MAKALAH
USAHA RUMAH TANGGA
COKELAT OLAHAN
DOSEN PEMBIMBING: KUSPRATMONO, SH., MM.
DISUSUN OLEH:
IRWANSYAH C. NUGRAHA
11020320
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
DWIPA WACANA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat,
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai bisnis rumah
tangga ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan. Penulis
sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen pembimbing mata kuliah Kewirausahaan,
Bapak Kuspratmono SH, MM, dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya, penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini memberikan informasi untuk kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan informasi mengenai bisnis rumah tangga.
Jakarta, 1 Maret 2014
Penulis,
Irwansyah C Nugraha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................
B. TOPIK BAHASAN ..........................................................................................................
C. TUJUAN .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................
A. USAHA RUMAH TANGGA COKELAT OLAHAN ..............................................................
B. BAHAN BAKU USAHA COKELAT OLAHAN ....................................................................
C. TEMPAT USAHA ...........................................................................................................
D. PERLENGKAPAN USAHA ..............................................................................................
E. KARYAWAN .................................................................................................................
F. PROMOSI .....................................................................................................................
G. HARGA COKELAT .........................................................................................................
H. RISIKO USAHA .............................................................................................................
I. TIPS MENJALANKAN USAHA .......................................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
A. KESIMPULAN ...............................................................................................................
B. SARAN .........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalaknan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan
mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan
sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha
kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Wirausaha dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Founders, General Managers dan
Franchisee.
1. Founders (Pendiri Perusahaan)
Seorang Founders sering dianggap sebagai wirausaha murni, karena mereka secara nyata
melakukan survei pasar, mencari dana, dan fasilitas yang diperlukan. Founders yaitu seorang
investor yang memulai bisnis berdasarkan penemuan barang atau jasa baru atau yang sudah
diimprovisasi. Atau dapat juga seseorang yang mengembangkan ide orang lain dalam
memulai usahanya.
2. General Manager
Yaitu seseorang yang mengepalai operasional perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
3. Franchisee
Yaitu seorang wirausaha yang kekuasaannya dibatasi oleh hubungan kontrak kerja dengan
organisasi pemberi franchise atau franchisor. Tingkatan dalam sistem franchise terdiri atas
tiga bentuk. Pertama produsen (franchisor) memberikan franchise kepada penjual. Sistem ini
umumnya digunakan di dalam industri minuman dingin. Tipe kedua penjualnya adalah
franchisor, contohnya pada supermarket. Tipe ketiga, franchisor sebagai pencipta atau
produsen, sedangkan franchise adalah pendiri retail seperti restoran cepat saji.
Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah wirausaha yang dilakukan oleh Founders,
dengan skala yang kecil yaitu skala rumah tangga. Adapun untuk menentukan jenis usaha
rumahan yang tepat, kita harus posisikan diri kita terhadap kemampuan finansial serta
permodalan yang dimiliki. Berikut adalah beberapa jenis usaha yang bisa menjadi bahan
pertimbangan.
1. Usaha Rumah Tangga untuk Ibu Rumah Tangga
Beberapa usaha yang mungkin sering kita lihat adalah usaha toko kelontong, usaha warung
nasi, usaha katering, produksi kue-kue basah dan kering, dan masih banyak lagi jenis usaha
yang bisa dipilih oleh para ibu rumah tangga. Untuk waktu pengelolaan pun lebih simpel,
karena bisa menjalankan usaha namun juga bisa memenuhi kebutuhan rumah.
2. Usaha Rumah Tangga untuk Semua
Jika ibu rumah tangga dapat melibatkan beberapa orang untuk bekerja sama, aneka usaha
bisa dijalankan lebih baik lagi. Terlebih jika letak rumah yang strategis, maka akan cukup
mudah untuk menentukan pilihan jenis usaha rumah tangga untuk semua ini. Beberapa jenis
usaha yang bisa dilakukan antara lain warung internet (warnet), usaha foto copy, toko pakan
hewan, dan masih banyak lainnya sesuai modal yang dimiliki.
3. Usaha Rumah Tangga sebagai Usaha Sampingan
Usaha sampingan di rumah biasanya diperlukan bagi para karyawan namun ingin memiliki
penghasilan tambahan dari sebuah aktifitas usaha di rumah sendiri. Banyak macam usaha
yang bisa dipilih, seperti usaha angkringan, membuka atau membeli paket usaha franchisee
makanan dan lainnya.
4. Usaha Rumah Tangga sebagai Usaha Utama
Jika memutuskan untuk mendirikan usaha di rumah sebagai usaha utama, karena alasan
tidak memiliki pekerjaan dan lain sebagainya, maka ada baiknya bila memilih usaha rumahan
yang bisa memberikan pemasukan setiap hari. Dan biasanya usaha tersebut merupakan
usaha semacam toko, dimana ada aktifitas jual beli yang berkelanjutan. Usaha seperti
warnet juga bisa menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan.
B. TOPIK BAHASAN
1. Usaha Cokelat Olahan
2. Bahan Baku Usaha Cokelat Olahan
3. Tempat Usaha
4. Perlengkapan Usaha
5. Karyawan
6. Promosi
7. Harga Cokelat
8. Risiko Usaha
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui berbagai macam usaha rumah tangga.
2. Untuk mengetahui apa saja yang diperlukan dalam membuat cokelat olahan.
3. Untuk mengetahui pemilihan lokasi yang strategis.
4. Untuk mengetahui peralatan yang diperlukan dalam usaha cokelat.
5. Untuk mengetahui sumber daya manusia yang diperlukan.
6. Untuk mengetahui strategi berbisnis.
7. Untuk mengetahui harja jual produk.
8. Untuk mengetahui resiko yang mungkin terjadi dalam usaha cokelat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. USAHA RUMAH TANGGA COKELAT OLAHAN
Sejak 1000 SM bangsa-bangsa yang mendiami daerah Meso-Amerika, Amerika Tengah,
sampai bagian utara Amerika Selatan sudah mengonsumsi Cokelat. Di zaman itu, mereka
mengolahnya menjadi minuman yang mirip dengan hot atau cold chocolate, seperti yang biasa
ditemui sasat ini. Kemudian, bangsa Maya dan Aztec menemukan untuk pertama kalinya racikan
sedap minuman cokelat dan cara pengolahan biji kakao dengan mencampurkan rempah-rempah
di dalamnya.
Resep pengolahan cokelat bertransformasi saat memasuki akhir abad ke-15. Hernan Cortez
memimpin ekspedisi ke Aztec di tahun 1519. Tujuh tahun kemudian ia kembali ke Spanyol
dengan membawa biji kakao sebagai bahan baku dan tentu resep pembuatan minuman ini.
Minuman ini mulai populer di Eropa setelah mengalami sedikit modifikasi, yaitu penambahan
susu dan gula dalam racikan cokelat. Sejak itu cokelat menjadi primadona. Bukan hanya di
Amerika, tetapi menyebar hingga ke Perancis, Belgia,Italia, Spanyol, dan Swiss.
Pada perkembangannya, selain dijadikan minuman khas, biji kakao juga kemudian diolah
menjadi cokelat batangan dan aneka kue lezat. Salah satu produk cokelat yang kini sangat
populer adalah praline. Praline adalah cokelat padat dengan isi tertentu, seperti esella, fruit mix,
kacang, rice crispy, palette blueberry, palette strawberry, dan sebagainya. Dengan mengonsumsi
cokelat, tubuh mampu menghasilkan antioksidan yang dapat membantu mencegah serangan
jantung dan mempertahankan daya tahan tubuh. Selain itu, karbohidrat yang dibentuk senyawa
kimia dalam cokelat menghasilkan serotonin, yang membantu stimulasi otak sehingga kita
merasa santai dan juga tenang.
Bisnis cokelat ternyata memang semanis rasanya. Siapa yang tidak suka cokelat? Hampir
semua orang mulai dari anak-anak hingga orang tua pasti menyukai cokelat. Hal ini tentu
menjadi peluang yang menguntungkan untuk berbisnis. Apalagi, membuka usaha cokelat tidak
membutuhkan modal awal yang besar. Sedangkan syarat peralatan yang diperlukan, seperti
kompor dan mesin pendingin, semua orang pasti memilikinya, sehingga dapat mengurangi
beban modal. Peralatan pendukung lainnya, seperti cetakan cokelat, harganya pun relatif cukup
murah.
B. BAHAN BAKU USAHA COKELAT OLAHAN
Bahan baku utama usaha cokelat tentu saja cokelat, baik itu yang berupa cokelat bubuk
untuk membuat minuman cokelat maupun cokelat batangan untuk membuat aneka praline dan
kue cokelat. Sebelum benar-benar terjun ke usaha cokelat, kita harus mengenal terlebih dulu
jenis-jenis produk cokelat yang beraneka ragam. Misalnya, ada cokelat susu yang merupakan
adonan cokelat manis, cocoa butter, gula, dan susu. Selain itu, ada juga cokelat pahit yang
merupakan cokelat alami dan mengandung 43% padatan cokelat.
C. TEMPAT USAHA
Jika memilki rumah yang berada di lokasi strategis untuk membuka usaha cokelat, yaitu di
sekitar kampus, sekolah, dan pusat perbelanjaan, tak ada salahnya jika menjadikan rumah
sebagai tempat usaha. Konsumen cokelat biasanya mencari tempat yang nyaman untuk
menikmati aneka hidangan cokelat mereka. Oleh karena itu, pilihlah tempat usaha yang bisa
memenuhi kriteria tersebut. Dan, sebuah rumah bisa menawarkan kenyamanan tersebut.
Dekorlah salah satu ruangan di rumah Anda menjadi sebuah kedai cokelat yang menyenangkan,
sehingga konsumen tak ragu-ragu untuk datang kesana.
Kalaupun ingin menyewa tempat usaha, pastikan tempat usaha tersebut bisa dirombak
menjadi tempat yang nyaman dan sesuai dengan selera para penikmat cokelat, yang kebanyakan
adalah anak muda.
D. PERLENGKAPAN USAHA
Mengingat usaha cokelat menawarkan tak hanya satu jenis produk cokelat, melainkan
beberapa produk cokelat yang pengolahannya berbeda satu sama lain, perlengkapan usaha yang
dibutuhkan bisa dikelompokkan menjadi tiga.
1. Pertama, perlengkapan membuat minuman cokelat, yang terdiri atas wadah tempat bubuk
cokelat, gula, dan krim. Lalu tempat air panas, termos es, serta blender.
2. Kedua, perlengkapan membuat praline, yaitu panci dan wadah untuk melelehkan cokelat
serta cetakan cokelat.
3. Ketiga, perlengkapan untuk membuat kue, yang terdiri atas mixer, oven, dan cetakan kue.
Tak lupa, lemari es untuk menyimpan kue dan praline.
E. KARYAWAN
Jika bisa membuat sendiri semua olahan cokelat yang akan dijual, memilki seorang karyawan
sudah cukup. Selain membantu dalam proses produksi, tugas dari karyawan tersebut adalah
melayani setiap pelanggan dengan ramah dan cekatan. Namun, ketika kita tidak bisa melakukan
sendiri proses produksi, tambahan seorang karyawan lagi adalah suatu keharusan. Dari dua
karyawan yang Anda miliki, seorang khusus bertugas di dapur, sedangkan seorang lagi tetap
berada didepan melayani pembeli.
Karyawan yang bertugas di dapur biasanya akan mendapatkan bayaran lebih besar.
Kisarannya adalah Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000. Sedangkan pelayan di bagian pelayanan bisa
dibayar Rp 700.000 – Rp 900.000.
F. PROMOSI
Memberikan potongan harga di awal pembukaan usaha terbukti bisa menarik banyak
konsumen untuk datang dan membeli aneka produk cokelat yang dijual. Saat pembukaan usaha
juga bisa diadakan acara, misalnya pertunjukan musik kecil-kecilan dan berbagai lomba dengan
hadiah makan gratis atau potongan harga untuk semua produk cokelat yang dijual. Untuk bisa
mengadakan promosi jenis ini, harus disiapkan dana tersendiri. Kisarannya antara Rp 2.000.000
– Rp 3.000.000.
Namun, jika tidak memilki dana cukup, bisa menggunakan media promosi yang lebih murah.
Misalnya, dengan menyebarkan brosur dan leaflet di tempat-tempat yang banyak anak
mudanya, seperti di kampus-kampus dan sekolah-sekolah. Biaya untuk mencetak brosur atau
leaflet berkisar antara Rp 300.000 – Rp 400.000.
G. HARGA COKELAT
Penikmat aneka menu cokelat bisa berasal dari kalangan mana saja. Anak-anak, remaja,
bahkan orang tua. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan tergantung dengan pasar yang kita
tuju. Misalnya, jika ingin menjual cokelat yang dibuat seperti permen yang diperuntukan anak-
anak, bisa dijual dengan harga Rp 1.000 – Rp 2.000. Untuk pangsa pasar yang lain, secangkir
cokelat panas bisa dijual dengan harga Rp 10.000 – Rp 15.000. Sedangkan sekotak kecil cokelat
praline bisa dihargai Rp 15.000 – Rp 25.000, dan untuk aneka kue cokelat, kisaran harganya
adalah Rp 10.000 – Rp 12.000 per potong. Khusus untuk kue cokelat utuh, harganya ditentukan
berdasarkan besar kecilnya kue. Misalnya, kue blackforrest berukuran kecil bisa dihargai antara
Rp 80.000 – Rp 100.000.
H. RISIKO USAHA
Pasar dari usaha cokelat tidaklah sebesar produk-produk kuliner lainnya. Tapi jika bisa
mencapai pangsa pasar yang sesuai, tidak menutup kemungkinan produk cokelat yang
dipasarkan bisa diterima dengan mudah oleh pasar. Agar usaha dapat terus berjalan dan
berkembang, harus pintar-pintar mempromosikan usaha. Manfaatkan waktu-waktu tertentu
untuk meningkatkan omset penjualan. Caranya adalah dengan memberikan berbagai penawaran
menarik, baik berupa diskon maupun hadiah langsung, kepada para pelanggan setia. Dengan
begitu, usahapun akhirnya akan memiliki basis pelanggan yang tetap.
I. TIPS MENJALANKAN USAHA
Rasa adalah segalanya dalam usaha kuliner, termasuk usaha cokelat. Oleh karena itu, kita
harus mempunyai kepekaan terhadap cita rasa cokelat yang disukai konsumen. Khusus untuk
cokelat praline, petunjuk berikut mungkin bisa Anda jadikan panduan saat meracik praline,
hingga hasilnya disukai konsumen.
1. Jika cokelat praline berbahan dasar cokelat putih, yang rasa manisnya sangat dominan,
sebaiknya diisi dengan palette blueberry yang sedikit asam.
2. Jika bahan dasar praline adalah dark chocolate yang pahit, isilah dengan esella atau bahan-
bahan isian yang manis.
3. Agar tampilnya lebih menarik, cokelat praline bisa dibuat dalam bentuk yang unik. Mulai dari
bentuk yang bulat, bulan sabit, bunga, bintang, belah ketupat, gentong air, dan lain-lain.
Selain itu, cokelat praline juga dapat dikreasikan dalam aneka warna yang menarik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Wirausaha memang menjadi salah satu solusi menambah penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Banyak macam usaha yang bisa dilakukan, dari mulai usaha sampingan untuk
sekedar menambah penghasilan tetap yang sudah ada, atau bisa menjadikan sebagai
penghasilan utama.
Salah satu usaha yang layak dipertimbangkan adalah usaha cokelat olahan. Dimana kita bisa
berkreasi dengan aneka macam olahan cokelat. Dari mulai minuman cokelat panas, cemilan
cokelat, hingga kue-kue cokelat.
Ada beberapa persiapan dan pertimbangan yang harus dilakukan sebelum memulai usaha
cokelat olahan. Persiapannya tentu dari mulai perlengkapan bahan dan peralatan memasak. Lalu
pertimbangan lokasi usaha, pertimbangan untuk merekrut karyawan, pertimbangan promosi
dalam mengenalkan produk cokelat yang dijual, penentuan harga jual yang sesuai dengan pasar,
hingga mempertimbangkan kemungkinan resiko dalam usaha cokelat.
B. SARAN
1. Usaha cokelat olahan bisa dimulai dari dapur sendiri sebelum membuka dapur atau kedai
khusus. Keluarga atau teman dekat bisa dijadikan sumber saran dan masukan rasa cokelat
yang telah dimasak.
2. Pastikan segmen pasar usaha cokelat, sehingga bisa menentukan jenis cokelat olahan yang
akan dijual.
3. Buatlah promosi yang menarik untuk menarik minat pembeli dan menjadi pelanggan tetap
di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA