Download docx - MAKALAH TPT SEREALIA

Transcript
Page 1: MAKALAH TPT SEREALIA

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN SEREALIA

Disusun olehKelas : OKelompok : 1 (satu)

Agus Riyani (135040200111002)Tri Wulansari (135040200111003)Binti Miftakhun N.(135040200111026)Jamilatuz Zahro (135040200111027)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2014

1

Page 2: MAKALAH TPT SEREALIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serealia merupakan kelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji/ bulirnya

sebagai sumber karbohidrat/ pati. Serealia adalah biji-bijian yang berasal dari family

Graminae yang kaya akan karbohidrat. Sehingga, bisa dikatakan bahwa serealia merupakan

bahan pokok manusia, ternak dan industri yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan

baku. Bahan makanan yang termasuk serealia adalah padi, jagung, dan gandum.

Bahan pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi suatu bangsa. Banyak kasus di

beberapa Negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran

karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan pendudukknya.

Saat ini, jumlah penduduk Indonsia lebih dari 200 juta dengan angka pertumbuhan

1,7 % per tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebutuhan bahan pangan sangat

besar. Akan tetapi, kebutuhan bahan pangan yang besar tidak diimbangi dengan

peningkatan produksi pangan justru akan menghadapi masalah yaitu penurunan laju

peningkatan produksi dalam negeri.

Rendahnya laju peningkatan produksi pangan antara lain disebabkan oleh,

produktivitas tanaman pangan yang masih rendah, dan penurunan luas area penanaman di

lahan pertanian produktif. Rendahnya penerapan teknologi produksi tanaman terlihat dari

besarnya kesenjangan potensi produksi dari hasil pertanian dengan hasil di lapangan yang

diperoleh petani. Selain itu, dapat juga dikarenakan cara budidaya petani yang masih

menerapkan budidaya konvensional dan kurang inovatif.

Untuk itulah, perlu dilakukan upaya dalam pembangunan pertanian pangan khususnya

serealia untuk menjaga ketahanan pangan dan peningkatan produksi pangan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui potensi dan permasalahan tanaman serealia.

1.2.2 Mengatahui teknologi dan strategi dalam pengembangan dan peningkatan

produksi tanaman serealia.

2

Page 3: MAKALAH TPT SEREALIA

3

Page 4: MAKALAH TPT SEREALIA

BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Padi

2.1.1 Potensi dan Permasalahan Produksi Tanaman Padi

Padi merupakan salah satu produksi unggulan dari produksi pertanian

Indonesia, hal ini dikarenakan padi merupakan salah satu bahan pangan pokok bagi

rakyat Indonesia. Beras sebagai pangan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia

dituntut tersedia dalam jumlah yang cukup, berkualitas, serta terjangkau. Kebutuhan

beras nasional meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk sedangkan lahan yang tersedia semakin berkurang akibat alih fungsi

lahan subur untuk kepentingan industri, perumahan dan penggunaan lahan non

pertanian lainnya.

Peningkatan impor beras yang pesat terjadi pada tahun 1996 dan puncaknya

pada tahun 1998 yang mencapai 5,8 juta ton. Kondisi ini mewarnai krisis ekonomi

yang terjadi pada tahun 1997 dimana produksi beras nasional turun antara lain

karena kekeringan panjang (Nursinah dan Taryadi, 2009).

Badan Ketahanan Pangan Nasional menyatakan konversi lahan pertanian di

lndonesia pada 2009 luasnya mencapai 110 ribu hektar per tahun yang digunakan

untuk kegiatan lain. Tekanan alih fungsi lahan sawah beririgasi semakin meningkat

dari tahun ke tahun, dimana tekanan tersebut dipicu adanya kebutuhan lain yang

lebih bernilai ekonomis. (Edward, 2012).

Menurut Suswono, dalam acara Gerakan Diversifikasi Pangan di Surakarta

(04/10/13), konsumsi beras di Indonesia terlalu tinggi. Tahun 2013, rata-rata

konsumsi beras di Indonesia mencapai130 kg/kapita per tahun atau dua kali lipat

konsumsi rata-rata beras dunia yang hanya 60 kg/kapita pertahun. Selain itu, luas

lahan panen padi di Indonesia hanya 13,5 juta hektar dengan produktivitas 6 ton per

hektar tidak sebanding dengan tingkat konsumsi. Sehingga salah satu upaya

pemerintah adalah dengan banyak membuka lahan pertanian baru. Seperti,

kerjasama dengan perhutani yang menguasai 2 juta hektar lahan di jawa. (Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2014).

4

Page 5: MAKALAH TPT SEREALIA

Rata-rata produktivitas padi di Indonesia adalah 4,4 ton/ha. Jika

dibandingkan dengan Negara produsen pangan lain di dunia khususnya beras,

Indonesia ada pada peringkat ke- 29. Australia memiliki produktivitas rata-rata 9,5

tn/ha, Jepang 6,6 ton/ha dan China 6,35 ton/ha (FAO, 1993).

Dapat dirumuskan bahwa rendahnya laju peningkatan produksi pangan dan

terus menurunnya produksi di Indonesia antara lain disebabkan oleh:

- Penerapan teknologi budidaya di lapangan yang masih rendah;

- Tingkat kesuburan lahan yang terus menurun;

- Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal, dan;

- Peningkatan luas area penanaman-panen yang stagnan bahkan terus

mnurun khususnya di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa.

2.1.2 Teknologi dan Strategi Peningkatan Produksi

A. Ekstensifikasi

Ekstensifikasi merupakan upaya pengadaan sumber pertumbuhan baru

berupa perluasan/penambahan areal panen, baik di jawa maupun di luar jawa

dengan memperhatikan kondisi lahan dengan jenis padi yang ditanam.

Seperti pencetakan lahan sawah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,

Halmahera dan rice estate di Merauke, Papua, perluasan lahan rawa pasang

surut di Kalimantan dan perluasan area padi lahan kering (padi gogo) di lahan

kering di Jawa maupun luar Jawa.

B. Intensifikasi

Teknologi Peningkatan Produksi Pertanian intensifikasi meliputi:

a. Varietas Unggul Baru

Dasar pemilihan varietas unggul baru

- Memiliki potensi hasil tinggi.

- Memiliki ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu.

- Memiliki Ketahanan Terhadap cekaman lingkungan tertentu.

- Memiliki sifat khas tertentu.

5

Page 6: MAKALAH TPT SEREALIA

b. Benih Bermutu dan Berlabel

Kriteria pemilihan benih bermutu adalah benih harus  berlabel, memiliki

daya tumbuh baik (>95%) dan bernas.

Prinsip persemaian untuk menghasilkan bibit yang baik:

- Gunakan pupuk 2 kg/m² untuk  pesemaian.

- Buat pesemaian berukuran 1/25 dari luas areal tanam dengan penyebaran

benih diperjaran.

c. Pengolahan Tanah

Beberapa prinsip dasar pentingnya dilakukan pengolahan tanah

sempurna adalah :

- Bertujuan untuk membenamkan dan melapukan Jerami, gulma dan bahan

lain.

- Meratakan tanah agar selalu tergenang air sehingga dapat mempercepat

proses pelapukan.

d. Tanam

i) Penanaman Menggunakan Bibit

a) Penggunaan Bibit Muda (< 21 hari)

Untuk mendapatkan bibit yang baik diusahakan bibit berasal dari

benih bermutu dan sebelum disemai direndam terlebih dahulu selama 24

jam lalu ditiriskan selama 48 jam. Kemudian ditambahkan bahan seperti

kompos, pupuk kandang, dan abu pada persemaian untuk memudahkan

pencabutan bibit. Selama persemaian, bibit padi harus terlindungi dari

serangan hama. Bila perlu, dilakukan pemasangan pagar pelastik dan bubu

perangkap untuk mengendalikan tikus.

b) Pengaturan Populasi Tanaman

Pengaturan populasi tanaman antara lain melalui pengaturan Jarak

Tanam dan Jajar Legowo.

6

Page 7: MAKALAH TPT SEREALIA

Tanam jajar legowo merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

populasi tanaman dan cukup efektif mengurangi serangan hama tikus, keong

mas, dan keracunan besi. Jajar legowo adalah pengosongan satu baris

tanaman setiap dua atau lebih baris dan merapatkan dalam barisan tanaman.

Apabila satu baris kosong diselingi oleh dua baris tanaman padi dikenal

legowo 2:1, sedangkan baris kosong diselingi oleh empat baris tanaman padi

dikenal legowo 4:1.

ii) Penanaman menggunakan Benih

Penanaman benih padi secara langsung lebih dikenal dengan istilah

tabela. Alat yang digunakan untuk menanam benih padi secara langsung

ini adalah Baytani (bayer Harmani) dengan bahan yang sederhana dari

kayu dan paralon.

Keuntungan dari tabela ini adalah hemat benih, tidak memerlukan

persemaian, tanaman tidak mengalami stagnasi pertumbuhan, anakan

produktif lebih banyak dan panen lebih cepat. Akan tetapi, kendalanya

adalah lahan tergenang, populasi burung tinggi dan investasi gulma

tinggi.

Kondisi tanah saat tanama adalah brlumpur/tidak keras, kondisi air

macak-macak sehingga benih terendam/masuk dalam lumpur untuk

menghindari gangguan burung dan tikus (Departemen Pertanian, 2014).

e. Pemupukan Berimbang Antara Anorganik dan  Organik

Teknologi di bidang pemupukan merupakan salah satu faktor penentu

didalam upaya meningkatkan produksi pangan. Sejalan dengan

perkembangan dan kemajuan teknologi di bidang pemupukan serta

terjadinya perubahan status hara didalam tanah maka rekomendasi

pemupukan yang telah ada perlu dikaji lagi dan disempurnakan. Pupuk

alternatif itu selain dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi

juga diharapkan dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah serta tidak

mencemari lingkungan. Pupuk alternatif dimaksud antara lain Floran,

7

Page 8: MAKALAH TPT SEREALIA

Greener dan Dekorgan, berupa pupuk organik cair yang mengandung hara

makro dan mikro lengkap dan berimbang serta mengandung asam amino,

protein, hormon/enzim. Penyertaan pupuk organik cair ini diharapkan dapat

meningkatkan mutu dan hasil padi. Terpilihnya Kecamatan Selemadeg

dalam penelitian ini karena daerah ini merupakan sentra produksi padi yang

paling luas di Kabupaten Tabanan dengan menerapkan sistem pertanian

yang cukup intensif (Kasniari, 2007).

f. Pengendalian Hama Penyakit Secara Terpadu

Prinsip dasar pengendalian hama penyakit secara terpadu adalah dengan

melaksanakan:

- Identifikasi secara pasti jenis dan populasi hama penyakit.

- Identifikasi Pranata mangsa untuk ketepatan penyebaran benih.

- Menguasai teknik – teknik  pengendaliannya.

Beberapa teknik dan tahapan pengendalian hama penyakit secara terpadu,

yaitu :

- Mengenali varietas yang tahan terhadap penyakit tertentu.

- Mengupayakan tanaman sehat sejak dari bibit.

- Melakukan pengamatan secara acak pada rumpun padi dengan alat

perangkap serangga( Ligh Trap).

- Mengendalikan secara bertahap meliputi pengendalian fisik, mekanis,

Hayati(Parasit dan Predator; Perangkap feromon, Pestisida Organik, dan

Pestisida kimia.

g. Penyiangan

Penyiangan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan

menggunakan Landak/Gasrok. Manfaat penyiangan dengan menggunakan

landak/gasrok, antara lain:

- Mematikan gulma sampai ke perakaran.

- Memperbaiki kondisi udara di daerah perakaran.

8

Page 9: MAKALAH TPT SEREALIA

- Merangsang pertumbuhan akar-akar muda hingga memperbaiki penyerapan

hara tanah.

h. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.

Tanaman dipanen jika sebagian besar gabah (90-95%) telah bernas dan

berwarna kuning. Apabila panen dilakukan terlalu awal, maka akan banyak

gabah hampa, gabah hijau, dan butir kapur. Sedangkan jika terlambat panen,

maka akan terjadi kehilangan hasil karena gabah rontok dilapang dan jumlah

gabah patah pada proses penggilingan meningkat. Perontokan gabah

dilakukan satu sampai dua hari setelah panen dengan menggunakan alat

perontok. Setelah itu, gabah segera dijemur untuk mendapatkan beras

dengan mutu yang lebih baik dan harga yang tinggi. (Hodijah, 2010)

2.1.3 SRI (System of Rice Intensification)

SRI, kependekan dari System of Rice Intensification adalah salah satu

inovasi metode budidaya padi yang dikembangkan sejak 1980-an oleh pastor

sekaligus agrikulturis Perancis, Fr. Henri de Laulanie, yang ditugaskan di

Madagaskar sejak 1961. Awalnya SRI adalah singkatan dari “systeme de riziculture

intensive” dan pertama kali muncul di jurnal Tropicultura tahun 1993. Saat itu, SRI

hanya dikenal setempat dan penyebarannya terbatas. Sejak akhir 1990-an, SRI

mulai mendunia sebagai hasil usaha tidak pantang menyerah Prof. Norman Uphoff,

mantan direktur Cornell International Institute for Food, Agriculture and

Development (CIIFAD). Tahun 1999, untuk pertama kalinya SRI diuji di luar

Madagaskar yaitu di China dan Indonesia. Sejak itu, SRI diuji coba di lebih dari 25

negara dengan hasil panen berkisar 7-10 t/ha (Karwan, 2008).

SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas

padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara,

terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di

beberapa tempat mencapai lebih dari 100%. Metode SRI minimal menghasilkan

panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja

diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk

9

Page 10: MAKALAH TPT SEREALIA

bereksperimen. Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup

sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi.

Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan

kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya (Jenal, 2010).

Hal mendasar yang membedakan system beani menggunakan sistem SRI

dan bertani dengan cara biasa terletak pada pengolahan tanah, pembenihan,

penyemaian, penanaman, dan pengairan.

a. Pengolahan tanah

Untuk mendapatkan media tumbuh metode tanam padi SRI yang baik, maka

lahan diolah seperti menanam padi metode biasa yaitu tanah dibajak sedalam 25

sampai 30 cm sambil membenamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan,

kemudian digemburkan dengan garu, lalu diratakan. Yang membedakan adalah

pada sistem tanam padi SRI kondisi tanah dalam keadaan basah dan tidak perlu

digenangi air.

Hal tersebut dikarenakan tanaman padi sawah bukan tanaman air, tetapi

dalam pertumbuhannya membutuhkan air. Tujuan dari tanah yang tidak digenangi

air adalah untuk menyediakan kadar oksigen lebih banyak di dalam tanah karena

genangan air membuat tanah mengalami oksidasi yang bisa menimbulkan zat

berbahaya.

b. Pembenihan

Dalam pembenihan hal yang pertama dilakukan adalah perendaman benih

pada air garam dapur yang sudah tercampur. Benih-benih yang mengambang di

permukaan air adalah benih yang tidak baik untuk di tanam. Benih-benih yang

terendam (di dasar permukaan) adalah benih yang siap untuk ditanam. Sebelum

disemaikan, benih-benih tersebut dibilas terlebih dahulu dengan air bersih

kemudian diperam direndam selama satu hari satu malam agar bnih tumbuh rata

dan seragam.

10

Page 11: MAKALAH TPT SEREALIA

Benih yang digunakan sebaiknya benih varietas local yang kuat dan

memiliki daya tumbuh minimal 90%. Benih yang baik umumnya belum memiliki

akar, tetapi hanya timbul bintik hitam pada embrio atau lembaganya.

c. Penyemaian

Pembedaan paling terlihat dari system bertanam padi SRI dengan cara biasa

adalah pada proses penyemaian.

Pada sistem tanam padi yang biasa, penyemaian dilakukan dengan membuat

petakan khusus di lahan/sawah. Kemudian petani menebar benih dipetakan. Setelah

benih tumbuh skitar umur 3-4 minggu, bibit tersebut dicabut, dirontokkan tanahnya,

dan umumnya tidak langsung ditanam melainkan diikat terlebih dahulu mnjadi

ikatan-ikatan sedang, dan dipotong ujung dari bibit padi tersebut dengan alasan agar

benih tumbuh tegak dan merata. Selain itu, ada juga yang dalam pendistribusiannya

dengan cara dilemparkan ke titik-titik tertentu di lahan yang mejadi media

tanamnya. Perlakuan tanaman padi yang seperti itu tidak dianjurkan dikarenakan

lama kelamaan benih akan mengalami penurunan kualitas.

Sedangkan untuk penyemaian dengan sistem SRI adalah dengan membuat

wadah dengan alas daun pisang agar tanah tidak terlalu porous. Kemudian, wadah

tersebut diisi tanah yang sudah dicampur pupuk dengan perbandingan 1:1.

Selanjutnya, benih yang sudah diseleksi dan direndam disemaikan dalam wadah

tersebut. Untuk setiap wadah diupayakan jangan terlalu banyak, kurang lebih berisi

200-300 benih. Setelah itu, benih yang ditanam dilapisi tipis dengan tanah yang

sudah dicampur pupuk. Tempat penyemaian sebaiknya ditempatkan di tempat yang

terlindung dari panas dan rutin disiram.

d. Penanaman

Untuk penanaman sistem SRI, tanaman padi yang digunakan adalah bibit

muda berumur 7 – 10 hari agar bibit mampu beranak maksimal sesuai potensi dan

bibit tidak mudah rusak/mati waktu dipindahkan ke lahan. Pada umur bibit yang

lebih tua menyebabkan tanaman kurang mampu membentuk anakan disebabkan

11

Page 12: MAKALAH TPT SEREALIA

oleh kondisi perakaran di persemaian yang semakin dalam dan kuat sehingga waktu

pemindahan mengalami kerusakan yang cukup berat.

Yang membedakan dengan cara biasa yaitu, apabila cara biasa untuk satu

lubang tanam diletakkan 3-5 bibit, maka pada ystem SRI hanya menggunakan satu

bibit per tanam dengan jarak lubang mencapai 30x30 cm. jarak yang cukup lebar

membuat persediaan oksigen lebih banyak.

e. Pengairan

Pengairan sistem SRI adalah dengan pemberian air irigasi terputus-putus tanpa

penggenangan di petak sawah. (pengairan berselang).

Manfaat pengairan berselang yaitu:

- Memperbaiki kondisi udara di daerah perakaran.

- Mengeluarkan gas-gas beracun.

- Meningkatkan efisiensi pemanfaatan air (menghemat pemakaian air hingga

30%) (Nursinah dan Taryadi, 2009).

2.1.4 Budidaya Varietas Unggul dan Padi Hibrida

Varietas unggul padi sawah merupakan kunci keberhasilan

peningkatan Produksi di Indonesia. Beberapa tipe varietas padi yang telah

berkembang di Indonesia adalah tipe Bengawan, PB5, IRxx, IR64, padi

hibrida dan padi tipe baru.

Tipe-tipe ini muncul sesuai dengan kebutuhan. Seperti tipe

Bengawan untuk perbaikan varietas local, PB5 untuk membuat padi yang

genjah dan hasil tinggi karena responsif terhadap pemupukan, IRxx untuk

peningkatan ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan IR64 dengan

penambahan sifat unggul pada rasa nasi yang enak.

Padi hibrida merupakan salah satu terobosan untuk mengatasi

stagnasi peningkatan potensi hasil varietas-varietas tipe sebelumnya.

Pengembangan padi hibrida diawali dengan penemuan cytoplasmic male

sterile (CMS) dan paket teknologi produksi benih padi hibrida. Dalam hal

12

Page 13: MAKALAH TPT SEREALIA

ini memerlukan pemanfaatan tiga galur yaitu CMS, galur pemulihan

kesuburan (restorer), dan galur pelestari (Maintainer).

Menurut Virmani et.al (1997), tiga galur memerlukan dukungan

komponen-komponen sebagai berikut:

- Galur mandul jantan (CMS= galur A) yang 100% mandul dann stabil

kemandulannya.

- Galur pemulih kesuburan (restorer= galur R), dengan daya pemulihan

kesuburan yang tinggi serta daya gabung khususnya, sehingga nilai

heterosisnya tinggi.

- Galur pelestari kemandulan tepung sari (galur B) yang murni.

Pada tahun 2002, dua varietas padi hibrida telah dilepas yaitu Maro dan

Rokan (Susanto, dkk. 2003)

2.2 Jagung

2.2.1 Potensi dan Permasalahan Produksi Tanaman Jagung

Jagung (Zea mays) merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai

ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya

sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras. Hampir seluruh bagian

tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan

daun tanaman yang masih muda dapat digunakan untuk pakan ternak, yang tua

(setelah dipanen) dapat digunakan untuk pupuk hijau atau kompos.

Saat ini cukup banyak yang memanfaatkan batang jagung untuk kertas.

Harganya cukup menarik seiring dengan kenaikan harga bahan baku kertas berupa

pulp. Buah jagung yang masih muda banyak digunakan sebagai sayuran, perkedel,

bakwan, dan sebagainya. Kegunaan lain dari jagung adalah sebagai pakan ternak,

bahan baku farmasi, dextrin, perekat, tekstil, minyak goreng, dan etanol.

Permintaan jagung meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan

meningkatnya jumlah penduduk dan industri. Di samping itu, kelangkaan bahan

bakar minyak dari fosil mendorong berbagai negara mencari energi alternatif dari

bahan bakar nabati (biofuel), di antaranya jagung untuk dijadikan bioetanol sebagai

substitusi premium. Hal ini mengakibatkan permintaan akan jagung semakin

13

Page 14: MAKALAH TPT SEREALIA

meningkat, sulit didapat dan mahal harganya, karena pengekspor jagung terbesar di

dunia seperti Amerika Serikat telah mengurangi ekspornya karena kebutuhan dalam

negerinya semakin meningkat, di antaranya untuk industri bioetanol. Cina juga

telah mengurangi ekspornya guna memenuhi kebutuhan bahan baku industry dalam

negerinya.

Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam pengembangan jagung di

antaranya adalah fluktuasi produksi dan harga, penanganan pascapanen pada saat

panen raya dan alat mesin produksi dan pengolahannya.

Di Indonesia, produksi jagung berdasarkan data BPS (2013) menunjukkan

bahwa produktivitas jagung tahun 2010 sebesar 44,36 Ku/Ha dengan produksi

18.327.636 ton. Pada tahun 2011, produktivitas jagung mengalami peningkatan

menjadi 45,65 Ku/Ha. Tetapi, produksi jagung menurun menjadi 17.643.250 ton.

Tahun 2012 produktivitas jagung meningkat menjadi 48,93 Ku/Ha dengan produksi

19.377.030 ton. Pada tahun 2013, produksi jagung nasional diproyeksikan menjadi

26 juta ton pipilan kering (PK).

Adapun permasalahan yang dijumpai dalam pengembangan jagung antara

lain:

a. Produksi tidak merata setiap bulannya, sehingga pada waktu tertentu

pabrik pakan kekurangan bahan baku jagung.

b. Lemahnya permodalan petani, terutama untuk penyediaan sarana

produksi pertanian dan pada waktu tertentu beberapa sarana itu sulit

diperoleh.

c. Produksi jagung sebagian besar dihasilkan pada musim hujan, sedangkan

alat pengering dan gudang sangat terbatas, menyebabkan banyak

produksi jagung yang mengalami kerusakan.

d. Belum adanya jaminan harga pada saat panen raya.

e. Lemahnya kelembagaan petani jagung, sehingga harga ditentukan oleh

konsumen, tengkulak, dan pengumpul.

f. Masih terbatasnya benih hibrida di tingkat petani merupakan salah satu

masalah dalam upaya percepatan peningkatan produksi (Purwanto,—).

14

Page 15: MAKALAH TPT SEREALIA

Menurut Tangendjaja et al., (2011) permasalahan yang sering dijumpai pada

jagung lokal adalah kadar air, mikotoksin, jagung pecah dan benda asing, serta

variasi kandungan gizi.

2.2.2 Budidaya Tanaman Jagung

Dalam usaha budidaya tanaman jagung, terdapat tahapan-tahapan usaha

budidaya, antaralain :

a. Pembibitan

Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik,

fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar,

tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar

hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan

benih bersertifikat.

Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi

yang lebih tinggi. Tetapi harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat

digunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas.

Beberapa varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai benih adalah: Hibrida C

1, Hibrida C 2, Hibrida Pioneer 1, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga, Wiyasa,

Arjuna, Baster kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor

Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula. Selain itu, jenis-jenis unggul yang belum

lama dikembangkan adalah: CPI-2, BISI-1, BISI-2, P-3, P-4, P-5, C-3, Semar 1

dan Semar 2 (semuanya jenis Hibrida).

Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa

tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil

yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot,

dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase

matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun

menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila

benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus

dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering,

diambil biji bagian tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di bagian ujung dan

pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari

15

Page 16: MAKALAH TPT SEREALIA

90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan

adalah sebanyak 20-30 kg/ha.

Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dulu dengan fungisida seperti

Benlate untuk menangkal serangan jamur. Sedangkan bila diduga akan ada

serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam

lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3

G.

b. Pengolahan Media Tanam

Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan

memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui

pengolahan tanah, drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah

diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur

hanya diolah secara umum.

Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa

tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar,

abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan

pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.

Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang

barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini

dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.

Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang

diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian

dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan

tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam.

Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang

cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan

tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara

bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100

kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha.

c. Teknik Penanaman

16

Page 17: MAKALAH TPT SEREALIA

Umumnya usaha budi daya jagung di lahan kering maksimum hanya

dilakukan dua kali penanaman. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan air pada

awal pertumbuhan tanaman. Waktu tanam yang umum dilakukan adalah awal

musim hujan (labuhan) antara September-November dan awal musim kemarau

(marengan) antara Februari-April.

Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1

tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang

sepenuhnya tergantung dari hujan. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan

adalah sebagai berikut:

        Tumpang sari (intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman

(umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung

dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi

gogo.

        Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang

tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat

keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi

kayu.

        Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara

menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam

waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung

disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang

panjang.

        Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa

tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua

tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan

penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

Penanaman jagung dilakukan dengan cara penugalan. Kedalaman lubang

tanam tergantung kelembapan tanah. Peningkatan produksi jagung dapat

dilakukan dengan cara pengaturan tingkat kerapatan tanaman. Kerapatan

tanaman akan mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman terutama

dalam efisiensi penggunaan intensitas cahaya. Semakin rapat jarak tanam

17

Page 18: MAKALAH TPT SEREALIA

maka semakin tinggi tanaman, karena jumlah cahaya akan berkurang

mengenai tubuh tanaman dan pada akhirnya mempengaruhi luas daun dan

bobot kering tanaman.

Tanaman jagung tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang

atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim

hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya

cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman

sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah

kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan

turun.

d. Pemeliharaan

Penjarangan dan Penyulaman

Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per

lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Pencabutan tanaman secara

langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain

yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih

yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam.

Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu

penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman

pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan

pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau

cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini

tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih

belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah

tanaman berumur 15 hari.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan

bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak

18

Page 19: MAKALAH TPT SEREALIA

mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas

permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat

tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan.

Pemupukan

Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea

sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk

KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap.

Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan

waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah

tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga

(pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8

minggu atau setelah malai keluar.

Pengairan dan Penyiraman

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali

bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan

tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman

berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada

parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

Penyemprotan Pestisida

Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya

hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Pelaksanaan

penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan

tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih

efisien.

e. Panen

Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis,

tergantung dari tujuan panen. Ciri jagung yang siap dipanen adalah:

1. Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.

2. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang

ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.

3. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

19

Page 20: MAKALAH TPT SEREALIA

Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi

penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan

dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna

hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih.

Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan

berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya:

sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan

ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada

tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat

menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah

pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan

sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga.

Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu

sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga

atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur

panen jagung masak mati. (Warismo, 2000).

2.2.3 Teknologi dan Strategi Peningkatan Produksi

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas jagung dapat dilakukan

dengan teknologi. Menurut SEGNEG (2013), teknologi tersebut dalam

bentuk :

a. Fisik materi (bahan) seperti varietas unggul, pupuk (formulasi pupuk/

pupuk hayati), dan pestisida.

b. Rekomendasi teknologi diantaranya pemupukan, pengendalian

organisme pengganggu tanaman (hama), dan penggunaan air.

c. Teknologi proses yakni produksi benih, produksi pupuk hayati, dan

produksi pestisida hayati atau nabati.

d. Rancang bangun atau prototipe dan mesin pertanian.

20

Page 21: MAKALAH TPT SEREALIA

Salah satu teknologi untuk meningkatkan produktivitas suatu

tanaman adalah menggunakan varietas unggul. Varietas unggul merupakan

salah satu teknologi inovatif untuk meningkatkan produktivitas tanaman

jagung, baik melalui peningkatan potensi daya hasil tanaman, maupun

melalui peningkatan toleransi dan ketahanannya terhadap berbagai cekaman

lingkungan biotik dan abiotik.  Dengan adanya varietas unggul bukan hanya

berpengaruh pada tanaman jagung saja tetapi untuk meningkatkan

pendapatan petani. Pada dasarnya varietas jagung digolongkan kedalam dua

golongan varietas antara lain:

         Varietas bersari bebas

Varietas bersari bebas adalah varietas yang benihnya dapat

dipakai terus-menerus dari setiap pertanaman. Benih yang digunakan

tentunya berasal dari tanaman atau tongkol yang mempunyai cirri-

ciri dari varietas tersebut.

         Varietas hibrida

Jagung varietas hibrida adalah keturunan pertama (F1) dari

persilangan antara: varietas x varietas, varietas x galur, atau galur x

galur (Oyewo,2008). Salah satu jenis jagung hibrida adalah varietas

jagung nasional (hibrida BISI-2) mempunyai keunggulan yaitu

potensi hasil tinggi, umur panen 103 hari, tahan terhadap penyakit

bulai dan busuk buah (Polnaya,2012).

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi inovatif yang

handal untuk mening-katkan produktivitas tanaman jagung, baik melalui

peningkatan potensi daya hasil tana-man, maupun melalui peningkatan

toleransi dan ketahanannya terhadap berbagai ceka-man lingkungan biotik

dan abiotik. Selain itu, pembentukan varietas unggul juga bertujuan untuk

meningkatkan mutu dan nilai tambah produk dan upaya meningkatkan nilai

eko-nomi. Penerapan paket teknologi budidaya jagung mengutamakan

pemanfaatan sumber-daya lokal, penerapan teknologi budidaya ber-

dasarkan karakteristik lahan, dan mempertim bangkan kearifan lokal petani

21

Page 22: MAKALAH TPT SEREALIA

(Syafri, 2010). Jagung hasil rekayasa genetik banyak dikembangkan untuk

mendapatkan jagung yang berkualitas. Jagung jenis baru tersebut antara lain

jagung berkadar lisin tinggi (High Lysine Corn), jagung berkadar fitrat

rendah, jagung berkadar minyak tinggi, dan jagung Bacillus thuringiensis

(Bt) (Tangendjaja, 2011).

Beberapa upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi

jagung diantara lain Perluasan areal panen merupakan satu faktor potensial

dalam mendukung peningkatan produksi jagung.

a. Ekstensifikasi

Dalam pengertian umum, ekstensifikasi merupakan upaya

pengadaan sumber pertumbuhan baru berupa perluasan/penambahan areal

panen. Bila berhasil menambah areal baru ratusan ribu hektar per tahun

maka akan terjadi lonjakan produksi jagung secara nyata di tingkat nasional.

Perluasan penanaman jagung disarankan dilakukan di daerah bukaan

baru,antara lain hutan tanaman industri (HTI),daerah transmigrasi,lahan

pasang surut,lahan lebak,dan lahan marjinal lainnya (lahan tidur dan lahan

belum produktif lain).Lahan produktif di Indonesia masih sangat luas,tetapi

belum dikelola.Pada kondisi ini progran ekstensifikasi masih terbuka lebar

untuk dilaksanakan.

b. Diversifikasi

Dalam kaitannya dengan usaha penungkatan produksi,diversifikasi

diartikan sebagai kegiatan penganekaragaman komoditas pertanian yang

dibudidayakan.Pada program diversifikasi ini peningkatan produksi jagung

diupayakan dengan menjadikan jagung sebagai tanaman pokok dalam suatu

kegiatan pola tanam.Kegiatan tersbut dikenal dengan istilah diversifiksi

horizontal.Jenis diversifikasi lain adalah diversifikaso vertikal yang

merupakan kegiatan penganekaragaman prodouk industri yang

menggunakan bahan baku jagung .Jelaslah bahwa diversifikasi komoditas

jagung dapat meningkatkan produksi melalui penggantian tanaman

lain ,tumpang sari,sisipan, atau sebagai tanaman susulan.

c. Rehabilitasi

22

Page 23: MAKALAH TPT SEREALIA

Salah satu kegiatan rehabilitasi pada pembudidayaan jagung adalah

perbaikan potensi varietas unggul dengan pemurnian banih atau penggantian

buah hibrida yang sudah berkali-kali ditanam. Selain perbaikan varietas,

program rehabilitasi ini pun menyangkut perbaikan segala aspek

penanaman, termasuk masalah lahan. Rehabilitasi lahan di antaranya ialah

perbaikan kesuburan lahan masam dengan pemberian kapur dan perbaikan

drainase di lahan pasang surut.

d. Peningkatan Intensitas Penanaman (IP)

Intensitas pertanaman (IP) diartikan sebagai banyaknya pertanaman

dalam satu tahun pola tanam disuatu daerah. Pola tanam padi-jagung-bera

berarti mempunyai IP 200. IP ini masih dapat ditingkatkan bila masa bera

ditanami. Upaya peningkatan intensitas pertanaman jagung ini ditujukan

untuk lahan yang masih mempunyai IP kurang dari 300 atau lahan yang

belum diusahakan (lahan tidur). Peningkatan IP jagug ini dapat dilakukan

dalam setahun, baik dengan pola tanam monokultur maupun tupang sari.

Cara ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagug.

e. Penambahan periode panen jagung

Pertumbuhan tanaman jagung, terutama awal fase pertumbuhan

sampai pengisian tongkol, sangat tergantung pada ketersediaan air. Untuk

dapat berproduksi tinggi, penanamannya biasanya hanya dilakukan pada

waktu tanam tertentu saja. Akibatnya, produksi jagung mengalami fluktuasi,

yaitu berlebihan pada musim panen dan kekurangan pada musim paceklik

sehingga kebituhannya harus dipenuhi dari impor. Salah satu upaya

mengurangi ketergantugan impor di musim paceklik adalah melakukan

penanaman off season (di luar musim tanam). Penamanam off season ini

dapat dilakukan pada bulan dan lahan penanaman tertentu.

Dalam budidaya tanaman jagung apabila dilakukan pada kondisi

lahan yang ekstrim dapat menurunkan hasil dari produksi jagung per satuan

luas. Namun hal ini sebenarnya tergantung dari jenis varietas yang

digunakan dalam budidaya tanaman jagung. Apabila menggunakan varietas

yang unggul, kondisi lahan yang ekstrim tidak akan berpengaruh terhadap

23

Page 24: MAKALAH TPT SEREALIA

produksi dari tanaman jagung, dikarenakan jagung tersebut memiliki vigor

dan veabilitas yang baik. Vigor yang baik dapat membuat tanaman

berproduksi secara normal pada kondisi yang ekstrem dan menghasilkan

produksi diatas normal pada kondisi yang optimum. Dalam mengatasi

kondisi yang ekstrim selain menggunakan varietas yang unggul dapat juga

dengan memanipulasi lingkungan hidup dari tanaman jagung, memanipulasi

dalam hal ini adalah mengatur kerapatan atau populasi tanaman. tindakan

pengaturan kerapatan / populasi tidak lain adalah suatu usaha bagaimana

memanipulasi lingkungan tumbuh dari tanman yang dibudidayakan,

sehingga berguna secara efektif bagi pengusahaan tanaman. tingkat

kerapatan dan populasi tanaman beragam tergantung pada jenis tanaman dan

pada setiap keadaan lingkungan yang berbeda (Warismo, 2000).

2.3 Gandum

2.3.1 Potensi dan Permasalahan Produksi Tanaman Gandum

Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan komoditi pangan yang penting

dan Triticum aestivum adalah spesies gandum yang paling banyak ditanam di dunia

dan digunakan sebagai bahan baku roti karena mempunyai kadar protein yang

tinggi. Gandum mempunyai ciri-ciri kulit luar bewarna coklat, bijinya keras dan

berdaya serap air tinggi. Setiap bulir terdiri dari dua sampai lima butir gabah.

Tanaman gandum berasal dari daerah mediterania yang beriklim kering.Berkat

usaha manusia di bidang pemuliaan dan budidaya tanaman, saat ini tanaman

gandum tumbuh dan berkembang di daerah subtropis dan tropis (Wityanara, 1988)

termasuk di Indonesia.

Negara produsen utama gandum adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia,

Uni Eropa, dan India. Pada tahun 2000/2001, total gandum yang diekspor di

pasaran dunia mencapai 103,4 juta ton dan eksportir terbesar adalah Amerika

Serikat. Tanaman gandum jarang ditemukan di Indonesia karena kondisi

lingkungan fisik yang tidak cocok untuk tanaman gandum yang merupakan

tanaman subtropis.

24

Page 25: MAKALAH TPT SEREALIA

Potensi pengembangan tanaman gandum pada masa-masa mendatang cukup

baik mengingat permintaan gandum yang terus meningkat seiring peranan gandum

sebagai bahan pangan.  Gandum dapat menjadi makanan pokok yang dapat diolah

menjadi berbagai produk makanan seperti roti, kue kering, biscuit, krupuk, mie, 

dan macaroni.   Hasil sampingannya yaitu gabah dan dedak digunakan sebagai

pakan ternak dan jerami gandum dapat dipakai sebagai bahan kerajinan tangan.Di

Indonesia gandum telah ditanam dibeberapa propinsi antara lain Sulawesi Selatan

(Malino), Jawa Timur (Tosari), Jawa Tengah (Salatiga) dan Sumatra Barat

(Sukarami).

Berdasarkan data asosiasi produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO),

konsumsi terigu Indonesia meningkat sangat signifikan dari 9,9 kg per kapita pada

2002, menjadi 17,11 kg per kapita pada tahun 2007 dan pada tahun 2009 mencapai

17,7 kg per kapita. Sehingga, impor gandum terus mengalami meningkatan. Di

tahun 2011, pningkatan impor gandum mencapai 5,4 juta ton dengan sumber

uatama Australia (3,7 ton), Canada (982.200 ton), dan Amerika Serikat (747.900

ton). Sedangkan impor tepung terigu tahun 2011 mencapai 680.100 ton dengan nilai

281,7 juta dolas AS (BPS, 2012).

Sebagai tanaman subtropis, pengembangan gandum di Indonesia yang

merupakan lingkungan tropis terkendala dengan masalah iklim, sehingga

pengembangannya masih di daerah dengan ketinggian > 1000 m dpl yang memiliki

iklim mirip dengan lingkungan subtropis, khususnya suhu yang rendah. (Rao, 2001)

2.3.2 Teknologi dan Produksi Gandum

A. Budidaya Gandum

a. Pemilihan Lokasi

Tanaman produksi benih harus memberikan hasil yang tinggi sehingga

kualitas benihnya prima.  Tempat produksi benih temperatur malam 15 ºC dan pada

siang hari 26 – 28 ºC, tanah remah dan subur, pada waktu tanam ada curah atau

dapat diari, pada waktu menjelang panen tidak ada hujan lagi.  Keadaan yang

demikian dapat ditemukan pada dataran tinggi yang biasa ditanami sayuran-

25

Page 26: MAKALAH TPT SEREALIA

sayuran. Bekas tanaman sayuran tanahnya subur karena memanfaatkan sisa pupuk

organik yang diberikan pada tanaman sayuran.

Sebaiknya satu lokasi hanya satu varietas saja, untuk menghidari campuran

dari varietas lain yang terjadi pada waktu panen,  pengakutan, pemrosesan benih.  

Apabila satu lokasi untuk dua  atau lebih varietas maka jarak antara blok sedikitnya

3 m, walaupun gandum termasuk tanaman silang diri tetapi masih ada penyerbukan

silang pada umumnya kurang dari 2 %.

b. Pengolahan Tanah

Tanah diolah sampai gembur diratakan dan dibuat bedengan dengan lebar 2-

3 m, dan antara bedengan dibuat saluran.  Pembuatan bedengan untuk memudahkan

penyiangan, memudahkan drainase dan pengairan, dan pemeliharaan lainnya. 

Apabila  tanah banyak tumbuh gulma perlu disemprot terlebih dahulu dengan

herbisida seperti Gramoxon,  Polaris, Roundup, Rimbo,  dan herbisida lainnya. 

Setelah itu tanah baru diolah.  Kesuburan tanah dalam satu bedengan seragam untuk

memudahkan mentukan tanaman tipe simpang.   Apabila tanahnya tidak seragam

kesuburannya maka ada kemungkinan ada perbedaan tinggi tanaman, yang dapat

membuat kesalahan pada pencabutan tipe simpang.

c. Penanaman

Untuk mencapai hasil yang tinggi penanaman harus tepat pada waktunya

sehingga pembungaan jatuh pada saat curah hujan sudah berkurang.  Hujan yang

terlalu banyak pada waktu pembungaan, biji banyak yang hampa dan mudah

terserang cendawan (Hamdani,  2004).

Kebutuhan benih untuk setiap hektar 100 kg dengan daya kecambah 100 %,

bebas dari hama dan penyakit dan kemurniannya terjamin. Apabila daya tumbuhnya

kurang maka jumlah benih yang digunakan masing-masing menjadi 125 dan 110 kg

per hektar.  Jarak antara barisan 25 cm,  biji disebar dalam barisan dengan takaran

2,5 g per m baris.   Apabila bobot 1000 biji 40 g maka dalam 1 m baris ada sekitar

60 biji.   Barisan tanaman dibuat dengan cara larikan sedalam  ± 5  cm dan benih

disebar merata dalam larikan dan ditutup dengan tanah.   Jarak antara varietas

minimum 3 meter, untuk menghidari persilangan antara varietas dan tercampurnya

26

Page 27: MAKALAH TPT SEREALIA

satu varietas dengan varietas yang lain pada saat panen.  Preemegence herbisida

dapat digunakan untuk mencegah tumbuhnya gulma sehingga gandum tumbuh baik.

d. Pemupukan, Penyiangan, dan Pengairan

Takaran pupuk yang digunakan ialah 120-135 kg  N, 50-72 kg  P2O5  dan

50 kg K2O.  Pupuk   P  dan K diberikan seluruhnya pada waktu tanaman atau

paling lambat 10 hari setelah tanam (hst),  sedangkan pupuk N diberikan bersama-

sama dengan pemberian pupuk P dan K,  waktu pembentukan anakan (30 hst), dan

waktu bunting  (50 hst) masing-masing 1/3 bagian.  Pupuk N dapat diberikan dua

kali yaitu pada waktu tanam dan umur 30 hst masing-masing 1/3 dan 2/3 bagian. 

Pemberian dua kali lebih sedikit.   Pupuk ini diberikan secara larikan ± 10 cm

disamping tanaman, dan ditutup dengan tanah.  Penelitian di India pemberian satu

kali pupuk N pada waktu tanam memberikan hasil yang lebih tinggi dari pemberian

2 dan 3 kali.

Tanaman harus bersih gulma, gangguan gulama pada fase vegetatif dapat

menurunkan hasil sampai 50 %. Apabila tidak menggunakan preemergence

herbisida maka tanaman disiang pada umur 15 dan 30 hst, apabila masih banyak

rumput disiangi lagi pada waktu menjelang berbunga.

Apabila tidak ada hujan maka pengairan dilakukan melalui antara bedengan

sehingga tanah menjadi cukup lembab, dengan cara ini pengairan dilakukan tiap 3-4

minggu.  Dapat  pula diari dengan springkle, dan jumlah pengairan tergantung

besarnya air.   Pengairan ini menambah biaya yang tidak sedikit, sehingga gandum

perlu ditanam pada waktu masih ada hujan yaitu bulan Maret – April  sehingga

masih ada curah hujan.

e. Pembuangan Tanaman Tipe Simpang.

Untuk kemurnian benih yang dihasilkan maka seleksi harus dilakukan

dengan mencabut tanaman tipe simpang (roguing) minimal tiga kali yaitu pada saat

malai belum keluar (35-45 hst), pada saat berbunga dan saat 2 sampai 3 hari

sebelum panen.  Tipe simpang dapat dilihat dari jumlah anakan, umur berbunga,

tinggi tanaman, warna glume, kerapatan bulir, tanaman terserang hama dan

penyakit.   Umur berbunga dipengaruhi juga oleh kelembagaan jika kelembaban

27

Page 28: MAKALAH TPT SEREALIA

tanah tinggi maka umur berbunga meningkat.  Terdapat perbedaan karakteristik

varietas gandum seperti terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakter agronomik dan sifat fisika kimia 2 varietas gandum

Karakter Varietas

Selayar Dewata

Umur berbunga

Umur masak

Tipe batang

Tinggi tanaman

Warna daun

Warna tangkai daun

Jumlah malai per M²

Panjang Malai

Jumlah biji per malai

Warna bulu

Warna biji

Hasil biji

Bobot 1000 biji

Bobot 1 liter biji

Ukurang biji

Kandungan protein

Kandungan maltose

Kadar gluten

Kadar abu

± 80 hst

± 125 hst

Kompak

85 cm

Hijau

Hijau Tua

± 375

± 10 cm

± 42 butir

Hijau

Kuning Kecoklatan

Rata-rata 2,95 ton/ha

± 46 gr

± 848 gr

Sedang

11,7 %(wet basees)

1,9 %

9,3 %

11,9 %

± 82 hst

129 hst

Kompak

109 cm

Hijau

Hijau Tua

± 390

± 11cm

± 47 butir

Hijau

Kuning Kecoklatan

Rata-rata 2,96 ton/ha

± 46 gr

± 848 gr

Sedang

13,94 %(wet basees)

3,19 %

12,9 %

1,78 %

f. Panen

Panen dilakukan pada saat tanaman telah menunjukkan tanda-tanda siap di

panen yaitu biji telah cukup masak, biji sudah keras bila dipijit dan digigit tidak

keluaran cairan. Batang dan daun telah kelihatan kuning dan berwarna putih keabu-

abuan demikian juga  kelopak buah.  Bila gandum telah waktunya di panen,

sebaiknya jangan ditunda lagi.  Kelambatan panen 5 sampai 10 hari dapat

28

Page 29: MAKALAH TPT SEREALIA

menyebabkan kehilangan hasil 2-5 % tiap hektar terutama pada jenis gandum yang

mudah rontok.  Gandum dipanen pada kadar air biji 20-25 % sehingga dapat

langsung dirontok bijinya.  Biji dikeringkan pada temperatur pada temperatur 40-

50  ºC  atau pada lantai jemur prendah kadar air . Untuk benih biji dikeringkan

sampai mencapai kadar air 9-10 %.

g. Penyimpanan Benih

Pada biji dengan kadar air 9-10 % benih dapat disimpan pada tempat kedap

udara seperti kantong plastik, blek atau tempat lainnya yang dapat dibuat kedap

udara. Benih ini dapat digunakan untuk pertanaman tahun berikutnya tanpa

perlakuan benih.

Dalam membangun sistem dan usaha agrobisnis yang berdaya saing

diperlukandukungan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan

efisiensi usaha serta kualitas dan nilai tambah produk. Keberhasilan upaya

peningkatan produktivitas / produksi dan pendapatan usaha tani gandum adalah

sangat tergantung pada kemampuan , penyedian dan penerapan teknologi produksi

yang efisien, meliputi varietas unggul berikut penyediaan benihnya yang berkualitas

serta teknologi budidaya seperti penyiapan lahan, penanaman, pemupukan,

penyiapan, pengendalian hama dan penyakit, irigasi dan pemanenan hasil.

B. Strategi  Pengembangan

Salah satu strategi dalam rangka pengembangan  gandum adalah dengan

mengembangankan diversifikasi bahan pangan.  Tanaman gandum mempunyai manfaat

yang dapat menopang keatahanan pangan masyarakat sehingga mempunyai peluang besar

untuk dikembangkan dimasa mendatang. Strategi yang dapat dikembangakan antara lain :

1. Pengembangan sentra produksi

Pengembangan sentra produksi di lokasi yang cocok secara agroklimat dan

mempunyai potensial pasar untuk dibina menjadi sentra daerah dan sentra

unggulan.

2. Pemanfaatan Sentra Produksi

29

Page 30: MAKALAH TPT SEREALIA

Pada lokasi yang petaninya sudah melakukan kegiatan budidaya tanaman gandum,

dilakukan sosialisasi dan pembinaan yang lebih intensif untuk dapat menghasilkan

produksi dan kualitas yang lebih baik sesuai keinginan pasar.

C. Meningkatkan Produksi dan Pengembangan Tanaman Gandum melalui

Penerapan Teknologi :

1. Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi dan adaptif terhadap

keragaman lingkungan tumbuh.

2. Penggunaan teknologi yang dapat membantu pengelolaan hara yang efektif dan

efisien.

3. Penggunaan teknologi yang dapat membantu perlindungan terpadu dan aman

lingkungan.

4. Penggunaan teknologi pasca  panen primer dan sekunder yang tepat dan efisien.

30

Page 31: MAKALAH TPT SEREALIA

BAB IIIPENUTUP

Serealia merupakan kelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji/bulirnya

sebagai sumber karbohidrat/pati. Bahan makanan yang termasuk serealia adalah padi,

jagung, dan gandum. Rendahnya laju peningkatan produksi pangan antara lain disebabkan

oleh, produktivitas tanaman pangan yang masih rendah, dan penurunan luas area

penanaman di lahan pertanian produktif.

Padi merupakan salah satu produksi unggulan dari produksi pertanian Indonesia,

hal ini dikarenakan padi merupakan salah satu bahan pangan pokok bagi rakyat Indonesia.

Setiap tahunnya, kebutuhan beras nasional meningkat seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk sedangkan lahan yang tersedia semakin berkurang akibat alih fungsi lahan subur

untuk kepentingan industri, perumahan dan penggunaan lahan non pertanian lainnya. Oleh

karena itu diperlukan teknologi dan strategi peningkatan produksi padi.

Teknologi dan strategi peningkatan produksi padi antara lain dengan ektensifikasi

melalui pengadaan sumber pertumbuhan baru dan intensifikasi, yang meliputi pemilihan

varitas unggul baru, benih bermutu, pngolahan tanah yang baik, tanam yang tepat,

pemupukan yang berimbang, pengendalian hama penyakit secara terpadu, penyiangan dan

panen tepat waktu dan tepat cara.

SRI merupakan inovasi metode budidaya padi yang mampu meningkatkan

produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsure hara

dan telah terbukti berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50 %. Konsep dasar

SRI adalah menggunakan bibit berumur muda, dan menanam satu rumpun bibit per tanam

dengan jarak yang cukup lebar.

Padi hibrida merupakan salah satu terobosan untuk mengatasi stagnasi peningkatan

potensi hasil varietas-varietas tipe sebelumnya. Pengembangan padi hibrida diawali dengan

penemuan cytoplasmic male sterile (CMS) dan paket teknologi produksi benih padi

hibrida. Dalam hal ini memerlukan pemanfaatan tiga galur yaitu CMS, galur pemulihan

kesuburan (restorer), dan galur pelestari (Maintainer).

Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomis serta

mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama

31

Page 32: MAKALAH TPT SEREALIA

karbohidrat dan protein setelah beras. Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam

pengembangan jagung di antaranya adalah fluktuasi produksi dan harga, penanganan

pascapanen pada saat panen raya dan alat mesin produksi dan pengolahannya.

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan

teknologi dalam bentuk : Fisik materi (bahan) seperti varietas unggul, pupuk (formulasi

pupuk/ pupuk hayati), dan pestisida; Rekomendasi teknologi diantaranya pemupukan,

pengendalian organisme pengganggu tanaman (hama), dan penggunaan air; Teknologi

proses yakni produksi benih, produksi pupuk hayati, dan produksi pestisida hayati atau

nabati; Rancang bangun atau prototipe dan mesin pertanian.

Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan komoditi pangan yang penting dan

Triticumaestivum adalah spesies gandum yang paling banyak ditanam di dunia dan

digunakan sebagai bahan baku roti karena mempunyai kadar protein yang tinggi. Sebagai

tanaman subtropis, pengembangan gandum di Indonesia yang merupakan lingkungan tropis

terkendala dengan masalah iklim, sehingga pengembangannya masih di daerah dengan

ketinggian > 1000 m dpl yang memiliki iklim mirip dengan lingkungan subtropis,

khususnya suhu yang rendah.

Salah satu strategi dalam rangka pengembangan  gandum adalah dengan

mengembangankan diversifikasi bahan pangan; penggunaan varietas unggul berdaya hasil

tinggi dan adaptif terhadap keragaman lingkungan tumbuh, penggunaan teknologi yang

dapat membantu pengelolaan hara yang efektif dan efisien; penggunaan teknologi yang

dapat membantu perlindungan terpadu dan aman lingkungan; dan penggunaan teknologi

pasca  panen primer dan sekunder yang tepat dan efisien.

32

Page 33: MAKALAH TPT SEREALIA

Daftar Pustaka

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2014. Gerakan Diversifikasi

Pangan. http://Bbp2tp.litbang.dptan.go.id. Diakses tanggal 10 September

2014.

BPS. 2010-2012. Produktivitas dan produksi jagung di Indonesia. BPS. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2014. Tanam Benih Langsung Padi.

http://cybex.deptan.go.id. Diakses tanggal 10 september 2014.

Edward, S. 2012. Budidaya Pad1 Dl Dalam Polibeg Dengan Irlgasl Bertekanan

Untlik Antisipasi Pesatnya Perubahan Fungsi Lahan Sawah. Jurnal

Teknotan Vol.6 No.1.

Hamdani. M. 2004. Teknologi Produksi Benih gandum Balit serealia, Maros.

Hodijah, Saeful. 2010. TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH

DI BOGOR. Pedoman Umum PTT Padi Sawah Kementrian Pertanian 

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: Bogor.

Jenal, M. 2010. Budidaya Dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System of

Rice Intensification). Journal Inovasi Produksi Pertanian Indonesia: Vol

2; 1-4.

Karwan, AS. 2008. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Tiga Serangkai: Jakarta.

Kasniari, D.N. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K ) dan

Jenis Pupuk Alternatif terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

dan Kadar N, P, K Inceptisol Selemadeg, Tabanan. Jurnal Agritrop,

26(4):168-176.

33

Page 34: MAKALAH TPT SEREALIA

Nursinah, Zunaini dan Taryadi. 2009. Penerapan SRI (System of Rice

Intensification) sebagai Alternatif Budidaya Padi Organik. CEFARS:

Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol.1 No. 1.

Rao IM.2001. Dalam Jurnal Agrivior 11 (2): 230-234, Mei-Agustus 2012; ISSN

1412-2286. Evaluasi dan Keragaman Genetik 12 Galur Gandum

Introduksi Di Lingkungan Tropik oleh Nur, Amin, dkk. Bogor: IPB

Susanto, U, dkk.. 2003. Perkembangan Pemuliaan Padi Sawah di Indonesia. Balai

Penelitian Tanaman Padi. Jurnal Litbang Pertanian 22(3) hal. 125-131.

Subang.

Tangendjaja, B. dan E. Wina. 2011. Limbah tanaman dan produk sampingan

industri jagung untuk pakan. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Virmani et.al.1997. Prospects of Hybrid rice in the tropics and subtropics. Dalam

Jurnal Litbang Pertanian 22(3) hal. 125-131

Warismo, 2000. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

34