LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
“Program Peningkatan Pemberian Pendapat Hukum Sinkronisasi Dan Harmonisasi Melalui Metode Kerja
Preventif”
Oleh:
Silpana Suryani
Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan I Tahun 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Subdirektorat Pengembangan Hukum berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Nomor 3/K/I-XIII.2/7/2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan mempunyai tugas sebagaimana diatur dalam
Pasal 264 Keputusan tersebut, sebagai berikut:
“Subdirektorat Pengembangan Hukum yang selanjutnya disebut Subdit PH mempunyai
tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan atas masalah hukum yang terkait dengan
keuangan negara, harmonisasi dan sinkronisasi atas produk hukum BPK serta pelaksanaan
tugas dan kewenangan BPK”
Dengan kata lain, Subdirektorat Pengembangan Hukum mempunyai tugas dan
fungsi antara lain yang terkait dengan pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi atas
produk hukum BPK dan peraturan perundangan yang mendukung pelaksanaan tugas
dan kewenangan BPK.
Tugas dan fungsi Subdit Pengembangan Hukum ini tertuang dalam Inisiatif Strategis 6.2
yaitu kegiatan Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan
Pengelolaan Keuangan Negara. Kegiatan harmonisasi dan sinkronisasi dilakukan dengan
cara menganalisis dan mengevaluasi peraturan perundang-undangan di bidang pemeriksaan
keuangan negara, baik yang dikeluarkan oleh BPK, maupun terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang pengelolaan keuangan negara yang bukan dikeluarkan oleh BPK
meliputi UU/RUU, PP/RPP Perpres/R-Perpres, Perda/Raperda, dan peraturan/rancangan
peraturan yang dikeluarkan oleh kementerian/badan/lembaga/komisi/BLU/BI dan badan-
badan lain yang mengelola keuangan negara.
Kegiatan analisis sinkronisasi dan harmonisasi atas peraturan perundang-undangan
ini bertujuan untuk menghasilkan suatu pendapat hukum atas permasalahan sinkronisasi dan
harmonisasi yang terjadi terkait dengan pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas
dan wewenang BPK.
Pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi dipergunakan oleh pimpinan sebagai bahan
pengambilan keputusan dalam menyikapi permasalahan hukum yang muncul baik dalam
pelaksanaan tugas pemeriksaan maupun dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan BPK
lainnya. Seringkali, permasalahan-permasalahan yang muncul terkait sinkronisasi dan
harmonisasi tersebut belum tercover dalam bentuk kajian-kajian, sehingga seringkali Subdit
Pengembangan Hukum menyusun kajian tersebut dalam waktu relatif singkat, misalnya 1
(satu) hari karena pendapat hukum tersebut diperlukan untuk bahan pertemuan/rapat,
misalnya dengan DPR atau unit-unit kerja di BPK. Kondisi ini menyebabkan pendapat
hukum tersebut kurang mendalam dan belum menggali sisi filosofis dan sosiologis dari
norma-norma yang dikaji.
Pendapat hukum terkait permasalahan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangan
tersebut tentunya akan lebih tajam jika sudah diolah sedemikian rupa dengan memahami
latar belakang, memorandum van toe lighting penyusunan ketentuan terkait, naskah
akademis dan jika perlu didiskusikan secara lebih mendalam dengan narasumber yang
kompeten. Mengolah pendapat hukum menjadi lebih tajam, tentunya butuh waktu dan
tahapan kerja yang memadai, dan metode kerja secara pro aktif ini merupakan kunci
pemecahan masalah yang sangat efektif untuk mengantisipasi tersedianya pendapat hukum
sebelum sebuah permasalahan hukum muncul ke permukaan.
2
Beberapa faktor yang teridentifikasi sebagai faktor perlunya peningkatan pemberian
pendapat hukum terkait sinkronisasi dan harmonisasi, agar dapat dipergunakan sebagai
bahan pengambilan keputusan oleh pimpinan:
1. Pelaksanaan pemberian pendapat hukum terkait sinkonisasi dan harmonisasi yang
selama ini hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari customer, sehingga seringkali
belum tersedia pendapat hukum yang komprehensif untuk mengantisipasi masalah-
masalah dengan segera yang terjadi akibat ketidaksinkronan peraturan perundangan;
2. Perlunya langkah-langkah kerja yang komprehensif dalam mempertajam pendapat
hukum sinkronisasi dan harmonisasi (pemahaman latar belakang, penggalian
memorandum van toe lighting penyusunan ketentuan terkait, penggalian naskah
akademis dan juga jika perlu didiskusikan dengan narasumber yang kompeten karena
keterbatasan referensi dan pengetahuan atas implementasi dari suatu ketentuan)
sehingga membutuhkan waktu yang cukup;
3. Loading pekerjaan yang kadang sangat tinggi, sehingga personil pada Subdit
Pengembangan Hukum tersita waktunya dalam kegiatan yang lain.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut diperlukan suatu inovasi dalam metode dalam
penyusunan pendapat hukum atas sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangan,
sekaligus menatausahakan hasil pendapat hukum tersebut dalam bentuk filesharing.
B. Tujuan
1. Dalam jangka pendek, proyek perubahan ini bertujuan mengubah pola kerja menjadi pro
aktif dalam penyusunan pendapat hukum sinkronisasi dan/atau harmonisasi peraturan
perundangan yang terkait dengan pengelolaan keuangan negara dan tugas kewenangan
BPK, dan tersimpan dalam file sharing dalam sistem e-drive BPKsebagai bahan
pengambilan keputusan pimpinan; dan
2. Dalam jangka panjang, tersedianya pendapat hukum yang komprehensif untuk
mengantisipasi kebutuhan bahan pengambilan keputusan yang cepat.
C. Manfaat
Salah satu dukungan Binbangkum kepada BPK adalah memberikan masukan melalui kajian
pendapat hukum terhadap permasalahan-permasalahan hukum terkait sinkronisasi dan
harmonisasi ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan wewenang BPK, sebagai bahan pengambilan
keputusan oleh pimpinan.
Dengan metode kerja pro aktif ini, diharapkan BPK bisa lebih sigap dalam menyikapi
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan negara,
khususnya permasalahan hukum sinkronisasi peraturan perundangan. Sehingga pada
akhirnya dapat mempercepat terciptanya terciptanya good goverment dan clean governance
parapengelola keuangan negara.
3
D. Ruang Lingkup
Kegiatan utama yang akan dilaksanakan dalam proyek perubahan ini adalah:
1. Focus Group Disscussion (FGD) dalam rangka menyaring masukan dari para customer
mengenai permasalahan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangan yang
diprioritaskan untuk disusun pendapat hukum.;
2. Pembagian penanggungjawab (PIC) kepada para personil pada Subdit Pengembangan
Hukum yang bertanggungjawab melakukan identifikasi permasalahan mengenai topik-
topik yang telah ditentukan berdasarkan hasil FGD;
3. Setiap PIC selanjutnya merencanakan langkah-langkah kerja dalam rangka menyusun
pendapat hukum yang menjadi tanggung jawabnya dan melaksanakan langkah-langkah
tersebut sampai dengan tersusunnya pendapat hukum yang tajam dan komprehensif;
4. Pendapat hukum tersebut akan disampaikan kepada Kaditama Binbangkum dan disimpan
dalam system e drive BPK;
E. Kriteria Keberhasilan
Tingkat keberhasil dari proyek perubahan ini dapat diukur dari beberapa hal berikut:
1. FGD dengan para customer yang mewakili,yang menghasilkan masukan berupa
permasalahan-permasalahan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangan yang
diprioritaskan untuk disusun pendapat hukum;
2. Pernyataan dukungan atas proyek perubahan dari para costumer yang mewakili;
3. Satu pendapat hukum sinkronisasi peraturan perundangan;
4. Terdapat 2 (dua) PIC yang bertanggungjawab untuk menyusun pendapat hukum
permasalahan sinkronisasi dan harmonisasi atas peraturan perundangan yang ditetapkan
berdasarkan masukan dari para customer;
5. Instruksi kerja dari Kadit LPBH untuk melaksanakan kegiatan proyek perubahan ini;
6. Tersedianya database pendapat hukum peraturan perundangan yang tidak sinkron.
4
BAB II
DESKRIPSI DAN ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK
A. Deskripsi Pelaksanaan Proyek
Proyek perubahan Program Peningkatan Pemberian Pendapat Hukum Sinkronisasi
dan Harmonisasi melalui Metode Kerja Pro aktif ini merupakan suatu inovasi untuk
meningkatkan kreatifitas dalam pemberian pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi
melalui metode kerja pro aktif.
Selama ini, proses pemberian pendapat hukum mengenai sinkronisasi dan harmonisasi
peraturan perundangan dilakukan berdasarkan permintaan dari customer kepada Kaditama
Binbangkum dan/atau Kadit Legislasi Pengembangan dan Bantuan Hukum (LPBH) yang
diteruskan kepada Subdit Pengembangan Hukum.
Pelaksanaan pemberian pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi yang dilakukan
berdasarkan permintaan dari customer ini bersifat refresif, karena dilakukan olah Subdit
Pengembangan Hukum berdasarkan permintaan atas suatu kasus/permasalahan yang telah
terjadi dan dimintakan pendapat hukum. Kondisi ini mengakibatkan seringkali belum
tersedia pendapat hukum yang komprehensif untuk mengantisipasi masalah-masalah dengan
segera yang terjadi akibat ketidaksinkronan peraturan. Perundangan, disampingkurangnya
inisiatif dan kreatifitas personil pada Subdit Pengembangan Hukum untuk mengantisipasi
masalah-masalah hukum sinkronisasi peraturan perundangan.
Metode kerja pro aktif diawali dengan melakukan FGD dalam rangka menyaring
masukan dari para customer mengenai permasalahan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan
perundangan yang diprioritaskan untuk disusun pendapat hukum. FGD ini merupakan
langkah baru yang dilakukan oleh Subdit Pengembangan Hukum karena metode kerja pro
aktif ini tentunya membutuhkan masukan terhadap issue-issue yang muncul di lapangan
untuk diprioritaskan disusun pendapat hukumnya, sehingga topik yang yang dipilih untuk
disusun pendapat hukum secara pro aktif tepat sasaran atau sesuai dengan kebutuhan.
Selanjutnya dilakukan pembagian tugas PIC kepada para personil pada Subdit
Pengembangan Hukum yang melakukan identifikasi permasalahan mengenai topik-topik
yang telah ditentukan berdasarkan hasil FGD.Setiap PIC tersebut merencanakan langkah-
langkah kerja dalam rangka menyusun pendapat hukum yang menjadi tanggung jawabnya
dan melaksanakan langkah-langkah tersebut sampai dengan tersusunnya pendapat hukum
yang tajam dan komprehensif.
Penyusunan pendapat hukum dapat dilakukan dengan menempuh langkah kerja
sebagai berikut:
1. Menginventarisasi permasalahan hukum terkait ketidaksinkronan peraturan perundangan,
berdasarkan meteri yang diprioritaskan dari hasil FGD;
2. Melakukan Studi Pustaka, berupa menginventarisir peraturan yang terkait, dan jika perlu
menelusuri memorandum van toe lighting atau risalah penyusunan peraturan
perundangan untuk mencari dasar filosofis terbentuknya suatu norma;
3. Penyusunan konsep awal pendapat hukum;
4. Jika perlu, dilakukan diskusi dengan narasumber baik dari internal maupun eksternal
BPK untuk mempertajam analisis pendapat hukum yang disusun;
5. Penyempurnaan pendapat hukum berdasarkan hasil diskusi.
5
Pendapat hukum tersebut dapat dipergunakan oleh customer melalui pimpinan Binbangkum
sebagai bahan pengambilan keputusan .
Customer dalam proyek perubahan ini adalah Pimpinan BPK, seluruh unit kerja pada kantor
pusat maupun perwakilan BPK, dan para Pemeriksa yang membutuhkan hasil kajian hukum
ini untuk memantapkan kriteria dalam proses pemeriksaannya.
Adapun manfaat metode adalah:
Dapat dilakukan identifikasi lebih dini terhadap ketentuan-ketentuan yang tidak sinkron
yang menghambat pelaksanaan tugas dan kewenangan BPK;
Dapat dilakukan pengkajian hukum lebih dini sehingga Pimpinan terdukung secara
yuridis dari pendapat hukum yang tersedia untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Para personil pada Subdit Pengembangan Hukum akan lebih aktif dan kreatif dalam
mengolah dan merencanakan setiap kegiatan untuk mematangkan pendapat hukum atas
ketentuan yang tidak sinkron dan harmonis, sehingga menghasilkan kajian yang lebih
tajam.
Dengan mengidentifikasi secara dini pelaksanaan penyusunan pendapat hukum sinkronisasi
dan harmonisasi ini, diharapkan proses penyusunan kajian hukum bisa dilakukan lebih cepat
dan lebih tajam bahkan output terhadap kajian singkat sinkronisasi dan harmosisasi sudah
tersedia sebelum ada permintaan customer.
Secara kelembagaan, program ini menciptakan antisipasi terhadap masalah-masalah
ketidaksinkronan dan ketidakharmonisan sehingga dapat mengawal BPK dalam
mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
B. Pelaksanaan Tiap Tahap Kegiatan
Pelaksanaan tiap tahap kegiatan terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan hasil
kegiatan. Setiap kegiatan akan dilaksanakan secara bertahap dan akan didokumentasikan
sebagai bukti pelaksanaan setiap tahapan kegiatan. Pelaksanaan tiap tahap kegiatan akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dari tahap diagnosa kebutuhan perubahan, tahap taking
ownership atau tahap mengembangkan ide kreatif dan inovatif serta membangun tim
efektif, dan tahap merancang perubahan.
a. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan
Tahap diagnosa kebutuhan perubahan adalah merancang kebutuhan perubahan area
organisasi pada Subdit Pengembangan Hukum berdasarkan tugas dan fungsinya.
Kebutuhan perubahan area orgnasisasi diidentifikasi berdasarkan diagnosa area
organisasi yang bermasalah.
Pelaksanaan pemberian pendapat hukum terkait sinkonisasi dan harmonisasi yang
merupakan tugas Subdit Pengembangan Hukum pada Ditama Binbangkum selama
ini hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari customer, sehingga seringkali
belum tersedia pendapat hukum yang komprehensif untuk mengantisipasi masalah-
masalah dengan segera yang terjadi akibat ketidak sinkronan peraturan perundangan.
Perlunya langkah-langkah kerja yang komprehensif dalam mempertajam pendapat
hukum sinkronisasi dan harmonisasi, sehingga membutuhkan waktu yang cukup.
6
Area organisasi yang menjadi area perubahan adalah peningkatan pemberian
pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi melalui metode kerja pro aktif.
Melalui metode kerja pro aktif pendapat hukum terkait permasalahan sinkronisasi
dan harmonisasi peraturan perundangan tersebut tentunya akan lebih tajam jika
sudah diolah sedemikian rupa dengan memahami latar belakang, memorandum van
toe lighting penyusunan ketentuan terkait, naskah akademis dan jika perlu
didiskusikan secara lebih mendalam dengan narasumber yang kompeten. Metode
kerja secara pro aktif ini merupakan kunci pemecahan masalah yang sangat efektif
untuk mengantisipasi tersedianya pendapat hukum sebelum sebuah permasalahan
hukum muncul ke permukaan.
b. Tahap Taking Ownership
Tahap taking ownershipterdiri dari tahap mengembangkan ide kreatif dan inovatif
serta membangun tim efektif, yaitu:
1) Pengembangan ide kreatif dan inovatif terhadap nilai yang akan ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan atau mendukung kinerja customer yang menjadi
target perubahan. Ide kreatif dituangkan dalam kanvas inovasi yang
menggambarkan semua aspek yang harus diperhitungkan dalam melakukan
perubahan, meliputi:
a) Customers; adalah pihak-pihak yang akan dibantu dalam proyek perubahan,
meliputi pihak internal dan eksternal,. Pihak internal terdiri pimpinan dan
seluruh unit-unit kerja di BPK.
Sedangkan pihak eksternal terdiri dari Pemerintah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPR), Aparat Penegak Hukum (APH) danMasyarakat
b) Vakue Provided; adalah outputkunci yang akan ditawarkan kepada
customers, yaitu perubahan metode kerja secara pro aktif yang menjadi
sarana peningkatan pelayanan pemberian pendapat hukum sinkronisasi dan
harmonisasi, sehingga mengantisipasi kebutuhan tersedianya pendapat
hukum sebagai bahan pertimbangan pimpinan.
c) Channel: adalah sarana untuk mendeliver value kepada customers, melalui
e-mail, nota dinas, telepon dan tatap muka.
d) Customers Relationship; adalah cara bersosialisasi dengan customers
melalui surat menyurat, rapat, dan sosialisasi
e) Benefit; adalah manfaat yang dihasilkan dari value yang diberikan kepada
customers yaitu menyediakan pendapat hukum sinkronisasi dan
harmonisasi yang dibutuhkan dalam rangka pengambilan keputusan secara
cepat.
f) Key Activieties;adalah langkah-langkah utama yang akan dilakukan dalam
proyek perubahan, yaitu:
(1) Pembentukan Tim Kerja;
(2) Focus Disscussion Group dalam rangka menyaring masukan materi
yang akan dipprioritaskan disusun pendapat hukum sinkronisasi
harmonisasi agar tepat sasaran;
(3) Menginventarisasi permasalahan hukum terkait ketidaksinkronan
peraturan perundangan, berdasarkan meteri yang diprioritaskan dari
hasil FGD;
(4) Melakukan Studi Pustaka, berupa menginventarisir peraturan yang
terkait, dan jika perlu menelusuri memorandum van toe lighting atau
7
risalah penyusunan peraturan perundangan untuk mencari dasar
filosofis terbentuknya suatu norma;
(5) Penyusunan konsep awal pendapat hukum;
(6) Jika perlu, dilakukan diskusi dengan narasumber baik dari internal
maupun eksternal BPK untuk mempertajam analisis pendapat hukum
yang disusun;
(7) Penyempurnaan pendapat hukum berdasarkan hasil diskusi.
(8) Key Resourches; adalah sumber daya yang dimiliki dan dibutuhkan
dalam menyukseskan proyek perubahan, yaitu sumber daya manusia,
anggaran, perangkat komputer, alat penyimpan data, telephone,
internet dan ruangan kerja;
g) Key Partners; adalah pihak-pihak yang membantu pemimpin perubahan
menjalankan proyek agar mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu Kepala
Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum, Kepala
Direktorat Legislasi Pengembangan dan Bantuan Hukum, Kepala Seksi
Pengembangan Hukum Keuangan Negara; Kepala Seksi Pengembangan
Hukum Keuangan Daerah, seluruh staf pada Subdit Pengembangan Hukum.
h) CostStructure; adalah struktur biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan
seluruh rangkaian proyek perubahan.
Adapun aspek-aspek tersebut di atas terangkum dalam kanvas inovasi yang
digambarkan pada Diagram Kanvas Inovasi dalam Rancangan Proyek
Perubahan Lampiran A.
2) Membangun Tim Efektif adalah pemetaan (net map) pihak-pihak yang menjadi
stakeholders proyek perubahan, terdiri dari customers dan key partners yang
teridentifikasi dapat menjadi faktor mendukung atau penghambat proyek
perubahan. Hasil pemetaan net map teridientifikasi bahwa pihak yang kurang
mendukung proyek perubahan adalah personil pada Subdit Pengembangan
Hukum dikarenakan loading pekerjaan yang sangat tinggi. Sedangkan
customers yang lainnya dan key partners akan mendukung proyek perubahan.
Pemetaan tersebut dituangkan dalam dokumen Net Map yang disajikan dalam
Rancangan Proyek Perubahan Lampiran A.
c. Tahap Merancang Perubahan
Merancang perubahan adalah aktualisasi proses berfikir Project Leader untuk
mengidentifikasikan akar permasalahan yang dialami pada Subdit Pengembangan
Hukum pada Ditama Binbangkum, menawarkan nilai (value provided) perubahan
yang berfokus pada customers, serta merancang strategi proses perubahan yang akan
dilakukan. Proyek perubahan akan dilaksanakan dalam dua tahapan utama, yaitu
tahapan jangka pendek dan jangka panjang.
Tahapan jangka pendek adalah waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas kunci
(key activities) yang dilaksanakan sehingga menghasilkan suatu pendapat hukum
terkait sinkronisasi. Tahapan jangka pendek akan dilaksanakan selama 10 minggu
dimulai dari tanggal 13 April s.d 20 Juni 2015. Tahapan jangka panjang diharapkan
dengan adanya metode kerja pro aktif, BPK semakin aktif dalam melakukan revisi
terhadap peraturan-peraturan BPK yang tidak sinkron dan memberikan masukan
kepada DPR dan Pemerintah untuk merevisi peraturan perundangan atau konsep
peraturan perundangan yang tidak sinkron. Selanjutnya metode kerja pro aktif ini
dapat diterapkan sejak proyek perubahan ini dicanangkan sampai dengan seterusnya.
8
Aktivitas kunci (key activities) dituangkan dalam Rancangan Proyek Perubahan
Lampiran A.
2. Tahap Pelaksanaan
TAHAP PELAKSANAAN
KETERANGAN
Rapat penyamaan persepsi dengan personil pada
Subdit Pengembangan Hukum atas program
proyek perubahan.
Dilaksanakantanggal 16 Maret 2015.
Lampiran 1
Instruksi Kerja dari Kepala Direktorat LPBH
kepada seluruh personil pada Subdit
Pengembangan Hukum untuk melaksanakan
pemberian pendapat hukum sinkronisasi secara pro
aktif.
Nota dinas No. 463a/ND/XII.2/4/2015
tanggal 13 April 2015 tentang Instruksi
Kerja Pemberian Pendapat Hukum
Sinkronisasi dan Harmonisasi Peraturan
Perundangan.
Lampiran 2
Rapat persiapan rencana FGD permintaan masukan
kepada customer mengenai materi prioritas untuk
disusun pendapat hukum sinkronisasi atau
harmonisasi, baik di Perwakilan maupun di Pusat.
Dilaksanakantanggal 20 April 2015.
Lampiran 3
Pengajuan penugasan FGD permintaan masukan
mengenai materi prioritas untuk disusun pendapat
hukum sinkronisasi atau harmonisasi pada 7
Perwakilan BPK di Sulawesi Barat, Bengkulu,
Gorontalo, Kalimantan Tengah, Aceh, Medan dan
Kepulauan Riau.
Telah ditandatangani dengan :
ST No.187/ST/XIII/4/2015 (Pwk Sulbar);
ST No. 188/ST/XIII/4/2015 (Pwk
Bengkulu);
ST No. 189/ST/XIII/4/2015 (Pwk Aceh);
ST No. 190/ST/XIII/4/2015 (Pwk
Sumut);
ST No. 191/ST/XIII/4/2015 (Pwk Kepri);
ST No. 193/ST/XIII/4/2015 (Gorontalo).
ST No. 194/ST/XIII/4/2015 (Pwk
Kalteng).
Lampiran 4
Email kepada 6 Perwakilan yaitu: Pwk.
Bengkulu, Aceh, Sumut, Kepri, Gorontalo, dan
Pwk. Kalteng tentang permintaan masukan
materi prioritas untuk dilakukan sinkronisasi
dan/atau harmonisasi sehubungan dengan
terpendingnya pelaksanaan FGD.
Email tanggal 30 April 2015.
9
Pemberian masukan dari Perwakilan BPK pada
Provinsi Bengkulu, Gorontalo, Aceh, Medan dan
Kalimantan Tengah; melalui email karena
terpendingnya pelaksanaan FGD ke perwakilan-
perwakilan tersebut
Perwakilan BPK Prov Bengkulu:
Nota Dinas Plh Kalan No.
102/ND/XVIII. BKL/05/2015 tanggal
13 Mei 2015;
Matriks usulan prioritas kajian atas
permasalahan hukum atau peraturan
perundang-undangan.
Perwakilan BPK Prov Gorontalo
Nota Dinas Kalan BPK Gorontalo No.
121/ND /XIX.GOR/05/2015 tanggal
13 Mei 2015;
Matrik Terkait Prioritas Materi yang
akan Dilakukan Sinkronisasi dan
harmonisasi Peraturan Pengelolaan
Keuangan Negara/Daerah.
Perwakilan BPK Prov Aceh
Nota Dinas Kalan BPK Aceh No.
18d/ND /XVIII.BAC/05/2015 tanggal
13 Mei 2015;
Lampiran berupa masukan atas materi
Sinkronisasi.
Perwakilan BPK Prov Medan
Lampiran berupa masukan atas materi
prioritas kajian hukum Sinkronisasi.
Perwakilan BPK Prov Kalteng
Nota Dinas Plh Kalan BPK
Kalimantan Tangah No. 178/ND
/XIX.PAL/05/2015 tanggal 22 Mei
2015;
Lampiran berupa matrik usulan
prioritas kajian hukum atas
permasalahan hukum Sinkronisasi.
Lampiran 5
Undangan kepada Kepala Auditorat I - VII dalam
rangka FGD permintaan masukan kepada
Auditama Keuangan Negara selaku customer
mengenai materi prioritas untuk dilakukan
sinkronisasi dan/atau harmonisasi.
Pelaksanaan FGD akan dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Mei 2015
Jam : 10.00 - 12.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Sekjen
Gedung Tower lantai 12
Pelaksanaan FGD permintaan masukan mengenai
materi prioritas untuk disusun pendapat hukum
sinkronisasi atau harmonisasi pada Perwakilan
BPK Provinsi Sulawesi Barat.
Pelaksana:
Kasi PHKN; dan
Adityari Kusumastaji.
Pelaksanaan FGD ke 6 (enam)
Perwakilan dipending pelaksanaannya
karena ada penugasan dari Badan.
FGD ke Perwakilan yang terlaksana
hanya 1 Tim, yaitu ke Pwk. Sulawesi
Barat.
Lampiran 6
10
Pelaksanaan FGD permintaan masukan mengenai
materi prioritas untuk disusun pendapat hukum
sinkronisasi atau harmonisasi, pada Auditorat I –
VII.
Dihadiri Kepala Auditorat atau pejabat
yang mewakili.
Lampiran 7
Pembagian PIC penyusunan pendapat hukum
melalui rapat dalam rangka:
1. menetapkan materi yang diprioritaskan
disusun pendapat hukum sinkronisasi dan
harmonisasi berdasarkan hasil FGD;
2. menetapkan PIC atas materi-materi yang
ditetapkan akan disusun pendapat hukum.
Laporan hasil Rapat Subdit Pengembangan
Hukum kepada Kadit LPBH selaku mentor.
Penugasan kepada masing-masing
personil untuk melakukan langkah-
langkah dalam rangka penyusunan
pendapat hukum sesuai pembagian tugas.
Nota Dinas Kasubdit Pengembangan
Hukum No. 96/ND/XIII.2.2/1/ 2015
tanggal 18 Mei 2015 kepada Kadit LPBH
selaku Mentor;
Persetujuan mentor atas pembagian tugas
kepada masing-masing PIC penyusun
pendapat hukum atas materi-materi yang
ditetapkan.
Lampiran 8
Diskusi dengan Narasumber dari internal BPK
dalam rangka penyusunan pendapat hukum tentang
sinkronisasi pengaturan SUN dan Obligasi Daerah:
- Kepala Auditorat KN V A, Bp. Syamsuddin
Diskusi dilaksanakan pada:
Hari/tgl : Senin, 18 Mei 2015
Jam : 10 WIB sd selesai
Tempat : Ruang Rapat Ditama
Binbangkum.
Lampiran 9
Rapat Koordinasi Forum Regulator Obligasi
Daerah, membahas tentang teknis pelaksanaan
pelaksanaan pemeriksaan L/K Pemda dalam
rangka penerbitan Obligasi Daerah.
(menunjukkan bahwa pemilihan materi pendapat
hukum sinkronisasi ttg Obligasi Daerah,
berdasarkan hasil FGD memenuhi sasaran,
dengan dipergunakannya hasil kajian tersebuy
oleh pimpinan sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan dalam rapat pertemuan
dengan OJK).
Undangan OJK kepada BPK ditujukan
kepada 3 unit kerja, yaitu:
Undangan OJK melalui Surat No. S-
55/PM.22/2015, tanggal 22 Mei
2015 kepada Direktorat Utama
Binbangkum;
Undangan OJK melalui Surat No. S-
47/PM.22/2015, tanggal 24 April
2015 kepada Sekjen BPK;
Undangan OJK melalui Surat No. S-
56/PM.22/2015, tanggal 22 Mei
2015 kepada Direktorat Utama
Revbang;
Lampiran 10
11
Diskusi dalam rangka penyusunan pendapat hukum
Sinkronisasi Pengaturan Pelimpahan Wewenang
Pemeriksaan Penghitungan Kerugian Negara
kepada Perwakilan/Kalan, dengan Narasumber
Ahli Perundangan-undangan Bp. Sony Maulana
Sikumbang, MH
Diskusi dilaksanakan:
Hari/tgl : Senin, 1 Juni 2015
Jam : 10 WIB sd selesai
Tempat : Ruang Rapat Ditama
Binbangkum.
Lampiran 11
Hasil kajian sinkronisasi berupa 3 (tiga) pendapat
hukum mengenai:
1. Sinkronisasi Pengaturan Mekanisme
Penyaluran Obligasi Daerah dalam Kaitannya
dengan Kewenangan Audit Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah yang Menerbitkan Obligasi
Daerah.
2. Sinkronisasi Pengaturan Pelimpahan
Wewenang Pemeriksaan Penghitungan
Kerugian Negara kepada Perwakilan/Kalan.
3. Sinkronisasi Pengaturan tentang Sita Jaminan
dalam Upaya Pengembalian Kerugian Negara.
Pendapat hukum disampaikan kepada
Kaditama Binbangkum secara berjenjang.
Lampiran 12
Permintaan Dukungan Proyek Perubahan kepada:
1) Bapak Nizam Burhanuddin (Kaditama
Binbangkum);
2) Hendar Ristriawan (Sekretaris Jenderal);
3) Bpk. Heru Kreshna Reza (Tortama I);
4) Bpk. Slamet Kurniawan (Tortama II);
5) Bpk. Rochmadi Saptogiri (Tortama III);
6) Bpk. Saiful Anwar Nasution (Tortama IV);
7) Bpk. Bambang Pamungkas (Tortama V);
8) Bpk. Safrudin Mosii (Tortama VI);
9) Bpk. Abdul Latief (Tortama VII);
10) Bapak Bahtiar Arif (Kaditama Revbang);0
11) Bapak Ignasius Bambang Adiputranto
(Inspektur Utama);
12) Bapak Sumardi (Kepala Direktorat Konsultasi
Hukum dan Kepaniteraan Kerugian
Negara/Daerah);
13) Bapak Haedar (Kepala Biro SDM);
14) Bapak romuzi (Kepala Biro Umum);
15) Bapak Gunarwanto (Kepala biro Sekretariat
Pimpinan);
16) Ibu Ria Anugriani (Kepala Biro Teknologi
Informasi);
17) Bapak Kukuh Prionggo (Kepala Perwakilan
Provinsi Maluku Utara);
18) Ibu Betty Ratna Nuraeny (Kepala Perwakilan
Costumer sangat mendukung proyek
perubahan ini.
Lampiran 13
12
Provinsi Sumatera Barat);
19) Bapak Agus Khotib (Kepala Perwakilan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung);
20) Bapak Bingkros Hutabarat (Kepala Perwakilan
Provinsi Gorontalo);
21) Bapak Acep Mulyadi (Kepala Sekretariat
Perwakilan Provinsi Lampung);
22) Ibu Herny Yanuarni (Kasubdit Legislasi dan
Informasi Hukum);
23) Ibu Nurina Hijiani (Kasubdit Konsultasi
Hukum Keuangan Daerah);
24) Ibu etty Herawati (Kasubdit Konsultasi
Hukum Keuangan Negara);
25) Bapak Herry Riyadi (Kasubdit Bantuan
Hukum);
26) Bapak Eko Setyo Nugroho (Kasubdit
Kepaniteraan Kerugian Negara/Daerah);
27) Ibu Najmatuzzahrah (Kepala Sub Auditorat
I.B.1);
Konsinyering dalam rangka merevisi SOP tentang
pemberian pendapat hukum pada Subdit
Pengembangan Hukum.
Dilaksanakan tanggal 15-17 Juli 2015 di
kantor BPK Perwakilan Jakarta.
Lampiran 15
Pengkompilasian bentuk file sharing hasil
implementasi proyek perubahan melalui sistem e-
drive
Lampiran 16
Sosialisasi pelaksanaan pemberian pendapat
hukum dilakukan secara pro aktif oleh Subdit
Pengembangan Hukum pada Ditama Binbangkum,
sekaligus pengumuman permohonan masukan atas
materi-materi yang diprioritaskan untuk disusun
pendapat hukum sinkronisasi harmonisasi.
Sosialisasi dilakukan melalui siska BPK.
Lampiran 17
Keberlanjutan Program Kerja Pro Aktif dengan
melaksanakan FGD pada 9 Perwakilan BPK.
Lampiran 18
C. ANALISIS PERAN DAN PENGARUH STAKEHOLDER
1) Stakeholders yang berada di lingkungan internal BPK;
a) Anggota BPK RI
13
Anggota BPK RI dapat menggunakan hasil pendapat hukum terkait sinkronisasi dan
harmonisasi sebagai bahan pengambilan keputusan mengenai permasalahan hukum
terkait, baik dalam lingkup internal BPK maupun antar lembaga.
BPK juga dapat menggunakan hasil pendapat hukum untuk memberikan pendapat
BPK kepada Pemerintah dan DPR untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi
peraturan perundangan.
b) Auditor Utama Keuangan Negara VI (Tortama KN VI)
Tortama KN I - VII dapat menggunakan hasil pendapat hukum terkait sinkronisasi
atau harmonisasi sebagai bahan pengambilan keputusan mengenai permasalahan
hukum terkait, terutama dalam penggunaan kriteria dalam proses pemeriksaan.
c) Inspektur Utama (Irtama)
Inspektur Utama dapat menggunakan hasil pendapat hukum terkait sinkronisasi atau
harmonisasi sebagai bahan pengambilan keputusan, misalnya melakukan atau
mengusulkan revisi atas peraturan-peraturan yang tidak sinkron.
d) Direktort Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan ( Direktorat EPP)
Direktorat EPP dapat menggunakan menggunakan hasil pendapat hukum terkait
sinkronisasi sebagai bahan pemberian pendapat BPK kepada Pemerintah atau DPR.
e) Unit-unit kerja interal BPK yang lain
Seluruh unit kerja di BPK dapat menggunakan hasil pendapat hukum terkait
sinkronisasi dalam melaksanakan pekerjaan dan dalam pengambilan keputusan
dalam lingkungan internal BPK maupun antar lembaga. Misalnya Biro SDM dalam
menentukan kebijakan tentang SDM dapat memanfaatkan hasil pendapat hukum
sinkronisasi agar dapa mengambil kebijakan yang sesuai dengan ketentuan.
2) Stakeholders Eksternal
Stakeholders yang berada di lingkungan eksternal tidak secara langsung dapat
memanfaatkan hasil pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi, melainkan terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan BPK, misalnya dengan meminta BPK untuk
memberikan masukan atas peraturan perundangan yang sedang disusun.
Customers yang berada di lingkungan eksternal yaitu:
a) Seluruh entitas BPK dalam pelaksanaan pemeriksaan dan penyelesaian kerugian
negara;
b) Dewan Perwakilan Rakyat dalam melakukan sinkronisasi dan harmonisasi Undang-
Undang;
c) Pemerintah dalam melakukan sinkronisasi dan harmonisasi Peraturan Pemerintah;
d) Aparat Penegak Hukum, misalnya dalam pelaksanaan pemberian keterangan ahli
tentang kerugian negara di Pengadilan;
e) Kementerian Dalam Negeri dalam melakukan sinkronisasi dan harmonisasi
Peraturan Daerah dan lain-lain;
f) Masyarakat.
D. Kendala dan Strategi Menghadapi Kendala
Adapun kendala yang dihadapi dan strategi yang dilakukan dalam menghadapi kendala yang
terjadi dalam pelaksanaan proyek perubahan:
a. Loading pekerjaan yang tinggi, sehingga personil pada Subdit Pengembangan Hukum
tersita waktunya oleh kegiatan yang lain.
14
Solusi yang dilakukan dalam menghadapi kendala ini adalah dengan menggabungkan
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan pada Subdit Pengambangan Hukum
dengan kegiatan pada proyek perubahan ini.
Pada saat awal pelaksanaan kegiatan proyek perubahan ini , Subdit Pengembangan
Hukum sedang melaksanakan FGD ke Perwakilan BPK mengenai pasal-pasal yang
rawan digugat di Mahkamah Konstitusi.
Lalu, Project Leader menyatukan kegiatan FGD yang sedang dilakukan Subdit
Pengembangan Hukum tersebut dengan FGD permintaan masukan materi yang akan
diprioritaskan dilakukan kajian sinkronisasi atau harmonisasi. FGD tahap I ini
dilakukan pada 7 Perwakilan BPK, yaitu Perwakilan Sulawesi Barat, Bengkulu, Aceh
Sumut, Kepulauan Riau, Gorontalo dan Kalimantan Tengah. Setiap Tim dibekali bahan
paparan tentang contoh materi sinkronisasi yang permasalahannya telah diidentifikasi.
Begitu juga dengan diskusi dengan narasumber yang kompeten, Project Leader
membahas beberapa permasalahan hukum yang sedang disusun pendapat hukumnya.
Misalnya, mengundang ahli perundang-undangan, Sony Sikumbang untuk membahas
beberapa topik permasalahan hukum, yang salah satu topik tersebut merupakan topik
penyusunan pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi.
b. Kendala selanjutnya, setelah surat penugasan untuk melakukan FGD ditandatangani
oleh Kaditama Binbangkum, ternyata ada pekerjaan dari Badan yang harus diselesaikan
segera, sehingga pelaksanaan FGD ke Perwakilan yang baru terlaksana satu Tim,
dipending pelaksanaannya.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Project Leader berinisiatif mengkomunikasikan
melalui email tentang tertundanya kegiatan FGD tersebut ke Perwakilan-
Perwakilan yang sedianya sudah siap untuk berdiskusi. Mengingat keterbatasan
waktu, untuk FGD permintaan masukan materi yang akan diprioritaskan
dilakukan kajian sinkronisasi atau harmonisasidimintakan masukannya melalui
email. Khusus bahan paparan FGD sinkronisasi harmonisasi dikirim lewat email dan
sasaran yang diharapkan dari FGD dijelaskan melalui telepon.
c. Para customer pada Auditorat Keuangan Negara pada bulan Mei sedang sibuk
melaksanakan penyusunan LKPP, sehingga Project Leader kesulitan mencari waktu
untuk mengundang pada Kepala Auditorat untuk melakukan FGD permintaan masukan
materi yang akan diprioritaskan disusunpendapat hukum sinkronisasi.
Mengingat waktu dan berdasarkan arahan dari Mentor, maka undangan ditujukan
kepada para Kepala Auditorat atau pejabat yang mewakili.
d. Dalam memperoleh dukungan dari para Customer yang mewakili, terutama para
Tortama, yang sedang dalam proses penyusunan LKPP, Project Leader kesulitan
mencocokkan jadwal bertemu dengan para Tortama, apalagi periode pelaksanaan
proyek perubahan ini bersamaan dengan penyusunan LHP LKPP dan penyerahan LHP
tersebut.
Project Leader mengatasi kendala ini dengan mengagendakan pertemuan dengan
para Tortama tersebut di luar jam kerja. Misalnya dukungan yang diperoleh dari
Tortama KN V yang kebetulan beliau juga sedang menempuh pendidikan Lemhanas
(jadi tidak berada di kantor), dilakukan setelah acara penyerahan LHP AKN V dimana
kebetulan acara penyerahan LHP tersebutpun dilakukan di luar jam kerja.
15
E. Capaian
Target keberhasilan proyek perubahan yang diukur dari terlaksananya:
1. FGD dari customers yang mewakili untuk menyaring masukan atas materi yang
diprioritaskan untuk dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi;
2. Pernyataan dukungan atas proyek perubahan dari costumers yang mewakili;
3. Satu pendapat hukum sinkronisasi peraturan perundangan;
4. Terdapat 2 (dua) PIC yang bertanggungjawab untuk menyusun pendapat hukum
sinkronisasi dan harmonisasi atas peraturan perundangan yang ditetapkan berdasarkan
masukan dari costumers;
5. Instruksi kerja dari Kadit LPBH untuk melaksanakan kegiatan proyek perubahan ini;
6. Tersedianya database inventarisasi peraturan perundangan yang tidak sinkron
Dari target keberhasilan tersebut, capaian proyek perubahan ini yang sekaligus juga
merupakan keunggulan dari proyek perubahan adalah:
1. Didukung oleh seluruh personil pada Subdit Pengembangan Hukum.
Pelaksanaan FGD melibatkan seluruh personil pada Subdit Pengembangan Hukum, pada
saat melakukan FGD misalnya, Tim sekaligus mensosialisasikan adanya perubahan pola
kerja berupa pola kerja pro aktif sehingga Tim perlu melakukan FGD untuk meminta
masukan dari para costumer mengenai materi yang diprioritaskan disusun pendapat
hukum sinkronisasi dan harmonisasi, agar penyusunan pendapat hukum dapat dilakukan
secara tepat sasaran.
Diskusi dan rapat-rapat dalam pelaksanaan proyek perubahan tidak selalu dihadiri oleh
Project Leader. Jadi proyek perubahan ini telah mampu menggerakkan semua pihak yang
terlibat mengingat kemanfaatan yang significant atas proyek perubahan ini;
2. Didukung oleh semua costumer, diwakili oleh Tortama I sampai Tortama VII dan
Sekretaris Jenderal BPK. Project Leader memperoleh 27 surat pernyataan dukungan atas
dilakukannya proyek perubahan ini.
3. Target yang dicapai melebihi target keberhasilan proyek.
a. Target pendapat hukum yang akan disusun dari 1 (satu) pendapat hukum menjadi 3
(tiga) pendapat hukum;
b. Target terdapat 2 (dua) person in charge atas penyusunan pendapat hukum dan
langkah-langkah kerja penyusunan pendapat hukum tersebut, menjadi terdapat8
(delapan) PIC yang telah melaksanakan langkah-langkah yang direncanakan (telah
menginventarisis permasalahan dan menyusun langkah kerja).
4. Tujuan proyek perubahan dalam mengantisipasi kebutuhan pimpinan dalam pengambilan
keputusan tentang permasalahan hukum sinkronisasi telah terbukti dengan adanya
undangan rapat pertemuan dengan OJK dan bahan pendapat hukum Obligasi Daerah
menjadi bahan pertimbangan pimpinan dalam pertemuan tersebut.
5. Terlaksananya kegiatan permintaan masukan mengenai materi yang diprioritaskan untuk
disusun pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi walaupun terdapat kendala
loading pekerjaan yang tinggi, sehingga pelaksanaan FGD ke Perwakilan dipending,
padahal jangka waktu pelaksanaan proyek terbatas.
6. Keberlanjutan dari proyek perubahan ini dapat dilaksanakan dengan melakukan revisi
mekanisme kerja pada SOP, yang kebetulan SOP Subdit Pengembangan Hukum memang
sedang dalam proses.
7. Diterbitkannya Instruksi Kerja oleh Kadit LPBH untuk melaksanakan penyusunan
pendapat hukum melalui metode kerja pro aktif pada Subdit Pengembangan Hukum.
16
8. Perubahan pola kerja menjadi pro aktif ini telah disosialisasikan melalui siska BPK dan
hasil pendapat hukum tersebut telah disimpan dalam e drive.
F. Instrumen Monitoring yang Digunakan
Proyek perubahan yang telah dilaksanakan pada Subdit Pengembangan Hukum ini, telah
menghasilkan pendapat hukum dan dirasakan manfaatnya pada saat dibutuhkan dalam waktu
cepat oleh pimpinan dalam rapat dengan OJK, untuk pengambilan keputusan dalam rapat
pertemuan tersebut.
Guna kesinambungan metode kerja pro aktif, prosedur kerja ini perlu dituangkan dalam
suatu payung hukum berupa Prosedur Kerja atau Prosedur Operasi Standard Penyusunan
Pendapat Hukum.
Beruntung pada saat proyek perubahan ini dijalankan POS Pemberian pendapat hukum
sedang dalam proses penyusunan sehingga prosedur kerja pro aktif dapat langsung
dituangkan ke dalam POS tersebut.
Prosedur Operasi Standard Pemberian Pendapat Hukum disusun dengan maksud untuk
memberikan pedoman dalam melakukan pemberian pendapat hukum baik berdasarkan
permintaan maupun berdasarkan inisiatif secara pro aktif, sehingga:
1. Tergambar dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap pihak yang terkait dalam proses
penyusunan pendapat hukum secara pro aktif;
2. Meningkatkan kinerja dan kualitas secara berkelanjutan dalam pelayanan pemberian
pendapat hukum.
17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ditama Binbagkum merupakan unit kerja yang menjadi ujung tombak BPK dalam
pengambilan keputusan-keputusan terkait permasalahan hukum baik dalam pelaksanan
pemeriksaan maupun dalam mendukung tugas dan fungsi BPK secara luas. Salah satu hal
yang penting dalam permasahalan hukum yang terjadi adalah ketidaksinkronan antar
peraturan perundangan yang telah terbit maupun peraturan perundangan yang akan
diterbitkan.
2. Permasalahan hukum sinkronisasi dan harmonisasi tersbut dikaji dan dibuat pendapat
hukum sebagai pedoman Pimpinan dan para pelaksana BPK untuk mengambil keputusan
yuridis yang tepat, sehingga pengambilan keputusan tersebut sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pendapat hukum ini harus tersedia segera pada saat dibutuhkan.
3. Metode kerja pro aktif diperlukan untuk mendukung tersedianya pendapat hukum
mengenai sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangan secara cepat dan cermat
karena dilakukan sebelum ada permintaan sehingga dapat dilakukan proses secara
mendalam sehingga dapat dipergunakan oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan.
4. Metode kerja pro aktif ini juga membudayakan semangant kerja yang kreatif dalam
menentukan langkah-langkah penyusunan pendapat hukum.
5. Guna pendokumentasian pendapat hukum ini secara digital agar mudah diakses dan
teradministrasi dengan baik sehingga mudah untuk dicari, maka hasil pendapat hukum
tersebut di upload dalam sistem e drive BPK.
6. Kesinambungan metode kerja pro aktif ini akan terjamin dengan dituangkannya prosedur
tersebut dalam payung hukum POS pemberian pendapat hukum.
B. Saran
Untuk dapat melaksanakan Aplikasi Sistem Monitoring Informasi Manajemen Pemeriksaan
(Simona) secara efektif, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Setiap PIC pada Subdit Pengembangan Hukum dapat melaksanakan langkah-langkah
penyusunan pendapat hukum secara konsisten, sehingga dapat mempercepat proses
penyusunan pendapat hukum sinkronisasi dan harmonisasi;
2. Perlu dilakukan monitoring secara terus-menerus untuk memotivasi personil pada Subdit
Pengembangan Hukum agar menjalankan langkah;
3. Loading pekerjaan yang tinggi perlu disiasati dengan bijak agar pelaksanaan penyusunan
pendapat hukum sinkronisasi ini dapat dilaksanakan dengan baik;
4. Sistem e drive sebagai sarana file sharing dan penyimpanan pendapat hukum sinkronisasi
dan harmonisasi perlu dikembangkan lagi terutama dalam hal tampilan screenview agar
lebih menarik, kemampuan dan kapasitas memory yang lebih besar untuk mengantisipasi
akumulasi database yang akan disimpan sepanjang waktu.
18
DAFTAR PUSTAKA
___________,Keputusan BPK RI No.3/K/l-XIll.2/7/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, BPK RI 2013;
___________,Panduan Proyek Perubahan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan III, BPK
RI 2013;
ii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Rancangan Proyek Perubahan
1. Dokumentasi kegiatan 1 :
Rapat penyamaan persepsi dengan personil pada Subdit Pengembangan Hukum atas program
proyek perubahan.
Daftar Hadir
Risalah Rapat
Foto
2. Instruksi Kerja dari Kepala Direktorat LPBH kepada seluruh personil pada Subdit
Pengembangan Hukum untuk melaksanakan pemberian pendapat hukum secara proaktif
3. Dokumentasi Kegiatan 2:
Rapat persiapan FGD permintaan masukan kepada customer mengenai materi prioritas untuk
disusun pendapat hukum sinkronisasi atau harmonisasi, baik di Perwakilan maupun di Pusat
Daftar Hadir
Risalah Rapat
Foto
4. Dokumentasi Kegiatan 3:
Pengajuan penugasan FGD permintaan masukan mengenai materi prioritas untuk disusun
pendapat hukum sinkronisasi atau harmonisasi pada 7 Perwakilan BPK di Sulawesi Barat,
Bengkulu, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Aceh, Medan dan Kepulauan Riau.
Nota Dinas Kepada Kaditama Binbangkum
Surat Tugas dari Kaditama Binbangkum untuk FGD ke 7 Perwakilan BPK.
5. Dokumentasi Kegiatan 4:
Email kepada 6 Perwakilan yaitu: Pwk. Bengkulu, Aceh, Sumut, Kepri, Gorontalo, dan Pwk.
Kalteng tentang permintaan masukan materi prioritas untuk dilakukan sinkronisasi dan/atau
harmonisasi sehubungan dengan terpendingnya pelaksanaan FGD.
Pemberian masukan dari Perwakilan BPK pada Provinsi Bengkulu, Gorontalo, Aceh, Medan
dan Kalimantan Tengah; melalui email karena terpendingnya pelaksanaan FGD ke
perwakilan-perwakilan tersebut.
Email ke 6 perwakilan
Jawaban email dari Perwakilan
6. Dokumentasi Kegiatan 5:
Pelaksanaan FGD pada Perwakilan BPK Provinsi Sulawesi Barat.
Surat Tugas
Bahan Paparan
Risalah diskusi
Laporan Hasil Diskusi
Daftar Hadir
Foto
iii
7. Dokumentasi Kegiatan 6:
Kegiatan FGD kepada Kepala Auditorat I - VII dalam rangka FGD permintaan masukan
kepada Auditama Keuangan Negara mengenai materi prioritas untuk dilakukan sinkronisasi
harmonisasi.
Undangan
Daftar Hadir
Bahan Paparan
Notulensi
Foto
8. Dokumentasi Kegiatan 7:
Rapat penetapan materi yang diprioritaskan untuk disusun pendapat hukum sinkronisasi dan
harmonisasi berdasarkan hasil FGD dan Penunjukkan PIC penyusunan pendapat hukum.
Laporan hasil Rapat Subdit Pengembangan Hukum kepada Kadit LPBH selaku mentor.
Nota dinas penetapan person in charge kegiatan penyusunan pendapat hukum sinkronisasi
Foto
9. Dokumentasi Kegiatan 8:
Diskusi dengan Narasumber dalam rangka penyusunan pendapat hukum tentang sinkronisasi
pengaturan SUN dan Obligasi Daerah.
Daftar Hadir
Surat Tugas Narasumber
Bahan paparan
Risalah rapat
Foto
10. Dokumentasi Kegiatan 9:
Rapat Koordinasi Forum Regulator Obligasi Daerah, membahas tentang teknis
pelaksanaan pelaksanaan pemeriksaan L/K Pemda dalam rangka penerbitan Obligasi
Daerah.
Undangan OJK kepada BPK ditujukan kepada 3 unit kerja, yaitu:
Undangan OJK melalui Surat No. S-55/PM.22/2015, tanggal 22 Mei 2015 kepada
Direktorat Utama Binbangkum;
Undangan OJK melalui Surat No. S-47/PM.22/2015, tanggal 24 April 2015 kepada Sekjen
BPK;
Undangan OJK melalui Surat No. S-56/PM.22/2015, tanggal 22 Mei 2015 kepada
Direktorat Utama Revbang;
Risalah Rapat dengan OJK.
11. Dokumentasi Kegiatan 10: Diskusi dengan Narasumber Ahli Perundangan-undangan Bp. Sony Maulana Sikumbang,
MHdalam rangka penyusunan pendapat hukum Sinkronisasi Pengaturan Pelimpahan
Wewenang Pemeriksaan Penghitungan Kerugian Negara kepada Perwakilan/Kalan.
Daftar Hadir
Bahan Paparan
Risalah Rapat
Laporan Hasil Diskusi
Foto
iv
12. Pendapat hukum mengenai:
1) Sinkronisasi Pengaturan Mekanisme Penyaluran Obligasi Daerah dalam Kaitannya
dengan Kewenangan Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang Menerbitkan
Obligasi Daerah.
2) Sinkronisasi Pengaturan Pelimpahan Wewenang Pemeriksaan Penghitungan Kerugian
Negara kepada Perwakilan/Kalan
3) Sinkronisasi Pengaturan tentang Sita Jaminan Dalam Upaya Pengembalian Kerugian
Negara
13. Dokumentasi Dukungan atas Proyek Perubahan
Pernyataan Dukungan Proyek Perubahan dari:
1) Bapak Nizam Burhanuddin (Kaditama Binbangkum);
2) Hendar Ristriawan (Sekretaris Jenderal);
3) Bpk. Heru Kreshna Reza (Tortama I);
4) Bpk. Slamet Kurniawan (Tortama II);
5) Bpk. Rochmadi Saptogiri (Tortama III);
6) Bpk. Saiful Anwar Nasution (Tortama IV);
7) Bpk. Bambang Pamungkas (Tortama V);
8) Bpk. Safrudin Mosii (Tortama VI);
9) Bpk. Abdul Latief (Tortama VII);
10) Bapak Bahtiar Arif (Kaditama Revbang);
11) Bapak Ignasius Bambang Adiputranto (Inspektur Utama);
12) Bapak Sumardi (Kepala Direktorat Konsultasi Hukum dan Kepaniteraan Kerugian
Negara/Daerah);
13) Bapak Haedar (Kepala Biro SDM);
14) Bapak romuzi (Kepala Biro Umum);
15) Bapak Gunarwanto (Kepala biro Sekretariat Pimpinan);
16) Ibu Ria Anugriani (Kepala Biro Teknologi Informasi);
17) Bapak Kukuh Prionggo (Kepala Perwakilan Provinsi Maluku Utara);
18) Ibu Betty Ratna Nuraeny (Kepala Perwakilan Provinsi Sumatera Barat);
19) Bapak Agus Khotib (Kepala Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung);
20) Bapak Bingkros Hutabarat (Kepala Perwakilan Provinsi Gorontalo);
21) Bapak Acep Mulyadi (Kepala Sekretariat Perwakilan Provinsi Lampung);
22) Ibu Herny Yanuarni (Kasubdit Legislasi dan Informasi Hukum);
23) Ibu Nurina Hijiani (Kasubdit Konsultasi Hukum Keuangan Daerah);
24) Ibu etty Herawati (Kasubdit Konsultasi Hukum Keuangan Negara);
25) Bapak Herry Riyadi (Kasubdit Bantuan Hukum);
26) Bapak Eko Setyo Nugroho (Kasubdit Kepaniteraan Kerugian Negara/Daerah);
27) Ibu Najmatuzzahrah (Kepala Sub Auditorat I.B.1);
14. Kegiatan Choacing dengan Choac Nurendro Adi Kusumo
Komunikasi dengan Choac melalui email
Foto
15. Konsinyering dalam rangka merevisi POS tentang pemberian pendapat hukum pada Subdit
Pengembangan Hukum.
Daftar Hadir
Surat Tugas Kegiatan
Risalah Pembahasan Revisi POS dengan narasumber dari Dit. Litbang
v
Laporan Kegiatan
Prosedur Operasional Standar
Foto Kegiatan
16. File sharing hasil implementasi pelaksanaan proyek perubahan melalui e drive
17. Sosialisasi melalui website siska.bpk.go.id:
Nota Dinas Kadit LPBH kepada Karo Humas tentang Permintaan untuk peng-upload-an
melalui websitesiska.bpk.go.id
pelaksanaan pemberian pendapat hukum dilakukan secara pro aktif oleh Subdit
Pengembangan Hukum pada Ditama Binbangkum;
pengumuman permohonan masukan atas materi-materi yang diprioritaskan untuk disusun
pendapat hukum sinkronisasi harmonisasi.
18. Lanjutan pelaksanaan FGD pada 9 Perwakilan
Surat tugas pelaksanaan FGD pada 9 Perwakilan.
No No Surat Tugas Daerah Tujuan
1. 222/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu
2. 223/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Maluku
3. 224/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Sualwesi Tenggara
4. 225/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Papua
5. 226/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
6. 227/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan
7. 228/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Lampung
8. 229/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau
9. 230/ST/X/5/2015 tanggal 28 Mei 2015 BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan