LAPORAN KEUANGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED (POKOK)
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai
tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Lembaga Administrasi Negara adalah salah satu entitas pelaporan sehingga
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan
keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-
kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah
disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi
keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna kepada
para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas /
pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Lembaga
Administrasi Negara. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan
informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Jakarta, April 2016
Dr. Adi Suryanto, M.Si
NIP 196912081994031001
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
LAPORAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2015
Kami telah mereviu Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara untuk tahun anggaran
2015 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2015, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan untuk periode
yang berakhir pada tanggal tersebut. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan
adalah merupakan penyajian manajemen Lembaga Administrasi Negara.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih
sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam
itu.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan
keuangan yang kami sebutkan di atas disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.
Jakarta, April 2016
Inspektur
Dra. Etty Kurniasih, M.Si
Nip.195802171986032001
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran,
(b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan
Keuangan Tahun Anggaran 2015 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara
layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, April 2016 Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si NIP 196912081994031001
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya,
yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan
31 Desember 2015.
Realisasi Pendapatan Negara TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar
Rp62.436.528.102,00 atau mencapai 90,84 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar
Rp68.731.384.000,00.
Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp254.103.537.001,00 atau mencapai 91,67
persen dari alokasi anggaran sebesar Rp277.181.443.000,00.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31
Desember 2015.
Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp942.652.441.355,00 yang terdiri
dari: Aset Lancar sebesar Rp6.061.393.854,00; Aset Tetap (neto) sebesar Rp932.405.893.447,00;
dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp4.185.154.054,00.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp4.422.543.195,00 dan
Rp938.229.898.160,00.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari
operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos
luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO
untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp61.440.867.943,00, sedangkan
jumlah beban adalah sebesar Rp249.669.675.679,00 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan
Operasional senilai Rp(188.228.807.736,00). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa
masing-masing sebesar Rp(1.401.557.518,00),00 dan Rp(0,00) sehingga entitas mengalami Defisit-
LO sebesar Rp(189.630.365.254,00).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah
sebesar Rp933.383.632.421,00, Defisit-LO sebesar Rp(189.630.365.254,00), kemudian penyesuaian
nilai tahun berjalan sebesar Rp176.998.856,00, dampak kumulatif perubahan kebijakan
akuntansi/kesalahan mendasar sebesar Rp759.773.240,00 dan transaksi antar entitas senilai total
Rp193.539.858.897,00, sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai
Rp938.229.898.160,00.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci
atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian
informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal
31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan
Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan
menggunakan basis akrual.
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam Rupiah)
31 DESEMBER 2014
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 68.731.384.000,00 62.436.528.102,00 90,84 53.235.745.384,00
JUMLAH PENDAPATAN 68.731.384.000,00 62.436.528.102,00 90,84 53.235.745.384,00
BELANJA B.2
Belanja Operasi 277.181.443.000,00 254.103.537.001,00 91,67 210.249.622.999,00
Belanja Pegawai B.3 99.293.790.000,00 96.216.356.094,00 96,90 80.228.076.902,00
Belanja Barang B.4 149.269.076.000,00 130.757.062.212,00 87,60 106.978.814.549,00
Belanja Modal B.5 28.618.577.000,00 27.130.118.695,00 94,80 23.042.731.548,00
JUMLAH BELANJA 277.181.443.000,00 254.103.537.001,00 91,67 210.249.622.999,00
% thd AnggCATATANURAIAN31 DESEMBER 2015
II. NERACA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NERACA
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 CATATAN 31 DESEMBER 2015 31 DESEMBER 2014
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - 14.400.000
Kas di Bendahara Penerimaan C.2 16.000.000,00 83.349.695,00
Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 3.453.157.494,00 2.836.348.816,00
Piutang Bukan Pajak C.4 - 109.768.181,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.5 - (548.841,00)
Piutang Bukan Pajak Netto C.6 - 109.219.340,00
Bagian Lancar TP/TGR C.7 - 41.400.000,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.8 - (207.000,00)
Bagian Lancar TP/TGR Netto C.9 - 41.193.000,00
Persediaan C.10 2.592.236.360,00 2.389.779.732,00
Jumlah Aset Lancar 6.061.393.854,00 5.474.290.583,00
Tanah C.11 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00
Peralatan dan Mesin C.12 154.768.566.174,00 142.030.427.201,00
Gedung dan Bangunan C.13 453.244.053.091,00 440.190.118.077,00
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.14 6.272.611.127,00 5.492.174.627,00
Aset Tetap Lainnya C.15 4.301.672.327,00 3.979.818.552,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.16 (197.275.875.585,00) (175.560.212.324,00)
Jumlah Aset Tetap 932.405.893.447,00 927.227.192.446,00
ASET LAINNYA
Aset Tidak Berwujud C.17 4.016.166.100,00 4.855.994.100,00
Aset Lain-Lain C.18 1.062.225.211,00 2.984.376.377,00
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.19 (893.237.257,00) (2.913.209.751,00)
Jumlah Aset Lainnya 4.185.154.054,00 4.927.160.726,00
JUMLAH ASET 942.652.441.355,00 937.628.643.755,00
-
Utang Kepada Pihak Ketiga C.20 3.456.855.480,00 3.416.719.257,00
Pendapatan Diterima di Muka C.21 689.769.811,00 640.499.056,00
Uang Muka dari KPPN C.22 - 14.400.000,00
Utang Jangka Pendek Lainnya C.23 275.917.904,00 173.393.021,00
Pendapatan Yang Ditangguhkan C.24 - 108.711.795,00
4.422.543.195,00 4.353.723.129,00
Ekuitas Dana Lancar C.25 1.120.567.454,00
Ekuitas Dana Investasi C.26 932.154.353.172,00
Ekuitas C.27 938.229.898.160,00 -
JUMLAH EKUITAS DANA 938.229.898.160,00 933.274.920.626,00
942.652.441.355,00 937.628.643.755,00
URAIAN
KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ASET
ASET TETAP
ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN
III. LAPORAN OPERASIONAL
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
CATATAN 2015 2014
D.1
Penerimaan Negara Bukan Pajak 61.440.867.943,00 -
61.440.867.943,00 -
Beban Pegawai D.2 96.237.652.198,00 -
Beban Persediaan D.3 9.552.242.696,00 -
Beban Barang dan Jasa D.4 90.198.879.529,00 -
Beban Pemeliharaan D.5 13.775.259.066,00 -
Beban Perjalanan Dinas D.6 15.129.694.809,00 -
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 1.511.041.162,00 -
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 23.265.662.060,00 -
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 (755.841,00) -
249.669.675.679,00 -
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (188.228.807.736,00) -
D.10
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 72.950.000,00 -
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 1.474.507.518,00 -
Jml Surplus/(Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar (1.401.557.518,00) -
Pendapatan Dari Kegatan Non Operasional Lainnya - -
Jml Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - -
SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (1.401.557.518,00) -
-
- -
SURPLUS/DEFISIT LO D.11 (189.630.365.254,00) -
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN
PENDAPATAN
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
JUMLAH
EKUITAS AWAL E.1 933.383.632.421,00 - 933.383.632.421,00
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (189.630.365.254,00) - (189.630.365.254,00)
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN 176.998.856,00 - 176.998.856,00
Penyesuaian Nilai Aset E.3 176.998.856,00 - 176.998.856,00 Penyesuaian Nilai Kwajiban - - -
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
E.4 759.773.240,00 -
759.773.240,00
Koreksi Nilai Persediaan - - -
Selisih Nilai Reavaluasi Aset Tetap - - -
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.4.1 130.213.812,00 - 130.213.812,00
Lain-Lain E.4.2 629.559.428,00 - 629.559.428,00
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 193.539.858.897,00 - 193.539.858.897,00
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 4.846.265.739,00 - 4.846.265.739,00
EKUITAS AKHIR E.6 938.229.898.160,00 - 938.229.898.160,00
URAIAN CATATAN 2015 2014KENAIKAN (PENURUNAN)
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Lembaga Administrasi Negara
Dasar
Hukum
Entitas dan
Rencana
Strategis
Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang mengemban amanah untuk melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku, dituntut untuk menjadi contoh (role model) bagi reformasi
administrasi diharapkan mampu membuktikan diri sebagai organisasi pemerintah
berkinerja tinggi. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara dan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi
Negara merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.
Lembaga Administrasi Negara mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang administrasi negara.
Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga
Administrasi Negara membawa konsekuensi perubahan organisasi (restrukturisasi) dan
tata kerja yaitu dengan ditetapkannya Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara.
Reorganisasi yang telah dilaksanakan LAN memantapkan peran LAN secara lebih
solid untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan tata kelola pemerintahan di
Indonesia, khususnya melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN dan
perbaikan kebijakan. Kebijakan yang tertuang dalam Perpres No. 57 Tahun 2013 tentang
Lembaga Administrasi Negara (LAN) memberikan kesempatan bagi LAN untuk
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menyelenggarakan
fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di bidang administrasi
negara;
2. Pengkajian administrasi Negara di bidang kebijakan reformasi administrasi,
desentralisasi dan otonomi daerah, sistem administrasi Negara, dan hukum
administrasi negara;
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
3. Pengembangan inovasi administrasi Negara di bidang tata pemerintahan, pelayanan
publik serta kelembagaaan dan sumberdaya aparatur;
4. Pemberian fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi Pemerintah di bidang
administrasi negara;
5. Pembinaan, penjaminan mutu, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya aparatur negara;
6. Pembinaan jabatan fungsional tertentu yang menjadi kewenangan LAN sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Pengembangan kapasitas administrasi negara; dan
8. Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi dalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya.
Dukungan kebijakan lain, antara lain dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan kesempatan bagi LAN untuk
berkiprah sesuai dengan mandat dalam kebijkan tersebut. LAN berpotensi besar untuk
menyukseskan pelaksanaan reformasi birokrasi. Reformasi sumber daya aparatur negara
dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan, pelatihan, pendampingan terhadap
aparatur sipil negara di Indonesia. Dalam era desentralisasi, peran daerah semakin kuat
dalam tugasnya sebagai penyedia layanan publik terdekat. Terkait dengan hal ini, terbuka
kesempatan bagi LAN untuk berperan dalam memberikan dorongan kepada instansi-
instansi daerah untuk melakukan reformasi pelayanan publik melalui program-program
yang inovatif.
LAN yang telah ditunjuk sebagai instansi Pembina jabatan fungsional analis
kebijakan juga memiliki peran strategis dalam meningkatkan tata kualitas kebijakan di
Indonesia dengan melakukan pembinaan analis kebijakan. Keberadaan seorang analis
kebijakan di Indonesia saat ini belum optimal dalam pelaksanaan proses kebijakan publik.
Padahal, salah satu kegagalan implementasi kebijakan di Indonesia selama ini
dikarenakan masih kurangnya pemahaman para pembuat kebijakan dan berbagai
kelemahan dalam formulasi kebijakan yang kurang didukung dengan analisis kebijakan
yang baik. Dengan mandat yang diberikan pada LAN, membuka kesempatan untuk
berkontribusi dalam perbaikan kualitas kebijakan publik melalui pembinaan analis
kebijakan.
Renstra Lembaga Administrasi Negara 2015-2019 mencakup berbagai upaya
Lembaga Administrasi dalam melaksanakan amanat pembentukan organisasi Lembaga
Administrasi Negara yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya visi dan misi
nasional pada Pemerintahan hasil Pemilihan Presiden Tahun 2014.
Untuk mewujudkan tujuan diatas Lembaga Administrasi Negara berkomitmen
dengan visi “Menjadi rujukan bangsa dalam pembaharuan Administrasi Negara”.
Misi Lembaga Administrasi Negara adalah memberikan kontribusi nyata dalam
pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem administrasi negara guna
mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui :
1. Pengembangan Inovasi Administrasi Negara;
2. Pengkajian Kebijakan;
3. Pembinaan dan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara;
4. Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Administrasi.
Berdasarkan sembilan agenda prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum
Pembangunan Nasional, maka arah kebijakan Lembaga Administrasi Negara didasarkan
pada Visi Nasional untuk membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya. Sesuai dengan prioritas nasional, Visi tersebut
diimplementasikan salah satunya dengan menjalankan agenda reformasi birokrasi
secara konsisten. Oleh karena itu, sejalan dengan tugas dan fungsi yang diemban
Lembaga Administrasi Negara, Kebijakan dalam Renstra 2015-2019 Lembaga
Administrasi Negara ini diarahkan pada:
Meningkatnya kualitas hasil kebijakan
Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme ASN
Meningkatnya pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi Negara
Terwujudnya pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara
Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan, tata laksana, dan SDM
aparatur LAN yang profesional, serta akuntabilitas lembaga
Adapun Strategi yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara untuk
memujudkan agenda tersebut adalah melalui:
Peningkatan kualitas kebijakan
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN
Pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi negara
Pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, tata laksana, dan SDM Aparatur LAN yang
profesional serta akuntabilitas lembaga
Peraturan Presiden No. 57 tahun 2013 menjadi acuan penyusunan struktur LAN baru.
Adapun struktur baru terdiri atas:
1) Sekretariat Utama
Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksananakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan LAN.
a. Koordinasi kegiatan di lingkungan LAN;
b. Koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan di lingkungan LAN;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan
dokumentasi di lingkungan LAN;
d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama,
dan hubungan masyarakat;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/kekayaan negara;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala
2) Deputi Bidang Kajian Kebijakan
Deputi Bidang Kajian Kebijakan mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian reformasi admnistrasi, sistem
administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi
daerah, serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan.
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan di bidang pengkajian reformasi administrasi, sistem administrasi
negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah
serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengkajian dan
pelaksanaan kebijakan reformasi administrasi, sistem administrasi negara
dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah, serta
pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala.
3) Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya
aparatur, serta pembinaan jabatan fungsional Widyaiswara.
Fungsi :
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan sumberdaya aparatur
serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara;
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pendidikan dan
pelatihan aparatur serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara; dan
c. Melaksanakan tugas lain yang terkait yang diberikan oleh kepala.
4) Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan pengembangan inovasi administrasi negara di bidang
tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya
aparatur.
Secara lebih rinci, Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara menyelenggarakan
fungsi:
a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan inovasi administrasi negara di bidang tata pemerintahan,
pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya aparatur.
b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi inovasi administrasinegara di
bidang tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan
sumberdaya aparatur, dan
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala.
Sekolah Ilmu Administrasi Negara (STIA LAN) berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 100 Tahun 1999 jo Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI
Nomor 535 Tahun 1999 adalah perguruan tinggi kedinasan yang bertanggungjawab
kepada Kepala LAN dengan menyelenggarakan program pendidikan akademik dan
profesional di bidang Ilmu Administrasi Negara bagi pegawai negeri.
Berdasarkan peran dan mandat STIA LAN yang dijabarkan dalam tugas pokok dan
fungsinya dalam menyelenggarakan sebagian tugas Lembaga Administrasi Negara,
dirumuskan Visi STIA LAN sebagai cerminan gambaran peran dan kondisi yang ingin
diwujudkan di masa depan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya
pengembangan dan pemantapan penyelenggaraan sistem pendidikan tinggi dibidang
ilmu administrasi bagi Aparatur Negara yang meliputi pegawai ASN/PNS, anggota
TNI/POLRI, pegawai BUMN/D, anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya di
wilayah Indonesia Bagian Timur, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Rincian jumlah satker pada masing-masing Eselon I adalah sebagai berikut :
No Eselon I Satker
1 Lembaga Administrasi Negara 8
8Jumlah
Implementasi
Akuntansi
Pemerintahan
Berbasis Akrual
Tahun 2015
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek
keuangan yang dikelola oleh Lembaga Administrasi Negara. Laporan Keuangan ini
dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada
Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk
menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan
SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset
lainnya untuk diperbandingkan dengan neraca dan laporan barang milik negara serta
laporan manajerial lainnya.
Basis
Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Lembaga Administrasi Negara menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian
Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk
penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi
dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal
ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Lembaga Administrasi
Negar dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan
nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat
sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi
kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang
menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah.
Kebijakan
Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-
dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh
suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang
ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara. Disamping itu, dalam penyusunannya
telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan
Keuangan Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai berikut:
Pendapatan-
LRA
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan-
LO
(2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau
Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pendapatan-LO pada Lembaga Administrasi Negara diakui pada saat Pendapatan
terealisasi, yaitu pada saat terdapat aliran masuk sumber daya ekonomi dan/ atau
pada saat timbulnya hak atas pendapatan, yaitu sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Diklat setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung secara proporsional antara nilai dan periode waktu
sewa.
o Pendapatan SPP diakui setelah penyelenggaraan perkuliahan telah diterima
oleh mahasiswa
o Pendapatan Denda pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau
dokumen lain yang dipersamakan.
o Pendapatan lain-lain pada saat waktu terjadinya.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Beban
(4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Lainnya.
Aset Lancar
a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal kas dalam bentuk
valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada
tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar
nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar
nilai nominal.
Piutang diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan / Ganti Rugi apabila
telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung
Jawab Mutlak dan / atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
- Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang
menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang
menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur
dengan andal.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net
realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang
tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan
pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikit .
Kualitas Piutang
Uraian
Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo
0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet 1
.
Satu bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan
pelunasan 100%
2
.
Piutang telah diserahkan kepada
Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbendaharaan / Ganti Rugi
(TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal
neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi
sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah
raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu
rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya
berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah
yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai
dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak
sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), atau masa kegunaannya
telah berakhir direklasifikasi ke aset lain – lain pada pos aset lainnya.
Aset Tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan
dari neraca pada saat penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
Penyusutan
Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau
dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada
Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir
semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus
yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara
merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas
Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang
Jangka
Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan / dijadwalkan akan
diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan /
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan
sebesar nilai yang dapata direalisasikan.
Aset Lainnya
e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan
piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak
Berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua
belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang
dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar
harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode
garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat
tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku
yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang
Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang
Jangka Panjang,dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan
untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode.
Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan
Ekuitas
Implementasi
Akuntansi
Pemerintah
Berbasis
Akrual
Pertama Kali
(8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual
sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal
dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca
per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi
ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan
penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan
Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini
diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun
2015 adalah merupakan implementasi yang pertama.
Penerapan SAP Berbasis Akrual (sesuai Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010)
untuk tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2015 menyebabkan SAP Berbasis
Kas Menuju Akrual (sesuai Lampiran II PP Nomor 71 Tahun 2010) tidak berlaku
lagi. Dengan demikian, kedua laporan keuangan (Laporan Keuangan per 31
Desember 2014 dan Laporan Keuangan per 31 Desember 2015) disajikan sesuai
dengan basis standar akuntansi yang berbeda-beda. Akibatnya, beberapa
presentasi angka komparatif dalam penyajian laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan.
Dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan yang berdampak pada laporan keuangan periode sebelumnya
disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
Pos – pos laporan keuangan yang tidak dapat dibandingkan adalah (1) pos – pos
ekuitas dana pada neraca pada per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward
accrual direklasifikasikan menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual
ditahun 2015 (2) keterbandingan penyajian akun – akun tahun berjalan dengan
tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas
tidak dapat dipenuhi.
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Lembaga Administrasi Negara telah mengadakan revisi Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA Awal. Hal ini disebabkan antara lain
optimalisasi, penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai
dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan.
Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai
berikut :
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan 1.983.000.000,00 3.088.550.000,00
Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan Jasa 35.701.189.000,00 42.445.169.000,00
Pendapatan Pendidikan 23.250.665.000,00 23.197.665.000,00
Jumlah 60.934.854.000,00 68.731.384.000,00
UraianAnggaran Awal Anggaran Setelah Revisi
TA 2015
Sedangkan apabila dilihat dari program Lembaga Administrasi Negara maka
perubahannya adalah sebagai berikut :
Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi
01.01.01 Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
LAN
175.265.835.000,00 167.093.391.000,00
01.01.02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur LAN
23.072.000.000,00 23.149.137.000,00
01.01.06
Program Pengkajian Administrasi
Negara dan Diklat Aparatur Negara
45.161.619.000,00 60.931.655.000,00
10.05.06
Program Pengkajian Administrasi
Negara dan Diklat Aparatur Negara
26.323.698.000,00 26.007.260.000,00
269.823.152.000,00 277.181.443.000,00 Total Belanja
ProgramTA 2015
Kode
Realisasi
Pendapatan Rp62.436.528.102,00
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp62.436.528.102,00 atau mencapai 90,84 persen dari estimasi
pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp68.731.384.000,00.
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Lembaga Administrasi Negara
adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan 3.088.550.000,00 3.599.166.645,00 116,53
Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan Jasa 42.445.169.000,00 40.486.712.181,00 95,39
Pendapatan Pendidikan 23.197.665.000,00 17.610.500.000,00 75,91
Pendapatan Iuran dan Denda - 6.580.676,00 0,00
Pendapatan Lain-Lain - 733.568.600,00 0,00
Jumlah 68.731.384.000,00 62.436.528.102,00 90,84
Uraian
TA 2015
Anggaran Realisasi % Real Angg.
Realisasi Pendapatan untuk periode sampai dengan TA 2015 dibandingkan dengan TA
2014 terdapat kenaikan sebesar 17,28 persen. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya pendapatan sewa gedung dan pendapatan dari Diklatpim. Pada tahun
2015 ini satker PKP2A IV LAN mengelola PNBP dengan mengadakan penyelenggaraan
Diklatpim.
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014
REALISASI REALISASI
TA 2015 TA 20143.599.166.645,00 3.103.389.873,00 15,98
Pendapatan Jasa 40.486.712.181,00 30.069.469.908,00 34,64
Pendapatan Pendidikan 17.610.500.000,00 19.403.900.000,00 (9,24)
Pendapatan Iuran dan Denda 6.580.676,00 1.426.350,00 361,36
Pendapatan Lain-lain 733.568.600,00 657.559.253,00 11,56
Jumlah 62.436.528.102,00 53.235.745.384,00 17,28
URAIAN
NAIK
(TURUN
) %Pendapatan dari
Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan
Pemindatanganan) serta
B.1.1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtangan) serta
Pendapatan dari Penjualan
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a
Pendapatan Dari Penjualan
Peralatan dan Mesin
0,00
17.000.000,00
31.350.000,00
b Pendapatan Dari
Pemindahtanganan BMN
lainnya
0,00
55.950.000,00
32.100.000,00
c Pendapatan Sewa Tanah,
Gedung dan Bangunan 3.088.550.000,00
3.526.216.645,00
3.039.939.873,00
Jumlah 3.088.550.000,00
3.599.166.645,00 3.103.389.873,00
Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan)
serta Pendapatan dari Penjualan adalah sebesar Rp3.599.166.645,00 atau 116,53%
dari estimasi pendapatannya sebesar Rp3.088.550.000,00.
B.1.2 Pendapatan Jasa
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a
Pendapatan Jasa Tenaga,
Pekerjaan, Informasi dan
Teknologi Sesuai Dengan
Tugas dan Fungsi Masing-
Masing Kementerian dan
Pendapatan DJBC
42.445.169.000,00
40.486.712.181,00
30.069.454.819,00
b Pendapatan Jasa Lembaga
Keuangan (Jasa Giro)
15.089,00
Jumlah 42.445.169.000,00 40.486.712.181,00 30.069.469.908,00
Realisasi Pendapatan Jasa adalah sebesar Rp40.486.712.181,00 atau 95,39% dari
estimasi pendapatannya sebesar Rp42.445.169.000,00. Bila dibandingkan realisasi TA
2014 mengalami kenaikan sebesar Rp10.417.242.273,00 atau 34,64%. Kenaikan
realisasi pendapatan jasa disebabkan antara lain pada tahun ini satker PKP2A IV LAN
telah mengelola PNBP dengan menyelenggaran Diklatpim.
B.1.3 Pendapatan Pendidikan
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Pendapatan Uang
Pendidikan 22.202.215.000,00 16.827.250.000,00 18.421.100.000,00
b Pendapatan Uang Ujian
Masuk, Kenaikan Tingkat
dan Akhir Pendidikan
595.450.000,00
545.250.000,00
565.800.000,00
c Pendapatan Pendidikan
Lainnya
400.000.000,00
238.000.000,00
417.000.000,00
Jumlah 23.197.665.000,00 17.610.500.000,00 19.403.900.000,00
Realisasi Pendapatan Pendidikan adalah sebesar Rp17.610.500.000,00 atau 75,91%
dari estimasi pendapatannya sebesar Rp23.197.665.000,00. Bila dibandingkan dengan
TA 2014 realisasi pendapatan pendidikan mengalami penurunan sebesar
Rp1.793.400.000,00 atau 9,24%. Penurunan realisasi pendapatan pendidikan
disebabkan antara lain menurunnya jumlah mahasiswa terutama program S1 (sarjana)
pada satker STIA LAN Jakarta, dimana hal ini sangat terkait dengan kebijakan
perekrutan CPNS dengan standar pendidikan sarjana dan adanya kebijakan bahwa STIA
LAN memiliki keterbatasan dalam penerimaan calon mahasiswa pada pegawai negeri,
TNI/POLRI dan BUMN/BUMD.
B.1.4 Pendapatan Iuran dan Denda
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a
Pendapatan Denda
Keterlambatan
Penyelesaian Pekerjaan
Pemerintahan
0,00
6.580.676,00
1.426.350,00
Jumlah 0,00 6.580.676,00 1.426.350,00
Pendapatan Iuran dan Denda sebesar Rp6.580.676,00 terdapat pada satker PKP2A II
LAN sebesar Rp3.616.176,00 merupakan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan
tahun 2014 dan PKP2A III LAN sebesar Rp2.964.500,00 merupakan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan belanja modal pengadaan peralatan fasilitas perkantoran. Bila
dibandingkan dengan TA 2014 realisasi pendapatan iuran dan denda mengalami
kenaikan sebesar Rp5.154.326,00 atau 361,36%.
B.1.5 Pendapatan Lain-Lain
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a
Penerimaan Kembali
Belanja Pegawai TAYL
0,00
434.009.528,00
454.395.801,00
b Penerimaan Kembali
Belanja Barang TAYL
0,00
220.912.000,00
161.203.946,00
d Pendapatan Penyelesaian
Tuntutan Perbendaharaan
0,00
41.400.000,00
41.400.000,00
e Pendapatan Anggaran Lain-
Lain
0,00
37.247.072,00
559.506,00
Jumlah 0,00 733.568.600,00 657.559.253,00
Realisasi Pendapatan Lain-Lain TA 2015 sebesar Rp733.568.600,00 terjadi kenaikan
jika dibandingkan dengan realisasi TA 2014 sebesar Rp76.009.347,00 atau 11,56%.
Realisasi Belanja
Rp254.103.537.001,00
B.2 BELANJA
Realisasi belanja Lembaga Administrasi Negara per 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp254.103.537.001,00 atau 91,67 % dari anggaran belanja sebesar
Rp277.181.443.000,00. Rincian anggaran dan realisasi belanja per 31 Desember 2015
tersaji sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2015
Anggaran Realisasi% Real
Angg.
Belanja Pegawai 99.293.790.000,00 96.483.000.546,00 97,17
Belanja Barang 149.269.076.000,00 130.771.670.212,00 87,61
Belanja Modal 28.618.577.000,00 27.132.243.695,00 94,81
Total Belanja Kotor 277.181.443.000,00 254.386.914.453,00 91,78
Pengembalian Belanja - 283.377.452,00 0,00
Total Belanja 277.181.443.000,00 254.103.537.001,00 91,67
Uraian
TA 2015
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
-
50.000.000.000
100.000.000.000
150.000.000.000
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Anggaran Realisasi
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk TA 2015 adalah sebagai
berikut:
Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2015
ANGGARAN REALISASI
01.01.01 Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya LAN
167.093.391.000,00 159.501.041.916,00 95,46
01.01.02 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur LAN
23.149.137.000,00 22.030.842.409,00 95,17
01.01.06 Program Pengkajian
Administrasi Negara dan
Diklat Aparatur Negara
60.931.655.000,00 51.789.070.783,00 85,00
10.05.06 Program Pengkajian
Administrasi Negara dan
Diklat Aparatur Negara
26.007.260.000,00 20.782.581.893,00 79,91
277.181.443.000,00 254.103.537.001,00 91,67 Total Belanja
PROGRAMTA 2015
%KODE
Realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 20,73% dibandingkan pada
tahun 2014. Hal ini disebabkan antara lain :
1. Kenaikan Tunjangan Kinerja menjadi 70% sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 129 tahun 2015
2. Adanya renovasi gedung Graha Wicaksana pada satker LAN Jakarta dan
pembangunan jogging track pada satker PKP2A I LAN
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014
URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014NAIK
(TURUN) %
Belanja Pegawai 96.216.356.094,00 80.228.076.902,00 19,93
Belanja Barang 130.757.062.212,00 106.978.814.549,00 22,23
Belanja Modal 27.130.118.695,00 23.042.731.548,00 17,74
Belanja Modal Non Kas - 223.198.645,00 (100,00)
Jumlah Belanja 254.103.537.001,00 210.472.821.644,00 20,73
Belanja Pegawai
Rp96.216.356.094,00
B.3 Belanja Pegawai
Ralisasi belanja pegawai TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp96.216.356.094,00 dan Rp80.228.076.902,00.
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai
TA 2015 dan 2014
Uraian Realisasi TA 2015 Realisasi TA 2014NAIK
(TURUN)%
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 57.005.881.385,00 50.919.366.299,00 11,95
Belanja Lembur 415.845.000,00 153.347.000,00 171,18
Belanja Pegawai (Tunjangan
Khusus/kegiatan) dan Transito39.061.274.161,00 29.335.510.472,00
-
Jumlah Bruto 96.483.000.546,00 80.408.223.771,00 19,99
Pengembalian Belanja 266.644.452,00 180.146.869,00 48,02
Jumlah Netto 96.216.356.094,00 80.228.076.902,00 19,93
B.3.1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Gaji Pokok
PNS
35.512.965.000,00 35.452.004.680,00 31.563.630.890,00
b Belanja Pembulatan
Gaji PNS
812.000,00 706.783,00 607.478,00
c Belanja Tunj.
Suami/Istri PNS
2.575.042.000,00 2.563.903.010,00 2.339.998.182,00
d Belanja Tunj. Anak
PNS
736.195.000,00 730.882.550,00 661.534.156,00
e Belanja Tunj.
Struktural
2.492.200.000,00 2.463.090.000,00 2.481.370.000,00
f Belanja Tunj.
Fungsional
3.073.797.000,00 3.051.615.000,00 2.975.235.000,00
g Belanja Tunj. PPh
PNS
1.133.668.000,00 1.040.234.902,00 965.507.533,00
h Belanja Tunj. Beras
PNS
1.975.089.000,00 1.966.379.060,00 1.812.865.860,00
i Belanja Uang Makan
PNS
5.764.500.000,00 5.396.416.000,00 4.094.446.000,00
j Belanja Tunj. Umum
PNS
1.172.823.000,00 1.151.645.000,00 1.089.365.000,00
Belanja Tunj. Profesi
Dosen
2.476.994.000,00 2.299.077.800,00 1.968.067.200,00
l Belanja Tunj.
Kehormatan Profesor
930.390.000,00 889.926.600,00 966.739.000,00
Jumlah Bruto 57.844.475.000,00 57.005.881.385,00 50.919.366.299,00
Pengembalian (109.096.745,00) (180.146.869,00)
Jumlah Netto 57.844.475.000,00 56.896.784.640,00 50.739.219.430,00
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS tahun 2015 dianggarkan sebesar
Rp57.844.475.000,00 dan realisasi netto TA 2015 mencapai
Rp56.896.784.640,00 atau 98,36%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2014,
maka realisasi TA 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp6.157.565.210,00 atau
12,14%.
B.3.2 Belanja Uang Lembur
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Uang Lembur 741.382.000,00 415.845.000,00 153.347.000,00
Jumlah Bruto 741.382.000,00 415.845.000,00 153.347.000,00
Pengembalian 0,00 1.586.800,00 0,00
Jumlah Netto 741.382.000,00 414.258.200,00 153.347.000,00
Belanja lembur dianggarkan sebesar Rp741.382.000,00 dan realisasi netto Per TA
2015 mencapai Rp414.258.200,00 atau 55,88%. Bila dibandingkan dengan
realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami peningkatan sebesar
Rp260.11.200,00 atau 170,14%.
B.3.3 Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Transito
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Pegawai
(Tunjangan
Khusus/Kegiatan)
40.707.933.000,00
39.061.274.161,00
29.335.510.472,00
b Belanja Pegawai Transito 0,00 0,00 0,00
Jumlah Bruto 40.707.933.000,00 39.061.274.161,00 29.335.510.472,00
Pengembalian 0,00 155.960.907,00 0,00
Jumlah Netto 40.707.933.000,00 38.905.313.254,00 29.335.510.472,00
Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Transito dianggarkan sebesar
Rp40.707.933.000,00 dan realisasi netto Per 31 Desember 2015 mencapai
Rp38.905.313.254,00 atau 95,95%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2014,
maka realisasi TA 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp9.569.802.782,00 atau
32,62%.
Belanja Barang
Rp130.757.062.212,00
B.4 Belanja Barang
Realisasi belanja barang TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp130.757.062.212,00 dan Rp106.978.814.549,00. Realisasi tersebut mengalami
kenaikan 22,23 persen dari realisasi belanja barang TA 2014. Hal ini disebabkan
antara lain :
1. Bertambahnya kegiatan ditahun 2015.
2. Meningkatnya realisasi belanja barang untuk mendukung pelaksanaan
operasional kerja.
Perbandingan Realisasi Belanja Barang
TA 2015 dan 2014
Belanja Brg Persediaan 8.047.867.024,00 - -
Belanja Jasa 24.588.844.239,00 19.135.986.167,00 28,50
Belanja Pemeliharaan 14.616.798.179,00 12.800.154.551,00 14,19
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 14.652.533.166,00 12.218.176.335,00 19,92
Belanja Perjalanan Luar Negeri 477.311.643,00 39.830.201,00 1.098,37
Belanja Barang Fisik Lainnya Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda
155.184.200,00 88.800.000,00 74,76
Belanja Barang Lainnya Utk Diserahkan
Kpd Masy/Pemda
615.573.500,00 1.030.438.000,00 (40,26)
Jumlah Bruto 130.771.670.212,00 107.058.425.682,00 22,15
Pengembalian Belanja 14.608.000,00 79.611.133,00 (81,65)
Jumlah Netto 130.757.062.212,00 106.978.814.549,00 22,23
6,84 49.561.855.891,00 46.391.003.844,00 Belanja Barang Non Operasional
Belanja Barang Operasional
Uraian REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014 NAIK(TURUN)%
18.055.702.370,00 15.354.036.584,00 17,60
B.4.1 Belanja Barang Operasional
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a. Belanja Keperluan Perkantoran
16.280.134.000,00 15.753.267.891,00 13.154.694.598,00
b. Belanja Penambah DayaTahan Tubuh
395.701.000.,00 370.115.380,00 404.118.956,00
c. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat
255.978.000,00 147.419.599,00 148.725.330,00
d. Belanja Honor Operasional Satuan Kerja
1.788.960.000,00
1.724.940.000,00
1.558.140.000,00
e. Belanja Operasional Lainnya
60.300.000,00 59.959.500,00 88.357.700,00
Jumlah Bruto 18.781.073.000,00 18.055.702.370,00 15.354.036.584,00
Pengembalian 0,00 0,00
(2.625.500,00)
Jumlah Netto 18.781.073.000,00 18.055.702.370,00
15.351.411.084,00
Belanja Barang Operasional dianggarkan sebesar Rp18.781.073.000,00 dan
realisasi netto TA 2015 mencapai Rp18.055.702.370,00 atau 96,14%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami
kenaikan sebesar Rp2.704.291.286,00 atau 17,62%.
B.4.2 Belanja Barang Non Operasional
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Bahan
b Belanja Honor Output
Kegiatan
c Belanja Barang Non
Operasional Lainnya
15.081.193.000,00
25.031.333.000,00
19.004.090.000,00
12.233.648.129,00
19.640.573.500,00
17.687.634.262,00
14.021.454.993,00
20.951.913.049,00
11.417.635.802,00
Jumlah Bruto 59.116.616.000,00 49.561.855.891,00 46.391.003.844,00
Pengembalian 0,00 (14.458.000,00) (73.111.799,00)
Jumlah Netto 59.116.616.000,00 49.547.397.891,00 46.317.892.045,00
Belanja Barang Non Operasional dianggarkan sebesar Rp59116.616.000,00 dan
realisasi netto TA 2015 mencapai Rp49.547.397.891,00 atau 83,81%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami
kenaikan sebesar Rp3.229.505.846,00 atau 6,97%.
B.4.3 Belanja Barang Persediaan
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Brg Persediaan Brg
Konsumsi
9.449.385.000,00
8.047.867.024,00
0,00
Jumlah Bruto 9.449.385.000,00
8.047.867.024,00 0,00
Pengembalian 0,00 0,00 0,00
Jumlah Netto 9.449.385.000,00
8.047.867.024,00 0,00
Belanja Barang Persediaan dianggarkan sebesar Rp9.449.385.000,00 dan
realisasi netto TA 2015 mencapai Rp8.047.867.024,00 atau 85,17%. (Penjelasan
lebih lanjut dapat dilihat dalam penjelasan CaLK LO).
B.4.4 Belanja Jasa
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Langganan Listrik 9.130.018.000,00 8.890.409.381,00 7.489.787.521,00
b Belanja Langganan
Telepon
718.998.000,00
508.924.228,00
527.906.602,00
c Belanja Langgaanan Air 885.792.000,00 689.753.290,00 673.555.904,00
d Belanja Langganan Daya
dan Jasa Lainnya
387.646.000,00
379.191.120,00
361.502.710,00
e Belanja Sewa 1.446.644.000,00 1.276.782.220,00 986.728.430,00
f Belanja Jasa Profesi 14.972.300.000,00 12.830.250.000,00 9.074.505.000,00
g Belanja Jasa Lainnya 13.534.000,00 13.534.000,00 22.000.000,00
Jumlah Bruto 27.554.932.000,00 24.588.844.239,00 19.135.986.167,00
Pengembalian 0,00 0,00 (230.134,00)
Jumlah Netto 27.554.932.000,00 24.588.844.239,00 19.135.756.033,00
Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp27.554.932.000,00 dan realisasi netto Per
TA 2015 mencapai Rp24.588.844.239,00 atau 89,24%. Bila dibandingkan dengan
realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami kenaikan sebesar
Rp5.453.088.206,00 atau 28,50%.
B.4.5 Belanja Pemeliharaan
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan
6.499.351.000,00
6.141.304.468,00
5.053.303.453,00
b Belanja Brg Persediaan
Pemeliharaan Gedung &
Bangunan
676.910.000,00
582.599.700,00
0,00
c Belanja Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
8.215.165.000,00
7.166.864.911,00
7.746.851.098,00
d Belanja Brg Persediaan
Pemeliharaan Peralatan
& Mesin
824.273.000,00
726.029.100,00
0,00
Jumlah Bruto 16.215.699.000,00 14.616.798.179,00 12.800.154.551,00
Pengembalian 0,00 0,00 0,00
Jumlah Netto 16.215.699.000,00 14.616.798.179,00 12.800.154.551,00
Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp16.215.699.000,00 dan realisasi netto Per
TA 2015 mencapai Rp14.616.798.179,00 atau 90,14%. Bila dibandingkan dengan
realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami kenaikan sebesar
Rp1.816.643.628,00 atau 14,19%. (Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam
penjelasan CaLK LO).
B.4.6 Belanja Perjalanan Dalam Negeri
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Perjalanan Biasa 13.739.818.000,00 12.407.064.166,00 9.324.738.891,00
b Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Kota
1.349.800.000,00
857.530.000,00
650.800,00
c Belanja Perjalanan Dinas
Paket Meeting Dalam
Kota
1.514.225.000,00
1.294.005.000,00
637.190.000,00
d Belanja Perjalanan Dinas
Paket Meeting Luar Kota
111.250.000,00
93.934.000,00
1.605.447.444,00
Jumlah Bruto 16.715.093.000,00 14.652.533.166,00 12.218.176.335,00
Pengembalian 0,00 (150.000,00) (3.643.700,00)
Jumlah Netto 16.715.093.000,00 14.652.383.166,00 12.214.532.635,00
Belanja Perjalanan Dalam Negeri dianggarkan sebesar Rp16.715.093.000,00 dan
realisasi netto TA 2015 mencapai Rp14.652.383.166,00 atau 87,66%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami
kenaikan sebesar Rp2.437.850.531,00 atau 19,96%.
B.4.7 Belanja Perjalanan Luar Negeri
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a Belanja Perjalanan Biasa
Luar Negeri
272.860.000,00
229.969.547,00
0,00
b Belanja Perjalanan
Lainnya Luar Negeri
309.270.000,00
247.342.096,00
39.830.201,00
Jumlah Bruto 582.130.000,00 477.311.643,00 39.830.201,00
Pengembalian 0,00 0,00 0,00
Jumlah Netto 582.130.000,00 477.311.643,00 39.830.201,00
Belanja Perjalanan Luar Negeri dianggarkan sebesar Rp582.130.000,00 dan
realisasi netto TA 2015 mencapai Rp477.311.643,00 atau 69,49%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami
kenaikan sebesar Rp437.481.442,00 atau 1.098,37%.
B.4.8 Belanja Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a
Belanja Barang Fisik
Lainnya Untuk
Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
170.8555.000,00 155.184.200,00 88.800.000,00
Jumlah Bruto 170.855.000,00 155.184.200,00 88.800.000,00
Pengembalian 0,00 0,00 0,00
Jumlah Netto 170.855.000,00 155.184.200,00 88.800.000,00
Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat dianggarkan
sebesar Rp170.855.000,00 dan realisasi netto TA 2015 mencapai
Rp155.184.200,00 atau 90,83%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2014,
maka realisasi TA 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp66.384.200,00 atau
74,76%. (Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam penjelasan CaLK LO).
B.4.9 Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
TA 2015 TA 2014
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
a
Belanja Barang Lainnya
Untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
683.293.000,00 615.573.500,00 1.030.438.000,00
Jumlah Bruto 683.293.000,00 615.573.500,00 1.030.438.000,00
Pengembalian 0,00 0,00 0,00
Jumlah Netto 683.293.000,00 615.573.500,00 1.030.438.000,00
Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat dianggarkan
sebesar Rp683.293.000,00 dan realisasi netto TA 2015 sebesar
Rp615.573.500,00 atau 90,09%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2014,
maka realisasi TA 2015 mengalami penurunan sebesar Rp414.864.500,00 atau
40,26%. (Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam penjelasan CaLK LO).
B.5 Belanja Modal
Realisasi belanja modal TA 2015 dan 2014 adalah masing - masing sebesar
Rp27.130.118.695,00 dan Rp23.042.731.548,00. Belanja modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi belanja modal mengalami kenaikan sebesar Rp4.087.387.147,00 atau
17,74 % pada TA 2015 dibandingkan TA 2014 disebabkan antara lain :
1. Adanya renovasi gedung Graha Wicaksana
2. Pembelian peralatan dan mesin untuk memenuhi kebutuhan sarana
prasarana untk menunjang kegiatan
Rincian belanja modal disajikan dalam tabel berikut ini :
Perbandingan Realisasi Belanja Modal
TA 2015 dan 2014
URAIAN TA 2015 TA 2014 naik(turun)%
Belanja Modal Peralatan
dan Mesin12.527.223.629,00 2.451.595.800,00 410,98
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan13.660.811.550,00 19.999.997.428,00 (31,70)
Belanja Modal Jaringan 145.946.000,00 - 100,00
Belanja Modal Lainnya 798.262.516,00 591.138.320,00 35,04
Jumlah Bruto 27.132.243.695,00 23.042.731.548,00 17,75
Pengembalian Belanja 2.125.000,00 - 100,00
Jumlah Netto 27.130.118.695,00 23.042.731.548,00 17,74
B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk TA 2015 dan TA 2014
adalah masing – masing Rp12.527.223.629,00 dan Rp2.451.595.800,00.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin
TA 2015 dan 2014
URAIAN JENIS BELANJA Anggaran Realisasi TA 2015 Realisasi TA 2014Naik
(Turun) %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 13.297.980.000 12.476.973.629,00 2.451.595.800,00 408,93
Belanja Penambahan Nilai Peralatan
dan Mesin 75.000.000 50.250.000,00 - 100,00
Jumlah Belanja Kotor 13.372.980.000 12.527.223.629,00 2.451.595.800,00 410,98
Pengembalian Belanja Modal - - - -
Jumlah Belanja 13.372.980.000 12.527.223.629,00 2.451.595.800,00 410,98
Belanja Modal Peralatan dan Mesin dianggarkan sebesar
Rp13.372.980.000,00 dan realisasi netto TA mencapai Rp12.527.223.629,00
atau 93,68%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2014, maka realisasi TA
2015 mengalami kenaikan sebesar Rp10.075.627.829,00 atau 410,98%.
B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk TA 2015 dan TA 2014
adalah masing – masing sebesar Rp13.658.686.550,00 dan
Rp19.999.997.428,00.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan
TA 2015 dan 2014
URAIAN JENIS BELANJA Anggaran TA 2015 TA 2014Naik
(Turun) %
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 3.363.234.000 3.190.237.650,00 19.999.997.428,00 (84,05)
Bel. Penambahan Nilai Gedung &
Bangunan 10.914.490.000 10.470.573.900,00 - 100,00
Jumlah Belanja Kotor 14.277.724.000 13.660.811.550,00 19.999.997.428,00 (31,70)
Pengembalian Belanja Modal - 2.125.000,00 - 100,00
Jumlah Belanja 14.277.724.000 13.658.686.550,00 19.999.997.428,00 (31,71)
Belanja modal gedung dan bangunan dianggarkan sebesar
Rp14.277.724.000,00 dan realisasi netto mencapai Rp13.658.686.550,00 atau
95,66%. Bila dibandingkan dengan realisasi TA 2014, maka realisasi Per TA
2015 mengalami penurunan sebesar Rp6.341.310.878,00 atau 31,71%.
B.5.3 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Moda
Rp27.130.118.695,00
Realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan untuk TA 2015 dan TA 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp145.946.000,00 dan Rp0,00.
Perbandingan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BELANJA Anggaran TA 2015 TA 2014Naik
(Turun) %
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 146.545.000 145.946.000,00 - 100,00
Jumlah Belanja Kotor 146.545.000 145.946.000,00 - 100,00
Pengembalian Belanja Modal - - - -
Jumlah Belanja 146.545.000 145.946.000,00 - 100,00
Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan dianggarkan sebesar Rp146.545.000,00
dan realisasi netto TA 2015 mencapai Rp145.946.000,00 atau 99,59%. Bila
dibandingkan dengan realisasi TA 2014, maka realisasi TA 2015 mengalami
kenaikan sebesar 100,00%.
B.5.4 Belanja Modal Lainnya
Realisasi modal lainnya untuk TA 2015 dan TA 2014 adalah masing – masing
sebesar Rp798.262.516,00 dan Rp591.138.320,00.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya
TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BELANJA Anggaran TA 2015 TA 2014Naik
(Turun) %
Belanja Modal Lainnya 821.327.000 798.262.516,00 591.138.320,00 35,04
Jumlah Belanja Kotor 821.327.000 798.262.516,00 591.138.320,00 35,04
Pengembalian Belanja Modal - - - -
Jumlah Belanja 821.327.000 798.262.516,00 591.138.320,00 35,04
Belanja modal lainnya dianggarkan sebesar Rp821.327.000,00 dan realisasi
netto mencapai Rp798.262.516,00 atau 97,19%. Bila dibandingkan dengan
realisasi TA 2014, maka realisasi Per TA 2015 mengalami kenaikan sebesar
Rp207.124.196,00 atau 35,04%.
Belanja Modal Non Kas
Belanja modal Non Kas Per 31 Desember 2015 dan Per 31 Desember 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp223.198.645,00.
Penurunan realisasi belanja modal pinjaman dan hibah sebesar
Rp223.198.645,00 atau 100,00 persen. Hal ini ini dikarenakan. Rincian belanja
modal disajikan dalam tabel berikut ini :
Perbandingan Realisasi Belanja Modal
Per 31 Desember 2015 dan Per 31 Desember 2014
URAIAN Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014 naik(turun)%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Untu
Pencatatan Peralatan dan Mesin dari Hibah- 93.075.000,00 (100,00)
Belanja Modal Lainnya Untuk Pencatatan Aset
Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya dari Hibah- 130.123.645,00 (100,00)
Jumlah Bruto - 223.198.645,00 (100,00)
Pengembalian Belanja - - 0,00
Jumlah Netto - 223.198.645,00 (100,00)
Dengan diterapkannya akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada tahun
2015, satker tidak lagi menyajikan pencatatan hibah barang/jasa dalam
Laporan Realisasi Anggaran. Hibah barang yang diterima satker akan disajikan
sebagai aset dalam neraca dan transaksi antar entitas pada LPE.
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Ringkasan neraca per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
URAIAN 31 Des 2015 31 Des 2014
Aset Lancar 6,061,393,854 5,474,290,583
Aset Tetap 932,405,893,447 927,227,192,446
Aset Lainnya 4,185,154,054 4,927,160,726
Jumlah Aset 942,652,441,355 937,628,643,755
Kewajiban Jangka Pendek 4,422,543,195 4,353,723,129
Ekuitas Dana Lancar - 1,120,567,454
Ekuitas Dana Investasi - 932,154,353,172
Ekuitas 938,229,898,160 -
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 942,652,441,355 937,628,643,755
Aset Lancar
Rp6.061.393.854,00
Aset Lancar
Jumlah aset lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar
Rp6.061.393.854,00 dan Rp5.474.290.583,00.
Rincian aset lancar adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014
Kas di Bendahara Pengeluaran - 14.400.000,00
Kas di Bendahara Penerimaan 16.000.000,00 83.349.695,00
Kas Lainnya dan Setara Kas 3.453.157.494,00 2.836.348.816,00
Piutang Bukan Pajak - 109.768.181,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak - (548.841,00)
Piutang Bukan Pajak Netto 109.219.340,00
Bagian Lancar TP/TGR 41.400.000,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka - (207.000,00)
Bagian Lancar TP/TGR Netto 41.193.000,00
Persediaan 2.592.236.360,00 2.389.779.732,00
Jumlah 6.061.393.854,00 5.474.290.583,00
Kas di
Bendahara
Pengeluaran Rp0,00
C.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di bendahara pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan menjadi
tanggungjawab bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa Uang Persediaan /
Tambahan Uang Persediaan (UP/TUP) yang belum dipertanggungjawabkan atau
belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca.
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada Lembaga Administrasi Negara per 31
Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan
Rp14.400.000,00 dengan rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai
berikut:
Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran
TA 2015 dan 2014
Keterangan TA 2015 TA 2014
Uang Tunai - 14.400.000,00
Jumlah - 14.400.000,00
Pada periode per 31 Desember 2014 terdapat Kas di Bendahara Pengeluaran
senilai Rp14.400.000,00 pada satker LAN Jakarta merupakan kelebihan
pembayaran narasumber dan telah disetorkan ke rekening Kas Negara sebagai
penerimaan tambahan pengembalian kelebihan setoran sisa TUP tahun yang lalu
akun 815514 pada tanggal 8 Januari 2015 dengan Nomor Transaksi Penerimaan
Negara (NTPN) 1502080513050614.
Kas di
Bendahara
Penerimaan
Rp16.000.000,00
C.2. Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 adalah sebesar masing - masing Rp16.000.000,00 dan
Rp83.349.695,00 yang meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang
berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal
dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Perbandingan Kas di Bendahara Penerimaan
TA 2015 dan 2014
Keterangan TA 2015 TA 2014
Rekening Bank 16.000.000,00 83.349.695,00
Jumlah 16.000.000,00 83.349.695,00
Pada periode per 31 Desember 2014 terdapat kas dibendahara penerimaan senilai
Rp83.349.695,00 pada satker STIA LAN Jakarta di rekening BPn 019 STIA LAN
Jakarta dengan nomor rekening 0969.01.000001.30.9 dan telah disetorkan ke kas
negara dengan rincian sebagai berikut :
No. Jenis Setoran Jumlah Setoran No. NTPN
1 Pendapatan Sewa, Tanah, Gedung
dan Bangunan
2.000.000 1012050103110100
2 SPP Mahasiswa Program Magister 23.000.000 0602090707150603
3 SPP Mahasiswa Program Sarjana 3.200.000 0010051500110915
4 Ujian Akhir Mahasiswa Program
Magister 3.250.000
031130003121509
5 Ujian Akhir Mahasiswa Program
Magister 1.800.000
0409130804111511
6 Ujian Akhir Mahasiswa Program
Sarjana 1.700.000
0612110811140714
7 Ujian Akhir Mahasiswa Program
Sarjana 1.050.000
1201040700031202
8 SPP Mahasiswa Program Sarjana
2.600.000
0705141206021008
9 SPP Mahasiswa Program Magister
6.000.000
0602151402031305
10 Ujian Akhir Mahasiswa Program
Sarjana 4.350.000
0314020514041314
11 Ujian Akhir Mahasiswa Program
Magister 4.250.000 0112050411061500
12 Pendapatan Lain-lain 30.149.700 1101000108140305
JUMLAH 83.349.700
Adapun rincian kas dibendahara penerimaan pada rekening bendahara
penerimaan per periode 31 Desember 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
No Uraian Jumlah
2 Pendapatan Uang Pendidikan (SPP) 14.000.000,00
3 Pendapatan Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat & Akhir Pendidikan 2.000.000,00
16.000.000,00 Jumlah
Saldo kas di bendahara penerimaan terdapat pada satker STIA LAN Jakarta senilai
Rp16.000.000,00 terdiri dari pendapatan uang pendidikan (SPP) program sarjana
dan program magister senilai Rp14.000.000,00 dan pendapatan ujian masuk
kenaikan tingkat pendidikan akhir senilai Rp2.000.000,00. Atas saldo kas
dibendahara penerimaan yang terdapat pada rekening BPn 019 STIA LAN Jakarta
dengan nomor rekening 0969.01.000001.30.9 telah disetorkan ke kas negara pada
tanggal 4 Januari 2016 dan 5 Januari 2016 dengan rincian :
No. Jenis Setoran Jumlah Setoran No. NTPN
1 SPP Mahasiswa 12.000.000 7ADBC42OEVIMVQK2
3 Ujian Seleksi Calon 500.000 7E6E742OLLP82PK2
4 SPP Mahasiswa 2.000.000 7FA1D44IMPFL78CI
5 Ujian Seleksi Calon 1.500.000 A3F8144J2NACM9CI
JUMLAH 16.000.000
C.3. Kas Lainnya dan Setara Kas
Kas Lainnya
dan Setara Kas Rp3.453.157.494,00
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember
2014 masing-masing sebesar Rp3.453.157.494,00 dan Rp2.836.348.816.
Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang
bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas yaitu investasi jangka
pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam waktu 3 bulan atau kurang atau
lebih sejak tanggal pelaporan.
Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
TA 2015 dan 2014
Keterangan TA 2015 TA 2014
Kas Lainnya 3.453.157.494,00 2.836.348.816,00
Rekening Bank 3.451.000.171,00 2.809.834.716,00
Uang Tunai 2.157.323,00 26.514.100,00
Jumlah 3.453.157.494,00 2.836.348.816,00
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014
Pajak yang belum disetor 275.917.904,00 173.393.021,00
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Honor Thn 2014 1.680.000,00
Pengembalian Belanja Pegawai - 23.682.100,00
Uang Makan - 225.883.750,00
Tunjangan Kinerja Yang Belum Dibagikan 3.098.914.675,00 2.382.226.750,00
Uang Lembur Desember 2014 29.331.800,00
Sisa Tunjangan Kinerja Bln Januari sd November 2014 151.395,00
Sisa Tunjangan Kinerja Bln Januari sd Oktober 2015 -
Tunjangan dosen Yang belum dibagikan 78.324.915,00
Jumlah 3.453.157.494,00 2.836.348.816,00
Saldo kas lainnya dan setara kas terdapat pada satker :
- LAN Jakarta senilai Rp3.372.675.256,00 terdiri Rp3.098.914.675,00 merupakan
tunjangan kinerja bulan Desember 2015 yang dibagikan tanggal 18 Januari 2016
dan pajak tunjangan kinerja sebesar Rp273.760.581,00 merupakan pajak atas
tunjangan kinerja pegawai.
- STIA LAN Jakarta senilai Rp78.324.915,00 merupakan tunjangan profesi dosen
Bulan Desember 2015 dan telah dibagikan tanggal 19 Januari 2016.
- PKP2A IV LAN senilai Rp2.157.323,00 merupakan pajak (service lift) dan telah
disetor ke kas negara tanggal 4 Januari 2016.
C.4.Piutang Bukan Pajak
Piutang Bukan
Pajak Rp0,00 Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
masing-masing adalah sebesar Rp0,00 dan Rp109.768.181,00 dengan rincian
sebagai berikut.
Perbandingan Rincian Piutang PNBP
Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
Uraian Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014
Piutang PNBP - 109.768.181,00
Jumlah - 109.768.181,00
Piutang bukan pajak merupakan hak dan pengakuan pemerintahan atas uang atau
jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan
pembayaran. Piutang PNBP pada Lembaga Administrasi Negara antara lain berasal
dari piutang jasa layanan pendidikan, dan denda keterlambatan penyelesaian
pekerjaan.
Sedangkan mutasi piutang PNBP pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Saldo per 31 Desember 2014 109.768.181,00
Mutasi Tambah : -
Mutasi Kurang : 109.768.181,00
- Piutang yang dilunasi 109.768.181,00
Saldo Per 31 Desember 2015 -
Mutasi Pengurangan senilai Rp109.768.181,00 terdiri dari satker :
- PKP2A I LAN senilai Rp9.818.181,00 pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Pemerintah Kota Tangerang Selatan atas Pekerjaan Peningkatan
Kapasitas Aparatur melalui Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Kepemimpinan
Tahap II merupakan potongan/pungutan pajak PPN dan PPh 23 yang seharusnya
tidak dilakukan oleh BPKP Pemkot Tangerang Selatan mengingat Surat Edaran
Dirjen Pajak No. SE-28/PJ.4/1996 tanggal 15 Juli 1996 tentang Perlakuan
Pemotongan/Pemungutan PPh terhadap Badan/Lembaga Pemerintah. Nilai PPN
yang telah dipungut adalah sebesar Rp8.181.818,00 dan nilai PPh 23 yang telah
dipotong adalah sebesar Rp1.636.363,00. Untuk PPN sebesar Rp8.181.818,00
sudah disetujui proses restitusi oleh KPP Sumedang melalui Surat Perintah
Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) pada tanggal 24 April 2015 dengan no.
80004-446-2015 dan disetor ke Kas Negara pada tanggal 30 April 2015 dengan no
NTPN 1408100011021304 untuk PPh 23 sebesar Rp1.636.363 sudah dilakukan
pembayaran dari KPP Sumedang dengan mengacu ke SKPLB (Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar) PPh 23 No. 00001/403/14/446/15 tgl 19 Agustus 2015 dan
sudah disetorkan ke Kas Negara melalui SSBP tgl 01 September 2015 dengan
NTPN 0606130801080703.
- LAN Jakarta senilai Rp99.950.000,00 merupakan piutang sewa gedung yang terdiri
dari piutang asrama, auditorium dan ruang kelas.
No Nama Debitur Piutang
1 Marching Band Yogyakarta 11.000.000,00Rp
2 Marching Band Kalimantan Timur 50.250.000,00Rp
3 Bawaslu 31.950.000,00Rp
4 Supardi cs 4.500.000,00Rp
5 Siti Maesaroh cs 2.250.000,00Rp
99.950.000,00Rp Jumlah
Terhadap piutang sewa gedung tersebut telah disetorkan ke Kas Negara pada
tanggal 19 Januari 2015 NTPN 1411090705140103.
Penyisihan
Piutang Tdk
Tertagih Rp00,00
C.5 Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2015 dan
2014 adalah masing-masing sebesar Rp00,00 dan (Rp548.841,00).
Piutang Bukan
Pajak Netto
Rp00,00
C.6 Piutang Bukan Pajak Netto
Piutang bukan pajak netto per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-
masing Rp00,00 dan Rp109.219.340,00 merupakan piutang bukan pajak bersih
setelah dikurangi penyisihan piutang tidak tertagih-piutang PNBP.
Bag Lancar
Tagihan TP/TGR
Rp0,00
C.7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0,00 dan
Rp41.400.000,00.Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang
akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan atau kurang sejak tanggal
pelaporan.Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Bagian Lancat TP/TGR
TA 2015 dan 2014
No Nama TA 2015 TA 2014
1 Bagian Lancar TGR - 41.400.000,00
- 41.400.000,00 Jumlah
Pada periode per 31 Desember 2014 terdapat Bagian Lancar Tagihan TP/TGR
sebesar Rp41.400.000,00 terdapat pada satker LAN Jakarta merupakan tagihan
kepada pegawai atas nama Tri Widodo W Utomo, SH,MA sebagai konsekuensi
kerugian negara atas hilangnya kendaraan dinas roda 4 sesuai SKTJM tanggal 24
Desember 2013 yang menyatakan kesanggupan untuk mengganti kerugian negara
tersebut senilai Rp82.800.000,00 selama 24 bulan. Tahun 2015 ini telah dilunasi
atas kerugianan negara tersebut.
Penyisihan Piutang
Tak Tertagih –
Bag lancarTagihan
TP/TGR Rp0,00
C.8.Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-bagian lancar tagihan tuntutan
perbendaharaan/tuntutan ganti rugi per 31 Desember 2015 dan2014 adalah
masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp(207.000,00).
Penyisihan piutang tak tertagih-bagian lancar tagihan tuntutan
perbendaharaan/tuntutan ganti rugi adalah merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas piutang
masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih- bagian lancar
tagihan tuntutan perbendaharaan/tunutan ganti rugi pada tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – bagian lancar tagihan tuntutan
perbendaharaan/tuntutan ganti rugi 31 Desember 2015
Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan
Bagian Lancar TP/TGR
Lancar - 0,00% -
Jumlah - -
Jumlah Penyisihan Piutang
Tak Tertagih - -
Bagian Lancar
TP/TGR(netto)
Rp0,00
C.9 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (netto)
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp,00 dan
Rp41.193.000,00 merupakan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi bersih setelah dikurangi penyisihan
piutang tidak tertagih – bagian lancar tagihan tuntutan perbendaharaan/TGR.
Persediaan
Rp2.592.236.360,00
C.10 Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual,
dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai Persediaan
per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar
Rp2.592.236.360,00 dan Rp2.389.779.732,00 dengan rincian sebagai berikut :
Perbandingan Rincian Persediaan TA 2015 DAN 2014
Persediaan TA 2015 TA 2014
Barang Konsumsi 1.779.025.520,00 1.342.999.970,00
Barang untuk Pemeliharaan 55.074.030,00 54.686.175,00
Suku Cadang 960.938,00 724.700,00
Pita Cukai, materai & leges 2.031.000,00 1.953.000,00
Brg Persediaan Lain Utk dijual atau Diserahkan Kepada Masyarakat 485.622.000,00 664.580.211,00
Bahan Baku 50.166.300,00 59.815.250,00
Persediaan Lainnya 219.356.572,00 265.020.426,00
Jumlah 2.592.236.360,00 2.389.779.732,00
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik.
C.10.1 Barang Konsumsi
Rincian saldo persediaan barang konsumsi pada Lembaga Administrasi Negara
TA 2015 dan TA 2014, sebagai berikut :
TA2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 1.069.478.261,00 858.115.009,00
b. STIA LAN Jakarta 297.718.416,00 126.948.590,00
c. STIA LAN Bandung 103.797.210,00 72.812.720,00
d. STIA LAN Makassar 82.838.500,00 89.736.500,00
e. PKP2A I LAN 118.642.150,00 85.161.800,00
f. PKP2A II LAN 32.348.750,00 24.378.050,00
g. PKP2A III LAN 11.941.993,00 27.123.629,00
h. PKP2A IV LAN 62.260.240,00 58.723.672,00
Jumlah 1.779.025.520,00 1.342.999.970,00
C.10.2 Barang Untuk Pemeliharaan
Rincian saldo persediaan bahan untuk pemeliharaan per pada Lembaga
Administrasi Negara, TA 2015 dan 2014, sebagai berikut :
TA 2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 20.273.800,00 10.978.900,00
b. STIA LAN Jakarta 0,00 201.275,00
c. STIA LAN Bandung 48.000,00 0,00
d. STIA LAN Makassar 10.554.850,00 8.532.500,00
e. PKP2A I LAN 1.990.200,00 576.200,00
f. PKP2A II LAN 7.305.400,00 20.577.900,00
g. PKP2A III LAN 4.455.220,00 0,00
h. PKP2A IV LAN 10.446.560,00 13.819.400,00
Jumlah 55.074.030,00 54.686.175,00
C.10.3 Suku Cadang
Rincian saldo persediaan suku cadang pada Lembaga Administrasi Negara per
TA 2015 dan 2014 sebagai berikut :
TA 2015 TA 2014
a. PKP2A I LAN 960.938,00 724.700,00
Jumlah 960.938,00 724.700,00
C.10.4 Pita Cukai, Materai dan leges
Rincian saldo persediaan pita cukai, materai dan leges pada Lembaga
Administrasi Negara per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebagai
berikut :
TA 2015 TA 2014
a. PKP2A I LAN 2.031.000,00 1.953.000,00
Jumlah 2.031.000,00 1.953.000,00
C.10.5 Barang Persediaan Lainnya Untuk Dijual/Diserahkan Ke Masyarakat
Rincian saldo Barang Persediaan Lainnya Untuk Dijual /Diserahkan ke
Masyarakat pada Lembaga Administrasi NegaraTA 2015 dan 2014 sebagai
berikut :
TA 2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 145.329.535,00 351.463.196,00
b. STIA LAN Jakarta 138.708.125,00 71.082.375,00
c. STIA LAN Bandung 57.639.060,00 21.687.000,00
d. STIA LAN Makassar 15.300.000,00 27.150.000,00
e. PKP2A I LAN 58.049.600,00 60.048.400,00
f. PKP2A II LAN 36.655.680,00 133.149.240,00
g. PKP2A III LAN 10.030.000,00 0,00
h. PKP2A IV LAN 23.910.000,00 0,00
Jumlah 485.622.000,00 664.580.211,00
C.10.6 Bahan Baku
Rincian saldo persediaan bahan baku pada Lembaga Administrasi NegaraTA
2015 dan2014 sebagai berikut :
TA 2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 0,00 00,00
b. STIA LAN Jakarta 3.633.000,00 8.109.250,00
c. STIA LAN Bandung 0,00 00,00
b. STIA LAN Makassar 19.600.000,00 33.327.000,00
c. PKP2A II LAN 4.128.000,00 9.890.000,00
d. PKP2A III LAN 15.365.300,00 2.714.000,00
e. PKP2A IV LAN 7.440.000,00 5.775.000,00
Jumlah 50.166.300,00 59.815.250,00
C.10.7 Persediaan Lainnya
Rincian saldo nilai persediaan lainnya pada Lembaga Administrasi Negara per
TA 2015 dan 2014 sebagai berikut :
TA 2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 179.194.269,00 223.823.484,00
b. STIA LAN Makassar 71.900,00 483.400,00
c. PKP2A I LAN 2.090.053,00 2.010.089,00
d. PKP2A II LAN 25.017.015,00 23.402.845,00
e. PKP2A III LAN 12.891.118,00 15.186.391,00
f. PKP2A IV LAN 92.217,00 114.217,00
Jumlah 219.356.572,00 265.020.426,00
Aset Tetap Rp932.405.893.447,00
Aset Tetap
Jumlah aset tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar
Rp932.405.893.447,00 dan Rp927.227.192.446,00.
Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014
Tanah 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00
Peralatan dan Mesin 154.768.566.174,00 142.030.427.201,00
Gedung dan Bangunan 453.244.053.091,00 440.190.118.077,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan 6.272.611.127,00 5.492.174.627,00
Aset Tetap Lainnya 4.301.672.327,00 3.979.818.552,00
Aset Tetap Sebelum Penyusutan 1.129.681.769.032,00 1.102.787.404.770,00
Akumulasi Penyusutan (197.275.875.585,00) (175.560.212.324,00)
Jumlah Aset Tetap 932.405.893.447,00 927.227.192.446,00
Tanah Rp511.094.866.313,00
C.11 Tanah
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Administrasi Negara per 31
Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp511.094.866.313,00
dan Rp511.094.866.313,00 dengan rincian sebagai berikut :
TA 2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 448.730.059.600,00 448.730.059.600,00
b. STIA LAN Bandung 15.547.126.713,00 15.547.126.713,00
c. STIA LAN Makassar 16.434.000.000,00 16.434.000.000,00
d.. PKP2A II LAN 7.183.800.000,00 7.183.800.000,00
e.. PKP2A III LAN 1.939.000.000,00 1.939.000.000,00
h. PKP2A IV LAN 21.260.880.000,00 21.260.880.000,00
Jumlah 511.094.866.313,00 511.094.866.313,00
Mutasi Aset Tetap Tanah adalah sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 511.094.866.313,00Rp
Mutasi tambah: 13.800.000,00Rp
Reklasifikasi Masuk 13.800.000,00Rp
Mutasi kurang: 13.800.000,00Rp
Reklasifikasi Keluar 13.800.000,00Rp
Saldo per 31 Desember 2015 511.094.866.313,00Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 -Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 511.094.866.313,00Rp
Mutasi transaksi penambahan dan pengurangan tanah adalah berupa:
Penambahan dari reklasifikasi masuk senilai Rp13.800.000,00 dan reklasifikasi
keluar sebesar Rp13.800.000,00 pada satker PKP2A II LAN merupakan perubahan
kelompok tanah seluas 1.500 M2 dari tanah bangunan rumah Negara tanpa
golongan menjadi Tanah Persil Lainnya.
Tanah seluas 1.500 m2 yang terletak di Jl.Hertasning Baru, Makassar pada tanggal
pelaporan dikuasai/digunakan oleh pihak ketiga (Pemkot. Makassar). Dan Tanah
seluas 300 M2 bukti kepemilikannya (Sertifikat) masih dalam proses penyelesaian
di BPN Kota Makassar
Adapun bidang tanah yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut :
a. Tanah seluas 51.265 m2milik pemda atau instansi lain :
i. Tanah yang dipergunakan untuk perkantoran Pusat Kajian dan Pendidikan
dan Pelatihan Aparatur I LAN adalah tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dengan status hak pakai berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Barat No. 593/SK.997-PLK/95 tanggal 7 Juni 1995 bahwa
Pemerintah Provinsi Dati I Jawa Barat telah menyetujui status ijin
penggunaan tanah seluas + 5 ha di Desa Cikeruh Kecamatan Cikeruh,
Kabupaten Sumedang sebagai hak guna pakai. Sesuai dengan Sertifikat Hak
Pakai No. 8 Tahun 2007 bahwa Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN dapat menggunakan tanah tersebut selama dipergunakan
(Hak Guna Pakai), dalam hal ini Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN telah menindaklanjuti untuk pelimpahan tanah tersebut
menjadi Milik Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN
(Milik Pemerintah Republik Indonesia) sebagaimana tertuang dalam Surat
Permohonan Nomor. 420/XI/1/1/2008 tanggal 10 Juni 2008 tentang
peralihan status kepemilikan tanah. Dari pihak pemerintah Provinsi Jawa
Barat, Sekretaris Daerah menyampaikan surat No. 593/2065/PLK tanggal 10
Juli 2008 yang menyampaikan informasi bahwa pada saat itu permohonan
peralihan status belum dapat dipenuhi. Setelah itu ditindak lanjuti kembali
dengan surat permohonan hibah No. 332/XI/1/1/2011 tanggal 13 April
2011. Setelah surat permohonan disampaikan kepada Gubernur
KepalaDaerah Tk. I Jawa Barat, kemudian terbit Surat jawaban No.
593/2520/Pbd tanggal 28 Juni 2011 yang menyatakan bahwa tanah
tersebut statusnya berubah dari Hak Guna Pakai menjadi Hak Pinjam Pakai.
Terkait dengan hal tersebut, maka Pusat Kajian dan Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I LAN pada tanggal 17Februari 2012 menyampaikan surat
permohonan untuk mendapatkan perjanjian Pinjam Pakai kepada Gubernur
Jawa Barat selaku pimpinan pemerintah di Pemerintahan Provinsi Jawa
Barat. Saat surat permohonan tersebut dalam proses pengajuan, telah
dilakukan rapat pembahasan mengenai status tanah Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN (fokus kepada proses hibah tanah)
dengan berbagai pihak terkait yaitu Biro Perlengkapan Provinsi Jawa Barat,
pihak DJKN Kementerian Keuangan dan KPKNL Kota Bandung serta para
pejabat struktural LAN pada tanggal 13 Mei 2012 di Kantor Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN. Salah satu hasil rapat memastikan
bahwa proses pinjam pakai tanah Jatinangor sedang diproses di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk hibah bisa diajukan tetapi tetap
pinjam pakai yang lebih diutamakan.
Pada tahun 2012 PKP2A I LAN telah mengirim Surat Perihal Permohonan
Hibah dari Sekretaris Utama LAN No. 1388/S.1/RTP.03.02/2012 tanggal 25
Juni 2012 kepada Gubernur Jawa Barat namun belum ada jawaban resmi
dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya PKP2A I LAN
ditawarkan oleh Pemda Jawa Barat untuk pinjam pakai selama 30 tahun, LAN
telah melakukan konsultasi ke Direktorasi PKNSI Kemenkeu melalui surat
Sekretaris Utama nomor 2902/K.1/RTP.03.2 tanggal 6 September 2013 yang
dibalas surat PKNSI Kemenkeu nomor S-1992/KN.5/2013 tanggal 28 Oktober
2013 yang menyatakan bahwa usulan kerjasama pemanfaatan yang
merupakan pendayagunaan BMD berupa tanah Pemerintah Pemrov Jawa
Barat di Jatinangor yang saat ini dilakukan dengan mekanisme Pinjam Pakai
telah sesuai ketentuan, dan akhirnya Pinjam Pakai tanah telah diperpanjang
untuk masa 2 tahun berdasarkan Perjanjian antara Pemrov Jawa Barat
dengan LAN Nomor 593/64/Pbd(2/S.1/HKM.11.1) tanggal 19 Mei 2014.
ii. Tanah seluas 1.265 m2yang berlokasi di Jl. Cimandiri No. 38 Bandung yang
dipergunakan untuk perkantoran STIA LAN Bandung, merupakan lahan
Sekretariat Negara. Penggunaan tanah ini didasarkan pada MOU No.
PERJ/41/Setneg/9/2001 antara LAN dengan Setneg yang berakhir 2011.
Melalui surat Kepala LAN No. 193/VIII/6/2010 tertanggal 08 Februari 2010.
LAN berupaya mengajukan permohonan kepada Menteri Sekretaris Negara
untuk menghibahkan tanah tersebut kepada LAN. Selanjutnya telah terbit
perjanjian penggunaan sementara tanah milik Sekretaris Negara RI antara
Kementerian Sekretaris Negara RI dengan Lembaga Adminisrasi Negara
Nomor Per 19/Kemsetneg/Sesmen/09/2011 tanggal 5 September 2011 dan
telah diperpanjang berdasarkan Perjanjian Penggunaan Sementara dari
Sekretaris Negara RI nomor PERJ-04/Kemensetneg/Sesmen/09/2013
tanggal 5 September 2013 yang akan berakhir tanggal 5 September 2015.
Pada bulan Juli tahun 2015, STIA LAN Bandung mengajukan kembali
permohonan perpanjangan penggunaan lahan dengan nomor surat
permohonan 4016/KS.1/RTR.03.2C/2015. Yang langsung disampaikan
kepada Kemensesneg melalui /Up Pa masrun.
Pada Bulan desember tahun 2015 kami mendapatkan surat pemanggilan
dari Kemensesneg mengenai kelanjutan penggunaan lahan tersebut,
dimana dari LAN diwakili oleh Bapak Sudardi (Biro Umum) dan Bapak Samiaji
(Kasubag BMN) dan dari STIA LAN Bandung Bapak Rhamdani Priatna
(Kasubah Umum) dan Bapak Achmad Sodik (Kasubag TU dan RT).
Dari hasil pertemuan itu tanah Jl Cimandiri No 38 sepakat untuk dihibahkan
atau dialih setatuskan kepada STIA LAN Bandung dan sampai sekarang masih
dalam proses di kementrian keuangan.
b. Tanah LAN yang dikuasai oleh pihak lain :
i. Tanah Blok D seluas 3.555 m2 berdasarkan sertifikat nomor
09.01.06.09.4.00082 yang berlokasi di Jl. Administrasi II Pejompongan
Jakarta Pusat berstatus sebagai Aset Negara yang dikuasai oleh LAN sejak
tahun 1958 hingga sekarang dan dilaporkan sebagai kekayaan negara
kepada Kementerian Keuangan. Tanah tersebut diatas dikuasai oleh
pegawai Kejaksaan Agung sebagai perumahan dinas sejak tahun 1961
sampai dengan sekarang, LAN telah melakukan berbagai upaya untuk
melakukan pengalihan tanah tersebut melalui berbagai pertemuan dengan
Kejaksaaan Agung, DJKN dan penyampaian surat kepada pihak-pihak
terkait. Namun pihak Kejaksaan Agung sampai dengan akhir bulan
Desember 2009 belum menyampaikan hasil tindak lanjutnya, sehingga
Lembaga Administrasi Negara mengirimkan surat kepada Jaksa Agung
Republik Indonesia Nomor: 2044/VIII/7/3/2009 tanggal 31 Desember 2009
perihal Progres Perkembangan Pembebasan Perumahan Pegawai
Kejaksaan Agung yang menempati Tanah LAN di Pejompongan dan surat
yang ditujukan kepada Wakil Jaksa Agung RI Nomor 491/VII/7/3/2010
tanggal 19 Mei 2010. Kemudian untuk membantu penyelesaian tanah ini,
sudah dilakukan pertemuan pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2011
bertempat di PPLPN LAN Pejompongan Jakarta Pusat antara LAN,
Kejaksaan Agung, BPK dan Penghuni komplek Kejaksaan Agung.
Hasil kesepakatan rapat ini sebagai berikut :
1. Pihak Kejaksaan Agung agar menindaklanjuti pertemuan ini dengan
meminta bukti-bukti/data-data penghunian rumah komplek Kejaksaan
Agung di Jalan Administrasi II Blok E Pejompongan selambatnya akhir
April 2011.
2. BPK mengusulkan kepada Kejaksaan Agung untuk segera
mengosongkan tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan Agung tahun
2011.
3. Tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan Agung di jalanAdministrasi II
Blok E Pejompongan Jakarta adalah benar milik LAN dan pihak
Kejaksaan Agung mengakui bahwa tanah tersebut tidak tercatat di aset
Kejaksaan Agung.
Selanjutnya LAN sudah menyampaikan surat sebagai berikut :
1. Surat Kepala LAN kepada Jaksa Agung Nomor 1007/VIII/7/3/3/2011
tanggal 20 Oktober 2011 perihal Progres Perkembangan Pembebasan
Perumahan Pegawai Kejaksaan Agung yang menempati Tanah LAN di
Pejompongan.
2. Surat Sekretaris Utama Nomor 095/S.1/RTP.02.3 tanggal 26
September 2012, kepada Anggota Pembina
Utama AKN3 BPK RI perihal permohonan bantuanpenyelesaian
pembebasan perumahan pegawai Kejaksaan Agung yang menempati
tanah LAN di Pejompongan.
Dari kedua surat tersebut sampai saat ini belum ada balasannya. Untuk
selanjutnya LAN menunggu rekomendasi dari BPK.
Pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2015 telah diadakan pertemuan di
ruang Kelas C Graha Wicaksana PPLPN yang dipimpin Kepala Biro Umum,
selain pihak LAN pertemuan dihadiri pihak Kejaksaan Agung, Ketua RW dan
RT, serta Kepolisian, tanpa dihadiri satupun warga penghuni mess
kejaksaan agung pejompongan padahal sudah diberi undangan rapat oleh
LAN. Sebelumnya dari Kejaksaan Agung juga sudah menyampaikan surat
nomor B-608/C.6/Cpl/11/2015 tanggal 30 Nopember 2015 kepada warga
penghuni mess kejaksaan agung pejompongan perihal pembebasan
perumahan pegawai kejaksaan agung yang menempati tanah LAN di
pejompongan.
Pihak LAN telah memasang papa nama ‘’ Tanah Milik LAN’ mendapat
respon tegas dari penghuni meminta ada pertemuan kembali.
ii. Tanah seluas 1.500 m2 yang terletak di jalan tembus Hertasning (PKP2A II
LAN Makassar) terkena proyek jalan lingkar dan belum dapat dihapuskan
dari buku inventaris, karena tidak adanya dokumen yang dapat dijadikan
dasar untuk mengeluarkan dari buku inventaris. Dokumen kepemilikannya
masih berupa surat pernyataan pelepasan hak atas tanah. Untuk
menyelesaikan hal ini LAN sudah melakukan proses pengurusan ke BPN
Kota Makassar.
LAN mengirimkan surat kepada Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 22
Mei 2012 nomor 1194/K.I/RTP.03.2 perihal permasalahan tanah milik
PKP2A II LAN Makassar di Jalan Hertasning Makassar bahwa Pemda untuk
segera mengajukan permohonan persetujuan kepada Menteri Keuangan
selaku Pengelola Barang Milik Negara perihal pemindah tanganan BMN
milik PKP2A II LAN Makassar Kepada Pemerintah Pemda Sulawesi Selatan
dengan tindak lanjut penjualan ganti rugi, tukar menukar atau hibah dan
sampai laporan ini dibuat belum ada jawaban dari Pemda Sulawesi
Selatan.
Pada tahun 2014 pihak PKP2A-II LAN Makassar telah melakukan
persuratan ke KPKNL Makassar terkait persetujuan hibah tanah ke Pemda
Kota Makassar, selanjutnya pihak KPKNL Makassar meneruslimpahkan ke
DJKN Pusat Jakarta.
Pihak PKP2A II LAN Makassar berkoordinasi dengan LAN Pusat dan kantor
DJKN Pusat terkait surat yang diterus limpahkan dari KPKNL Makassar ke
DJKN Pusat. Atas saran pembina DJKN maka pihak PKP2A-II Makassar telah
melakukan perubahan kodefikasi tanah dan proses penetapan status
penggunaan ke KPKNL Makassar, untuk selanjutnya akan dilakukan alih
status penggunaan tanah kepada Pemda Kota Makassar
c. Rumah/Tanah Pejompongan
Tanah seluas 5.424 M2 yang terletak di komplek LAN Blok E dan F Kampus
PPLPN LAN Pejompongan telah bersertifikat, Blok E sertifikat No. AD 619947,
tanggal 9 Oktober 1995 seluas 2.194 M2 dan Blok F sertifikat No. AD 619948,
tanggal 9 Oktober 1995 seluas 3.230 M2, dibangun rumah tempat tinggal
pegawai LAN atas biaya sendiri (ditempati oleh pegawai aktif Golongan II:
SATPAM, Pengemudi dan Pesuruh) berdasarkan Surat Ijin Untuk
Mempergunakan Tanah Negara Yang Dikuasai Oleh LAN No.111.1/SEKLAN/4/80
tanggal 5 April 1980 dan Nomor 11.54/XI/1/1/1989 tanggal 17 Januari
1989.Tanah tersebut masih tercatat sebagai aset LAN, belum dapat dihapuskan
dari pembukuan barang inventaris LAN.
Pertimbangan tanah itu untuk dihapuskan antara lain :
1) Tanah tersebut tidak mungkin lagi dimanfaatkan untuk Tupoksi hasil dari
Kementerian Perumahan Rakyat;
2) Selama ini para penghuni belum pernah mendapatkan fasilitas
perumahan dari Negara.
Untuk menindaklanjuti proses penghapusan, LAN telah menyampaikan surat
kepada Menteri Keuangan RI No. 239/VIII/7/3/2003 tanggal 26 Maret 2003
perihal Penghapusan Tanah Milik Negara. Selanjutnya berdasarkan tanggapan
Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan No. S-1728/A/2004
tanggal 26 April 2004 perihal Usul penghapusan kavling/tanah milik Negara
pada LAN sebagai berikut :
1) Hingga saat ini belum ada pedoman pelaksanaan lebih lanjut atas
ketentuan pada pasal 46 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara yang antara lain mengatur bahwa
pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan yang diperuntukkan bagi
pegawai negeri dapat dilakukan tanpa persetujuan DPR;
2) Sambil menunggu ditetapkannya pedoman pelaksanaan dimaksud, saat
ini sedang dilakukan proses penelitian secara menyeluruh terhadap
permohonan penghapusan tanah dan/atau bangunan dari seluruh
Departemen/ Lembaga yang diperuntukan bagi pegawai negeri;
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, usulan Saudara dimaksud saat ini
belum dapat kami pertimbangkan hingga menunggu selesainya proses atau
hasil sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2 diatas.
Selanjutnya sesuai dengan informasi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan bahwa saat ini masih dalam proses inventarisasi,
penelitian dan penilaian aset BMN secara menyeluruh/nasional termasuk
terhadap permohonan penghapusan tanah dan/atau bangunan dari seluruh
Kementerian/Lembaga yang diperuntukkan bagi pegawai negeri, sehingga
hasilnya hingga saat ini masih menunggu proses hasil penelitian Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan.
d. Tanah seluas 300 M2 berikut bangunan diatasnya yang terletak di jalan Skarda
“N” (PKP2A II LAN Makassar), dokumen kepemilikannya masih berupa surat
pernyataan pelepasan hak atas tanah. Sampai laporan ini dibuat, status tanah
tersebut masih dalam proses pengurusan sertifikat keBPN kotaMakassar, dan
setelah dilakukan pengukuran ulang oleh pihak BPN Kota Makassar terdapat
ketidaksesuaian antara ukuran yang tertera dalam sertifikat induk dengan hasil
pengukuran fisik di lapangan oleh BPN, sehingga akan mengakibatkan terbitnya
dua sertifikat.Sementara masih menunggu penerbitan sertifikat dengan luas
161 m2, dan sisa tanah yang tidak masuk dalam sertifikat induk yang berukuran
178 m2. Pihak BPN Kota Makassar menyarankan untuk membuat surat
pernyataan kepemilikan yang diperkuat oleh Saksi-saksi dalam hal ini para
tetangga lokasi tanah dan diketahui oleh pemerintah setempat dalam hal ini
adalah Lurah Gunung Sari Kota Makassar. Saat ini masih menunggu proses
pengecekan fisik dari pihak Kelurahan Gunung Sari.
e. Pada Laporan BMN tercatat aset Tanah fasilitas umum (tanah bangunan tempat
tinggal lainnya) seluas 43.641 m2 yang berada di :
1. Jalan Administrasi II Pejompongan Kel. Petamburan, Kec. Tanah Abang
Jakarta Pusat seluas 34.088 m2 dengan bukti penguasaan tanah Bekas
Eigendom No. 6651.
2. Jalan Siaga Raya Pejaten I Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar Minggu Jakarta
Selatan seluas 3.516 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak
No. 132 tanggal 27 Agustus 1977.
3. Jalan H. Samali Pejaten II Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar Minggu Jakarta
Selatan seluas 1.816 m2 dengan bukti penguasaan tanah Akta Pelepasan
Hak No. 9 tanggal 2 Juni 1979 dan No. 111 tanggal 16 Agustus 1979.
4. Jalan Lembah Cirendeu Permai seluas 481 m2 dengan penguasaantanah AJB
Perjanjian No.6 tanggal 8 Juni 1983.
5. Jalan Galuh Pisangan Cirendeu I Tangerang Selatan Jawa Barat seluas 1.714
m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No.28 tanggal 20
September 1983.
6. Jalan Muri Salim Pisangan Cirendeu II Tangerang Selatan Jawa Barat seluas
2.026 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No.24 tanggal
12 Juli 1985.
Tanah LAN yang tercatat di Neraca dengan peruntukan Tanah Bangunan Fasilitas
Tempat Tinggal Lainnya(Fasilitas Umum/ Sosial) perlu dilakukan proses
penghapusan sesuai ketentuan oleh karena secara fisik sangat sulit
pengamanannya dan menjadi tanggungjawab LAN sesuai dengan Laporan BMN.
Dalam rangka Percepatan Sertifikasi BMN berupa tanah atas nama Pemerintah cq.
LAN, maka pada tahun 2012 LAN telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut
:
1. Sekretaris Utama telah mengirimkan surat nomor 546/S.1/RTP.03.1 tanggal 12
Maret 2012 tentang data BMN berupa tanah LAN seluas 175, 472 m2 sesuai
bukti kepemilikan tanah menggunakan Aplikasi SIMANTAP (Sistem Informasi
Manajemen Pendataan Tanah Pemerintah) kepada Deputi Bidang Hak Tanah
dan Pendataan Tanah Badan Pertahanan Nasional.
2. Sekretaris Utama telah mengirimkan surat nomor 1078/S.1/RTP.03.2 tanggal 30
April 2012 tentang laporan pendataan BMN berupa tanah menggunakan
aplikasi SIMANTAP (Sistem Informasi Manajemen Pendataan Tanah
Pemerintah) kepada DJKN Kemenkeu.
3. Kepala Biro Umum telah menyampaikan surat nomor 08/S.1.1/RTP.03.2 tanggal
5 April 2012 tentang data tanah LAN seluas 175,472 m2 sesuai bukti kepemilikan
tanah menggunakan Aplikasi SIMANTAP kepada DJKN Kementerian Keuangan.
Selanjutnya akan dilakukan update data SIMANTAP disebabkan terjadi
perubahan luas tanah berdasarkan sertifikat yang dimiliki STIA LAN Makassar
yang sebelumnya luas tanah 2.000M2 menjadi 4.085M2.
Permasalahan aset tanah penyelesaiannya sangat tergantung dengan pihak
eksternal.
Permasalahan data SIMANTAP adanya temuan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
Tim BPK tentang perbedaan data tanah pada Laporan BMN LAN Tahun 2014
dengan data pada lampiran Nota dinas Tortama KN II BPK nomor
155/ND/XV/03/2015 tanggal 13 Maret 2015 perihal Penyampaian data sertifikasi
tanah pemerintah berdasarkan aplikasi SiMANTAP DJKN per 30 Juni 2014,
disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Sekretaris Utama LAN melalui Kepala Biro Umum telah menyampaikan surat
kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan nomor
2314/S.1/PPP.01.3 perihal Permintaan Data ADK SiMANTAP pada tanggal 25
Juni 2015.
2. Setelah melalui beberapa kali konfirmasi ke DJKN perihal belum adanya balasan
atas surat pada poin 1 diatas maka selanjutnya LAN baru menerima surat dari
Direktur BMN DJKN Kemenkeu nomor S-20/KN.2/2016 perihal Kesesuaian data
SiMANTAP pada tanggal 15 Januari 2016. Didalam lampiran surat tersebut
disampaikan data rincian tanah dari aplikasi SiMANTAP menurut DJKN dimana
jumlah data tanah LAN sama dengan data pada lampiran nota dinas BPK diatas.
3. Berdasarkan telaahan terhadap rincian data tanah pada lampiran surat DJKN
diatas dibandingkan dengan aplikasi SiMANTAP yang berada di LAN, data tanah
pada Laporan BMN LAN Tahun 2014, dan konfirmasi dengan pengelola BMN di
satker LAN lainnya, maka perlu kami sampaikan hasil telaahan sebagai berikut :
a. Terdapat data ganda pada satu bidang tanah dengan nomor sertifikat sama
tetapi kode SiMANTAP berbeda seperti pada Satker STIA LAN Bandung, STIA
LAN Makassar, dan PKP2A II LAN.
b. Terdapat data ganda akibat perubahan status bidang tanah dari status lama
“belum bersertifikat” menjadi sudah bersertifikat namun dengan kode
SiMANTAP yang berbeda, seperti pada Satker STIA LAN Makassar dan
PKP2A IV LAN.
c. Kode SiMANTAP yang berbeda untuk bidang tanah yang sama (data ganda)
terjadi kemungkinan karena kesalahan teknis penggunaan aplikasi
SiMANTAP. Seharusnya tidak boleh ada penambahan Kode SiMANTAP yang
berbeda untuk satu bidang tanah dengan bukti kepemilikan yang sama.
d. Setelah dicek dan verifikasi terhadap data ganda tersebut, kami
mendapatkan bahwa data Tanah LAN pada lampiran surat DJKN yang sudah
diseleksi sesuai luasnya dengan data Tanah pada Laporan BMN LAN,
sebagaimana terlihat pada lampiran surat ini.
Selanjutnya melalui Nota dinas Kepala Biro Umum nomor 165/S.1.2/RTB.01.7
tanggal 10 Februari 2016 menginstruksikan agar setiap Satker LAN yang
bermasalah tersebut diharuskan melakukan sinkronisasi, verifikasi dan evaluasi
data Tanah SiMANTAP dengan KPKNL DJKN setempat.
Selanjutnya satker STIA LAN Bandung, STIA LAN Makassar, PKP2A II LAN dan
PKP2A IV LAN telah melakukan koordinasi dan verifikasi ke KPKNL setempat.
Untuk proses lebih lanjut akan dilakukan oleh KPKNL ke DJKN.
Peralatan dan
Mesin Rp154.768.566.174,00
C.12 Peralatan dan Mesin
Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31 Desember 2015 dan
2014 adalah masing-masing sebesar Rp154.768.566.174,00 dan
Rp142.030.427.201,00. Rincian saldo peralatan dan mesin per 31 Desember 2015
per satker adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap Akm. Penyusutan Nilai Buku
a. LAN Jakarta 67.597.609.568,00 (56.741.542.818,00) 10.856.066.750,00
b. STIA LAN Jakarta 10.779.753.792,00 (8.829.671.930,00) 1.950.081.862,00
c. STIA LAN Bandung 6.660.085.408,00 (6.099.127.190,00) 560.958.218,00
d. STIA LAN Makassar 5.346.738.269,00 (4.873.840.560,00) 472.897.709,00
e. PKP2A I LAN 22.853.332.877,00 (19.912.391.802,00) 2.940.941.075,00
f. PKP2A II LAN 20.063.092.514,00 (17.207.291.683,00) 2.855.800.831,00
g. PKP2A III LAN 9.242.078.326,00 (7.716.254.519,00) 1.525.823.807,00
h. PKP2A IV LAN 12.225.875.420,00 (4.369.003.059,00) 7.856.872.361,00
Jumlah 154.768.566.174,00 (125.749.123.561,00) 29.019.442.613,00
Mutasi nilai peralatan dan mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 142,030,427,201.00Rp
Mutasi tambah: 18,217,001,628.00Rp
Pembelian 6,644,284,991.00Rp
Hibah 348,287,333.00Rp
Transfer Masuk 791,850,533.00Rp
Reklasifikasi Masuk 3,167,335,295.00Rp
Penyelesaian Pembangunan dgn KDP 6,907,393,476.00Rp
Pengembangan Nilai Aset 357,850,000.00Rp
Mutasi kurang: 5,478,862,655.00Rp
Penghentian aset dari penggunaan 1,466,375,627.00Rp
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 275,866,047.00Rp
Transfer Keluar 791,850,533.00Rp
Reklasifikasi Keluar 2,944,770,448.00Rp
Saldo per 31 Desember 2015 154,768,566,174.00Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 (125,749,123,561.00)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 29,019,442,613.00Rp
Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin adalah berupa:
a. Transaksi penambahan dari pembelian
Alat Angkutan Darat Bermotor 564.484.500,00
Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 3.000.000,00
Alat Bengkel Tak Bermesin 19.708.900,00
Alat Ukur 1.200.000,00
Alat Kantor 1.331.992.706,00
Alat Rumah Tangga 1.768.407.676,00
Alat Studio 684.032.200,00
Alat Komunikasi 497.358.090,00
Peralatan Pemancar 47.971.000,00
Alat Kedokteran 41.305.000,00
Alat Laboratorium Nuklir/Elektronika 3.696.000,00 Komputer Unit 971.225.305,00 Peralatan Komputer 482.079.700,00 Alat Eksplorasi Topografi 2.717.550,00 Alat Pelindung 3.120.000,00 Unit Peralatan Proses/Produksi 140.250.000,00 Peralatan Olahraga 81.736.364,00
Jumlah 6.644.284.991,00
Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp1.263.946.050,00berupa pembelian alat bengkel tak
bermesin sebesar Rp3.795.000,00, alat kantor sebesar Rp215.485.000,00, alat
rumah tangga sebesar Rp516.098.000,00, alat studio sebesar
Rp270.451.500,00, alat komunikasi sebesar Rp131.923.000,00,peralatan
pemancar sebesar Rp47.971.000,00, alat kedokteran sebesar Rp41.305.000,00
komputer unit sebesar Rp34.200.000,00 dan alat eksplorasi topografi sebesar
Rp2.717.550,00.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp1.980.214.696,00 berupa pembelian alat angkutan
darat bermotor sebesar Rp564.484.500,00, alat angkutan darat tak bermotor
sebesar Rp3.000.000,00, alat kantor sebesar Rp460.492.000,00, alat rumah
tangga senilai Rp346.300.996,00, alat studio sebesar Rp19.588.200,00, alat
komunikasi sebesar Rp123.110.500,00, alat laboratorium fisika
nuklir/elektronika sebesar Rp3.696.000,00, komputer unit sebesar
Rp306.323.500,00 dan peralatan komputer sebesar Rp153.219.000,00.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp102.268.800,00 berupa pembelian alat kantor
sebesar Rp32.568.800,00,komputer unit sebesar Rp22.300.000,00 dan
peralatan komputer sebesar Rp47.400.000,00.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp346.260.000,00 berupa pembelian alat kantor
sebesar Rp160.300.000,00, alat rumah tangga sebesar Rp87.800.000,00, alat
komunikasi sebesar Rp6.000.000,00, komputer unit sebesar Rp51.700.000,00
dan peralatan komputer sebesar Rp40.460.000,00.
- PKP2A I LAN senilai Rp1.792.705.400,00 berupa pembelian alat bengkel tak
bermesin sebesar Rp15.913.900,00, alat ukur sebesar Rp1.200.000,00, alat
kantor sebesar Rp239.429.000,00, alat rumah tangga sebesar
Rp376.495.000,00, alat studio sebesar Rp326.652.000,00,alat komunikasi
sebesar Rp207.945.500,00, komputer unit sebesar Rp319.085.000,00,
peralatan komputer sebesar Rp162.615.000,00, alat pelindung sebesar
Rp3.120.000,00 dan unit peralatan proses/produksi sebesar Rp140.250.000,00.
- PKP2A II LAN sebesar Rp737.486.045,00 berupa pembelian alat kantor sebesar
Rp93.374.406,00, alat rumah tangga sebesar Rp358.766.680,00, alat studio
sebesar Rp18.225.000,00, alat komunikasi sebesar Rp26.509.090,00, komputer
unit sebesar Rp112.971.805,00, peralatan komputer sebesar Rp45.902.700,00
dan peralatan olahraga sebesar Rp81.736.364,00.
- PKP2A III LAN sebesar Rp289.785.000,00 berupa pembelian alat kantor sebesar
Rp109.743.500,00, alat rumah tangga sebesar Rp42.266.000,00, alat studio
sebesar Rp27.615.500,00, komputer unit sebesar Rp90.600.000,00 dan
peralatan komputer sebesar Rp19.560.000,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp131.619.000,00 berupa pembelian alat kantor sebesar
Rp20.600.000,00, alat rumah tangga sebesar Rp40.681.000,00, alat studio
Rp21.500.000,00, alat komunikasi sebesar Rp1.870.000,00, komputer unit
sebesar Rp34.045.000,00 dan peralatan komputer sebesar Rp12.923.000,00.
b. Penambahan dari Hibah
Alat Angkatan Darat Bermotor 116.395.000
Alat Angkatan Darat Tak Bermotor 10.000.000
Alat Kantor 81.260.864,00
Alat Rumah Tangga 83.498.000,00
Alat Studio 34.825.000,00
Peralatan Komputer 17.200.000,00
Peralatan Olahraga 5.108.469,00
Jumlah 348.287.333,00
penambahan dari hibah terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp167.838.864,00 merupakan hibah dari peserta diklat pim
berupa alat angkutan kendaraan bermotor sebesar Rp26.350.000,00 alat kantor
senilai Rp69.490.864,00, alat rumah tangga sebesar Rp50.648.000,00,dan alat
studio sebesarRp21.350.000,00.
Hibah sebesar Rp167.838.864,00,00 telah dilaporakan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp52.475.000,00 merupakan hibah dari mahasiswa
berupa alat kantor sebesar Rp8.200.000,00, alat rumah tangga sebesar
Rp13.600.000,00, alat studio sebesar Rp13.475.000,00 dan peralatan komputer
sebesar Rp17.200.000,00.
Hibah sebesar Rp52.475.000,00 telah dilaporakan ke telah dilaporkan ke
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian
Keuangan dan telah memperoleh registrasi dan pengesahan.
- PKP2A II LAN sebesar Rp27.520.000,00 merupakan hibah dari peserta diklatpim
berupa alat angkutan darat tak bermotor sebesar Rp10.000.000,00, alat kantor
sebesar Rp3.570.000,00 dan alat rumah tangga sebesar Rp13.950.000,00.
Hibah sebesar Rp27.520.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
- PKP2A III LAN sebesar Rp95.345.000,00 merupakan hibah dari Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur berupa alat angkutan darat bermotor sebesar
Rp90.045.000,00 dan hibah dari peserta Diklatpim berupa alat rumah tangga
sebesar Rp5.300.000,00.
Hibah sebesar Rp95.345.000,00 telah dilaporakan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp5.108.469,00 merupakan hibah dari peserta Diklatpim
berupa peralatan olahraga.
Hibah sebesar Rp5.108.469,00 telah dilaporakan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
c. Penambahan dari Transfer Masuk
Alat Angkutan Darat Bermotor 670.056.736,00
Alat Rumah Tangga 7.000.000,00
Komputer Unit 15.078.797,00
Peralatan Komputer 99.715.000,00
Jumlah 791.850.533,00
penambahan dari transfer masuk terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp99.715.000,00 merupakan transfer masuk yaitu
pemberian dari PKP2A I LAN berupa peralatan komputer (server).
- STIA LAN Makkasar sebesar Rp22.078.797,00 merupakan transfer masuk dari
LAN Jakarta berupa komputer unit (notebook) sebesar Rp15.078.797,00 dan
dari PKP2A II LAN berupa alat rumah tangga (karpet) sebesar Rp7.000.000,00.
- PKP2A I LAN sebesar Rp472.316.236,00 merupakan transfer masuk dari LAN
Jakarta berupa alat angkutan darat bermotor (mobi).
- PKP2A III LAN sebesar Rp197.740.500,00 merupakan transfer masuk dari LAN
Jakarta berupa alat angkutan kendaraan bermotor (mobil).
d. Penambahan dari Reklasifikasi Masuk
Alat Kantor 5,807,448.00 Alat Rumah Tangga 2,665,478,739.00 Alat Studio 20,826,392.00 Peralatan Pemancar 38,530,167.00 Komputer Unit 21,219,512.00 Peralatan Komputer 9,152,337.00 Alat Komunikasi 63,033,300.00 Unit Peralatan Proses Produksi 343,287,400.00
Jumlah 3,167,335,295.00
penambahan dari reklasifikasi masuk terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp2.449.298.548,00 merupakan reklasifikasi masuk berupa
alat rumah tangga semula AC Split menjadi AC Central.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp63.033.300,00 merupakan reklasifikasi masuk
berupa alat komunikasi PABX.
- PKP2A I LAN sebesar Rp347.637.400,00,00 merupakan reklasifikasi masuk
berupa peralatan komputer sebesar Rp4.350.000,00 semula peralatan jaringan
lainnya menjadi harddisk eksternal dan berupa unit peralatan proses/produksi
sebesar Rp343.287.400,00 semula jetpam sumersible menjadi jetpam
submersible.
- PKP2A III LAN sebesar Rp307.366.047,00 merupakan reklasifikasi masuk dari
Konstruksi Dalam Pengerjaan yang sudah selesai pembayarannya berupa alat
kantor berupa Rp5.807.448,00, alat rumah tangga sebesar Rp216.180.191,00,
alat studio sebesar Rp20.826.392,00, peralatan pemancar sebesar
Rp38.530.167,00, komputer unit sebesar Rp21.219.512,00 dan peralatan
komputer sebesar Rp4.802.337,00.
e. Penambahan dari Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP
Alat Kantor 837,136,031.00
Alat Rumah Tangga 4,150,202,800.00
Alat Studio 2,879,145.00
Alat Komunikasi 19,308,210.00
Komputer Unit 1,773,409,904.00
Peralatan Komputer 97,809,886.00
Unit Peralatan Proses/Produksi 26,647,500.00
Jumlah 6,907,393,476.00
Penambahan dari Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP merupakan
penyelesaian pembangunan dari Konstruksi Dalam Pengerjaan yang didapat
setelah selesainya pembayaran lebih dari 1 bulan terdiri dari satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp4.877.487.380,00 berupa alat kantor sebesar
Rp549.197.421,00, alat rumah tangga sebesar Rp2.425.169.515,00, alat
komunikasi sebesar Rp19.308.210,00, komputer unit sebesar
Rp1.773.409.904,00, peralatan komputer sebesar Rp97.809.886,00 dan unit
peralatan proses/produksi sebesar Rp26.647.500,00.
- PKP2A III LAN senilai Rp255.022.800,00 berupa alat rumah tangga.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp1.760.828.240,00 berupa alat kantor sebesar
Rp287.938.610,00, alat rumah tangga sebesar Rp1.470.010.485,00 dan alat
studio sebesar Rp2.879.145,00.
f. Penambahan dari Pengembangan Nilai Aset
Alat Kantor 355.550.000,00
Komputer Unit 2.300.000,00
Jumlah 357.850.000,00
Penambahan dari Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP terdiri dari satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp305.300.000,00 merupakan upgrade alat kantor berupa
mesin absensi.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp50.250.000,00 merupakan upgrade alat kantor
berupa mesin absensi.
- PKP2A I LAN sebesar Rp2.300.000,00 merupakan upgrade komputer unit
berupa komputer PC unit.
Transaksi mutasi pengurangan peralatan dan mesin sebagai berikut :
a. Pengurangan dari Penghentian Aset Dari Penggunaannya Alat Bantu 331.839.250,00
Alat Angkutan Darat Bermotor 345.954.236,00
Alat Ukur 1.650.000,00
Alat Kantor 434.401.001,00
Alat Rumah Tangga 89.142.183,00
Alat Studio 1.331.000,00
Komputer Unit 200.815.717,00
Peralatan Komputer 61.242.240,00
Jumlah 1.466.375.627,00
pengurangan dari penghentian aset dari penggunaannya merupakan penghentian
penggunaan terhadap sejumlah aset karena kondisinya sudah rusak berat,terdapat
pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp690.920.494,00 berupa alat bantu sebesar
Rp331.839.250,00, alat angkutan darat bermotor sebesar Rp288.794.236,00,
alat kantor sebesar Rp17.158.500,00, dan alat rumah tangga sebesar
Rp53.128.508,00.
- PKP2A I LAN sebesar Rp759.705.787,00 berupa alat angkutan darat bermotor
sebesar Rp57.160.000,00, alat ukur sebesar Rp1.650.000,00, alat kantor
sebesar Rp417.242.501,00, alat rumah tangga sebesar Rp31.560.457,00, alat
studio sebesar Rp1.331.000,00, komputer unit sebesar Rp189.519.589,00 dan
peralatan komputer sebesar Rp61.242.240,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp15.749.346,00 berupa alat rumah tangga sebesar
Rp4.453.218,00 dan komputer unit sebesar Rp11.296.128,00.
b. Pengurangan Dari Koreksi Pencatatan Nilai /Kuantitas
Alat Rumah Tangga 275.866.047,00
Jumlah 275.866.047,00
Pengurangan dari koreksi pencatatan nilai/kuntitas terdapat pada satker PKP2A III
LAN sebesar Rp320.566.047,00 merupakan koreksi atas pencatatan nilai terkait
pengunaan menu KDP dan reklasifikasi masuk pada SIMAK BMN dan satker LAN
Jakarta sebesar Rp44.700.000,00 merupakan koreksi nilai atas AC central yang
sudah direklasifikasi masuk.
c. Pengurangan dari Transfer keluar
Alat Angkutan Darat Bermotor 670.056.736,00
Alat Rumah Tangga 7.000.000,00
Komputer Unit 15.078.797,00
Peralatan Komputer 99.715.000,00
Jumlah 791.850.533,00
Pengurangan dari transfer keluar terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp685.135.533,00 merupakan penyerahan aset ke PKP2A I
LAN dan PKP2A III LAN berupa alat angkutan darat bermotor (mobil) sebesar
Rp670.056.736,00 dan penyerahan komputer unit (notebook) ke STIA LAN
Makassar sebesar Rp15.078.797,00.
- PKP2A I LAN sebesar Rp99.715.000,00 merupakan penyerahan aset ke satker
LAN Jakarta berupa peralatan komputer (server).
- PKP2A II LAN sebesar Rp7.000.000,00 merupakan penyerahan aset ke satker
STIA LAN Makassar berupa alat rumah tangga (karpet).
d. Pengurangan Reklasifikasi Keluar
Alat Bantu 343,287,400.00
Alat Rumah Tangga 2,493,998,548.00
Peralatan Komputer 4,350,000.00
Alat Komunikasi 103,134,500.00
Jumlah 2,944,770,448.00
Pengurangan dari reklasifikasi keluar terdiri dari satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp2.493.998.548,00 merupakan reklasifikasi barang keluar
alat rumah tangga berupa AC Central sebesar Rp44.700.000,00 dan AC Split
Rp.2.449.298.548,00.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp103.134.500 merupakan reklasifikasi barang keluar
alat komunikasi berupa PABX.
- PKP2A I LAN sebesar Rp347.637.400,00 merupakan reklasifikasi keluar alat
bantu sebesar Rp343.287.400,00 dan peralatan komputer sebesar
Rp4.350.000,00.
`Gedung dan
Bangunan C.13 Gedung dan Bangunan
Rp453.244.053.091,00 Saldo gedung dan bangunan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
Rp453.244.053.091,00 dan Rp440.190.118.077,00. Rincian gedung dan bangunan
per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap Akm. Penyusutan Nilai Buku
a. LAN Jakarta 167.809.169.377,00 (33.147.841.316,00) 134.661.328.061,00
b. STIA LAN Jakarta 33.036.492.000,00 (4.809.730.909,00) 28.226.761.091,00
c. STIA LAN Bandung 23.115.969.900,00 (3.668.399.203,00) 19.447.570.697,00
d. STIA LAN Makassar 7.441.861.000,00 (1.478.827.351,00) 5.963.033.649,00
e. PKP2A I LAN 81.356.186.595,00 (12.575.523.553,00) 68.780.663.042,00
f. PKP2A II LAN 47.261.488.734,00 (8.600.602.026,00) 38.660.886.708,00
g. PKP2A III LAN 44.577.692.786,00 (4.197.112.659,00) 40.380.580.127,00
h. PKP2A IV LAN 48.645.192.699,00 (1.442.272.416,00) 47.202.920.283,00
Jumlah 453.244.053.091,00 69.920.309.433,00 383.323.743.658,00
Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan per tanggal pelaporan adalah
sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2014 440,190,118,077.00
Mutasi tambah: 13,650,449,314.00
Pembelian 259,040,000.00
Hibah 1,358,786,000.00
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 1,459,509,951.00
Pengembangan Nilai Aset 704,945,500.00
Pengembangan Melalui KDP 9,868,167,863.00
Mutasi kurang: 596,514,300.00
Reklasifikasi Keluar 595,664,300.00
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 850,000.00
Saldo per 31 Desember 2015 453,244,053,091.00
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 (69,920,309,433.00)
Nilai Buku per 31 Desember 2015 383,323,743,658.00
Transaksi penambahan gedung dan bangunan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penambahan dari Pembelian
Bangunan Gedung Tempat Kerja 259.040.000,00
Jumlah 259.040.000,00
Transakasi penambahan pembelian terdiri dari satker :
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp197.706.000,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (pembangunan tempat parkir yang dipasang kanopi).
- PKP2A IV LAN sebesar Rp61.334.000,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (pembangunan tempat parkir yang dipasang kanopi).
b. Penambahan dari Hibah
Bangunan Gedung Tempat Kerja 1.358.786.000,00
Jumlah 1.358.786.000,00
Transaksi penambahan hibah sebesar Rp1.358.786.000,00 merupakan hibah
dari Pemerintah Provinsi Aceh kepada satker PKP2A IV LAN berupa bangunan
tempat kerja (pengaspalan jalan).
Hibah tersebut telah dilaporakan ke Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah mendapatkan nomor
registrasi dan pengesahan pengesahan.
c. Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP
Bangunan Gedung Tempat Kerja 1.459.509.951,00
Jumlah 1.459.509.951,00
Penambahan penyelesaian pembangunan dengan KDP merupakan
penyelesaian pembangunan dari Konstruksi Dalam Pengerjaan yang didapat
setelah selesainya pembayaran lebih dari 1 bulan terdiri dari satker :
- PKP2A I LAN sebesar Rp1.358.300.200,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (bangunan gedung olahraga).
- PKP2A III LAN sebesar Rp101.209.751,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja (bangunan tempat parkir dpasang kanopi.
d. Penambahan dari Pengembangan Nilai Aset
Bangunan Gedung Tempat Kerja 704.945.500,00
Jumlah 704.945.500,00
Penambahan dari pengembangan nilai aset merupakan renovasi yang
menambah nilai gedung terdiri dari satker :
- STIA LAN Bandung sebesar Rp103.453.500,00.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp50.864.000.
- PKP2A III LAN sebesar Rp319.067.000,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp231.561.000,00.
e. Penambahan dari Pengembangan melalui KDP
Bangunan Gedung Tempat Kerja 4,224,358,764.00
Bangunan Gedung Tempat Tinggal 4,705,677,900.00
Tugu/Tanda Batas 938,131,199.00
Jumlah 9,868,167,863.00
Penambahan dari pengembangan melalui KDP merupakan pengembangan
melalui KDP yang didapat setelah selesainya pembayaran lebih dari 1 bulan
terdiri dari satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp5.746.986.264,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja sebesar Rp1.041.308.364,00 dan bangunan gedung tempat tinggal
sebesar Rp4.705.677.900,00.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp853.236.000,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja.
- PKP2A II LAN sebesar Rp2.329.814.400,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja.
- PKP2A III LAN sebesar Rp938.131.199,00 berupa tugu/tanda batas.
Transaksi mutasi pengurangan gedung dan bangunan sebagai berikut :
a. Pengurangan dari Reklasifikasi Keluar Bangunan Gedung Tempat Kerja 595.664.300,00
Jumlah 595.664.300,00
Pengurangan dari reklasifikasi keluar terdapat pada satker PKP2A I LAN
sebesar Rp595.664.300,00 merupakan perubahan kode barang dari Bangunan
lainnya menjadi tanggul keliling.
b. Pengurangan dari Koreksi Pencatatan Nilai /Kuantitas
Bangunan Gedung Tempat Kerja 850.000,00
Jumlah 850.000,00
Pengurangan dari koreksi pencatatan nilai/kuantitas terdapat pada satker
PKP2A I LAN sebesar Rp850.000,00 merupakan koreksi nilai atas bangunan
olahraga terbuka dan tanggul keliling
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Rp6.272.611.127 ,00
C.14 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp6.272.611.127,00 dan Rp5.492.174.627,00. Rincian
saldo Jalan, irigasi dan jaringan pada Lembaga administrasi Negara adalah
sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap Akm. Penyusutan Nilai Buku
a. LAN Jakarta 2.076.550.745,00 (546.456.565,00) 1.530.094.180,00
b. STIA LAN Jkt 40.101.200,00 1.002.530,00 39.098.670,00
c. STIA LAN Bdg 145.946.000,00 (3.648.650,00) 142.297.350,00
d. PKP2A I LAN 2.572.778.565,00 (719.417.251,00) 1.853.361.314,00
e. PKP2A II LAN 280.826.000,00 (67.556.829,00) 213.269.171,00
f. PKP2A III LAN 554.389.949,00 (89.000.206,00) 465.389.743,00
g. PKP2A IV LAN 602.018.668,00 (130.788.360,00) 471.230.308,00
Jumlah 6.272.611.127,00 (1.557.870.391,00) 4.675.642.066,00
Sedangkan rincian Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut:
C.13.1 Irigasi
Saldo Irigasi 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing – masing
Rp782.170.416,00 dan Rp187.781.116,00. Tidak terdapat penurunan atau
peningkatan pada nilai irigasi. Rincian saldo irigasi per 31 Desember 2015
adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap Akm.
Penyusutan Nilai Buku
a. PKP2A I LAN 782.170.416,00 (61.205.320,00) 720.965.096,00
Jumlah 782.170.416,00 (61.205.320,00) 720.965.096,00
C.13.2 Jaringan
Saldo Jaringanper 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing
Rp5.490.440.711,00 dan Rp5.304.393.511,00. Terdapat kenaikan pada nilai
jaringan sebesar Rp145.946.000,00. Rincian Jaringan per 31 Desember 2015
adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap Akm. Penyusutan Nilai Buku
a. LAN Jakarta 2.076.550.745,00 (546.456.565,00) 1.530.094.180,00
b. STIA LAN Jkt 40.101.200,00 (1.002.530,00) 39.098.670
c. STIA LAN Bdg 145.946.000,00 (3.648.650,00) 142.297.350,00
d. PKP2A I LAN 1.790.608.149,00 (658.211.931,00) 1.132.396.218,00
e. PKP2A II LAN 280.826.000,00 (67.556.829,00) 213.269.171,00
f. PKP2A III LAN 554.389.949,00 (89.000.206,00) 465.389.743,00
g. PKP2A IV LAN 602.018.668,00 (130.788.360,00) 471.230.308,00
Jumlah 5.490.440.711,00 (1.496.665.071,00) 3.993.775.640,00
Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi dan Jaringan per tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2014 5,492,174,627.00
Mutasi tambah: 781,711,500.00
Pembelian 145,946,000.00
Reklasifikasi Masuk 635,765,500.00
Mutasi kurang: 1,275,000.00
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 1,275,000.00
Saldo per 31 Desember 2015 6,272,611,127.00
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 (1,557,870,391.00)
Nilai Buku per 31 Desember 2015 4,714,740,736.00
Transaksi penambahan Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut :
a. Transaksi penambahan dari Pembelian
Jaringan Gardu Listrik 145.946.000,00 Jumlah 145.946.000,00
Transaksi penambahan pembelian terdapat pada satker STIA LAN Bandung
sebesar Rp145.946.000,00 merupakan merupakanpenambahan Instalasi
Gardu Listrik.
b. Transaksi penambahan dari Reklasifikasi Masuk
Bangunan Pengembangan Rawa dan Polder 595,664,300.00
Jaringan Telepon 40,101,200.00 Jumlah 635,765,500.00
Transaksi penambahan reklasifikasi masuk terdapat pada satker :
- PKP2A I LAN sebesar Rp595.664.300.000,00 merupakan perubahan kode
barang dari bangunan lainnya menjadi tanggul keliling.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp40.101.200,00 merupakan reklas masuk dari
belanja barang untuk jaringan telepon.
Transaksi pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut :
a. Transaksi pengurangan dari Koreksi pencatatan Nilai/Kuantitas
Bangunan Pengembangan Rawa dan Polder 1.275.000,00 Jumlah 1.275.000,00
Transaksi pengurangan dari koreksi pencatatan nilai/kuantitas terdapat
pada satker PKP2A I LAN sebesar Rp1.275.000,00 berupa bangunan
pengembangan rawa dan polder yang merupakan koreksi atas tanggul
keliling.
Aset Tetap
Lainnya Rp4.301.672.327,00
C.15 Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
Rp4.301.672.327,00 dan Rp3.979.818.552,00. Rincian aset tetap Lembaga
Administrasi Negara per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Nilai Aset Tetap Akm.
Penyusutan Nilai Buku
a. LAN Jakarta 1.282.527.340,00 (18.196.950,00) 1.264.330.390,00
b. STIA LAN Jakarta 745.408.588,00 0,00 745.408.588,00
c. STIA LAN Bandung 663.025.957,00 0,00 663.025.957,00
d. STIA LAN Makassar 739.069.184,00 0,00 739.069.184,00
e. PKP2A I LAN 240.167.064,00 0,00 241.959.064,00
f. PKP2A II LAN 375.423.396,00 (19.950.000,00) 355.473.396,00
g. PKP2A III LAN 251.050.798,00 (10.425.250,00) 240.625.548,00
h. PKP2A IV LAN 5.000.000,00 0,00 5.000.000,00
Jumlah 4.301.672.327,00 (48.572.200,00) 4.253.100.127,00
Saldo per 31 Desember 2014 3.979.818.552
Mutasi tambah: 374.476.381
Penambahan Saldo Awal 81.800.000
Pembelian 171.399.716
Hibah Masuk 121.276.665
Mutasi kurang: 52.622.606
Penghentian Aset Dari Penggunaan 47.612.606
Penghapusan 5.010.000
Saldo per 31 Desember 2015 4.301.672.327
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 (48.572.200)
Nilai Buku per 31 Desember 2015 4.253.100.127
Transaksi penambahan pada aset tetap lainnya sebagai berikut :
a. Transaksi penambahan dari saldo awal
Bahan Perpustakaan Tercetak 81.800.000,00
Jumlah 81.800.000,00
Penambahan dari saldo awal terdapat pada satker PKP2A I LAN sebesar
81.800.000 merupakan hasil inventarisasi berupa bahan perpustakaan
tercetak berupa buku perpustakaan.
b. Transaksi penambahan dari pembelian
Bahan Perpustakaan Tercetak 140.489.716,00
Barang Bercorak Kesenian 30.910.000,00
Jumlah 171.399.716,00
Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp76.568.200,00, berupa bahan perpustakaan
tercetak sebesar Rp45.658.200 dan barang bercorak kesenian sebesar
Rp30.910.000,00.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp69.901.000,00 berupa bahan perpustakaan
tercetak.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp24.930.516.000,00 berupa bahan
perpustakaan tercetak.
c. Transaksi penambahan dari hibah
Bahan Perpustakaan Tercetak 121.276.665,00
Jumlah 121.276.665,00
Penambahan dari hibah terdapat pada satker :
- STIA LAN Jakarta merupakan hibah dari mahasiswa berupa bahan
perpustakaan tercetak sebesar Rp25.569.400,00.
Hibah sebesar Rp25.569.400,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan.
- STIA LAN Bandung merupakan hibah dari mahasiswa berupa bahan
perpustakaan tercetak sebesar Rp92.489.265,00.
Hibah sebesar Rp92.489.265,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan
- PKP2A I LAN merupakan hibah dari peserta Diklatpim berupa bahan
perpustakaan tercetak sebesar Rp3.218.000,00.
Hibah sebesar Rp3.218.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan dan telah
memperoleh registrasi dan pengesahan
Transaksi pengurangan pada aset tetap lainnya sebagai berikut :
a. Transaksi pengurangan dari penghentian aset dari penggunaannya
Bahan Perpustakaan Tercetak 47.481.856,00
Bahan Perpustakaan Terekam dan Bentuk Mikro 130.750,00
Jumlah 47.612.606,00
Pengurangan dari penghentian aset dari pengunaannya merupakan
penghentian penggunaan terhadap sejumlah aset karena kondisinya sudah
usang terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp130.750,00 berupa bahan perpustakaan terekam
dan bentuk mikro (DVD profil LAN).
- PKP2A I LAN sebesar Rp47.481.856,00 berupa bahan perpustakaan
tercetak (buku).
c. Transaksi pengurangan dari penghapusan
Bahan Perpustakaan Tercetak 5.010.000,00
Jumlah 5.010.000,00
Pengurangan dari penghapusan merupakan penghapusan dari daftar
barang kuasa pengguna terhadap aset yang sudah tidak digunakan karena
kondisi usang terdapat pada satker PKP2A I LAN sebesar Rp5.010.000,00.
Akumulasi
Penyusutan
Aset Tetap
Rp
(197.275.875.585,00)
C.16 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014
adalah masing-masing Rp(197.275.875.585,00) dan Rp(175.560.212.324,00).
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang
disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP).
Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31
Desember 2015.
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Peralatan dan Mesin 154.768.566.174Rp 125.749.123.561Rp 29.019.442.613Rp
2 Gedung dan Bangunan 453.244.053.091Rp 69.920.309.433Rp 383.323.743.658Rp
3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 6.272.611.127Rp 1.557.870.391Rp 4.714.740.736Rp
4 Aset Tetap Lainnya 4.301.672.327Rp 48.572.200Rp 4.253.100.127Rp
618.586.902.719Rp 197.275.875.585Rp 421.311.027.134Rp Akumulasi Penyusutan
Rincian Akumulasi Aset Tetap 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
No Aset Tetap 31 Desember 2015 31 Desember 2014
1 Peralatan dan Mesin 125.749.123.561Rp 115.683.096.666Rp
2 Gedung dan Bangunan 69.920.309.433Rp 58.497.786.971Rp
3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.557.870.391Rp 1.334.620.237Rp
4 Aset Tetap Lainnya 48.572.200Rp 44.708.450Rp
197.275.875.585Rp 175.560.212.324Rp Akumulasi Penyusutan
Lembaga Administrasi Negara melaksanakan penyusutan mulai Tahun
Anggaran 2013 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap
pada Entitas Pemerintah sebagaimana diubah untuk kedua kali dengan PMK
No.247/PMK.06/2014, Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap
pada Entitas Pemerintah Pusat. Penyusutan dilaksanakan dengan
menggunakan metode garis lurus. Penentuan masa manfaat Aset Tetap
berpedoman pada Tabel Masa Manfaat Aset Tetap yang telah ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa
Manfaat dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap
pada Entitas Pemerintah Pusat.
Aset Lainnya Rp4.185.154.054,00
Aset Lainnya
Jumlah aset lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar
Rp4.185.154.054,00 dan Rp5.474.290.583,00.
Rincian aset lainnya adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014
Aset Tak Berwujud 4,016,166,100.00 4,855,994,100.00
Aset Lain - Lain 1,062,225,211.00 2,984,376,377.00
Aset Lainnya Sebelum Penyusutan 5,078,391,311.00 7,840,370,477.00
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (893,237,257.00) (2,913,209,751.00)
Jumlah Aset Lainnya 4,185,154,054.00 4,927,160,726.00
Aset Tak
Berwujud Rp4.016.166.100,00
C.17 Aset Tak Berwujud
Nilai perolehan Aset Tak Berwujud(ATB)per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
Rp4.016.166.100,00 dan Rp4.855.994.100,00.
No. Uraian Nilai
1 Software 2.867.013.100,00Rp
2 ATB Lainnya 1.149.153.000,00Rp
4.016.166.100,00Rp
-Rp
4.016.166.100,00Rp Jumlah
Jumlah Nilai Perolehan per 31 Desember 2015
Amortisasi ATB s.d. 31 Desember 2015
Sesuai dengan PMK No 251 Tahun 2015 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik
Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat mulai
diberlakukan pada Tahun Anggaran 2016, seperti yang tertuang pada pasal 28
“Penerapan atas Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada
entitas Pemerintah Pusat berdasarkan SAP Berbasis Akrual sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri ini dilaksanakan mulai Tahun Anggaran 2016”.
Dengan ditetapkannya PMK tersebut, maka dalam Laporan Keuangan Tahunan
2015 ini menyajikan Aset Tak Berwujud (ATB) secara Bruto yaitu penyajian sebesar
harga perolehan.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi
secara umum tidak mempunyai wujud fisik. Rincian Aset Tak Berwujud per 31
Desember 2015 adalah sebagai berikut:
C.17.1 Software
Nilai software per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing – masing
Rp2.867.013.100,00 dan Rp3.571.798.300,00.
Rincian software per satker adalah sebagai berikut :
TA 2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 1.461.534.500,00 2.440.431.300,00
b. STIA LAN Jakarta 145.350.000,00 69.850.000.00
c. STIA LAN Bandung 333.090.000,00 298.110.000,00
d. STIA LAN Makassar 409.555.000,00 313.455.000,00
e. PKP2A I LAN 317.403.600,00 269.872.000,00
f. PKP2A II LAN 141.000.000,00 121.000.000,00
g. PKP2A III LAN 39.080.000,00 39.080.000,00
h. PKP2A IV LAN 20.000.000,00 20.000.000,00
Jumlah 2.867.013.100,00 3.571.798.300,00
C.17.2 Aset Tak Berwujud Lainnya
Nilai aset tak berwujud lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing –
masing Rp1.149.153.000,00 dan Rp1.284.195.800,00.
Rincian aset tak berwujud per satker adalah sebagai berikut :
TA 2015 TA 2014
a. LAN Jakarta 1.119.953.000,00 388.455.800,00
b. STIA LAN Jkt 29.200.000,00
Jumlah 1.149.153.000,00 388.455.800,00
Saldo per 31 Desember 2014 4,855,994,100
Mutasi tambah: 707,887,600
Pembelian 221,250,000
Hibah Masuk 28,250,000
Pengembangan Nilai Aset 458,387,600
Mutasi kurang: 1,547,715,600
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 6,000,000
Penghentian Aset Dari Penggunannya 1,541,715,600
Saldo per 31 Desember 2015 4,016,166,100
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 -
Nilai Buku per 31 Desember 2015 4,016,166,100
Transaksi penambahan pada aset tak berwujud sebagai berikut :
a. Transaksi penambahan dari pembelian
Software Komputer 192,050,000.00
Aset Tak Berwujud Lainnya 29,200,000.00
Jumlah 221,250,000.00
Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp48.950.000,00 merupakan pembelian software
komputer berupa aplikasi SHAOLIN (Sistem Hukum Online).
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp56.200.000 berupa Rp27.000.000,00
merupakan pengadaan software komputer berupa website STIA.go.id
dan Rp29.200.000,00 merupakan pengadaan e-book.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp96.100.000,00 merupakan pengadaan
software komputer berupa aplikasi SIMAK (Sistem Informasi Akademik)
sebesar Rp78.100.000,00 dan Sistem Informasi Perpustakaan sebesar
Rp18.000.000,00.
- PKP2A II LAN sebesar Rp20.000.000,00 merupakan pengadaan software
komputer berupa aplikasi sitem informasi.
b. Transaksi penambahan dari hibah masuk
Software Komputer 28.250.000,00
Jumlah 28.250.000,00
Penambahan dari hibah masuk terdapat pada satker LAN Jakarta sebesar
Rp28.250.000,00 merupakan hibah yang berasal dari Peserta Diklatpim
berupa sofware komputer aplikasi SIK (Sisten Informasi Keuangan).
c. Transaksi penambahan dari Pengembangan Nilai Aset
Software Komputer 458.387.600,00
Jumlah 458.387.600,00
Penambahan dari pengembangan nilai aset terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp327.376.000,00 merupakan pengembangan
software komputer berupa sistem informasi SDM, sistem informasi
keuangan dan website LAN go.id.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp.48.500.000,00 merupakan pengembangan
software komputer berupa aplikasi SIAKAD (Sistem Informasi Akademis).
- STIA LAN Bandung sebesar Rp34.980.000,00 merupakan pengembangan
software komputer berupa aplikasi SIMAK Akademik
- PKP2A I LAN sebesar Rp.47.531.600.000,00 merupakan pengembangan
software komputer berupa website Bandung LAN.go.id.
Transaksi pengurangan pada aset tak berwujud sebagai berikut :
a. Transaksi pengurangan dari koreksi pencatatan nilai/kuantitas
Software Komputer 6.000.000,00
Jumlah 6.000.000,00
Pengurangan dari koreksi pencatatan nilai/kuantitas terdapat pada satker
LAN Jakarta sebesar Rp6.000.000 merupakan barang persediaan CD
aplikasi SHAOLIN (Sistem Hukum Online).
b. Transaksi pengurangan dari penghentian aset dari penggunaannya
Software Komputer 1.377.472.800,00
Aset Tak Berwujud Lainnya 164.242.800,00
Jumlah 1.541.715.600,00
Pengurangan dari penghentian aset dari pengunaannya terdapat pada
satker LAN Jakarta berupa software komputer sebesar Rp1.377.472.800,00
dan aset tak berwujud lainnya sebesar Rp164.242.800,00 merupakan
penghentian penggunaan terhadap sejumlah aset karena kondisinya sudah
usang.
Aset Lain-Lain
Rp1.062.225.211,00
C.18 Aset Lain-Lain
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp1.062.225.211,00
dan Rp2.984.376.377,00. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN)
yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam
operasional Lembaga Administrasi Negara serta dalam proses penghapusan dari
BMN.
Rincian aset lain – lain per satker adalah sebagai berikut :
TA 2015
a. LAN Jakarta 139.731.000,00
b. STIA LAN Jakarta 272.794.501,00
c. STIA LAN Bandung 289.960.167,00
d. PKP2A I LAN 145.440.461,00
e. PKP2A II LAN 170.588.432,00
f. PKP2A IV LAN 43.710.650,00
Jumlah 1.062.225.211,00
Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2014 2.984.376.377,00Rp
Mutasi tambah: 3.055.703.833,00Rp
reklasifikasi dari aset tetap ke aset lainnya 3.055.703.833,00Rp
Mutasi kurang: 4.977.854.999,00Rp
penghapusan 4.303.430.505,00Rp
Usulan Barang Rusak ke Pengelola 674.424.494,00Rp
Saldo per 31 Desember 2015 1.062.225.211,00Rp
Akumulasi Penyusutan (893.237.257,00)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 168.987.954,00Rp
Transaksi penambahan aset lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penambahan dari reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya
1 Alat Bantu 331.839.250,00
2 Alat Angkutan Darat Bermotor 345.954.236,00
3 Alat Ukur 1.650.000,00
4 Alat Kantor 434.401.001,00
5 Alat Rumah Tangga 89.142.183,00
6 Alat Studio 1.331.000,00
7 Peralatan Komputer 61.242.240,00
8 Komputer Unit 200.815.717,00
9 Bahan Perpustakaan Tercetak 47.481.856,00
10 Bahan Perpustakaan Terekam dan Bentuk Mikro 130.750,00
11 Software Komputer 1.377.472.800,00
12 Aset Tak Berwujud Lainnya 164.242.800,00
3.055.703.833,00 Jumlah
Penambahan dari reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya merupakan
perpindahan barang dari kondisi baik/ rusak ringan menjadi rusak berat
terdapat pada satker :
- LAN Jakarta senilai Rp691.051.244,00 berupa alat bantu sebesar
Rp331.839.250,00, alat angkutan darat bermotor Rp288.794.236,00, alat
kantor sebesar Rp17.158.500,00, alat rumah tangga sebesar
Rp53.128.508,00, dan bahan perpustakaan terekam dan bentuk mikro
sebesar Rp130.750,00 serta sebesar Rp1.541.715.600,00 berupa software
komputer sebesar Rp1.377.472.800,00 dan aset tak berwujud lainnya
sebesar Rp164.242.800,00.
- PKP2A I LAN senilai Rp807.187.643,00 berupa alat angkutan darat
bermotor sebesar Rp57.160.000,00, alat ukur sebesar Rp1.650.000,00, alat
kantor sebesar Rp417.242.501,00, alat rumah tangga sebesar
Rp31.560.457,00, alat studio sebesar Rp1.331.000,00, komputer unit
sebesar Rp189.519.589,00, peralatan komputer sebesar Rp61.242.240,00
dan bahan perpustakaan tercetak sebesar Rp47.481.856,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp15.749.346,00 berupa alat komputer rumah tangga
sebesar Rp4.453.218,00 dan komputer unit sebesar Rp11.296.128,00
- Transaksi pengurangan aset lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengurangan dari penghapusan
1 Alat Angkutan Darat Bermotor 57.160.000,00
2 Alat Bengkel Bermesin 4.950.000,00
3 Alat Kantor 984.199.270,00
4 Alat Rumah Tangga 51.112.718,00
5 Alat Studio 8.628.280,00
6 Alat Komunikasi 155.659.185,00
7 Peralatan Pemancar 118.016.580,00
8 Komputer Unit 1.339.633.016,00
9 Peralatan Komputer 118.172.250,00
10 Bahan Perpustakaan Tercetak 47.287.856,00
11 Bahan Perpustakaan Terekam dan Bentuk Mikro 130.750,00
12 Software Komputer 1.254.237.800,00
13 Aset Tak Berwujud Lainnya 164.242.800,00
4.303.430.505,00 Jumlah
Pengurangan dari penghapusan terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp130.750,00 berupa bahan perpustakaan terekam dan
bentuk mikro serta sebesar Rp1.418.480.600,00 berupa software komputer
sebesar Rp1.254.237.800,00 dan aset tak berwujud lainnya sebesar
Rp164.242.800,00.
- PKP2A I LAN sebesar Rp2.884.819.155,00 berupa alat angkutan darat
bermotor sebesar Rp57.160.000,00, alat bengkel bermesin sebesar
Rp4.950.000,00, alat kantor sebesar Rp984.199.270,00, alat rumah tangga
sebesar Rp51.112.718,00, alat studio sebesar Rp8.628.280,00, alat
komunikasi Rp155.659.185,00, peralatan pemancar sebesar
Rp118.016.580,00, komputer unit sebesar Rp1.339.633.016,00, peralatan
komputer sebesar Rp118.172.250,00 dan bahan perpustakaan tercetak
sebesar Rp47.287.856,00.
b. Pengurangan dari usulan barang rusak berat ke pengelola BMN
1 Alat Bantu 331.839.250,00
2 Alat Angkutan Darat Bermotor 272.298.236,00
3 Alat Kantor 17.158.500,00
4 Alat Rumah Tangga 53.128.508,00
674.424.494,00 Jumlah
Pengurangan dari usulan barang rusak berat ke pengelola BMN terdapat pada
satker LAN Jakarta.
Akumulasi
Penyusutan dan
Amortisasi Aset
Lainnya
Rp(893.237.257,00)
C.19 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya TA 2015 dan 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp(893.237.257,00) dan Rp(2.913.209.751,00). Rincian
akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya adalah sebagai berikut :
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
A Aset Tak Berwujud
1 Software 2.867.013.100,00 - 2.867.013.100,00
2 Aset Tak Berwujud Lainnya 1.119.953.000,00 - 1.119.953.000,00
3.986.966.100,00 - 3.986.966.100,00
B Aset Lain-Lain
1 Aset Lain-Lain 1.062.225.211,00 893.237.257,00 168.987.954,00
1.062.225.211,00 893.237.257,00 168.987.954,00
5.049.191.311,00 893.237.257,00 4.155.954.054,00 Akumulasi Penyusutan
Jumlah
Jumlah
Kewajiban
Jangka Pendek Rp4.422.543.195,00
Kewajiban Jangka Pendek
Jumlah kewajiban jangka pendek per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar
Rp4.422.543.195,00 dan Rp4.245.011.334,00.
Rincian kewajiban jangka pendek adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014
Utang Kepada Pihak Ketiga 3.456.855.480,00 3.416.719.257,00
Pendapatan Diterima Dimuka 689.769.811,00 640.499.056,00
Uang Muka KPPN - 14.400.000,00
Utang Jangka Pendek Lainnya 275.917.904,00 173.393.021,00
Pendapatan Yang Ditangguhkan 108.711.795,00
Jumlah Aset Lainnya 4.422.543.195,00 4.353.723.129,00
Utang kepada
Pihak Ketiga Rp3.456.855.480,00
C.20 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
sebesar Rp3.456.855.480,00 dan Rp3.416.719.257,00. Utang kepada Pihak Ketiga
merupakan belanja yang masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang
harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12
(dua belas bulan). Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada lingkup Lembaga
Administrasi Negara per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar 61.573.646,00
2 Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar 218.042.244,00
3 Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya 3.177.239.590,00
3.456.855.480,00 Total
a. Belanja Pegawai Yang Belum Dibayar
TA 2015
STIA LAN Jakarta 35.280.428,00
STIA LAN Makassar 4.373.981,00
PKP2A II LAN 3.364.546,00
PKP2A III LAN 16.743.391,00
PKP2A IV LAN 1.811.300,00
Jumlah 61.573.646,00
Rincian belanja pegawai yang belum dibayar adalah :
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp35.280.428,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai sebesar Rp2.560.428,00 dan uang makan bulan Desember 2015
sebesar Rp32.720.000,00.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp4.373.981,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai dan tunjangan fungsional Rp3.733.981,00 dan uang makan
bulan Desember 2015 sebesar Rp640.000,00.
- PKP2A II LAN sebesar Rp3.364.546,00 terdiri dari kekurangan
pembayaran kenaikan pangkat dan KGB.
- PKP2A III LAN sebesar Rp16.743.391,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp1.811.300,00 terdiri dari kekurangan gaji
pegawai.
b. Belanja Barang Yang Belum Dibayar
TA 2015
LAN Jakarta 2.189.953,00
STIA LAN Jakarta 11.804.814,00
STA LAN Bandung 26.538.775,00
STIA LAN Makassar 48.399.952,00
PKP2A I LAN 54.938.400,00
PKP2A III LAN 31.198.310,00
PKP2A IV LAN 42.972.040,00
Jumlah 218.042.244,00
Rincian belanja barang yang belum dibayar terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp2.189.953,00 merupakan tagihan langganan air
bulan Desember 2015.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp11.804.814,00 terdiri dari biaya langganan
air bulan Dese,ber 2015 sebesar Rp56.329,00, biaya langganan telepon
bulan Desember 2015 sebesar Rp3.492.386,00 dan biaya langganan SMS
masking bulan Desember 2015 sebesar Rp8.256.099,00.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp26.538.775,00 terdiri dari biaya langganan
telepon bulan Desember 2015 sebesar Rp1.370.725,00 dan biaya
langganan listrik bulan Desember 2015 sebesar Rp25.168.050,00.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp48.399.952,00 terdiri dari biaya langganan
listrik bulan Desember 2015 sebesar Rp28.033.943,00, biaya langgana
telepon bulan Desember 2015 sebesar Rp736.009,00, honorarium
penguji sebesar Rp9.980.000,00, biaya langganan internet bulan
Desember 2015 sebesar Rp9.000.000,00 dan biaya langganan koran
bulan Desember 2015 sebesar Rp650.000,00.
- PKP2A I LAN sebesar 54.938.400,00 terdiri dari biaya langganan listrik
bulan Desember 2015 sebesar Rp49.056.012,00 dan biaya langganan
telepon bulan Desember 2015 sebesar Rp5.882.388,00.
- PKP2A III LAN sebesar Rp31.198.310,00 terdiri dari biaya langganan listri
bulan Desember 2015 sebesar Rp31.031.047,00 dan biaya langganan
telepon sebesar Rp167.263,00.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp42.972.040,00 terdiri dari biaya langganan listrik
bulan Desember 2015 sebesar Rp37.712.642,00, biaya langganan
telepon bulan Desember 2015 sebesar Rp1.277.848,0 dan biaya
langganan air bulan Desember 2015 sebesar Rp3.981.550,00.
c. Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya
TA 2015
LAN Jakarta 3.098.914.675,00
STIA LAN Jakarta 78.324.915,00
Jumlah 3.177.239.590,00
Rincian utang kepada pihak ketiga lainnya terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp3.098.914.675,00 merupakan tunjangan kinerja
bulan Desember 2015 yang belum dibagikan kepada pegawai
pertanggal neraca.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp78.324.915,00 merupakan honorium profesi
dosen bulan Desember 2015.
Pendapatan
Diterima di
Muka
Rp689.769.811,00
C.21 Pendapatan Diterima di Muka
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar
Rp689.769.811,00 dan Rp640.499.056,00. Pendapatan Diterima Dimuka
merupakan pendapatan yang sudah disetor ke kas Negara, namun barang/jasa
belum diserahkan kepada pihak ketiga dalam rangka PNBP. Rincian Pendapatan
Diterima di Muka dari pihak ketiga disajikan sebagai berikut:
Uraian Jumlah Penjelasan
Bank BRI 819.811,00Rp sewa lahan utk ATM
Mahasiswa STIA 688.950.000,00Rp pembayaran SPP
Total 689.769.811,00Rp
Uraian Per 31 Desember 2015
Sewa Sewa Tanah Gedung & Bangunan 4.469.811,00Rp
Pendapatan Pendidikan 642.500.000,00Rp
Pendapatan Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat
dan Akhir Pendidikan42.800.000,00Rp
Total 689.769.811,00Rp
Nilai Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015 sebesar
Rp689.769.811,00 terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp819.811,00 merupakan sewa lahan ATM BRI untuk
bulan Januari – Maret 2016.
- STIA LAN Jakarta sebesar Rp591.450.000,00 terdiri dari :
Sebesar Rp.36.000.000,- berupa uang pendidikan 6 orang mahasiswa
Program Magister Kementrian Perhubungan Angkatan Genap 2014 untuk
pembayaran Semester Ganjil 2016.
Sebesar Rp.126.000.000,- berupa uang pendidikan 7 orang mahasiswa
Program Magister Kementerian Perhubungan Angkatan Genap 2015 untuk
pembayaran Semester Ganjil 2016 sampai dengan Ganjil 2017
Sebesar Rp.144.000.000,- berupa uang pendidikan 24 orang mahasiswa
Program Magister Timor Leste Angkatan Genap 2014 untuk pembayaran
Semester Ganjil 2016.
Sebesar Rp.12.000.000,- berupa uang pendidikan 1 orang mahasiswa
Program Magister Timor Leste Angkatan Genap 2015 untuk pembayaran
Semester Ganjil dan Genap 2016.
Sebesar Rp.24.000.000,- berupa uang pendidikan 4 orang mahasiswa
Program Magister Kementerian Kesehatan Angkatan 2014 untuk
pembayaran Semester Ganjil 2016
Sebesar Rp.90.000.000,- berupa uang pendidikan Mahasiswa Program
Magister Kementerian Kesehatan yang terdiri dari 1 orang angkatan 2013,
1 orang angkatan 2014, dan 10 orang angkatan 2015 untuk pembayaran
Semester Ganjil 2016 dan 1 orang angkatan 2015 untuk pembayaran ganjil
2016 s.d ganjil 2017.
Sebesar Rp.16.000.000,- berupa uang pendidikan Mahasiswa Program
Sarjana yang terdiri dari 1 orang angkatan 2008, 1 orang angkatan 2009, 1
orang angkatan 2010, 2 orang angkatan 2011, 3 orang angkatan 2012, 2
orang angkatan 2013, 2 orang angkatan 2014 dan 2 orang angkatan 2015
untuk pembayaran semester ganjil 2016 dan 1 orang angkatan 2014 untuk
pembayaran semester ganjil dan genap 2016.
Sebesar Rp.16.000.000,- berupa uang pendidikan 8 orang Mahasiswa
Program Sarjana Kementerian Pertahanan Angkatan Ganjil 2015 untuk
pembayaran Semester Ganjil dan Semester Genap 2016.
Sebesar Rp.57.000.000,- berupa uang pendidikan 19 orang Mahasiswa
Program Sarjana Kementerian Pertahanan Angkatan Ganjil 2015 untuk
pembayaran Semester Ganjil 2016 s.d Ganjil 2017.
Sebesar Rp,23.000.000,- berupa uang pendidikan 23 orang mahasiswa
Program Sarjana Kementerian Pertahanan Angkatan Ganjil 2015 untuk
pembayaran Semester Ganjil 2016.
Sebesar Rp.1.000.000,- berupa uang pendidikan 1 orang calon mahasiswa
program sarjana STIA LAN Jakarta angkatan Ganjil 2016.
Sebesar Rp.19.050.000,- berupa uang pendaftaran 127 orang peserta ujian
seleksi calon mahasiswa baru program sarjana STIA LAN Jakarta.
Sebesar Rp.23.750.000,- berupa uang pendaftaran 95 orang peserta ujian
seleksi calon mahasiswa baru program magister STIA LAN Jakarta.
Sebesar Rp.3.650.000,- berupa uang sewa Lahan/Tanah Halaman Kantor
STIA LAN Jakarta untuk ATM BRI periode 1 Januari 2016 – 31 Desember
2016.
- STIA LAN Bandung sebesar Rp71.500.000,00 terdiri dari :
Sebesar Rp4.000.000,00 berupa uang pendidikan program sarjana untuk
pembayaran semester ganjil 2016 sebanyak 4 mahasiswa.
Sebesar Rp500.000,00 berupa uang pendidikan program sarjana (cuti)
untuk pembayaran semester ganjil 2016 sebanyak 1 mahasiswa.
Sebesar Rp40.000.000,00 berupa uang pendidikan program magister
untuk pembayaran semester ganjil dan genap 2016 sebanyak 4 mahasiswa.
Sebesar Rp15.000.000,00 berupa uang pendidikan program magister
untuk pembayaran semester ganjil 2016 sebanyak 3 mahasiswa.
Sebesar Rp10.000.000,00 berupa uang pendidikan rogram magister untuk
pembayaran semester ganjil 2017 sebanyak 2 orang
Sebesar Rp2.000.000,00 berupa bimtek TOEFL program magister untuk
pembayaran tahun 2016 sebanyak 2 mahasiswa.
- STIA LAN Makassar sebesar Rp26.000.000,00 terdiri dari :
Sebesar Rp25.000.000,00 berupa uang pendidikan program magister
untuk pembayaran semester ganjil 2016 sebanyak 5 mahasiswa.
Sebesar Rp1.000.000,00 berupa uang pendidikan program sarjana untuk
pembayaran semester ganjil 2016 sebanyak 1 mahasiswa.
Uang Muka dari
KPPN Rp.0,00 C.22 Uang Muka dari KPPN
Saldo Uang Muka dari KPPN 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar
Rp0,00 dan Rp14.400.000,00. Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan
(UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang
muka kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran
pada tanggal pelaporan.
Utang Jangka
Pendek
lainnya Rp275.917.904,00
C.23 Utang Jangka Pendek Lainnya
Utang jangka pendek lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing –
masing sebesar Rp275.917.904,00 dan Rp173.393,021,00. Utang jangka pendek
lainnya antara lain berupa utang potongan pajak oleh bendahara pengeluaran yang
belum disetor ke rekening kas negara.
Rincian Utang Jangka Pendek lainnya terdapat pada satker :
- LAN Jakarta sebesar Rp273.760.581,00. merupakan pajak atas tunjangan
kinerja pegawai.
- PKP2A IV LAN sebesar Rp2.157.323,00 merupakan pajak service lift.
Pendapatan
Yang
Ditangguhkan
Rp0,0
C.24 Pendapatan yang Ditangguhkan
Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing
– masing sebesar Rp0,00 dan Rp108.711.795,00. Mulai tahun 2015, Pendapatan
yang Ditangguhkan, Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi dicatat sebagai
Ekuitas.
Ekuitas Rp938.229.898.160,00
Ekuitas
Jumlah ekuitas per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar
Rp938.229.898.160,00 dan Rp933.274.920.626,00.
Rincian ekuitas adalah sebagai berikut :
Jenis Per 31 Desember 2015 Per 31 Desember 2014
Ekuitas Dana Lancar - 1.120.567.454,00
Ekuitas Dana Investasi - 932.154.353.172,00
Ekuitas 938.229.898.160,00 -
Jumlah Ekuitas 938.229.898.160,00 933.274.920.626,00
Ekuitas Dana
Lancar Rp0,00
C.25 Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas dana lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp0,00 dan Rp1.120.567.454,00. Ekuitas dana lancar adalah selisih
antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
Ekuitas Dana
Investasi Rp0,00
C.26 Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas dana investasi per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp0,00 dan Rp932.154.353.172,00. Ekuitas dana investasi mencerminkan
kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset non lancer selain dana cadangan
dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
Ekuitas
Rp938.229.898.160,00
C.27 Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp938.229.898.160,00 dan Rp933.274.920.626. Ekuitas adalah merupakan
kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Ekuitas pada tahun sebelumnya terdiri atas ekuitas dana lancar dan ekuitas dana
investasi. Pada tahun 2015 untuk format neraca tahun anggaran 2015
digabungkan menjadi ekuitas.
C. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan
PNBP Rp61.440.867.943,00
D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jumlah Pendapatan pada Lembaga Administrasi Negara untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp61.440.867.943,00 dan Rp0,00
dengan rincian sebagai berikut :
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 3.423.895.890,00Rp - -
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan 40.476.894.000,00Rp - -
dan Teknologi Sesuai Tugas & Fungsi Masing-Masing KL -
Pendapatan Pendidikan 16.798.550.000,00Rp - -
Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat & Akhir Pendidikan 488.850.000,00Rp - -
Pendapatan Pendidikan Lainnya 239.000.000,00Rp - -
Pendapatan Anggaran Lain-Lain 7.097.377,00Rp - -
Pendapatan Denda Keterlambatan Pemerintah 6.580.676,00Rp - -
Jumlah 61.440.867.943,00Rp -Rp -
TA 2015Uraian TA 2014 Naik(Turun) %
Pendapatan-LO pada Lembaga Administrasi Negara diakui pada saat Pendapatan
terealisasi, yaitu pada saat terdapat aliran masuk sumber daya ekonomi dan/ atau
pada saat timbulnya hak atas pendapatan, yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan Jasa Diklat setelah pelatihan selesai dilaksanakan
b. Pendapatan Sewa Gedung secara proporsional antara nilai dan periode waktu
sewa.
c. Pendapatan SPP diakui setelah penyelenggaraan perkuliahan telah diterima oleh
mahasiswa
d. Pendapatan Denda pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau
dokumen lain yang dipersamakan.
e. Pendapatan lain-lain pada saat waktu terjadinya.
Pendapatan Sewa Tanah,Gedung,dan Bangunan merupakan Pendapatan-LO yang
diperoleh dari Sewa Gedung, Ruang Kelas,Kamar Asrama, Rumah Dinas dan tanah
untuk sewa ATM. Pendapatan Jasa merupakan Pendapatan-LO yang diperoleh dari
penyelenggaraan Diklatpim dan Diklat Teknis. Pendapatan pendidikan diperoleh dari
penyelenggaraan pendidikan pada STIA LAN. Sedangkan Pendapatan Lain-Lain-LO
merupakan pengembalian kelebihan pembayaran dan Pendapatan Denda LO
merupakan pendapatan Denda Keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
Beban Pegawai
Rp96.237.652.198,00
D.2 Beban Pegawai
Beban Pegawai per 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar Rp96.237.652.198,00 dan
Rp0,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang
maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Jenis Beban TA 2015 TA 2014
Naik
(Turun)
%
Beban Gaji Pokon PNS 35,438,403,193.00Rp - -
Beban Pembulatan Gaji PNS 68,559.00Rp - -
Beban Tunjangan Suami/Istri PNS 2,562,730,056.00Rp - -
Beban Tunjangan Anak PNS 731,057,042.00Rp - -
Beban Tunjangan Struktural PNS 2,457,124,093.00Rp - -
Beban Tunjangan Fungsional PNS 3,034,527,050.00Rp - -
Beban Tunjangan PPH PNS 1,043,623,331.00Rp - -
Beban Tunjangan Beras PNS 1,966,199,740.00Rp - -
Beban Uang Makan PNS 5,349,248,300.00Rp - -
Beban Tunjangan Umum PNS 1,146,094,980.00Rp - -
Beban Tunjangan Profesi Dosen 2,299,077,800.00Rp - -
Beban TunjanganKehormatan Profesor 889,926,600.00Rp - -
Beban Uang Lembur 414,258,200.00Rp - -
Beban Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) 38,905,313,254.00Rp - -
Jumlah 96,237,652,198.00Rp -Rp -
Beban
Persediaan Rp9.552.242.696,00
D.3 Beban Persediaan
Beban Persediaan pada tahun 2015 dan 2014 sebesar Rp9.552.242.696,00 dan Rp0,00.
Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang
yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan
maupun tidak dipasarkan dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Jenis Beban TA 2015 TA 2014 Naik (Turun) %
Beban Persediaan Konsumsi 7,839,518,236.00Rp 0
Beban Persediaan Pita, Materai dan Leges 9,072,000.00Rp 0
Beban Persediaan Bahan Baku 1,399,056,416.00Rp 0
Beban Persediaan Lainnya 304,596,044.00Rp 0
Jumlah Beban Persediaan 9,552,242,696.00Rp -Rp -Rp
Pada awalnya, Perencanaan Belanja Persediaan TA 2015 disusun berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 278/KMK.02/2014 tentang Penetapan Pagu
Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dan Langkah-langkah Penyelesaian
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-KL) Tahun 2015 tanggal 10 Juli 2014 yang tidak
memisahkan antara Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi dan Belanja Bahan.
Pada Awal Tahun 2015 dilakukan revisi atas akun Belanja Barang 521211 ke 521811
berdasarkan Surat Kementerian Keuangan S-9070/PB/2014 tentang Perubahan Akun
Belanja Barang Persediaan tanggal 29 Desember 2014, namun karena permasalahan
terkait penggunaan akun 521811 untuk belanja konsumsi (makan dan snack rapat)
karena tidak menghasilkan persediaan, sehingga Kementerian Keuangan
mengeluarkan Surat Nomor S-6478/pb/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang
Penggunaan Akun Belanja yang menghasilkan Persediaan, mengamanatkan bahwa
“Pada prinsipnya, Persediaan tidak dapat dilihat dari bentuk barangnya, melainkan
niat awal (intension) pada saat penyusunan perencanaan kegiatan dan penyusunan
RKA-KL-nya, sehingga untuk barang-barang yang memang direncanakan habis pada
satu kegiatan tidak dialokasikan dari Belanja Barang Persediaan dan tidak menjadi
barang persediaan. Suatu barang dapat digolongkan sebagai barang persediaan
apabila perencanaan pengadaan barang tersebut bersifat kontinu atau
berkelanjutan, tidak hanya untuk satu kali kegiatan saja”.
Surat Kementerian Keuangan No. S-6478/PB/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tersebut
baru disosialisasikan di LAN pada acara In House Training pada tanggal 20-21 Oktober
2015. Dengan terlambatnya sosialisasi tersebut menyebabkan tidak
memungkinkannya Satker melakukan revisi SPM/ SP2D secara menyeluruh, serta
terealisasikannya belanja akun persediaan untuk belanja barang habis pakai atau
sebaliknya.
D.3.1 Beban Persediaan Konsumsi
Saldo awal persediaan barang konsumsi Rp1.342.999.970,00 pada TA 2015
dilakukan belanja barang konsumsi sebesar Rp8.522.342.949,00 yang terdiri
dari :
MAK Saldo
521218 7,253,362,334.00Rp
521111 912,401,155.00Rp
521211 86,754,410.00Rp
523123 15,793,300.00Rp
523112 2,526,000.00Rp
523121 16,125,000.00Rp
521219 108,385,500.00Rp
521114 16,060,000.00Rp
523111 53,565,000.00Rp
526311 57,370,250.00Rp
Jumlah 8,522,342,949.00Rp
Atas Saldo Awal dan Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi TA 2015
tersebut, terjadi pemakaian sebesar Rp7.839.518.236,00 yang dicatat sebagai
beban persediaan pada Laporan Operasional. Pada Neraca Per 31 Desember
2015 terdapat saldo Persediaan Barang Konsumsi sebesar Rp1.779.025.520,00
jika dilakukan perbandingan antara saldo akhir neraca dengan saldo akhir yang
seharusnya terdapat selisih nilai persediaan sebesar minus Rp246.799.163,00
selisih tersebut terdiri dari :
1. Satker PKP2A II LAN sebesar Rp129.938.700,00 berupa belanja bahan
2. Satker PKP2A III LAN sebesar Rp119.390.943,00 berupa belanja bahan
3. Satker PKP2A IV LAN sebesar Rp123.292.640,00 berupa belanja bahan
4. Rp 125.823.120,00 merupakan selisih antara Nilai Persediaan berdasarkan
harga perolehan dengan harga perolehan terakhir yang mengacu kepada
Surat Kementerian Keuangan Nomor S-1311/PB.6/2016 tanggal 15
Februari 2016 mengenai Metode Penilaian Persediaan dalam Rangka
Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
D.3.2 Beban Persediaan Pita, Materai dan leges
Saldo awal persediaan pita, materai dan leges Rp1.953.000,00 pada TA 2015
dilakukan belanja persediaan pita, materai dan leges sebesar Rp9.150.000,00
yang terdiri dari :
MAK Saldo
521111 9,150,000.00Rp
Jumlah 9,150,000.00Rp
Atas saldo awal dan belanja persediaan pita, materai dan leges TA 2015
tersebut, terjadi pemakaian sebesar Rp9.072.000,00 yang dicatat sebagai
beban persediaan pita, materai dan leges pada Laporan Operasional. Pada
Neraca Per 31 Desember 2015 terdapat saldo persediaan barang pita, materai
dan leges sebesar Rp2.031.000,00.
D.3.3 Beban Persediaan Bahan Baku
Saldo awal persediaan bahan baku Rp59.815.250,00 pada TA 2015 dilakukan
belanja persediaan bahan baku sebesar Rp1.937.235.950,00 yang terdiri dari :
MAK Saldo
523121 1,197,174,750.00Rp
523123 710,235,800.00Rp
523112 20,540,000.00Rp
521811 3,750,000.00Rp
521111 5,535,400.00Rp
Jumlah 1,937,235,950.00Rp
Atas saldo awal dan belanja persediaan bahan baku TA 2015 tersebut, terjadi
pemakaian sebesar Rp1.399.056.416,00 yang dicatat sebagai beban
persediaan bahan baku pada Laporan Operasional. Pada Neraca Per 31
Desember 2015 terdapat saldo persediaan bahan baku sebesar
Rp50.166.300,00 dan terdapat selisih sebesar minus Rp547.828.484,00 terdiri
dari :
1. STIA LAN Jakarta sebesar Rp540.834.584,00
2. Minus Rp6.993.900,00 merupakan selisih antara Nilai Persediaan
berdasarkan harga perolehan dengan harga perolehan terakhir yang
mengacu kepada Surat Kementerian Keuangan Nomor S-1311/PB.6/2016
tanggal 15 Februari 2016 mengenai Metode Penilaian Persediaan dalam
Rangka Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
D.3.3 Beban Persediaan Lainnya
Saldo awal persediaan lainnya Rp265.020.426,00 pada TA 2015 dilakukan
belanja persediaan lainnya sebesar Rp227.185.830,00 yang terdiri dari :
MAK Saldo
521113 184,553,558.00Rp
521811 34,132,272.00Rp
521219 8,500,000.00Rp
Jumlah 227,185,830.00Rp
Atas saldo awal dan belanja persediaan lainnya TA 2015 tersebut, terjadi
pemakaian sebesar Rp304.596.044,00 yang dicatat sebagai beban persediaan
lainnya pada Laporan Operasional. Pada Neraca Per 31 Desember 2015
terdapat saldo persediaan lainnya sebesar Rp219.356.572,00 dan terdapat
selisih sebesar Rp31.746.360,00 merupakan selisih antara Nilai Persediaan
berdasarkan harga perolehan dengan harga perolehan terakhir yang mengacu
kepada Surat Kementerian Keuangan Nomor S-1311/PB.6/2016 tanggal 15
Februari 2016 mengenai Metode Penilaian Persediaan dalam Rangka
Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
Akumulasi dari selisih nilai persediaan berdasarkan harga perolehan dengan
harga perolehan terakhir yang mengacu kepada Surat Kementerian Keuangan
Nomor S-1311/PB.6/2016 tanggal 15 Februari 2016 mengenai Metode
Penilaian Persediaan dalam Rangka Penerapan Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual, merupakan “Penyesuaian Nilai Persediaan di LPE” .
Untuk persediaan bahan untuk pemeliharaan dan persediaan suku cadang
dijelaskan di beban pemeliharaan, sedangkan untuk persediaan barang lainnya
untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda dijelaskan di beban barang untuk
diserahkan kepada masyarakat.
Beban Barang
dan Jasa Rp90.198.879.529,00
D.4 Beban Barang dan Jasa
Beban barang dan jasa tahun 2015 dan 2014 sebesar Rp90.198.879.529,00 dan
Rp0,00. Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas barang dan/atau jasa dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan entitas dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Jenis Beban TA 2015 TA 2014 Naik (Turun) %
Beban Keperluan Perkantoran 14,512,901,634.00Rp - -
Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 198,288,022.00Rp - -
Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Surat 135,379,599.00Rp - -
Beban Honor Operasional Satker 1,724,940,000.00Rp - -
Beban Barang Operasional Lainnya 59,959,500.00Rp - -
Beban Bahan 12,153,786,719.00Rp - -
Beban Honor Output Kegiatan 19,636,695,500.00Rp - -
Beban Barang Non Operasional Lainnya 17,611,286,762.00Rp - -
Beban Langganan Listrik 8,406,403,435.00Rp - -
Beban Langganan Telepon 493,722,514.00Rp - -
Beban Langganan Air 673,701,356.00Rp - -
Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya 379,191,120.00Rp - -
Beban Sewa 1,247,582,220.00Rp - -
Beban Jasa Profesi 12,830,250,000.00Rp - -
Beban Jasa Lainnya 13,534,000.00Rp - -
Beban Aset Ekstrakomptabel Peralatan dan Mesin 121,257,148.00Rp - -
Jumlah 90,198,879,529.00Rp -Rp -
Beban
Pemeliharaan Rp13.775.259.066,00
D.5 Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan per 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar Rp13.775.259.066,00
dan Rp0,00. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk
mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi
normal dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Jenis Beban TA 2015 TA 2014 Naik (Turun) %
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 6,207,735,218.00Rp - -
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 6,676,131,245.00Rp - -
Beban Persediaan bahan Untuk Pemeliharaan 876,361,641.00Rp - -
Beban Persediaan Suku Cadang 15,030,962.00Rp - -
Jumlah 13,775,259,066.00Rp -Rp -
Atas beban pemeliharaan sebesar Rp13.775.259.066,00 terdapat beban
pemeliharaan berupa barang persediaan bahan untuk pemeliharaan dan suku cadang
yang terdiri dari
D.5.1 Beban Persediaan Bahan Untuk Pemeliharaan
Saldo awal persediaan bahan untuk pemeliharaan Rp54.686.175,00 pada TA
2015 dilakukan belanja bahan untuk pemeliharaan sebesar
Rp1.351.674.221,00 yang terdiri dari :
MAK Saldo
523111 470,483,853.00Rp
521111 131,748,850.00Rp
521219 18,662,000.00Rp
523112 546,146,700.00Rp
521811 183,447,818.00Rp
523121 1,185,000.00Rp
Jumlah 1,351,674,221.00Rp
Atas saldo awal dan belanja barang persediaan bahan untuk pemeliharaan TA
2015 tersebut, terjadi pemakaian sebesar Rp876.361.641,00 yang dicatat
sebagai beban untuk pemeliharaan pada Laporan Operasional. Pada Neraca
Per 31 Desember 2015 terdapat saldo Persediaan bahan untuk pemeliharaan
sebesar Rp55.074.030,00 jika dilakukan perbandingan antara saldo akhir
neraca dengan saldo akhir yang seharusnya terdapat selisih nilai persediaan
sebesar minus Rp474.924.725,00 terdapat pada satker STIA LAN Jakarta selisih
tersebut terdiri dari :
1. Pemeliharaan gedung yang tidak menghasilkan persediaan sebesar
Rp419.174.000,00
2. Pemeliharaan peralatan dan mesin yang tidak menghasilkan persediaan
sebesar Rp34.393.000,00
3. Keperluan sehari – hari sebesar Rp12.000.000,00
4. Minus Rp9.357.725,00 merupakan selisih antara Nilai Persediaan
berdasarkan harga perolehan dengan harga perolehan terakhir yang
mengacu kepada Surat Kementerian Keuangan Nomor S-1311/PB.6/2016
tanggal 15 Februari 2016 mengenai Metode Penilaian Persediaan dalam
Rangka Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
D.5.2 Beban Persediaan Suku Cadang
Saldo awal persediaan suku cadang sebesar Rp724.700,00 pada TA 2015
dilakukan belanja suku cadang sebesar Rp15.177.300,00 yang terdiri dari :
MAK Saldo
523112 13,387,000.00Rp
521113 1,790,300.00Rp
Jumlah 15,177,300.00Rp
Atas Saldo Awal dan Belanja Barang Persediaan bahan untuk pemeliharaan TA
2015 tersebut, terjadi pemakaian sebesar Rp15.030.962,00 yang dicatat
sebagai beban beban pemeliharaan pada Laporan Operasional. Pada Neraca
Per 31 Desember 2015 terdapat saldo Persediaan bahan untuk pemeliharaan
sebesar Rp960.938,00 jika dilakukan perbandingan antara saldo akhir neraca
dengan saldo akhir yang seharusnya terdapat selisih nilai persediaan sebesar
minus Rp89.900,00 selisih tersebut merupakan selisih antara Nilai Persediaan
berdasarkan harga perolehan dengan harga perolehan terakhir yang mengacu
kepada Surat Kementerian Keuangan Nomor S-1311/PB.6/2016 tanggal 15
Februari 2016 mengenai Metode Penilaian Persediaan dalam Rangka
Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
Beban
Perjalanan
Dinas Rp15.129.694.809,00
D.6 Beban Perjalanan Dinas
Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar
Rp15.129.694.809,00 dan Rp0,00. Beban tersebut merupakan beban yang terjadi
untukperjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.dengan
rincian sebagai berikut :
Uraian Jenis Beban TA 2015 TA 2014 Naik (Turun) %
Beban Perjalanan Biasa 12.407.064.166,00Rp - -
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 857.380.000,00Rp - -
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 1.294.005.000,00Rp - -
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 93.934.000,00Rp - -
Beban Perjalanan Biasa - Luar Negeri 229.969.547,00Rp - -
Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 247.342.096,00Rp - -
Jumlah 15.129.694.809,00Rp -Rp -
Beban Barang
untuk
Diserahkan
kepada
Masyarakat Rp1.511.041.162,00
D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Barang Yang Diserahkan Ke Masyarakat tahun 2015 dan 2014 sebesar
Rp1.511.041.162,00 dan Rp0,00. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat
yang bertujuan untuk mencapai tujuan entitas dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Jenis Beban TA 2015 TA 2014 Naik (Turun) %
Beban Barang Lain untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda1,511,041,162.00Rp -Rp -
Jumlah 1,511,041,162.00Rp -Rp -
Saldo awal persediaan barang untuk diserahkan kepada masyarakat sebesar
Rp664.580.211,00 pada TA 2015 dilakukan belanja barang untuk diserahkan kepada
masyarakat sebesar Rp1.296.212.050,00 yang terdiri dari :
MAK Saldo
526115 155,184,200.00Rp
526311 558,203,250.00Rp
521811 573,174,600.00Rp
521219 9,650,000.00Rp
Jumlah 1,296,212,050.00Rp
Atas saldo awal dan belanja barang persediaan untuk diserahkan kepada masyarakat
TA 2015 tersebut, terjadi pemakaian sebesar Rp1.511.041.162,00 yang dicatat
sebagai beban persediaan pada Laporan Operasional. Pada Neraca Per 31 Desember
2015 terdapat saldo persediaan untuk diserahkan kepada masyarakat sebesar
Rp485.622.000,00 jika dilakukan perbandingan antara saldo akhir neraca dengan
saldo akhir yang seharusnya terdapat selisih nilai persediaan sebesar
Rp35.870.901,00 selisih tersebut merupakan selisih antara Nilai Persediaan
berdasarkan harga perolehan dengan harga perolehan terakhir yang mengacu
kepada Surat Kementerian Keuangan Nomor S-1311/PB.6/2016 tanggal 15 Februari
2016 mengenai Metode Penilaian Persediaan dalam Rangka Penerapan Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual.
Beban
Penyusutan dan
Amortisasi Rp23.265.662.060,00
D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi tahun 2015 dan 2014 sebesar Rp23.265.662.060,00
dan Rp0,00. Beban Penyusutan merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis
atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa
manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk
mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak Berwujud dengan
rincian sebagai berikut :
Uraian Beban Penyusutan Dan Amortisasi TA 2015 TA 2014 Naik(Turun) %
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 11,590,951,424.00Rp -
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 11,422,513,962.00Rp -
Beban Penyusutan Irigasi 16,581,804.00Rp -
Beban Penyusutan Jaringan 206,642,850.00Rp -
Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 3,863,750.00Rp -
Beban Penyusutan Aset Tetap Yg Tdk Digunakan Dlm Operasi 25,108,270.00Rp -
Jumlah Penyusutan 23,265,662,060.00Rp -
Jumlah Amortisasi -Rp -
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi 23,265,662,060.00Rp -Rp -
Beban
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih
Rp(755.841,00)
D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih tahun 2015 dan 2014 sebesar Rp(755.841,00)
dan Rp0,00 dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Jenis Beban TA 2015 TA 2014 Naik (Turun) %
Beban Penyisihan Piutang PNBP (548.841,00)Rp - -
Beban Penyisihan Piutang Tagihan TP/TGR (207.000,00)Rp - -
Jumlah (755.841,00)Rp -Rp -
Beban penyisihan piutang terdapat pada satker LAN Jakarta sebesar Rp(706.750,00)
dan PKP2A I LAN sebesar Rp(49.091,00).
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada laporan operasional memiliki korelasi
positif dengan penyisihan piutang di neraca. Beban penyisihan piutang tak tertagih
merupakan penyisihan dari piutang tahun 2014 yang telah dibayar lunas di tahun
2015.
Piutang LAN pada Neraca Per 31 Desember 2014 terdiri dari :
1. Piutang Satker 450417 LAN Jakarta, yang terdiri dari Piutang PNBP sebesar
Rp.99.950.000,00 dengan kualitas lancar dan Piutang Tagihan TP/TGR sebesar
Rp.41.400.000,00 dengan kualitas yang sama.
2. Piutang PNBP Satker 450423 PKP2A I LAN sebesar Rp9.818.181,00 dengan kualitas
lancar
Atas piutang kedua satker tersebut telah dilakukan pelunasan seluruhnya pada Tahun
Anggaran 2015 sehingga perlu dilakukan nilai penyesuaian dalam rangka pencatatan
penyisihan piutang tidak tertagih pada neraca per 31 Desember 2015 berdasarkan
PMK Nomor 270 Tahun 2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor 43
Tahun 2015 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada
Kementerian Negara/ Lembaga.
Nilai penyesuaian tersebut merupakan selisih antara nilai penyisihan piutang setelah
pelunasan yaitu sebesar Rp0,00 dengan nilai penyisihan piutang pada Neraca
percobaan per 31 Desember 2015 (sebelum penyesuaian ini dilakukan) sebesar
Rp.755.841,00 yaitu sebesar minus Rp.755.841,00.
Nilai penyesuaian tersebut dituangkan kedalam Beban Penyisihan Piutang Tak
Tertagih pada Laporan Operasional sebesar minus Rp. 755.841,00
Surplus/
Defisit
Dari
Kegiatan
Non
Operasio
nal Rp(1.401.557
.518,00),
D.10 SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
Pos Surplus dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang
sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas Rincian
Surplus/ Defisit Dari Kegiatan Non Operasional per 31 Desember 2015 dan 2014
sebesar Rp(1.401.557.518,00) adalah sebagai berikut:
Uraian TA 2015 TA 2014 Naik (Turun) %
Surplus Pelepasan Aset Non Lancar (1,401,557,518.00)Rp -Rp -
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 72,950,000.00Rp -Rp -
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 1,474,507,518.00Rp -Rp -
Surplus Kegiatan Non Operasional Lainnya -Rp -Rp -
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya -Rp -Rp -
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional (1,401,557,518.00)Rp -Rp -
Rincian Surplus dari Kegiatan Non Operasional adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar sebesar Rp72.950.000,00 terdapat pada
satker :
1. LAN Jakarta sebesar Rp24.400.000,00 merupakan hasil lelang aset dengan rincian
sebagai berikut :
- 412 buah peralatan dan mesin, dan alat musik yang di lelang senilai
Rp21.900.000,00 yang di SSBP kan pada tanggal 14 Juli 2015 dengan NTPN
1004071413071004.
- 364 buah alat rumah tangga ex asrama wicaksana yang dilelang senilai
Rp2.500.000,00 yang di SSBP kan pada tanggal 03 desember 2015 dengan
NTPN 040007013090103.
2. STIA LAN Makassar sebesar Rp17.000.000,00 merupakan hasil lelang aset
peralatan dan mesin berupa 1 unit kendaraan bermotor roda empat dan 1 paket
barang peralatan/inventaris kantor yang di SSBP kan tanggal 15 Januari 2015,
NTPN 0001130804081313.
3. PKP2A I LAN sebesar Rp31.550.000,00 merupakan hasil lelang aset dengan rincian
sebagai berikut :
- 361 buah monografi, 10 buah overhead projector, 4 buah wireless, 1 buah kursi
besi, dan 1 buah lemari kayu yang dilelang sebesar Rp2.550.000,00, yang di
SSBP kan pada tanggal 16 Februari 2015 dengan nomor NTPN
0314090506140600 sebesar Rp2.505.000 dan tanggal 20 Februari 2015
dengan nomor NTPN 0909081402010409 sebesar Rp45.000,00.
- 1 unit kendaraan roda empat dan 1617 buah peralatan kantor yang dilelang
sebesar Rp29.000.000, yang di SSBP kan pada tanggal 02 September 2015
dengan nomor NTPN 0708140413030713.
b. Beban Pelepasan Aset Non Lancar sebesar Rp1.474.507.518,00 terdapat pada satker
:
1. LAN Jakarta sebesar Rp1.418.611.350,00 merupakan penghapusan terhadap
aset tak berwujud yang kondisinya sudah usang berupa 15 buah software
komputer senilai Rp1.254.237.800,00 dan 3 buah aset tak berwujud lainnya
senilai Rp164.242.800,00 dan penghapusan CD profile LAN sebesar
Rp130.750,00 yang dilakukan penghapusan murni (tanpa lelang) sesuai dengan
PMK No 50 tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan penghapusan BMN.
Penghapusan ini muncul karena penghapusan murni tidak menimbulkan PNBP.
2. PKP2A I LAN sebesar Rp55.896.168,00 PKP2A I LAN senilai Rp55.896.168,00
merupakan penghapusan aset dikarenakan adanya lelang. Berikut rincian nilai
perolehan barang yang dilelang yang berasal dari Aset Lain-Lain :
No Keterangan Nilai Perolehan
1 Alat Angkutan Darat Bermotor 57.160.000
2 Alat Bengkel Bermesin 4.950.000
3 Alat Kantor 984.199.270
Surplus/(De
fisit)-LO
Rp(189.630.365
.254,00)
4 Alat Rumah Tangga 51.112.718
5 Alat Studio 8.628.280
6 Alat Komunikasi 155.659.185
7 Peralatan Pemancar 118.016.580
8 Komputer Unit 1.339.633.016
9 Peralatan Komputer 118.172.250
10 Bahan Perpustakaan Tercetak 47.287.856
Jumlah 2.884.819.155
Selain dari aset lain-lain, juga dilakukan penghapusan aset atas lelang yang
berasal dari aset tetap lainnya, berikut rincian nilai perolehan aset tetap lainnya
yang dihapuskan :
No Keterangan Nilai Perolehan
1 Bahan Perpustakaan Tercetak 5.010.000
Jumlah 5.010.000
- Dari penghapusan aset tersebut, akumulasi aset yang dihapuskan sebesar
Rp2.833.932.987. dari nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan tersebut,
terdapat selisih sebesar Rp55.896.168. Selisih tersebut merupakan
penghapusan asset yang masih memiliki nilai buku berupa 1323 buah monografi
sebesar Rp52.297.856 dimana untuk asset tetap lainnya tersebut tidak
mengalami penyusutan, dan berasal dari peralatan dan mesin yang masih
memiliki nilai buku sebesar Rp3.598.312.
D.11 SURPLUS/ DEFISIT - LO
Surplus/(Defisit) – LO per 31 Desember 2015 dan 2014 masing – masing sebesar
Rp(189.630.365.254,00) dan Rp00,00.
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas
Awal Rp933.383.6
32.421,00
E.1 Ekuitas Awal
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-
masing sebesar Rp933.383.632.421,00 dan Rp0,00. Dalam
implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015,
nilai ekuitas per 1 januari 2015 tersebut adalah merupakan
reklasifikasi dari akun – akun neraca sebagai berikut :
Kewajiban Yang Ditangguhkan 108.711.795,00Rp
Ekuitas Dana Lancar 1.120.567.454,00Rp
Ekuitas Dana Investasi 932.154.353.172,00Rp
Jumlah 933.383.632.421,00Rp
NilaiJenis Akun
Surplus(
defisit)
LO Rp(189.630.3
65.254,00)
E.2 Surplus (Defisit) LO
Jumlah Surplus (Defisit) LO untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2015 dan 2014 adalah defisit sebesar
Rp(189.630.365.254,00) dan Rp0,00. Defisit LO merupakan selisih
kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional dan
surplus/defisit kegiatan non operasional.
Penyesu
aian
Nilai
Tahun
Berjalan Rp176.99
8.856,00
E.3 Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan
Jumlah Penyesuaian nilai tahun berjalan untuk periode yang
berakhir pada periode per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
sebesar Rp176.998.856,00 dan Rp0,00.
Pada tanggal 31 Desember 2015 penyesuaian nilai persediaan pada
laporan perubahan ekuitas atas selisih antara nilai persediaan
berdasarkan harga perolehan dengan harga perolehan terakhir
terdiri atas :
E.3.1 Penyesuaian nilai persediaan
Penyesuaian nilai persediaan untuk periode per 31 Desember
2015 dan 2014 adalah masing – masing Rp176.998.856,00 dan
Rp0,00 merupakan selisih harga pembelian dengan harga
perolehan terakhir.
Pada tanggal 31 Desember 2015 penyesuaian nilai persediaan
pada laporan perubahan ekuitas atas selisih antara nilai
persediaan berdasarkan harga perolehan dengan harga
perolehan terakhir terdiri atas :
Persediaan Barang untuk Pemeliharaan (9,357,725.00)Rp
Persediaan Lainnya 31,746,360.00Rp
Persediaan Bahan Baku (6,993,900.00)Rp
Persediaan Barang Konsumsi 125,823,120.00Rp
Persediaan Barang Lainnya Untuk Diserahkan ke Masyarakat 35,870,901.00Rp
Persediaan Suku Cadang (89,900.00)Rp
Persediaan Pitam Materai dan Leges -Rp
Jumlah 176,998,856.00Rp
NilaiAkun
Penyesuaian nilai aset terdapat pada satker :
1. LAN Jakarta senilai Rp137.519.464,00
2. STIA LAN Jakarta senilai Rp9.298.543,00
3. STIA LAN Bandung senilai Rp3.558.870,00
4. STIA LAN Makassar senilai Rp10.702.400,00
5. PKP2A I LAN senilai Rp9.708.420,00
6. PKP2A II LAN senilai Rp6.935.500,00
7. PKP2A III LAN senilai Rp (2.901.940,00)
8. PKP2A IV LAN senilai Rp2.177.599,00
E.3.2 Penyesuaian Nilai Kewajiban
Penyesuaian nilai kewajiban untuk periode per 31 Desember
2015 dan 2014 adalah masing – masing Rp0,00 dan Rp0,00.
Dampak
Kumulati
f
Perubah
an
Kebijaka
n
Akuntan
si/Kesala
han
Mendas
ar
E.4 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan
Mendasar
Jumlah Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi /
Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir pada periode per
31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp759.773.240,00 dan Rp0. Nilai pada tahun 2015 tersebut
merupakan koreksi nilai aset tetap non revaluasi sebesar
Rp130.213.812,00 dan Lain – lain sebesar Rp629.559.428,00.
Rp759.7
73.240,0
0
Koreksi
Nilai
Aset Non
Revaluas
i
Rp130.2
13.812,0
0
E.4.1 Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi
Jumlah koreksi nilai aset non revaluasi untuk periode yang
berakhir pada periode per 31 Desember 2015 dan 2014
adalah sebesar Rp130.213.812,00 dan Rp0,00. Koreksi nilai
aset tetap non revaluasi ini muncul diantaranya karena
adanya penambahan saldo awal, reklasifikasi masuk,
reklasifikasi keluar, koreksi pencatatan nilai / kuantitas, dll.
Koreksi nilai aset non revaluasi terdapat pada satker :
1. PKP2A I LAN senilai Rp82.944.612,00
Tgl
Transaksi Nilai Penjelasan Ket
31-Mar-
15 81.800.000
Penambahan Saldo untuk Buku yang
Sebelumnya Belum Masuk ke Aset
Tetap
Penjelas
an No.1
30-Apr-
15 (4.350.000)
Reklasifikasi Masuk Aset Peralatan
Komputer (Peralatan & Mesin)
Penjelas
an No.2
30-Apr-
15 (1.631.250)
Akum Penyusutan Reklasifikasi
Masuk Aset Peralatan Komputer
(Peralatan & Mesin)
30-Apr-
15 4.350.000
Reklasifikasi Keluar Aset Peralatan
Komputer (Peralatan & Mesin)
30-Apr-
15 1.631.250
Akum Penyusutan Reklasifikasi
Keluar Aset Peralatan Komputer
(Peralatan & Mesin)
30-Sep-
15
(343.287.40
0)
Reklasifikasi Masuk Aset Submersible
(Peralatan & Mesin) dr Alat Bantu ke
Unit Peralatan Proses/Produksi Penjelas
an No.3 30-Sep-
15
(339.537.27
6)
Akum Penyusutan Reklasifikasi
Masuk Aset Submersible (Peralatan
& Mesin) dr Alat Bantu ke Unit
Peralatan Proses/Produksi
30-Sep-
15 343.287.400
Reklasifikasi Keluar Aset Submersible
(Peralatan & Mesin) dr Alat Bantu ke
Unit Peralatan Proses/Produksi
30-Sep-
15 340.715.888
Akum Penyusutan Reklasifikasi
Keluar Aset Submersible (Peralatan
& Mesin) dr Alat Bantu ke Unit
Peralatan Proses/Produksi
31-Des-
15 (8.500)
Akum Penyusutan utk Koreksi
Pencatatan Nilai/Kuantitas atas
Pengembalian Belanja
Penjelas
an No.4
31-Des-
15 (25.500)
Akum Penyusutan utk Koreksi
Pencatatan Nilai/Kuantitas atas
Pengembalian Belanja
31-Des-
15 (850.000)
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas
atas Pengembalian Belanja
31-Des-
15 (1.275.000)
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas
atas Pengembalian Belanja
31-Des-
15 2.125.000
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas
atas Pengembalian Belanja
31-Des-
15
(595.664.30
0)
Reklasifikasi Masuk dr Gedung &
Bangunan ke Jalan, Irigasi, &
Jaringan Penjelas
an No.5 31-Des-
15 595.664.300
Reklasifikasi Keluar dr Gedung &
Bangunan ke Jalan, Irigasi, &
Jaringan
Jumlah 82.944.612
1. Penjelasan No. 1
Pada pemeriksaan Laporan Keuangan TA 2014,
terdapat penemuan BPK berupa buku-buku yang
belum dimasukkan ke dalam aset tetap. Buku-buku
tersebut berasal dari berbagai sumber. Oleh BPK,
buku-buku tersebut harus dimasukkan ke dalam aset
tetap. Atas arahan BPK tersebut, pada bulan Januari
2015 PKP2A I LAN melakukan pengajuan penilaian atas
buku-buku tersebut ke KPKNL Bandung. Oleh KPKNL
Bandung tersebut, untuk buku-buku tersebut dinilai
sebesar Rp81.800.00, dan terbit laporan inventarisasi
dan penilaian pada bulan Maret 2015. Pada bulan
Maret 2015, tim BMN melakukan transaksi di SIMAK,
dimana jurnal yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Dr : 135121-Aset Tetap Lainnya
Cr : 391116-Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
Di SIMAK BMN, untuk transaksi tersebut masuk dalam
kategori Penambahan Saldo Awal. Penambahan Saldo
Awal disini, bukan merubah saldo awal tahun yang
merupakan saldo akhir TA 2014, melainkan hanya
penambahan saldo aset tetap lainnya di bulan Maret
2015.
2. Penjelasan No. 2
Untuk Reklasifikasi Aset, selain memindahkan aset,
untuk akumulasi penyusutan juga ikut dipindahkan.
Untuk Rp. 4.350.000 memindahkan jenis barang yang
masih dalam satu kelompok Peralatan Komputer
(Peralatan & Mesin) utk masa manfaat 4 tahun.
Untuk Aset tetap yang dipindahkan tersebut, utk
perolehan tgl 20 Nov 2013 dari CV.Mitra Usaha.
Berikut perhitungan akumulasi penyusutannya :
Penyusutan/
thn
1.087.500 (4.350.000/4)
Masa
Penyusutan
1.5
Semester
dari tgl perolehan s/d semester 1
th 2015 (krn di reklas di tgl
30/04/15)
Akumulasi
Penyusutan
1.631.250 Sem 2 th 2015-Sem 1 2015
3. Penjelasan No. 3
Reklasifikasi Aset Submersible dari Alat Bantu ke Unit
Peralatan Proses/Produksi dgn nilai Rp. 343.287.400
dari PT. Adhi Karya. Antara Alat Bantu & Unit Peralatan
Proses/Produksi memiliki masa manfaat berbeda (7
dan 8 tahun). Berikut rincian yang direklasifikasi :
Tgl Perolehan Nilai Perolehan Keterangan
19-Dec-05 331.287.000 masa manfaat sudah habis
22-Jun-10 12.000.400
yang masih ada perhitungan
penyusutannya
343.287.400
Alat Bantu (masa manfaat 7 thn) :
Perhitungan penyusutan untuk perolehan
22/06/2010 (Rp. 12.000.400). Masa yang sudah di
susutkan sd 30/09/15 (masih memakai perhitungan
penyusutan sd semester I = 5,5 semester)
Penyusutan/thn 1.714.343 (12.000.400/7)
Masa Penyusutan 5.5 Semester
Akumulasi Penyusutan 9.428.887
Total Akumulasi Penyusutan yang di Reklasifikasi :
masa manfaat sudah habis 331.287.000
akumulasi penyusutan 9.428.887
340.715.887
Unit Peralatan Proses/Produksi (masa manfaat 8 thn) :
Perhitungan penyusutan untuk perolehan 22/06/2010 (Rp.
12.000.400). Masa yang sudah di susutkan sd 30/09/15 (msh memakai
perhit penyusutan sd semester I = 5,5 semester).
Penyusutan/thn 1.500.050 (12.000.400/8)
Masa Penyusutan 5.5 Semester
Akumulasi Penyusutan 8.250.275
Total Akumulasi Penyusutan yang di Reklasifikasi :
masa manfaat sudah habis 331.287.000
akumulasi penyusutan 8.250.275
339.537.275
4. Penjelasan No.4
Di semester II TA 2015, terdapat pengembalian belanja
modal sebesar Rp2.125.000. Dari belanja modal
tersebut, juga dipindahkan untuk akumulasi
penyusutannya. Berikut perhitungannya :
Keterangan Masa
manfaat
Nilai
Pengembalian Penyusutan
Gedung & Bangunan 50 850.000 8.500
Jalan, Irigasi, &
Jaringan 25 1.275.000 25.500
2.125.000 34.000
5. Penjelasan No.5
Nilai sebesar Rp595.664.300 merupakan Reklasifikasi
Gedung dan Bangunan ke Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang
perolehannya melalui KDP (Konstruksi Dalam
Pengerjaan).
2. PKP2A III LAN senilai Rp47.269.200,00
Tgl
Transak
si
Nilai Penjelasan Keterangan
30-Jun-
15
106,200,00
0
Akum Penyusutan
Reklasifikasi Masuk Aset
Peralatan Peralatan & Mesin
(Kasur/Spring Bed)
Penjelasan No.1
30-Jun-
15
(167,199,20
0) Akumulasi Penyusutan
Reklasifikasi Keluar Aset Penjelasan No.2
Peralatan & Mesin
(Kasur/Spring Bed)
30-Jun-
15
(172,576,88
0)
Reklasifikasi Masuk Aset
(peralatan & Mesin) dari
Kasur/Spring Bed ke Tempat
Tidur dan Kasur/Spring Bed Penjelasan No.3
30-Jun-
15
185,776,88
0
Reklasifikasi Keluar Aset
Peralatan & Mesin
(Kasur/Spring Bed)
31-Oct-
16
530,000 Akum Penyusutan perolehan
Hibah Televisi (Peralatan &
Mesin)
Penjelasan No 4
31-Oct-
16
(252,789,16
7)
Koreksi Pencatatan Nilai atas
Peralatan dan Mesin melaui
KDP Penjelasan No.5
31-Oct-
16
252,789,16
7
Reklas Masuk Aset Peralatan
dan Mesin
31-Dec-
16
938,131,19
9
Pengembangan Aset melaui
KDP atas Pagar Permanent
Penjelasan No.6 30-Sep-
15
(938,131,19
9)
Koreksi Nilai Pengembangan
Aset Melalui KDP atas Pagar
Permanent
Jumlah (47,269,20
0)
1. Penjelasan No.1
Untuk Reklasifikasi Aset Masuk berupa peralatan dan
mesin ( kasur/spring bed) sebanyak 80 unit dengan
nilai Rp118.000.000 Harga Perolehan Tahun 2010
dengan umur ekonomis 5 tahun untuk akumulasi
penyusutan yang dipindahkan senilai Rp106.200.000,-
dengan rincian sebagai berikut Nilai Penyusutan
transaksional per barang Rp1.327.500 x 80 unit =
Rp.106.200.000,- Aku Penyusutan
Penyusutan/
thn
132,750 (106.200.000/(80*5)
Masa
Penyusutan
10.
Semester
dari tgl perolehan 27
Nop th 2010 di reklas
di tgl 29/06/15
Akumulasi
Penyusutan
1,327,500
2. Penjelasan No.2
Untuk Reklasifikasi Aset Keluar berupa peralatan dan
mesin ( kasur/spring bed) sebanyak 80 unit dengan nilai
Rp.185.776.880 umur ekonomis 5 tahun terdapat
akumulasi penyusutan yang dipindahkan senilai
Rp167.199.200,- dengan rincian sebagai berikut Nilai
Penyusutan transaksional per barang Rp2.089.990 x 80
unit = Rp.167.199.200,-
Penyusutan/thn
208,999
(167.199.200/(80*5)
Masa
Penyusutan
10.
Semester
dari tgl perolehan 27
Nop th 2010 di reklas
di tgl 29/06/15
Akumulasi
Penyusutan
2,089,990
3. Penjelasan No.3
Pada tahun 2015 terdapat Reklasifikasi Aset untuk
Peralatan dan Mesin (Kasur/Spring Bed) sebanyak 80
unit menjadi Tempat tidur kayu dan kasur/spring bed
dengan rincian sebagai berikut :
Keterangan Jumlah
Nilai
Perolehan Jumlah
Reklasifikasi
Keluar
(kasur/spring
bed)
80
2,322,211
185,776,
880
Keterangan Jumlah
Nilai
Perolehan Jumlah
Reklasifikasi
Masuk (tempat
tidur)
80
1,475,000
118,000,
000
Reklasifikasi
Masuk
(kasur/spring
bed)
80
682,211
54,576,8
80
Total
172,576,
880
4. Penjelasan No.4
di semester I TA 2015 terdapat Perolehan Hibah
Berupa Televisi dari Peserta Diklat senilai Rp5.300.000
tetapi dibukukan pada semester II TA 2015, juga
dipindahkan untuk akumulasi penyusutannya. berikut
perhitungannya :
Keterangan
Masa
manfaa
t Nilai Hibah
Penyus
utan
Perlatan dan
Mesin
5
5,300,000
530,000
5,300,000
530,000
5. Penjelasan No.5
Pada Tahun 2015 terdapat Konstruksi dalam
Pengerjaan peralatan dan mesin senilai
Rp252.789.167 yang dilakukan Reklasifikasi Masuk
menjadi Peralatan dan Mesin dengan rincian sebagai
berikut :
Kode
Barang
Nama Pada
SIMAK
Juml
ah
Nilai
Satuan
Harga
Perbaran
g
3.05.02.01
.002
Meja kerja
kayu 15
2,233,633
33,504,4
95
3.10.01.02
.001 PC Unit 2
10,609,756
21,219,5
12
3.10.02.03
.003 Printer 1
4,802,337
4,802,33
7
3.05.02.01
.003 Kursi
Belajar
80
1,451,861
116,148,
880
3.06.01.02
.107
Layar
Film/Projec
tor
4
5,206,598
20,826,3
92
3.05.01.05
.049 Flipchart
8
725,931
5,807,44
8
3.05.02.06
.008 Sound
Sistem
1
11,949,936
11,949,9
36
3.06.03.10
.999
Pelatan
Antena
SHF/Parab
ola Lainnya
1
38,530,167
38,530,1
67
Total
252,789,
167
6. Penjelasan No. 6
Pada Tahun 2015 terdapat Pengembangan Aset melalui
Kontruksi dalam pengerjaan senilai Rp938.131.199
atas Pagar Permanen.
Lain-Lain
Rp629.5
59.428,0
0
E.4.2 Lain – Lain
Jumlah lain – lain untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp629.559.428,00
dan Rp0,00. Lain – Lain merupakan pengembalian belanja
pegawai dan pengembalian belanja barang tahun anggaran
yang lalu. Lain – Lain terdapat pada satker :
1. LAN Jakarta senilai LAN Jakarta senilai Rp 499.946.372,00
berasal dari:
- penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran
yang lalu senilai Rp384.183.872,00. Atas nilai tersebut
terdapat selisih sebesar Rp23.682.100,00 dari nilai yang
tertera dalam LRA (yaitu sebesar Rp407.865.972,00).
Selisih angka Rp23.682.100,00 tersebut merupakan
pengembalian belanja pegawai yang merupakan
pendapatan yang ditangguhkan sebagai kontra akun dari
kas lainnya di bendahara pengeluaran tahun anggaran
2014.
- pendapatan kembali belanja barang tahun anggaran
yang lalu senilai Rp115.762.500,-. Atas nilai tersebut
terdapat selisih sebesar RP1.680.000,00 dari nilai yang
tertera dalam LRA (yaitu sebesar Rp117.442.500,00).
selisih angka Rp 1.680.000,00 tersebut merupakan
pengembalian belanja barang berupa honor operasional
satuan kerja yang merupakan pendapatan yang
ditangguhkan sebagai kontra akun dari kas lainnya di
bendahara pengeluaran tahun anggaran 2014.
2. STIA LAN Jakarta senilai Rp5.903.850,00 merupakan
penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang
lalu atas sisa pembayaran uang makan pegawai STIA LAN
JAKARTA pada Bulan Desember TA 2014. Atas nominal
tersebut di SSBPkan pada tanggal 29 Januari 2015 dengan
NTPN 0407020010091209.
3. STIA LAN Bandung senilai Rp2.081.350,00 berasal dari :
- SSBP dengan nomor NTPN 0414 0301 0714 0914 senilai
Rp2.064.200,00 untuk keperluan pengembalian uang
makan pegawai bulan desember 2014.
- SPM dengan nomor 00135 tanggal 18 Mei 2015 untuk
pembayaran belanja pegawai untuk kekurangan
tunjangan beras bulan jan 2014 s.d. April 2015 terdapat
pengembalian senilai Rp16.900,00.
- SPM dengan nomor 00239 tanggal 14 Juli 2015 untuk
pembayaran belanja pegawai untuk Kekurangan Gaji
Berkala dan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen
terdapat pengembalian senilai Rp250,00
4. STIA LAN Makassar senilai Rp11.019,00 merupakan
penerimaan kembali belanja pegawai Tahun Anggaran Yang
Lalu yang menjadi potongan dari realisasi belanja pegawai,
dengan rincian :
- SPM Nomor 00003 Tanggal 12 Januari 2015, SP2D
Nomor 151361303000007, dengan nilai penerimaan
kembali belanja pegawai TAYL sebesar Rp. 99,00.
- SPM Nomor 00086 Tanggal 17 April 2015, SP2D Nomor
151361303001707, dengan nilai penerimaan kembali
belanja pegawai TAYL sebesar Rp. 10.320,00.
- SPM Nomor 00092 Tanggal 30 April 2015, SP2D Nomor
151361303001993, dengan nilai penerimaan kembali
belanja pegawai TAYL sebesar Rp. 600,00.
5. PKP2A I LAN senilai Rp1.544.181,00 berasal dari :
- pengembalian belanja pegawai TAYL (uang makan bln
Desember 2014) sebesar Rp49.300,00 yang di SSBP kan
tgl 08 Januari 2015 dengan no NTPN
0612150910141002.
- pengembalian belanja pegawai TAYL (uang makan bln
Desember 2014) sebesar Rp25.650,00 yang di SSBP kan
tgl 08 Januari 2015 dengan no NTPN
0714151405140205.
- pengembalian belanja pegawai TAYL (uang makan bln
Desember 2014) sebesar Rp49.300,00 yang di SSBP kan
tgl 08 Januari 2015 dengan no NTPN
0900030011140812.
- pengembalian belanja pegawai TAYL (uang makan bln
Desember 2014) sebesar Rp25.650,00 yang di SSBP kan
tgl 08 Januari 2015 dengan no NTPN
1009051204020300.
- pengembalian belanja pegawai TAYL (uang makan bln
Desember 2014) sebesar Rp25.650,00 yang di SSBP kan
tgl 08 Januari 2015 dengan no NTPN
1109110301090810.
- pengembalian belanja pegawai TAYL (uang makan bln
Desember 2014) sebesar Rp51.300,00 yang di SSBP kan
tgl 08 Januari 2015 dengan no NTPN
1211080306110901.
- pengembalian belanja pegawai TAYL (pembulatan gaji
Rp51 & tunjangan fungsional Rp1.295.000,00) sebesar
Rp1.295.051 yang berasal dari SP2D tgl 24 Maret 2015
dengan nomor SP2D 150951302000577.
- pengembalian belanja pegawai TAYL (pembulatan gaji)
sebesar Rp22.280,00 yang berasal dari SP2D tgl 25 Juni
2015 dengan no SP2D 150951302003094.
6. PKP2A II LAN senilai Rp103.380.196,00 berasal dari :
- penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran
yang lalu senilai Rp.5.366.196,00, nilai ini merupakan
auto aplikasi GPP pada saat pengajuan SPM nomor
00044,00045.00046,00047,00048.
- pendapatan kembali belanja barang tahun anggaran
yang lalu senilai Rp.98.014.000,00.
7. PKP2A III LAN senilai Rp14.776.510,00 berasal dari :
- Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran
Yang Lalu Pengembalian uang makan bln Desember
2014 senilai Rp25.650,00.
- Potongan lain-lain kekurangan gaji tarif beras senilai
Rp5.320,00 yang terdapat pada SPM nomor 00151
tanggal 3 Juli 2015.
- Potongan lain-lain kekurangan gaji senilai
Rp9.290.040,00 yang terdapat pada SPM NO.00148
tanggal 10 Juli 2015.
- Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran
Yang Lalu (Pengembalian kelebihan pembayaran honor
tim pelaksana kegiatan) Rp5.455.500,00.
8. PKP2A IV LAN senilai Rp Rp1.915.950,00 merupakan
pengembalian uang makan pegawai PKP2A IV LAN Periode
Desember 2014, SSBP Tanggal 12 Januari 2015 dan NTPN
Nomor 0809060007100810.
Transak
si Antar
Ekuitas Rp193.539.8
58.897,00
E.5 Transaksi Antar Ekuitas
Transaksi antar ekuitas sampai dengan tanggal 31 Desember 2015
sebesar Rp193.539.858.897,00 terdiri dari :
Uraian Transaksi Antar Entitas Jumlah
Ditagihkan Ke Entitas Lain 254.103.537.001,00
Diterima Dari Entitas Lain (62.436.528.102,00)
Transfer Keluar (11.954.548,00)
Transfer Masuk 11.954.548,00
Pengesahan Hibah Langsung 1.872.849.998,00
Jumlah 193.539.858.897,00
Ekuitas
Akhir Rp938.229.8
98.160,00
E.6 Ekuitas Akhir
Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar
Rp938.229.898.160,00 dan Rp0,00.
E.PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA.
F.1 Penjelasan Implementasi Standar Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Seperti diuraikan dalam catatan A.5.(8), Lembaga Administrasi Negara,
pertama kali, menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan Lampiran I PP
Nomor 71 Tahun 2010 (SAP Berbasis Akrual). Didalam menyiapkan laporan
keuangan tahun buku 2015, Lembaga Administrasi Negara menyajikan dampak
perubahan basis standar akuntansi didalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Penjelasan dampak perubahan basis standar akuntansi pada Laporan
Perubahan Ekuitas disajikan dalam tabel berikut:
Catatan
Ekuitas pada 1 Januari 2015 (sebelum
dampak perubahan basis standar
akuntansi)
933.274.920.626,00
‒ Reklasifikasi dari akun – akun neraca E.1 108.711.795,00
Ekuitas pada 1 Januari 2015 (setelah
koreksi dampak perubahan basis standar
akuntansi)
933.383.632.421,00
Defisit LO E.2 (189.630.365.254,00)
Penyesuaian Nilai Aset E.3 176.998.856,00
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan
Akuntansi / Kesalahan Mendasar
E.4 759.773.240,00
Transaksi Antar Entitas E.5 193.539.858.897,00
Ekuitas pada 31 Desember 2015 E.6 938.229.898.160,00
F.2 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 116/PMK.05/2007 tentang
Penyusunan Rencana Tindak dan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut
Pemerintah Terhadap Temuan Pemeriksaan Keuangan oleh BPK atas Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, Laporan Keuangan Bendahara
Umum Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Berdasarkan laporan pemantauan tindak lanjut, dapat dikemukakan hal-hal
sebagai berikut :
1) Temuan :
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada STIA LAN
belum tertib.
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala LAN agar :
a. Membuat suatu sistem penerimaan yang memudahkan bendahara
penerimaan untuk mengindetifikasi setoran penerimaan di rekening
bank.
b. Menginstruksikan Ketua STIA LAN untuk lebih efektif dalam
pengendalian pengembalian dana pendidikan.
Tindak Lanjut :
1. Surat Ketua STIA LAN Jakarta Nomor 212/KS.1/STA.01.12/2015
tanggal 16 April 2015 tentang permohonan fasilitas BRIVA dan CMN
dan sedang melakukan sosialisasi kepada semua mahasiswa.
2. STIA LAN Bandung bekerjasama dengan BNI terkait pembuatan ATM
dan rekening mahasiswa. Saat ini sedang diproses surat menyurat
terkait perjanjian kerjasama hal tersebut.
3. Telah dibangun SIMAK Akademik yang merupakan sistem terintegrasi
terkait dengan akademik, kemahasiswaan dan keuangan. Selain hal
tersebut, STIA LAN Makassar membuat system penerimaan,
pengendalian yang dilakukan adalah dengan memberikan
pengumuman dari Kepala Bagian Administrasi Umum tertanggal 24
Juni 2015 yang disampaikan kepada seluruh mahasiswa agar segera
menyampaikan bukti setoran dan mencantumkan nama, NPM dan
program studi dengan jelas.
2) Temuan :
Pengelolaan dan Penatausahaan Persediaan Berupa Barang Cetakan
pada Lembaga Administrasi Negara Kurang Tertib.
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala LAN agar:
a. Menyusun dan menetapkan SOP pengelolaan persediaan yang
diberlakukan untuk seluruh satker.
b. Menginstruksikan enam Kepala Satker yaitu LAN Pusat, STIA LAN
Bandung, STIA LAN Jakarta, STIA LAN Makassar, PKP2A I LAN, dan
PKP2A II LAN.
1. Memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada
petugas (inputer) Aplikasi Sistem Akuntansi Persediaan untuk
lebih cermat dalam melakukan pencatatan atas persediaan.
2. Menginstruksikan seluruh unit pendistribusian untuk
melakukan koordinasi dengan petugas pengelolan barang
persediaan atas barang persediaan.
Tindak Lanjut :
a. Pedoman Penatausahaan BMN (penyusunan SOP) telah selesai
disusun.
b. Telah selesai ditindak lanjuti dan sesuai dengan rekomendasi BPK.
3) Temuan :
Perbedaan Perlakuan Pembebanan atas Bahan Linen.
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala LAN agar:
a. Menginstruksikan Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Program LAN untuk meningkatkan koordinasi dengan satuan kerja
dalam melakukan penganggaran atas pembebanan dan pembelian
barang yang sama;
b. Membuat kebijakan beserta SOP-nya terkait penatausahaan
barang-barang linen di LAN.
Tindak Lanjut :
a. Telah ditindaklanjuti dan sesuai dengan rekomendasi BPK.
b. Pedoman Penatausahaan BMN (penyusunan SOP) telah selesai
disusun.
4) Temuan :
Data Jumlah Bidang dan Luasan Tanah Milik LAN Antara Aplikasi
SiMANTAP Versi DJKN dengan Aplikasi SiMANTAP Versi LAN Tidak Sama.
Rekomendasi :
BPK merekomendasikan Kepala Lembaga Administrasi Negara
menginstruksikan Kepala Biro Umum memperhatikan ketentuan
pengelolaan BMN yang berlaku dan berkoordinasi dengan DJKN serta
memerintahkan Kepala Satker untuk melakukan rekonsiliasi tanah
dengan KPKNL.
Tindak Lanjut :
Telah disampaikan Surat dari Plt.Sekretaris Utama Nomor
2314/S.1/PPP.01.3 tanggal 25 Juni 2015 perihal permintaan data ADK
SIMANTAP kepada Dirjen KPKNL.
Berdasarkan penjelasan pada saat Bimtek aplikasi SIMANTAB di KPKNL V
DJKN tanggal 30 November 2015, bahwa SIMANTAB berfungsi
membantu K/L untuk sertifikasi tanah melalui BPN
2. Hasil kajian belum dapat dikategorikan sebagai Aset Tak Berwujud,
dikarenakan belum memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Bultek
Hasil kajian belum dapat dikategorikan sebagai Aset Tak Berwujud,
dikarenakan belum memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Bultek
nomor 17 tahun 2014. Namun hasilnya telah dapat dimanfaatkan oleh
pemangku kepentingan baik di instansi pusat maupun daerah. Dan sebagai
penjamin atas kualitas kajian kebijakan dan pengembangan inovasi
administrasi negara telah diatur melalui Peraturan Kepala LAN nomor 34
dan 35 tahun 2015.
Dalam Buletin Teknis Nomor 17, November 2014 disebutkan bahwa “Aset
Tak Berwujud adalah aset nonkeuangan yang tidak dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual. ATB harus memenuhi kriteria
dapat diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan mempunyai potensi
manfaat ekonomi masa depan”.
Oleh karena itu pengeluaran - pengeluaran untuk kegiatan
penelitian/riset, senantiasa masih diakui sebagai beban saat terjadi dalam
upaya menindaklanjuti ini, LAN telah berkonsultasi baik melalui suatu
forum rapat dengan mengundang pihak terkait (Kementerian Keuangan,
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dan LIPI) atau surat ke KSAP
namun diperoleh jawaban bahwa hasil kajian LAN belum dapat dinilai
sebagai Aset Tak Berwujud. Untuk sementara hasil - hasil kajian ini
diinformasikan/diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Hal
ini sesuai dengan surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor S-105/PB.7/2008 tanggal 13 Pebruari 2008 perihal Pencatatan dan
Pelaporan Hasil Kajian/Penelitian dalam Laporan Keuangan.
Selain mengacu hal tersebut di atas, Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan telah mengeluarkan Buletin Teknis Nomor 17 tahun 2014
tentang Aset Tak Berwujud, disebutkan bahwa ATB harus memenuhi
kriteria umum :
1. Dapat diidentifikasi. Yang dimaksud dengan kriteria ini adalah:
a. Dapat dipisahkan, artinya aset ini memungkinkan untuk
dipisahkan atau dibedakan secara jelas dari aset-aset yang lain
pada suatu entitas. Oleh karena aset ini dapat dipisahkan atau
dibedakan dengan aset yang lain, maka ATB dapat dijual,
dipindahtangankan, diberikan lisensi, disewakan, ditukarkan,
baik secara individual maupun secara bersama-sama. Namun
demikian tidak berarti bahwa ATB baru diakui dan disajikan di
neraca jika entitas bermaksud memindahtangankan,
menyewakan, atau memberikan lisensi kepada pihak lain.
Identifikasi serta pengakuan ini harus dilakukan tanpa
memperhatikan apakah entitas tersebut bermaksud melakukan
hal tersebut;
b. Timbul dari kesepakatan yang mengikat, seperti hak kontraktual
atau hak hukum lainnya, tanpa memperhatikan apakah hak
tersebut dapat dipindahtangankan atau dipisahkan dari entitas
atau dari hak dan kewajiban lainnya.
2. Kemampuan dalam Pengendalian
Tanpa adanya kemampuan untuk mengendalikan aset maka
sumber daya dimaksud tidak dapat diakui sebagai aset suatu
entitas. Suatu entitas disebut ”mengendalikan aset” jika entitas
memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomi masa
depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses
pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi dari aset tersebut.
Kemampuan untuk mengendalikan aset ini pada umumnya
didasarkan pada dokumen hukum yang sah dari lembaga yang
berwenang.
Instansi pemerintah dapat memperoleh manfaat ekonomi masa
depan karena adanya pengetahuan teknis yang dimilikinya.
Pengetahuan teknis ini dapat diperoleh dari riset atau
pengembangan atau mungkin dari pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan. Dalam kondisi demikian timbul pertanyaan, apakah
entitas mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
pengetahuan teknis yang diperoleh dari riset dan pengembangan
tersebut. Kemampuan untuk mengendalikan ini harus dibuktikan
dengan adanya hak cipta (copyrights), hak paten tanpa adanya hak
tersebut sulit bagi entitas untuk mengendalikan sumber daya
tersebut dan membatasi pihak lain memanfaatkan sumber daya
tersebut.
3. Manfaat Ekonomi Masa Depan
Karakteristik aset secara umum adalah kemampuannya untuk
memberikan manfaat ekonomis dan jasa potensial (potential
services) di masa depan. Manfaat ekonomis dapat menghasilkan
aliran masuk atas kas, setara kas, barang, atau jasa ke pemerintah.
Jasa yang melekat pada aset dapat saja memberikan manfaat
kepada pemerintah dalam bentuk selain kas atau barang, misalnya
dalam meningkatkan pelayanan publik sebagai salah satu tujuan
utama pemerintah atau peningkatan efisiensi pelaksanaan suatu
kegiatan pemerintah.
Manfaat ekonomi masa depan yang dihasilkan oleh ATB dapat
berupa pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa,
penghematan biaya atau efisiensi, dan hasil lainnya seperti
pendapatan dari penyewaan, pemberian lisensi, atau manfaat
lainnya yang diperoleh dari pemanfaatan ATB. Manfaat lain ini
dapat berupa peningkatan kualitas layanan atau keluaran, proses
pelayanan yang lebih cepat, atau penurunan jumlah tenaga/sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas dan fungsi.
Adapun hasil kajian/penelitian LAN untuk tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
1)
1 Satker LAN Jakarta 6 Kajian Sebesar 2.440.010.712,00
2 Satker PKP2A I LAN 2 Kajian Sebesar 251.704.215,00
3 Satker PKP2A II LAN 2 Kajian Sebesar 453.826.200,00
4 Satker PKP2A III LAN 2 Kajian Sebesar 138.659.675,00
5 Satker PKP2A IV LAN 1 Kajian Sebesar 119.059.500,00
6 Satker STIA LAN Bandung 1 Kajian Sebesar 82.191.953,00
7 Satker Stia lan Makassar 3 Kajian Sebesar 434.168.300,00
17 Kajian Sebesar 3.919.620.555,00
Tahun 2015
3. Rekap mahasiswa STIA LAN Jakarta, STIA LAN Bandung dan STIA LAN
Makassar pada posisi tahun 2015 (terlampir).
4. Rekening yang terdapat pada Lembaga Administrasi Negara
(terlampir).
5. Tanah yang dipergunakan untuk perkantoran Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN adalah tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan status hak pakai
berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.
593/SK.997-PLK/95 tanggal 7 Juni 1995 bahwa Pemerintah Provinsi
Dati I Jawa Barat telah menyetujui status ijin penggunaan tanah
seluas + 5 ha di Desa Cikeruh Kecamatan Cikeruh, Kabupaten
Sumedang sebagai hak guna pakai.
Sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai No. 8 Tahun 2007, bahwa Pusat
Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN dapat
menggunakan tanah tersebut selama dipergunakan (Hak Guna
Pakai), dalam hal ini Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN telah menindaklanjuti untuk pelimpahan tanah
tersebut menjadi Milik Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN (Milik Pemerintah Republik Indonesia) sebagaimana
tertuang dalam Surat Permohonan Nomor. 420/XI/1/1/2008
tanggal 10 Juni 2008 tentang peralihan status kepemilikan tanah.
Dari pihak pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sekretaris Daerah
menyampaikan surat No. 593/2065/PLK tanggal 10 Juli 2008 yang
menyampaikan informasi bahwa pada saat itu permohonan
peralihan status belum dapat dipenuhi. Setelah itu ditindak lanjuti
kembali dengan surat permohonan hibah No. 332/XI/1/1/2011
tanggal 13 April 2011 . Setelah surat permohonan disampaikan
kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Barat, kemudian terbit
Surat jawaban No. 593/2520/Pbd tanggal 28 Juni 2011 yang
menyatakan bahwa tanah tersebut statusnya berubah dari Hak
Guna Pakai menjadi Hak Pinjam Pakai.
Terkait dengan hal tersebut, maka Pusat Kajian dan Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I LAN pada tanggal 17 Februari 2012
menyampaikan surat permohonan untuk mendapatkan perjanjian
Pinjam Pakai kepada Gubernur Jawa Barat selaku pimpinan
pemerintah di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Saat surat
permohonan tersebut dalam proses pengajuan, telah dilakukan
rapat pembahasan mengenai status tanah Pusat Kajian dan
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN (fokus kepada proses hibah
tanah) dengan berbagai pihak terkait yaitu Biro Perlengkapan
Provinsi Jawa Barat, pihak DJKN Kementerian Keuangan dan KPKNL
Kota Bandung serta para pejabat struktural LAN pada tanggal 13 Mei
2012 di Kantor Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
I LAN. Salah satu hasil rapat memastikan bahwa proses pinjam pakai
tanah Jatinangor sedang diproses di lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Untuk hibah bisa diajukan tetapi tetap pinjam pakai
yang lebih diutamakan.
Perkembangan selama Tahun 2012 tentang status tanah
perkantoran Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I
LAN adalah telah dikirimkannya Surat Perihal Permohonan Hibah
dari Sekretaris Utama LAN No. 1388/S.1/RTP.03.02/2012 Tanggal 25
Juni 2012 kepada Gubernur Jawa Barat. Sampai dengan dibuatnya
laporan keuangan ini belum ada jawaban resmi dari pihak
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sebagai tindak lanjut dari surat Tanggal 25 Juni 2012 dilayangkan
kembali surat dari Kepala Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur I LAN No. 2893/PI.1/RTP.03.2.c/12/2012 Tanggal 7
Desember 2012 kepada Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat
tentang Pengajuan Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam
Pakai) hingga 2 tahun berikutnya untuk masa Tahun 2013-2015,
mengingat perjanjian pinjam pakai tersebut akan berakhir pada
tanggal 16 September 2013. Sampai dengan dibuatnya laporan
keuangan ini belum ada jawaban resmi dari pihak Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
Secara informal sudah dilakukan pembicaraan kembali dengan
Asisten Administrasi Pemprov Jawa Barat, dan hasilnya adalah
usulan tentang perjanjian kerjasama pemanfaatan tanah selama 30
tahun seperti halnya Pemprov Jabar dengan ITB, usulan ini sudah
disampaikan ke Kepala LAN dengan surat dari Kepala PKP2A I LAN
No. 1516/PI.1/RTP.03.02.c/2013 Tanggal 27 Mei 2013 tentang
Pengajuan Perjanjian Kerjasama. Sebagai tindak lanjut dari surat ini,
pihak LAN Pusat sudah menindaklanjutinya dengan berkonsultasi
dengan DJKN yang menghasilkan risalah rapat. Adapun poin risalah
rapat diantaranya LAN tidak bisa diperlakukan sama dengan ITB,
solusi alternatifnya adalah dengan hibah atau dibeli.
Pada tanggal 26 Agustus 2013 Surat Nomor 2420/PI.1/RTP.03.2
tentang Pengajuan Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam
Pakai) telah dilayangkan kepada Pemprov Jawa Barat. Namun
hingga berakhirnya Tahun Anggaran 2013 belum juga terbit MOU
Perpanjangan Pinjam Pakai dari Pemprov Jawa Barat.
Di tahun 2014 Pemprov Jawa Barat mengeluarkan SK Gubernur No.
593/Kep.201-PBD/2014 tentang Perpanjangan Pinjam Pakai Tanah
Dan Bangunan di Jl. Kiarapayung No. Km 4,7 Desa Cilayung, Kec
Jatinangor, Kab Sumedang Kepada Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia. Tanggal 30 Januari 2014. Dan diterbitkannya
surat perjanjian antara Pemprov Jawa Barat dengan LAN RI tentang
perpanjangan pinjam pakai tanah terletak di Jl. Kiarapayung Km 4,7
Desa Cilayung, Kec. Jatinangor, Kab Sumedang, dengan Nomor
593/64/Pbd – 2/S-1/HKM.11.1 Tanggal 19 Mei 2014.
Kondisi saat ini, dengan keluarnya Surat Perjanjian Pinjam Pakai
Tanah Nomor 593/64/Pbd dan 2/S.1/HKM.11.1 tentang
Perpanjangan Pinjam Pakai Tanah Terletak di Jalan Kiara Payung KM.
4,7 Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
Tanggal 9 Mei 2014 maka PIHAK KESATU dalam hal ini Pemerintah
Provinsi Jawa Barat menyetujui untuk memperpanjang pinjam pakai
tanah kepada PIHAK KEDUA dalam hal ini PKP2A I LAN, hal tersebut
didasarkan pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor
593/Kep.201-PBD/2014 tanggal 30 Januari 2014 tentang
Perpanjangan Pinjam Pakai Tanah dan Bangunan di Jalan Kiara
Payung KM. 4,7 Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang kepada Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Untuk pengamanan asset, sudah dijajaki pertemuan dengan
pimpinan daerah Propinsi Jawa Barat sejak tahun 2012 dan terakhir
ditindaklanjuti dengan permohonan saling hibah tanah dari Kepala
Administrasi Negara ke Gubernur Propinsi Jawa Barat dengan surat
Nomor: 142/K.1/RTP.03.2 tanggal 19 November 2015. Menjawab
surat tersebut, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat
dengan surat Nomor: 593/6053-Pb4 tanggal 7 Desember 2015
menyatakan tidak keberatan dengan proses saling hibah antara
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Lembaga Administrasi
Negara setelah nantinya pihak Lembaga Administrasi Negara
membeli tanah yang akan dihibahkan kepada pihak Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
Dengan melihat kondisi diatas, maka dengan sepersetujuan LAN (cq
Biro PH2P), direncanakan akan dialokasikan anggaran untuk
pembelian/pengusulan pengadaan tanah yang bila dimungkinkan
dillakukan pada anggaran perubahan tahun 2016 atau anggaran
tahun 2017, dengan terlebih dahulu dilakukan pengusulan ke
Kementerian Keuangan.
Sambil menunggu proses untuk mendapatkan tanah tersebut, maka
proses pemanfaatan tanah dengan status pinjam pakai tetap
dilakukan. Mengingat jangka waktu Perjanjian Pinjam Pakai saat ini
akan berakhir pada tanggal 19 Mei 2016, telah ditindaklanjuti
dengan surat Pengajuan Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam
Pakai) dari Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara kepada
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (surat Nomor:
857/5.1/RPB.02.3 tanggal 4 Maret 2016).
Untuk kemudian ada informasi terkait dengan status kepemilikan
atas tanah yang ditempati, maka pada tanggal 4 Maret 2016
dilakukan konfirmasi ke Kantor Pertanahan Kabupaten Sumedang.
Informasi yang diterima dari pihak BPN Kabupaten Sumedang
memang membenarkan adanya gugatan terhadap tanah yang
terletak di Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Sukasari dengan
luas wilayah yang dipermasalahkan 962,1819 Ha sebagai masalah
tanah bekas perkebunan Jatinangor. Saran dari pihak BPN
Kabupaten Sumedang adalah tidak melakukan dulu proses saling
hibah sampai status tanah tersebut “clear and clean” yang
penanganan kasusnya sudah sampai di BPN Pusat.
Selanjutnya sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan yang ada,
maka proses pengajuan perpanjangan pemanfaatan tanah (status
pinjam pakai) dengan pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap
akan dilakukan untuk masa periode 5 (lima) tahun ke depan.
Harapannya adalah proses pengajuan anggaran untuk
pembelian/kepemilikan tanah juga tetap berjalan dengan pengajuan
permohonan ke Kementerian Keuangan, hanya saja proses saling
hibah (apabila areal tanah sudah tersedia) menunggu status
kepemilikan atas tanah yang ditempati sekarang.
Jika kedepannya pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghentikan status
pinjam pakai atas tanah yang ditempati, maka PKP2A I LAN akan
mencari lahan baru untuk dibangun dan digunakan sebagai kantor
PKP2A I LAN.
terkait dengan adanya resiko jika tidak diperpanjangnya pinjam
pakai dimasa yang akan datang, sementara aset Gedung dan
Bangunan telah tercatat sebagai aset LAN. Dalam antisipasi
terhadap risiko ini, terdapat beberapa pertimbangan:
1. Pinjam pakai dilaksanakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan.
2. Dalam PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan BMN/D,
BAB IX “Pemindahtanganan”, sehingga ada peluang dilakukan
pemindahtanganan BMN melalui antara lain tukar menukar dan
hibah.
3. BMN digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan
Pemerintahan, khususnya menunjang tugas dan fungsi LAN yang
memberikan manfaat/kontribusi dalam pembangunan
Pemerintah Daerah
1.