MANAJEMEN KASUS
TONSILITIS
OLEH
IRNA MELIYA WATI
STASE PENYAKIT THT
FAKULTAS KEDOKTERAN UII
RSUD DR.SAYIDIMAN MAGETAN
2013
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. SR
Alamat : Truneng, Sukomoro
Umur : 18 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Nomer CM : 18-22-09
ANAMNESIS
KU : NYERI TENGGOROKAN
RPS
nyeri ditenggorokan yang telah dirasakan ± 1 bulan dan dirasakan terus-menerus. Rasa sakit diperberat jika makan cair dan padat serta saat pasien menunduk, leher terasa seperti tertarik dan terasa penuh. Pasien berobat dan disarankan untuk operasi
Gejala penyerta adalah
demam kadang-kadang
badan meriang
telinga terasa berdenging namun untuk mendengar masih jelas
Ngorok saat tidur
Mulut terasa lebih bau
Kebiasaan minum air es dan sering makan-makanan yang gurih seperti keripik dan lainnya.
RPD : keluhan serupa (+), alergi (-), asma (-)
ISPA (-), gangguan di telinga (-)
RPK : keluhan serupa (-), alergi (-), asma (-), ISPA (-), gangguan di telinga (-)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
Tekanan darah : 120/80
Nadi : 85x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37 ° C
PEMERIKSAAN
TELINGA
Bagian Dextra Sinistra
Auricula Bentuk normal, benjolan (-),
nyeri tekan (-)
Bentuk normal, benjolan (-),
nyeri tekan (-)
Preauricula Tragus pain (-), fistula (-),
abses (-)
Tragus pain (-), fistula (-).
Abses (-)
Retroauricula Nyeri tekan (-), edema (-),
hiperemis (-)
Nyeri tekan (-), edema (-),
hiperemis (-)
Mastoid Nyeri tekan (-), edema (-),
hiperemis (-)
Nyeri tekan (-), edema (-),
hiperemis (-)
CAE Discharge (-), serumen (+),
hiperemis (-), edema (-),
corpus alienum (-)
Discharge (-), serumen (-),
hiperemis (-), edema (-),
corpus alienum (+)
Membran timpani
- Perforasi/Ruptur
- Cone of light
- Warna
(-)
(+) arah jam 5
Putih abu-abu
(-)
(+) arah jam 5
Putih abu-abu
PEMERIKSAAN
HIDUNG
Dextra Sinistra
Bentuk Normal Normal
Sekret (-) (-)
Mukosa cavum
nasi
Hiperemis (-)
edema (-)
Hiperemis (-)
edema (-)
Konka media Hiperemis (-)
hipertrofi (-)
Hiperemis (-)
hipertrofi (-)
Konka inferior Hiperemis (-)
hipertrofi (-)
Hiperemis (-)
hipertrofi (-)
Meatus media Hiperemis (-)
sekret (-)
Hiperemis (-)
sekret (-)
Meatus inferior Hiperemis (-)
sekret (-)
Hiperemis (-)
sekret (-)
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Massa (-) (-)
PEMERIKSAAN
RONGGA MULUT DAN TENGGOROK
Oral : dapat membuka mulut dengan baik
Mukosa bukal : merah muda
Ginggiva : merah muda
Gigi geligi : karies (-)
Lidah 2/3 anterior : merah muda
Arkus faring : simetris, merah muda
Palatum durum : merah muda
Palatum mole : merah muda
Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T3 T3
Kripta Tidak melebar Tidak melebar
Permukaan Rata Rata
Warna Merah muda Merah muda
Detritus (-) (-)
Peritonsil Abses (-) Abses (-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG DIAGNOSIS
Garpu Tala
Rinne : + / + (N)
Weber : Tidak ada
Lateralisasi
(N)
Schwabah : sama
dengan
pemeriksa (N)
Kesimpulan : telinga
kanan dan kiri normal
Tonsilitis Kronis
Corpus alienum (Cottonbud) di telinga kiri
TERAPI Bed Rest
Makan bergizi dan hindari minum es serta makanan yang terlalu gurih
Ekstraksi corpus alienum di telinga kiri
Analgesik : Ibu profen 250 mg 3x1
Antibiotik : Amoxicilin 500 mg 3x1
RESUME ANAMNESIS DAN PX
Pasien mengeluh nyeri ditenggorokan yang telah dirasakan ± 1 bulan dan dirasakan terus-menerus. Rasa sakit diperberat jika makan cair dan padat serta saat pasien menunduk, leher terasa seperti tertarik dan terasa penuh. Gejala yang menyertai adalah demam kadang-kadang, badan meriang, dan telinga terasa berdenging, jika tidur ngorok dan mulut terasa lebih bau. Pasien memiliki kebiasaan minum air es dan sering makan-makanan yang gurih seperti keripik dan lainnya. Sering mengeluh sakit tenggorokan sebelumnya dan dirasakan hilang timbul. Pemeriksaan Generalis : kesan normal
Pemeriksaan Telinga : kesan terdapat corpusalienum ditelinga kiri dan telinga kanan normal
Pemeriksaan Hidung : Kesan normal
Pemeriksaan Tenggorok : Kesan tonsil membesar T3 pada kanan dan kiri
RENCANA TINDAKAN SARAN KEPADA PASIEN
Cek laboratorium darah
lengkap
Tonsilektomi
Hindari minum air es
dan makanan yang
gurih-gurih
Jaga kebersihan mulut
dan gigi dan makan-
makanan bergizi
Istirahat cukup dan
banyak minum air putih
Jaga kebersihan mulut
dan gigi
Minum obat teratur
TONSILITIS
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin Waldeyer.Cincin
Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mulut
ANATOMI DAN FISIOLOGI
TONSIL
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoiddan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya.
Jaringan limfoid yang membentuk cicin waldeyer tonsil palatina
tonsil faringeal (adenoid) => hilang pada usia 3 – 7 tahun mencapai ukuran maksimal lalu mengalami regresi
tonsil lingual
tonsil tubal
Tonsil bagian dari MALT (Mucosa AssociatedLympoid Tissue), terdapat 50% dari seluruh limfosit permukaan mukosa (karna mukosa tempat pertama masuk benda asing)
TONSIL PALATINA (TONSIL)
Terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut
masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus
Kripta berisi leukosit, limfosit, epitel yang terkelupas, bakteri dan sisa makanan
Kripta-kripta ini lebih berlekuk-lekuk pada bagian kutub atas tonsila sehingga menjadi mudah tersumbat oleh folikel makanan, mukus sel epitel yang terlupas, leukosit, dan bakteri, dan juga tempat utama pertumbuhan bakteri pathogen
Sistim kripta yang kompleks dalam tonsila palatinamenyebabkan tonsila palatine lebih sering terkena penyakit
KLASIFIKASI TONSILITIS
TONSILITIS
AKUT
VIRAL
BAKTERI
KRONISTONSILITIS
YANG BERULANG
MEMBRANOSA
DIFTERI
TONSILITISSEPTIK
AKIBAT KELAINAN
DARAH
STOMATITIS ULSERO
MEMBRANOSA
Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik
Onset cepat, terjadi dalam
beberapa hari, hingga beberapa
minggu
Onset lama, beberapa bulan hingga
beberapa tahun (menahun)
Penyebab kuman streptokokus
beta hemolitikus grup A,
pneumokokus, streptokokus
viridian, dan streptokokus
piogenes.
Penyebab tonsillitis kronik sama halnya
dengan tonsillitis akut, namun kadang-
kadang bakteri berubah menjadi bakteri
golongan gram negatif
Tonsil hiperemis & edema Tonsil membesar / mengecil tidak edema
Kripte tidak melebar Kripte melebar
Detritus + / - Detritus +
TONSILITIS AKUT
PENYEBAB TERSERING
VIRUS
virus Epstein Barr
Hemofillus influenza (tonsilitis supuratif)
coxschakie ( tampak luka-luka kecil di Tonsil dan rongga
mulut)
BAKERI
grup A streptococcus ß hemolitikus (strept throat)
Pneumokokus
Streptococcus viridan dan streptococcus piogenes.
PATOGENESIS TONSILITIS BAKTERI
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil
menimbulkan reaksi peradangan
keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga
terbentuk detritus
Detritus adalah kumpulan leukosit, bakteri yang mati
dan epitel yang terlepas
Bercak detritus dapat melebar
sehingga terbentuk Pseudomembran
GEJALA DAN TANDA TONSILITIS AKUT
VIRAL
Gejala Common cold
nyeri tenggorokan
tonsil dan jaringan sekitarnya mengalami hiperemia, edem, dan tanpa eksudat.
BAKTERI
Nyeri tenggorokan dan nyeri untuk menelanMalaise
Demam dengan suhu tubuh yang tinggi
Lesu, nyeri disendi-sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia), rasa nyeri ditelinga (nyeri alih/komplikasi OMA)
tampak tonsil yang membengkak,hiperemia dan terdapat detritus berbentuk folikel/lakuna/pseudomembran
Kelenjar submandibulan juga dapat membengkak
Tonsilitis viral
Tonsilitis pseudomembran
Tonsilitis folikular
Tonsilitis lacunar
TONSILITIS KRONIS
Tonsilitis kronis pula adalah Tonsilitis
yang berlangsung lama (bulan atau tahun) atau
dikenal sebagai penyakit menahun
faktor predisposisi tonsilitis kronis
rangsangan kronis rokok
makanan tertentu
higiene mulut yang buruk
pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
GEJALA DAN TANDA TONSILITIS KRONIS
nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan
mulut berbau
badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan
menurun
ngorok saat tidur, nyeri kepala dan badan terasa
meriang
tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata, kripta lebar berisi detritus
bentuk atrofi, tonsil kecil seperti terpendam dalam
fosa tonsilaris.
TERAPI TONSILITIS
Pengobatan suportif
Tirah baring (bed rest)
Pemberian cairan yang adekuat dengan minum air putih yang cukup
Diet ringan/ makan makanan yg lunak agar nyeri tenggorakantidak bertambah
Pengobatan kausatif
Antibiotik spektrum luasdapat diberikan pada kasus tonsilitisakut. Penisilin masih menjadi obat pilihan untuk penderita tonsilitis (Amoxicilin 500 mg 3x1/Ampisilin 500 mg 4x1/Injpenisilin benzatin 1.2 juta unit im, dosis tunggal)
diberikan antara 5 – 10 hari
Pengobatan simptomatis
Analgesis dan antipiretik (parcetamol 500 mg 3x1 (anak 10 mg/kgbb/hari) atau ibu profen 250 mg 3x1)
Obat kumur yang mengandung desinfektan (anjuran tiap 2 jam)
TONSILITIS MEMBERANOSA TONSILITIS DIFTERI Penyebab : coryne bakterium diphteriae
Sering pada anak < 10 tahun (puncak 2-5tahun)
Tonsil bengkak dengan pseudomembran yang meluas juga ke jaringan sekitarnya
Pseudomembran melekat erat dan saat diangkat akan berdarah
terapi : ADS di beri tanpa menungu hasil kultur 20.000 – 100.000 unit, antibiotik, dan kortikosteroid
TONSILITIS SEPTIK Penyebab : streptococcus hemolitikus yang sering berada di susu
sapi
TONSILITIS AKIBAT STOMATITIS ULSERO MEMBRANOSA Penyebab : bakteri spirochaeta/triponemayg sering pada pasien
dengan higienitas mulut yang buruk dan kurang vit.C
TONSILITIS AKIBAT KELAINAN DARAH
KOMPLIKASI TONSILITIS
lokal Rhinitis kronis
Sinusitis
Otitis media
Hematogen dan limfogen Endokarditis
Arthritis
Miositis
Nefritis
Uveitis
Iridosiklitis
Dermatitis, urtikari, pruritus dan furunkulosis
INDIKASI TONSILEKTOMI Berdasarkan The American Academy of Otolaryngology- Head and
Neck Surgery ( AAO-HNS) tahun 1995 indikasi tonsilektomi terbagi menjadi :
Indikasi absolut menyebabkan sumbatan jalan napas atas,disfagia berat,gangguan
tidur, atau terdapat komplikasi kardiopulmonal
abses peritonsiler yang tidak respon terhadap pengobatan medik dan drainase, kecuali jika dilakukan fase akut.
Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
Tonsil yang dicurigai keganasan
Indikasi relatif Terjadi 3 kali atau lebih infeksi tonsil pertahun, meskipun tidak diberikan
pengobatan medik yang adekuat
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak ada respon terhadap pengobatan medik
Tonsilitis kronik atau berulang pada pembawa streptokokus
Nafas bau,
DAFTAR PUSTAKA
Adams, G.L. (1997), Penyakit-penyakit Nasofaring
dan Orofaring,dalam Harjanto, E. dkk (ed)
Boies Buku Ajar Penyakit THT, edisi ke6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Efiaty, Soepardi, 2001, Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi 5,
Jakarta, FK-UI
TERIMA KASIH
Recommended