I. Tujuan
Untuk mengukur volume dan kapasitas paru OP dengan spirometer
II. Alat dan bahan
- Spirometer
- Spirometer digital
- Tissue
- Penjepit hidung
- Pipa mulut disposable
- Pengukur berat badan
- Pengukur tinggi badan
III. Langkah kerja
1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan
tangan di samping bejana untuk membawa bejana
2. Tekan sungkup putih perlahan-lahan kebawah untuk meyakinkan penempatannya
di dasar bejana biru
3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel. Selalu
gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap penggantian OP
4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala,
dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis
penunjuk
5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis
penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala
IV. Cara pengukuran
1. Pakai penjepit hidung
2. Pengukuran TV (Volume Tidal), OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian
ekspirasi biasa di spirometer.
3. Nafas seperti biasa
4. Pengukuran TV+ERV, OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi
maksimum di spirometer
5. Nafas seperti biasa
6. Pengukuran VC, OP melakukan inspirasi maksimum di luar, kemudian ekspirasi
maksimum di spirometer
V. Hasil percobaan
Nama OP : Sharon Lorisa Simamora
Tinggi badan : 158,5 cm
Berat badan : 50 kg
Tabel 1.1 Hasil pemeriksaan vital paru dengan spirometri digital
Jenis Volume Besar Volume
TV 0,69 L
TV + ERV = EC 0,86 L
VC 2,99 L
IRV 2,13 L
IC 2,02 L
ERV 0,17 L
Tabel 1.2 Hasil pemeriksaan vital paru dengan spirometri manual
Jenis Volume Besar Volume
TV 350 ml
TV + ERV = EC 1800 ml
VC 2650 ml
IRV 850 ml
IC 1200 ml
ERV 1450 ml
Pembahasan
Spirometri merupakan suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru-paru,
dimana OP diminta sekuat-kuatnya menghembuskan napasnya melalui suatu alat yang
dihubungkan dengan mesin spirometer yang akan menghitung kekuatan, kecepatan dan
volume udara yang dikeluarkan, sedangkan alatnya bernama spirometer dan hasil
perekamannya bernama spirogram. Dengan menggunakan spirometer ini, maka kita dapat
mengukur volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas
vital, kapasitas total paru dan volume residu dan kapasitas vital paksa. Spirometer sebagai
alat pengukuran yang telah kami gunakan, terdiri dari drum/tong yang berisi udara yang
mengapung dalam sebuah ruang berisi air. Saat OP menghirup dan menghembuskan
napasnya melalui sebuah selang yang menghubungkan mulut dengan wadah udara, tabung
akan naik dan turun di dalam wadah. Naik dan turunnya drum ini akan dicatat dengan
pergerakan katrol yang ikut memutar pena perekam volume. Inspirasi direkam sebagai
defleksi keatas dan ekspirasi direkam sebagai defleksi kebawah. Sedangkan, saat praktikum
kami juga menggunakan spirometer digital yang dengan mudah dapat merekam semua
bentuk volume-volume yang ada di paru, dan hasilnya dengan segera dapat dilihat.
Sistem respirasi bersama dengan system sirkulasi merupakan alat pertukaran gas
utama antara tubuh dengan lingkunganya serta transport dari dan menuju sel-sel. Mekanisme
bernafas dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inpirasi terjadi bila diafragma dan
otot interkostal berkontraksi yang meningkatkan ukuran volume dada. Saat inspirasi,
kontraksi otot diafragma akan menyebabkan diafragma yang semula melengkung menjadi
mendatar, sehingga volume ruang di dalam rongga torak manusia akan membesar.
Pengembangan dari iga-iga akibat kontraksi otot intercostal eksternus juga akan semakin
membuat volum rongga torak membesar, bersamaan dengan pertambahan volume rongga
torak, tekanan di dalamnya akan mengecil sehingga udara luar dapat masuk ke dalam paru-
paru. Ketika tekanan intra pulmonary turun,udara masuk ke paru-paru sampai tekanan
intrapulmonary dan tekanan atmosfer sama. Ekspirasi lebih bersifat pasif, terjadi begitu otot-
otot inspirasi relaksasi dan paru-paru kembali ke ukurannya yang semula. Bila tekanan
intrapulmonary melebihi tekanan amosfir, udara keluar dari paru-paru.
Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali
bernafas pada saat istirahat. Volume tidal normal berkisar antara 350-400 ml.
Nilai rata-rata pada kondisi istirahat ialah 500 ml.
Volume residual (RV) = jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah
menghembuskan nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Volume residual
juga dapat didefinisikan sebagai volume udara minimal yang tertinggal di dalam
parubahkan setelah ekspirasi yang maksimal. Volume ini tidak dapat diukur
secara langsung dengan menggunakan spirometer, karena volume ini tidak keluar
dan masuk paru. Namun, volume ini dapat ditentukan secara tak langsung melalui
teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah tertentu gas penjejak
tak berbahaya, misalnya helium. Nilai normalnya adalah 1200 ml.
Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekpirasi setelah inspirasi secara
maksimal. Subyek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi
maksimal(VC = VT + IRV + ERV) (seharusnya 80% TLC). VC mencerminkan
perubahan volume maksimal yang dapat terjadi pada paru. Hal ini jarang
digunakan, karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi
berguna untuk memastikan kapasitas fungsional paru. Besarnya adalah 4800 ml.
Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC= VT + IRV +
ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml.
Kapasitas residual fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-paru
setelah ekspirasi pasiformal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400 ml.
Kapasitas inspirasi (IC) = volume udara maksimal yang dapat diinspirasi setelah
ekspirasi tenang normal. IC = VT + IRT. Nilai normalnya sekitar 3600 ml.
Volume cadangan inspirasi (IRV) = volume udara tambahan yang dapat secara
maksimal dihirup di atas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh kontraksi
maksimal diafragma, otot intercostal eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai
rata-rata = 3000 ml.
Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi secara
paksa sesudah ekspirasi volume tidak normal. Volume ini dapat pula didefinisikan
sebagai volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan
mengontraksikan secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara
normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat. Nilai
rata-rata = 1000 ml.
VI. Kesimpulan
Spirometer adalah alat untuk menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang
dikeluarkan. Menggunakan spirometer ini, maka kita dapat mengukur volume tidal, volume
cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, kapasitas total paru dan
volume residu dan kapasitas vital paksa.Pemeriksaan dengan menggunakan spirometer
penting, mengingat fungsinya yang dapat mendeteksi apakah ada gangguan pernasapan pada
orang yang bersangkutan, apakah orang itu normal atau tidak sistem pernafasannya.
Referensi Buku
1. Sherwood L. Human physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Belmont: Yolanda
Cossio; 2010.
Daftar Presensi Kehadiran Anggota Kelompok
KETUA :
DEBBY MARIANE LUMBAN TOBING (102011050) ……………
ANGGOTA :
ANDREINO ADYTHIA PAUSE (102010020) ……………
MEGA JULIA THIO (102010028) ……………
RENOIR VICTOR (102011111) ……………
SHARON LORISA SIMAMORA (102011115) ……………
MARIA GRISELDA AMADEA (102011214) ……………
NURFITRI SETIONINGSIH (102011328) ……………
ALVIN WIJAYA (102011307) ……………
KIRANA (102011415) ……………