MANAJEMEN MUTU,ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN KURANGNYA PERLAYANANNYA DI
SUMATERA BARAT
Dosen pembibimbing
Dr.Suchyar Iskandar,M.Kes
Oleh
ENDRIKO FARMI
1110333095
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
MANAJEMEN MUTU,ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN KURANGNYA PERLAYANANNYA DI SUMATERA
BARAT
Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya juga tempat pusat terapi dan diagnosis.
Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :
· Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan
· Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman
· Melaksanakan pelayanan medis khusus
· Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
· Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi
· Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial
· Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan
· Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi)
· Melaksanakan pelayanan rawat inap
· Melaksanakan pelayanan administratif
· Melaksanakan pendidikan para medis
· Membantu pendidikan tenaga medis umum
· Membantu pendidikan tenaga medis spesiali
· Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan
· Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi
1.Tipe Rumah Sakit Di Indonesia
Jika di tinjau dari kemapuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dibedakan atas lima macam,
yaitu :
1. Rumah Sakit Tipe A
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral
Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat.
2. Rumah Sakit Tipe B
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap Ibukota propinsi yabg
menampung pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten.
3. Rumah Sakit Tipe C
Adalah rumah sakit yang mapu memberikan pelayanan kedokeran spesialis
terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
4. Rumah Sakit Tipe D
Adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan
pelayanan kedokteran umum dan gigi.Rumah sakit ini menampung rujukan yang berasal
dari puskesmas.
5. Rumah Sakit Tipe E
Adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyalenggarakan hanya satu macam
pelayan kesehatan kedokteran saja.Saat ini banyak rumah sakit kelas ini ditemukan misal,
rumah sakit kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan anak (Bidanku Sahabatku).
2.Poin-poin Penting Undang-undang Rumah Sakit UU no 44 Th 2009
-Persyaratan
Rumah sakit dapat didirikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta. Rumah sakit yang
didirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari
instansi yang bertugas di bidang kesehatan, instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah
dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit yang didirikan oleh swasta harus
berbentuk Badan Hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
-Sumber Daya Manusia
Rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis, tenaga keperawatan,
tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit, dan tenaga non kesehatan. Tenaga medis
yang melakukan praktek kedokteran di rumah sakit wajib memiliki Surat Izin Praktik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di
rumah sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien. Rumah sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan
kebutuhan pelayanan. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan dengan
mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga
kesehatan setempat.
-Peralatan
Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas
Kesehatan dan atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang. Peralatan yang
menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang
berwenang. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan.
-Jenis dan Klasifikasi
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan sebagai rumah sakit
umum dan rumah sakit khusus. Berdasarkan pengelolaannya, rumah sakit dapat dibagi menjadi
rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik dapat dikelola oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat dialihkan
menjadi rumah sakit privat. Rumah sakit dapat ditetapkan menjadi rumah sakit pendidikan
setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan.
-Klasifikasi
Klasifikasi rumah sakit umum terdiri atas: rumah sakit umum kelas A, kelas B, kelas C, dan
kelas D. klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas: rumah sakit khusus kelas A, kelas B, dan
kelas C.
-Perizinan
Izin rumah sakit kelas A dan rumah sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam
negeri diberikan oleh Menteri setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di
bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Propinsi, rekomendasi dari instansi yang
melaksanakan urusan penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri.
Izin rumah sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi setelah mendapatkan
rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota.
Izin rumah sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota setelah
mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah
daerah Kabupaten/ Kota.
Kewajiban Rumah Sakit
Menjaga, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
sebagai acuan dalam melayani pasien.
Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan.
Menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
Menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit (hospital law).
Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam
melaksanakan tugas.
Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
Hak Rumah Sakit
Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi rumah
sakit.
Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan.
Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.
Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Hak Pasien
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion).
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang dideritanya.
Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik
3.Kurangnya pelayanan Rumah Sakit di Sumatera Barat
Contoh kasusnya : RSUP M Djamil Padang Tak Akui Pasien Jamsostek
RS M Djamil Padang, terhitung sejak awal Januari lalu tidak mengakui lagi pasien dari Asuransi Kesehatan dari PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), sebelum terjadi kesepakatan baru terkait kerjasama Jamsotek dengan RS M Djamil Padang."Kami tidak mau rugi, karena terkesan selama ini Jamsostek jiwa dagangnya kentara sekali, masak layanan Rp 100 diklaim, Jamsostek membayar hanya Rp 70 atau Rp 80, dengan alasan layanan kami tidak masuk yang ditanggungnya,"ujar Humas RS M Djamil Padang Gustafianof Kamis (27/1).Menurutnya sejak 2007 adanya perbedaan antara tagihan RS M Djamil dengan yang dibayarkan PT Jamsostek totalnya sudah mencapai Rp 7 miliar lebih kurang."Padahal di laporan keuangan tahunan kita itu tercatat sebagai piutang RS M Djamil karena semua layanan ada bukti kwitansinya,"ujar Gustafianof.RS M Djamil kata Direktur Medik dan Keperawatan Yusirwan Yusuf mengatakan pihaknya menolak pasien Jamsostek, tapi tetap memberikan pelayanan. "Kepada masyarakat pemegang kartu Jamsostek kita berlakukan sama dengan pasien umum, menyangkut hak klaimnya si pasien sendiri yang mengurusnya ke Jamsostek,"ujar Yusirwan.Menurut Gustafianof, Kamis pagi tadi. Kesepahaman ini disepakati pihak Jamsotek. 'Mereka bersedia dengan sistem begitu,"ujarnya.Yusirwan juga mengingatkan bahwa rumah sakit tugasnya memberikan pelayanan sesuai standar nasional pelayanan kesehatan. "Kalau ada yang ditanggung atau tidak. Itu urusan Jamsostek dengan nasabahnya, bukan urusan kami,"ujarnya.Diakui Yusirwan selama ini, perjanjian kerjasama tersebut sangat sumir dan mengundang interprestasi berbeda di masing-masing pihak. "Kami sejak 12 Januari sudah mengusulkan draft baru perjanjian kerjasama dengan detail pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit terhadap nasabah Jamsostek, tapi sampai hari
ini Jamsostek butuh waktu dua bulan untuk mempelajarinya karena harus dikirim dulu ke Kantor Pusatnya,"ujar Yusirwan.
Segera SelesaikanAnggota Komisi IV DPRD Sumbar Musmaizer berharap polemik kerjasama RS M Djamil dengan Jamsostek sesegera mungkin dapat diselesaiakan. "Dengan sistim saat ini pasien yang mengurus klaim ke Jamsostek, ini bukan cara terbaik untuk mengayomi si pasien, justru membuat pasien bertambah sakit, selain itu apakah ada jaminan hari ini diklaim hari ini dibayarkan, belum tentu,"ujar Muzmaizer.Muzmaizer minta pihak RS M Djamil dan Jamsostek kembali duduk semeja dan saling mencari kesepahaman dengan prinsip win-win solution. "Tindakan M Djamil tidak salah karena status M Djamil itu Badan Layanan Umum (BLU) dimana manajemennya harus transparan, akuntabel dan profesional, kalau tidak manajemennya bisa terkena sanksi,"ujar Muszmaiz
Dari data diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwah kurangnya mutu kesehatan rumah sakit di sumatera barat karena :
1. Factor ekonomi.orang kaya mendapatkan pelayanan terbaik,sedangkan orang miskin tidak sepenuh hati dilayani dirumah sakit atau parahnya tidak dilayani sama sekali
2. Dana jamsostek terlalu sedikit dikeluarkan untuk kesehatan rakyat sumbar3. Pemerintah daerah tidak serius membenahi masalah kesehatan terutama dirumah sakit