LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
SISTEM KARDIOVASKULAR
Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Munadi Kamaludin 2009730098
2. Dudus Indra Gunawan 2009730014
3. Adhani Kusumawati 2009730001
4. Violerin Ufizta Sultan 2009730115
5. Yuli Adiyanti 2009730120
6. Insan Rizkillah 2009730137
7. Kartika Eka Wulandari 2009730089
8. Diah Karomah Putri 2009730011
9. Kamillah 2009730088
10. Andina Dwi Utami 2000730012
11. Kiki Nur Aqidah 2000730071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PRAKTIKUM KARDIOVASKULER 5
COLD-PRESSOR TEST & TES KESANGGUPAN KARDIOVASKULER
Tujuan Instruksional Umum
1. Melakukan tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressor test).
2. Menilai hasil cold-pressor test seseorang.
3. Melaksanakan tes kesanggupan badan cara Harvard.
4. Menilai kesanggupan badan seseorang.
Tujuan Perilaku Khusus
1.1 Mengukur tekanan darah a. brakhialis pada setiap berbaring dengan cara auskultasi.
1.2 Memberikan rangsang pendinginan pada lengan selama satu menit.
1.3 Mengukur tekanan darah a. brakhialis selama sub. 1.2.
1.4 Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a. brakhialis.
2.1 Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor-hiporeaktor.
3.1 Memilih tinggi bangku Harvard yang sesuai untuk orang percobaan.
3.2 Menyesuaikan metronome pada frekuensi 120/menit.
3.3 Memberi contoh cara melakukan tes kesanggupan badan pada orang percobaan.
3.4 Menyuruh orang percobaan melakukan tes kesanggupan bdan sesuai dengan petunjuk.
4.1 Menjelaskan cara menghitung indek kesanggupan badan.
cara cepat : dengan rumus dan dengan tabel
cara lambat
4.2 Menilai kesanggupan badan berdasarkan 3 cara perhitungan.
TES PENINGGIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN
(COLD-PRESSOR TEST)
Alat
Sfigmomanometer
Stetoskop
Wadah berisi air dan es
Teori
Cardiac Output,total tahanan perifer pembuluh darah di arteriola, volume darah dan
viskositas darah merupakan faktor-faktor dasar yang mempengaruhi tekanan darah pada
pembuluh darah. Dimana tubuh kita akan melakukan kontrol agar tekanan darah menjadi normal
dan stabil. Pengaturan pembuluh darah yang bekerja dalam mengontrol tekanan darah yaitu
pengaturan lokal, saraf dan hormonal. Pada kontrol lokal akan terjadi perubahan-perubahan di
dalam suatu jaringan yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga aliran darah ke jaringan
tersebut berubah melalui efek terhadap otot polos rangka dan jantung, dimana jaringan-jaringan
yang aktivitas metabolic keseluruhannya dan kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan.
Pengaruh-pengaruh lokal dapat bersifat kimiawi atau fisik.
Cara Kerja
1. Suruhlah orang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan tenang selama 10-20 menit.
P-KV.5.1. Mengapa OP harus berbaring selama 20 menit?
Agar OP tenang, sehingga didapat tekanan darah murni pada saat istirahat.
2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas OP.
3. Setelah OP berbariing 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai
mendapatkan hasil yang sama (tekanan basal) 3 kali berturut-turut (selisih hasil 3 kali
pengukuran ≤5 mmHg).
4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air es (1˚C)
sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan
diastoliknya.
P-KV.5.5. Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah orang
percobaan dengan cepat?
Sebelum 30 detik dan 60 detik sudah dipasang manset dan dipompa sedikit.
P-KV.5.6. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah orang percobaan selama
masa pendinginan, terangkan mekanismenya?
Terjadi tekanan darah meningkat karena pembuluh darah vasokontriksi, sehingga
jantung harus memompa darah lebih banyak agar darah bisa ke jaringan.
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan daran OP selama pendinginan.
Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dari tekanan basal,
maka OP termasuk golongan hiperreaktor.
Bila kenaikan tekanan darah OP masih di bawah angka-angka tersebut di atas, maka OP
termasuk golongan hiporeakto r .
(Proc. Staff Meet. Mayo Clinic 7 : 322, 1932).
P-KV.5.7. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan
hiperreaktor atau hiporeaktor?
Agar dapat dijadikan patokan berarti sangat sensitive dan kemungkinan hipertensi.
7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik
dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada detik ke
30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan 2 kali.Pada percobaan
pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan detik ke 60
pendinginan.
9. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan
sistoliknya dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
10. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan darah basal, lakukanlah percobaan kedua untuk
menetapkan tekanan diastolic pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.
Hasil Percobaan
Identitas orang percobaan (OP)
Nama Dudus Indra G
Umur 20 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Berat badan 87 kg
Tinggi badan 170 cm
Tekanan darah OP 5 menit pertama : 120/90 mmHg
Tekanan darah OP 5 menit kedua : 120/80 mmHg
Tekanan darah OP 5 menit ketiga : 120/90 mmHg
Pada detik ke 30 pendinginan : 120/80 mmHg
Pada detik ke 60 pendinginan : 130/90 mmHg
Kesimpulan
Tekanan darah basal sistol dan diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke
dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme homeostasis tubuh manusia. Saat tubuh manusia
berada pada temperatur yang relatif lebih rendah pembuluh-pembuluh darah akan menyempit
(vasokonstrinsi) terutama pembuluh darah perifer. Tujuanya agar tidak keluar sehingga tekanan
darah sistol dan diastol. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal maka op termasuk golongan
hiperreaktor yang dapat diprediksi memiliki potensi hipertensi. Bila tekanan darah op masih
berada dibawah angka tersebut, maka op termasuk golongan hiporeaktor. Dari percobaan yang
dilakukan optersebut termasuk golongan hiporeaktor.
PERCOBAAN NAIK TURUN BANGKU
(HARVARD STEP TEST)
Alat
Stopwatch
Bangku setinggi 19 inci dan 17 inci
Metronom (frekuensi 120/menit)
Teori
Tekanan darah sistol dan diastol dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah
beraktivitas (misalnya olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi peningkatan aliran
balik vena. Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk
mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini menurunkan
kapasitas vena dan masuk ke jantung. Pada Harvard Test menggunakan parameter waktu
lama bekerja dan frekuensi denyut nadi. Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung
denyut arteri radialis, suara detak jantung atau elektrokardiogram. Dengan menggunakan
kedua faktor tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan badan, yang dibedakan antara
kesanggupan kurang sampai kesanggupan baik.
Cara Kerja
1. Suruh OP berdiri menghadap bangku yang sesuai sambil mendengarkan metronome dengan
frekuensi 120 kali per menit.
2. Suruh OP menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada waktu detakan
metronome.
3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagain detakan kedua), kaki lainnya dinaikkan ke
bangku sehingga OP berdiri tegak lagi di atas bangku.
4. Pada detakan ke 3, kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan ke 4, kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula sehingga OP berdiri
tegak lagi di depan bangku.
6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5
menit.
Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah stopwatch.
7. Segera setelah itu, OP disuruh duduk. Hitunglah dan catat frekuensi denyut nadinya selama
30 detik sebanyak 3 kali, masing-masing 1’-1’30”, dari 2’-2’30” dan dari 3’-3’30”.
8. Hitung indeks kesanggupan OP serta berikan penilaiannya menurut 2 cara berikut ini:
a. Cara lambat
Indeks kesanggupan badan = lama naik – turun dalam detik × 100
2×jumlah harga denyut nadi tiap 30”
Penilaian :
Kurang dari 55 = kesanggupan kurang
55-64 = kesanggupan sedang
65-79 = kesanggupan cukup
80-89 = kesanggupan baik
Lebih dari 90 = kesanggupan amat baik
b. Cara cepat
Dengan Rumus
Indeks kesanggupan badan = lama naik – turun dalam detik × 100
5,5 × harga denyut nadi selama 30” pertama
Dengan Daftar
Petunjuk cara penggunaan daftar :
1. Cari baris yang berhubungan dengan lamanya percobaan.
2. Cari lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30 detik.
3. Indeks yang berhubungan badan terdapat di persilangan baris dan lajur.
Penilaian :
≤ 50 = kurang
50-80 = sedang
≥ 80 = baik
P-KV.5.9. hitunglah indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dengan data
berikut :
Lamanya naik turun bangku : 4’
Denyut nadi pada :
1’-1’30” = 75
2’-2’30” = 60
3’-3’30” = 40
Lamanya
percobaan
Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 1 ½ menit
40-
44
45-
49
50-
54
55-
59
60-
64
65-
69
70-
74
75-
79
80-
84
85-
89
90-
0’-29”
30’-59”
5
20
5
15
5
15
5
15
5
15
5
10
5
10
5
10
5
10
5
10
5
10
1’0”-1’29”
1’30”-1’59”
30
45
30
40
25
40
25
35
20
30
20
30
20
25
20
25
15
25
15
20
15
20
2’0”-2’29”
2’30”-2’59”
60
70
50
65
45
60
45
55
40
50
35
45
35
40
30
40
30
35
30
35
25
35
3’0”-3’29”
3’30”-3’59”
85
100
75
85
70
80
60
70
55
65
55
60
50
55
45
55
45
50
40
45
40
45
4’0”-4’29”
4’30”-4’59
110
125
100
110
90
100
80
90
75
85
70
75
65
70
60
65
55
60
55
60
50
55
5’0” 130 130 105 95 90 80 75 70 65 65 60
OP 1 : Insan Rizkillah
Lama naik turun = 04,52 dalam detik = 292 secondDenyut nadi = 1) 69x/30 dtk
2) 54x/30 dtk 3) 36x/30 dtk
*Cara Lambat
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun dlm dtk x 1002 x jumla h hargadenyut 30 ¿
=292 x 100
2x 159 = 29200
318 = 91,8 amat baik
>90 = kesanggupan amat baik
* Cara Cepat
lama naik turun dlm dtk x1005,5 x jumla h hargadenyut 30 1¿ =
29200379 ,5 = 76,9 kesanggupan
cukup
* Dengan Daftar
Lamanya percobaan
Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 1 ½ menit
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
90-
0”-29”30”-59”
520
515
515
515
515
510
510
510
510
510
510
1’0”-1’29”1’30”-1’59”
3045
3040
2540
2535
2030
2030
2025
2025
1525
1520
1520
2’0”-2’29”2’30”-2’59”
6070
5065
4560
4555
4050
3545
3540
3040
3035
3035
2535
3’0”-3’29”3’30”-3’59”
85100
7585
7080
6070
5565
5560
5055
4555
4550
4045
4045
4’0”-4’29”4’30”-4’59”
110125
100110
90100
8090
7585
7075
6570
6065
5560
5560
5055
5’0” 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60
Hasil :
75 sedang
OP 2 : Dudus Indra G
Lama naik turun = 04,10 dalam detik = 250 secondDenyut nadi = 1) 72x/30 dtk
2) 60x/30 dtk 3) 43x/30 dtk
*Cara Lambat
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun dlm dtk x 1002 x jumla h hargadenyut 30 ¿
=250 x 100
2x 175 = 25000
350 = 71,4
kesanggupan cukup
* Cara Cepat
lama naik turun dlm dtk x1005,5 x jumla h hargadenyut 30 1¿ =
25000396 = 63,1
kesanggupan sedang
* Dengan Daftar
Lamanya percobaan
Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 1 ½ menit
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
90-
0”-29”30”-59”
520
515
515
515
515
510
510
510
510
510
510
1’0”-1’29”1’30”-1’59”
3045
3040
2540
2535
2030
2030
2025
2025
1525
1520
1520
2’0”-2’29”2’30”-2’59”
6070
5065
4560
4555
4050
3545
3540
3040
3035
3035
2535
3’0”-3’29”3’30”-3’59”
85100
7585
7080
6070
5565
5560
5055
4555
4550
4045
4045
4’0”-4’29”4’30”-4’59”
110125
100110
90100
8090
7585
7075
6570
6065
5560
5560
5055
5’0” 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60
Hasil : 65 sedang
Kesimpulan
Kesanggupan badan sangat bergantung dari lama orang tersebut mampu terus menerus naik turun
bangku dan frekuensi denyut nadinya segera setelah ia melakukan aktivitas. Semakin lama ia
mampu bertahan naik turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke
frekuensi normal, maka semakin baik pula kesanggupannya. Dari percobaan di atas,
kesanggupan op I baik dan II sedang.
Recommended