LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FITOKIMIA
PERCOBAAN II
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALKALOID DARI DAUN MENGKUDU
NAMA KELOMPOK :
Budiono
Henny jayanti
Mi’rajunnisa
Neva pratiwi
Rendika yudisthira
Suryati
LABORATORIUM BIOLOGI TERPADU
SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 10
BAB V KESIMPULAN........................................................................................ 14
DAFTAR PUSATAKA......................................................................................... 15
LAMPIRAN.......................................................................................................... 17
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Pengobatan tradisional yang menggunakan tumbuhan, perkembangannya
sudah semakin maju dan keberadaannya telah diakui dunia sebagai
pengobatan efektif,efisien, aman dan ekonomis, bahkan telah menjadi salah
satu materi pembelajaran sejumlah lembaga pendidikan didalam dan di luar
negeri. Meskipun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kimia
organik sintetik di negara industri maju saat ini sudah sangat pesat, namun
masih banyak dipergunakan obat-obatan yang berasal dari alam seperti dari
hewan, tumbahan, dan mineral (yusran, 2000; wijaya kusuma, 2003.)
tumbuhan merupakan keragaman hayati yang selalu ada disekitar kita,
naik itu yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja di buididayakan. Sejak
zaman dahulu tumbuhan sudah digunakan sebagai tanaman obat, walaupun
penggunaan secara turun temurun dari dari mulut ke mulut. Mengkudu atau
pace merupakan salah satu tamanan obat yang beberapa tahun terakhir
banyak peminatnya baik dari kalangan pengusaha agri bisnis maupun dari
kalangan industri obat tardisional, bahkan dari kalangan ilmuandari berbagai
negara. Hal ini karena baik secara empiris maupun hasil penelitian medis
membuktikan bahwa dalam semua tanaman mengkudu tekandung berbagai
macam senyawa kimia yang berguna bagi kesehatan manusia. Berdasarkan
penelitian Albersbeg (1993) menyatakan bahwa kandungan karoten pada
daun mengkudu lebih tinggi dibandingkan dengan yang terkandung dalam
sayuran Brassica dan Calasia esculata. Pada daun mengkudu mengandung
berbagai macam senyawa seperti asam amino, mineral, vitamin dan alkaloid.
Ekstrak buah mengkudu juga dapat menghambat pertumbuhan V. Harleyi
secara invitro. Selain itu perasan buah segar mengkudu memiliki daya
anthelmintik terhadap cacing Ascaridia Galli dengan LT 100 dan LC 100
1
2
pada 78,580% dan 218,520 menit. Infus daun mengkudu memiliki daya
anthelmik terhadapap cacing Ascardia Galli dengan LT 100 dan LC 100 pada
42,344% dan 966,515 menit. Perasan buah segar mengkudu 100% memiliki
daya Anthelmik yang paling efektif (Fenny Gunawam 2007)
B. Tujuan Praktikum
Mampu memahami prinsip langkah-langkah dan mampu melakukan isolasi
alkaloid dari daun mengkudu beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan
metode KLT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah sutu cara untuk memisahkan senyawa yang bercampur
sehingga diperoleh senyawa tunggal yang murni. Kandungan senyawa dari
tumbuhan untuk isolasi ditujukan pada suatu senyawa yang lebih dominan. Untuk
itu salah satu cara yang dapat dilakukan untuk untuk isolasi yaitu dengan
pemilihan pelarut organik yang tepat akan digunakan untuk mengambil senyawa
yang polar dan sebaliknya senyawa non polar lebih mudah larut dalam pelarut non
polar (Harborne, 1987).
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L) mengandung senyawa bersifat
antibakteri yaitu antrakuinon, alkaloid (Rukmana, 2002), flavonoid, acubin, dan
alizarin (Bangun dan Sarwono,2002) yang mampu melawan mikroorganisme
patogen. Senyawa metabolit sekunder yang menjadi obek utama dalam penelitian
ini adalah alkaloid. Dengan mengetahui adanya potensi kandungan senyawa
alkaloid pada daun alpukat (Persea americana Mill) dapat dijadikan sebagai
bahan kaian lebih lanjut untuk pemanfaatan senyawa-senyawa kimia sebagai obat-
obatan. Secara umum alkaloid digunakan dalam bidang pengobatan (Harborne,
1987)
Alkaloid dapat berfungsi sebagai zat antioksidan hal ini didukung oleh
peneliti uji antioksidan (Hanani dkk, 2005). Senyawa alkaloid yang terkandung
dalam suatu jenis tanaman dapat bersifat sebagai bioaktif penolak (repellent)
nyamuk (Mustanir dan Rosnani, 2008). Alkaloid indol memiliki aktifitas bakteri
dari Aspidosperma ramilorum (Tanaka J.C.A ,2006).
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan dialam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari berbagai jenis tumbuhan.
Semua alkaloid mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan
bagian dari cincin heterosiklik (Ahmad,1986). Alkaloid mempunyai kegiatan
fisiologi yang menonjol dan sering digunakan secara luas dalam bidang
pengobatan. Alkaloid merupakan senyawa yang mempunyai satu atau lebih atom
3
4
nitrogen biasanya dalam gabungan dan sebagian dari sistem siklik
(Harborne,1996)
Alkaloid telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian
terutama karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan pemakaiannya di
bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur.
Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya dalam tumbuhan sebagai
berikut (Padmawinata, 1995):
a. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat
dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali, sekarang
tidak dianut lagi). Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon
penyimpanan nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak
mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.
b. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan
parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti
yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan konsep
yang direka-reka dan bersifat ‘manusia sentris’.
c. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur,
beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid
merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat.
d. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat
basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion
dalam tumbuhan.
Salah satu contoh alkaloid yang pertama sekali bermanfaat dalam bidang medis
adalah morfin yang diisolasi tahun 1805. Alkaloid diterpenoid yang diisolasi
dari tanaman memiliki sifat antimikroba. Solamargine, suatu glikoalkoid dari
tanaman berri solanum khasianum mungkin bermanfaat terhadap infeksi HIV
dan infeksi intestinal yang berhubungan dengan AIDS.
5
Ketika alkaloid ditemukan memiliki efek antimikroba temasuk terhadap Giarde
dan Entamoeba, efek anti diare utama mereka kemungkinan disebabkan oleh efek
mereka pada usus kecil. Berberin merupakan satu contoh penting alkaloid yang
potensial efektif terhadap typanosoma dan plasmodia. Mekanisme kerja dari
alkaloid kuartener planar aromatik seperti berberin dan harman dihubungkan
dengan kemampuan mereka untuk berinterkalasi dengan DNA.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Corong Pisah
b. Kompor dengan penangas air atau heating mantle
c. Batang pengaduk
d. Cawan porselin
e. Corong Kaca
f. Erlenmeyer
g. Gelas Beaker
h. Gelas Ukur
2. Bahan
a. Sampel (Ekstrak dan Serbuk Daun Mengkudu)
b. Etanol 96%
c. Larutan HCl 2 M
d. Aquadest
e. NH4OH
f. CHCl3 (Kloroform)
g. CH3COOH (Asam Asetat)
h. Pereaksi Dragendorf
i. Pereaksi Meyer
j. Pereaksi Wagner
k. Kertas pH
l. Plastik Warp
m. Aluminium
foil
6
7
B. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Sampel yang akan di lakukan percobaan terdiri dari 2 jenis,
yaitu ekstrak kental dan serbuk dari daun mengkudu.
c. Masing-masing bahan dilakukan isolasi dan identifikasi
dengan cara yang berbeda.
Untuk ekstrak:
1)Sari kental ditambahkan asam asetat sebanyak 15 ml
2)Filtrate diekstraksi dengan kloroform sebanyak 15 ml
dan dilakukan 3 kali.
3)Akan terbentuk 2 lapisan, lapisan kloroform dipisahkan
dan lapisan asam asetat diambil.
4)Sari asam (asam asetat) ditambahkan NH4OH sampai pH
mncapai pH 10.
5) Lalu di identifikasi dengan menggunakan pereaksi
dragendorf, meyer, dan wagner.
6)Sisa isolat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditutup
aluminium foil, dan disimpan di dalam lemari es
Untuk serbuk:
1)Serbuk simplisia di tambahkan larutan HCl 2 M dan
aquadest dengan perbandingan 1:9
2) Lalu ditambahkan NH4OH sebanyak 3 ml atau sampai pH
10
3)Tambahkan 5 ml kloroform
4)Ambil sari yang mengandung alkaloid
5)Filtrat diuapkan
6)Ditambahkan HCl 2 M sampai pH 10
7)Lalu lakukan pengujian dengan pereaksi dragendorf,
meyer, dan wagner.
8
8)Sisa isolat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditutup
aluminium foil, dan disimpan di dalam lemari es
9
C. Skema Kerja
Untuk ekstrak:
Sari Kental + Asam Asetat
Filtrat di ekstraksi dengan kloroform (3x @ 15 ml)
Sari kloroform Sari Asam
+ NH4OH ad pH 10
Uji dengan pereaksi
Dragendorf
Meyer
Wagner Sisa isolat dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer,
ditutup aluminium foil,
dan disimpan di dalam
lemari es
10
Untuk Serbuk:
2 gram Serbuk simplisia + 4 ml HCl 2 M + 36 ml Aquades
Filtrat + 3 ml NH4OH (ad pH 10) + 5 ml CHCl3
Ambil sari NH4OH
Saring
Uapkan filtrat
Filtrat kental + 8 ml HCl 2 M
Uji dengan pereaksi
Dragendorf
Meyer
WagnerSisa isolat dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer,
ditutup aluminium foil,
dan disimpan di dalam
lemari es
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PERCOBAAN
Sampel Pereaksi
Hasil
Teoritis
(Farnsworth, 1966)
Percobaan
Ekstrak kental
Daun Mengkudu
Dragendorff Endapan jingga
Larutan coklat bata dengan
endapan putih
Mayer Endapan putih
Larutan coklat bata dengan
endapan putih
Wagner Endapan merah kecoklatan
Endapan putih
B. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya kandungan
senyawa alkaloid yang terdapat dalam sampel ekstrak kental daun
mengkudu. Pereaksi yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
dragendorff, mayer, dan wagner.
Sari kental ditambahkan asam asetat 15 ml lalu di aduk ad homogen
kemudian ekstrak disaring menggunakan kertas saring dan filtrat
dimasukkan kedalam corong pisah lalu diekstraksi menggunakan
kloroform 15 ml sebanyak 3x sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan
kloroform (bawah) dan lapisan asam (atas). Hal ini dikarenakan berat jenis
11
kloroform lebih besar daripada asam asetat. Pemisahan larutan menjadi 2
lapis karena hasil reaksi larutan dengan asam asetat menghasilkan sari
12
13
asam yang bersifat polar dan sari asam tersebut mengikat alkaloid
yang sama-sama memiliki sifat polar. Sedangkan fungsi penambahan
kloroform yaitu untuk memutuskan ikatan antara asam tannin dan alkaloid
yang terikat secara ionik dimana atom N dari alkaloid berikatan saling
stabil dengan gugus hidroksil genolik dari asam tanin. Dengan terputusnya
ikatan ini alkaloid akan bebas sedangkan asam tanin akan terikat oleh
kloroform. Yang akan diuji disini merupakan lapisan atas karena lapisan
bening ini telah mengandung alkaloid total sedangkan yang bawah
merupakan campuran kloroform dan zat lain hasil pengekstrakkan.
Kemudian sari asam yang mengandung alkaloid diukur pH nya dan
diperoleh pH sari asam yaitu 4, lalu ditambahkan NH4OH sampai pH 10.
Hal ini dikarenakan alkaloid yang bersifat basa sehingga untuk pengujian
perlu dilakukan pada suasana basa. Agar pH larutan mencapai pH 10
dibutuhkan 14 ml larutan NH4OH .
Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan identifikasi alkaloid
dengan menggunakan pereaksi mayer, dragendorf, dan wagner pada
larutan asam dan larutan kloroform. Adanya kandungan alkaloid ditandai
dengan adanya endapan. Hal ini terjadi karena senyawa alkaloid
mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas.
Elektron bebas ini akan disumbangkan pada atom logam berat membentuk
senyawa kompleks dengan gugus yang mengandung atom nitrogen sebagai
ligannya. Senyawa kompleks ini tidak larut (mengendap) dan memberikan
warna sesuai dengan pereaksi yang digunakan. Dengan pereaksi Wagner
akan terbentuk endapan coklat, dengan pereaksi Dragendorf akan
terbentuk endapan jingga dan dengan pereaksi Mayer akan terbentuk
endapan putih (Farnsworth, 1966).
Saat ekstrak diteteskan pereaksi Dragendorff yang mengandung
(Nitrooxy) oxobismuthine (BiNO4xH2O) dan kalium iodida, alkaloid akan
bereaksi dengan bismuth menghasilkan endapan berwarna jingga.
Reaksi yang terjadi :
Pereaksi dragendorf (kalium tetraiodo bismutat (II))
14
4KI + Bi(NO3)3 + HNO3 KBiI4 + 3KNO3
Pada identifikasi alkaloid diperkirakan endapan yang terbentuk pada
uji Mayer tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid. Pada pembuatan
pereaksi Mayer, larutan merkurium (II) klorida ditambah kalium iodida
akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium (II) iodida. Jika
kalium iodida yang ditambahkan berlebih maka akan terbentuk kalium
tetraiodomerkurat(II). Alkaloid mengandung atom nitrogen yang
mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam (McMurry, 2004).
Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada
alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium
tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap. Reaksi yang terjadi :
Pereaksi mayer
Hasil percobaan menunjukkan bahwa sari asam daun mengkudu
yang diuji dengan pereaksi Meyer, wagner dan dragendorff positif
mengandung alkaloid yang ditandai dengan terbentuknya endapan. Akan
tetapi warna endapan yang terbentuk tidak sesuai dengan literatur yang
ada. Hal ini dapat dilihat pada uji dengan pereaksi wagner yang
seharusnya terbentuk endapan coklat sedangkan pada hasil percobaan
terlihat warna larutan coklat bata dengan endapan putih. Sama halnya
15
dengan uji Dragendorff yang seharusnya terbentuk endapan jingga tetapi
pada hasil percobaan menghasilkan warna larutan coklat bata dengan
endapan putih. Sedangkan dengan pereaksi mayer sudah sesuai dengan
literatur dengan terlihat endapan putih.
Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti kebersihan
alat karena penggunaan alat-alat dalam laboratorium yang tidak steril
dapat menyebabkan kegagalan pada praktikum yang dilakukan
( Sudarmadji, 2005). Pipet yang digunakan untuk memipet pereaksi
dragendorff, wagner dan mayer tercampur sehingga hasil endapan yang
diperoleh merupakan endapan putih semua. Disamping itu ketepatan
dalam penyarian, serta proses pengolahan simplisia juga dapat
mempengaruhi hasil percobaan. Dan faktor yang terakhir yaitu faktor
human error.
Untuk pengujian yang dilakukan terhadap fase kloroform semua uji
baik menggunakan pereaksi dragendorff, wagner maupun mayer
menunjukkan hasil yang negative. Hal ini ditandai dengan tidak
terbentuknya endapan karena pada fase kloroform hanya mengikat asam
tanin dan zat lain hasil pengekstrakkan. Larutan uji mengandung alkaloid
jika sekurang-kurangnya terbentuk endapan dengan menggunakan dua
golongan laruan percobaan yang digunakan (Depkes RI, 1995).
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan di atas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ekstrak kental daun mengkudu + pereaksi dragendorff
menghasilkan larutan coklat bata dengan endapan putih.
2. Ekstrak kental daun mengkudu + pereaksi mayer
menghasilkan larutan coklat bata dengan endapan putih.
3. Ekstrak kental daun mengkudu + pereaksi wagner
menghasilkan endapan putih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S.A. 1986. Buku Materi Pokok Kimia OrganikBahan Alam. Karunika Universitas Terbuka. Jakarta
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp. 334, 336, 337
Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Sciences, 55(3): 216-217.
Gunawan. F. 2007. Uji Efektivitas Daya Anthelmik Perasan Buah Segar dan Infus Daun Mengkudu ( Marinda Citrifolia) terhadap Ascardia Galli secara invitro. Universitas Diponogoro, Semarang
Harborne, J.B., (1987), Metode Fitokimia, Edisi ke dua, ITB, Bandung.
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. Terbitan ke-II. a.b. Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung
Hanani, ending, dkk., 2005, Idnetifikasi Senyawa Antioksidan Dalam SponsCallyspongia SP dari Kepulauan Seribu, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol II,Departemen Farmasi, FMIPA-UI, Jakarta.
McMurry, J., dan R.C. Fay. 2004. Chemistry Fourth Edition. New Jersey: Prentice-Hall,Inc
Padmawinata, K. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB (Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The Organic Constituens of Higher Plant, 6th ed)
Rukmana, R. 2002. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta: Lepdikbud.
Tanaka, J. C. A., da Silva, C. C., de Oliveira, A. J. B., Nakamura, C. V., and Filho, B. P. Dias, 2006, “Antibacterial Activity of Indole Alkaloids from Aspiddosperma ramiflorum” Braz. J. Med and Biol. Res. Vol 39 (3) 387-39
15
16
Yusron. M. 2001. Mengkudu (Morinda Citrifolia) dalam Supardi dkk., Tumbuhan
Obat Indonesia, Penggunaan Daun Khasiatnya; Pustaka Populer Obat,
Jakarta.
LAMPIRAN
Pembuatan ekstrak kental daun mengkudu (morinda citrifolia L.)
1. Hasil Maserasi ekstrak etanol 96% Daun Mengkudu
2. Penarikan pelarut etanol dengan Rotary Evaporator
17
18
Ekstrak kental Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.)
19
LAMPIRAN 2
Data Hasil Uji Alkaloid
20