1
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KORPS LALU LINTAS
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KORPS LALU LINTAS POLRI
NOMOR : KEP / 22 / V / 2012
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR
PATROLI LALU LINTAS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bertujuan untuk mewujudkan
keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan
ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta
terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia;
b. Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia antara lain
melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap
kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan serta
menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban
dan kelancaran lalu lintas di jalan;
c. Sesuai.....
2
c. Sesuai dengan tujuan dan tugas pokok Polri sebagaimana diuraikan di atas,
maka perlu adanya ketentuan yang mengatur mengenai Standar Operasional
Prosedur (S.O.P) tentang patroli lalu lintas.
2. Maksud dan Tujuan a. Maksud
Standar Operasional Prosedur (S.O.P) patroli lalu lintas ini ditetapkan
dengan maksud untuk dijadikan sebagai pedoman dan dasar dalam
pelaksanaan tugas oleh pengemban fugsi lalu lintas sehingga adanya
kesamaan persepsi dan tindakan bagi petugas Polri dalam pelaksanaan
tugasnya.
b. Tujuan
Penetapan Standar Operasional Prosedur (S.O.P) patroli lalu lintas ini
ditetapkan dengan tujuan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas
Polri dapat menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia,
profesional, proporsional, obyektif, akuntabel dan transparan.
3. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
d. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jalan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
f. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
g. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Penyusunan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
4. Ruang.....
3
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Operasional Prosedur (S.O.P) patroli lalu lintas ini meliputi
ketentuan umum dan tata cara patroli lalu lintas yang perlu diperhatikan dan
dilakukan oleh pengemban fungsi teknis lalu lintas di lapangan.
5. Tata Urut a. BAB I PENDAHULUAN
b. BAB II KETENTUAN UMUM
c. BAB III TATA CARA PATROLI LALU LINTAS
d. BAB IV ADMINISTRASI
e. BAB V PENUTUP
BAB II
KETENTUAN UMUM
6. Pengertian
a. Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan.
b. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor.
c. Angkutan adalah perpindah an orang dan/atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.
d. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan
kabel.
e. Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan, serta
pengelolaannya.
f. Patroli.....
4
f. Patroli lalu lintas adalah suatu kegiatan perondaan yang dilakukan pada ruas
jalan tertentu dengan tujuan untuk melakukan pengawasan terhadap arus
lalu lintas dan aktifitas masyarakat pemakai jalan guna menumbuhkan
dampak penangkalan bagi pemakai jalan, menemukan atau menindak
pelanggar lalu lintas serta memberikan perlindungan dan pelayanan bagi
masyarakat yang membutuhkan.
BAB III
TATA CARA PATROLI LALU LINTAS
7. Tugas, fungsi, peranan dan sasaran
a. Tugas patroli lalu lintas.
1) Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap Kamseltibcar
Lantas;
2) Melakukan penyuluhan lalu lintas kepada para pemakai jalan;
3) Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap semua bentuk
pelanggaran lalu lintas;
4) Melakukan tindakan pertama terhadap setiap kejadian (TPTKP) /
peristiwa yang timbul di jalan;
5) Memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan Polisi.
b. Fungsi patroli lalu lintas.
1) Fungsi Pre-emtif adalah suatu upaya untuk menghilangkan potensi
gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas;
2) Fungsi Preventif adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya
gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas pada lokasi-lokasi rawan yang merupakan ambang gangguan;
3) Fungsi .....
5
3) Fungsi represif adalah suatu upaya untuk melakukan tindakan
Kepolisian terhadap masalah atau gangguan nyata keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
b. Peranan patroli lalu lintas
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi patroli lalu lintas maka Patroli lalu lintas
mempunyai peranan antara lain :
1) Sebagai Pos Polisi Mobil, yaitu setiap petugas Patroli lalu lintas harus
dapat melaksanakan tugas Polisi umum untuk menerima setiap laporan
dan pengaduan dari masyarakat serta menindak lanjuti sesuai batas
kewenangannya ;
2) Kesiap siagaan Polisi, yaitu setiap petugas/unit patroli lalu lintas harus
memiliki mobilitas yang tinggi sehingga akan selalu ada pada saat
masyarakat membutuhkan bantuan Polisi dan atau seakan-akan
disetiap tempat dan waktu terlihat adanya petugas Polisi;
3) Sebagai penyuluh lalu lintas, yaitu setiap petugas/unit patroli lalu lintas
harus memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif agar dapat
menyampaikan pesan-pesan Kamseltibcar Lantas secara jelas kepada
masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kesadaran dan ketaatan
hukum di bidang lalu lintas;
4) Sebagai pengamat, yaitu setiap petugas / unit patroli lalu lintas harus
memiliki kemampuan untuk mengamati situasi kondisi yang ditemukan,
menganalisa faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya
masalah Kamseltibcar Lantas dan membuat laporan sebagai saran/
rekomendasi kepada pihak yang berwenang untuk menangani;
5) Sebagai sumber Informasi, yaitu setiap petugas/unit patroli lalu lintas
harus mampu menguasai situasi kondisi lingkungan tugasnya, mampu
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, mampu
mengidentifikasi kejadian yang ditemukan, memiliki wawasan yang
cukup tentang tugas Kepolisian, selalu menyampaikan laporan-laporan
situasi secara rutin dan perkembangan situasi.
c. Sasaran.....
6
c. Sasaran patroli lalu lintas.
1) Ruas jalan atau lokasi yang rawan kemacetan lalu lintas;
2) Ruas jalan atau yang sering terdapat pelanggaran lalu lintas;
3) Ruas jalan atau lokasi yang rawan kecelakaan lalu lintas;
4) Ruas jalan atau lokasi yang rawan kriminalitas.
8. Kekuatan, sistem, bentuk, jenis, lokasi dan sifat
a. Kekuatan personel.
1) Patroli lalu lintas sepeda motor.
a) 2 (dua) anggota Polantas yang terdiri dari Ka unit dan anggota
patroli lalu lintas;
b) 2 (dua) unit sepeda motor (R2).
2) Patroli lalu lintas mobil
a) 3 (tiga) anggota Polantas yang terdiri dari Ka Unit, pengemudi dan
operator.
b) 1 (satu) Unit kendaraan bermotor (R4).
3) Patroli lalu lintas udara.
a) 2 (dua) anggota polantas yang terdiri dari Ka Unit dan anggota
patroli lalu lintas, untuk Pilot dan Co Pilot dari unsur penerbang.
b) 1 (satu) Unit Helikopter atau Pesawat Udara kecil.
4) Patroli lalu lintas yang bersifat khusus atau untuk kebutuhan tugas
tertentu (operasi tertentu) dapat disusun dalam bentuk 1 (satu) tim
dengan kekuatan :
a) 1 (satu) Unit mobil ditambah 2 (dua) Unit sepeda motor;
b) 1 (satu) Unit mobil ditambah 4 (empat) Unit sepeda motor.
b. Sistim patroli lalu lintas
Penugasan personel pada setiap Kesatuan Polantas, patroli lalu lintas
dibentuk khusus dalam unit -unit patroli lalu lintas dan atau dilaksanakan
oleh personel.....
7
oleh personel dari petugas Polantas yang tergabung dalam regu penjagaan
Lantas secara bergiliran.
Penugasan patroli lalu lintas sangat ditentukan pula oleh kekuatan personel
Polantas yang ada pada kesatuan, yaitu :
1) Menggunakan sistim 1 x 12 jam dalam 3 kelompok 2 bagian :
a) Kelompok tugas A : Dinas siang dari pukul 06.00 s/d 18.00 WIB;
b) Kelompok tugas B: Dinas malam dari pukul 18.00 s/d 06.00 WIB;
c) Kelompok tugas C : Cadangan.
2) Menggunakan sistim 1 x 8 jam dalam 3 kelompok 3 bagian :
a) Kelompok tugas A : Dinas pagi dari pukul 06.00 s/d 14.00 WIB;
b) Kelompok tugas B : Dinas siang dari pukul 14.00 s/d 22.00 WIB;
c) Kelompok tugas C : Dinas malam dari pukul 22.00 s/d 06.00 WIB;
3) Menggunakan sistim 1 x 8 jam dalam 2 kelompok 2 bagian :
a) Kelompok tugas A : Dinas siang dari pukul 06.00 s/d 14.00 WIB;
b) Kelompok tugas B : Dinas sore dari pukul 14.00 s/d 22.00 WIB;
c) Kelompok tugas C : Dinas malam dari pukul 22.00 s/d 06.00 WIB;
c. Bentuk patroli lalu lintas.
1) Patroli sepeda motor, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan petugas
Polantas dengan menggunakan kendaraan bermotor R2 (sepeda
motor). Wilayah patroli adalah jalur-jalur jalan pada blok (zone) tertentu
dalam kota terutama untuk jalur-jalur jalan yang arus lalu lintas padat;
2) Patroli mobil, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan petugas Polantas
dengan menggunakan kendaraan bermotor R4. Wilayah patroli adalah
jalur-jalur jalan protokol didalam kota, jalur-jalur jalan antar daerah, jalur
jalan Tol;
3) Patroli udara, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan petugas Polantas
dengan menggunakan Helikopter atau Pesawat Udara kecil. Wilayah
patroli adalah jalur-jalur jalan antar daerah, pengamatan situasi lalu
lintas pada suatu daerah dari atas (dari udara).
d.Jenis patroli .....
8
d. Jenis patroli lalu lintas
1) Patroli Estafet, yaitu patroli lalu lintas yang dilaksanakan secara saling
mengisi / mendorong atau bergantian. Petugas/unit patroli lalu lintas
belum bisa berpindah jalur sebelum petugas/unit patroli lalu lintas yang
lain datang;
2) Patroli Blok / Zone, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan pada satu
daerah tertentu dan dipertanggung jawabkan sepenuhnya kepada
petugas / Unit patroli lalu lintas yang ditunjuk;
3) Patroli Garis / Strip, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan secara terus
menerus pada satu jalur jalan dan kembali ke kesatuannya tidak melalui
jalur jalan yang sama.
e. Lokasi
1) Patroli lalu lintas dalam kota, yaitu disekitar jalur-jalur jalan dalam kota;
2) Patroli lalu lintas antar kota, yaitu disekitar luar kota ataupun jalur- jalur
jalan antar kota tetapi masih dalam satu Polda;
3) Patroli lalu lintas antar daerah, yaitu pada jalur-jalur jalan yang melintasi
2 (dua) wilayah Polda dan bisa dilakukan lebih dari 1 (satu) hari;
4) Patroli lalu lintas jalan Tol, yaitu pada jalur-jalur jalan Tol baik dalam
kota dan antar daerah.
f. Sifat patroli lalu lintas
1) Patroli mandiri, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan oleh kesatuan
Polantas itu sendiri;
2) Patroli terpadu/ gabungan, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan
secara bersama antara kesatuan Polantas dengan intern fungsi
Kepolisian maupun dengan instansi terkait lain di luar Polri;
3) Patroli rutin, yaitu patroli lalu lintas secara rutin setiap hari sesuai
dengan rencana kegiatan dan jadwal patroli yang telah disusun;
4) Patroli selektif , yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan secara selektif
terhadap sasaran khusus karena berdasarkan penilaian bahwa situasi
kondisi Kamseltibcar Lantas pada saat itu telah terganggu.
9.Teknik.....
9
9. Teknik dan Taktik a. Menghentikan kendaraan di jalan.
1) Menghentikan kendaraan bermotor di jalan dengan maksud untuk :
a) Menindak pengemudi kendaraan karena melakukan pelanggaran
lalu lintas baik secara Yustisiil maupun Non Yustisiil;
b) Memeriksa pengemudi yang dicurigai atau diperkirakan telah
melakukan pelanggaran atau kejahatan;
c) Memeriksa kendaraan bermotor yang dicurigai atau diperkirakan
tersangkut pelanggaran/ kejahatan.
2) Teknik menghentikan kendaraan bermotor pada saat anggota patroli
berada di luar kendaraan bermotor patroli :
a) Menggunakan gerakan tangan ialah dengan cara mengulurkan
salah satu lengannya ke depan ke arah kendaraan yang akan
diberhentikan dengan telapak tangan tegak lurus;
b) Menggunakan sempritan ialah dengan tiupan panjang satu kali,
disertai gerakan lengan sambil menunjuk kendaraan yang akan
diberhentikan kearah mana kendaraan tersebut menepi dan
berhenti;
c) Menggunakan lampu senter terselubung merah pada waktu
malam hari. Gerakan tangan dengan memegang lampu senter
ataupun tiupan sempritan sama seperti butir a) dan b) di atas;
d) Menggunakan gabungan dua atau tiga cara tersebut di atas pada
butir a), b) dan c).
3) Teknik menghentikan kendaraan bermotor pada saat anggota sedang
melaksanakan patroli (bergerak).
a) Kendaraan bermotor yang akan dihentikan berada dibelakang
kendaraan patroli lalu lintas;
(1) Untuk menarik.....
10
(1) Untuk menarik perhatian kendaraan yang akan dihentikan,
pertama-tama nyalakan rotator terutama pada waktu malam
hari;
(2) Berikan isyarat dengan gerakan lengan dijulurkan keluar dan
diayunkan keatas kebawah beberapa kali supaya kendaraan
yang akan dihentikan tidak mendahului kendaraan patroli
dan kecepatan kendaraan tersebut bergerak pelan;
(3) Kecepatan kendaraan patroli dipelankan, semakin lama
semakin pelan dan akhirnya menepi kemudian berhenti di
sebelah kiri jalan. Kendaraan yang akan diberhentikan akan
mengikuti dan kemudian berhenti pula;
(4) Dalam hal seperti ini diperkirakan bahwa pengemudi
kendaraan tersebut kurang mengerti isyarat ataupun maksud
petugas, harus pula diberikan perhatian atau perintah yang
jelas, singkat dan tegas melalui pengeras suara yang
maksudnya agar kendaraan tersebut berhenti;
(5) 1 (satu) anggota patroli lalu lintas mendekati kendaraan yang
diberhentikan dengan sikap waspada, sedangkan anggota
patroli lalu lintas lainnya mengawasi dari dalam kendaraan
patroli.
b) Kendaraan bermotor yang akan dihentikan berada di depan
kendaraan patroli lalu lintas :
(1) Untuk menarik perhatian kendaraan yang akan
diberhentikan, pertama-tama nyalakan rotator terutama pada
waktu malam hari, kalau perlu bunyikan sirene;
(2) Dahului kendaraan yang akan diberhentikan itu dan pada
waktu kendaraan tersebut dalam kedudukan berdampingan
dengan kendaraan patroli, berikan isyarat menggunakan
sempritan tiupan panjang satu kali dan gerakan tangan
dengan menunjuk kendaraan tersebut supaya menepi dan
berhenti;
(3) Setelah.....
11
(3) Setelah kendaraan itu berhenti, kendaraan petugas patroli
menepi dan berhenti pula di belakang atau di depan
kendaraan tersebut sesuai perkiraan petugas;
(4) Dalam hal seperti ini apabila diperkirakan bahwa pengemudi
kendaraan yang akan diberhentikan tersebut kurang
mengerti isyarat ataupun maksud petugas, harus pula
diberikan petunjuk atau perintah yang jelas, singkat dan
tegas melalui pengeras suara yang maksudnya agar
kendaraan tersebut berhenti;
(5) 1 (satu) anggota patroli lalu lintas mendekati kendaraan
yang dihentikan dengan sikap waspada, sedangkan anggota
patroli yang lain mengawasi dari dalam kendaraan patroli.
b. Membuntuti kendaraan bermotor bergerak :
1) Unit patroli mengamati arus lalu lintas dan mengikuti dari belakang
terhadap kendaraan bermotor yang menjadi sasaran pengintaian
dengan mengambil jarak yang aman;
2) Mengamati sasaran dari belakang untuk diidentifikasi;
3) Mendahului sasaran dan mengambil posisi sejajar disebelah kanan
untuk melakukan identifikasi dari samping kanan;
4) Mendahului sasaran dan mengambil posisi di depan sasaran untuk
melakukan identifikasi dari depan dengan memperhatikan jarak dan
kecepatan yang aman.
5) Memperlambat kendaraan patroli dan memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk mendahului dan pada saat sasaran berada di
sebelah kanan petugas patroli berupaya melakukan identifikasi sasaran
dari sebelah kiri.
6) Apabila hasil pengamatan memerlukan pemeriksaan yang lebih jelas
terhadap sasaran maka sasaran dapat dihentikan dengan tehnik patroli
menghentikan kendaraan bermotor pada saat bergerak.
c.Pengejaran.....
12
c. Pengejaran kendaraan bermotor oleh unit patroli lalu lintas
1) Sasaran pengejaran adalah pengemudi dan atau kendaraan bermotor
yang terlibat kecelakaan melarikan diri serta pelaku pencurian
kendaraan bermotor atau pelaku tindak pidana kejahatan yang
melarikan diri dengan menggunakan kendaraan bermotor.
2) Untuk mendapat prioritas jalan, unit patroli harus menggunakan rotator
dan sirene serta memberikan kejelasan-kejelasan/perhatian melalui
public adress kepada pemakai jalan.
3) Melalui publik adress perintahkan agar pelaku/pengemudi meng-
hentikan kendaraannya.
4) Melaporkan secara terus menerus untuk disebar luaskan kepada
petugas yang ada di lapangan tentang tindakan yang sedang dilakukan
serta meminta bantuan untuk penangkapan terutama kepada Unit-Unit
patroli lainnya.
5) Apabila pelaku / pengemudi tetap tidak mau menghentikan kendaraan
dapat dilakukan :
a) Mengikuti terus pelaku/pengemudi sampai berhenti karena tidak
ada jalan lagi atau habis bahan bakar.
b) Menghentikan kendaraan pelaku dengan cara paksa :
memepet/mendorong kendaraan pelaku ke tepi jalan, mendahului
kendaraan pelaku mengambil posisi di depan kemudian secara
aman menahan laju kendaraan pelaku. (Blokir kecepatan
mengemudi).
d. Penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas
Setiap pelanggaran lalu lintas perlu dilakukan penindakan namun
diprioritaskan yang potensial sebagai gangguan Kamseltibcar Lantas untuk
dilakukan penindakan berupa teguran atau peringatan secara simpatik
maupun penindakan secara Yustisiil dengan menggunakan blanko Tilang
atau BAP Tipiring Lantas. Dalam mengambil tindakan perlu diperhatikan :
1) Unit patroli lalu lintas harus ditempatkan/ berhenti di belakang atau di
depan sasaran dengan memperhtikan arus lalu lintas yang ada.
2) Menyalakan.....
13
2) Menyalakan rotator, satu petugas mendatangi pelanggar, satu petugas
mengatur lalu lintas dan satu petugas tetap siaga dalam kendaraan
patroli.
3) Pengemudi ranmor yang melanggar tidak perlu turun, oleh karenanya
petugas yang mendatangi dengan tetap menjaga keamanan petugas
dan waspada terhadap pengemudi.
4) Memberi penghormatan, mengucapkan salam (selamat pagi / siang /
sore / malam atau assalamualaikum), menjelaskan pelanggaran lalu
lintas yang dilakukan dan memeriksa surat-surat serta menindak
dengan menggunakan blanko Tilang, BAP Tipiring atau Teguran
Tertulis atau peringatan dengan lisan yang pelaksanaannya dilakukan
secara simpatik dan bertanggung jawab.
5) Prosedur penyitaan surat-surat dan kendaraan tetap berpedoman
kepada ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
6) Khusus penindakan di jalan Tol, pelaku pelanggaran digiring ke pintu
gerbang, tempat istirahat atau bahu jalan yang dianggap aman untuk
dilakukan penindakan dengan memperhatikan aspek Kamseltibcar
Lantas.
7) Setelah melakukan penindakan agar disampaikan ucapan terima kasih
dan memberi penghormatan.
e. Menangani kemacetan lalu lintas.
1) Menempatkan kendaraan patroli pada tempat yang aman dan tidak
mengganggu arus lalu lintas.
2) Mencari titik simpul kemacetan dan berupaya pada titik simpul terdapat
ruang gerak kendaraan.
3) Mencari jalan alternatif untuk mengalihkan arus lalu lintas.
4) Mengatur gerak kendaraan pada titik simpul.
5) Memanfaatkan potensi masyarakat yang ada disekitar lokasi
kemacetan lalu lintas.
f. Menangani.....
14
f. Menangani kecelakaan lalu lintas.
1) Segera mendatangi TKP, menghubungi Kesatuan Wilayah untuk
meminta bantuan mobil Ambulance atau mobil derek.
2) Mencatat identitas korban dan segera membawa ke Rumah Sakit
terdekat, sedapat mungkin memberitahu keluarga korban.
3) Bila pengemudi dalam keadaan kritis selain mencatat identitas
upayakan mendapat keterangan atau petunjuk tentang kejadiannya.
4) Melakukan pengamanan TKP agar tidak rusak, dan memberi tanda
letak posisi korban dan barang bukti yang ada.
5) Mengatur arus lalu lintas.
6) Melakukan pemotretan TKP untuk pembuatan Berita Acara Pemotretan
TKP serta melakukan pengukuran untuk pembuatan sketsa TKP dan
Berita Acara Pemeriksaan TKP.
7) Mengumpulkan dan memindahkan barang bukti setelah diberi tanda,
untuk pembuatan Berita Acara Pemeriksaan terhadap barang bukti
yang ditemukan atau disita.
8) Mencari dan menangkap tersangka apabila ada di TKP.
9) Meminta bantuan masyarakat untuk membantu mengamankan TKP
dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
10) Mencari informasi/ keterangan saksi atau keterangan dari masyarakat
yang melihat kejadian.
11) Membuat Laporan Polisi.
12) Menyerahkan proses selanjutnya kepada Satuan Kewilayahan
setempat.
g. Menangani tindak pidana kejahatan di jalan.
1) Tindakan pertama ditempat kejadian perkara (TPTKP) dengan
memberikan perlindungan dan pertolongan kepada korban :
a) Dalam hal situasi TKP membahayakan keamanan baik terhadap
korban maupun masyarakat disekitarnya, maka petugas Polri
wajib mengambil tindakan memberikan perlindungan dan
pertolongan;
b) Dalam.....
15
b) Dalam hal terdapat korban luka besar/ ringan/ pingsan, diberikan
pertolongan sesuai ketentuan PPPK atau kirim ke Rumah Sakit
terdekat, setelah terlebih dahulu mencatat identitas korban dan
menandai letak korban;
c) Apabila terdapat korban dalam keadaan kritis (gawat) , selain
dicatat identitasnya, usahakan untuk mendapatkan keterangan,
petunjuk serta identitas pelaku dan lain-lain;
d) Dalam hal terdapat korban mati, dijaga agar tetap pada posisi
semula dan jangan sekali-kali menyentuh korban, kecuali untuk
mengetahui apakah korban sudah benar-benar meninggal, dan
menunggu sampai datangnya petugas Polri dari kesatuan
terdekat;
e) Dalam hal korban mati yang dapat mengganggu lalu lintas umum,
korban (mayat) dapat dipindahkan dengan memberi tanda pada
letak/ posisi mayat terlebih dahulu.
2) Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status quo)
dengan :
a) Membuat batas/ tanda garis Polisi (Police Line) di TKP dengan
tali khusus atau alat lain dimulai dari jalur yang diperkirakan
merupakan arah masuknya pelaku, melingkar kesekitar letak
korban atau tempat yang dapat diperkirakan akan didapatkan
barang-barang bukti, kemudian yang diperkirakan merupakan
arah keluarnya pelaku meninggalkan TKP dan memberikan tanda
arah keluar masuknya pelaku;
b) Memerintahkan orang yang berada di TKP pada waktu terjadinya
tindak pidana untuk tidak (dilarang) meninggalkan TKP dan
mengumpulkannya diluar batas yang telah dibuat;
c) Melarang menangkap pelaku yang diperkirakan masih berada di
sekitar TKP;
d) Meminta.....
16
d) Meminta bantuan masyarakat setempat antara lain (RT, RW dan
Pamong Desa) dalam melakukan pengamanan TKP dan
membubarkan massa yang berkerumun;
e) Mengamankan Barang Bukti dan jangan sekali-kali menambah /
mengurangi barang bukti yang ada di TKP;
f) Mencari dan mengumpulkan barang bukti, saksi dan keterangan
lain tentang peristiwa yang terjadi.
3) Menghubungi atau memberitahukan kepada kesatuan Polri dengan
mempergunakan alat komuniaksi yang antara lain telepon dan caraka,
tanpa mengabaikan keamanan TKP dan apabila petugas kesatuan Polri
tiba di TKP harus melaporkan segala sesuatu yang telah dikerjakan.
4) Menutup jalan bila diperlukan, alihkan arus lalu lintas bila
memungkinkan, bila tidak memungkinkan pengalihan maka diadakan
pengaturan arus lalu lintas.
5) Menyerahkan proses selanjutnya kepada satuan kewilayahan yang
berwenang.
6) Membuat laporan Polisi.
h. Menangani orang mabuk di jalan
1) Melakukan penangkapan dan pemborgolan, jangan sekali-kali
menggunakan senjata api;
2) Memasukan kedalam kendaraan patroli;
3) Menyerahkan ke kantor Polisi terdekat;
4) Membuat Laporan Polisi.
i. Menangani orang mengamuk di jalan
1) Memberikan peringatan keras dan tegas agar pelaku menghentikan
mengamuknya;
2) Memperingatkan untuk tidak mengamuk atau menyerahkan diri;
3) Apabila pelaku melarikan diri atau menggunakan senjata tajam dan
membahayakan petugas / orang lain gunakan tembakan peringatan,
apabila .....
17
apabila petugas mampu jangan menggunakan senjata api kecuali
keadaan terpaksa.
j. Menangani perkelahian di jalan
1) Mengusahakan melerai pelakunya;
2) Mengalihkan perhatian para pelaku;
3) Apabila ada yang menggunakan senjata tajam berikan peringatan
khusus kepadanya;
4) Jangan bertindak gegabah sehingga membahayakan diri sendiri;
5) Mengetahui kejadian perkelahian massa, segera menghubungi atau
melapor ke kesatuan kewilayahan terdekat;
6) Penggunaan senjata api dengan tujuan melindungi diri atau orang lain
dilakukan bila dalam keadaan terpaksa.
k. Menangani kejadian kebakaran bangunan/lokasi.
1) Segera menghubungi petugas kebakaran, Kesatuan Wilayah;
2) Sementara petugas kebakaran belum datang, mengatur masyarakat
sekitarnya untuk melakukan pemadaman dan pengamanan;
3) Melakukan pengaturan lalu lintas;
4) Melakukan penutupan pada tempat-tempat tertentu supaya tidak terjadi
gangguan Kamtibmas;
5) Memberikan pertolongan terhadap korban;
6) Memberikan peringatan kepada penduduk sekitar kejadian;
7) Menjaga keamanan harta benda yang masih dapat diselamatkan,
pastikan yang mengambil barang tersebut adalah pemiliknya;
8) Meminta masyarakat untuk mengamankan TKP;
9) Membuat Laporan Polisi.
l. Menangani kebakaran kendaraan bermotor di jalan.
1) Kendaraan yang ada tanda akan terjadi kebakaran
a) Membantu membuka pintu kendaraan;
b) Membuka kap/tutup mesin dan mencabut kabel accu / baterai;
c) Memadamkan .....
18
c) Memadamkan api dengan alat pemadam yang ada;
d) Meminggirkan kendaraan ketempat yang aman agar tidak
mengganggu arus lalu lintas.
2) Kendaraan sudah terbakar.
a) Menggunakan palu atau pemukul untuk memecahkan kaca mobil
sebagai pintu darurat dan segera membantu penumpang untuk
keluar dari kendaraan;
b) Bilamana masih menungkinkan segera membantu untuk
memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran yang ada;
c) Mencegah agar api tidak meluas dengan cara melokalisir TKP;
d) Mengalihkan arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan;
e) Membantu mengevakuasi korban ke Rumah Sakit terdekat;
f) Mengeluarkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari
kendaraan dan mengamankan agar tidak kehilangan;
g) Bila api tidak bisa dikuasai segera menghubungi mobil kebakaran
melalui alat komunikasi yang ada;
h) Mengamankan barang-barang penumpang yang masih bisa
diselamatkan dari tangan-tangan jahil.
m. Menangani bencana alam.
1) Segera mendatangi lokasi kejadian dengan cepat dan aman serta
laporkan setiap perkembangan ke Markas / Posko melalui sarana
komunikasi;
2) Memberikan pertolongan dan penyelamatan serta mengamankan
korban jiwa dan harta benda;
3) Menutup arus lalu lintas yang menuju ke lokasi dengan menempatkan
rambu-rambu yang tersedia;
4) Mengalihkan arus lalu lintas yang menuju ke lokasi dengan
menempatkan rambu-rambu sementara dan selalu diawasi oleh
petugas;
5) Memperlancar .....
19
5) Memperlancar dan memprioritaskan para petugas penanggulangan
bencana alam yang menuju ke dan dari lokasi.
n. Menangani kecelakaan lalu lintas pada jalur Kereta Api.
1) Mengamankan TKP dan melakukan peraturan darurat guna pengaturan
arus lalu lintas;
2) Melakukan tindakan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) pada
korban serta membantu mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat;
3) Melakukan identifikasi korban;
4) Melakukan pengukuran untuk membuat sketsa TKP untuk keperluan
penyidikan;
5) Mengumpulkan dan mengamankan barang bukti maupun harta benda
milik korban;
6) Mencari dan mengumpulkan keterangan di TKP untuk keperluan
penyidikan;
7) Meminta dukungan bantuan peralatan teknis (Derek, Buldoser, Mobil
pemadam kebakaran, Ambulance, Kereta jenasah) melalui Markas
Satuan.
10. Pelaksanaan Patroli Lalu lintas
a. Tahap Persiapan
1) Seragam patroli lalu lintas
a) PDL Sus I Lantas : Patroli mobil;
b) PDL Sus II Lantas : Patroli sepeda motor;
2) Kelengkapan organik perorangan
a) Senpi organik perorangan;
b) Tongkat Polisi;
c) Borgol;
d) Jaket/ Rompi/ Jas hujan;
e) Surat-surat identitas : KTA, KTP, SIM;
f) Surat Perintah tugas;
g) Tilang .....
20
g) Tilang/ BAP Sumir;
h) Dukungan operasional patroli.
3) Kelengkapan kendaraan bermotor
a) Surat Tanda Nomor kendaraan (STNK);
b) Alat komunikasi;
c) Sirene dan rotator;
d) Public adress dan megaphone;
e) Senjata api genggam/senjata api bahu;
f) Kompas dan peta wilayah;
g) Buku patroli;
h) Segi tiga pengaman;
i) Traffic accident kit;
j) Kotak PPPK;
k) Kamera/Handycam;
l) Alat pemadam kebakaran;
m) Accident Kit (Alat olah TKP);
n) Plastik pembungkus jenazah.
4) Pemeriksaan kendaraan bermotor
a) Minyak Rem;
b) Oli mesin;
c) Air Radiator;
d) BBM (Bahan Bakar Minyak);
e) Air Accu;
f) Air pembersih kaca dan cara kerja;
g) Kondisi ban serta tekanan angin pada ban;
h) Cara kerja Rem;
i) Cara kerja kopling;
j) Cara kerja presnelling;
k) Lampu besar dan kecil, lampu Rem, lampu sen;
l) Klakson;
m) Cara kerja sirene, Rotator dan public addres.
5) Melaksanakan.....
21
5) Melaksanakan acara pimpinan pasukan (APP)
a) Apel sebelum pelaksanaan patroli;
b) Pemeriksaan kelengkapan perorangan;
c) Pemeriksaan kelengkapan dan kesiapan kendaraan patroli;
d) Memberikan konsignes atau prosedur tetap secara jelas kepada
anggota pelaksana patroli lalu lintas tentang tugas, fungsi, peran
dan tanggung jawabnya;
e) Menentukan daerah dan route patroli lalu lintas berdasarkan
analisa karakteristik ancaman Kamseltibcar Lantas dan sasaran-
sasaran yang memiliki nilai strategis serta lokasi-loaksi VVIP/VIP;
f) Apel konsolidasi;
g) Membuat laporan hasil pelaksanaan patroli;
h) Evaluasi hasil pelaksanaan patroli.
6) Persiapan sebelum berangkat patroli lalu lintas.
1) Petugas menempati posisi sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing anggota;
2) Pilot / pengemudi memeriksa dan pastikan presnelling pada posisi
normal;
3) Pilot menghidupkan mesin dan panaskan beberapa saat;
4) Pilot memeriksa ulang : lampu-lampu, klakson, pembersih kaca,
bahan bakar, temperatur, Rem, kopling, presnelling, sentral clock,
power window;
5) Co Pilot/ operator memeriksa lampu-lampu Rotator, sirene dan
public addres;
6) Ka Unit mengecek kelengkapan administrasi;
7) Laporkan Posko Unit patroli siap berangkat.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengemudikan kendaraan bermotor patroli dalam kecepatan rata-rata
sehingga mudah mengawasi situasi dan lingkungan yang dilalui. Dalam
situasi atau keadaan tertentu kecepatan keadaan patroli dapat di atas
atau dibawah rata-rata sesuai kebutuhan/ kepentingan.
2) Mengidentifikasi.....
22
2) Mengidentifikasi situasi daerah/ route patroli yang dilalui (orang, benda,
kendaraan, udara) dengan cara pengamatan, serta pendengaran.
3) Mencatat hal-hal yang menonjol atau mencurigakan dan apabila ragu-
ragu untuk mendapatkan kejelasan segera menginformasikan kepada
Piket lalu lintas atau Kesatuan yang berwenang, seperti :
a) Kondisi jalan, jembatan, rambu yang perlu segera mendapatkan
perhatian untuk perbaikan termasuk juga pasar tumpah, pedagang
kaki lima yang turun ke jalan;
b) Terdapat orang atau kendaraan bermotor yang dicurigai;
c) Kepadatan arus lalu lintas yang ditemui;
d) Situasi yang diperkirakan dapat menimbulkan Gangguan Nyata.
4) Pada situasi/kondisi yang mencurigakan tersebut agar menghentikan
kendaraan patroli, mengambil posisi strategis untuk pengamatan lebih
tajam.
5) Apabila diperlukan untuk mendapatkan informasi lebih jelas maka 1
(satu) anggota patroli keluar dari kendaraan patroli sedangkan anggota
lain siap dikendaraan patroli sambil mengawasi anggota yang turun dan
situasinya.
6) Pada sasaran tertentu upayakan melakukan kunjungan rutin dalam
rangka kegiatan-kegiatan pendidikan masyarakat dibidang lalu lintas :
a) Penerangan melalui public address dalam upaya menyampaikan
pesan-pesan Kamseltibcar Lantas;
b) Adakan pendekatan dengan potensi masyarakat yang terdapat di
daerah tersebut untuk menumbuhkan peran sertanya dalam
upaya pembinaan Kamseltibcar Lantas.
7) Penggunaan sirene dan rotator agar disesuaikan dengan aturan yang
ada ataupun situasi yang membutuhkan penggunaan sirene dan
rotator.
8) Melaporkan posisi atau keberadaannya kepada Induk Kesatuan : nama
tempat/ daerah, arah yang dituju, situasi pada tempat tersebut.
9) Komunikasi.....
23
9) Komunikasi melalui alat komunikasi yang ada agar menggunakan
sandi perhubungan yang ditentukan guna kecepatan dan ketepatan
serta kejelasan informasi.
10) Selalu berkoordinasi dengan satuan-satuan kewilayahan yang dilalui
dengan cara datang ke Pos penjagaan Satwil setempat untuk meminta
cap dan tanda tangan petugas setempat.
11) Melakukan tindakan-tindakan :
a) Penindakan pelanggaran lalu lintas;
b) Tindakan pertama ditempat kejadian perkara :
(1) Kecelakaan lalu lintas;
(2) Kriminalitas di jalan;
(3) Bencana alam;
(4) Gangguan ketertiban umum lainnya.
c) Mengatasi kemacetan lalu lintas.
d) Memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat
yang membutuhkan.
e) Apabila menemukan peristiwa yang besar dan tidak mungkin
ditangani (unjuk rasa, kerusuhan) segera meminta bantuan dan
menjaga keamanan diri sambil mengawasi berdasarkan situasi
dan kondisi yang ada.
12) Sikap perilaku anggota dalam pelaksanaan patroli lalu lintas:
a) Dilarang merokok, tidak minum serta makan berlebihan;
b) Duduk tegak tetapi tidak kaku;
c) Memakai tutup kepala;
d) Membatasi pembicaraan yang tidak penting atau tidak
berhubungan dengan tugas;
e) Tidak membawa orang atau barang di luar kepentingan tugas;
f) Pada waktu kendaraan berhenti dilarang anggota beristirahat
seenaknya seperti : tidur dalam mobil, kaki diatas jok;
g) Dalam berbicara menggunakan kata-kata yang baik, tegas, jelas,
singkat dan selalu didahului dengan ucapan selamat jalan.
c.Tahap.....
24
c. Tahap Konsolidasi / Pengakhiran
1) Melaksanakan apel konsolidasi;
2) Cek dan Ricek kekuatan anggota maupun perlengkapannya dan kondisi kendaraan;
3) Membuat anev dan melaporkan baik secara lisan maupun tertulis kepada pimpinan.
BAB IV
ADMINISTRASI
Dalam pelaksanaan tugas patroli lalu lintas, agar dilengkapi dengan administrasi
pendukung :
1. Rencana Kegiatan.
2. Surat Perintah Tugas.
3. Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas.
BAB VI
PENUTUP
1. Standar Operasional Prosedur (S.O.P) Patroli Lalu Lintas ini untuk
dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh petugas pengemban fungsi
teknis lalu lintas di setiap Kesatuan Kewilayahan Polri.
2. Standar Operasional Prosedur (S.O.P) Patroli Lalu Lintas ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan, semua ketentuan yang bertentangan dengan Standar
Operasional Prosedur (S.O.P) ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 14 Mei 2012
KEPALA KORPS LALU LINTAS POLRI
Drs. PUDJI HARTANTO, M.M. INSPEKTUR JENDERAL POLISI
Paraf : 1. Konseptor/ Kabid Bin Gakkum : ................... 2. Kataud : .................... 3. Kabag Renmin : .................... 4. Wakakorlantas Polri : ....................