SISTEM MUSKULOSKELETAL
MODUL I
DASAR MUSKULOSKELETAL
Tutor : DR. Dr. Busjra M Nur, M.ScDibuat oleh :
Kelompok 6
Aulia Ariesta Kusuma P 2013730127
Carissa Gayatri Putri 2013730131
Dwi Suci Haryati 2013730138
Dyoza A. Cinnamon 2013730139
Ibnu Fajar Sidik 2013730148
M.Hakam Al Hasby 2013730150
Putri Desti Juita Sari 2013730164
Tasya Sabrina C 2013730183
Virni T Aprielia 2013730186
Yunita Maharani Burhan 2013730187
Muhammad Himowo K 2010730145
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
2014
Modul I : Dasar Muskuloskeletal
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mampu menjelaskan peran kinerja alat gerak dalam mencapai kinerja manusia yang
optimal.
SKENARIO :
Pada saat sholat,kita harus melakukan gerakan Takbir,Sujud,Ruku,dan Duduk. Pada saat
bekerja dengan menggunakan computer kita harus menggerakan jari-jari tangan kita. Pada saat
bermain bola,kaki banyak dipergunakan untuk menendang dan berlari.
KATA SULIT : -
KATA KUNCI :
1. Gerak2. Gerakan Takbir,Sujud,dan Rukuk3. Menggerakan jari-jari tangan
Virni Tiana Aprielia - 2013730186
Pertanyaan :
1. Jelaskan Pengertian gerak dan mekanisme gerak tubuh manusia!
Jawab :
Manusia dapat bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut
tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya
kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melakukan gerakan
seperti dapat melompat, berlari, berjalan, bergoyang, dan sebagainya.
Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan
posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk
hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai
sebagian atau seluruh bagian tubuhnya.
Bagian anggota gerak
Anggota gerak dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
a. Anggota gerak atas (tangan kiri dan kanan) terdiri dari:
o 2 Os Radius (tulang pengumpil)
o 2 Os. Humerus (tulang lengan atas)
o 2 Os Ulna (tulang hasta)
o 16 Ossa. Karpal (tulang pergelangan tangan)
o 10 Ossa. Meta karpal (tulang telapak tangan)
o 28 ossa. Phalanges manus (ruas tulang jari tangan)
b. Anggota gerak bawah (kaki kiri dan kanan) terdiri dari:
o 2 Femur (tulang paha)
o 2 Os. Patella (tempurung lutut)
o 2 Os. Tibia (tulang kering)
o 2 Os. Fibula (tulang betis)
o 14 Os. Tarsal (tulang pergelangan kaki)
o 10 Os. meta tarsal (tulang telapak kaki)
o 28 ruas Os. phalanges pedis (ruas tulang jari kaki)
Istilah gerakan
Fleksi : membeloknya atau berkurangnya sudut antara tulang-
tulang atau bagian-bagian tubuh. Untuk sebagian besar sendi
(misalnya,siku), fleksi biasanya melibatkan gerakan pada arah
anterior. Namun, fleksi pada sendi lutut melibatkan gerakan
posterior.
a. Dorsifleksi : menjelaskan fleksi pada sendi pergelangan
kaki, dan terjadi ketika berjalan jinjit atau mengangkat ibu
jari dari tanah.
b. Plantarfleksi : membalikkan kaki atau ibu jari kakinke arah
permukaan plantar (misalnya, ketika berdiri pada jari kaki).
Ekstensi : menunjukkan lurusnya atau bertambahnya sudut
antara tulang-tulang atau bagian-bagian tubuh. Ekstensi
biasanya terajdi pada saat posterior, tetapi ekstensi lutut terajdi
pada arah anterior.
Hiperekstensi (ekstensi berlebih) : ekstensi suatu
ekstremitas atau bagian yang melebihi batas normal.
Dapat menyebabkan cedera, seperti “salah urat”.
Abduksi : bergerak menjauh dari bidang median pada bidang
frontal (ketika menggerakan ekstremitas atas menjauh dari sisi
tubuh).
Adduksi : bergerak kea rah bidang median pada bidang frontal
(bila menggerakan ekstremitas atas mendekati sisi tubuh).
Sirkumduksi : gerakan melingkar yang merupakan kombinasi
antara fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi yang terajdi
sedemikian rupa sehingga ujung distal bagian bergerak
melingkar. Misalnya pada sendi panggul.
Rotasi : melibatkan pembalikan atau pemutaran suatu bagian
tubuh di sekitar sumbu longitudinalnya, seperti memutar kepala
ke samping.
a. Rotasi medial (rotasi internal) : membawa permukaan
anterior suatu ekstremitas lebuh dekat dengan bidang
median.
b. Rotasi lateral (rotasi eksternal) : menyebabkan
permukaan anterior menjauh dari bidang median.
Pronasi : gerakan rotasional dengan bawah dan tangan yang
mengayun radius (tulang panjang lateral dengan bawah) ke
medial di sekitar sumbu longitudinalnya sehingga telapak tangan
menghadap ke posterior dan permukaan dorsumnya ke anterior.
Supinasi : gerakan rotasional lengan bawah dan tangan yang
mengayun radius ke lateral di sekitar sumbu longitudinalnya
sehingga dorsum tangan menghadap ke posterior dan telapak
tangan menghadap anterior.
Oposisi : gerakan bantalan jari pertama (ibu jari) mendekati
bantalan jari lain. Gerakan tersebut digunakan untuk mencubit,
memasang kancing, mengangkat gelas dengan memgang
gagang pegangannya.
Protrusi : gerakan ke anterior (ke depan) sepert memprotrusikan
mandibular (dagu), bibir, lidah.
Retrusi : gerakan ke posterior (ke belakang), seperti saat
meretrusikan mandibula, bibir, lidah.
Elevasi : menaikan atau menggerakan suatu bagian kea rah
superior, seperti elevasi bahu ketika mengangkat bahu, kelopok
mata atas ketika membuka mata, atau lidah ketika
mendorongnya melawan langit-langit.
Depresi : merendahkan atau menggerakan suatu bagian ke
inferior, seperti depresi bahu ketika beristirahat, kelopak mata
atas ketika menutup mata, atau menarik lidah menjauh dari
langit-langit.
Eversi : menggerakan telapak kaki menjauh dari bidang median
(membalikkan telapak kaki ke lateral).
Inversi : menggerakan telapak kaki ke arah bidang median
(menghadapkan telapak kaki ke medial).
Mekanisme gerak tubuh manusia
Proses terjadinya gerakan pada manusia dimulai dari adanya stimulus
yang diterima oleh reseptor yang diterima oleh saraf-saraf sensorik menuju
ke otak. Stimulus tersebut diolah di otak, lalu memberikan balikan melalui
saraf motorik ke alat-alat gerak atau efektor, seperti otot, tulang, sendi.
Sehingga manusia dapat bergerak.
Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan
sinapsis.
1. Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa
elektrik. Alur impuls yang terjadi yaitu:
Impuls – dendrit – badan sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis
2. Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi
sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan
neurotransmitter. Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada
organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan
mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ.
Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa
dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh sedangkan gerak refleks
terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan tubuh.
Gerak Biasa
Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks.
Urutan jalannya impuls pada gerak biasa yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik
– respon pada organ efektor
Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa
kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks
terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak.
Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api,
mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang
masuk ke mata, bersin serta batuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung
(asosiasi) pada sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada
organ efektor.
Referensi :
Anatomi Berorientasi Klinis, Edisi ke lima Jilid 1 (Keith L. Moore) File.upi.edu Tobi-tobita.blogspot.com
Aulia Ariesta Kusuma Putri - 2013730127
Carissa Gayatri Putri - 2013730131
2. Jelaskan anatomi tangan, kaki, dan lutut!
Jawab :
A. Anatomi tangan
- Tulang dan Sendi
1. Sendi peluru2. Humerus
3. Sendi engsel4. Ulna5. Radius6. Sendi pelana
7. Karval a. Multangulum minusb. Multangulum majusc. Captatumd. Naviculare manuse. Carpusf. Lunatumg. Triquetrumh. Pisiformei. hamatum
8. Metakarval9. Sendi engsel10. Sendi peluru11. Falang proksimal 12. Sendi engsel13. Falang medial14. Sendi engsel15. Falang distal
- Otot 1. Abductor pollicis brevis2. Interosseus dorsalis I3. Extensor digitorum communis4. pronator quadratus5. extensor carpi radialis longus 6. flexsor carpi radialis
7. brachioradialis8. pronator teres 9. brachialis10. biceps brachii11. triceps brachii12. coracobrachialis13. deltoideus
B. ANATOMI KAKI
- tulang
1. Femur
Pada Lutut:
2. Patella: Base, Articular facet for medial femoral condyle, Articular facet for lateral femoral condyle, Apex
3. Lateral epicondyle
4.Lateral condyle
5. Medial epicondyle
6. Medial condyle
7. Lateral epicondyle
8. Intercondylar fossa
9. Lateral condyle;
10. Head
11. Tibial Tuberosity
12. Fibula
13. Tibia
14. Interosseous membrane
15. Anterior border (crest)
16. Lateral malleolus
17. Medial malleolus
Telapak Kaki:
18. Talus
19. Calcaneus
20. Lateral malleolus
21. Tarsals
22. Navicular
23. Cuboid
24. Third (lateral) cuneiform
25. Second (intermediate) cuneiform
26. First (medial) cuneiform
27. Base
28. Shaft
29. Metatarsals: Digiti I,II,III,IV, V
30. Sesamoid bones
31. Head
32. Phalanges: Proximal, Middle, Distal, Great toe (hallux)
- Otot
1. flexor digitorum longus2. flexor halluces longus3. Flexor digitorum brevis4. Interossei plantares5. Abductor halluci6. Opponens digiti V7. Flexor digiti V8. Flexor halluces brevis9. Tibialis anterior10. Peronaeos longus11. Tibialis posterior12. Quadratus plantae13. Gastrocnemius
14. Sartorius15. gricilis16. Semitendinosus
17. Semimembarnosus18. Vastus medialis19. Rectus femoris20. Rectus femoris
-Sendi
Sendi-sendi Ekstremitas Bawah (Kaki)
Sendi Jenis Sendi Kemungkinan GerakSendi Pangkal Paha(articulatio coxae)
Buah pala (enarthrosis spheroidea)
Fleksio, ekstensio, Adduksio, abduksio, endorotasio, eksototasio.
Sendi Lutut(articulatio genus)
Sendi pasak-engsel Fleksio, ekstensio, endorotasio, eksorotasio hanya mungkin dalam keadaan fleksio.
Sendi Loncat Bagian Atas(articulatio talocruralis)
Sendi engsel (ginglymus) Planta fleksioDorso fleksio
Articulatio subtalaris Sendi kisar (articulatio trochoidea)
SupinasioPronasio
Articulatio metatarsophalangea
Sendi condilaris Gerak kisar jari-jari kaki terhadap metatarsal
Sendi Jari Kaki(articulationes interphalangeae pedis)
Sendi engsel FleksioEkstensio
Sendi-Sendi Ekstremitas Atas (Tangan)
Sendi Jenis Sendi Kemungkinan GerakSendi bahuArticulatio humeri
Sendi PeluruArticulatio spheroida
Fleksio, ekstensio, endorotasio, eksorotasio, abduksio, adduksio.
Sendi sikua. Articulatio
humeroulnaris
b. Articulatio humeroradialis
c. Articulatio radioulnaris proximalis
Sendi engselGinglymusSendi peluru(fungsi terbatas)Articulatio sphaeroideaArticulatio trochoidea
FleksioEkstensioFleksioEkstensioRotasioPronasioSupinasio
Sendi Karpala. Articulatio Articulatio ellipsoidea
AduksioulnarisAduksio radialis
radiocarpeab. Articulatio
mediocarpea
Palmar fleksioDorsofleksio
Articulatio carpometacarpea Sendi pelanaArticulatio sellaris
Fleksio, ekstensio, abduksio, aduksio oposisio
Metacarpophalangeal articulationes metacarpophalangeae
Sendi peluru (fungsi terbatas),Articulationes sphaeroideae
Fleksio, ekstensio,abduksio, adduksio
Sendi jari articulationes interphalangeae manus
Sendi engselGinglymi
Fleksio, ekstensio
Referensi :
Spaltehoz,Warner. Atlas Berwarna Anatomi Kedokteran Buku Satu.Tangerang : Binarupa Aksara
https://www.google.com/search?sclient=psy-ab&q=anatomi+tulang+kaki&btnG= Derrickson, Bryan H. dan Tortora, Gerard J. 2009. Principles of Anatomy and
Physiology. Hoboken. Wiley Inc. Penerbit Buku Kedokteran. 1985. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC.
Yunita Maharani Burhan - 2013730187
3. Jelaskan macam – macam gerak sendi!
Jawab :
1. Fleksi dan Ekstensi
Fleksi adalah gerakan menekuk satu tulang terhadap tulang yang lain sehingga akan
menurunkan nilai sudut sendi, biasanya terjadi pada aspek permukaan anterior dari tulang yang
berartikulasi (kata singkatnya berarti fleksi itu berarti membengkokkan)
Ekstensi adalah gerakan meluruskan suatu tulang terhadap tulang yang lain sehingga
akan menambah nilai sudut sendi (kata singkatnya berarti ekstensi adalah menekuk atau
membengkokkan(kebalikan dari fleksi)
2. Adduksi dan Abduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi garis tengah tubuh sedangkan adduksi adalah gerakan
mendekati garis tengah tubuh
3. Elevasi dan Depresi
Elevasi merupakan gerakan mengangkat sedangkan depresi adalah gerakan menurunkan.
4. Inversi dan Eversi
Inversi adalah gerakan telapak kaki ke arah dalam dari pergelangan kaki sedangkan
eversi adalah gerakan telapak kaki kea rah luar dari pergelangan kaki.
5. Supinasi dan Pronasi
Supinasi adalah gerakan lengan bawah berputar sehingga telapak tangan menghadap ke
depan sedangkan pronasi adalah gerakan lengan bawah berputar sehingga telapak tangan
menghadap ke belakang.
6. Protraksi dan Retraksi
Protraksi adalah gerakan pada bidang paralel menjauhi garis tengah tubuh sedangkan
retraksi adalah gerakan pada bidang paralel mendekati garis tengah tubuh.
7. Endorotasi dan Eksorotasi
Endorotasi adalah gerak suatu tulang atau bagian tubuh tertentu sekitar aksis longitudinal,
dimana permukaan anterior bergerak ke arah medial ( medial rotasi )
Eksorotasi adalah gerak suatu tulang atau bagian tubuh tertentu sekitar aksis longitudinal
dimana permukaan anterior bergerak kearah lateral ( lateral rotasi )
8. Protraksi dan Retraksi
Protraksi adalah gerakan pada bidang paralel menjauhi garis tengah tubuh sedangkan
retraksi adalah gerakan pada bidang paralel mendekati garis tengah tubuh.
Referensi :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Hedi%20Ardiyanto%20Hermawan,%20S.Pd.,
%20M.Or./SENDI.pdf
M.Hakam Al Hasby – 2013730150
Muhammad Himowo K - 2010730145
4. Jelaskan histologi dari tulang,sendi,dan otot!
Jawab :
HISTOLOGI TULANG
Berdasarkan perbandingan jumlah matriks dan jumlah rongga (spaces), tulang dibedakan
menjadi tulang spongiosa dan tulang kompakta.
Tulang spongiosa terdiri dari trabekula, yaitu bentukan tulang yang langsing, tidak teratur,
bercabang, dan saling berhungan membentuk anyaman. Celah-celah diantara anyaman ini
ditempati oleh sumsum tulang.
Tulang kompakta jumlah dan ukuran rongga lebil kecil dari tulang spongiosa, serta jumlah
bahan padat lebih banyak.
Pada tulang pipa, bagian diafisis sebagian besar terdiri dari tulang kompakta mengelilingi
sumsum. Sedangkan bagian epifisis terdiri dari tulang spongisa dibungkus selapis tulang
kompakta, rongga pada tulang spongiosa berhubungan langsung dengan sumsum tulang.
Pada tulang pipih, 2 lapis tulang kompakta melapisi selapis tulang spongiosa (diploe).
Pada tulang irregular, tulang spongiosa dibungkus tulang kompakta.
Ciri utama tulang (osteo) secara mikroskopik adalah susunannya yang lamellar (subtantia
intersel yang mengalamiperkapuran) atau berlais-lapis (lamel-lamel).
Tiap tulang kecuali bagian sendinya dibungkus jaringan ikat khusus yang disebut periosteum.
Pada bagian dalam terdapat endosteum yang membatasi rongga dan celah sumsum.
Matriks tulang:
Bersifat asidofilik, tersusun berlapis-lapis, tebalnya 5-7 mikron.
Matriks tulang terdiri dari 35% komponen organik yaitu kolagen dan proteoglikan, serta 65%
material inorganik (mineral). Kolagen pada tulang merupakan kolagen jaringan ikat yang mirip
kolagen tipe I jaringan ikat longgar berfungsi dalam fleksibilitas tulang. Mineral yang terdapat
pada tulang adalah kristal kalsium fosfat (hidroksiapatit) [Ca10(PO4)6(OH)2].
Sel- sel tulang
sel osteoprogenitor → berbentuk gelendong, inti pucat, memanjang, dan sitoplasma jarang. Sel ini
merupakan stem sel. Sel osteoprogenitor terdapat di dalam periosteum, endosteum, dan saluran
vaskular tulang kompakta. Ada 2 jenis sel osteoprogenitor yaitu preosteoblas dengan jumlah
retikulum sarkoplasma sedikit dan preosteoklas dengan jumlah mitokondria dan ribosom banyak.
osteoblas → bentuk sel: dari koboid hingga piramidal atau seringkali berupa lembaran utuh
menyerupai epitel; inti besar, memiliki satu nukleolu; retikulum sarkoplasma luas; banyak
ribosom; sitoplasma sangat basofilik dikarenakan adanya nukleoprotein (untuk sintesis material
organik matriks). Osteoblas ditemukan pada permukaan tulang.
Kolagen dan proteoglikan yang diproduksi osteoblas di eksositosis dengan vesikel badab Golgi.
Selain itu diproduksi juga vesikel yang mengakumulasikan Ca2+, PO42- dan enzim fosfatase
alkalin. Semuanya berperan dalam kalsifikasi tulang.
Osteoblas mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasma mirip jari yang menjulur ke dalam matriks
yang sedang dibentukdan berhubungan dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma osteoblas yang
berdekatan.
Osteosit merupakan osteoblas yang terpendam dalam matriks; sitoplasmanya basofil ringan,
intinya terpulas gelap; terdapat gap junction atau maculae communicantes yaitu tempat
bertemunya tonjolan sitoplasma dalam kanalikuli. Tonjolan ini pada orang dewasa sebagian
besar telah ditarik kembali, tetapi kanalikuli tetap ada untuk aliran metabolit dari darah dan
osteosit. Kanalikuli tidak mengandung serat. Osteosit ini relative tidak aktif. Tempat (suatu
ruang) dimana osteosit berada disebut lacuna.
Osteoklas berfungsi untuk resorpsi.
Sel raksasa, inti banyak, sitoplasmanya mengandung vakuol-vakuol, terdapat dekat permukaan
tulang, seringkali dalam lekukan dangkal yang dikenal sebagai lacuna howship . osteoklas
berasal dari sel-sel mononuklir (monosit) sumsum tulang hemapoietik.
Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyebabkan matriks
tulang melepaskan substansi dasar yang mengapur.
Arsitektur tulang
Tulang spongiosa terdiri atas trabekula yang terdiri atas lamel-lamel dan padanya terdapat
lacuna dan sistem kanalikuli tang saling berhubungan. Pada prenatal dan penyembuhan fraktur
serat kolagen teranyam tidak teratur (woven bone).
Tulang kompakta lamelnya tersusun teratur. Terdapat saluran Havers yang saling bebas
berhubungan melalui saluran serong atau melintang. Dari periosteum dan endosteum masuk
saluran Volkmann (saluran nutrisi) secara tegak lurus ke dalam tulang dan berhubungan dengan
saluran Havers.
Setiap saluran Havers dikelilingi 5 – 20 lamel konsentris. Lamel, sel-sel, dan saluran pusatnya
membentuk sistem Havers atau osteon. Kanalikuli sistem havers akan berhubungan langsung
dengan saluran Havers. Celah diantara sistem HAvers diisi oleh lamel interstitial . pada
permukaan tepi luar dan dalam tulang, dipandang dari rongga sumsum, terdapat lamel-lamel
yang berjalan sejajar dengan permukaan dan melingkar terhadap sumbu panjang tulang, dikenal
sebagai lamel general luar dan dalam.
Selain serat kolagen pada lamel, terdapat pula berkas kolagen kasar, serat Sharpey, pada lapisan
luar tulang, berjalan dari periosteum ke lamel general luar dan lamel interstitial (tidak terdapat
pada sistem Havers dan lamel general dalam). Fungsi serat ini untuk menahan periosteum secara
erat pada tulang dan banyak terdapat pada insersi ligament dan tendo.
Histologi Sendi
Sendi ialah tempat bertemu 2 atau 3 unsur rangka, baik tulang/tulang rawan
Jenis :
1. Sendi Temporer : terdapat selama masa pertumbuhan, menghilang bila petumbuhan berhenti dan
epifisis menyatu dengan bagian batang
2. Sendi Permanen
Jenis sendi berdasarkan susunannya :
1. Sendi fibrosa (disatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa)
Macam-macamnya :
- Sutura : Bila penyatuannya sangat kuat, hanya terdapat di tengkorak. Sendi ini tidak permanen,
karena dapat diganti dengan tulang di kemudian hari
- Sindesmosis : Bila disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih banyak dari sutura
Ex :sendi radioulnar, sendi tibiofibular
- Gomfosis : Bila jaringan fibrosa penyatu membentuk membran periodontal
Ex : pada gigi dalam maksila dan mandibula
2. Sendi tulang rawan / sendi kartilaginosa sekunder
Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang rawan hialin yang
dipersatukan oleh lempeng fibrokartilago
Ex : simfisis, diskus
3. Sendi Sinovia
- Tulang-tulang ditahan menjadi 1 oleh simpai sendi dan permukaan yang berhadapan dilapisi
tulang rawan sendi (C. Hialin atau C. Fibrosa hanya pada fosa glenoid dan acetabulum)
- Simpai sendi, lapisan luarnya ialah jaringan ikat padat kolagen yang menyatu dengan
periosteum yang membungkus tulang dan di beberapa tempat menebal membentuk ligamen
sendi.
- Lapis dalam simpai (membran sinovia), membatasi rongga sendi, mengandung kapiler lebar.
Jenis sel sinovia :
- Sel A/M : paling banyak, mirip makrofag (fagositosis aktif), sitoplasmanya banyak
mengandung mitokondria, vesikel mikropinositik, lisosom, aparat Golgi
- Sel B/F : kurang berkembang, menyerupai fibroblas, RE granular sangat luas
- Membran sinovial sering menjulur ke dalam rongga sendi berupa lipatan kasar/vili sinovia, dan
dapat menonjol keluar menembus lapis luar simpai di antara tendo dan otot membentuk saku
yang disebut bursa.
- Juga menghasilkan cairan sinovia : hasil dialisis plasma darah dan limf, mengandung musin
(asam hialuronat terikat protein). Fungsi : pelumas dan nutritif untuk sel tulang rawan sendi
- Rongga sendi terbagi sebagian / seluruhnya (terkadang) oleh diskus intra-artikular.
Histologi Otot
Otot Skeletal
Tiap otot terbungkus selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium.
Di dalamnya terdapat serat-serat otot yang tersusun di dalam berkas atau fasikulus.
Masing-masing berkas diselubungi jaringan ikat tipis, yaitu perimisium.
Panjang serat otot + 1 – 40 mm, dan berdiameter + 10-100 mikron.
Dalam suatu serat terdapat banyak inti, sekitar 35 inti tiap mm panjang serat otot.
Terdapat Sarkolema yang merupakan membran tipis tanpa struktur yang membungkus serat.
Sarkolema berisi filamen silindris yaitu Miofibril.
Sarkolema pada bagian dekat inti juga banyak mengandung sarkosom-sarkosom, aparat golgi,
sejumlah butir lipid, dan glikogen.
Otot Jantung
Otot jantung bersifat involunter, berkontraksi secara ritmis dan automatis.
Hanya terdapat pada lapisan miokard dan dinding pembuluh darah besar yang secara langsung
berhubungan dengan jantung.
Terdapat suatu satuan linear yang terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat ‘end-to-end’
yaitu Diskus Interkalaris.
Di antara serat-serat otot terdapat jaringa ikat halus yaitu Endomisisum.
Terbungskus suatu sarkolem tipis, serupa pada otot skeletal.
Terdapat sarkoplasma dengan banyak mitokondria.
Struktur Halus:
Miofilamen – mengandung aktin dan miosin yang sama dengan yang terdapat pada otot skeletal
dan memeperlihatkan struktur yang sama, namun pengelompokan miofilamin menjadi miofibril
tidak sesempurna otot skeletal.
Tubul T – Merupakan invaginasi dari sarkolema, dan merupakan perpanjangan dari ruang
ekstraseluler.
Diskus Interkalaris – Merupakan batas suatu kelompok sel yang khusus. Melintasi serat-serat
otot dalam bentuk ‘tangga’ yang mempunyai bagian transversal dan longitudinal. Terdapat pula
banyak ‘Intermediate Junction’ atau fascia adherens, dan ‘Gap Junction’ atau neksus pada
bagian yang memanjang.
Otot Polos
Merupakan jenis otot involunter.
Terutama tedapat pada bagian visceral, membentuk bagian kontraktil.
Otot-otot ini terdapat pada sistem pernapasan, sistem urinaria, dan sistem reproduksi.
Struktur Halus
Pada sarkoplasma sekitar inti, terdapat mitokondria, sejumlah elemen dar retikulum granular dan
ribosom-ribosom bebas, suatu aparat golgi kecil, glikogen dan sedikit titik-titik lipid.
Serat-seerat retikuler dan elastin mengisi celah-celah interseluler sempit.
Referensi :
Buku ajar histologi edisi 12 oleh bloom and fawcett
http://blogkputih.blogspot.com/2011/11/histologi-sistem-muskuloskeletal.html
Dwi Suci Haryati – 2013730138
Putri Desti Juita Sari - 2013730164
5. Jelaskan Fisiologi dari tulang,sendi,dan otot!
Jawab :
A. FISIOLOGI OTOT
Otot dikhususkan untuk berkontraksi. Melalui kemampuannya yang telah sangat
berkembang untuk menggerakkan komponen-komponen sitoskeleton khusus, otot mampu
menghasilkan tegangan, memendek, menghasilkan gerakan dan melaksanakan kerja. Terdapat
tiga tipe otot, yaitu:
1. Otot rangka : membentuk sistem otot
2. Otot polos : terdapat di seluruh sistem tubuh sebagai komponen organ berongga dan
saluran
3. Otot jantung : hanya terdapat di jantung
Tiga tipe otot tersebut dikategorisasikan berdasarkan karakteristik umumnya, yaitu:
1. Berdasarkan ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis-garis jika dilihat dalam
mikroskop cahaya
a. lurik atau seran-lintang : Otot rangka dan jantung
b. polos : Otot polos
2. Berdasarkan sarafnya.
a. Sistem saraf somatik, berada di bawah kontrol kesadaran ( volunter) : Otot rangka
b. Sistem saraf otonom, tidak di bawah kontrol kesadaran (involunter) : Otot jantung
dan otot polos.
Meskipun otot rangka digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh
kesadaran, namun banyak aktivitas otot rangka yang berada di bawah kontrol involunter
bawah-sadar, misalnya aktivitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan dan
gerakan seperti berjalan.
A. Otot Rangka
Struktur Otot Rangka
Otot rangka dibentuk oleh berkas-berkas sel otot silindris panjang yang dikenal sebagai
serat otot, dibungkus dalam jaringan ikat.gambaran struktural utama pada sebuah serat otot
rangka adalah banyaknya miofibril. Setiap miofibril terdiri dari tumpukan set filamen tebal dan
tipis yang bergantian dan sedikit tumpang tindih. Susunan tersebut menyebabkan serat otot
rangka tampak bergaris-garis pada pemeriksaan mikroskopik, yang terdiri dari pita A gelap dan
pita I bergantian.
Filamen tebal
Setiap filamen tebal memiliki beberapa ratus molekul miosin. Molekul miosin adalah protein
yang terdiri dari dua subunit identik, masing-masing berbentuk seperti stik golf. Filamen tebal
memiliki kepala globular yang menonjol keluar. Kepala-kepala ini membentuk jembatan silang
antara filamen tebal dan tipis. Setiap jembatan silang memiliki dua tempat penting bagi proses
kontraksi, yaitu: (1)tempat untuk mengikat aktin dan (2) tempat miosin ATPase (pengurai ATP).
Filamen tipis
Filamen tipis terdiri dari tiga protein : aktin, tropomiosin, dan troponin. Filamen tipis
terutama terdiri dari protein aktin, yang dapat berikatan dan berinteraksi dengan jembatan silang
miosin untuk menghasilkan kontraksi serat otot yang memerlukan energi. Karena itu, miosin dan
aktin sering disebut protein kontraktil.
Pada serat otot yang melemas, kontraksi tidak terjadi, aktin tidak dapat berikatan dengan
jembatan silang karena posisi dua tipe protein lain – tropomiosin dan troponin – di dalam
filamen tipis. Molekul tropomisin adalah protein mirip benang yang terbentang dari ujung ke
ujung di samping alur spiral aktin. Pada posisi ini, tropomiosin menutupi bagian aktin yang
berikatan dengan jembatan silang, menghambat interaksi yang menghasilkan kontraksi otot.
Komponen filamen tipis lainnya, troponin, adalah suatu kompleks protein yang terbuat dari tiga
unit polipeptida: satu berikatan dengan aktin, dan yang ketiga dapat berikatan dengan Ca2+.
Ketika troponin tidak terikat dengan Ca2+, protein ini menstabilkan tropomiosin dalam posisinya
menutupi tempat pengikatan jembatan silang di aktin. Ketika Ca2+ berikatan dengan troponin,
bentuk protein ini berubah sehingga tropomiosin terlepas dari posisisinya yang menghambat.
Dengan tropomiosin tersingkir, aktin dan miosin dapat berikatan dan berinteraksi di jembatan
silang, menyebabkan kontraksi otot. Tropomiosin dan troponin sering disebut protein regulatorik
karena perannya dalam menutupi (mencegah kontraksi) atau memajankan (memungkinkan
kontraksi) tempat pengikatan untuk interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin.
Mekanika Kontraksi Otot Rangka
Unit motorik. Setiap motoneuron yang meninggalkan medula spinalis akan menpersarafi
beragam serabut otot,dan jumlahnya bergantung pada jenis otot. Semua serabut otot yang
dipersarafi oleh serabut saraf disebut unit motorik. Serabut-serabut otot dalam setiap unit
motorik tidak seluruhnya terkumpul bersama-sama dalam satu oto tetapi menumpang tindih unit
motorik lainnya. Pertautan ini menyebabkan unit motorik lain dalam suatu berkas mikro.
Kontraksi otot pada kekuatan yang berbeda-beda-sumasi kekuatan. Sumasi berarti
penjumlahan setipa kontraksi kedutan otot untuk meningkatkan intensitas keseluruhan kontraksi
otot. Sumasi terjadi dalam 2 cara : (1) dengan meningkatkan jumlah unit motorik yang
berkontraksi secara bersama-sama yang disebut sumasi serabut multipel (2) dengan
meningkatkan frekuensi kontraksi yang disebut sumasi frekuensi dan dapat menimbulkan
tetanisasi.
Frekuensi sumasi dan tetanisasi. Kontraksi kedutan yang terjadi pada frekuensi perangasangan
yang rendah kemudian, ketika frekuensi meningkat sampailah pada suatu titik ketika kontraksi
yang baru timbul sebelum kontraksi yang terdahulu berakhir. Sebagai akibatnya sebagian
kontraksi yang kedua akan ditambahkan pada kontraksi yang pertama,sehingga kekuatan
kontraksi total meningkat secara progresif bersama dengan penigkatan frekuensi. Bila frekuensi
mencapai titik kritis terjadinya kontraksi berikutnya akhirnya menjadi begitu cepat sehingga
kontraksi – kontraksi tersebut bersatu dan kontraksi secara keseluruhan nampak halus dan
berlangsung terus menerus peristiwa ini disebut tetanisasi.
Kelelahan Otot
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai
kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan
metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Saraf
terus bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normalmelalui hubungan otot-saraf
masuk ke dalam serabut otot dan potensial aksi normal menyebar ke serabut-serabut otot sendiri
kekurangan ATP.
Dasar Molekular Kontraksi Otot Rangka
Eksitasi suatu serat otot rangka oleh neuron motoriknya menimbulkan kontraksi melalui
serangkaian kejadian yang menyebabkan filamen-flamen tipis bergeser saling mendekat di antara
filamen tebal. Mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot ini diaktifkan oleh pelepasan
Ca2+ dari kantung lateral retikulum sarkoplasma. Pelepasan kalsium terjadi sebagai respons
terhadap penyebaran potensial aksi serat otot ke dalam bagian sentral serat melalui tubulus T.
Ca2+ yang dibebaskan kemudian berikatan dengan dengan kompleks troponin-tropomiosin
filamen tipis untuk memajankan tempat pengikatan jembatan silang aktin.
Setelah aktin yang terpajan tersebut berikatan dengan jembatan silang miosin, interaksi
molekular antara aktin dan miosin membebaskan energi yang disimpan sebelum penguraian
ATP. Energi ini digunakan untuk menjalankan kayuhan bertenaga jembatan silang. Selama
kayuhan berrtenaga, jembatan silang menekuk ke arah tengah filamen tebal, “mendayung”
masuk filamen tipis yang melekat padanya. Dengan penambahan molekul ATP ke jembatan
silang miosin, miosin dan aktin akan terlepas, jembatan kembali ke bentuk semula dan siklus
diulang.
Siklus berulang tersebut menyebabkan bergesernya filamen tipis ke arah dalam setahap demi
setahap. Jika tidak ada lagi potensial aksi maka kantung lateral menyerap Ca2+, troponin dan
tropomiosin kembali bergeser ke posisi menghabat dan terjadi relaksasi. Keseluruhan respons
kontraktil berlangsung sekitar100 kali lebih lama daripada waktu potensial aksi.
B.Otot Polos
Sel otot polos ditemukan di dinding organ berongga dan saluran. Kontraksi otot ini menimbulkan
tekanan dan mengatur gerakan maju isi struktur-struktur tersebut. Sel otot polos berbentuk
gelendong,memiliki satu nucleus,dan jauh lebih kecil.
Sel otot polos memiliki tiga jenis filament :
1. Filamen tebal miosin,yang lebih panjang daripada yang ada di otot rangka
2. Filamen tipis aktin,yang mengandung tropomiosin tetapi tidak mengandung protein
regulatorik troponin
3. Filamen ukuran sedang,yang tidak secara langsung ikut serta dalam kontraksi tetapi
merupakan bagian dari rangka sitoskeleton yang menunjang bentuk sel.
Pada otot polos, Ca2+ sitosol,yang masuk dari cairan ekstrasel dan juga dibebaskan dari
simpanan intrasel yang terbatas,mengaktifkan siklus jembatan silang dengan memicu
serangkaian reaksi biokimia yang menyebabkan fosforilasi jembatan silang miosin yang
memungkinkannya bereaksi dengan aktin.
Otot polos multiunit bersifat neurogenik,memerlukan rangsangan dari saraf otonomnya
terhadap masing-masing serat ototnya agar terjadi kontraksi. Otot polos unit tunggal bersifat
miogenik : otot ini dapat memulai sendiri kontraksi tanpa pengaruh eksternal apapun,akibat
depolarisasi spontan ke potensial ambang yang ditimbulkan oleh pergeseran otomatis fluks
ion. Hanya sebagian kecil dari sel-sel otot polos dalam sinistium fungsional yang dapat
terangsang sendiri. Dua jenis utama depolarisasi spontan yang diperlihatkan oleh sel-sel otot
polos yang dapat terangsang sendiri adalah potensial pemacu dan potensial lambat.
Setelah potensial aksi terbentuk di sel otot polos yang dapat terangsang sendiri,aktivitas
listrik ini menyebar melalui taut celah ke sel sekitar dalam sinsitiun fungsional sehingga
seluruh lembaran terektasi dan berkontraksi sebagai satu kesatuan.
Derajat ketegangan di otot polos unit tunggal bergantung pada kadar Ca2+ sitosol. Banyak
sel otot polos unit tunggal memiliki Ca2+ sitosol yang memadai untuk mempertahankan
tingkat tegangan yang rendah yang dikenal sebagai tonus,bahkan tanpa potensial aksi.
Sistem saraf otonom,serta hormone dan metabolit lokal,dapat memodifikasi kekuatan dan
kecepatan kontraksi otomatis otot polos. Semua faktor ini mempengaruhi aktivitas otot polos
dengan mengubah konsentrasi Ca2+ sitosol.
Kontraksi otot polos bersifat efisien dari segi energi sehingga jenis otot ini dapat melakukan
kontraksi jangka panjang tanpa kelelahan.
C. Otot Jantung
Otot jantung hanya ditemukan di jantung,memiliki beberapa kesamaan struktural dan
fungsional dengan otot rangka dan otot polos unit tunggal. Otot jantung berseran lintang,dengan
filamen tebal dan tipis tersusun membentuk pola pita regular. Filamen tipis jantung mengandung
troponin dan tropomiosin,yang merupakan tempat kerja Ca2+ dalam mengaktifkan jembatan
silang,seperti di otot rangka. Otot jantung memiliki serat-serat otot jantung yang disatukan dalam
suatu anyaman bercabang dan potensial otot jantung lebih lama sebelum mengalami repolarisasi.
Seperti otot polos unit tunggal,sebagian serat otot jantung dapat menghasilkan potensial
aksi,yang menyebar ke seluruh jantung melalui bantuan taut celah.
B. FISIOLOGI TULANG
Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif karena, tulang baru
akan bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan unsur pembentuk tulang pada manusia
adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh kolagen. Sistem rangka
mempunyai berbagai fungsi tubuh. Sistem ini terdiri daripada tulang-tulang dan struktur-struktur
sokongan seperti ligamen, kartilej dan sendi.
Terdapat 206 macam tulang pada rangka manusia. Tulang-tulang ini mempunyai lapisan luaran
yang kuat, keras, tebal dan bagian tengah berongga yang mengandungi sum-sum.
Bagian anggota gerak :
a. Anggota gerak atas (tangan kiri dan kanan)terdiri dari :
- 2 tulang pengumpil
- 2 tulang lengan atas
- 2 tulang hasta
- 16 tulang pergelangan tangan
- 10 tulang telapak tangan
- 28 ruas tulang jari tangan
b. Anggota gerak bawah ( kaki kiri dan kanan) terdiri dari :
- 2 tulang paha
- 2 tulang tempurung lutut
- 2 tulang kering
- 2 tulang betis
- 14 tulang pergelangan kaki
- 10 tulang telapak kaki
- 28 ruas tulang jari kaki
Fungsi :
◦ Menyokong struktur badan
◦ Melindungi organ dalaman
◦ Tempat lekatan otot
◦ Tempat simpanan mineral, kalsium dan fosforus
◦ Tempat hemopoiesis untuk pembentukan sel darah
Klasifikasi :
◦ Panjang
◦ Pendek
◦ Leper
◦ Tidak tentu bentuk
Sebagai penyokong :
Tulang rangka membentuk kerangka tegar bagi pelekatan tisu-tisu lembut dan organ-organ
tubuh.
Contoh : Otot rangka dilekatkan pada tulang-tulang rangka.
Sebagai perlindungan :
Tengkorak, kolum vertebra, sangkar rusuk dan kaviti pelvik melingkari dan melindungi organ-
organ penting.Contoh : Tengkorak melindungi otak
Pergerakan :
Tulang-tulang bertindak sebagai tuas apabila otot-otot yang melekat padanya menguncup
lalu menghasilkan gerakan berpaksi pada sendi.
Contoh : Sendi siku – ulna dan humerus
Pembentukan sel-sel darah
Sum-sum merah tulang orang dewasa menghasilkan selsel darah merah, putih dan platlet.
Tulang-tulang yang terlibat adalah sternum, sebahagian daripada pelvis, femur dan humerus.
Penyimpanan mineral
Sebahagian besar dari matriks tulang terdiri daripada kalsium dan fosforus. Mineral ini
menjadikan tulang-tulang tegar dan rintang terhadap tekanan.
Mineral-mineral ini boleh dikeluarkan untuk kegunaan bahagian lain tubuh apabila
diperlukan.
Contoh: Kekurangan kalsium dalam diet, menyebabkan kalsium dikeluarkan untuk
kegunaan bahagian tulang yang lain seperti untuk penguncupan otot.
Klasifikasi pada tulang :
Tulang panjang
Tulang-tulang dalam kumpulan ini secara umumnya lebih panjang, lebar dan berfungsi
sebagai tuas. Kebanyakan daripada tulang-tulang panjang adalah tulang-tulang mampat.
Contoh: Tulang pada tangan (humerus, radius, ulna,
metakarpal dan falanges) dan kaki (femur, tibia, fibula,
metatarsal, falangus) kecuali pergelangan tangan dan pergelangan kaki
Tulang pendek
Secara umumnya tulang-tulang pendek berbentuk kiub dan didapati di ruang-ruang yang
tertutup. Tulang-tulang ini berperanan memindahkan daya. Tulang-tulang ini berongga.
Contoh : Tulang-tulang pergelangan tangan (karpal) dan pergelangan kaki (tarsal)
Tulang leper/pipih
Tulang-tulang ini berbentuk pipih, nipis dan melengkung. Tulang-tulang ini berfungsi
sebagai tempat pelekatan otot-otot dan melindungi organ-organ di bawahnya.
Contoh : Tulang-tulang kranium, rusuk dan sternum.
Tulang tak sama bentuk
Tulang-tulang tak sama bentuk berfungsi sebagai tempat pelekatan otot atau artikulasi.
Contoh : tulang-tulang vertebra (servikel, torasik, lumbar, sekrum dan koksiks) dan
tulang telinga tengah (stapes, inkus, maleus)
C. FISIOLOGI SENDI
Sendi adalah engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga
merupakan suatu penghubung antara ruas tulang satu dengan tulang lainnya, sehingga kedua
tulang tersebut dapat di gerakan sesuai dengan jenis persendian yang di perantarainya. Sendii
bersifat permanen dan dapat digolongkan menjadi tiga golongan utama: fibrosa, kartilaginosa
dan sinovial. Kedua jenis pertama seringkali disebut sinartrosis, sendi yang tidak memungkinkan
atau memungkinkan sedikit gerak. Sendi sinovial yang memungkinkan gerak bebas, disebut
sebagai diartrosis.
1. Sendi fibrosa
Sendi ini dipersatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa. Bila penyatuannya kuat, sendi ini
disebut sutura. Sutura hanya terdapat padatengkorak dan tidak bersifat permanen, karena
jaringan fibrosa pengikat itu dapat diganti oleh tulang di kemudian hari. Penyatuan
tulang yang dihasilkan dikenal sebagai sinostosis. Sendi pafa tulang yang dipersatukan
oleh jaringan ikat fibrosa yang jauh lebih banyak daripada yang terdapat pada sutura
disebut sindesmosis. Jenid fibrosa ketiga, yaitu gomfosis, merupakan sendi khusus
terbatas pada gigi dalam maksila dan mandibula. Jaringan fibrosa penyatu itu
membentuk membran periodontal.
2. Sendi tulang rawan
Sendi ini ssering dikatakan sebagai sendi kartilaginosa sekunder untuk membedakannya
dari sendi primer. Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang
rawan hialin yang secara erat dipersatukan oleh lempeng fibro kartilago. Simfisis, seperti
sendi pubis dan manubriosternal merupakan contoh sendi kartilaginosa sekunder.
3. Sendi sinovia
Pada sendi sinovia, tulang-tulang ditahan menjadi satu oleh suatu simpai sendi dan
permukaan yang berhadapan, dilapisi tulang rawan sendi, dipisahkan oleh celah sempit
yang mengandung cairan sinovia. Lapis terdalam tulang rawan sendi mengapur dan
melekat sangat erat pada tulang di bawahnya. Tulang rawan sendi tidak memiliki serat
saraf atau pembulu darah dan tidak dibungkus perikondrium. Simpai sendi menyatukan
tulang-tulang. Lapisan luar simpai adalah jaringan ikat padat kolagen yang menyatu
dengan periosteum membentuk ligamen-ligamen sendi. Lapis dalam simpai yaitu
membran sinovial membatasi rongga sendi kecuali tulang rawan sendi dan diskus
intraartikular. Membran sinovial merupakan membran vaskuler tipis yang mengandung
kapiler-kapiler lebardan lebih ke dalam banyak sel lemak. Dapat dibedakan dua jenis sel
sinovial: sel jenis A (sel M) yang berjumlah paling banyak, mirip makrofag dan di dalam
sitoplasmanya banyak mengandung mitokondria dan vesikel mikropinositotik lisosom
dan suatu aparat golgi yang menonjol. Sel ini berdaya fagositosis aktif. Sel sinovial jenis
B (sel F), organel ini kurang berkembang, tetapi sebaliknya sistem retikulum
endoplasma granular sangat luas dan biasanya mempunyai ciri struktural menyerupai
fibroblas. Membran sinovial menghasilkan cairan sinovial. Cairan kental ini terbentuk
sebagai hasil dialisis plasma darah dan limfe. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas dan
nutritif untuk sel tulang rawan sendi.
Referensi :
Guyton dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC Sherwood, lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem Edisi 6. Jakarta : EGC.
Tasya Sabrina Chairunnisa – 2013730183
6. Jelaskan dan sebutkan macam macam ligamen!
Jawab :
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat
yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi.
Dalam anatomi , ligamen adalah jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang tulang lainnya
dan juga dikenal sebagai ligamen artikular , larua artikular , ligamen berserat , atau ligamen
benar.
Macam-macam Ligamen :
Ligamen Peritoneal : lipatan peritoneum atau selaput lainnya .
Janin ligamen sisa : sisa-sisa struktur tubular janin .
Ligamen periodontal : sekelompok serat yang menempel sementum gigi ke tulang alveolar
sekitarnya .
Ligamen adalah mirip dengan tendon dan fasciae karena mereka semua terbuat dari jaringan
ikat . Perbedaan mereka berada di koneksi yang mereka buat , ligamen menghubungkan satu
tulang dengan tulang lain , tendon menghubungkan otot ke tulang dan fasciae menghubungkan
otot ke otot lain . Ini semua ditemukan dalam sistem kerangka tubuh manusia . Ligamen
biasanya tidak dapat diregenerasi secara alami , namun ada sel induk ligamen periodontal
terletak di dekat ligamen periodontal yang terlibat dalam regenerasi dewasa ligamen
periodontal .
Referensi :
Wikipedia English Version
Ibnu Fajar Sidik – 2013730148
7. Jelaskan bagaimana peran zat gizi dan subtrat kimia lainnya dalam struktur biokimia!
Jawab :
TULANG
I. BIOKIMIA TULANG
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri atas :
Zat anorganik ( Mineral )
Glikosaminoglikan (G.A.G) yaitu Senyawa yang tersusun atas rantai gula bercabang N-
asetilgalaktosamin dan asam glukuronat. Senyawa glikosaminoglikan (G.A.G) merupakan
komponen struktural penting dalam penyusun kartilago dan meningkatkan ketahanan tulang
terhadap tekanan. Senyawa glikosaminoglikan (G.A.G) ini disintesis oleh sel-sel tulang yaitu
osteoblast dan osteosit.
Zat organik ( Matriks tulang )
Zat anorganik kristal Hidroksi apatit yaitu Ca 10(PO4)6(OH)2, Na+ , Mg2+ , Co3 2- (karbonat),
F- (fluorida). Hidroksi apatit merupakan faktor yang menentukan kekuatan tulang, 99% Ca2+
berada dalam tulang. Zat organik pada tulang berupa protein 90-95% adalah kolagen tipe 1.
Kolagen tipe V dan kolagen lainnya merupakan bagian kecil pada matriks.
Tulang selalu berada dalam keadaan ‘ dinamic equilibrum” atau peristiwa tugor ganti. Peristiwa
ini terlaksana karena ada 2 jenis sel, yaitu;
Osteoklas: reabsorbsi tulang ( demineralisasi) dan menghancurkan matriks baru.
Osteoblas: deposisi tulang (mineralisasi) & sintesis matriks baru.
II. KALSIUM PADA TULANG
Terdapat kelenjar paratiroid, yaitu :
1. Hormon PTH (Paratiroid Hormon ), Fungsinya :
Memacu Osteoklas pada tulang
Menghambat Osteoblast pada tulang
Memicu pelepasan kalsium (Ca2+) dari tulang ke plasma
Meningkatkan reabsorpsi kalsium (Ca2+) ke ginjal.
2. Sel parafolikuler (Sel C) menghasilkan Calsitonin, Fungsinya :
Menurunkan kadar Ca2+ dalam plasma dengan cara penghambatan osteoklas
( menurunkan laju pelepasan Ca2+ dari tulang )
Memacu eksresi Ca2+ melalui ginjal.
Jika Ca2+ dalam tulang lebih, maka PTH akan di sekresikan di dalam tubuh melaui
kelenjar tiroid dan akan melepaskan Ca2+ tersebut ke plasma.
Jika Ca2+ dalam tulang kurang, maka sel parafolikuler yang di sekresikan kelenjar
paratiroid akan menghasilkan Calsitonin untuk menurunkan kadar Ca2+ di dalam darah
untuk di absorpsi oleh tulang.
III. METABOLISME TULANG
Vitamin meningkatkan absorbsi dan Ca2+ dan PO43- (fosfat) melalui usus. Akibatnya
(Ca2+) dan (PO43-) dalam darah meningkat, sampai batas tertentu sehingga terbentuk garam
Ca3[PO4]2 yang mengendap di tulang.
Vitamin D :
Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO43- berkurang, sehingga Ca2+ dalam
darah berkurang. Agar Ca2+ dalam darah dipertahankan, hipofisis mensekresi hormon para tiroid
(parathormon) yang fungsinya mereabsorpsi Ca2+ dari tulang agar Ca2+ darah tidak menurun.
Untuk mengatasi kekurangan mineral, tulang mensekresi enzim Fosfatase alkali.
Fosfatase Alkali memecah gliserofosfat atau glukosafosfat menjadi glukosa, gliserol dan
PO43- lalu PO43- di deposisi ke matriks tulang untuk menggantikan Ca2+ yang direabsorpsi.
Vitamin C :
Vitamin C dalam tulang diperlukan untuk sintesis kolagen pada tulang dan
pembuluh darah.
Vitamin A :
Penting untuk regenerasi sel.
OTOT
I. BIOKIMIA OTOT
Otot merupakan Transduser (mesin) biokimia yang utama mengubah energi potensi
( kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis). Otot merupakan alat gerak aktif, ada tiga jenis otot
yaitu : otot rangka, otot polos, otot jantung.
Secara fungsional, otot rangka terdiri atas :
Otot tipe I (otot merah, slow twitch muscle) : Contoh dari tipe otot I adalah pelari sprint
dimana sumber energi dari gerakan ototnya adalah ATP, kreatinin kinase dan glikolisis
anaerobik.
Otot tipe II (otot putih, fast twictch muscle / anaerob) : Contoh dari otot tipe II adalah
pelari maraton dimana sumber energi dari geerakan ototnya adalah glikolisis aerobik,
siklis asam sitrat, dan oksidasi asam lemak sangat penting pada fase-fase terakhir.
II. PROTEIN OTOT
Aktin dan Miosin sebagai protein utama otot
Monomer G aktin membentuk 25% protein otot berdasarkan berat. Pada kekuatan ionik
fisiologis dan dengan keberadaan Mg2+,G aktin mengalami polimerisasi secara nonkovalen
untuk membentuk filamen heliks ganda tak larut yang disebut F aktin. Serabut F aktin memiliki
tebal 6-7nm dan memiliki puncak dan struktur berulang setiap 35,5
Miosin adalah suatu famili protein,dengan paling sedikit 12 kelas yang telah berhasil
diidentifikasi dalam genom manusia. Miosin I adalah suatu spesies monomer yang berikatan
dengan membran sel. Miosin I dapat berfungsi sebagai penghubung antara mikrofilamen dan
membran sel di lokasi tertentu. Miosin membentuk 55% protein otot berdasarkan berat dan
membentuk filamen tebal. Mision II adalah heksamer asimetris dengan massa molekol sekitar
460kDa.
Miosin merupakan protein otot yang paling besar jumlahnya yang terdiri atas 6 sub-unit;
yaitu 2 rantai berat dan 4 rantai ringan. Terdiri atas bagian globular dan bagian fibrosa. Bagian
globular mengandung enzim ATPase .
Troponin
Kompleks dari 3 sub unit : TNT yang melekat erat pada tropomiosin, TNC yang terikat pada
ion kalsium dan TNI yang menghambat interaksi aktin-miosin. Sebuah kompleks troponin
melekat pada tempat khusus disetiap molekul tropomiosin. Pada filament tipis, setiap molekul
tropomiosin yang merentangi 7 molekul aktin-G dan memiliki 1 kompleks troponin yang terikat
pada permukaannya. Molekul ini berikatan dengan molekul tropomiosin dan menstabilkan posisi
penghalang pada molekul tropomiosin
Tropomiosin
Molekul halus dengan panjang 40 nm dan 2 rantai polipeptida, membentuk filament yang
memanjang melebihi subunit aktin dan melapisi sisi yang berikatan dengan crossbridge myosin.
Molekul ini tergabung pada kepala sampai ekor membentuk filament berjalan berjalan
subunit aktin disepanjang tepian luar alur yang berada diantara kedua untaian aktin yang terpilin.
Mioglobin
protein yang berukuran kecil (sekitar 17.200 dalton) yang terdapat di otot jantung dan otot
rangka, berfungsi menyimpan dan memindahkan oksigen dari hemoglobin dalam sirkulasi ke
enzim-enzim respirasi di dalam sel kontraktil. Ketika terjadi kerusakan pada otot, mioglobin
dilepas ke dalam sirkulasi darah.
III. SUMBER ENERGI OTOT
Sumber energi otot berasal dari cadangan ATP di dalam otot dan resistensi ATP yang berasal
dari :
ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot.ATP
berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara
aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
Fosfokreatin Merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapatdalam
konsentrasi tinggi pada otot. Prosesnya tidak memerlukan oksigen bebas dan jumlahnya
sedikit.
Pemecahan glukosa Proses ini merupakan proses penghasil ATP terbesar pada
saatfosfokreatin habis atau diperlukan sejumlah ATP dalam waktusingkat.Prosesnya bisa
berupa aerob dan anaerob.
Bila prosesnya aerob sebagai berikut :
Asam Pirufat siklus krebs ATP ( 38 ATP )
Bila prosesnya anaerob :
Asam Piruvat asam laktat + ATP ( menghasilkan 2 ATP )
Pemecahan Asam lemak bebas Sumber energi ini pada keadaan istirahat dan masa
pemulihan sesudah kerja otot.Prosesnya :
FFA CO2+ H2O + ATP
SENDI
I. BIOKIMIA SENDI
Otot melekat pada 2 tulang yang terhubung oleh sendi. Beberapa komponen penunjang
tsendi, terdiri atas;
Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi
kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan Terdiri atas substansi rawan ;
kondroitin sulfat, sedikit protein, dan sedikit Ca2+. Rawan sendi ini dibuat oleh
kondroblast/ kondrosit.
Kantung sendi (bursa articularis) di antara kedua rawan sendi kantung ini berisi cairan
sendi. Dalam cairan sendi terlarut glikosamino glikan, terutama asam hialuraonat. Oleh
karena sifat fisikokimia glikosamino glikan pada cairan sendi ini membuat pergerakan
tulang halus tanpa gesekan.
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang
saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi.
Cairan sinovial : cairan bening lengket yang dilepaskan oleh membran sinovial dan
bertindak sebagai pelumas untuk sendi dan tendon.
Referensi :
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Murray, Robert, et al. 2006. Biokimia Harper Ed. 27. Jakarta: EGC.
Dyoza A. Cinnamon – 2013730139
8. Jelaskan kaitan gerakan yang terdapat pada skenario dengan dasar musculoskeletal!
Jawab :
Gerakan takbir : Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah
Sendi yang berperan:
Sendi peluru,
Sendi pengungkit, dan
Sendi engsel.
Struktur yang berperan:
Os. humerus,
Os. radius,
Os. ulna,
Os. scapula, dan
Os. clavicula.
Keterangan Gerakan
Pronatio lengan bawah, Sendi pergelangan tangan; gerakan fleksi pada bidang sagital, Sendi siku; gerakan pada bidang sagital, Tangan; fleksi pada bidang sagital dengan mendekatkan anterior lengan bawah ke arah anterior lengan atas, dan Rotasi medial.
Gerakan rukuk: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Keterangan gerakan
Otot yang berpengaruh:
M. splenius capitis
M. trapezius
acromion
Otot :
M. Deltoideus
M. Biseps brachii
M. Triceps barchii
Posisi : Flexion
Gerakan Sujud: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
• Pada bahu : M. Deltoideus
• Lengan atas : M.triceps & M. biceps
• Pada panggul: M. Gluteus maximus (pada sendi panggul: abduksi, adduksi, ektensi, rotasi ke luar. Pada sendi lutut: ektensi), M. Quadratus femoris (adduksi), M. Piriformis
• Pada dorsal paha: M. Biceps femoris, M. Semitendinosus dan M. Semimembranosus ( pada panggul: ekstensi, adduksi, rotasi ke dalam. Pada lutut: flexsi, rotasi ke dalam)
• Pada dorsal betis bagian permukaaan : M. Triceps surae (pada sendi lutut: flexi, pada sendi pergelangan kaki bagian atas: flexi dan bagian bawah: supinasi)
• Pada ventral pangkal paha: M. Illiacus, M. Psoas mayor dan minor
• Pada ventral paha : M. Quadriceps femoris ( pada sendi panggul : flexi. Pada sendi lutut: ekstensi)
• Telapak kaki: M. Abductor digiti minimi, M. Flexor digiti minimi brevis dan M. Opponens digiti minimi (pada sendi pangkal jari kaki kelima: abduksi, fleksi, oposisi)
1. Ekstremitas atas:
• Jari tangan : fleksi
• Pergelangan tangan : fleksi
• Lengan bawah: ekstensi
• Siku: adduksi, fleksi
• Bahu: fleksi
• Punggung : fleksi
2. Ekstremitas bawah:
• Lutut : fleksi
• Telapak kaki : fleksi
• Mata kaki: dorsifleksi
• Jari kaki : ekstensi
Gerakan Duduk: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Keterangan Gerakan
• Pada dorsal betis bagian permukaaan : M. Triceps surae (pada sendi lutut: flexi, pada sendi pergelangan kaki bagian atas: flexi dan bagian bawah: supinasi)
• Pada ventral pangkal paha: M. Illiacus, M. Psoas mayor dan minor
• Pada ventral paha : M. Quadriceps femoris ( pada sendi panggul : flexi. Pada sendi lutut: ekstensi)
• Telapak kaki: M. Abductor digiti minimi, M. Flexor digiti minimi brevis dan M. Opponens digiti minimi (pada sendi pangkal jari kaki kelima: abduksi, fleksi, oposisi)
Sendi yang berpengaruh
• Articulatio coxae = sendi panggul: peluru
• Articulatio genus = sendi lutut: engsel
• Articulatio tibiofibularis = sendi antara tibia dan fibula
• Artikulatio talotarsalis = sendi pergelangan kaki: luncur (articulatio talocalcanconavicularis = bag. Depan, articulatio subtalaris = bag. Belakang)
• Articulationes metatarsophalangeae = persendian dasar jari kaki
• Articulationes interphalangeae pedis = persendian jari kaki.
Gerakan Jari-Jari Tangan
Tulang yang berpengaruh
SKAPULA
KLAVIKULA
HUMERUS
ULNA
RADIUS
Gerakan yang terjadi
FLEKSI
EKSTENSI
PRONASI
SUSPENSI
Sendi yang berpengaruh
Sendi engsel
Sendi pelana
Berlari
Tulang yang berpengaruh
• Pelvis
• Femur
• Tibia
• Fibula
• Tarsal
• Metatarsal
• Phalangs
OTOT
• Otot rangka atau otot serat-lintang
• Tendon Ligament
Referensi :
Spaltehoz,Warner. Atlas Berwarna Anatomi Kedokteran Buku Satu.Tangerang : Binarupa Aksara
Penerbit Buku Kedokteran. 1985. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC.