LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DOSEN PEMULA
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENYULUHAN UU NO.30 TAHUN 2002 TENTANG KPK DAN
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA BAGI ANGGOTA MUSYAWARAH GURU
MATA PELAJARAN PPKn DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
OLEH :
Dr. Adelina Hasyim,M.Pd NIDN 0018105302 SINTA ID 6670043
Rohman, SPd., M.P.d. NIDN 0003068401 SINTA ID 6679943
Yonanda Pratama NPM. 1813032033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KRGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
SANWACANA
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanna Wata’allah yang telah memberikan
rahmatdan hidayah sehingga dapat terselesaikan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul
PENYULUHAN UU NO.30 TAHUN 2002 TENTANG KPK DAN IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BAGI
ANGGOTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN PPK N
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, khususnya :
1. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lampung
yang telah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan ini.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang memberikan
bantuan dana untuk terselenggaranya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Timur yang telah member izin untuk
melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat
4. Kepadaanggota Musyawarah kelompok kepala sekolah (MKKS)dan ketua Musyawarah
Guru Mata pelajaran(MGMP) PPKn Kabupaten Lampung Timur yang telah mengirimkan
peserta untuk ,mengikuti kegiatan ini.
Akhirnya kami senantiasa membuka kritikan, saran, dan masukkan demi perbaikan untuk
kegiatan serupa tahun mendatang, serta berharap laporan ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Bandar Lampung, 12 September 2021
Ketua,
Dr. Adelina Hasyim,M.Pd
NIK 241901531011201
RINGKASAN
PENYULUHAN UU NO.30 TAHUN 2002 TENTANG KPK DAN IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BAGI
ANGGOTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN PPKN
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh
Adelina Hasyim dan Rohman
Tujuan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman guru
tentang isi Undang-undang Komisi Pemberantasan korupsi dan praktiknya dalam pembelajaran
nilai- nilai anti korupsi.dan, Memberikan solusi dari masalah pembelajaran dalam pelaksanaan
pendidikan anti korupsi yang masih menghadapi kendala, terutama dalam memahami konsep
korupsi sesuai dengan kemampuan berpikir anak. Dalam kegiatan metode yang digunakan : 1)Curah gagasan, 2)Pemberian tugas, 3)Latihan,
4)Diskusi, 5)Ceramah, 6)Simulasi. Dalam kegiatan ini yang menjadi khalayak sasaran strategis
adalah guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Lampung Timur yang memiliki komitemen untuk
mensosialisasi hasil kegiatan sebanyak 16 guru dari 16 SMP. Evaluasi dalam kegiatan ini
dilakukan melalui tahap-tahap : 1)Pre-test yaitu tes awal pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh peserta sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan, 2)Post-test yaitu tes akhir
pengetahuan dan keterampilan yang diperolah peserta setelah mengikuti kegiatan. Hal ini untuk
menemukan pertambahan pengetahuan dan keterampilan peserta, 3)Angket yaitu respon peserta
terhadap materi dan penyajiannya dalam kegiatan penguatan, 4)Observasi yaitu pengamatan
terhadap aktivitas dan partisipasi peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dan praktik model
pembelajaran 3 nilai karakter Pendidikan anti Korupsi yang penting secara berkelompok untuk
nilai jujur, sederhana dan adil.
Adapun hasil penyuluhan adalah1) terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap materi dasar
pengetahuan dasar korupsi dan isi dari Undang-undang n0.30 tahun 2002 tentang KPK, dan
terjadi perubahan sikap mendukung sepenuhnya pelaksanaan Pendidikan anti korupsi, hal ini
dibuktikan dengan tingkat partisipai yang aktif sebagian peserta penyuluhan. 2)Ditemukannya
kendala dalam pelaksanaan pendidikan anti korupsi yaitu dari segi materi yang selama ini tidak
dibahas pengetahuan dasar konsep, penyebab dan bentuk tindakan korupsi, bagaimana
menyesuaikan konsep korupsi sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak dan melaksanakan
pembelajaran pendidikan nilai .
Kata kunci ;UU KPK, Pendidikan Anti Korupsi,MGMP PPKn
DAFTAR ISI
hal
Ringkasan........................................................................................ ii
Halaman Pengesahan...................................................................... iii
Sanwacana ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
I.1 Analisis Situasi........................................................................... 1
I.2 PermasalahanMitra .................................................................... 5
1.3 Tujuan Kegiatan ......................................................................... 5
1.4 ManfaatKegiatan ......................................................................... 5
BAB II SOLUSI TARGET KELUARAN ........................................ 6
BAB III METODE KEGIATAN....................................................... 11
3.1 Metode Kegiatan......................................................................... 11
3.2 Deskripsi Keiatan .......................................................................... 11
3.3 Prosedur Kerja ............................................................................... 11
3.4 Pihak yangterkait dengan kegiatan................................................. 12
3.5 Evaluasi pelaksanaan Kegiatan....................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................. 13
4.1 Hasil Kegiatan ................................................................................ 13
4.1.1 Aspek Pengetahuan .................................................................... 14
4.1.2 Aspek Sikap atau Pandangan tergadap materi Penyuluhan......... 14
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 15
5.1Aspek Pengetahuan ......................................................................... 15
5.2 AspekSikap ...................................................................................... 16
5.3 Aspek Partisipasi ............................................................................. 16
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 18
6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 18
6.2 Saran ................................................................................................. 19
LAMPIRAN
1.pre tes
2. PPt pengetahuan dasar antikorupsi dan UU KPK
3. Modul pedoman guru pendidikan anti korupsi
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Analisis situasi
Pemerintah melalui Komisi Pemberantasan Anti Korupsi (KPK) telah melakukan kampanye anti
korupsi ke lembaga pendidikan.
Kurikulum pendidikan anti korupsi mulai dikembangkan di sekolah-sekolah dengan penyesuaian
konsep dan target sasaran yang hendak dicapai di jenjang lembaga pendidikan terkait. Dari mulai
Sekolah Dasar, pelaksanaan pendidikan ini mulai digalakkan.
Mengapa pendidikan anti rasuah ini perlu diajarkan di dunia pendidikan? Berikut beberapa
alasannya:
1. Budaya Korupsi Indonesia di Tepi Jurang
2. Memerangi Korupsi dari Lingkungan Terdekat
3. Penanaman Pendidikan Karakter yang Aplikatif
4. sekolah merupakan lembaga pendidikan nilai .(pintek.id blog pend anti korupsi diakses
18 aFebruari 2021)
Korupsi sebagai budaya kolonial di Indonesia sudah dalam kondisi yang sangat parah.
Budaya suka sama suka dalam melakukan korupsi menjadi tradisi yang sulit diungkap.
Bahkan sudah tidak disadari lagi oleh pelakunya bahwa hal tersebut merupakan tindakan
terlarang, berdosa dan merugikan banyak orang. Korupsi terjadi di semua level kehidupan,
bahkan di lembaga pendidikan pun terjadi.
Kondisi di tepi jurang inilah yang menyebabkan target pemahaman perlu dilakukan dari akar
rumput dan dalam jangka waktu yang panjang. Lembaga pendidikan sebagai lokomotif
pembentukan karakter generasi bangsa harus menjadi tempat pengajaran yang kuat terhadap
pendidikan anti korupsi tersebut.
Pelaksanaan pendidikan anti korupsi di sekolah maupun perguruan tinggi sebenarnya
merupakan cara untuk mengatasi mentalitas dan sikap-sikap dasar yang mengarah pada
tindakan korupsi yang curang.
Dalam proses pembelajaran misalnya, seorang siswa atau mahasiswa yang mencontek saat
ujian, sebenarnya ini adalah tindakan korupsi nyata yang dilakukan dalam skala kecil . tidak
disiplin pada waktu, penerimaan peserta didik yang dilakukan dengan curang, manipulasi
nilai, gratifikasi dan sebagainya merupakan tindakan-tindakan korupsi kecil yang ada di
lingkungan dunia pendidikan
Dari sinilah sikap korupsi bisa muncul, sehingga sebelum nantinya generasi muda tumbuh
dan menghadapi kehidupan bernegara yang lebih luas, lembaga pendidikan harus lebih dulu
menanamkan sikap-sikap anti korupsi.
Jika saat sekolah atau kuliah saja sering melakukan korupsi, bagaimana setelah menjadi
pejabat? Maka tanggung jawab lembaga pendidikan harus menghapus budaya negatif
tersebut.
Lembaga pendidikan adalah tempat pengembangan pendidikan karakter yang aplikatif.
Namun, faktanya memang kebanyakan peserta didik masih menjadi karakter sebagai hafalan
materi pendidikan, bukan dilakukan secara implementatif.
Nilai karakter yang sudah dipahami semestinya terbentuk secara nyata dalam tindakan
seseorang, bukan sebatas materi pembelajaran yang hanya dihafal tanpa ada pelaksanaan
secara nyata.
Mengajarkan anak untuk tidak korupsi sejak dini perlu dilakukan dengan tindakan dan
contoh nyata perbuatan, tidak lagi melalui teori-teori pembelajaran.
Guru maupun tenaga pengajar serta pengelola lembaga pendidikan penting memahami jika
untuk mendidikan anak tidak korupsi harus didahului contoh dari orang-orang tua yang ada
di lembaga pendidikan terkait.
sekolah merupakan lembaga pendidikan tempat anak didik mendapatkan seperangkan
pengetahuan dan nilai karakter yang menjadi referensidan pencerahan hidup dimasa depan,
tentunya akan menjadi arah hidupnya menjadi manusia yang mampu memiliki pengetahuan,
untuk bersikap dan bertindak sebagai warga Negara yang cerdas dan baik
Mengingat Pendidikan Anti korupsi merupakan sesuatu yang baru , maka perlu penguasaan
konsep yang benar diikuti dengan praktik yang tepat dalam pelaksanaannya . Sebagai upaya awal
penguasaan konsep secara kognitif perlu satu bahasa maka dapat dilaksanakan melalui kegiatan
pengabdian kepada masyarakat tentunya ssaran akhirnya guru mampu menguasai kosep yang
benar tentang UU Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) dan relevansinya dengen Pendidikan
Anti KOrupsi yang disampaikan sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta dididk pada
setiap jenjang sekolahnya.
Pendidikan karakter anti korupsi di lembaga pendidikan dilakukan dengan dua tahapan awal
yakni dengan menentukan ruang dan target pembelajaran yang hendak dicapai, lalu selanjutnya
dibuat kurikulum yang sesuai untuk mencapai target-target tersebut.
Berikut ini tujuan pelaksanaan pendidikan anti korupsi yang dilakukan lembaga pendidikan:
1. Pembentukan Karakter Anti Korupsi Sesuai dengan Tahap Perkembangan peserta didik
2. Penanaman Pendidikan Anti Korupsi untuk Jangka Panjang
3. Menanamkan Nilai-Nilai Anti Korupsi pada Generasi Muda.(pintek.id blog pend anti
korupsi diakses 18 aFebruari 2021)
Selain tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan anti kprupsi dikemukakan oleh Mohamad Nuh
(2012) Bahwa: Program Pendidikan Anti Korupsi bertujuan untuk menciptakan generasi
muda yang bermoral baik dan berperilaku anti koruptif. Pendapat ;ain dikemukakan oleh
Haryono Umar bahwa Tujuan Pendidikan anti kprupsi adalah untuk membangun karakter
teladan agar anak tidak melakukan korupsi sejak dini sesuai dengan masalahnya sejak
usia dini( agus wibowo 2012:39)
Pembentukan karakter anti korupsi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan mengikuti
perkembangan usia anak mulai dari jenjang PAUD, SD hingga Perguruan Tinggi. Pelaksanaan
kurikulum yang dijalankan disesuaikan dengan target pembentukan yang hendak dicapai di
setiap jenjang pendidikan tersebut.
Pola kurikulum yang diajarkan disesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak sehingga
lebih mudah diterima dan diaplikasikan.
Salah satu pola pengajaran pendidikan anti korupsi yang dilakukan adalah jangka panjang.
Kondisi yang sudah sangat parah tidak bisa diatasi dalam waktu sehari, dua hari atau satu tahun
saja, tetapi harus dilakukan bertahun-tahun, bahkan bisa jadi seumur dengan usia seseorang.
Tradisi yang sudah sangat akut membudaya di masyarakat harus dipahamkan sejak dini.
Lembaga pendidikan menaungi pendidikan sejak usia dini hingga selevel profesor doktor. Maka
sangat tepat jika di lembaga pendidikan diajarkan pendidikan anti korupsi sebagai pembelajaran
seumur hidup yang perlu diberikan kepada generasi Indonesia.
Bukan hanya anak-anak, tetapi orang tua juga penting mendapatkan pembelajaran ini.
Ada 9 nilai anti korupsi yang penting diajarkan kepada peserta didik untuk membantu
membentengi dari sikap korupsi. Sikap-sikap tersebut di antaranya kejujuran, tanggung jawab,
kesederhanaan, kepedulian, kemandirian, disiplin, keadilan, kerja keras, dan
keberanian.Pemerintah melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan
kampanye anti korupsi ke lembaga pendidikan.Kurikulum pendidikan anti korupsi mulai
dikembangkan di sekolah-sekolah dengan penyesuaian konsep dan target asaran yang hendak
dicapai di jenjang lembaga pendidikan terkait. Dari mulai Sekolah dasar, pelaksanaan pendidikan
ini mulai digalakkan.
Kesadaran memutus mata rantai korupsi melalui pendidikan dilakukan, karena pendidikan
dianggap sebagai sarana efektif guna menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Dan dipercaya
menumbuhkan rasa benci terhadap korupsi. Meskipun hasil yang akan diperoleh jangka panjang
dan tidak instan.namun pendidikan bisa dikatakan seabagai investasi bagi terbentuknya generasi
anti korupsi di masa depan.
Sebagai sesuatu yang baru pendidikan anti korupsi jelas masih banyak kekurangan, terutama
dalam praktiknya di sekolah sekolah. Seperti masih banyak guru kurang paham dan merasa
terbebani dengan adanya hal baru. Kendati demikian kekurangan-kekurangan ituhendaknya
disadari secara arifdan bijak serta harus kita perbaiki bersama, demi membebaskan bangsa ini
dari musuh utamanya yaitu korupsi. pihak sekolah terutama kepala sekolah dan guru harus
menjadi garda terdepan keefektifan implementasi pendidikan anti korupsi. Hal ini tidak mudah.
Apalagidengan adanya budaya para guru untuk kejar tayang kuota sertifikasi, jelas akan
menimbulkan persoalan tersendiri. Lagi lagi guru dituntut untuklegowo mementingkan anak
didik sebagai generasi masa depan, ketimbang dirinya sendiri. Idealnya guru menempatkan
dirinya sebagai guru yang berkarakter seperti nilai karakter anti korupsi yang diajarkannya
.sungguh sulit ditengah kehidupan bangsa yang sedang menghadapi pandemic covid 19 dan
situasi ekonomi yang tidak menggembirakan. karena itu usaha tetap harus dilakukan untuk
mengurangi perilaku tidak berkarakter siswa di masa depan. Para guru harus mengingat baik baik
pesan kiHajar Dewantara (1971)yang berbunyi” Keteladanan perilaku dan susila guru adalah
modal penting memebentuk karakter anak didik, termasuk di dalamnya pendidikan anti korupsi
hendaknya berlangsung dalam tri pusat pendidikan. Yaitu pendidikan di rumah, di sekolah dan
masyarakat. Kenyataannya sekolah berjalan sendiri sendiri, sekolah berupaya menanamkan nilai
anti korupsi, sementara di masyarakat dan media massa cerita tentang korupsi yang dilakukan
oleh politikus dan pejabat Negara tambah menjadi jadi. Di dalam keluarga tidak ada kesdaran
menghambat niat keluarga untuk tidak korupsi, bahkan menikmati kekayaan hasil korupsi. Oleh
karena itu sudah saatnya setiap anak disadarkan bahaya terburukdari hidup di Negara yang
bergelimang korupsi .
.
B. PERMASALAHAN MITRA
Pengenalan program pendidikan anti korupsi sudah mulai dilaksanakan di sekolah melalui
program pelatihan , di mana beberapa guru PPKn yang mendapat sertifikat dari Komisi
pemberantasan Korupsi KPK Jakarta.pengenalan konsep korupsi yang disesuaikandngan tingkat
kemampuan siswa di setiap jenjang pendidikan namun berdasrakan hasilobservasi 50% guru
belum sepenuhnya memahami isi dan praktiknya di kelas, apalag ibelum ada pedampingan
tenaga professional khusus pembinaan karakter menurut ketentuannyanya program pendidikan
ini harus sudah mulai diterapkan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
c.TUJUAN KEGIATAN
1. meningkatkan pemahaman guru tentang isi Undang-undang Komisi Pemberantasan korupsi
dan praktiknya dalam pembelajaran nilai- nilai anti korupsi.
2.Memberikan solusi dari masalah pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan anti korupsi
yang masih menghadapi kendala, terutama dalam memahami konsep korupsi sesuai dengan
kemampuan berpikir anak, dalam setiap jenjang pendidikan
D MANFAAT KEGIATAN
Berikut ini manfaat kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi guru PKn SMP adalah ;:
1.Pemahaman secara praktis tentang Pembentukan Karakter Anti korupsi disesuaikan dengan
target pembentukan pembiasaan 9 nilaikarakter yang hendak dicapai di setiap jenjang
pendidikan tersebut
2.Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. Membangun
kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan mengembangkan kebiasaan
(habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
3. mengoptimalkan pembelajaran anti korupsi sesuai tuntutan Peraturan daerah No. 35 tahun
2019 tentang Implementasi pendidikan anti korupsi di provinsi Lampung.
BAB II. SOLUSI DAN TARGET LUARAN
Solusi yg ditawarkan untuk penyelesaian masalah korupsi di Indonesia dapat ditemukan dari
pemikiran Pavlof tentang teori pembiasaan klasikal ( classical conditioning theory},dimana
lembaga pendidikan merupakan wadahyang tepat,karena, setiap orang yang akan bekerja harus
mendapatkan ijazah , yang diperoleh dalam masa pendidikan yang cukup lama. Teori
pembiasaan klasikal (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang
dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849- 1936) , seorang ilmuan besar Rusia yang berhasil
menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah
prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks
tersebut (Terrace, 1973). Conditioning teori pada umumnya diterjemehkan sebagai
pembiasaan.Anis Ibnatul M, dkk (2013: 1) mengatakan bahwa pembiasaan merupakan kegiatan
yang dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu tersebut dapat menjadi kebiasaan.
Pembiasaan adalah segala sesuatu yang dilakukan secara berulang untuk membiasakan individu
dalam bersikap, berperilaku, dan berpikir dengan benar. Dalam proses pembiasaan berintikan
pengalaman, sedangkan yang dibiasakan adalah sesuatu yang diamalkan. Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan merupakan proses kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang yang bertujuan untuk membuat individu menjadi terbiasa dalam bersikap,
berperilaku dan berpikir sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses
pembiasaan di sekolah untuk membentuk sikap dan perilaku siswa yang relatif menetap karena
dilakukan secara berulang-ulang baik di dalam proses pembelajaran maupun di luar proses
pembelajaran.. Mewujudkan pendidikan anti korupsidi sekolah harus diprientasikan pada tataran
moral action, agat peserta didiK tidak hanya berhenyi pada kompetensi p3ng3tahuan saja, tetapi
sampai pada kemauan dan kebiasaan hidup sehari hari. sebagaimana teoti yang dikwmukakan
oleh lickona(1991) “
untuk mendidik anak sampai tataran moral action, dperlukan tiga proses pembinaan
yang berkelanjutan. mulai dari moral knowing. moral frr[ing, hingga sampai pada
moral action.ketiganya harus dikembangkan secara terpadu dan seimbang.dengan
demikian diharapakan proses belajar peserta didik dapat berkembang secara optimal,
baik dari kecerdasan intelektual maupun emosional. mampu membedakan yang baik
dan buruka. brnar salah dan mampu memilih yang bermanfaat
Memperkenalkan Pendidikan anti korupsi dengan mengutamakan 9 nilai karakter yaitu
kejujuran,kepedulian,kemandirian, kedisiplinan, tanggung jwb, kerja keras,
kemandirian,kesederhanaan,keberanian, dan keadilan .dapat dijelaskan sbb ;
1. Jujur
Jujur diartikan sebagai perbuatan tidak berbohong, lurus, dan tidak curang. Kejujuran
merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain. Perilaku menyontek, plagiarisme, dan titip absen merupakan
manifestasi ketidakjujuran, dapat memunculkan perilaku korupsi. Persoalan ketidakjujuran
tersebut merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan dan perlu perhatian serius.
2. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang, ketekunan, dan konsisten untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya
dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Manfaat dari hidup yang disiplin adalah siswa dapat mencapai tujuan
hidupnya dengan waktu yang lebih selain percaya. Hal tersebut merupakan sebuah pembelajaran
yang sederhana namun akan berdampak luar biasa kedepannya, seperti kata pepatah sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi bukit, begitu pula apabila kebiasaan buruk dibiarkan maka kejahatan
yang lebih besar dapat dilakukan.
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan seseorang untuk berani menanggung segala sesuatunya atau
resiko yang akan menimpanya. Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia
. 4. Adil
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Keadilan adalah penilaian dengan
memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak
proporsional dan tidak melanggar hukum. Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan.
5. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran,
termasuk berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan berani menolak kejahatan.
Ia tidak akan menoleransi adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi serta tidak gentar jika ditinggalkan temannya sendiri kalau ternyata mereka mengajak
kepada halhal yang menyimpang.
yang sesuai dengan target. Kerja keras dapat diwujudkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak
melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguhsungguh.
8. Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya
memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Dengan gaya hidup
sederhana, seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak sesuai dengan
kemampuannya. Siswa dapat menerapkan nilai kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya, dengan hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak suka
pamer kekayaan, dan sebagainya. 9. Mandiri Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada
diri seseorang untuk menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang dapat mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara
efektif. Sembilan nilai inilah yang dianggap sebagai materi Pendidikan Agama Islam untuk
menanamkan nilai-nilai antikorupsi dan landasan utama dalam membangun integritas dalam diri.
Kesembilan nilai ini yang dianggap oleh KPK sebagai alat kontrol untuk mengurangi tindak
korupsi dan strategi dalam mencapai pemerintah yang bersih dan masyarakat madani
6. Peduli
Peduli berarti memperhatikan, adanya perasaan iba, atau simpati. Kepedulian sosial kepada
sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial
tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang
tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
7. Kerja Keras.
Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.
Kerja keras dapat diwujudkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam
melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar
dan mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguhsungguh.
8. Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya
memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Dengan gaya hidup
sederhana, seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak sesuai dengan
kemampuannya. Siswa dapat menerapkan nilai kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya, dengan hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak suka
pamer kekayaan, dan sebagainya.
9. Mandiri Kemandirian
Membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang untuk menjadi tidak bergantung terlalu
banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang dapat mengoptimalkan
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Sembilan nilai inilah yang dianggap sebagai materi
Pendidikan Agama Islam untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi dan landasan utama dalam
membangun integritas dalam diri. Kesembilan nilai ini yang dianggap oleh KPK sebagai alat
kontrol untuk mengurangi tindak korupsi dan strategi dalam mencapai pemerintah yang bersih
dan masyarakat madani
Hasil penelitian Edi Subkhan {2020) dalam jurnal integritas anti korupsi (6-1) 15-30berkesimpulan sbb:
‘”Pemuda harus ikut berperan aktif dalam pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa dilakukan oleh
pemuda adalah melaksanakan pendidikan anti korupsi kepada masyarakat secara umum. Proses
penindakan kasus korupsi yang dilakukan oleh KPK dibarengi dengan gerakan pendidikan anti korupsi
diharapkan akan mengoptimalkan proses pemberantasan korupsi di Indonesia” (jurnal pend Pancasila
dan kewarganegaraan 2012:1.
Dari hasil penelitian Sukron Mazid dkk dalam jurnal pend Pancasila dan kewarganegaraan (2019:10)
ditemukan bahwa bentuk internalisasi nilai anti korupsi berupa kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan serta menekankan
nilai-nilai keagamaan di setiap kegiatan pembelajaran pendidikan kurikuler, kokurikuler, ekstra kurikuler
dan pembelajaran lingkungan sehingga mampu memberikan kesadaran arti pentingnya pendidikan anti
korupsi seperti menghayati, memahami dan menyadari dalam sebuah peristiwa.
Hasil penelitian Edi Subkhan2017 menjelaskan bahwa:”
Pendidikan Antikorupsi yang mendasarkan pada pedagogi kritis. Dalam hal ini pedagogi
kritis layak dihadirkan sebagai perspektif kritis pendidikan yang mendorong pembelajaran,
siswa, dan juga guru serta sekolah untuk membelajarkan nilai-nilai antikorupsi hingga pada
sikap dan aksi antikorupsi. Melalui perspektif pedagogi kritis pembelajaran diarahkan untuk
membangun kesadaran kritis siswa mengenai kerugian akibat korupsi dan bagaimana
seharusnya mereka bersikap dan bertindak. Teori sudut pandang, demokrasi, kontekstual, dan
sikap atau tindakan riil menjadi pegangan pembelajaran yang dapat dilakukan secara lintas
kurikulum dan kolaborasi melibatkan banyak pihak. ( jurnal INTEGRITAS ANTI KORUPSI (6-1) 15-30
setelah dianalisis hasil temuan beberapa penelitian menunjukkan bahwa kaum pemuda
selayaknya berpartisipasi dalam kegiatan anti korupsi ,diharapkan menggunakan perspektif
pedagogi kritis dalam proses belajar. Untuk menumbuhkan sikap dan tindakan menolak korupsi.
Agar kesadaran anti korupsi tumbuh dapa dilakukan dengen memberikan pemahaman tentang
konsep korupsi dalam praktik di lingkungan peserta didik adalah tepat guru sbg pendidik perlu
dilatih dan menjadi sasaran utama dalam usaha mempraktikkan pendidikan antikorupsi dengan
benar
Hal yang penting dalam pendidikan anti korupsi diungkapan sbb: nilai-nilai pendidikan anti
korupsi bukanlah bahan ajar biasa. Nilai-nilai terebut tidak dijadikan pokok bahasan yang harus
disampaikan, seperti guru mengajarkan suatu konsep, teori , procedure ydan fakta seperti dalam
mata pelajaran agama, PPKn, IPA ,IPS dsb. Namun dalam pembelajaran tersebut guru dapat
mengmbangkan nilai karakter anti korupsi
BAB III. METODE KEGIATAN
Dalam upaya mencapain tujuan kegiatan ini, digunakan metode sebagai berikut :
1. Ekspositori : instruktur ceramah atau presentasi dengan menggunakan media visual
2. Tanyajawab : dalam ceramah atau presentasi yang disampaikan oleh instruktur kepada
peserta disertai tanya jawab antara peserta dan instruktur
3. Pemberian tugas : instruktur memberikan tugas kepada peserta untuk melaksanakan
kegiatan sesuai dengan materi yang telah diberikan. Pemberian tugas dilakukan secara
individu dan kelompok
4. Diskusi kelompok : kegiatan yang dilakukan secara kelompok dalam rangka
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh instruktur yang hasilnya dipresentasikan
dihadapan kelompok lain
5. Latihan : kegiatan praktek pembuatan rencana kegiatan pengawasan akademik
3.2. Deskripsi Kegiatan
Sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan kegiatan, maka materi kegiatan meliputi :
1. Pentingnya supervisi akademik dalam mengembangkan profesional guru
2. Peranan kepala sebagai supervisor
3. Prinisp, Metode dan teknik supervisi akademik
3.3.Prosedur kerja
Dalam kegiatan penguatan ini, prosedur kerja yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku
yang dikuatkan
2. Menentukan isi setiap sesi penguatan
3. Menentukan metode penguatan
4. Pelaksanaan kegiatan penguatan
5. Evaluasi keguatan penguatan
3.4.Pihak yang terkait dalam kegiatan
Dalam kegiatan penguatan kompetensi supervisi akademik Kepala Sekolah Dasar di Kota
Bandar Lampung yang dilaksanakan LPPM Universitas Lampung, perlu dan penting dilibatkan :
1. Dinas Pendidikan kabupaten Lampung Timur berperan sebagai pihak yang memberi izin
atau rekomendasi disetujui kegiatan dilaksanakan dan menugaskan kepala sekolah untuk
mengikuti kegiatan
2. Koordonator Musyawarah Kerja Kepala Sekolahtingkat SMPdi masing-masing sekolah
sebagai pihak yang merekomendasikan guru yang layak mengikuti kegiatan
3. KetuaMusyawarah Guru Mata Pelajaran PPKn tingkat SMPsebagai pihak yang
mengkoordinasikan guru PPKn dalam mengikuti kegiatan
5.5.Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Evaluasi dalam kegiatan ini dirancang sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat perubahan atau pertambahan pengetahuan peserta dalam
kegiatan menggunakan : a) Pre-test yaitu tes awal pengetahuan yang dimiliki oleh peserta
sebelum kegiatan dilaksanakan, b) Post-test yaitu tes akhir pengetahuan yang diperolah
peserta setelah mengikuti kegiatan.
2. Untuk mengetahui sikap peserta terhadap materikegiatan menggunakan angket atau
kuesioner. Angket atau kuesioner mengadopsi skala sikap Likert.
3. Untuk mengetahui tingkat partisipasi peserta dalam kegiatan menggunakan lembar
observai atau pengamatan model chek list.
4. Untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta dalam menyusun rencana supervise
akademik dan mempraktekannya atau simulasi menggunakan rubrik.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL KEGIATAN
A.1.ASPEK PENGETAHUAN
Setelah dilaksanakan penyuluhan, khususnya setelah dilakukan psot test atau tes akhir diperolah
hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pengetahuandasar tindak pidana korupsi
NO. BETUL KATEGORI PRETEST POSTTEST
1. 0 – 5 Belum paham 11 (32,35%) 2 (5,88%)
2. 6 – 10 Cukup paham 14 (41,18%) 7 (20,59%)
3. 11 – 15 paham 9 (26,47%) 25 (73,53%)
JUMLAH 34 (100,00%) 34 (100,00%)
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa penyuluhan meningkatkan pengetahuan dasar
tentang korupsi, peserta dalam kategori baik dari 9 orang menjadi 25 orang atau adanya
peningkatan sebesar 16 orang atau 47,06%.
Tabel 2. Pemahaman terhadap materi Undang – Undang No.30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi
NO. SKOR KATEGORI PRETEST POSTTEST
1. 5 – 8 Belum paham 2 (5,88%) 0( 0%)
2. 9 – 12 Cukup paham 4(11,76%) 2(5,88%)
3. 13 – 15 Paham 28 (82,3%) 32( 94,12)%
JUMLAH 34 100,00%
Berdasarkan table 2 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar peserta ( 28 orang atau 82,35%)
menyatakan Undang – Undang No.30 tahun 2002 cukup paham untuk penjelasan dalam
kegiatan pembelajaran. Setelah melalui kegiatan diskusi dan pembahasan diakhiri post test
pesrerta penyuluhan seluruhnya sudah paham tentang materi Undang-undang KPK
A.2.ASPEK SIKAP ATAU PANDANGAN TERHADAP MATERI PENYULUHAN
Untuk mengetahi sikap atau pandangan peserta terhadap materi pelatihan, maka setelah
berkahirnya sesi materi penyuluhan disebarkan angket kepada peserta, hasilanya sebagai berikut
Tabel 3. Sikap terhadap materi pengetahuandasar tindak pidana korupsi 2002 tentang
KomisiPemberantasan Korupsi
NO. SKOR KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE
1. 5 – 8 menolak 3 8,82%
2. 9 – 12 Netral 5 14,71%
3 13-15 mendukung 26 76,47%
JUMLAH 34 100,00%
koruptor
Tabel 3.menjelaskan bahwa Sikap terhadap materi Undang – Undang No.30 tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Korupsi sebanyak 26 peserta (76,4%) mendukung penting pengetahuan
dasar tentang korupsi, hasil diskusi menunjukkan bahan pendidikan anti korupsi tidak mencakup
pengertian, bentuk kejahatan anti korupsi secara detil ,shg penjelasannya tidak lengkap , bahan
ini dianggapcukup penting untuk guru dalam menjelakan pengertian,
A.3 ASPEK PARTISIPASI PESERTA
Berdasrakan hasil observasi dan aktivitas peserta dalam diskusi,Tanya jawab menanggapi dan
praktik pembelajaran menunjukkan aktifitas sbb;
Tabel 4.Partisipasi peseta dalam kegiatan pennyuluhen teori dan praktik
NO. KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE
1. Kurang aktif 2 5,88%
2. Cukup aktif 4 11,76%
3. Aktif 28 82,35%
JUMLAH 34 100,00%
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar peserta ( 28 orang atau 82,35%)
Aktif mengikuti kegiatan penyuluhan baik dalam kegiatan Tanya jawab, diskusi dan presentasi,
terutama menyangkut konsep korupsi yang sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa
jenjang SMP ..
B.PEMBAHASAN
B.1 ASPEK PENGETAHUAN
Belajar dari belum efektifnya pendidikan karakter, bisa jadi disebabkan ketidaksiapan dan
kekurangpahaman guru yang mengajarkannya, karena biasanya berbagai pelatihan, bimbingan
teknis bersifat instan bahkan diberikan oleh pelatih yang ilmunya tidak sejalan dengan
bagaimana cara memahami konsep nilai dan cara mengajarkan nilai. Apalagi alasan mengajarkan
nilai anti korupsi hanya untuk memenuhi jumlah 24 jam mengajar dan sertifikasi. Selain
ketidakpahaman bagaimana mengajarkan pendidikan karakter, mungkin saja para gurunya
sendiri belum berkarakter.Para gurubelum mampu menjadi figure teladan, yang perilakunya bisa
dijadikan model bagi anak didik.. seperti dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia Ki
Hajar Dewantara bahwa keteladanan perilaku dan susila adalah modal penting membentuk
karakter anak siswa, termasuk dalam internalisasi pendidikan anti korupsi.Ditambahkan pula
dalam pendidikan dikenal adanya Tri Pusat lingkungan pendidikan yaitu perlu kerjasama yang
sinergis sntsr sekolsh, masyarakat dan keluarga karena lingkungan pendidikan di rumah , di
sekolah dan di masyarakat akan berkontribusi pada perlaku anak didik. Kenyataannya
pendidikan di rumah , di sekolah dan di masyarakat masih jalan sendiri-sendiri. Di sekolah
misalnya sudah menanamkan nilai anti korupsi, tetapi di rumah membiarkan perilaku tidak jujur
anaknya karena sayangnya pada anak, sedanfkan di masyaraka, dan media massa
penegakanhukum masih belum memuaskan.. hal inilah yang kita hadapi saat ini.Oleh karena itu
kita memerlukan pemahaman yang aik tentang korupsi sbg pengetahuan dasr dan isi dari
Undang-undang no 30 tahun 2002 tentang KPK.
Berdasarkan table 1 dan 2. Melalui ceramah didkusi dan Tanya jawab, tingkat pemahaman
materi ratameningkat mencapai rata 85 %. Cukup menggembirakan hasilnya. Hal ini
menunjukkan antusiame untuk menyampaikan materi pendidikan anti korupsi dari jalur yang
benar dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dasr hukumnya.
B.2.ASPEK SIKAP
Berdasarkan hasil obsrvasi ,presentasi dan diskusi dan angket sikap peserta terhadap materi inti
pendidikan anti korupsi dalam tabel 3 menunjukkan bahwa sikap peserta penyuluhan
menunjukkan dukungan terhadap pentingnya materi pengetahuan dasar korupsi dan isi aundang
undang Undang-undang n0. 30tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi,karena selama
ini hal tersebut beleum dibahas secara mendalam dalam pelatihan maupun bimbingan teknis
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan anti korupsi. Peserta merasa bahwa materi tersebut sangat
penting untuk diketahui oleh guru.
B.3 ASPEK PARTISIPASI
Berrdasarkan hasil observasi atau pengamatan, sebagian besar peserta terlibat secara aktif
mengikuti kegiatan. Peserta melaksanakan tugas yang diberikan oleh fasilitator dan berusaha
menyelesaikan tugas tepat waktu dan hasil yang optimal. Untuk melaksanakan atau mengerjakan
tugas dilaksanakan di dalam kelompok melalui kegiatan diskusi. Dalam kegiatan
praktikpembelajaran secara berkelompok, sebagaian besar anggota kelompok aktif menyatakan
pendapat atau pemikirannya terhadap penyelesian tugas tersebut. Disamping diskusi kelompok,
dilakukan diskusi paripurna, yaitu masing-masing kelompok mempresentasi hasilnya dan
kelompok lain menanggapi. Pada saat diskusi paripurna ini sebagian besar anggota kelompok
lain aktif memberikan tanggapan, yaitu ada yang bertanya, ada yang memberikan masukkan
untuk penyempurnaan, ada juga yang berbeda pendapat atau pandangan. Pada akhir kegiatan sesi
materi pelatihan, instruktur memberikan penjelasan tentang materi yang baru disajikan, pada
kegiatan ini sebagian besar peserta menyimak dan juga memberikan tanggapan atau respon.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A..KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sbb:
1. Terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap materi dasar pengetahuan dasar korupsi
dan isi dari Undang-undang n0.30 tahun 2002 tentang KPK, dan terjadi perubahan sikap
mendukung sepenuhnya pelaksanaan Pendidikan anti korupsi, hal ini dibuktikan dengen
tingkat partisipai yang aktif sebagian peserta penyuluhan
2. Ditemukannya kendala dalam pelaksanaan pendidikan anti korupsi yaitu dari segi materi
yang selama ini tidak dibahas pengetahuan dasar konsep, penyebab dan bentuk tindakan
korupsi, bagaimana menyesuaikan konsep korupsi sesuai dengan taraf kemampuan
berpikir anak dan melaksanakan pembelajaran pendidikan nilai . Dari mulai mengenaldan
mengembangkan 9 karakter yang perlu dimiliki generasi anti korupsi , memahami
pentingnya pengembangan diri sesuai dengan peran sbg individu, pelajar, anak dan
anggota masyarakat. Melekukan kerjasama dengan orang lain agar berkontribusi
mewujudkan masyarakat anti korupsi, diakhiri dengen membuat komitment untuk
menjaga konsistensi dalam sikap dan perilaku mengamalkan nilai tanggungjawab,
disiplin,jujur,sederhana kerja keras , mandiri, adil beranidan peduli .
B.SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan dan kesimpulan, maka disarankan :
1. Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Timur mengadakan evaluasi setelah diadakan
muatan local pendidikan anti korupsi, yang sudah berjalan sampai saat ini
2. Hasil evaluasi dibahas dalam pertemuan dengan pakar ilmu Pendidikan nilai dan karakter
agar diperolehsolusi permasalahan di lapangan , dilanjutkan dengan pendampingan
khusus guru mata pelajaran PPKn
3. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah
(KKS) Kabupaten lampung timur memasukkan program penguatan materi dan
metodologi pendidikan nilai 9 karakter pendidikan anti korupsi sebagi program
peningkatan professional guru
DAFTAR PUSTAKA
Edi Subkhan.(2020) Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif pedagogi Kritisjurnal integritas
anti korupsi (6-1) 15-30 Mazid Sukron 2017.
Lickona,THOMAS (1991) Educating for character: how our school can teach Respect and
Responsibility, New York Toronto. London.Sydhey
Mazid Sukron (2019) Internalisasi nilai nilai anti Korupsi pada peserta Didik di Madrasah
Jurnalumpo.ac.id vol 4 No.1
Mifdal Z,A (2017) Mendorong Peran Pemuda dalam Pencegahan Korupsi. Jurnal Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan UNiversitas Muhamadiyah Malang
Wibowo Agus 2013, Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah, pustaka Pelajar Yogyakarta..
Ujuan dan Urgensi PendidikN anti korupsi di sekolah pintek.id blog pnd anti korupsi diakses 18
aFebruari 2021)
LAMPIRAN 1
PENYULUHAN UU NO.30 TAHUN 2002 TENTANG KPK DAN MPLEMENTASI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BAGI
ANGGOTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN PPK N
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PRE TES
Berilah tanda silang (X )pada jawaban yang benar di lembar jawaban
1.Komisi Pemberantasan korupsi dibentuk berdasarkan a:
a. UU no30 tahun 1999
b.UU no 20 tahun 2001
c. UU no.28 tahun 1999
d.UU no.30 tahun 2002
2. KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya tindak
pidana korupsi ( Tipikor) adalah isi UU tentang KPK pasal,
a. 3
b. 4
c.5
6.6
3. Pasal 11 UU KPK menjelaskan KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan menyangkut kerugian Negara paling sedikit:
a. Rp.10.000.000
b. Rp.100.000.000
c. Rp.1.000.0000.000
d.Rp.10.000.000.000
4. Korupsi berasal dari kata corruption yang artinya
a. tamak b. busuk c. cepat kaya d.egois
5. unsur yg harus dipenuhi dalam TIPIKOR adalah sbb: kecuali
a. perbuatan melawan hukum
b.memperkaya diri sendiri/orang lain/korporasi
c.merugikan keuangan Negara
d. berdampak kemiskinan rakyat
6. tipikor merupakan Extra Ordinary Crime maksudnya
a. kejahatan luar biasa
b.pelanggaran kemanusian
c. Tindak pidana luar biasa
d. kejahatan kemanusiaan
7.seseorang dipilih memangku jabatan tertentu setelah pihak atasan menerima uang dari ybs
termasuk delik pidana korupsi
a. gratifikasi b. pemerasan c. suap d. perbuatan curang
8.Pendidikan anti Korupsi di jenjang SMP bobot muatan diarahkanpada aspek
a.penanaman kosep dan sikap b. penanaman karakter, aplikasi dan pembiasaan
c. teori dan praktik d. pembinaan karakter, pengamalan dan pelatihan
9.Nilai utama dalam pendidikan anti korupsi adalah…
A, kerja keras b. jujur c. mandiri d.tanggung jawab
10. Materi yg berkaitan dengan pengembangan diri untuk nilai karakter tanggung jawab, disiplin
dan jujur merupakan
A, gaya hidup b. nilai inti c.nilai utama d. sikap social
11.Ciri orang jujur adalah adanya
a. ketulusan b. keikhlasan c.kebenaran d.ketaatan
12.Orang yang sederhana didasari oleh sikap mental rendsh hsti dan
a.Pantang menyerah b. menyesuaikan diri dengan perubahan zaman c. peduli dan menolong
d.jiwa social dan tidak sombong
13. Continum maturity proses dalam pendidikan anti korupsi adalah proses pendewasaan....
a. berkelanjutan b. yang dapat diterima dan dirasakan c.diterima naluri dan akal sehat
d. b & c benar
14. Tahap akhir proses dalam soal no 13 adalah.....
a. perubahan pemahaman konsep b. perubahan sikap c. perubahan perilaku d. membuat
komitmen
15. berkata dan bertindak benar, lurus hati, terhormat dan dipercaya dalam setiap tindakan adalah
kat kunci dari nilai karakter...
a.jujur b. adil c. berani d. peduli
16.berinisiatif, tidak tergantung pada orang lain, mampu mengambil keputusan adalah kata kunci
nilai karakter....
a. kerja keras b. berani c, mandiri d.tanggung jawab
17.Di Indonesia relasi konspirasi korupsi terdiri dari
a. 1 b 2 c.3 d.4
18 kasus korupsi dana Bansos termasuk relasi korupsi…
a. Antar pejabat b.pejabat dengan pengusaha c. pengusaha dengan pengusaha
d, pejabat dengan swasta
19 kasus korupsi pengadaan Al Qur an termasuk bentuk tindakan korupsi....
a. Suap b. gratifikasi c. perbuatan curang d. penggelapan
20.Di propinsi Lampung Pendidikan anti korupsi berbentuk materi
A, mata pelajaran b. muatan local c. mata pelajaran dasar umum d. kegiatan ekstra
kurikuler