BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan dan perkembangan dunia di segala sektor menuntut semua
elemen untuk aktif menghadapi permasalahan-permasalahan sebagai implikasi
pembangunan. Pemanfaatan sumber daya secara optimal mutlak diperlukan
agar kita dapat terus eksis dan berguna di era globalisasi ini. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu pengelolaan sumber daya yang tepat
khususnya pada sumber daya manusia. Disinilah dibutuhkan peran perguruan
tinggi yang diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang baik
terampil, disiplin dan kreatif yang nantinya akan bersaing di era globalisasi saat
ini.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang akan mengembangkan
kerangka berpikir mahasiswa secara komprehensif dengan berbagai disiplin ilmu
sesuai dengan spesialisasi yang dipilihnya, dapat menjadi bekal dalam
berkompetisi dalam dunia kerja kelak setelah mereka menyelesaikan kuliahnya.
Namun sebelum seorang mahasiswa dicetak dalam keadaan yang siap dalam
dunia kerja kelak, mereka dibekali suatu pengalaman kerja yang nyata melalui
kegiatan KK (kuliah kerja).
KK (kuliah kerja) merupakan sarana bagi mahasiswa untuk melatih diri
dalam menghadapi situasi kerja, sehingga kemudian hari mereka diharapkan
dapat bersikap terampil, disiplin, kreatif, tekun dan jujur serta mempunyai etos
kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang dihadapinya. Hal ini akan sangat
bermanfaat bagi mahasiswa ketika berada dalam situasi kerja yang nyata. Selain
itu dapat dijadikan tolak ukur bagi mahasiswa supaya menjadi sumber tenaga
kerja yang profesional dan berkualitas pada instansi yang ada dalam pasar
tenaga kerja.
Menimbang hal tersebut serta berdasarkan himbauan dari PIKP
Universitas Jember dan Program Studi Akuntansi untuk mengikuti program ini.
Maka kami memilih Perum Perhutani Unit II KPH Jember sebagai tempat Kuliah
Kerja.
1
Perum Perhutani Unit II KPH Jember merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat
dan dapat memberikan keuntungan dan bertanggung jawab sosial. Meskipun
harus bertanggung jawab sosial akan tetapi faktor perolehan laba tidak boleh
diabaikan. Tercapainya tujuan dan sasaran yang tepat, terhadap pencapaian
laba perusahaan yang maksimal. Dengan demikian perolehan pajak pemerintah
akan meningkat. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu diperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi laba, faktor-faktornya antara lain: pendapatan (hasil
kali antara volume penjualan dengan harga jual), biaya operasional (biaya tetap
dan biaya variabel) dan investasi, maka penting suatu perencanaan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut. Faktor-faktor tersebut akan
terlaksana melalui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang
merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang pada
umumnya diukur menggunakan satuan uang dan berjangka waktu tertentu dalam
waktu satu tahun. (Widhi;2012;04)
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) akan berjalan dengan
baik jika disertai dengan peran yang baik oleh para pegawai perusahaan. Oleh
karena itu sangat dibutuhkan sistem yang baik, mulai dari sistem perekrutan,
sistem pengendalian manajemen maupun sistem penggajian yang baik.
Berdasarkan program Kuliah Kerja yang telah dilaksanakan, penulis
memperoleh pengalaman dan wawasan mengenai sistem penggajian, sistem
penganggaran, sistem pengawasan manajemen dan prosedur perpajakan.
Namun, disini penulis lebih tertarik membahas masalah sistem penggajian dan
prosedur perpajakan. Karena gaji dan pajak merupakan unsur yang paling
penting dalam perusahaan bagi karyawan. Gaji dan pajak merupakan
pengeluaran perusahaan yang paling besar setiap bulannya. Ini menjadi motivasi
bagi penulis untuk mempelajari bagaimana sistem penggajian dan prosedur
perpajakan di Perum Perhutani Unit II KPH Jember. Oleh karena itu, atas
penjelasan diatas penulis mengambil judul “LAPORAN KULIAH KERJA PADA
PERUM PERHUTANI UNIT II KPH JEMBER (Sistem Penggajian dan
Prosedur Perpajakan)”.
2
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan Kuliah Kerja
Tujuan dari kegiatan kuliah kerja ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem penggajian dan prosedur perpajakan di
PERUM PERHUTANI UNIT II KPH JEMBER.
2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi
S1 Akuntansi Universitas Negeri Jember.
1.2.2 Manfaat Kuliah Kerja
Adapun manfaat dari pelaksanaan kuliah kerja ini adalah:
1. Bagi Penulis
Akan menambah pengetahuan penulis dalam penerapan teori
yang diterima selama kuliah dalam praktek yang sesungguhnya.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan bila ada saran,
kritik maupun ide, untuk kemajuan perusahaan.
3. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan.
1.3 Pelaksanaan Kuliah Kerja
Kuliah kerja ini dilakukan dengan cara praktek secara langsung sesuai
dengan jam kerja Perum Perhutani Unit II KPH Jember. Selain melakukan
praktek kerja secara langsung, kami juga meminta bimbingan, pelatihan, serta
menimbang pengalaman kerja dari beberapa karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut dengan mengikuti aturan dan prosedur yang telah
ditentukan.
Adapun obyek kuliah kerja adalah sebagai berikut:
1. Nama obyek : PERUM PERHUTANI UNIT II KPH JEMBER
2. Alamat : Jalan Letjen S. Parman 04 Jember
3. Bidang usaha : Kesatuan Pemangku Hutan
1.3.1 Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja
Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja pada Perum Perhutani Unit II KPH
Jember dibidang Sumber Daya Manusia (SDM), Keuangan dan Umum akan
dijelaskan melalui tabel sebagai berikut:
3
Tabel. 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KK pada bidang SDM
No. Kegiatan
Minggu
1 2 3 4
1 Perkenalan dan menerima pengarahan dari
kepala urusan Sumber Daya Manusia
2 Membantu mengentry data pegawai dalam
Sistem Manajemen Kinerja (SMK)
3 Membantu menghitung masa pensiun karyawan
Tabel. 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KK pada bidang Umum
No. Kegiatan
Minggu
1 2 3 4
1 Perkenalan dan menerima pengarahan dari
Kepala urusan bidang Umum
2 Membantu dalam mengajukan surat masuk
kepada atasan
3 Membantu merekam surat yang telah ditanda
tangani oleh atasan.
4 Membantu persiapan rapat
5 Menyerahkan kartu kendali ke tujuan surat
Tabel. 1.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KK pada bidang Keuangan
No. Kegiatan
Minggu
1 2 3 4
1 Perkenalan dan menerima pengarahan dari
Kepala urusan bidang Keuangan
2 Membantu dalam mengoreksi permintaan Uang
Kerja daerah dari BKPH
3 Membantu merinci pembayaran uang pensiun
pensiunan Perum Perhutani KPH Jember
4 Membantu dalam mengisi bukti potong Pph 21
pegawai Perum Perhutani KPH Jember
5 Mengoreksi bukti realisasi uang kerja BKPH
4
BAB II
GAMBARAN UMUM OBYEK KULIAH KERJA
2.1 Sejarah Singkat Perum Perhutani KPH Jember
Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) berada
di bawah naungan Depertemen Kehutanan dan Perkebunan RI yang bergerak
dalam bidang produksi hasil hutan. Keberadaan Perum Perhutani diawali
sebelum tahun 1942 sejak zaman Belanda dengan nama Dienst Bosh Distrit
Jember, kemudian pada zaman penjajahan Jepang tahun 1945 namanya
kembali diubah menjadi Jawatan Kehutanan. (Widhi;2012;03)
Pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan No. 18 tahun 1961 nama
Jawatan Kehutanan Daerah Hutan Jember diganti dengan Perusahaan Negara
Kesatuan Pemangkuan hutan (KPH) Jember, kemudian berdasarkan Instruksi
Presiden No. 17 tahun 1967 Perusahaan Kehutanan Negara diubah menjadi
Perusahaan Umum Perhutani. Pada tahun 1972 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 15 Tahun 1972 tentang Pendirian Perusahaan Umum,
Perusahaan Negara Perhutani Jawa Tengah dan Perusahaan Negara Perhutani
Jawa Timur masing-masing dijadikan unit produksi dengan sebutan Unit I Jawa
tengah dan Unit II Jawa Timur, kemudian menyusul Peraturan Pemerintah No. 2
Tahun 1978, wilayah kerja tersebut diperluas dengan Unit III Jawa Barat.
Selanjutnya pendirian Perum Perhutani disesuaikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 1986 yang diatur kembali dengan Peraturan
Pemerintah No. 53 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Perhutani (Perum
Perhutani). Sejak tanggal 3 Juni 2001, berdasarkan PP nomor 14 tahun 2001
secara resmi status perum Perhutani menjadi PT. Perhutani (Persero) yang
dilaksanakan sejak 2 Juli 2001. (Bagian Urusan Tata Usaha Perum Perhutani
Unit II KPH Jember;2012)
Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 07.P/Hum/2001 bentuk
hukum PT. Perhutani (Persero) kembali ke Perum Perhutani berdasarkan PP.
No.30 Tahun 2003 tanggal 11 Juni 2003. Perum Perhutani KPH Jember
melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Hutan dengan prinsip Pengelolaan
Hutan Lestari bersama Masyarakat. (Bagian Urusan Tata Usaha Perum
Perhutani Unit II KPH Jember;2012)
5
Maksud dan tujuan didirikannya Perum Perhutani KPH Jember dalam
pembangunan nasional khususnya dibidang kehutanan menurut Bagian Urusan
Tata Usaha Perum Perhutani Unit II KPH Jember adalah sebagai berikut:
1. Mengelola hutan sebagai ekosistem sesuai dengan karakteristik
wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi perusahaan
dan masyarakat sejalan dengan tujuan pembangunan nasional.
2. Kelestarian dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan mutu
lingkungan hidup.
3. Menyelenggarakan usaha dibidang kehutanan yang menghasilkan
barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi
hajat hidup orang banyak dan memupuk keuntungan.
Perum perhutani KPH Jember berkedudukan di Jalan Letjen S. Parman 4
Jember, merupakan kesatuan pemangkuan hutan dari Perum Perhutani unit II
Jawa Timur yang terletak di Jalan Genteng Kali 49 Surabaya.
Sesuai dengan SK Perum Perhutani KPH Jember unit II Jawa Timur No.
03/1994/wil/unitII/Jawa Timur tertanggal 17 Juni 1974 pada Majalah Bina Ed. 7
tahun 2012 luas wilayah Perum Perhutani KPH Jember adalah 117.097,3 Ha,
sedangkan luas efektif hutan KPH Jember adalah 77.081,7 Ha. Secara
administratif pemerintah daerah keseluruhan wilayah berada di Kabupaten
Jember dibatasi oleh:
- Utara : KPH Bondowoso
- Timur : KPH Banyuwangi Barat / Selatan
- Selatan : Samudera Indonesia
- Barat : KPH Probolinggo
2.2 Sasaran,Strategi dan Kebijakan
2.2.1 Sasaran Perusahaan
Sasaran Perum Perhutani KPH Jember periode 2011-2012 antara lain:
(Bagian Urusan Tata Usaha Perum Perhutani Unit II KPH Jember;2012)
1. Kelestarian produksi dan kelestarian sumber daya alam.
2. Berkembangnya organisasi yang dapat menjamin pengolahan hujan
lestari.
3. Terwujudnya masyarakat desa hutan yang secara aktif berperan dalam
pengolahan hutan untuk peningkatan kesejahteraan.
6
4. Terbentuk dan terbinanya masyarakat desa hutan sebagai sarana
pemberdayaan ekonomi yaitu koperasi masyarakat desa hutan.
5. Terpenuhinya produk kayu jumlah cukup sesuai dengan potensi
sumber daya alam.
6. Pengalihan potensial produk non kayu khususnya gondorukem dan
terpenting
7. Terbentuknya organisasi yang semakin efektif dan efisien di tingkat
KPH maupun tingkat BKPH.
8. Tercapainya kinerja Perum Perhutani KPH Jember dengan kriteria
sehat sekali dengan profit margin 30% per tahun.
2.2.2 Strategi Perusahaan
Strategi Perum Perhutani KPH Jember dibagi dalam beberapa unsur
antara lain (Bagian Urusan Tata Usaha Perum Perhutani Unit II KPH
Jember;2012):
1. Sebagai pengembangan bisnis yang antara lain sebagai berikut:
a. Pengembangan kelas perusahaan hingga komposisi kelas umur
yang relatif sama.
b. Pengembangan produk kayu pinus dan mahoni.
c. Pengembangan produk industri non kayu khususnya gondorukem
dan terpenting.
d. Kerjasama operasional pemberdayaan wana arta.
2. Pengembangan manajemen sumber daya hutan lingkungan yaitu
antara lain:
a. Penerapan perencanaan logistik.
b. Peningkatan keanekaragaman hayati.
c. Konservasi sumber daya alam.
3. Pengembangan manajemen pembinaan masyarakat desa hutan yaitu
antara lain:
a. Pembentukan dan pemberdayaan lembaga perekonomian
masyarakat desa hutan.
b. Mendorong partisipasi aktif masyarakat desa hutan dalam
pengolahan hutan.
7
4. Peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dengan cara
penyertaan karyawan Perum Perhutan KPH Jember untuk penyegaran
dan pelatihan pola setiap fungsi manajemen.
5. Peningkatan efisiensi dan produktifitas sumber daya dengan cara
penggalian potensi sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi.
6. Peningkatan kualitas pengawasan
a. Meminimalkan atau menutup keborosan atau pemborosan
keuangan.
b. Meningkatkan atau menumbuhkan perkembangan fungsi-fungsi
manajerial pada setiap unit manajemen.
c. Meningkatkan manajemen jamaah pada setiap fungsi manajemen.
2.2.3 Kebijakan Perusahaan
Kebijakan Perum Perhutan KPH Jember antara lainn (Bagian Urusan
Tata Usaha Perum Perhutani Unit II KPH Jember;2012):
1. Pengolahan sumber daya hutan berdasarkan prinsip-prinsip
kelestarian untuk menjamin keberlanjutan fungsi-fungsi dan manfaat
hutan.
2. Meningkatkan produktifitas sumber daya manusioa kinerja organisasi.
3. Peningkatan intensitas pengawasan.
2.3 Potensi KPH Jember
Berdasarkan hasil inventarisasi dalam rangka menyusun rencana 10 tahun yang
dilaksanakan pada tahun 2000, luas kawasan hutan Perum Perhutani KPH
Jember menurut Majalah BINA Ed. 07 tahun 2012 terdiri dari:
- Hutan Produksi seluas: 31135,93 Ha ( 40,96 % )
- Hutan Lindung seluas: 43948,80 Ha ( 57,82 % )
- Hutan Suaka Alam/Hutan Wisata (SA/HW): 20,00 ( Ha 1,22 % )
Kekuatan utama dari Sumber Daya Hutan yang ada saat ini terletak pada
potensi hutan jati dan potensi hutan rimba yang terdiri dari pinus, dan mahoni.
Potensi hutan tersebut terbagi dalam tiga kelas perusahaan yaitu:
- Kayu produksi jati: 28.295,87 ha. Untuk produksi jati : 13.649,53 ha
- Kayu produksi mahoni: 28.76,20 ha. Untuk produksi mahoni: 10.631,60
ha
8
- Kayu produksi pinus: 18.324,80 ha Untuk produksi pinus 6.809,80 ha.
Jumlah : 76.010,57 ha dengan Hutan Produksi 31.135,93 ha.
Sedangkan wilayah kerja terbagi atas tiga bagian hutan antara lain:
1. Bagian hutan Lereng Yang Selatan meliputi BKPH Lereng Yang Barat
dan Lereng Yang Timur, merupakan potensi utama kayu rimba
mahoni.
2. Bagian hutan Sempolan meliputi BKPH Sumberjambe dan Sempolan,
merupakan potensi utama kayu rimba pinus.
3. Bagian hutan Jember Selatan meliputi BKPH Mayang, Ambulu dan
Wuluhan merupakan potensi utama penghasil kayu jati. (Widhi;04)
2.4 Visi dan Misi
Visi Perum Perhutani Unit II KPH Jember adalah “Menjadi pengelola
hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. (Bagian Urusan Tata
Usaha Perum Perhutani Unit II KPH Jember;2012)
Sedangkan misi Perum Perhutani Unit II KPH Jember adalah (Bagian
Urusan Tata Usaha Perum Perhutani Unit II KPH Jember;2012):
1. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip pengelolaan lestari
berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran Sungai,
meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa
lingkungan, agroforestry serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya
guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan
perusahaan berkelanjutan.
2. Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta
sumberdaya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal,
memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan
lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi
petani hutan.
3. Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara
regional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian
masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.
9
2.5 Struktur Organisasi
Tujuan perusahaan akan tercapai sesuai dengan rencana yang
ditetapkan jika perusahaan mempunyai pengorganisasian dari setiap karyawan
di berbagai kegiatan. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan bagi setiap
karyawan harus diketahui dengan jelas dan tepat batasan-batasan mengenai
pembagian tugas dari setiap karyawan. Batasan-batasan tersebut dapat
ditunjukkan dengan struktur organisasi sehingga dapat diketahui tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Dengan demikian kegiatan
perusahaan lebih terpadu dan terarah. Struktur organisasi perusahaan
menggambarkan pembagian otoritas dan tanggung jawab dalam perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini harus disajikan secara
eksplisit dalam bentuk grafis agar jelas siapa dan bertanggung jawab atas apa.
(Diana;86)
Struktur organisasi pada Perum Perhutani KPH Jember menggunakan
bentuk organisasi garis, bentuk ini dikepalai oleh seorang pimpinan dimana
perintah, kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dari atas ke bawah dalam
satu garis sehingga proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat dan
efektif.
Adapun struktur organisasi pada Perum Perhutani KPH Jember dapat
dilihat pada gambar berikut :
10
2.6 Job Description
2.6.1 Administratur
2.6.1.1 Tujuan
Mengelola sumber daya hutan dan perusahaan dalam wilayah
Kesatuan Pemangkuan Hutan untuk menjamin keberlanjutan fungsi dan
manfaat sumber daya hutan serta perusahaan
2.6.1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang
Tanggung jawab Administratur Perum Perhutani Unit II KPH Jember
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana stategis operasional jangka panjang dalam rangka
meningkatkan kinerja pengelolaan SDH (Sumber Daya Hutan) dan
perusahaan.
2. Menyusun rencana usaha tahunan (RKAP meliputi jenis kegiatan fisik
dan keuangan).
3. Menyusun rencana operasinal fisik dan keuangan pada T-1 (tahun
sebelumnya).
4. Mengendalikan semua kegiatan guna tercapainya target baik volume
maupun pendapatan sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana
Kebutuhan Anggaran Perusahaan (RKAP).
5. Mengimplementasikan sistem Pengelolaan Hutan Lestari dan PHBM
(Pelestarian Hutan Bersama Masyarakat).
6. Mempertahankan dan meningkatkan potensi Sumber Daya Hutan
(SDH).
Sedangkan wewenang dari Admisitratur Perum Perhutani Unit II
KPH Jember adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan inventarisasi potensi SDH dan pengembangan jenis
produk dengan memperhatikan peluang pasar.
2. Melakukan kerja sama usaha dan menetapkan pola bagi hasilnya
sesuai dengan kebijakan Kepala Unit, baik yang tertuang dalam RKAP
maupun yang belum tertuang.
3. Mengusulkan anggaran guna mendapatkan otorisasi di luar RKAP
yang telah disahkan.
11
4. Melaksanakan pemasaran produk/jasa lainnya serta meningkatkan
daya serap pasar dalam rangka pencapaian target pendapatan yang
sejalan dengan kebijakan Kepala Unit II wilayah Jawa Timur.
5. Mengusulkan harga jual produk/jasa yang belum ada dalam keputusan
Kepala Unit II wilayah Jawa Timur.
6. Menentukan pembagian dari hasil kerja sama usaha sejalan dengan
kebijakan Kepala Unit II wilayah Jawa Timur.
7. Mengatur alokasi anggaran sesuai dengan kegiatan dan urgensinya
sampai dengan 5 digit, kecuali investasi sejalan dengan kebijakan
Kepala Unit II wilayah Jawa Timur.
8. Menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK), tarif upah, Pembantu
Bendaharawan Material dan Surat Keputusan lainnya guna
mendukung pencapai kinerja perusahaan.
9. Mengatur dan menetapkan promosi dan mutasi sampai dengan
pejabat setingkat Asper/KBKPH (Kepala Bagian Kesatuan Pemangku
Hutan) sederajat kebawah diwilayahnya dengan memperhatikan
kebijakan Kepala Unit II wilayah Jawa Timur.
10. Mengatur dan memberikan insentif/reward dengan memperhatikan
kebijakan Kepala Unit II wilayah Jawa Timur.
11. Melakukan tindakan hukuman kedisiplinan terhadap pejabat yang
melakukan pelanggaran juga termasuk membebas tugaskan
sementara petugas/pejabat yang melakukan pelanggaran berat sambil
menunggu keputusan pejabat diatasnya yang berwenang dengan
memperhatikan berita acara hasil pemeriksaan.
12. Melakukan rasionalisasi terhadap tenaga kerja prestasi/borong sesuai
dengan kebutuhan dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
13. Melakukan penyesuaian organisasi sesuai kebutuhan sepanjang dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan persetujuan Kepala Unit
II wilayah Jawa Timur.
14. Melakukan perdagangan hasil hutan yang bukan berasal dari hasil
produksi Perum Perhutani sepanjang laku di pasar, menguntungkan
dan tidak bersaing dengan produk Perum Perhutani (termasuk untuk
12
kepentingan industri Perum Perhutani) atas persetujuan Kepala Unit II
wilayah Jawa Timur.
15. Bertindak selaku Ordonatur dan Bendaharawan Material
2.6.1.3 Tugas Pokok
Tugas pokok Administratur adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana stategis operasional jangka panjang dalam
rangka meningkatkan kinerja pengelolaan SDH dan perusahaan.
2. Menyusun usulan rencana usaha tahunan (RKAP meliputi jenis
kegiatan fisik dan keuangan).
3. Menyusun usulan rencana operasinal fisik dan keuangan pada tahun
sebelumnya.
4. Menyusun rencana strategis operasional lainnya dalam rangka
peningkatan kinerja perusahaan.
5. Menjabarkan strategi dan kebijakan yang ditetapkan Kepala Unit II
wilayah Jawa Timur.
6. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan Rencana Kerja/RKAP
yang telah ditetapkan meliputi:
a. Kelola SDH,
b. Peningkatan mutu produk,
c. Pencapaian kinerja keuangan (laba usaha yang ditetapkan adalah
minimal),
d. Pengembangan pasar.
7. Mensinergikan semua rencana yang telah ditetapkan dengan
kebijakan daerah sekaligus melakukan koordinasinya dengan
Pemda/instansi terkait/stakeholder lainnya.
8. Meningkatkan pengendalian dan efisiensi serta fleksibilitas biaya
yang ditetapkan dalam RKAP sebagai maksimal.
9. Membuat rencana pemasaran dan memasarkan produk/jasa yang
bukan kewenangan KBM (Kantor Bagian Marketing) dengan
memperhatikan prinsip-prinsip keterbukaan, kepuasan pelanggan,
kecepatan proses pelayanan, termasuk monitoring dan evaluasinya
(Pendapatan sebagai minimal).
13
10. Melakukan penggalian potensi dan penguasaan pasar terutama
produk non kayu/hasil agroforestry/potensi ekonomi lainnya dengan
membentuk tim pengembangan usaha.
11. Mengevaluasi, mengendalikan dan melaporkan kondisi potensi SDH
paling lambat tiga bulan setelah serah terima jabatan.
12. Memimpin pelaksanaan pengamanan hutan dan pembinaan
lingkungannya.
13. Membuat laporan pertanggung jawaban meliputi fisik dan keuangan
secara periodik (bulanan, tri wulan dan tahunan).
14. Menandatangi perjanjian kerja sama dan perjanjian lainnya sesuai
dengan kewenangannya.
15. Melakukan penilaian kinerja terhadap Pejabat di bawahnya dan
melaporkannya kepada Kepala Unit II wilayah Jawa Timur
berdasarkan kebijakan Kepala Unit pada setiap 6 bulan.
16. Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
17. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit II
wilayah Jawa Timur.
2.6.2 Wakil Administratur
2.6.2.1 Tujuan Jabatan
Membantu Administratur dalam pengelolaan sumber daya hutan
dalam wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan untuk menjamin
keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan serta perusahaan
2.6.2.2 Tanggung Jawab dan Wewenang
Tanggung jawab Wakil Administratur adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Draft Rencana stategis operasional jangka panjang dalam
rangka meningkatkan kinerja pengelolaan SDH dan perusahaan.
2. Menyusun Draft Rencana usaha tahunan (RKAP meliputi jenis
kegiatan fisik dan keuangan).
3. Membuat Draft Rencana operasional fisik dan keuangan.
4. Mengawal Tercapainya target baik volume maupun pendapatan
sesuai yang telah ditetapkan dalam RKAP.
5. Mengawal Terlaksananya sistem Pengelolaan Hutan Lestari.
14
Sedangkan wewenang Wakil Administratur adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan tindak lanjut (antara lain berupa surat) kepada Asper,
Kepala Pabrik, atas hasil pelaksanaan tugas sebagaimana tugas
pokok. Di samping itu melakukan pengawasan kebenaran fisik yang
sudah di pertanggung jawabkan secara insidentil dan sampling
minimal tiga bulan sekali.
2. Memberikan usulan/pertimbangan kepada Administratur dibidang
pembinaan SDM, pengelolaan SDH dan pencapaian target RKAP
dan atau target lain yang ditetapkan Administratur.
2.6.2.3 Tugas Pokok
Tugas pokok Wakil Admnisitratur adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara
dini atas pelaksanaan teknis operasional pengelolaan SDH, pabrik,
TPK (Tempat Pengolahan Kayu) dan keuangan di wilayahnya serta
kemajuan implementasi PHL dan PHBM.
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian, evaluasi SDM di
lingkup wilayah teritorialnya.
3. Melakukan koordinasi dengan Pemda setempat dan instansi terkait/
stakeholder lainnya.
4. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Pemda setempat dan
instansi terkait/ stakeholder lainnya sesuai dengan kebijakan
Administratur bagi Wakil Administratur apabila kedudukan kantor
KPH tidak berada dalam wilayah Kabupaten tersebut.
5. Melaporkan kepada Administratur tentang kemajuan pekerjaan
tersebut butir 1, terutama hambatan-hambatan yang dihadapi yang
harus mendapat keputusan Administratur.
6. Melaksanakan tugas-tugas lainnya dari Administratur.
2.6.3 KASI PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan)
2.6.3.1 Tujuan Jabatan
Mendukung Administratur dalam bidang perencanaan SDH
berdasarkan pengelolaan hutan lestari dalam rangka pemanfaatan SDH
secara optimal dan penyehatan perusahaan.
15
2.6.3.2 Tanggung Jawab dan Wewenang
Tanggung jawab KASI PSDH adalah sebagai berikut:
1. Rencana Kerja Lima Tahun KPH.
2. Rencana Teknik Tahunan.
3. Surat Perintah Kerja.
4. Daftar Kemajuan Pekerjaan.
5. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
6. Implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dan PHL
(pengelolaan Hutan Lestari)
7. Rencana Operasional KPH.
8. Nomor Pekerjaan.
9. Tarif Upah.
10. Implementasi Pengelolaan Hutan Lestari.
11. Penyusunan dan Implementasi bidang Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan
Sedangkan wewenang Kasi PSDH adalah sebagi berikut
1. Melakukan koreksi atas pertanggung jawaban fisik dan keuangan
bidang kelola SDH berdasarkan RO, Nomor pekerjaan dan tarif upah
serta persetujuan Administratur.
2. Melakukan tindaklanjut ( antara lain berupa surat ) kepada
asper/KBKPH, atas hasil pelaksanaan tugas sebagaimana tugas
pokok. Di samping itu melakukan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan dan kebenaran fisik yang sudah dipertanggung jawabkan.
3. Memberikan usulan/pertimbangan kepada Administratur di bidang
pembinaan SDM, pengembangan usaha serta bidang pengelolaan
SDH dan pencapaian target RKAP dan atau target lain yang
ditetapkan Administratur.
4. Melakukan pengelolaan, pengadaan barang dan jasa sesuai
penetapan dari Administratur.
2.6.3.3 Tugas Pokok
Tugas pokok Kasi PSDH adalah sebagai berikut:
1. Menyusun konsep rencana kerja lima tahun (RKL)
2. Membuat rencana operasional (RO) kelola SDH.
3. Membantu menyusun RKAP dan Tarif Upah.
16
4. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan dan evaluasinya secara
periodik (lima belas hari, bulanan, triwulan, tahunan).
5. Menyusun neraca SDH, melakukan inventarisasi, audit dan updating
SDH dan potensi lainnya.
6. Mengelola dokumen kawasan hutan, sertifikat, perjanjian dan
dokumen berharga lainnya.
7. Menyusun forecasting fisik dan biaya untuk diusulkan kepada Kepala
Unit sesuai dengan RO.
8. Memimpin penyelenggaraan tugas-tugas bidang perencanaan,
hukum dan agraria, data dan informasi.
9. Melakukan pembinaan teknis perencanaan dan administrasi
kehutanan, dan pemetaan.
10. Melaksanakan sistem PHBM (Pelestarian Hutan Bersama
Masyarakat) di KPH.
11. Penyusunan dan Implementasi Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (DPPL).
12. Melakukan pembinaan SDM dibawahnya.
13. Melaksanakan tugas-tugas lainnya dari Administratur.
2.6.4 Kepala Tata Usaha
2.6.4.1 Tujuan Jabatan
Melaksanakan, mengatur, mengkoordinasikan kegiatan bidang tata
usaha meliputi bidang Umum, Personalia, Keuangan dan Pengelolaan
Aset.
2.6.4.2 Tanggung Jawab dan Wewenang
Tanggung jawab Kepala Tata Usaha adalah sebagai:
1. Rencana Kerja Keuangan Lima Tahun KPH.
2. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan tingkat KPH dan Tarif Upah.
3. Rencana Operasional (fisik dan keuangan) Kelola SDH KPH.
4. Rencana Operasional Bidang SDM dan Umum, Keuangan dan
Perkantoran, serta tehnik dan perlengkapan
5. Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan
6. Tarif Upah
17
Sedangkan Wewenang Kepala Tata Usaha adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan verifikasi terhadap surat bukti keuangan dan usulan
bidang kelola SDH baik fisik maupun tarif.
2. Bertindak selaku Bendaharawan Cabang Keuangan.
2.6.4.3 Tugas Pokok
Tugas pokok Kepala Tata Usaha adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengendalian biaya dan efisiensi berdasarkan RKAP.
2. Menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan dan pengurusan
hasil hutan dan laporan lainnya untuk kepentingan manajemen.
3. Menyusun Rencana Operasional (fisik dan keuangan) kelola SDH
dan Tarif Upah.
4. Melaksanakan penyusunan RO dan program kerja bidang SDM,
umum, keuangan dan perkantoran serta teknik dan perlengkapan.
5. Mengatur dan mengendalikan cash flow.
6. Menyusun forecasting setiap periodik (15 hari sekali).
7. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan evaluasi ketatausahaan
bidang keuangan, SDM, perkantoran dan umum.
8. Melaksanakan pengawasan terhadap dokumen pembayaran PSDH
(Provisi Sumber Daya Hutan).
9. Melakukan analisa terhadap data keuangan (laba rugi) untuk
kepentingan manajemen dalam pengambilan keputusan pimpinan.
10. Melakukan pembinaan SDM bawahannya.
11. Mengusulkan mutasi dan promosi pegawai
12. Merencanakan kebutuhan SDM di KPH bersama dengan Tim
Pertimbangan Kepegawaian.
13. Merencakan kebutuhan Sarpra yang diperlukan dalam pelaksanaan
SDH, pengamanan hutan dan hasil hutan.
14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Administratur
2.6.5 Kepala Urusan Sumber Daya Manusia (SDM)
2.6.5.1 Tujuan Jabatan
Melaksanakan, mengatur, mengkoordinasikan kegiatan bidang
tata usaha yaitu bidang SDM.
18
2.6.5.2 Tanggung Jawab Wewenang
Tanggung jawab Kepala Urusan SDM adalah sebagai berikut:
1. Draft Rencana Kerja SDM Lima Tahun KPH
2. Draft Rencana Kerja Anggaran Perusahaan SDM tingkat KPH
3. Rencana Operasional (fisik dan keuangan) Kelola SDM
4. Laporan Pertanggung Jawaban bidang SDM
Wewenang Kepala Urusan SDM adalah sebagai berikut:
1. Membuat usulan pensiun, mutasi, promosi dan penghargaan
pegawai.
2. Menyusun Rencana Pelatihan/Kursus Pegawai baik internal maupun
eksternal.
3. Mengatur, menyimpan surat-surat rahasia, berkas kepegawaian.
2.6.5.3 Tugas Pokok
Tugas pokok Kepala Urusan bidang SDM adalah sebagai berikut:
1. Menyusun konsep RKL (Rencana Kerja Lima Tahun), RKAP urusan
SDM
2. Membuat RO ( Rencana Operasional ) urusan SDM
3. Mengerjakan surat-surat Keputusan, daftar gaji, upah, tunjangan-
tunjangan, cuti, Surat Perjalanan dinas, daftar keluarga dan restitusi
pengobatan.
4. Mengurusi asuransi, taspen, pajak pendapatan pegawai dan
perlindungan tenaga kerja.
5. Membuat laporan bidang SDM, daftar nominatif berbasis kinerja dan
kompetensi.
6. Melakukan updating database SDM secara periodik.
7. Mengatur dan melaksanakan ketertiban serta pembinaan pegawai.
8. Melakukan dan melaksanakan Pelantikan dan Serah Terima Jabatan
di lingkup KPH.
9. Mengatur dan melaksanakan ketertiban serta pembinaan pegawai.
10. Mempertanggung jawabkan kemajuan pekerjaan kepada Kepala Tata
Usaha.
19
2.6.6 Kepala Urusan Keuangan
2.6.6.1 Tujuan Jabatan
Membantu Kepala Tata Usaha dalam melaksanakan, mengatur,
mengkoordinasikan kegiatan bidang tata usaha meliputi bidang
keuangan.
2.6.6.2 Tanggung Jawab dan Wewenang
Tanggung jawab Kepala Urusan Keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Rencana Kerja Keuangan Lima Tahun KPH
2. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan tingkat KPH
3. Rencana Operasional (fisik dan keuangan) Kelola Keuangan
4. Rencana Operasional Keuangan.
5. Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan
Sedangkan wewenang Kepala Urusan Keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan verifikasi terhadap surat bukti keuangan dan usulan
bidang kelola SDH baik fisik maupun tarif.
2. Melaksanakan koreksi surat-surat bukti, pembukuan, pengajuan/
permintaan uang kerja, laporan dari seksi lain.
2.6.6.3 Tugas Pokok
Tugas pokok Kepala Urusan Keuangan adalah sebagai berikut:
1. Membantu menyusun RAPB (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja), RO (Rancangan Operasional) dan Cash Flow.
2. Menyusun laporan pokok keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan
Rugi Laba, Analisa Keuangan dan Pengamatan Anggaran.
3. Menyusun laporan pendukung antara lain : Utang piutang,
pengamatan barang gudang, mutasi persediaan Hasil Hutan,
Perpajakan, IHH (Iuran Hasil Hutan), BPPHH (Balai Pengukuran dan
Pengujian Hasil Hutan), Laporan pelaksanaan pembangunan.
4. Membantu menyusun laporan manajemen keuangan KPH.
5. Membantu menyusun petunjuk teknis pembukuan, perbendaharaan,
perpajakan, pengajuan permintaan uang kerja ke Unit I wilayah Jawa
Timur.
6. Menyimpan dan mengarsipkan bukti keuangan.
20
7. Mempertanggung jawabkan kemajuan pekerjaan kepada Kepala Tata
Usaha
2.6.7 Kepala Urusan Umum
2.6.7.1 Tujuan Jabatan
Melaksanakan, mengatur, mengkoordinasikan kegiatan bidang
tata usaha yaitu bidang Umum.
2.6.7.2 Tanggung Jawab dan Wewenang
Tanggung jawab Kepala Urusan Umum adalah sebagai berikut:
1. Draft Rencana Kerja Umum Lima Tahun KPH
2. Draft Rencana Kerja Anggaran Perusahaan urusan Umum tingkat
KPH
3. Rencana Operasional (fisik dan keuangan) bidang Umum
4. Laporan Pertanggung Jawaban bidang Umum.
5. Pelayanan akomodasi tamu-tamu dinas dan rapat.
Sedangkan wewenang Kepala Urusan Umum adalah sebagai
berikut:
1. Mengatur kearsipan, dan menyimpan di KPH.
2. Mengatur keamanan.
3. Mengatur rumah tangga KPH.
2.6.7.3 Tugas Pokok
Tugas pokok Kepala Urusan umum adalah sebagai berikut:
1. Menyusun konsep RKL, RKAP urusan Umum
2. Membuat RO ( Rencana Operasional ) urusan Umum
3. Melaksanakan pekerjaan surat menyurat.
4. Mengatur keperluan alat-alat tulis, perlengkapan kantor dan
inventaris.
5. Mengelola barang-barang inventaris, barang gudang dan aktiva
tetap.
6. Menyelesaikan administrasi barang gudang.
7. Mengurus, memelihara dan mengatur pemakaian kendaraan dinas,
dan alat-alat komunikasi.
8. Melaksanakan pekerjaan urusan rumah tangga KPH.
9. Mempertanggung jawabkan kemajuan pekerjaan kepada KTU.
21
10. Mengelola penggunaan bahan bakar kendaraan dinas.
11. Mengatur jadwal piket penjaga keamanan kantor KPH
22
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Prosedur
Pengertian prosedur menurut W. Gerard Cole (dalam Zaki Baridwan,
1991;3) adalah suatu urut-urutan pekerjaan yang biasanya melibatkan beberapa
orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan
yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.
Sedangkan pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001;5) adalah suatu urutan
kegiatan klerikel, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen
atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Dari definisi prosedur di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur
merupakan urutan kegiatan klerikal yang melibatkan lebih dari satu bagian guna
menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang terjadi berulang kali. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan berikut ini yang
digunakan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar
(Mulyadi, 2001;5):
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi kode
e. Mendaftar
f. Memilih
g. Membandingkan
Dalam laporan ini, mengartikan prosedur akuntansi sebagai urutan
kegiatan klerikal seperti diatas yang dilakukan dengan metode dan cara tertentu
dengan melibatkan beberapa orang atau lebih unit kesatuan usaha.
Kesimpulannya bahwa prosedur akuntansi adalah proses pencatatan
data akuntansi (sebagai kegiatan klerikel) untuk mencatat data akuntansi ke
dalam jurnal dan rekening (baik yang ada dalam buku besar maupun dalam buku
pembantu) dengan metode dan cara tertentu.
23
3.2 Pengertian Sistem
Menurut Diana (2010;3) sistem merupakan serangkaian bagian yang
saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu
sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang juga saling
tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Struktur sistem merupakan
unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem
menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan
sistem.
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
3.2.1 Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001;3) Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan dan laporan yang dikordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi
pokok adalah sebagai berikut:
1. Formulir, merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir juga disebut media, karena formulir
merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam
organisasi ke dalam catatan.
2. Jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan serta data
lainnya.
3. Buku Besar, terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
4. Buku Pembantu, buku ini dibuat untuk mengetahui rincian dalam
rekening buku besar. Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening
pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buku besar.
5. Laporan, adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat berupa
laporan Rugi Laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan
24
harga pokok produksi, laporan harga pokok penjualan dan sebagainya.
(Mulyadi, 2001;3)
3.2.2 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Diana (2010;4) Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang
bertujuan untuk mengumpulkan dan proses data serta melaporkan informasi
yang berkaitan dengan transaksi keuangan.
Sistem Informasi Akuntansi memiliki pernanan yang penting dalam
proses bisnis karena Sistem Informasi Akuntansi mengidentifikasi, mengukur
dan mencatat proses bisnis tersebut dalam suatu model sedemikian rupa
sehingga informasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Dari sudut pandang akuntansi, model proses bisnis tersebut
diwujudkan dalam bentuk siklus transaksi. Pengelompokan siklus transaksi
biasanya berkaitan dengan beberapa kejadian yang berurutan (Diana, 2010;9).
3.3 Gaji dan Upah
3.3.1 Pengertian
Dalam ekonomi ada beberapa pengertian upah yang diutarakan oleh
para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Menurut mulyadi (2001;48) “upah merupakan pembayaran atas
penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) dan
pembayaranya berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan
produk yang dihasilkan karyawan”.
2. Menurut Hadi Purnomo (dalam Haid Jarahman dan Suad H, 1997;38)
“upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti
jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi masa atau
syarat-syarat tertentu”.
3. Menurut John Suprihanto (1990;38) “upah diartikan segala bentuk
kompensasi dari sumber tenaga manusia. Sehingga dalam pengertian
upah adalah waktu dalam pekerjaan produksi, gaji mingguan atau
bulanan bagi pegawai kantor, manajer maupun gaji tambahan atau
bonus bagi manajer”.
25
3.3.2 Fungsi Bagian Gaji dan Upah
Menurut Marwan dan John (1999;165), fungsi gaji dan upah secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Mengalokasikan secara efisien sumber-sumber tenaga manusia
Sistem pengupahan akan menarik dan menggerakan tenaga kerja
kearah pekerjaan yang memberikan kontribusi yang relatif besar
sehingga upah dan gaji dapat membantu perpindahan dari pekerjaan
yang kurang produk menjadi pekerjaan yang lebih produktif.
2. Menggunakan sumber-sumber tenaga kerja manusia secara efisien
Pembayaran upah dan gaji yang relatif tinggi akan memaksa
pengusaha untuk memanfaatkan tenaga kerja yang disewakan secara
ekonomis dan seefisien mungkin, sehingga majikan dapat memperoleh
keuntungan dari penggunaan tenaga kerja. Demikian juga sebaliknya,
para pekerja mendapat imbalan yang lebih sesuai dengan
kebutuhanya.
3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Sebagai akibat alokasi dan penggunaan sumber tenaga secara efisien,
maka sistem pengupahan diharapkan dapat mendorong dan
mempertahankan stabilitas serta pertumbuhan ekonomi.
3.4 Pengertian Pajak
Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
adalah “iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum”. (Mardiasmo, 2009;1)
3.4.1 Pengertian PPh pasal 21
Menurut Mardiasmo (2009;162) PPh pasal 21 adalah pajak atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. Subjek Pajak
dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
26
3.4.1 Subjek Pajak PPh pasal 21
Penerima penghasilan atau yang disebut juga dengan subjek pajak yang
dipotong PPh pasal 21 antara lain (Mardiasmo, 2009;166):
1. Pejabat Negara.
2. Pegawai negeri sipil, adalah PNS pusat, PNS daerah dan PNS lainnya
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah sebagaimana diatur
dalam UU No. 8 tahun 1979.
3. Pegawai, adalah setiap orang pribadi yang melaksanakan pekerjaan
yang berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis
maupun tidak tertulis.
4. Pegawai tetap, adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja
yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara
berkala.
5. Pegawai lepas, adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja
yang hanya menrima imbalan apabila ada orang pribadi tersebut
bekerja.
6. Penerima pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang
menerima imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan dimasa lalu.
7. Penerima honorarium, adalah orang pribadi yang menerima atau
memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan atau kegiatan
yang dilakukannya.
8. Penerima upah, adalah orang pribadi yang menerima upah harian,
upah mingguan, upah borongan atau upah satuan.
9. Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan dari pemotong
pajak.
Yang tidak termasuk pengertian penerima penghasilan yang dipotong pajak
penghasilan pasal 21 adalah (Mardiasmo, 2009;167):
1. Badan perwakilan negara asing.
2. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
Negara asing.
3. Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan keputusan
menteri keuangan.
27
4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi yang ditetapkan dengan
keputusan menteri keuangan.
3.4.2 Obyek Pajak Pasal 21
Penghasilan yang dikenakan pemotong PPh pasal 21 adalah
(Mardiasmo, 2009;167):
1. Penghasilan yang diterima secara teratur berupa gaji, uang pensiun,
honorarium, premi bulanan, uang lembur, tunjangan, beasiswa, hadiah
dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.
2. Penghasilan yang diterima secara tidak teratur berupa jasa produksi,
gratifikasi, bonus, penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak
tetap.
3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara
sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua atau jaminan hari tua dan pembayaran lain sejenisnya.
4. Pengasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang
dibayarkan secara bulanan.
5. Imbalan kepada buka pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,
fee dan imbalan yang sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan
kegiatan yang dilakukan.
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, hadiah atau penghargaan dengan nama dan
dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenisnya dengan nama apapun.
3.4.3 Tarif Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, besarnya tarif
pajak penghasilan yang ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi
(Mardiasmo, 2009;144):
1. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tarif Pajak Orang PribadiLapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000,- 5%
Diatas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 250.000.000,- 15%
28
Diatas Rp. 250.000.000,- sampai dengan Rp.
500.000.000,-
25%
Diatas Rp. 500.000.000,- 30%
Tarif tertinggi bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dapat diturunkan
menjadi paling rendah 25% yang diatur dengan peraturan pemerintah.
2. Wajib Pajak Badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
Tabel 3.2 Tarif pajak bagi badan dalam negeri dan bentuk usaha tetapTahun Tarif Pajak
2009 28%
2010 dan selanjutnya 25%
Perseroan Terbuka yang 40% sahamnya diperdagangkan di
bursa efek Indonesia
5% lebih rendah dari
tarif yang berlaku
Sedangkan untuk penghasilan tidak kena pajak bagi orang pribadi
tarifnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Tarif penghasilan tidak kena pajak bagi orang pribadiNo Keterangan Setahun
1. Diri Wajib Pajak Pajak Orang Pribadi Rp. 15.840.000,
2. Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin Rp. 1.320.000,-
3. Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami.
Rp. 15.840.000,-
4. Tambahan untuk setiap anggota keturunan sedarah
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat
yang diatnggung sepenuhnya , maksimal 3 orang untuk
setiap keluarga
Rp. 1.320.000,-
29
BAB IV
HASIL KULIAH KERJA DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Kuliah Kerja yang dilaksanakan pada Perum Perhutani Unit II
KPH Jember dilakukan dengan cara terjun langsung pada perusahaan seolah-
olah bertindak langsung sebagai pegawai di dalam organisasi perusahaan. Hal
tersebut ditujukan agar mahasiswa mengetahui, memahami dan memperoleh
pengalaman praktis yang dapat digunakan sebagai modal dalam menghadapi
dunia kerja dikemudian hari. Selain itu kegiatan Kuliah Kerja di titik beratkan
pada kegiatan yang ada hubunganya dengan disiplin ilmu terutama sesuai
dengan judul laporan, sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan Kuliah
Kerja.
Pada Perum Perhutani Unit II KPH Jember, penulis ditempatkan pada
bagian Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Umum. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan tugas-tugasnya yang telah dilaksanakan oleh penulis, antara lain:
1. Membantu mengentry data pegawai dalam Sistem Manajemen Kinerja
(SMK)
2. Membantu menghitung masa pensiun karyawan
3. Membantu merinci pembayaran uang pensiun pensiunan Perum
Perhutani KPH Jember
4. Membantu menghitung gaji pegawai
5. Membantu dalam mengoreksi permintaan Uang Kerja daerah dari BKPH
6. Membantu dalam mengisi bukti potong Pph 21 pegawai Perum Perhutani
KPH Jember
7. Mengoreksi bukti realisasi uang kerja BKPH
Selain melakukan tugas-tugas seperti yang disebutkan diatas, penulis
juga melakukan pengamatan mengenai sistem penggajian dan prosedur
perpajakan khususnya PPh pasal 21 pada Perum Perhutani Unit II KPH Jember.
Untuk penjelasan lebih lanjut disajikan pada sub bab-sub bab di bawah ini.
4.1 Sistem Penggajian Pada Perum Perhutani Unit II KPH Jember
Sistem penggajian pada Perum Perhutani Unit II KPH jember di mulai dengan pembuatan slip gaji berdasarkan SK Perum Perhutani No.
30
668/kpts/Dir/2000 mengenai gaji pokok yang kemudian ditambah dengan tunjangan-tunjangan dan di kurangi dengan potongan-potongan yang perhitungan lebih jelasnya dalam gambar berikut:
GAJI BULAN : (1) NO. REGISTER : (6)KANTOR : (2) N A M A : (7)STATUS PEGAWAI : (3) GOL / TMT : (8)BAGIAN : (4) JABATAN : (9)NIP / NO. ASTEK : (5) STATUS KEL : (10)REKENING URAIAN JUMLAH
1. Gaji Pokok53.11.71 - Gaji Pokok Perusahaan (1) 53.11.72 - Tunjangan Istri53.11.73 - Tunjangan Anak53.11.77 - Tunjangan Variabel53.34.32 - Tunjangan Pemberi Kerja (12%) (2) 53.36.11 - Tunj. Premi Kesehatan (8%) (3) 53.37.11 - Tunj. Pemilikan Rumah (2%) (4) 53.34.22 - Tunj. Premi Pensiun53.34.42 - Jamsostek (12,89%) (5)
Jumlah
2. Tunjangan Teratur53.21.12 - Beras53.21.22 - Gula 53.31.12 - Pengobatan53.11.74 - Tunjangan Jabatan53.13.12 - Representasi53.48.12 - Transport53.39.12 - Pengemudi53.35.18 - Telepon53.33.14 - Bendahara53.35.16 - Bunga53.39.12 - Rumah Tangga53.35.19 - Perumahan53.46.13 - Tunj. Kewilayahan53.11.77 - Tunj. Perbaikan Penghasilan53.19.12 - TUP
Jumlah Jumlah 1+2
3. Potongan24.21.32 - Iuran Pemberi Kerja (12%)24.22.11 - Iuran Premi Kesehatan (8%)23.23.11 - Iuran Pemilikan Rumah (2%)24.21.31 - Iuran Peserta PNS (5%) (8) 24.21.32 - Iuran Peserta PHT (5%) (9) 24.21.29 - Premi Pensiun24.21.12 - Iuran Taspen (3,25%) (10) 24.21.11 - Dana Pensiun (4,75%)24.21.21 - Dana Pensiun (1.90%)24.21.42 - Jamsotek (12,89%) (11) 21.11.11 - TUP
Jumlah
Penghasilan Bersih 2-1 (12)
MENGETAHUI, JEMBER, KAUR KEUANGAN YANG MENERIMA (13)
PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA ( PERUM PERHUTANI )
Gambar 4.1 Slip Gaji PegawaiSumber : Perum Perhutani Unit II KPH Jember
31
Adapun pengisian Slip Gaji Pegawai adalah sebagai berikut (Perum
Perhutani Unit II KPH Jember Bagian Urusan Sumber daya Manusia;2012):
1. Gaji bulanan : diisi sesuai dengan bulan dan tahun berapa.
2. No. Register : diisi berdasarkan nomor register sebagai nomor urut
pembayaran gaji agar mudah dalam pembuatan
pembukuan.
3. Kantor/KPH : diisi kantor KPH Jember sebagai kantor utama.
4. Nama : diisi sesuai dengan nama penerima gaji.
5. Status pegawai : diisi sesuai dengan status yang telah ditetapkan oleh
Perum Perhutani KPH Jember Berdasarkan SK Unit II
Surabaya.
6. Gol/t.m.t : diisi berdasarkan dengan golongan apa yang diterima
oleh pegawai dan tamatan gaji yang sedang ia terima.
7. Bagian : diisi sesuai dengan dimana ia bekerja dan sebagai apa,
ditempatkan di daerah atau kota mana ia menempati
jabatan itu.
8. Jabatan : diisi sesuai dengan jabatan yang sudah dijabat saat itu
dan ditempatkan dibidang apa.
9. NIP/No. Astek : diisi berdasarkan nomor induk pegawai yang telah
ditentukan oleh keputusan Administratur Perum
Perhutani KPH Jember berdasarkan keputusan direksi
Unit II Surabaya bagian Astek sebagai asuransi
keselamatan kerja pegawai.
10. Status kel/jml anak : diisi berdasarkan sebenar-benarnya apakah penerima
gaji sudah punya keluarga atau belum jumlah anak lebih
kurang 2 anak yang ditentukan berdasarkan surat
keputusan direksi Unit II Surabaya.
Adapun cara perhitungan gaji pegawai Perum Perhutani KPH Jember
adalah sebagai berikut(Perum Perhutani Unit II KPH Jember Bagian Urusan
Sumber daya Manusia;2012):
1. Gaji pokok : diisi berdasarkan dengan peraturan gaji Perum
Perhutani No. 668/kpts/Dir/2000.
2. Tunj Pemb. Kerja : dihitung dari 12% dari gaji pokok perusahaan.
32
3. Tunj Pemb Askes : dihitung dari 8% dari gaji pokok perusahaan.
4. Tunj pemilik rumah : dihitung dari 2% dari gaji pokok perusahaan.
5. Jamsostek : dihitung dari 4,89% dari gaji pokok perusahaan.
6. Tunj teratur : diisi sesuai dengan kebijakan Perum Perhutani.
7. Penghasilan Bruto : diisi dario jumlah gaji perusahaan ditambah tunjangan.
Pokok
8. Iuran peserta PNS : dihiutng dari 5% dari gaji pokok perusahaan.
9. Iuran PPHT : dihiutng dari 5% dari gaji pokok perusahaan.
10. Iuran Taspen : dihiutng dari 3,25% dari gaji pokok perusahaan.
11. Jamsostek : dihiutng dari 6,89% dari gaji pokok perusahaan.
12. Penghasilan bersih: diisi dengan penjumlahan penghasilan kotor dikurangi
potongan pegawai.
13. Nama penerima : diisi dengan nama penerima gaji.
Adapun contoh perhitungan total gaji bersih pegawai Perum Perhutani
Unit II KPH Jember jika diilustrasikan gaji pokok pegawai tersebut adalah
sebesar Rp 405.000,- adalah sebagai berikut:
Gaji pokok perusahaan Rp 405.000,-
Tunj. Pemberi Kerja (12%) Rp 48.600,-
Tunj. Premi asuransi perusahaan (8%) Rp 32.400,-
Tunj. Pemilikan Rumah (2%) Rp 8.100,-
Jamsostek (4,89) Rp 19.805,-
Jumlah Rp 513.905,-
Tunjangan Teratur
Beras Rp 52.500,-
Gula RP 3.500,-
Pengobatan RP 204000,-
Transport Rp 50.000,-
tunj. Perbaikan penghasilan Rp 310.750,-
TUP Rp 38.953,-
Jumlah Rp 659.703,-
Gaji bruto Rp1.173.608,-
Potongan Pegawai
33
Iuran pemberi Kerja (12%) Rp 48.600,-
Iuaran premi asuransi perusahaan (8%) Rp 32.400,-
Iuran poemilikan rumah (2%) Rp 8.100,-
Iuaran peserta PPHT (5%) Rp 20250,-
Iuran Taspen (3,25%) Rp 13.163,-
Jamsostek (6,89%) Rp 27.905,-
TUP Rp 38.953,-
Jumlah (Rp 189.371,-)
TOTAL GAJI BERSIH Rp 984.327,-
Setelah dibuat slip gaji masing-masing pegawai Perum Perhutani Unit II
KPH Jember, bagian urusan Sumber Daya Manusia (SDM) membuat daftar gaji
dari pegawai Perum Perhutani Unit II KPH Jember dan daftar gaji tersebut di
arsip lalu diserahkan ke bagian urusan Keuangan. Slip gaji dan daftar gaji yang
diterima dari bagian urusan SDM kemudian di arsip lalu di bayarkan kepada
pegawai yang bersangkutan sesuai dengan gaji netto yang seharusnya diterima
pegawai. Untuk lebih jelasnya, sistem penggajian pada Perum Perhutani bisa
dilihat dalam flowchart berikut:
34
SDM
SLIP GAJI PEGAWAI
PPH PASAL 21
Arsip rangkap 1(untuk Bag. SDM)
SK Perum Perhutani No.668/kpts/Dir/2000
Arsip rangkap 3(untuk pegawai)
Berupa slip gaji asli pegawai yang sudah di
arsip
Arsip rangkap 2(untuk Bag. Keu.)
Gambar 4.2 Flow chart Sistem Penggajian
4.2 PPh Pasal 21
4.2.1 Prosedur Perhitungan dan Pencatatan PPh Pasal 21 pada Bagian
Sumber Daya Manusia (SDM)
Prosedur pencatatan PPh Pasal 21 yang dimulai dengan pembuatan slip
gaji masing-masing pegawai tetap pada Perum Perhutani Unit II KPH Jember
adalah sebagai berikut (Perum Perhutani Unit II KPH Jember Bagian Urusan
Sumber daya Manusia;2012):
1. Pada Bagian administrasi petugas memulai dengan membuat slip gaji
untuk masing-masing pegawai Perum Perhutani Unit II KPH Jember
sesuai dengan tingkatan gaji dan aturan besarnya gaji masing-masing
pegawai. Disini Slip gaji dibuat rangkap tiga untuk kemudian di arsip oleh
petugas bagian SDM.
2. Slip gaji bulanan yang sudah menjadi rangkap dua karena setelah diarsip
di bagian SDM kemudian diserahkan pada petugas urusan pajak pada
bagian SDM untuk dihitung PPh Pasal 21 pada bulan yang bersangkutan.
4.2.2 Prosedur Pencatatan PPh Pasal 21 pada Bagian Keuangan
Prosedur pencatatan PPh Pasal 21 pada Perum Perhutani Unit II KPH
Jember adalah sebagai berikut (Perum Perhutani Unit II KPH Jember Bagian
Urusan Sumber daya Manusia;2012):
1. Dari petugas urusan pajak pada bagian SDM kemudian diserahkan ke
bagian Keuangan yaitu berupa gaji netto kemudian membayarkan gaji
dengan segala pengurangan yang telah diperhitungkan sedemikian rupa
(Tunjangan Uang Pajak/TUP), juga sebagai dasar pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT masa) PPh Pasal 21 dan Surat Setor Pajak (SSP)
serta mengisi SPT tahunan.
2. Dari bagian Keuangan salah satu slip diarsip di bagian tersebut dan slip
asli kemudian diberikan kepada penerima gaji secara langsung pada saat
pengambilan gaji dilakukan oleh para karyawan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
35
Urusan Administrasi Urusan Pajak Bagian Keuangan
4.2.3 Prosedur Setor Pajak
Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, hal-hal yang perlu diperhatikan
oleh Wajib Pajak adalah sebagai berikut:
1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi, menyampaikan Surat Pemberitahuan
dengan benar, lengkap, dan jelas.
2. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
ditandatangani oleh Wajib Pajak/Pengurus/Direksi atau Kuasa Wajib
Pajak. SPT yang ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak harus dilampiri
dengan Surat Kuasa Khusus.
36
Mulai
Membuat Slip Gaji Bulanan
Slip Gaji
2
2
Menghitung PPh Pasal 21
bulanan
Slip Gaji
3
3
Mengisi SPT Masa
Tahunan PPh pasal 21
Slip Gaji
Untuk Penerima Gaji
Gambar 4.3 Flow Chart Prosedur Pencatatan PPh Pasal 21Sumber Data : Perum Perhutani Unit II KPH Jember, 2012
3. SPT Masa PPh Pasal 21 dianggap tidak disampaikan apabila tidak
ditandatangani atau tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau
dokumen sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 534/KMK.04/2000, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
181/PMK.03/2007 dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
214/PJ./2001.
4. PPh Pasal 21 dibayarkan/disetorkan paling lama tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan dilaporkan paling lama
20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007.
5. Pembayaran/penyetoran PPh yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan yang dihitung dari saat jatuh tempo pembayaran sampai dengan
tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
6. SPT Masa PPh Pasal 21 yang disampaikan setelah jangka waktu yang
ditetapkan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp100.000 (seratus ribu rupiah).
Berdasarkan peraturan tersebut, bagian urusan Keuangan pada Perum
Perhutani Unit II KPH Jember berkewajiban menyetorkan uang pajak dan juga
berkas-berkas yang diperlukan sesuai dengan aturan perpajakan paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan dilaporkan paling
lambat tanggal 20 setelah Masa Pajak berakhir sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007. Berkas-berkas yang
harus di perlukan adalah SPT Masa (Surat Pemberitahuan Masa Pajak), 1721-
A1, Bukti Potong PPh pasal 21/pasal 26, Bukti Potong Final, Daftar Bukti Potong
dan SSP (Surat Setor Pajak). (Bagian Urusan Keuangan Perum Perhutani Unit II
Jember;2012)
4.2.4 Formulir Yang Digunakan
4.2.4.1 Formulir Tunjangan Uang Pajak (PPh pasal 21)
37
: (1): (2): (3): (4): (5): (6) GOL/T.K.T : (8): (7) STAT.KEL/JUMLAH ANAK : (9)
1 GAJI Rp (10)2 TUNJANGAN-TUNJANGAN Rp (11)
3 JUMLAH PENGHASILAN BRUTO Rp4 PENGURANG-PENGURANG
4.1 BIAYA JABATAN Rp (12)4.2 IURAN PENSIUN/THT Rp (13)
5 JUMLAH PENGURANGAN Rp6 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 1 BULAN Rp (14)
7 PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) 1 BULAN (15)8 PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) 1 TAHUN Rp (16)9 PREMI PRODUKSI/TJ.TAK TERATUR 1 TAHUN Rp
10 PKP 1 TAHUN+PREMI PRODUKSI/TJ.TAK TERATUR Rp11 PPh PASAL 21 (TARIF PS 17) Rp12 PPh PASAL 21 1 BULAN Rp (17)13 TUNJANGAN UANG PAJAK 1 BULAN Rp
JEMBER, ………. (18)
(19)
Yang MenerimaSTAF TU KEUANGAN
PERUM PERHUTANI UNIT II KPH JEMBERSLIP TUNJANG UANG PAJAK
(RINCIAN)
KANTORNAMASTATUS PEGAWAIBAGIANJABATANNIP/NO.ASTEK
TUP. BULAN
Gambar 4.4 Slip Tunjangan Uang PajakSumber : Perum Perhutani Unit II KPH Jember
Adapun cara pengisisan sebagai berikut :
1. Gaji bulanan : diisi sesuai dengan bulan dan tahun berapa.
2. Kantor KPH : diisi kantor KPH Jember sebagai kantor utama.
3. Nama : diisi sesuai dengan nama pegawai penerima gaji.
4. Status Pegawai : diisi sesuai dengan status yang telah ditetapkan oleh
Perum Perhutani KPH Jember berdasarkan SK Unit II
Surabaya.
38
5. Gol/t.m.t : diisi berdasarkan golongan apa yang diterima oleh
pegawai dan tamatan gaji yang sedang diterima.
6. Bagian : diisi sesuai dengan dimana ia bekerja dan sebagai apa,
ditempatkan didaerah atau kota mana ia menempati
jabatan itu.
7. Jabatan : diisi sesuai dengan jabatan yang sudah dijabat saat itu
dan ditempatkan dibidang apa.
8. NIP/No. Astek : diisi berdasarkan nomor induk pegawai yang telah
ditentukan oleh keputusan Administratur Perum
Perhutani KPH Jember berdasarkan keputusan direksi
Unit II Surabaya bagian Astek sebagai asuransi
keselamatan kerja pegawai.
9. Status kel/jml anak: diisi berdasarkan sebenar-benarnya apakah penerima
gaji sudah punya keluarga atau belum jumlah anak lebih
kurang 2 anak yang ditentukan berdasarkan surat
keputusan direksi Unit II Surabaya.
10. Gaji : diisi berdasarkan peraturan gaji Perum Perhutani KPH
Jember No. 668/kpts/Dir/2000
11. Tunjangan : diisi berdasarkan tunjangan yang diterima dari gaji pokok
perusahaan.
12. Biaya Jabatan : diisi berdasarkan penghasilan bruto dikalikan 5%
13. Iuran pensiun : diisi berdasarkan ketentuan yang telah disahkan oleh
Menteri Keuangan dan iuran tunjangan hari tua kepada
badan penyelenggara Jamsostek.
14. PTKP : diisi berdasarkan ketentuan pajak yang berlaku.
15. PKP1 bulan : diisi berdasarkan penghasilan netto dikurangi dengan
PTKP.
16. PKP 1 tahun : diisi berdasarkan PKP 1 bulan dikalikan dengan 12
bulan.
17. PPh 21 1 Bl : diisi berdasarkan perkalian antara PKP dengan tarif
pajak yang berlaku.
18. Nama/NIP : diisi sesuai dengan nama dan NIP penerima gaji.
39
Seluruh pegawai tetap di Perum Perhutani KPH Jember dikenakan PPh
pasal 21. Cara menghitung PPh pasal 21 atas gaji pegawai tetap adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menghitung PPh pasal 21 atas karyawan terlebih dahulu dicari
penghasilan netto sebulan. Penghasilan netto sebulan diperoleh dengan cara
menambahkan gaji pokok dengan tunjangan-tunjangan serta pendapatan
lain-lain yang diterima karyawan, kemudian jumlah penghasilan netto
tersebut disetahunkan.
2. Penghasilan kena pajak dihitung dengan cara mengurangi jumlah
penghasilan netto setahun dengan biaya jabatan (besarnya 5% dari
penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 1.296.000 dalam setahun atau Rp
108.000 perbulan), iuran-iuran dan PTKP.
3. Pajak penghasilan pasal 21 dihitung dengan mengalikan penghasilan kena
pajak dengan tarif pajak sebagaimana disebutkan dalam undang-undang No.
17 tahun 2009 pasal 17 ayat 1.
4. Pajak penghasilan sebulan diperoleh dengan cara membagi pajak
penghasilan setahun dengan 12 bulan.
4.2.4.2 Formulir 1721-A1
Formulir 1721-A1 merupakan bukti pemotongan PPh pasal 21 bagi
pegawai tetap atau penerima pensiunan/tunjangan hari tua. Bentuknya adalah
sebagai berikut:
40
1.2.
NOMOR URUT :
:
:
NAMA PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT :
NPWP PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT :
ALAMAT PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT :
:
STATUS, JENIS KELAMIN DAN KARYAWAN ASING : KAWIN TIDAK KAWIN
JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP : K / TK/ HB/
JABATAN : MASA PEROLEHAN PENGHASILAN: S.D
A.
•
•
•
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
22a.
22b.
23.a.
b.
24.
a.
b.
B. TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN
KUASA
NAMA LENGKAP
NPWP
TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN
BLN
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
PEMOTONG PAJAK TGL(tempat) THN
PPh PASAL 21 TERUTANG
22b
22
Pemerintah
PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA
Dipotong dan dilunasi dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung 22a
PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
Dipotong dan dilunasi dengan SSP
PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN (16 - 17) 18
PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN 19
20
PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 15
14JUMLAH PENGHASILAN NETO (9 - 13)
21
11
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :
10. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 7 10
13. JUMLAH PENGURANGAN (10 + 11 + 12) 13
99.
JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 16
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 17
12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/ JHT 12
PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 5
6.PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21
6
PENGURANGAN :
8. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI, DAN THR 8
JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7 + 8)
NPWP PEMOTONG PAJAK
2
3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR, DAN SEBAGAINYA 3
7. JUMLAH (1 s.d. 6) 7
4
5.
FO
RM
UL
IR
TA
HU
N K
AL
EN
DE
R
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
1721 - A1 BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI
TUA/TABUNGAN HARI TUA/JAMINAN HARI TUA
Lembar 1 untuk Pegawai
KARYAWAN ASING
2 0
Lembar 2 untuk Pemotong Pajak
PEREMPUAN
23YANG LEBIH DIPOTONG (22 - 21)
RUPIAH
PENGHASILAN BRUTO :
1. GAJI / PENSIUN ATAU THT / JHT 1
2. TUNJANGAN PPh
JUMLAH PPh PASAL 21 :YANG KURANG DIPOTONG (21 - 22)
NAMA PEMOTONG PAJAK
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA
11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 8
LAKI-LAKI
RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 SEBAGAI BERIKUT :
JUMLAH TERSEBUT PADA ANGKA 23 TELAH
DIPOTONG DARI PEMBAYARAN GAJI BULAN TAHUN24
DIPERHITUNGKAN DENGAN PPh PASAL 21 BULAN TAHUN
Gambar 4.5 1721-A1Sumber : Bagian Urusan Keuangan Perum Perhutani Unit II KPH Jember
41
4.2.4.3 Formulir SPT Masa
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-____
Kelebihan setor PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dari:
Jika SPT Pembetulan, maka dilanjutkan ke angka 26 dan 27
Tahun
0
STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 (hanya Pokok Pajak)
Jumlah (angka 21 + angka 22 + angka 23)
62
1
Bagian A – Informasi Identitas Wajib Pajak
2
Jumlah
Penghasilan Bruto
(Rp)
Bagian B – Objek Pajak
MADIUN
NomorTelepon
8
(Bulan/Tahun)
- 47
3 4
01 4
11 12 2
Tahun Kalender
05 97
(4) (5)
Alamat Email
2
37889990 [email protected]
PT PERHUTANI
0
6 Pegawai Tetap
Penerima Pensiun Berkala 7
No
Jumlah
Pajak Terutang
(Rp)
(3)(1) (2)
6NPWP
Nama WP
Alamat
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November(Diisi hanya pada Masa Pajak Desember)
26
24
Masa Pajak23
1
25
1Kelebihan setor pada angka 25 atau angka 27 akan dikompensasikan ke Masa Pajak 0 2 0 11
Khusus Untuk Masa Pajak Desember, Jumlah Penghasilan Bruto (kolom 4) dan Jumlah Pajak Terutang (kolom 5) pada angka6 sampai dengan angka 20 diisi jumlah kumulatif dalam Tahun Kalender yang bersangkutan.
Catatan:
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor (angka 20 – angka 24)
0
8 01
27
28
17
18
19
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor karena pembetulan (angka 25 – angka 26)
25b. Penyetoran dengan SSP
25a. Penyetoran dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor pada SPT yang Dibetulkan(merupakan pindahan dari Bagian B Angka 25 dari SPT yang Dibetulkan)
10
11
Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
12
13
14
16 Peserta Kegiatan
Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yangBersifat Berkesinambungan
Pegawai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak LuarNegeri
Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan
8
Tenaga Ahli
Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yangtidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap
Penjaja Barang Dagangan
Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi,Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain
10
9
Jumlah Bagian B(Penjumlahan Angka 6 s.d. 19)
21
22
52 3
4
3
1
Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun
1
20
Jumlah
Penerima
Penghasilan
Golongan Penerima
Penghasilan
Distributor MLM
15
Petugas Dinas Luar Asuransi
0
2
DepartemenKeuangan RI
DirektoratJenderal
Pajak
0 1 0
Formulir
1721
2/
0
SPT MasaPajak Penghasilan
Pasal 21 dan/atau Pasal 26
Tahun KalenderFormulir ini digunakan untuk melaporkankewajiban Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
21 dan/atau Pasal 26 1020
x
Masa Pajak
Gambar 4.6 SPT MasaSumber : Bagian Urusan Keuangan Perum Perhutani Unit II KPH Jember
42
4.2.4.4 Formulir Bukti Potong Final
Lembar ke-1 untuk : Wajib PajakLembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak
N P W P : 0 6 - 1 1 9 - 9 6 6 - 5 - 4 2 3 - 0 0 0 (3)
Nama Wajib Pajak : D I T O
Alamat : P A T I
Uang Pesangon, Uang
Tebusan Pensiun, Tunjangan
Hari Tua/Jaminan Hari Tua
yang dibayarkan sekaligus.
Honor & Imbalan lain yang
dibebankan kepada APBN
atau APBD yang diterima
oleh PNS, Anggota TNI/
POLRI dan Pensiunan.
Terbilang :
*) Lihat petunjuk pengisian
Pemotong Pajak (5)
N P W P : 0 1 - 2 3 4 - 5 6 7 - 8 - 4 2 4 - 0 0 0
N a m a : P T P E R H U T A N I
Perhatian : 1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tanda tangan, nama dan cap
dipotong di atas bukan merupakan kreditpajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)Tahunan PPh Orang Pribadi.
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sahapabila diisi dengan lengkap dan benar.
F.1.1.33.02
Tarif
(3)(1)
No.
(4)1.
(2)
Jenis Penghasilan
(FINAL)
NOMOR : ……………………………………… (2)
Jumlah Penghasilan Bruto
……………………………………...…………. (1)
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
PPh yang dipotong
(5)
BUDI FEBRIANSYAH
MADIUN, 31 OKTOBER. 2010 ……. (4)
JUMLAH
2.
Gambar 4.7 Bukti Potong PPh Pasal 21Sumber : Bagian Urusan Keuangan Perum Perhutani Unit II KPH Jember
43
4.2.4.5 Daftar Bukti Potong
/ 2 0
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Halaman
Jumlah Objek PPh Pasal 21
dan/atau Pasal 26
PPh Pasal 21 dan/atau
Pasal 26 yang Dipotong
Nomor TanggalNo NPWP Nama Wajib Pajak
Bukti Pemotongan
(2) (3) (4) (5)
Departemen
Keuangan RI
DirektoratJenderal
Pajak
DAFTAR BUKTIPEMOTONGAN
PAJAK PENGHASILANPASAL 21 DAN/ATAU
PASAL 26 (FINAL)
MASA PAJAK(Bulan/Tahun )
(6) (7)
Halaman ke dari
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Jumlah
Gambar 4.8 Daftar Bukti Potong PPh Pasal 21Sumber : Bagian urusan Keuangan Perum Perhutani Unit II KPH Jember
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kuliah kerja yang dilaksanakan pada Perum Perhutani Unit II KPH
Jember telah memberikan data dan informasi yang diperlukan oleh penulis.
Selain itu, penulis juga memperoleh pengalaman berperan langsung dalam dunia
kerja di Perum Perhutani Unit II KPH Jember yang nantinya dapat menjadi bekal
bagi penulis jika penulis sudah menyelesaikan kuliah dan langsung menghadapi
dunia kerja kelak.
Setelah melihat kenyataan yang terjadi dan informasi yang diperoleh
selama pelaksanaan kuliah kerja, maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
5.1.1 Kesimpulan Sistem Penggajian
Pada Perum Perhutani KPH Unit II KPH Jember, upah diberikan kepada
tenaga kerja harian dan tenaga kontrak, sedangkan pegawai Perum Perhutani
mendapat gaji. Selain upah pokok yang diterima oleh tenaga kerja harian atau
tenaga kerja kontrak, terdapat pula upah lembur yang diberikan diluar upah
pokok.
Upah dan gaji yang diterima pegawai maupun non pegawai Perum
Perhutani Unit II KPH Jember ini diterima dengan sistem dan prosedur yang
berlaku pada perusahaan. Sistem penggajian yang berlaku pada Perum
Perhutani Unit II KPH Jember ini masih berbentuk manual. Artinya disini sistem
yang dipakai masih menggunakan cara pemberian gaji secara langsung sesuai
aturan yang berlaku pada perusahaan yaitu pada bagian urusan Keuangan
kepada pegawai maupun non pegawai perusahaan. Padahal perusahaan
maupun instansi milik pemerintah lainnya kebanyakan sudah menggunakan
sarana Perbankan dalam melakukan penggajian terhadap karyawan atau
pegawai-pegawai perusahaan. Namun mungkin hal ini mungkin sudah di
perhitungkan sedemikian rupa oleh para Direksi atau Petinggi Perum Perhutani
Unit II KPH Jember sehingga cara ini masih tetap dipertahankan.
45
5.1.2 Kesimpulan Prosedur Perpajakan
Ketentuan Umum Perpajakan merupakan dasar untuk dapat memahami
ketentuan perpajakan yang dikelola pusat, seperti Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan dan juga berbagai pajak-pajak
yang dikelola daerah. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara yang
diatur berdasarkan undang-undang yang bersifat memaksa dengan tanpa timbal
balik secara langsung yang digunakan untuk keperluan pengeluaran umum
negara. Dengan adanya kuliah kerja ini, penulis bisa dapat mengerti prosedur
perpajakan pada Perum Perhutani Unit II KPH Jember khususnya mengenai
pajak penghasilan atau PPh Pasal 21.
Berdasarkan kuliah kerja yang sudah penulis laksanakan pada Perum
Perhutani Unit II KPH Jember, perusahaan BUMN ini sangat memperhatikan
mengenai masalah kewajibannya membayar pajak pada negara. Kesalahan-
kesalahan dalam pembayaran pajak sangat diperhatikan. Ini terlihat dari
pemotongan gaji pegawai urusan pajak apabila terlambat dalam membayar atau
membuat laporan mengenai pajak.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas dan kegiatan serta observasi yang penulis
lakukan selama melaksanakan Program Kuliah Kerja pada Perum Perhutani Unit
II KPH Jember, kami dapat memberikan saran bagi perusahaan yaitu sebaiknya
sistem penggajian pada Perum Perhutani Unit II KPH Jember tidak lagi
menggunakan cara manual melainkan menggunakan sarana perbankan seperti
pada instansi-instansi atau perusahaan-perusahaan milik pemerintah lainnya.
Karena dengan menggunakan sistem penggajian pada perbankan akan
mempermudah pegawai dan penerima gaji serta proses penggajian akan lebih
aman.
46
Recommended