MATA KULIAH MATA KULIAH
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIAJURUSAN JURUSAN TEKNIK SIPILTEKNIK SIPILUNIVERSITAS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTA
Dosen Pengampu: Tri Wahyono, M.Pd.
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN UMUM DAN KHUSUS KHUSUS KULIAH BAHASA KULIAH BAHASA INDONESIA INDONESIA
TUJUAN UMUMAgar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia
TUJUAN KHUSUSAgar para mahasiswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan terutama secara tertulis
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
DAN PETUNJUK PERKEMBANGANDAN PETUNJUK PERKEMBANGAN
1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA MELAYU
1. Lingua franca (komunikasi antarsuku)2. Alat komunikasi perdagangang tempo dulu
2. KAPAN BAHASA MELAYU MULAI DIJADIKAN ALAT KOMUNIKASI:
1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 6832. Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 6843. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 6864. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi
tahun 6885. Prasasti Gandasuli di Jateng tahun 8326. Prasasti Bogor tahun 942
PERESMIAN NAMA BAHASA INDONESIA
TANGGAL 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda)
ALASAN BAHASA MELAYU ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT SEBAGAI BAHASA DIANGKAT SEBAGAI BAHASA INDONESIAINDONESIA
1. Bahasa melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa
3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
1. Bahasa NasionalTercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928
Fungsi sebagai bahasa nasional:a. Lambang kebanggaan bangsab. Lambang identitas nasionalc. Alat penghubung antarwargad. Alat penyatuan suku bangsa
2. Sebagai bahasa NegaraTercantum di dalam UUD 1945 Bab XV, pasal 36)
Fungsi sebagai bahasa negara:a. Bahasa resmi kenegaraanb. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikanc. Alat perhubungan perencanaan dan pelaksaan
pembangunand. Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan
dan teknologi
lanjutlanjutanan
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
1. TULIS* Terikat struktur dan ejaan * Ragam tulis lebih pada pengembangan
akademik dan ilmiah
2. LISAN (Retorika)* Menghendaki orang lain sebagai lawan
bicara * Membutuhkan mimik, gerak,
pandangan, dan intonasi
3. BAKU* Ditulis untuk kepentingan komunikasi
tulis.* Diakui sebagai bahasa resmi (KBBI)
CABANG ILMU BAHASACABANG ILMU BAHASA
FONOLOGIBerkaitan dengan bunyi bahasa
MORFOLOGIBerkaitan dengan pembentukan kata
SINTAKSISBerkaitan dengan penyusunan kalimat
SEMANTIKBerkaitan dengan pemahaman dan
pengembangan makna
PERTEMUAN KE-2: PERTEMUAN KE-2: TANDA BACATANDA BACA
A. Tanda Titik (.)1. mengakhiri kalimat
2. dipakai di belakang angka/ huruf dalam satu bagian,
contoh: (A.), (1.)
3. memisahkan angka jam, menit, dan detik
contoh: 13.15.25
4. menulis daftar pustaka
contoh: Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang.
5. menulis bilangan ribuan dan kelipatannya
contoh: 3.000.000
6. menulis gelar akademik/nonakademik
contoh: (S.E.), (S.H.), (S.Pd.), (Dr.), (Prof.), (Hj.)
7. menulis singkatan
contoh: (No.), (Yth.), (Jend.), (s.d.)
B. Tanda B. Tanda Koma (,)Koma (,)1. menulis rincian atau pembilangan
Cth: - Kami membutuhkan air, makanan, pakaian, dan tempat singgah.
- Merah, biru, kuning, ataupun putih merupakan warna dasar.
2. dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat
cth: (Jadi, …), (Oleh karena itu,…), (Dengan demikian,…)
3. memisahkan petikan kalimat langsung
cth: Mereka berkata, “ Kami membutuhkan bantuan media.”
4. memisahkan nama, alamat, dan tempat tinggal
cth: Jaka Permana, Jalan Merdeka, Jakarta
5. memisahkan kata ekspresi atau emosi
cth: (Amboi,…), (Wah, …), (Astaga, …)
6. memisahkan nama dan gelar
cth: (Faizal Akbar, S.H.), (Erni Fitria, S.E.), (Permana, S.Si.)
7. menulisakan angka/ bilangan pecahan persepuluhan
cth: (13,5), (10,5)
8. menulis keterangan tambahan
cth: Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa yang sakit.
9. memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat berada di depan
cth: Ketika hujan deras, semua buruh berteduh di tepi bangunan.
10. memisahkan antara bagian-bagian nama dalam daftar pustaka dan catatan kaki
cth: (Ismail, Taufik. …), (Yogyakarta: Bentang. 2006), halm. 3
C. Tanda Koma C. Tanda Koma (,)(,)
D. Tanda titik dua D. Tanda titik dua (:)(:)
1. memisahkan kata umum dan khusus
cth: Kami membawa alat tulis: pensil, penggaris, dan pena.
2. menulis data
cth: hari, tanggal: Senin, 21 Maret 2011
tempat : Lab. Bahasa
3. menulis naskah dialog/ drama
cth: Surya : “Wah, indah sekali pantai ini!”
Reza : “Di sini juga tempat penjualan ikan.”
4. memisahkan surat dan ayat, tahun dan hal. (dalam kutipan)
cth: Yusuf: 15, (2006: 12), (Nurdiansyah,2011: 35)
1. memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setaracth: Hari sudah hampir pagi; tugas ini belum selesai.
2. mengganti kata penghubung antarkalimat majemuk setaracth: Mereka mengerjakan tugas di kelas; kami mencari bahan materi di
perpustakaan.
E. Tanda titik E. Tanda titik koma (;)koma (;)
F. Tanda hubung F. Tanda hubung (-)(-)
1. menyambung kata dasar yang terpisah karena pergantian garis
cth: Tima SAR sedang mencari kor-
ban bencana tsunami.
2. memisahkan imbuhan dan kota
cth: se-Jawa, se-Bali, se-Indonesia
3. memisahkan (singkatan, kata asing dan imbuhan)
cth: KTP-nya, di-smash
4. memisahkan imbuhan dan angka
Cth: ke-17, 90-an
5. memperjelas pemenggalan bagian-bagian kata
Cth: dua puluh lima-ribuan (20 5000)
anak-istri saya (anak dan istri saya)
6. menulis kata ulang
Cth: makan-makan, jalan-jalan
1. menyatakan sampaicth: Jogja–Solo, 2010–2011
2. membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar kalimatcth: Kesuksesan itu –mereka yakin– akan dapat diraih.
G. Tanda G. Tanda pisah (–)pisah (–)
H. Tanda Kurung ((…))H. Tanda Kurung ((…))
1. mengapit tanda keterangan atau penjelasan singkatancth: DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
2. membuat perinciancth: Faktor pendidikan menyangkut masalah (a) sarana, (b) pendidik, dan (c) peserta didik
3. mengapit keterangan atau penjelasan cth: Keterangan itu (lihat Tabel 13) menunjukkan faktor prestasi anak di pengaruhi oleh motivasi
I. Tanda Petik (“…”)I. Tanda Petik (“…”)
1. mengapit petikan langsung
cth: “Kami sudah menunggu,” kata Rini, “Ya, tunggu sebentar!”
2. mengapit judul
cth: Kami sudah menonton “Sang Pemimpi”.
Kalian sudah membaca buku “Pedoman Umum EYD”?
3. mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti khusus
cth: Ia sedang “sakau” hingga pingsan.
4. mengapit julukan
cth: Ia disebut sebagai pendekar “Si Pitung” dari Betawi.
J. Tanda Garis Miring (/)J. Tanda Garis Miring (/)
1. menulis nomor surat pada surat resmicth: No. :3/UR/007/03/2011
2. mengganti kata dan, atau, atau tiapcth: mahasiswa/mahasiswi, Bapak/Ibu
Rp 500,00/lembar
PERTEMUAN KE-3PERTEMUAN KE-3: : HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF
MIRINGMIRING
A. Huruf
1. Huruf Vokal : a, i, u, e, o
2. Huruf Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z
3. Huruf Diftong:
a. ai, au, oi (diftong huruf vokal)
di awal : aula, ain
di tengah : syaitan, saudara, boikot
di akhir : pandai, harimau, amboi
b. kh, ng, ny, sy (diftong huruf konsonan)
di awal : khusus, ngilu, nyata, syarat
di tengah : akhir, bangun, hanyut, isyarat
di akhir : tarikh, senang
B. Pemenggalan KataB. Pemenggalan Kata1. Pemenggalan pada kata dasar
a. jika ada vokal berurutancth: au-la, sau-dara,
b. jika ada huruf vokal dan konsonan di tengah cth: ba-pak, de-ngan, mu-ta-khir
c. jika ada dua huruf konsonan yang beruntuncth: man-di, som-bong, bang-sa
d. jika ada tiga atau lebih konsonancth: in-stru-men, in-fra, bang-krut, ikh-las
Lanjutan …Lanjutan …
2. Pemenggalan kata berimbuhancth: minum-an, mem-bawa, ambil-lahcatatan: 1. imbuhan –i tidak dipenggal (mak-nai)2. pemenggalan imbuhan sisipan dipisah (te-lun-juk, ge-ri-gi, ge-me-tar)
3. Jika satu kata terdiri dari satu unsur atau lebih (foto-grafi: fo-to-gra-fi, introspeksi: in-tro-spek-si)
C. Huruf Kapital atau Huruf C. Huruf Kapital atau Huruf Besar Besar 1. dipakai pada huruf pertama awal kalimat
cth: Kami tertidur.
2. dipakai pada huruf pertama petikan langsungcth: Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?”
3. penulisan nama Tuhan, nabi, agama dan kitab sucicth: Allah, Isa, Budha, Al-Quran
4. menulis gelar kehormatancth: Sri Sultan Hamengku Buwono, Haji Ahmad Yusuf
5. menulis nama jabatan (jika diikuti nama orang dan tempat menjabat)Cth: Presiden Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan
lanjutanlanjutan
6. menulis nama orang
cth: Usman Hanafi
7. menulis nama suku, negara, dan bahasa
cth: suku Dayak, negara Indonesia, bahasa Mandarin
8. menulis nama hari, bulan, tahun
cth: Senin, Maret, Masehi
9. menulis nama letak geografi (jika diikuti nama tempatnya)
cth: Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Proklamasi
10. menulis nama negara, unsur pemerintahan, dan dokumen
Cth: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Presiden
11. menulis nama instansi/ surat kabar
cth: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat
12. menulis judul (buku, film, lagu, dll)
cth: Bom buku “Yahudi Militan”
13. menulis nama gelar akademik
cth: Prof., Dr., S.H.
14. menulis kata sapaan (hubungan akrab)
cth: Bapak, Ibu, Saudara, Anda, Paman, Nenek
15. menulis singkatan
cth: KPK, BNN
lanjutanlanjutan
Singkatan dan Singkatan dan AkronimAkronim
1. Singkatan (gelar, instansi, umum, lambang)
cth: (S.H.), (PT), ((s.d.), (d.a.), (dsb.), (Yth.), (dst.)), (H2O)
2. Akronim: gabungan deret huruf awal yang dapat dibaca seperti kata
a. akronim nama diri
cth: ABRI (Akademi Bersenjata Republik Indonesia)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
b. akronim nama diri berupa gabungan suku kata
cth: Bapenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional)
Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)
c. akronim nama diri berupa gabungan huruf
cth: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali)
tilang (bukti pelanggaran)
D. HURUF D. HURUF MIRINGMIRING1. menulis nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutipcth: buku Cermat Berbahasa Indonesia
majalah Tempo harian Kompas
2. menegaskan atau mengkhususkan hurufcth: Kami akan menipu, tetapi tertipu.
3. menuliskan nama ilmiah
cth: oryza sativa (nama latin padi), aurellia (nama latin cacing)
ImbuhanImbuhan
1. Imbuhan Asli: awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufik), awal+akhiran (konfiks)
2. Imbuhan Asing: is, isme, isasi, man, wan, wati, i, wi, ah, pra, a
3. Imbuhan Daerah: tuna, pasca, nara, swa, catur, sapta, panca, dasa, maha, para, a
4. Klitik (possesive/milik): ku, mu, nya, kau
Imbuhan AsliImbuhan Asli
1. Awalan (prefik): meN, ber, di, ter, peN, pe, se, per, ke
2. Sisipan (infiks): el, em, er3. Akhiran (sufiks): kan, an, i, nya,
wan, wati, wi4. Awalan+akhiran
(konfiks/simulfiks): ke-an, me-kan, di-kan, pe-an, me-i,
Pengembangan imbuhanPengembangan imbuhanImbuhan meN:men: menulis, menunjuk, menanyakan
mem: membawa, membuka, memberi
meng: mengambil, menghukum, mengukur
meny: menyapu, menyangka, menyuplai
menge: mengecat, mengebom, mengebor
Imbuhan peN:pen: penulis, penolong
pem: pembajak, pemukul, pembasmi
peng: penghasil, pengawal, penghalus
peny: penyapu, penyabar, penyesalan
penge: pengebor, pengecat, pengebom
Pengembangan ImbuhanPengembangan Imbuhan
Gabungan imbuhan di-idi + tempat (dipisah) di + ungkapan/idiom
(digabung) di meja dimejahijaukan
di rumah dirumahkan
di Indonesia diindonesiakan
di dalam didalami
di belakang dibelakangi
di + tempat (dipisah) di + kerja (digabung)
di jalan dijalankan
di kantor diambil
di sungai dibuang
Makna Imbuhan Makna Imbuhan meN-meN-
1. Suatu perbuatan aktif: mencetak, menulis, memukul, membaca, merundingkan
2. Menjadi seperti: melebar, meluas, mengecil, menyempit, membatu, menguning,
3. Menuju ke : menepi, melaut, mendarat4. Berlaku seperti: mengabdi, membujang5. Berfungsi sebagai/ menyerupai: menyupir, membukit,
menyemut6. Menyatakan keadaan: mengantuk, menyendiri7. Membuat gulai : menggulai8. Mengeluarkan bunyi: mengeong, meraung9. Mencari/mengumpulkan: mendamar, merumput, merotan10. Makan/ minum: menyatai, mengopi,
Proses Peluluhan Proses Peluluhan Pada awalan meN dan peN dapat mengalami proses peluluhan
jika kedua imbuhan tersebut bertemu dengan kata yang
berawalan huruf (K, T, S, P) cth: pukul, kurang, satu, tunjuk
Jadi: me+ tunjuk= menunjuk, me+kurang= mengurang
me+ pukul= memukul, me+satu = menyatu
Kecuali: imbuhan tersebut tidak meluluhkan kata yang diawali
dengan huruf (K, T, S, P) jika terdapat klaster, tetapi tetap.
Klaster: kata yang diawalai dengan dua konsonan
cth: praktik, traktir, sponsor, kritik
Jadi: me+protes= memprotes, me+traktir= mentraktir
me+kritik = mengkritik, me+sponsor+i= mensponsori
Imbuhan AsingImbuhan Asing1. is: nasionalis, patriotis, matrialis, sosialis, 2. isme: nasionalisme, patriotisme, organisme, 3. isasi: nasionalisasi, organisasi, sosialisasi,
imunisasi4. i: alami, abadi, akui, lukai5. wi: duniawi, maknawi, surgawi, kimiawi6. ah: alamiah, 7. man: seniman, budiman8. wan: karyawan, wisudawan, jutawan,
dermawan, 9. wati: karyawati, wisudawati, santriwati, 10. pra: pramusim, prasejarah, pranikah,
lanjutalanjutann
11. non: nonakademik, multi:multifungsi12. ekstra: ekstrakurikuler intra: intrasekolah13. infra: inframerah semi: semifinal14. bi: bilateral ultra: ultrasonik15. a: asusila
Bahasa Arab1. at: muslimat 4. in: muslimin2. if: sportif 5. al: musikal3. ik: heroik
Imbuhan DaerahImbuhan Daerah
1. tuna: tunawisma, tunawicara, tunakarya
2. pasca: pascapanen, pascabencana, pascabanjir
3. nara: narasumber, narapidana4. swa: swamitra, swalayan, swadaya5. sapta: saptamarga6. catur: caturwulan, 7. dasa: dasawarsa,
Kata dan KalimatKata dan Kalimat Kata sebagai unsur pembentuk kata memiliki
berbagai jenis fungsi dan makna untuk membentuk kalimat.
Jenis kata:1. Kata benda2. Kata sifat3. Kata kerja4. Kata nominal5. Kata keterangan6. Kata ulang7. Kata depan8. Kata majemuk
Gabungan Kata: FrasaGabungan Kata: FrasaFrasa: gabungan kata yang menduduki satu fungsi atau
unsur dalam kalimat
Jenis Frasa:1. Frasa Eksosentrik: frasa yang terdiri dari gabungan
kata dasar dan kata depan (preposisi)
cth: di kebun, ke pasar, dari kampus, pada malam
2. Frasa Endosenstrik: frasa yang terdiri dari unsur yang tidak dapat disubtisusikan oleh unsur lain
- frasa koordinatif: frasa yang unsurnya tidak dapat diganti oleh unsur lain dan hanya dapat disisipi oleh unsur (dan) atau (atau)
- frasa atributif: frasa yang terdiri dari unsur inti dan tambahan (atribut)
- frasa apositif: frasa yang berupa istilah dan tidak bisa digantikan dengan unsur lain
Jenis FrasaJenis Frasa
1. Frasa Verba: sedang berbicara, 2. Frasa Nomina: sepeda baru,
rumah makan3. Frasa Adjektifa: sangat cantik,
paling tampan4. Frasa Adverbia: tadi malam,
kemarin sore5. Frasa Preposisional: dari kantor,
di rumah, ke kebun
Gabungan Kata (bukan Gabungan Kata (bukan Frasa)Frasa)1. Gabungan kata (kata majemuk)
cth: duta besar, kambing hitam, kereta api, kelinci percobaan, orang tua, tangan kanan, memeras keringat, banting tulang
2. Gabungan kata dirangkaicth: acapkali, adakalanya, barangkali, bilamana, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, kacamata, olahraga, radioaktif, saputangan, saripati, segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela, peribahasa,
Kata BakuKata BakuApotekAtletAnalisis AktifAktivitasKreatifKreativitasSportifSportivitasJadwalKualitasKuantitasProduktifProduktivitas
HakikatFormalProvinsiIjazahZamanSistemNasihatTeknikTerampilEkstremPraktikIzinNovemberTeoretis
Pikir Napas Risiko Sangsi Sanksi Pingsan KonkretJumatQuranDoa Saksama Hikmat Mantap SabtuNegeri
KlausaKlausaKlausa ada struktur atau gabungan katayang memiliki struktur unsur kalimat tetapibelum menjadi kalimat. Cth: kami sedang mengamen
mereka membutuhkan makanan
Jenis Klausa:1. Klausa atasan/inti: induk kalimat2. Klausa bawahan/: anak kalimat
Kalimat Kalimat
1. Kalimat TunggalKalimat yang memiliki satu inti kalimat (klausa)contoh:
Kami selalu menunggu hujan emas setiap hari.
Kami berlibur ke Paris.
lanjutanlanjutan
2. Kalimat Majemuk kalimat yang memiliki unsur
klausa atau inti kalimat lebih dari satu.
Cth: Ia tidak sekolah karena ia sakitKami tetap berangkat walaupun hari ini
hujan lebat. Mereka tetap akan mendaki gunung
meskipun di antara mereka ada yang
tidak dapat ikut.
lanjutanlanjutan
1. Kalimat Majemuk SetaraKonjungsi: dan, atau, kemudian, lalu,
Pemuda itu membawa patung dan benda kerajinan di dalam mobilnya.
lanjutanlanjutan
2. Kalimat Majemuk bertingkat:Pemuda yang duduk di dekat pohon itu
akan menyeberang dan membeli makanan ringan
Petani itu membajak sawah dengan alat tradisional yang dibantu oleh kerbau.
3. Kalimat majemuk campuran:Mereka membawa surat dan mereka
membawa hadiah ketika kami sedang rapat membahas lomba futsal di kampus.
Para karyawan mengajukan gugatan kenaikan gaji dan perpanjangan kontrak ketika perusahaan sedang mengalami kenaikan pendapatan bulan ini.
lanjutan
Konjungsi KorelasiBukan … melainkan.Contoh:
Bukan hanya mahasiswa yang menginginkan presiden mundur melainkan masyarakat DIY juga menginginkan hal yang sama.
lanjutan
Tidak (hanya)… tetapi.Tidak hanya di Surabaya dan Jakarta
tetapi di DIY juga sedang terserang wabah ulat bulu.
Baik … maupunBaik siswa maupun guru semua
harap menuju ke aula untuk menyaksikan pementasan drama dari siswa kelas IX.
lanjutan
Antara … dengan/danAntara persepakbolaan Indonesia
dengan Amerika latin memiliki tipe dan gaya permainan yang sama karena sebagian pemain asing di Indonesia berasal dari Amerika latin.
lanjutan
Kalimat Aktif dan PasifKalimat Aktif: melakukan aktivitasContoh Kalimat aktif:
1.Para mahasiswa sedang mengumpulkan koin untuk presiden.
2.Mereka bermain layang-layang di lapangan.
lanjutan
Kalimat pasif: dikenai aktivitas
Boneka itu dibuat oleh perajin di desa wisata. (Perajin itu membuat boneka di desa wisata = aktif.)
Mobil itu diparkir di halaman kantor.
Anak itu terjatuh dari sepeda.Saya tertidur.
lanjutan
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif: Kalimat yang tidak berlebihan
1.Para mahasiswa berkumpul di aulaPara mahasiswa berkumpul bersama di aula.2. Mereka membicarakan (tentang=tidak
perlu) permasalahan keuangan organisasi. 3. Kami berbicara tentang tujuan dan visi
organisasi. 4. Wanita itu sangat cantik.5. (Di mana= tidak penting) mereka
cenderung menyanyikan lagu tersebut.
ParagrafParagrafParagraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan/menjelaskan gagasan atau topik tertentu.
Syarat-syarat paragraf1. Kesatuan Paragraf (kohesi)
Dalam satu paragraf hanya terdiri dari satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat harus disusun secara cermat agar tidak menyimpang dari topik.
2. Kepaduan Paragraf (koheren)Kalimat yang ditulis logis dan ada hubungan antarkalimat
3. Ada gagasan utama/ ide pokok: inti tulisan (didapatkan dari kalimat utama)
4. Kesimpulan : saran atau solusi kritis
Kata Penghubung Kata Penghubung AntaparagrafAntaparagrafHubungan transisiHubungan kata gantiPengulangan kata kunci
1.Hubungan Transisi- hubungan tambahan: selanjutnya, lebih lagi, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula- hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
lanjutalanjutann
- Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan hal itu
- Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu
- Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu
- Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan
- Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian,
- Hubungan tempat: berdekatan dengan itu
Hubungan kata ganti orang: dengan menyebutkan nama dan kata ganti sebagai penghubung antarkalimat dalam sebuah paragrag. Cth: ia, dia, mereka, dan nama
Hubungan kata kunci: dengan memberikan kata kunci yang diulang-ulang dalam sebuah paragraf
lanjutan
Jenis Paragraf Jenis Paragraf Berdasar Letak Kalimat Berdasar Letak Kalimat Utamanya Utamanya 1. Deduktif: depan/ awal2. Induktif : belakang/ akhir3. Ineratif : tengah4. Variatif : awal dan akhir5. Deskriptif : tanpa kalimat utama
Jenis Paragraf Berdasar Jenis Paragraf Berdasar IsinyaIsinya
1. Argumentatif : berisi opini/ pendapat2. Persuasif : berisi ajakan/ bujukan3. Eksposisi : berisi paparan/ penjelasan
yang bersifat teknis/ proses4. Deskriptif: berisi gambaran tentang
suatu tempat/ benda/ suasana5. Naratif : berisi cerita dengan
kelengkapan peristiwa, tokoh, setting, dan alur
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
1. Generalisasi: pola pengembangan khusus-umum dengan penyimpulan di akhir paragraf
2. Analogi : pola pengembangan dengan persamaan dua hal yang memiliki kesamaan sifat
3. Klasifikasi ; pola pengembangan dengan pengelompokan
4. Definisi : pola pengembangan dengan penjelasan instilah/ unsur
5. Sebab-Akibat: pola klausul (sebab-akibat/ akibat-sebab)
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis IlmiahKarya tulis atau karangan ilmiah adalah
karangan yang menyajikan gagasan atau argumen keilmuwan berdasarkan fakta.
• Gagasan keilmuwan itu harus dapat dipercaya dan diterima kebenarannya, sehingga perlu penyajian secara benar.
• Gagasan dalam karya tulis seharusnya disajikan dengan tidak mambuat pihak lain atau pembaca ragu untuk menerimanya.
• Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secara logis.
• Karya tulis yang ilmiah berarti karangan yang menyajikan argumen dengan menggunakan logika berpikir secara benar.
Mengenal karya tulis Mengenal karya tulis ilmiah ilmiah Kekhususan karya tulis ilmiah a. Mengupas dan
mempermasalahkan pengetahuan.b. Membuktikan kebenaran ilmiah
dan disajikan dengan metode ilmiah.
c. Menerapkan kebenaran ilmiah dan disajikan dengan metode ilmiah.
Pengguna Karya Tulis Pengguna Karya Tulis IlmiahIlmiahPara ilmuwan dan penelitiPraktisi dan profesional akademik
(pendidik)Pelajar dan Mahasiswa
Semua pihak yang terlibat dan mengembangkan karya tulis ilmiah seharusnya memiliki kemampuan menyusun karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah dan Karya tulis ilmiah dan nonilmiahnonilmiah
Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah
Fakta umum Fakta pribadi
Metodologi penulis ilmiah (prosedural)
Model penulisan beragam
Kebenaran dapat dibuktikan (objektif)
Bersifat subjektif
Jenis Karya TulisJenis Karya Tulis
Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah
Makalah Artikel/ opini (nonfiksi)
Laporan penelitian Berita/ features (nonfiksi)
Skripsi Cerpen (fiksi)
Diktat Novel (fiksi)
Buku teks Puisi (fiksi)
Karakteristik Karya Tulis Karakteristik Karya Tulis IlmiahIlmiahMenyajikan fakta Menyajikan pengertian/ definisi
tentang permasalahanMenguraikan permasalahanMenerapkan teoriMembahas, memecahkan, dan
menyimpulkan masalah
Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis dengan metodologi penulisan yang baik dan benar.
Harus ditulis dengan jujur, akurat berdasarkan kebenaran yang objektif berdasarkan data dan fakta di lapangan, bukan kebenaran normatif
KARANGAN ILMIAHKARANGAN ILMIAH
Laporan merupakan sebuah tulisan yang dibuat setelah seseorang melakukan pengamatan, kunjungan, wawancara, pembacaan buku/literatur, percobaan, dan lain-lain. Laporan dapat berisi informasi yang beraneka ragam, misalnya kemajuan suatu peristiwa, penyelesaian tugas, hasil wawancara, hasil pengkajian masalah, atau pengungkapan hasil penelitian. Sebagai karya ilmiah, laporan harus ditulis atas dasar aturan yang berlaku dalam penyusunan karya ilmiah.
Laporan.Laporan.
Pada umumnya makalah disebut pula paper. Menurut Parera (1983:25), makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah dapat disajikan dalam pertemuan ilmiah, seperti seminar, lokakarya, simposium, diskusi ilmiah, dan sebagainya.
Apabila suatu makalah akan dimuat dalam majalah ilmiah, seperti jurnal, sebagai sebuah artikel, penulis perlu memodifikasi baik isi maupun bentuk penulisannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang akan memuatnya. makalah yang dibuat oleh mahasiswa sering disebut term paper atau paper.
Makalah yang dibuat mahasiswa ini merupakan jenis tugas tertulis pada suatu mata kuliah tertentu. Hal ini dapat berupa kajian suatu buku, kajian suatu masalah, atau analisis fakta hasil observasi.
MakalahMakalah
Seperti makalah tetapi analisisnya lebih serius.
Biasanya makalah yang dibuat oleh seseorang atau pejabat dan dibawakan dalam suatu pertemuan atau rapat sering disebut kertas kerja.
Ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.
Kertas kerjaKertas kerja
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
Pendapat didukung data dan fakta empiris-objektif, baik lewat penelitian langsung atau tak langsung.
Ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana yang penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh lembaga perguruan tinggi
SkripsiSkripsi
Lebih mendalam daripada skripsiMengungkapkan pengetahuan
baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
Memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana
TesisTesis
Mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dan analisis yang terinci
Dipertahankan dihadapan senat guru besar/ penguji dari perguruan tinggi
Berisi temuan penulis sendiri yang berupa temuan orisinil.
DisertasiDisertasi
Mengetengahkan masalah dalam bidang/ cabang ilmu tertentu
Mengetengahkan persoalan secara utuh, meliputi bagian pendahuluan, isi dan bagian penutup
Objektif, tidak memihak kepada seorang atau kelompok tertentu
Pembahasan secara rasional tidak emosional
Didukung data dan faktaAlur sistemik dan runtut
Karya ilmiahKarya ilmiah
Penulis terlatih mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif.
Terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
Akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan.
Dapat meningkatkan ketrampilan mengorganisir dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
Memperoleh kepuasan intelektualTurut memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan masyarakat.
Manfaat tulisan ilmiahManfaat tulisan ilmiah
Ingin tahu dengan selalu bertanya tentang bergabagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya?
Kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat utnuk ditulis
Terbuka, selalu mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.
Objektif, menyatakan apa adanya tanpa perasaan pribadi.
Rela menghargai karya orang lain - mengutip, menyatakan terima kasih dan menganggapnya sebagai karya orisinil milik pengarangnya.
Berani mempertahankan kebenaran - membela fakta atas hasil penelitiannya.
Menjangkau ke depan - “futuristik” berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun teori baru.
Tujuh macam sikap Tujuh macam sikap ilmiahilmiah
PILIH TOPIK Pokok bhsn tertentu & tent ruang lingkup
Pilih
TENTUKAN JUDUL
OUTLINE
KUMPUL DATA
ORGANISASIR
EDITING
Judul menarik dan terbatas
Bentuk & jenis krgn dgn metode penulisan
Studi pustaka, wawancara, observasi
Data lalu susun jadi wacana
Kaidah bhs, ejaan, diksi, alinea
tetapkan
Sesuaikan
laksanakan
Klasifikasikan
Suntinglah
LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAHLANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH
PENULISAN AKHIR
Topik adalah pokok permasalahan, apa yang akan ditulisHal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik1. Berada di sekitar kita (pengalaman/ pengetahuan)2. Menarik perhatian kita3. Terpusat pada lingkup yang sempit4. Punya data dan fakta yang objektif, jangan subjektif5. Diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walau serba
sedikit, jangan terlalu baru, teknis dan kontroversial6. Punya sumber acuan, sumber pustaka.
PEMILIHAN TOPIK/ MASALAHPEMILIHAN TOPIK/ MASALAH
Supaya lebih terfokus, sehingga ketika menulis penuh keyakinan dan kepercayaan karena topik sudah dikuasai benar.
Penelitian menjadi lebih intensif, penulis lebih mudah memilih hal yang mudah untuk dikembangkan.
Pembatasan topikPembatasan topik
Melontarkan pertanyaan- Masalah apa?- Mengapa?- Bagaimana? - Di mana?- Kapan?- Siapa?- Dsb, tergantung kondisi
Penentuan JudulPenentuan Judul
Industri metanolKekuatan tarik rendahKorosi permukaan Harga BBMNilai kalor bakar Bom
Masalah apa?Masalah apa?
Mengembang------ PengembanganMelayani- ---------- PelayananBermanfaat--------- ManfaatMeningkat --------- MeningkatnyaMeningkat --------- Upaya
MeningkatkanMeledak ----------- Ledakan
Judul harus dalam bentuk Frasa
Mengapa?Mengapa?
Pengembangan Industri Metanol atau Upaya Mengembangkan Industri Metanol
Meningkatnya Mutu Pelayanan Rumah Sakit atau Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Manfaat Penggunaan Biooil atau Memanfaatkan Penggunaan Biooil
Judul harus dalam bentuk frasa, dapat Judul harus dalam bentuk frasa, dapat pula berupa kata kerja asal bukan pula berupa kata kerja asal bukan merupakan kalimatmerupakan kalimat
Di Pulau Bunyu------ Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu
Di RSDK ----------- Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Dokter Kariadi
Di Semarang ------ Manfaat Penggunaan Kondom di Semarang
Di Bali ------Ledakan Bom Terjadi Lagi di Bali
Di mana?Di mana?
Tahun 90-an -- Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 90-an
Semester I tahun 2005 --- Pelayanan Rumah Sakit Dr Kariadi Semarang Semester I tahun 2005
Kapan?Kapan?
Manfaat Penggunaan Kondom dalam Mencegah Penularan Penyakit HIV/ AIDS di Semarang
Manfaat Desain Interior Rumah Sakit dalam Mendukung Pelayanan kepada Masyarakat
Untuk apa/ siapa?Untuk apa/ siapa?
Mutu Pendidikan Perawat di Indonesia tahun 2000-2005: Studi Kasus di Politekkes Semarang
Manfaat Penggunaan Kondom bagi Pencegahan HIV/ AIDS: Studi Kasus pada PSK Sunan Kuning Semarang
Pembicaraan atas Novel “ Harry Potter” : Analisis Struktural
Pembatasan dan penjelasan dengan Pembatasan dan penjelasan dengan pemberian anak judul pemberian anak judul Antara Judul dan Anak judul Antara Judul dan Anak judul dipisahkan dengan :dipisahkan dengan :
Menurut tempat Indonesia ---- Jawa --- Jawa Tengah -- Semarang ---- Tembalang
Pulau Jawa Sebelum Indonesia Merdeka -- Semarang sebelum Indonesia Merdeka
Menurut Waktu/ Periode/ Zaman Kebudayaan Indonesia -- Seni Patung di Zaman Kerajaan Hindu
Hubungan Sebab Akibat Dekadensi Moral di Kalangan Remaja -- Pokok Pangkal Timbulnya Dekadensi Moral di Kalangan Remaja
Pembatasan TopikPembatasan Topik
Ruang Lingkup Kesehatan --- Rumah Sakit --- Perawat
Agama ---- Islam ---- Syariat --- Puasa
Aspek Khusus – Umum, Individual – Kolektif
Pengaruh Siaran TV terhadap Masyarakat Jawa Tengah --- Pengaruh Siaran Televisi bagi Perkembangan Anak di Jawa Tengah
Objek material dan objek formal Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama
Adalah pokok pemikiran yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya
Pengungkapan maksud dan tujuan.Tema perlu dirumuskan secara eksplisit
dalam bentuk kalimat panjang untuk memudahkan penyusunan kerangka
TEMATEMA
Topik: Belajar mengemukakan pendapat yang efektif
Tujuan : Menjelaskan bagaimana cara mengemukakan pendapat secara tertulis, logis dan sistematis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Struktur Karya Tulis Ilmiah Struktur Karya Tulis Ilmiah Struktur Utama KTI1.Pendahuluan : latar belakang permasalahan
dan maksud penulisan 2.Isi : uraian pengembangan gagasan utama
masalah, sajian pengertian/definisi, sajian fakta, sajian teori yang berkaitan, pembahasan masalah dengan teori dan fakta yang ada untuk memecahkan masalah
3.Penutup : simpulan atau jawaban atas masalah dan saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan
4.Referensi/sumber : daftar kepustakaan
Struktur KTI Struktur KTI (Makalah)(Makalah)
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Maksud Penulisan
(dapat ditambahkan asumsi dasar dalam makalah)
Bab II Landasan Teori
(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas)
Bab III Metode Penulisan
Metode dan Prosedur Kajian
Bab IV Pembahasan
Hasil analisis dan pembahasan
Bab V Simpulan dan Saran
(disajikan simpulan untuk menjawab rumusan permasalahan dan membuktikan kajian yang dilakukan)
Struktur KTI (Skripsi)Struktur KTI (Skripsi)
Bab I. Pendahuluan - Latar Belakang (alasan penulisan)- Identifikasi Masalah (spesifikasi
masalah)- Rumusan Masalah (masalah yang akan
dikaji)- Pembatasan Masalah (batasan masalah) - Tujuan Penulisan (maksud penulisan)- Hipotesis penelitian (dugaan sementara)
Lanjutan (format Lanjutan (format Skripsi)Skripsi)Bab II. Landasan Teori
(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas)
Bab III. Metode Penelitian - Metode Penelitian - Desain Penelitian - Variabel Penelitian (objek kajian)- Prosedur Penelitian - Sumber data - Tempat dan waktu penelitian - Teknik dan instrumen Penelitian - Teknik pengolahan data - Validasi penelitian
Bab IV Pembahasan - Deskripsi data hasil penelitian - Pengolahan data (teknik analisis
data)- Pembahasan - Implikasi penelitian (implementasi
hasil kajian)- Pengujian hipotesis (pembuktian
hipotesis)
Lanjutan (format Lanjutan (format Skripsi)Skripsi)
Bab V Simpulan dan Saran(berisi simpulan untuk menjawab rumusan masalah atau membuktikan argumen berdasarkan kajian yang dilakukan dan diikuti dengan rekomendasi yang disajikan
Lanjutan (format Lanjutan (format Skripsi)Skripsi)
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah.
Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Teknik Mesin FT UMY.
Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.
FORMAT PENULISAN KARYA FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAHILMIAH
Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi pada prinsipnya hampir sama. Komponen-komponen tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut.(1) Bagian Awal:
(a) Halaman sampul/judul.(b) Halaman pengesahan.(c) Kata Pengantar(d) Daftar Isi(e) Daftar Tabel (jika ada)(f) Daftar Gambar (jika ada)(g) Abstrak.
(2) Bagian Pokok/Utama:(a) Pendahuluan (Latar belakang dan permasalahan)(b) Kerangka teoritik dan pengajuan hipotesis (jika
diperlukan), Tinjauan Pustaka
(c) Metode Penelitian(d) Hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan
pembahasan(e) Simpulan, implikasi, dan saran.
(3) Bagian Akhir:(a) Daftar Pustaka (Kepustakaan)(b) Lampiran-lampiran.
Jika karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi tersebut akan disajikan dalam majalah ilmiah, karya ilmiah tersebut harus diubah dalam bentuk makalah dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang akan memuatnya.
Komponen-komponen penting yang ada dalam sebuah makalah dapat dikemukakan secara runtut sebagai berikut.(1) Bagian Awal:
Halaman judul (berisi judul makalah & nama penulis)(2) Bagian Pokok/Utama:
(a) Judul makalah (b) Nama Penulis dan institusinya (c) Abstrak
(d) Pendahuluan(e) Tinjauan pustaka /Dasar Teori (jika perlu)(f) Metode Penelitian
(g) Hasil dan Pembahasan(h) Simpulan dan Saran
(3) Bagian Akhir:(a) Buku Rujukan (sumber)(b) lampiran (jika perlu)
Menurut Gie (1992:105), karya (karangan) ilmiah populer merupakan salah satu ragam karangan faktawi. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer identik dengan karya ilmiah. Dengan demikian, ciri-ciri karya ilmiah berlaku pula bagi karya ilmiah populer, yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik, dan logis, serta pemaparannya secara ringkas, jelas, tegas, dan tepat. Disamping itu, permasalahan yang dikemukakan senantiasa berkaitan dengan topik-topik keilmuan, topik-topik kronologis, atau gabungan antara kedua hal tersebut. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer bukan semata-mata tulisan informatif, melainkan tulisan atas dasar fakta yang disajikan secara ilmiah.
Karya Ilmiah PopulerKarya Ilmiah Populer
Aspek lain yang membedakan karya ilmiah populer itu dengan karya ilmiah pada umumnya adalah bentuk penyusunan dan jangkauan pembacanya. Bentuk penyusunan karya ilmiah populer tidak terikat oleh pola dan ketentuan yang berlaku pada masyarakat ilmuwan. Bentuk karya ilmiah populer tidak perlu menyebutkan bagian-bagiannya dengan penomoran secara eksplisit, tidak perlu menggunakan sistem penulisan sumber referensi atau catatan kaki, dan susunan karya ilmiah populer tidak perlu pula memuat lampiran data pembuktian.
Jangkauan pembaca karya ilmiah populer adalah masyarakat umum atau khalayak ramai, bukan terbatas pada golongan ilmuwan atau kaum cendekiawan tertentu. Karya ilmiah populer ditujukan kepada setiap orang yang berminat membaca guna menambah pengetahuan tentang aspek-aspek ilmu dan teknologi, meskipun hanya secara global dan sederhana
Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu (1) tajuk rencana (editorial), (2) esai (artikel), (3) pikiran pembaca, dan (4) ulasan (berita, ekonomi, politik, buku, dll)
Tajuk rencana adalah induk artikel yang berfungsi sebagai pengantar segala berita/isi surat kabar atau majalah (Natawidjaja, 1986:113). Pada umumnya, tajuk rencana berisi pesan pimpinan surat kabar/majalah, sikap editor, atau sambutan atas sesuatu hal yang istimewa yang ada/terjadi pada saat surat kabar/majalah itu terbit. Tajuk rencana biasanya ditempatkan pada kolom 1 dan 2 dalam halaman pertama atau kedua. Panjangnya sekitar delapan paragraf atau kurang lebih 20 sampai 35 kalimat. Istilah lain dari tajuk rencana yang sering digunakan dalam surat kabar atau majalah, antara lain editorial, induk berita, induk opini, pesan redaksi, mahkota berita, dan sepatah kata redaksi.
Tajuk rencanaTajuk rencana
Esai adalah bentuk karya ilmiah populer yang berisi kupasan terhadap suatu masalah, baik persoalan yang berkaitan dengan ilmu, teknologi, maupun seni. Bagian-bagian penting yang perlu ada dalam sebuah esai adalah permasalahan, kajian dan pemecahan masalah, dan simpulan. Selain harus disusun secara objektif, sistematis dan logis, esai harus dikemukakan dengan bahasa yang lugas, ringkas, jelas, dan sederhana agar permasalahan yang dibahas dapat dipahami oleh semua lapisan pembaca.
EsaiEsai
Pikiran pembaca yaitu tulisan yang berisi pendapat (opini) atau gagasan tentang suatu peristiwa atau masalah yang muncul di masyarakat. Gagasan tersebut dapat berupa usulan, saran atau pemecahan masalah yang ditujukan kepada pihak lain (pemerintah, lembaga, organisasi, atau seseorang). Pikiran pembaca juga disusun berdasarkan fakta dan dikemukakan secara sistematis, logis, objektif, lugas, singkat, dan sederhana. Bentuk pikiran pembaca biasanya lebih ringkas dan pendek bila dibandingkan dengan bentuk karya ilmiah populer yang lain.
Pikiran pembacaPikiran pembaca
Ulasan merupakan bentuk karya ilmiah populer yang berisi komentar terhadap suatu pendapat/gagasan orang lain, peristiwa, esai, artikel berita, buku, dll. Ulasan disusun atas dasar data yang objektif. Dalam ulasan lebih ditekankan pada komentar terhadap hal-hal yang istimewa dan positif. Namun demikian, hal-hal yang kurang istimewa atau hal-hal yang menunjukkan kelemahan pun perlu dikemukakan agar orang lain atau pihak yang terkait dapat mengambil hikmah atau manfaatnya untuk memperbaikinya. Dilihat dari isinya, ulasan itu beraneka ragam, antara lain ulasan berita, ulasan peristiwa, ulasan buku, dan sebagainya.
UlasanUlasan
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).2. Jenis kertas: HVS 80 gram.3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .
A. Bahan dan Ukuran A. Bahan dan Ukuran KertasKertas
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sbb :1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan aejenisnya.4...
B. PengetikanB. Pengetikan
4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak se ingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa (italic).
5. Batas tepi (margin):a. Tepi atas : 4 cmb. Tepi bawah : 3 cmc. Tepi kiri : 4 cmd. Tepi kanan : 3 cm
6. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya
adalah halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrakkata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).2) Pengantar ditulis dengan spasi satu setengah3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5) Lainnya, lihat Lampiran.b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V,
disusun dengan menggunakan spasi satu setengahc. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka,
yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan satu setengah), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi satu setengah atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
a.Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).
b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebalmiring (bold-italic).
e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub subsub- sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic).
Lanjutan : Lanjutan : Pengetikan 6.Pengetikan 6.
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikanf. Penulisan headings hierarchy (sub-judul)
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan keduanya (headings hierarchy dan points/items hierarchy) dalam sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada Lampiran.
h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul (headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-subsub- bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-item (points/items hierarchy).
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
7. Bilangan dan satuan:a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja.
Contoh:Umur mesin 10 tahun.Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain)
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
7. Bilangan dan satuan:a. Bilangan diketik dengan angka kecuali
bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja.
Contoh:Umur mesin 10 tahun.Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.b. Bilangan desimal ditandai dengan koma
(contoh: Rp1.150,25) c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi
tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain) d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan
angka, sedangkan pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga.
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
C. Penomoran HalamanKetentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti
halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sbb :
1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.
2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang diisi nomor halaman di tengah bawah.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Lampiran 1. Pedoman WawancaraLampiran 2. Peta Desa Mahak Baru
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
D. Tabel dan GambarPembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar
mengikuti ketentuanketentuan sebagai berikut:1. Tabela. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi
ringkasan data-data penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi
kertas.f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang
kertas.g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di
antara baris-baris teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi.
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan ketentuan:
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan kelima pada bab itu.
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
2. Gambara. Yang dimaksud dengan gambar adalah
bagan, grafik, peta, diagram, atau foto.b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian
rupa sehingga garis batas tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan