1
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
2
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
JONG Indonesia edisi
kedua ini patut diberi
jempol: like this! Kenapa?
Berdasarkan pengalaman, lebih
sulit mempertahankan atau
menghidupkan sebuah penerbitan
mahasiswa, dibandingkan ketika
melahirkannya! Bikinnya gampang,
tapi melanjutkannya yang susah!
Sudah menjadi rahasia umum, rata-
rata penerbitan mahasiswa punya
motto: “Sekali berarti, sesudah
itu mati!” Sekali terbit, setelah itu
lenyap.
JONG Indonesia terbit di tengah
segala kesibukan kuliah dan
aktivitas, tapi juga pragmatisme,
dan keengganan mahasiswa
untuk terlibat dalam kerja-kerja
intelektual, JONG Indonesia
berhasil menerbitkan edisi ini.
Sekali lagi, jempol untuk teman-
teman redaksi.
Sebagai seorang yang
membidani kelahiran JONG
Indonesia, saya bangga bahwa api-
semangat JONG Indonesia tetap
menyala dan terjaga. Meski saat
ini saya ‘melarikan diri’ ke Jogja
– karena status saya yang bukan
pelajar lagi – namun, teman-teman
redaksi mampu melanjutkannya,
bahkan dengan kualitas yang lebih
baik.
Lebih dari itu, kita harus bangga
karena di negeri Belanda inilah,
beberapa tokoh the founding
fathers republik dimotori oleh
Hatta dan Syahrir dalam usia
yang lebih muda dari kebanyakan
kita, pernah hidup, belajar, dan
melakukan apa yang sekarang
kita lakukan. Selain berjuang
lewat pergerakan organisasi
Perhimpoenan Indonesia (PI),
mereka mengobarkan api
semangat lewat media.
Sejarah mencatat bahwa
Perhimpoenan Indonesia
bukan sekedar ‘perkumpulan
pelajar Indonesia di luar negeri’.
Perhimpoenan Indonesia
adalah wadah bagi gagasan dan
perjuangan untuk gagasan ke-
Indonesian yang progresif. Dalam
dapur Perhimpoenan Indonesia
untuk pertama kalinya nama
Indonesia (yang sebelumnya hanya
bermakna geograis) diperkenalkan
sebagai sebuah gagasan progresif
yang mesti diperjuangkan secara
politik.
Kita tidak boleh lupa, bahwa
Indonesia sesungguhnya sebuah
gagasan “anak muda”. Belajar
dari peristiwa Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928, waktu itu,
dengan segala keterbatasannya
baik dari persoalan transportasi
dan komunikasi, para pemuda
mampu menemukan titik-titik
simpul persaudaraan Indonesia .
Mengapa kini sebaliknya, dengan
terbukanya akses, perkembangan
alat transportasi dan komunikasi,
mengapa malah sebaliknya cita-
cita Indonesia kurang dipupuk
kembali?
Pemuda Pelajar Indoneisa
harus menjadi yang terdepan
dalam menjaga agar ia tetap
dalam deinisi progresif anak-
anak muda dan memastikan
bahwa Indonesia sebagai gagasan
senantiasa berjalan dalam koridor
progresivitas sebagaimana ia
dicitakan.
Mungkin saya terlalu romantik
dan menyamakan dua kondisi
yang berbeda antara dahulu dan
kini; tetapi riil bahwa ketika kita
menggunakan nama Perhimpunan
Pelajar Indonesia , disitu kita
berbicara tentang aktualitas dan
kesamaan konteks kesejarahan
yang khas: Perhimpoenan
Indonesia dan Perhimpunan
Pelajar Indonesia .
Pada periode Hatta, aneka
persoalan yang membelit negeri
ini sudah sampai pada titik di mana
kaum muda dituntut hadir dalam
gagasan-gagasan yang progresif.
Bagaimana dengan periode kita?
Tahun 1998 kita punya reformasi,
tapi di hadapan aneka korupsi,
kemiskinan dan salah urus dan
kejumudan Indonesia , reformasi
seperti kehilangan taji. Pada saat
yang sama, semakin banyak elemen
kini mengalami moderasi ide-ide
progresif reformasi. Pembicaran
mengenai reformasi mengalami
lesu darah!
Kita menyadari bahwa
kebobrokan keindonesiaan
menjadi sebuah beban yang terasa
dalam keseharian kita. Karena
itu kita perlu membangkitkan
perhatian, tekad dan semangat
untuk mengawali sebuah gerakan
kesadaran yang progresif.
Kita adalah orang-orang muda
yang terdidik dan memiliki kapasitas
intelektual, yang diberi kesempatan
untuk belajar dan berkembang,
harus menjadi lokomotif bagi
kembalinya perjuangan gagasan-
gagasan progresif keIndonesiaan.
Kobarkan Api Semangat
JONG Indonesia
Salam
3
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Kita semua adalah pemimpin dan calon-
calon pemimpin. Pemimpin-pemimpin
muda yang tidak hanya muda dari segi
usia melainkan senantiasa muda dalam
gagasan dan idealismenya. Kemudaan dan
progresivitas semangat merupakan karakter dari
perhimpoenan.
Sebuah kemudaan yang melahirkan semangat
yang tidak puas pada gagasan-gagasan yang
konvensional dan ala kadar-nya. Sebuah
kemudaan yang akan membawa kembali
gagasan-gagasan progresif keIndonesiaan dan
gagasan intelektual.
Di Belanda, kita yang berasal dari seluruh
penjuru Indonesia, dengan latar belakang,
pemikiran, dan ide yang beragam namun diberi
kesempatan bertemu, berkumpul, bersama-
sama berpikir dan bereleksi untuk menjadikan
Indonesia lebih baik.
Pada kesempatan ini saya ingin mengajak
kawan-kawan pemuda pelajar Indonesia di
luar negeri untuk mengelaborasi pemikiran
dan gagasan kita tentang Indonesia yang
kita cita-citakan. Bersama JONG Indonesia,
kita menggodok diri, bergulat dan berproses
bersama untuk memberikan kontribusi sebesar-
besarnya kepada bangsa dan negara. Kobarkan
api semangat JONG Indonesia!.
Yohanes ’Masboi’ Widodo
JONG INDONESIA - Majalah online PPI
Belanda. Pemimpin Umum: Yohanes
Widodo (Wageningen) Pemimpin
Redaksi: Yon Daryono (Denhaag)
Sekretaris Redaksi: Yessie Widya Sari
(Wageningen) Staf Redaksi: Asti Rastiya
(Denhaag) Sujadi (Leiden) Dian Kusumaati
(Amsterdam) Amar Ma’ruf (Amsterdam)
Rahma Saiyed (Denhaag) Henky Widjaja
(Denhaag) Prita Wardani (Denhaag)
Meditya Wasesa (Rotterdam) Bhayu
Prasetya Turker (Enschede) Yasmin Soraya
(Delft) Rika Theo (Den Haag) Hosea Sapto
Handoyo.Fotografer: Qonita S(Eindhoven)
Jimmy Perdana (Wageningen) Layout:
Asriadi Masuarang (Wageningen)
Redaksi
4
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
Utama
Sistem Pendidikan
Belanda dan Indonesia
Sistem pendidikan
Indonesia dan Belanda
berbeda karena Belanda
memiliki sistem khusus
yang membuatnya
berbeda dengan sistem
pendidikan di Asia,
Amerika dan bahkan di
Eropa.
Foto: QS
5
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Sistem Pendidikan Belanda dan Indonesia
Sistem pendidikan Indonesia
Sistem pendidikan Indonesia
diatur dalam Undang-undang (UU)
Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 tahun 2003. Disebutkan dalam
UU tersebut bahwa usia wajib
belajar di Indonesia dimulai sejak
6 hingga 15 tahun dan pemerintah
pusat serta pemerintah daerah
wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya
pendidikan.
Jalur pendidikan di Indonesia
terdiri atas pendidikan formal, non-
formal dan informal. Yang dibahas
dalam artikel berikut hanyalah
sistem pendidikan formal. Jenjang
pendidikan formal terdiri atas
pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Jenis pendidikan
yang diajarkan meliputi pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan dan khusus.
Sejak usia 5 tahun, anak dapat
mengikuti pendidikan formal pada
Taman Kanak-kanak (TK) maupun
pada Raudatul Athfal (RA). Pasal 17
UU tersebut menyebutkan bahwa
pendidikan dasar berbentuk
Sekolah Dasar (SD) dan Masdrasah
Ibtidaiyah (MI), lalu dilanjutkan
ke Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs). Dalam pasal 18, pendidikan
menengah merupakan pendidikan
lanjutan dari pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas
pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Setelah pendidikan menengah,
ada jenjang pendidikan tinggi.
Pendidikan tinggi mencakup
program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan
doktor (pasal 19).
Sistem pendidikan Belanda
Salah satu perbedaan sistem
pendidikan Belanda adalah
penjurusan yang dimulai sejak
pendidikan tingkat dasar dengan
mempertimbangkan minat dan
kemampuan akademik siswa.
Secara umum, sistem penjurusan
tersebut terbagi menjadi: (1)
pendidikan tingkat dasar dan
lanjutan, (2) pendidikan tingkat
menengah kejuruan, dan (3)
Pendidikan tingkat tinggi.
Pendidikan tingkat dasar dan
lanjutan
Usia wajib belajar di Belanda
dimulai sejak usia 5 tahun
hingga 18 tahun. Untuk program
wajib belajar ini, pemerintah
menyediakan dana sehingga para
siswa dibebaskan dari beban biaya
sekolah. Sekolah dasar (basisschool)
di Belanda berkisar selama 8
tahun. Lalu siswa bisa melanjutkan
ke pendidikan lanjutan sejak
usia 12 hingga usia 18 tahun.
Indonesia merupakan negara bekas jajahan Belanda. Maka, tidaklah mengherankan
bila Indonesia mewarisi banyak peninggalan budaya Belanda seperti pada arsitektur
bangunan, perbendaharaan kata dalam bahasa, makanan, hingga sistem hukum.
Namun dalam perkembangan sampai saat ini, sistem pendidikan Indonesia dan Belanda
berbeda karena Belanda memiliki sistem khusus yang membuatnya berbeda dengan
sistem pendidikan di Asia, Amerika dan bahkan di Eropa.
Prosesi wisuda setelah sukses mempertahankan disertasi (Foto: JIM)
6
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
Pendidikan lanjutan ini terbagi
menjadi beberapa program:
VMBO (Voorbereidend 1.
Middelbaar Beroepsonderwijs)
Program 4 tahun ini memberikan
pendidikan yang merupakan
gabungan dari pendidikan
umum dan kejuruan. Lulusannya
bisa melanjutkan ke pendidikan
tingkat menengah kejuruan
(Midelbaar Beroepsonderwijs/
MBO).
HAVO (Hoger Algemeen 2.
Voortgezet Onderwijs)
Program 5 tahun ini
memberikan akses langsung ke
pendidikan tingkat tinggi yaitu
ke Hoger Beroepsonderwijs
(HBO/university of profesional
education). Dua tahun terakhir
dalam HAVO merupakan tahun
penjurusan untuk memilih
bidang pilihan mereka. Siswa
lulusan HAVO dapat melanjutkan
studinya ke VWO apabila
mereka ingin melanjutkan ke
universitas. Akan tetapi, mereka
harus menambah tahun
pelajaran sehingga jangka
waktunya menjadi lebih lama
dibandingkan dengan langsung
ke program VWO.
VWO (Voorbereidend 3.
Wetenschappelijk Onderwijs)
Program 6 tahun ini juga
memberikan akses langsung
ke pendidikan tingkat tinggi
(universitas). Tiga tahun terakhir
dalam VWO merupakan tahun
penjurusan untuk memilih
bidang pilihan mereka.
Penjurusan dalam HAVO dan VWO
terbagi menjadi:
Ilmu teknologi dan isika 1.
(techniek en natuur)
Ilmu kesehatan ( natuur en 2.
gezondheid)
Ilmu sosial ekonomi ( economie 3.
en maatschappij)
Ilmu sosial dan budaya ( cultuur 4.
en maatschappij)
Pendidikan tingkat menengah
kejuruan
MBO diberikan dalam beberapa
jurusan, antara lain ekonomi,
teknik, kesehatan, perawatan,
kesejahteraan, dan pertanian.
Program MBO diberikan dalam 4
tingkatan (1-4 tahun) dan hanya
lulusan dari tingkat 4 MBO saja
yang dapat memiliki akses ke HBO.
Pendidikan tingkat tinggi
Pendidikan tingkat tinggi di
Belanda terdiri atas 2 bagian, yaitu
HBO (sekolah tinggi/institut) dan
WO (universitas). HBO memberikan
pendidikan yang bersifat siap guna
untuk siswa yang ingin langsung
terjun ke dunia professional dan
praktis, sedangkan universitas
memberikan pendidikan yang
bersifat spesiik/penjurusan
berdasarkan ilmu-ilmu murni. Pada
setiap tahun pertama HBO/WO ada
penyaringan yang disebut dengan
masa propedeuse. Dalam proses ini,
setiap siswa wajib menyelesaikan
mata pelajaran tahun pertama
mereka dan waktu dua tahun.
Jika siswa tersebuut gagal, maka
dia akan dikeluarkan dari jurusan
(Drop-out/DO).
Sejak tahun 2002, pemerintah
Belanda memberlakukan sistem
pendidikan tingkat tinggi baru.
Pada sistem baru ini, pendidikan
tingkat tinggi dibagi menjadi tiga
tingkat, yaitu Bachelor dan Master
(BAMA) serta tingkat doktoral
(Ph.D.).
Walaupun menurut peraturan
tersebut lulusan dari HBO maupun
WO mempunyai gelar yang setara,
ada beberapa perbedaan yang
mencolok antara kedua institusi
tersebut dalam penerapan sistem
BAMA dan Ph.D. (lihat tabel).
Sedangkan gelar Ph.D hanya
bisa diperoleh melalui program di
WO. Lulusan program Bachelor dari
HBO yang ingin memasuki program
HBO WO
Bachelor Degree
diperoleh setelah
menyelesaikan pro-
gram di HBO den-
gan mengumpulkan
kredit sebanyak 240
European Credit
Transfer System
(ECTS) selama 4
tahun. Lulusan pro-
gram ini hanya ber-
hak menggunakan
titel Bachelor yang
berkaitan dengan
jurusannya.
Contoh: Ingenieur,
Bachelor of Engi-
neering (B.Eng.),
Bachelor of Nursing,
dan lain-lain.
Bachelor Degree
diperoleh setelah
menyelesaikan pro-
gram di universitas
dengan meng-
umpulkan kredit
sebanyak 180 ECTS
selama 3 tahun.
Lulusan program ini
berhak menguna-
kan titel Bachelor of
Science dan Bach-
elor of Arts (B.A./B.
Sc.) tergantung
dari jurusan yang
diambil
Master Degree
diperoleh set-
elah menyelesaikan
program magister
di HBO dengan
mengumpulkan
kredit sebanyak
60 atau 120 ECTS
(1 atau 2 tahun).
Lulusan program ini
hanya berhak meng-
gunakan title master
yang berkaitan den-
gan jurusannya.
Contoh: Master of
Social Work, Master
of Business, dan
lain-lain.
Master Degree
diperoleh setelah
menyelesaikan pro-
gram magister di
Universitas dengan
mengumpulkan
kredit sebanyak 60,
90 atau 120 ECTS
(1, atau 1,5 atau 2
tahun).
Lulusan program ini
berhak menguna-
kan titel Master of
Science dan Master
of Arts (M.A./M.Sc.)
tergantung dari ju-
rusan yang diambil.
magister di WO wajib memasuki
1 tahun persiapan di WO (pre-
master) sebelum memulai program
dengan jurusan yang sudah dipilih,
atau mengambil program pre-
master WO dalam masa studi minor
HBO di tahun ketiga/keempat. Hal
tersebut juga berlaku bagi lulusan
program magister dari HBO yang
ingin melanjutkan pendidikan ke
tingkat Ph.D. di WO. ***
Yasmin Soraya.
7
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Di negeri yang
p e n d a p a t a n
perkapitanya USD
52,500 ini, barang
bekas/ loak atau
second-hand masih
sangat dihargai
dan diminati.
Di Wageningen
contohnya, residen
kecil berpenduduk 35
ribu jiwa inimemiliki
paling tidak beberapa
toko tempat jual-
beli barang loak,
Yang cukup dikenal
diantaranya adalah
Kringloop, Emaus,
dan Terre de Hommes.
Barang-barang yang ditawarkan
pun bervariasi seperti buku,baju,
lemari es, sofa, meja, sepatu,
CD, pernak-pernik, microwave,
penyedot debu (vacuum cleaner),
barang pecah-belah dan masih
banyak lagi.
Faktanya, Pemerintah daerah
setempat seperti Walikota/
Kotamadya (Gemeente) inilah
yang mengorganisir pengumpulan
barang-barang bekas ini. Bagi
penduduk yang ingin membuang
barang layak pakai disediakan
tempat-tempat tertentu. Untuk
baju atau sepatu contohnya,
disediakan kontainer di depan
supermarket-supermarket. Atau
untuk barang besar seperti sofa,
kulkas, meja dan sebagainya akan
diangkut langsung dengan syarat
wajib lapor pembuangan barang.
Selain toko barang bekas di atas,
ada juga yang disebut rommelmarkt
atau pasar barang bekas. Kegiatan
ini biasanya dikoordinir oleh “RT/
RW” setempat dan diadakan
pada hari dimana semua orang
bisa berjualan barang yang tidak
diperlukan lagi.
Barang-barang
tersebut bisa
dijual kembali.
Dan jika
beruntung, harga
jualnya bisa lebih
tinggi dari harga
beli.Kegiatan jual beli barang bekas
seperti ini pun
sudah merambah
ke dunia maya.
Cek saja situs-
situs seperti e-Bay,
Marktplaats, dan
T w e e d e h a n d s
yang traic-nya tak
pernah sepi dalam
bisnis jual-beli
barang baik baru
maupun second-
hand. Dalam situs-
situs tersebut,
jenis barang yang
ditawarkan lebih
beragam lagi
seperti sepeda,
barang elektronik,
pakaian, musik, sampai rumah,
mobil danbahkan alat pemuas
seks.
Jual-beli barang ini sangat
menguntungkan para mahasiswa
yang umumnya hidup menghemat.
Tanpa malu-malu, Jiman mengaku
bahwa barang-barang di kamarnya,
mulai dari speaker, kulkas, lemari
hinggabeberapa baju hangat,
didapatnya dari toko barang loak.
“Mengapa harus malu?” katanya.
Begitu pula halnya dengan
Afan,ia mengaku sangat terbantu
dengan situs Marktplaats. Barang
apapun yang ia butuhkan– seperti
laptop dan kamera - tersedia
di sana dengan harga miring.
“Barang-barang tersebut juga bisa
dijual kembali,” katanya. “Dan jika
beruntung, harga jualnya bisa lebih
tinggi dari harga beli,” tambahnya.“
Lain lagi dengan Oscar, selain
berburu barang di Marktplaats,
ia juga memperluas pertemanan
Malu Beli Barang Bekas?
Emy, mahasiswa, memperoleh 5 buah buku tentang pariwisata seharga satu euro. Libert, juga
mahasiswa, dengan bangga mempertontonkan satu set puzzle, beberapa mobil-mobilan, dan
sebuah boneka beruang yang semuanya masih dalam kondisi mulus dan hanya seharga beberapa
euro. “Ini mau saya bawa pulang untuk anak saya,” katanya (Foto:JIM).
Afan,
mahasiswa
Wageningen
University and
Research Center.
8
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
“Saya suka fotograi dan saya
biasa membeli perlengkapan
fotograi melalui Marktplaats. Di
situ saya bertemu banyak teman-
teman baru. Ada teman yang
kemudian menjadi teman berbagi
pengetahuan fotograi, tapi ada
juga yang ternyata pejabat tinggi
di Belanda dan saya bisa banyak
bertanya serta bertukar pikiran.
Kalau penjualnya ‘cewek pirang’,
bisa minta tukeran nomor hape
juga,” guraunya.
Membeli dan mengumpulkan
barang bekas memang cukup
diminati karena pada umumnya
barang baru di Belanda harganya
selangit. Namun di balik itu, ada
pula beberapa cerita dari teman-
teman yang kurang beruntung
dalam berburu barang bekas. Salah
satu mahasiswi Indonesia, sebut
saja Yuni, pernah membeli sebuah
televisi dengan harga sangat murah.
Namun ternyata tv tersebut rusak
dan tidak bisa dipakai. Beberapa
teman mahasiswa lainnya juga
mengeluh karena ternyata barang
yang mereka beli cacat, rusak atau
bahkan lebih mahal dari harga
barunya. Untuk itu, diperlukan
kejelian dalam memilah barang
bekas yang hendak dibeli. Jika
perlu, bisa meminta bantuan
teman-teman yang telah lebih
lama berkecimpung dalam dunia
transaksi barang bekas.
Itulah fenomena gunung es pasar
loak di Belanda. Perburuan barang
lungsuran di negeri ini bukan
hanya kegiatan dan konsumsi
masyarakat menengah ke bawah.
Tanpa rasa gengsi dan pakewuh,
bisa dibilang semua orang di
Belanda memanfaatkan jual-beli
barang loak. Mahasiswa Indonesia
pun merasa keberadaan pasar loak
ini sangat membantu kehidupan
mereka di negeri ini. Selama bisa
dimanfaatkan, kenapa harus malu?
Website toko barang bekas
Toko Kringloop di daerah rumah 1. anda: http://www.kringloopwinkels.nl/
Jadwal dan tempat rommelmarkt: 2. http://www.xs4all.nl/~mkalk/vlomarkt.htm
http://www.terredeshommes.nl/3.
Mailing list jual beli barang untuk 4. expat daerah zuid-holland (Den Haag, Delft, Leiden, Utrecht dan sekitarnya) : [email protected]
Situs jual/ beli barang bekas umum: 5. www.marktplaats.nl
Situs jual/ beli barang bekas khusus 6. pelajar: http://www.studmarkt.nl/
www.tweedehands.nl7.
www.ebay.nl8.
***
Jimmy Perdana.
Kotak Saran Jual
Beli Barang BekasBandingkan harga •dengan harga asli dan
harga jual dalam situs-
situs di atas
Periksa kelebihan dan •kekurangan barang.
Bila membeli, jangan
ragu untuk bertanya
pada penjual dan beru-
sahalah untuk jujur bila
menjual barang
Tanyakan tips-tips pada •teman yang sudah
berpengalaman dalam
jual/beli barang bekas
Jangan gampang tergi-•ur dan langsung mem-
beli sebelum melaku-
kan tips-tips di atas
Yuk, Nulis!Perhimpunan Pelajar Indonesia
(PPI) di Belanda pernah menorehkan
sejarahnya lewat perjuangan media.
Indische Vereeniging atau Perhimpunan
Hindia yang berdiri tahun 1908 pernah
menerbitkan buletin Hindia Poetera. Pada
September 1922, organisasi ini berubah
menjadi Indonesische Vereeniging.
Mereka kembali menerbitkan majalah
Hindia Poetra dengan Hatta sebagai
pengasuhnya.
Hindia Poetra ini menjadi
sarana untuk menyebarkan ide-ide
antikolonial. Pada dua edisi pertama,
Hatta menyumbangkan tulisan kritik
mengenai praktek sewa tanah industry
gula Hindia Belanda yang merugikan
petani. Tahun 1924, nama majalah
Hindia Poetra berubah menjadi
Indonesia Merdeka. Tahun 1925 nama
organisasi Indionesische Vereeniging
resmi berubah menjadi Perhimpunan
Indonesia (PI).
Untuk menghidupkan kembali
semangat perjuangan lewat media ini,
PPI Belanda bermaksud menerbitkan
majalah online sebagai jembatan
informasi dan aktualisasi idealism
pelajar Indonesia dengan nama JONG
INDONESIA.
“Jong” (Bahasa Belanda) artinya
PEMUDA. Menjelang Sumpah Pemuda
1928, banyak muncul perkumpulan
seperti Jong Java, Jong Sumateranen
Bond, Jong Celebes, dan lain-lain.
Dengan semangat Sumpah Pemuda
1928, majalah JONG INDONESIA ingin
mengajak para pelajar di negeri untuk
menyumbangkan pemikirannya untuk
Indonesia yang lebih baik.
JONG INDONESIA diharapkan
menjadi media pembelajaran, transfer
informasi-pengetahuan; mempererat
dan memperluas persaudaran serta
memberikan masukan menuju Indonesia
yang lebih baik. Kami mengundang
Anda, untuk mengirimkan tulisan
berupa artikel, opini, dan lain-lain untuk
mengisi rubrik-rubrik: SURAT PEMBACA;
SAINS dan TEKNOLOGI; LINGKUNGAN;
SOSIAL POLITIK; BUDAYA; JALAN-JALAN;
RESENSI BUKU; dan lain-lain.
Kirimkan tulisan Anda melalui email:
Redaksi JONG INDONESIA
9
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Peter Fennema, Londo Yang Cinta Lagu Indonesia
Peter yang tinggal di
Enschede, provinsi
Overijssel, Belanda timur
ini bercerita tentang minatnya pada
musik dan hingga kini namanya
dikenal oleh hampir seluruh pelajar
Indonesia di kota tersebut. Ia
sempat belajar piano klasik di masa
mudanya. Bersama tiga kawannya,
ia membentuk band bernama Link,
dan di tahun 1990 mereka membuat
album pertama yang lagu-lagunya
berbahasa Inggris.
Bersama pasangannya, Lucie, ia
sering berwisata ke Asia, terutama
ke Indonesia. Di sanalah ia mulai
memperhatikan musik-musik
Indonesia dan akhirnya tertarik.
Dalam perbincangan kami di
rumahnya, Peter bercerita, “Saya
banyak menyanyikan lagu-lagu
berbahasa Inggris juga. Namun
di Indonesia, saya perhatikan
mereka memiliki warna musik
yang beragam. Sejak itu saya
mulai dengan gitar mencoba
menyanyikan beberapa lagu
Indonesia.”
Di Indonesia, dia tak cuma
berwisata seperti wisatawan
mancanegara umumnya tetapi juga
membaur dan berinteraksi dengan
penduduk lokal. Pernah suatu
kesempatan di Sulawesi, ia bermain
musik dengan warga setempat.
Sikap yang tak segan dan ramah
ini membuatnya banyak memiliki
teman orang Indonesia.
Bagaimana ia bisa dikenal para
pelajar Indonesia di Enschede?
“Tahun 2006 ketika Lucie dan saya
kembali dari liburan kami, saya
mencoba merekam lagu-lagu yang
bisa saya nyanyikan. Kemudian
saya coba membuat situs web
sederhana, hanya berisi rekaman
MP3 dan baru memuat teks-teks
tanpa gambar yang menarik.
Lalu saya kenal seorang pelajar
Indonesia, dan dia mendaftarkan
email saya ke milis PPI (Persatuan
Pelajar Indonesia) Enschede. Di situ
saya memperkenalkan diri dan hobi
saya.”
Rekaman lagu Desaku di situs
www.nlpeter.nl inilah yang pertama
membuat heboh Enschede. Di situs
miliknya itu, ia tak cuma bernyanyi,
tetapi juga mengucapkan lafal lagu
dengan baik. Peter rupanya pernah
belajar bahasa Indonesia. Ditambah
interaksi dengan penduduk ketika
liburan di Indonesia, dia bisa
berbicara dan mengerti meski
hanya sedikit.
Dalam rumahnya yang
sederhana untuk ukuran Belanda,
terdapat sebuah piano di ruang
tamu. Ada juga ruangan kecil
yang tidak terpakai, dan ia buat
sebagai studio kecilnya. Di studio
itu ia memproses rekaman suara
dan videonya. Dinding studionya
memang tidak dilapisi peredam
bising, namun lingkungan
rumahnya cukup tenang. Di situ
hanya ada peralatan sederhana
saja menurutnya: komputer
untuk perangkat lunak yang
dibutuhkan, mixer untuk mikrofon,
headset, dan instrumenkeyboard
untuk aransemen musiknya,
serta gitar akustik dan elektrik.
Pengagum Chrisye ini sudah
beberapa kali diundang tampil
oleh PPI Enschede dalam acara
cultural mereka. Bahkan ia pernah
diundang untuk wawancara
langsung di Nuansa Pagi RCTI
dan bertemu dengan keluarga
mendiang Chrisye. Dan saat ini di
sela-sela rutinitas kerjanya, meneer
Fennema sibuk menyiapkan
rekaman lagu berbahasa Indonesia
yang dikarangnya sendiri. Video-
video dan kolaborasinya dengan
pelajar Indonesia sengaja ia unggah
di YouTube. Hampir lebih dari tiga
tahun berkecimpung dengan lagu-
lagu Indonesia, sekarang ia memiliki
banyak kenalan musisi Indonesia.
(Mungkin bila teman-teman
berkesempatan ke Enschede dapat
berkenalan dengan Peter. Tapi bila
tidak, cukup berkenalan melalui
websitenya yang menarik. Bila Peter
saja mencintai musik Indonesia,
mengapa kita tidak?)***
Bhayu Prasetya Turker.
Di ruang tamu, berdiri sebuah rak setinggi sekitar 2 meter tempat koleksi-koleksi CD-nya.
Dari situ, ia mengambil satu dari tiga album cakram padat berangkai dengan judul Chrisye
Masterpiece Trilogy. “Total 21 keping. Saya mendapatkannya dari istri Chrisye,” kata Peter
Fennema, menjelaskan album yang memuat karya-karya yang pernah dinyanyikan mendiang
musisi legendaris Indonesia itu.
10
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
Bulgaria:Mengenal dari dalam
Bulgaria adalah negara yang
sudah menjadi anggota
Uni Europa namun belum
masuk daerah Schengen (baru
tahun 2011 nanti). Pada Bulan
Mei 2009 saya perlu bepergian ke
Bulgaria. Dan sebagai pemegang
paspor Garuda, saya wajib membuat
visa. Biaya visa adalah 60 Euro dan
pembuatannya di kedutaan besar
Bulgaria, Den Haag, memakan
waktu kurang lebih seminggu.
Syarat pembuatan visa waktu itu
adalah kartu izin tinggal di Belanda
(verblijfsdocument) yang masih
berlaku beberapa bulan, tiket
ke Bulgaria p.p., tanda reservasi
penginapan, dan surat tabungan
bank atau slip gaji.
Saya mendarat di bandara Soia
dengan Wizz Air, yang berlokasi di
terminal 1. Petugas imigrasi masih
cukup curiga terhadap kami yang
mempunyai paspor Garuda ini,
walaupun kami mempunyai kartu
izin tinggal di negara Eropa yang
lebih maju. Setelah menunjukkan
tiket, tanda reservasi hostel, dan
surat-surat lainnya, barulah kami
diperbolehkan masuk. Untung
dokumen-dokumen yang saya
bawa untuk pengurusan visa masih
saya simpan sebagian.
Sebelum berangkat, teman kami
mengingatkan bahwa penting
untuk memilih satu-satunya
perusahaan taksi yang beres karena
yang lainnya suka menipu. Tapi kami
menemukan
taksi sampai
pusat kota
d e n g a n
harga 3 Euro
per orang;
t a k s i n y a
m e r u p a k a n
mobil minibus
berkapasitas
9 orang.
Karena bisa
m e m b a y a r
d e n g a n
Euro dan
p e t u g a s n y a
profesional dengan bahasa Inggris
dan kartu nama resmi, kami pun
naik menuju pusat kota tanpa biaya
tambahan.
Waktu kami berada di kota Soia,
pengamatan kami tidak terlalu
dalam karena masih semangat
mencari tempat wisata terkenal
seperti katedral ortodox Alexander
Nevski. Setelah berkeliling
seharian, saya mulai menyadari
situasi warganya. Negara yang
total penduduknya 7,5 juta jiwa
ini terlihat cukup banyak memiliki
komposisi penduduk berusia tua.
Kemungkinan besar, yang muda
banyak mencari penghidupan di
negara-negara Eropa yang lain.
Suhu udara pada akhir bulan Mei
saat itu sudah mencapai sekitar
20 derajat Celsius, sehingga mirip
musim panas di Belanda. Selain itu,
matahari bersinar sangat cerah dan
terik, sehingga jauh lebih hangat
daripada Belanda. Bekal pakaian
yang saya bawa saat itu adalah
seperti yang biasa saya pakai di
Indonesia, dengan tambahan jaket
katun jika keluar malam.
Seperti halnya negara-negara
yang baru masuk Uni Eropa,
di Bulgaria banyak terdapat
konstruksi pembangunan karena
derasnya dana yang dikucurkan
demi mempercepat pencapaian
standar hidup yang layak menurut
Uni Eropa. Di kota Soia, saat itu
sedang banyak konstruksi jalur
kereta bawah tanah. Di kota Plovdiv
juga sedang ada pembangunan
terminal bus. Namun, di Soia
banyak tempat wisata sehingga
keadaan bangunannya lebih baik,
sedangkan di kota Plovdiv masih
banyak bangunan yang keadaannya
tidak terawat.
Ketika kami tiba di kota Plovdiv,
rasanya seperti sedang berada di
sebuah kota di Indonesia. Udara
hangat, lalu lintas yang tidak ramai
maupun tidak sepi, bangunan-
bangunan yang ala kadarnya dan
daerah komersial yang mirip (seperti
warung, tenda, toko kecil, dsb), juga
membayar bus kepada kondektur!
Ketika masuk daerah perumahan
penduduk dan melihat mobil-
mobil sederhana yang diparkir,
anak-anak yang sedang bermain
di reruntuhan bangunan, maupun
warga yang sedang “dangdutan”
di tengah jalan daerah perumahan,
semakinlah saya merasa seperti di
Indonesia.
Kota Plovdiv sendiri merupakan
salah satu kota tertua di Eropa,
Kondektur bus kota di Plovdiv.
14
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
Setidaknya tiga hal yang
melekat pada identitas
Belanda: kincir angin,
klompen (sepatu kayu), dan
tulip. Tapi tahukan anda bahwa
tulip bukanlah berasal dari
Belanda?. Ya, tulip berasal
dari Turki, Iran, Pakistan,
Afganistan, dan beberapa
daerah di kawasan Asia
Tengah. Tulip berkembang
pesat di Turki pada masa
kerjanaan Ottoman di bawah
pemerintahan Sultan Ahmed
III (1703-1730). Nama tulip itu
sendiri diambil dari bahasa
Persia, “toliban”. Tidak begitu
jelas alasan pemilihan nama
tersebut. Mungkin bentuknya
menyerupai “turban”, tutup
kepala yang banyak dipakai oleh
kaum Persian. Toliban kemudian
ditranslasi kedalam bahasa Latin
sebagai “tulipa”.
Carolus Clusius, peneliti bidang
botani pada Universitas Leiden,
Belanda, adalah tokoh dibalik
kesuksesan emblem tulip untuk
mencirikan Belanda. Dialah yang
pertama kali membiakkan tulip
pada abad ke 16. Hasil karya ilmiah
Clausius patut diacungi jempol.
Dia berhasil membiakkan tulip di
Belanda, daerah yang berada di
bawah permukaan laut. Sedangkan
didaerah asalnya, tulip hanya bisa
hidup di daerah pegunungan.
Tidak hanya itu, dia pun berhasil
untuk pertama kalinya melakukan
rekayasa yang menghasilkan tulip
dalam beberapa variasi warna.
Tulip, yang awalnya ditujukan untuk
tanaman obat, kemudian lebih
dikenal sebagai tanaman dekorasi.
Akantetapi, berbagai macam warna
dan variasi yang ada hanya tersedia
dalam jumlah terbatas. Wajar jika
kemudian diawal kemunculannya,
tulip hanya mampu dinikmati oleh
kaum kelas atas dan aristrokrat
Eropa.
Tidak demikian halnya dengan
keberadaan tulip saat ini. Riset
yang dikembangkan oleh
kerjasama berbagai lembaga di
Belanda mampu mereproduksi
berbagai variasi tulip dalam
jumlah yang tak terbatas sehingga
tulip saat ini mampu dijangkau
oleh berbagai kelas masyarakat.
Proeftuin Zwaagdijk (Agricultural
research center), International
Flower Bulb Centre, Koninklijke
Algemeene Vereeniging
voor Bloembollencultuur
(KAVB- the Royal General
Bulb Growers’ Association),
B l o e m b o l l e n k e u r i n g s d i e n s t
(Flowerbulb Inspection Service),
Hortus Bulborum Foundation,
Wageningen University and
Research Center, dan Leiden
University adalah contoh beberapa
lembaga yang melakukan riset
pengembangan tulip.
Pertanyaan yang harus
diselesaikan oleh para peneliti
tulip diantaranya bagaimana
menghasilkan varietas baru yang
tentu memiliki karakter unggul
dibandingkan varietas sebelumnya;
cocok digunakan sebagai tanaman
hias dan tanaman potong, tersedia
dalam berbagai bentuk, ukuran, dan
warna, serta memiliki daya tahan
terhadap berbagai penyakit. Usaha
yang dilakukan pemerintah Belanda
melalui kolaborasi berbagai pihak
cukup membuktikan konsistensi
dan keseriusan pemerintah
Belanda mengembangkan
tulip. Hingga saat ini
setidaknya tercatat lebih dari
10000 kultivar dan lebih dari
80% tulip di dunia di produksi
di Belanda. Tertarik untuk
melihat bagiamana indahnya
variasi jenis tulip di Belanda?
Keukenhof, dikenal juga
sebagai Garden of Europe,
adalah kebun tulip terbesar
di Belanda. Tidak hanya itu,
kebun yang terletak di selatan
Belanda di kota kecil bernama
Lisse bahkan tercatat sebagai
taman bunga terbesar di dunia.
Berdasarkan informasi pengelola
Keukenhof, tiap tahunnya sebanyak
7 juta bibit tulip dibiakkan untuk
menarik sedikitnya 800.000
pengunjung. Jika anda tertarik
mengunjuginya, perlu dicatat
bahwa Keukenhof tidak dibuka
sepanjang tahun, melainkan hanya
dari pertengahan bulan Maret
hingga pertengahan bulan Mei.
Cukup dengan mengeluarkan €
14 tiap penguňjung dewasa sudah
bisa menikmati keberagaman tulip
sepanjang hari dan tentu juga
berbagai atraksi lainnya seperti
parade bunga dan pameran anggrek.
Untuk tahun 2010, Keukenhof
akan dibuka pada 18 Maret – 16
Mei 2010. Namun demikian, untuk
mendapatkan pemandangan
terbaik dari Keukenhof, ada baiknya
anda berkunjung dipertengahan
April. Tertarik berkunjung? Silahkan
kunjungi http://www.keukenhof.
nl/. *** Yessie Widya Sari.
Keindahan tulip, keberhasilan Belanda
Merah putih, terinspirasi Indonesia-kah? (Foto: YWS).
15
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Belanda rasa Indonesia Pengalaman berkerabat dengan bangsa Belanda
Oleh: Arli Parikesit-Jerman
Lebih dari dua puluh tiga
tahun lalu, ayah saya
mendapat kesempatan
untuk studi kedokteran di Jerman,
dengan sponsor pemerintah
Jerman (DAAD) dan perusahaan
farmasi. Alhasil, dengan kebaikan
hati sponsor, saya, adik, dan ibu
berkesempatan menjenguk ayah
di Eropa. Sebelum keberangkatan,
ibu bercerita, bahwa kita akan
mengunjungi Belanda, dan
bersilaturahmi dengan kerabat di
sana. Saya terheran, bagaimana
mungkin kami bisa punya kerabat
orang Belanda? Ibu lalu menjelaskan,
bahwa tantenya menikah dengan
orang Belanda sehingga. anak
-cucu mereka sekarang menetap di
sana.
Setelah menginjakkan kaki di
Belanda untuk kali pertama, saya
bertemu dengan para kerabat di
sana. Memang tidak banyak yang
saya ingat, berhubung waktu itu
usia saya masih kecil. Namun,
foto-foto yang diambil oleh ayah,
memperlihatkan bahwa suasana
pertemuan kami saat itu sangatlah
hangat. Ada pesta meriah untuk
menyambut kami, sang keluarga
jauh dari negeri zamrud katulistiwa,
Indonesia. Semua kerabat kami di
foto tampak sangat bahagia
Beberapa tahun setelah
kunjungan saya ke Belanda, kerabat
di sana sempat mengunjungi kami
juga. Namun, ingatan saya tentang
mereka tetaplah masih samar-samar.
Setelah dua puluh tahun, saya sudah
mulai lupa dengan pengalaman
tersebut. Saya sibuk menyelesaikan
kuliah S2 saya di Universitas
Indonesia, dan juga sebagai asisten
peneliti di almamater saya. Namun,
di tengah kesibukan saya sebagai
a s i s t e n ,
tiba- tiba
om saya
m e m b e r i
k a b a r ,
bahwa akan
d a t a n g
s e o r a n g
kerabat dari
B e l a n d a .
Kenangan
masa lalu saya seakan kembali lagi
berputar ke belakang. Akhirnya,
kami sekeluarga bertemu
dengannya di Pondok Indah Mall
(PIM). Ternyata, dia masih terhitung
sepupu saya (anak sepupu ibu
saya). Kami mengobrol mengenai
berbagai hal. Ternyata dia ke
Indonesia untuk keperluan bisnis.
Iini mengingatkan saya, bahwa
memang bangsa Belanda adalah
bangsa pedagang, dan bisnis
adalah hal yang biasa bagi mereka.
Pertemuan itu pun berlalu, dan
saya sibuk kembali dengan rutinitas
di laboratorium bioinformatika.
Beberapa bulan berselang,
datanglah pemberitahuan di
email saya. Aplikasi saya untuk
melanjutkan studi S3 di bidang
bioinformatika diterima oleh DAAD.
Saya pun harus berangkat ke Leipzig,
setelah mengikuti kursus bahasa di
Indonesia dan Jerman. Mendengar
kabar ini, kami sekeluarga gembira,
dan mereka mengingatkan saya
untuk bersilaturahmi dengan
kerabat di Belanda.
Di sela-sela kursus bahasa, saya
menyempatkan diri bertemu
kembali dengan kerabat di Belanda.
Namun, pada pertemuan pertama
ini, tidak banyak anggota keluarga
yang hadir. Kedatangan saya ke
Belanda ini, juga disertai dengan
keheranan sebab saya menemukan
bahwa Bahasa Belanda dan
Jerman memiliki banyak sekali
kemiripan kosa kata. Lama setelah
itu, saya mulai mampu menebak
isi pembicaraan dan tulisan dalam
bahasa Belanda, walau tidak bisa
mengucapkannya sama sekali.
Sehingga, ketika kerabat saya
berbicara di antara mereka sendiri,
saya mulai bisa mengerti isi
pembicaraan mereka.
Kedatangan kedua, adalah
sewaktu libur natal terakhir. Saat
itu, saya mengontak sepupu saya,
supaya saya dipertemukan dengan
semua kerabat yang tersebar di
seluruh negeri Belanda. Mereka
semua menyanggupi untuk
bertemu dan bersilaturahmi dengan
saya, dan. bahkan memberikan
akomodasi di rumah mereka. Saya
heran, sebab setahu saya, dalam
kebudayaan barat, silaturahmi
menjadi hal yang asing. Tetapi saya
tidak menemukan hal itu di Belanda.
Sebelum puncak acara, saya dan
sepupu mempersiapkan makanan
Indonesia, di antaranya semur,
sayur lodeh, nasi kuning, kerupuk,
tahu-tempe, sambal, dan lain-lain.
Semua makanan Indonesia
ini kami persiapkan, untuk acara
Natal. Saya terheran sebab untuk
pesta Natal sekalipun, yang
menjadi masakan adalah makanan
Indonesia. Suasana pesta pun
sangat meriah, seperti selamatan
di Indonesia. Ini adalah suatu
pengalaman religius yang nyata
bagi saya:, selamatan di negeri yang
jauhnya ribuan kilometer dari tanah
air, dan bukan bersama bangsa
sendiri tetapi rasanya seperti di
Indonesia. Sungguh pengalaman
yang luar biasa. ***
16
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
Ada hal yang
membuat
hati miris
saat (harus selalu)
berhadapan dengan
realitas social negeri
ini yang seperti
potret buram. Saya
m e m a n d a n g n y a
dari sisi ekonomi.
Karena dampak
dari permasalahan
ekonomi ini
r e m b e t a n
masalahnya bisa
meluas ke berbagai
sector, seperti social,
budaya, politik dan
hukum bahkan
moral.
Lihat saja di kota-kota besar,
seperti Jakarta dan Surabaya .
Hampir disetiap sudut kota akan
kita dapati anak-anak jalanan,
pengemis, pengamen dan orang-
orang terpinggirkan lainnya. Yang
notabene mereka dianaggap
sebagai parasit ekonomi-sosial.
Saya sering bertanya-tanya dalam
hati, apakah pemerintah tidak
menyadari keberadaan mereka?,
bagaimana cara mengatasinya?.
Pertanya-pertanyaan seperti ini
selalu berputar-putar dalam benak,
bersamaan dengan pertanyaan lain
yang juga tidak kalah menggelitik
hati, apa atau siapa yang salah ini?
Adakah yang patut dipersalahkan?.
Ada sebagian yang berpendapat
ini adalah kesalahan manusia-nya.
Benarkah?
Tapi saya tidak sependapat.
Bukan mereka yang salah. Bukan
manusianya. Manusia2 seperti
mereka jadi terpinggirkan hanya
karena tidak memiliki akses
ekonomi. Alias fakir miskin. Dan ini
bukan salah mereka.
Menurut pendapat saya ini adalah
mutlak kesalahan sebuah sistem.
Kerena memang sistem ekonomi
yang ada tidak mengakomodasi
keberadaan mereka. Dan hanya
mengakomodasi manusia-manusia
yang memiliki modal alias kaum
berduit dan yang memiliki akses
pada perekonomian.
Ya sistemlah yang salah. Sekali
lagi aku bicara sistem ekonomi.
Dalam hal ini kapitalisme.
Walaupun mungkin tidak secara
eksplisit menyatakan bahwa negeri
menganut sistem kapitalisme,
tetapi dalam prakteknya jelas
terlihat bahwa sistem inilah
yang memainkan perannya
secara signiikan. Disadari atau
tidak. Sehingga kemudian dapat
disimpulkan bahwa tanpa disadari,
ternyata nilai-nilai yang ada
dalam kapitalisme memberikan
kecenderungan yang kontradiktif
dari apa yang menjadi tujuan
pembangunan isik ekonominya.
Permasalaha-permasalahan
social yang muncul dalam ekonomi
seperti diatas,
k e s e n j a n g a n
sosial, kemiskinan,
k r i m i n a l i t a s ,
p e n g a n g g u r a n
dan konlik sosial
masih menjadi
rapor merah yang
m e n g a c a u k a n
prediksi-prediksi
p e m b a n g u n a n .
Khususnya bagi
negara dunia
ketiga seperti
I n d o n e s i a .
B a g a i m a n a
tidak, beberapa
kali berganti
p e m i m p i n ,
p e r m a s a l a h a n
yang sama masih selalu saja muncul,
yang hingga detik ini masih belum
terselesaikan dengan baik.
Perlu pula disadari, bahwa
hingga kini kapitalisme belum
mampu mengatasi fenomena
ini. Dari analisa sederhana, saya
berkeyakinan, jika sistem ini
masih memegang peran dalam
perekonomian suatu bangsa, maka
bukan suatu hal yang mustahil
fenomena-fenomena seperti ini
akan terus kita saksikan.
Walaupun memang tak dapat
dipungkiri bahwa kapitalisme
telah memberikan begitu banyak
hasil positif bagi peradaban umat
manusia. Perkembangan teknologi,
kemudahan fasilitas hidup, infra
struktur dan variasi produk
menjadi bukti bahwa kapitalisme
menunjukkan perannya yang
signiikan.
Namun terlepas dari semua itu,
ternyata terdapat data-data yang
begitu jelas menunjukkan bahwa
sistem kapitalisme memberikan
goncangan-goncangan ekonomi
Kesalahan sistem atau manusianya?Oleh: Qoyz Lofty-Mahasiswa ekonomi di salah satu kampus di Jakarta
17
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
dan implikasi-implikasi yang
negative. Mulai jeratan hutang
dihampir seluruh negara
berkembang, kemiskinan yang
semakin luas di negara dunia ketiga
dan krisis-krisis ekonomi khususnya
sector keuangan. Seperti yang
baru-baru ini terjadi, krisis ekonomi
global.
Mengutip kata-kata Roy Culpeper,
dalam artikelnya “New economic
architecture”, mengatakan dengan
tegas dan jelas bahwa kesalahan
bukanlah terletak pada manusia-
manusia dibalik pembuatan
kebijakan dalam sebuah sistem
perekonomian, tapi adalah sistem
itu sendiri yang menjadi sumber
dari semua kekacauan ekonomi.
Berikut kutipannya :
“Sistemlah yang patut disalahkan
daripada pelakunya, Seperti yang
di ibaratkan oleh Robert Wade.
Meluasnya kecelakaan lebih
disebabkan oleh “desain jaringan”
daripada pelaku buruk sopir. Dalam
artikel Brieing yang saya tulis untuk
institute North-South pada juni
1998, saya menamai masalah ini
sebagai ketidak stabilan sytemik.
Ketidak stabilan ini telah berjalan
terus menerus dikemudikan
oleh pemerintahan tertentu
yang dipimpin oleh USA dan
kelompok G7-nya dan tekanan2
dari industry keuangannya
sendiri, untuk meliberalisasi
sector keuangan dan transaksi
rekening modal diseluruh dunia”.
Jadi, saya ikir haruslah
ada sebuah sistem yang bisa
mengakomodasi semua kondisi.
Baik yang berduit maupun yang
tidak sama sekali. Khususnya bagi
mereka yang dianggap parasit,
yang tidak memiliki akses ekonomi
tadi.
Sistem apakah itu?
Tentu saja sistem ekonomi islam.
Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi islam dalam hal
ini, mengakomodasi semua kondisi
ekonomi. Baik lingkungan maupun
pelakunya. Khususnya bagi mereka
yang dianggap parasit ekonomi
tadi. Islam menawarkan mekanisme
zakat sebagai kemestian sistem
untuk memecahkan masalah
ekonomi mereka, disamping
beberapa kebijakan ekonomi
Negara yang memang ditujukan
kepada mereka..
Sebenarnya yang relatif menjadi
potensi untuk menjadi masalah
adalah distribusi harta yang tidak
merata yang diberikan Allah kepada
masing-masing manusia. Ketika
penyikapan manusia terhadap
harta tidak benar, maka akan
menimbulkan masalah-masalah.
Penyikapan terhadap harta inilah
yang kemudian menjadi titik
perhatian sistem ekonomi islam.
Pengaturan ekonomi islam terhadap
perhatian ini begitu menyeluruh,
dari penyikapan individu, keluarga,
masyarakat hingga negara.
Namun tidak meratanya
distribusi harta tersebut kepada
manusia, bukanlah tanpa maksud
dan sebenarnya merupakan
sunnatullah. Sehingga dengan
keadaan tersebut, manusia
dianjurkan untuk saling berinteraksi
dengan baik, saling mengasihi dan
besyukur atas segala yang Allah
berikan. Dan atas dasar paradigma
inilah yang kemudian menjadi
perhatian dalam sistem ekonomi
islam.
Hal ini sejalan dengan corak
perekonomian yang mementingkan
kebersamaan atau altruisme, dan
keyakinan bahwa hidup hanyalah
sementara, sehingga harta sebagai
alat untuk hidup dikonsumsi
secukupnya saja. Meskipun
pencarian harta dilakukan sebanyak
yang kita mampu namun ini
bertujuan untuk tujuan altruisme
tadi.
Distribusi harta dengan
mekanisme zakat dan dampaknya
bagi perekonomian
Mekanisme zakat memastikan
aktivitas ekonomi dapat berjalan
pada tingkat yang minimal,
yaitu pada tingkat pemenuhan
kebutuhan primer.
Mekanisme ekonomi yang
akan menjelaskan proses
pengembangan itu ketika zakat
secara tepat diterapkan dalam
perekonomian. Karena zakat
yang bertugas mendistribusikan
kekayaan pada golongan
masyarakat yang membutuhkan,
dengan keyakinan bahwa pada
tiap harta yang didapatkan oleh
seseorang didalamnya terapat hak
fakir miskin dan orang-orang yang
kekurangan. Atau dikenal dengan 8
asnaf.
“sesungguhnya zakat-zakat
itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, amil
zakat, para mu’allaf, yang dibujuk
hatinya untuk memerdekakan
budak, orang-orang berhutang,
untuk yang (berjihad) dijalan Allah
dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah;
dan Allah maha mengetahui lagi
maha bijaksana”. (QS. At-Taubah :
60).
Mekanisme zakat ini memiliki
dua fungsi utama, yaitu : fungsi
yang memberikan manfaat bagi
individu dan bagi kolektif. Yaitu
sebagai alat ibadah yang memberi
kemanfaatan bagi individu, bagi
orang yang membayar zakat
dan kemanfaatan kolektif bagi
orang-orang dilingkungan yang
menjalankan sistem zakat ini.
18
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
Untuk lebih dapat
menggambarkan fungsi kolektif
zakat, dapat dijelaskan prosesinya
bahwa zakat akan dapat
menjelaskan demand (permintaan)
dipasar yang kemudian mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan demand terjadi karena
perekonomian mengakomodasi
golongan manusia tak mampu
sehingga pelaku pasar disisi
demand dan supply (permintaan
dan penawaran) meningkat
seiring pertumbuhan populasi.
Distribusi zakat pada golongan
manusia tak mampu akan menjadi
pendapatan yang kemudian
membuat mereka memiliki daya
beli, atau dengan kata lain, zakat
membuat mereka memiliki akses
pada perekonomian. Terlebih lagi
jika Negara menyediakan fasilitas
bagi mereka untuk bisa berusaha
terlibat aktif sebagai pelaku pasar
disisi supply.
Eksistensi zakat dalam kehidupan
manusia baik pribadi maupun
kolektif, pada hakikatnya memiliki
dua alasan utama, yaitu : alasan
ibadah dan alasan ekonomi. Alasan
ibadah mengungkapkan bahwa
eksistensi zakat merupakan salah
satu variable atau ukuran bagi
kepatuhan seseorang pada Allah
SWT. Artinya zakat merupakan
bentuk ibadah wajib bagi mereka
yang berada pada posisi yang baik
dilihat dari sisi kepemilikan harta.
Sementara alasan ekonomi adalah
alasan yang mengungkapkan
bahwa zakat merupakan variable
utama dalam menjaga kestabilan
social ekonomi. Dengan adanya
zakat, ekonomi akan terus dijaga
agar ada pada posisi aman untuk
terus berlangsung, sekaligus
menjaga stabilitas social pergaulan
diantara manusia, antara pelaku
pasar atau antara si kaya dengan si
miskin.
Zakat memungkinkan
perekonomian terus berjalan pada
tingkat yang minimum. Akibat
penjaminan konsumsi kebutuhan
dasar oleh Negara melalui baitul
mal menggunakan akumulasi
dana zakat. Bahkan ada yang
mengungkapkan bahwa zakat
berpengaruh cukup positif pada
ekonomi, karena instrument
zakat akan mendorong investasi
dan menekan penimbunan uang
(mencegah idle money). Sehingga
zakat memiliki andil dalam
meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara makro. ***
Belajar Menjadi
Delegasi PBB di
Konferensi TEIMUN
Di Belanda, ada sebuah wadah unik
bagi para mahasiswa yang ingin
mengetahui lebih dalam tentang
Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). Melalui berbagai konferensi
dan pelatihan, The European
International Model United
Nations (TEIMUN Foundation)
ingin mengenalkan diplomasi ala
PBB kepada para mahasiswa.
Kegiatan utama yayasan ini setiap
tahunnya adalah konferensi
tahunan TEIMUN. Dalam hajatan
tersebut, sekitar 240 mahasiswa
dari seluruh dunia mengalami
sendiri bagaimana mekanisme
pengambilan keputusan dalam
PBB dan NATO. Caranya, mereka
akan terlibat dalam permainan
simulasi peran. Setiap peserta bisa
memilih berperan dalam badan
atau delegasi PBB tertentu, mulai
dari menjadi Dewan Keamanan
PBB, Sidang Umum PBB, delegasi
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB
(ECOSOC), Dewan HAM PBB
(HRC), Mahkamah Internasional,
Dewan Atlantik Utara, hingga
Dewan Sejarah PBB. Peserta
akan langsung mempraktikkan
bagaimana mewakili sebuah
Negara dan mempertahankan
kebijakan luar negerinya.
Dengan begitu, selain memperoleh
pengetahuan tentang politik
internasional, para peserta pun bisa
mengembangkan kemampuan
berdebat dan berbicara di depan
umum. Konferensi ini juga lengkap
dengan program-program sosial,
ekskursi, bahkan berbagai pesta
asyik untuk berinteraksi lebih
akrab dengan sesama orang muda
dari aneka penjuru dunia.
Seperti tahun-tahun sebelumnya,
tahun ini konferensi TEIMUN akan
berlangsung bulan Juli, tepatnya 5
Juli-11 Juli di Den Haag. Temanya
adalah “Rise and Fall, Challenging
the ongoing processes of history”.
Adapun pembicara yang akan
hadir antara lain mantan menteri
luar negeri Belanda periode 2003-
2007, Bernard Bot; perwakilan
Belanda di PBB, Herman Schaper;
dan mantan menteri keuangan
Belanda, Gerrit Zalm. Bagi yang
berminat, registrasi bisa dilakukan
melalui situs http://www.teimun.
org/teimun/registration.html
dengan batas waktu pendaftaran
tanggal 7 Mei 2010.
Sayangnya, ada biaya yang harus
dibayar untuk ikut serta dalam
konferensi ini. TEIMUN memungut
biaya konferensi sebesar 150
euro per peserta. Biaya ini hanya
mencakup biaya pendaftaran
dan makan siang setiap hari.
Sementara biaya akomodasi, hotel,
visa, dan makan malam menjadi
tanggungan peserta sendiri.
***
19
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Transportasi dan identitas sosialOleh: Dian Tri - Delft
Tiga bulan sudah saya
menetap di kota Rotterdam,
Belanda dan hingga detik
ini saya masih terkesima dengan
budaya masyarakat Belanda
khususnya berkait dengan
penggunaan moda transportasi.
Bila bicara tentang isu moda
transportasi umum, bisa dikatakan
bahwa Belanda memiliki sistem
transportasi yang sangat baik.
Seperti kota-kota lain di Belanda,
Rotterdam memfasilitasi semua
pengguna jalan dengan sebaik-
baiknya. Ada beragam pilihan
bagi pengguna jalan dengan
fasilitas yang disediakan seperti
menggunakan mobil pribadi,
transportasi umum, sepeda dan
juga berjalan kaki. Pada setiap
jalurnya, jalan raya dibagi menjadi
tiga bagian yaitu jalur untuk
kendaraan roda empat, jalur untuk
sepeda dan jalur untuk pejalan
kaki. Selain ketiga jalur tersebut,
jalan raya juga dialokasikan untuk
jalur trem yang merupakan salah
satu moda transportasi umum
selain bis dalam memfasilitasi
mobilitas warga Rotterdam.
Beragam pilihan di atas
m e n j a d i k a n
p e n g g u n a a n
alat transportasi
s u n g g u h -
s u n g g u h
dilihat dari
fungsinya. Pilihan
seseorang atas
alat tranportasi
b i a s a n y a
didasarkan pada
p e r h i t u n g a n
e f e k t i v i t a s .
Contoh, ketika
s e s e o r a n g
memilih menggunakan sepeda, bisa
diasumsikan bahwa menghemat
biaya transportasi menjadi
alasan utama selain tentunya ada
alasan-alasan lain seperti untuk
menjaga kesehatan dan juga
menguruskan badan, seperti
saya. Ketika seseorang memilih
menggunakan trem ataupun bis,
biasanya dikarenakan cuaca buruk,
kondisi badan tidak it ataupun
ketika jarak yang ditempuh terlalu
jauh untuk menggunakan sepeda.
Begitupun ketika seseorang
memilih menggunakan mobil
pribadi, biasanya mobil pribadi
dipilih menjadi alat transportasi
seseorang ketika dia membawa
anggota keluarga seperti anak-
anak.
Pada intinya, pilihan penggunaan
jenis transportasi tidak lantas
mempengaruhi status sosial
seseorang. Di jalanan seperti di kota
besar Rotterdam, kita bisa melihat
laki-laki menggunakan stelan jas
terbaiknya tetapi tetap santai
bersepada menuju kantor. Begitu
juga dengan perempuan yang bisa
menggunakan pakaian terbaiknya,
berpenampilan anggun dan
modis tetapi bisa dengan nyaman
menggunakan sepeda menuju
kampus atau tempat kerjanya.
Pilihan seseorang menggunakan
sepeda, trem ataupun bis tidak
lantas memberikan embel-
embel status sosial pada mereka.
Pilihan akan sepeda tidak lantas
menunjukan bahwa orang tersebut
dari kelas menengah ke bawah dan
begitupun sebaliknya.
Hal yang sangat kontras bisa kita
lihat di kota-kota besar di Indonesia
seperti Jakarta. Pilihan seseorang
akan alat transportasi akan serta
merta memberikan label kepada
orang tersebut. Ketika dia hanya
mampu menggunakan sepeda
maka label sebagai kelas menengah
ke bawah akan melekat kepadanya,
kecuali sekelompok orang yang
peduli lingkungan dan akhir-
akhir ini marak mempromosikan
penggunaan sepeda ke tempat
kerjanya. Untuk kelompok ini,
pilihan mereka menggunakan
sepeda lebih kepada orientasi
mereka atas penjagaan lingkungan
dan tidak berkait dengan pilihan
penggunaan alat transportasi
dari segi efektivitas. Karena bila
ditelusuri, penggunaan sepeda,
untuk kota Jakarta yang luas dirasa
kurang efektif terlebih lagi dengan
suasana lalu lintas yang masih
kacau balau dan belum memfasilitsi
pengguna sepeda itu sendiri.
Di Indonesia, pilihan akan alat
transportasi juga menjadi salah satu
indikator kesuksesan seseorang
dalam hidupnya. Banyak dari
warga Jakarta yang menjadikan
kepemilikan atas mobil menjadi
target dalam hidupnya. Bukan
berarti ini merupakan hal yang salah.
Kita di sini tidak bicara mengenai
Bersepeda: murah meriah dan menyehatkan (Foto: YWS).
20
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
hal yang benar atau salah. Saya
juga tidak berniat menghakimi.
Saya hanya mencoba melihat dua
hal yang kontras antara pilihan
penggunaan transportasi di Jakarta
dan Rotterdam.
Mungkin bantahan yang akan
muncul adalah bahwa kita tidak
bisa membandingkan kota Jakarta
dengan kota Rotterdam yang
memang jauh lebih maju, teratur
dan modern. Tetapi perbedaan
ini membuat saya berikir, apakah
ada hubungan sebab akibat
antara pilihan penggunaan alat
transportasi dengan pembentukan
budaya di masyarakat, atau
sebaliknya? Pilihan alat transportasi
di kota Rotterdam yang benar-benar
dilihat dari sisi efektivitas atau segi
fungsi lambat laun membentuk
masyarakat yang bisa dikatakan
sederhana. Sekali lagi, ini hanya
berdasarkan pengamatan saja dan
memang belum ada penelitian yang
membahas tentang hal ini. Apa yang
saya amati di Jakarta, pilihan akan
alat transpotasi yang kemudian
mendorong pembentukan label
akan status sosial seseorang akhirnya
membentuk masyarakat yang tidak
sederhana dan saling berlomba
menunjukan keberhasilan yang
diukur dari berapa jumlah atau apa
jenis mobil yang dimiliki.
Kalau kemudian ada yang
beragumen bahwa apa yang
terjadi di Jakarta lebih dikarenakan
belum adanya fasilitas transportasi
umum yang memadai sehingga
masih banyaknya pilihan warga
Jakarta jatuh pada penggunaan
mobil pribadi, maka pertanyaan
lanjut yang kemudian muncul
adalah, apakah warga Jakarta yang
memiliki mobil kemudian akan
beralih menggunakan fasilitas
transportasi umum bila fasilitasnya
sudah memadai?
Saya sedikit skeptis akan hal
tersebut dikarenakan budaya
yang terlanjur terbentuk yaitu
dengan mengkaitkan status sosial
seseorang dengan isu kepemilikan.
Saat ini pemerintah DKI Jakarta
mencoba melakukan terobosan atas
kebuntuan masalah transportasi
dan sedikit berkait dengan isu
perubahan iklim melalui pengadaan
fasilitas jalur sepeda di di Jakarta.
Terobosan ini bisa dikatakan ironis
karena seperti diberitakan di
Kompas pada 1 Januari 2009, bahwa
jalur sepeda nantinya tidak akan
dicampur dengan jalur kendaraan
biasa (regular) tetapi menggunakan
trotoar yang digunakan
pejalan kaki. Direktur Lalu
Lintas Polda Metro Jaya
bahkan menyatakan bahwa
“Jalur sepeda tidak bisa
menggunakan badan jalan
mengingat jalannya terbatas
dan sudah terlalu macet. Itu
sebabnya, satu-satunya cara
yang memungkinkan agar
jalur sepeda bisa terwujud,
yakni dengan menggunakan
fasilitas pejalan kaki.”
Perspektif di atas makin
menguatkan asumsi saya
bahwa cara yang digunakan
untuk mengatasi masalah
kemacetan dan polusi di
Jakarta dengan bersepeda
hanya akan “menyita”
ruang pejalan kaki yang
sudah sangat terbatas. Saya tidak
bisa memahami alasan apa yang
melatarbelakangi pemerintah
mengorbankan hak pejalan kaki dan
bukannya mengambil sedikit ruang
yang selama ini digunakan oleh
mobil pribadi. Apa karena pilihan
akan jenis transportasi masih dirasa
berpengaruh pada status soial di
masyarakat? Benarkah mereka yang
bermobil memiliki status sosial
lebih tinggi dibandingkan pejalan
kaki?. ***
21
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Kolaborasi: Kunci keberhasilan penyediaan air minum berkualitas di Belanda
Oleh: Rina Puspitasari - Wageningen
Negeri Belanda sangat
terkemuka dalam
manajemen air di
wilayahnya, termasuk air minum
untuk penduduknya di seluruh
pelosok negeri. Bahan baku air
minum di Belanda adalah air
tanah (ground water, 60%) dan air
permukaan (surface water, 40%)
seperti air sungai Rhine dan Maas.
Belanda termasuk negara terdepan
di dunia dalam urusan pengadaan
air minum yang berkualitas tinggi
bagi penduduknya. Air minum
yang dialirkan melalui keran-
keran di rumah penduduk Belanda
merupakan air yang bebas klorin,
stabil secara biologis, dan aman
untuk diminum langsung. Kualitas
air minum yang sangat baik di
Belanda selalu mengacu pada
segala peraturan terkait air minum
di tingkat Uni Eropa maupun
nasional.
Data yang dirilis Asosiasi
Perusahaan Air di Belanda (Vewin)
menunjukkan bahwa pada tahun
2007 produksi air minum di
Belanda mencapai 1,138 juta m3
dengan total jaringan infrastruktur
transportasi dan pasokan air minum
di seluruh negeri ini mencapai
115,000 km. Proporsi terbesar dari
penggunaan air (layak) minum
oleh seseorang, dengan total
jumlah air 127.5 liter/ orang/ hari,
di lingkungan domestik penduduk
Belanda adalah 39% untuk mandi,
29% untuk urusan toilet, dan 14%
untuk mencuci pakaian . Sedangkan
air minum yang benar-benar
dimanfaatkan untuk dikonsumsi
(misalnya memasak, membuat
kopi, dan menjadi air minum)
adalah sekitar 3% saja. Tingkat
kebocorannya juga sangat rendah,
yaitu sekitar 6%, dibandingkan
Negara-negara lain di sekitarnya
yang bisa mencapai 12%. Angka-
angka ini menunjukkan betapa
penduduk Belanda diberkahi
dengan air berkualitas air minum
dalam jumlah memadai untuk
berbagai urusan yang memerlukan
penggunaan maupun konsumsi air.
Pemerintah Belanda cenderung
tidak membedakan air yang layak
diminum atau air yang digunakan
untuk aktivitas lain selain minum,
seperti mandi, mencuci mobil,
mencuci peralatan dapur, dsb,
karena pemisahan produksi dan
distribusi antara air layak minum
dengan air yang tidak untuk
diminum akan lebih mahal biayanya
daripada tidak memisahkan mereka.
Council Directive 98/ 83/ EC tanggal
3 Nopember 1998 tentang kualitas
air untuk konsumsi manusia menjadi
landasan kebijakan dalam rangka
melindungi kesehatan masyarakat,
terutama penduduk EU, dari efek
merugikan akibat kontaminasi
pada air yang dimaksudkan untuk
konsumsi manusia. Directive ini
memuat tentang standar parameter
mikrobiologi dan kimia yang harus
dipenuhi oleh air yang dimaksudkan
untuk konsumsi manusia.
Segala pencapaian fantastis
dalam pengadaan air minum
di Belanda, dan tetap terjaga
konsistensinya hingga saat
ini, tidak lepas dari kontribusi
berbagai pihak dalam penerapan
sistem manajemen air minum
di Belanda dan teknologi yang
tepat. Beberapa institusi dan
pemangku kepentingan terkait
berbagi tugas dan kewenangan
untuk menjamin pasokan air
minum yang berkualitas tinggi
bagi penduduk Belanda, seperti
pemerintah pusat, pemerintah
tingkat provinsi, pemerintah
daerah (kota, municipality), badan
pengawas air (waterboards),
perusahaan air minum dan
asosiasinya, serta konsumen.
Selain para pembuat kebijakan
dan pelaksana teknis di lapangan,
sektor penyediaan air minum
di Belanda juga ditunjang oleh
Air kran layak minum (Foto: YWS)
22
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
lembaga-lembaga riset terkait
produksi, distribusi, perawatan,
dan lingkup pekerjaan lain untuk
menjamin air minum berkualitas
tinggi senantiasa tersedia dalam
jumlah cukup sesuai kebutuhan
masyarakat. Semua pihak terkait
bekerjasama dengan tujuan akhir
penyediaan air minum berkualitas
tinggi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat secara konsisten dan
melindungi kesehatan masyarakat
dari risiko penyakit yang dapat
dihantarkan melalui air minum.
Pemerintah pusat (tingkat
nasional) adalah pembuat kebijakan
untuk menciptakan kondisi dan iklim
yang kondusif dalam pengadaan
air minum (waterworks) berkualitas
tinggi di seluruh pelosok negeri.
Berbagai perangkat kebijakan
yang menunjang pencapaian
tujuan ini dibuat oleh Pemerintah
pusat dan implementasinya di
lapangan menjadi tanggung jawab
pemerintah provinsi. Sedangkan
pemerintah kota memiliki peranan
penting dalam manajemen air di
kotanya. Mereka bertanggung
jawab mengatur sistem air limbah
dan penanganannya serta tata
ruangnya di kota dan lingkungan
sekitarnya. Kementerian
Perumahan, Tata Ruang,
Perencanaan, dan Lingkungan
(VROM) berwenang dalam
koordinasi pengawasan aspek
kesehatan dan higiene air minum,
sedangkan Departemen Pekerjaan
Umum dan Manajemen Air bersama
Badan Pengawas Air (waterboards)
bertanggungjawab atas kualitas
dan kuantitas air regional di
Belanda. Waterboards memonitor
tingkat air secara isik, mengontrol
kualitas air permukaan, menangani
air limbah, dan memelihara
kondisi isik aliran air permukaan.
Waterboards bernaung di bawah
satu Asosiasi waterboards Belanda
(Unie van waterschappen).
Ketersediaan air minum yang
berkualitas tinggi bagi seluruh
penduduk Belanda menjadi
tanggung jawab 10 perusahaan air
minum yang ada saat ini. Perusahaan
air minum menghasilkan air
minum yang memenuhi standar
kualitas terbaik dan menjamin
alirannya bagi konsumen secara
konstan selama 24 jam. Produksi
air minum berkualitas tinggi juga
diiringi praktek-praktek yang
memperhatikan keseimbangan
lingkungan hidup, termasuk
pemeliharaan, manajemen,
pengembangan, dan perbaikan
kondisi alam yang digunakan dalam
pengumpulan dan penempatan
air. Seluruh perusahaan air minum
tersebut tergabung dalam Asosiasi
Perusahaan Air Belanda (Vewin).
Vewin berperan penting dalam
membantu anggotanya mencapai
sasaran strategis perusahaan.
Jaminan atas air minum dengan
kualitas yang sangat baik juga
tidak boleh membuat konsumen
lupa diri dalam pemanfaatan air
minum. Konsumen harus menjaga
jalur aliran air minum di dalam
kediamannya tetap terawat baik
serta menggunakan air minum
tersebut dengan bijak.
Satu hal yang tidak kalah
pentingnya dan menjadikan sektor
air minum di Belanda sebagai
yang terdepan adalah perhatian
yang besar terhadap penelitian-
penelitian di ruang lingkup ini. Salah
satu program penelitian di sektor air
minum di Belanda adalah The Joint
Research Programme of the Dutch
Water Sector (BTO-programme)
yang dibiayai dan diinisiasi oleh
perusahaan air minum dan Vewin.
Kiwa Water Research (KWR) adalah
koordinator program ini. ***
Salju melumpuhkan
Eropa
Cuaca dingin dan salju masih
belum menunjukkan
tanda-tanda hengkang
dari dataran Eropa, menyebabkan
kekacauan jadwal lalu-lintas
dan menyebabkan puluhan jiwa
meninggal.
Pada akhir Desember 2009,
bandara Dublin tertutup salju
selama seminggu, menyebabkan
semua jadwal penerbangan
dibatalkan. Kondisi di Prancis tidak
jauh lebih baik. Di Lyon, sekitar
1000 penumpang terlantar di
bandara karena pesawatnya tak
bisa tinggal landas. Bagaimana
tidak, salju setebal lebih dari 20 cm
menutupi semua landas pacu.
Sementara itu, layanan kereta api
Eurostar yang menghubungkan
London, Brussel dan Paris
mengalami keterlambatan atau
pembatalan karena cuaca yang
sangat parah.
Di Jerman, lebih dari 160 orang
terperangkap semalam di jalan
raya dalam cuaca yang dingin.
Mereka bertahan hidup dengan
menjalankan pemanas kendaraan
sampai tim penyelamat datang.
Di Polandia, setidaknya 9 orang
dilaporkan tewas karena kondisi
ekstrim dalam seminggu ini
sementara lebih dari 100000 orang
dilaporkan kehilangan akses listrik
karena instalasi listrik tertimbun
salju. *** Jimmy Perdana
23
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Survei: pola makan mahasiswa Indonesia di luar negeri
Menjamurnya restoran-restoran
yang menawarkan menu eksotis
dari mancanegara di kota-kota
besar di Indonesia ternyata
tidak serta-merta menunjukkan
mudahnya orang Indonesia
meninggalkan pola makan sehari-
harinya; nasi. Di mana pun orang
Indonesia berada pasti mereka
mencari nasi. Fenomena ini terkuak
melalui survei yang dilakukan
oleh majalah JIyang khususnya
ditujukan pada mahasiswa
Indonesia yang sekarang sedang
menimba ilmu di mancanegara.
Sebanyak 119 mahasiswa telah
berpartisipasi sebagai responden.
Adapun sebaran latar belakang
para responden adalah sebagai
berikut:
55%
45%
Pria
Wanita
Dari 119 responden, 75%
mengakui bahwa nasi masih
menjadi makanan utama mereka;
16% mengonsumsi makanan
pokok berbasis terigu (roti, pasta,
dll), 4% mengonsumsi kentang
dan 5% mengonsumsi makanan
lainnya. Hal ini ditunjang dengan
data bahwa 47% responden
mengonsumsi nasi lebih dari sekali
sehari dan 44% responden lainnya
mengonsumsi nasi 3 kali seminggu
sampai 1 kali sehari dan hanya satu
responden yang mengonsumsi nasi
kurang dari sekali seminggu.
59%
5%
34%
2%
Belanda Eropa excl. Belanda
Asia Lainnya
Meski tak mampu lepas dari nasi,
mayoritas responden mengaku
frekuensi mengonsumsi makanan
tipikal Indonesia mereka tidak
terlalu tinggi. Hanya 18%
responden mengonsumsi
lauk dan sayuran khas
Indonesia seperti tempe,
tahu, rendang, kangkung,
ataupun sambal; 34%
mengaku mengonsumsinya
beberapa kali seminggu
dan sisanya mengaku hanya
mengonsumsi kurang
dari sekali seminggu.
Alasannya beragam,
terutama waktu dan tenaga
untuk menyiapkannya dan
kesulitan memperoleh
bahan yang cukup mahal
dan kadang bahan tertentu
tak tersedia.
78%
12%
8% 2%
Beasiswa Biaya pribadi
Digaji kampus Lainnya
Umumnya para mahasiswa
Indonesia tersebut memasak
sendiri atau dimasakkan teman.
Beberapa malah mengakui
kemampuan memasak menu khas
Indonesia terasah di negeri orang.
(masih relevan dgn hasil survey?).
Hanya sedikit responden yang
mengaku mendapatkan menu khas
Indonesia dari membeli jadi. Hal ini
bisa dimaklumi karena makanan
jadi di beberapa negara dipatok
dengan harga premium.
Survei juga menunjukkan
tidak terlalu tingginya animo
responden pada masakan
khas negara tempat mereka
menimba ilmu. 16.8% responden
mengaku mengonsumsi menu
Jus alpokat dan sate kambing, menu andalan “Restoran Bali”
Poznaň, Polandia. (Foto: JIM)
24
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
khas negara tersebut setiap hari,
26% beberapa kali seminggu,
43.7% kurang dari sekali seminggu
dan 13.5% sisanya tidak pernah
mencobanya. Beberapa alasan
pendukung adalah kemudahan
penyiapan sajian, kegemaran
mencoba, harganya lebih
terjangkau dan sedikit sekali karena
alasan mengikuti pola makan
pasangannya. Sementara itu, faktor
penghambat bagi para responden
terutama adalah alasan mahal,
rasa yang tidak cocok di lidah, dan
karena alasan agama/tradisi. ***
Jimmy Perdana.
Daftar toko/restoran Indonesia
di daerah Anda:
Putri Odi Indonesisch Take •Away, Renkum Belanda
Selera Anda, Amstelveen (dekat •Amsterdam), BelandaWarung
Kromo, Den Haag
Ming Kee, Den Haag•Restoran Mini, Rotterdam•Restoran Indonesia, Surabaya, •Bali, Eindhoven.
Restoran Cabe, Tokyo, Jepang•Haus von Java, Jerman•Warung Indonesia, Busan, Korea •Selatan.
Idaman Sayang, Malaysia.•Restoran Dayang dan Isaku, Den •Haag.
Restoran Jimbaran, Den •Haag,Warung Indo Mbak Wiwi
di Chiayi City, Taiwan.
Sarinah, Taiwan.•Indosakura, Taiwan.•Restoran Ayam Penyet, •Singapore.
Mirasa dan Warung Kamto, •South Korea.
Kaki lima Simpang Dago, •Bandung, Indonesia.
Di tempat saya bumbu-bumbu Indonesia masih harus bersaing dengan bumbu-bumbu •asia lainnya..ayo pengusaha Indonesia ekspor sebanyak-banyaknya bahan makanan
Indonesia, banyak kok konsumennya [Anonim, Belanda].
Terasi Indonesia dicekal masuk Belanda karena alasan quality assurance, sementara •ada banyak pasien yang kecanduan tingkat tinggi pada terasi hingga tak segan-segan
melakukan penyelundupan) [penulis]
Harusnya ada pilihan, mesen bahan makanan Indonesia via internet/toko online.. soalnya •gw seringnya gitu. [Akino, Belanda]
Enak masak sendiri, halal dan murah dan tentu kenyang [Anonim, Belanda]•Sulit untuk mendapatkan makanan halal, kecuali ke daerah masjid yang jaraknya 50-an •km [Anonim, Belanda]
Di Taiwan, lebih dari 90% makanan tidak halal sehingga yang bisa menjadi pilihan adalah •kios vegetarian (karena orang Budha taat biasanya vegetarian) atau ke warung Indo.
[Wahidah, Taiwan]
Bahan makanan apa saja asalkan bisa diolah. Boerenkool jadi bubur pun jadi, zalmilet pake •bumbu opor pun jadi..di mana bumi berpijak di situ langit dijunjung! Pokoke maknyuss!
[Adrian, Belanda]
Makanan indonesia di Belanda dimasaknya dengan menyesuaikan lidah orang Belanda •
Restoran Indonesia di Polandia (Foto: JIM)
25
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
Bung Hatta dan pemikirannya:
Peka potensi Uni Eropa sejak 1929
Belanda adalah salah satu negara
yang tergabung dalam kekuatan
ekonomi Uni Eropa (UE). Apabila
kita berbicara tentang nilai tukar
mata uang Euro sebagai indikator
perekonomian Uni Eropa, bila
dibandingkan dengan negara adi
daya Amerika Serikat, maka sejak
dikenalkan pada akhir 1998 hingga
kini (red. 31 Desember 2009),
terlihat jelas bahwa kekuatan
perekonomian UE memiliki trend
yang terus menguat. Baiklah, tapi
bukankah sudah banyak orang
yang tahu tentang itu? Jadi dimana
istimewanya?
Hal yang istimewa disini adalah
Bung Hatta, putra bangsa, sudah
menganalisa potensi kekuatan
ekonomi Uni Eropa untuk melawan
dominasi ekonomi Amerika Serikat.
Analisa tersebut dilakukannya
sejak 1929, lebih dari 60 tahun
sebelum Uni Eropa resmi terbentuk
melalui Treaty of Maastricht
pada awal 1992. Melalui buah
penanya dalam harian “Persatuan
Indonesia“ yang berjudul “Eropa
Serikat Dapatkah Tercapai?“, Bung
Hatta memaparkan penjelasan
mengenai pentingnya kekuatan
ekonomi berbasis persatuan untuk
memulihkan keadaan ekonomi
Eropa yang ketika itu keadaanya
carut marut.
Banyak negara negara Eropa
terlilit hutang besar kepada Amerika
Serikat yang pada saat itu sedang
menikmati masa jayanya.
Marilah kita langsung simak
pernyataan beliau dalam tulisan
fenomenal tersebut, “Di Amerika
Serikat dapat timbul perserikatan itu
(dalam konteks kemungkinan Eropa
berserikat), karena di sana penduduk
tidak terbagi-bagi dalam beberapa
negeri. Betul penduduk Amerika
Serikat berasal dari pelbagai jenis
(ras) manusia, akan tetapi pelbagai
jenis itu sudah menjadi satu dan
mengambil bahasa persatuan yaitu
bahasa Inggris. Waktu pelbagai jenis
itu datang ke Amerika, kemudian
melepaskan diri dari genggaman
imperialisme Inggris, mereka tidak
mengadakan perlainan jenis pula
diantara mereka dulu di Eropa. Akan
tetapi mereka mencebur diri mereka
menjadi satu bangsa, yaitu bangsa
Amerika. Sebab mereka sudah
berpuluh tahun hidup seperti satu
bangsa, walaupun asalnya pelbagai
jenis, maka perasaan kebangsaan
mereka hidup di seluruh tanah air
mereka. Sebab itu pula ekonomi
mereka jadi satu. Industri mendapat
pasar yang amat besar dalam tanah
air sendiri. Perasaan keekonomian
anak negeri Amerika tidak banyak
bedanya satu sama lain. Dan dalam
politik mereka berperasaan „orang
Amerika“ Kesatuan perekonomi
Amerika pada masa itu beliau
bandingkan dengan kekuatan
ekonomi bangsa-bangsa Eropa
yang cenderung berorientasi lokal
dan egoistis. Saat itu antara negara
Eropa satu dan lainnya masih terlalu
arogan untuk bekerjasama secara
fair dan masih terikat pada
kebanggaan daerah asal mereka
masing- masing, sehingga
persaingan tidak sehat (misal
melalui perang tarif antar negara)
justru menghancurkan semua
negara yang telibat dalam
persaingan itu sendiri.
Meskipun implementasi
persatuan ekonomi regional tidak
semudah membalikan telapak
tangan dan harus dilanjutkan
dengan operasi-operasi konkrit dan
terukur, beliau telah menekankan
pentingnya payung kemauan
politik dan keadilan sosial bagi
seluruh pihak yang terlibat dalam
mencapai kemajuan ekonomi
berbasis persatuan.
Berbicara tentang bangsa kita
yang terdiri dari beragam suku
bangsa, bahasa, budaya, dan
keragaman lainnya, potensi pasar
yang dimiliki oleh bangsa kita
adalah luar biasa besar. Bayangkan
anda memiliki usaha pisang
goreng, dan setiap warga rata-rata
mengkonsumsi pisang goreng
goreng anda perbulan sebesar Rp
1000. Dengan jumlah penduduk
sekitar 250 juta jiwa, hanya dari
usaha pisang goreng anda bisa
menggenerasikan uang sebesar
Rp 250 milyar. Contoh ini memang
terkesan berlebihan, tapi memang
begitu menakjubkannya pasar yang
kita miliki. Apabila produksi dalam
negeri dapat diserap baik oleh
negeri kita sendiri maka negeri kita
akan makmur dengan sendirinya.
Kembali kepada pemikiran
Bung Hatta, dalam membangun
persatuan perekonomian,
rasa persatuan dan senasib
sepenanggungan itu menjadi
salah satu modal utama.
26
Jong Indonesia - No. 2 - Februari 2009 - Tahun I
Sedia Payung
Sebelum hujan
Sedia payung sebelum hujan.
Masih ingat petuah bijak tersebut?
Ternyata pepatah lampau ini
tidak hanya diartikulasi makna
tersiratnya, tapi juga benar-benar
secara haraiah dipraktikkan oleh
paling tidak mereka yang tinggal
di Ingris dan Belanda, dimana
cuaca bisa berubah dalam
hitungan menit.
Mengecek kondisi cuaca
melalui internet sudah menjadi
ritual sakral “sedia payung” yang
biasa dilakukan. Jika lupa, siap-
siap saja salah kostum; kalau tidak
dilirik orang dikira beruang kutub
naik sepeda di padang pasir, ya
berdandan chick dan elegan
tapi pada akhirnya basah kuyup
karena guyuran hujan.
Tak jarang orang (juga para
mahasiswa Indonesia) mengecek
cuaca di luar rumah/laboratorium
dengan mengeklik situs tertentu
di internet, tapi lupa membuka
tirai jendela dan melongok ke
luar. Ironi memang. Jadi, situs
apakah gerangan yang biasa
mereka tengok? Berikut beberapa
situs bermanfaat itu. Semoga bisa
juga bermanfaat bagi mereka
yang hendak menggeluti bisnis
pawang/ramal hujan.
Accu-Weather
Sesuai namanya, situs
ini memang cukup akurat
memprediksi cuaca. Temperatur,
tekanan, arah angin dan
kecepatannya, jarak pandang,
persen kemungkinan presipitasi,
termasuk waktu matahari
terbit dan tenggelam disajikan
secara aktual. Bahkan, “real-feel
temperature” sudah menjadi
merek dagang mereka, berupa
t e m p e r a t u r
yang dirasakan
tubuh yang
s e d i k i t
b e r b e d a
d e n g a n
t e m p e r a t u r
t e r u k u r .
Kemungkinan
korelasi Ranz-
M a r s h a l l
d i g u n a k a n
u n t u k
menentuk an
Nusselt dan
S h e r w o o d
n u m b e r ,
k o e f i s i e n
transfer massa
dan panas.
Situs ini juga
menyajikan prakiraan cuaca
per-jam dan prakiraan cuaca 15
hari ke depan yang sering kali
keakuratannya cukup ajaib.
www.accuweather.com
Buienradar/Meteox
Bagaimana rasanya memiliki
mata seperti dewa petir? Kunjungi
situs ini. Situs ini menyajikan
peta dan arah pergerakan awan,
hujan, dan badai secara aktual,
termasuk prediksinya beberapa
jam ke depan. Situs ini sangat
praktis untuk memprediksi kapan
hujan datang dan kapan reda,
umumnya sangat berguna bagi
para komuter.
www.meteox.com atau www.
buienradar.nl
Masih banyak situs prakiraan
cuaca yang bertaburan di dunia
maya, seperti weather.com,
weather-forecast.com, dan
sebagainya. Konsultasi dengan
eyang google.com dijamin
memberikan lebih dari 35.700.000
link dalam hitungan milidetik.
Semoga bermanfaat. Jangan lupa,
sedia payung sebelum hujan. ***
Jimmy Perdana.
Selama masyarakat Indonesia masih lebih senang menyibukkan diri menghabiskan
waktu dengan perbedaan dan tidak memiliki rasa senasib sepenanggungan, selama
itu pula kesenjangan akan ada. Selama kesenjangan dibiarkan, maka rasa ketidakadilan dan iri dengki akan
timbul. Selama rasa iri dengki dibiarkan, maka perpecahan adalah keniscayaan. Selama perpecahan dan
pengkotak-kotakan masyarakat masih hidup, maka negara itu menjadi rapuh. Layaknya pengalaman pahit kita
dahulu (atau mungkin juga sekarang) yang pernah jatuh sebagai korban politik “Devide et Impera“.
Akhir kata, alternatif mana yang akan kita pilih? Bersatu dalam karya nyata dan berusaha ciptakan win win
solution, atau berpecah belah dan berikiran nobody should win if I could not be the winner. Menantangnya,
setiap mutiara kebaikan dan hikmah selalu mudah untuk dikatakan dan lebih berat untuk dilaksanakan. ***
Meditya Wasesa.
27
No. 2 - Februari 2009 - Tahun I - Jong Indonesia
EU Blue Card 2010Akses kerja untuk pendatang berketerampilan tinggi di Eropa
Uni Eropa (European Union/
EU) akan memberlakukan
Blue Card mulai tahun
2010. Proposal Blue Card ini telah
diajukan sejak
tahun 2007 lalu
dalam proposal
Directive on the
Condition of Entry
and Residence
of Third Country
Nationals for
the Purpose of
Highly Qualiied
E m p l o y m e n t .
Dalam proposal, EU
mencoba menarik
para pendatang
berketerampilan
tinggi (high-skilled
migrant) untuk
bekerja di negara-
negara EU karena
selama ini sistem
dan kebijakan
imigrasi yang
berbeda di tiap
negara anggota EU
meyulitkan warga non-EU untuk
masuk dalam pasar tenaga kerja
(labour market).
Ide Blue Card terinspirasi dari
US Green Card yang memberikan
izin tinggal dan kerja bagi para
pendatang dari luar Amerika
Serikat. Bedanya, EU Blue Card tidak
memberikan izin tinggal permanen.
Sistem yang diberikan lebih serupa
dengan sistem Visa H-1B di AS yang
hanya memberikan izin kerja dan
izin tinggal sementara.
Tiga syarat untuk mendapatkan
EU Blue Card ini: (1) Kontrak kerja
dari pemberi kerja di EU (minimum
1 tahun), (2) persyaratan kualiikasi
(yang dijelaskan dalam proposal
di atas, yaitu bagi pekerja yang
memiliki gelar atau ijazah sekolah
maupun ijazah lain yang diakui
telah menyelesaikan program
sekolah tinggi (setara sarjana/S1)
atau telah berpengalaman kerja
selama 3 tahun, serta (3) gaji bruto
sebesar tiga kali upah minimum
nasional.
Apabila tenaga terdidik telah
bekerja selama dua tahun di salah
satu negara EU, pekerja tersebut
diberikan hak mengakses EU labour
market. Selain itu, pemegang EU
Blue card juga diberikan jaminan
menikmati hak yang sama dengan
penduduk EU dalam hal jaminan
sosial, kebebasan berserikat,
pensiun, bantuan sosial, akses
pelayanan sosial, dan sebagainya,
m e m i l i k i
k e m u n g k i n a n
untuk berpindah
dari satu negara
ke negara lain
serta memiliki hak
untuk berintegrasi
penuh dalam EU.
Hak dan jaminan
tersebut juga
berlaku bagi
anggota keluarga
pemegang EU
Blue Card.
Ide Blue Card
ini menarik para
pendatang berskil
untuk bekerja
di EU. Meski
begitu, perlu
disadari bahwa
Blue Card dapat
m e n i m b u l k a n
brain drain atau
kekurangan tenaga ahli bagi
negara dunia ketiga serta dapat
meningkatkan kemiskinan dan
ketertinggalan. Selain itu, perlu
diwaspadai terjadinya brain waste
bila pemegang EU Blue Card
kehilangan pekerjaan dan terpaksa
melakukan perkerjaan rendah
(non-skilled job) karena persaingan
ketat dengan prioritas pemberian
kerja kepada penduduk EU serta
Masyarakat Ekonomi Eropa (EEA).
***
Yasmin Soraya.