BAB I
PENDAHULUAN
A. Klarifikasi dan Definisi
1. HCG : Hormon yang diproduksi oleh plasenta selama awal kehamilan.
2. KB` : Program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan
antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
B. Kata Kunci
1. Wanita 37 tahun
2. Pemeriksaan HCG (+)
3. Kehamilan ke-5
4. Metode KB
C. Rumusan Masalah
Wanita 37 tahun dinyatakan positif hamil anak ke-5, pasien merasa
khawatir akan kehamilannya dan ingin berkonsultasi mengenai metode KB
yang tepat setelah melahirkan.
D. Analisis Masalah
1
Wanita 37 tahun
Pemeriksaan fisik :- TD : 110/70 mmHg- Nadi : 86x/menit- Nafas : 12 x/menit
Pemeriksaan fisik :- TD : 110/70 mmHg- Nadi : 86x/menit- Nafas : 12 x/menit
Tes HCG positif hamil anak ke-5
Kehamilan resiko tinggi
Antenatal Care
KB
Non Hormonal
Hormonal
Komplikasi
2
E. Hipotesis
Wanita 37 tahun mengalami kehamilan resiko tinggi sehingga diperlukan
antenatal care dan dapat disarankan melakukan kontap setelah melahirkan jika
pasangan suami istri setuju.
F. Pertanyaan DK
1. Fisiologi kehamilan
- Hormon-hormon saat kehamilan
- Perubahan fisiologi ibu
- Perubahan psikis ibu
- Proses fertilisasi sampai kelahiran
2. Tes kehamilan
3. HCG
- fungsi
- kadar normal HCG
4. Mengapa pada ibu hamil sering terjadi mual? Bagaimana tatalaksananya?
5. Kebutuhan gizi ibu hamil?
6. Zat-zat yang tidak boleh dikonsumsi saat hamil?
7. Jelaskan mengenai kehamilan resiko tinggi! (jangan lupa mengenai
komplikasinya dalam kehamilan dan dalam persalinan)
8. Bagaimana pengaruh usia pada grandemultipara?
9. Anemia kehamilan
10. Gangguan dan kelainan pada kehamilan
11. Jelaskan mengenai ante natal care!
12. Bagaimana cara menentukan usia kehamilan?
13. Proses partus serta gangguan dan kelainannya?
14. Kontrasepsi
- hormonal
- non hormonal
3
BAB II
ISI
1. Fisiologi Kehamilan
a. Hormon-hormon saat kehamilan1,2
1) Hormon Estrogen
Estrogen dalam bentuk estradiol, estron, dan estriol
ditemukan dalam konsentrasi tinggi di vena uterine
yang berarati bahwa estrogen dibuat di plasenta. Segi-
segi produksi estrogen olehplasenta ini penting diketahui
bila dikaitkan dengan adanya janin dengan glandula
suprarenalis. Estriol dalam air kencing merupakan
estrogen penting dalam kehamilan, dan janian
besar peranannya dalam pembentukannya, maka kadar
estriol dalam air kancing dapat digunakan untuk menilai
keadaan janin. Fungsi Estrogen:
1. Menebalkan dinding otot uterus
2. Meningkatkan suplai darah uterus
4
3. Memperbesar payudara
4. Mempermudah perkembangan embrio
2) Hormon HCG
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di
saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu
bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya.
Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan
memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam
darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah
dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama
keterlambatan haid, yang kira-kira merupakan hari keenam sejak
pelekatan janin pada dinding rahim.
Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16
kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian
besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon hCG
sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon
ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering
dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun
terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal
beberapa saat setelah persalinan. Tetapi adakalanya kadar
hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah
persalinan atau keguguran.
Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa
ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur
(mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga
laki-laki,kadar hCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya
tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar hCG yang
terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai,
karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik)
atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
5
Korionik gonadotropin adalah suatu glikoprotein
dengan kemempuan untuk berkhasiat luteinizing, interstitial
cell stimulating, dan luteotropic. Hormone ini ditemukan di dalam
darah dan air kencing wanita hamil. Bukti bahwa hormon ini
dibuat di plasenta adalah karena jaringan plasenta yang
dibiakkan ternyata menghasilkan hormone tersebut.
Hormone yang khas untuk kehamilan ini dibentuk oleh
trofoblas hubungan ini diproduksi dan ekresi HCG
meningkat pula.
Fungsi hormone HCG adalah mempertahankan korpus luteum
yang membuat estrogen dan progesterone sampai
saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat
sendiri estrogen dan progesteron. Korionik somato-
mammotropin adalah hormon protein yang
merangsang pertumbuhan,mempunyai efek lactogenic dan
luteotropic. Perubahan dalam metabolisme hidrat arang dan lemak
sewaktu kehamilan disebabkan oleh hormon ini.
3) Hormon Progesteron
Hormon ini berfungsi membangun lapisan dinding
rahim untuk menyangga plasenta,mencegah kontraksi/
oengerutan otot-otot rahim sehingga menghindari persalinan dini,
dan menyiapkan payudara untuk menyusui. Di lain sisi,
progesterone akan membuat pembuluh darah melebar.
Akibatnya tekanan darah menjadi turun, dan ibu
akan merasa pusing. Terkadang menyebabkan sistem
pencernaan terganggu, seperti perut kembung atau sembelit,
mempengaruhi suasana hati ibu saat hamil, serta
meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan mual.
Progesterone ditemukan dalam darah yang keluar dari
plasenta dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Ini berarti
bahwa progesterone dibentuk di dalam plasenta. Enzim-enzim di
6
plasenta membentuk progesterone dari kolesterol di dalam
darah melalui pregnenolon.
Steroid yang dibentuk oleh plasenta adalah estrogen
dan progesteron. Pengaruh estrogen pada tingkat sel
pengaruhnya adalah terhadap system enzim meningkatkan RNA,
dan sintesa protein. Estrogen juga mendukung pertumbuhan otot-
otot uterus melalui system enzim dan peningkatan sirkulasi
darah di uterus. Retensi air dalam kehamilan juga
pengaruh estrogen.
Progesterone yang pada permulaan kehamilan dibuat
oleh korpus luteum setelah plasenta terbentuk, sinsitium
dari trofoblas yang membuatnya. Progesterone dalam
kehamiln menenagkan otot-otot polos, terutama dari
uterus, juga dari ureter, lambung dan usus. Selanjutnya
estrogen dan progesterone menumbuhkan tubulus-tubulus
serta alveolus-alveolus pada mamma.
Estrogen dan progesterone merupakan hormone yang
penting selama kehamilan. Masing-masing hormone ini
mempunyai fungsi yang berbeda.Fungsi Progesteron :
a) Mencegah ovulasi
b) Membantu dalam perkembangan endometrium
c) Relaksasi otot-otot dinding uterus sampai proses persalinan
dimulai
d) Menyiapkan sel-sel khusus payudara menghasilkan ASI
b. Perubahan fisiologis kehamilan3-6
1) Rahim atau Uterus
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada uterus adalah uterus
akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Berat uterus normal ± 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu)
7
menjadi 100 gram, dengan panjang ± 20 cm dan dinding ± 22,5 cm.
Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat
penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita
penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya. Sumber lain juga
menyebutkan "rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya
30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperflasia sehingga beratnya
menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan".
1) Serviks uteri
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada serviks uteri terjadi
juga karena pengaruh hormone estrogen. Akibat kadar estrogen
meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi
serviks menjadi lunak.
2) Vagina dan Vulva
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada vagina dan vulva juga
terjadi akibat hormone estrogen yang mengalami perubahan. Adanya
hipervaskularisai mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda
Chandwick. Warna porsio pun tampak livide.
3) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm.
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
4) Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomammatropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Di bawah pengaruh progesterone dan
somatomammatropin terbentuk lemak di sekitar kelompok-kelompok
alveolar sehingga mamma menjadi lebih besar. Papilla mama akan
lebih membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam seperti seluruh
8
aerola mamma karena hiperpigmentasi. Sumber lain menyebutkan
“sedikit pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli
mungkin dialami khususnya oleh primigravida, pada kehamilan
minggu ke-4. Cairan yang jernih ditemukan dalam payudara pada usia
kehamilan 4 minggu dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia
kehamilan 16 minggu”.
5) Sirkulasi Darah
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada terjadi pula pada
sirkulasi darah. Perubahan sirkulasi darah ini terjadi akibat adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh
darah yang membesar pula, mamma dan alat lainnya yang memang
berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu bertambah
secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira
25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac
output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
6) Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan
pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan
oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu
bernafas lebih dalam.
7) Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek
(nusea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivusmenurun, sehingga
motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Tidak jarang
dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah
9
(emesis). Biasanya terjadi pada pagi hariyang dikenal sebagai morning
sickness.
8) Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.
Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
gravidarum keluar dari rongga panggul. Pada akhir kahamilan bila
kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan
kembali.
9) Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melalnophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Di daerah leher sering
terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di daerah aerola mamma.
Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal dengan linea
grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak,
warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae
albikantes. Sumber lain menyebutkan "pigmentasi yang lebih gelap
terjadi pada puting dan aerola mammae, wajah (kloasma-topeng
kehamilan) dan garis tengah abdomen (dari bagian
atas umbilikus hingga rambut pubis)-linea nigra.
10) Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi,
sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar
gondoknya (glandula tireoidea). Secara umum dampak dari
metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan. Berat badan
wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5
kg. Kenaikan berat badan ini terutama terjadi dalam kehamilan 20
minggu terakhir. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh hasil
konsepsi (fetus, plasenta, dan likuor amnii) dan dari ibu sendiri
10
(uterus dan mamma yang membesar, volume darah yang meningkat,
lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya retensi air).
11) Edema
Edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal
fisiologis. Namun bila disertai edema di tubuh bagian atas seperti
muka dan lengan, terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah,
maka dapat dicurigai adanya preeklamsia.
12) Tulang dan Gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-
ligamen melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada
ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi
kebutuhan janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan
berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium
cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
3. Perubahan psikologis ibu hamil3,7,8
1) TRIMESTER I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar
wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa
ia hamil.
Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya
seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu, beberapa
ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti mual , kelemahan,
perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat
mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan pada saat
bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.
Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan
untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.
Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanita yang telah beberapa
kali mengalami keguguran dan bagi para tenaga kesehatan profesional
11
wanita yang cemas akan kemungkinan terjadi keguguran kembali atau
teratoma. Berat badan sangat bermakna bagi wanita hamil selama
trimester pertama. Berat badan dapat menjadi salah satu uji realitas
tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi bukti nyata bahwa
dirinya hamil.
Pembuktian kehamilan dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai
memeriksa dengan cermat setiap perubahan tubuh, yang merupakan
bukti adanya kehamilan. Bukti yang paling kuat adalah terhentinya
menstruasi.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara
wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami
peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama
merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan
komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan 4 masing-
masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar
dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi
oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri,
kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal
yang sangat normal terjadi pada trimester pertama.
- Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
- Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya.
- Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
sedang hamil.
- Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
- Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
- Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
- Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.
- Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
12
- Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama
berbeda2, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada
periode ini
Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak
berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada
dirinya. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan
progesterone meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi
hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara
2) TRIMESTER II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari
segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun,
trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke
dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening
dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya
kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam
melaksanakan tugas psikologis utamannya pada trimester kedua,
yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang
berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang
akan mengenali Anda sedang hamil . Sebagian besar wanita merasa
lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80% wanita
mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka
dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua
relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut
wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin
banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan
masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada
wanita tersebut mereda .
13
Selain itu tanda – tanda lain adalah :
- Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima
kehamilannya.
- Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi
sebagai seseorang di luar dirinya.
- Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
- Libido dan gairah seks meningkat.
- Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin
membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa
suami tidak memperhatikan lagi
- Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I
karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami
mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat
- Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan
selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya
pertama kali.
3) TRIMESTER III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran
bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar
menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi
dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia
memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat
dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara
perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera
dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya
menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan
bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar
pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi
mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak. Sejumlah ketakutan
14
muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti
bayinya akan lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri,
kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan
menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar
karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya
akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan,
perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan
perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba
akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan
merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih
bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena
perasaan rentannya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang
semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung,
jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan
konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga,
peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya
akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi
halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau
dapat 6 Menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman
dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan
pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.
Perubahan lainnya adalah :
- Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
- Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam
kondisi yang tidak normal.
- Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
- Tidak sabaran dan resah.
15
- Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
- Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.
4. Proses Kehamilan sampai Melahirkan1
Selama tiga sampai empat jam pertama setelah pembuahan, zigot tetap
berada di dalam ampula, karena penyempitan antara ampula dan saluran
tuba uterina sisanya menghambat pergerakan lebih lanjut zigot menuju
uterus.
TAHAP-TAHAP AWAL DI AMPULA
Namun, selama tahap ini zigot tidak tinggal diam. Zigot cepat
mengalami sejumlah pembelahan sel mitotik untuk membentuk suatu bola
padat sel-sel yang disebut morula. Sementara itu, peningkatan kadar
progesteron dari korpus luteum yang baru terbentuk setelah ovulasi
merangsang pengeluaran glikogen dari endometrium ke dalam lumen
saluran reproduksi untuk digunakan sebagai energi oleh mudigah. Nutrien-
nutrien yang tersimpan dalam sitoplasma ovum dapat mempertahankan
produk konsepsi untuk waktu kurang dari sehari. Konsentrasi nurrien yang
dikeluarkan meningkat lebih cepat di ampula yang kecil daripada di lumen
uterus.
PENURUNAN MORULA KE DALAM UTERUS
Sekitar tiga sampai empat hari setelah ovulasi, progesterone
diproduksi dalam jumlah memadai untuk melemaskan konstriksi tuba
uterina sehingga morula dapat dengan cepar terdorong ke dalam uterus
oleh kontraksi peristaltik tuba uterina dan aktivitas silia. Penundaan
sementara mudigah yang baru terbentuk masuk ke dalam uterus
memungkinkan nutrien-nutrien terkumpul di lumen uterus untuk
menunjang mudigah sampai implantasi berlangsung. Jika tiba terlalu cepat
di uterus, morula akan mati. Ketika turun ke uterus, morula mengapung
bebas di dalam rongga uterus selama tiga sampai empat hari, hidup dari
sekresi endometrium dan terus membelah. Selama enam sampai tujuh hari
pertama setelah ovulasi, sementara mudigah yang sedang berkembang
16
dalam keadaan transit di tuba uterina dan mengapung di lumen uterus,
lapisan dalam uterus secara bersamaan dipersiapkan untuk implantasi di
bawah pengaruh progesteron fase luteal. Selama waktu ini, uterus berada
dalam fase sekretoriknya, atau fase progestasional, menyimpan glikogen
dan mengalami peningkatan vaskularisasi.
CATATAN KLINIS. Kadang-kadang morula gagal turun ke dalam
uterus dan terus berkembang dan tertanam di lapisan dalam tuba uterina.
Hal ini menyebabkan kehamilan ektopik tuba, yang harus diakhiri.
Sembilan puluh lima persen kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba.
Kehamilan seperti ini tidak pernah berhasil, karena tuba uterina tidak
dapat mengembang seperti uterus untuk mengakomodasi mudigah yang
sedang tumbuh. Peringatan pertama adanya kehamilan tuba adalah nyeri
akibat teregangnya tuba uterina oleh mudigah yang tumbuh. Jika tidak
diangkat, mudigah tersebut dapat menyebabkan ruptur tuba uterina,
menyebabkan perdarahan yang dapat mematikan.
IMPLANTASI BLASTOKISTA DI ENDOMETRIUM YANG TELAH
DIPERSIAPKAN
Pada saat endometrium siap menerima implantasi (sekitar seminggu
setelah ovulasi), morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi blastokista yang dapat melakukan implantasi.
17
Waktu satu minggu setelah pembuahan dan sebelum implantasi
memungkinkan endometrium dan mudigah sama-sama mempersiapkan
implantasi.
Blastokista adalah suatu bola berongga berlapis tunggal dan terdiri dari
sekitar 50 sel mengelilingi sebuah rongga berisi cairan, dengan suaru
massa padat sel-sel berkelompok di satu sisi. Massa padat ini, yang
dikenal sebagai massa sel dalam, berkembang menjadi mudigah/janin itu
sendiri. Blastokista sisanya tidak membentuk janin tetapi memiliki peran
suportif selama kehidupan intrauteri. Lapisan tipis paling luar, trofoblas,
melaksanakan implantasi dan kemudian berkembang menjadi plasenta
bagian janin.
Setelah blastokista siap berimplantasi, permukaannya menjadi lengket.
Pada saat ini endometrium telah siap menerima mudigah. Blastokista
melekat ke lapisan dalam uterus di sisi massa sel dalamnya. Implantasi
dimulai ketika, setelah berkontak dengan endometrium, sel-sel trofoblastik
yang menutupi massa sel dalam mengeluarkan enzim-enzim pencerna
protein. Enzim-enzim ini mencerna sel-sel endometrium dan membentuk
jalan sehingga genjel-genjel sel trofoblas mirip jari dapat menembus dalam
ke endometrium, tempat genjel-genjel ini rerus mencerna sel uterus.
Melalui efek kanibalistiknya, trofoblas melakukan fungsi ganda (1)
menyelesakan implantasi dengan membuat lubang di endometrium untuk
blastokista dan (2) menyediakan bahan mentah dan bahan bakar
metabolik untuk mudigah yang sedang berkembang sewaktu tonjolan-
tonjolan trofoblastik menguraikan jaringan endometrium kaya nutrien.
Dinding sel-sel trofoblas yang masuk ke endometrium luruh, membentuk
sinsitium multinukleus yang akhirnya akan menjadi plasenta bagian janin.
Jaringan endometrium di tempat kontak, yang tetangsang oleh invasi
trofoblas, mengalami perubahan drastis yang meningkatkan kemampuannya
untuk menunjang mudigah yang berimplantasi. Sebagai respons terhadap
pembawapembawa pesan kimiawi yang dibebaskan oleh blastokista, sel-
sel endometrium mengeluarkan prostaglandin, yang secara lokal
18
meningkatkan vaskularisasi, menimbulkan edema, dan meningkatkan
simpanan makanan. Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi
sedemikian rupa di tempat implantasi disebut desidua. Ke dalam jaringan
desidua yang sangat kaya inilah blastokista terbenam. Setelah blastokista
membuat terowongan ke dalam desidua oleh aktivitas trofoblas, suatu
lapisan sel endometrium menutupi permukaan lubang, mengubur total
blastokista di dalam lapisan dalam uterus. Lapisan trofoblas terus
mencerna sel-sel desidua sekitar, menghasilkan energi untuk mudigah
sampai plasenta terbentuk.
PEMBENTUKAN PLASENTA DAN KANTUNG AMNION
Pada hari ke-12, mudigah telah rerbenam total di dalam desidua.
Pada saat ini lapisan trofoblas telah memiliki ketebalan dua lapisan sel
dan disebut korion. Seiring dengan terus berkembang dan dihasilkannya
enzim-enzim oleh korion, terbentuk anyaman rongga-rongga yang
ekstensif di dalam desidua. Korion yang meluas menggerus dinding
19
kapiler desidua, menyebabkan darah ibu bocor dari kapiler dan mengisi
rongga-rongga ini. Darah dicegah membeku oleh suatu antikoagulan yang
dihasilkan oleh korion. Tonjolan, tonjolan jaringan korion berbentuk jari
menjulur ke dalam genangan darah ibu. Segera mudigah yang sedang
tumbuh ini mengirim kapiler ke dalam tonjolan korion untuk membentuk
vilus plasenta. Sebagian vilus menjorok menembus ruang berisi darah
untuk melekatkan plasenta bagian janin ke jaringan endometrium, tetapi
sebagian besar hanya menjulur ke dalam genangan darah ibu.
Setiap vilus plasenta berisi kapiler mudigah (kemudian janin) yang
dikelilingi oleh satu lapisan tipis jaringan korion, yang memisahkan
darah mudigah/janin dari darah ibu di ruang antarvilus. Darah ibu dan
janin tidak benar-benar bercampur, tetapi sawar di antara keduanya
sangatlah tipis. Untuk membayangkan hubungan ini, pikirkanlah tangan
anda (pembuluh darah kapiler janin) dalam sarung tangan karet (jaringan
korion) yang terbenam di dalam air (genangan darah ibu). Hanya sarung
tangan karet yang memisahkan tangan anda dari air. Dengan cara serupa,
hanya jaringan korion tipis (plus dinding kapiler janin) yang memisahkan
darah janin dan ibu. Semua pertukaran antara kedua aliran darah
berlangsung menembus sawar yang sangat tipis ini. Keseluruhan sistem
struktur ibu (desidua) dan janin (korion) yang saling terkait ini
membentuk plasenta.Meskipun belum sempurna, plasenta telah terbentuk
dan bekerja pada lima minggu setelah implantasi. Pada saat ini, jantung
mudigah sudah memompa darah ke dalam vilus plasenta serta ke jaringan
mudigah. Sepanjang gestasi, darah janin secara terus-menerus mengalir
antara vilus plasenta dan sistem sirkulasi janin melalui arteri umbilikalis
dan vena umbilikalis, yang terbungkus di dalam korda umbilikalis (tali
pusat), suatu.penghubung antara janin dan plasenta. Darah ibu di dalam
plasenta secara terus-meneru.s diganti oleh darah segar yang masuk
melalui arteriol-arteriol uterus; darah ibu lalu mengalir melalui ruang
antarvilus, tempat darah tersebut bertukar bahan dengan darah janin di
vilus sekitar, kemudian keluar melalui vena uterina.
20
Sementara itu, selama waktu implantasi dan awal perkembangan
plasenta, massa sel dalam membentuk rongga amnion berisi cairan di
antara korion dan bagian massa sel dalam yang ditakdirkan menjadi
janin. Lapisan epitel yang membungkus rongga amnion disebut kantung
amnion, atau amnion. Seiring dengan perkembangannya, kantung amnion
akhirnya menyatu dengan korion, membentuk satu membran kombinasi
yang mengelilingi mudigah/janin. Cairan di rongga amnion, cairan amnion
(air ketuban), y"ng komposisinya serupa dengan CES normal,
mengelilingi dan menjadi bantalan bagi janin sepanjang kehamilan.
Perubahan selama akhir gestasi sebagai persiapan untuk persalinan.
Persalinan (partus, pelahiran) memerlukan (1) dilatasi kanalis
servikalis ("pembukaan') untuk mengakomodasi lewatnya janin dari uterus
melalui vagina ke lingkungan luar dan (2) kontraksi miometrium uterus
yang cukup kuat untuk mengeluarkan janin.
Beberapa perubahan terjadi selama masa gestasi akhir sebagai
persiapan untuk dimulainya persalinan. Selama dua trimester pertama
gestasi, uterus relatif tetap tenang, karena efek inhibitorik progesteron
kadar tinggi pada otot miometrium. Namun, selama trimester terakhir,
uterus menjadi semakin peka rangsang sehingga kontraksi ringan
(kontaksi Braxton-Hiclrs) dapat dialami dengan kekuatan dan frekuensi
yang bertambah. Kadang kontraksi ini menjadi cukup teratur sehingga
disangka sebagai awitan persalinan, suatu fenomena yang dinamai
"persalinan palsu'. Selama gestasi, pintu keluar uterus tetap tertutup oleh
servils yang kaku dan tertutup rapat. Seiring dengan mendekatnya
persalinan, serviks mulai melunak (atau "matang") akibat disosiasi serat
jaringan ikatnya yang kuat (kolagen).
Karena perlunakan ini rnaka serviks menjadi lentur sehingga dapat
secara bertahap membuka pintu keluarnya sewaktu janin yang secara
paksa didorong menekannya saat persalinan. Perlunakan serviks ini
terutama disebabkan oleh relaksin, suatu hormon pepdda yang dihasilkan
oleh korpus luteum kehamilan dan plasenta. Faktor lain juga berperan
21
daiam periunakan serviks ini. Relaksin juga melemaskan jalan lahir
dengan melonggarkan jaringan ikat antara tulangtulang panggul. Sementara
itu, janin bergeser ke bawah (janin "turun') dan dalam keadaan normal
terorientasi sedemikian sehingga kepala berkontak dengan serviks sebagai
persiapan untuk keluar melalui jalan lahir. Pada persalinan sungsang,
seriap bagian tubuh selain kepala adalah bagian yang pertama kali
mendekati jalan lahir.
2. Tes kehamilan9
a. Definisi, Macam-macam tes kehamilan
Pada jaman teknologi canggih sekarang, kehamilan bisa diketahui
melalui tes kehamilan. Tes kehamilan adalah tes yang dilakukan untuk
memastikan apakah seseorang sedang mengandung atau tidak. Tes
dilakukan untuk mengetahui diagnosa kehamilan berdasarkan pada
pendeteksian keberadaan hormon human chorionic gonadotrophin (HCG)
pada darah dan urin wanita.HCG diproduksi oleh embrio yang lazimnya
tidak ada kecuali bila seorang wanita tersebut hamil. Beberapa test yang
paling modern dan canggih dapat mendeteksi kehamilan melalui darah
dan urine hanya satu minggu setelah pembuahan. (Rose.W.2006)
Tes kehamilan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1) Tes urin
Alat untuk melakukan tes urin banyak dijual di apotik-apotik. Cara
penggunaannya juga lebih mudah, yaitu dengan menempatkan
sampel urin pada benda atau tempat yang disediakan Tes urin
dilakukan kurang lebih 14 hari setelah pembuahan terjadi, atau pada
saat seorang wanita tidak mendapatkan haid. Saat ini sudah sangat
mudah untuk mengetahui apakah seorang wanita sedang hamil atau
tidak. Keuntungan tes urin adalah dapat dilakukan sendiri di rumah,
prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga strip yang relatif
murah, akurasi hasil uji yang tinggi (97 — 99%), serta dapat
22
mendeteksi kehamilan lebih dini. Adapun interpretasi hasil uji urin
pada umumnya adalah :
- Jika muncul 2 garis merah muda, berarti hamil.
- Jika hanya muncul 1 garis merah muda, berarti tidak hamil.
- Jika tidak muncul garis, berati strip rusak. Uji sebaiknya diulang
dengan strip yang lain.
2) Tes darah
Tes darah biasanya lebih sensitif, lebih tepat, namun jarang
dilakukan karena harganya yang mahal dan sulit dilakukan. Tes darah
dapat dilakukan sekitar 10 hari setelah pembuahan Hasilnya biasanya
berupa tanda positif atau negatif. Kadar hCG diatas 5 mIU biasanya
sudah dianggap hamil. Sebagian alat untuk tes urin mengukur kadar
hCG antara 25-200 mIU.
3) Tes dengan menggunakan alat USG
Baru dapat dilakukan setelah beberapa minggu. Kadang-kadang
sekitar 4 minggu setelah pembuahan. Pemeriksaan secara manual
dapat menunjukkan adanya pembesaran rahim, namun tidak bisa
memastikan apakah pembesaran ini disebabkan karena kehamilan.
Pada umumnya hal yang menjadi pedoman untuk menentukan hamil
atau tidak dalam suatu tes kehamilan adalah kadar HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) yang dihasilkan oleh sinsitio tropoblas
sekitar tiga migngu setelah terjadi pembuahan atau satu minggu
setelah seorang wanita merasakan terlambat menstruasi.
Pada tahap ini kadar hCG biasanya masih rendah. Kadar HCG
pada hari pertama terlambat haid biasanya sudah mencapai 100
mIU/ml. Kadar HCG sebesar ini sudah cukup untuk dideteksi oleh uji
strip kehamilan. Kadar HCG akan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan delapan minggu usia kehamilan dihitung dari hari pertama
haid terkahir. Setelah itu berangsur-angsur turun dan kembali ke
normal beberapa setelah melahirkan.
23
5. HCG
human Chorionic Gonadotropin1
hCG adalah hormon protein yang memiliki subunit alpha yang sama
dengan yang terdapat pada FSH, LH dan TSH. Subunit beta adalah unik untuk
hCG. Hormon ini paling mirip dengan LH. hCG diperoduksi oleh
sinsitiotrofoblas dan dapat dideteksi dalam serum ibu 8 – 9 hari pasca
konsepsi. Hormon ini yang menjadi dasar bagi semua tes kehamilan standar.
Kadar hCG berlipat ganda setiap 48 jam dalam beberapa minggu pertama
kehamilan dan mencapai kadar puncak sebesar 80.000 – 100.000 mIU / mL
pada usia kehamilan 8 – 10 minggu. Setelah itu, kadar hCG menurun menjadi
10.000 – 20.000 mIU /mL dan menetap pada nilai tersebut sampai aterm.
Fungsi utama hCG adalah untuk mempertahankan produksi progesteron
corpus luteum sampai plasenta dapat mengambil alih peran produksi
progesteron pada usia gestasi sekitar 6 – 8 minggu. Progesteron diperlukan
untuk keberhasilan proses kehamilan awal.
hCG memiliki aktivitas tirotropik yang hanya menjadi berarti secara klinis
bila kadar hCG meningkat secara tajam seperti pada kehamilan mola.
Human chorionic gonadotropin (HCG) merupakan hormon peptide yang
memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh korion yang sedang
24
berkembang. Selama kehamilan, luteinizing hormon (LH) tidak diproduksi
karena kadar progesteron, sehingga sekresi LH tertekan sebagai akibat umpan
balik negative oleh progesterone kadar tinggi. HCG dan LH memiliki fungsi
merangsang dan mempertahankan korpus luteum agar tidak berdegenarasi.
Selama kehamilan korpus luteum semakin berkembang, semakin banyak
menghasilkan estrogen progesterone sekitar 10 minggu sampai plasenta
mengambil alih sekresi hormon ini.
Sekresi HCG meningkat dengan cepat pada awal kehamilan untuk
menyelamatkan korpus luteum dari kematian, sekresi puncak HCG terjadi
kurang lebih selama 60 hari setelah menstruasi terakhir. Pada minggu ke-10
sekresi HCG menurun dan dipertahankan selama kehamilan. HCG menurun
karena korpus luteum sudah tidak dibutuhkan lagi untuk produksi hormon-
hormon steroid karena plasenta sudah mulai mengeluarkan estrogen dan
progesterone dalam jumlah yang bermakna. HCG dieliminasi tubuh melalui
urin, sehingga keberadaan hormon ini dapat dideteksi sampai bulan pertama
kehamilan.
6. Mual Saat Hamil10-15
PENYEBAB
Hingga saat ini penyebab atas gejala ini belum diketahui secara pasti,
namun perkiraan beberapa penyebab yang menimbulkan gejala ini antara lain
adalah:
Meningkatnya kadar sirkulasi hormon estrogen dalam tubuh.[1] Kadar hormon
estrogen dalam tubuh umumnya akan meningkat pada masa kehamilan, namun
hingga saat belum anda penelitian yang dapat membuktikan keterkaitan antara
peningkatan kadar hormon ini dengan gejala emesis gravidarum tersebut.
Kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglicemia) yang disebabkan
penyerapan energi yang dilakukan oleh plasenta,namun belum ada penelitian
yang berhasil membuktikannya.
Meningkatnya kadar hormon hCG. Meskipun tidak terkait secara langsung,
peningkatan hormon ini memancu peningkatan hormon estrogen sehingga
25
menimbulkan gejala ini. Faktor HCG (Human chorionic gonodotropin).
Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan
dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual.
Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan
tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat
ini biasanya mual-muntah akan berhenti.
Meningkatnya sensitivitas terhadap bau.
Peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan karena meningkatnya kadar
enzim dalam hati.
Sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya
ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik
inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.
Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai
penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel
plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, maka
rasa mual itu akan lenyap.
Faktor psikologis ibu hamil.Contoh, ibu hamil yang mengalami stres akibat
kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, Dalam tubuhnya
terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual.
Gangguan enzim juga diperkirakan sebagai penyebab mual-muntah
berlebihan. Sakit mag, misalnya, dapat memperberat kondisi mual-muntah
pada kehamilan. Hal ini mungkin agak bertolak belakang dengan teori yang
menyatakan bila ibu penderita mag, maka selama hamil sakitnya itu akan
hilang.
PENANGANAN
Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah, frekuensi
berkemih berkurang, dan jumlah urin sedikit, maka dengan indikasi
hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil perlu dirawat. Pada kasus yang
lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau istrinya bertambah lemas
dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas terus-menerus artinya ibu
sudah mengalami dehidrasi.
26
Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di
laboratorium. Jika air seninya mengandung zat keton berarti ibu hamil positif
harus masuk rumah sakit. Selama perawatan awal, biasanya semua intake
makanan dan minuman harus melalui cairan infus. Pasien umumnya akan
dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat beristirahat. Setelah itu
pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari makanan cair,
makanan semipadat hingga makanan biasa.
Pemberian obat antimual peru dipertimbangkan. Bahkan bila sampai
mengalami luka lambung karena intake yang kurang, maka dokter akan
mengobatinya dengan obat antimag. Pada umumnya, dalam 24 jam gejala
mual akan menghilang.
Petumbuhan janin juga dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan
prioritas utama yang mendapat perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi
jika asupan kalori ibu hamil tercukupi, maka janin pun akan memperoleh
makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di rumah sakit
tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3 hari. Jangan lupa, dukungan
moril dari keluarga untuk menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan.
Selesaikan masalah yang membebani selama ini. Intinya, lepaskan diri dari
segala macam stres.
Setelah lepas dari perawatan rumah sakit, bukan berati masalah selesai begitu
saja. Bagaimanpun, ibu hamil yang mengalami mual-muntah berlebihan mesti
cermat dalam pengaturan makan.
Penanganan Obat
Jika terapi farmakologis diperlukan, pengobatan dapat dimulai dengan
menggunakan vitamin B-6, 10-25 mg sehari, 3-4 kali sehari, Doksilamin, 12,5
mg, 3-4 kali sehari dapat digunakan sebagai tambahan. Herbal, kapsul jahe
250 mg 4 kali sehari, dapat ditambahkan pada saat ini jika pasien masih
muntah karena telah terbukti efektif dalam uji acak. [38] Metoclopramide, 5-
10 mg diminum setiap 8 jam dapat digunakan selanjutnya . Promethazine,
12,5 mg oral atau rektal setiap 4 jam, atau dimenhydrinate 50-100 mg oral q4-
6h, dapat ditambahkan juga. Ondansetron 4-8 mg oral atau IV setiap 8 jam
27
dapat digunakan untuk kasus-kasus refrakter lanjut. Methylprednisolone, 16
mg oral atau IV setiap 8 jam selama 3 hari, dengan lancip ke dosis efektif
terendah, dapat digunakan jika muntah terus menerus terjadi meskipun terapi
di atas. Steroid tampaknya meningkatkan risiko celah oral dalam pertama 10
minggu kehamilan.
Metoclopramide secara luas digunakan untuk mual dan muntah selama
kehamilan, namun informasi mengenai teratogenisitas manusia telah kurang.
Matok et al tidak menemukan peningkatan risiko malformasi kongenital
utama, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, skor Apgar, atau
kematian perinatal antara bayi dari ibu yang mengambil metoclopramide
dalam trimester pertama dibandingkan dengan ibu bayi ‘yang tidak
mengambil metoclopramide. Penelitian kohort retrospektif termasuk total
memeriksa 81.703 bayi yang lahir dari ibu yang terdaftar dalam sistem
kesehatan tunggal dengan komputerisasi catatan rumah sakit ibu dan bayi.
Dari jumlah tersebut, 3458 (4,2%) memiliki eksposur trimester pertama untuk
metoclopramide.
Analisis sekunder dilakukan pada bayi dari ibu yang mengisi resep mereka
untuk metoclopramide setidaknya sekali (n = 758), dan tidak ada peningkatan
risiko ditemukan dalam sub-populasi terkena metoclopropamide dibandingkan
dengan bayi tidak terkena. Selain itu, hasil penelitian tidak berubah ketika
aborsi terapeutik janin terkena dan tidak terpajan dimasukkan dalam analisis.
Studi ini memberikan jaminan bahwa dokter metoclopramide tidak
menyebabkan cacat bawaan, meskipun, antagonis dopamin dapat
menyebabkan gejala ekstrapiramidal ibu (yaitu, reaksi dystonic akut, tardive
dyskinesia).
Jika terjadi hipokalemia berat disertai adanya gejal, maka preparat kalium
harus diganti parenteral. Sebelum pemberian kalium intravena, fungsi ginjal
harus dievaluasi. 80 mEq/L).” Kalium biasanya ditambahkan ke cairan infus
untuk mencapai konsentrasi 40 mEq / L (dan tidak> 80 mEq / L). Sebuah
tingkat infus 10 mEq kalium per jam harus aman selama sebagai output urin
memadai.
28
Ketika pemberian hidrasi intravena kepada pasien yang memiliki deplesi
volume berat dalam upaya untuk mencegah perkembangan ensefalopati
Wernicke, hindari glukosa intravena sampai tiamin intravena telah diberikan.
Jika dehidrasi terus-menerus, kehilangan elektrolit, dan / atau penurunan berat
badan terjadi meskipun di atas terapi, nutrisi suplemen baik oleh rute
parenteral atau enteral diindikasikan. Metode standar telah melalui nutrisi
parenteral total (TPN). Namun, risiko didokumentasikan dari bakteremia,
sepsis trombosis, dan telah dikaitkan dengan garis PICC diperlukan untuk
suplementasi TPN. Tabung nasogastrik penempatan dan pemberian makanan
enteral selanjutnya telah ditunjukkan dalam seri kecil dan laporan menjadi
alternatif yang valid, dengan risiko komplikasi kurang, khasiat yang sama, dan
hasil yang sama dalam hal hasil neonatal bila dibandingkan dengan TPN
Farmakoterapi
Antihistamin, antiemetik dari kelas fenotiazin, dan agen promotility
(misalnya, metoclopramide) telah digunakan dalam pengobatan mual dan
muntah selama kehamilan.
Vitamin B-6 (pyridoxine) juga telah dipelajari dalam pengobatan mual dan
muntah selama kehamilan dan mengurangi mual dan muntah jika
dibandingkan dengan plasebo.
Ondansetron (Zofran), antagonis reseptor serotonin-, tidak menunjukkan
manfaat atas promethazine antiemetik (Phenergan), dengan biaya yang jauh
lebih besar. Ini dapat dicadangkan untuk kasus-kasus refrakter. Sebuah meta-
analisis dari 6 acak, double-blind uji coba menunjukkan bahwa jahe
merupakan pengobatan yang efektif untuk HEG.
Steroid dapat digunakan dalam refraktori pasien terhadap terapi standar.
Promethazine (Phenergan) dibandingkan dengan metilprednisolon dalam uji
coba secara acak, double-blind, terkontrol. Methylprednisolone muncul untuk
menurunkan tingkat pendaftaran kembali untuk hiperemesis gravidarum,
namun pasien secara acak promethazine memiliki durasi lebih lama secara
signifikan gejala sebelum perawatan.
29
Namun, kekhawatiran ada tentang hubungan antara celah oral dan penggunaan
methylprednisolone pada trimester pertama, oleh karena itu harus digunakan
dengan hati-hati sebelum 10 minggu kehamilan.
Vitamin Penting untuk sintesis DNA normal dan berperan dalam berbagai
proses metabolisme.
Piridoksin (Nestrex) Dipasarkan dalam formulasi kombinasi dengan
Doksilamin (Benedectin, Dilectin).
Benedectin diambil dari pasar di Amerika Serikat pada tahun 1980 karena
masalah kewajiban, tetapi tersedia di Kanada. Doksilamin mungkin tidak
teratogenik dan dapat digunakan dalam kombinasi dengan pyridoxine pada
dosis 10-12,5 mg PO qd tawaran
Herbal Tidak disetujui oleh US Food and Drug Administration tetapi obat
diyakini dapat meningkatkan gejala.
Jahe Penelitiandouble-blind, crossover sidang dari ekstrak jahe terbukti lebih
bermanfaat untuk mengurangi gejala dibandingkan plasebo.
Antiemetik Berguna dalam pengobatan simtomatik mual.
Proklorperazin (Compazine) Bisa menghilangkan mual dan muntah dengan
memblokir reseptor dopamin mesolimbic postsynaptic melalui efek
antikolinergik dan sistem aktivasi reticular menyedihkan. Dalam sebuah studi
plasebo-terkontrol, 69% dari pasien yang diberi proklorperazin melaporkan
bantuan gejala yang signifikan, dibandingkan dengan 40% dari pasien dalam
kelompok plasebo.
Promethazine (Phenergan) Untuk pengobatan gejala mual pada disfungsi
vestibular. Efektif dalam mengobati emesis Antidopaminergic agen. Blok
postsynaptic dopaminergik reseptor di otak mesolimbic dan mengurangi
rangsangan ke batang otak sistem reticular.
Klorpromazin (Thorazine, Ormazine) Mekanisme yang bertanggung jawab
untuk menghilangkan mual dan muntah termasuk memblokir reseptor
dopamin mesolimbic postsynaptic, efek antikolinergik, dan depresi dari RAS.
Blok alpha-adrenergik dan menekan pelepasan hormon hypophyseal dan
hipotalamus.
30
Trimethobenzamide: (Tebamide, Tigan) Kisah terpusat untuk menghambat
zona pemicu kemoreseptor meduler.
Metoclopramide (Reglan) Reseptor dopamin blok dan (bila diberikan dalam
dosis yang lebih tinggi) juga blok reseptor serotonin di zona pemicu
kemoreseptor dari SSP, meningkatkan respon terhadap asetilkolin jaringan di
saluran pencernaan bagian atas yang menyebabkan motilitas ditingkatkan dan
pengosongan lambung dipercepat tanpa merangsang sekresi lambung,
empedu, pankreas atau , meningkatkan nada lebih rendah esophageal
sphincter.
Ondansetron: (Zofran) Selektif 5-HT3-antagonis reseptor, memblokir
serotonin, baik perifer pada terminal saraf vagal dan terpusat di zona pemicu
kemoreseptor.
Kortikosteroid Obat ini memiliki efek metabolik yang mendalam dan
bervariasi.
Methylprednisolone (Medrol, Solu-Medrol) Dapat meningkatkan gejala
mual dan muntah.
Antihistamin Belajar di mual dan muntah selama kehamilan dan dalam
jumlah kecil pasien dengan HEG, menyediakan bantuan di 82% dari pasien.
Muncul untuk menjadi berkhasiat sebagai pyridoxine dalam studi lain.
Meclizine (Antivert) Mengurangi rangsangan labirin telinga tengah dan
konduksi blok di jalur telinga tengah vestibular-cerebellar. Efek ini berkaitan
dengan lega mual dan muntah.
Diphenhydramine (Benadryl) Bersaing dengan histamin untuk H1-reseptor
pada sel-sel efektor situs di saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran
pernapasan, efek antikolinergik dan obat penenang juga terlihat
KOMPLIKASI
Sekitar 2-5% keadaan muntah dan mual semakin menghebat, dan begitu
menghebatnya sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit. Salah satu
komplikasi yang paling sering dialami adalah dehidrasi atau disebut juga
kekurangan cairan. Andaikata dehidrasi tersebut tidak segera diganti dengan
31
cairan yang cukup dan benar maka sudah dipastikan akan mempengaruhi
janin yang ada dalam kandungan
Tips Diet dan Pemberian Makanan Pada Kehamilan dengan Emesis
Saran awal untuk perubahan pola makan pada pasien dengan mual dan muntah
yang berhubungan dengan kehamilan meliputi:
Makan pada saat lapar, terlepas dari waktu makan normal.
Makanlah dalam porsi kecil sering.
Hindari makanan berlemak dan pedas dan makanan emetogenik atau bau.
Meningkatkan asupan makanan hambar atau kering.
Hilangkan pil dengan zat besi.
Makanan ringan protein tinggi sangat membantu.
Kerupuk di pagi hari mungkin membantu.
Meningkatkan asupan minuman berkarbonasi.
Makanan yang disarankan lainnya termasuk teh herbal yang mengandung
peppermint atau jahe, jahe lainnya minuman yang mengandung, kaldu,
kerupuk, roti unbuttered, gelatin, atau makanan penutup beku.
Pada prinsipnya gangguan perut dapat diatasi dengan tidak membiarkannya
kosong. Jadi makanlah dalam porsi kecil tapi sering
Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat karena bisa membuat
lambung yang terasa perih seperti terelaksasi
Setiap bangun pagi jangan lupa sarapan. Bila nafsu makan belum ada, nikmati
saja biskuit dengan teh hangat misalnya.
Makanlah makanan berkarbohidrat tinggi. Mual-muntah mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak dipakai oleh tubuh untuk mengganti energi
yang hilang.
Penggunaan vitamin prenatal dapat menurunkan mual dan muntah yang
berhubungan dengan kehamilan
7. Gizi Ibu Hamil16-18
Hasil penelitian Budijanto, dkk. (2000) menunjukkan bahwa ibu yang
sewaktu hamil mempunyai status gizi yang rendah dengan pertambahan berat
32
badan ≤9 kg dan lingkar lengan atas kurang dari 22 cm akan mempunyai
risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). Selain
dari itu dikatakan pula bahwa bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah
(< 2,5 kg) mempunyai prestai belajar yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Oleh karena itu
dengan memperbaiki jumlah dan mutu makanan sewaktu hamil secara
langsung akan meningkatkan berat badan bayi yang akan dilahirkan dan
secara tidak langsung menyokong pertumbuhan sel- sel otak bayi yang
optimal. Dengan demikian sudah selayaknya bila makanan ibu sewaktu hamil
perlu mendapat prioritas utama dalam keluarga.
Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan
untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta
menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita
dewasa yang sedang hamil maka di samping untuk proses yang rutin juga
diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu
janin, plasenta, uterus serta kelenjar mamae.
33
Sebagai pedoman dalam pengawasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah
bagaimana kenaikan pertambahan berat badan si ibu. Sebagai standard kebiasaan
kenaikan berat badan pada ibu hamil :
34
Kategori BMI
(kg/m2)
Anjuran Kenaikan BB Anjuran Kenaikan
apabila bayi kembar
Rendah < 18.5 12.6—18 Kg (0.5 kg/mg dlm tmt
II dan III)
No guidline available
Normal 18.5-24.9 11-25—16 Kg (0.41 kg/mg dlm
tmt II dan III)
16.65—24.3 Kg
Tinggi 25.0—
29.9
6.75—11.25 Kg (0.3 kg/mg dlm
tmt II dan III)
13.95—22.5 Kg
Obesitas > 30 4.95—9 kg (batasan 11.4-15.9
kg selama kehamilan)
11.25—18.9 Kg
• BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm / (TB – 105 ) jika TB dibawah
160 cm.
– Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100)
oleh Broca untuk orang Eropa dan disesuaikan olehKatsura untuk
orang Indonesia.
• UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,
– Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat
badan dapat dengan dini diketahui.
• 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram
diambil nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg
– Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan
lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas
(banyaknya).
Untuk menunjang kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan janin,
diperlukan asupan makronutrien dan mikronutrien yang adekuat selama
kehamilan. Kebutuhan zat gizi ibu hamil di Indonesia berpedoman pada
angka kecukupan gizi (AKG) Indonsia tahun 2004.
Kebutuhan makronutrien meliputi kalori, protein dan lemak. Kalori
diperlukan untuk mencukupi kebutuhan tumbuh kembang janin dan
membentuk jaringan penunjang selama kehamilan dengan rata-rata
35
tambahan kebutuhan kalori per hari sebesar 100 kkal untuk trimester
pertama dan sebesar 300 kkal untuk trimester kedua dan ketiga. Protein
diperlukan untuk membentuk struktur sel dan jaringan serta penyusun
enzim. Kebutuhan protein selama kehamilan rata-rata ditambah sebesar 17
gram per hari. Kebutuhan protein meningkat terutama pada trimester
ketiga. Lemak merupakan salah satu sumber energi tubuh dan sebagai
pelarut vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak tergantung pada kebutuhan
energi untuk peningkatan berat badan. Kebutuhan lemak meliputi asam
lemak esensial jenis long chain polyunsaturated fatty acid (LC PUFA)
antara lain asam linoleat dan asam linolenat.
Kebutuhan mikronutrien meliputi vitamin larut air dan larut lemak
serta makromineral dan mikromineral. Asam folat diperlukan terutama
untuk mencegah terjadinya neural tube defect (NTD). Kebutuhan asam
folat ditambahkan sebesar 200 mcg dari kebutuhan sebelum hamil sebesar
400 mcg. Kolin mutlak diperlukan dari bahan makanan sebesar 450 mg
per hari karena bersifat esensial, yang digunakan untuk pembentukkan
membran sel, transmisi impul saraf, dan sumber gugus metil. Vitamin B6
diperlukan untuk mengurangi gangguan mual dan muntah. Rata-rata
tambahan kebutuhan vitamin B6 sebesar 0.4 mg per hari dari kebutuhan
sebelum hamil sebesar 1.3 mg per hari. Pemberian tambahan asam
askorbat sebesar 10 mg per hari dari kebutuhan sebelum hamil. Asam
askorbat dapat diberikan diberikan bersama dengan besi untuk
meningkatkan bioavailabilitas besi.
Rata-rata tambahan kebutuhan vitamin A sebesar 300 RE dari
kebutuhan sebelum hamil sebesar 500 RE. Konsumsi vitamin A berlebihan
dari diet harus memerlukan pengawasan yang ketat karena memiliki risiko
terjadinya kecacatan janin. Kebutuhan vitamin D, E, dan K tidak
mengalami perubahan selama kehamilan.
Kebutuhan kalsium mengalami peningkatan sebesar 150 mg per hari
dari kebutuhan sebelum hamil sebesar 800-1000 mg per hari. Hormon
human chorionic somatomammotropin akan meningkatkan resorspsi
36
tulang sedangkan hormon estrogen akan menghambatnya. Kebutuhan
magnesium dan fosfor tidak mengalami perubahan selama kehamilan.
Seng diperlukan sebagai kofaktor pada sebagian besar metabolisme tubuh.
Rata-rata tambahan kebutuhan seng terus meningkat sampai trimester
ketiga sebesar 9 mg per hari. Pemberian asupan besi akan mempengaruhi
absorpsi seng karena kedua mineral tersebut bersifat kompetitif inhibitor,
dimana absorpsi besi lebih besar dibandingkan seng. Iodium diperlukan
dalam pembentukkan tiroksin yang berperan mengatur metabolisme
makronutrien. Rata-rata tambahan kebutuhan iodium sebesar 50 mcg per
hari selama kehamilan.
Pemberian suplementasi vitamin dan mineral diindikasikan pada
keadaan defisiensi, namun selama ini suplementasi tetap diberikan pada
ibu hamil untuk menjamin kecukupan mikronutrien selama kehamilan.
Salah satu mikronutrien yang diberikan adalah zat besi (Fe) dan akan
dibahas lebih lanjut mengenai aspek gizi besi.
8. Zat-zat yang Tidak Boleh dikonsumsi Saat Hamil19
Golongan obat-obatan:
ACE inhibitor: intrauterine growth retardation, fetal deat, iligodramnions,
neonatal anuria, hypooplasia calvaria
Acid non steroidal antiinflamatory analgetics (NSAIDs): premature
closure ductus arteriosus
Androgen hormones: masculinization of female fetuses
Antiepileptics (AED)
1. Phenytoin: Phenytoin or AED syndrome, distal phalanges Hypoplasia
2. Valporic acid: spina bifida, AED syndrome
3. Carbamazepine: intrauterine growth retardation
4. Trimethadion: specific syndrome
Antineoplastics
1. Folic acid antagonis (aminopterin, methotrexate): spontaneous
abortion, fetal death, specific syndrome
37
Antimetabolites (azauridine, cytarabine, 5-fluorouracil, 6-
mercaptopurine): limb defect, renal defect, CNS defect
Alchilant agent(busulfan, clorambucil, ciclofosfamide, mecloretamine):
limb defect, renal defect, CNS defect
Antithyroid
1. Iodine, I131: goiter with hypo- or hyperthyroidism
2. Methimazole: ulcerlike midline scalp defect
9. Kehamilan Resiko Tinggi20
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun
terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas
normal.
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada
keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan
didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam
jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam
kandungan akan berjalan baik.
Komplikasi Kehamilan Resiko Tinggi
38
Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan risiko tinggi bisa terjadi
pada janin maupun pada ibu. Antara lain :
a. Bayi
Bayi lahir belum cukup bulan.
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)
Janin mati dalam kandungan.
b. Ibu
Keguguran (abortus).
Persalinan tidak lancar / macet.
Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
Keracunan kehamilan/kejang-kejang.
10. Pengaruh Usia pada Grandemultipara21
Ibu yang sudah multiparitas dan berusia >35 tahun dapat menyebabkan
terjadinya kehamilan yang beresiko. Sering kali akan ditemukan perdarahan
sesudah persalinan akibat berkurangnya kelenturan (elastisitas jaringan yang
telah berulang kali diregangkan oleh kehamilan sehingga membatasi
kemampuan kontraksi untuk menghentikan perdarahan setelah persalinan.
Sering pula terjadi inersia uteri (tidak cukupnya tenaga untuk
mengeluarkan janin). Hal tersebut disebabkan faktor usia yang semakin tua
akan cenderung semakin melemah.
Kemudian adanya degenerasi pada keadaan jaringan uterus akibat penuaan
dapat menyebabkan kelainan letak/kelainan pertumbuhan plasenta, yaitu
plasenta adhesiva sehingga beresiko mengalami persalinan sungsang, plasenta
previa, bahkan solusio plasenta yang berbahaya bagi nyawa ibu dan janin.
11. Anemia Kehamilan22
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada
trimester II. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
39
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama
kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari
10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl.
Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu
hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat
jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk
memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari– hari.
Fungsi Hb merupakan komponen utama eritrosit yang berfungsi membawa
oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh
kandungan Hb yang merupakan susunan protein yang komplek yang terdiri
dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan protein yang disebut
heme. Heme tersusun dari suatusenyawa lingkar yang bernama porfirin yang
bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi heme adalah senyawa-
senyawa porfirin-besi, sedangkan hemoglobin adalah senyawa komplek antara
globin dengan heme.
Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang
karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya
kadar zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang
sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati anemia walaupun belum
ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah
lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam
sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas
normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi besi. anemia defisiensi besi
adalah anemia yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi tubuh.
Keadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya
kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara morfologis
40
keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai
penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin. Defisiensi besi merupakan
penyebab utama anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia, karena
kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi
sewaktu hamil.
Anemia defisiensi zat besi (kejadian 62,30%) adalah anemia dalam
kehamilan yang paling sering terjadi dalam kehamilan akibat kekurangan zat
besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi
dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat
besi. Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%), dalam kehamilan adalah
anemia yang disebabkan karena defisiensi asam folat. Anemia Hipoplastik
(kejadian 8, 0%) pada wanita hamil adalah anemia yang disebabkan karena
sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana
etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun
dan obat-obatan. Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%), yaitu anemia yang
disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat,
yaitu penyakit malaria.
a. Penyebab anemia pada ibu hamil
Penyebab anemia umunya adalah kurang gizi, kurang zat besi,
kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit
kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai
selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan
zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam
darah : penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada
penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Darah
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia. Namun bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Di mana pertambahan tersebut adalah sebagai
berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi
41
dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut.
Pengenceran ini meringankan beban jantung yang harusbekerja lebih
berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hipervolemia tersebut,
keluaran jantung (cardiac output) juga meningkat. Kerja jantung ini
lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer
berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik.
Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume
plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan
nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang
mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan
antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke
dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua.
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.
Untuk dapat mencapai keseimbangan gizi maka setiap orang harus
menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan
makanan yaitu Karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah
dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh,
kopi, kalsium. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III
karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya
sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir. Adanya
kecendrungan bahwa semakin kurang baik pola makan, maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia. Hasil uji statistic juga
menunjukkan kebermaknaan p< 0,05.
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu
hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita.
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun.
Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan
anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum
42
optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga
mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya
perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit
yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa
umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kajadian anemia.
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai
risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang
patuh konsumsi tablet Fe. Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari
ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi
tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian
tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi.
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya
yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia
karena kekurangan asam folat.
Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan
kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan pendukung bagi ibu hamil
untuk patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat kepatuhan
yang kurang sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat
pengaruh melalui tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan
ibu hamil mengkonsumsi tablet besi tidak hanya dipengaruhi oleh
kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu bentuk tablet,
warna, rasa dan efek samping seperti mual, konstipasi.
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan
mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya
apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat
– zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.
43
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu hamil dengan
paritas tinggi mempunyai risiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami
anemia dibanding yang paritas rendah.
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya
anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan
pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi
kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak kelahiran mempunyai
risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia.
b. Gejala anemia pada ibu hamil
Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan
tekanan darah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi.
Dan secara klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah
(malnutrisi). Guna memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak,
maka dikerjakan pemeriksaan kadar Hemoglobin dan pemeriksaan darah
tepi. Pemeriksaan Hemoglobin dengan spektrofotometri merupakan
standar Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui
beberapa tahap: awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi
dalam bentuk fertin di hati, saat konsumsi zat besi dari makanan tidak
cukup, fertin inilah yang diambil. Daya serap zat besi dari makanan
sangat rendah, Zat besi pada pangan hewan lebih tinggi penyerapannya
yaitu 20 – 30 % sedangkan dari sumber nabati 1-6 %. Bila terjadi anemia,
kerja jantung akan dipacu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan O2 ke
semua organ tubuh, akibatnya penderita sering berdebar dan jantung cepat
lelah. Gejala lain adalah lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang kunang,
mengantuk, selaput lendir , kelopak mata, dan kuku pucat.
c. Dampak anemia bagi kehamilan
Anemia defisiensi besi dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu
hamil memerlukan banyak tenaga untuk melahirkan. Setelah itu, pada saat
melahirkan biasanya darah keluar dalam jumlah banyak sehingga kondisi
anemia akan memperburuk keadaan ibu hamil. Kekurangan darah dan
44
perdarahan akut merupakan penyebab utama kematian ibu hamil saat
melahirkan.
Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan
pascapartum (disamping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta
previa yang kesemuanya bersumber pada anemia defisiensi. 14 Ibu hamil
yang menderita anemia gizi besi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
zat-zat gizi bagi dirinya dan janin dalam kandungan. Oleh karena itu,
keguguran, kematian bayi dalam kandungan, berat bayi lahir rendah, atau
kelahiran prematur rawan terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia
gizi besi.
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian,
tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga
menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak
cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.
Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir
rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita
yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis
tidak dapat mentolerir kehilangan darah. dampak anemia pada kehamilan
bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni),
gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi
dan stress kurang produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin
(abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-
lain).
Salah satu efek Anemia defisiensi besi (ADB) adalah kelahiran
premature dimana hal ini berasosiasi dengan masalh baru seperti berat
badan lahir rendah, defisiensi respon imun dan cenderung mendapat
masalah psikologik dan pertumbuhan. Apabila hal ini berlanjut maka hal
45
ini berkorelasi dengan rendahnya IQ dan kemampuan belajar. Semua hal
tersebut mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia,
produktivitas dan implikasi ekonomi. cara penanganannya dengan
memberikan tablet besi folat (Tablet Tambah Darah/TTD) yang
mengandung 60 mg elemental besi dan 250 ug asam folat) 1 tablet selama
90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.
d. Tipe-tipe anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan, adalah sebagai berikut:
1) Anemia Defisiensi Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil,
tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian
tablet besi.
Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu
ferosulfat, feroglukonat atau Natrium ferobisitrat. Pemberian preparat
besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% tiap
bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi
dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan
akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit
saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)
intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb
lebih cepat yaitu 2 gr%.
Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat
dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual
muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb
dapat dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III. Hasil pemeriksaan Hb, dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Hb 11 gr% : Tidak anemia
46
b) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk
janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan
massa haemoglobin maternal, kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap
100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan
makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25
mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari,
ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
2) Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam
folat, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
a) Asam folat 15 – 30 mg per hari
b) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3) Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosit.
4) Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan
anemia hemolitik sukar menjadi hamil; apabila ia hamil, maka
anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama adalah anemia
47
dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan,
serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik dan beratnya
anemia. Obat-obat penambah darah tidak memberi hasil. Tranfusi
darah, kadang dilakukan berulang untuk mengurangi penderitaan ibu
dan menghindari bahaya hipoksia janin.
5) Anemia-anemia lain
Seorang wanita yang menderita anemia, misalnya berbagai jenis
anemia hemolitik herediter atau yang diperoleh seperti anemia karena
malaria, cacing tambang, penyakit ginjal menahun, penyakit hati,
tuberkulosis, sifilis, tumor ganas dan sebagainya dapat menjadi
hamil. Dalam hal ini anemianya menjadi lebih berat dan berpengaruh
tidak baik pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas serta
berpengaruh pula bagi anak dalam kandungan.Pengobatan ditujukan
pada sebab pokok anemianya, misalnya antibiotika untuk infeksi,
obat-obat anti malaria, anti sifilis obat cacing dan lain-lain.
12. Gangguan dan Kelainan pada Kehamilan
a. Preeklampsia23
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu
disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal sering
diasosiasikan dengan preeklampsia. Gejala dan tanda lain dari
preeklampsia adalah sebagai berikut:
Hiperrefleksia (iritabilitas susunan syaraf pusat)
Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik
dengan pengobatan umum
Gangguan pengelihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau
atau berkunang-kunang
Nyeri epigastrik
Oliguria (luaran kurang kurang dari 500 mL/24 jam)
48
Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diatolik 10-20 mmHg diatas
normal
Proteinuria (diatas positif 3)
Edema menyeluruh
b. Perdarahan23
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20
minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12%
kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umunya (60-80%)
disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa
ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan
pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal,
pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada
kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran
uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan dan adanya
massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada
umunya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat
terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang
menjadi tempat implementasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis
dan menutupi sebagian besar plasenta maka umumnya terjadi perdarahan
bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai
dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin maka perdarahan mulai
meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu.
Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan
perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdsarahan bercak atau berulang
sebelumnya. Plasenta previa menjadi peyebab dari 25% kasus perdarahan
antepartum. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan
oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus
perdarahan antepartum.
49
Gangguan-gangguan selama kehamilan dapat pula berupa gangguan yang
disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Gangguan yang
disebabkan oleh hal-hal tersebut dapat berdampak 24,25
c. Bakteri
Bakteriuria pada kehamilan dapat berupa: bakteriuria asimtomatik
(1%-1,5%), sistitis (3%- 1,3%) dan pielonefritis (1% -2 %). Bakteriruia
asimtomatik (ASB) dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan
rendah, kelahiran prematur, abortus dan kematian ibu dan janin.
Sedangkan penelitian oleh Desmiwarti, di RSUP Dr M. Jamil Padang
didapatkan abortus 42% pada wanita hamil dengan bakteriuria
asimtomatik. Insiden pielonefritis akut pada wanita hamil sekitar 33 %.
Pada 24% wanita hamil dengan infeksi saluran kemih, bayinya lahir
prematur. Oleh karena itu penting bagi pertugas kesehatan untuk
memahami mekanisme, diagnosis dan pengobatan infeksi saluran kemih
pada kunjungan pemeriksaan kehamilan berkala. Pada kehamilan, terjadi
perubahan fisiologik dan struktur traktus urinarius, berupa pelebaran
kalises, pelvis ginjal dan ureter di sebelah atas tulang pelvis. Kapasitas
ureter yang di luar kehamilan sekitar 2 - 4 ml akan meningkat sampai 50
ml atau lebih selama kehamilan, kapasitas kandung kemih juga meningkat
sampai 2 kali lipat pada kehamilan aterm. Pelebaran tersebut terjadi akibat
berkurangnya tonus otot polos traktus urinarius akibat kerja progesteron
dan kompresi ureter akibat pembesaran uterus, sehingga mekanisme
pengosongan vesika urinaria tidak sempurna dan terjadi stasis urine. Hal
ini menyebabkan mudahnya bakteri berkembang biak dengan cepat pada
vesika urinaria. Perubahan traktus urinarius pada wanita hamil di mulai
kehamilan 7 minggu dan keadaan menjadi normal setelah 8 minggu
kelahiran. Uretra pada wanita relatif pendek, panjangnya antara 3-4 cm
dan letaknya di ujung depan atas vagina di mana terdapat kolonisasi
bakteri dari tractus gastrointestinal. Bakteri tersebut (uropatogens)
umumnya dapat diisolasi pada bakteriuria asimtomatik, sistitis dan
pielonefritis. Escherichia coli merupakan bakteri patogen utama pada
50
65% sampai 80% kasus, bakteri lainnya Klebsiella pneumoniae, Proteus
mirabilis, Enterobacter species, Staphylocooccus saprophyticus dan
Streptoccus grup B.24
d. Virus
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat
jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan
Herpes. Keempat jenis penyakti infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi
janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil. Kini, diagnosis untuk penyakit
infeksi telah berkembang antar lain ke arah pemeriksaan secara
imunologis. Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi adanya zat anti
(antibodi) yang spesifik taerhadap kuman penyebab infeksi tersebut
sebagai respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman. Antibodi yang
terburuk dapat berupa Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G
(IgG). 24
e. Toksoplasma
Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut
Toxoplasma gondi. Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa
disertai gejala yang spesipik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi
Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa
timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan
masalah. Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil
atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya
penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan
respon imun). Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang
dapat terjadi adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%)
atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan. pada Toxoplasmosis bawaan,
gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelainan mata dan atelinga,
retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis. Diagnosis Toxoplasmosis
secara klinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau
bahkan tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh karena itu,
pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan
51
diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-
Toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.
Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi
Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya
negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertma,
selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi
Toxoplasma. 24
13. Antenatal Care
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik
fisik dan mental yang bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum
sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005).
Dalam antenatal care harus diusahakan agar26:
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat;
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula
fisik dan metal
Tujuan Asuhan Antenatal yaitu27:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan
tumbuh kembang bayi;
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu dan bayi,
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan,
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
52
Keuntungan Antenatal Care
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil
dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit.28
Fungsi Antenatal Care
a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan
b. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan
resiko tinggi dan merujuk bila perlu
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi.
Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari29:
a. Catat identitas ibu hamil
b. Catat kehamilan sekarang
c. Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
d. Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
e. Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
f. Pemeriksaan obstetric
g. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
h. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral
lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
i. Penyuluhan/konseling.
Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal27,30:
a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan
sesudah minggu ke 36).
d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan
atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam
53
Perlu didapatkan informasi yang sangat penting dalam setiap
pertemuan, seperti27:
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14
- Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan
ibu hamil.
- Mendeteksi masalah dan menanganinya
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
- Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
- Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat
dan sebagainya
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan
ganda
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda.
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk“7T”
a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin, 2002).
54
Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang
diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun
intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah27:
a. Intervensi Dasar
1) Pemberian Tetanus Toxoid
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila
diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4
minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali
pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT
cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas
vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian
yang tepat. Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas.
2) Pemberian Vitamin Zat Besi
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe
pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas
kebutuhan meningkat. Di mulai dengan memberikan satu sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung
FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal
masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum
bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.
b. Intervensi Khusus
Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada
ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan,
meliputi:
1) Faktor resiko, meliputi:
a) Umur
Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun
Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun
b) Paritas
Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan)
55
Paritas > 3
c) Interval
Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-
kurangnya 2 tahun.
d) Tinggi badan kurang dari 145 cm
e) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
Status generalis / pemeriksaan umum.
Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda
vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat
badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg
(nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata
konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-
geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi
umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis,
varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk
panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus
dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric
Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda
dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan
ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat
diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri
dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
56
- Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di
fundus dengan kedua telapak tangan.
- Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke
arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya
punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala)
janin.
- Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak dibawah
(di atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus
untuk fiksasi.
- Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,
jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah
janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk /
melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan
satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan
juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan
juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan
berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec
yaitu : tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram.
Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler
yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi
pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan
dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya
pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin
dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut
jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi
menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress
pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan
57
kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal
distress/gawat janin).
Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang,
luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan
dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi
dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan
dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek)
dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam
liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka.
Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan
ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat
keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang
atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar
vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah
tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari
luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan
ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan
uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian
terbawah (Jangan lupa, selalu palpasi bimanual pada
pemeriksaan vaginal)
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan
pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi
fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
a. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga,
karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat
menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya
58
boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara
perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
b. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran
infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal
touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan
antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya
pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk
kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan
pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk
memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian
serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri
klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal
pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang
dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan
lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.
Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus
sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam
batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu.
Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada
kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan
minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk
perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan
pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga
kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan
pada trimester pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi
sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena
59
menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5,
5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang
dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu
harus disesuaikan dengan kebutuhan.
14. Menentukan Usia Kehamilan31-35
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.
Umur hamil dapat ditetuukan dengan:
a. Rumus Naegle
Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir
(HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama
berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada
hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan
menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan
kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid
pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun
ditambah 1 (satu).
Contoh:
1) Haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan
perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1
= 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.
2) Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada
27-11-2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
adalah:
15-09-2005 = 2 minggu 1hari
31-10-2005 = 4 minggu 3 hari
27-11-2005 = 3 minggu 6 hari
Jumlah 9 minggu 10 hari
Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari
60
Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau
10 minggu genap.
b. Gerakan pertama fetus
Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus, maka
perkiraan umur hamil dapat ditetapkan. Adapun patokannya adalah
sebagai berikut.
1) Pada kehamilan pertama (primigravida), gerakan janin mulai terasa
sesudah usia kehamilan 18-20 minggu.
2) Pada kehamilan ke-2 dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada
usia kehamilan 16-18 minggu.
3) Memasuki trimester ketiga usia kehamilan, gerakan janin akan
semakin kuat dan sering. Namun tak jarang janin justru kurang aktif
bergerak.
Catatan: perkiraan ini dilakukan bila anda lupa hari pertama haid terakhir.
c. Berdasarkan TFU (Tinggi Fundus Uteri)
1) Rumus Bartholomew
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur
hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan
tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis
pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut
dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada
kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
1/3 di atas simfisis = 12 minggu
½ simfisis-umbilikus = 16 minggu
2/3 di atas simfisis = 20 minggu
Setinggi umbilikus = 22 minggu
1/3 di atas umbilikus = 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
61
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu
2) Menggunakan Alat Ukur Caliper
Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas
simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua
ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian
dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung
caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu
kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu.
3) Rumus McDonald
Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode
akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu
kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis
pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen
sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur
sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
setelah 22-24 minggu kehamilan.
d. Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya
berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis
pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran
dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga
pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan
kemudian secara relative lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari
pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
e. Ultrasonografi (USG)
1) Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat
dilihat pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin
biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.
62
2) Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan
dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat
memperkirakan kapan tanggal persalinan.
Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3
cara:
a) Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational
Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.
b) Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump
Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.
c) Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan
lebih dari 12 minggu.
15. Proses partus
Tanda-Tanda Mulainya Persalinan
Tanda-tanda mulainya persalinan adalah Lightening yaitu terbenamnya
kepala janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya tempat didalam
uterus dan sedikit melebatnya simfisis. Sering buang air kecil yang disebabkan
oleh tekanan kepala janin pada kendung kemih. Kontraksi Brakton-Hicks pada
saat uterus yang teregang dan mudah dirangsang yang dapat menimbulkan
distenfensi dinding abdomen sehingga dinding abdomen menjadi lebih tipis
dan kulit menjadi lebih peka terhadap rangsangan.36
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan
sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah diuterus. Servik menjadi lembek, mulai mendatar
dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.37
Kala Persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu kala pertama dimulai dari saat
persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam
63
dua fase yaitu fase laten (8 jam) servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif
(7 jam) servik membuka dari 3 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan
sering selama fase aktif. Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primipara dan 1
jam pada multipara. Kala tiga dimulai segera setelah bayi lahir sampai
lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Dan kala empat
dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partu.38
Persalinan terdiri atas empat kala yaitu kala pertama berlangsung dari awal
gejala sampai servik berdilatasi sempurna (10 cm). Termasuk awal fase laten,
di mana kontraksi masih tak teratur atau sangat lemah ; fase aktif, di mana
kontraksi menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih kuat ; dan fase transisi
yang singkat, yang terjadi tepat sebelum dilatasi dan pendataran sempurna.
Lamanya kala pertama rata-rata 6 sampai 18 jam pada primipara dan 2 sampai
10 jam pada multipara. Kala dua diawali dengan dilatasi sempurna servik dan
diakhiri dengan kelahiran bayi. Kontraksi pada kala ini biasanya sangat kuat.
Pada multipara kala dua berakhir sekitar 20 menit dan pada primipara
menghabiskan waktu sampai 2 jam untuk bayi melewati serviks yang
berdilatasi dan jalan lahir. Kala tiga diawali dengan keluarnya bayi dan uterus
dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, proses ini biasanya berakhir beberapa
menit baik pada multipara maupun primipara. Kala empat diawali dengan
keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi, kala empat
lebih panjang pada multipara dari pada primipara, biasanya dari 4 sampai 12
jam.39
16. Kontrasepsi
Kata kontrasepsi merujuk kepada proses menghindari kehamilan selagi
melakukan hubungan seks. Tersedia sejumlah metode kontrasepsi yang
beragam tingkat kemudahan pemakaian dan efektivitasnya.
Jenis – jenis kontrasepsi
a. Kontrasepsi alami atau metode irama1
64
Kontrol kelahiran mengandalkan abstinensi (tidak melakukan
hubungan seks) selama masa subur wanita. Wanita dapat memperkirakan
kapan ovulasi terjadi dengan mencatat secara cermat siklus haid
mereka. Namun karena siklus bervariasi maka cara ini tidak terlalu
efektif. Waktu ovulasi dapat ditentukan secara lebih tepat derlgan
mencatat suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun. Suhu tubuh sedikit
meningkat sekitar satu hari setelah ovulasi. Metode irama suhu tidak
bermanfaat dalam menentukan kapan hubungan seks aman dilakukan
sebelum ovulasi tetapi cara ini bermanfaat dalam menentukan kapan
waktunya aman untuk kembali melakukan hubungan seks setelah
ovulasi.
b. Koitus interuptus1
Pengeluaran penis dari vagina sebelum ejakulasi terjadi. Namun
metode ini hanya efektif sebagian karena penentuan waktu sulit
dilakukan dan sebagian sperma mungkin telah keluar dari uretra
sebelum ejakulasi.
c. Kontrasepsi kimiawi1
Misalnya gel, busa, krim, dan supositoria spermisida
("pembunuh sperma"), jika dimasukkan ke dalam vagina bersifat
toksik bagi sperma selama sekitar satu jam setelah pemakaian.
d. Metode sawar secara mekanis mencegah transpor sperma ke tuba
uterina.1
Bagi pria, kondom adalah suatu selubung karet atau lateks kuat
dan tipis yang dipasang pada penis yang ereksi sebelum ejakulasi
untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina. Bagi wanita,
diafragma, yang harus dipasang oleh petugas terlatih, adalah suatu
kubah karet lentur yang dimasukkan melalui saluran vagina dan
diletakkan di atas serviks untuk menghambat masuknya sperma ke
dalam kanalis servikalis. Diafragma ini ditahan di tempatnya dengan
melekat ke dinding vagina dan harus dibiarkan selama paling sedikit 6
jam tetapi jangan lebih dari 24 jam setelah berhubungan seks. Metode
65
sawar sering digunakan bersama dengan bahan spermisida untuk
meningkatkan efektivitas. Cervical cap adalah alternatif untuk
diafragma yang baru dikembangkan. Cervical cap, yang lebih kecil
daripada diafragma dan dilapisi oleh spermisida, menutupi serviks dan
tertahan di tempatnya oleh adanya hisapan. Kondom wanita (atau
vaginal pouch) adalah metode sawar terbaru yang dikembangkan. Ini
adalah suatu kantung poliuretan silindris berukuran 7 inci yang tertutup
di satu ujung dan terbuka di ujung lain dengan cincin fleksibel di
kedua ujung. Cincin di ujung buntu alat ini dimasukkan ke dalam
vagina dan terpasang pas di serviks, serupa dengan diafragma. Cincin di
ujung terbuka kantung diletakkan di luar vagina di atas genitalia
eksterna.
e. Pembilasan pascasenggama (Postcoital douche)40
Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tampa obat (cuka atau
obat lain) segera setelah koitus. Maksudnya ialah untuk mengeluarkan
sperma secara mekanik dari vagina. Penambahan cuka ialah untuk
memperoleh efek spermatisida serta menjaga asiditas vagina. Efektifitas
cara ini mengurangi kemungkina terjadinya konsepsi hanya dalam batas-
batas tertentu karena sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa
dalam jumlah besar sudah memasuki serviks uteri.
f. Perpanjangan masa menyusui anak (Prolonged lactation)40
Memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah
kehamilan. Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemi dan prolaktin
menekan adanya ovulasi. Efktifitas cara ini dikaitkan dengan menyusui
anak mencegah ovulasi dan memperpanjang ovulasi postpartum. Akan
tetapi ovulasi pada suatu saat akan terjadi lagi dan akan mendahului haid
pertama setelah partus. Bila hal ini terjadi maka konsepsi dapat terjadi
selagi wanita tersebut dalam keadaan amenorea (membumbung = hamil
kembali setelah melahirkan sebelum dapat haid).
g. Kontrasepsi PIL41,42
66
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita, berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu pil kombinasi, pil yang mengandung
progesteron dan pil yang mengandung estrogen Kontrasepsi Pil adalah
salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan, kontrasepsi pil
mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat menghambat
ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.
1) Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
a) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon estrogen/progesterone dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.
b) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon.
c) Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon
2) Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif
mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama,
efektivitasnya masih mencapai 93 %.
3) Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan
jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi
resiko anemia, mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi
terhadap kanker endometrium dan ovarium.
4) Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum
secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap
penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok
digunakan ibu yang merokok pada usia 35 atahun.
67
5) Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi
esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan
ektopik.
6) Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresi berat dan obesitas.
7) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah
penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel
stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi
tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti.Lendir sevik juga mengalami perubahan,
menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga
penetrasi sperma menurun.
8) Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat
badan, perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.
9) Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus
haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya
hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada
pil yang berjumlah 28 tablet.
h. Kontrasepsi Suntik41,42
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung
hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu
suntil yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali ( depo
propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan
68
karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan
jarang menyebabkan spoting.
1) Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegah kehamilan. Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama pemakaian.
2) Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.
3) Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap
8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak
menggagu pengeluaran pengeluaran asi.
4) Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, ,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil.
5) Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker
payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi.
6) Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak
teratur dan amenore.
7) Mekanisme Kerja
69
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa,
perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat,
mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi
8) Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang
berisi progesteron asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap
12 minggu. Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan
200 mg setiap 8 minggu. syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4
minggu.
9) Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat
dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus :
Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertma haid, tidak
dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12
minggu.
Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak dibutuhkan
kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan setiap 8 minggu.
Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
i. Kontrasepsi Susuk (Implan) 41,42
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah
kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan
kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan
tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan obat yang mengandung estrogen.
1) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat
getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap
menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron
70
dapat mengahalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat
nidasi.
2) Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang
silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4
mm, yang di isi dengan 36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5
tahun. Implanon terdiri dari satubatabg putih lentur dengan panjang
kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-
keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedena dan indoplan
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester dengan
lama kerjanya 3 tahun.
3) Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun,
control medis ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit
tidak terlalu tingggi, biaya ringan.
4) Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah,
menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk
memasang dan membukanya.
5) Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran.
6) Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi.
7) Efek samping
71
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi
pada tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot,
perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut
rontok.
8) Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah :
Setiap saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi
setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan
seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja. Bila
menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi
dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu
memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk
pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra
ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat
disingkirkan.
9) Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
a) Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkan lengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang
jarang digunakan.
b) Gunakan cara pencegahan infeksi
c) Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas
lipatan siku di daerah media lengan
d) Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang
kecil, hanya sekedar menembus kulit.
e) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
f) Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai
semu implant masuk kedalam bawah kulit.
g) Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
72
h) Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka
insisi dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa.
10) Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
a) Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
b) Suntikkan lidocain 5cc.
c) Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant.
d) Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
e) Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
f) Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
g) Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan
atau lebar agar tidak terjadi perdarahan.
j. Kontrasepsi IUD41,42
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan
mempunyai lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD adalah
alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang megandung
tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak
boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan
merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD
dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik. Angka
kegagalan pada tahun petama 2,2%.
1) Jenis – jenis IUD
Jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippes lopp yang terbuat
dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang
berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan
tembaga memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD
tembaga yang berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat
tembaga yang dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran
elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada
batang dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah. Levonogestrel
73
adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada lengan
vertical.
2) Keuntungan
Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Dapat segera
aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak
mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan
cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di pasang segera setelah
melahirkan. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena
rasa aman terhadap resiko kehamilan.
Keuntungan IUD ada beberapa hal, yaitu : Sangat efektif 0,6 – 0,8
kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian. IUD
dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang ( 8 –
10 tahun pemakaian ). Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Tidak
ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan
volume asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi
dengan obat – obatan.
3) Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan. Efek samping IUD antara lain : Haid lebih banyak dan
lama. Saat haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya
pedarahan yang banyak. Kehamilan insitu
4) Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang
menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida. Wanita
yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
5) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma. Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya
74
sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
fallopi, menonaktifkan sperma, menebalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pergerakan sperma. Mekanisme kerja IUD adalah dapat
menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan mengeluarkan
leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. IUD
yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase
karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan
menonaktifkan sperma
IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi
migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan
cairan endometrium yang akan menimbulkan gangguan terhadap
spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan akan mati
dengan sendirinya. IUD bentuk insert, contohnya lippes loop,
menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadinya migrasi leokosit,
limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan
tidak terjadi.
6) Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang
lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan
yang tidak steril. Ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari
rongga rahim ).
7) Kontra Indikasi
Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang
sedang hamil. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.
Perdarahan vagina yang tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat
menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang menderita PMS. Wanita
yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yang ernah mengalami
pedarahan yang hebat.
8) Waktu Pemasangan
75
Waktu pemasangan IUD yang baik antara lain : Bersamaan dengan
menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir masa nifas,
Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca
persalinan, Segera setelah post abortus.
9) Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik antara lain : Ingin hamil lagi,
Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan insitu.
11) Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan
jadwal pemeriksaan ulang antara lain :
a) Dua minggu setelah pemasangan
b) Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
c) Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
d) Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
e) Jika ada keluhan
12) Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD
yaitu :
a) Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras
sakit sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi
terhadap infeksi atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan
kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD
b) Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi
kehamilan dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena
terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah
terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.
k. Kontrasepsi Mantap41,42
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk
mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang
digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria.
Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya dilakukan
76
atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria
0,1% - 0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap
wanita kurang dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan.
Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif
digunakan, aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada
2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada wanita dan vasektomi
yang dilakukan pada pria.
1) Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.
metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di
rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama.
a) Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 %
per 100 wanita pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100
kasus
b) Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen,
dapat segera efektif setelah pemasangan.
c) Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur
pembedahan dan anastesi, tidak mudah kembali kesuburan.
d) Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah
mempunyai anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
e) Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi
dari salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang
dapat meningkatkan resiko saat operasi.
f) Efek samping
77
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode
maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan
kehilangan.
2) Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular
untuk banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen,
yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di
dalam testis ke vesikula seminalis.
a) Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.
Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka
kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalm 3000.
b) Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas
permanen, menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan
yang tidak direncanakan, prosedur aman dan sederhana
c) Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius,
masalah urologi, tiadak didukung oleh pasangan.
d) Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
78
BAB III
KESIMPULAN
Hipotesis diterima.
Wanita 37 tahun mengalami kehamilan resiko tinggi sehingga diperlukan
antenatal care dan dapat disarankan melakukan kontap setelah melahirkan jika
pasangan suami istri setuju.
79
DAFTAR PUSTAKA
1. Sheerwood, L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2009.
Hlm 787, 848-858.
2. Anwar, Ruswana. Endokrinologi Kehamilan dan Persalinan. Bandung:
Universitas Padjajaran. 2005.
3. Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
4. Aprillia Y. Hipnostetri: rileks, nyaman, dan aman saat hamil & melahirkan.
Jakarta: Gagas Media; 2010.
5. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Ilmu kebidanan, penyakit
kandungan dan KB untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.
6. Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2009.
7. Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan
patologis. Salemba medika. Jakarta.
8. Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Nuha Medika. Yogyakarta.
9. Wendy Rose Neil. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Dian rakyat:
Jakarta. 2006.
10. Lacroix R, Eason E, Melzack R. Nausea and vomiting during pregnancy: A
prospective study of its frequency, intensity, and patterns of change. Am J
Obstet Gynecol. Apr 2000;182(4):931-7.
11. Bailit JL. Hyperemesis gravidarium: Epidemiologic findings from a large
cohort. Am J Obstet Gynecol. Sep 2005;193(3 Pt 1):811-4.
12. Sherman PW, Flaxman SM. Nausea and vomiting of pregnancy in an
evolutionary perspective. Am J Obstet Gynecol. May 2002;186(5 Suppl
Understanding):S190-7.
13. Creasy RK, Resnik R. gastrointestinal disease in pregnancy. In: Creasy RK,
Resnik R, eds. Maternal-Fetal Medicine, Principles and Practice. 5th ed.
Philadelphia, Pa: WB Saunders; 2004:1109-22.
14. Goodwin TM. Hyperemesis gravidarum. Obstet Gynecol Clin North Am. Sep
2008;35(3):401-17, viii.
80
15. Kuscu NK, Koyuncu F. Hyperemesis gravidarum: current concepts and
management. Postgrad Med J. Feb 2002;78(916):76-9.
16. Budijanto, dkk. 2000. Risiko terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Balorejo Kabupaten Madiun. Medika No 9 Tahun XXVI.
September 2000; p 566-569.
17. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2004.
18. Turner RE. Nutrition During Pregnancy. In: Shils ME, Shike M, Ross AC,
Caballero B, Cousins RJ, editors. Modern Nutrition In Health and Disease.
10th edition. Philadelphia: Lippicott Williams & Wilkins. 2006.pg.771-96
19. Bertollini , R. et all. 1993. What is a human teratogen: clinical and
epidemiological criteria.
20. Archie, CL, Manoj KB. The Course and Conduct of Normal Labor and
Delivery. Alan HD, Lauren N (Eds.). Current Obstetric and Gynecologic
Diagnosis and Treatment 9th Edition. New York: McGraw – Hill 2003; 213-
221.
21. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2010.
22. Wuryanti, Ayu.Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan
Postpartum Karena Atonia Uteri di RSUD Wonogiri. 2010.
23. Cunningham, F.G., et al. Williams Obstetrics, 20th ed. Norwalk, CT:
Appleton & Lange, 2002
24. Price, Sylvia A., Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC.2006.
25. Neil, W.R. 2007. Paduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian
Rakyat.
26. Wiknjosastro, H. 2005. dalam Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
27. Saifuddin Abdul, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta
81
28. Manuaba,IBG. 1998. Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
29. Depkes RI, (2003), Pedoman Pelayanan Antenatal Care di Tingkat Pelayanan
Dasar Jakarta.
30. Pusdiknakes. WHO Jh Piego, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan B a g i D o s e n D i p l o m a I I K e b i d a n a n ,
B u k u 2 A g u s t u s A n t e n a t a l , Pusdiknakes, Jakarta.
31. Evelyn C. Pearce. Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia. 2002.
32. E. Albert Reece and John C. Hobbins. Clinical Obstetrics The Fetus and
Mother. Third edition. Jakarta: Blackwell Publishing. 2007.
33. F. Garry Cunningham. Obstetri Williams. edisi 21. Jakarta: EGC. 2006.
34. IBG Manuaba dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta: EGC. 2006.
35. Salmah, dkk. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC. 2006
36. Forrer H. Perawatan Maternitas ( Maternity Care ). Edisi 2. Jakarta: EGC.
2001.
37. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Fisiologi / Patologi. Jakarta: EGC. 1992.
38. Prawirohardjo, S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 2006.
39. Hamilton. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas (Basic Maternity Nursing)
Edisi 6. Jakarta : EGC. 1995.
40. Prwirohardjo, Sarwono. Kontrasepsi. Abdul BS (Editor). Ilmu Kandungan.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2009; 534 -577.
41. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas
Kesehatan (BKKBN Kemenkes R.I., 2010)
42. Abdul Bari Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pusataka Sarwono Prawirorahardjo. 2006.
82