MANAJEMEN PERTANDINGAN
A. PENGERTIANDi Indonesia penggunaan istilah manajemen cukup beragam, sebagai
gambaran dicontohkan di Lembaga Administrasi Negara (LAN) menyebutkan
manajemen sebagai Kepemimpinan, di dunia perguruan tinggi kadang diartikan
kepengurusan atau ada juga yang mengistilahkan ini sebagai ketatalaksanaan ada juga
yang mengartikan ini sebagai pengelolaan. Kalau kita membaca teori Terry tentang
Principle of management dan pendapat Sukamto maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah: ”Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan dan ditetapkan terlebih dahulu”.
Dalam pelaksanaannya apabila kita berbicara tentang manajemen, maka kita
tidak bisa terpaku pada kegiatan manajemen diperusahaan saja akan tetapi manajemen
ini dapat diterapkan di semua organisasi termasuk di organisasi olahraga.
B. FUNGSI MANAJEMEN.
Apabila kita berbicara tentang fungsi dari manajemen, maka ada 4 prinsip
yang harus diketahui yaitu:
1. Perencanaan
a. Pengertian
Perencanaan (planning) adalah suatu aktifitas yang dilakukan untuk
mempersiapkan aktifitas yang dilaksanakan untuk waktu yang akan datang. Ada
beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam merencanakan sesuatu:
Menilai situasi dan kondisi yang terjadi dengan tepat
Memperhatikan keinginan-keinginan dari anggota maupun masyarakat di
sekitar yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini
Sasaran yang ingin dicapai
Belajar dari pengalaman yang pernah ada maupun hasil penelitian yang
pernah dilakukan
Sumberdaya yang dimiliki
b. Tujuan
Dalam merencanakan suatu progarn, maka tujuan ini harus ditetapkan terlebih
dahulu sebab tujuan ini yang digunakan sebagai tolok ukur berhasil tidaknya
program yang dicanangkan.
c. Fungsi
Fungsi perencanaan bagi suatu organisasi termasuk olahraga, adalah sebagai
acuan untuk menentukan apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan.
d. Proses
Menentukan tujuan
Mengidentifikasi hambatan dan dukungan
Merencanakan tindakan yang dilakukan nantinya.
e. Unsur-unsur yang mendukung
Manusianya
Material / peralatan yang dibutuhkan
Dana dan cara pelaksanaan
f. Perencanaan berdasarkan kebutuhan (waktu)
Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka panjang
2. Pengorganisasian
Organisasi adalah kumpulan sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang dicanangkan, jadi pengorganisasian di sini adalah bagaimana
menggerakkan orang yang terlibat dalam organisasi ini untuk mencapai tujuan yang
dicanangkan. Dari sini dapat diketahui bahwa organisasi ini dapat terbentuk karena:
a. Adanya sekelompok orang.
b. Adanya tempat atau wadah tempat mereka berkumpul.
c. Mereka mempunyai tujuan yang sama.
d. Adanya pembagian tugas yang jelas dari masing-masing anggota dalam
organisasi itu, antara lain:
Mengelompokkan anggota sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang
mereka miliki
Menjabarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota
Menetapkan mekanisme yang dilakukan dalam menjalankan tugas organisasi
Mengadakan pengawasan dan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka diharapkan:
Masing-masing anggota organisasi mengetahui apa tugas dan tanggung jawab
yang harus dilakukan.
Mencegah terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab.
Antara pimpinan dan yang dipimpin tahu apa yang harus mereka lakukan.
3. Pengawasan.
Dengan melakukan pengawasan ini diharapkan masing-masing anggota
mengetahui:
Tugas dan tanggung jawab.
Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki sehingga mereka
dapat mengkoreksi pekerjaan yang dilakukan.
Menciptakan suasana kerja yang baik karena masing-masing mengetahui apa
yang harus mereka lakukan.
ORGANISASI PERTANDINGAN
A. Pengertian Organisasi.Kegiatan–kegiatan keolahragaan yang berupa pertandingan maupun perlombaan
yang diselenggarakan oleh perkumpulan, organisasi swasta, maupun instansi
pemerintahan sering kita jumpai dan ini semakin tumbuh subur ditengah–tengah
masyarakat kita, kegiatan ini sering dilakukan dengan tujuan memperingati hari-hari jadi
(ulang tahun), atau kegiatan lain yang bersifat daerah, regional sampai ke nasional yang
sifatnya berjenjang. Bahkan akhir-akhir ini pertandingan atau perlombaan olahraga ini
sudah mulai mengarah pada pencarian dukungan untuk jabatan tertentu dilingkungan
masyarakat kita.
Untuk dapat menyelenggarakan suatu pertandingan atau perlombaan olahraga
sampai menentukan pemenang tidak semudah yang dibayangkan, sebab pihak
penyelenggara akan dihadapkan pada permasalahan-permasalahan peralatan, sarana
dan prasarana yang mendukung kegiatan ini belum lagi menghadapi orang yang terlibat
dalam kegiatan itu, baik itu sebagai panitia penyelenggara, pemain bahkan mungkin
sampai pada penonton yang akan melihat pertandingan atau perlombaan itu. Untuk itu
agar semua komponen yang terlibat ini dapat menunjang pelaksanaan kegiatan
dibutuhkan suatu pengelolaan yang baik, artinya apa yang akan dilakukan harus benar-
benar terencana, teratur dan terarah, karena untuk dapat menggerakkan suatu
organisasi (kepanitiaan) dalam suatu pertandingan dibutuhkan kerjasama yang baik antar
sesama anggota dalam organisasi atau kepanitiaan itu, hal ini mutlak harus dilakukan
karena:
1. Dalam melaksanakan suatu pertandingan atau perlombaan kita akan melibatkan
banyak orang, baik itu mereka yang terlibat dalam kepanitiaan, pemain maupun
penonton pertandingan itu.
2. Karena banyak yang dilibatkan, maka tentunya pembagian tugas dan tanggung
jawab dari masing-masing anggota harus tegas dan jelas, sehingga masing-masing
mengerti dan memahami apa yang akan mereka lakukan
3. Setiap pertandingan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan, seperti menentukan
juara, atau hanya sekedar menentukan regu yang akan mewakili suatu daerah ke
jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana sebenarnya organisasi
keolahragaan ini, di bawah ini akan dikutip pendapat dari beberapa ahli tentang apa itu
organisasi diantaranya:
1. J.Wayong mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu penggabungan manusia
(alat) yang disusun dalam hubungan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
2. Sondang P Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang melakukan kerjasama secara formal
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Soekarno K. mengemukakan bahwa organisasi itu sebenarnya adalah suatu bentuk
perserikatan (kerjasama) manusia untuk mencapai tujuan.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu
wadah dari sekolompok orang yang melakukan kerjasama untuk mewujudkan tujuan
yang telah mereka sepakati bersama. Atau lebih dipertajam lagi bahwa organisasi sebagai
tempat terjadinya suatu proses kegiatan dapat diartikan:
1. Dalam suatu organisasi harus ada kerjasama yang resmi dan mengikat dari semua
komunitas atau komponen yang terlibat didalamnya.
2. Dalam suatu organisasi harus nampak hirarki atau struktur jabatan yang jelas,
dimana masing-masing individu dalam organisasi ini memiliki tugas dan tanggung
jawab yang jelas.
3. Organisasi merupakan wadah atau tempat untuk mencapai tujuan.
Memperhatikan uraian di atas, maka dalam suatu organisasi apapun bentuk
organisasi itu, maka unsur-unsur yang harus ada didalamnya adalah:
1. Wadah atau bentuk perserikatan.
2. Orang yang terlibat didalamnya, termasuk didalamnya memperlihatkan dengan jelas
siapa yang memimpin dan siapa yang dipimpin.
3. Peraturan yang mengikat untuk mengatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota
dalam organisasi itu.
4. Tujuan yang ingin dicapai.
B. Ciri Organisasi.
Suatu perserikatan, kegiatan atau bentuk kerjasama, baru dapat dikatakan suatu
organisasi apabila:
1. Struktur organisasi ini disusun sesuai dengan kebutuhan: ini dimaksudkan untuk
memudahkan komunikasi, koordinasi, pengawasan dan pengendalian dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi. Disamping
itu struktur organisasi yang baik adalah dapat memungkinkan pekerjaan yang
dilakukan dapat dipermudah dan dipercepat baik penyelesaian maupun
pengawasannya.
2. Mempunyai tujuan yang jelas: sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi
harus jelas, sehingga semua kinerja yang dilakukan anggota organisasi akan
mengarah pada pencapaian tujuan. Dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi, maka semua orang yang terlibat mengetahui apa dan
bagaimana yang harus dilakukan mereka untuk mencapai tujuan yang telah
dicanangkan (sesuai dengan kapasitas mereka dalam organisasi).
3. Kesatuan arah: semua yang terlibat dalam suatu organisasi harus memiliki satu
kesatuan pandang, tindak dan perbuatan untuk mencapai tujuan yang telah
dicanangkan.
4. Kesatuan perintah: dalam berorganisasi kesatuan perintah ini penting, karena
bagaimanapun juga perintah yang diterima seseorang akan dikerjakan dan
dipertanggungjawabkan keberhasilannya.
5. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab: dalam batas tertentu adalah hak
setiap anggota organisasi untuk memerintah, mengerjakan dan bahkan mungkin
melarang anggota yang lain untuk mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab
seorang anggota organisasi lebih menitikberatkan pada kewajiban yang harus
dilakukan berkaitan dengan tugas yang diberikan kepadanya.
6. Pembagian tugas yang jelas: dalam suatu organisasi banyak bagian didalamnya, agar
tidak terjadi kesalahfahaman dalam melaksanakan tugas maka perlu adanya
pembagian tugas yang tegas dan jelas. Pembagian tugas ini hendaknya ditulis
(dideskripsikan) sehingga setiap orang menerima tugas tahu persis apa yang harus
diperbuat.
7. Terdapatnya jaminan kerja: karena ini menyangkut wewenang dan tanggung jawab
seseorang dalam menjalankan tugas yang diberikan, maka jaminan kerja ini harus
jelas dan tegas agar seseorang dapat dengan bebas mengerjakan tugas yang
diberikan tanpa intervensi dari fihak ketiga.
8. Kesesuaian imbalan atau penghargaan yang diberikan: baik tidaknya atau sesuai
tidaknya penghargaan yang diberikan kepada seseorang akan sangat berpengaruh
terhadap kinerja orang yang bersangkutan. Makin baik penghargaan yang diberikan
pada seseorang makin besar motivasi orang itu dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan.
C. Bentuk Organisasi.
Ada beberapa bentuk organisasi dalam mengelola suatu pertandingan atau
perlombaan di bidang keolahragaan, dan pada umumnya organisasi yang dibentuk ini
sangat tergantung pada kebutuhan, adapun bentuk–bentuk organisasi ini diantaranya:
1. Organisasi Lini, dalam organisasi seperti ini seorang pimpinan organisasi merupakan
penguasa tunggal, artinya bahwa semua keputusan yang diambil, kebijakan yang
dikeluarkan dan tanggung jawab dipegang oleh pimpinan organisasi
2. Organisasi Staf, dalam menjalankan roda organisasi termasuk tugas dan tanggung
jawabnya, seorang pemimpin dibantu oleh beberapa staf.
3. Organisasi Fungsional, pada bentuk organisasi seperti ini anggota organisasi
(bawahan) mendapatkan tugas dan perintah dari beberapa pejabat yang masing–
masing memiliki keahlian yang berbeda, tugas dan perintah yang diterima anggota
dipertanggungjawabkan kepada tenaga ahli yang terkait.
4. Organisasi kepanitiaan, dalam organisasi kepanitiaan ini pimpinan organisasi terdiri
dari beberapa orang, sehingga dalam mengambil keputusan harus selalu
dimusyawarahkan, dan keputusan yang ditetapkan merupakan tanggung jawab
mereka bersama.
Melihat uraian di atas apabila kita tinjau dari pimpinan dan cara mengambil
keputusan, maka jika ini diterapkan dalam membentuk organisasi keolahragaan, maka
sebenarnya organisasi yang akan dibentuk itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Organisasi dalam bentuk tunggal: dimana segala sesuatu yang menyangkut
keorganisasian itu dipegang oleh seseorang yang dalam hal ini adalah pimpinan
organisasi.
2. Organisasi dalam bentuk komisi: organisasi ini dipimpin oleh beberapa orang,
dimana setiap keputusan yang akan dibuat selalu dimusyawarahkan dan keputusan
ini merupakan tanggung jawab mereka bersama.
SISTEM PERTANDINGAN
Sistem pertandingan adalah cara mengatur suatu kejuaraan sampai menghasilkan
juara-juara. Pada intinya ada 3 bentuk sistem pertandingan, yaitu:
1. Sistem Tantangan
2. sistem Gugur
3. Sistem Kompetisi
Masing-masing sistem ini masih dibagi lagi menjadi beberapa bentuk seperti:
I. Sistem Tantangan (challenge)
1. Sistem Tangga = Ladder
2. Sistem Piramid = Triangle
II. Sistem Gugur (Elimination)
1. Gugur tunggal = Single Elimination
2. Gugur rangkap = Consolation Tournament
3. Gugur berganda = Double Elimination
III. Sistem Kompetisi (Round Robin)
1. Sistem setengah kompetisi = Single Round Robin
2. Sistem kompetisi penuh = Double Round Robin
I. SISTEM TANTANGAN (CHALLENGE)Sistem challenge atau tantangan ini dilakukan dalam waktu yang panjang dan terus
berlangsung. Para pemain mempunyai prestasi yang seimbang. Para pemain
ditempatkan berdasarkan prestasinya (diurut berdasarkan ranking) oleh panitia, atau
panitia mengundi seluruh pemain menurut urutan dari atas ke bawah.
Ada 2 macam sistem tantangan, yaitu:
1. SISTEM TANGGA = LADDER
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Tangga = Ladder
Dalam sistem ini A adalah juaranya. A boleh ditantang oleh B atau C. Jadi suatu
regu boleh menantang 2 tingkat di atasnya. Bila penantang menang maka ia naik ke
tingkat yang ditantang dan yang ditantang turun tingkatnya menempati urutan atau
tempat penantang. Bila penantang kalah tidak terjadi perubahan urutan.
PROMOSI => adalah penantang naik tingkat karena menang dalam pertandingan
tantangan.
DEGRADASI => adalah regu yang kalah bertanding dengan penantang dan
diturunkan urutan atau rankingnya.
2. PIRAMID = TRIANGEL
Sistem piramid ini berbentuk seperti piramid atau segi tiga dengan satu regu berada
dipuncak sebagai juara.
Dalam sistem ini suatu regu hanya boleh menantang regu yang berada satu tingkat di
puncaknya, caranya adalah:
a. Setiap regu bertanding dengan semua regu yang berada di tingkat yang sama,
kemudian pemenang/juara berhak menantang atau masuk dalam kelompok regu
yang berada satu tingkat di atasnya.
b. Tiap regu dapat langsung menantang regu yang berada satu tingkat di atasnya.
Piramid dengan satu regu juara di puncak
II. SISTEM GUGUR (ELIMINATION)
1. SISTEM GUGUR TUNGGAL = SINGLE ELIMINATION
Dalam sistem gugur tunggal berlaku ketentuan, bahwa regu yang kalah
langsung dinyatakan gugur, artinya sudah tidak dapat lagi melanjutkan pertandingan,
sehingga regu yang tidak pernah kalah sampai akhir pertandingan adalah juaranya.
1
2
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
Sedang regu yang kalah pada akhir kejuaraan dinyatakan sebagai juara kedua atau
runner up.
Untuk memudahkan mengatur acara pertandingan haruslah digambar dalam
bentuk bagan sebagai berikut:
Gambar 1A
Gambar 1B
Gambar 1C
Gambar 1 (A,B, dan C)
Gambar bagan sistem gugur yang terbagi habis
Apabila kita melihat gambar 1 (A,B dan C) maka dapat disimpulkan bahwa
ternyata apabila jumlah regu itu 2, 4 dan 8 maka gambar bagan dapat terbagi habis.
Demikian bila jumlah regu itu 16, 32, 64, 128 dan seterusnya, bila angka terakhir itu
dikalikan 2, maka gambar bagan akan terbagi habis. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa: ”bagan akan dapat terbagi habis apabila jumlah peserta merupakan
kelipatan dari angka dua yang berpangkat”.
1
2
3
1
2
3
4
56
1
2
3
4
5
6
7
89
10
Bila jumlah regu bukan merupakan angka 2 yang berpangkat, gambar bagan
tidak akan terbagi habis, misalnya jumlah regu itu 3, 5, 6, 7, 9, 10 dan sebagainya.
SEBAGAI CONTOH => apabila jumlah regu hanya 3, 7 atau 10 maka akan nampak
dalam bagan bahwa jumlah ini tidak dapat terbagi habis.
Dengan jumlah 3 peserta.
Gambar 2 A
Dengan 6 peserta
Gambar 2 B
Bagan dengan 10 peserta
Gambar 2 C
Gambar 2 (A, B dan C) menunjukkan bahwa bila jumlah regu tidak merupakan
angka 2n, maka bagan tidak terbagi habis. Supaya gambar terbagi habis maka jumlah
regu harus ditambah hingga merupakan angka 2 n, misalnya gambar 2A harus
dijadikan 4, gambar 2B dan 2C harus dijadikan 8. Regu yang ditambahkan itu
merupakan regu bayangan, artinya regunya tidak ada tetapi di dalam bagan
gambarnya ada, sehingga bagi regu yang seharusnya melawan regu bayangan
dengan sendirinya dinyatakan menang tanpa bertanding. Dalam sistem gugur regu
bayangan itu diistilahkan dengan “BYE” seperti terlihat pada gambar di bawah ini
Gambar 3. Gambar bagan dengan Bye
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
Bye
Bye
PENEMPATAN BYE
Dengan adanya bye, maka sudah barang tentu suatu regu akan mendapat
keuntungan. Supaya suatu regu tidak mengalami untung terus menerus, penempatan bye
harus diatur seadil-adilnya. Pada bagan terlihat adanya garis-garis yang bertemu secara
simetris. Oleh karena itu bye harus ditempatkan pada bagan yang belahan simetrisnya saling
berjauhan, misalnya kalau regunya 8 dan terdapat 2 bye, maka bye harus ditempatkan pada
salah satu nomor 1 sampai 4, sedang bye yang lainnya pada salah satu nomor 5 sampai 8.
Bye sebaiknya juga ditempatkan pada babak I dan jangan sampai suatu regu melawan bye
pada babak akhir (final).
SEEDING TEAM
Seeding team adalah regu yang dianggap atau diduga kuat, hingga penempatan
seeding team diatur seadil-adilnya. Penempatan seeding team sama dengan penempatan
bye. Dasar menentukan seeding team adalah :
1. Prestasi yang dicapai pada kejuaraan yang lalu.
2. Kesepakatan bersama antara pengikut kejuaraan pada saat technical meeting.
JUMLAH PERTANDINGAN
Mengetahui jumlah pertandingan adalah sangat penting, karena dengan mengetahui
jumlah pertandingan kita dapat menentukan :
1. Jumlah hari yang diperlukan
2. Jumlah lapangan yang harus disediakan
3. Pembiayaan
4. Tenaga yang harus melaksanakan
5. Alat-alat yang dibutuhkan.
Jumlah pertandingan pada sistem gugur tunggal dapat ditulis dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
JP = Jumlah pertandingan
JP = n - 1
1
2
3
4
5
6
7
8
n = Jumlah regu
Bila peserta kejuaraan 8 regu, maka jumlah pertandingan n – 1 atau 8 – 1 = 7 pertandingan.
Bila pengikutnya 7 maka jumlah pertandingan ada 6, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4 (Jumlah regu 7, JP = 6)
JUARA
Juara dalam sistem gugur tunggal ini adalah juara I dan juara II saja. Bila ingin
mendapatkan juara III, maka dapat ditambahkan satu pertandingan lagi, yaitu regu
yang kalah pada babak semifinal dipertandingkan. Regu yang menang dalam
pertandingan ini menjadi juara III dan yang kalah juara IV. Dengan adanya juara III,
maka sistem gugur tunggal ini sudah tidak murni lagi, sebab sudah ada penambahan.
Dalam sistem gugur tunggal ini bila ada regu yang karena sesuatu hal tidak
dapat bertanding, maka lawannya mendapat WO atau walk over atau jalan terus
artinya dinyatakan menang dan dapat melanjutkan pertandingan berikutnya.
2. CONSULATION TOURNAMENT
Bye
Sistem ini disebut juga sistem gugur rangkap, yaitu bagannya akan bergerak
ke kanan dan ke kiri. Ketentuan dalam sistem gugur rangkap ini adalah:
a. Regu yang menang dalam babak I akan melanjutkan pertandingan ke arah kanan
bagan, sedang yang kalah melanjutkan ke arah kiri bagan.
b. Regu yang kalah setelah babak I dinyatakan gugur.
c. Regu yang tidak pernah kalah akan menjadi juara.
Ada 2 macam juara yaitu juara I dan II, yang sebenarnya. Juara I dan II sebagai juara
konsolidasi.
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 5. Bagan Consolation Tournament
3. DOUBLE ELIMINATION
Sistem ini disebut juga double knock down atau bila diistilahkan menjadi sistem
gugur berganda dengan ketentuan:
a. Regu yang mengalami 2 kali kalah dinyatakan gugur.
b. Regu yang menang pada babak I akan melanjutkan pertandingan ke arah kanan
bagan, sedang yang kalah ke arah kiri bagan.
c. Setelah babak I:
1) Regu yang kalah pada bagan sebelah kanan akan melanjutkan pertandingan
ke arah kiri bagan, demikian seterusnya.
2) Regu yang kalah pada bagan sebelah kiri dinyatakan gugur.
1
2
3
4
5
6
7
8
Grand Final
Gambar 6. Bagan Sistem Gugur Ganda
Jumlah pertandingan
atau
JP = 2n – 2, jika pemenang dari bagan belahan sebelah kanan menang melawan
pemenang dari bagan sebelah kiri.
JP = 2n – 1, jika pemenang dari bagan belahan kiri menang melawan pemenang
dari bagan belahan kanan, sehingga harus diadakan pertandingan sekali lagi.
Contoh :
Jumlah regu 8
2 n - 2 2 n - 1
Ronde I Ronde II Ronde III
A F A E A D
B E F D E C
C D B C F B
Ronde IV Ronde V
A C A B
D B C F
E F D E
JP = 2 x 8 – 2 = 14 pertandingan
2 x 8 – 1 = 15 pertandingan
Pada sistem gugur rangkap dan gugur berganda, maka jumlah regu harus merupakan
angka 2 yang berpangkat supaya bagannya dapat kelihatan baik.
III. SISTEM KOMPETISISistem kompetisi ini disebut Round Robin. Disebut sistem kompetisi karena
setiap regu akan bertemu dengan semua regu peserta kejuaraan. Dengan kata lain tidak
ada istilah gugur. Sistem ini dianggap sistem yang paling adil, dan hasilnya menunjukkan
kekuatan regu yang sebenarnya.
1. SISTEM SETENGAH KOMPETISI
Sistem ini disebut juga single round robin. Ketentuan-ketentuannya adalah:
a. Setiap regu akan bertemu 1 kali dengan semua regu peserta kejuaraan.
b. Jumlah pertandingan =
n .(n−1 )2
MENYUSUN PERTANDINGAN
Untuk menyusun pertandingan, haruslah diusahakan supaya semua regu dapat
bertanding dengan kesempatan yang sama artinya tidak ada regu yang terlewat, tidak
ada yang bertanding bersamaan waktu untuk suatu regu. Misalnya ada 6 regu yang
bertanding dengan setengah kompetisi.
“A” sebagai Poros
Dalam deretan regu di atas ini terlihat bahwa regu kita susun ke bawah dan ke
samping, regu yang berada di sudut kiri atas kita diamkan, sedang regu yang berada di
sudut kanan atas kita gerakkan ke kiri dan ditempatkan di bawah regu yang ada di
sudut kiri atas, yang lainnya ikut bergerak menurut jalan putaran yang berlawanan
dengan arah putaran jarum jam sesuai dengan rumus, jumlah pertandingan untuk 6
regu itu adalah
6(6−1)2 = 15 pertandingan
“F” Mengembara
Cara ini berputar juga, tetapi perputarannya sesuai dengan posisi dari regu
peserta nomor F, karena peserta nomor F tersebut selalu berpindah tempat
(disebut mengembara) secara menyilang dnn mendesak regu peserta yang
posisinya diganti oleh peserta nomor F. Selanjutnya peserta tersebut berputar
berlawanan arah jarum jam seperti pada contoh berikut ini dengan 6 (enam)
regu peserta.
Ronde I Ronde II Ronde III
A F A E E F
B E B D A D
C D F C B C
Ronde IV Ronde V
E D D F
A C E C
F B A B
Keterangan:
Pada ronde I, bagan dibuat dengan cara regu A ditulis di sebelah kiri berurutan dari
atas ke bawah mulai regu A, B dan C, selanjutnya regu D ditulis di sebelah kanan
berurutan dari atas ke bawah mulai regu D, E dan F.
Pada ronde II, regu F bergerak secara diagonal mendesak regu C, kemudian regu C bergerak
mendesak regu D, dan regu D mendesak lagi ke regu E, sehingga regu E menempati posisi regu
F.
Pada ronde III regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu E ke kiri, regu E mendesak
regu A ke arah bawah, dan regu A mendesak regu B ke bawah menempati posisi regu F.
Pada ronde IV regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu B ke kanan, regu B
mendesak regu C ke arah atas, dan regu C mendesak regu D ke atas menempati posisi regu F.
Pada ronde V regu F bergerak naik secara diagonal, mendesak regu D ke kiri, regu D mendesak
regu E ke arah bawah, dan regu E mendesak regu A ke bawah menempati posisi regu F.
MENENTUKAN JUARA
Dengan adanya setiap regu bertanding saling bertemu dengan regu yang lainnya,
maka tidak mustahil akan terjadi persaingan yang seru. Ada regu yang menang ada yang
kalah, bahkan untuk beberapa cabang olahraga ada yang terjadi seri. Oleh karena itu
perlu adanya pengaturan kejuaraan yang adil.
Contoh :
Suatu pertandingan sepakbola, pengaturan kejuaraannya adalah sebagai berikut:
1.a. Regu yang menang diberi nilai 3
b. Regu yang seri diberi nilai 1
c. Regu yang kalah diberi nilai 0
2. Regu yang mengumpulkan nilai terbesar adalah juara
3. Bila ada nilai sama antara dua regu, maka dilihat hasil dari pertandingan kedua regu
tersebut, regu yang menang saat bertemu akan ditetapkan sebagai juara.
4. Bila ada 3 regu atau lebih mempunyai nilai yang sama, maka regu yang mempunyai
rata-rata terbesar menjadi juara. Untuk menghitung rata-rata menggunakan Goal
different yaitu gol memasukkan dikurangi gol kemasukan.
5. Bila terdapat rata-rata sama, maka regu yang memasukkan gol terbanyak adalah
juara.
SISTEM POOL
Bukan merupakan sistem yang sebenarnya, karena juaranya masih belum ada dan
juara pool harus diadu lagi. Sistem pool ini merupakan sistem campuran. Sistem pool juga
disebut Rayon, Wilayah, Divisi, atau Kelas. Sistem pool untuk memperkecil jumlah
pertandingan keseluruhan. Sebagai contoh suatu pertandingan jumlah peserta ada 8 regu.
Jika dilakukan dengan sistem kompetisi penuh maka jumlah pertandingan ada 56
pertandingan. Untuk memperkecil jumah pertandingan, maka dapat dilakukan dengan
membagi 2 pool. Setiap pool terdiri dari 4 regu. Selanjutnya urutan juara masing-masing
pool dapat dipertandingkan dengan menggunakan sistem gugur. Sehingga jumlah
pertandingan seluruhnya hingga memperoleh urutan juara/ranking hanya 20 pertandingan.
Berikut secara rinci penjelasannya.
Dibagi menjadi 2 pool dengan susunan sebagai berikut .
POOL A POOL B
1 1
2 2
3 3
4 4
Setelah dipertandingkan, diperoleh peringkat 1 sampai 4 masing-masing pool,
maka pertandingan dilanjutkan dengan silang dengan ketentuan sebagai berikut:
PERT. REGU YANG BERTANDING
1 JUARA POOL A X RUNNER UP POOL B
2 JUARA POOL B X RUNNER UP POOL A
3 JUARA III POOL A X JUARA IV POOL B
4 JUARA IV POOL A X JUARA III POOL B
Setelah menyelesaikan pertandingan di atas, selanjutnya pemenang akan
bertanding untuk memperebutkan peringkat dengan ketentuan sebagai berikut :
REGU YANG BERTANDING KETERANGAN
MENANG PERT.1 X MENANG PERT 2 JUARA I DAN 2
KALAH PERT 1 X KALAH PERT 2 JUARA 3 DAN 4
MENANG PERT.3 X MENANG PERT 4 PERINGKAT 5 DAN 6
KALAH PERT 3 KALAH PERT 4 PERINGKAT 7 DAN 8
DAFTAR PUSTAKA
Bucher, C.A. and Krotee, M.L. 1997. Management of Physical Education and Sport. McGraw-Hill Companies.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Ed. Kedua. Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Ed. Revisi, Cet.3. Jakarta: Bumi Aksara.
Masirat S. 1980. Sistem Pertandingan. Surabaya: Pengda Perbasi Jawa Timur.
Noegroho H, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Olahraga. Surabaya: FPOK IKIP Surabaya.
Rokosz.F., 1981. Procedures for Structuring and Scheduling Sport Tournaments. Wichita Kansas.
Sujudi I. 1986. Permainan dan Organisasi Pertandingan. Jakarta: Karunia Jakarta Universitas Terbuka.
Sobari N., 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta, Erlangga
Tillmen K.G., The Administration Of Physical Education, Sport, and Liesure Programs, A Simon & Schuter Company Needham Height Massachusetts.
Wasana J. 1990. Mahir dalam Manajemen. Jakarta: Bina Rupa Angkasa