Transcript
Page 1: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

3. Informas-lnformasI yang Diperlukan Informasi yang diperlukan dalam mengelola ALMA adalah posi dana yang lalu, saat ini dan yang akan datang, penambahan dana yang lalu dan yang akan datang, posisi dan penambahan asset/liability yang

akan jatuh tempo dan dan aspek repricing, kemudian informasi yield secara historis, saat ini. dan yang diproyeksikan serta hubungan tingkat bunga pada asset/liability dan rate yang lain, kemudian informasi mengenai operating cost baik yang variabel, fixed dan overhead. Informasi lain yang sangat penting adalah terkait faktor-faktor strategik bank, inisalnya apakah bisnis yang sedang dikeijakan adalah bagian dan strategi jangka panjang yang sudah disahkan? Apakah bisnis yang sedang di1akuka sesuai dan berhubungan antara yang satu dengan lainnya. 4. Proses Manajemen Bank yang Berhubungan dengan ALMA Proses manajemen aktiva dan pasiva bank tidak dapat dipisahkan dengan fungsi manajemen bank lainnya. Fungsi-fungsi periting yang berhuhungan dengan ALMA antara lain: a. Perencanaan Strategik ALMA sebagai suatu strategi dan kebijakan hams erat hubungannya dengan proses perencanaan strategik. Kenyataannya orang yang ada dalam perencanaan strategik adalah sama dengan orang yang melaksanakan St aff support, oleh karena itu diperlukan koordinasi antara lain selama proses keputusan asset/liability. ALCO dan staff support hams menghayati isu-isu strategik dan menyatukannya dalam suatu keputusan. Begitu juga selarna proses perencanaan, bank harus menganalisa dampak strategi yang diajukan terhadap posisi neraca. di kemudian han, tingkat keuntungan, likuiditas, tingkat bunga dan sebagainya. b. Manajemen Perkreditan dan Koinite Kredit ALCO dan Koinite kredit merupakan koinite yang sangat berpengaruh di lembaga perbankan, namun fungsinya sering tumpang tindih. ALCO menganalisa seluruh portofolio, sedangkan koinite kredit menganalisa setiap jenis risiko kredit dan portofoiio secara keseluruhan. Interaksi akan terjadi pada dua masalah yaitu di satu pihakALCO akan menanyakan kepada manajer kredit mengenai kebijakan perkreditan dan kaitannya dengan implernentasi keputusan ALMA. Di lain pihak staff support ALCO juga akan mencari informasi kegiatan kredit sebagai sumber informasi dalamALCO. Oleh karena itu

koordinasi antara koinite ini diperlukan agar saling mend ukung kinerja organisasi bank. c. Manajemen Pembelian Dana (Funding Management) Bank yang beroperasi dengan menggunakan dana masyarakat, dana dan bank sentral dan dana dan pasar uang antar bank. Posisi dana terkait dengan kebijakan dan

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank 1 475

implementasi asset/liability management (ALMA). Oleh karena itu perlu koordinasi AT..CO j dengan

bagian manajemen dana agar tujuan ALMA dapat dicapai dengan baik. Trü penting, mengingat sekitar 60% kegiatan bank terpusat pada bagian pendanaan sehingga sumber data yang akurat dan tepat waktu khususnya kegiatan penda sangat diperlukan dalam analisa dan pengambilan keputusan ALCO. d. Koinite Manajemen Risiko Sejak 2006 implementasi Basel II di. Indonesia, konsekuensinya adalah bank perlu menerapkan manajemen risiko. Ada 8 (delapan) risiko yang harus dikelola yaitu risil(0 pasar (risiko perubahan bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, risiko komoditas bagi bank yang mempunyai anak perusahaan), risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan. Komjte manajemen risiko akan mengelola risiko-risiko tersebut, padahal sebagian risiko juga dihadapi oleh koinite manajemen aktiva-pasiva bank. Dalam kegiatan ALCO akan bersinggungan dengan risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit dan risiko operasional. Oleh karena itu koordinasi ALCO dengan koinite manajemen risiko perlu diintensifkan agar saling mendukung kinerja bank. Hal yang perlu

dicermati, saat ini mulai banyak bank yang merigintegrasikan peran manajemen aktiva pasiva bank ke

Page 2: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

dalam satu divisi manajernen risiko. Artinya asset/liability management (ALMA) diintegrasikan dengan manajemen risiko. Oleh karenanyaALCO dieliininir dan digantikan koinite manajemen risiko. C. Pendekatan Dalam Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank 1. Pool of Funds Approach Pendekatan ini mendasarkan pada asümsi bahwa semua kewajiban bank yang berasal dan berbagai sumber digabung dan diperlakukan sebagai sumber dana tunggal tanpa membedakan karakteristik sumber dana secara individual. Sumber dana yang berasal dan giro, tabungan, deposito, kewajiban lainnya dan

modal bank di-pool. Dana ini kemudian dialokasikan berdasarkan prioritas penggunaan. Prioritas penggunaan didasarkan pada kebijakan bank dan regulasi yang membatasinya. Prioritas pertama penggunaan dana yaitu penempatan pada cadangan primer.

Penempatan ini dilakukan untuk mernenuhi ketentuan Bank Indonesia berupa reserve Tequirement atau giro wajib ininimum di samping memang untuk memenuhi kebutuhan likuiditas sehari-hari bagi bank. Kebutuhan cadangan primer tersebut bisa berupa dana untuk keperluan iikuiditas wajib (giro wajib ininimum), untuk dana operasional, penyelesaian kliring, transaksi antar bank, penarikan dana oleh deposan ataupun penarikan dana akibat koinitmen kredit kepada nasabah.

476 I Manajemen Perbankan

Prioritas kedua adalah penempatan pada cadangan sekunder. Penempatan ini perlu dilakukan karena untuk berjaga-jaga bila cadangan primer yan.g teiah dibentuk tidak cukup untuk mem-back up setiap transaksi jangka pendek seperti disebutkan sebelumnya. Penempatan pada cadangan sekunder sudah bisa mendatangkan pendapatan walaupun masih relatif rendah. Bentuk cad angan sekunder itu bisa berupa penempatan pada Sertifikat Bank Indonesia atau sekuritas jangka pendek lainnya. Sekuritas tersebut di samping mudah dijual kembali juga memberikan pendapatan berupa bunga.

Penempatan pada sekuritas jangka pendek ini tentu memperhatikan kualitasnya agar mudah diperjual-belikan. Sekuritas yang marketable akan memudahkan bank menggunakannya dalam rnembiayai kebutuhan likuiditas yang tidak diperkirakan, kebutuhan likuiditas secara musiman dan likuiditas lainnya yang sulit diantisipasi oleh manajemen bank. Contoh sekuritas yang marketable selain Sertifikat Bank Indonesia atau treasury bill, adalah commercial paper, bankers acceptance, repurchase agreement (repos) dan lain lain.

Prioritas yang ketiga adalah penempatan pada kredit. Penempatan ini bertujuan untuk memperoleh pendapatan bunga agar kepentingan rentabilitas bank dapat dipenuhi. Meskipun penempatan kredit juga dapat dijadikan salah satu sumber likuiditas yaitu dan angsuran yang diterimanya, namun dalam pendekatan pool of funds, penempatan kredit tidak dianggap sebagai sumber likuiditas tapi dianggap sebagai sumber profitabilitas. Begitu juga prioritas yang keem pat yaitu penempatan pada investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang dilakukan bank untuk memperoleh pendapatan tetap, untuk penyelamatan kredit atau untuk menguasai perusahaan tertentu.

Priori tas kelima adalah penempatan pada aktiva tetap dan inventaris. Penempatan ini perlu dilakukan oleh bank sebab untuk mengoperasikan bank diperlukan sarana pendukung berupa tempat, peralatan dan

teknologi. Pada industri jasa seperti bank, penempatan pada aktiva ini relatif kecil sebab aktiva ini tidak n-ienimbulkan pendapatan tapi hanya memperlancar operasi bank. Sepanjang keberadaannya sudah

rn emperlancar operasi bank, maka aktiva ini dianggap cukup. Pendekatan pool offunds sangat sederhana baik dalam penentuan biaya dana maupun pengelolaanrtya.

Namun kelemahan pendekatan ini adalah mengabaikan maturitas dan masing-masing sumber dana dalam kaitannya dengan penempatan dana, tidak mempertimbangkan sensitivitas sumber dana. Di samping itu pengaruh subjektivitas sangat tinggi dalam menentukan porsi penempatan dana.

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 477

Page 3: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Gro C3dangan Primer Tabungan Cadangan Sekunder Deposito

Berjangka Pool Of Kredit Funds Pinjaman jk Pendek Investasi Jk Pinjaman ik Panjang Panjang Modal Akt.Tetap& inventaris

Gambar 15.1. Pool Of Funds Approach 2. ConversIon of Funds Approach

Pendekatan ini disebut juga sebagai assets allocation approach yang menolak asumsi bahwa total pasiva sebagai sumber dana tunggal, sebab faktanya setiap jenis sumber dana meiniliki karakteristik yang berbeda

inisalnya dan jangka waktu, tingkat bunga, cara penarikannya. Karakteristik ini membuat pendekatan sebelumnya

tidak cocok. Pendekatan ini menekankan bahwa setiap sumber dana meiniliki karakteristik yang berbeda sehingga perlakuannya juga harus berbeda agar dalam menempatkan dana terjadi kesesuaian. Sumber dana jangka pendek ebaiknya ditempatkan pada penempatanjangka pendek, sumber dana jangka panjang sebaiknya ditempatkan pada penempatan jangka panjang.

Dalam pendekatan ini giro adalah sumber dana yang sangat volatile, rnudah ditarik setiap saat maka sebaiknya ditempatkan pada cadangan primer, sekunder ataupun kredit jangka sangat pendek. Deposito jangka pendek sebaiknya ditempatkan pada cadangan primer, sekunder atau kredit jangka pendek, namun untuk deposito jangka panjang dapat diternpatkan pada investasi jangka panjang. Begitu juga sumber dana yang lain juga harus diperhatikan alokasinya seperti tampak pada Gambar 15.2.

Kelebihan pendekatan ini adalah kondisi likuiditas terpelihara sebab terjadi ,nacth funding, atau likuiditas tidak berlebihan. Namun deinikian peinisahan sumber dana menurut jatuh tempo dan karakteristiknya bukanlah pekerjaan yang mudah. Contoh membagi sumber dana menu rut jatuh temponya diperlukan ketelitian dan pekerjaan yang

ruinit sehingga diperlukan teknologi yang mendukung ini. Kelemahan ini tidak begitu berarti bila ada dukungan teknologi informasi yang memadai.

478 I Manajemen Perbankan

D Sasaran Manajemen Aktiva-Pasiva Bank Sasaran atau fokus manajemen aktiva dan pasiva adalah pencapaian pendapatan bunga bersih yang optimal. Bank akan rnenghimpun dan menempatkan dana baik yang berbunga (interest bearing product) maupun yang tidak berbunga (non interest bearing product). Interest bearing product terdiri dan interest bearing assets yang akan menimbulkan pendapatan bunga (interest income) dan interest bearing liabilities yang akan menimbulkan biaya bunga (interest cost). Selisih antara pendapatan bunga dengan biaya bunga adalah pendapatan bunga bersih (net interest income), spread atau margin (lihat Gambar 15.3). Pendapatan bunga bersih dirumuskan sebagai berikut: Pendapatan Bunga Bersih = Pendapatan Bunga — Biaya Bunga Pendapatan bunga bersih adalah jumlah rupiah yang kemudian dapat diungkapkan dalam bentuk persentase atau margin. Untuk kepentingan analisis industri, pendapatan bunga bersih dalam nilai uang

Page 4: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

tidak dapat dibandingkan dengan bank yang merniliki ukuran berbeda secara substansial. Oleh karena itu perlu disajikan dalam bentuk net interest margin (yang diungkap dalam persentase) sehingga dapat dibandingkan di antara bank-bank yang ada. Persamaan Net Interest Margin dapat ditulis dengan formula:

Gambar 15.2. Conversion Funds Of Approach

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 479

I Atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Net Interest Margin Interest yield — Interest Cost (dalam 0/) (dalam %)

Pendapatan bunga optimal tersebut dapat dicapai melalui pengelolaan dana secara terpadu yaitu ketika keputusan investasi dilakukan, hams memperhatikan keputusan pendanaan. Begitu juga ketika memutuskan pendanaan harus memperhatikan investasi pada aset yang memungkinkan rnendatangkan pendapatan. Dengan deinikian antara aktiva dengan pasiva selalu terkait baik menyangkut harga/tingkat bunga (pricing), jangka waktu (maturity), sensitivitas dana, portofolio investasi, likuiditas dan posisi modal, dan posisi valas. E. Perubahan Tngkat Bunga dan Konsekuensinya bagi Bank

Pendapatan bunga bersih dapat dicapai bila bank tepat dalam mengelola dana. Kegagalan memprediksi tingkat bunga di masa depan akan berakibat pada kerugian bank. Untuk itu bank perlu memperhatikan perubahan bunga yang berpotensi menimbulkan kerugian akibat bergeraknya suku bunga pasar ke arah yang berlawanan dengan ekspektasi posisi portofolio

480 I Manajemen Perbankan

Net interest Margin =

Page 5: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Pendapatan Bunga Bersih

Aktiva Produktif

x 100%

Interest Bearing Product

Gambar 15.3. Interest Bearing Product dan Net Interest Margin

bank. Perubahan bunga mempunyai konsekuensi terhadap pendapatan bank yaitu pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah, berkurang dan yang diharapkan. Kedua bahwa perubahan bunga pasar menimbulkan perubahan nilai pasar yaitu berubah menjadi lebih kecil (turun nilainya). Namun deinikian bila kita tepat memprediksi perubahan bunga dan kita melakukan reposisi aktiva-pasiva, maka perubahan bunga bisa menjadi sumber pendapatan bank. Mengapa perubahan tingkat bunga berpotensi menurunkan pendapatan bank? Pertama ada risiko penginvestasian kembali. Inisalnya bank menempatkan kredit, bunga 12% dengan jangka waktu 1 tahun, didanai dan deposito, bunga 10% dengan jangka waktu 2 tahun. Risiko apa yang terjadi? Investasi 12% Re -Investasi (??)

t Pendanaan 10% Pendanaan 10%

Perhatikan bahwa penempatan kredit selama 1 tahun, sedangkan pendanaannya 2 tahun, sehingga ketika kredit jatuh tempo pada akhir tahun pertama, bank masih terikat kontrak deposito dengan deposan setahun lagi. Dengan deinikian deposito yang masih 1 tahun tersebut hanis ditempatkan lagi ke aktiva produktif atau kredit. Ketika penempatan kredit barn dilakukan dengan tingkat bunga yang lebih rendah (inisalnya 10°A) dan tingkat bunga kredit sebelumnya (12%), maka sebenarnya bank telah menghadapi reinvestment risk. Kedua bahwa perubahan tingkat bunga berpotensi menimbulkan risiko pendariaan kembali. Pada posisi yang lain, mungkin bank menempatkan kredit selama 2 tahun, dengan pendanaan berupa deposito selama 1 tahun, seperti tampak contoh berikut: Aset Psiva Penempatan Kredit jangka Depositojangka waktu 1 waktu 2 tahun, bunga 12% tahun, dengan bunga 10% pertahun pertahun Perhatikan bahwa kontrak kredit selama 2 tahun dengan tingkat bunga 12%, kredit tersebut dibelanjai dan sumber

Page 6: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

dana deposito 1 tahun dengan bunga 10°A. Masalah bagi bank ketika deposito jatuh tempo pada akhir tahun pertama harus dibayar, sedangkan dananya masih terikat dengan kontrak penempatan kredit. Oleh karena itu bank perlu mencari sumber dana baru berupa deposito atau tabungan ininimal selama 1 tahun agar bisa melunasi deposito sebelumnya dan terjadi matching dengan penempatan kredit. Risiko pendanaan terjadi bila penghimpunan sumber dana baru tersebut tingkat bunganya melebihi tingkat bunga sumber dana atau deposito sebelumnya.

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 481

Investas Kredit 12% InvestasiKredit (12%)

Dua ilustrasi yang menunjukkan konsekuensi perubahan tingkat bunga pasar yaitu terjadi risiko reinvestasi dan risiko pendanaan kembali sebenarnya berpengaruh pada penurunan pendapatan bunga bank, karena untuk reinvestment risk jelas menurunkan pendapatan dan aset, sedangkan refinancing risk menaikkan biaya dana

bank. Dengan deinikian kedua hal ini menimbulkan penurunan pendapatan bunga bersth. Konsekuensi lain dan perubahan tingkat bunga adalah menimbulkan perubahan nilaj pasar aset dan/atau kewajiban bank. Jika tingkat bunga naik, nilai aset atau kewajiban akan turun (dan sebaliknya). Jika penurunan nilai aset lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai kewajiban, maka bank mengalaini kerugian, dan sebaliknya bila penurunan nilai aset lebih kecil daripada nilai pasiva, maka bank terhindar dan kerugian modal. Di sisi lain bila tingkat bunga turun akan meningkatkan nilai pasar aktiva dan pasiva bank. Tingkat penurunan atau kenaikan nilai tersebut bisa berbeda dan satu aset ke aset yang lain (khusus aset berbasis bunga). Sebagai contoh, jika tingkat bunga meningkat, maka nilai pasar kredit yang ditempatkan sebenarnya mengalaini penurunan. Tetapi penempatan kredit dengan jangka waktu yang lebih lama, nilainya akan turun lebih besar dibandingkan dengan kredit dengan jangka waktu yang lebih pendek. Asêt Penempatan Kredit, 1 0 tahun, Déposito jangka waktu 2 tahun, Rpl juta. Tingkat bunga 10% noininal: Rpl juta. Tingkat bunga 10%

Dengan asumsi bahwa saat ini nilai pasar masing-masing aset dan deposito adalah Rpl .000.000. Kemudian pada waktu berikutnya bank tingkat bunga yang berlaku di pasar (yield) menjadi 1.2%. Berapa nilai pasar aset dan kewajiban (deposito) tersebut. 100.000 1.100.000 Loan Asset = + ÷ = Rp 886.996

(1 + 0,12)1 (1+0,12) 100.000 1.100.000 Deposit = + + = Rp 966.199 (1+0,12)1 (1+0,12)2

Tampak berdasarkan perhitungan ini, sebenarnya bank mengalaini kerugian karena nilai pasar kredit menjadi turun, nilai kewajiban juga turun. Namun penurunan nilai aset lebih besar

482 I Manajemen Perbankan

[- I

Pendanaan(deposito) 10% Pendanaan (deposito)(%?)

I I

daripada penurunan nilai kewajiban. Oleh karena itu kerugian akibat perubahan nilai pasar menjadi beban

bank (yang tersirat di penumnan nilai modal). Secara eksplisit memang ini tidak tercerinin pada laporan

Page 7: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

keuangan bank, karena sistem akuntansi yang dianut lembaga perbankan di Indonesia menggi.makan harga historis, sehingga nilai pasar aset dan kewajiban tidak tampai< dan kerugian nilai pasar tidak terungkap dalam analisis laporan keuangan bank.

F. Metoda dan Strategi dalam Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank 1. Metoda Penilaian Kembali (Repricing Method)

Repricing method sebenamya merupakan pendekatan pendapatan. Metoda ini mendeteksi pengaruh

perubahan tingkat bunga terhadap pendapatan yang diperoleh bank. Langkahlangkah dalam metoda ini adalah: a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan aset atau kewajiban yang rentan terhadap perubahan tingkat bunga, yaitu aset atau kewajiban yang harus dinilai ulang jika tingkat bunga berubah b. Menghitung gap antara aset yang sensitif dengari kewajiban yang sensitif terhadap perubahan bunga, dan menghitung perubahan pendapatan jika tingkat bunga berubah.

Dalam hal ini seluruh aktiva dan pasiva bank dikiasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu interest rate sensitive dan non interest rate sensitive. Dalam jangka pendek, aset yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga akan menimbulkan penerimaan bunga, sedangkan pasiva yang sensitif terhadap perubahan bunga akan menimbulkan biaya bunga. Pada aset berbasis bunga yang tidak sensitif (non interest rate sensitive assets) maupun pasiva berbasis bunga yang tidak sensitif, memang dapat menciptakan pendapatan bunga dan biaya bunga namun tidak ada korelasi dengan perubahan atau pergeseran tingkat

bunga pasar dalam analisis gap ini. Tabel 15.1. menggambarkan kiasifikasi aktiva dan pasiva yang sensitif dan tidak sensitif. Dalam hal untuk aktiva dan pasiva yang dikiasifikasikan sebagai interest rate sensitive dikelompokkan menjadi Rate Sensitive Assets (RSA) dan Rate Sensitive Liabilities (RSL). Sedangkan aktiva dan pasiva bank yang menimbulkan pendapatan bunga dan biaya bunga namun tidak berubah dengan adanya perubahan tingat bunga pada waktu mendatang dikatakan sebagai Non Rate Sensitive (NRS). Dalam kiasifikasi aktiva dan pasiva pada Tabel 15.1, kriteria interest rate sensitive assets adalah seluruh aktiva yang akan jatuh tempo maksimum 1 tahun atau kurang dan diasumsikan bahwa tingkat suku bunga kredit disesuaikan dengan perubahan tingkat suku bunga dalam satu tahun tersebut. Sedangkan aktiva lain yang termasuk non interest rate sensitive, inisalnya kas, kredit jangka panjang, dan aktiva lain-lain.

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 483

________________________________ _________ Modal catatan: NRSA Non Rate Sensitive Assets RSA = Rate Sensitive Assets NRSL = Non Rate Sensitive Liabilities RSL = Rate Sensitive Liabilities Kita bisa menentukan aktiva atau pasiva dianggap sensitif terhadap suku bunga bila memenuhi sifat pertarna berbunga variabel, kedua betangka waktu pendek. Suatu aktiva/ pasiva yang meiniliki salah satu atau kedua sifat tersebut maka dapat dikelompokkan dalam rate sensitive assets/liabilities. Sebagai contoh kredit jangka panjang dengan bunga variabel adalah sensitif terhadap perubahan suku bunga sebab walaupun belum jatub tempo, suku bunga yang dikenakan terhaclap kredit tersebut adalah suku bunga yang berlaku (suku bunga baru). Begitu juga bila dijumpai kredit jangka pendek atau pasiva berupa deposito jangka pendek yang berbunga tetap, walaupun bunga tetap namun dalam jangka pendek kredit atau deposito akan jatuh tempo sehingga bila bank melakukan penempatan kembali dalam bentuk kredit atau menjual deposito kembali maka akan digunakan dengan suku bunga yang baru. Penetapan jangica waktu pendek umumnya menggunakan waktu kurang dan satu tahun. Namun untuk kepentingan analisis, bank bisa menggunakan waktu 1 han, 1 ininggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau I tahun. Dengan deinikian ketika bank menganalis kesenjangan dana dengan kriteria akan jatuh tempo 1 han, maka semua aktiva dan pasiva yang akan jatuh tempo lebih dan satu han dikategorikan non rate sensitive. Begitu juga ketika bank menetapkan analisis gap 1 ininggu, 3 bulan, 6 bulan dan satu tahun, aktiva dan pasiva yang jatuh tempo di luar kriteria itu masuk dalam kelompok NRS.

Page 8: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Kesenjangan dana (gap) dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Secara sederhana bahwa gap dengan metoda repricing dapat diungkapkan sebagai selisih aritara rate sensitive asset (RSA) dengan rate sensitive liabilities (RSL) yang dirumuskan sebagai berikut: Gap RSA - RSL

484 IManajemen Perbankan

Tabel 15.1 Kiasifikasi Aktiva dan Pasiva Berdasarkan Sensitivitas Suku Bunga Aktva Kelompok Pasiva

NR NRSL RSL NRSL NRS

Kas NRSA Giro

Sekuritas Jangka Pendek RSA Tabungan

Sekuritas Jangka Panjang NRSA Pinjaman Pasar Uang

Kredit Jangka Pendek Kredit Jangka Panjang bunga variabel

RSA RSA

Deposito iangka Pendek Deposito Jangka Panjang

ii NRSL

Kredit Jangka Panjang Bunga tetap

NRSA Pinjaman Diterima Jangka Pendek RSL

Aktiva Jangka Panjang Lainnya NRSA Pinjaman Diterima Jangka Panjang

Gap bisa dalam posisi nihil (zero), negatif, atau positif. Bila RSA sama dengan RSL maka posisinya zero gap. Bila RSA iebih besar dan RSL, maka posisinya positif. Bila RSA lebih kecil dan RSL maka posisinya negatif. Masing-masing posisi tidak ada yang lebih baik maupun lebih buruk bila prediksi perubahan suku bunga tepat. Bila prediksi perubahan suku bunga tidak tepat, maka posisi yang ditentukan bank akan menjadi sumber kerugian bagi bank, sebaliknya bila prediksi tepat maka bank dapat menghindari kerugian bank akibat perubahan suku bunga pasar. Ketepatan prediksi dilihat dan ketepatan memprediksi kenaikan maupun penurunan bunga yang akan datang. Dengan deinikian posisi gap yang diinginkan bank sangat tergantung prediksi erubahan suku bunga di masa mendatang. Gambar 15.4; 15.5 dan 15.6 masing-masing menggambarkan posisi gap.

Gambar 15.4. Posisi Kesenjangan Zero RSA RSL (VRA) (VRL)

Page 9: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

NRSA NRSL (FRA) (FRL)

N RSA (FRA)

N RSL (FRL)

Gambar 15.5. Posisi Kesenjangan Positif

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 485

RSA RSL. (VRA) . (VRL) NRSA NRSL (FRA) (FRI) Gambar 15.6. Posisi Kesenjangan Negatif Kesenjangan dana yang diukur dalam nilai uang (rupiah) tersebut bila dibandingkan dengan beberapa bank adalah tidak tepat karena ukuranlbesarnya setiap bank berbeda. Untuk itu kesenjangan dana (gap) dapat diungkapkan dalam bentuk rasio yaitu: Kesenjangan Dana Rasio Kesenjangan Relatif = x 100% (Relative gap) Total Aktiva RSA (dalam Rupiah) Rasio Sensitivitas Bunga = ___________________

RSL (dalam Rupiah) Rasio kesenjangan relatif mengungkapkan kesenjarigan dana dalam nilai uang atau rupiah (RSA-RSL) terhadap total aktiva. Sedangkan rasio sensitivitas bunga merupakan perbandingan antara RSA dalam nilai uang (rupiah) terhadap RSL dalam nilai uang (rupiah). Untuk lebth jelasnya berikut diberikan contoh penghitungannya di Bank X seperti pada Tabel 15.2. Sedangkan ringkasan pengukuran gap dapat dilihat pada Tabel 15. 3.

486 I Manajemen Perbankan

Tabel 15.2. Neraca Bank X (dalam iutaan Rupiah) dan Penghitungan Kesenjangan (Rp 000.000)

Penghitungannya adalah sebagai berikut: Kesenjangan Dana = Rp 800.000.000 - Rp 650.000.000 = Rp 150.000.000 Rasio Kesenjangan Relatif = Rp 150.000.000: 1.500.000.000 = 0,10 atai 10% Rasio Sensitivitas Bunga = Rp 800.000.000 : 650.000.000 = 1,23 Tabel 15.3. Rlngkasan Pengukuran Posisi Gap

Pengaruh perubahan suku bunga terhadap pendapatan bunga dengan posisi kesenjangan yang berbeda dapat diilustrasikan dalam persamaan sebagai berikut:

E (iNJI) = RSA (Al ) — RSA E (Al)

Page 10: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

E (ANTI) = Gap (Al)

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 487

NRSL

Kas 200 50 Giro 100

Giro BI 100

Tabungan iso

581 Antar Bank Call Money 200

Sekuritas jangka Panjang 100

Deposito Jangka Pendek 150

Kredit ik. Pendek 200

Deposito ik. Panjang 250

Kredit ik.Pjg Bunga variabel

300

Sekuritas dijual dgn repos. 50

Kredit ik. Pjg bunga tetap 50 Kewajiban Lainnya-BLBI 100

Penyertaan 200

Pinjaman diterima ik. Pendek

150

Gedung 25 Modal

Tanah 75 Saham Biasa 250

Aktiva Sewa Guna Usaha 50 Agio Saham 25

Aktiva l.ain-lain 25 Laba Ditahan 75

Total 700

700

Total 650

850

:Uñtuk.RSAblhbëidarI.RSl .. .

PóiS.

1 Kesenjangan Dana Positif

2 Raslo Kesenjangan Relatif Positif

3 Rasio Sensitivitas Bunga > 1

Page 11: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

B 1

tJtulA leblh kecli dan RSL Posisi

Kesenjangan Dana

Negatif

2 Rasio Kesenjangan Relatif Negatif

3 Rasio Sensitivitas Bunga <1

Keterangan: RSA = Rate Sensitive Assets E (NII) = Perubahan Net Interest Income yang diharapkan E(ti) = Perubahan tingkat bunga yang diharapkan Untuk jelasnya, sebuah ilustrasi dapat membantu pemahaman pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih suatu bank. Inisalnya Bank X mempunyai RSA Rp 800.000.000 dan RSL sebesar Rp 650.000.000 sehingga mempyaj kesenjangan dana sebesar Rp 150.000.000. Bank X menetapkan spread bunga sebesar 5% Bila tingkat suku bunga rata-rata sumber dana pada periode ke-1 sebesar 14% kemuJj diprediksi tingkat bunga sumber dana naik menjadi 19%. Dengan kenaikan tingkat bunga sumber dana tersebut dan bank menetapkan selisih bunga 4tau spread sebesar 5%, maka tingkat suku bunga rata-rata penempatan dana yang semula 18% naik menjadi 23%. Kenaikan pendapatan bunga bersih akibat perubahan tingkat bunga tersebut adalah: E (IM\lII) = Rp 150.000.000 x 5% E (NII) = Rp 7.500.000

Penghitungan ini dapat dirinci seperti pada Tabel 15.4 sebagai berikut:

Tabel 15.4. Contoh Penghitungan Perubahan Pendapatan Bunga Bersih

Ilustrasi di atas mengasumsikan perubahan tingkat bunga yang sama untuk aset dan kewajiban. Dalam beberapa situasi, perubahan tingkat bunga untuk aset dan kewajiban bisa berbeda. Jika hal tersebut terjadi, efek perubahan tingkat bunga terhadap perubahan pendapatan dan perubahan biaya bisa dihitung satu-persatu. Dengan memperhatikan ilustrasi tersebut, dapat dijelaskan bahwa posisi kesenjangan dana (gap) atau rnisniacth suatu bank akan menentukan besarnya pendapatan bunga bersih. Posisi gap positif yang berarti RSA Iebih besar dan RSL akan menguntungkan bank berupa

488 I Manajemen Perbankan

Keterangan Jurnlah {Rp)

unga 4jp)

A Pendapatan Bunga

Sebelum naik 800.000.000 18% 144.000.000

Setelah Naik KenaikanPendapatanBunga

800.000.000 23% 184.000.000 4G000OG

Page 12: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

B Biaya Bunga

Sebelum Naik 650.000.000 14% 91.000.000

C

Setelah Naik iumlah Kenaikan Biaya Bunga Pendapatan Bunga Bersih

650.000.000 19% .

123.500.000

Uo6d

kenaikan pendapatan bunga bersih bila prediksi perubahan suku bunga naik adalah tepat. Sebaliknya bila suku bunga turun pada saat posisi neraca lebih banyak didoininasi oleh RSA daripada RSL (posisi gap positif) maka pendapatan bunga bersih akan turun. Di sisi lain bila posisi gap negatif, maka akan menguntungkan bank bila prediksi suku bunga pasar turun adalah tepat. Pada posisi gap negatif dengan tingkat bunga turun berarti penurunan biaya bunga lebih besar daripada penurunan pendapatan bunga, sehingga pendapatan bunga bersih akan naik. Pada posisi gap negatif kemudian tingkat bunga pasar naik, maka pendapatan bunga bersih akan turun sebab kenaikan pendapatan bunga lebih kecil daripada kenaikan biaya bunga sumber dananya’. Bila bank menginginkan posisi aman terbebas dan pengaruh perubahan tingkat bunga maka bank mengambil posisi zero gap. Untuk ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 15.5.

Tabel 15.5. Kesenjangan, Tingkat Suku Bunga dan Pendapatan Bunga Bersih

Dalam metoda repricing, kita dapat mengembangkan lebih lanjut untuk kepentingan analisis kesenjangan dana berdasarkan kelipatan waktu yaitu cumulative gap. Kesenjangan kumulatif merupakan alternatif, khususnya bank yang beroperasi pada pasar uang dengan cara memperhatikan kelipatan waktu seperti satu bulan, tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, satu tahun dan seterusnya. Pembagian kurun waktu atau kelipatan waktu tersebut pada hakekatnya sangat tergantung pada susunan dan bentuk neraca masing-masing bank, di mana hal tersebut akan menentukan seberapa jauh pengaruh rate sensitive terhadap keseluruhan profitabilitas dan pada kurun waktu yang mana bank akan mempunyai risiko yang paling tinggi. Bagi bank yang sebagian besar depositnya adalah sensitif terhadap bunga, sangatlah tepat untuk membagi ke dalarn bulanan untuk jangka waktu tahun pertama. Perlu diketahui bahwa dalam pembagian (pengelompokan) kurun waktu tidak perlu diperhatikan kapan saat akan dilakukannya

repricing terhadap assets/liability tersebut, karena hal ini hanya diperlukan untuk mengetahui kapan perubahan tingkat suku bunga pasarnya akan terjadi mengikuti tingkat bunga di pasar.

Kesenjangan kumulatif ini rnenunjukkan saat-saat bank mernpunyai risiko. Dengan membagi kesenjangan dana dengan total aktiva, maka tingkat risiko masing—masing kurun waktu akan nampak jelas dan analisa perbandingan dapat dilakukan antara posisi saat

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 489

Gap (Inismacth)

Perubahan Perubahan Pendapatan

Saat ini Suku Bunga yad.

Bunga Bersih yad.

Page 13: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Positif Naik Naik

Positif Turun Turun

Negatif Naik Turun

Negatif Turun Naik

Zero Naik Zero

Zero Turun Zero

defensif atau agresif. Oleh karena itu strategi gap yang berbasis pada metoda repricing adalah: a. Strategi Defensif

Strategi ini bertujuan untuk menyekat pendapa tan bunga bersih dan pengaruh perubahan tingkat bunga,

baik pada saat tingkat bunga turun maupun naik. Dalam strategi ini apapun peruhahan tingkat bunga yang terjadi maka pendapatan bunga bersih tidak akan terpengaruh. Bank selalu mempertahankan volume aktiva yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga dalam jumlah yang sama dengan pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih panjang. Bila zero gap berhasil maka kenaikan suku bunga akan mengakibatkan kenaikan pendapatan bunga dengan jumlah yang sama dengan kenaikan biaya bunga, sehingga pendapatan bunga bersih tidak berubah. Hal yang sama bisa terjadi bila suku bunga turun maka jumlah penurunan pendapatan bunga akan sebanding dengan penurunan biaya bunga.

Pada strategi ini, bank bukan berarti pasif namun harus dapat segera melakukan penyesuaian-penyesu aian berkai tan denga n perubahan-perubahan volume aktiva maupun pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga agar pada posisi zero gap. Sebagai contoh bila terdapat kredit dengan bunga

variabel ternyata dilunasi secara tak terduga. Hal ini berarti terjadi penurunan (merubah) volume aktiva sensitif tingkat bunga (dan sebelumnya zero gap) dan posisi menjadi negatif (negative gap/negative inismatch). Untuk mengembalikan ke posisi zero gap maka bank dapat melakukan penyesuaian dengan menambah penempatan surat berharga jangka pendek, kredit jangka pendek atau mungkin kredit jangka panjang dengan bunga variabel sejumlah kesenjangan tersebut agar kembali pada posisi zero gap. Hal yang sama bisa dilakukan penyesuaian bila terjadi penurunan pasiva yang lebih besar dan penurunan aktiva atau terjadi positive gap, maka bank bisa melakukan penyesuaian dengan menggunakan instrumen yang ada untuk mengembalikan pada posisi zero gap.

Strategi ini dianggap merniliki kelemahan atau sering tidak dapat diterima karena: a.1. Dalam praktik sangat sulit dilakukan secara tepat dalam waktu singkat karena banyak vaiabel ekonoini yang mempengaruhi tingkat bunga untuk berubah setiap saat. Oleh karena itu yang paling mungkin adalah mengatur posisi gap yang mendekati zero gap. a.2. Hal-hal yang menyangkut marketing dan perencanaan strategis bisa rusak karena akan selalu diperlukan perubahan kebijakan.

a.3. Strategi ini lebih mementingkan internal bank, padahal manajemen aktiva dan pasiva lebih banyak melihat ke luar dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan lingkungan.

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 491

4 ‘Ar “‘

.*

1j .4r i

Page 14: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

b. Strategi Agresif

Daam strategi ini, bank perlu melakukan dua langkah yaitu memprediksi perubahan suku bunga di masa mendatang dan kemudian melakukan penyesuaian-penyesuaian pada aktiva maupun pasiva yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Dengan prediksi itu, diharapkan bank memperoleh manfaat dan perubahan tingkat bunga tersebut. Bila prediksi tingkat bunga akan naik, maka bank perlu mengambil 0sisi kesenjangan positif dan sebaliknya bila tingkat bunga akan turun maka bank akan menempuh posisi kesenjangan negatif. Secara ringkas hubungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 15.7. Tabel 15.7. Strategi Agresif dan Perubahan Portofolio RSL Turun Turun Negatif RSATurun RSL Naik Dengan memperhatikan Tabel 15.7 dapat dipahaini bila bank telah menganalisis kecenderungan peningkatan inflasi, rupiah terindikasi cenderung melemah, maka bank dapat diprediksi bahwa Bank Indonesia akan mengurangi jumlah uang beredar melalui kebijakan kenaikan suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia atau mungkin meningkatkan Giro

Wajib Ininimum untuk menurunkan inflasi dan memperkuat posisi rupiah terhadap dolar US. Kenaikan suku bunga SBI akan mempengaruhi kenaikan tingkat bunga pasar baik untuk tingkat bunga penempatan dana maupun

tingkat bunga sumber dana. Jika bank memprediksi tingkat bunga akan naik tetapi posisi kesenjangan dana saat ini adalah negatif, maka diperlukan penyesuaian-penyesuaian pada portofolio agar berada pada posisi kesenjangan

positif. Bank mengambil posisi kesenjangan positif saat ini sehingga pendapatan bunga bersih meningkat di masa mendatang. Kenaikan pendapatan bunga bersih akan terjadi karena adanya kenaikan pendapatan yang lebih besar pada aktiva yang sensitif bunga daripada kenaikan biaya bu nga pada pasiva yang sensitif bunga. Implementasi untuk merubah posisi kesenjangan negatif ke kesenjangan positif dapat ditempuh sebelum kenaikan tingkat bunga terjadi, yaitu: Pada sisi aktiva, bank perlu melakukan antara lain: - Peningkatan penempatan call money antar bank, commercial paper dan deposit jangka pendek antar bank lainnya. - Melakukan penjualan investasi sekuritas jangka panjang dan melakukan

Naik I Positif I RSA Naik

492 I Manajemeri Perbankan

penggeseran dana (substitusi) untuk .rnendanai penempatan jangka pendek pada marketable security. - Peningkatan penempatan kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang berbunga variabel. - Menghentikan pemberian kredit jangka panjang. Pada sisi pasiva inisalnya bank melakukan: - Segera melunasi atau menurunkan jumlah pinjaman antar bank (call money) - Menggeser atau merubah portofolio aktiva dengan cara memperpanjang jatuh tempo sisi pasiva yang sensitif bunga. Bank dapat menju,al deposito yang berjangka panjang dan kemudian dananya digunakan untuk melunasi pinjaman dan bank sentral (inisal Kredit Likuiditas BI). Agar efektif, bank perlu cara menetapkan tingkat suku bunga deposito jangka pendek lebih rendah daripada suku bunga deposito jangka waktu lebih lama sehingga masyarakat akan membeli deposito jangka panjang (bukan deposito jangka pendek). - Perbanyak pinjarnan yang diterima jangka panjang dengan bunga tetap.

Pada periode yang lain kemungkinan bank memprediksi tingkat bunga akan turun. Bila ini yang diharapkan, maka

bank perlu mengambil posisi kesenjangan negatif (negative inismatch/gap) saat ini. Penurunan tingkat bunga akan mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian yang berlawanan dengan posisi positive gap. Bila posisi gap

sebelumnya adalah positif dan akan merubahnya ke negative gap, maka implentasi strategi ini antara lain: Pada sisi aktiva, bank perlu melakukan antara lain: - Menurunkan penempatan call money antar bank, commercial paper dan deposit jangka pendek antar bank lainnya. - Melakukan pembelian investasi sekuritas jangka panjang dan melakukan penggeseran dana (substitusi) melalui

Page 15: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

penjualan sekuritas jangka pendek (marketable security). - Turunkan penempatan kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang berbunga variabel. - Perbanyak pemberian kredit jangka panjang dengan bunga fixed sampai kontrak kredit selesai. Pada sisi pasiva inisalnya bank melakukan: - Segera tingkatkan jumlah pinjarnan antar bank (call money). - Menggeser atau meruhah portofolio aktiva dengan cara memperpendek jatuh tempo pasiva yang sensitif bunga.

Dalam hal ini bank dapat menjual deposito jangka pendek. Agar efektif, bank perlu cara menetapkan tingka bunga deposito jangka pendek lebih tinggi daripada suku bunga deposito jangka waktu lebih lama

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 493

sehingga masyarakat akan membeli deposito jangka pendek (bukan deposito jangka panjang). Kurangi atau hentikan (lunasi) pinjaman yang diterirna jangka panjang dengan bunga tetap. Pada strategi agresif yang ekstrim yaitu bank menempuh posisi gap yang relatif besar atau sering disebut large scale deliberate inismatching adalah mengandung kelemahan yaitu bahwa perubahan usaha dan rate sensitivity position tidak mungl dicapai dengan cepat, lebih-lebih untuk posisi-posisi yang berjangka waktu lebih di satu tahun. Dengan memperhatikan kondisi ekstrim tersebut maka pengelolaan aktiva dan pasiva yang dapat diterima kebanyakan bank adalah terlétak antara kedua strategi tersebut dengan kecenderungan pada posisi zero (netral).

Pada kondisi ini bank dapat menetapkan maksimum liinit untuk kesenjangan yang tidak boleh dilampauj berdasarkan maksimum fluktuasi pendapatan yang dapat diterima dan perkiraan fluktuasi tingkat bunga. Dengan kata lain, liinit setiap kesenjangan pada suatu profile dapat ditentukan dengan menghitung perubahan earning potensial dibandingkan dengan maksimum liinitnya. Di samping itu harus ada alasan yang dapat diterimabila diperlukan kesenjangan yang lebih besar. Gap yang melampaui batas liinit tidak akan diperkenankan oleh ALCO. 2. Metoda Jangka Waktu (Maturity Method) Metoda repricing (penilaian kembali) mempunyai kelemahan terutama tidak memperhatikan pengaruh perubahan nilai pasar dan perubahan tingkat bunga. Dalam beberapa situasi metode yang memperhatikan efek perubahan nilai pasar penting diperhatikan. Inisalnya suatu bank membeli sekuritas obligasi dengan tujuan untuk investasi (dipegang sampai jatuh tempo). Dalam situasi tersebut bank akan mencatat nilai historis obligasi tersebut di neracanya. Bank memperoleh pendapatan hanya dan kupon bunga yang dibayarkan. Metode repricing akan lebih sesuai dipakai dalam situasi tersebut. Bank lain mungkin membeli obligasi dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan melalui trading (memperjualbelikan sekuritas). Dalam situasi tersebut, bank akan mencatat nilai obligasi di neracanya berdasarkan nilai pasar obligasi, karena itu nilai pasar obligasi akan dievaluasi (dinilai ulang atau disebut juga sebagai mark to market) praktis setiap han. Jika nilai pasar obligasi lebih kecil dan nilai belinya, bank tersebut merugi, dan sebaliknya. Dalam beberapa hal, aset bank bukan hanya obligasi, pasiva bank juga bukan hanya obligasi. Aset bank bisa berupa sekuritas (termasuk obligasi), kredit, penyertaan dan aset lamnnya. Pasiva bank bisa berupa simpanan (deposit), pinjaman diterima dan kewajiban Iainnya. Dalarn situasi

dernikian, secara prinsip bahwa aset dan pasiva yang berbasis bunga dapat dideteksi gapnya melalui pendekatan ini untuk kepentingan strategi pengaturan aktiva dan pasiva agar

494 I Manajemen Perbankan

l! vI4 C4X4 r’y ‘J rOti j, A1j4.

terhindar dan kerugian. Berikut ini adalah contoh aplikasi pendekatan ini seperti tampak pada Tabel 15.8. Tabel 15.8. Ilustrasi Posisi Aktiva dan Pasiva Bank X

Page 16: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Dalam ilustrasi ini diasumsikan tingkat bunga 12% yang telah ditetapkan bank (dianalogikan sebagai kupon bunga), sedangkan

tingkat bunga yang disyaratkan oleh pasar (yield) adalah 12%. Pada posisi tingkat bunga yang ditetapkan bank (seperti kupon

obligasi) sama dengan tingkat bunga yang disyaratkan pasar (yield), maka harga pasar dengan harga noininal sama. Nilai aset dan pasiva di Tabel 15.8 adalah nilai pasar yang sama dengan nilai noininal. Bank kemudian memprediksi bahwa tingkat bunga yang disyaratkan oleh pasar akan naik menjadi 15%, maka bagaimana pengaruhnya terhadap nilai aktiva, pasiva dan ekuitas bank? Dengan menggunakan nilai sekarang dan anuitas danfriture, maka dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: n

P= + (1+r)’ (1+r) Keterangan= P, = Nilai aktiva atau pasiva n = Periode (jumlah tahun) s/d jatuh tempo aset atau pasiva bank C = Pernbayaran bunga pasiva atau penerirnaan bunga penempatan dana setiap tahun r = Tingkat bunga yang disyaratkan P = Nilai Noininal Aktiva atau pasiva bank 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 224.000.000 Nilai Penempatan Dana (5 th) = + + + +

(1 + 0,15)’ (1 + 0,15)2 (1 + 0,15) (1 + 0,15) (1 + 0,15) = Rp179.887.069,41 24.000.000 24.000.000 24.000.000 224.000.000 Nilai Penempatan Dana (10 th) = + + + +

(1 + 0,15)’ (1 + 0,15)2 (1 - ti,15)3 (1 + 0,15)10 = Rp169.887.388,24

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 495

- Aktiva Pasiva ‘‘

Penempatan Dana Pinjaman,

jangka waktu S tahun,

jangka waktu 2 tahun,

bunga=12%; bunga 12%, nilai noininal

Rp 360.000.000

Nilal noininal Rp

200.000.000

Penempatan dana Modal saham Rp 40.000.000

jangka waktu 10 tahun,

bunga=12%,

Nilai noininal Rp

200.000.000

Total aset Rp

400 000 000

Total Paiva 1$00 0Gb 00O

Page 17: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

43.200.000 403.200.000 Nilai Pinjarnan (2 th) = _________ + = Rp 342.442.344,05 (1 + 0,15)1 (1+0,15)2 Tabel 15.9. Ilustrasi Posisi Aktiva dan Pasiva Bank X setelah Kenaikan Tingkat Bunga

Kita perhatikan Tabel 15.9 yang menunjukkan kerugian bank yang tercerinin dan turunnya nilai aset dan Rp

400.000.000 menjadi Rp 349.774.458,65. Penurunan aset ini menggerus modal bank (ekuitas) dan Rp 40.000.000

menjadi Rp 7.332.114,60 atau mengalaini kerugian sebesar Rp 32.667.885,40. Informasi seperti ini tidak akan dapat diperoleh dan laporan keuangan bank secara nyata karena laporan keuangan bank di Indonesia disajikan

berdasarkan nilai historis, sedangkan dalam hal ini disajikan sebesar nilai pasar. Namun deinikian pengetahuan

ini akan memandu bank dalam menentukan posisi aktiva dan pasiva berdasarkan jangka waktu aktiva dan pasiva yang memberikan efek pada nilai pasar.

Bank ini mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara aset dengan kewajiban (pasiva) atau terjadi maturity inismatch. Jangka waktu aset adalah 5 tahun dan 10 tahun, yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan jangka waktu pinjaman (sumber dana) yaitu 2 tahun. Jangka waktu untuk portofolio aset (TWA) atau pasiva (JWP) bisa dihitung sebagai rata-rata tertimbang dan jangka waktu aset atau kewajiban individual. Dalam contoh di atas, jangka

waktu aset bisa dihitung sebagai berikut ini: JWA= (200juta/400juta) (5 tahun) + (200 juta/400 juta) (10 tahun) = 7,5 tahun Sedangkan Jangka Waktu Pasiva (JWP) adalah 2 tahun. Dengan deinikian kesenjangan jangka waktu (maturity inismatch) bisa dihitung sehagai: Maturity Gap = Jangka Waktu Aset — Jangka Waktu Pasiva = 7,5 tahun — 2 tahun 5,5 tahun

496 IManajemen Perbankan

Akttva . i’asiva

Penempatan dana: Pinjaman jangka pendek,

jangka waktu 5 tahun, bunga 15%,

Nilai noininal Rp 200 juta,

jangka waktu 2 tahun,

bunga15%, nilal noininal=Rp 360 jita

nilai pasar Rp 179.887.069,41

Nilai pasar Rp 342.442.344,05

Penempatan dana:

jangka waktu 10 tahun Modal saham Rp 7.332.114,60

Page 18: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Nilai noininal Rp200juta,

bunga=15%

nilai pasar Rp 169.887.388,24

Total aset Rp349 774 4S8,65 ‘ 1ba1 faSiVa Rp349 774 4B&

Ilustrasi ini menggambarkan ketika tingkat bunga naik, sedangkan posisi kesenjangan jangka waktu adalah positif sehingga terjadi kerugian. Sebaliknya ketika tingkat bunga turun, tentu akan memberikan efek yang menguntungkan. Pada situasi lain kemungkinan bank mempunyai posisi maturity inismacth yang negatif atau jangka waktu aktiva lebih pendek daripada jangka waktu pasiva. Bila ini yang terjadi dan kemudian tingkat bunga naik maka bank akan memperoleh manfaat dan kenaikan bunga ini sebab penurunan nilai pasiva lebih besar daripada penurunan nilai pasar aktiva. Sebaliknya bila tingkat bunga tunm dan maturity inismacth positif. Secara ringkas kemungkinan inisinacth dan tingkat bunga serta pengaruhnya dapat dilihat pada Tabel 15.10.

Tabel 15.10 Ringkasan Kesenjangan Jangka Waktu, Perubahan Tingkat Bunga dan Efek Pada Ekuitas

N Kesenjangan iangka j Prediksi Tingkat Bunga Efek yang akan datang

Waktu Saat ini .1 (terjadi di Yad) terhadap Posisi Ekuitas 1 Positif Naik Turun

Strategi agresif yang bisa dilakukan bank dalam hal menggunakan basis kesenjangan maturitas adalah menempuh maturity gap yang positif ketika tingkat bunga dipredikasi akan turun, dan mengambil posisi maturity gap yang negatif ketika tingkat bunga dipredikasi akan naik. Sedangkan strategi defensif bentuknya adalah bank mengambil posisi zero maturity gap. 3. Metoda Kesenjangan Durasi (Duration Method) Kelemahan analisis gap dana (repricing model) adalah hanya memfokuskan pada accounting income daripada nilai pasar ekuitas. Metoda atau pendekatan yang telah mempertimbangkan jangka waktu dan nilai pasar adalah kesenjangan durasi (duration gap). Durasi adalah rata-rata tertimbang jatuh tempo aktiva atau pasiva. Durasi dapat dianalogikan sebagai umur ekonoinis aktiva atau pasiva. Pengukuran durasi bisa dilakukan terhadap setiap rekening bank baik untuk aktiva maupun pasiva. Teknik pengukuran durasi dapat dilihat pada Bab 10 mengenai Investasi Sekuritas.

PV(C )xn

D=—---—-A Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 497 h ç ipi . i

Mtkp çe,n j tj) (\ak

, ‘f 1

Page 19: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

2 Positif Turun Naik

3 Negatif

Naik Naik

4 Negatif

Turun Turun

5 Zero Naik Zero

6 Zero Turun Zero

Keterangan: D = Durasi PV (Ce) = Nilai sekarang dan arus kas yang akan diterirna di masa mendatang pada waktu yang didiskontokan sebesar nilai yield A = Harga Pasar Aktiva n = Jangka Waktu Untuk durasi pasiva dapat ditentukan dengan rumus:

YPV(C) xn L L’ Harga pasar liabilities (pasiva) Contoh Penghitungan Durasi: Bank X menempatkan dananya pada sekuritas obligasi dengan nilai noininal Rp 1.000. Bunga noininal obligasi (kupon) sebesar 8% dan jangka waktu obligasi 3 tahun. Tingkat bunga yang disyaratkan pasar 10%. Maka perhitungan durasinya dapat ditunjukkarL pada Tabel 15.11 berikut: Tabel 15.11. Perhitungan Durasi Obligasi

Durasi obligasi tersebut dapat ditentukan dan (2,639,21 950,50) x 1 tahun 2,78 tahun. Kesenjangan durasi memfokuskan pada nilai pasar ekuitas. Nilai pasar tersebut merepresentasikan nilai sekarang dan income yang diharapkan di masa yang akan datang. Durasi portofolio aktiva dan pasiva dapat diturunkan dan informasi arus kas masa depan suatu portofolio dan tingkat bunga pasar. Secara ideal, jika durasi aktiva dan pasiva itu match, maka pergerakan tingkat bunga pasar akan memberikan pengaruh yang sama terhadap nilai pasar aktiva dan pasiva bank. Namun bila terjadi inismacth dalam durasi aktiva dan pasiva, maka akan dapat menimbulkan manfaat atau kerugian tergantung dan ketepatan prediksi tingkat bunga. Kesenjangan durasi (duration gap) dirumuskan sebagai berikut:

498 I Manajemen Perbankan

Penerimaan Aruskas1

ArusEas (Rp) t.

Ndai Seka rang (RI)

arus kas (Rp)

Arus Kas KWaktu {Rp)

1 80 0,9091 72,73 72,73

2 80 0,8264 66,12 123,32

3 1.080 0,7513 811,40 2.434,21

Page 20: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

950,50 2.639,17

L DG=DA-(——)Dj A Keterangan: DG = Kesenjangan Durasi A = Nilai Pasar Aktiva L = Nilai pasar Pasiva DA = Durasi Aktiva DL = Durasi Pasiva Pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap nilai pasar ekuitas terkait dengan besarnya kesenjangan durasi dapat dirumuskan sebagai berikut: z\MVE Ar = -DG (—) A 1-t-r Keterangan: MVE = Nilai pasar ekuitas (Market Value of Equity) A =Totalasetbank DC = Kesenjarigan durasi Contoh berikut mengilustrasikan bank mempunyai tiga aset yaitu kas, business loan dengan durasi 2,5 tahun dan kredit hipotik (mortgage loans) dengan durasi 30 tahun. Pasiva bank diasumsikan terdiri dan sertifikat deposito 1 tahun (single payment) dan sertifikat deposito 5 tahun (single payment). Deposito diterbitkan tanpa pembayaran bunga sebelum jatuh tempo dan tidak dicairkan (ditarik) sebelum jatuh tempo. Item saldo di sisi kanan adalah ekuitas atau modal (K). Neraca ditunjukkan pada Tabel 15.12 bahwa total aktiva Rp 1.000.000.000.000. Semua rekening dinilai pada harga pasar. Kas sebesar Rp 100.000.000.000, business loan Rp 400.000.000.000, mortgage loans Rp 500.000.000.000, certificate deposit 1 tahun Rp 600.000.000.000, Certificate Deposit (CD) 5 tahun Rp 300.000.000.000 dan modal bank dinilai pada Rp 100.000.000.000, rasio modal terhadap aktiva adalah 10%. Untuk penyederhanaan, diasumsikan tidak ada default dan penanikan deposito dilakukan pada saat jatuh tempo. Tingkat bunga business loan diasumsikan 13% dan tingkat bunga semua deposito sebesar 11%. Cadangan kas diasumsikan tidak ada bunga. Pendapatan bunga bersih dapat diproyeksikan dengan cara mengalikan nilai pasar setiap rekening dengan bunga pasar yang berlaku (interest yield). Tabel 15.13 berisi ringkasan laporan laba rugi, bahwa initial net income suatu

bank diproyeksikan pada tahun ini adalah 1,8% terhadap total aset. Pendapatan ini akan terealisasikan jika

tingkat bunga pasar tidak berubah selama tahun ini. Bila tingkat bunga berubah, maka perubahan diasumsikan pada persentase yang sama (equal). Semua rekening bank dinilai dengan nilai pasar (present value) setelah terjadi perubahan tingkat bunga.

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 499

Tabel 15.13. Kondisi Awal Neraca Bank

Page 21: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Keterangan: a. Kredit Modal kerja = business loans b. Kredit Hipotik jangka panjang) = Mortgage Loans c. Durasi deposito atau pasiva dapat ditentukan sebagai berikut Durasi Pasiva: [(600 x 1) + (300 x 5)] / 900 2,33 tahun d. Durasi aktiva bisa ditentukan sebagai berikut Durasi Aktjva: [(100 x 0) + (400 x 1,25) + (500 x 7)]! 1000 = 4 tahun. Tabei 15.14. ____________________ Laporan Laba Rugi yang Diproyeksikan

Keterangan: Market value to total assets untuk: a. Kas adalab RplOO iniliar: Rpl000 iniliar = 0,1; b. Kredit adalah (400 iniliar + 500 iniliar): 1000 inilar = 0,9; c. Deposit (pasiva) adalah (600 iniliar + 300 iniliar): 1000 iniliar = 0,9. Untuk interest to total assets pada rekening a. Rekening kas ditentukan dan (0: 1000) x 100% = 0%, b. Urituk rekening kredit ditentukan dan bunga total kredit dibagi total aktiva atau [(Rp900 iniliar x 13%) : 1000 iniliarl x 100% =

11,7%. c. Biaya bunga deposito ditentukan dan [(Rp900 iniliar x 11%): 1000 iniliar] x 100% = 9,9%. d. Dengan deinikian izet interest income ditentukan dan 11,7% - 9,9% = 1,8% dan total aktiva.

500 IManajemen Perbankan

A iva Jumlah iniltar)

Durai (Dim thn)

Pasiva Iumfah fRp ini1ia)

Durasi (Dim thn)

Kas 100 0 Certificate Deposit (1 thn)

600 1

Business Loan 400 1.25 Certificate Deposit (5 thn)

300 900

5 2.33

Kredit Hipotik 500 7 Ekuitas 100

(Mortgage Loan)

1000 4 1000

Keter angan

Interest Yield

Market Vgilue to ‘

&1Asse jäte?estta ToiThsets$6)

Perubahan Net income

Interest Revenue Kas Kredit Interest Expenses: Deposit

0 13 ii

0.1 0.9 .

0.9

0 11.7 9.9

11.7 9.9 1.8

Page 22: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Net Income

e. Untuk rasio modal (K) terhadap total aktiva (A) sebesar (Rp 100 iniliar: Rp 1000 iniliar) x 100% = 10% Perubahan nilai pasar ekuitas dapat ditentukan dengan pengukuran kesenjangan durasi dikalikan perubahan tingkat bunga. Dengan deinikian kesenjangan durasi dapat ditentukan sebagai berikut: Kesenjangan durasi = 4,0 — (900/1000) (2,33) = 1,9 tahun Bagaimana kalau ada kenaikan tingkat bunga? Inisalnya tingkat bunga meningkat sebesar 200 basis point (catatan:

100 basis point=1%). ini akan menurunkan nilai pasar untuk semua rekening pada neraca. Neraca dan laporan laba rugi yang baru ditunjukkan pada Tabel 15.14 yang tampak rekening tidak berubah pada jumlah yang sama. Rekening jangka panjang menurun lebih besar daripada rekening jangka pendek. Sebagai contoh nilai pasarbusiness loan turun dan Rp 400,000.000.000 ke Rp 390.000.000.000. Sedangkan mortgage loans jangka panjang Rp 500.000.000.000 turun menjadi Rp 437.000.000.000. Total aktiva turun menjadi Rp 927.000.000.000. Begitu juga market value untuk deposito 1 tahun menurun dan Rp 600.000.000.000 menjadi Rp 589.000.000.000, Certificate Deposit 5 tahun Rp 300.000.000.000 turun menjadi Rp 272.000.000.000 dan total deposito dan Rp 900.000.000.000 turun menjadi Rp 861.000.000.000. Value of capital, yang merupakan selisth total aktiva dengan total deposito menurun dan Rp 100.000.000.000 menjadi hanya Rp 66.000.000.000. Capital Asset Ratio menurun dan 10% menjadi 7,1%. Kenaikan tingkat bunga juga telah menurunkan proyeksi pendapatan bersih tahunan karena adanya peningkatan biaya bunga depoito yang lebih besar daripada penerimaan bunga (revenue) dan aktiva seperti tampak pada Tabel 15.15. Pendapatan bunga bersih yang diproyeksikan menurun menjadi 1,5% dan total aktiva yang sebelumnya 1,8%. Nilai pasar ekuitas yang diharapkan, dengan adanya perubahan atau kenaikan tingkat bunga sebenarnya dapat dideteksi dengan memperhatikan duration gap dan perubahan tingkat bunga. Berdasarkan Tabel 15.12 dan Tabel 15.14 diketahui bahwa kenaikan tingkat bunga pada 200 basis point atau 2% dan initial interest 11%, dengan deinikian dapat ditentukan sebagai berikut: MVE Ar

_____ = - DC ( ) = (-1,9) (0.02/1,11) A i+r AMVE/1000.000.000.000 = 3,423% AMVE Rp 1O00000.000.000 X -3,423X = Rp 34230.000.000

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 501

Perhatikan nilai ekuitas pada Tabel 15.14 sebesar Rp 66.Ooo.00oooo sebelumnya Rp 100.000.000.000. Ada penurunan ekuitas sebesar Rp 34 iniljar Perk antara Rp 34 iniliar dengan Rp 34,23 iniliar disebabkan hubungan perubah tii bunga dengan portofolio ekuitas yang non linear (membentuk convexity), seda perhitungan durasi di atas diasumsikan meiniliki hubungan linear. Penurunan suku bunga yang sama pada 200 basis point akan meiniliki Pengar yang berlawanan seperti diuraikan sebelumnya. Kita dapat melihat Tabel 15.16 nila semua rekening bank kecuali kas meningkat. Modal meningkat menjadi Rp l47.O0OOOiJC Rasio modal terhadap aset menjadi 13,5% dan pendapatan bersih yang diproyeks& menjadi 2% dan total .aktiva seperti tampak pada Tabel 15.17. Posisi modal lembaga bank ini menjadi lebih baik dan pada sebelumnya.

Tabel 15.14. Tingkat Bunga Meningkat 200 Basis Poin

Catatan: K = Rp66; K/A = 7,1% aan NI = 1,5%

Page 23: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Untuk menentukan nilai pasar, kita menggunakan nilai sekarang dan nilai yang akan datang. Inisalnya deposito 1 tahun nilai awal sebesar Rp 600.000.000.000 dengan kontrak bunga 11%, kemudian ada kenaikan bunga pasar 200 basis point atau menjadi 13%, maka dapat ditentukan dengan rumus berikut ini. Future value pada tahun ke- n:

502 IManajemen Perbankan

Aktiva J

Kas 100

Certificate Deposit (1 thn)

589

Business Loan (2,5 thn) 390

Certificate Deposit (5 thn)

272

. 861

Kredit Hipotik (30 thn) 437

Ekuitas (K) 66

(Mortgage Loan)

927

927

Tabel 15.15.

laporan Laba Rugi yang Diproyeksikan

Keterangan Int&est Yi1d

tolaI aiietq,d iuiniaI)

Interest Revenue

Kas 2 0,11 0,2

Kredit 15 0,89 13,4 13,6

Interest Expenses:

Deposit 13 0,93 12,1 12,1

Net Income 1,5

Page 24: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

FV =P(1+k) sedangkan nilai pasar atau nilai sekarang dirumuskan:

PV = FV (1/1+r)’ Dengan deinikian ni]ai pasar atau nilai sekarang dapat ditentukan dengan rumus:

P(1+k) PV= atau= (1+r)’

Keterangan: P = nilai awal aktiva atau pasiva k = tingkat bunga yang diperjanjikan (kontrak) r = tingkat bunga pasar n = tahun

Dengan asumsi seluruh pembayaran dilakukan pada akhir kontrak (saat jatuh tempo), perhitungan nilai pasar yang lain dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Tabel 15.16. Tingkat Bunga Menurun 200 Basis Point

Catatan: K= Rp147; K/A = 13,5% dan NI =2%

I’S

600.000.000.000 (1 + 0,11)1 (1+0,13)1

= Rp 589.000.000.000

Kas 100 410 580

Business Loan (2,5 thn) Kredit Hipotik (30 thn) (Mortgage Loan)

Certificate Deposit (1 thn) Certificate Deposit (5 thn) Ekuitas (K)

1090

612 331 147

1090

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 503

Page 25: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Tabet 15.17.

1.aporan Laba Rugi Yang Diproyeksikan

Interest Revenue

.

Kas -2 0,09

-0,2

Kredit 11

0,91

10 9,8

Interest Expenses:

Deposit 9 0,87

7,8 7,8

Net Income 2

Strategi Kesenjangan Durasi Jika durasi positif atau durasi aktiva lebih larna dibandingkan dengan durasi pasiva, maka kenaikan suku bunga akan menurunkan niiai pasar ekuitas dan penurunan suku bunga akan meningkatkan nilai pasar ekuitas. Sebaliknya bila kesenjangan durasi itu negatif, dengan durasi aktiva lebih pendek dibandirigkan durasj pasiva, maka kenaikan suku bunga akan meningkatkan nilai pasar ekuitas, sebaliknya penurunan suku bunga akan mengakibatkan penurunan nilai pasar ekuitas. Bjja kesenjangan durasi sama dengan nol, maka nilai pasar ekuitas akan imun dan perubahan suku bunga. Tabel 15.18. Kesenjangan Durasi, Tingkat Bunga dan NiIai Pasar Ekuitas

Pada strategi yang agresif, bank akan rnengubah kesenjangan durasi untuk mengantisipasi perubahan tingkatbunga. Bila tingkatbunga diharapkari atau diprediksi akar meningkat, manajemen akan berusaha untuk menggeser posisi

kesenjangan durasi yang positif ke negatif. ini dapat dilakukan melalui penurunan durasi aktiva atau peningkatan durasi pasiva. Bila bank memprediksi akan terjadi penurunan suku bunga, maka bank akan mengambil posisi kesenjangan durasi positif. Pada manajemen bank yang defensif, bank cenderung untuk mempertahankan durasi aset sebanding dengan durasi

Page 26: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

pasiva, yang sama dengan kesenjangan durasi sarna dengan no). Jadi setiap ada perubahan pada perinintaan kredit atau jumlah deposit, manajer akan melakukan penyesuaian-penyesuaian dalarn durasi aktiva dan pasiva agar supaya kesenjangan durasi selalu sarna dengan no). Ketiga metoda yang telah dibahas, masing-masing merniliki kelebihan dan kekurangan. Namun deinikian bila disimpulkan ketiga metoda tersebut sebenarnya mempunyai konsistensi dalam aplikasinya. Konsistensi dalam gap dan pengaruhnya bagi keuntungan maupun kerugian bank sehagaimana diringkas dalam Tabel 15.19. Tabel 15.19 dapat memberikan informasi bahwa ketika bank rnempunyai posisi kesenjangan dana (repricing gap) negatif, maka dapat dipastikan maturity gap dan duration gap-nya adalah positif. Bila tingkat bunga pada waktu berikutnya (mendatang)

504 I Manajemen Perbankan

Kesenjangan Durasi

Peruhahan Tingkat Sng•.•

rubahan Nilai pasar

Positif Naik Turun

Positif Turun Naik

Negatif Naik Naik

Negatif Turun Turun

Zero Naik Zero

Zero Turun Zero

naik, maka posisi ini merugikan bank karena kenaikan biaya bunga dapat dipastikan lebih besar daripada kenaikan

pendapatan bunga. Namun bila tingkat bunga turun di masa mendatang, maka posisi gap saat ini akan menguntungkan bank di masa mendatang ketika tingkat bunga turun. Pada saat bank mengambil posisi kesenjangan dana (dengan repricing method) itu positif maka otomatis posisi

maturity gap dan duration gap adalah negatif. Posisi ini akan menguntungkan bank bila prediksi tingkat bunga naik di masa mendatang adalah tepat. Bila tingkat bunga ternyata kemudian turun, maka bank akan dirugikan. Pada posisi zero gap untuk ketiga metoda tersebut, maka tidak akan memberikan pengaruh bagi bank. Posisi ini adalah posisi imun atau kebal dan perubahan bunga, sehingga bank terhindar dan kerugian dan tidak mendapat keuntungan tambahan akibat perubahan bunga pasar tersebut. Posisi imun tidak pernah teijadi secara tepat karena perubahan posisi dana akan selalu terjadi pada setiap detik, menit dan jam di suatu lembaga perbankan. Tabel 15.19. Konsistensi Repricing gap, Maturity gap dan Duration Gap

G. Problema Aplikasi Kesenjangan Dana Dalam Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank Walaupun manajemen kesenjangan dana memberikan tambahan tool yang berguna bagi manajer, namun meiniliki beberapa rnasalah. Sebagai contoh kalau kta melakukan irnunisasi mlai pasar

Page 27: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

ekuitas dan perubahan tingkat bunga akan rnenjadi efektif hanya jika trngkat bunga untuk sernua sekuritas bergeser naik atau turun dengan jurnlah yang tepat. Pada kenyataannya sering kenaikan tingkat bunga jangka pendek umumnya lebih cepat daripada kenaikan tingkat bunga jangka panjang, sebaliknya dalam periode penurunan tingkat bunga jangka pendek biasanya menurun Iebih cepat daripada tingkat bunga jangka panjang. Di samping itu hubungan antara

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 505

:::Konsiste.nsi Tingkat Bunga

Pengaruhnya bagi bank

Repricing

Matur,tV DUration

Negatif Positif Positif

Naik Merugikan

Negatif —

Positif Positif

Turun Menguntungkan

Positif Negatif

Negatif

Naik Menguntungkan

Positif Negatif Negatif Turun Merugikan

Zero Zero Zero Zero Zero Naik Zero

Zero Turun Zero

perubahan tingkat bunga dengan harga pasiva juga tidak linear, sehingga perhitungan Yang didiskusikan sebelumnya hanya tepat untuk hubungan yang benar. Jika aktiva dan Pasiva meiniliki durasi yang sangat besar, maka mernbandingkan pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap nilainya kemungkinan tidak menjainin ketepatan. Perlu dicermati bahwa dalam aplikasi manajemen aktiva-pasiva bank, ada kelambanan yang terjadi terutama menyangkut kebijakan, implementasi dan hasilnya. Kadang-kadang pengambilan kebijakan (keputusan yang diambil) menunggu sampai fenomena benar- dapat ditangkap, kemudian melakukan

kebijakan untuk mengambil tindakan. Kelambanan ini muncul karena para pembuat kebijakan membutuhkan waktu untuk menyadari bahwa perubahan variabel (suku bunga) sedang terjadi dan

kemudian baru mengambil kebijakan manajemen aktiva pasiva bank. Kelambanan ini disebut insides lag. Kelambanan yang terjadj antara waktu pengambilan kebijakan itu berpengaruh pada apa yang

diinginkan dalam manajemen aktiva pasiva bank, ini disebut outside lag. Kelambanan ini (outside lag) muncul karena kebijakan yang ditempuh tidak segera mempengaruhi posisi aktiva maupun pasiva bank. Oleh karena itu, bank berdasarkan pengalamannya hams mengidentifikasi bahwa lag tersebut pendek atau

Page 28: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

panjang agar bank tepat dalam menjalankan strategi.

H. Linear Prograinining sebagai Pendekatan Alternatif Linear Prograinining dapat membantu manajemen bank dalam merencanakan dan merancang neraca bank yang diinginkan, karena LP dapat memberikan indikasi bagi manajemen bank mengenai struktur

neraca yang optimal. Namun deinikian pada pembahasan ini tidak akan memaparkan seluk beluk linear

prograinining. Pembahasan ini lebih memberikan ilustrasi aplikasinya. Ilustrasi ini secara konsekuen memang tidak realistis untuk direpresentasikari dalam proses keputusan secara aktual, namun deinikian bisa membantu untuk penerapan yang lebih baik dan secara luas pada dunia perbankan. Inisalkan bank ABC Semarang meiniliki dua sumber dana pihak ketiga berupa giro dan deposito berjangka di samping meiniliki modal. Sumber dana tersebut kemudian ditempatkan pada aktiva produktif yaitu pada surat berharga (S) dan kredit yang diberikan (K). Asumsi: a. Siiku bunga kredit yang diberikan sebesar 30% b. Tidak ada kredit yang jatuh tempo selarna periode tersebut. c. Bank tidak memberikan kredit tambahan pada periode yang bersangkutan. d. Suku bunga sekuritas sebesar 20%

e. Total dana yang tersedia di bank sebesar Rp 100.000.000.000 yang terdiri dan Giro sebesar Rp 45.000.000.000, Deposito sebesar Rp 45.000.000.000, Modal Rp 10.000.000.000 f. Dalam penghimpunan dana tanpa biaya.

506 I Manajemen Perbankan

Dengan memperhatikan kasus ini, Neraca Bank ABC dapat disusun yaitu: Tabel 15.21. Neraca Hipotesis Bank ABC Per 31 Desember 2009 (dalam Rp 000.000.000)

Bank ABC tentu bertindak rasional untuk meinilih portofolio aktiva yang dapat memaksimumkan total

pendapatan pada periode yang bersangkutan. Bila ini yang diinginkan, maka keputusan portofolio optimal akan dikaitkan dengan dana yang tersedia di samping kendala-kendala yang lain. Melihat kasus di atas, maka kendala-kendala yang perlu dipertimbangkan adalah:

a. Kendala Ketersediaan Dana

Seperti dikatakan sebelurnnya bahwa bank mempunyai total dana sebesar Rp 100.000.000.000 untuk dialokasikan pada sekuritas dan kredit yang diberikan. Dengan deinikian jumlah sekuritas dan kredit yang diberikan secara konsekuen akan seimbang dengan total sumber dana. Oleh karena itu dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) S + K 100.000.000 b. Bank telah mengasumsikan bahwa kredit yang diberikan tidak dapat ditarik setiap saat selama periode itu, oleh karena itu bank harus mempertahankan sekuritas jangka pendek untuk mengantisipasi penarikan giro atau deposito sewaktu-waktu yang tak terduga. Sekuritas jangka pendek itu dapat dijual sewaktu-waktu untuk membiayai likuiditas. Untuk itu Bank ABC perlu membuat keputusan jumlah ininimum rasio sekuritas yang dipertahankan terhadap total aktiva. Anggaplah hahwa dengan adanya giro Rp 45.000.000.000 dan deposito Rp 45.000.000.000, bank menentukan jumlah ininimum sekuritas yang dipertahankan untuk mengantisipasi penarikan giro dan deposito adalah 20% dan total aktiva. Dengan deinikian secara maternatis dapat dirumuskan: (2) S 0,20 (S + K) atau dapat ditulis kembali secara ekuivalen sebagai berikut: (3) S 0,25 (K), atau dapat ditulis S — 0,25K 0 c. Kendala Saldo Kredit Pemberian kredit kepada debitur menjadi perhatian utama bank, sebab sebagian besar pendapatan bank disumbang

oleh aktivitas ini. Oleh karena itu volume kredit harus

Bab 15 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank I 507

A

Page 29: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Aktiva iumlah

Pasiva Jumlah

Surat Berharga (S) Giro 45

Kredit Yang diberikan

(K) Deposito

45

Modal 10

Jumlah 100

dipertimbangkan agar selalu dapat memenuhi perinintaan kredit. Bank harus selalu mengamankan perinintaan kred it teru tama nasabah primanya. Kalau diasumsikan perinintaan kredit nasahah primanya adalah sebesar Rp

40.000.000.000, maka kendala ini dapat dirumuskan: (4) K 40 iniliar d. Fungsi Tujuan Tirigkat suku bunga sekuritas adalah 20% dan tingkat suku bunga kredit adalah 30% Den gan deinikian total pendapatan bank adalah 20% dan total sekuritas ditambah dengan 30% dan total kredit yang diberikan, secara matematis dapat dirumuskan: (5) Pendapatan 0,20 S - 0,30 K Dengan memperhatikan fungsi kendala (constraint) dan fungsi tujuan (isotof line) maka dapat ditentukan alokasi dana yang optimal pada sekuritas dan kredit seperti pada Gambar 15.3 sebagai berikut:

Dengan memperhatikan Gambar 15.3 maka dapat dilihat bahwa alokasi dana yang paling optimal adalah pada sekuritas sebesar Rp 20.000.000.000 iniliar dan kredit Rp 80.000.000.000 iniliar. Dengan deinikian keuntungan maksirnum sehesar Rp 28 iniliar. Perhitungannya adalah:

L 0,20 (20) + 0,30 (80) 28 iniliar

Gambar 15.3. Optimasi Struktur Neraca

508 I Manajemen Perbankan

Page 30: Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Recommended