Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 1
TUGAS INDIVIDU DOSEN PEMBIMBING
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DRS. SUHAIMI D, M,SI
PENTINGNYA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
DISUSUN OLEH :
WARNI MARUL HASANAH
JURNALISTIK/V
11143202070
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2013
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang berjudul “Pentingnya Komunikasi Antarbudaya”.
Makalah ini saya buat bertujuan untuk menyelesaikan tugas Komunikasi
Antarbudaya yang diberikan oleh dosen pembimbing Drs. Suhaimi D, M. Si serta
untuk memberikan penguraian tentang pengertian Komunikasi Antarbudaya,
konteks berlangsungnya komunikasi antarbudaya, dan tujuan komunikasi
antarbudaya.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Drs.
Suhaimi D, M. Si yang telah membimbing saya dalam penulisan makalah dan
juga rekan-rekan yang telah membantu. Saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, saya tetap berusaha menulis
makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan kritik
dan saran guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Pekanbaru, 16 oktober 2013
Penulis
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR _____________________________________ 1
DAFTAR ISI ____________________________________________ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang _____________________________________ 3
B. Rumusan Masalah __________________________________ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Antarbudaya ___________________ 5
B. Konteks Berlangsungnya Komunikasi Antarbudaya ________ 6
C. Tujuan Komunikasi Antarbudaya : Mengurangi
Tingkat Ketidakpastian _______________________________ 8
D. Tujuan Komunikasi Antarbudaya adalah Efektivitas
Antarbudaya _______________________________________ 9
E. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya dalam Kehidupan _____ 10
F. Dari Ras ke Persaudaraan _____________________________ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan _______________________________________ 14
B. Saran _____________________________________________ 15
DAFTAR PUSTAKA _____________________________________ 16
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran Alquran mengenai aneka ragam, bangsa, bahasa, dan warna
kulit dikalangan manusia serupa dengan gambarannya tentang aneka
ragam wajah yang tterdapat di alam. Semuanya merupakan manifestasi
kemahakuasaan Tuhan. Dalam pandangan alquran, manusia adalah suci
dan patutu dihormati, dan kewajiban kita pada setiap kesempatan, ialah
berbuat sesuai dengan perintah-perintah-Nya.
Allah berfirman, “tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah
menurunkan hujan dari langit lali Kami hasilkan dengan hujan itu buah-
buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu
ada garis-garis outih dan merah yang beraneka ragam macam warnanya
dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) diantara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang
berilmu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS.
Al Faathir (35) : 27-28)
Perlu diperhatikan bahwa dari dua ayat tersebut berbicara tentang
perbedaan warna kulit diantara manusia dan diantara susunan mineral pada
batu-batuan, ayat pertama berakhir dengan ungkapan: “sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang mengetahui.” Sementara ayat kedua: “sesungguhnya yang
takut kepada Allah diantar hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang
yang berilmu. Sesungguhnya Allah Maha Pekasa lagi Maha Pengampun.”
Bertolak dari prinsip dasar tentang kesatuan umat manusia ini,
Alquran selanjtunya mempertimbangkan perbedaan lokasi geografis
karena manusia hidup berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, masing-
masing dengan tempat tinggalnya sendiri-sendiri, wajib bagi mereka
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 5
semua berusaha belajar untuk saling mengenal dan bekerja sama dalam
takwa kepada Allah.
Allah berfirman, “hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah islsh
orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. 49:13)
Fenomena sosial saat ini dapat digambarkan sebagai pergerakan
masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain begitu leluasa, tingkat
mobilitas manusia saat ini sedang pada puncaknya. Dengan adanya inovasi
teknologi dalam dua dekade terakhir ini, tulis Gergen(1991:61),
“kehidupan kontemporer merupakan lautan hubungan sosial yang
melingkar-lingkar.” Di lautan itu kita harus melakukan hubungan
antarbudaya yang semakin banyak. Peningkatan komunikasi antarbudaya
telah berlangsung dengan berkembangnya jaringan penerbangan dan
jaringan komunikasi elektronik.
Kalau kita cermati ayat-ayat Allah tersebut, sesungguhnya Allah telah
memerintahkan kepada semua umat manusia untuk saling “mengenal”,
dalam arti tidak perlu ada prasangka sosial, prasangka antar etnik,
rasangka antarkelompok, intinya bahwa kita harus saling mengasihi. Sejak
Alquran diturunkan kita sudah diberikan nilai normatif. Bagaimana
seharusnya (das sollen) hubungan antarbudaya, kelompok etnik, bangsa
dilakukan? Bagaimana menjembatani semua ini?
Tujuan penulisan ini mencoba memaparkan mengapa saat ini begitu
penting membangun sebuah jembatan (melakukan hubungan antarbudaya),
baik dalam arti ras, bangsa, sosio-kultur, negara maupun agama. Dengan
memfokuskan perhatian kepada komunikasi antarbudaya.
B. Rumusan Masalah
Seberapa pentingnya komunikasi antarbudaya dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat sekarang?
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Antarbudaya
Pembicaraan tentang komunikasi antarbudaya tak dapat dielakkan dari
pengertian kebudayaan (budaya). Komunikasi dan kebudayaan tidak
sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, “harus
dicatat bahwa studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi
yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi (William B.
Hart II, 1996). Secara sederhana, komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar
belakang kebudayaan.1
Kita dapat melihat bahwa proses perhatian komunikasi dan
kebudayaan, terletak pada variasi langkah dan cara berkomunikasi yang
melintasi komunitas atau kelompok manusia. Fokus perhatian studi
komunikasi dan kebudayaan juga meliputi, bagaimana menjajagi makna,
pola-pola tindakan, juga tentang bagaimana makna dan pola-pola itu
diartikulasikan ke dalam sebuah kelompok sosial, kelompok budaya,
kelompok politik, proses pendidikan, bahkan lingkungan teknologi yang
melibatkan interaksi antarmanusia.
Sebuah hipotesis proses komunikasi antarbudaya menyatakan bahwa
semakin besar derajat perbedaan antarbudaya maka semakin besar pula
kita kehilangan peluang untuk merumuskan suatu tingkat kepastian sebuah
komunikasi yang efektif. Jadi harus ada jaminan terhadap akurasi
interpretasi pesan-pesan verbal maupun nonverbal.2 Hal ini disebabkan
karena ketika kita berkomunikasi dengan seseorang dari kebudayaan yang
berbeda, maka kita memiliki pula perbedaan dalam sejumlah hal, misalnya
derajat pengetahuan, derajat kesulitan dalam peramalan, derajat ambiguitas,
1 Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Pustaka Belajar. 2003, hlm. 9
2 Ibid, hlm. 12
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 7
kebingungan, suasana misterius yang tak dapat dijelaskan, tidak
bermanfaat, bahkan tidak nampak bersahabat.
Dengan demikian manakala suatu masyarakat berada pada kondisi
kebudayaan yang beragam maka komunikasi antarpribadi dapat
menyentuh nuansa-nuansa komunikasi antarbudaya. Disini, kebudayaan
yang menjadi latar belakang kehidupan, akan memperngaruhi perilaku
komunikasi manusia. Oleh karena itu disaat kita berkomunikasi
antarpribadi dengan seseorang dalam masyarakat yang makin majemuk,
maka dia merupakan orang yang pertama dipengaruhi oleh kebudayaan
kita.
B. Konteks Berlangsungnya Komunikasi Antarbudaya
Ketika orang-orang dari budaya yang berlainan berkomunikasi,
penafsiran keliru atas sandi merupakan pengalaman yang lazim.
Komunikasi antarbudaya dapat terjadi dalam konteks komunikasi
manapun, mulai dari komunikasi dua orang yang intim hingga ke
komunikasi organisasional dan komunikasi massa. Menurut Tubbs dan
Moss (1996:236), setiap kali komunikasi antarbudaya terjadi, perbedaan
kerangka rujukan (frame of reference) peserta komunikasi membuat
komunikasi lebih rumit dan lebih sulit dilakukan, terutama karena perserta
mungkin tidak menyadari semua aspek budaya peserta lain.3
Sebenarnya kajian komunikasi antarbudaya akan menunjukan aspek-
aspek perilaku komunikasi kita sendiri yang tidak kita sadari sebagai
“khas”, seperti sikap kita terhadap waktu, jarak dalam melakukan
komunikasi, dan lain-lain.
Dalam mempelajari komunikasi antarbudaya menurut Devito
(1997:473), kita perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1) orang dari
budaya yang berbeda berkomunikasi secara berbeda; 2) melihat cara
perilaku masing-masing budaya (termasuk diri sendiri) sebagai sistem
3 Ahmad Sihabudin. Komunikasi Antarbudaya: Satu Perspektif Multidimensi. Bumi Aksara.
2011, hlm. 4
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 8
yang mungkin tetapi bersifat arbitrer; 3) cara kita berpikir tentang
perbedaan budaya mungkin tidak ada kaitannya dengan cara kita
berperilaku.
Menurut Aziz Kamal (1993:43), Islam melihat umat manusia sebagai
suatu taman besar. Ditaman terdapat banyak macam warna bunga, tetapi
tak ada satu warnapun yang lebih mulia. Itulah makna dari pernyataan
hadis Nabi: “saya pelopor bangsa Arab, Suhaib (pelopor) bangsa orang
Yunani, Bilal (pelopor) orang Etiopia, Salman (pelopor) orang Persia.
Karena orang-orang ini adalah yang pertama diantara bangsa mereka
sendiri yang memeluk agama Islam, dan Nabi menghimpun mereka,
bersama beliau sendiri, menjadi sebuah karangan bunga keimanan.”
Akan tetapi, tidaklah mudah bagi pikiran manusia yang telah dirusak
oleh kebiasaan prasangka regional, warna kulit, dan kelas, yang secara
berangsur-angsur, selama berabad-abad, menjadi bagian dari struktur
intelektual masyarkat, untuk menerima pesan Islam yang agung tentang
persaudaraan universal ini. Adalah kewajiban Islam untuk
memperkenalkan paham-paham yang lebih sehat dalam kehidupan
manusia dan membantu mereka untuk menegakkan suatu struktur sosial
baru, yang secara umum berdasarkan keimana, persaudaraan manusia dan
amal saleh.
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 9
C. Tujuan Komunikasi Antarbudaya: Mengurangi Tingkat
Ketidakpastian
Salah satu perspektif komunikasi antarbudaya menekankan bahwa
tujuan komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat ketidakpastian
tentang orang lain. Dalam perjumpaan antarpribadi, anda dan saya sering
berhadapan dengan beberapa ambiguitas tentang relasi, sekurang-
kurangnya dalam pertanyaan: bagaimana perasaan dia terhadap saya?
Bagaimana sikap dia terhadap saya? Apa yang saya akan peroleh kalau
saya berkomunikasi dengan dia? Pertanyaan tentang kebingungan ini
“memaksa” orang untuk berkomunikasi sehingga anda merasa diri berada
dalam suasana relasi yang lebih pasti, dan selanjutnya akan mengambil
keputusan meneruskan atau menghentikan komunikasi tersebut. Dalam
studi komunikasi, terutama teori informasi, diajarkan bahwa tingkat
ketidaktentuan itu akan berkurang manakala kita mampu meramalkan
secara tepat proses komunikasi.
Gudykunstt dan Kim (1984) menunjukkan bahwa orang-orang yang
kita tidak kenal selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui
peramalan yang tepat atas relasi antarpribadi. Usaha untuk mengurangi
ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni:4
1. Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal
maupun non verbal (apakah komunikan suka berkomunikasi atau
menghindari komunikasi).
2. Intial contact and imppresion, yakni tanggapan lanjutan ataskesan
yang muncul dari kontak awal tersebut; misalnya anda bertanya pada
diri sendiri; apakah saya seperti dia? Apakah dia mengerti saya?
Apakah saya rugi waktu kalau berkomunikasi dengan dia?
3. Closure, mulai membuka diri anda yang semula tertutup melalui
atribusi dan pengembangan kepribadian implisit. Teori atribusi
menganjurkan agar kita harus lebih mengerti perilaku orang lain
dengan menyelidiki motivasi atas suatu perilaku atau tindakan dia.
4 Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Pustaka Belajar. 2003, hlm. 19
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 10
Pertanyaan yang relevan adalah apa yang mendorong dia berkata,
berpikir atau berbuat demikian? Kalu seorang menampilkan tindakan
yang positif maka kita akan memberikan atribusi motivasi yang positif
kepada orang itu, karena dia bernilai bagi relasi kita. Sebaliknya kalau
orang itu menampilkan tindakan yang negatif maka kita akan
memberikan atribusi yang negatif pula. Sementara itu kita pun dapat
mengembangkan sebuah kesan terhadap orang itu melalui evaluasi atas
kehadiran sebuah kepribadian implisit. Bahwa karena anda disaat awal
komunikasi/pra kontak berkesan bahwa orang itu baik maka semua
sifat-sifat positif akan mengikuti dia, misalnya karena dia baik maka
dia pasti jujur, setia kawan, rendah hati, suka menolong, dan lain-lain.
D. Tujuan Komunikasi Antarbudaya adalah Efektivitas Antarbudaya
Dalam kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat
dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi. Demikian
pula dapat dikatakan bahwa interaksi antarbudaya yang efektif sangat
tergantung dari komunikasi antarbudaya. Konsep ini sekaligus
menerangkan bahwa tujuan komunikasi antarbudaya akan tercapai
(komunikasi yang sukses) bila bentuk-bentuk hubungan antarbudaya
menggambarkan upaya yang sadar dari peserta komunikasi untuk
memperbaharui relasi antara komunikator dengan komunikan,
menciptakan dan memperbaharui sebuah manajemen komunikasi yang
efektif, lahirnya semangat kesetiakawanan, persahabatan, hingga kepada
berhasilnya pembagian teknologi, dan mengurangi konflik.
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 11
E. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya dalam Kehidupan
Sekarang ini komunikasi antarbudaya semakin penting dan semakin
vital ketimbang dimasa-masa sebelum ini (Dodd, 1987; Gudykunst & Kim,
1984; Samovar, Porter, & Jain 1981) dalam Devito (1997: 475). Beberapa
faktor menyebabkan pentingnya komunikasi antar budaya, antara lain
mobilitas, pola imigrasi, saling ketergantungan ekonomi, teknologi
komunikasi, dan stabilitas politik.5
1. Mobilitas
Mobilitas masyarakat diseluruh dunia sedang mencapai puncaknya.
Perjalanan dari satu negara ke negara lain dan dari satu benua ke benua
lain banyak dilakukan. Termasuk juga perjalanan domestik banyak
dilakukan orang. Saat ini orang seringkali mengunjungi budaya-
budaya lain untuk mengenal daerah baru dan orang-orang yang
berbeda serta untuk menggali peluang-peluang bisnis. Hubungan
antarpribadi kita semakin menjadi hubungan antarbudaya.
2. Pola Imigrasi
Selain itu pola imigrasi pada setiap tempat itu hadir dengan segala
konsekuensinya. Dihampir setiap kota besar di dunia, kita dapat
menjumpai orang-orang dari bangsa lain, termasuk di tempat kita
sendiri. Kita bergaul, berkerja atau bersekolah dengan orang-orang
yang sangat berbeda dari kita. Pengalaman sehari-hari kita telah
menjadi hubungan antarbudaya.
3. Saling Ketergantungan Ekonomi
Masa kini, kebanyakan negara secara ekonomi bergantung pada negara
lain. Beberapa waktu yang lalu, belum lama berselang sebagai contoh
kehidupan ekonomi Ameriks bergantung pada Eropa (Barat) yang
kulturnya memiliki banyak kemiripan dengan kultur Amerika. Akan
tetapi, sekarang banyak kegiatan perdagangan dilakukan oleh orang
Amerika, khususnya dibidang peralatan teknologi berorientasi ke Asia
5 Ahmad Sihabudin. Komunikasi Antarbudaya: Satu Perspektif Multidimensi. Bumi Aksara.
2011, hlm. 6
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 12
Timur, Jepang, Korea, dan Taiwan, yang kulturnya sangat berbeda.
Kehidupan ekonomi bangsa Amerika bergantung kepada kemampuan
bangsa ini untuk berkomunikasi secara efektif dengan kultur-kultur
yang berbeda itu.
Hal yang sama juga dilakukan untuk bangsa-bangsa lain di dunia,
termasuk Indonesia. Apakah itu dalam kawasan regional maupun
secara nasional. Telah tumbuh rasa saling tergantung diseluruh dunia.
Orang mulai menyadari bahwa tidak ada manfaatnya mengatakan pada
orang lain, “perahumu itu sedang tenggelam”, karena kita semua
berada dalam satu perahu yang sama. Kita harus berbicara saru sama
lain. Bila dulu jembatan itu dipandang perlu, sekarang jembatan itu
esensial.
Boleh jadi tidak cukup esensial untuk menghilangkan kecurigaan dan
rasa takut yang menghalangi komunikasi bebas dan tak terbatas, tetapi
cukup esensial untuk mengahrahkan perhatian kita pada jembatan
diantara kita.
4. Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi yang berkembang pesat telah membawa kultur
luar yang adakalanya asing masuk ke rumah kita. Film-film import
yang ditayangkan di televisi telah membuat kita mengenal adat
kebiasaan dan riwayat bangsa-bangsa lain. Berita-berita dari luar
negeri merupakan hal yang lumrah. Setiap kita menyaksikan apa yang
terjadi di negeri yang jauh melalui televisi, melalui tetepon kita dapat
berhubungan langsung kesetiap pelosok dunia. Teknologi telah
membuat komunikasi antarbudaya mudah, praktis, dan tak
terhindarkan.
5. Stabilitas Politik
Sekarang ini stabilitas politik kita sangat tergantung pada stabilitas
politik kultur atau negara lain. Kekacauan politik di belahan dunia lain
mempengaruhi keamanan kita. Komunikasi dan saling pengertian
antarbudaya saat ini terasa penting ketimbang sebelumnya.
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 13
F. Dari Ras ke Persaudaraan
Diatas telah dikemukan lima faktor alasan kita untuk melakukan
hubungan antarbudaya dengan tidak merasa suatu ras lebih ungguk
dibandingkan dengan ras lainnya. Artinya, saat ini tidaklah lagi tepat untuk
saling mencurigai orang diluar kita apakah itu Nasrani, Hindu, Budha,
Kong Hocu atau hal lainnya. Sebab sebenarnya kita berada dalam satu
perahu, yakni di bumi Allah. Dengan banyak melakukan pergaulan budaya
dalam segala aspeknya, apakah itu kerjasama ekonomi, keamanan, politik,
dan kesenian. Setidak-tidaknya dapat mengurangi ketegangan diantara dua
budaya, agama, kepentingan yang berbeda, tentunya dengan dilandasi rasa
persamaan.
Menurut Kamal Azis (1993:102), Islam mendasarkan hubungan
manusia dan lingkungan alamnya pada kasih sayang dan penikmatan yang
pantas. Artinya, Islam memperlakukan manusia sebagai bagian dari bahan
bumi dan menghubungkannya secara baik sekali dengan bumi. Ia tidak
boleh menganiaya binatang, tak diizinkan menebang pohon kecuali untuk
satu tujuan berguna, dan tak boleh merusak sumber daya alam, karena
dunia adalah tempat kediamannya sehingga ia harus mengurusnya dengan
baik. Keanekaragaman warna diantara benda-benda yang diciptakan di
alam semesta adalah manifestasi kemahakuasaan Tuhan, dan bukan suatu
alasan untuk menguntungkan satu makhluk dengan merugikan makhluk
lainnya.6
Firman Allah tentang persamaan dan persaudaraan sebagaimana
tersebut dalam Surah Az Zukhruf (43) ayat 32: “ kamilah yang membagi-
bagikan diantara penghidupan mereka dengan kehidupan dunia, dan kami
telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat.”
Dengan demikian, Islam bukanlah sekedar suatu formula ritual. Ia
adalah proses ketaatan terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh Allah
berkenaan dengan hubungan antarmanusia dengan Dia dan hubungan
6 Ibid, hlm. 10
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 14
antarsesama manusia, baik dalam urusan keluarga, politik, ekonomi,
pendidikan, rekreasi, reproduksi dan semua bidang secara bersama-sama
menopang sepenuhnya kehidupan kemasyarakatan dan interaksional
dimuka bumi ini.
Sejalan dengan ayat tersebut Ba Yunus dan Ahmad (1997:65)
berpendapat, Islam adalah suatu sikap hidup, yang penekanannya terletak
pada pertimbangan mendalam, bukan pada naluri. Artinya, jika suatu
masyarakat memilih jalan yang bertentangan dengan Islam, maka niscaya
akan menuju kerusakan dan keruntuhan, walaupun masyarakat itu
masyarakat muslim. Sebaliknya, kalau suatu masyarakat mengatur dirinya
dengan mengikuti hukum ini atau aspek apapun dari hukum ini, ia akan
berhasl mencapai kebaikan, meskipun masyarakat itu nonmuslim. Ini
seperti hukum gravitasi. Jika seseorang melompat dari puncak sebuah
pencakar langit, ia akan mati walaupun ia seorang muslim.
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umat manusia, menurut Islam adalah satu keluarga besar, yang
diciptkana Tuhan dari satu diri. Dari satu diri itu ia menciptakan pasangan
baginya, dan dari keduanya ia menyebarkan banyak sekali lelaki dan
wanita di muka bumi, keanekaragaman bahasa dan warna kulit hanyalah
manifestasi dari kekuasaan Allah, dan tidak menyiratkan pengertian
pilihan atau hak istimewa. Dalam pemikiran Islam, hak istimewa
bertentangan dengan perintah-perintah Tuhan tentang cinta kasih dan
persaudaraan.
Membangun sebuah jembatan antarbudaya (dalam arti ras,
kepercayaan, sosio-kultural) dengan landasan persamaan dan persaudaraan
saat ini sangatlah penting, karena kita tidak dapat berdiri sendiri, dalam
kehidupan saat ini yang sangat kontemporer dan kompleks. Hubungan dan
kerjasama untuk menjaga bumi Allah dari kehancuran dan menghindari
fanatisme dan etnosentrisme yang berlebihan. Sesuai dengan watak
universalnya, Islam tidak mengenal fanatisme dan etnosentrisme, dua hal
penyebab utama kehancuran manusia.
Firman Allah yang menggambarkan misi Nabi kepada umat manusia:
“ ... yang menyuruh mereka mengerjakan yang makhruf dan melarang
mereka mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka ...” (QS. Al A’raaf (7):157). Tak ada belenggu yang lebih
berat bagi mereka selain diskriminasi berdasarkan warna kulit, agama, dan
budaya.
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 16
B. Saran
Sebenarnya setiap komunikasi kita dengan orang lain mengandung
potensi komunikasi antarbudaya, karena kita selalu berbeda “budaya”
dengan orang tersebut, seberapa kecilpun perbedaan itu. Maka komunikasi
antarbudaya seyogyanya merupakan kepedulian siapa saja yang ingin
berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
Pentingnya kita mengetahui komunkiasi antarbudaya juga membantu
kita memahamk kontak antarbudaya sebagai suatu cara memperoleh
pandangan kedalam budaya sendiri, membantu menyadarkan bahwa
sistem-sistem nilai yang berbeda dapat dipelajari secara sistematis,
dibandingkan, dan dipahami.
Demikianlah penulisan makalah berjudul “pentingnya komunikasi
antarbudaya”. Penulis mohon maaf atas kekurangan dari isi makalah ini
dan mengharapakan kritik dan saran agar makalah ini dapat menjadi media
belajar didalam kelas. Terima kasih.
Pentingnya Komunikasi Antarbudaya | 17
DAFTAR PUSTAKA
Sihabudin, Ahmad. 2011. Komunikasi Antarbudaya: Satu Perspektif
Multidimensi. Jakarta: Bumi Aksara
Liliweri, Alo. 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 1990. Komunikasi Antarbudaya:
Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu