BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal
(fisik dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik,
politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya).1
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa, kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.2
Menurut Hendrick L. Bloem (1974) seperti dikutip Azwar (1983),
terdapat empat faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan, yaitu
faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor
keturunan yang saling mempengaruhi. Lingkungan sebagai faktor terbesar,
selain langsung mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan
perilaku juga sebaliknya mempengaruhi lingkungan dan faktor lainnya
(pelayanan kesehatan dan keturunan). Status kesehatan akan tercapai secara
optimal, apabila keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai
kondisi yang optimal.1,5
Gambar 1. Konsep H.L Bloem
1
Pelayanan Kesehatan
Lingkungan:
Fisik, Sosial ekonomi, budaya, dll
Status Kesehatan
Perilaku
Keturunan
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatarbelakangi atau
dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu: faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors),
faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Oleh
sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku
harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut. Skema dari Bloom dan
Green tersebut dapat dimodifikasi sebagai berikut :
Gambar 2. Hubungan status kesehatan, perilaku, dan promosi kesehatan
Dari diagram tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan
pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi perilaku sehingga perilaku
individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Dengan perkataan lain, pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk
2
Predisposing factors (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dsb.)
Pelayanan lingkungan
perilak
Status
Keturunan
Renforcing factors (sikap dan perilaku petugas, peraturan, UU dll)
Enabling factors (ketersediaan sumber-sumber/fasilitas)
Promosi
TrainingPemberdayaan masyarakat (pemberdayaan sosial)
Komunikasi (penyuluhan)
PARADIGMA SEHAT
VISI INDONESIA SEHAT
PROPINSI
KABUPATEN SEHATKABUPATEN
KECAMATAN SEHAT DESA SEHAT
DUSUN SEHAT
PROPINSI SEHAT
DUSUN SIAGA
DESA SIAGA
menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai
dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.1
Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan
pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang,
pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah
kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang
bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang
sakit atau pemulihan kesehatan.2,3 Secara umum konsep paradigma sehat
dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu mencegah lebih baik daripada
mengobati dan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat.
Berdasarkan konsep paradigma sehat dirumuskan visi Indonesia sehat.
Visi Indonesia sehat dapat terwujud jika semua komponen masyarakat dapat
berada dalam kondisi sehat. Hal tersebut harus dimulai dari komponen
pemerintahan terkecil yaitu dusun sehat. Dusun sehat adalah gambaran warga
dusun masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yaitu
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.4
3
Gambar 3. Konsep Paradigma Sehat
Upaya kesehatan ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu,
kelompok masyarakat, lembaga pemerintahan, ataupun swadaya masyarakat
(LSM). Upaya mewujudkan kesehatan itu dapat dilihat dari dua aspek, yakni
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan
mencakup dua aspek, yaitu aspek kuratif (pengobatan penyakit) dan aspek
rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit/cacat). Sedang
peningkatan kesehatan mencakup dua aspek, aspek preventif (pencegahan
penyakit) dan aspek promotif (peningkatan kesehatan itu sendiri). Upaya
kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang atau
kelompok harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.4
Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan.
Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa secara bertahap tujuan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan adalah :
1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan
kesehatan bagi individu, kelompok atau masyarakat.
2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan
dari kesadaran dan pemahaman terhadap kesehatan.
Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti
masyarakat, baik secara individu maupun 1 kelompok telah mampu
mewujudkan niat kesehatan mereka dalam bentuk perilaku sehat.4
Tahap-tahap penggerakan atau pemberdayaan masyarakat :5
1. Pengembangan tim petugas
2. Pengembangan tim di masyarakat
3. Survei Mawas Diri
4. Musyawarah Masyarakat Dusun
5. Pelaksanaan kegiatan
Upaya pemberdayaan masyarakat jika dilaksanakan secara optimal
dapat mendukung tercapainya visi “Indonesia Sehat”. Indonesia sehat dapat
4
tercapai dari tahapan yang paling bawah yaitu terciptanya RT, RW atau
Dusun sehat.
Cara agar tercapainya Dusun Sehat adalah :
1. Mewujudkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Menciptakan kewaspadaan dan partisipasi masyarakat di bidang
kesehatan.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal dan
mengatasi permasalahan kesehatan.
4. Menciptakan dukungan tokoh masyarakat dan perangkat
desa/dusun dalam pembangunan kesehatan masyarakat di desa.
5. Mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga profesional kesehatan.
Untuk mencapai desa sehat, diharapkan suatu desa menjadi desa siaga
terlebih dahulu. Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa
yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa
masalah, antara lain :
1. Masalah kesehatan apa yang terdapat di Dusun Pongangan, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman.
2. Bagaimanakah pola perilaku masyarakat, lingkungan, pelayanan
kesehatan, kependudukan, dan kesadaran di Dusun Pongangan, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman, yang mempengaruhi status
kesehatan di dusun tersebut.
3. Apa saja alternatif pemecahan masalah kesehatan yang terdapat di
Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
5
Tujuan Umum :
1. Mengetahui masalah kesehatan masyarakat di Dusun Pongangan,
Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, serta melakukan kegiatan
intervensi terhadap berbagai masalah yang ditemukan.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui data umum (keadaan geografis, demografi, dan sosial
ekonomi) di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan
Salaman.
2. Mengetahui masalah kondisi lingkungan (perumahan, sumber air,
jamban, saluran pembuangan air limbah/SPAL, dan pembuangan
sampah) di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.
3. Mengetahui pola perilaku yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan
Salaman.
4. Mencari masalah kesehatan bersama warga Dusun Pongangan, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman.
5. Bersama dengan masyarakat mencari upaya pemecahan masalah
kesehatan Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi warga Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman:
a. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di dusunnya.
b. Mampu mengadakan Survei Mawas Diri (SMD) dalam membahas
masalah kesehatan yang ada di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo,
Kecamatan Salaman.
c. Mampu memanfaatkan potensi yang ada di Dusun Pongangan, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman, untuk menyelesaikan berbagai
masalah kesehatan yang ada.
d. Menumbuhkan kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Bagi Puskesmas :
6
a. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di Dusun Pongangan, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman, sehingga dapat mencari solusi untuk
mengatasi masalah kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa :
a. Menambah pengetahuan mengenai kegiatan survei mawas diri dan
musyawarah masyarakat desa.
E. Metodologi
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Dusun Pongangan, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman meliputi empat langkah pokok sebagai
berikut:
a. Pendekatan tingkat desa (Pertemuan Pra SMD),
Pra-SMD merupakan sebuah pertemuan dengan perangkat dusun,
Ketua RT/RW, Kader/tokoh masyarakat. Pertemuan ini
menjelaskan tentang perlunya peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan, SMD dan cara pengisian kuesioner, serta
MMD.
b. Survei Mawas Diri (SMD),
SMD mempunyai tujuan agar warga Dusun Pongangan, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman dapat mengetahui masalah
kesehatan di wilayah dusun ini dengan cara pengisian kuesioner
oleh warga sendiri.
Survei dilakukan pada tanggal 20 dan 21 Febuari 2015. Sampel
yang digunakan sebanyak 120 Rumah yang telah ditentukan
sebelumnya. Rancangan survei ini adalah dengan pengumpulan
data. Jenis data yang diambil adalah data primer yang didapatkan
dengan cara observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder
diperoleh dari laporan yang ada di Balai Desa Dusun Pongangan,
Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.
7
c. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tahap selanjutnya adalah MMD, pada tahap ini dilakukan
pertemuan dengan perangkat desa, dusun, kader, tokoh
masyarakat, dan masyarakat untuk membahas hasil SMD.
Data yang terkumpul diolah untuk mengidentifikasi
permasalahan. Setelah itu seluruh permasalahan yang ada dibawa
ke Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk ditentukan
prioritasnya dengan menggunakan metode tabel modifikasi
Hanlon (USGP). Selanjutnya dicari alternatif-alternatif pemecahan
dari seluruh masalah yang ada. Tahapan intervensi masalah yang
dirumuskan bersama dengan menggunakan tabel 2 x 2, yang berisi
2 kolom kategori mudah dan sulit serta 2 baris kategori penting
dan kurang penting. Tabel ini bertujuan untuk menentukan
rencana kegiatan yang dapat dilakukan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Setelah itu disusun program dan
dilanjutkan dengan intervensi sesuai dengan situasi, kondisi,
waktu, serta sumber daya yang ada pada warga Dusun Pongangan.
Evaluasi kegiatan dalam bentuk masalah non-fisik dapat dilakukan
pada saat dilakukannya intervensi.
d. Kegiatan intervensi.
Adapun tahapan berikutnya adalah intervensi terhadap masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada. Intervensi oleh
dokter muda ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan.
8
BAB II
DATA UMUM DESA NGADIREJO
A. Keadaan Geografis
1. Letak Wilayah
Desa Ngadirejo secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten Magelang,
terdiri dari 12 dusun dan terdiri dari 28 RT dan 14 RW, nama-nama dusun
tersebut adalah Ngadiwongso I, Ngadiwongso II, Dadapan, Dawungan, Rejosari
I, Rejosari II, Pete, Jetis I, Jetis II, Diri, Pendem, dan Pongangan.
2. Batas Wilayah
Wilayah Desa Ngadirejo dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Desa Salaman, Desa Sidomulyo
Kecamatan Salaman, Desa Ringin Anom
Kecamatan Salaman
Sebelah Selatan : Desa Paripurno, Desa Menoreh
Kecamatan Salaman, Desa Kebonsari
Kec Borobudur
Sebelah Barat : Desa Menoreh,Desa Salaman
Sebelah Timur : Desa Tegalarum Kec Borobudur
3. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Ngadirejo adalah 525,692 Ha.
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tuksongo tahun 2014 adalah 4640 jiwa. Laki-laki
berjumlah 2310 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 2330. Jumlah KK
miskin 535 KK.
9
2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk
Desa Tuksongo menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan
pendidikan.
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Tuksongo menurut jenis kelamin
Jumlah
Penduduk
L P Total Kepala
Keluarga
Ngadiwongso I 291 241 532 179
Ngadiwongso II 287 375 662 201
Dadapan 148 141 289 82
Dawungan 223 221 444 117
Rejosari I 168 129 297 67
Rendosari 171 155 326 97
Pete 166 249 415 106
Jetis I 127 110 237 70
Jetis II 150 139 289 79
Diri 137 153 290 84
Pendem 162 129 291 74
Pongangan 280 288 568 161
2310 2330 4640 1301
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Ngadirejo, tahun 2014)
3. Sarana Kesehatan
Puskesmas induk : 1 buah
PKD : 1 buah
10
Bidan desa : 1 orang di 7 dusun ( dusun Kesuman I,
Kesuman II, Puton, Tuksongo I, Tuksongo II, Ganjaran I, Ganjaran II)
Posyandu : 8 tempat
Jarak Puskesmas Borobudur ke Balai Desa Tuksongo adalah ± 2 km,
sedangkan jarak RSU Muntilan ± 10 km.
4. Fasilitas Umum
TPQ/ TPA : 21 buah
TK PAUD : 2 tempat
SD/ MI : 2 tempat
SLTP/MTs : - tempat
SLTA : - tempat
PETA DESA NGADIREJO
11
DATA KHUSUS DUSUN PONGANGAN
A. Keadaan Geografis
1. Letak WilayahDusun Pongangan secara administratif termasuk dalam wilayah desa Ngadirejo
kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten
Magelang, terdiri dari terdiri dari 4 RT dan 2 RW.
2. Batas Wilayah
12
Wilayah Desa Tuksongo dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Desa Sidomulyo
Sebelah Selatan : Dusun Pete
Sebelah Barat : Dusun Jetis II
Sebelah Timur : Desa Salaman, kecamatan tempura
3. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Tuksongo adalah 50,38 Ha.
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Dusun Pongangan tahun 2014 adalah 568 jiwa.
Laki-laki berjumlah 280 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 288.
Terdiri dari 161 KK dengan jumlah KK miskin ?.
2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk
Desa Ngadirejo menurut jenis kelamin dan usia.
Tabel 1V. Jumlah penduduk Dusun Pongangan menurut jenis kelamin
Jumlah
Penduduk
L P Total Kepala
Keluarga
Pongangan 280 286 568 161
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Ngadirejo , tahun 2014)
3. SARANA KESEHATAN
Bidan desa : 1 orang
13
BAB III
HASIL SURVEI MAWAS DIRI
Sebelum dilaksanakannya Survei Mawas Diri (SMD), terlebih dahulu
dilakukan upaya pendekatan terhadap perangkat desa. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar mendapatkan data saat dilakukannya SMD.
Pada hari Jumat tanggal 20 Febuari 2015 dilaksanakan pra SMD dan
kemudian dilakukan Survei Mawas Diri selama satu hari pada tanggal 20 Febuari
2015 di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo. Sasaran survei ini adalah 160 KK,namun
pada pelaksanaan survei didpatkan 120 KK kepala keluarga di dusun tersebut.
Kuesioner dibuat dengan suatu pertanyaaan yang terstruktur meliputi
komponen dasar yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, akses
terhadap pelayanan kesehatan, dan kependudukan.
Hasil survey mawas diri Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo bulan Febuari 2015.
HASIL SURVEY (mulai dari sini ganti ke data kita punya)
A. Mortalitas
Faktor Dampak Mortalitas, dalam satu (1) tahun terakhir
No. Mortalitas Angka kejadian
1 Kematian Bayi 2
2 Kematian Maternal 0
3 Kematian Anak Balita 0
4 Kematian Umum 5
14
B. Morbiditas
Faktor Dampak Morbiditas
No Penyakit yang dijumpai dalam tiga (3) bulan
terakhir
Persentase
Kejadian
1 Batuk Pilek 10,77%
2 Diare 1,88%
3 TBC 0.00%
4 DemamTifoid 1,03%
5 Gatal-gatal 2,39%
6
7
8
9
Campak
Asma
Malaria
Demam Berdarah Dengue
0,85%
0,17%
0.00%
2,05%
15
Kemati
an Bay
i
Kemati
an M
atern
al
Kemati
an Anak
Balita
Kemati
an Umum
0
1
2
3
4
5
6
Angka Mortalitas dalam 1 Tahun Terakhir
Angka Mortalitas dalam 1 Tahun Terakhir
C. Data umum
1. Jumlah penghasilan (total responden = 120 KK ) (udah gak usah diganti)
<Rp 750.000,- Rp 750.000,- s/d Rp
1.500.000,-
>Rp 1.500.000,-
52.85% 33.33% 13.82%
2.
Keluarga yang memiliki tanaman obat keluarga (TOGA) minimal tiga (3) jenis
total responden = 120 KK )
YA TIDAK
1,67% 98,33%
16
53%
33%
14%
Penghasilan
< Rp 750.000,-Rp 750.000,- s/d Rp 1.500.000,->Rp 1.500.000,-
Persentase Morbiditas0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
Penyakit yang dijumpai dalam tiga (3) bulan terakhir
ISPA Diare TBC Demam Tifoid Gatal-gatalCampak Asma Malaria DBD
3. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan
Tempat
berobat
responden dan anggota keluarganya ( total responden = 120 KK)
YANG DIHARAPKAN
Tenaga kesehatan (dokter,
bidan, mantri) (116)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
- Tradisional (dukun/alternatif) (0)
- Diobati sendiri (7)
- Lain-lain (0)
94,31% 5,69%
Yang Diharapkan Yang Tidak Dihara-pkan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
4. Jarak dari rumah responden ke fasilitas kesehatan (total responden = 120 KK)
<1km 1-5km 6-10km >10km
39
31,71%
75
60,98%
4
3,25%
5
4,07%
17
Punya2%
Tidak punya98%
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) minimal tiga (3) jenis
5. Sarana
transportasi yang digunakan
Jalan kaki Kendaraan pribadi Angkutan umum
3 113 7
2,44% 91,87% 5,69%
2%
92%
6%
Sarana transportasi yang digunakan
jalan kakikendaraan pribadiangkutan umum
6. Keluarga responden adalah peserta Asuransi Kesehatan (BPJS, Jamkesmas,
Jamkesda)
Peserta Asuransi
Kesehatan
Ya (56) Tidak (67)
45,53% 54,47%
18
32%
61%
3%4%
Jarak dari rumah responden ke fasilitas ke-sehatan
< 1 km1 - 5 km6 - 10 km> 10 km
D. Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Gizi, dan Imunisasi
Ada (4) Tidak (119)
3,25% 96,75%
1. Responden yang mempunyai bayi (0-12 bulan) di keluarganya. (total
responden = 120 KK).
19
46%
54%
Responden Peserta BPJS Kesehatan
YaTidak
2. Yang menolong responden dalam persalinan terakhir (khusus yang
mempunyai bayi 0-12 bulan). (total responden = 120 KK, total responden
yang mempunyai bayi (0-12 bulan) = 4)
YANG DIHARAPKAN
Tenaga Kesehatan (4)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Dukun (0), lain-lain (0)
100,00% 00,00%
3.
Responden yang pernah memiliki bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah < 2500
gram) cukup umur (hamil 9 bulan). (total responden = 120, total responden
yang mempunyai bayi (0-12 bulan) = 4)
20
3%
97%
Responden yang mempunyai bayi 0 - 12 bulan
ada tidak ada
TK BTK0
20
40
60
80
100
120
100
0 0 0
Yang menolong persalinan
yang menolong persalinan
YANG DIHARAPKAN
Tidak (3)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Ya (1)
75% 25%
4. Responden yang
hanya
memberikan ASI saja pada bayinya (0-6 bulan). (total responden = 120, total
responden yang mempunyai bayi (0-6bulan)= 4)
YANG DIHARAPKAN
Ya (4)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (0)
100% 0%
5.
Responden yang hanya memberikan ASI Ekslusif pada bayinya (6-12 bulan).(total
responden = 120, total responden yang mempunyai bayi (6-12bulan) = 4)
21
100%
ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan
Yang diharapkanTidak diharapkan
75%
25%
bayi dengan BBLR
TIDAK YA
YANG DIHARAPKAN
Ya (3)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (1)
75% 25%
6.
Responden yang memiliki bayi dan membawa bayi ke Posyandu. (total responden
= 120, total responden yang mempunyai bayi (0-12bulan)= 4
YANG DIHARAPKAN
Ya (4)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (0)
100,00% 0,00%
7.
7. Re
spo nden
yang
memiliki bayiyang memiliki buku KIA. (total responden = 11 , untuk semua
KK)
YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
22
Ya100%
Responden yang memiliki bayi dan membawa bayi ke posyandu
bayi usia 0-6 bulan75%
bayi usia 6-12 bu-lan
25%
ASI Eksklusif pada bayi
Ya (4) Tidak ( 0)
100% 0 %
8. Responden yang memiliki bayi dan yang membawabuku KIA setiap ke
posyandu (total responden =4 , untuk semua KK)
YANG DIHARAPKAN
Ya (4)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak ( 1)
100% 0%
9. Responden yang memiliki bayi dan pernah membaca buku KIA (total
responden = 4 , untuk semua KK)
YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
23
Ya100%
Responden yang memiliki bayi dan yang membawa buku KIA setiap ke posyandu
100%
Responden yang memiliki bayi yang memiliki buku KIA
ada tidak ada
Ya (2) Tidak (2)
50% 50%
10. Responden yang mengerti isi buku KIA (total responden =4, untuk semua
KK)
Cara menyusui bayi 3 75%
Imunisasi 3 75%
Pemberian kapsul vitamin
A
3 75%
Pemberian makanan
pendamping ASI
3 75%
Tidak mengerti 1 25%
24
50%50%
Responden yang memiliki bayi dan pernah membaca buku KIA
tidak ya
11.
Responden yang memiliki bayi dan memperoleh imunisasi sesuai usia.(total
responden = 120 KK, total responden yang mempunyai bayi (0-12bulan) = 4)
YANG DIHARAPKAN
Ya (4)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (0)
100% 0%
YA100%
Responden yang memiliki bayi dan mem-peroleh imunisasi sesuai usia
12. Responden ibu nifas (dalam 40 hari setelah ibu melahirkan) mendapatkan 2
kapsul vitamin A merah (1 kapsul diminum setelah melahirkan dan 1 kapsul
lagi diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke-28). (total
responden yang mempunyai bayi (0-12bulan)= 4)
25
Cara menyusui
bayiImunisasi Pemberian
kapsul vi-tamin A
Pemberian makanan
pendamping ASI
Tidak mengerti
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%
75.00% 75.00% 75.00% 75.00%
25.00%
Pengetahuan responden yang memiliki bayi mengenai isi buku KIA
YANG DIHARAPKAN
Ya (2)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (2)
50% 50%
13. Responden yang memiliki anak balita (1-5 tahun atau 13-60 bulan). (total
responden = 120 KK)
Ada (25) Tidak (97)
20,49% 79,51%
ADA20%
TIDAK80%
Responden yang memiliki anak balita (1-5 tahun atau 13-60 bulan)
26
50%50%
Responden ibu nifas (dalam 40 hari setelah ibu melahirkan) mendapatkan 2 kapsul vitamin A
merah
YATIDAK
14. Responden yang membawa anak balitanya selalu ditimbang setiap bulannya di
Posyandu. (Total responden = 29)
YANG DIHARAPKAN
Ya (23)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (6)
79,31% 20,69%
15. Responden yang memiliki anak balita yang memiliki buku KIA. (total
responden =26 , untuk semua KK)
YANG DIHARAPKAN
Ya (23)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (3)
86,21% 13,79%
27
YA79%
TIDAK21%
Responden yang membawa anak balitanya selalu ditimbang setiap bulannya di Posyandu
16. Responden yang memiliki anak balita dan yang membawa buku KIA setiap ke
Posyandu (total responden =26 , untuk semua KK)
YANG DIHARAPKAN
Ya (25)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (1)
96,15% 3,85%
17.
Responden yang memiliki anak balita danpernah membaca buku KIA (total
responden =26 , untuk semua KK)
YANG DIHARAPKAN
Ya (21)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (8)
28
Ya88%
Tidak12%
Responden yang memiliki anak balita yang memiliki buku KIA
YA96%
TIDAK4%
Responden yang memiliki anak balita dan yang membawa buku KIA setiap ke posyandu
96,15% 3,85%
18. Responden yang memiliki balita dan mengerti isi buku KIA (total responden =
26 , untuk semua KK)
Cara memberi makan anak 21 84%
Cara merangsang
perkembangan anak
17 68%
Pemberian kapsul vitamin
A pada anak
13 52%
Obat yang harus
disediakan di rumah
15 60%
Tidak mengerti 3 12%
29
balita yang memiliki buku KIA
balita yang membawa buku KIA setiap ke
posyandu
balita yang pernah membaca buku KIA
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
balita (1-5 tahun)
YATIDAK
19. Responden yang memiliki balita dengan status gizi
responden ( bayi dan balita yang datang dan ditimbang ke Posyandu= 26 )
YANG DIHARAPKAN
Tidak (24)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Ya (2)
92,31% 7,69%
30
Ya8%
Tidak92%
Responden yang memiliki balita dengan status gizi kurang/BGM/buruk
cara memberi m
akan anak
cara meran
gsang perke
mbangan...
pemberian kap
sul vitamin A pad...
obat yang haru
s disediaka
n di ... tidak mengerti
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI ISI BUKU KIA
PERSENTASE
Ibu Hamil
1. Responden yang pada keluarganya terdapat ibu hamil. (total responden =
120 KK)
Ada (7) Tidak (116)
5,69% 94,31%
2.
Responden yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan. (total responden
= 120 KK, total ibu hamil = 7)
YANG DIHARAPKAN
Ya (6)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (1)
85,71% 14,29%
31
Ya6%
Tidak94%
Responden yang pada keluarganya terdapat ibu hamil
85.71%
14.29%
Responden yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan
yatidak
3. Responden ibu hamil yang memiliki buku KIA. (total responden ibu hamil =
7)
YANG DIHARAPKAN
Ya (6)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (1)
85,71% 14,29%
YA86%
TIDAK14%
Responden ibu hamil yang memiliki buku KIA
4. Responden ibu hamil yang pernah membaca buku KIA (total responden ibu
hamil = 7)
YANG DIHARAPKAN
Ya (6)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (1)
85,71% 14,29%
YA86%
TIDAK14%
Responden ibu hamil yang pernah membaca buku KIA
5. Responden yang mengerti isi buku KIA (total responden ibu hamil = 5)
32
Anjuran pemeriksaan Kehamilan secara rutin 7 100%
Pemberian imunisasi pada ibu hamil 3 42,86%
Tanda bahaya kehamilan 4 57,14%
Tanda bayi akan lahir 3 42,86%
Tidak mengerti 0 0%
Anjuran pemerik-saan Ke-
hamilan se-cara rutin
Pemberian imunisasi pada ibu
hamil
Tanda ba-haya kehami-
lan
Tanda bayi akan lahir
Tidak mengerti
0%
20%
40%
60%
80%
100%
PRESENTASE
PRESENTASE
6. Tempat responden merencanakan persalinan. (total responden = 120 KK,
total ibu hamil = 7)
YANG DIHARAPKAN
Rumah sakit (1) puskesmas(3),
bidan(3), Dokter Kandungan (0)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Dukun (0)
33
Total (7)
100,00% 0,00%
7.
Rencana
penolong persalinan bagi responden. (total responden = 120 KK, total ibu
hamil = 7)
YANG DIHARAPKAN
Dokter (2) dan bidan (5)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Dukun (0) dan sendiri/keluarga (0)
100,00% 0,00%
8.
Responden yang
di
rumahnya telah terpasang stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi). (total responden = 123 KK, total ibu hamil = 7)
YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK
DIHARAPKAN
34
1
Rencana penolong persalinan bagi responden
Dokter dan BidanLain-lain
1
Responden merencanakan persalinan
Rumah sakit Dan BidanLain-lain
Ya (2) Tidak (5)
29% 71,43%
9. Responden yang mengalami gangguan kehamilan. (total responden = 120, total
ibu hamil = 7)
YANG DIHARAPKAN
Tidak (6)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Ya (1)
86% 14%
10. Responden ibu hamil yang mendapatkan TTD (Tablet Tambah Darah) (total
responden ibu hamil= 7)
35
14%
86%
Responden yang mengalami gangguan kehamilan
YA TIDAK
28.57%
71.43%
Responden yang telah terpasang stiker P4K
YaTidak
YANG DIHARAPKAN
Ya (7)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (0)
100% 0%
11. Responden yang mengetahui kelas ibu hamil
YANG DIHARAPKAN
Ya (2)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (5)
28,57% 71,43%
YA29%
TIDAK71%
Responden yang mengetahui kelas ibu hamil
36
Ya100%
Responden ibu hamil yang mendapatkan TTD
12. Responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil
YANG DIHARAPKAN
Ya (1)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (6)
14,29% 85,71%
YA14%
TIDAK86%
Responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil
13. Responden ibu hamil yang mengetahui apa saja yang dibicarakan pada kelas
ibu hamil
Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan 2 28,57%
Perawatan kehamilan 0 0%
Persalinan 0 0%
Perawatannifas 0 0%
37
Tidak tahu 5 71,43%
Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
29%
Tidak tahu71%
Responden ibu hamil yang mengetahui apa saja yang dibicarakan pada kelas ibu hamil
14. Respon dari suami atau keluarga
YANG DIHARAPKAN
Ya (5)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Kurang setuju (0)
Tidaksetuju (2)
86% 14%
38
86%
14%
Respon dari suami atau keluargaYA TIDAK
KB
1. Responden yang pada keluarganya terdapat pasangan usia subur (15-45 tahun
dan menikah) (total responden = 120KK)
2. Responden yang menggunakan alat kontrasepsi (total responden = 123)
YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
39
Ya69%
Tidak31%
Responden yang pada keluarganya terdapat pasangan usia subur (15-45 tahun dan menikah)
Ya Tidak
Ada (85) Tidak (38)
69% 31%
Ya (58) Tidak (65)
47,15% 52,85%
Gizi
1.
Responden yang terbiasa untuk sarapan pagi. (total responden = 120 KK)
YANG DIHARAPKAN
Ya (104)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (19)
84,55% 15,45%
40
ADA (USIA 15-45 TAHUN DAN MENIKAH)
47%TIDAK53%
RESPONDEN YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI
2. Responden yang selalu mengkonsumsi aneka ragam makanan/menu
seimbang. (total responden = 120 KK)
YANG DIHARAPKAN
Ya (108)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (15)
87,40% 12,20%
3.Responden yang selalu menggunakan garam beryodium. (total responden =
120
KK)
YANG DIHARAPKAN
Ya (117)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (12)
92,68% 7,32%
41
88%
12%
MENGKONSUMSI MENU SEIMBANGYA TIDAK
YA85%
TIDAK15%
TERBIASA SARAPAN PAGI
4.
Bentuk
garam yang digunakan responden. (total responden = 120 KK)
69.92%
21.14%8.94%
Bentuk garam yang digunakan
HalusKrosokBata
5. Tempat responden membeli garam. Total responden = 120 KK
42
YA93%
TIDAK7%
MENGGUNAKAN GARAM BERYODIUM
Halus 86 (69,92%)
Krosok 26 (21,14%)
Bata 11 (8,94%)
Pasar 21 (17,07%)
Warung 101 (82,11%)
Tukang sayur 1 (1%)
Lain-lain (Supermarket,
minimarket)
0 (0%)
6. Responden yang termasuk dalam keluarga Kadarzi (keluarga sadar gizi). Total
responden = 123 KK
YANG DIHARAPKAN
Ya (105)
YANG TIDAK DIHARAPKAN
Tidak (18)
85,37% 14,63%
E.
Rumah dan Lingkungan
Komponen Rumah Sehat
1. Responden yang memiliki langit-langit rumah (total responden = 120
KK)
Tidak ada (67) Ada, bersih, rawan
kecelakaan (15)
Ada, bersih, kuat dan
tinggi min 2,75 m (41)
54,47% 12,20% 33,33%
43
85%
15%
KELUARGA KADARZI
YA TIDAK
54.47%
12.20%
33.33%
Responden yang memiliki langit-langit rumah
Tidak adaAda, bersih, rawan kecelakaanAda, bersih, kuat dan tinggi min 2,75 m
2. Responden yang memiliki dinding rumah (total responden = 120 KK)
Non permanen (Bukan
tembok, terbuat dari
anyaman bambu) (25)
Semi permanen /
tembok tidak
diplester (20)
Permanen dan kedap
air (78)
20,33% 16,26% 63,41%
20.33%
16.26%63.41%
Responden yang memiliki dinding rumah
Non permanenSemi Permanen/tembok tidak diplesterPermanen dan kedap air
3. Responden yang memiliki lantai rumah (total responden = 120 KK)
44
Tanah (15) Seluruh lantai
plester kasar (52)
Seluruhnya kedap
air, sebagian
keramik (17)
Seluruhnya
keramik (39)
12,20% 42,28% 13,82% 31,71%
12.20%
42.28%
13.82%
31.71%
Responden yang memiliki lantai rumah
TanahSeluruh lantai plester kasarSeluruhnya kedap air, sebagain dikeramikSeluruh keramik
4. Pintu rumah responden. Total responden =120 KK
Hanya ada pintu utama (24) Setiap ruang tidur terpasang
pintu (99)
19,51% 80,49%
45
19.51%
80.49%
Pintu rumah responden
Hanya ada pintu utamaSetiap ruang tidur terpasang pintu
5. Responden yang memiliki jendela kamar tidur(total responden = 120 KK)
Tidak ada (24) Ada (99)
19,51 80,49
19.51%
80.49%
Responden yang memiliki jendela kamar tidur
Tidak adaAda
6. Responden yang memiliki jendela ruang keluarga (total responden = 120 KK)
Ada (21) Tidak ada (102)
17,07% 82,93%
46
17.07%
82.93%
Responden yang memiliki jendela ruang keluarga
AdaTidak ada
7. Responden yang memiliki ventilasi di rumah (total responden = 120 KK)
Tidak ada
(14)
Ada, <10%
luas lantai (32)
Ada, >10% luas lantai,
tidak dipasang kasa
(58)
Ada, >10% luas lantai,
dipasang kasa (19)
11,38% 26,02% 47,15% 15,45%
11.38%
26.02%
47.15%
15.45%
Responden yang memiliki ventilasi di rumah
Tidak adaAda, <10% luas lantaiAda, >10% luas lantai, tidak dipasang kasaAda, >10% luas lantai, dan dipasang kasa
8. Responden yang memiliki lubang asap dapur (total responden = 120 KK)
Ada dan berfungsi dengan
baik (20)
Ada (44) Tidak ada (59)
16,26% 35,77% 47,97%
47
47.97%
35.77%
16.26%
Responden yang memiliki lubang asap dapur
Tidak adaAda dan berfungsi dengan baikAda dan berfungsi dengan baik
9. Responden yang memilki rumah dengan pencahayaan (pencahayaan alamiah)
(total responden = 123 KK)
Terang, enak untuk
membaca dan tidak silau
(11)
Kurang terang, bila
untuk membaca mata
terasa sakit (27)
Tidak terang, tidak dapat
digunakan untuk membaca
(85)
8,94% 21,95% 69,11%
8.94%
21.95%
69.11%
Responden yang memiliki rumah dengan pencahayaan
Terang, enak untuk membaca dan tidak silaiKurang terang, bila untuk membaca terasa sakitTidak terang, tidak digunakan untuk membaca
48
10. Responden yang setiap ventilasinya terpasang kassa nyamuk (pencegahan
terhadap kemungkinan resiko penularan penyakit oleh hewan serangga /
nyamuk). Total responden = 120 KK
Ada pada semua ventilasi
(11)
Ada sebagian
terutama kamar
tidur (20)
Tidak ada (92)
8,94% 16,26% 74,80%
DIAGRAM
RUMAH
SEHAT
49
74.80%
16.26%
8.94%
Responden yang ventilasinya terpasang kasa nyamuk
Tidak adaada sebagian, kamar tidurada pada semua ventilasi
50
ADA LANGIT-LANGIT MEMENUHI SYARAT
PUNYA DINDING PERMANEN DAN KEDAP AIR
JENIS LANTAI RUMAH YANG KEDAP AIRPINTU DI SETIAP KAMAR
JENDELA DI TIAP KAMAR TIDUR
JENDELA DI RUANG KELUARGA
ADA VENTILASI (10% LUAS LANTAI) DAN DIPASANG KASA
LUBANG ASAP DAPUR DAN BERFUNGSI BAIK
PENCAHAYAAN ALAMIAH YANG TERANG, ENAK UNTUK MEMBACA & TIDAK SILAUVENTILASI YANG TERPASANG KASA NYAMUK
33.33%
63.41%
31.71%
80.49%80.49%82.49%
15.45%16.26%
69.11%
8.94%
54.47%
20.33%12.20%19.51%19.51%19.51%11.38%
47.97%
8.94%
74.80%
RUMAH SEHAT
YA (YANG DIHARAPKAN) TIDAK (YANG TIDAK DIHARAPKAN)
Sarana Sanitasi
1. Sumber / sarana air bersih. Total responden= 120 KK
Sumur gali 118 95,93%
Sumur dengan pompa tangan
3 2,44%
PDAM 2 1,63%
51
95.93%
2.44%
SARANA AIR BERSIH
SUMUR GALISUMUR POMPA TANGANPDAM
F. KHUSUS 1. KHUSUS TENTANG SUMUR GALI . Total responden = 120 KK
Uraian Ya Tidak
Kekeruhan air 17 (13,82%) 106 (86,18%)
Warna air 12 (9,76%) 111 (90,24%)
Rasa air 6 (4,88%) 117 (95,12%)
Bau air 6 (4,88%) 117 (95,12%)
Jarak dengan jamban < 10 meter 35 (28,46%) 88 (71,54%)
Jarak dengan sumber pencemaran
kotoran hewan, sampah, genangan air
<10 meter
17 (13,82%) 106 (86,18%)
Genangan air dalam jarak < 2meter 22 (17,89%) 101 (82,11%)
Saluran pembuangan air yang rusak atau
tidak ada
18 (14,63%) 105 (85,77%)
Semen yang mengitari sumur radius < 1
meter
41 (33,33%) 82 (66,67%)
Ember dan tali timba yang diletakkan
tidak sesuai tempatnya sehingga
memungkinkan pencemaran
21 (17,07%) 102 (82,93%)
Bibir sumur / cincin tidak sempurna
(memungkinkan air merembes ke dalam
sumur
13 (10,57%) 110 (89,43%)
Dinding semen sepanjang ke dalaman 3
meter dari atas permukaan tanah tidak
diplester, tutup rapat / tidak sempurna
34 (27,64%) 89 (72,36%)
52
2. Responden yang memiliki sarana air bersih (SAB) (total responden = 120
KK)
Ada, milik
sendiri,
memenuhi syarat
(82)
Bukan milik
sendiri,
memenuhi syarat
(11)
Ada, milik
sendiri, tidak
memenuhi syarat
(19)
Bukan milik
sendiri, tidak
memenuhi
syarat (11)
66,67% 8,94% 15,45% 8,94%
53
54
AIR KERUH
AIR BERWARNA
AIR BE-
RASA
AIR BERBA
U
ADA JAM-BAN DALA
M JARAK < 10M DEN-GAN
SUMUR
ADA SUM-BER
PENCEMARA
N DALA
M JARAK 10M
GENANGAN
AIR DALA
M JARAK < 2M
SALU-RAN PEM-BUANGAN AIR
RUSAK /
TIDAK ADA
LAN-TAI SE-
MEN MEN-GITARI SUMU
R PUNYA RA-DIUS <
1M
EM-BER & TALI
TIMBA DILE-
TAKKAN
SEM-BARANGAN
SE-HINGG
A MEMUNGKINKAN
PENCEMARA
N
BIBIR SUMU
R TIDAK SEM-PURN
A
DIND-ING SE-
MEN SEPA-NJANG KEDAL
AM 3M
DARI ATAS PER-
MUKAAN
TANAH
TIDAK DIPLES
TER SEM-PURN
A
YA 0.1382
0.0976
0.0488
0.0488
0.2846
0.1382
0.1789
0.1463
0.3333
0.1707
0.1057
0.2764
TIDAK
0.8618000000000
01
0.9024
0.9512
0.9512
0.7154
0.8618000000000
01
0.8211
0.8537000000000
01
0.6667000000000
01
0.8293
0.8943
0.7236000000000
01
5.00%25.00%45.00%65.00%85.00%
SUMUR GALIPERS
ENTASE
3. Responden yang memiliki jamban (total responden = 120 KK)
Tidak ada (22) Ada tapi tidak memenuhi
syarat (17)
Ada dan memenuhi
syarat (87)
17,89% 11,38% 70,73%
17.89%
11.38%
70.73%
Responden Yang Memiliki Jamban
Tidak adaAda Tetapi Tidak Memenuhi SyaratAda dan memenuhi syarat
PERTANYAAN KHUSUS TENTANG JAMBAN
Total responden = 120
Uraian Ya Tidak
Penampungan akhir kotoran/jamban berjarak < 10 m
dengan sumber air
34 (27,64%) 89 (72,36%)
Penutup sumur resapan jamban (penampungan akhir
kotoran) tidak kedap air
25 (20,33%) 98 (79,67%)
Konstruksi jamban memungkinkan binatang
penyebar penyakit menjamah kotoran dalam jamban
13 (10,57%) 110
(89,43%)
Jamban menimbulkan bau 11 (8,94%) 112
(91,06%)
55
Jamban tidak selalu terjaga kebersihannya 21 (17,07%) 102
(82,93%)
4. Responden yang memiliki sarana pembuangan air limbah (total responden
=123 KK)
Ada, jarak dengan sumber air > Ada, jarak dengan sumber air < Tidak
56
Penampungan akhir ko
toran/jamban berjar
ak < 10 m dengan sumber ai
r
Penutup sumur resapan jam
ban (penampungan akhir ko
toran) tidak kedap air
Konstruksi ja
mban memungkinkan binatan
g penyebar penyaki
t menjamah kotoran dalam jam
ban
Jamban menimbulkan bau
Jamban tidak selalu terj
aga kebersih
annya
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%
JAMBAN
YaTidak
10 meter atau ke saluran kota
(34)
10 meter atau kesaluran terbuka
(52)
ada (37)
27,64% 42,28% 30,08%
27.64%
42.28%
30.08%
Responden yang memiliki sarana pembuangan air limbah
Ada, jarak dengan sumber air > 10 m atau ke saluran kotaAda, jarak dengan sumber air <10 m atau ke saluran terbukaTidak ada
PERTANYAAN KHUSUS SPAL
Total responden = 86 KK
Uraian Ya Tidak
Jarak antara SPAL dengan sumber air
>10 m
58 (67,44%) 28 (32,56%)
SPAL tertutup 57 (66,28%) 29 (33,72%)
SPAL tidak berbau 51 (59,30%) 35 (40,70%)
Aliran SPAL lancar/tidak menggenang 57 (66,28%) 29 (33,72%)
57
5.
Responden yang memiliki sarana pembuangan sampah (total responden = 120
KK)
Ada, kedap air dan
tertutup (16)
Ada, tidak kedap air dan
tidak tertutup (48)
Tidak ada (59)
13,01% 39,02% 47,97%
58
13.01%
39.02%
47.97%
Responden yang memiliki sarana pembuangan sampah
Ada, kedap air dan tertutup
Ada, tidak kedap air dan tidak ter-tutup
Tidak ada
Jarak antara SPAL dengan sumber air
>10m
SPAL tertutup SPAL tidak berbau Aliran SPAL lancar/ Tidak menggenang
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00% SPAL
YA
TIDAK
Perilaku Penghuni
1. Kebiasaan responden membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam sehari
(total responden = 120)
Setiap hari (72) Kadang-kadang (38) Tidak pernah (13 )
58,54% 30,89% 10,70%
58.54%30.89%
10.70%
Kebiasaan responden membuka jendela min-imal 1 jam
Setiap hari
Kadang-kadang
Tidak pernah
2. Responden yang sering menyapu dan mengepel rumah (total responden=120
KK)
Setiap hari (85) Tiap tiga hari (24) Seminggu ( 13 )
69,67% 19,67% 10.66%
59
69.67%
19.67%
10.66%
Ressponden yang sering membersihkan rumah dan halaman
Setiap hari
Tiap tiga hari
Seminggu
3. Dimana anda membuang tinja (total responden=120)
Dibuang
kesungai/kebun/kolam/sembarangan (11)
Ke wc/jamban (112)
8,94% 91,06%
20.16%
79.84%
Responden membuang tinja
Dibuang ke sungai/kebun/ko-lam/sembarangan
Wc/jamban
4. Responden yang selalu membuang sampah pada tempatnya (total responden
=120)
Dimanfaatkan/
daur ulang (20)
Ke TPS/petugas
sampah (29)
Sungai/kebun/kolam/
sembarangan (72)
16,53% 23,97% 59,50%
60
16.53%
23.97%59.50%
Responden yang selalu membuang sampah pada tempatnya
Dimanfaatkan/daur ulang
TPS/petugas sampah
Sungai/Kebun/sembarangan
5. Kepadatan penghuni dalam rumah (total responden=120)
< 8 m2 perorang (58) >8 m2 perorang (65)
47,15% 52,85%
47.15%52.85%
Kepadatan penghuni dalam rumah
< 8m2 perorang
>8 m2 perorang
6. Keberadaan tikus dalam rumah (total responden=120)
Ada (111) Tidak ada (12)
90,24% 9,76%
61
90.24%
9.76%
Keberadaan tikus dalam rumah
Ada Tidak ada
7. Keberadaan lalat dalam rumah (total responden=120)
>5 ekor (65) < 5 ekor (57)
53,28% 46,72%
53.28%46.72%
Keberadaan lalat dalam rumah
>5 ekor
<5 ekor
8. Keberadaan kecoa dalam rumah (total responden=120)
Ada (98) Tidak ada (25)
79,67% 20,33%
62
79.67%
20.33%
Keberadaan kecoa dalam rumah
Ada Tidak ada
9. Keberadaan nyamuk dalam rumah (total responden=120)
Ada (118) Tidak ada (5)
95,93% 4,07%
95.93%
4.07%
Keberadaan nyamuk dalam rumah
Ada Tidak ada
10. Keberadaan jentik nyamuk di penampungan air (bak mandi, gentong, dll)
(total responden=120)
Ada (20) Tidak ada (102)
63
16,39% 83,61%
1639.00%
83.61%
Keberadaan jentik di penampungan air
Ada Tidak ada
11. Letak kandang ternak (total responden=120)
Menyatu dengan
rumah (6)
Terpisah dari
rumah< 10 m (40)
Terpisah dari rumah > 10 m
atau tidak punya ternak
(77)
4,88% 32,52% 62,60%
64
4.88%
32.52%
62.60%
Letak kandang ternak
Menyatu dengan rumah
Terpisah dari rumah <10 m
Terpisah dari rumah >10 m atau tidak punya ternak
G. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah persalinan di keluarga Anda
ditolong oleh nakes terampil?
112
(91,06%)
11
(8,94%)
2. Apakah Anda memeriksakan
kehamilan minimal selama 4 kali
selama hamil
110
(89,43%)
13
(10,57%)
3. Apakah di keluarga Anda hanya
memberi ASI eksklusif saja pada bayi
sampai usia 6 bulan?
104
(84,55% )
19
(15,45% )
4. Apakah balita anda ditimbang secara
rutin (minmal 8 kali setahun)?
104
(84,55% )
19
(15,45% )
5. Apakah keluarga Anda biasa makan
dengan gizi seimbang?
98
(79,67% )
25
(20,33% )
6. Apakah keluarga Anda menggunakan
air bersih untuk kebutuhan sehari-
hari?
119
(96,75%)
4
(3.25 % )
7. Apakah Anda biasa BAB di jamban 112 10
65
sehat? (91,80% )
(8,20% )
8. Apakah keluarga anda sehari-hari
membuang sampah pada tempatnya?
97
(78.86% )
26
(21,14% )
9. Apakah keluarga Anda menggunakan
lantai rumah kedap air (bukan tanah)?
99
(80,49% )
24
(19.51% )
10. Apakah keluarga Anda biasa mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan
dan sesudah makan?
63
(51,22%)
60
(48,78%)
11. Apakah tidak ada anggota keluarga
yang merokok?
46
(37,40%)
77
(62,60%)
12. Apakah keluarga anda melakukan
aktifitas fisik min 30 menit setiap
hari?
100 (90,70%) 23
(18.70%)
13. Apakah anggota keluarga Anda
terbiasa menggosok gigi minimal 2
kali sehari yaitu pagi sebelum makan
dan malam sebelum tidur?
110
(89.43%)
13
(10.57%)
14. Apakah tidak ada anggota keluarga
Anda yang minum miras/narkoba?
76
(61.79%)
47
(38.21%)
15. Apakah keluarga Anda menjadi
anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/BPJS?
53
(43.09%)
70
(56.91%)
16. Apakah di lingkungan Anda
melakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) seminggu sekali?
53
(43.09%)
70
(56.91%)
66
persalinan ditolong ten
kes & dilaku
kan di fasilitas
kesehatan
periksa k
ehamilan min. 4x selama hamil
ASI eksklu
sif pada bayi s
ampai usia 6 bulan
balita ditimbang se
cara rutin (min. 8x/ta
hun)
makan dengan gizi
seimbang
menggunakan air
bersih
BAB di jamban seh
at
membuang sampah pada tem
patnya
lantai rumah ked
ap air (bukan tan
ah)tidak merokok
aktifitas fisik (
30 menit / hari)
cuci tangan dengan air
& sabun seb
elum dan sesudah makan
dan BAB
gosok gigi min. 2x/hari
tidak membeli /
menyimpan / menjual m
iras dan narko
ba
peserta JK
N/BPJS
PSN (pemberantasa
n sarang nyam
uk) 1x/m
inggu
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%120.00%
PERILAKU ANGGOTA KELUARGA (16 INDIKATOR PHBS)
PERSEN
TASE
Strata PHBS
Strata PHBS Score Persentase
Sehat Pratama 2 1,64%
Sehat Madya 20 16,39%
Sehat Utama 98 80,33%
Sehat Paripurna 2 1,64%
67
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH
Hasil survei tersebut di atas mengenai status kesehatan masyarakat,
ditemukan beberapa masalah kesehatan yang persentasenya kurang dari SPM
(standar pelayanan minimal) dinas kesehatan kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di
dusun Tuksongo I, desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, yaitu:
NO: Masalah Hasil Indikator
68
2% 16%
80%
Strata PHBS
Sehat PratamaSehat MadyaSehat UtamaSehat Paripurna
SPM
1. Bayi yang mendapat ASI
eksklusif
25% 80%
2. Ibu nifas mendapat kapsul vit A 66.67% 89%
3. Bayi dengan status gizi kurang
(BGM)
7,41% <1,5%
4. Pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil
85,71% 100,00%
5. Rencana penolong persalinan 85,71% 95%
6. Pasangan Usia Subur yang
menggunakan KB
47,15% 80%
Rumah dan Lingkungan
NO: Masalah Hasil Indikator SPM
Komponen rumah
7. Rumah yang memanfaatkan jamban
66,64% 75%
8. Rumah yang mempunyai SPAL 44% 65%
9. Rumah yang tidak mempunyai jentik nyamuk
83,60% 100%
10. Rumah yang memiliki langit langit
41,23% 70%
11. Rumah yang memiliki dinding permanen
61,54% 70%
12. Rumah yang memiliki lantai keramik
43,7% 70%
13. Rumah yang memiliki ventilasi 56,60% 70%
69
>10% luas lantai
Perilaku penghuni
14. Keberadaan lalat dalam rumah 52,28% 0%
15. Keberadaan nyamuk dalam rumah
95,93% 0%
16. Keberadaan kecoa dalam rumah 79,67% 0%
17. Keberadaan tikus dalam rumah 90,24 0%
18. Kebiasaan buang sampah pada tempat pembuangan sampah/ petugas sampah
23,97% 70%
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
NO: Masalah Hasil Indikator SPM
19. Aktifitas fisik minimal 30 menit sehari
62,60% 65%
20. Anggota JPK, dana sehat, ASKES, jamkesmas
43,00% 65%
21. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
43,09% 65%
22. Pemberian ASI ekslusif 48,00% 80%BAB V
ANALISIS MASALAH
A. Analisis Masalah di Dusun Tuksongo I
Penelitian pendahuluan (Survei Mawas Diri) telah dilakukan di Dusun
Tuksongo I, Desa Tuksongo pada tanggal 16 Januari 2015. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah pembagian kuesioner yang berisi daftar pertanyaan,
meliputi data umum (identitas subyek penelitian) serta faktor-faktor yang
70
Hasil Survei
Direkapitulasi
Masalah
Prioritas Masalah
mempengaruhi status kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan kesehatan.
Gambar 4. Tahapan analisis masalah
Gambar di atas menunjukkan tahapan kegiatan yang dilakukan di Dusun
Tuksongo I. Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang terkumpul, kemudian
direkapitulasi untuk menentukan masalah-masalah kesehatan yang ada di Dusun
Tuksongo I.
Hasil SMD memberikan gambaran permasalahan yang ada di Dusun Tuksongo
I. Ditemukan 23 masalah dari hasil survei, kemudian dilakukan penggabungan pada
beberapa masalah sehingga masalahnya menjadi 20 terdiri dari 8 masalah fisik dan
12 masalah non-fisik. Selanjutnya 20 masalah tersebut, didiskusikan bersama dalam
MMD.
Delapan (8) masalah fisik, sebagai berikut:
1. Tidak memanfaatkan jamban.
2. Tidak mempunyai SPAL.
3. Rumah yang mempunyai jentik nyamuk.
4. Rumah yang tidak memiliki langit-langit.
5. Rumah yang tidak memiliki dinding permanen.
6. Rumah yang tidak memiliki lantai keramik.
71
7. Rumah yang tidak memiliki ventilasi >10% luas lantai.
8. Adanya binatang pembawa penyakit dalam rumah (tikus, lalat >5
ekor, kecoak, dan nyamuk).
Dua belas (12) masalah non-fisik, sebagai berikut
1. Bayi yang tidak mendapat ASI.
2. Ibu nifas yang tidak mendapat kapsul vitamin A.
3. Bayi dengan status gizi kurang.
4. Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil.
5. Rencana penolong persalinan.
6. WUS yang tidak menggunakan KB.
7. Pertolongan persalinan oleh fasilitas kesehatan.
8. Aktivitas fisik minimal 30 menit sehari
9. Anggota JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS (BPJS)
10. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
11. Pemberian ASI esksklusif.
12. Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempat pembuangan
sampah.
MMD dilaksanakan Rabu, 20 Januari 2015 yang dihadiri perwakilan Kepala
Desa Banjaran I (Sekertaris Desa), Kepala Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak RT
dan RW, kader di Dusun Tuksongo I, tokoh masyarakat dan tokoh agama, warga
Dusun Tuksongo I serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti sebagai
fasilitatornya untuk dilakukan persamaan persepsi tentang masalah kesehatan yang
akan dibahas. Dari 20 masalah kesehatan tersebut disepakati 9 masalah yang akan
dibahas dengan menggunakan pemungutan suara terbanyak dari 13 perwakilan warga
Dusun Tuksongo I. Adapun hasil MMD adalah terpilihnya 7 masalah sebagai berikut
:
1. Tidak menggunakan jamban sehat
2. Tidak mempunyai SPAL.
3. Rumah yang tidak memiliki dinding permanen.
72
4. Binatang pembawa penyakit dalam rumah (tikus, lalat >5 ekor, kecoa,
dan nyamuk
5. Anggota JPK/ dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS (BPJS).
6. Melakukan PSN.
7. Kebiasaan buang sampah yang tidak pada tempat pembuangan
sampah.
Berbagai masalah di atas kemudian dilakukan penentuan prioritas masalah
berdasarkan metode USGP. Metode ini mengacu pada 4 indikator sebagai berikut :
1. Urgency ( mendesaknya )
2. Seriousness (kegawatannya)
3. Growth (perkembangannya)
4. Potensi (sumber daya)
Masing-masing indikator diberi skor 1-5. Hal tersebut dimaksudkan
untukmemudahkan warga masyarakat dalam memberikan penilaian pada setiap
masalah yang ada.
1. Urgency (mendesaknya)
Nilai 1 : Tidak mendesak
2 : Kurang mendesak
3 : Cukup mendesak
4 : Mendesak
5 : Sangat mendesak
2. Seriousness (kegawatannya)
Nilai 1 : Tidak gawat
2 : Kurang gawat
3 : Cukup gawat
4 : Gawat
5 : Sangat gawat
3. Growth (perkembangannya)
Nilai 1 : Sangat Kurang
73
2 : Kurang
3 : Cukup besar
4 : Besar
5 : Sangat Besar
4. Potency (potensi)
Nilai 1 : Sangat Kurang
2 : Kurang
3 : Cukup
4 : Besar
5 : Sangat besar
Setelah dilakukan voting secara tertutup, hasil nilai yang didapat dijumlahkan dan
dirata-ratakan sesuai jumlah perwakilan warga Dusun Tuksongo I yang hadir.
Tabel 9. Hasil USGP
NO: Masalah U S G P JUMLAH URUTAN
74
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tidak menggunakan
jamban sehat
Tidak memiliki SPAL
Rumah yang tidak
memiliki dinding
permanen
Adanya binatang
pembawa penyakit dalam
rumah
Anggota JPK/dana
sehat/asuransi
kesehatan/JAMKESMAS
Melakukan PSN
Buang sampah tidak pada
tempatnya
3,62
4,15
3,23
3,82
4,46
4,77
4,77
3,17
3,33
3,00
3,78
5,00
4,67
4,42
3,3
3
3,2
5
2,8
3
3,5
8
4,3
3
4,5
0
4,5
0
2,00
1,83
2,00
2,44
1,92
2,73
1,50
12,20
12,57
11,07
13,62
15,71
16,10
15,19
6
5
7
4
2
1
3
75
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A. Alternatif Pemecahan Masalah di Dusun Tuksongo I
Tahapan selanjutnya setelah dilakukan analisis penyebab masalah adalah
memberikan alternatif pemecahan masalah. Masalah yang terdapat di Dusun
Tuksongo I dikategorikan menjadi masalah fisik dan non-fisik yang telah dijelaskan
dalam bab sebelumnya dengan alternatif pemecahan masalah yang tertulis pada tabel
di bawah ini.
Tabel 10. Alternatif pemecahan masalah
No. Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan
1 Tidak Melakukan
pemberantasan sarang
nyamuk (PSN)
1. Belum pernah dilakukan
penyuluhan PSN
2. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
PSN
3. Kesadaran masyarakat
yang rendah mengenai
PSN
1. Melakukan
penyuluhan PSN
2. Dilakukan gerakan
4M (Menguras,
Mengubur, Menutup
dan Memantau)
3. Kerja Bakti
membersihkan
lingkungan rumah
dan sekitarnya
76
4. Penggunaan anti
nyamuk seperti obat
nyamuk semprot, dan
raket nyamuk listrik
5. Mengusulkan
Fogging apabila ada
indikasi
2 Rendahnya masyarakat
yang memiliki JPK/dana
sehat/asuransi
kesehatan/JAMKESMAS
1. Rendahnya Pemahaman
tentang JPK/dana
sehat/asuransi
kesehatan/JAMKESMAS
2. Adanya pembatasan
jumlah warga (200/dusun)
dalam pembuatan jaminan
kesehatan yang gratis
1. Mengusulkan sosialisasi
JPK/ dana sehat/
asuransi kesehatan/
JAMKESMAS
2. Pendataan ulang warga
yang ekonomi rendah
3 Buang sampah tidak pada
tempatnya
1. Tidak tersedianya sarana
TPS (tempat pembuangan
sampah)
2. Tidak tersedianya petugas
khusus untuk mengelola
sampah
1. Menyediakan fasilitas
tempat pembuangan
sampah umum
2. Penyuluhan mengenai
pengelolaan sampah
yang baik dan benar
4 Adanya binatang pembawa
penyakit dalam rumah
(tikus, lalat >5 ekor, kecoa,
dan nyamuk)
1. Kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan
lingkungan kurang
2. Banyak air yang
menggenang
3. Musim buah dan musim
1. Memberi pengarahan
pada warga untuk
membuang sampah pada
tempatnya
2. Melakukan gerakan 4M
sebagai salah satu
77
pancaroba
4. Dekatnya lokasi rumah
dengan sawah/ kebun
5. Membuang sampah tidak
pada tempatnya
tindakan PSN
3. Menggunakan lem lalat
4. Penggunaan racun tikus
5. Memelihara jangkrik
sebagai salah satu upaya
untuk mengusir tikus
5
Tidak memiliki saluran
pembuangan air limbah
(SPAL)
1. Pengetahuan yang rendah
tentang SPAL
2.
1. Penyuluhan dan
pembagian leaflet tentang
rumah sehat
2. Melibatkan aparat desa
untuk menggerakkan
pembuatan SPAL
6 Tidak menggunakan
jamban sehat
1. Rendahnya pengetahuan
tentang jamban sehat
2. Tidak maemiliki jamban
3. Kebiasaan Buang air
besar disungai
1. Penyuluhan mengenai
jamban sehat
2. Partisipasi masyarakat
untuk membuat jamban
sehat
7 Rumah yang tidak
memiliki dinding
permanen
1. Pengetahuan tentang
rumah sehat
2. Tidak tersedianya dana
1. Penyuluhan tentang
rumah sehat
2. Usulan bedah rumah
olaeh pemerintah daerah
B. Rekapitulasi Alternatif Pemecahan Masalah
1. Melakukan penyuluhan PSN
78
2. Dilakukan gerakan 4 M (Menguras,Mengubur,Menutup dan
Memantau)
3. Bakti sosial membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya
4. Penggunaan anti nyamuk seperti obat nyamuk bakar, obat nyamuk
semprot, dan raket nyamuk listrik
5. Melakukan Fogging sesuai indikasi
6. Sosialisasi JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS
7. Pendataan ulang warga yang ekonomi rendah
8. Menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah umum
9. Penyuluhan mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar
10. Memberi pengarahan pada warga untuk membuang sampah pada
tempatnya
11. Melakukan gerakan 4M sebagai salah satu tindakan PSN
12. Menggunakan lem lalat
13. Penggunaan racun tikus
14. Memelihara jangkrik sebagai salah satu upaya untuk mengusir tikus
Menyediakan tempat pembuangan limbah utama
15. Penyuluhan dan pembagian leaflet tentang rumah sehat
16. Menyediakan tempat pembuangan limbah utama
17. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPAL
18. Penyuluhan mengenai jamban sehat
19. Partisipasi masyarakat untuk membuat jamban sehat
20. Penyediaan lahan untuk warga oleh pemerintah daerah.
21. Diharapkan dapat dilakukan “bedah rumah”/ bantuan untuk
pembangunan rumah yang sehat
79
C. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
1. Melakukan penyuluhan PSN dan dilakukan gerakan 4M
2. Penyuluhan rumah sehat dan jamban sehat, serta pengelolaan sampah
yang baik dan benar
3. Dilakukan gerakan 4M (Menguras, Mengubur, Menutup dan
Memantau)
4. Bakti sosial membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya
5. Usulan Sosialisasi JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS
oleh BPJS
6. Penggunaan anti nyamuk seperti obat nyamuk semprot, dan raket
nyamuk listrik
7. Melakukan Fogging sesuai indikasi
8. Pendataan ulang warga yang ekonomi rendah
9. Menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah umum dan tempat
pembuangan limbah utama
10. Penyediaan lahan untuk warga oleh pemerintah daerah
11. Sebagai upaya pemberantasan binatang pembawa penyakit dalam
rumah (seperti tikus, lalat >5 ekor, dan kecoa) dapat dilakukan
penggunaan lem lalat, racun tikus, dan memelihara jangkrik
12. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPAL
13. Penyuluhan dan pembagian leaflet tentang rumah sehat
80
14. Diharapkan dapat dilakukan “bedah rumah”/ bantuan untuk
pembangunan rumah yang sehat
BAB VII
STRATEGI PENENTUAN INTERVENSI MASALAH
A. Pengelompokan Intervensi Masalah
Tahap selanjutnya setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah melalui
musyawarah masyarakat desa yaitu menentukan intervensi masalah.
Tahapan intervensi masalah dirumuskan bersama dengan masyarakat Dusun
Tuksongo I, Desa Tuksongo yang hadir dalam Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) pada tanggal 20 Januari 2015 di Rumah Pak Kades, Dusun Tuksongo I, Desa
Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Perumusan tersebut
menggunakan Matrix tabel 2x2 seperti di bawah ini. Tabel ini berisi 2 kolom yaitu
kategori mudah dan sulit serta 2 baris yaitu kategori penting dan kurang penting.
Tabel ini bertujuan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dapat
dikerjakan terlebih dahulu.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan kategori mudah dan sulit adalah apakah
kegiatan tersebut mudah dilakukan atau sulit dilihat berdasarkan sumber daya
manusia, pendanaan, waktu, kemampuan, teknologi dan ketersediaan material.
Sedangkan yang dimaksud dengan penting atau kurang penting adalah seberapa
besar masalah atau kegiatan ini memberikan efek di kemudian hari baik efek yang
ditimbulkan secara langsung maupun efek ikutannya.
81
Tabel 11. Pengelompokan Intervensi Masalah Berdasarkan Kepentingan
dan Kemudahannya
Penting Kurang penting
Mudah 1. Melakukan penyuluhan PSN, rumah sehat
dan jamban sehat, serta pengelolaan sampah
yang baik dan benar
2. Dilakukan gerakan 4M (Menguras,
Mengubur, Menutup dan Memantau)
3. Bakti sosial membersihkan lingkungan rumah
dan sekitarnya
4. Sosialisasi JPK/dana sehat/asuransi
kesehatan/JAMKESMAS
5. Penggunaan anti nyamuk seperti obat nyamuk
bakar, obat nyamuk semprot, dan raket
nyamuk listrik
6. Melakukan Fogging sesuai indikasi
1. Sebagai upaya
pemberantasan
binatang
pembawa
penyakit dalam
rumah (seperti
tikus, lalat >5
ekor, dan
kecoa) dapat
dilakukan
penggunaan
lem lalat, racun
tikus, dan
memelihara
jangkrik
Sulit 1. Pendataan ulang warga yang ekonomi rendah
2. Menyediakan fasilitas tempat pembuangan
sampah umum dan tempat pembuangan
limbah utama
3. Penyediaan lahan untuk warga oleh
pemerintah daerah
4. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir
pembuatan SPAL
82
5. Diharapkan dapat dilakukan “bedah rumah”/
bantuan untuk pembangunan rumah yang
sehat
Kelompok masalah yang dapat diintervensi terlebih dahulu adalah masalah
yang tercantum dalam tabel 2x2 kategori penting dan mudah. Kategori ini
memberikan gambaran bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah yang penting
(sangat berpengaruh pada masyarakat dan lingkungan sekitar) serta mudah ditangani
(masyarakat mempunyai potensi untuk menyelesaikan masalah tersebut). Sesuai
dengan musyawarah masyarakat Dusun Tuksongo I, Penyuluhan mengenai kesehatan
lingkungan, PHBS, Pemberantasan sarang nyamuk, dan Asi Eksklusif. Permasalahan
tersebut dapat diselesaikan dalam waktu singkat (jangka pendek) dan dana yang
dibutuhkan sedikit, waktu yang diperlukan cukup singkat, serta tenaga kerja dan
pelaksanaannya tidak rumit.
B. Rencana Pemecahan Masalah ( Plan of Action )
Setelah dapat menentukan intervensi masalah yang akan dilaksanakan, langkah
berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan intervensi masalah ( Plan of Action ).
1) Rencana kegiatan
2) Rencana tujuan kegiatan
3) Rencana sasaran kegiatan
4) Rencana sumber daya manusia yang akan melaksanakan intervensi
5) Rencana lokasi pelaksanaan kegiatan
6) Rencana sumber pembiayaan intervensi
7) Rencana tolak ukur yang ingin dicapai
Sesuai dengan waktu pelaksanaan, kami membagi rencana pelaksanaan
intervensi di masyarakat menjadi dua yaitu :
1) Rencana pelaksanaan jangka pendek yaitu kegiatan yang dilaksanakan
dalam kurun waktu 1 tahun.
83
2) Rencana pelaksanaan jangka panjang yaitu kegiatan yang dilaksanakan
dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun.
Sesuai dengan tabel Plan of Action di bawah, realisasi pemecahan masalah
yang akan dilakukan Mahasiswa adalah pemecahan masalah yang termasuk ke dalam
rencana jangka pendek. Karena adanya kendala berupa keterbatasan waktu dan
sumber daya maka alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan pendapat
masyarakat yang hadir dalam MMD saja yang akan dilaksanakan.
84
Tabel 12. PLAN OF ACTION MASALAH FISIK DAN NON FISIK
DUSUN TUKSONGO I, DESA TUKSONGO
A. Jangka Pendek
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur
1. Melakukan
penyuluhan
PSN, rumah
sehat dan
jamban sehat,
serta
pengelolaan
sampah yang
baik dan benar
Agar warga
memahami
cara
melakukan
pemberantasa
n sarang
nyamuk
secara
mandiri,
mengetahui
kriteria rumah
Warga
Dusun
Tuksongo I
Rumah
Kades
Bidan Desa
Tuksongo,
beserta
dokter muda
dan
diteruskan
oleh
puskesmas
22 Januari
2015 dan
diteruskan
oleh
puskesmas
setahun
sekali
Dana
Swadaya,
Dokter Muda
Penyebaran
Leaflet,
presentasi
menggunak
an
powerpoint.
Proses:
Terlaksananya
penyuluhan
mengenai
kesehatan
lingkungan,
PHBS, PSN dan
Asi Eksklusif
Hasil :
85
dan jamban
sehat,
mengetahui
cara
mengelola
sampah
dengan baik
dan benar
sehingga
dapat
mencegah
munculnya
penyakit.
Meningkatnya
pengetahuan dan
kesadaran warga.
2. Dilakukan
gerakan 4M
(Menguras,
Mengubur,
Menutup dan
Sebagai salah
satu upaya
pemberantasa
n sarang
nyamuk
Warga
Dusun
Tuksongo I
Rumah
warga
masing-
masing
Warga
Dusun
Tuksongo I
Satu kali
dalam
seminggu
Dana pribadi
warga
Memotivasi
setiap KK
untuk
melakukan
4M.
Proses:
Warga melakukan
4M
Hasil :
86
Memantau) Warga
menjadikan 4M
ebagai suatu gaya
hidup dan
kebiasaan.
3. Bakti sosial
membersihkan
lingkungan
rumah dan
sekitarnya
Menjaga
kebersihan
lingkungan
untuk
meminimalisir
timbulnya
vektor
pembawa
penyakit,
seperti
nyamuk, lalat,
tikus dan
kecoa.
Warga
Dusun
Tuksongo 1
Dusun
Tuksongo
I (Desa
Tuksongo
)
Seluruh
warga Dusun
Tuksongo I
Ditentukan
jadwal rutin
oleh kepala
desa
Dana pribadi
masing –
masing
kepala
keluarga
Memotivasi
kepala desa
dan seluruh
warga untuk
melakukan
kegiatan
bakti sosial
memebersih
kan
lingkungan
rumah dan
sekitarnya
secara rutin.
Proses :
Penyusunan
jadwal bakti
sosial oleh kepala
desa dan motivasi
oleh kader
kesehatan di
dusun tersebut.
Hasil:
Masing-masing
warga ikut serta
dalam kegiatan
87
bakti sosial.
4. Sosialisasi
JPK/dana
sehat/asuransi
kesehatan/JA
MKESMAS
Agar
masyarakat
mengetahui
manfaat dari
JPK/dana
sehat/asuransi
kesehatan/JA
MKESMAS
Warga
Dusun
Tuksongo I
Rumah
Bapak
Kepala
Desa
Dusun
Tuksongo
I, Desa
Tuksongo
Bidan Desa
Tuksongo,
beserta
dokter muda
22 Januari
2015
Dana
Swadaya,
Dokter Muda
Presentasi
menggunak
an
powerpoint
Proses:
Terlaksananya
sosialisasi
mengenai
JPK/danan
sehat/asuransi
kesehatan/JAMK
ESMAS
Hasil:
Meningkatnya
pengetahuan dan
kesadaran warga
untuk memiliki
JPK/dana
sehat/asuransi
kesehatan/JAMK
88
ESMAS
5. Penggunaan
anti nyamuk
seperti obat
nyamuk bakar,
obat nyamuk
semprot, dan
raket nyamuk
listrik
Agar warga
terhindar dari
gigitan
nyamuk
sebagai vector
penyakit,
salah satunya
DBD.
Warga
Dusun
Tuksongo I
Rumah
warga
masing-
masing
Warga
Dusun
Tuksongo I
Setiap hari Dana pribadi
masing –
masing
kepala
keluarga
Memotivasi
kepala desa
dan seluruh
warga untuk
menggunak
an anti
nyamuk
Proses:
Pemberian
motivasi dengan
doorprize anti
nyamuk setelah
dilakukan
penyuluhan.
Hasil:
Warga
menggunakan anti
nyamuk setiap
hari.
6. Sebagai upaya
pemberantasan
binatang
pembawa
Agar
mengurangi
keberadaan
binatang
Warga
Dusun
Tuksongo I
Rumah
warga
masing-
Warga
Dusun
Tuksongo I
Sesuai
dengan
musim
dimana
Dana pribadi
masing –
masing
kepala
Memotivasi
kepala desa
dan seluruh
warga untuk
Proses:
Pemberian
motivasi kepada
89
penyakit
dalam rumah
(seperti tikus,
lalat >5 ekor,
dan kecoa)
dapat
dilakukan
penggunaan
lem lalat,
racun tikus,
dan
memelihara
jangkrik
vektor
pembawa
penyakit,
seperti tikus,
lalat, dan
kecoa.
masing binatang
vektor
tersebut
muncul.
keluarga menggunak
an lem lalat,
racun tikus
dan
memelihara
jangkrik.
kepala desa dan
warga dusun
untuk
menggunakan lem
lalat, racun tikus
dan pemeliharaan
jangkrik pada
waktu-waktu
binatang vektor
muncul.
Hasil:
Warga
menggunakan lem
lalat, racun tikus
dan memlihara
jangkrik.
90
B. Jangka Panjang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur
1. Melakukan Fogging sesuai indikasi
Sebagai salah satu upaya pemberantasan sarang nyamuk saat ditemukan adanya warga yang menderita DBD di daerah tersebut
Semua
warga
Dusun
Tuksongo I
Dusun
Tuksongo I
(Desa
Tuksongo)
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Magelang,
Puskesmas
Borobudur,
Kepala
Desa, dan
petugas lain
yang terkait.
Saat
ditemukann
ya kasus
DBD di
dusun
tersebut
Pmerintah
daerah
Fogging Proses:
Pelaporan oleh
warga kepada
kepala desa
yang pada KK
nya ditemukan
orang dengan
DBD. Kepala
desa
melaporkan ke
Puskesmas
Borobudur
untuk ditindak
lanjuti.
91
Hasil:
Dilakukan
fogging di
Dusun
Tuksongo I
2. Pendataan ulang
warga yang
ekonomi rendah
Agar penggunaan JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS tepat sasaran
Semua
warga
Dusun
Tuksongo I
dengan
ekonomi
rendah
Dusun
Tuksongo I
(Desa
Tuksongo)
Kepala
desa, BPJS
Ditentukan
oleh pihak
terkait
APBD Pendataan
dari rumah ke
rumah
Proses:
Koordinasi
BPJS dan
perangkat desa
Hasil:
Didapatkan
data warga
dengan
ekonomi
rendah
3. Menyediakan Agar tercipta Dusun Dusun Pemerintah Ditentukan APBD dan Permohonan Proses:
92
fasilitas tempat
pembuangan
sampah umum
dan tempat
pembuangan
limbah utama
lingkungan yang bersih dan tidak tercemar oleh limbah rumah tangga.
Tuksongo I Tuksongo I
(Desa
Tuksongo)
daerah dan
perangkat
desa
setempat
oleh pihak
terkait
swadaya
masyarakat
ke dinas
terkaitPembuatan
proposal oleh
perangkat
desa.
Hasil:
Tersedia
fasilitas tempat
pembuangan
sampah umum
dan tempat
pembuangan
limbah utama.
4. Penyediaan lahan
untuk warga oleh
pemerintah
daerah
Agar sampah rumah tangga tidak mencemari lingkungan dan tidak menjadi faktor risiko
Dusun
Tuksongo I
Dusun
Tuksongo I
(Desa
Tuksongo)
Pemerintah
daerah dan
perangkat
desa
Ditentukan
oleh pihak
terkait
APBD dan
swadaya
masyarakat
Permohonan
ke dinas
terkait
Proses:
Pembuatan
proposal oleh
perangkat
93
untuk munculnya binatang vektor penyakit
setempat desa.
Hasil:
Tersedia lahan
untuk warga
membuang
sampah.
5. Melibatkan
aparat desa untuk
mengkoordinir
pembuatan
SPAL
Agar sistem pembuangan air limbah tidak mencemari lingkungan
Dusun
Tuksongo I
Dusun
Tuksongo I
(Desa
Tuksongo)
Pemerintah
daerah dan
perangkat
desa
setempat
Ditentukan
oleh pihak
terkait
APBD dan
swadaya
masyarakat
Permohonan
ke dinas
terkait
Proses:
Memotivasi
warga untuk
pembuatan
SPAL
Hasil:
Tersedia SPAL
yang baik.
6. Diharapkan
dapat dilakukan
Agar semua rumah di Dusun
Rumah-
rumah yang
Dusun
Tuksongo I
Kepala
desa, warga
Ditentukan
oleh pihak
Swadaya
masyarakat
Motivasi oleh Proses:
94
“bedah rumah”/
bantuan untuk
pembangunan
rumah yang sehat
Tuksongo I memenuhi kriteria rumah sehat
belum
memenuhi
kriteria
rumah sehat
di Dusun
Tuksongo I
(Desa
Tuksongo)
dusun dan
pihak lain
terkait
terkait dan dana
pribadi.
kepala desa Memotivasi
warga untuk
membangun
atau
merenovasi
rumah menjadi
rumah sehat.
Hasil:
Setiap rumah
di Dusun
Tuksongo I
memenuhi
kriteria rumah
sehat.
95
BAB VIII
INTERVENSI
Berdasarkan prioritas masalah didapatkan prioritas pertama adalah
melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Karena terbatasnya waktu dan
dana, maka diputuskan untuk melakukan intervensi di Dusun Tuksongo I dengan
menitikberatkan pada masalah yang lebih mudah dan penting untuk diwujudkan,
dalam hal ini masalah tentang kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat, dan pengetahuan mengenai PSN dan 3M. Perwujudan intervensi
ini disajikan dalam bentuk penyuluhan dan pembagian pamflet yang lebih
diprioritaskan dalam pemberian informasi yang sebelumnya sudah dilakukan
MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dengan dihadiri oleh perwakilan Kepala
Desa Tuksongo (Sekertaris Desa), Kepala Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak
RT dan RW, kader di Dusun Tuksongo I, tokoh masyarakat, tokoh agama, warga
Dusun Tuksongo I, perwakilan Puskesmas Borobudur dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti.
A. Pra Survei Mawas Diri (SMD) dan Survei Mawas Diri (SMD)
Pra SMD dan SMD dilakukan hari Jumat pada tanggal 16 Januari 2015 di
kediaman Kepala Desa Tuksongo pada pukul 08.00 – 17.00 WIB. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan:
Tujuan Pra SMD :
1. Memberikan penjelasan tetang apa itu SMD, siapa yang melakukan,
apa tujuannya dan bagaimana melakukannya.
2. Menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner SMD.
Tujuan SMD :
1. Melakukan survei yang dilakukan oleh warga desa sendiri untuk
menemukan masalah apa yang terdapat di Dusun Tuksongo I.
96
Rincian kegiatan Pra SMD dan SMD
Hari / Tanggal : Jumat, 16 Januari 2015
Tempat : Kediaman Kepala Desa Tuksongo
Peserta : Kepala Desa Tuksongo, Kepala Dusun Tuksongo I, kader
di Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak RT dan RW,
tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan pihak
Puskesmas Borobudur dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti.
Acara:
1. Pembukaan dan penjelasan susunan acara oleh perwakilan Kepala Desa
Tuksongo (Sekretaris Desa) dan perwakilan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti.
2. Sambutan :
- Kepala Desa Tuksongo
- dr.Yuniar sebagai pembimbing dari Puskesmas Borobudur
3. Presentasi tentang SMD
4. Penjelasan tentang cara pengisian kuesioner
5. Istirahat, sholat dan makan
6. Kegiatan survei dilakukan dengan mendatangi secara langsung ke rumah
warga oleh kader. Satu kader di dampingi oleh 2 mahasiswa.
7. Rekapitulasi Kuesioner SMD
8. Istirahat, sholat dan makan
9. Penutupan
B. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) DI DUSUN
TUKSONGO I
Musyawarah Masyarakat Desa telah dilaksanakan pada hari Selasa, 19
Januari 2015 pukul 08.00 – 12.00 WIB di kediaman Kepala Desa Tuksongo.
Pertemuan ini dilaksanakan dengan tujuan :
1. Melakukan pembahasan hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah
dilakukan
97
2. Menentukan prioritas masalah yang ditemukan melalui SMD.
3. Membuat kesepakatan masalah
4. Merumuskan rencana kegiatan serta pelaksanaan kegiatan
Rincian Kegiatan MMD
Hari / Tanggal : Rabu, 20 Januari 2015.
Tempat : Kediaman Kepala Desa Tuksongo.
Peserta : Kepala Desa Tuksongo, Kepala Dusun Tuksongo I, kader
di Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak RT dan RW,
perwakilan pihak Puskesmas Borobudur, dan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Acara:
1. Pembukaan dan penjelasan susunan acara oleh perwakilan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
2. Pengarahan dari perwakilan pihak Puskesmas Borobudur.
3. Presentasi Hasil Survei Mawas Diri Dusun Tuksongo I oleh perwakilan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
4. Diskusi prioritas dan persamaan persepsi masalah.
5. Menjelaskan cara penilaian untuk menentukan prioritas masalah.
- Cara penentuan prioritas
- Penentuan hasil prioritas dan alternatif pemecahan masalah
- Penilaian blangko pemecahan masalah oleh peserta MMD
6. Perhitungan suara untuk menentukan prioritas masalah.
7. Penyajian masalah – masalah yang ditemukan dari hasil kegiatan Dusun
Tuksongo I yang dibawakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti dan alternatif pemecahan masalah.
8. Diskusi penentuan program intervensi desa, tujuan, sasaran, dan waktu
penyuluhan.
9. Penutupan.
98
C. LAPORAN INTERVENSI DUSUN TUKSONGO I
Telah dilakukan intervensi dusun dalam bentuk penyuluhan dan
pembagian pamflet di dusun Tuksongo I yang dilakukan melalui lima sesi.
Intervensi dilakukan pada hari Kamis, 23 Januari 2015 pukul 20.00- 22.00 WIB
dilaksanakan di kediaman Kepala Desa Tuksongo. Penyuluhan dihadiri oleh
warga Dusun Tuksongo I dan tokoh masyarakat. Dalam penyuluhan ini disajikan
materi mengenai penyuluhan mengenai PSN, 3M, ASI eksklusif, rumah sehat dan
pelayanan BPJS.
1. Pelaksanaan Intervensi
Saat dilakukan penyuluhan, masyarakat yang hadir memberi respon cukup
baik dari permulaan penyuluhan sampai akhirnya masyarakat mengerti dan
berusaha untuk melakukan seperti apa yang dijelaskan selama proses
penyuluhan. Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat mengerti cara
mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat membantu
pencapaian MDGs dengan membentuk Dusun Tuksongo I menjadi Dusun
Siaga menuju Dusun Sehat.
2. Laporan Kegiatan Intervensi
Hari / Tanggal : Kamis, 22 Januari 2015
Waktu : 20.00-22.00 WIB
Tempat : Kediaman Kepala Desa Tuksongo
Peserta : Kepala Desa Tuksongo, Kepala Dusun Tuksongo I, warga
Dusun Tuksongo I,perwakilan pihak Puskesmas
Borobudur dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti.
Acara:
1. Pembukaan
2. Yasinan dan Tahlilan
99
3. Sambutan oleh Kepala Desa Tuksongo
4. Presentasi dan pembagian pamflet oleh perwakilan mahasiswa
Trisakti mengenai :
ASI Eksklusif
PSN
3M
Rumah Sehat
Pelayanan BPJS
5. Sesi tanya jawab disetiap akhir presentasi
6. Penutup
SESI TANYA – JAWAB
ASI EKSKLUSIF
1. Apakah kalau si Ibu sedang sakit atau demam, apakah masih boleh
menyusui?
Jawab : Boleh, karena hal tersebut tidak menganggu kualitas dan kuantitas
dari ASI. Kecuali si Ibu sedang menderita penyakit menular seperti Hepatitis
B, HIV-AIDS dan keganasan seperti Ca Mammae.
PSN DAN 3M
2. Kenapa setelah dilakukan fogging , masih saja terdapat penyakit demam
berdarah ?
Jawab : Karena pada saat fogging yang dimatikan hanya nyamuk dewasa,
sedangkan jentik-jentik nyamuk nya tidak mati.
RUMAH SEHAT
3. Kenapa tidak boleh merokok di dalam rumah ?
Jawab : Karena apabila salah satu anggota keluarga ada yang merokok di
dalam rumah, maka asap rokok tersebut dapat membahayakan kesehatan
anggota keluarga yang lain (perokok pasif) dan juga menjadi contoh yang
tidak baik bagi anak-anak di rumah.
100
PELAYANAN BPJS
4. Jika sudah mendaftar apakah BPJS langsung dapat digunakan ?
Jawab : Belum, karena menurut peraturan yang baru jaminan dari BPJS
dapat diperoleh setelah 1 minggu dari pendaftaran.
101
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil survei kesehatan di Dusun Tuksongo I, Desa
Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, yang telah dilaksanakan
pada tanggal 16 Januari 2015, yang selanjutnya dilakukan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) pada tanggal 20 Januari 2015, menghasilkan
kesepakatan bersama mengenai permasalahan kesehatan fisik dan non fisik di
Dusun Tuksongo I, Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah, yaitu didapatkan adanya 7 masalah fisik dan non fisik
seperti yang telah dijelaskan di atas, berupa melakukan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN), anggota JPK/ dana sehat/ asuransi kesehatan/ JAMKESMAS
(BPJS), kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya, binatang
pembawa penyakit dalam rumah (tikus, lalat > 5 ekor, kecoa, dan nyamuk), tidak
mempunyai SPAL, tidak memanfaatkan jamban, dan rumah yang tidak memiliki
dinding permanen.
Berdasarkan permasalahan kesehatan yang ada tersebut, kami
merencanakan dan melaksanakan pemecahan masalah berupa intervensi
penyuluhan yang memberdayakan masyarakat.
Adapun kendala-kendala bermakna yang dihadapi selama pelaksanaan
kegiatan tidak ada. Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak terdapat kesulitan
penentuan waktu untuk melakukan SMD dan MMD dengan para perangkat desa
102
dan warga desa, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei juga cukup, serta
tidak terdapat kesulitan bahasa dalam penyampaian materi penyuluhan kepada
warga dusun.
Dukungan yang kami dapat sehingga kami mampu melaksanakan semua
kegiatan yang direncanakan, yaitu adanya peran serta kepala desa, kader dan
warga Dusun Tuksongo I dengan baik dalam setiap kegiatan dan dukungan moril
maupun materiil dari pihak Puskesmas Borobudur.
B. Saran
Beberapa hal yang disarankan demi kemajuan kesehatan masyarakat yang
kami usulkan antara lain :
Seyogyanya Kepala Desa, Perangkat Desa, Kepala Dusun, dan tokoh
masyarakat terus aktif membina dan menggerakkan warga Desa
Tuksongo secara umum dan Dusun Tuksongo I secara khusus dalam
upaya meningkatkan kesadaran warga tentang masalah kesehatan
lingkungan, pentingnya memiliki rumah sehat, jamban sehat, dan
menjalankan pola hidup bersih dan sehat, pemberantasan sarang
nyamuk, serta pentingnya sarana pembuangan sampah kedap air dan
tertutup secara berkesinambungan.
Membawa hasil musyawarah warga desa untuk dibahas pada
MUSRENBANG (musyawarah perencanaan pengembangan) desa.
103
Kami menilai perlu dilakukan tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan
penyuluhan yang telah dilaksanakan agar warga Desa Tuksongo secara
bertahap mulai menyadari dan memahami kesehatan lingkungan.
Meningkatkan peran serta kader-kader kesehatan dalam meningkatkan
kesadaran warga desa tentang pentingnya kesehatan diri dan
lingkungannya akan meningkatkan efektivitas program yang telah
diadakan.
Petugas kesehatan juga perlu membantu perangkat desa untuk
berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang dapat membantu
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang timbul..
104
BAB X
PENUTUP
Demikian laporan hasil survei kesehatan dan intervensi kesehatan warga
Dusun Tuksongo I, Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah yang terlaksana dengan baik, berkat kerjasama antara
kepala desa, warga desa, perangkat desa, dan instansi yang terkait. Dengan
kerjasama yang baik tersebut akan didapatkan alternatif pemecahan masalah dari
masalah-masalah yang timbul pada warga desa, dan kemudian diambil alternatif
pemecahan masalah terbaik. Besar harapan kami dengan adanya kegiatan ini dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terkait dalam mewujudkan Desa
Tuksongo menjadi desa siaga sehingga ke depannya diharapkan bisa terwujud
sebagai suatu desa sehat.
Selanjutnya, diharapkan warga desa dan perangkat desa aktif melanjutkan
dan membina kegiatan-kegiatan kesehatan yang telah ada secara
berkesinambungan, guna tercapai desa sehat.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam upaya
peningkatan kesehatan warga Dusun Tuksongo I secara khusus dan warga Desa
Tuksongo secara umum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah.
105
LAMPIRAN SURVEY KHUSUS
Demam Berdarah
a. Penyediaan air bersih
1. Adanya penampungan air bersih (total responden=121)
YA (85) TIDAK(36)
70.25% 29.75%
70.25%
29.75%
Adanya penampungan air bersih
Ya Tidak
2. Seberapa sering penampungan air dilakukan pengurasan dalam sebulan
(total responden=102)
1x seminggu (46) 3x seminggu (43) Setiap hari (13)
45.10% 42.16% 12.75%
106
45.10%
42.16%
12.75%
Seberapa sering penampungan air dilakukan pengurasan dalam sebulan
1x seminggu 3x seminggu Setiap hari
3. Adanya penutup penampungan air (total responden=85)
YA (54) TIDAK(31)
63.53% 36.47%
63.53%
36.47%
Adanya penutup penampungan air
Ya Tidak
b. Pengetahuan tentang penyakit DBD
1. Adanya anggota keluarga yang menderita penyakit DBD
YA (12) TIDAK(109)
9.92% 90.08%
107
9.92%
90.08%
Adanya anggota keluarga yang pernah menderita penyakit DBD
Ya Tidak
2. Terakhir kali anggota keluarga mengalaminya (total responden=16)
1 bulan terakhir (2) 1 tahun terakhir
(3)
Lain-lain (7)
16.67% 25.00% 58.33%
16.67%
25.00%58.33%
Terakhir kali anggota keluarga mengalaminya
1 bulan terakhir 1 tahun terakhir
Lain-lain
108
3. Tempat berobat apabila terkena DBD (total responden= 12)
Bawa ke puskesmas
(5)
Bawa ke dokter
umum (7)
Di rumah (0)
41.67% 58.33% 0.00%
41.67%
58.33%
Tempat berobat apabila terkena DBD
bawa ke puskesmas
bawa ke dokter umum
di rumah
4. Apakah pernah mengikuti penyuluhan tentang DBD (total responden=
122)
YA (6) TIDAK(116)
4.92% 95.08%
109
4.92%
95.08%
Apakah pernah mengikuti penyuluhan DBD
Ya Tidak
5. Jika ya, dimana? (total responden=6)
Di puskesmas (2) Di kelurahan (3) Lain-lain (1)
33.33% 50.00% 16.67%
33.33%
50.00%
16.67%
Jika ya, dimana?
Di puskesmas Di kelurahan Lain-lain
110
6. Tahu cara penularan DBD? (total responden=121)
YA (64) TIDAK(57)
52,89% 47,11%
52.89%47.11%
Tahu cara penularan DBD
Ya, NYAMUK
Tidak
7. Tahu ciri-ciri penyakit DBD (total responden= 122)
YA (74) TIDAK(48)
60.66% 39.34%
60.66%
39.34%
Tahu ciri-ciri penyakit DBD
Ya Tidak
8. Bagaimana gejala penyakit DBD? (total responden=115)
111
Panas disertai bintik
merah (108)
Batuk (6) Pilek (1)
93.91% 5.22% 0.87%
93.91%
5.22%0.87%
Bagaimana gejala penyakit DBD
Panas disertai bintik merah
Batuk
Pilek
9. Tahu cara penyebab penyakit DBD (total responden=121)
YA (64) TIDAK(57)
52.89% 47.11%
112
52.89%47.11%
Tahu penyebab penyakit DBD
Ya, NYAMUK
Tidak
c. Pencegahan penyakit DBD
12. Apakah pernah dilakukan penyemprotan di rumah (total responden=121)
YA (105) TIDAK(14)
86.78% 11.57%
86.78%
11.57%
Apakah pernah dilakukan penyemprotan di rumah
Ya Tidak
13. Jika pernah, kapan terakhir kali?
Tahun lalu
(8)
Bulan lalu
(6)
Minggu lalu
(63)
Lain-lain (34)
113
7.21% 5.41% 56.76% 30.62%
7.21%5.41%
Jika pernah, kapan terakhir kali?
Tahun lalu
Bulan lalu
3. Apakah pernah melakukan abatisasi (total responden=119)
YA (73) TIDAK(46)
61.34% 38.66%
61.34%
38.66%
Apakah pernah melakukan abatisasi
Ya Tidak
4. Tahu tujuan dan fungsi dari abatisasi (total responden=119)
YA (62) TIDAK(57)
114
52.10% 47.90%
52.10%47.90%
Tahu tujuan dan fungsi abatisasi
Ya Tidak
6. Pernahkah menggunakan obat antinyamuk (total responden=122)
YA (98) TIDAK(24)
80.33% 19.67%
80.33%
19.67%
Pernahkah menggunakan obat antinyamuk
Ya Tidak
7. Jika ya, obat antinyamuk apa yang digunakan? (total responden=98)
Anti nyamuk bakar Semprot (19) Lotion (13)
115
(66)
67.35% 19.39% 13.27%
67.35%
19.39%
Jika ya, obat antinyamuk apa yang digunakan?
Antinyamuk bakar
Semprot
8. Apakah suka menggantung pakaian di dalam kamar? (total
responden=121)
YA (86) TIDAK (35)
71.07% 28.93%
71.07%
28.93%
Apakah suka menggantung pakaian di dalam kamar
Ya Tidak
116
9. Apakah di dalam kamar terdapat pot bunga berisi air (total responden= 121)
YA (4) TIDAK(117)
3.31% 96.69%
3.31%
96.69%
Apakah ada pot bunga berisi air di dalam kamar
Ya Tidak
Tuberkulosis (TBC/ Flek paru)
a. Penjaringan suspek TB
1. Adanya anggota keluarga yang memiliki gejala batuk lama > 3 minggu (total responden = 121 KK)
YA (6) TIDAK(115)
4.96% 95.04%
117
4.96%
95.04%
Penjaringan Suspek TB
Ya Tidak
2. Gejala tambahan yang ada bila terdapat gejala batuk ≥ 3 minggu (total responden = 16 KK)
Batuk darah
(6)
Sesak nafas
(7)
Nyeri dada (2) Demam (1)
37.50% 43.75% 12.50% 6.25%
38%
44%
13%6%
Gejala Tambahan yang ada bila terdapat gejala
Batuk darah (6)Sesak nafas (7)Nyeri dada (2)Demam (1)
118
3. Adakah keluarga yang menderita batuk lama? (total responden = 119 KK)
YA (3) TIDAK(116)
2.52% 97.48%
4. Jika anda sakit, kemana anda akan berobat? (total responden = 117 KK)
Bidan (62) Dokter (54) Dukun (1)
52.99% 46.15% 0.85%
119
5. Jika batuk lebih dari 2 minggu, apa yang anda lakukan? (total responden =
95 KK)
Biarkan saja (2) Beli obat di
warung (25)
Ke bidan desa (68)
2.11% 26.32% 71.58%
2%26%
72%
Jika Batuk Lebih dari 2 minggu,Apa yang Anda lakukan?
Biarkan saja Beli obat di warung Ke bidan desa
b. Pengetahuan Penyakit TB
1. Apakah anda tahu tentang TB paru? (total responden = 122 KK)
YA (50) TIDAK (72)
40.98% 59.02%
120
53%
47%
Jika Anda sakit,kemana Anda akan baerobat?
Bidan Dokter
41%
59%
Apakah Anda Tahu tentang TB paru?
YA TIDAK
2. Apakah anda mengetahui gejala-gejala TB paru? (total responden = 121 KK)
YA (42) TIDAK (79)
34.71% 65.29%
35%
65%
Apakah Anda mengetahui gejala-gejala TB paru?
YA TIDAK
3. Apakah TB paru dapat disembuhkan? (total responden = 112 KK)
YA (80) TIDAK (32)
71.43% 28.57%
121
71%
29%
Apakah TB paru dapat disembuhkan?
YA TIDAK
4. Apakah TB paru menular? (total responden = 110 KK)
YA (82) TIDAK (28)
74.55% 24.45%
75%
25%
Apakah TB paru menular?
YATIDAK
5. Bagaimana cara penularannya? (total responden = 98 KK)
122
Lewat makanan
(4)
Lewat kontak
kulit (5)
Melalui kotoran
dan air seni (1)
Melalui
dahak, udara
(88)
4.08% 5.10% 1.02% 89.80%
4%5% 1%
90%
Bagaimana cara penularannya?
Lewat makanan (4)Lewat kontak kulit (5)Melalui kotoran dan air seni (1)Melalui dahak, udara (88)
c. Pencegahan TB Paru
1. Apakah anda mengetahui cara mencegah tertular TB paru? (total responden = 118 KK)
YA (31) TIDAK(87)
26.27% 73.73%
123
26%
74%
Apakah anda mengetahui cara mencegah tertu-lar TB paru?
YATIDAK
d. Pengobatan TB paru
1. Apakah anda tahu berapa lama pengobatan TB paru? (total responden = 118 KK)
Tidak tahu
(86)
2 bulan (4) 4 bulan (3) 6 bulan (25)
72.88% 3.39% 2.54% 21.19%
73%
3%
3%
21%
Apakah anda tahu berapa lama pengobatan TB paru?
Tidak tahu (86)2 bulan (4)4 bulan (3)6 bulan (25)
2. Apakah anda tahu obat TB paru gratis dari pemerintah? (total responden = 123 KK)
124
YA (14) TIDAK(109)
11.38% 88.62%
11%
89%
Apakah anda tahu obat TB paru gratis dari pemerintah?
YATIDAK
HIV/AIDS
1. Apakah Anda tahu apa itu HIV? (total responden=119)
Suatu virus
yang menyerang
kekebalan tubuh
manusia (104)
Suatu bakteri
yang menyerang
pencernaan (11)
Suatu racun yang
menyebabkan rusaknya
saluran pencernaan (4)
87.39% 9.24% 3.36%
125
Suatu virus; Adanya penam-pungan air bersih;
0.873900000000001; 87%Suatu bakteri; Adanya pe-
nampungan air bersih; 0.0924; 9%
Apakah Anda tahu apa itu HIV
Suatu virus Suatu bakteri
2. Apakah penyebab AIDS? (total responden=119)
Keracunan
makanan (4)
Guna-guna (7) Virus (108)
3.36% 5.88% 90.76%
3. Siapa saja yang dapat terkena AIDS? (total responden 110)
126
Pecandu narkoba
(6)
PSK (49) Semua orang (55)
5.45% 44.55% 50%
Siapa saja yang dapat terkena AIDS
Pecandu narkoba
PSK
Semua orang
4. . Bagaimana cara penularan AIDS? (total responden 117)
Keringat, air kolam
renang bersamaan,
bersentuhan kulit
(8)
Berpelukan,
batuk/bersin,
gigitan nyamuk (6)
Transfusi darah,
hubungan seksual tanpa
pengaman, penggunaan
jarum suntik bersamaan
(103)
6.84% 5.13% 88.03%
127
Bagaimana cara penularan AIDS
Keringat, air kolam renang
Berpelukan, batuk/bersin, gigitan nyamuk
Transfusi darah, hubungan seksual tanpa pengaman, jarum suntik bersamaan
5. Bagaimana cara pencegahan AIDS? (total responden 116)
Tidak kontak
fisik/bersentuhan
dengan penderita
AIDS (46)
Setia pada
pasangan (64)
Tidak makan dan minum
sembarangan (6)
39.66% 55.17% 5.17%
Bagaimana cara pencegahan AIDS
Tidak kontak fisik/bersentuhan
Setia pada pasangan
Tidak makan minum sembarangan
6. Bagaimana sikap anda jika ada penderita AIDS di sekitar anda (118)
128
Menjauhi (35) Merangkul (71) Acuh tak acuh (12)
6.84% 5.13% 88.03%
Bagaimana sikap Anda jika ada penderita AIDS di sekitar Anda
Menjauhi Merangkul
Acuh tak acuh
7. Apakah seorang penderita HIV/AIDS dapat sembuh? (total responden 118)
Ya (65) Tidak (53)
55.08% 44.92%
Apakah seorang penderita HIV/AIDS dapat sembuh
Ya Tidak
129
8. Apakah Anda pernah menggunakan jarum suntik bergantian dengan orang lain
(total responden 119)
Ya (1) Tidak (118)
0.84% 99.16%
Apakah Anda pernah menggunakan jarum sun-tik bergantian
Ya Tidak
9. Apakah Anda pernah melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan? (total responden 118)
Ya (2) Tidak (118)
1.67% 98.33%
130
Apakah Anda pernah melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan
Ya Tidak
10. Bagaimana sikap Anda sendiri diketahui penderita AIDS (total responden 119)
Mengurung diri di
rumah (4)
Berkonsultasi
dengan dokter
secara terbuka dan
sukarela (112)
Tetap melakukan
hubungan seksual
dengan pasangan (3)
3.36% 94.12% 2.52%
Bagaimana sikap Anda jika diri sendiri diketahui penderita AIDS
Mengurung diri
Berkonsultasi dengan dokter
Tetap melakukan hubungan seksual
131