Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 1
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII
TAHUN 2017/2018
MATA KULIAH HUKUM ETIKA & PROFESI
Disusun oleh:
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
Muh_Nur_Jamal
D070AF70
081223956738
16jamal
mnj.my.id
muh.nurjamaluddin
UNIVERSITY
KADER HmI KOMHUK
UNPAS-BANDUNG
KETUPLAK LK I/2016-II
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 2
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Silakan follow ya
muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id
SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Muhammad Nur Jamaluddin
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 3
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya
Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?
Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone
Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini
Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?
Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?
Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang
lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini
Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?
Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?
Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan
Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu
Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 4
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2017/2018
MATA KULIAH : HUKUM ETIKA & PROFESI HUKUM
HARI, TANGGAL : RABU, 7 NOVEMBER 2018
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / VII
WAKTU : 60 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
Soal:
1. Moral dan Hukum
a. Jelaskan beberapa hal yang membedakan antara moralitas dan hukum!
Jawaban:
Menurut E.Y. Kanter dalam bukunya Dr. Mardani yang berjudul Etika Profesi Hukum
bahwa beberapa hal yang membedakan antara moralitas dan hukum, yaitu:
1) Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dituliskan dan secara kurang
lebih sistematis disusun dalam kitab undang-undang. Karena itu norma yuridis
mempunyai kepastian lebih besar dan bersifat lebih objektif. Sebaliknya moralitas bersifat
lebih subjek dan akibatnya lebih banyak diganggu oleh diskusi-diskusi yang mencari
kejelasan tentang yang dianggap etis atau tidak etis. Tentu saja di bidang hukum pun
terdapat banyak diskusi dan ketidakpastian tetapi di bidang moralitas ketidakpastian ini
lebih besar karena tidak ada pegangan tertulis.
2) Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga
sikap batin seseorang. Itulah perbedaan antara moralitas dan legalitas. Niat batin tidak
termasuk jangkauan hukum. Sebaliknya dalam konteks moralitas sikap batin sangat
penting. Orang yang hanya secara lahiriah memenuhi norma-norma moral berlaku
“legalistis”. Sebab, legalisme adalah sikap memenuhi norma-norma etis secara lahiriah
saja tanpa melibatkan diri dari dalam.
3) Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan
moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan; orang yang melanggar hukum
akan mendapat sanksi/hukuman. Tetapi moralitas tidak dapat dipaksakan. Menjalankan
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 5
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
paksaan dalam bidang moralitas tidak efektif juga. Sebab paksaan hanya dapat menyentuh
bagian luar saja, sedangkan perbuatan-perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-
satunya sanksi dalam bidang moralitas adalah hati nurani yang tidak tenang karena
menuduh si pelaku tentang perbuatannya yang kurang baik.
4) Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. Juga
kalau hukum tidak secara langsung berasal dari negara seperti hukum adat maka hukum
itu harus diakui oleh negara seupaya berlaku sebagai hukum. Moralitas didasarkan pada
norma-norma moral yang melampaui para individu dan masyarakat. Dengan cara
demokratis ataupun cara lain masyarakat dapat mengubah hukum tetapi tidak pernah
masyarakat mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Masalahnya moralitas tidak
dapat diputuskan dengan suara terbanyak.
b. Apakah hukum dapat dipisahkan dari moralitas? Berikan penjelasan disertai contoh!
Jawaban:
Menurut Dr. Mardani dalam bukunya yang berjudul Etika Profesi Hukum bahwa hukum
dan moralitas adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, hukum harus melayani dan
menegakan moralitas. Hukum bukan saja dikenal sebagai instrumen utama dari kontrol sosial.
Moralitas menaruh perhatian pada kebaikan atau keburukan dari suatu sifat/watak, atau pada
perbedaan antara benar-salah yang berkaitan dengan tingkah laku manusia. Contohnya zina
dan memfitnah adalah tindakan yang tidak bermoral, dalam rangka untuk mencegah dan
memberikan jera terhadap pelakunya maka dibentuk hukum berupa Pasal 284 KUHP dan
Pasal 311 ayat (1) KUHP.
2. Etika dan Filsafat Hukum
a. Apa yang dimaksud dengan Etika? Bagaimana hubungannya dengan kajian/studi hukum?
Jawaban:
Dalam Filsafat Moral yang digagas oleh Aristoteles bahwa Etika secara etimologis adalah
ajaran tentang baik buruk yang diterima umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan
sebagainya. Sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Franz Magnis Suseno Etika adalah ilmu
yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia
yang ditentukan baik buruknya pada tindakan tersebut. Antara etika dengan hukum terjalin
hubungan erat, karena lapangan pembahasan keduanya sama-sama berkisar pada masalah
perbuatan manusia. Tujuannya pun sama, yakni mengatur perbuatan manusia demi
terwujudnya keserasian, keselarasan, kebahagiaan mereka. Bagaimana seharusnya bertindak,
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 6
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
terdapat dalam kaidah-kaidah hukum dan kaidah-kaidah etika. Bedanya ialah jika hukum
memberikan putusan hukumnya perbuatan, maka etika memberikan penilaian baik atau
buruknya.
b. Apa yang membedakan Etika dengan Etiket? Berikan penjelasan disertai contoh!
Jawaban:
Menurut Bertens sebagaimana dikutip Abdul Kadir Muhammad dalam bukunya Dr.
Mardani yang berjudul Etika Profesi Hukum bahwa yang membedakan Etika dengan Etiket,
yaitu:
1) Etika menetapkan norma perbuatan, apakah itu boleh dilakukan atau tidak, misalnya
masuk rumah orang lain tanpa izin. Yang menjadi persoalan bukan cara memasuki rumah
tersebut, tapi tanpa izin masuknya, sedangkan etiket menunjukkan dan menetapkan aturan
melakukan perbuatan, yang tepat baik, dan benar sesuai dengan harapan.
2) Etika berlaku tidak bergantung pada ada atau tidaknya orang lain, misalnya larangan
mencuri selalu berlaku, baik ada atau tidaknya orang lain, sedangkan etiket hanya berlaku
dalam pergaulan, jika tidak ada orang lain, maka etiket tidak berlaku, misalnya makan
tanpa pakaian. Jika makan sendiri, tanpa orang lain, sambil telanjang pun tidak jadi
masalah.
3) Etika bersifat absolut, tidak dapat ditawar, misalnya mencuri atau jangan membunuh,
sedangkan etiket bersifat relatif, sesuatu dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan
dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contoh, memegang kepala orang lain,
di Indonesia tidak sopan, tapi di Amerika hal tersebut dianggap biasa.
4) Etika memandang manusia dari segi dalam (batiniah), orang bersikap etis adalah orang
yang benar-benar baik, sikapnya tidak munafik, sedangkan etiket memandang manusia
dari segi luar (lahiriah), tampaknya dari luar sangat sopan dan halus, tetapi di dalam
dirinya penuh kebusukan dengan niat jahatnya karena penampilannya yang begitu halus
dan menawan hati, sehingga mudah menyakinkan korbannya.
3. Hukum dan Etika
a. Jelaskan disertai contoh apakah ada hubungan etika, etiket dan hukum?
Jawaban:
Etika merupakan ilmu yang berkenaan tentang karakteristik moral, termasuk juga di
dalamnya pilihan moral yang dibuat oleh tiap orang dalam hubungannya dengan orang lain,
kemudian etiket berbicara mengenai penuntun tata cara berperilaku yang spesifik dalam suatu
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 7
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
kebudayaan tertentu antar individu dengan individu lainnya maupun dengan suatu kelompok
tertentu, selanjutnya hukum memberikan sebuah kepastian terhadap suatu yang membuat
orang lain tidak nyaman. Sebagai contoh bahwa etika mengajarkan kita untuk sopan ketika
melakukan segala hal termasuk hubungan suami istri (terlebih di Indonesia yang mayoritas
beragama Islam), sedangkan panduan budaya barat adalah hubungan suami istri bahkan free
sex itu diperbolehkan dimana saja, dalam rangka mencegah hal tersebut maka hukum
memberikan sanksi terhadap pelakunya, seperti zina di Indonesia dikenakan sanksi yang
tertuang dalam Pasal 284 KUHP.
b. Jelaskan mengapa selain ilmu hukum, perlu juga mempelajari Etika di Fakultas Hukum?
Jawaban:
Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul
Renungan tentang Filsafat Hukum bahwa alasan selain ilmu hukum, perlu juga mempelajari
Etika di Fakultas Hukum, yaitu:
a. Etika adalah suatu studi tentang kehendak manusia yaitu kehendak yang berhubungan
dengan keputusan benar dan salah dalam suatu tindakan manusia. Benar dan salahnya
manusia berhubungan dengan berbagai prinsip yang mendasari nilai-nilai hubungan antar
manusia.
b. Etika berusaha menemukan prinsip-prinsip yang paling tepat dalam bersikap, hal
demikian diperlukan agar dapat hidup menjadi sejahtera secara keseluruhan.
c. Etika mencari dan menunjukkan nilai kehidupan yang benar secara manusiawi.
d. Selain itu diharapkan bahwa calon sarjana hukum dapat menjadi pengemban amanah luhur
profesinya. Sejak dini para calon sarjana hukum diajak untuk memahami nilai-nilai luhur
profesi tersebut dan memupuk terus idealismenya. Sekalipun disadari bahwa dalam
kenyataannya mungkin saja nilai-nilai itu telah mengalami penipisan-penipisan.
4. Apa yang menjadi ukuran suatu perbuatan atau perilaku dinilai baik atau buruk?
Jawaban:
Menurut Dr. Mardani dalam bukunya yang berjudul Etika Profesi Hukum bahwa yang menjadi
ukuran suatu perbuatan atau perilaku dinilai baik atau buruk, yaitu:
1) Menurut theologis bahwa ukuran baik buruk itu adalah perintah Tuhan, sehingga tindakan
baik adalah tindakan yang sesuai perintah Tuhan dan ada dalam kitab suci, begitupun
sebaliknya. Contoh orang yang salat adalah baik, dan yang tidak melaksanakan salat adalah
orang yang buruk.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 8
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
2) Menurut teori teleologis bahwa tujuan tindakan sebagai landasan bagi kaidah moral, sebab
orang baru dapat menyebut suatu tindakan itu baik, jika akibatnya itu baik secara moral. Teori
teleologis lebih menekankan pada unsur hasil. Suatu perilaku baik jika buah dari perilaku
tersebut lebih banyak untung daripada rugi. Untung rugi dilihat dari indikator kepentingan
manusia. Contoh menolong itu baik, dan mencontek adalah buruk.
3) Menurut adat kebiasaan, barang siapa patuh dan taat kepada adat istiadat tersebut, maka
orang yang bersangkutan dapat dipandang baik, begitupun sebaliknya. Contoh pernikahan
berbeda marga di Suku Batak adalah hal yang baik.
4) Menurut teori hedonisme, perbuatan manusia dikatakan baik apabila menghasilkan
kenikmatan atau kebahagiaan bagi diri sendiri atau orang lain (universal). Contoh gotong
royong.
5) Menurut teori utilisme, perbuatan itu baik, apabila bermanfaat bagi manusia, dan dikatakan
buruk jika menimbulkan mudharat/kerugian bagi manusia. Contohnya tertib lalu lintas
adalah baik, dan ungal-ugalan di jalan adalah buruk.
6) Menurut teori naturalisme, perbuatan manusia itu dikatakan baik apabila bersifat alami,
tidak merusak alam. Contoh memelihara tanaman dan tumbuhan adalah baik, dan
mengeksploitasi alam adalah buruk.
7) Menurut teori vitalisme, perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup,
sedangkan buruk merupakan perbuatan mengurangi, bahkan merusak daya hidup. Contoh
mengkonsumsi narkoba dan minuman keras adalah buruk.
8) Menurut teori positivisme, yang menjadi ukuran baik atau buruknya sesuatu adalah ada atau
tidaknya penyesuaian kepentingan individu dan masyarakat, seandainya ada maka dipandang
itu baik, dan apabila tidak ada penyesuaian maka dipandang buruk. Contoh memilih pada saat
pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden.
9) Menurut stosisme, ciri manusia yang bijaksana (apathia) adalah manusia tanpa memiliki
keinginan-keinginan duniawi lagi (ataraxia). Contoh orang yang sudah berlevel makrifat.
10) Menurut teori idealisme, yang baik itu hanya sesuatu yang nampak di dalam ide itu sendiri.
Contoh menolong adalah baik dan membunuh adalah buruk.
11) Menurut teori intuisi, kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan
tersebut baik atau buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang ditimbulkan. Contoh
mencontek adalah buruk.
12) Menurut teori evolusi, nilai moral yang bertahan (tetap) akan dikatakan baik, dan yang tidak
bertahan (kalah dengan perjuangan antar nilai), dipandang buruk. Contoh zina adalah buruk.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 9
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
13) Menurut teori pragmatisme, menitikberatkan kepada hal-hal yang berguna bagi diri sendiri,
baik secara moril maupun materiil. Contoh bersedakah adalah baik.
14) Menurut teori eudemonisme, baik adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan
bagi orang lain. Contoh zakat adalah baik.
15) Menurut teori gessingnunsethik, penghormatan akan kehidupan, yaitu sedapat mungkin
setiap makhluk saling menolong dan berbuat baik. Contoh menolong orang yang
membutuhkan.
16) Menurut teori eksistensialisme, kebenaran terletak pada pribadi masing-masing dan dengan
sendirinya apabila keputusan itu baik, maka disebutlah baik, dan sebaliknya apabila keputusan
itu tidak baik bagi pribadinya, maka itulah yang buruk. Contoh mencontek adalah buruk, dan
giat adalah baik.
17) Menurut teori deontologisme, baik buruk suatu perilaku dinilai dari sudut tindakan itu
sendiri, bukan terhadap akibatnya. Contoh membuang sampah pada tempatnya.
18) Menurut teori Marxisme, bahwa apa yang dipandang baik, asalkan sesuatu dapat
disampaikan kepada tujuan, maka akan dinilai baik pula oleh masyarakat. Contoh zakat yang
dilakan orang Islam.
19) Menurut teori etika peraturan (normativisme), manusia dianggap baik, apabila tidak
melanggar peraturan dengan menggunakan prinsip berprasangka baik, prinsip keadilan, dan
prinsip hormat kepada diri sendiri. Contoh memakai helm saat mengendarai motor.
5. Etika dan Profesi
a. Jelaskan oleh Saudara tentang persamaan dan perbedaan setiap kelompok etika antara
keempat kode etik profesi hukum yaitu Hakim, Jaksa, Polisi dan Advokat serta mengapa
terjadi perbedaan tersebut?
Jawaban:
Menurut Notohamidjoyo bahwa persamaan etika antara keempat kode etik profesi hukum
yaitu Hakim, Jaksa, Polisi dan Advokat, yaitu:
1) Sikap manusiawi, artinya tidak menanggapi hukum secara formal belaka, melainkan
kebenaran berdasarkan hati nurani.
2) Sikap adil, artinya mencari kelayakan sesuai dengan perasaan masyarakat.
3) Sikap patut, artinya mencari pertimbangan untuk menentukan keadilan dalam suatu
perkara konkret.
4) Sikap jujur, artinya menyatakan sesuatu itu benar menurut apa adanya dan mejauhi yang
tidak benar dan tidak patut.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 10
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Begitu juga menurut E. Sumaryono semuanya itu mesti dilandasai dengan prinsip
kemanusiaan, keadilan, kepatutan dan kejujuran.
Kemudian perbedaan etika antara keempat kode etik profesi hukum yaitu Hakim, Jaksa, Polisi
dan Advokat, yaitu:
1) Kode Etik Profesi Hakim diatur dalam Surat Keputusan Bersama Mahkamah Agung dan
Komisi Yudisial Nomor: 047/KMA/SKB/IV/2009 dan Nomor: 02/SKB/P-KY/IV/2009
tentang Kode Etik dan Perilaku Hakim, adalah sebagai berikut:
1) Berperilaku adil secara umum dan mendengar kedua belah pihak.
2) Berperilaku jujur.
3) Berperilaku arif dan bijaksana.
4) Bersikap mandiri.
5) Berintegritas tinggi.
6) Bertanggung jawab.
7) Menjunjung tinggi harga diri.
8) Berdisiplin tinggi.
9) Berperilaku rendah hati.
10) Berperilaku professional.
2) Kode Etik Profesi Jaksa diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor PERMA
014/A/JA/11/2012 tentang Kode Perilaku Jaksa dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Kewajiban Jaksa kepada negara diatur dalam Pasal 3.
b) Kewajiban Jaksa kepada institusi diatur dalam Pasal 4.
c) Kewajiban Jaksa kepada Profesi Jaksa diatur dalam Pasal 5.
d) Kewajiban Jaksa kepada masyarakat diatur dalam Pasal 6.
e) Integritas diatur dalam Pasal 7.
f) Kemandirian diatur dalam Pasal 8.
g) Ketidakberpihakan diatur dalam Pasal 9.
h) Perlindungan diatur dalam Pasal 10 dan 11.
3) Kode Etik Profesi diatur dalam Peraturan Kapolri No.14 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah sebagai berikut:
a) Ruang lingkup pengaturan kode etik diatur dalam Pasal 4.
b) Materi muatan kode etik profesi kepolisian diatur dalam Pasal 5.
c) Kewajiban etika kenegaraan diatur dalam Pasal 6.
d) Kewajiban Etika kelembagaan diatur dalam Pasal 7, 8 dan 9.
e) Kewajiban Etika kemasyarakatan diatur dalam Pasal 10.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 11
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
f) Kewajiban Etika kepribadian diatur dalam Pasal 11.
g) Larangan Etika kenegaraan diatur dalam Pasal 12.
h) Larangan Etika kelembagaan diatur dalam Pasal 13, 14.
i) Larangan Etika kemasyarakatan diatur dalam Pasal 15.
j) Larangan Etika kepribadian diatur dalam Pasal 16.
4) Kode Etik Profesi Advokat yang terdiri dari Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin), Asosiasi
Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPH), Himpunan Advokat
dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan
Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultasn Pasar Modal (HIKHPM) secara
bersama-sama telah mengeluarkan Kode Etik Advokat, sebagai berikut:
a) Kepribadian Advokat diatur dalam Pasal 2 dan 3.
b) Hubungan dengan klien diatur dalam Pasal 4.
c) Hubungan dengan sejawat diatur dalam Pasal 5.
d) Tentang sejawat asing diatur dalam Pasal 6.
e) Cara bertindak menangani perkara diatur dalam Pasal 7.
f) Ketentuan-ketentuan lain tentang kode etik diatur dalam Pasal 8.
g) Pelaksanaan kode etik diatur dalam Pasal 9.
Adapun alasan perbedaan setiap kelompok etika antara keempat kode etik profesi hukum
yaitu Hakim, Jaksa, Polisi dan Advokat karena setiap kelompok tersebut berbeda tugas, fungsi
kewenangan, serta hak dan kewajiban yang dilakukannya, yaitu:
1) Hakim berperan memutuskan apakah pelaku yang dituntut melanggar hukum bersalah
atau tidak.
2) Jaksa berperan melakukan penuntutan terhadap pelanggar hukum di persidangan.
3) Polisi berperan melakukan penyelidikan dan menanggkap pelaku pelanggaran hukum.
4) Advokat berperan melakukan pendampingan hukum dan pembelaan terhadap pelaku yang
dituntut melanggar hukum.
b. Bahwa apabila terjadi pelanggaran kode etik profesi maka yang mengadilinya adalah internal
mereka juga, kecuali Hakim dilakukan oleh Komisi Yudisial dan Pengawasan Internal pada
Mahkamah Agung (Badan Pengawasan). Bagaimana pendapat Saudara apabila di Indonesia
dibentuk Peradilan Etik?
Jawaban:
Pertama, justifikasi filosofis. Secara filosofis sebagai staatsfundamental norm, Pancasila
menjadi sumber rule of ethic dalam berbangsa dan bernegara. Kedua, justifikasi yuridis.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 12
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Setelah Perubahan UUD 1945, konstitusi memberikan jaminan pentingnya rule of ethic dalam
batang tubuh UUD. Hal ini didasarkan atas frasa imperatif UUD yang memberikan prasyarat
good behaviour untuk menjadi seorang pejabat negara. Ketiga, justifikasi sosiologis.
Menjamurnya lembaga pengawas etik setelah perubahan UUD, menuntut adanya konsolidasi
kelembagaan akibat lemahnya proses ajudikasi internal yang dilakukan masing-masing
lembaga pengawas saat ini. Oleh karena itu, pelembagaan peradilan etik dapat menjadi
alternatif tawaran untuk menegakkan fungsi ajudikasi pelanggaran etik secara terpadu.
6. Hukum dan Profesi
a. Jelaskan apa yang membedakan profesi dengan pekerjaan pada umumnya!
Jawaban:
Menurut K. Bertens profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama, sedangkan perkerjaan merupakan suatu kegiatan
yang tidak bergantung pada suatu keahlian tertentu. Pada intinya profesi menitikberatkan pada
hasil yang bermoral dan pekerjaan menitikberatkan pada hasil yang berdaya guna.
b. Mengapa kode etik menjadi penting dalam kegiatan profesi?
Jawaban:
Menurut Abdul Kadir Muhammad bahwa alasan kode etik menjadi penting dalam kegiatan
profesi karena mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) sebagai sarana control sosial;
2) sebagai pencegah campur tangan pihak lain;
3) sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik;
4) sebagai self regulation organisasi profesi;
5) kode etik profesi ibarat kompas yang memberikan atau menujukkan arah bagi suatu
profesi tertentu sekaligus menjamin mutu moral profesi tersebut dalam masyarakat.
Begitu juga menurut E. Holloway, bahwa kode etik memberi petunjuk untuk hal-hal sebagai
berikut:
1) hubungan antara klien dengan penyandang profesi;
2) pengukuran dan standar evaluasi yang dipakai dalam profesi;
3) penelitian dan publikasi/penerbitan porfesi;
4) konsultasi dari praktis pribadi;
5) tingkat kemampuan kompetensi yang umum;
6) administrasi personalia;
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 13
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
7) standar-standar untuk pelatihan.
7. Bahwa, advokat adalah sebagai profesi terhormat (officum nobile) yang dalam menjalankan
profesinya berada dibawah perlindungan hukum, Undang-Undang dan Etika Profesi mengapa
demikian?
Jawaban:
Berdasarkan Konsideran Menimbang Angka 3 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat bahwa Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri,
dan bertanggung jawab dalam menegakkan hukum, perlu dijamin dan dilindungi oleh undang-
undang demi terselenggaranya upaya penegakan supremasi hukum. Kemudian berdasarkan
Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 Tentang
Advokat bahwa alasan dalam menjalankan profesinya berada dibawah perlindungan hukum,
Undang-Undang dan Etika Profesi adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara hukum menuntut antara lain
adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the law).
Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar juga menentukan bahwa setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum.
b. Dalam usaha mewujudkan prinsip-prinsip negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, peran dan fungsi Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri dan bertanggung
jawab merupakan hal yang penting, di samping lembaga peradilan dan instansi penegak
hukum seperti kepolisian dan kejaksaan. Melalui jasa hukum yang diberikan, Advokat
menjalankan tugas profesinya demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan
masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha memberdayakan masyarakat dalam menyadari
hak-hak fundamental mereka di depan hukum. Advokat sebagai salah satu unsur sistem
peradilan merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi
manusia.
c. Selain dalam proses peradilan, peran Advokat juga terlihat di jalur profesi di luar pengadilan.
Kebutuhan jasa hukum Advokat di luar proses peradilan pada saat sekarang semakin
meningkat, sejalan dengan semakin ber-kembangnya kebutuhan hukum masyarakat terutama
dalam memasuki kehidupan yang semakin terbuka dalam pergaulan antarbangsa. Melalui
pemberian jasa konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak dagang,
profesi Advokat ikut memberi sumbangan berarti bagi pemberdayaan masyarakat serta
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 14
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
pembaharuan hukum nasional khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan, termasuk
dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan.
8. Bahwa, profesi advokat adalah selaku penegak hukum yang sejajar dengan instansi penegak
hukum lainnya, oleh karena itu sama lain saling menghargai antara teman sejawat dan juga antara
penegak hukum lainnya, apabila advokat dalam menjalankan profesinya melanggar Kode etik
maka siapakah yang berhak mengadilinya dan hal tersebut diatur dimana? Dan macam hukuman
atau sanksi apa yang dapat diberikan kepada advokat?
Jawaban:
Kode Etik Profesi Advokat yang terdiri dari Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin), Asosiasi Advokat
Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPH), Himpunan Advokat dan Pengacara
Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia
(AKHI), Himpunan Konsultasn Pasar Modal (HIKHPM) secara bersama-sama telah
mengeluarkan Kode Etik Advokat dalam Pasal 9 huruf b tentang Pelaksanaan Kode Etik
menyatakan bahwa: “Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik ini dilakukan oleh Dewan
Kehormatan.” Adapun hukuman atau sanksi apa yang dapat diberikan kepada advokat, yaitu:
a. Sanksi Moral
1) pengumuman melalui media massa;
2) meminta maaf kepada publik secara terbuka;
3) di non-aktifkan dari jabatan dan atau mengundurkan diri dari jabatan;
b. Sanksi Administratif
1) teguran lisan atau tulisan;
2) pemberhentian sementara (skorsing);
3) penundaan kenaikan dan atau penurunan pangkat;
4) pemberhentian tidak dengan hormat dari jabatan;
5) sanksi administratif lainnya, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
9. Kode Etik dan pedoman perilaku Hakim adalah panduan keutamaan moral bagi setiap Hakim baik
di dalam maupun di luar kedinasan, mengapa harus demikian perilaku hakim? Dan hal tersebut
diatur dimana?
Jawaban:
Menurut Dr. Mardani dalam bukunya yang berjudul Etika Profesi Hukum karena Hakim
memiliki kedudukan dan peranan sangat penting, demi tegaknya negara hukum. Itulah sebabnya
UUD 1945 mengatur secara khusus masalah kekuasaan kehakiman, yakni dalam Pasal 24 dan
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 15
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Pasal 25. Penjelasan kedua pasal tersebut menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman ialah
kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh siapa pun. Kemudian menurut Darji
Darmodihardjo karena profesi Hakim menempati posisi yang berbeda dalam berbagai sistem
hukum. Walaupun demikian, disepakati bahwa hakim adalah penafsir utama norma hukum umum
ke dalam peristiwa konkret yang terjadi.
Selanjutnya menurut Agus Santoso karena wilayah kerja Hakim secara fungsional di Pengadilan
melaksanakan dan menggali keadilan serta berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan
untuk dapat tercapainya peradilan yang dikehendaki undang-undang, oleh karena itu harus
menjunjung tinggi etika profesi. Profesi Hakim memiliki sistem etika yang mampu menciptakan
disiplin tata kerja dan menyediakan batas tata nilai sehingga dapat dijadikan pedoman bagi hakim
untuk menyelesaikan garis batas tugasnya dalam menjalankan fungsi juga mengemban
profesinya, serta dijadikan pedoman perilaku keutamaan moral bagi hakim, baik dalam
menjalankan fungsi profesi maupun dalam hubungan kemasyarakatan di luar kedinasan.
Sebagaimana hal ini diatur dalam Kode Etik Profesi Hakim diatur dalam Surat Keputusan
Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Nomor: 047/KMA/SKB/IV/2009 dan Nomor:
02/SKB/P-KY/IV/2009 tentang Kode Etik dan Perilaku Hakim, adalah sebagai berikut:
a. Berperilaku adil secara umum dan mendengar kedua belah pihak.
b. Berperilaku jujur.
c. Berperilaku arif dan bijaksana.
d. Bersikap mandiri.
e. Berintegritas tinggi.
f. Bertanggung jawab.
g. Menjunjung tinggi harga diri.
h. Berdisiplin tinggi.
i. Berperilaku rendah hati.
j. Berperilaku professional.
10. Bahwa, apabila hakim melanggar kode etik Hakim, maka akan dikenakan berupa sanksi, berupa
sanksi apa saja yang dikenakan terhadap Hakim yang melanggar Kode Etik tersebut?
Jawaban:
Sanksi berdasarkan Kode Etik Hakim Pasal 9 sebagai berikut: “Sanksi-sanksi yang dapat
direkomendasikan Komisi Kehormatan Profesi Hakim kepada PP IKAHI adalah:
a. Teguran.
b. Skorsing dari keanggotaan IKAHI.
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 16
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
c. Pemberhentian sebagai anggota IKAHI.
Sanksi berdasarkan Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Republik
Indonesia mengenai profesi Hakim Pasal 19 sebagai berikut:
a. Sanksi ringan terdiri dari:
1) teguran lisan;
2) teguran tertulis;
3) pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. Sanksi sedang terdiri dari:
1) penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
2) penurunan gaji selama 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
3) penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;
4) hakim non palu paling lama 6 (enam) bulan;
5) mutasi ke pengadilan lain dengan kelas yang lebih rendah;
6) pembatalan atau penagguhan promosi.
c. Sanksi berat terdiri dari:
1) pembebasan dari jabatan;
2) hakim non palu paling lama 6 (enam) bulan dan lebih dari 2 (dua) tahun;
3) penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 3 (tiga)
tahun;
4) pemberhentian tetap dengan hak pensiun;
5) pemberhentian dengan tidak hormat.
11. Kasus Dilema Moral
a. Beberapa orang pekerja tambang mencoba menyelamatkan diri keluar pertambangan yang
akan roboh, ketika mendekati celah sempit seorang pekerja terjepit mengakibatkan 5 orang
pekerja dibelakangnya ikut terjebak. Apabila mereka tidak segera keluar maka dipastikan
akan tewas tertimbun, namun satu-satunya cara adalah meledakkan pekerja yang terjepit di
celah. Apabila Anda salah satu dari orang tersebut, tindakan apa yang akan Anda pilih?
Bagaimana pertimbangan etis Anda terhadap pilihan tersebut?
Jawaban:
Menurut teori utilisme tentang ukuran baik buruk bahwa perbuatan itu baik, apabila
bermanfaat bagi manusia, dan dikatakan buruk jika menimbulkan mudharat/kerugian bagi
manusia. Hal tersebut sesuai dengan konteks ketika saya memilih satu-satunya cara adalah
meledakkan pekerja yang terjepit di celah. Dengan demikian, dimungkinkan 5 orang pekerja
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 17
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
dibelakangnya dapat selamat dan menjalani hidup sebagaimana mestinya. Pertimbangan etis
terhadap pilihan tersebut didasarkan pada teori vitalisme, yang menyatakan bahwa perbuatan
baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup, sedangkan buruk merupakan perbuatan
mengurangi, bahkan merusak daya hidup.
b. Terdapat wacana untuk melakukan kebiri terhadap pelaku pedophile atau pelaku kejahatan
seksual terhadap anak. Apabila pengebirian tersebut dijadikan norma hukum, beberapa
beranggapan akan terjadi pelanggaran HAM kepada terpidana dalam kasus tersebut.
Bagaimana sikap Anda terhadap kontroversi ini? Berikan penjelasan disertai pertimbangan
etis Anda?
Jawaban:
Menurut teori positivisme, yang menjadi ukuran baik atau buruknya sesuatu adalah ada atau
tidaknya penyesuaian kepentingan individu dan masyarakat, seandainya ada maka dipandang
itu baik, dan apabila tidak ada penyesuaian maka dipandang buruk. Dengan melakukan kebiri
terhadap pelaku pedophile atau pelaku kejahatan seksual terhadap anak akan memberikan
sebuah norma hukum baru yang dapat menyesuaikan kepentingan korban untuk mendapatkan
perlindungan dan balasan setimpal terhadap pelaku. Adapun pertimbangan etis terhadap
melakukan kebiri terhadap pelaku pedophile atau pelaku kejahatan seksual terhadap anak
didasarkan pada teori etika peraturan (normativisme), manusia dianggap baik, apabila
tidak melanggar peraturan dengan menggunakan prinsip berprasangka baik, prinsip keadilan,
dan prinsip hormat kepada diri sendiri.
c. Mencontek, membuka catatan, bekerja sama dengan teman saat ujian adalah perbuatan yang
dilarang oleh tata tertib ujian. Apakah Anda pernah melakukan perbuatan tersebut (atau saat
ini sedang melakukannya)? Jelaskan apakah bagi Anda perbuatan tersebut baik atau tercela?
Jawaban:
Pernah hanya mencontek via HP (melihat sesekali) untuk memberikan arahan subtanasi
jawaban dari pertanyaan, dalam hal ini bukan berarti mencontek secara keseluruhan. Menurut
teori intuisi, bahwa ukuran baik buruk pada mencontek terlihat pada kekuatan batin yang
dapat mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan tersebut baik atau buruk tanpa terlebih
dahulu melihat akibat yang ditimbulkan. Selanjutnya menurut teori eksistensialisme,
kebenaran terletak pada pribadi masing-masing dan dengan sendirinya apabila keputusan itu
baik, maka disebutlah baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu tidak baik bagi pribadinya,
maka itulah yang buruk. Berdasarkan dua teori tersebut bahwa mencontek seperti yang
Prediksi Soal Ujian Tengah Semester VII Tahun 2017/2018
Mata Kuliah Hukum Etika & Profesi
Halaman 18
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
dilakukan penulisa bukanlah perbuatan tercela dan bukan pula perbuatan baik, melainkan
perbuatan yang diperbolehkan saat terdesak.
Bandung, 7 November 2018
Penulis,
Muhammad Nur Jamaluddin
(MNJ)