata ruang dan lingkungan hidup.
3. Pelaksanaan komunikasi publik sesuai bidang tugasnya.
4. Pelaksanaan komunikasi antarlembaga sesuai bidang tugasnya.
5. Pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur sesuai bidang tugasnya.
6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur.
7. Penyampaian laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.
1.3 Ruang Lingkup Tugas Deputi Gubernur
Ruang lingkup tugas Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah:
1. Tugas dan fungsi Deputi bukan merupakan lingkup tugas dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah/unit kerja perangkat daerah.
2. Deputi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan koordinasi dengan
Lembaga serta dapat melakukan konsultasi dengan pakar atau kelompok
pakar/profesi yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
2
3. Dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi, Deputi berkoordinasi dengan
Sekretaris Daerah.
4. Fungsi pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan Deputi
adalah dalam rangka memperoleh data dan informasi sebagai bahan
penyusunan saran, pertimbangan, dan laporan Deputi kepada Gubernur.
1.4 Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Gubernur No. 85 Tahun 2008 Pasal 5 bahwa Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup dibantu 2 (dua) orang Asisten Deputi sebagai berikut:
a. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang.
b. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup.
1.4.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang
Asisten Deputi bidang Tata Ruang mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan
Deputi kepada Gubernur dalam lingkup tata ruang.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan
evaluasi Deputi dalam lingkup tata ruang.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan
komunikasi antar lembaga dalam lingkup tata ruang.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup
tata ruang.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
1.4.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup
Asisten Deputi bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan
Deputi kepada Gubernur dalam lingkup lingkungan hidup.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan
evaluasi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan
komunikasi antarlembaga dalam lingkup lingkungan hidup.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup
lingkungan hidup.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup turut dibantu
oleh 3 (tiga) staf yang terdiri dari 2 (dua) staf tingkat Teknis Ahli dan 1 (satu) staf Ahli
Pegawai Harian Lepas (PHL).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
3
BAB II KEGIATAN
2.1 Pemberian Saran dan Pertimbangan kepada Gubernur di Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
2.1.1 Desain Besar/Grand Design Green Building
2.1.1.1 Pertemuan Rutin Forum BGH Tahun 2018
2.1.1.2 Rapat Pleno Grand Design Green Building
2.1.2 Desain Besar/Grand Design Sistem Pengelolaan Sampah
2.1.3 Desain Besar/Grand Design Pertanian Perkotaan
2.1.3.1 Pertemuan dengan Tim Igrow Membahas Pertanian Perkotaan
DKI Jakarta
2.1.3.2 Pertemuan Perdana Forum Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
2.1.3.3. Rapat Koordinasi Membahas Lokasi Uji Pertanian Perkotaan
DKI Jakarta
2.1.3.4. Rapat Koordinasi Membahas Lokasi Uji Pertanian Perkotaan
DKI Jakarta
2.1.3.5. Kunjungan ke lokasi Lahan Uji Coba Pertanian Perkotaan
Grogol Selatan
2.1.4 Desain Besar/Grand Design Air Minum dan Air Limbah Domestik
2.1.4.1 Pertemuan Pembahasan Rumah IPAL di DKI Jakarta
2.1.4.2 Pertemuan Pembahasan Water Treatment Plant DKI Jakarta
2.1.4.3 Kunjungan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup ke Asrama Dinas Lingkungan Hidup
2.1.4.4 Pertemuan Tindak Lanjut Studi Kelayakan IPAL Komunal
dengan GIZ, Bappeda, DSDA, dan IUWASH
2.1.5 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
2.1.5.1. Pertemuan dengan PLAN International
2.1.5.2. Program Youth in Action for Urban Resilience
2.1.5.3. Diskusi Interaktif tentang Usulan Rekomendasi Kebijakan
Ketahanan Kota yang Berpusat Pada Anak dan Orang Muda
2.1.5.4. Kunjungan Tim Mahasiswa Universitas WASEDA Jepang
2.1.6 Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Kualitas Udara
2.1.7 Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis
Komunitas
Laporan Kegiatan Tahun 2018
4
2.2 Pengoordinasian, Pemantauan dan Evaluasi atas Pelaksanaan Tugas
di Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
2.2.1 Diskusi Terkait Perumahan Dan Permukiman dengan Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman dan BAPPEDA
Prov. DKI Jakarta
2.2.2 Rapat Koordinasi Pengadaan Tenaga Ahli Masterplan Green
Building
2.2.3 Pembahasan Program Jakarta-Seoul 2018-2019 dan Pembahasan
Program Jakarta-Tokyo 2018-2019
2.2.4 Rapat Koordinasi Pemaparan Tim Proyek Unit Manajemen
(PMU) NCICD
2.2.5 Rapat Koordinasi terkait Dana Hibah "Implementation of
the Grid-Connected Microgrid System" untuk Pulau Pramuka
2.3 Pelaksanaan Komunikasi Publik Sesuai Bidang Tugas
2.3.1 Narasumber
2.3.1.1. Menjadi Narasumber dan Panelis pada Kegiatan Eco-City
Live Project 2018: Jakarta and Depok: A Megapolitan Approach
2.3.1.2. Menjadi Pembicara dalam acara “International Conference on
Energy and Sustainable Transport for Better Air Quality” Sebagai
Narasumber pada tanggal 27-28 Februari 2018 di Aula Barat,
Institut Teknologi Bandung
2.3.1.3. Narasumber Acara Lokakarya Nasional Sinkronisasi
Pengembangan Transformasi Perpustakaan untuk Peningkatan
Kualitas Hidup Masyarakat “Literasi untuk Kesejahteraan”
2.3.1.4. Menjadi Narasumber pada Seminar dengan tema “Sustainable
Urban Development”
2.3.1.5. Narasumber dalam French Trade Commission Business
France - Session of “Jakarta’s Roadmap to Obtain The
Sustainable Development Goals in Water Sector” (3 Juli 2018)
2.3.1.6. Mewakili Gubernur Menjadi Narasumber dalam Rapat
Dengar Pendapat/RDP atau Rapat dengar Pendapat Umum/RDPU
Komite II dalam rangka membahas Implementasi Perpres No. 35
Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi
Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan
2.3.1.7. Sebagai Narasumber Peluncuran Sistem Informasi Spasial
RTR Online
2.3.1.8. Narasumber pada Acara 8th Northeast Asian International
Forum On Air Quality Improvement di KOREA
2.3.1.9. Narasumber Acara Seminar dan Gathering Tema: "Innovative Solution
to meet Green Building Trends"
Laporan Kegiatan Tahun 2018
5
2.3.2 Lokakarya
2.3.2.1. Membuka Acara - Lokakarya Pelatihan Peta Interaktif
2.3.2.2. Lokakarya SSEA-AIR Quality Management
2.3.2.3. Seminar Validasi Jakarta Smart Safe City
2.3.2.4. Lokakarya Perdana Program Prioritas Jakarta Berketahanan
2.3.2.5. UNESCO Asia Regional Training Workshop and Emerging
Pollutans In Water Resources
2.3.2.6. Lokakarya CiBiX (City-Business Collaboration Accelerator)
2.3.3. Audiensi
2.3.3.1. Menerima Audiensi dari Institute Transportation and
Development Policy
2.3.3.2. Audiensi terkait Kelanjutan Grup Urban Farming DKI Jakarta
Bersama Igrow
2.3.3.3. Audiensi Pengurus Pusat Persaudaraan Alumni SMA Katolik
Rajawali Makassar (PP PAS 2017-2020)
2.3.3.4. Audiensi dengan ICLEI terkait Tindak Lanjut Program ACP
2.3.3.5. Audiensi dengan Mr. Didier Perez perihal Green Hotelier
Awards 2018 - Mercure Convention Center Ancol Jakarta
Application
2.3.3.6. Audiensi dengan UNICEF dan Chief of WASH UNICEF Indonesia
2.3.3.7 Audiensi dengan World Resource Institute (WRI)
2.3.3.8. Menerima Audiensi Dubes RI Abu Dhabi-UAE Membahas
Kerjasama Investasi Energi Sampah Dan Air Bersih
Indonesia-PEA
2.3.3.9. Audiensi Pimpinan Redaksi Listrik Indonesia Diskusi Peluang
dan Tantangan Membangun Kelistrikan Jakarta Menuju
Smart City
2.3.3.10. Pertemuan dengan International Finance Corporation terkait
kampanye “Sustainability Creating Markets”
2.3.3.11. Diskusi dengan PT. MRT Jakarta terkait Rencana
Kerangka Pengembangan TOD
2.4 Pelaksanaan Komunikasi Antarlembaga Sesuai Bidang Tugasnya
2.4.1. Pertemuan dengan Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan
dengan Sekolah Tinggi Teknik-PLN
2.4.2. Business Matching untuk Kerjasama City-to-City Joint Crediting Mechanism
(JCM) antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota
Kawasaki
2.4.3. Rapat Penjajakan Kerjasama dengan M.U.T Austria dan CWMI
(Center of Waste Management Indonesia)
Laporan Kegiatan Tahun 2018
6
2.4.4. Pertemuan dengan Pak Yo dan Prof. Bundschouten
2.4.5. Kunjungan Seoul Metropolitan Government (ACP)
2.4.6. Kunjungan Lapangan Lokasi proyek pemasangan teknologi mikro
Grid di Pulau Pramuka
2.4.7. Pertemuan Asdep LH dengan Tim PMI membahas Desain Besar
Penanggulangan Bencana DKI Jakarta
2.4.8. Pertemuan dengan IUWASH Membahas pembangunan IPAL Komunal
2.4.9. Pertemuan dengan Tim Kotaku bahas Grand Design Kawasan Kumuh
2.4.10. Audiensi dengan Wakil Gubernur paparan Resiliance City
untuk persiapan Kunjungan ke New York
2.4.11. Kunjungan ke PD. PAL JAYA (ANDRICH SYSTEM)
2.4.12. Pertemuan dengan Human Cities’ Coalition (HCC)
2.4.13. Pertemuan dengan US Embassy Team to share another program
called Water Expert Program
2.4.14. Rapat Pertemuan dengan DANIDA (Mr. Sorensen) dan SKPD
terkait kegiatan Capacity Building: Training for Jakarta Building
Inspectors
2.4.15. Pertemuan dengan Human Cities Coaltion (HCC)
2.4.16. Rapat Pembahasan Lokasi Penerapan Smart Microgrid di
Pulau Pramuka Kepulauan Seribu
2.4.17. Rapat Tim Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Strategis
Daerah DKI Jakarta Tahun Anggaran 2018
2.4.18. Pertemuan Dengan Jakarta Osoji Club Terkait Sungai Ciliwung
2.4.19. Pertemuan dengan Tim Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
2.4.20. Pertemuan dengan World Bank dan IFC tentang Affordable Housing
2.4.21. Pertemuan dengan ICLEI - membicarakan agenda Public Hearing
Program ACP percepatan penurunan emisi Gas Rumah Kaca
DKI Jakarta
2.4.22. Pertemuan dengan MRT membahas Persiapan Penyusunan Kerangka
Pengembangan TOD Provinsi DKI Jakarta
2.4.23. Pertemuan dengan Tim Pakar Waduk Lepas Pantai
2.4.24. Pertemuan dengan ICLEI World Secretariat
2.5 Pelaksanaan Tugas Lainnya yang Diserahkan oleh Gubernur DKI Jakarta
2.5.1. Pencanangan Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah di Dalam Kota/
Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter
2.5.2. Mewakili Gubernur Menjadi Narasumber dalam RDP/RDPU Komite II
dalam rangka membahas Implementasi PerPres No. 35 Tahun 2018
tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah menjadi
Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (4 Juli 2018)
2.6 Pelaksanaan Tugas Mewakili Gubernur DKI Jakarta Sesuai Bidang Tugas dan
Kegiatan Seremonial
2.6.1. Mendampingi Gubernur DKI Jakarta menerima Duta Besar Denmark
2.6.2. Mewakili Gubernur Menerima Apresiasi Pembinaan Proklim Tahun 2018
2.6.3. Apresiasi Jakarta Green and Clean (JGC) 2018
2.7 Penyampaian Laporan atas Pelaksanaan Tugas kepada Gubernur
2.7.1 Laporan Key Performance Indicator (KPI)
2.7.2 Laporan Kegiatan Bulanan
Laporan Kegiatan Tahun 2018
7
BAB II
KEGIATAN
2.1 Pemberian Saran dan Pertimbangan Kepada Gubernur di Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Secara umum, saran dan pertimbangan kepada Gubernur sangat beragam mulai
dari yang bersifat praktis sampai konseptual. Pada laporan ini hanya disampaikan saran
yang bersifat konseptual dalam bentuk Desain Besar/Grand Design dari berbagai isu
utama.
Desain Besar/Grand Design merupakan sebuah konsep penanganan isu penting
melalui pendekatan kolaboratif melibatkan beragam pemangku kepentingan. Desain
Besar/Grand Design diharapkan dapat menjadi sebuah komitmen dan acuan bersama
dari para pemangku kepentingan dalam penanganan isu. Desain Besar/Grand Design
setidaknya mencakup Visi, Misi, Target, Kebijakan, Peta Jalan dan Rencana Aksi
penanganan isu.
Pada hari Selasa tanggal 23 Januari 2018 bertempat di Balai Agung Gedung
Balaikota Pemprov. DKI Jakarta melalui Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Tata
Ruang telah berhasil menyelenggarakan Peluncuran 4 (empat) Desain Besar yaitu:
(i) Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak;
(ii) Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI Jakarta;
(iii) Desain Besar Sistem Pengelolaan Sampah dan;
(iv) Desain Besar Penyedia Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik DKI Jakarta.
Selain keempat Desain Besar tersebut pada tanggal 18 Mei 2016 telah diluncurkan
Desain Besar Bangunan Gedung Hijau DKI Jakarta dan saat ini Kedeputian Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup sedang menginisiasi tiga Desain Besar yaitu:
(i) Desain Besar Pengelolaan Kualitas Udara DKI Jakarta
(ii) Desain Besar Penanganan Risiko Bencana Berbasis Masyrakat
(iii) Desain Besar Pengelolaan Air Tanah.
23 Januari 2018, Peluncuran Desain BesarJakarta Menuju Kota Layak Anak; Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI
Jakarta; Desain Besar Sistem Pengelolaan Sampah dan; Desain Besar Penyedia Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik DKI Jakarta.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
8
2.1.1. Desain Besar/Grand Design Green Building
(Dokumen dapat diakses di Link: http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-
bangunan-gedung-hijau/)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau,
berupa regulasi penerapan konsep hemat energi, hemat air dan ramah lingkungan dalam
bangunan gedung. Namun dalam penerapannya masih terkendala oleh masih
rendahnya pemahaman pentingnya penerapan Gedung Hijau. Sehingga komitmen dan
dukungan dari pemangku kepentingan masih belum kuat. Hal ini berdampak pada relatif
lambatnya pencapaian skema gedung hijau di Jakarta. Untuk itu, disepakati bahwa DKI
Jakarta memerlukan Desain Besar/Grand Design Green Building untuk dijadikan
referensi utama dan dasar bagi para pemangku kepentingan dalam bersinergi untuk
mewujudkan penerapan Gedung Hijau.
Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang TRLH menginisiasi penyusunan Desain
Besar/Grand Design Green Building DKI Jakarta bekerjasama dengan International
Finance Corporation (IFC). Salah satu kesepakatan utama dalam Desain Besar/Grand
Design adalah Komitmen 30:30 yaitu pengurangan masing-masing sebanyak 30 persen
dari konsumsi air dan listrik serta 30 persen emisi gas rumah kaca pada 60 persen
gedung lama dan keseluruhan gedung baru pada tahun 2030.
Sebagai bentuk komitmen nyata dalam memberikan contoh teladan implementasi
bangunan gedung hijau, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan Kawasan Rumah
Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Daan Mogot sebagai Kawasan Hijau (Green Zone).
Tentunya keseluruhan bangunan gedung yang berada pada lokasi tersebut harus
memenuhi persyaratan Peraturan Gubernur No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau. Penetapan kawasan hijau tersebut melalui Instruksi Gubernur No. 30
Tahun 2017 tentang Percepatan Kawasan Rumah Susun Sederhana Sewa Daan Mogot
sebagai Kawasan Hijau (Green Zone).
2.1.1.1 Pertemuan Rutin Forum Bangunan Gedung Hijau (BGH) Tahun 2018
Pembahasan Implementasi Peraturan
Bangunan Gedung Hijau di Tingkat
Nasional dan Kota Bandung dalam rangka
Pengayaan Materi Revisi Pegub DKI
Jakarta No.38 Tahun 2012 tentang
Bangunan Gedung Hijau (8 Januari 2018)
Tujuan dari pertemuan ini adalah Pembahasan Implementasi Peraturan
Bangunan Gedung Hijau di Tingkat Nasional dan Kota Bandung dalam rangka
Pengayaan Materi Revisi Pegub DKI Jakarta No.38 Tahun 2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau. Regulasi sebagai Milestone dalam proses pencapaian komitmen 30:30,
adalah hal yang pertama harus diselesaikan. Diperlukan adanya rencana jangka panjang
Laporan Kegiatan Tahun 2018
9
dalam hal Bangunan Gedung Hijau dengan dibentuknya “Forum Green Building
Indonesia” agar sejalan dengan komitmen nasional yang sebelumnya hanya
diperuntukkan kepada beberapa gedung. Diharapkan nantinya akan semua bangunan
gedung baik yang High Rise maupun Low Rise yang akan disasar Bangunan Gedung
Hijau.
Diskusi Membahas Website
Green Building (10 Januari 2018). Tujuan
rapat adalah untuk membahas kemajuan
situs Bangunan Gedung Hijau terkait
masalah updating data, sekaligus
menentukan pihak yang akan
mengoperasionalkan situs tersebut. Situs
green building itu sendiri sudah selesai
dan dapat diakses oleh publik semenjak April 2017. Adapun data yang akan di Update
adalah informasi yang berupa: berita, kliping surat kabar, regulasi, materi presentasi
green building. Diperlukan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk memastikan
bahwa semua keputusan dan tindakan, dapat berjalan secara konsisten, standar dan
sistematis. SOP website berisikan prosedur dan alur kerja dalam rangka pengelolaan
dan operasional website green building yang on line di http://greenbuilding.jakarta.go.id.
2.1.1.2 Rapat Pleno Grand Design Green Building (24 Januari 2018)
Pertemuan berkala Forum
Bangunan Gedung Hijau (BGH)/Green
Building merupakan pertemuan yang
diinisiasi oleh Kedeputian Gubernur
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup dan rutin diselenggarakan setiap
bulannya. Forum ini merupakan wadah
koordinasi, diskusi dan pemecahan
masalah bagi beragam pemangku kepentingan yang terkait dengan penerapan kebijakan
bangunan gedung hijau di Provinsi DKI Jakarta. Penerapan Atap Tenaga Surya/solar PV
rooftop di Kota DKI Jakarta membutuhkan regulasi khusus yang dapat berdiri sendiri dan
bersifat mandatory bagi bangunan gedung demi mencapai target pengurangan emisi
karbon DKI Jakarta. Tim Jakarta Green Peace akan mengadakan pertemuan dengan
fokus membahas penerapan Atap Tenaga Surya di gedung-gedung sekolah di DKI
Jakarta. Pemprov DKI Jakarta melalui Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup akan memasilitasi. Pemprov DKI sangat mendukung pilot project
monitoring efisiensi konsumsi energi pada 2 (dua) Gedung Pemda di Gedung Balaikota
blok D, E, F, G dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
10
2.1.2. Desain Besar/Grand Design Sistem Pengelolaan Sampah
(Dokumen dapat diakses di Link: http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-
sistem-pengelolaan-sampah/)
DKI Jakarta merupakan kota dengan volume sampah sebesar 6.500-7.000 ton per
hari. Volume tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Eropa
yang hanya menghasilkan sampah 1.500-2.000 ton per hari. Pola penanganan sampah
dengan cara lama, yakni kumpul-angkut-buang dan berakhir di Tempat Pengelolaan
Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang dengan menumpuk secara terbuka sudah
harus ditinggalkan dan sudah saatnya menggunakan teknologi tinggi ramah
lingkungan.
DKI Jakarta memerlukan Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Sampah yang
memberikan arah strategi dan kebijakan dari hulu sampai hilir yang secara rasional
dapat diaplikasikan dalam penyelesaian persoalan sampah.
Kedeputian bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan PT.
Kartika Pradiptaprisma telah menyusun Desain Besar/Grand Design Pengelolaan
Sampah DKI Jakarta. Kerjasama ini bersifat sukarela tanpa ikatan. Proses
penyusunannya melibatkan pemangku kepentingan persampahan nasional dan DKI
Jakarta. Dokumen Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Sampah DKI Jakarta
tersebut telah disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Prov. DKI Jakarta
2.1.3. Desain Besar/Grand Design Pertanian Perkotaan (Dokumen dapat diakses
di Link: http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-pertanian-perkotaan/)
Sehubungan dengan upaya pengarusutamaan Pertanian Perkotaan, Kedeputian
Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan
Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta telah
meluncurkan Desain Besar/Grand Design Pertanian Perkotaan dibantu oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat Konsorsium Marunda Urban Resilience In Action (MURIA). Inisiatif
penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI Jakarta ini berangkat dari
permasalahan:
Masih terdapat tumpang tindih program dan kegiatan pertanian perkotaan antar
SKPD (Dinas KPKP, Dinas LH dan SKPD lainnya).
Kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta yang sebesar 20 persen dari luas
Jakarta membutuhkan lahan seluas 6.000 Ha yang sulit tercapai.
Banyak lahan potensial yang belum dimanfaatkan untuk pertanian perkotaan, baik
lahan terbuka (lahan tidur, lahan sengketa, RTH, ruang sosial, sempadan
sungai/danau, bahu jalan/rel) maupun lahan pekarangan (pekarangan rumah tangga,
sekolah, dan perkantoran)
Belum tersedianya data luasan lahan yang dapat dijadikan acuan pengembangan
pertanian perkotaan.
Banyaknya alih fungsi lahan terbuka menjadi bangunan sehingga mempersempit
lahan pertanian.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
11
Potensi hasil panen yang melimpah tidak disertai dengan ketersediaan pasar dan
pengelolaan pasca panen.
2.1.3.1. Pertemuan dengan Tim Igrow Membahas Pertanian Perkotaan DKI
Jakarta
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup menerima
kunjungan dari Igrow pada tanggal 21
Februari 2018. Pertemuan ini
Membahas implementasi dan
kerjasama di bidang pertanian
perkotaan sekaligus bentuk penerapan
Desain Besar Pertanian Perkotaan di
DKI Jakarta. Dalam pertemuan
tersebut disampaikan bahwa gaung peluncuran Desain Besar Pertanian Perkotaan
DKI Jakarta mulai terlihat. Berbagai ide menarik muncul dalam diskusi ini, mulai
dari market place, kelurahan yang menjadi lokasi uji coba pertanian perkotaan, dan
kesejahteraan petani di daerah perkotaan.
2.1.3.2. Pertemuan Perdana Forum Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup menginisiasi Pertemuan
Perdana Forum Pertanian Perkotaan Pada
Tanggal 14 Maret 2018. Tujuan dari
pertemuan ini adalah untuk menindaklanjuti
kegiatan/program dari Desain Besar
Pertanian Perkotaan yang telah diluncurkan
oleh Gubernur DKI Jakarta pada hari
Selasa, 23 Januari 2018. Dalam pertemuan
ini terdapat Beberapa hal yang mengemuka
yaitu: (i) Dokumen Desain Besar Pertanian Perkotaan merupakan suatu upaya untuk
mewujudkan penyelesaian masalah pangan serta sebagai acuan jangka panjang
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, (ii) Pada pertemuan tersebut turut dibahas 4
(empat) komponen penting dari Desain Besar Pertanian Perkotaan yang terdiri dari:
a. Kebijakan dan Regulasi; b. Pelaksanaan Pertanian Perkotaan; c. Kualitas
lingkungan hidup terkait dengan pertanian perkotaan; d. Pemantauan, Evaluasi dan
Pengelolaan Pengetahuan.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
12
2.1.3.3. Rapat Koordinasi Membahas Lokasi Uji Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup mengadakan Rapat
Koordinasi untuk membahas
keberadaan lahan 1,3 Ha milik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang
berlokasi di Kelurahan Grogol Selatan.
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal
29 Juni 2018. Dalam pertemuan
tersebut dibahas beberapa hal sebagai berikut: (i) Aset tanah milik Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta harus jelas status kepemilikannya; (ii) Ikatan Ahli Landscape
Indonesia (IALI) siap membantu menerapkan konsep penataan lokasi; (iii) Dinas
KPKP Prov. DKI Jakarta menyampaikan perlunya suatu kawasan khusus untuk
peruntukan pertanian perkotaan; (iv) Lokasi 1.3 Ha di Kelurahan Grogol Selatan
diharapkan dapat menjadi Community Centre.
2.1.3.4. Rapat Koordinasi Membahas Lokasi Uji Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
Pertemuan dengan Dinas KPKP terkait
Lokasi Pertanian Perkotaan Grogol Selatan
(14 Agustus 2018). Adapun tujuan rapat
koordinasi tersebut yakni membahas
kesiapan Dinas KPKP dalam mengelola
lokasi uji coba pertanian perkotaan di Grogol
Selatan. Hasil pertemuan: (i)Status
kepemilikan lahan dimiliki oleh Dishut (Dinas Kehutanan) dan BPAD (Badan
Pengelolaan Aset Daerah); (ii) Lahan tersebut direncanakan untuk dimutasi
kepemilikannya menjadi lahan milik Dinas KPKP; (iii) Dinas KPKP merencanakan
penyediaan anggaran untuk kegiatan pada lahan 1.3 Ha di Kelurahan Grogol Selatan.
2.1.3.5. Kunjungan ke lokasi Lahan Uji Coba Pertanian Perkotaan Grogol
Selatan
Jakarta, 30 November 2018. Deputi
Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup berkunjung ke
Kelurahan Grogol Selatan sekaligus
meninjau lahan lokasi Pertanian
Perkotaan di Kompleks Perumahan
Permata Hijau Jakarta Selatan.
Tujuan peninjauan lapangan ini adalah untuk menyampaikan rencana penetapan
lokasi lahan tidur dikompleks Perumahan Permata Hijau yang merupakan aset milik
Laporan Kegiatan Tahun 2018
13
DKI Jakarta sebagai lahan Percobaan Pertanian Perkotaan DKI Jakarta. Hal yang
dibahas dalam pertemuan dan kunjungan lapangan ini adalah: (i) Lahan yang ditinjau
terdiri dari dua sertifikat yang saat ini masih merupakan milik Badan Pengelolaan Aset
Daerah Prov. DKI Jakarta. Sertifikat tersebut nomor : 467 seluas ± 4.700 M² dan
nomor : 466 seluas ± 3.068 M² dinyatakan telah clear and clean; (ii) Hasil kunjungan
ini akan di laporkan kepada Gubernur DKI Jakarta dalam bentuk nodin; (iii) Untuk
dapat dikelola secara maksimal sebagai lahan percontohan pertanian perkotaan DKI
Jakarta maka akan diserahterimakan kepada Dinas KPKP DKI Jakarta; (iv) Dinas
KPKP DKI Jakarta akan segera membuat rencana jangka pendek terhadap lahan
tersebut agar segera dapat melakukan kegiatan pertanian, disaat yang bersamaan
akan dibuat rencana jangka panjang; (v) Dinas KPKP DKI Jakarta akan bekerjasama
dengan Ikatan Ahli Lanscape Indonesia (IALI) untuk meredesign lokasi lahan tersebut
menjadi kawasan pertanian sekaligus rekreasi; (vi) Kegiatan yang dilakukan pada
lahan tersebut sekaligus merupakan metode pengamanan aset tanah DKI Jakarta.
Langkah awal Dinas KPKP DKI Jakarta adalah pemagaran terhadap lahan tersebut.
2.1.4. Desain Besar/Grand Design Air Minum dan Air Limbah Domestik
(Dokumen dapat diakses di Link: http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-air-
minum-dan-limbah-domestik/)
Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang TRLH bekerjasama dengan United
States Agency for International Development Indonesia Urban Water, Sanitation and
Hygiene/Penyehatan Lingkungan untuk Semua (USAID IUWASH PLUS) menyusun
Desain Besar/Grand Design Air Minum dan Air Limbah Domestik Jakarta dan telah
diluncurkan pada tanggal 23 Januari 2018 oleh Gubernur DKI Jakarta di Balai Agung,
Balai Kota DKI Jakarta.
Penyusunan Desain Besar/Grand Design Air Minum dan Air Limbah Domestik DKI
Jakarta 2018-2022 dimaksudkan untuk menyediakan instrumen bagi Pemerintah DKI
Jakarta dalam menata arah dan fokus pembangunan layanan air minum dan limbah
domestik agar mampu menjawab realitas dan tantangan yang ada melalui sinergi dan
kolaborasi antarperangkat daerah dan pemangku kepentingan lainnya. Inisiatif
Kedeputian bidang TRLH berangkat dari fakta yang terjadi saat ini di DKI Jakarta:
Cakupan air minum perpipaan baru mencapai 60 persen dari luas wilayah DKI
Jakarta. Kendala utama adalah kurangnya ketersediaan air baku.
Jumlah pelaku buang air besar sembarangan (BABS) masih sangat besar mencapai
minimal 800 ribu orang baik yang melakukan langsung ke badan air maupun rumah
memiliki toilet tanpa tangki septik.
Masyarakat masih banyak yang menggunakan sumber air dari sumur dangkal yang
tercemar oleh tangki septik yang bocor.
Sumber air baku lainnya seperti sungai, air hujan, air daur ulang, serta upaya
penghematan air belum diupayakan.
Belum tersedia sebuah rencana terpadu terkait penanganan air limbah dan penyedia
air minum.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
14
DKI Jakarta masih memiliki wilayah yang dikategorikan sebagai daerah kumuh
dengan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang perlu mendapat perhatian
terkait dengan air minum dan sanitasi yang aman.
Konsumsi air yang tercemar telah berkontribusi pada angka kejadian diare, yang tidak
hanya ditangani Puskesmas namun juga Rumah Sakit Tipe B.
2.1.4.1 Pertemuan Pembahasan Rumah IPAL di DKI Jakarta (22 Februari 2018)
Pembahasan Sambungan Rumah IPAL
Komunal Permukiman (22 Februari 2018)
Pertemuan bertujuan membahas
rencana pembuatan sambungan IPAL
Komunal Permukiman sekaligus sebagai
salah satu penerapan Desain Besar/Grand
Design Air Minum dan Air Limbah
Domestik. Dalam pertemuan tersebut disepakati Dinas Sumber Daya Air telah
menentukan 10 (sepuluh) lokasi pembangunan IPAL Komunal yang mana masing-
masing telah dilengkapi dengan DED dan telah mengirimkan surat kepada pihak
IUWASH Plus untuk bekerjasama dalam mensosialisasikan upaya pembangunan IPAL
Komunal.
Ditemukan beberapa kendala yang dalam pembangunan IPAL Komunal diantaranya
adalah: (i) Belum adanya payung hukum yang mengatur mekanisme pembiayaan
sambungan rumah/house connection dari bak control dan (ii) Rendahnya kesadaran dan
kemauan masyarakat untuk mengoneksikan tangki septik dengan IPAL Komunal dan
untuk membayar biaya perawatan.
2.1.4.2 Pertemuan Pembahasan Water Treatment Plant DKI Jakarta (26 Februari
2018)
Pertemuan bersama GIZ dan RPTRA
Visit terkait Wastewater Treatment Plant di
Jakarta (26 Februari 2018)
Pertemuan tersebut bertujuan untuk
membahas mengenai Koordinasi
Manajemen Air Limbah Domestik dan
Pengembangan IPAL Komunal di DKI
Jakarta bersama GIZ, IUWASH plus dan
AECOM. GIZ. PihakIUWASH Plus yang terlibat dalam penyusunan Desain Besar
Pembangunan Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik mengangkat beberapa isu
yang menjadi perhatian, di antaranya adalah: (i) Ketersediaan air minum baku butuh lebih
banyak, (ii) akses masyarakat terhadap air minum bersih yang aman serta (iii)
Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR) kawasan prioritas butuh air minum termasuk
di Kepulauan Seribu. Menurut pihak IUWASH Plus salah satu tantangan yang harus
dilakukan adalah meyakinkan masyarakat agar terlibat dalam proyek tersebut. Konsultan
Laporan Kegiatan Tahun 2018
15
AECOM telah melaksanakan scoping study decentralized wastewater treatment plant
serta lokasi-lokasi yang telah ditentukan (RPTRA) sebagai lokasi untuk Feasibility Study
(FS).
Selanjutnya, perlu dilakukan pertemuan lanjutan untuk membahas kelanjutan
Feasibility Study (FS) terkait dengan Wastewater Treatment Plant di Jakarta yang akan
bekerjasama dengan pihak GIZ dengan agenda penentuan lokasi pilot project dan time
line.
2.1.4.3 Kunjungan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup ke Asrama Dinas Lingkungan Hidup (2 Juni 2018) Kunjungan Deputi Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup ke Asrama Dinas Lingkungan
Hidup di Jagakarsa, Jakarta Selatan sekaligus
pertemuan dengan IUWASH Membahas
pembangunan IPAL Komunal (2 Juni 2018).
Dalam pertemuan tersebut telah disepakati
Dinas SDA akan membangun 10 Ipal Komunal di
DKI Jakarta menggunakan APBD tahun 2018.
Dasar pertemuan adalah surat permintaan dari
Dinas Sumber Daya Alam (SDA) kepada IUWASH tekait bantuan sosialisasi IPAL Komunal di komplek
pegawai Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan.
2.1.4.4. Pertemuan Tindak Lanjut Studi Kelayakan IPAL Komunal dengan GIZ,
Bappeda, DSDA, dan IUWASH (2 Maret 2018)
Pertemuan tersebut bertujuan untuk
membahas mengenai Scope of Work
(SOW) studi kelayakan pembangunan
IPAL Komunal di RPTRA Cambela.
Diperlukan satu lokasi yang dapat dijadikan
tempat untuk mengumpulkan dan
kemudian dibentuk sistem saluran untuk
memnafaatkan kembali air tersebut.
Diperlukan pula adanya sosialisasi kepada masyarakat dan menumbuhkan rasa
kebutuhan terhadap pembangunan IPAL Komunal di daerahnya sendiri. Terkait dengan
House Connection perlu dilakukan kajian lanjutan dan keputusan yang sebaiknya
dilakukan. Selanjutnya, perlu diperjelas terkait dengan timeline yang jelas dan tepat
waktu agar dapat dimasukkan ke dalam RKPD dan budgeting.
2.1.5 Desain Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup bekerjasama
dengan PLAN Internasional Indonesia telah berhasil membuat Desain Besar/Grand
Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak. Desain Besar/Grand Design Jakarta Menuju
Kota Layak Anak merupakan dokumen yang memuat visi, misi, strategi, arah
penanganan dalam jangka panjang yang dijabarkan dalam bentuk peta jalan (road map),
Laporan Kegiatan Tahun 2018
16
tonggak pencapaian (mile stone) untuk jangka menengah, dan rencana aksi yang
memberikan keluaran dalam jangka pendek.
Inisiatif Kedeputian Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyusun Desain
Besar/Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak berangkat dari beberapa kondisi:
Kegiatan kota layak anak masih dilakukan secara terkotak-kotak sehingga tidak
sinergis.
Untuk mencapai Kota Layak Anak dibutuhkan kerjasama para pemangku
kepentingan (stakeholders), yaitu pemerintah, komunitas dan lembaga (adat, sosial,
budaya), partai politik, swasta, media dan keluarga.
Keberadaan RPTRA sangat membantu upaya menuju pencapaian KLA. Terdapat 18
indikator dari 24 indikator KLA yang terpenuhi melalui keberadaan RPTRA.
2.1.5.1. Pertemuan dengan PLAN International (23 Februari 2018)
23 Februari 2018, Sebagai tindak lanjut dari
Peluncuran Desain Besar/Grand Design
Jakarta Menuju Kota Layak Anak adalah
Pertemuan dengan PLAN International.
Dalam pertemuan tersebut dibahas
beberapa hal yaitu : (i) Dokumen Desain
Besar Jakarta Menuju Kota Layak Anak
2018-2022 perlu diperiksa lagi konten dan format penulisannya supaya layak untuk
dipublikasikan, (ii) Dokumen tersebut hendaknya diperbaiki pada bagian Tabel
Rencana Aksi. Masing-masing pemangku kepentingan terkait bisa diberi keterangan
kode sehingga tabel rencana aksi bisa menjadi lebih ringkas, (iii) Sebagai
pengembangan dari dokumen yang sudah ada, perlu ditambahkan satu tabel
peranan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memudahkan
OPD dalam memahami peranan dan tugasnya dalam implementasi Desain Besar
Jakarta Menuju Kota Layak Anak.
2.1.5.2. Program Youth in Action for Urban Resilience (19 – 23 Maret 2018)
19 - 23 Maret 2018, Kegiatan Kunjungan
Belajar (Cross Learning Visit) ini sendiri
merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari
program “ketangguhan yang berpusat pada
anak dan orang muda” (Youth in Action for
Urban Resilience) yang diinisiasi oleh PLAN
International Indonesia. Kegiatan ini
menyasar pada upaya membangun
ketahanan (resilience) berbagai pemangku
kepentingan yang ada di dalam kota,
termasuk anak-anak, pemuda, perempuan,
dan kaum difable (differently able) sebagai kelompok rentan di dalam kota.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
17
Pelaksanaan kegiatan ini turut didukung oleh pihak CityNet yang membantu
koordinasi dengan pihak Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan
Government (SMG).
2.1.5.3. Diskusi Interaktif tentang Usulan Rekomendasi Kebijakan Ketahanan
Kota yang Berpusat Pada Anak dan Orang Muda (26 April 2018)
Usulan rekomendasi kebijakan Ketahanan
Kota yang Berpusat Pada Anak dan Orang
Muda. Pertemuan ini diawali dengan
Diskusi Interaktif tentang Usulan
Rekomendasi Kebijakan Ketahanan Kota
yang Berpusat Pada Anak dan Orang
Muda. Dalam pertemuan tersebut terdapat
beberapa hal yaitu : (i) Pihak konsultan
Yayasan Ibu memberikan paparan mengenai identifikasi kebijakan terkait
penanggulangan bencana, ketahanan kota, dan kebijakan terkait dengan Gender,
Anak, dan Inklusi; (ii) Sampai saat ini tidak ada kebijakan yg memayungi konsep
Ketahanan Kota secara khusus; (iii) Sekretariat JakBer memberikan masukan terkait
daftar kebijakan yang belum diidentifikasi; (iv) Sekretariat JakBer akan mempelajari
hasil review kebijakan yang terkait ketahanan kota yang berbasis pada anak dan
pemuda
2.1.5.4. Kunjungan Tim Mahasiswa Universitas WASEDA Jepang (6 Agustus 2018)
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup Menerima Kunjungan
Tim Mahasiswa Universitas WASEDA
Jepang. Tujuan kunjungan tersebut adalah
studi banding mengenai program dan
implementasi Kota Layak Anak di DKI
Jakarta dengan Kota Layak Anak di Kota
Tokyo, Jepang dan Kota Taipei, Taiwan.
2.1.6 Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Kualitas Udara
DKI Jakarta merupakan kota besar yang pertumbuhan penduduknya semakin
meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini diiringi dengan bertambahnya pertumbuhan
ekonomi yang berakibat pada munculnya industri besar yang memberi kontribusi pada
pencemaran udara. Selainitu, transportasi merupakan faktor lainnya yang turut memberi
kontribusi pada pencemaran.
Polusi udara merupakan salah satu isu lingkungan paling berbahaya karena
berdampak pada kesehatan manusia dewasa dan anak, pembangunan berkelanjutan,
Laporan Kegiatan Tahun 2018
18
dan pertumbuhan ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov DKI Jakarta telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas udara Jakarta, diantaranya
melalui program CFD (Car Free Day), sistem ganjil – genap, uji emisi kendaraan
bermotor dan perluasan ruang terbuka hijau (RTH).
Penanganan peningkatan kualitas udara Jakarta belum optimal karena terkesan
hanya dilakukan oleh Pemprov.DKI sebagai regulator tanpa dukungan memadai dari
seluruh pemangku kepentingan, maka upaya yang telah dilakukan selama ini dipandang
belum efektif.
Saat ini isu terkait polusi udara belum ditangani secara terpadu, terprogram dan
berjangka panjang. Pemerintah DKI Jakarta masih bekerja dalam silo (working in silo)
yang juga merupakan isu utama Jakarta, yang terutama disebabkan SKPD dalam
bekerja hanya fokus pada tupoksi bukan berdasarkan isu yang ada.
Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup berinisiasi
melaksanakan penyusunan desain besar penanganan polusi udara melalui pendekatan
kolaboratif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Proses penyusunan desain
besar penanganan polusi udara didahului oleh berbagai pertemuan dan diskusi terbatas
dengan SKPD jangkar (Dinas Lingkungan Hidup), pemerintah pusat (LAPAN, BMKG),
perguruan tinggi (ITB), lembaga internasional (Kedubes Amerika, UNICEF) dan mitra dari
kalangan LSM lokal dan internasional yang menyatakan kesediaannya untuk membantu
Pemprov DKI Jakarta (Vital Strategy, ICLEI, C40). Pusat Antariksa Amerika (NASA) turut
menyatakan kesediaannya untuk membantu Pemprov DKI Jakarta terkait penyediaan
data persebaran polusi udara melalui data satelit.
Sebagai tahap awal dari proses penyusunan desain besar penanganan polusi
udara, Pemprov DKI Jakarta melalui Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup bekerjasama dengan UNICEF sebagai mitra utama
menyelenggarakan Lokakarya Perdana – Kick Off Meeting Penyusunan Desain Besar
Penanganan Polusi Udara DKI Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2018.
2.1.7 Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis
Komunitas
Provinsi DKI Jakarta memiliki permasalahan kebencanaan yang komplek. Dengan
luas 661,52 km2, 40 persen atau 24.000 hektar merupakan dataran rendah di bawah
permukaan air laut. DKI Jakarta juga memiliki curah hujan tinggi sekaligus menjadi
bagian hilir dari 13 sungai yang melewati dan bermuara ke Teluk Jakarta. Secara
alamiah memosisikan wilayah DKI Jakarta rawan terhadap banjir.
Selain ancaman bencana banjir, DKI Jakarta juga memiliki ancaman bencana
alam lainnya yaitu cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan gempa bumi dan ancaman
bencana non alam yaitu konflik sosial, kegagalan teknologi, wabah penyakit, kebakaran
gedung dan permukiman.
Sehubungan dengan hal ini, Kedeputian Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup
bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dan
American Red Cross telah menginisiasi penyusunan Desain Besar/Grand Design
Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis Komunitas DKI Jakarta.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
19
Pada tanggal 19 Juni 2017 Kedeputian bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
mengundang American Red Cross (AmCross) dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk
mendiskusikan inisiatif penyusunan Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Resiko
Bencana Berbasis Komunitas. Selanjutnya pada tanggal 5 Oktober 2017, Deputi
Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menerima
kunjungan dari Tim American Red Cross dan Palang Merah Indonesia. Pertemuan ini
bertujuan untuk memaparkan rancangan awal Desain Besar/Grand Design dan rencana
lokakarya pertama. Rancangan awal ini telah melalui pembahasan dengan Badan
Penanggulanagn Bencana Daerah Prov. DKI Jakarta. Pada tahun 2018 telah dibentuk
forum pertemuan penanggulangan bencana DKI Jakarta. Tujuan dari pertemuan/forum
tersebut adalah untuk melakukan pemetaan data dan informasi serta mengajak
komunitas berpartisipasi dalam penanggulangan bencana.
Jakarta, Senin 2 Juli 2018, Kedeputian Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup menerima kunjungan Tim
PMI Prov. DKI Jakarta terkait rencana
pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
Desain Besar Penanggulangan Risiko Bencana
Berbasis Komunitas DKI Jakarta. Pertemuan ini
bertujuan untuk meminta arahan dan petunjuk dari
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup terkait langkah-langkah
pelaksanaan lanjutan penyusunan Desain Besar
Penanggulangan Risiko Bencana Berbasis
Komunitas
Jakarta, 4 Mei 2018. Pertemuan dengan Tim PMI
terkait rencana pelaksanaan Focus Group
Discussion (FGD) Desain Besar Penanggulangan
Risiko Bencana Berbasis Komunitas DKI Jakarta
Jakarta, 23 Januari 2018. Pertemuan dengan PMI
dan American Red Cross terkait penyusunan
Desain Besar PRBBK DKI Jakarta
Laporan Kegiatan Tahun 2018
20
2.2 Pengoordinasian, Pemantauan dan Evaluasi atas Pelaksanaan Tugas di Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 2.2.1 Diskusi Terkait Perumahan Dan Permukiman dengan Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman dan BAPPEDA Prov. DKI Jakarta (10 Mei 2018)
Tujuan dari pertemuan ini adalah
untuk meminta arahan, masukan dan
pendapat dari Deputi Gubernur DKI
Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup perihal Penyediaan
kubutuhan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah di DKI Jakarta dan
Community Action Plan (CAP).
Dalam pertemuan tersebut diperoleh beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian, antara lain: 1) Community Action Plan (CAP) merupakan wacana aksi dari
Pemprov DKI yang melibatkan lembaga swadaya masyarakat dan kelompok kerja untuk
menciptakan kampung berkualitas yang lestari dan sejahtera. CAP merupakan program
yang berada di bawah Dinas Permukiman Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP).
Terdapat 16 kampung yang menjadi sasaran CAP diantaranya adalah Kampung
Akuarium, Lodan, Muka, Marlina, Gedung Pompa, Elektro, Kunir Pinangsia, Nelayan
Kerang Ijo, Rawa Barat, Rawa Timur, Tongkol, Krapu, Tembok Bolong dan Baru
Tembok; 2) Pada Tahun 2018 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI
Jakarta telah melakukan kegiatan Kajian Penyusunan Community Action Plan (CAP)
Penataan Kawasan Permukiman; 3) Lingkup kegiatan kajian ini adalah dengan
menyaring aspirasi dari masyarakat dalam menata lingkungannya yang disesuaikan
dengan tata ruang wilayah dan mendeteksi segala permasalahan, potensi serta solusi
dari lokasi sasaran sehingga terciptanya kawasan yang meningkat ke arah lebih baik
dari segi sosial, ekonomi dan fisik.
2.2.2 Rapat Koordinasi Pengadaan Tenaga Ahli Masterplan Green Building (11 September 2018)
Kedeputian bidang Tata Ruang
Lingkungan Hidup mengadakan
rapat Koordinasi Pengadaan Tenaga
Ahli Masterplan Green Building.
Rapat dipimpin oleh Asisten Deputi
Gubernur Bidang Lingkungan Hidup
dan dihadiri oleh Perwakilan dari
Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Pemukiman, Kabag
Keuangan Biro Administrasi Sekda.
Kasubbag Tata Usaha Deputi,
Asisten Deputi Lingkungan Hidup memimpin rapat Koordinasi
Pengadaan Tenaga Ahli Masterplan Green Building 11
September 2018
Laporan Kegiatan Tahun 2018
21
Pejabat Pembuat Komitmen Biro Administrasi Setda, Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa Biro Administrasi Setda Prov DKI Jakarta.
Pada rapat ini Asisten Deputi Gubernur bidang Lingkungan Hidup Mengevaluasi
progres penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan Tenaga Ahli Masterplan
Green Building DKI Jakarta. Rapat ini diadakan dikarenakan proses pengadaan belum
sesuai dengan target, dalam rapat ini disepakati untuk membuat berita acara
jadwal proses ulang pengadaan Tenaga Ahli Masterplan Green Building. Berita acara
tersebut ditandatangani oleh seluruh anggota Tim Pengadaan Biro Administrasi Setda,
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Prov. DKI Jakarta. Tindak lanjut dari
rapat ini adalah Tim Pengadaan melakukan paparan KAK, Surat Tugas PPK dan Pejabat
Pegadaan, HPS, Spek Tenis, Draft Kontrak pengadaan Tenaga Ahli Masterplan Green
Building DKI Jakarta.
2.2.3 Pembahasan Program Jakarta-Seoul 2018-2019 dan Pembahasan Program
Jakarta-Tokyo 2018-2019 (5 April 2018)
Pertemuan ini bertujuan untuk
memonitor kemajuan kerja sama Sister
City dan serta pemberian masukan dari
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup terkait
penyusunan rencana program kota
Jakarta-Seoul dan Jakarta-Tokyo, periode
tahun 2018-2019.
Dalam pertemuan ini dihasilkan beberapa hal antara lain: (i) Pembahasan
Program Jakarta-Seoul 2018-2019 yang terdiri dari (a) program Beasiswa Administrasi
Publik Pasca Sarjana (S2) bagi Pegawai DKI Jakarta; (b) pelatihan kejuruan (vocational
training) bagi tenaga kerja DKI Jakarta; (c) partisipasi Jakarta secara rutin pada “Seoul
Friendship Fair”; (v) pengiriman tanaman cirri khas Jakarta “Seoul Botanic Park” 2018;
serta (vii) kerja sama antar BUMN/BUMD Korea/Seoul dan Jakarta; (ii) Jakarta dan Seoul
direncanakan akan bekerja sama pada tahun 2019 terkait dengan Transit Oriented
Development (TOD). TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang
mengadopsi tata ruang campuran dan optimalisasi penggunaan angkutan massal seperti
Busway/BRT, Kereta Api Kota (MRT), Kereta Api Ringan (LRT), serta dilengkapi dengan
pembangunan jaringan pejalan kaki/sepeda. Hal ini sejalan dengan rencana
pembangunan infrastruktur transportasi DKI Jakarta yang akan mengintegrasikan BRT
(transJakarta), LRT, dan MRT, guna menambah jumlah pengguna angkutan umum. Hal
ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Jakarta (sesuai visi dan misi Gubernur-
Wakil Gubernur DKI Jakarta, yaitu OK-OTRIP).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin mempelajari pembentukan badan otoritas
pariwisata (tourism board) dari Seoul Tourism Organization dan pemasaran industry
pariwisata secara terpadu. Sebagai langkah awal untuk kerja sama di bidang pariwisata,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menawarkan kerja spromosi objek wisata di
Jakarta dan Seoul secara periodik melalui paparan iklan di masing-masing kota.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
22
Asisten Deputi Gubernur bidang Lingkungan Hidup menyampaikan masukan dan
berbagi pengalaman dari hasil kunjungan ke Kota Seoul pada pertengahan Maret 2018.
Masukan yang disampaikan adalah terkait dengan urban resilience (ketahanan kota),
collaborative approach (pendekatan kolaboratif), innovation (inovasi), inclusiveness
(inklusif), dan connectivity (konektivitas). Asisten Deputi juga menyampaikan bahwa
pada pertemuan singkat dengan Wakil Walikota Kota Seoul, telah disepakati bahwa
Jakarta dan Seoul perlu merumuskan MoU kerjasama teknis yang terpadu, yang
dilengkapi dengan road map/peta jalan dan rencana aksi untuk 5 (lima) tahun ke depan.
MoU kerjasama teknis ini dapat menjadi acuan bagi Jakarta dan Seoul dalam melakukan
kerjasama secara lebih terstruktur dan terintegrasi.
2.2.4 Rapat Koordinasi Pemaparan Tim Proyek Unit Manajemen (PMU) NCICD
(4 Juni 2018)
Tujuan dari diselenggarakannya rapat
kordinasi NCICD ini adalah untuk me-
review kegiatan NCICD dan
menyampaikan informasi progres
perkembangan kegiatan NCICD kepada
para pemangku kepentingan di tingkat
pemerintah Pusat dan Daerah.
Dalam pertemuan tersebut terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian antara lain (i) Program Proyek Tanggul laut NCICD diperkirakan akan menelan
biaya 447,2 Triliyun sampai dengan tahun 2050; (ii) Opsi pembiayaan campuran dalam
pembangunan NCICD memiliki beban fiskal yang paling kecil terhadap APBN/APBD,
dikarenakan oleh adanya integrasi komponen infrastruktur publik (Pemerintah) dan
komersial (Badan Usaha). Dari cash flow skema pembiayaan terlihat bahwa Pemerintah
perlu mengeluarkan up front investment sebesar Rp. 72,6T apabila sepenuhnya dibiayai
dari APBN/APBD. Namun, apabila menggunakan skema pembiayaan campuran
(APBN/APBD, loan, KPBU) Pemerintah cukup mengeluarkan Rp. 11,5 T untuk
membangun tanggul laut, yang selanjutnya pembangunan, operasi dan pemeliharaan
tanggul laut bisa dibiayai oleh pendapatan land development dan penerima manfaat
disamping akan diperoleh concession fee dari penjualan land development sebesar Rp.
366,0 T (net cash flow/keuntungan sebesar Rp. 67,6 T yang mulai diperoleh di tahun
2025).
Adapun pengkajian lebih dalam terhadap opsi-opsi pembiayaan serta optimasi
akan dilakukan pada tahap prastudi kelayakan (Outline Business Case). Alternatif
Terbaik Tanggul Laut yang telah mempertimbangkan kriteria flood safety &
hydrodynamic, lingkungan, sosial, kelayakan ekonomi dan finansial adalah Tanggul Laut
Terbuka Adaptif. Terbuka berarti masih terdapat beberapa segmen dari tanggul laut yang
terbuka yang dapat berfungsi sebagai breakwater untuk menurunkan tinggi gelombang
ekstrim dan juga berfungsi sebagai, tanggul serbaguna untuk pengembangan kawasan,
jalan tol, sekaligus masih terbuka sebagai akses keluar masuk untuk kapal nelayan dan
tranportasi ke/dari pulau Seribu.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
23
2.2.5 Rapat Koordinasi terkait Dana Hibah "Implementation of the Grid-Connected
Microgrid System" untuk Pulau Pramuka (16 Juli 2018)
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup memasilitasi pertemuan
untuk membahas Dana Hibah
"Implementation of the Grid-Connected
Microgrid System" untuk Pulau
Pramuka. Pertemuan ini dihadiri
Sekretaris Kabupaten Kepulauan Seribu,
Tim KOIMA Korea (Mr. Choy), Tim BPPT
(Hamzah Hilal) dan serta SKPD terkait dilingkungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dalam pertemuan ini terdapat beberapa hal penting sebagai berikut antara lain : a. Bupati
Kepulauan Seribu baru akan membuat Surat Rekomendasi terhadap Pembangunan
Instalasi Microgrid apabila sudah ada arahan dari Gubernur DKI Jakarta terkait hal
tersebut; b. Bupati Kepulauan Seribu masih mempertanyakan kesesuaian alat teknologi
Microgrid terhadap kondisi alam di daerah Kepulauan; c. Bupati Kepulauan Seribu
meminta komitmen dari Tim BPPT untuk tetap melakukan pendampingan dan monitoring
apabila teknologi Microgrid tetap dilaksanakan; d. Bupati Kepulauan Seribu meminta
komitmen Tim dari KOIMA dan BPPT terkait perawatan alat teknologi tersebut.
2.3 Pelaksanaan Komunikasi Publik Sesuai Bidang Tugas
Kedeputian TRLH dalam periode 2017-2018 telah banyak melakukan komunikasi
publik melalui (i) menerima audiensi baik dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Akademisi, Praktisi dan Profesional; (ii) komunikasi dengan masyarakat yang
melayangkan keluhannya melalui surat kepada Kedeputian TRLH/melalui dispo
Gubernur; (iii) wawancara dengan beberapa wartawan dan LSM untuk menyampaikan
program pemerintah Provinsi DKI Jakarta; (iv) menjadi narasumber pada undangan
konferensi atau lokakarya baik tingkat nasional maupun internasional; (v) Lokakarya
bekerjasama dengan mitra. Semua kegiatan komunikasi publik disebarkan melalui portal
Kedeputian TRLH di tarulh.com.
2.3.1 Narasumber
Salah satu bentuk komunikasi publik yang efektif adalah ketika menjadi
narasumber dalam berbagai peristiwa penting seperti pertemuan walikota dunia, diskusi
dengan lembaga penelitian, lokakarya dan konperensi tematik. Komunikasi publik ini
tidak hanya untuk konsumsi domestik tapi juga internasional.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
24
2.3.1.1. Menjadi Narasumber dan Panelis pada Kegiatan Eco-City Live Project 2018:
Jakarta and Depok: A Megapolitan Approach (22 Januari 2018)
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk
memberikan informasi dan arahan serta
panelis pada kegiatan Eco-City Live
Project 2018: Jakarta and Depok: A
Megapolitan Approach
Jakarta selalu menarik untuk ditelaah
terkait isu metropolitan. Kali ini Deputi
Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup diundang menyampaikan
penerapan konsep kota hijau di Jakarta dalam Eco City Live Project 2018: Jakarta dan
Depok: A Megapolitan Approach Global Studio Workshop in Green Urbanism.
Kegiatan ini hasil kerjasama UI, University of Florida dan Cardiff University. Kegiatan
diselenggarakan di Departemen Arsitektur UI Depok pada tanggal 17 Januari 2018.
Materi tayangan yang dipaparkan oleh Deputi Gubernur TRLH pada Kegiatan ini dapat
di akses pada: pitt.academia.edu/oswarmungkasa.
2.3.1.2. Menjadi Pembicara dalam acara “International Conference on Energy and Sustainable Transport for Better Air Quality” Sebagai Narasumber pada tanggal 27-28 Februari 2018 di Aula Barat, Institut Teknologi Bandung
Kedeputian gubernur DKI Jakarta bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup sedang
merencanakan menyusun Desain Besar
Pengelolaan Kualitas Udara Jakarta dan
bertemu calon mitra kerja yang akan
memasilitasi yaitu ITB dan Toyota
Foundation. Sebagai langkah awal,
Jakarta berkesempatan hadir sebagai
pembicara kunci pada The International
Conference on Air Quality di ITB tanggal 27
Februari 2018. Tema yg disampaikan
terkait pencemaran udara Jakarta. Kondisi, Kebijakan, Upaya dan Rencana Kedepan.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
25
2.3.1.3. Narasumber Acara Lokakarya Nasional Sinkronisasi Pengembangan Transformasi Perpustakaan untuk Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat “Literasi untuk Kesejahteraan” pada tanggal 10 -12 April 2018 di Kuta, Bali.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menjadi narasumber pada Acara Lokakarya Nasional Sinkronisasi Pengembangan Transformasi Perpustakaan untuk Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat “Literasi untuk Kesejahteraan” Sebagai Narasumber pada tanggal 10 -12 April 2018 di Kuta, Bali
Berbagi Pembelajaran Pendekatan
Kolaboratif. Pendekatan Kolaboratif
mungkin baru bergaung beberapa waktu
terakhir namun dalam kenyataannya para
pemangku kepentingan telah
melaksanakannya dalam beragam bentuk.
Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup
berkesempatan berbagi pembelajaran
pelaksanaan pendekatan kolaboratif dalam
bentuk pengelolaan forum pemangku
kepentingan dalam forum pustakawan se
Indonesia. Tema yang disampaikan
adalah Forum Pemangku Kepentingan: Upaya Meningkatkan Keberhasilan
Program. Pembelajaran dari (i) pengelolaan pokja AMPL (kelompok kerja Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan); Jejaring AMPL, PIN AMPL (Pusat Informasi Nasional); (ii)
penyusunan Desain Besar Isu-isu Strategis DKI Jakarta; dan (iii) pengelolaan program
Jakarta Berketahanan. Pertemuan para pustakawan dan pemangku kepentingan literasi dilaksanakan
dengan mengusung tema Sinkronisasi Pengembangan Transformasi Perpustakaan untuk
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat . Literasi untuk Kesejahteraan di Kuta Bali 10-11
April 2018. Dihadiri 450 peserta dan merupakan kerjasama antara kementerian
PPN/Bappenas, perpustakaan nasional dan perpuseru (perpustakaan seru). Perpuseru
dikelola oleh Coca Cola Foundation.
Para pemangku kepentingan perpustakaan bermaksud meningkatkan sinergi pemangku
kepentingan melalui pembentukan Tim Sinergi. Pengalaman Kedeputian Gubernur DKI
Jakarta bidang TRLH dipandang dapat menjadi sumber inspirasi mengarusutamakan literasi.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
26
2.3.1.4. Menjadi Narasumber pada Seminar dengan tema “Sustainable Urban
Development” (3 Mei 2018)
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup menjadi
narasumber dalam Seminar “Sustainable
Urban Development” sebagai Narasumber
pada Acara The 16𝑡ℎ Indonesia Building
Technology Expo merupakan kegiatan yang
diprakarsai oleh GBCI.
Hasil pertemuan
1. Konsep kota berkelanjutan adalah kota yang harmonis antara kepentingan sosial
ekonomi dengan kepentingan lingkungan dalam rangka memastikan keberlanjutan
terhadap perkembangan yang terus dinamis.
2. Adapun beberapa evolusi/pengembangan dari teori konsep kota berkelanjutan
menjadi beberapa konsep seperti garden city, smart city, compact city, green city,
liveable city, resilient city dan lain-lain.
3. Konsep Green City didasari oleh atribut kota hijau diantaranya, green energy, green
design and planning, green water, green building, green transport, green waste, green
open space dan green community.
4. Sedangkan untuk konsep smart city didasarkan pada indikator smart economy, smart
governance, smart people, smart mobility, smart living dan smart environment.
5. Pada dasarnya konsep kota berkelanjutan menekankan pada pendekatan kolaboratif
antar sektor dengan menghasilkan outcome yang berkelanjutan.
6. Perlunya konsep kota berkelanjutan di DKI Jakarta, terbukti dari tingginya keinginan
masyarakat untuk tinggal di kota. Tercatat sebanyak 2,7 juta masyarakat komuter
setiap harinya yang datang dan pergi ke Ibukota.
7. Pada penerapan konsep kota keberlanjutan di DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta
memfokuskan pada pengembangan konsep kota berketahanan/resilient city dan
smart city.
8. Adapun tujuan dari kota berketahanan yakni mewujudkan kota yangmempunyai
kapasitas individu, komunitas, institusi, pelaku bisnis, dan sistem didalamnya untuk
bertahan, beradaptasi dan betumbuh terhadap berbagai bentuk tekanan kronis
(chronic stresses) dan guncangan akut (acute shock) yang dialami.
9. Adapun faktor pendukung kota berketahanan yaitu strategi dan kepemimpinan,
kesehatan, ekonomi dan sosial, serta infrastruktur dan lingkungan.
10. Sedangkan untuk konsep smart city, Jakarta memfokuskan pada pelayanan data
secara terintegrasi yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakatnya.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
27
2.3.1.5. Narasumber dalam French Trade Commission Business France - Session
of “Jakarta’s Roadmap to Obtain The Sustainable Development Goals in Water
Sector” (3 Juli 2018).
Seminar tersebut diselenggarakan oleh
Trade Commission Business France yang
tergabung kedalam Kedutaan Perancis di
Indonesia, dalam rangka mempromosikan
produk dan layanan perusahaan Perancis
untuk pengembangan ekspor pasar.
Hasil pertemuan
1. Deputi Gubernur bidang TRLH
menyampaikan paparan tentang “Jakarta’s Challenge and Solution to Achieve
Target 6 of SDG’s” pada salah satu sesi panel diskusi tentang Jakarta’s Roadmap to
Obtain the SDG in Water Sector. Poin-poin yang perlu mendapat perhatian dari
pemaparan tersebut antara lain adalah:
Kondisi Jakarta Terkait Agenda Global SDG’s
- Pada saat ini, agenda global dari kota-kota di seluruh dunia mengacu pada
Sustainable Development Goals (SDG), dimana tema pada paparan Deputi
Gubernur kali ini mengacu pada tujuan/capain ke-6 (enam) terkait air bersih dan
sanitasi dari SDG’s.
- Saat ini, Jakarta belum memiliki roadmap terkait air bersih dan sanitasi. Oleh
karena itu, Deputi Gubernur bidang TRLH menjelaskan terkait tantangan dan solusi
dalam mencapai target ke-6 (enam) SDG’s.
Tantangan Jakarta Terkait Air Bersih dan Sanitasi
- Saat ini, 45% penduduk DKI Jakarta masih menggunakan air yang berasal dari
sumber yang tercemar.
- Tingkat kebocoran air dan rata-rata tingkat konsumsi air bersih per-hari masih
terbilang tinggi.
- Sumber air baku di DKI Jakarta dinyatakan defisit hingga 2029.
- Akses air bersih di DKI Jakarta hanya dapat diakses oleh 60% penduduk Jakarta.
- Terdapat 14% penduduk DKI Jakarta yang masih melakukan Buang Air Besar
Sembarangan (BABS).
- Sebanyak 47% Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di DKI Jakarta belum
memiliki sanitasi yang layak
2. Dari hasil talkshow dapat disimpulkan secara umum bahwa:
- Materi yang disampaikan Deputi Gubernur bidang TRLH menekankan bahwa
Jakarta belum mempunyai Roadmap, khususnya pada sektor air minum dan
sanitasi.
- Melihat kondisi Jakarta terkait air minum dan sanitasi, perlu adanya keseriusan
dalam pengimplementasian solusi dari berbagai stakeholder untuk mewujudkan
akses 100% air bersih dan sanitasi.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
28
- Dalam mewujudkan tercapainya target 6 (enam) SDG’s di Jakarta, perlu adanya
pendekatan kolaboratif dan komitmen bersama, dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan.
- Pertemuan dari seluruh stakeholder sangatlah diperlukan dan bermanfaat,
sehingga dapat menjadi wadah dalam bertukar pikiran, gagasan dan inovasi.
Adanya tindak lanjut berupa kerjasama dari berbagai stakeholder merupakan
bentuk komitmen positif dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi di
Jakarta.
2.3.1.6. Mewakili Gubernur Menjadi Narasumber dalam Rapat Dengar Pendapat /RDP atau Rapat dengar Pendapat Umum / RDPU Komite II dalam rangka membahas Implementasi PerPres No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (4 Juli 2018)
Maksud dari RDP/RDPU yakni menindaklanjuti Implementasi Perpres No.35 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, dikarenakan program strategis nasional perlu terimplementasikan dalam jangka waktu 2 tahun agar dana yang
dialokasikan dapat terserap secara sempurna. Hasil pertemuan 1. ITF Sunter tersebut memiliki lahan seluas 3 Ha, dengan status lahan milik Pemprov
DKI Jakarta. Direncanakan ITF tersebut dapat menampung 2200 ton sampah/hari dengan asumsi produksi listrik sebesar 35 Mw (Megawatt).
2. Berdasarkan hasil skema KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha), PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) ditunjuk sebagai BUMD yang bertanggung jawab dalam pengimplementasian ITF Sunter bersama dengan Fortum (perusahaan FInlandia). Sedangkan 3 lokasi ITF Jakarta lainnya masih dalam status pelelangan.
3. Progress ITF Sunter saat ini dalam tahap studi kelayakan (FS) dan pembuatan DED (Detailed Engineering Design). Adapun kendala yang menjadi permasalahan yakni besaran saham yang sebelumnya telah disepakati bersama antara pihak Jakpro dan Fortum.
4. Mayoritas kota-kota yang menjadi prioritas pembangunan PLTSa saat ini masih memasuki tahap pra-FS dan perhitungan TPV (Total Present Value).
5. Adapun kendala yang dikhawatirkan oleh masing-masing perwakilan kota, yakni
komitmen dari PLN dalam mendukung pemenuhan kebutuhan listrik dan ketersediaan lahan yang menjadi tanggung jawab Kementerian ATR
6. Pengimplementasian PLTSa saat ini diprioritaskan pada 12 kota yang ada dalam Perpres No.35 Tahun 2018, akan tetapi tetap adanya upaya pengimplementasian PLTSa di kota-kota lainnya sesuai dengan Permen ESDM No. 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
29
7. Dalam mengimplementasikan PLTSa prioritas di 12 kota sesuai dalam Perpres No. 35 Tahun 2018, perlu adanya komitmen dan dukungan utama dari PT. PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik, serta ketersediaan lahan yang menjadi wewenang Kementerian ATR.
8. Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang dalam tahap pengimplementasian Pembangkit listrik tenaga sampah/ITF di 4 (empat) lokasi. ITF Sunter di Jakarta menjadi PLTSa yang sudah memiliki progress diantara 3 (tiga) lokasi lainnya, dengan PT. Jakpro sebagai BUMD yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam pengoperasiannya. 3 (tiga) lokasi lainnya masih dalam tahap pelelangan.
9. Saat ini ITF Sunter sedang menindaklanjuti Joint Venture Company (JVC) antara PT. Jakpro dan Fortum, pembahasan kajian kerjasama dengan Pemprov DKI terkait persetujuan waste suppy dan besaran tipping fee, serta penyusunan AMDAL
2.3.1.7. Sebagai Narasumber Peluncuran Sistem Informasi Spasial RTR Online (7
Agustus 2018)
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup menjadi
narasumber dalam acara Peluncuran Sistem
Informasi Spasial RTR Online. Tujuan acara
ini yaitu membahas tentang Program Sistem
Informasi Geografis Jakarta Satu (Satu Peta,
Satu Data, Satu Kebijakan).
Hasil pertemuan
Program Jakarta Satu merupakan website yang memuat informasi spasial yang
mengintegrasikan data-data dari seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta. Peta yang digunakan merupakan Satu Peta Dasar Provinsi DKI Jakarta.
Program ini merupakan langkah DKI Jakarta menghadapi Revolusi Industri 4.0 karena
memiliki basis data yang berintegrasi tinggi dan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan (Decision Support System).
Portal ini bekerja sama dengan 10 (sepuluh) SKPD di DKI Jakarta meliputi Badan Pajak
dan Retribusi Daerah, Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Badan Pengelola Keuangan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas
Pendidikan, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Komunikasi dan Informasi dan Dinas
Lingkungan Hidup.
Terdapat 26 informasi peta tematik yang meliputi:
1. Peta Pengawasan Air Tanah Terpadu,
2. Peta Sebaran Data Perizinan
3. Peta Sebaran Pemakaian Air Tanah
4. Peta Struktur Ruang Prasarana dan Sarana Kota
5. Peta Struktur Ruang Tata Air dan Utilitas
6. Peta Sebaran Pusat Perbelanjaan
7. Peta Sebaran Pasar Tradisional
8. Peta Sebaran Cagar Budaya
9. Peta Pengawasan dan Penindakan Bangunan Konstruksi
Laporan Kegiatan Tahun 2018
30
10. Peta Survey Bangunan Konstruksi
11. Peta Persebaran Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT)
12. Peta Survey Lahan dan Bangunan Terlantar
13. Peta Survey Ruang Terbuka Hijau
14. Peta Sebaran Perencanaan Gedung Pemda
15. Peta Bangunan Jakarta
16. Peta Lahan Jakarta/Peta Nomor Objek Pajak (NOP)
17. Peta Zonasi Perda No. 1 Tahun 2014
18. Peta Zona Konservasi Air Tanah Tahun 2013 (Kedalaman 40-140 MBMT)
19. Peta Zona Konservasi Air Tanah Tahun 2013 (Kedalaman 140-250 MBMT)
20. Peta Sebaran Aset Gedung Pemda
21. Peta Sebaran Lahan Belum Terdaftar
22. Peta UDGL/Panduan Rancang Kota
23. Peta Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T)
24. Peta Rencana Kota
25. Peta Zonasi
26. Peta Zonasi Pulau Seribu
27. Selain informasi spasial tematik, website ini dapat menerima laporan dan
memberikan konsultasi publik mengenai pemanfaatan tata guna lahan. Laporan ini
dapat dijadikan peninjauan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dan Peta Zonasi (PZ) selanjutnya.
2.3.1.8. Narasumber pada Acara 8th Northeast Asian International Forum On Air
Quality Improvement di KOREA (4-5 S 2018)
Kegiatan 8th Northeast Asian International
Forum On Air Quality Improvement
merupakan bentuk dukungan Pemerintah
Kota Seoul dan ICLEI kepada kota-kota di
Asia dan anggota ICLEI, dalam upaya
mencapai pembangunan perkotaan yang
berkelanjutan dan rendah karbon. Program
tahun ini berfokus pada penerapan
kebijakan terbaik terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk transisi energi,
ecomobility, tata kelola limbah dan emisi gas rumah kaca.
Hasil pertemuan
1. Menindaklanjuti disposisi Gubernur DKI Jakarta atas undangan dari Park Won Soon,
Mayor of Seoul tanggal 27 Juni 2018 dan undangan dari Shu Zhu, Regional Director
and China Representative – ICLEI East Asia Secretariat tanggal 7 Juli 2018 (Disposisi
dan Undangan terlampir), Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup hadir sebagai perwakilan dari Provinsi DKI Jakarta dengan didampingi oleh 1
(satu) staf teknis dari Dinas Lingkungan Hidup.
2. Pada kesempatan tersebut, Deputi Gubernur bidang TRLH turut hadir sebagai
pembicara pada kegiatan 8th Northeast Asian International Forum on Air Quality
Laporan Kegiatan Tahun 2018
31
Improvement di tanggal 5 September 2018, dengan mengusung tema “Citizen
Participation for Jakarta Clean Air”
2.3.1.9. Narasumber Acara Seminar dan Gathering Tema: "Innovative Solution to meet
Green Building Trends" (12 Oktober 2018)
Tujuan seminar adalah memperkenalkan
produk baru yang mendukung penerapan
konsep gedung hijau di Jakarta, sehingga
materi yang disampaikan lebih banyak
terfokus pada perkembangan teknologi kaca
bangunan yang terkait dengan bangunan
gedung hijau.
Hasil pertemuan
Deputi Gubernur bidang TRLH
menyampaikan materi bertajuk “Jakarta Green Building Grand Design and the First Green
Buiding Code Revision. A Strategy to Achieve 30:30 Commitment Target”. Secara garis
besar materi yang disampaikan adalah:
a. Perjalanan regulasi Bangunan Gedung Hijau, yang sejatinya dimulai oleh Pemprop DKI
Jakarta melalui peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2018 tentang Bangunan Gedung
Hijau. Peraturan berskala nasional baru diluncurkan pada tahun 2015 melalui Peraturan
Menteri PUPR Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Nasional Bangunan Gedung
Hijau. Disusul kemudian oleh kota Bandung pada tahun 2016 dan dipuncaki oleh
diluncurkannya Desain Besar Bangunan Gedung Hijau DKI Jakarta pada tahun yang
sama.
b. Desain Besar ini berisikan kesepakatan visi menjadikan Jakarta sebagai pusat
pembelajaran bangunan gedung hijau, sementara misinya seluruh gedung baru dan 60
persen gedung lama menerapkan konsep gedung hijau. Kemudian dilengkapi komitmen
para pemangku kepentingan untuk mengurangi 30 persen konsumsi air, 30 persen
konsumsi energi dan 30 persen Gas CO2 pada gedung tinggi sampai tahun 2030.
Komitmen ini dikenal sebagai komitmen 30:30.
c. Pada saat ini, tercatat 290 unit gedung baru yang telah menerapkan konsep gedung hijau
dengan potensi penghematan mencapai 68 juta USD.
d. Sesuai dengan peta jalan dalam Desain Besar, Pergub Nomor 38 Tahun 2018 sedang
dalam proses revisi khususnya terkait beberapa hal utama yaitu (i) penyederhaan aturan;
(ii) perluasan cakupan sasaran gedung sehingga juga menjangkau gedung dengan
luasan yang lebih kecil termasuk yang bersifat sukarela seperti rumah besar; (iii)
perbaikan sistem pemantauan dan pendataan.
e. Hasil perbincangan dengan beberapa peserta seminar mengemuka bahwa (i)
keberadaan Pergub No. 38 Tahun 2012 masih belum menjangkau seluruh pemangku
kepentingan; (ii) peserta menyambut baik upaya revisi ini namun disarankan agar upaya
sosialisasi lebih intensif.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
32
2.3.2 Lokakarya
2.3.2.1. Membuka Acara - Lokakarya Pelatihan Peta Interaktif (19 April 2018)
Pada penyusunan Desain Besar Air Minum
dan Air Limbah Domestik DKI Jakarta,
dikembangkan peta interaktif pelayanan air
minum dan air limbah domestik. Dengan
diselenggarakannya pelatihan dasar GIS
ini, diharapkan nantinya masing-masing
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan
instansi terkait lainnya di DKI Jakarta dapat
mengembangkan peta interaktif sesuai
dengan bidang kerja masing-masing. Peta
tersebut selanjutnya dapat diintegrasikan
oleh Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika provinsi DKI Jakarta sebagai
implementasi dari “one map, one data, one policy”.
Hasil pertemuan
Materi pelatihan dapat diakses melalui:
(i) Pemahaman Dasar GIS untuk Peta Interaktif WASH DKI Jakarta Paparan materi
USAID IUWASH PLUS yang disampaikan pada kegiatan Pelatihan Dasar GIS, Kamis
19 April 2018, di Aloft Hotel, Jakarta Pusat
Link: http://km.tarulh.com/media.php?module=softcopy&act=detail&id=937
(ii) Modul Pelatihan Dasar GIS dan Pengenalan Peta Interaktif WASH Buku panduan
pelatihan dasar GIS yang disusun oleh USAID IUWASH PLUS atas kerja sama
dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Link: http://km.tarulh.com/media.php?module=softcopy&act=detail&id=936
Saran dan Tindak Lanjut:
i. Perangkat QGIS dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemetaan terkait ketahanan
Kota Jakarta, termasuk ketahanan sosial, dengan berkolaborasi dengan mitra
Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang bergerak di
tingkat komunitas.
ii. Perlu dilakukan pelatihan lanjutan agar materi yang didapatkan peserta menjadi
komplit.
iii. Perlu dilakukan koordinasi dengan Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika serta
dengan USAID IUWASH Plus untuk mengintegrasikan hasil pemetaan interaktif pada
Desain Besar Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik dengan program
pemetaan yang ada di Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika
Laporan Kegiatan Tahun 2018
33
2.3.2.2. Lokakarya SSEA-AIR Quality Management (4 Juni 2018)
Air Quality Management Policy Exchange
Workshop diselenggarakan oleh Pemerintah Taiwan
dan Kementerian Lingkungan Hidup AS di Taipei 4-7
Juni 2018. Lokakarya ini merupakan ajang bertukar
pengetahuan di antara kota Asia Selatan dan Asia
Tenggara.
Hasil pertemuan
1. Jakarta satu-satunya kota Indonesia yang
hadir. Delegasi Indonesia lainnya berasal dari
pemerintah pusat (kementerian LHK dan
BMKG). Jakarta diwakili oleh Deputi Gubernur DKI
bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dan staf
Dinas Lingkungan Hidup.
2. Pada kesempatan tersebut, Jakarta menampilkan materi Jakarta’s Air Quality
Situation, Challenges and Priorities. Secara informal, pemerintah Taiwan
menyambut baik minat Jakarta untuk bermitra dalam penyusunan Desain Besar
Pengelolaan Kualitas Udara Jakarta. Pengalaman Taiwan dalam menyusun
Rencana Aksi Pengelolaan Kualitas Udara akan sangat membantu.
Dalam diskusi mengemuka beragam strategi dan upaya mengelola kualitas udara
diantaranya partisipasi publik suatu keniscayaan, beragam sumber polusi
memerlukan bentuk penanganan yang berbeda, berkolaborasi meningkatkan
efektifitas, keberanian menetapkan target seperti keharusan penggunaan kendaraan
listrik, insentif, subsidi, standar yang lebih ketat, penerapan hukuman.
Hal yang menarik adalah Taiwan menerapkan prinsip pengenaan biaya polusi secara
ketat dengan beragam skema disesuaikan dengan bentuk sumber polusi.
2.3.2.3 Seminar Validasi Jakarta Smart Safe City (19 Juli 2018)
Tujuan lokakarya tersebut adalah melakukan validasi data terkait penyusunan
Masterplan Jakarta Smart Safe City, yang meliputi :
1. Mengonfirmasi situasi, masalah dan
inisiatif keamanan saat ini di DKI Jakarta
2. Mengonfirmasi usulan rekomendasi
untuk menciptakan kondisi yang
mendukung Jakarta Smart Safe City
3. Mendapatkan perspektif seluruh
pemangku kepentingan tentang peluang
untuk meningkatkan keamanan melalui
teknologi dengan pendekatan kolaboratif.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
34
Hasil pertemuan
a. Sesi pertama: Pemaparan mengenai situasi, isu dan inisiatif pada saat ini, serta
usulan visi dan rekomendasi, yang dibawakan oleh Roman Nadielka selaku Manajer
Tim Penyusun PwC Indonesia. Berikut poin-poin penting yang dipaparkan :
Pengumpulan data berdasarkan kajian literatur dengan publikasi yang
dikeluarkan oleh BPS, BNPB, BPBD dan BAPPEDA serta wawancara dengan 9
(sembilan) instansi terkait.
Kajian didasarkan pada telaahan dokumen dan wawancara meliputi tema
kriminalitas, terorisme, konflik sosial, kebakaran, banjir, lalu lintas, epidemi
penyakit serta makanan dan gizi
Penyediaan keamanan dinilai berdasar bentuk pelayanan publik melalui 5 (lima)
aspek yaitu lembaga, masyarakat, pegawai pemerintah, perangkat dan
infrastruktur serta pemantauan dan evaluasi
b. Sesi kedua : Pemaparan dari 3 Narasumber mengenai kondisi kriminalitas,
bencana serta Kesehatan dan Lingkungan
Pemaparan pertama disampaikan oleh A Josias Simon, Dosen Kriminologi FISIP
UI. Dalam pemaparan tersebut dijelaskan bahwa angka kriminalitas menurun
21% dari tahun 2016 hingga tahun 2017. Namun secara kualitatif, jenis
kriminalitas justru semakin memprihatinkan. Untuk itu, dibutuhkan kebijakan
pengamanan dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek yaitu pengendalian akses,
pengamanan dan teritorial
Pemaparan kedua disampaikan oleh Fatma Lestari selaku pakar kebencanaan
dari Universitas Indonesia. Materi pemaparan mencakup keamanan DKI Jakarta
dalam konteks kebencanaan. Penanganan kebencanaan di DKI Jakarta dapat
dilakukan dengan 4 (empat) aksi prioritas yaitu pemahaman mengenai
kebencanaan, memperkuat pengelolaan, investasi dan pembangunan yang lebih
baik setelah terjadinya bencana. Selain itu, diperlukan teknologi dalam
menghadapi bencana, salah satunya dengan pemanfaatan Command Center
Pemaparan ketiga disampaikan oleh Iwan Ariawan dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa sudah terdapat
teknologi digital yang dimanfaatkan untuk membantu program kesehatan
masyarakat, seperti M-Health, Real Time Monitoring (RTM) dan Information
Dashboard.
Saran dan tindak lanjut
Hasil dari pertemuan tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa:
Terdapat 9 (sembilan) teknologi yang paling potensial dari hasil diskusi, yaitu :
a) Sektor Kriminalitas : (i) Sistem Pengiriman Personil Berbasis Komputer, (ii) Peta
Cerdas, (iii) Sistem Pengendalian Keramaian
b) Sektor Kebencanaan : (i) Inspeksi Bangunan Berbasis Data, (ii) Sistem
Peringatan Dini Bencana, (iii) Simulasi Evakuasi
c) Kesehatan dan Lingkungan : (i) Peta Cerdas, (ii) Sistem Pengiriman Personil
Berbasis Komputer, (iii) Intervensi Kesehatan Masyarakat Berbasis Data
Laporan Kegiatan Tahun 2018
35
Tindak lanjut dari lokakarya tersebut yakni:
Hasil lokakarya dijadikan pertimbangan dalam penyusunan Master Plan Jakarta Smart Safe City 2.3.2.4. Lokakarya Perdana Program Prioritas Jakarta Berketahanan (26 September 2018)
Telah terselenggaranya acara
Lokakarya Perdana Program Prioritas
Jakarta Berketahanan yang
diselenggarakan oleh Sekretariat
Jakarta Berketahanan dengan dibantu
oleh Jakarta Konsultindo dan Ruang
Waktu. Hal tersebut merupakan
bentuk tindak lanjut dari serangkaian
sesi kerja tahap II yang telah dilakukan
oleh tim dari Sekretariat Jakarta Berketahanan untuk menemukenali program prioritas
Jakarta berketahanan berdasarkan temuan fokus utama dari lokakarya yang telah
dilakukan sebelumnya. Dalam acara lokakarya tersebut turut melibatkan beberapa
pemangku kepentingan, diantaranya pemerintah lokal, pemerintah pusat, organisasi
internasional, kelembagaan luar negeri, lokal NGO, Akademisi dan Bisnis sektor.
Dalam lokakarya tersebut dibagi menjadi 3 tahapan yakni diskusi panel, workshop
masing-masing kelompok, serta pemaparan hasil workshop dari masing-masing
kelompok. Sebelum tahapan dimulai, Deputi Gubernur DKI Jakarta mewakili Gubernur
DKI Jakarta menyampaikan kata sambutan dalam rangka menyungsung Jakarta City 4.0
yang mengedepankan pendekatan kolaboratif, dimana dalam menjadikan Jakarta
Berketahanan turut melibatkan kolaborasi masyarakat.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi panelis yang terdiri dari 3 pembicara.
Adapun pembicara tersebut antara lain Deputi Gubernur bidang TRLH, Managing
Director 100 RC ASPAC dan Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman
BAPPENAS.
Pada sesi 1 Panelis, Deputi Gubernur bidang TRLH memberikan pemahaman
terkait permasalahan guncangan di DKI Jakarta, pemahaman/konsep dari kota
kebertahanan serta kemajuan program dari Jakarta Berketahanan dengan
menggunakan pendekatan kolaboratif guna memecah ‘silos’ yang ada.
Pada sesi 2 Panelis, Lauren Sorkin selaku Managing Director 100 RC ASPAC
memberikan wawasan terkait praktik unggulan dan pembelajaran dari kota anggota 100
RC terkait penyusunan dan implementasi strategi ketahanan kota (City Resilient
Strategy).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
36
Pada sesi 3 Panelis, Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman
BAPPENAS memaparkan terkait isu fragmented governance dan konsep urban
linkage dalam perspektif kota Berketahanan, dimana pemaparan tersebut menjelaskan
terkait kondisi dan fakta terkait urbanisasi, fragmented governance, ketergantungan
ketahanan pangan kota, strategi sinergitas urban-rural linkages dan rancangan kebijakan
perkotaan nasional.
Setelah sesi panelis, peserta lokakarya kemudian dibagi menjadi 5 kelompok kerja
yang dibagi berdasarkan fokus utama yang berasal dari City Resilience
Framework (CRF)/Kerangka Ketahanan Kota. Adapun 5 fokus utama terebut antara lain:
Fokus utama 1: Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pemerintahan dan Manajemen
Kota
Fokus utama 2: Mengembangkan Budaya ‘Siap Siaga’ untuk Menghadapi Berbagai
Guncangan
Fokus utama 3: Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan melalui Tata Kelola Air
Bersih, Air Limbah dan Sampah
Fokus Utama 4: Meningkatkan Kualitas Mobilitas dan Konektivitas Warga Jakarta
Fokus Utama 5: Memelihara Kohesi Sosial Jakarta
Audiens/peserta dibagi kedalam ruangan yang berbeda untuk melaksanakan
tahapan kedua yang tidak lain merupakan Workshop, dimana kegiatan
dari workshop tersebut terbagi kedalam 3 tahapan. Pada kegiatan pertama,
yakni menentukan elemen ketahanan kota dan target pencapaian dari fokus
utama. Sedangkan kegiatan kedua, menentukan kriteria pemilihan program eksisting dan
kegiatan terakhir yakni menentukan program eksisting prioritas DKI Jakarta berdasarkan
masing-masing fokus utama.
Berdasarkan diskusi/workshop masing-masing kelompok dihasilkan temuan
bahwa:
a. Pada Fokus utama 1 dihasilkan 14 Program eksisting prioritas dengan acuan bahwa
program-program terpilih memiliki dampak langsung bagi masyarakat dan
mengutamakan adanya peningkatan pemahaman terkait konsep ketahanan kota.
b. Pada Fokus utama 2 dihasilkan 49 Program eksisting prioritas.
c. Pada fokus utama 3 dihasilkan 19 Program eksisting prioritas dengan acuan bahwa
program perlu melibatkan banyak pihak dan sosialisasi yang lebih intensif.
d. Pada fokus utama 4 dihasilkan 13 program eksisting prioritas dengan acuan bahwa
pentingnya program-program yang melibatkan tata ruang dan bangunan serta
monitoring dan evaluasi. Pada fokus utama 5 dihasilkan 30 program eksisting
prioritas.
Hasil dari ditemukenalinya program-program prioritas tersebut akan ditindaklanjuti
oleh tim Sekretariat Jakarta Berketahanan untuk mengkategorisasikan hasil-hasil yang
sudah didapat sehingga dapat dirumuskan program-program prioritas terkait ketahanan
kota DKI Jakarta di tahun-tahun mendatang.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
37
2.3.2.5. UNESCO Asia Regional Training Workshop and Emerging Pollutans In Water Resources
Jakarta, 27 November 2018.
UNESCO Asia Regional Training
Workshop and Emerging Pollutans In
Water Resources. Pertemuan ini dibuka
oleh Ketua LIPI Dr. Laksana Tri Handoko,
M.Sc serta dihadiri dan didahului kata
sambutan oleh Prof. Dr. Ignasius D.A.
Sutapa, MSc dari APCE; Prof. Zainal
Arifin, M.Sc dari IHP national Committee
Indonesia; Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc
dari Bappenas, Dr. Sarantuya Zandaryaa
dari UNESCO IHP; Prof. Dr. Shahbaz
Khan dari UNESCO Office Jakarta dan Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, MURP (Deputi
Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup).
Peserta yang hadir dalam acara ini terdiri dari perwakilan negara se Asia Pasific.
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membahas lebih dalam permasalahan air bersih
dan unsur polutan yang mengancam kesehatan air bersih serta berbagi informasi dan
pengalaman dalam pencegahan pencemaran air dan perbaikan kualitas air. Dalam
lokakarya ini disampaikan berbagai metode dan solusi dari pengalaman para ahli di
bidang manajemen air perkotaan Water Research Expert International.
Pertemuan ini menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang
berkelanjutan di Indonesia dan Asia Pasifik serta mengakui pentingnya dukungan
UNESCO dan berkolaborasi dengan APCE dan berbagai pihak pemangku kepentingan
dibidang air bersih. Pertemuan ini diselenggarakan selama 3 (tiga) hari mulai dari 27 s.d
29 November 2018. Dalam pertemuan tersebut tiap peserta mempresentasikan
pengalaman dan ide atau pemikiran mereka tentang pengelolaan air bersih
berkelanjutan.
Para peserta membahas masalah air di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik yang merupakan permasalahan kolektif yang sangat penting dan menjadi perhatian bersama sehingga permasalahan ini perlu solusi dengan mempertimbangkan perubahan mendalam dalam perspektif dan kebiasaan/perilaku masyarakat negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
38
2.3.2.6. Lokakarya CiBiX (City-Business Collaboration Accelerator) (4 Desember
2018)
Jakarta, 4 Desember 2018. Kedeputian
Gubernur bidang Tata Ruang dan
lingkungan Hidup bekerjasama dengan
ICLEI (International Council for Local
Environmental Initiatives)
menyelenggarakan Lokakarya CiBiX
(City-Business Collaboration
Accelerator) yang diadakan di Ruang
Pertemuan Lantai 23., Gedung Block G.
Dalam upaya mencapai aksi iklim yang ambisius melalui strategi pembangunan
rendah emisi, tentu dibutuhkan lebih dari sekedar visi yang kuat. Untuk memenuhi target
yang dijanjikan, kota-kota yang terlibat dalam Ambitious City Promises membutuhkan
dukungan dari para pemangku kepentingan dan mengembangkan kemitraan publik-
swasta yang kuat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. ICLEI mengembangkan
model CiBiX (City-Business Collaboration Accelerator) guna mempertemukan
pemerintah lokal dengan para penyedia solusi yang tepat dalam lokakarya kolaborasi
tahap awal. Tujuan pengintegrasian lokakarya ini ke dalam program Ambitious City
Promises adalah untuk memastikan bahwa strategi pembangunan rendah emisi yang
sedang dibuat oleh kota telah mencakup perspektif bisnis dari awal. Fokus utama pada
Lokakarya CiBix adalah peranan perusahaan nasional/internasional yang menyediakan
inovasi teknologi pada sektor energi; limbah; dan transportasi.
Lokakarya dibuka oleh Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan lingkungan Hidup
dengan didampingi oleh Asisten Deputi Gubernur bidang Lingkungan Hidup dan Asisten
Deputi Gubernur bidang Tata Ruang. Acara dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri
dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta (Dinas Lingkungan Hidup., Dinas Perindustrian
dan Energi., Dinas Perhubungan., Dinas Penanaman Modal dan Penanaman Terpadu
Satu Pintu., Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan), Swasta ( WIKA Industri.,
PT. TURV NORD., PT. PIPA., PT. GMN., AKUO ENERGY., PT. PRACOM., Most Valued
Business (MVB)), Asosiasi (Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI)., Green Building
Concil Indonesia (GBCI)), Lembaga Kerja sama Internasional (GIZ, IFC), Lembaga
Non Pemerintah (IIEE, ICLEI).
Lokakarya CiBiX 2018 merupakan suatu kick off atau pertemuan awal untuk
memasilitasi: (i) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyampaikan komitmen,
tujuan, serta hambatan yang dihadapi pemerintah daerah sampai saat ini, untuk
mencapai target Pengurangan Emisi GRK sebesar 30% pada tahun 2030, (ii) sektor
bisnis untuk mengidentifikasi potensi mereka dalam mendukung Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dalam mencapai target ambisius ini.
Peserta Lokakarya sepakat untuk membentuk Forum Aktif CiBix yang akan diadakan
secara berkala setiap 3 bulan sekali.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
39
2.3.3. Audiensi
2.3.3.1. Menerima Audiensi dari Institute Transportation and Development Policy (23
Januari 2018)
Tujuan dilakukannya audiensi adalah untuk
mendengarkan pemaparan kegiatan dari
ITDP dan harapannya untuk berkolaborasi
dengan Pemprov DKI/Sekretariat Jakarta
Berketahanan
Hasil pertemuan
a. ITDP telah berdiri selama 32 tahun
yang hingga saat ini telah berada di 7
negara. ITDP sendiri di Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1999.
b. Beberapa Key Milestones yang telah dilakukan dari tahun 2002 hingga tahun 2017
adalah: 1) Studi Bogota bersama Sutiyoso dalam rangka mempelajari TransMileno dan
potensi sistem BRT untuk diaplikasikan di Jakarta (2002); 2) Memberi asistensi dan
pendampingan kepada Transjakarta mengenai desain teknis pengembangan koridor dan
operasional (2004 – 2010); c) Rekomendasi design station expansion dan konsep rute
langsung (2011); d) Menyusun pembentukan BUMD untuk Transjakarta dan memberikan
asistensi kepada PT. Transjakarta (2011-2014); e) Implementasi konsep integrasi Kopaja
dengan Transjakarta, melakukan pilot project ekspansi halte Karet berdasarkan
rekomendasi dari ITDP dan memberikan rekomendasi kepada Transjakarta untuk
pengembangan rute layanan (2015-2016); serta desain integrasi MRT, LRT, dan
Transjakarta, melakukan survei performa angkutan umum non-Transjakarta bersama
dengan Transjakarta seperti angkot, kopaja, dan metromini. Selain itu memperbarui rute
Transjakarta dan perbaikan fasilitas Non Motorised Transport (NMT) di Jatinegara
(kerjasama dengan Dinas Bina Marga pada tahun 2017)
c. ITDP akan diajak berkolaborasi untuk mendukung program Jakarta Berketahanan dengan
memasukkan ITDP menjadi anggota Kelompok Kerja Bidang Transportasi.
d. 5..Program Kampung Iklim (Proklim) dengan salah satu sasarannya adalah mewujudkan
jalan lingkungan yang berpihak pada Non Motorised Transportation (NMT) relevan
dengan Tupoksi Kedeputian.
e. Program child friendly environment ITDP juga mendukung desain besar Kota Layak Anak.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
40
2.3.3.2. Audiensi terkait Kelanjutan Grup Urban Farming DKI Jakarta Bersama Igrow
(21 Februari 2018)
Pertemuan ini Membahas implementasi
dan kerjasama di bidang pertanian kota di
DKI Jakarta
Hasil pertemuan
1. Gaung peluncuran Desain Besar
Pertanian Perkotaan DKI Jakarta mulai
terlihat. Kedeputian Gubernur bidang
TRLH kali ini berkesempatan berdiskusi
dengan para kampiun Pertanian Perkotaan, Audiensi disambut baik secara
langsung oleh Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dengan
didampingi oleh Asisten Deputi bidang Lingkungan Hidup.
2. Berbagai ide menarik muncul dalam diskusi ini, mulai dari market place, kelurahan uji
coba, dan kesejahteraan petani. Hasil diskusi akan menjadi bahan diskusi pada
pertemuan perdana forum Pertanian Perkotaan DKI Jakarta yang direncanakan akan
dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Maret 2018. Semoga ketahanan bahkan
kedaulatan pangan dapat segera terwujud di Jakarta.
2.3.3.3. Audiensi Pengurus Pusat Persaudaraan Alumni SMA Katolik Rajawali
Makassar (PP PAS 2017-2020) (14 Maret 2018)
Audiensi dengan Pengurus Pusat
Persaudaraan Alumni SMA Katolik
Rajawali Makassar (PP PAS 2017-2020).
Hasil pertemuan
1. Deputi Gubernur bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup menerima
kunjungan dari rombongan pengurus
pusat persaudaraan alumnismakara
periode 2017-2020 pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2018. Rombongan
alumnismakara yang hadir untuk beraudiensi berjumlah 15 orang yang terdiri dari
ketua umum dan pengurus pusat.
2. Tujuan audiensi adalah untuk berdiskusi dan saling bertukar ide dan masukan terkait
perkembangan pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta kepada Deputi bidang
TRLH. Diharapkan hasil dari audiensi ini dapat menjadi pembelajaran untuk
pembinaan terhadap program Alumnismakara kedepannya.
3. Kesepakatan yang dicapai dari hasil diskusi ini adalah:
a. Alumnismakara sepakat bahwa keterlibatan masyarakat dari suatu
perkembangan pembangunan menjadi suatu keniscayaan.
b. Pengurus pusat persaudaraan alumnismakara menyampaikan keinginannya
untuk aktif terlibat dalam acara-acara yang diinisiasi oleh Kedeputian bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup. Terutama dalam pertemuan berkala/forum seperti
pertemuan berkala bangunan gedung hijau; pertemuan berkala penyediaan air
Laporan Kegiatan Tahun 2018
41
minum dan pengelolaan limbah domestik; pertemuan berkala pertanian
perkotaan; dan dalam proses penyusunan Desain Besar yang saat ini sedang
disusun oleh Kedeputian TRLH secara kolaboratif.
2.3.3.4. Audiensi dengan ICLEI terkait Tindak Lanjut Program ACP (4 April 2018)
Maksud dari audiensi tersebut adalah
menindaklanjuti kunjungan Deputi Gubernur
DKI Jakarta yang akan berangkat ke Bonn,
Jerman pada tanggal 26-28 April mendatang
pada acara 9𝑡ℎGlobal forum on urban
Resilience & Adaptation.
Hasil pertemuan
a. Sebelumnya, pihak ICLE telah mengundang Deputi Gubernur bidang TRLH melalui email
untuk menjadi Panelis dalam salah satu sesi diskusi yang akan diadakan di Bonn, Jerman
tersebut. Deputi Gubernur bidang TRLH sebagai yang berwenang dalam merevisi RTRW
DKI Jakarta 2030 dan RDTR yang diperlukan untuk mempercepat proyek-proyek
infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah kota, diminta untuk
memberikan pemaparan terkait akses ke pembiayaan (sumber pembiayaan) sebagai
topik utamanya.
b. Terkait pembahasan ACP (Ambitious City Program) perlu adanya tindak lanjut dalam
menspesifikkan aktor-aktor yang terlibat dengan cara disesuaikan dengan pemilihan
aspek yang terdapat pada program ACP.
Tindak lanjut
a. Deputi Gubernur bidang TRLH meminta rincian pengeluaran anggaran dari ICLEI yang
dialokasikan untuk Deputi Gubernur bidang TRLH yang nantinya digunakan sebagai
pelaporan.
b. ICLEI sudah melakukan koordinasi, sehingga dimungkinkan untuk Deputi Gubernur
bidang TRLH melakukan perjalanan langsung dari Malaysia menuju Bonn, setelah
menghadiri undangan sebagai narasumber di Malaysia.
2.3.3.5. Audiensi dengan Mr. Didier Perez perihal Green Hotelier Awards 2018 - Mercure
Convention Center Ancol Jakarta Application (4 Mei 2018)
Penghematan air dan dampaknya
terhadap komponen lain seperti energi,
limbah, dan sosial serta beberapa
komponen lainnya menominasikan MCC
sebagai pemenang secara keseluruhan
dan menyatakan sebagai “Green Hotelier
2018”.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
42
Hasil pertemuan
a) Secara keseluruhan 100% berhenti memakai air dari deep-well dan penggunaan
air dari "PDAM" dioptimalkan.
b) Dibuatkan fasilitas baru dengan budget yang jauh lebih murah. Sampai
sekarang, tidak membutuhkan lagi bahan kimia. Air dari pengolahan digunakan
untuk toilet “flushing" dan berkebun.
c) Berhasil melakukan penghematan air sekitar 57%
d) Konsumsi Air turun dari sekitar 780 M3 / hari menjadi 330 M3 / Hari.
e) Penghematan air mencapai 160.000 m3 per tahun (Volume ini dapat memungkinkan
pemerintah mensupply sekitar 7.300 orang miskin, (60 liter / orang / hari) tanpa
meningkatkan kapasitas produksi.
f) Penghematan keuangan melebihi 2 Milyar Rupiah per tahun.
g) Investasi mencapai sekitar 4 Miliar Rupiah selama 4 tahun, memungkinkan
pengembalian teoritis investasi kurang dari 2 tahun.
h) Konsumsi air dan energi telah berkurang sementara aktivitas secara keseluruhan
telah meningkat dan menghasilkan peningkatan 7% pendapatan.
i) Manajemen limbah: Mendesain ulang instalasi jebakan minyak (Grease traps)
memungkinkan "risiko-nol" emisi gas metana dan pengurangan 33% lemak dan
minyak dalam air limbah.
Tindak lanjut
Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyambut baik atas
prestasi yang dicapai oleh Mr. Didier Perez dan diharapkan dapat membantu DKI Jakarta
untuk melakukan penghematan air pada bangunan gedung bertingkat untuk mewujudkan
Jakarta sebagai Green City.
a. Jakarta perlu melakukan penghematan air akibat
i. Konsumsi berlebihan dari pengguna air (Mal, Hotel, kantor Pemerintah, gedung
perkantoran tinggi, pengembang Real Estates, zona Industri).
ii. Penggunaan sumur dalam.
iii. Kebutuhan untuk membangun pengelolaan Air Limbah yang berkelanjutan.
b. Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup meminta Mr. Didier Perez dapat
berkontribusi dengan mendorong setiap pemilik bangunan Jakarta atau pemangku
kepentingan air, untuk melakukan penghematan air dengan menjadi narasumber
pada forum Green Building pada tanggal 16 Mei 2018.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
43
2.3.3.6. Audiensi dengan UNICEF dan Chief of WASH UNICEF Indonesia (19 Juli
2018)
UNICEF (United Nations Children’s Fund)
adalah organisasi dibawah naungan PBB
untuk memberikan bantuan kemanusiaan
jangka panjang kepada kesehatan ibu
dan anak. UNICEF mendukung bantuan
teknis, penguatan kapasitas, advokasi,
formulasi kebijakan dan promosi isu-isu
anak di Indonesia untuk membantu jutaan
anak di Indonesia.
Hasil pertemuan
i) Draft proposal desain besar polusi udara
UNICEF memaparkan outline proposal Desain Besar Polusi Udara yang telah
disusun. Berikut beberapa poin penting dalam pembahasan:
a. Pada Desain Besar Polusi Udara DKI Jakarta harus memuat 2 (dua) hal penting
yaitu kondisi eksisting di DKI Jakarta saat ini dan visi DKI Jakarta untuk
mewujudkan kualitas udara yang lebih baik
b. Penyusunan Desain besar akan ditekankan kepada pendekatan kolaboratif
dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.
c. Penyusunan desain besar harus berdasarkan isu-isu mengenai polusi udara di
DKI Jakarta
ii) Seminar The Air We Breath: Air Pollution on Children Health pada tanggal 31 Juli
2018
a. Deputi Gubernur bidang TRLH diundang oleh Bappenas dan UNICEF untuk
menjadi salah satu narasumber pada seminar tanggal 31 Juli 2018 dalam sesi
acara talkshow tentang kondisi polusi udara di DKI Jakarta.
b. Narasumber lainnya yang turut berpartisipasi dalam sesi Talkshow ini adalah:
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Direktur Eksekutif
Komite Penghapusan Bensin Bertimbal dan perwakilan dari Clean Air Asia.
c. Sebagai moderator acara adalah Daniel Kass, MSPH, Senior Vice President,
Environmental Health for Vital Strategies
d. Dalam sesi talkshow, Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup diharapkan untuk membahas tentang visi, misi, aksi mitigasi, solusi, aksi
nyata serta apa yang telah dilakukan oleh Pemprov.DKI Jakarta untuk
mengurangi polusi udara di DKI Jakarta dalam lingkup program dan kebijakan.
e. Pihak UNICEF mengusulkan untuk bekerjasama dengan media untuk
mempublikasikan acara ini dan melakukan diskusi informal pada tanggal 30 Juli
2018.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
44
Saran dan tindak lanjut
1. Deputi Gubernur bidang TRLH pada dasarnya menyetujui draft outline Desain Besar
Polusi Udara yang telah disusun UNICEF, draft tersebut akan dilaunching pada kick
off meeting untuk mencari partner penyusunan Desain Besar Polusi Udara. Agenda
Kick off meeting ditargetkan pada bulan Agustus 2018.
2. Deputi Gubernur bidang TRLH menyetujui untuk menjadi narasumber pada sesi
talkshow dari seminar The Air We Breath: Air Pollution on Children Health pada
tanggal 31 Juli 2018. DepGub TRLH diharapkan dapat memberikan penjelasan
terhadap:
- Program inisiatif Pemprov.DKI Jakarta dalam upayanya untuk mengurangi polusi
udara
- Kondisi eksisting dan rencana kedepan dari Pemprov.DKI Jakarta
- Menyampaikan cerita sukses Pemprov.DKI Jakarta dalam penanganan Polusi
Udara
3. Diusulkan untuk dilakukan press release terkait kondisi polusi udara di DKI Jakarta
kepada media jurnalis pada tanggal 30 Juli 2018. Sebagai wujud penyebaran
informasi kepada publik akan kondisi polusi udara dan pengaruhnya terhadap
kesehatan anak.
4. Terkait rencana adanya press release di tanggal 30 Juli 2018, Kedeputian TRLH akan
melaksanakan rapat persiapan terlebih dahulu dengan mengundang Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Kominfotik, UNICEF, ICLEI dan Sekretariat JakBer. Rapat
persiapan akan dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2018.
5. Pihak UNICEF akan mempersiapkan materi draft Press Release untuk didiskusikan
pada rapat persiapan media gathering, sekaligus untuk meminta informasi tambahan
kepada Dinas Lingkungan Hidup
2.3.3.7 Audiensi dengan World Resource Institute (WRI) (15 Agustus 2018)
Adapun tujuan audiensi tersebut yakni
membahas inovasi/gerakan yang
dinamakan Cities4Forest dan pengajuan
persetujuan dukungan Pemprov DKI
Jakarta terhadap gerakan tersebut.
Hasil pertemuan
Profil World Research Institute (WRI)
Indonesia
WRI merupakan lembaga kajian independen yang telah terbentuk 35 tahun lalu
dengan visi mengaktualisasikan data dan informasi menjadi aksi nyata.
Sudah 4 tahun Indonesia tergabung kedalam WRI melalui yayasan institut sumber
daya. Selama itu pula, yayasan tersebut belum mendapatkan dukungan dari
Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Provinsi terkait pengelolaan hutan.
Adapun 3 (tiga) tupoksi dari WRI Indonesia antara lain:
- Count It
Laporan Kegiatan Tahun 2018
45
Menjalankan riset independen dan memanfaatkan teknologi terkini untuk
menghasilkan pengetahuan baru.
- Change It
Menggunakan hasil riset dan berkolaborasi dengan para mitra untuk menginspirasi
kebijakan, strategi dan aksi nyata.
- Scale It
Setelah teruji, upaya perluasan di lingkup regional ataupun global.
Gerakan Cities4Forest
WRI Indonesia menginisiasi gerakan Cities4Forest, yakni sebuah gerakan baik dari
sisi politik, sosial, maupun ekonomi di kalangan pemerintah kota dan penduduk kota
untuk mengintergrasikan perlindungan hutan kedalam rencana program kota
Adapun maksud dari mengintegrasikan perlindungan hutan dibagi menjadi 3 kategori,
yaitu inner forest (hutan kota seperti hutan mangrove di PIK), nearby forest (hutan
sekitar kota Jakarta seperti di Bogor), faraway forest (hutan yang jauh tapi tetap dapat
berpengaruh seperti hutan di Sumatera dan Kalimantan). Nantinya, gerakan tersebut
diwadahi dalam bentuk sebuah forum.
Sudah terdapat 9 kota di dunia yang turut berkomitmen dalam gerakan Cities4Forest.
Berikut beberapa hal yang melatarbelakangi perlu adanya inisiasi gerakan tersebut
di DKI Jakarta:
- Gerakan tersebut turut menyelaraskan dengan tujuan agenda global SDG’s pada
target 6, 11, 13 dan 15.
- Deforestrasi di Indonesia cukup tinggi sampai dengan tahun 2016.
- Penurunan muka air tanah pada tahun 2010-2015 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan.
- Berdasarkan hasil survey persepsi masyarakat Jakarta terhadap hutan yang telah
dilakukan WRI Indonesia, 63% warga Jakarta tidak mengetahui pentingnya
hutan dan sebanyak 50% berasumsi bahwa hutan merupakan tanggung jawab
kepala daerah.
- Tidak banyak kota-kota di Indonesia yang menginvestasikan hutan kedalam
perencanaan pembangunan sebagai bentuk investasi berupa penambahan
ketersediaan air, meningkatkan kesehatan masyarakat, penanganan polusi udara
dan pemenuhan kebutuhan rekreasi.
- Sebagai bentuk dukungan pemenuhan komitmen dari janji Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Lestari.
Hasil dari audiensi tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa:
Kedeputian TRLH menyambut baik Inisiasi gerakan Cities4Forest, dikarenakan hal
tersebut merupakan salah satu upaya yang dapat mewujudkan DKI Jakarta sebagai
kota lestari.
Pembahasan bentuk kerjasama dengan pihak WRI dikoordinasi oleh dinas Kehutanan
dan Lingkungan Hidup.
Besar harapan, DKI Jakarta dapat menjadi kota ke-10 yang menyatakan deklarasi
dukungan dan dapat berpartisipasi dalam Global Action Summit di San Francisco pada
18 September 2018 mendatang.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
46
Tindak lanjut
1. Perlu adanya koordinasi kembali dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan
Hidup terkait bentuk kerjasama yang akan dilaksanakan;
2. Perlu adanya konfirmasi kembali dari pihak WRI Indonesia dalam pemfokusan
program Cities4Forest terkait opsi dengan skala Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Jakarta;
3. Perlu adanya koordinasi dengan Biro KDH dalam penyusunan draft surat pernyataan
deklarasi dukungan terhadap inisiasi gerakan Cities4Forest.
2.3.3.8. Menerima Audiensi Dubes RI Abu Dhabi-UAE Membahas Kerjasama
Investasi Energi Sampah Dan Air Bersih Indonesia-PEA (10 September 2018)
Tujuan audiensi tersebut yakni dalam
rangka memulai penjajakan kerjasama
Indonesia-Abu Dhabi terkait investasi
energi.
Latar Belakang Inisiasi Penjajakan
Kerjasama DKI Jakarta-Abu Dhabi
- Terdapat 3 perusahaan besar Abu Dhabi
yang berkeinginan untuk investasi di Indonesia, diantaranya perusahaan Masdar,
Lulu Group International dan Sobha.
- Perusahaan-perusahaan tersebut berfokus utama pada pengembangan energi
berkelanjutan dan properti. Sudah terjalin kerjasama sebelumnya antara
perusahaan Lulu dengan PD. Pasar jaya dan PD. Dharma Jaya.
- Sama halnya dengan perusahaan Shoba yang telah melakukan penjajakan
kerjasama dengan PT. Jakpro terkait pembangunan Waterfront city di Ancol, yang
saat ini sedang memasuki tahap finalisasi dokumen.
- Di Indonesia sendiri, Abu Dhabi telah bekerjasama dengan PLN terkait
pemasangan panel surya/solar cell di Jawa Barat.
- Pada bula Oktober mendatang, Abu Dhabi Investment Group akan melakukan
audiensi di DKI Jakarta, sehingga Dubes RI menyarankan agar DKI Jakarta
mengajukan proposal perihal program yang ingin dikerjasamakan.
Program Prioritas DKI Jakarta
- Pada saat ini DKI Jakarta sedang memfokuskan program pembangunan terkait
urban renewal, penyediaan air bersih dan pengolahan sampah.
- Fokus pada urban renewal yakni menciptakan kawasan TOD di Jakarta dan
penyediaan rusun bagi Masyarakat Berpengahsilan Rendah (MBR) dalam rangka
mengatasi kawasan kumuh Jakarta. Hal tersebut dikarenakan terdapat backlog
yang cukup tinggi terkait ketersediaan rumah di Jakarta.
- Untuk ketersediaan air bersih, saat ini DKI Jakarta hanya mampu menyediakan
akses layanan air bersih sebesar 60% kepada penduduknya. Hal tersebut
dikarenakan beberapa hal, antara lain:
Laporan Kegiatan Tahun 2018
47
Belum adanya upaya pengelolaan dan pembersihan air sungai (normalisasi
sungai)
Kurangnya ketersediaan air baku, sehingga masih harus bergantung kepada
Tangerang dalam hal penyediaan air.
Belum optimalnya pengolahan air limbah
Belum optimalnya penerapan rain water harvesting
Mahalnya biaya produksi proses desalinasi dibandingkan pengolahan air
limbah
Terkait sampah, saat ini DKI Jakarta menghasilkan setidaknya 7000 ton
sampah/hari atau setara dengan 130 truk sampah. Berkaitan dengan hal
tersebut, DKI Jakarta saat ini mencoba fokus pada 3 hal, yakni:
Pembangunan ITF (Intermediate Treatment Facilitiy)
- DKI Jakarta saat ini sedang merencanakan pembangunan ITF di 4
lokasi. 3 dari 4 lokasi masih tahap status lelang, sehingga sangat
dimungkinkan apabila perusahaan Abu Dhabi tertarik untuk berinvestasi
terkait pengelolaan sampah.
Penanganan Limbah Medis
- Pengelolaan limbah medis di DKI Jakarta terbilang sangat tertinggal. Hal
tersebut dikarenakan banyaknya jumlah RSUD dan klinik di Jakarta.
Pengurangan Food Waste
1. Dari hasil audiensi dapat disimpulkan bahwa:
- Pemprov DKI Jakarta menyambut baik inisiasi penjajakan kerjasama
antara perusahaan besar Abu Dhabi melalui Dubes RI untuk investasi
di DKI Jakarta pada pembangunan multisektor.
- Belum adanya peluang bermitra dengan pihak PAM Jaya sampai
dengan 2023
- Banyak peluang bermitra yang dapat dilakukan antara Pemprov DKI
Jakarta dengan Abu Dhabi.
2. Tindak lanjut yang diperlukan dari diskusi tersebut yakni:
Selagi menunggu kedatangan Abu Dhabi Investment Group pada bulan
Oktober mendatang, Pemprov DKI Jakarta akan menyiapkan proposal
terkait program-program kerjasama yang ingin diajukan
2.3.3.9. Audiensi Pimpinan Redaksi Listrik Indonesia Diskusi Peluang dan
Tantangan Membangun Kelistrikan Jakarta Menuju Smart City (23 Oktober 2018)
Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan
lingkungan Hidup mewakili Gubernur DKI
Jakarta menerima audiensi dari PT. PLN
UID Jakarta Raya dan Dewan Juri
Indonesia Best Electricity Award (IBEA).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
48
Hasil pertemuan
- Menyampaikan rencana pelaksanaan event tahunan “Indonesia Best Elektricity
Award”. Sebuah perkhelatan akbar yang dikemas dalam bentuk acara pameran
kelistrikan dan energi serta pemberian penghargaan kepada perusahaan terbaik di
bidang kelistrikan dan energi;
- Tahun ini merupakan perkhelatan yang ke-4. Dengan mengusung tema Peluang dan
Tantangan Membangun Kelistrikan Jakarta menuju Smart City;
- Memohon kesediaan Bapak Gubernur dalam acara Indonesia Best Elektricity Award
sebagai key note speaker dan membuka acara pada tanggal 14 November 2018;
- Berharap partisipasi Pemprov DKI Jakarta (Dinas Perindustrian dan Energi serta
Dinas Lingkungan Hidup) dalam pameran dibidang renewable energy;
- Booth akan diberikan 1 (satu) secara bebas kepada Pemprov DKI Jakarta (DPE dan
DLH) selama pameran berlangsung.
2.3.3.10. Pertemuan dengan International Finance Corporation terkait kampanye
“Sustainability Creating Markets”.
Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup menerima audiensi
dari International Finance
Corporation (Sdri Sandra Pranoto dan
Sdr. M. Reza Hoesin) di ruang kerja
DepGub TRLH pada tanggal 27
November 2018.
Tujuan audiensi adalah untuk menyampaikan rencana kampanye “sustainability
creating markets” yaitu adanya suatu peluang bisnis yang teridentifikasi dalam aksi
mitigasi perubahan iklim. IFC juga menyampaikan telah menyusun climate/cities report
terkait Climate Investment Opportunities in Cities/peluang investasi terhadap iklim di
kota-kota, semenjak tahun 2016. Laporan tersebut berupa identifikasi potensi global
untuk berinvestasi terhadap sektor lingkungan hidup.
Peluang investasi terhadap lingkungan hidup tersebut terbuka untuk beberapa
sektor: i) Energi terbarukan, ii) limbah, iii) green building, iv) climate-smart water, v)
transportasi publik, vi) kendaraan listrik.
Program kampanye dari IFC ini memiliki 3 (tiga) tujuan utama:
Memperkenalkan Jakarta sebagai Center of Excellence untuk bangunan gedung
hijau dan memotivasi kota-kota lain untuk melaksanakan inisiasi serupa.
Memperoleh liputan dari media terkait peluang investasi di Jakarta
Mendapatkan dukungan untuk rencana dan proyek yang akan datang
Kedeputian Gubernur bidang TRLH menyambut baik kegiatan kampanye yang
akan dilakukan oleh IFC ini. semoga dengan digalakannya kampanye ini, akan semakin
banyak investor yang tertarik masuk ke Jakarta untuk berinvestasi terhadap sektor
lingkungan hidup
Laporan Kegiatan Tahun 2018
49
2.3.3.11. Diskusi dengan PT. MRT Jakarta terkait Rencana Kerangka
Pengembangan TOD
Jakarta, 11 Desember 2018. Deputi
Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup beserta Asisten Deputi
bidang Tata Ruang dan staf Kedeputian
TRLH menerima audiensi dari staf PT.
MRT Jakarta untuk berdiskusi terkait
rencana penyusunan Kerangka
Pengembangan TOD.
DepGub TRLH menyarankan dalam proses penyusunan kerangka pengembangan akan
dilakukan secara Kolaboratif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. PT
MRT akan bertindak sebagai mitra jangkar Pemprov DKI Jakarta dalam proses
penyusunan ini. Tahapan penyusunan akan dilalui oleh adanya Lokakarya Perdana yang
akan disleenggarakan oleh PT. MRT Jakarta dengan difasilitasi oleh Pemprov DKI
Jakarta melalui Kedeputian Gubernur bidang TRLH.
2.3.4. Magang di Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Salah satu fungsi baru yang diemban Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tara Ruang dan Lingkungan Hidup adalah menerima mahasiswa kerja praktek dan staf/mahasiswa/siswa magang. Kegiatan ini telah berlangsung sekitar 2.5 tahun. Alumninya sudah mencapai 25 orang. Peserta magang terdiri dari beragam universitas baik dalam maupun luar negeri. Beberapa peserta salah satunya dari lulusan Magister Urban Planning di University of Twente Belanda. Selain itu terdapat pula Mahasiswa dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Lama waktu magang di Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup antara 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) bulan. Staf magang tersebut belajar sekaligus memberi kontribusi dalam setiap kegiatan Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selama masa magang. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selalu terbuka untuk memberikan kesempatan belajar dan mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya melalui kegiatan magang.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
50
2.4 Pelaksanaan Komunikasi Antarlembaga Sesuai Bidang Tugasnya
2.4.1. Pertemuan dengan Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan dengan Sekolah Tinggi Teknik-PLN (2 Januari 2018)
Pertemuan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta
dengan STT-PLN yang difasilitasi oleh Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup.
Pertemuan ini dimaksudkan untuk mendapat penjelasan langsung dari Kepala
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta terkait Surat Ketua
STT-PLN Nomor : 1658/3/AO/Srt/2017 tanggal 6 Oktober 2017 perihal Pengadaan Lahan
Kampus yang sudah mendapat jawaban dari Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Pertanahan Provinsi DKI Jakarta Nomor : 6685/-1.711.53 tanggal 20 November 2017
perihal Penjelasan Permohonan a.n. Sekolah Tinggi Teknik-PLN. Selanjutnya beliau
memberi kesempatan kepada STT-PLN untuk menyampaikan persoalan lahan Kampus
tersebut terkait dengan kegiatan Akademis di STT- PLN.
Tindak lanjut
a. Tahun 2019 akan ada perubahan Peraturan Daerah Povinsi DKI Jakarta Nomor : 1
Tahun 2014.
b. Surat Ketua STT-PLN Nomor : 1658/3/AO/Srt/2017 tanggal 6 Oktober 2017 kepada
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan perihal Pengadaan Lahan
Kampus sudah tercatat di Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi
DKI Jakarta.
2.4.2. Business Matching untuk Kerjasama City-to-City Joint Crediting Mechanism
(JCM) antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Kawasaki
(8 Februari 2018)
Laporan Menghadiri Kegiatan Business
Matching untuk Kerjasama City-to-City
Joint Crediting Mechanism (JCM) antara
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
pemerintah Kota Kawasaki.
Hasil Pertemuan
a) Tujuan dari kerjasama
implementasi JCM antara Indonesia dan Jepang untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca melalui proses pembangunan ramah lingkungan dan mencapai pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, serta melalui proyek-proyek yang disetujui oleh kedua
negara dalam berbagai bidang, seperti efisiensi energi, pemanfaatan energi
terbarukan, penurunan emisi pada alih tata guna lahan, dan lain sebagainya.
Penurunan emisi yang dihasilkan dari proyek JCM tersebut akan diukur
menggunakan metode Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (Measurement,
Reporting, and Verification/MRV) berstandar internasional yang disetujui kedua
negara.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
51
b) Unsur-unsur yang diusulkan terkait Mekanisme Kredit Bersama/Joint Crediting
Mechanism:
(i) Pemerintah Jepang memfasilitasi difusi dari teknologi, produk, sistem, jasa, dan
infrastruktur rendah karbon terbaru termasuk implementasi dari langkah mitigasi
dan berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan daripada negara tuan
rumah.
(ii) Mengevaluasi secara tepat seluruh kontribusi terhadap pengurangan atau
penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dari negara tuan rumah (dalam hal
ini, Indonesia) secara kuantitatif, melalui langkah-langkah mitigasi yang
terimplementasi di negara tuan rumah dan mengunakan pengurangan atau
pemusnahan emisi tersebut untuk mencapai target pengurangan emisi dari
negara tuan rumah.
(c) Tahapan implementasi atau penerapan pengembangan kegiatan proyek JCM yang
harus dilakukan dalam penerapan proyek yang disepakati sesuai ketentuan di dalam
mekanisme JCM, meliputi:
Tahap Pengusulan
Partisipan proyek mengusulkan sebuah proyek dan dokumen usulan sesuai
ketentuan JCM
Tahap Validasi
Pemenuhan persyaratan dari deskripsi proyek, metodologi, sumber emisi dan
perhitungan emisi pada proyek, penilaian dampak lingkungan. Setelah validasi,
proyek akan didaftarkan menjadi proyek resmi skema crediting dalam JCM.
Tahap Regristrasi
Tahap Verifikasi
Tahap penerbitan kredit
Pemaparan yang dilakukan oleh ke-5 Perusahaan swasta jepang dimaksudkan
untuk menarik minat bekerjasama dengan perusahaan tersebut untuk kemudian
bermitra dalam skema JCM. Perusahaan tersebut bergerak di bidang
penyediaan produk hemat energi dan ramah lingkungan, seperti: Atap tenaga
surya, pendingin ruangan hemat energi, Penyediaan Energy control system
bangunan, Heat Exchange system dan Heat pump system.
Tindak Lanjut
1. Ketentuan pengadaan barang dan jasa untuk pembangunan sarana dengan skema
JCM (50% Jepang, 50% Indonesia) belum mendukung. Sehingga pola kerjasama
ini dengan pemerintah daerah sulit dilanjutkan.
2. Sekretariat JCM akan menyelenggarakan “Workshop on Joint Crediting Mechanism
(JCM) In Indonesia – Accelerating Private Sector Participation Towards Low Carbon
Development in Indonesia” bekerjasama dengan Institute for Global Environmental
Strategies (IGES) pada tanggal 14 Februari 2018 bertempat di Hotel Aryaduta
Jakarta. Tujuannya adalah untuk diseminasi informasi terkait perkembangan terkini
implementasi pembangunan rendah karbon dan model pendanaan JCM di
Indonesia.
3. Salah satu tawaran kerjasama JCM adalah mengenai Green Building/Bangunan
Gedung Hijau, Kedeputian bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup akan
Laporan Kegiatan Tahun 2018
52
mengundang pihak PT Indokoei dan Nippon Koei untuk berpartisipasi pada rapat
pleno forum bangunan gedung hijau pada tanggal 21 Februari 2018, sekaligus untuk
memaparkan skema kerjasama JCM terkait Bangunan Gedung Hijau.
2.4.3. Rapat Penjajakan Kerjasama dengan M.U.T Austria dan CWMI (Center of
Waste Management Indonesia) (22 Februari 2018)
Penjajakan Kerjasama di bidang Solusi
Pengolahan Sampah Domestik di DKI
Jakarta.
Hasil Pertemuan
1. Penjelasan mengenai proyek
dan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan
oleh pihak MUT Austria serta mekanisme
dan peluang kerjasama yang ditawarkan
oleh pihak MUT Austria dengan pihak Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam
konteks solusi pengolahan sampah domestik di DKI Jakarta. Adapun beberapa hal
yang menjadi fokus terkait dengan solid waste management dan wastewater
treatment beserta penyediaan fasilitas-fasilitas penting seperti waste collection
vehicles/trucks (Rotopress dan Variopress, Combination Sewer Truck 228 dengan
total volume 8-15 m3 dan Autrocleaner 248 dengan total volume 12 m3 / 5 m3);
2. Pihak MUT Austria juga menjelaskan terdapat sistem desain untuk pengolahan
sampah dengan mechanical treatment, seperti: waste transfer station, sorting plants,
dan waste preparation: recyclable and RDF-Production. Desain dari masing-masing
alat tergantung dengan karakteristik dari masing-masing wilayah, misalnya terkait
dengan waste transfer station terdapat 2 (dua) yaitu trucks dan railway. MUT Austria
juga menjelaskan bahwa pihaknya juga telah memanfaatkan teknologi dalam
pengolahan limbah khususnya dalam hal penyelesaian solusi untuk masalah
sampah organik, misalnya dengan closed tunnel composting, possible input: MSW,
organic waste, sewage sludge, dll. Selain itu juga terdapat alat yang disebut dengan
SEWACOMP sebagai salah satu desain alat untuk wastewater treatment dan
berfungsi lebih dinamis atau dapat dipindah;
3. Terkait dengan mekanisme kerjasama dan bentuk bantuan yang ditawarkan oleh
MUT Austria, berupa bantuan loan sampai dengan 10.000.000 Euro dengan Bunga
0% dengan grace period 7 tahun dan periode pengembalian 25 tahun.
Tindak lanjut
Proyek Pengolahan Sampah Dosemtik dan Air Limbah tersebut dapat dibicarakan
lebih lanjut yang lebih intensif antara pihak MUT Austria dengan Dinas-dinas terkait untuk
mekanisme dalam solusi pengolahan sampah domestik dan air limbah di Jakarta serta
mekanisme pembiayaannya.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
53
2.4.4. Pertemuan dengan Pak Yo dan Prof. Bundschouten (5 Maret 2018)
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari audiensi yang telah dilaksanakan pada
hari Senin, 19 Februari 2018 di R. Kerja Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup terkait Penjajakan Peluang Kerja sama dengan Pemprov. DKI Jakarta
Universitas Tarumanagara. Seperti yang telah dilaporkan dalam Nodin sebelumnya no
140/_079.6, Universitas Tarumanagara menyampaikan bahwa Universitas
Tarumanagara memiliki mitra-mitra pendukung dari luar negeri yang siap membantu
Pemprov.DKI Jakarta. Salah satu mitra tersebut adalah Prof. Raoul Bundschouten dari
Technische Universitat Berlin.
Hasil pertemuan
a. Dalam pertemuan ini disampaikan beberapa hal, yaitu:
- Universitas Tarumanagara dan Prof. Raoul Bundschouten dari Technische
Universitat Berlin menyampaikan bahwa sudah memiliki hasil studi dan proyek
terkait penyediaan perumahan terjangkau dan layak untuk diterapkan di DKI
Jakarta.
- Menyampaikan keinginan untuk bermitra dengan Pemprov.DKI Jakarta untuk
menerapkan konsep tersebut.
b. Konsep hasil studi tersebut akan di paparkan dalam pertemuan berkala Forum
Bangunan Gedung Hijau yang dilaksanakan oleh Kedeputian TRLH setiap 1 (satu)
bulan sekali
c. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Universitas Tarumanagara dan Prof.
Raoul Bundschouten dari Technische Universitat Berlin akan difasilitasi oleh
Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup untuk melakukan
pemaparan konsep pada Pertemuan Berkala Forum BGH sekaligus untuk
mendapatkan masukan, ide dan saran mengenai penjajakan kerja sama tersebut
dengan Pemprov.DKI Jakarta.
2.4.5. Kunjungan Seoul Metropolitan Government (ACP) (6 Maret 2018)
Kegiatan National and Expert Meeting
2018 Program Ambitious City Promises
(ACP) dengan Fasilitasi Pemerintah Kota
(SMG) terbagi ke dalam 2 (dua) hari yang
terbagi untuk membahas Upaya Mitigasi
dan Adaptasi Perubahan Iklim secara
Nasional, dan Metropolitan antara kota
Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Seoul
pada hari pertama (Senin, 5 Maret 2018); serta berbagi pengalaman Upaya Mitigasi dan
Adaptasi Perubahan Iklim antara Pemprov. DKI Jakarta dengan Pemerintah Kota Seoul
(SMG) di hari kedua (Selasa, 6 Maret 2018).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
54
Hasil pertemuan
a. Pemerintah Seoul melakukan berbagai upaya dalam mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim. Upaya tersebut terbagi ke dalam: (i) Urban Governance, (ii) sektor
energi, (iii) sektor air dan sumber daya alam, (iv) Sektor transportasi dan kualitas
udara, dan (v) ekologi.
b. Dari Sektor urban governance, Pemerintah Kota Seoul (SMG) mengupayakan
fasilitasi dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan. Salah satu upaya
yang sukses melibatkan berbagai pihak dalam upaya adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim adalah dilaksanakkanya public debate terkait isu perubahan iklim.
c. Dari sektor energi, Pemerintah Kota Seoul menerapkan program eco-mileage yang
memberikan insentif kepada para warga yang berhasil melakukan penghematan
energi. Insentif tersebut diberikan dalam bentuk makanan, listrik, dan transpotasi
umum.
d. Terkait pemberdayaan sumber daya, Pemerintah Kota Seoul menerapkan program
pay-as-you-throw yang mengharuskan warga membayar sesuai dengan jumlah
sampah yang mereka hasilkan. Program ini berhasil menekan produksi sampah di
kota Seoul.
e. Pemerintah kota Seoul juga menekankan pentingnya memilki konsep Transit
Oriented Development (TOD) dalam kota untuk meningkatkan penggunaan
transportasi umum dan mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi. Program
car-mileage yang memberikan tarif lebih terhadap penggunaan kendaraan pribadi
juga sukses menekan kemacetan di kota Seoul.
f. Jakarta sebenarnya juga telah memiliki Program Kampung Iklim (Proklim) yang bisa
dikembangkan menjadi seperti Kota Seoul yang telah memiliki 80 energy
independent villages.
Tindak lanjut
a. Pihak Pemerintah Kota Seoul (SMG) akan melakukan follow-up terkait beberapa
pertanyaan Pemprov DKI Jakarta; Pemkot Bekasi; Pemkot Bogor; serta berbagai
pihak lainnya terkait upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan pelibatan
pemangku kepentingan terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Hasil follow-up
tersebut akan diberikan kepada pihak ICLEI Indonesian Office (ICLEI IO) untuk
disebarkan kepada peserta.
b. Pihak ICLEI IO akan mengirimkan materi dan paparan narasumber kegiatan kepada
seluruh peserta.
c. Pihak ICLEI IO akan membuat mailing list (Milis) terkait kegiatan dan program
Ambitious City Promises (ACP).
d. Untuk selanjutnya, diperlukan sesi (working session) bersama untuk menyusun
rencana aksi dan/atau rencana kerja terkait implementasi program ACP di DKI
Jakarta.
Program ACP ini bisa turut mendukung penyusunan Strategi Ketahanan Kota Jakarta
terkait Fokus Penanganan 1 (Tata kelola pemerintahan); Fokus Penanganan 3
(Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui sistem air dan
sanitasi); serta Fokus Penanganan 4 (Mobilitas dan konektivitas).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
55
2.4.6. Kunjungan Lapangan Lokasi proyek pemasangan teknologi mikro Grid di
Pulau Pramuka (24 April 2018)
Tujuan kegiatan adalah memastikan lokasi
proyek pemasangan teknologi mikro Grid
sebelum fase desain. Kegiatan dimaksud
menindaklanjuti Memorandum of
Understanding (MoU) antara KOEMA
(Korea Electrical Manufacturers
Associations) dengan Pemprov DKI
Jakarta pada tahun 2017. Pelaksanaan
Kerjasama tertunda karena permasalahan pada penghapusan aset. Rencana lokasi awal
adalah di dermaga utama.
Hasil pertemuan
a. Pulau Pramuka, Perwakilan Bupati Kep. Seribu menyampaikan lokasi yang dapat
digunakan adalah dengan memanfaatkan jalan lingkar Pulau, dan Lokasi di sebelah
Lapangan Bola.
b. Pulau Karya, ada 3 (tiga) pilihan Lokasi yang dapat digunakan yaitu dibelakang Kantor
Teknis Pemkab Kepulauan Seribu, Lokasi di Sebelah kanan depan Kantor Teknis,
lokasi di sebelah kiri belakang pulau Karya
c. Akan diadakan rapat lanjutan tanggal 9 Mei 2018, di Kantor Perwakilan Bupati
Kepulauan Seribu (Sunter). Materi yaitu Konfirmasi lokasi proyek pemasangan
teknologi mikro Grid di Pulau Pramuka bersama Bupati Kepulauan Seribu.
2.4.7. Pertemuan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup dengan Tim PMI membahas Desain Besar Penanggulangan Bencana DKI
Jakarta (9 Mei 2018)
Hasil Pertemuan
a. Direncanakan oleh PMI akan diadakan Lokakarya Grand Design Penanggulangan Bencan pada tanggal 15 Mei 2018. b. PMI akan membuat TOR lokarya sebelum pelaksanaan. c. Asdep LH menyarankan agar
pertemuan pada 15 mei 2018 dalam
bentuk paparan oleh PMI terkait materi Grand Desain yang akan dibahas sedangkan
Diskusi materi akan dilaksanakan setelah Idul fitri 2018.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
56
2.4.8. Pertemuan dengan IUWASH Membahas pembangunan IPAL Komunal (2 Juni
2018)
Hasil pertemuan
1. Dinas SDA akan membangun 10
Ipal Komunal di DKI Jakarta
menggunakan APBD tahun 2018.
2. Dasar pertemuan adalah surat
permintaan dari Dinas Sumber
Daya Alam (SDA) kepada
IUWASH tekait bantuan
sosialisasi IPAL Komunal di komplek pegawai Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta
Selatan
Tindak lanjut
Kedeputian Gub. TRLH akan membuat rapat persiapan bersama dengan Instansi
terkait yaitu Dinas SDA, Dinas LH, Dinas Kominfotik, Camat Jagakarsa, Lurah Lenteng
Agung, Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, dan IUWASH.
2.4.9. Pertemuan dengan Tim Kotaku bahas Grand Design Kawasan Kumuh (14 Mei
2018)
Pertemuan ini bertujuan untuk
membahas Grand Design Kawasan
Kumuh bersama Tim KOTAKU.
Hasil pertemuan
a. Dalam draft tabel Pokja
penyusunan Grand Design,
keanggotaannya harus
mempertimbangkan kejelasan peran dan kontribusinya. Jadi tidak asal
mencantumkan nama. Untuk kemudian dipilih mana yang akan menjadi anggota inti
dan mana yang akan menjadi pelengkap.
b. Pokja Data dan Perencanaan harus menghasilkan output yang terdiri dari; Cetak biru
data kumuh Jakarta (kriteria, luasan kumuh dll), Grand Design, dan 3. Review CAP
(Dinas Perumahan).
c. Pokja Kelembagaan dan Kemitraan, menghasilkan output berupa peran dan fungsi
kelembagaan yang efektif dalam penanganan kumuh DKI Jakarta (Organisasi dan
tatalaksana penanganan kumuh).
d. Pokja Kebijakan, Regulasi, dan Pembiayaan, menghasilkan output rumusan
Kebijakan, Regulasi dan Mekanisme Pembiayaan Penanganan Kumuh DKI Jakarta.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan identifikasi dan review kebijakan dan
regulasi yang sudah ada terkait penanganan kumuh, perumusan perubahan dan/atau
Laporan Kegiatan Tahun 2018
57
penyusunan kebijakan dan regulasi penanganan kumuh, dan perumusan mekanisme
pembiayaan penangan kumuh.
e. Berkaitan dengan pembiayaan, perlu dimasukkan SMF sebagai anggota pokja untuk
mem-backup pembiayaan pelaksanaan kegiatan.
Tindak lanjut
a. Untuk pokja Pelaksanaan, disesuaikan namanya menjadi pokja Koordinasi,
Monitoring dan Evaluasi. Di pokja ini perlu dimasukkan Evawani Elisa UI (Mega City
Design Lab) yang telah bekerja sama dengan Jepang dalam melaksanakan upaya
penanganan kumuh di Cikini
b. Tim Kotaku akan menyiapkan data dan Isu terkait Kawasan Kumuh DKI Jakarta Tim Kotaku mempersiapkan Proposal Pra lokakarya.
2.4.10. Audiensi dengan Wakil Gubernur terkait paparan Resiliance City untuk
persiapan Kunjungan ke New York (21 Juni 2018)
Adapun tujuan audiensi tersebut yakni
melaporkan perkembangan program
Jakarta Berketahanan sekaligus
memberikan masukan kepada Wakil
Gubernur yang akan melakukan
kunjungan kerja ke Amerika untuk
memenuhi undangan Global Resilience
Institute (GRI) dan C40 Cities Climate
Leadership Group mulai tanggal 24
sampai dengan 30 Juni 2018.
Hasil pertemuan
1. Deputi Gubernur TRLH juga menyampaikan bahwa pendekatan kolaboratif telah
berhasil diterapkan dalam penyusunan Desain Besar. Saat ini Kedeputian Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup juga telah, sedang dan akan menggagas penyusunan
Desain Besar yang terkait erat dengan upaya Jakarta menjadi kota yang
berkelanjutan dan berketahanan. Penyusunan Desain Besar ini menggunakan
pendekatan kolaboratif antarpemangku kepentingan, baik OPD maupun masyarakat.
Penerapan pendekatan kolaboratif tersebut juga telah ikut mendorong OPD bekerja
melampaui sekat (breaking across the silos). Saat ini terdapat 5 (lima) Desain Besar
yang telah diluncurkan oleh Gubernur Anies Baswedan pada bulan Januari 2018.,
yaitu : (i) Kota Layak Anak, (ii) Persampahan, (iii) Penanggulangan Bencana Berbasis
Komunitas, (iv) Air Bersih dan Sanitasi dan (v) Bangunan Hijau. Sedangkan, Desain
Besar lainnya: Kualitas Udara, Tata Kelola Sungai, Hunian Terjangkau masih dalam
tahap penyusunan
2. Disampaikan pula rencana Michael Berkowitz berkunjung ke Jakarta pada Jumat, 13
Juli 2018 dan Sabtu, 14 Juli 2018. Pada pada Jumat, 13 Juli 2018 diharapkan bahwa
Bapak Gubernur dan/atau Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta berkenan menerima
audiensi Michael Berkowitz yang didampingi Sekretariat Jakarta Berketahanan. Pada
Laporan Kegiatan Tahun 2018
58
hari kedua, Michael Berkowitz akan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat
langsung program terkait ketahanan kota Jakarta. Untuk itu, dibutuhkan bantuan OPD
Provinsi DKI Jakarta untuk menyukseskan kunjungan tersebut. Usulan lokasi:
Pertanian Perkotaan di Rusun Marunda.
Tindak lanjut
a. Wakil Gubernur merespon positif dengan isu ketahanan dan Jakarta Berketahanan.
Menindaklanjuti hal ini, Sekretariat akan menyampaikan News Letter dan laporan
tertulis lainnya kepada Wakil Gubernur;
b. Wakil Gubernur diharapkan akan menyampaikan permohonan terkait penetapan
CRO kepada Gubernur;
c. Program Air Bersih dan Sanitasi dapat dipertimbangkan pula untuk dibicarakan lebih
mendalam dengan 100RC;
d. Strategi kota berketahanan skala metropolitan perlu disampaikan kepada 100RC
untuk mendapatkan dukungan;
e. Pertanian Perkotaan di rusun Marunda dapat menjadi pilihan praktik baik sebagai
lokasi kunjungan lapangan saat Michael Berkowitz, President 100 RC, berada di
Jakarta pada hari Sabtu 14 Juli 2018
2.4.11. Kunjungan ke PD. PAL JAYA (ANDRICH SYSTEM) (4 Juli 2018)
Teknologi Andrich mampu mengolah air
limbah hingga memenuhi baku mutu,
bahkan kualitas air hasil olahan akhir
setara dengan air bersih, yang dapat
dimanfaatkan sebagai air siram taman,
flushing, atau keperluan lainnya.
Hasil kunjungan
a) IPAL berbasis teknologi Andrich Sistem ini mempunyai beberapa keunggulan antara
lain: kebutuhan listrik yang rendah, kebutuhan lahan yang kecil dibanding teknologi
konvensional, dan hasil olahan setara dengan air bersih.
b) PD PAL Jaya memiliki tiga bentuk pengelolaan lumpur tinja yaitu mekanis,
konvensional dan Andrich. Namun, sistem mekanis dan konvensional yang
diterapkan oleh PD PAL memakan waktu pengolahan hingga 7 hari sebelum siap
dibuang ke lingkungan.
c) Teknologi Andrich yaitu mesin konversi lumpur tinja menjadi air baku. Sistem Andrich
merupakan teknologi pengolah black water pertama di Indonesia yang menggunakan
arus lemah yang memisahkan limbah dan air bersih dalam waktu 30 menit.
d) Dalam teknologi Andrich digunakan arus lemah dengan bantuan getaran untuk
mendekomposisi polutan-polutan yang ada dalam limbah, sehingga mudah
dipisahkan menjadi lumpur (sludge) yang diambangkan dari air bersih.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
59
e) Kualitas air yang dihasilkan dalam penggunaan teknologi Andrich ini jauh lebih baik
dari baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5
Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
Saran dan tindak lanjut
a. Direktur Utama PD PAL Jaya menyampaikan bahwa dari hasil tes laboratorium
sebanyak 3 kali, air tersebut mengandung 3-5 bakteri E. Colli per mililiter dari ambang
batas yaitu 50-100 mililiter. Rendahnya bakteri kandungan E. Colli dalam air olahan
Sistem Andrich ini rencananya dapat digunakan sebagai pasokan air bersih yang
dapat dipakai untuk kegiatan sehari-hari dan menjawab masalah kebutuhan air
bersih DKI Jakarta.
b. Teknologi Andrich merupakan teknologi yang diterapkan pada Pengelolaan Lumpur
limbah di DKI Jakarta bagian Barat yaitu IPLT Duri Kosambi. Penggunaan teknologi
Andrich untuk pengolahan air limbah masih dalam tahap pengembangan. Dalam
penerapannya, teknologi tersebut terbukti lebih efektif dan efisien dibanding sistem
konvensional dan sistem mekanik. Namun, pemanfaatan air yang dihasilkan
terutama untuk konsumsi masih perlu dikaji lagi dalam hal regulasi.
c. Keunggulan Pengolahan Limbah dengan sistem Anrich adalah (i) tidak
membutuhkan lahan yang besar selayakny pengolahan dengan metode
konvensional, (ii) Waktu yang lebih cepat (30 menit), (iii) biaya operasional yang lebih
terjangkau.
d. Diperlukan kajian lanjutan terkait penggunaan teknologi Anrich.
e. Tidak hanya untuk pengolahan lumpur tinja, Sistem Andrich ini dapat digunakan
sebagai pengolah air sungai yang tercemar serta air limbah rumah tangga (grey
water).
f. Perlu mengundang pengembang Anrich sebagai narasumber dalam forum air yang
diinisiasi oleh Kedeputian Gubernur TRLH untuk menjelaskan mengenai proses
pengolahan limbah menjadi air bersih.
g. Mengadakan pertemuan antara Pemprov dengan Pihak IPLT untuk membicarakan
lebih lanjut mengenai regulasi penggunaan air olahan hasil Teknologi Andrich
2.4.12. Pertemuan dengan Human Cities’ Coalition (HCC) (18 Juli 2018)
Pertemuan ini membahas penanganan
permasalahan kawasan permukiman
kumuh di DKI Jakarta.
Hasil pertemuan
a. Melanjutkan pembahasan terkait
kawasan kumuh;
b. Dalam paparan agar
dicantumkan sumbernya;
b. Tampilan data bisa dibuat dalam bentuk diagram ven untuk melihat irisan-irisannya;
c. Slide awal paparan memuat out line keseluruhan isi paparan;
Laporan Kegiatan Tahun 2018
60
d. Paparan tentang metodologi dibuat dalam bentuk bagan alir;
e. Untuk data BPS perlu ditampilkan tabel RW kumuhnya;
f. Paparan data dibuat dalam bentuk peta;
g. Peta titik lokasi kumuh dibuat beberapa layer berisi informasi sesuai aspek
/kriteria/indikator kumuh yang dipakai;
h. Overlay lokasi kumuh dengan RDTR;
i. Jika ada lokasi kumuh yang tidak sesuai dengan peruntukan berdasarkan RDTR
agar tidak menjadi prioritas, namun bisa disurvei untuk dikoordinasikan dengan Tata
Ruang;
j. Penyusunan Grand Design harus memperhatikan dan selaras dengan RPJMD;
k. Untuk data KOTAKU agar dipersiapkan dalam bentuk peta informatif dengan layer-
layer yang disesuaikan dengan informasi kekumuhan sesuai aspek /kriteria/indikator
kumuh yang dipakai;
l. Selain lokasi peta juga bisa menggambarkan status kumuh dan aspek kekumuhan
apa yang dominan di lokasi tersebut;
m. Dijadwalkan akan dilaksanakan pertemuan berikutnya pada Senin 23 Juli 2018;
n. Pertemuan berikutnya difokuskan untuk membahas data, Penyajian data diupayakan
dalam bentuk peta tematik dengan berisi lokasi dan status kumuh dan dioverlay
dengan peta RDTR.
2.4.13. Pertemuan dengan US Embassy Team to share another program called
Water Expert Program (4 Juli 2018)
Pertemuan dipimpin oleh Deputi Gubernur
bidang Tataruang dan Lingkungan Hidup
dihadiri oleh Andrea Pavlick, Sri Murniati
(US Embassy) dan Trigeany
Linggoatmodjo dari USAID Water.
Hasil pertemuan
a. Kedutaan besar Amerika bersama USAID Water akan mendatangkan an expert on
Groundwater Recharge to Secure Municipal Water, pada 1-5 Oktober 2017.
Menawarkan DKI Jakarta untuk berbagi pengalaman/masukan bagaimana solusi
terhadap resapan air tanah mengatasi Land subsidence;
b. Menawarkan DKI untuk berbagi pengalaman/masukan dan memberikan
pemahaman mengenai bagaimana Groundwater Recharge dapat mengatasi
permasalahan land subsidence, banjir, kekurangan air, dan saluran air hingga
merumuskan kebijakan dan perencanaan;
c. Akan diadakan lokakarya tentang Groundwater Recharge to Secure Municipal Water
Akan diadakan rapat persiapan terkait lokakarya.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
61
2.4.14. Rapat Pertemuan dengan DANIDA (Mr. Sorensen) dan SKPD terkait kegiatan
Capacity Building: Training for Jakarta Building Inspectors (14 Agustus 2018)
Tujuan dilaksanakannya rapat adalah
membahas rencana kerjasama
Pemerintah Denmark melalui DANIDA
dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dalam pelaksanaan 2 (dua) program
kegiatan, yaitu Energy Efficiency
Seminar dan Capacity Building:
Training for Jakarta Building
Inspectors.
Hasil pertemuan
I. BPSDM menyampaikan
- Pada tanggal 29-31 Agustus 2017 BPSDM telah menyelenggarakan diklat Green
Assosiate Plus bekerjasama dengan GBCI yang diikuti oleh unsur dari Dinas
PMPTSP, DPRKP, DSDA, DCKTRP, DPE dan DLH. Jumlah total partisipan yang
hadir adalah 20 peserta
- Sebagai kelanjutan diklat Green Assosiate Plus tahun 2018 BPSDM memiliki
rencana untuk kembali menyelenggarakan diklat Green Assosiate Professional
yang akan mengundang 30 peserta yang terdiri dari para partisipan diklat green
associate sebelumnya dan tambahan peserta baru yang dominan berasal dari
unsur DCKTRP. GBCI kembali menjadi mitra dalam penyelenggaraan diklat ini
- Modul pelatihan yang diberikan adalah hasil review dari pihak BPSDM dan
konsultan GBCI
II. DCKTRP menyampaikan
- Tupoksi dari building inspector/ pengawas bangunan DCKTRP lebih kepada
perencanaan, pengawasan, pemantauan, pengendalian, evaluasi dan penertiban
dari penyelenggaraan bangunan.
- DCKTRP memiliki pengawas bangunan yang bertugas mengawasi
penyelenggaraan konstruksi bangunan gedung yang dibangun sesuai dengan
berkas DED (Detail Engineering Design).
- Semua pengawas bangunan di DCKTRP adalah pegawai negeri sipil Pemprov.DKI
Jakarta (berbeda dengan pengawas bangunan dari DMPMPTSP yang merupakan
tenaga ahli profesional).
- DCKTRP telah memiliki modul pelatihan tersendiri untuk pengawas bangunan.
III. DPMPTSP
- DPMPTSP memiliki building inspector/ pengawas bangunan dengan tugas untuk
memastikan pemilik gedung telah membangun sesuai standardisasi, baik dalam
aspek kesesuaian fungsi hingga keselamatan dan kesehatan.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
62
- Saat ini terdapat 13 building inspector yang dimiliki DPMPTSP (5 staf untuk
arsitektur, 4 staf untuk struktur, 1 staf untuk mekanikal dan 3 staf untuk elektrikal)
- Status building inspector DPMPTSP tidak berasal dari PNS DKI melainkan tenaga
ahli profesional yang dikontrak oleh DPMPTSP.
IV. DPE
- Pelatihan yang dilaksanakan di DPE terkait evaluasi pada bangunan gedung
adalah untuk audit energi gedung dengan mengundang konsultan. Kegiatan audit
energi tidak termasuk dalam konteks pengawasan terhadap bangunan.
i) Tim DEA akan berkoordinasi lebih detail dengan BPSDM terkait
penyelenggaraan diklat Capacity Building: Training for Jakarta Building
Inspectors untuk menentukan kriteria peserta yang berpartisipasi
ii) Modul pelatihan dari penyelenggaraan diklat sebelumnya (green building
associate) akan diberikan oleh BPSDM kepada Tim DEA untuk di review agar
modul untuk diklat capacity building ini tidak berulang
iii) BPSDM dan Tim DEA akan melibatkan DCKTRP dalam penyusunan modul
pelatihan. Agar tepat sasaran. BPSDM akan turut melibatkan GBCI untuk
mereview dan memberi masukan.
Tindak lanjut
Diklat capacity building ini akan lebih fokus kepada petugas pengawas bangunan
dari DCKTRP
2.4.15. Pertemuan dengan Human Cities Coaltion (HCC) (1 Agustus 2018)
Tujuan pertemuan adalah membahas
kelanjutan kerjasama penyusunan Desain
Besar Penanganan Kawasan Kumuh
(Slum Area) di DKI Jakarta.
Hasil pertemuan
1. Kelanjutan kemitraan Kedeputian TRLH
dan HCC
a. Pihak HCC menyatakan bahwa Pemerintah Belanda tidak dapat lagi mendanai
program kerja dari HCC. Oleh karena itu, proyek-proyek terkait upaya perbaikan
daerah kumuh di Provinsi DKI Jakarta akan dialihkan kepada program KOTAKU.
KOTAKU adalah sebuah program upaya strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menangani
pemukiman kumuh di Indonesia yang didanai oleh Bank Dunia dan Pemerintah
Daerah setempat.
b. Pihak HCC meminta jaminan komitmen dari Pemprov DKI Jakarta dalam
kerjasama penanganan kawasan kumuh. Untuk itu, Deputi Gubernur Provinsi DKI
Laporan Kegiatan Tahun 2018
63
Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menegaskan kembali
komitmennya dalam penanganan kawasan kumuh.
c. Bank Dunia melalui KOTAKU sudah menyatakan komitmennya untuk mengambil
alih posisi HCC sebagai mitra utama dalam penyusunan Desain Besar
Penanganan Kawasan Kumuh.
2. Perkembangan terbaru uji coba Rumah Susun Hybrid pada kawasan kumuh.
a. Terdapat 2 (dua) studi yang berhasil diselesaikan yaitu (i) Studi Analisis Situasi
yang dilaksanakan oleh Slum Dwellers Indonesia (SDI), HCC, dan Speak
Indonesia (SI) dan (ii) Studi mengenai Hybrid Rusun Model yang dilaksanakan
oleh Arcadis, SDI, dan Pemmprov DKI Jakarta. Kedua laporan studi tersebut
telah diterima oleh Kedeputian TRLH;
b. Upaya penerapan skema rusun hibrid masih terkendala kejelasan kepemilikan.
Selain itu, terdapat intervensi dari pihak eksternal yaitu RJMK yang menolak
keinginan masyarakat untuk menyerahkan tanahnya kepada Pelindo;
c. Terkait kelanjutan daripada uji coba ini, sedang diupayakan pertemuan dengan
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman pada hari Rabu, 1 Agustus
2018.
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yakni:
a. Pertemuan Kedeputian TRLH dengan para pihak yaitu Bank Dunia, HCC, KOTAKU,
dan Dinas PRKP untuk membahas kelanjutan penyusunan Desain Besar dan uji
coba.
b. Penyerahan hasil studi HCC pada lokasi uji coba kepada pihak terkait dalam waktu
dekat.
c. Penyelenggaraan lokakarya perdana perlu segera dilaksanakan bekerja sama
dengan KOTAKU yang didukung oleh Bank Dunia.
2.4.16. Rapat Pembahasan Lokasi Penerapan Smart Microgrid di Pulau Pramuka
Kepulauan Seribu (3 Agustus 2018)
Tujuan Rapat adalah memastikan izin
lokasi proyek pemasangan teknologi
mikrogrid yang menjadi wewenang dari
Dinas Perhubungan. Perwakilan Dinas
Perhubungan menyampaikan terkait izin
penggunaan lokasi bukan pada bidangnya
melainkan UPT perhubungan, sehingga
tidak dapat memberikan jawaban atas izin
yang dimaksud.
Hasil pertemuan
a. Akan diadakan rapat lanjutan yang akan diatur oleh Dinas PE dengan mengundang
UPT Perhubungan, Dinas Perhubungan.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
64
b. Dinas PE Akan melakukan konfirmasi secara langsung ke Dinas Perhubungan
terkait izin penggunaan lahan.
2.4.17. Rapat Tim Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Strategis
Daerah DKI Jakarta Tahun Anggaran 2018 (7 Agustus 2018)
Udangan yang hadir pada acara ini adalah
Perwakilan Badan Penghapusan Aset
Daerah, Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD), Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman, Dinas Cipta
Karya Tata Ruang dan Pertanahan, Dinas
Sumber Daya Air, Dinas Kesehatan.
Sedangkan undangan yang tidak hadir
adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kepala Dinas
Kehutanan, Kepala Dinas Bina Marga.
Hasil pertemuan
1. Plt BPPBJ menyampaikan bahwa arahan Wagub “penyerapan yang rendah
disebabkan karena aspek perencanaan”. Agustus ini masuk kepada tahun 2019
terutama terkait rencana strategis daerah.
2. Dinas pendidikan anggaran sekitar 4 triliun pada tahun 2019. Puskesmas dan Rumah
Sakit Daerah tahun 2019 akan mulai merencanakan. target perencanaan seharusnya
Agustus sehingga Januari sudah kontrak.
3. Review BPPBJ 90% pengadaan Barang/Jasa bisa dikataloglokalkan. DKI Jakarta
sudah diberi kewenangan oleh LKPP untuk kataloglokal. Binamarga akan tayang
minggu ini. Pengadaan di Dinas Pendidikan juga bisa dikataloglokalkan seperti
mebel. Tidak ada lagi isu seperti yang ada Dinas Lingkungan Hidup terhadap tempat
sampah yang dari Jerman sebenarnya di Bogor juga ada dan bisa dikatalogkan
dengan kualitas yang sama namun tidak terinformasikan.
4. BPPBJ akan menginput kataloglokal terkait pengadaan langsung permakanan.
Banyak sekali yang tidak terpantau terkait permakanan, karena berdasarkan
pembagian anggaran justru lebih besar di kegiatan kegiatan non tender yaitu
swakelola dan pengadaan langsung yang nilainya signifikan dan kurang termonitor.
5. Mudah-mudahan yang ditender tinggal pembangunan fisik yang Totaly dari bangun
yan tidak ada menjadi ada singgah di dalam satu lokasi sore bisa dikerjakan oleh
spesialis misalkan Asih lantai keramik jadi bisa bermacam-macam proses sehingga
bisa membuka lapangan kerja dan target pekerjaan pun dengan kualitas yang
tercapai
6. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan hidup memberikan saran untuk
dilakukan Pelatihan Perencanaan Anggaran, bukan hanya teori di kelas tapi bisa
dapat menyusun rencana kerja. Sehingga tidak lagi mengulang kesalahan dari tahun
ke tahun.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
65
7. Diperintahkan Kepada Seluruh OPD : Perbaiki Target Serapan Perkiraan Sendiri
(SPS) pada emonev BAPPEDA, Sehingga mendekati Kurva Normal melalui APBD-
P. Sekda selaku Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) memastikan Perbaikan
dilakukan oleh OPD.
8. Diperintahkan Kepada Seluruh OPD : Segera Inventarisir dan perbaiki kegiatan-
kegiatan yang tidak mungkin dilaksanakan karena keterbatasan waktu seperti IPAL
di dinas SDA, pembebasan tanah, terutama kegiatan-kegiatan yang anggarannya
di atas 10 Miliar tapi Belum menyerahkan ke BPPBJ untuk di Tender.
2.4.18. Pertemuan Dengan Jakarta Osoji Club Terkait Sungai Ciliwung
(21 September 2018)
Komunitas Peduli Ciliwung menerima
undangan dari NPO Tamagawa Eco
Museum untuk merayakan hari sungai
Ciliwung bersama di jepang pada tanggal 9-
12 November 2018. Undangan tersebut
merupakan salah satu tindaklanjut dari
kerjasama yang sudah berjalan antara
relawan sungai Ciliwung dan Sungai Gawa
di Jepang.
Audiensi dengan Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
bertujuan untuk membahas mengenai kesiapan relawan sungai Ciliwung untuk
berangkat ke Jepang dalam rangka memperingati hari sungai Ciliwung.
Hasil pertemuan
1. Komunitas Pecinta Ciliwung yang di singkat KPC adalah komunitas yang berdiri
dengan tujuan ingin meningkatkan rasa kepedulian terhadap keberlangsungan
sungai Ciliwung. Komunitas ini dibentuk karena adanya rasa prihatin terhadap
keadaan sungai Ciliwung yang sangat prihatin. Saat ini KPC sendiri sudah memiliki
26 Komunitas di antaranya KPC Lenteng Agung, KPC Bogor, KPC Depok, KPC
Jakarta.
2. Jakarta Osoji Club disingkat JOC adalah komunitas nirlaba (non profit) berbasis
kesukarelawanan yang peduli dengan lingkungan dan permasalahan sampah yang
ada di kota Jakarta. Komunitas ini telah di bentuk sejak 2012. Salah satu program
yang difokuskan yaitu bagaimana mengedukasi masyarakat agar cinta terhadap
lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
3. Para perwakilan dari KPC Bogor, KPC Lenteng Agung, dan KPC Jakarta
memaparkan mengenai kondisi eksisting dari sungai Ciliwung, dimana saat musim
kemarau tiba sungai dipenuhi dengan sampah. Selain itu juga di sampaikan
mengenai beberapa program yang dilakukan seperti membersihkan sampah di
sungai Ciliwung, selain itu komunitas ini sering memperingati hari-hari besar
bertempat di sungai Ciliwung seperti salah satunya melakukan upacara bendera
memperingati hari kemerdekaan RI.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
66
4. Perwakilan dari Jakata Osoji Club mengatakan jika, JOC siap menjadi penghubung
antara relawan sungai Ciliwung dengan komunitas sungai Gawa di jepang.
5. Kesimpulan dari pertemuan tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa:
Kedeputian Gubernur bidang TRLH menyambut baik rencana kunjungan relawan
sungai Ciliwung ke Jepang sebagai bentuk kerjasama yang telah berjalan antara
relawan sungai Ciliwung dan sungai Gawa di Jepang
Relawan sungai Ciliwung agar dapat menyiapkan usulan terkait program-program
kerja sama dengan komunitas sungai Gawa di Jepang. Draft proposal tersebut
nanti akan direview secara bersama dalam rapat tindak lanjut
6. Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yakni:
Akan ada pertemuan atau rapat kedua yang akan diselenggarakan, dengan usulan
yang di sampaikan DepGub agar setiap Relawan Sungai Ciliwung yang akan
berangkat ke Jepang menyiapkan usulan dalam hal ini program-program
kerjasama dengan Komunitas sungai Gawa di Jepang.
Rapat lanjutan akan mengundang Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sumber Daya
Air, dan Biro KDH-KLN
2.4.19. Pertemuan dengan Tim Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) (21 September 2018)
Pertemuan ini bertujuan membahas
masalah permukiman kumuh DKI Jakarta.
Dalam mengatasi kumuh perlu bekerja
sama dengan daerah asal untuk
mengurangi urbanisasi (buat MoU). Dana
bantuan/hibah ke daerah asal yang bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan pelatihan-
pelatihan di daerah, sehingga orang yang
datang ke Jakarta orang yang punya skill.
Hasil pertemuan
1. Penataan kawasan permukiman dengan menyediakan hunian sewa untuk pekerja
yang sesuai standar kebutuhan DKI (affordable)
2. Identifikasi Isu
Penyelesaian urbanisasi (urban migrant linkages)
Pokja -> isunya apa -> outputnya apa
Urban yang datang sudah punya keahlian sesuai kebutuhan DKI Jakarta
Faktor sosial di daerah slump
3. Dalam Grand Design memuat langkah-langkah strategis penyelesaian masalah
4. Cetak Biru Data -> ada GAP -> Grand Design memuat kesepakatan data Indikator,
kriteria, metode perhitungan
5. Bentuk Pokja, Target, Roadmap, dan Rencana Aksi
- Lokakarya pleno antar pokja
- Berbicara tentang target dengan policy
Laporan Kegiatan Tahun 2018
67
- Cetak Biru -> skeleton
- Lokakarya action plan
6. Mengumpulkan bahan, menulis, menyusun policy Rangkaian pertemuan ->
Proceeding -> bahas -> buku putih
2.4.20. Pertemuan dengan World Bank dan IFC tentang Affordable Housing (24
September 2018)
Pertemuan ini bertujuan untuk diskusi
dengan World Bank dan IFC tentang
Affordable Housing dan permukiman
kumuh.
Hasil pertemuan
1. Dalam mengatasi kumuh perlu
bekerja sama dengan daerah asal untuk
mengurangi urbanisasi (buat MoU).
2. Dana bantuan/hibah ke daerah asal yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan
pelatihan-pelatihan di daerah, sehingga orang yang datang ke Jakarta orang yang
punya skill.
3. Penataan kawasan permukiman dengan menyediakan hunian sewa untuk pekerja
yang sesuai standar kebutuhan DKI (affordable).
Pembahasan
1. Identifikasi Isu
Penyelesaian urbanisasi (urban migrant linkages)
Pokja -> isunya apa -> outputnya apa
Urban yang datang sudah punya keahlian sesuai kebutuhan DKI Jakarta
Faktor sosial di daerah slump
2. Dalam Grand Design memuat langkah-langkah strategis penyelesaian masalah
3. Cetak Biru Data -> ada GAP -> Grand Design memuat kesepakatan data, Indikator,
kriteria, metode perhitungan
4. Bentuk Pokja, Target, Roadmap, dan Rencana Aksi
- Lokakarya pleno antar pokja
- Berbicara tentang target dengan policy
- Cetak Biru -> skeleton
- Lokakarya action plan
5. Mengumpulkan bahan, menulis, menyusun policy Rangkaian pertemuan ->
Proceeding -> bahas -> buku putih
Laporan Kegiatan Tahun 2018
68
2.4.21. Pertemuan dengan ICLEI - membicarakan agenda Public Hearing program
ACP percepatan penurunan emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta (28 September
2018)
Tujuan rapat adalah mendiskusikan
rencana penyelenggarakan
egiatan Konsultasi Publik/Public
Hearing Program ACP percepatan
penurunan emisi Gas Rumah
Kaca DKI Jakarta, yang akan
dilangsungkan pada bulan Oktober
2018. Acara Public Hearing tersebut
akan mengundang seluruh pemangku kepentingan.
Hasil pertemuan
1. Kegiatan konsultasi publik bertujuan untuk (i) memperkenalkan program ACP, (ii)
mendapatkan inisiatif yang dapat dimasukkan kedalam program/kegiatan penurunan
perubahan iklim sebagai masukkan untuk percepatan RAD GRK, (iii) memaparkan
RAD GRK yang memuat kebijakan pelaksanaan penurunan emisi GRK kepada publik
yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, (iv) sebagai wujud transparansi
dan akuntabilitas pelaksanaan penurunan emisi GRK, dan (v) untuk membuka
peluang kerjasama dengan pihak-pihak terkait dan sekaligus untuk membuka
komunikasi awal bagi pengumpulan data.
2. Hasil dari program ACP outputnya berupa dokumen “Promise of Jakarta” – komitmen
dalam mencapai upaya penurunan emisi GRK
3. ICLEI dengan difasilitasi Kedeputian Gubernur bidang TRLH akan
menyelenggarakan kegiatan Konsultasi Publik pada tanggal 18 Oktober 2018. Staf
TRLH (DW) ditugaskan oleh DepGub TRLH untuk mem-booking ruangan untuk lokasi
kegiatan (ruang lantai 22 atau lantai 23)
4. DepGub TRLH menyarankan kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk memetakan
RAD GRK: (i) Mengidentifikasi aksi mitigasi yang tertuang dalam RPJMD, (ii)
mengidentifikasi program dan kegiatan mitigasi perubahan iklim yang sedang
berjalan (existing actions) dari RPJMD
5. Perlu dibentuk forum climate change sebagai salah satu tindak lanjutnya
Tindak lanjut
1. Sebelum diselenggarakannya kegiatan konsultasi publik, ICLEI merencanakan akan
ada press release
2. Kedeputian TRLH akan memasilitasi penyelenggaraan konsultasi publik. Staf TRLH
(DW) ditugaskan untuk melakukan pemesanan ruang yang akan digunakan
3. ICLEI akan mengadakan survey perubahan perilaku terhadap perubahan iklim (city
perception) sebelum kegiatan konsultasi publik. Questionnaire akan dilakukan secara
offline. Kedepannya sedang dipersiapkan untuk online. Kedeputian TRLH melalui
Laporan Kegiatan Tahun 2018
69
DepGUb TRLH akan membantu menyebarkan questionnaire tersebut kepada mitra
dan jejaring Kedeputian TRLH
4. Akan dilakukan rapat persiapan untuk membahas KAK, skenario acara dan
pembagian gugus tugas
2.4.22. Pertemuan dengan MRT membahas persiapan penyusunan kerangka
pengembangan TOD Provinsi DKI Jakarta (29 Oktober 2018)
Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang
dan Ligkungan Hidup menyelenggarakan
rapat dengan agenda penyusunan
kerangka pengembangan Transit
Oriented Development (TOD). Pertemuan
ini dipimpim langsung oleh Deputi
Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup dan didampingi Asisten
Deputi Bidang Tata Ruang beserta staf. Pertemuan ini dihadiri oleh pihak dari MRT
Jakarta (Mass Rapid Transit), HUD, dan mahasiswa Keja Praktek TRLH Jurusan PWK
Universitas Pakuan.
Pertemuan ini membahas mengenai pentingnya pembuatan kerangka TOD DKI Jakarta, dimana kerangka ini nantinya akan membahas mengenai hal-hal penting yang harus ada dalam TOD, seperti contohnya kebijakan seperti apa yang harus ada dalam TOD, regulasi seperti apa, strtategi, sistem monitoring dan evaluasi, dan lain sebagainnya. Selain itu pihak dari HUD menjelaskan bahwa saat ini mereka sudah memetakan semua peraturan atau regulasi yang berhubungan dengan TOD. Kemudian dijelaskan pula bahwa dalam TOD minimal harus mengatur mengenai beberapa hal berikut, yakni: (i) Infrastruktur/transportasi publik; (ii) Perumahan rakyat; (iii) Aktivitas ekosob bagi rakyat; (iv) Ruang terbuka bagi rakyat; (v) Kepedulian dengan rakyat. Selanjutnya DepGub TRLH menyimpulkan beberapa hal yang harus ada dan menjadi kerangka dalam pengembangan TOD DKI Jakarta, ialah: (i) Visi dan Misi; (ii) Kebijakan; (iii) Strategi dan Objektiv; (iv) Aspek Keruangan; (v) Kerjasama swasta dan pembiyaan; (vi) Pemanfaatan Lain (Housing,dll); (vii) Partisipasi Publik; (viii) Data; (ix) Kelembagaan; dan (x) Monitoring dan Evalausi. Nantinya rapat ini akan ditindaklanjuti dengan akan diadakannya pertemuan
berkala yang akan membahas lebih lanjut mengenai kerangka pengembangan ini. Serta
nantinya pihak MRT akan membantu untuk membuat Roadmap penyelesaian kerangka
tersebut.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
70
2.4.23. Pertemuan dengan Tim Pakar Waduk Lepas Pantai
Jakarta, 19 November 2018. Kedeputian
Gubernur bidang Tata Ruang dan
Ligkungan Hidup menjalankan pertemuan
dengan Tim Pakar Waduk Lepas Pantai
(WLP) Bappenas. Kegiatan ini guna
mendiskusikan mengenai konsep Waduk
Lepas Pantai (WLP) Teluk Jakarta.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh
Kementrian PPN atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dinas
Perindustrian dan Energi (DPE), Dinas Sumber Daya Air (DSDA), Dinas Lingkungan
Hidup (DLH), Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (DCKTRP), dan PD PAL
Jaya.
Adapun diskusi tersebut bertujuan memberikan informasi kepada pemerintah
daerah dan pemangku kepentingan lainnya tentang Pengembangan terpadu kawasan
pesisir pantai Utara Jawa, dengan Konsep Waduk Lepas Pantai (WLP) di Teluk Jakarta.
1. Saat ini terdapat beberapa permasalahan di wilayah pesisir pantai utara pulau jawa,
diantaranya: (i) Konversi lahan mangrove, berkurangnya mangrove menjadikan
kawasan pantura rawan abrasi pantai; (ii) Perubahan iklim, kenaikan muka air laut
menyebabkan banjir rob di area pesisir pantura; (iii) Penurunan muka air laut,
penurunan tanah menjadikan pantura rawan banjir yang diperparah kenaikan muka
air laut; (iv) Pencemaran limbah, pembuangan limbah membuat ikan menjauh ke
lepas pantai sehingga sulit dijangkau nelayan kecil; (v) Kelangkaan air, kekeringan
menyebabkan air menjadi langka dan tidak diimbangi dengan lahan tampung air;
serta (vi) Keterbatasan lahan,
2. Berdasarkan data tahun 2016, bahwa Land Subsidence (Penurunan tanah) di pesisir
utara pulau jawa khususnya di DKI Jakarta tercatat 1-15 cm/ tahun. Selain itu, banjir
yang terjadi di pantai utara pulau jawa pada tahun 2017-2018 khususnya di DKI
Jakarta tercatat 15 cm. oleh karena itu perlu adanya penanganan lebih lanjut sebagai
upaya mitigasi bencana Pantai Utara Pulau Jawa.
Adapun urgensi yang mengharuskan pemgembangan pesisir di ibukota Negara
yakni, (i) Penurunan muka air tanah (terus terjadi dan diprediksi mencapai 10 cm/tahun);
(ii) Jakarta akan mengalami krisis air; (iii) seluruh wilayah Jakarta Utara sudah berada di
bawah permukaan laut; (iv) Eksploitasi air tanah; (v) banjir dan rob; (vi) tekanan terhadap
kebutuhan lahan; (vii) Progres Jakarta Sewerage System (JSS) lambat sedangkan polusi
di badan air terus meningkat; (viii) Perlu adanya tindak lanjut terhadap rencana reklamasi
di Teluk Jakarta.
1. Peyelenggaraan konsep Waduk Lepas Pantai menyediakan lahan untuk mendukung
pengembangan infrastruktur, seperti:
Laporan Kegiatan Tahun 2018
71
Dengan adanya permasalahan transportasi darat di Jabodetabek, ada beberapa
alternatif yang dapat dilakukan sebagai solusinya seperti integrasi sistem jaringan
jalan dan rel di darat dan lepas pantai,
Dengan adanya kebutuhan lahan yang tinggi, perlu adanya pengembangan
wilayah daratan, seperti yang telah dilakukan oleh Negara-negara maju seperti
perluasan pesisir di timur China, perluasan Kota Tokyo, dan perluasan Korea
Selatan.
Keberadaan Jakarta Sewerage System (JSS) yang sedang dibangun bisa
disinergikan dengan pengolan hilir waduk lepas pantai, serta pengolahan di hulu
akan meningkatkan performance treeatment plant di hilir.
Konsep waduk lepas pantai menyediakan lahan untuk mendukung
pengembangan infrastruktur Bandara Soekarno Hatta sehingga mampu menuju
bersaing untuk menjadi internasional Hub.
2. Adapun konsep untuk Waduk Lepas Pantai (WLP) Teluk Jakarta, yaitu:
Solusi banjir dan Rob melalui sistem polder
Pengembangan infrastruktur transportasi baik darat, laut, dan udara
Solusi keterbatasan air baku dan peningkatan kualitas air
Potensi energi terbarukan (air dan surya)
Pelestarian dan perluasan ekosistem vegetasi
Pengembangan nelayan dan industri maritim
Perolehan daratan baru seluas ±8.000 ha (melalui penurunan muka air laut
sebesar 5 Meter)
Total biaya pembangunan seluruh komponen WLP ± RP 170 Triliun à ± RP 2,1
Juta/ m2
Adapun tindak lanjut dari pertemuan tersebut adalah akan diadakannya
pertemuan kembali terkait kajian terperinci akan hal – hal detail yang perlu ditinjau
kembali dan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
2.4.24. Pertemuan dengan ICLEI World Secretariat
Jakarta, 3 Desember 2018. Kedeputian
Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup menerima tamu dari
ICLEI World Secretariat dan ICLEI
Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta melalui
Kedeputian TRLH bekerjasama dengan
ICLEI Jakarta menyelenggarakan
acara Lokakarya CiBiX (City-Business Collaboration Accelerator) pada tanggal 4
Desember 2018. ICLEI─ melalui CiBiX Ideator─ berperan sebagai entitas penghubung
yang akan memasilitasi kontak dan dialog kota-bisnis. CiBiX memfasilitasi DKI Jakarta
Laporan Kegiatan Tahun 2018
72
untuk melakukan diskusi mendalam dengan sektor bisnis yang memiliki solusi yang
sesuai untuk mendukung DKI Jakarta dalam memajukan strategi mereka untuk mencapai
target Ambisius City Promises (ACP).
ICLEI World Secretariat akan turut hadir dalam lokakarya tersebut. Pada kunjungan
tersebut rombongan ICLEI WS menyempatkan diri untuk berdiskusi singkat dan
bersilahturahmi dengan Deputi Gubernur bidang TRLH.
2.5 Pelaksanaan Tugas Lainnya yang Diserahkan oleh Gubernur DKI Jakarta. 2.5.1. Pencanangan Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah di Dalam Kota/
Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter.
Pencanangan pembangunan fasilitas
pengolahan sampah terpadu (Intermediate
Treatment Facility/ITF) di Sunter, Jakarta
Utara pada tanggal 20 Mei 2018.
Hasil pertemuan
1. Pembangunan ITF berlandaskan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan dan Pergub DKI Jakarta Nomor 33 Tahun 2018 tentang penugasan kepada PT Jakpro dalam pembangunan ITF.
2. ITF Sunter ditargetkan selesai pada 2021 dan mulai beroperasi dengan skema BOT
selama 25 tahun (2022-2046). Bertempat di lahan Dinas KLH Pemda DKI seluas 3 hektare, proyek senilai US$ 250 juta itu dapat memproses 2.200 ton sampah per hari dan menghasilkan tenaga listrik 35 megawatt (MW).
3. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Isnawa Adji menyebutkan masyarakat Jakarta
menghasilkan volume sampah lebih dari 7.000 ton sampah per hari dan meningkat 400 ton setiap tahunnya.
Tindak lanjut
Wakil Gubernur dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan ITF di
Sunter dapat mengurangi volume sampah DKI Jakarta hingga 25 persen serta
menciptakan 7.000 lapangan pekerjaan untuk di wilayah Jakarta Utara.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
73
2.5.2. Mewakili Gubernur Menjadi Narasumber dalam RDP/RDPU Komite II dalam
rangka membahas Implementasi PerPres No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan (4 Juli 2018)
Maksud dari RDP/RDPU yakni menindaklanjuti
Implementasi Perpres No.35 Tahun 2018
Tentang Percepatan Pembangunan Instalasi
Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan,
dikarenakan program strategis nasional perlu
terimplementasikan dalam jangka waktu 2
tahun agar dana yang dialokasikan dapat terserap secara sempurna.
Hasil pertemuan
1. ITF Sunter tersebut memiliki lahan seluas 3 Ha, dengan status lahan milik Pemprov
DKI Jakarta. Direncanakan ITF tersebut dapat menampung 2200 ton sampah/hari
dengan asumsi produksi listrik sebesar 35 Mw (Megawatt).
2. Berdasarkan hasil skema KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha), PT. Jakarta
Propertindo (Jakpro) ditunjuk sebagai BUMD yang bertanggung jawab dalam
pengimplementasian ITF Sunter bersama dengan Fortum (perusahaan FInlandia).
Sedangkan 3 lokasi ITF Jakarta lainnya masih dalam status pelelangan.
3. Progress ITF Sunter saat ini dalam tahap studi kelayakan (FS) dan pembuatan DED
(Detailed Engineering Design). Adapun kendala yang menjadi permasalahan yakni
besaran saham yang sebelumnya telah disepakati bersama antara pihak Jakpro dan
Fortum.
4. Mayoritas kota-kota yang menjadi prioritas pembangunan PLTSa saat ini masih
memasuki tahap pra-FS dan perhitungan TPV (Total Present Value).
5. Adapun kendala yang dikhawatirkan oleh masing-masing perwakilan kota, yakni
komitmen dari PLN dalam mendukung pemenuhan kebutuhan listrik dan
ketersediaan lahan yang menjadi tanggung jawab Kementerian ATR
6. Pengimplementasian PLTSa saat ini diprioritaskan pada 12 kota yang ada dalam
Perpres No.35 Tahun 2018, akan tetapi tetap adanya upaya pengimplementasian
PLTSa di kota-kota lainnya sesuai dengan Permen ESDM No. 50 Tahun 2017
tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
7. Dalam mengimplementasikan PLTSa prioritas di 12 kota sesuai dalam Perpres No.
35 Tahun 2018, perlu adanya komitmen dan dukungan utama dari PT. PLN dalam
pemenuhan kebutuhan listrik, serta ketersediaan lahan yang menjadi wewenang
Kementerian ATR.
8. Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang dalam tahap pengimplementasian Pembangkit
listrik tenaga sampah/ITF di 4 (empat) lokasi. ITF Sunter di Jakarta menjadi PLTSa
yang sudah memiliki progress diantara 3 (tiga) lokasi lainnya, dengan PT. Jakpro
sebagai BUMD yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam pengoperasiannya. 3
(tiga) lokasi lainnya masih dalam tahap pelelangan.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
74
9. Saat ini ITF Sunter sedang menindaklanjuti Joint Venture Company (JVC) antara PT.
Jakpro dan Fortum, pembahasan kajian kerjasama dengan Pemprov DKI terkait
persetujuan waste suppy dan besaran tipping fee, serta penyusunan AMDAL
2.6 Pelaksanaan Tugas Mewakili Gubernur DKI Jakarta Sesuai Bidang Tugas dan Kegiatan Seremonial
Dalam melaksanakan tupoksi Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang TRLH
dalam bentuk mewakili Gubernur DKI Jakarta, terdapat beberapa kategori kegiatan yaitu
(i) pertemuan walikota dunia; (ii) pertemuan anggota organisasi seperti UCLG ASPAC,
C40; (iii) perayaan hari besar baik ulang tahun negara, kota, hari besar dan hari penting
lainnya; (iv) peluncuran program baru.
2.6.1. Mendampingi Gubernur DKI Jakarta menerima Duta Besar Denmark (8 Maret
2018)
Tujuan kunjungan Kedubes
Denamrk adalah untuk: (i) mengetahui
status terkini tentang perkembangan
peraturan bangunan gedung hijau, (ii)
tindak lanjut terkait monitoring, reporting
dan verifikasi terkait bangunan gedung
hijau.
Upaya Yang dilakukan oleh
Pemprov DKI Jakarta dalam hal
meningkatkan Energi Efisiensi adalah:
a) Peluncuran Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung
Hijau (Green Buliding) yang bersifat wajib (mandatory). Setelah diluncurkan, sempat
terjadi kekosongan tindak lanjut dari 2013 – 2015. Baru di tahun 2016 di inisiasikan
terbentuknya forum pertemuan bangunan gedung hijau oleh Kedeputian TRLH. Saat
ini sedang berlangsung proses revisi Pergub 38/2012 dengan DPMPTSP sebagai
leading sektornya.
Adapun bagian yang di rencanakan untuk direvisi adalah:
- penurunan pengenaan luas bangunan yang dikenakan Pergub 38.
- pertimbangan dalam pemberian insentif. Tetapi masih kontradiktif. Karena pergub
38 bersifat wajib.
- pertambahan syarat teknis tentang bangunan gedung hijau dalam form aplikasi
untuk dikeluarkannya ijin dari DPMPTSP
- aspek seperti rainwater harvesting dipertimbangkan
- mempertimbangkan OTTV (Overall Thermal Transfer Value) sebagai parameter
bangunan hemat energi
b) Peluncuran Komitmen 30:30 pada tahun 2016 yang menegaskan visi Jakarta menjadi
Centre of Excellent Bangunan Gedung Hijau. Komitmen 30:30 dituangkan kedalam
dokumen Grand Design Green Building/Desain Besar Bangunan Gedung Hijau, yang
proses penyusunannya melalui pendekatan kolaboratif dengan melibatkan semua
stakeholder. Sehingga dapat mengakomodir ide dan masukan dari berbagai pihak.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
75
c) Memonitoring konsumsi energi pada gedung pemda melalui pemasangan Sistem
Monitoring Energi. Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta bekerjasama dengan
PT. Telkom Indonesia merancang Sistem Monitoring Energi di Gedung Balaikota DKI
Jakarta blok D, E, F, G dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman DKI Jakarta. Tujuannya adalah untuk memonitoring efisiensi konsumsi
energi secara tepat waktu (real time) melalui penerapan pengukuran konsumsi listrik
dengan membangun sebuah sistem yang diharapkan dapat mengefesiensikan
pemakaian energi pada bangunan gedung dan memberi gambaran analisis pola
konsumsi energi. Hasil monitoring energi dijadikan tes percobaan untuk membatasi
penggunaan energi tertinggi di jam-jam tertentu (melalui pengurangan penggunaan
AC dengan merubah sistem pendingin menggunakan pendingin dengan sensor smart
switch).
Tindak lanjut
a. Deputi TRLH menyarankan agar tim Kedubes Denmark agar turut bergabung dalam
rapat TABG yang diadakan pada hari itu juga di DPMPTSP pada Rabu, pukul 13.
b. Berkenaan dengan proses revisi pergub bangunan gedung hijau, ide, dan masukan
berdasarkan pengalaman dari Denmark dalam meningkatkan energi efisiensi,
sangat di butuhkan.
c. Tim Denmark direncanakan untuk hadir dalam pertemuan berkala bangunan gedung
hijau di bulan Maret 2018 untuk berbagi pengalaman dan masukannya dengan para
stakeholder yang hadir dalam forum tersebut.
2.6.2. Mewakili Gubernur Menerima Apresiasi Pembinaan Proklim Tahun 2018 (24
Oktober 2018)
Mewakili Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Menerima Penghargaan Apresiasi
Pembinaan Proklim Tahun 2018.
Beberapa hal yang mengemuka dalam
kegiatan ini antara lain:
a. Hari Aksi Pengendalian Perubahan Iklim
dilaksanakan dalam rangka mendorong
masyarakat untuk turut serta peduli dan berperan secara aktif dalam pengendalian
perubahan iklim, melalui aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
b. Melalui Hari Aksi Pengendalian Perubahan Iklim ini, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan selaku koordinator nasional untuk pelaksanaan pengendalian
perubahan iklim di tingkat nasional akan menyampaikan informasi tentang kemajuan
implementasi Kesepakatan Paris dan Nationally Determined Contribution (NDC) baik
di tingkat nasional maupun global, serta implikasi bagi Indonesia.
c. Selain itu juga memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang upaya-
upaya dan program aksi yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pengendalian Perubahan Iklim bersama para mitra, dan pemberian apresiasi kepada
Laporan Kegiatan Tahun 2018
76
para mitra pelaksana dan pembina pelaksanaan pengendalian perubahan iklim yang
dianggap telah berperan dalam melakukan aksi mitigasi dan adaptasi di tingkat
tapak.
Tujuan lain dari penyelenggaraan acara ini adalah menjadi ajang bertukar pikiran,
informasi dan pengalaman, hasil-hasil penelitian, best practices, teknologi dan agenda
aksi pengendalian perubahan iklim
a. Diharapkan para penerima penghargaan akan menjadi perpanjangan tangan
pemerintah dan ujung tombak agen pembawa perubahan dalam menyebarluaskan
pemahaman mengenai perubahan iklim dan menunjukkan contoh kegiatan baik apa
yang bisa dilaksanakan di tingkat tapak.
b. Perlu kerjasama berbasis kolaboratif dalam pembangunan Indonesia yang
berketahanan iklim.
c. Good practises di semua lokasi ProKlim yang telah didaftarkan melalui Sistem
Registri Nasional (SRN) Pengendalian Perubahan Iklim, perlu dipertahankan,
dilanjutkan serta pengembangan dalam aksi adaptasi dan mitigasi
2.6.3. Apresiasi Jakarta Green and Clean (JGC) 2018
Pada minggu pagi ini 24 November 2018
terlaksana kegiatan Apresiasi Jakarta
Green and Clean (JGC) 2018 yang
bertujuan memberi penghargaan bagi
pegiat Bank Sampah di Jakarta dan
sekitarnya. Gubernur DKI Jakarta diwakili
oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup.
Program Jakarta Green and Clean (JGC)
telah berlangsung 12 tahun dan telah
memberi dampak signifikan terhadap upaya penanganan sampah Jakarta dan
sekitarnya. Program ini telah menyumbangkan kemajuan terhadap meningkatnya
kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Jakarta bersih dan hijau
melalui terciptanya kader lingkungan,
paguyuban kader lingkungan, fasilitator lingkungan, lurah hijau dan media lingkungan.
Saat ini telah lebih dari 250 bank sampah hasil binaan Program Jakarta Green
and Clean dan tidak kurang 100 ton sampah tertangani setiap bulannya. Pembangunan
Jakarta saat ini menggunakan pendekatan kolaboratif melibatkan masyarakat dan
swasta dalam setiap penanganan isunya.
2.7 Penyampaian Laporan atas Pelaksanaan Tugas kepada Gubernur
Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup wajib
menyampaikan laporan kegiatan kepada Gubernur DKI Jakarta tembusan kepada Wakil
Laporan Kegiatan Tahun 2018
77
Gubernur DKI Jakarta dan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
beberapa bentuk, yaitu (i) nota dinas laporan pelaksanaan tugas disposisi langsung dari
Gubernur/Wakil Gubernur; (ii) laporan Key Performance Indicator (KPI) kepada Gubernur
DKI Jakarta.
Selain itu, Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang TRLH berinisiatif menyusun
Laporan Bulanan Kegiatan Kedeputian bidang TRLH sebagai bagian dari
pertanggungjawaban publik.
2.7.1 Laporan Key Performance Indicator (KPI)
Sejak tahun 2016, laporan KPI telah menjadi kewajiban seluruh unit kerja
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Deputi Gubernur bidang TRLH wajib menyampaikan
Laporan KPI yang terdiri dari 2 (dua) laporan KPI pemberian saran dan 2 (dua) laporan
KPI komunikasi publik, dan 1 (satu) laporan kegiatan bulanan. Laporan KPI disampaikan
setiap awal bulan berikutnya secara ‘dalam jaringan’ (daring/on line).
KPI pemberian saran dapat bersifat umum maupun spesifik yang merupakan hasil
koordinasi, pemantauan, evaluasi pelaksanaan pembangunan bidang TRLH. Sementara
KPI komunikasi publik terkait tugas pelaksanaan komunikasi publik, pelaksanaan
komunikasi antarlembaga, dan pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur terkait
bidang TRLH. Selain itu, KPI laporan bulanan terkait pelaksanaan tugas dan fungsi
pelaporan.
2.7.2 Laporan Kegiatan Bulanan
Laporan Bulanan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang TRLH
kepada Gubernur DKI Jakarta dikeluarkan dalam bentuk Laporan bulanan. Laporan
bulanan ini juga merupakan bagian dari upaya pertanggungjawaban Kedeputian
Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup kepada publik, yang berisikan
keseluruhan kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup, baik kegiatan internal, kegiatan eksternal, maupun komunikasi publik setiap
bulannya.
Laporan ini dibuat terbuka bagi publik dengan menaruhnya dalam jaringan di
Portal Kedeputian bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (tarulh.com) dan Laman
Oswar Mungkasa di Academia (pitt.academia.edu/oswarmungkasa).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
78
Tampilan Muka Laporan Bulanan Kedeputian bidang TRLH (Januari 2018-Desember 2018)
Laporan Kegiatan Tahun 2018 dan Laporan Kegiatan Bulanan Periode tahun
2018 (Januari s/d Desember) dapat diunduh di alamat :
http://tarulh.com/category/produk/laporan-bulanan/
Laporan Kegiatan Tahun 2018
3.1 Aplikasi Naskah Dinas
3.2 Aplikasi Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
3.3 Portal Kedeputian Bidang TRLH (tarulh.com)
BAB III
INISIATIF
INTERNAL
Laporan Kegiatan Tahun 2018
79
BAB III
INISIATIF INTERNAL
Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
dalam menjalankan kegiatannya selama tahun 2016-2018 melakukan suatu terobosan
dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengakomodir kebutuhan pekerjaan
yang cepat, tepat dan tidak berbelit-belit. Dengan penggunaan sistem informasi
dimungkinkan adanya otomatisasi dalam pemberian tugas dan kemudahan dalam
memberikan disposisi oleh atasan.
Sistem Informasi yang dikembangkan oleh Kedeputian Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup adalah (i) Naskah Dinas (http://naskahdinas.tarulh.com);
(ii) manajemen pengetahuan/knowledge management (http://km.tarulh.com/) dan (iii)
web portal tarulh.com. Pengadaan sistem informasi ini dibiayai secara swadaya.
3.1 Aplikasi Naskah Dinas
Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup telah
mengembangkan sebuah sistem informasi manajemen naskah dinas yang berbasis
dalam jaringan/on line. Sistem informasi ini memberikan kemudahan dan kecepatan
dalam pengelolaan surat dinas dibandingkan dengan menggunakan sistem manual.
Sistem ini membantu pengelolaan manajemen administrasi surat masuk, disposisi
surat masuk dan surat keluar yang semuanya dilakukan dalam satu sistem dokumentasi
dan perekaman data naskah dinas. Deputi Gubernur TRLH melalui Aplikasi Naskah
Dinas akan memberi disposisi langsung kepada para Asisten Deputi dan staf TRLH.
Selain itu, agenda Kedeputian bidang TRLH juga dapat ditampilkan pada aplikasi ini.
Aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat telepon selular, dan komputer.
Dibanding pengolahan surat-surat secara dengan manual, naskah dinas ini
memberikan kelebihan pengelolaan dengan meminimalisir penggunaan kertas
(paperless), kemudahan akses dalam penggunaan, kemudahan dan kecepatan dalam
pencarian data surat dinas, efektif dan efesiensi waktu distribusi surat dinas.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
80
Surat yang dimasukkan dalam aplikasi Naskah Dinas berupa peraturan, keputusan,
instruksi, surat edaran, surat tugas, nota dinas, memo, surat dinas, surat undangan, surat
keterangan, berita acara, surat pengantar, surat pernyataan, pengumuman, laporan,
telaahan staf, dan notula rapat.
3.2 Aplikasi Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management/KM)
Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management/KM) pada
Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup ditujukan untuk
mempermudah proses pengumpulan, penyimpanan dan berbagi tukar pengetahuan
(knowledge sharing). Dengan adanya knowledge management diharapkan dapat
menutup kesenjangan pengetahuan antara satu staf dengan staf lainnya.
Materi dalam KM yang dikelola oleh Kedeputian TRLH adalah materi-materi yang
berasal dari hasil rapat, lokakarya, makalah, regulasi, bahan publikasi dan buku. Materi
bisa dimasukkan melalui daring langsung oleh Deputi, para Asdep dan staf TRLH.
Adapun data tersebut dapat diakses melalui km.tarulh.com yang untuk sementara hanya
dapat diakses oleh pihak tertentu khususnya staf Kedeputian bidang TRLH.
Saat ini kumpulan materi yang dimiliki Kedeputian TRLH adalah sebagai berikut :
Paparan dalam bentuk materi presentasi (1086 buah), Buku (18), Majalah (3), Makalah
(26), Bahan Publikasi (12), Regulasi (290), Laporan (60), Laporan Bulanan Kedeputian
bidang TRLH (43).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
81
3.3 Portal Kedeputian bidang TRLH (tarulh.com)
Portal Kedeputian bidang TRLH (tarulh.com) merupakan situs yang dikelola oleh
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang dapat diakses oleh publik.
Keberadaan portal ini
sebagai upaya meningkatkan
kemudahan masyarakat dalam
mendapatkan data, informasi
dan pengetahuan khususnya
terkait bidang tata ruang dan
lingkungan hidup. Walaupun
kemudian disadari bahwa
secara umum portal ini lebih
focus pada kegiatan
Kedeputian bidang TRLH.
Portal ini menampilkan
seluruh kegiatan kedeputian
dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya mulai dari rapat, kunjungan kerja serta undangan sebagai pemateri dari
pihak luar.
Selain itu, portal tarulh.com juga memuat kumpulan berita seputar tata ruang dan
lingkungan hidup dari berbagai media yang masuk dalam “Kliping” dan di update setiap
hari. Dalam menu “Produk” akan ditemukan kumpulan peraturan mulai dari Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan
Gubernur, Keputusan Gubernur dan Instruksi Gubernur.
Portal Kedeputian Gubernur bidang TRLH diluncurkan per tanggal 2 Maret 2016.
Pada Tahun 2017, jumlah pengunjung unik (hanya dihitung ketika pertama kali
mengunjungi portal) mencapai 20.634 pengunjung dengan jumlah kunjungan mencapai
25.100 kunjungan. Sedangkan pada Tahun 2018 (Januari – Desember) jumlah
pengunjung unik tercatat sebanyak 25.918 pengunjung dan total jumlah kunjungan
mencapai 32.327 kali atau sekitar 2.693 perbulan. Dapat disimpulkan bahwa terjadi
kenaikan kunjungan sebanyak 7.227 pengunjung dari tahun sebelumnya. Pengunjung
terbanyak berasal dari Jakarta (63,72 persen), Surabaya (6,25 persen) dan Medan (2.83
persen). Data di atas menunjukkan portal TRLH cukup diminati dan menunjukkan
kecenderungan meningkat.
Laporan Kegiatan Tahun 2018
82
3.4 Situs Website Bangunan Gedung Hijau DKI Jakarta (www.gedunghijau.id)
Situs Website Bangunan
Gedung Hijau DKI Jakarta
(www.gedunghijau.id)
merupakan situs yang dapat
diakses oleh publik dibawah
monitroing Kedeputian
Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.
Situs ini dibuat untuk
memberi kemudahan masyarakat dalam mendapatkan data, informasi dan pengetahuan
bangunan gedung hijau serta informasi lain yang berkaitn dengan ketataruangan dan
lingkungan hidup.
Situs Website Bangunan Gedung Hijau diluncurkan pada Tahun 2017. Pada
Tahun 2018 (Januari – Desember) jumlah pengunjung unik tercatat sebanyak 929
pengunjung dan total jumlah kunjungan mencapai 1.281 kali atau sekitar 107 kunjungan
perbulan. Pengunjung terbanyak berasal dari Jakarta (55,54 persen), Bandung (7,08
persen) dan Surabaya (5,34 persen).
Laporan Kegiatan Tahun 2018
4.1 Kendala
4.2 Saran
4.3 Tindak Lanjut
BAB IV
Kendala, Saran
dan Tindak
Lanjut
Laporan Kegiatan Tahun 2018
BAB IV
KENDALA, SARAN DAN TINDAK LANJUT
4.1 Kendala
Pelaksanaan tugas-tugas Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang TRLH secara
umum berjalan baik namun masih ditemui berbagai kendala yang perlu menjadi
perhatian:
i. Keberadaan Kedeputian Gubernur belum optimal. Fungsi dan tugas yang
seharusnya bisa dilaksanakan dengan baik menjadi terkendala oleh kurangnya
jumlah serta kualitas staf teknis dan staf administrasi termasuk peralatan dan
kesulitan berkoordinasi dengan SKPD terkait.
ii. Pada awal masa tugasnya di tahun 2016, terdapat keterbatasan informasi karena
tidak adanya arsip dokumen program dan kegiatan pada masa jabatan
Kedeputian sebelumnya. Sehingga sulit untuk meneruskan kegiatan atau program
yang sudah berjalan.
iii. Selama periode masa kerja di tahun 2017-2018, terdapat pergantian Asdep dan
staf yang terjadi dalam kurun waktu singkat. Selama 2 (dua) tahun telah terjadi
pergantian 5 (lima) Asdep dan 3 (tiga) staf pendukung.
iv. Pergantian beberapa pejabat dan staf SKPD mitra kerja mengakibatkan sulitnya
koordinasi untuk sementara waktu.
v. Berdasar hasil kunjungan, teramati bahwa pelaksanaan pembangunan masih
terkotak-kotak dalam silo-silo SKPD. Sementara banyak isu perlu ditangani secara
lintas SKPD. Ditengarai hal ini disebabkan tidak tersedianya acuan yang bersifat
terpadu. RPJMD dan renstra SKPD masih bersifat sektoral. Hal ini yang
menyulitkan dalam koordinasi kegiatan.
vi. Sudah tersedia desain besar namun belum diterapkan dengan baik oleh semua
pihak dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta. Hal ini berdampak pada
masih kurangnya koordinasi antar SKPD untuk menindaklanjuti isu strategis
tersebut.
vii. Masih minimnya data dan informasi terkait isu strategis yang berdampak
menyulitkan dalam upaya menyusun kebijakan pembangunan DKI Jakarta.
4.2 Saran
Mendasari pada pengalaman dan pembelajaran selama 2 (dua) tahun terakhir ini,
mengemuka beberapa saran yaitu:
i. Untuk mengurangi kendala koordinasi dan fenomena 'silo’, dibutuhkan suatu
Desain Besar (Desain Besar/Grand Design) untuk setiap isu utama dan prioritas.
Desain besar ini disusun melalui pendekatan kolaboratif melibatkan berbagai
pemangku kepentingan termasuk pihak di luar pemerintah, sehingga Desain
Besar ini menjadi komitmen bersama. Kesepakatan ini yang menjadi masukan
RPJMD dan dituangkan dalam Rencana Strategis SKPD. Intinya pelaksanaan
83
Laporan Kegiatan Tahun 2018
pembangunan didasarkan pada penanganan isu dan bukan pada pelaksanaan
tugas dan fungsi SKPD. Desain Besar ini setidaknya mencakup visi, misi,
kebijakan, target, peta jalan, dan rencana aksi.
ii. Pelibatan masyarakat sebagai bagian dari pendekatan kolaboratif menjadi suatu
keniscayaan. Tidak lagi sekedar konsultasi publik maupun penyiapan aplikasi
kemudahan akses di daring yang bersifat normatif. Tetapi pelibatan masyarakat
‘melekat’ (embedded) dalam setiap tahapan pembangunan. Tentunya keterlibatan
masyarakat ini perlu diberi batasan yang jelas.
iii. Ketersediaan data, informasi dan berbagi pengetahuan perlu ditingkatkan.
Penerapan aplikasi Big Data perlu dipercepat, dan tidak sekedar menjadi tempat
penampungan data tanpa rencana pengelolaan yang jelas. Big Data sewajarnya
menjadi bahan dasar pengambilan keputusan.
iv. Untuk memperkuat dan menjaga sinergitas, dibutuhkan forum untuk masing-
masing isu utama sebagai ajang untuk berbagi ide, pengalaman, dan solusi dari
berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat.
v. Optimalisasi peran Kedeputian Gubernur perlu menjadi perhatian setidaknya
dimulai dengan revisi Peraturan Gubernur Nomor 85 Tahun 2008 tentang Tugas,
Fungsi, Tanggungjawab dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
4.3 Tindak Lanjut
a. Jakarta sebagai kota berketahanan membutuhkan desain besar untuk berbagai
isu utama. Untuk itu, desain besar yang telah dihasilkan akan menjadi masukan
utama bagi penyusunan Strategi Kota Berketahanan Jakarta.
b. Pembelajaran utama dari upaya penyusunan Desain Besar menunjukkan bahwa
pendekatan kolaboratif terwadahi dengan baik dalam proses penyusunan Desain
Besar. Untuk itu, jika memungkinkan Kedeputian Gubernur Bidang TRLH akan
melanjutkan penyusunan Desain Besar untuk isu lain seperti Pengelolaan Kualitas
Udara, Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat, Pengelolaan Air Tanah
dan lain-lain.
c. Mengupayakan agar keseluruhan Desain Besar dapat terakomodasi dalam
RPJMD 2018-2022 dan Renstra SKPD.
d. Melanjutkan pertemuan rutin forum yang telah terbentuk seperti Forum Bangunan
Gedung Hijau serta menggerakan kembali pertemuan rutin Forum Pertanian
Perkotaan, Forum Jakarta Kota Layak Anak, Forum Air Bersih dan Sanitasi
sebagai bentuk penerapan desain besar yang sudah diluncurkan.
84