E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng
MEI 2014
“ONE TEAM, ONE SPIRIT...TO BE NUMBER ONE”
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp.
8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1
website : http://dinperindag.jatengprov.go.id
MEI 2014
TIM PENYUSUN E-PAPER INFO INDAG Penanggung Jawab : Kepala Dinas
Pengarah : 1. Sekretaris Dinas 2. Para Kepala Bidang/Balai
Ketua Umum : Sigid Adi Brata Sekretaris Ratna Lestari P ,ST
Ketua Redaksi : Nina Veronika Marthahima Redaksi : 1. Yuzi Rosfitasari
2. Enar 3. Ida Yekti 4. Listyati PR
5. Hary Suryanto 6. Angling Aditya
7. Andika Prabowo Sigid Adi Brata
Publikasi TI : 1. Nandhi Nur A ,S.Kom 2.
Sekretariat Operasional
:
1. Rebo Sukimin
2. Suliyati ,ST 3. Nugroho 4. Ludyantoro Sri Marsetyo
INDUSTRI AGRO JAWA TENGAH
ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Dalam Peraturan Pemerintah
No.28 tahun 2008 tentang Kebijakan
Industri Nasional, bahwa
pengembangan Industri Nasional
bertujuan untuk meningkatkan daya
saing industri, dan yang memiliki
struktur yang sehat dan berkeadilan,
berkelanjutan, serta mampu
memperkokoh ketahanan nasional.
Kebijakan industri nasional yang
ditetapkan pemerintah meliputi bangun
industri nasional, strategi pembangunan
industri nasional dan fasilitas
pemerintah. Visi Pembangunan Industri
Nasional Jangka Panjang (2025) adalah
Membawa Indonesia pada tahun 2025
untuk menjadi Negara Industri Tangguh
Dunia yang bercirikan Industri kelas
dunia; PDB sektor Industri yang
seimbang antara Pulau Jawa dan Luar
Jawa; dan Teknologi menjadi ujung
tombak pengembangan produk dan
penciptaan pasar.
Strategi Operasional dalam
pembangunan industri nasional adalah
pengembangan lingkungan bisnis yang
MEI 2014
kondusif dan mendorong pertumbuhan
klaster industri prioritas. Klaster industri
adalah sekelompok industri inti yang
terkonsentrasi secara regional maupun
global yang saling berhubungan atau
berinteraksi sosial secara dinamis, baik
dengan industri terkait, industri
penunjang maupun jasa penunjang,
infrastruktur ekonomi dan lembaga
terkait dalam meningkatkan efisiensi,
menciptakan aset secara kolektif dan
mendorong terciptanya inovasi
sehingga tercipta keunggulan
kompetitif.
Kelompok industri agro
merupakan salah satu klaster kelompok
industri prioritas yang dikembangkan.
Industri agro merupakan industri
penyumbang pendapatan negara dari
sektor non migas. Termasuk di Jawa
Tengah, industri agro menjadi andalan
ekspor. Data dari Kementrian
Perdagangan nilai ekspor Non migas dr
tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami
peningkatan, di tahun 2012 nilainya
4.513,00 dan tahun 2013 nilainya
mencapai 4.871,90 (dalam Juta US$).
Dari nilai tersebut hasil agroindustri
masih merupakan andalan. Kelompok
industri agro Jawa Tengah yang meliputi
cabang – cabang industri pengolahan
diantaranya Industri karet dan barang
(Kota Magelang dan Kab. Semarang);
Industri kakao dan coklat (Kudus);
Industri kelapa (dalam bentuk olahan
makanan di Wonosobo, Batang,
Salatiga, Kab. Semarang); Industri Kopi
(Kab. Semarang, Pemalang,
Temanggung, Kota Semarang); Industri
Gula (Kendal, Klaten, Kudus, Blora);
Industri Buah-buahan (beberapa
Kab/Kota di Jawa Tengah); Industri Kayu
dan barang kayu (hampir ada di seluruh
Kab/Kota di Jawa Tengah); Industri hasil
perikanan dan laut (Kab/Kota di pesisir
laut jawa dan pantai selatan); Industri
pulp dan kertas (Kudus, Kota Semarang,
Kab. Magelang); Industri Pengolahan
Susu (Kab. Semarang, Boyolali, Klaten,
Banyumas, Kudus, Wonosobo,
Banjarnegara, Kab. Magelang dan
Purworejo). Dari industri agro tersebut
ada beberapa industri yang masih
mengalami kendala dalam
pengembangan hasil industrinya.
Diantaranya masih lemahnya kualitas
SDM dalam pengembangan hasil olahan
industri agro dan kurangnya pelaku
MEI 2014
industri agro khususnya IKM skala kecil
dalam hal pemasaran produk.
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Tengah
melalui APBD Provinsi Jawa Tengah dan
APBN Kementrian Perindustrian
berupaya untuk melakukan kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan
pasokan bahan baku, melakukan
diversifikasi produk, melakukan
optimalisasi kapasitas industri,
meningkatkan mutu produk,
meningkatkan kerjasama dagang,
mengembangkan teknologi pengolahan
dan meningkatkan kompetensi SDM.
Dalam tahun 2014 ini beberapa
kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan Dinas Perindag Jateng
antara lain, Pelatihan Manajemen
Usaha, Bantuan Peralatan produksi
Mocaf, Partisipasi Pameran,
Pendampingan Persiapan SNI Mocaf,
Festival Produk Unggulan Jawa Tengah,
FGD Penguatan industri klaster gula
kelapa, dan beberapa kegiatan lain yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil
kualitas produksi dan pemasaran
industri agro Jawa Tengah, sehingga
dapat menyumbang pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah.
Dengan pola pembinaan yang
komprehensip dan melibatkan seluruh
stakeholder diharapkan industri agro
Jawa Tengah dapat berkembang
menjadi industri andalan sekaligus
dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku bisnis/ IKM agro
di Jawa Tengah.
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Semarang, Mei 2014
REDAKTUR
MEI 2014
KEMBANGKAN INDUSTRI MAKANAN SAMPAI KE DENHAAG Oleh: Enar Ratriany Assa
Makanan, siapa saja pasti akan
tergiur dengan yang satu ini. Ya,
dikarenakan makanan merupakan
satu hal pokok dalam keseharian
hidup kita. Bicara tentang makanan,
sekarang ini begitu banyak varian
bisa dipilih. Baik itu masakan hingga
jajanan ringan berupa camilan.
Bahkan industri ini dikenal tiada
matinya. Aneka kreasi terus tumbuh
seiring populasi manusia dan
tuntutan pasar.
Apalagi perkembangan industri
makanan di Indonesia, amat pesat
dari waktu kewaktu. Kita tahu, sejak
zaman nusantara negeri ini kaya
dengan cita rasa aneka ragam
masakan dari penjuru tanah air. Tiap
daerah pun memiliki ciri khas
masakan berlainan. Misalnya Soto,
kita mengenal Soto semarang, Soto
betawi hingga Coto makasar. Belum
lagi masakan khas tiap daerah, ada
Masakan padang terkenal pedas dan
MEI 2014
asin, ada Gudeg yogya yang berasa
manis, ada pula Pempek dari
Palembang.
Apa yang diulas tersebut
merupakan masakan khas Indonesia,
belum lagi aneka makanan ringan
khas daerah, seperti getuk dari
Magelang, ada pula manisan Carica
dari Wonosobo, dan sebagainya.
Melihat begitu pesatnya geliat
industri makanan tanah air terutama
di Jawa Tengah. Pemerintah
menyiapkan programnya berupa
festival makanan. Tiap tahunnya
acara ini diselenggarakan dinas
terkait, diantaranya Dinas
Perindutrian dan Perdagangan Jawa
Tengah (Dinperindag). Menampilkan
aneka makanan khas Jawa Tengah
sebagai wujud dukungan terhadap
industri makanan daerah. Berbagai
makanan khas kabupaten kota
disuguhkan, acara ini diikuti oleh para
pegiat usaha kecil menengah(UKM)
dari perwakilan kabupaten/kota di
Jawa Tengah.
Tahun sebelumnya, 2013
festival makanan Jawa Tengah
bertempat dihalaman kantor
Gubernur Jawa Tengah, di jl.
Pahlawan Semarang. Sementara
acara serupa biasa memakai halaman
gedung Dinperindag atau gedung
Dekranasda Jateng, yang juga
bertempat di jl.Pahlawan Semarang.
Sementara kali ini pemerintah
propinsi Jawa Tengah melakukan
gebrakan yang berbeda dari
biasanya. Bahkan terakhir pemprov
mengikuti ajang Festival Internasional
di Belanda. Guna memopulerkan
industri Jawa Tengah kepada negara
lain, Dinperindag mengikuti ajang
yang satu diantaranya mengikutkan
Industri makanan dari Jawa Tengah,
Mirasa Food Industry Kab. Magelang
(Pemenang Pangan Award 2013 ) ke
Denhaag Belanda.
Acara yang bernamakan, Tong-
Tong Fair 2014 dihadiri oleh banyak
warga dunia, khususnya masyarakat
Belanda. Pada kesempatan tersebut
dilakukan pula Konsultasi Bisnis
MEI 2014
dengan Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Belanda dan juga
Business Meeting antara PT. Mirasa
Food Industry dengan salah satu
importir dan distributor produk
makanan dari Netherland, Belanda
PT. Kaitak.
Duta Besar RI untuk Belanda
mendukung penuh terhadap aktivitas
dan kegiatan promosi yang
dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah seperti
pameran luar negeri yang
dilaksanakan pada pameran Tong-
Tong Fair 2014 ini. Tentunya dari
kegiatan itu diharapkan produk Jawa
Tengah khususnya makanan semakin
dikenal dan diminati mancanegara.
Dengan upaya dukungan
pemerintah provinsi Jawa Tengah,
para pelaku industri makanan
dimotivasi untuk saling bersaing
positif mengembangkan industrinya.
Para pegiat UKM pun diminta tidak
ketinggalan berlomba-lomba
menciptakan kreasi makanan. Selera
pasar dan keuletan adalah kombinasi
untuk sukses berbisnis makanan di
pasar yang makin dinamis dewasa ini.
MEI 2014
REVOLUSI (PUTIH) SUSU JAWA TENGAH
Melihat kondisi persusuan
Jateng sekitar tiga tahun lalu,
pastilah rasa miris menyeruak.
Bagaimana tidak jika ratusan ribu
liter susu sapi segar dibuang begitu
saja karena mendapat penolakan dari
industri pengolah susu. Susu segar
yang kaya kandungan gizi dan nutrisi
dari peternak lokal ini ditolak
mentah-mentah oleh industri
pengolahan susu tersebut.
Akibatnya baik peternak
maupun koperasi pengelola susu
menanggung kerugian yang cukup
besar. Hal ini sangatlah ironis, di
tengah-tengah gencarnya pemerintah
mendengungkan peningkatan gizi
masyarakat, tetapi sumber gizi justru
tidak didapatkan dan menjadi hal
yang sangat memukul bagi pelaku
persusuan di Jateng.
Berawal dari kondisi susu yang
memprihatinkan ini, Dinas Perindag
Provinsi Jateng membentuk klaster
susu terdiri dari berbagai stakeholder
dan pakar persusuan yang berasal
MEI 2014
dari Jateng dan nasional. Akar
permasalahan pembuangan susu
tersebut dicari dan diteliti, kemudian
dikaji agar akhirnya bisa diambil
kesimpulan untuk mengevaluasi serta
memberikan rekomendasi supaya
ditemukan solusi yang tepat.
Tim klaster telah berupaya
sedemikian rupa sejak dari
sosialisasi, pelatihan, Bintek, bantuan
teknologi bahkan menyusun SOP
(Standard Operation Procedure)
untuk pasca panen susu yang baik
dan benar. Upaya penandatangan
kerjasama MoU dengan berbagai
stakeholder juga dilakukan untuk
bersama-sama memperbaiki kondisi
yang ada melalui tahapan aplikasi
SOP tersebut.
Kendati demikian, setahun
berlalu tidak ada perubahan
terhadap kondisi susu Jateng. Artinya
susu Jateng masih relatif tetap
berkualitas jelek bahkan terjelek
diantara susu dari Jatim dan Jabar.
Susu Jateng juga masih mengalami
penolakan-penolakan dari Industri
pengolah susu. Peternak pun masih
belum mendapatkan harga susu yang
sesuai. Dengan kondisi ini tentunya
yang dirugikan tidak hanya peternak
saja, tetapi industri pengolah susu
yang memerlukan dukungan suplai
susu berkelanjutan juga sangat
mengeluhkan kondisi tersebut.
Bahkan ada satu industri
pengolah susu yang sudah
menyatakan akan meninggalkan
Jateng selama tidak ada perbaikan
susu di provinsi ini. Hal ini bisa
dimaklumi, mengingat rutinitas
suplai susu sangat diperlukan untuk
mendukung produksi susu di industr
pengolahan susu tersebut.
MEI 2014
PERSUSUAN JATENG HARUS BERBENAH
Minum susu bagi balita dan
anak – anak merupakan keharusan
untuk memenuhi kebutuhan gizi
sehingga kelak mereka akan tumbuh
menjadi anak yang sehat, cerdas dan
mempunyai ketahanan tubuh yang
prima, tetapi secara keseluruhan
berdasarkan survai tingkat konsumsi
susu masyarakat Indonesia masih
tergolong rendah sekitar 11,09 liter
per kapita per tahun, sedangkan
salah satu negara tetangga Thailand
telah mengkonsumsi lebih dari 33,00
liter per kapita per tahun.
Diharapakan tingkat konsumsi
masyarakat terus meningkat
disamping akan semakin membuat
masyarakat kita sehat, peningkatan
permintaan susu akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan industri susu
local.
Produksi susu segar nasional
MEI 2014
tahun ini diperkirakan akan
mencapai 1,2 juta ton atau 9,4%
lebih tinggi dibanding tahun lalu
yang sebanyak 1,1 juta ton.
Sedangkan permintaan pasokan
susu segar dalam negeri sendiri
sebanyak 3,12 juta ton per tahun,
melihat komposisi yang demikian
sebenarnya posisi tawar peternak
sapi seharuhnya lebih
menguntungkan tetapi kenyataan
dilapangan justru berbeda petani
tidak pernah menikmati harga
susu yang baik justru sering
mendapat perlakuan yang tidak
menyenangkan seperti penurunan
harga secara sepihak sampai pernah
terjadi di Kabupaten Semarang
peternak susu membuang produk
susunya sebanyak 15.000 liter,
sementara pemerintah tidak cukup
memiliki instrumen guna mendorong
terjadinya situasi tawar yang
seimbang antara peternak dengan
Industri Pengolah Susu.
Hal ini merupakan pekerjaan
rumah bagi pemerintah untuk
mengemas kebijakan atau aturan
yang dapat mengurai kusutnya pasar
susu segar. Permasalahan lain
industri susu di Jawa Tengah dan
sentra produk susu yang lain adalah
kualitas produk yang sering kali
rusak dalam proses produksi
karena terdapat kandungan bakteri
yang masih tinggi dan hal ini akan
menyulitkan pemasaran produk susu
segar ataupun pasokan ke industri
pengolah susu, ditambah lagi
standart yang ditentukan oleh IPS
dinilai sangat tinggi. Kondisi ini
terjadi karena minimnya fasilitas
infrastruktur untuk produksi susu
yang ideal di kalangan peternak,
rantai distribusi susu dinilai terlalu
panjang juga merupakan
permasalahan yang serius bagi
industri susu.
Upaya meningkatkan
produktivitaspeternak sekaligus
meningkatkan daya tawar peternak
susu terhadap industri pengolahan
susu telah banyak dilakukan oleh
pemerintah. Perbaikan kualitas susu
MEI 2014
yang dihasilkan oleh peternak
ditempuh melalui pemberian
makanan yang berkualitas dan
meningkatkan kebersihan kandang
sapi serta penyediaan sarana dan
prasarana pendukung. Disamping itu
karena tingkat produksi peternak
yang masih rendah pemerintah juga
melakukan penambahan jumlah
populasi ternak sapi melalui impor
sebanyak 2.300 ekor dari Australia.
Sapi impor tersebut akan
dikembangkan di sentra peternakan
sapi di Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Jawa Tengah. Harapannya, sapi-sapi
ini akan mampu menaikkan
populasi sapi perah sebesar4,3%
sehingga produksi susu juga akan
mengalami kenaikan.
Perbaikan dari sisi
kelembagaan sebenarnya telah di
gagas ketika didirikannya Gabungan
Koperasi Susu Indonesia (GKSI).
Melalui upayanya dalam
meningkatkan daya tawar peternak
susu, GKSI mendorong dibuatnya
SKB Menteri Perdagangan,
Perindustrian, dan Koperasi yang
mengharuskan industri pengolahan
susu memprioritaskan penyerapan
susu lokal. Selain itu, harga susu
dinaikkan dua kali dalam setahun,
pada bulan April dan Oktober.
Program itu kemudian terhenti sejak
krisis moneter 1997/1998.Dalam
perkembangannya kemudian
kelembagaan GKSI mendapatkan
tentangan juga dari para peternak
sapi perah. Bahkan sebagian
kelompok koperasi, terutama di Jawa
Tengah, menganggap keberadaan
GKSI justru mengakibatkan semakin
panjang dan tingginya biaya
transaksi dalam memasarkan susu
produksi peternak. Hal inilah yang
mewarnai tumbuh berkembangnya
kelompok koperasi mandiri yang
tidak meleburkan diri kedalam
keanggotaan GKSI, sekaligus mampu
memasok susu peternak langsung ke
IPS sehingga mata rantai pemasaran
susu semakin pendek dan efesien.
Secara nasional pemerintah
juga berupaya meningkatkan
MEI 2014
konsumsi susu masyarakat dari 11,09
menjadi 23 liter/ kapita/ tahun
sehingga disatu sisi kebuhuhan akan
gizi masyarakat terpenuhi, dan
permintaan terhadap susu local
meningkat dengan catatan
pemerintah perlahan mengurangi
impor susu segar. Sementara itu
Pemerintah Provinsi JawaTengah
melalui beberapa SKPD yang
membidangi pengembangan industri
persusuan, berupaya
mengembangkan industri persusuan
dengan selalu memberikan
pembinaan terhadap kemampuan
peternak dalam merawat sapi, teknik
pemerahan susu dan, bantuan
berupa peralatan yang pendukung
peningkatan kualitas susu seperti
colling unit serta mengembangkan
diversifikasi produk susu olahan yang
mempunyai daya saing tinggi.
Disamping itu juga mendorong
peningkatan investasi dengan
menawarkan kepada investor untuk
membangun pabrik pengolahan susu
di sentra produksi susu di Jawa
Tengah, data terakhir Cisarua
Mountain Dairy (Chimory) saat ini
tengah membangun pabrik baru
pengolahan susu di Karangjati,
Semarang, Jawa Tengah. Investasi
awal diperkirakan mencapai Rp 20
miliar, dengan kapasitas produksi
awal 2.000 liter per jam dan
perlahan akan ditingkatkan sampai
mencapai 8.000 liter per jam.
Setelah ini PT Trimitra Hasanah
Prima ( THP) direncanakan
melakukan investasi
pembangunan pabrik di
Kabupaten Boyolali, dengan semakin
banyaknya pabrik pengolahan susu
diharapkan permintaan susu dari
peternak akan meningkat dan harga
akan naik pada giliranya akan
meningkatkan perbaikan kehidupan
peternak. Satu hal lagi yang
perlu difasilitasi oleh pemerintah
adalah perlu adanya hubungan yang
harmonis antara IPS dengan
peternak, IPS diharapkan dapat
melakukan pembinaan langsung
kepada peternak dan koperasi agar
MEI 2014
tercapai standart mutu yang
diharapkan.
Industri susu khususnya di
Jawa Tengah dengan sentra di
Kabupaten Semarang, Boyolali,
Klaten, dan Kota Semarang yang
mendapatkan pembinaan oleh
pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten /kota mulai dari aspek
pemasaran, produksi, manajemen
dan kesadaran dari peternak sapi,
kelompok tani susu, koperasi serta
etika baik dari IPS yang membeli
produk susu akan membuat industri
susu semakin berkembang ditandai
dengan semakin meningkatnya
kuantitas dan kualitas
produksi susu.
MEI 2014
RAUP SUKSES KEMBANGKAN GULA AREN DI PURWOREJO
Berhasil menjadi salah satu
pemenang dalam lomba IKM
Pangan Award yang digelar Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
(Dinperindag) Jateng belum lama
ini, menjadi bukti keuletan Pujiati dan
kelompoknya yang mayoritas adalah
penderes nira di Tepangsari,
Kecamatan Loano, Kabupaten
Purworejo.
Pujiati awalnya bekerja sebagai
wiyata bakti selama 13 tahun di
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Purworejo tanpa bayaran
sepeserpun. Tapi karena merasa
tidak bisa diangkat menjadi pegawai
negeri sipil, istri Wiluyo BA itu
pun memutuskan untuk keluar.
Untunglah sang
suami bekerja
sebagai kepala
sekolah SD di
sekitar wilayah
tersebut
sehingga memiliki penghasilan
tetap dan bisa membiayai
keluarganya. Karena tak biasa
menganggur, Pujiati pun berpikir
menanam pohon keras di lahan
miliknya seluas 2 hektare. Ia pun
membeli bibit senilai Rp 300 ribu dan
biaya Rp 5 juta untuk mengolah
tanahnya.
Mengingat panen baru bisa
dilakukan setelah 5 tahunan, maka di
sela-sela pohon ditanaminya dengan
pisang, ketela pohon, kencur, dll yang
bisa dipanen untuk mencukupi
kehidupan sehari-harinya.
Setelah dirasa cukup berhasil,
Pujiati tak melupakan warga
sekitarnya yang hidupnya masih
miskin dan rata-
rata hanya
mengandalkan
penghasilan dari
menderes nira.
Ia pun
MEI 2014
membentuk kelompok yang
beranggotakan 69 orang. Kelompok
ini mendapatkan bantuan dari Kebun
Bibit Rakyat (KBR) dari Dinas
Pertanian dan Perkebunan berupa
uang sebesar Rp 50 juta yang lalu
dibelikan bibit sengon Albasia dan
Gemilina sebanyak 65 ribu bibit
bersertifikat. Kesuksesan dalam
menanam pohon keras belum bisa
memuaskan ibu tiga anak tersebut,
sehingga dia berpikir bagaimana
caranya agar anggotanya bisa lebih
sejahtera dan bisa hidup layak.
Tercetuslah ide untuk membuat
gula aren dan gula semut dari hasil
nira yang menjadi sandaran warga.
Teorinya diperoleh dari penyuluh
kehutanan dan berhasil dipraktekan
dengan hasil memuaskan.
Kesuksesan kelompok Pujiati
berbuah manis hingga terdengar oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Purworejo yang lalu mengikutkan
kelompok tersebut dalam lomba
IKM Pangan Award. Juara lima yang
diperoleh memacu kelompok yang
diketuai oleh Pujiati untuk membuat
gula aren dan gula semut lebih baik
lagi dengan harapan saat diikutkan
lomba bisa mendapatkan peringkat
yang lebih baik lagi.
Saat ini Pujiati dan kelompoknya
sudah bisa mendirikan sekretariat
yang dibangun oleh kelompoknya
dengan memanfaatkan lahan yang
dimilikinyadari hasil menjual kencur
dan palawija lainnya di sekitar
tanaman keras.
Pihak dinas terkait merasa
bangga karena ditengah
keterbatasan dan mayoritas
penduduk miskin dan tidak
berpendidikan, Pujiati bisa berupaya
mensejahterakan masyarakat di Desa
Tepangsari Kabupaten Purworejo. Ia
berharap bimbingan dan bantuan
bisa diperoleh secara berkelanjutan
seperti misalnya peralatan
ataupun cara pengemasan yang baik
sehingga produk bisa bersaing
dengan penghasil gula aren dari
wilayah lainnya.
MEI 2014
THE CHARISMATIC OF CENTRAL JAVA "INACRAFT 2014" By listyati pr
Sangat menggembirakan, jateng
mendapat kepercayaan untuk
menjadi icon di pameran kerajinan
terbesar nasional di jakarta yaitu
event INACRAFT 2014. Persiapan
sudah dimulai sejak akhir tahun 2013
dengan berbagai persiapan seperti :
penetapan master kid jateng yang
akhirnya terwujud dalam bentuk
gunungan yg berisi beraneka
kerajinan jateng seperti keris,
wayang, handicraft, batik . Masterkid
akan menjadi ujung tombak awal
promosi event inacraft ke berbagai
lokasi pelaku usaha dalam dan luar
negri. Persiapan selanjutnya tentunya
terkait dengan rencana kemunculan
identitas jateng di arena Jakarta
Conventiom Centre termasuk rencana
ceremony pada saat upacara
pembukaan.
Digelarnya event inacraft
merupakan event tahunan yg selalu
dinanti- nantikan pelaku usaha
maupun konsumen lokal dan
internasional. Tahun 2014 ini
merupakan event ke- 16. Lokasi
pelaksanaan yg sangat representative
yaitu di seluruh lokasi jcc, mampu
menampung 1260 stand dengan
berbagai produk unggulan seluruh
indonesia menempati area seluas
25.070 m2 dengan jumlah peserta
keseluruhan 1600 unit usaha. Sebagai
icon, jateng memanfaatkan sekitar
350 stand mandiri , 54 stand
kabupaten/kota dan SKPD dan 14
stand khusus sbg icon dan menjadi
paviliun jateng khusus untuk display
produk-produk unggulan Jateng.
Digelarnya event ini, dapat menjadi
small industry creatif branding bagi
produk- produk unggulan Lokal. Tema
yg diusung secara umum " from
village to Global Market " dalam arti
produk- produk lokal ini diharapkan
akan menjadi produk global . Khusus
tema Jawa Tengah adalah : The
charismatic of central java " dengan
arti bahwa penampilan jateng
MEI 2014
merupakan
penampilan
kharismatik
dengan
beraneka seni
dan budaya
pendukung
termasuk
sejarah
history
munculnya aneka produk kerajinan
seperti : asal budaya pesisiran,
budaya China, budaya Jawa kuno,
Budaya kraton surakarta, budaya
banyumasan dsb.
Alhamdulilah, event ini dapat
diresmikan oleh bapak Presiden
Susilo Bambang Hudoyono. Beberapa
pesan yang disampaikan oleh bapak
Presiden, al. Segenap pelaku usaha
hendaknya memperhatikan masalah
harga, pelaku usaha dilarang ngepruk
atau terlalu mahal. Harga yg bagus
tentunya akan mampu
mensejahterakan perajin dan
pengusaha. Event ini hendaknya
berkonsentrasi lebih pada pembeli
lokal. Kecintaan terhadap produk
handmade lokal hendaknya mampun
meningkatkan atensi masyarakat
untuk membeli sehingga slogan " AYO
TUKU " menjadi slogan penting yg
diartikan sebagai " AYO BELI " .
Antusias pembeli pada eveny
ini sangat besar . Banyak konsumen
yg menunda belanja, dan menunggu
hadirnya event inacraft ini. Selama
pameran berlangsung, pembeli
dengan gampangnya memilih produk-
pproduk yg berkualitas dan tentunya
dengan label harga yg tidak murah.
Tidak sedikit konsumen dengan
mudahnya membeli batik yang
seharga 2 jt bahkan lebih. Ini
merupakan kesempatan pelaku usaha
MEI 2014
untuk mendapat keuntungan dan
menutup kerugian dari kepesertaan
event- event yg lain. Salah satu
peserta jateng mengatakan bahwa
selama event berlangsung dapat
menjual produknya 3-5 kali lipat
daripada mengikuti event yg lain.
Dengan merogoh kocek yg cukup
mahal untuk menyewa stand secara
mandiri yaitu sekitar 6 - 25 juta
tergantung luasannya, pelaku usaha
akan mampu meraup kentungan lebih
dari 300 persen. Oleh karenanya
sampai dengan akhir pendaftaran dan
waktu pembukaan,,,,masih terdapat
kurang lebih 150 unit usaha yang
indent dan belum mendapatkan
stand.
Pengamatan penulis,
pengunjung yg masuk ke JCC Senayan
tidak pernah sepi, selalu rame, padat
dan bahkan membuat macet sejak
pintu gerbang masuk, dikarenakan
begitu banyak tamu yg akan
berkunjung dan bahkan kantorng-
kantong parkir terdekat dengan lokasi
pameran sudahpasti habis dan
jangkauan parkir sudah cukp jauh.
Pelaku usahapun ternyata
mempunyai strategi ntuk menjual
produknya hanya sebatas display,
namun demikian truk-truk
pengangkut kerajinan tersebut
banyak yg parkir di luar dan siap
mengeluarkan produk barunya setelh
produk yg didisplay laku dijual.
Seandainya inacraft bisa
dilaksanakan di Jateng ? Kpn kita
punya event yg rutin dan menjadi
icon kabupaten kota serta provinsi
lainnnya utk sarana promosi produk2
lokal. Penulis berangan- angan
adanya tempat pameran yg
representative dan strategis di kota
Semarang ini. Ayo, imvestor 2 lokal
......dukung promosi produk
lokal.....Semarang haus
hiburan......silakan berinvestasi......
Salah satunya .... Peluang investasi di
semarang ....perlunya ruang promosi
khusus seperti di Jakarta Convention
Centre Senayan.
MEI 2014
PARCEL DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Menjelang hari besar keagamaan
seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru
sudah menjadi hal jamak bagi
masyarakat mempersiap kan segala
sesuatu untuk menyambutnya. Tidak
hanya ak-tivitas keagamaan yang
mengalami peningkatan, tetapi
aktivitas sosial, ekonomi dan kultural
juga mengalami peningkatan sig-
nifikan. Berbagai lapisan masyara-kat
berupaya untuk menyiapkan dan
menyongsong hari besar tersebut
dengan sesempurna mungkin. Momen
hari besar keagamaan biasanya
dijadikan ajang untuk meningkatkan
tali silaturahmi dan merekatkan
kembali rasa persauda-raan dan
kekeluargaan. Bagi kalangan pebisnis,
hari raya dijadi- kan pijakan untuk lebih
mempererat hubungan dalam
bisnisnya. Sedang-kan bagi masyarakat
kebanyakan, hari raya dimanfaatkan
sebagai sarana berbagi dengan sesama.
Untuk mempererat silaturahmi
tersebut, tidak sedikit yang meman-
faatkan parcel sebagai medianya.
Bicara tentang isi parcel dari
waktu ke waktu mengalami perubah-an
yang disesuaikan dengan tuntut-an dan
kebutuhan masyarakat. Dahulu parcel
identik dengan makanan atau bahan
makanan yang dikemas secara apik.
Namun seiring perkembangan, parcel
telah me-ngalami perubahan. Isi parcel
tidak hanya melulu soal makanan,
melainkan dipilih yang lebih efektif,
efisien dan praktis serta dapat
dimanfaatkan langsung oleh si
penerima. Oleh karena itu isi parcel
saat ini lebih beraneka ragam sesuai
dengan selera si pengirim/pemesan.
Parcel bisa berujud produk elektronik,
misalnya hand phone, iPad, MP3
Player, peralatan rumah tangga, kain
batik, interior rumah, kosmetik,
aksesoris wanita dan lain-lain. Dilihat
dari nilainya sangat bervariasi dari yang
ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
MEI 2014
Momen hari besar keagamaan,
memang menjadi puncak tertinggi lalu-
lintas parcel. Oleh karena itu
menjelang datangnya hari raya
diidentikkan dengan musim parcel.
Namun, acapkali permasalah-an
muncul seiring dengan perkem-bangan
perparcelan. Lantas apa yang perlu
diketahui konsumen me-ngenai parcel
dan apa saja permasalahannya?.
Bagaimana per-lindungan bagi
konsumen, siapa yang
bertanggungjawab bila terjadi klaim
kerugian akibat mengonsumsi parcel?.
Berikut ini kami coba menelaahnya.
Tanggung Jawab
Dalam bisnis parcel setidak-nya ada 5
(lima) unsur pelaku yaitu; pembuat
parcel (pelaku usaha parcel),
industri/pabrik selaku pembuat
produk, jasa pengantar (delivery),
pemesan dan penerima parcel.
Dilihat isi parcel ada dua macam
yaitu bisa merupakan buatan sendiri
dari si pembuat parcel atau dapat
berupa barang-barang yang diproduksi
secara masal (pabrikan). Pembuat
parcel bisa sekaligus ber-peran
langsung sebagai penjual parcel. Atau
pembuat parcel tidak menjual langsung
namun pemasar-annya dikelola pihak
lain seperti ritail atau supermarket.
Jika terjadi permasalahan
terhadap isi parcel maka, bila barang
dalam parcel produk internal pembuat
parcel maka, pembuat parcel
bertanggung jawab penuh. Apabila isi
parcel tersebut merupakan barang
pabrikan maka industri inilah yang
bertanggung jawab. Namun, pembuat
parcel bisa turut serta bertanggung
jawab, tergantung dari permasalahan
yang ditimbulkan. Jika kesalahan
rusaknya barang tersebut bukan
karena kesalahan pabrik tetapi
merupakan kesalahan si pembuat
parcel maka menjadi tanggung jawab si
pembuat parcel. Misalnya pembuat
parcel membeli produk pabrikan. Saat
membeli barang belum atau mendekati
kadaluwarsa. Kemudian pembuat
parcel menjual rangkaian hasil parcel
beberapa bulan kemudian dan ternyata
MEI 2014
barang tersebut sudah kadaluwarsa
maka pembuat parcellah yang ber-
tanggung jawab. Dengan demikian
tanggung jawab mengenai isi parcel
ada 2 yaitu dapat secara sendiri-sendiri
atau dapat merupakan tanggung jawab
renteng antara pembuat parcel dan
pabrikan.
Pilih dengan Cermat
Bagi pengusaha parcel saat mereka
berbelanja terhadap barang-barang
yang nantinya akan dikemas dalam
parcel hendaknya cermat dan hati-hati.
Jangan mudah tergiur terhadap diskon
harga barang yang sangat murah,
terutama barang-barang impor produk
makanan da-lam kemasan. Perhatikan
MEI 2014
labelnya, pilihlah yang telah
menggunakan bahasa Indonesia. Selain
pangan maka untuk parcel yang berisi
produk non pangan seperti elektro-nik,
handphone, alat – alat rumah tangga
juga harus dipilih dengan label
berbahasa Indonesia. Karena
Kementerian Perdagangan telah
merevisi percepatan pemberlakuan
wajib label bahasa Indonesia untuk
produk non-pangan melalui Keputusan
Menteri Perdagangan Nomor 22/M-
DAG/PER/5/2010 pada 21 Mei 2010
tentang Kewajiban pencantuman label
pada barang yang sudah berlaku mulai
tanggal 1 September 2010.
Sebagai konsumen kewaspa-
daan juga diperlukan. Acapkali sela-ma
lebaran banyak beredar produk
makanan impor ilegal, barang-barang
impor yang berkualitas ren-dah dan
berpotensi merugikan konsumen,
membahayakan kesehat-an serta
keselamatan. Salah satu contoh,
beredarnya produk pangan yang
mendekati masa kadaluarsa bahkan
sudah kadaluarsa. Hal ini terjadi akibat
adanya demand yang sangat tinggi di
dalam negeri.
Memilih produk berlabel bahasa
Indonesia sangat penting buat
konsumen karena akan di-ketahui apa
saja kandungan yang ada pada produk
tersebut. Sehingga dapat diminimalisir
adanya kesalahan jika konsumen
mempunyai pantang-an terhadap zat-
zat tertentu. Dan yang tidak kalah
penting adalah pencantuman nama
perusahaan atau nama dan alamat
importer. Jika terjadi permasalahan
terhadap pro-duk yang dikonsumsinya
maka dapat diketahui jelas pihak yang
ber-tanggung jawab atas masuknya
barang ke wilayah hukum Indonesia.
Jika membeli parcel yang berisi
produk ilegal, secara tidak langsung
kita telah berkontribusi merugikan
negara dengan mendukung produk
yang masuk tanpa pajak. Selain
merugikan negara maka konsumen
akan menanggung semua risiko jika
terjadi komplain produk bersangkutan,
karena tidak ada yang dapat dimintai
pertanggungjawaban atas kerugian
MEI 2014
yang ditimbulkan. Memang ada
perusahaan/pabrik namun berada di
luar negeri. Hal ini akan menyulitkan
dan merugikan konsumen.
Untuk pengusaha parcel,
pemilihan produk ilegal juga sangat
merugikan jika terjadi komplain dari
konsumen akhir. Apabila tidak jelas
siapa yang mengimpor atau yang
memproduksi maka 100% si pengusaha
parcel wajib menanggung kerugian
tersebut. Karena dialah yang
mengetahui dari mana asal usul barang
tersebut.
Pangan impor yang masuk secara
legal (sah) tentunya akan
menyantumkan nomor registrasi dari
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) RI No.xxxxxxxxxxx di setiap
label kemasannya. Sedangkan dalam
produk ilegal, selain tidak memiliki ijin
edar dari BPOM, biasanya
menggunakan bahasa asli negara asal.
Beruntung bila masih menggunakan
bahasa Inggris, namun jika
menggunakan bahasa dan tulisan
negara asal seperti China atau
Thailand, secara umum masyarakat kita
sulit memahami. Artinya, kita tidak
mengerti maksud dari label. Celakanya,
konsumen bisa salah dalam
mengonsumsi produk tersebut.
Promosi gratis
Mencantumkan alamat atau nomor
telpon bagi si pembuat parcel akan
memberikan keuntungan baik bagi
konsumen maupun pengusaha parcel
itu sendiri. Bagi konsumen jika ada
permasalahan maka konsumen dapat
segera melaporkan permasalahannya.
Laporan konsumen menjadi acuan/
materi evaluasi dan idikator kualitas
produk. Konsumen juga dapat dijadikan
agen-agen promosi yang tidak berbayar
untuk menyebarkan informasi jika kon-
sumen mendapatkan kepuasan atas
produk dan jasanya.
Bagi konsumen akhir (penerima),
jika isi parcel, cara pengemasan, serta
layanannya baik maka penempelan
nama dan alamat perusahaan menjadi
ajang promosi gratis calon-calon
konsumen baru. Kabar dari mulut ke
MEI 2014
mulut konsumen merupakan sarana
beriklan gratis yang justru sangat
efektif. Selain itu pengusaha parcel
akan dapat segera melakukan tindakan
sedini mungkin bila terjadi komplain,
yang berujung meminimalisir kerugian
baik dari sisi konsumen maupun
pengusaha parcel itu sendiri.
Tips memilih parcel:
Sebagai sarana menjalin tali
silaturahmi, keberadaan parcel
memang cukup efektif. Ungkapan
terimakasih, turut bersimpati mau-pun
rasa penghargaan dapat diujudkan
dengan pengiriman parcel. Terlepas
dari pro kontra pengiriman parcel yang
lebih bersifat politis, pemilihan parsel
memang selayaknya perlu
diperhatikan. Jangan sampai niat tulus
mengirim parcel justru berujung celaka
bagi penerima karena ketidakjelian
pengirim dalam memilih parcel.
Untuk itu, ada sedikit kiat-kiat
dalam memilih parcel yang perlu
diperhatikan agar sesuai dengan
maksud dan tujuan baik kita. Hal-hal
yang perlu diperhatikan diantaranya
adalah:
1. Selalu usahakan memilih parcel
yang mencantumkan alamat
pembuat parcel.
2. Amati dan pilih produk pangan
yang sudah di-registrasi oleh
BPOM dengan ciri pencantuman
kode MD untuk makanan dalam
negeri atau ML untuk makanan
impor/luar negeri.
3. Amati dan perhatikan dengan
seksama label pada kemasan
produk. Pilihlah produk yang
berlabel bahasa Indonesia baik
untuk produk pangan maupun
non pangan.
4. Bila produk merupakan barang
impor, maka pilih produk yang
mencantumkan alamat importir.
5. Amati dan perhatikan kondisi
fisik produk. Hindari produk yang
cacat, rusak, penyok (kaleng atau
plastik) dan kotor. Pilih kemasan
yang terkemas dengan baik dan
mulus.
MEI 2014
FASHION ON THE STREET PRODUK “BATIK DAN TENUN”
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014
Dalam rangka terus mengembangkan
IKM Jawa Tengah khususnya IKM batik,
tenun dan bordir, berbagai upaya telah
dilakukan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Tengah baik
melalui penyelenggaraan kegiatan
peningkatan pengetahuan dan
keterampilan SDM IKM, bantuan mesin
dan peralatan IKM, fasilitasi promosi
baik melalui penyediaan show room
kerajinan, partisipasi pada event
pameran tingkat nasional dan
internasional, maupun
penyelenggaraan event pameran batik
dan tenun. Dan untuk produk batik
dan tenun, setiap tahun
diselenggarakan Lomba Rancang
Busana Batik dan Tenun Jawa Tengah
yang ditindaklanjuti dengan
penyelenggaraan Fashion On The
MEI 2014
Street “Batik dan Tenun” yang dapat
disaksikan masyarakat umum.
Bersamaan dengan momentum
Gerakan Konsumen Cerdas 2014, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Tengah kembali
menyelenggarakan “Fashion On The
Street 2014”, pada hari Minggu,
tanggal 18 Mei 2014 di halaman
Gedung Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Tengah,
Jln. Pahlawan No. 4 Semarang dengan
menampilkan rancangan busana hasil
rancangan para desainer dari Kab.
Pekalongan, Kab. Magelang, Kab.
Purworejo, Kab. Jepara, Kab. Semarang
dan Kota Semarang serta rancangan
busana dari desainer yang tergabung
dalam APPMI Jawa Tengah.
Kegiatan tahunan yang pada
tahun 2014 ini merupakan kali kedua
diselenggarakan bertujuan untuk
menumbuhkan rasa bangga pada
generasi muda selaku konsumen pada
produk fashion Jawa Tengah dan
MEI 2014
sekaligus menjadi ajang melestarikan
dan menggali potensi batik dan tenun
Jawa Tengah, serta membuka akses
pasar yang lebih luas melalui promosi.
Nilai seni yang terkandung dalam
sehelai kain batik dan tenun dengan
berbagai macam corak yang eksotis
tidak hanya menambah keindahan
pakaian, tetapi juga mempunyai nlai
ekonomis tinggi. Maka sudah saatnya
produk batik dan tenun diapresiasi
masyarakat Jawa Tengagh melalui
ajang kreativitas ini.
Disamping Fashion on The
Street, digelar juga pameran batik dan
tenun dihalaman Gedung Dinas
Perindag Prov. Jateng yang
menampilkan produk batik dan tenun
dari IKM Dannis Art Batik Pekalongan,
De’Youl Batik Kab. Semarang; Anindya
Batik Art and Tailor Kota Semarang;
KUB Sumber Rejeki Kab.Semarang;
Aneka Kerajinan Tas Kota Semarang;
House of Hoedas Kab.Jepara; Batik
Jazid Bastom Kab. Purworejo; dan
De’cla Kota Semarang. Dengan
MEI 2014
digelarnya Fashion On The Street 2014
dan pameran batik dan tenun ini
diharapkan dapat memberi motivasi
bagi pelaku usaha IKM dan para
perancang busana Jawa Tengah untuk
selalu meningkatkan kreativitas dan
inovasi dalam berkarya. Hal ini tentu
perlu didukung dan kerja keras dan
kerjasama yang sinergis dari sejumlah
pihak terkait, sehingga batik dan tenun
lebih dikenal masyarakat Jawa Tengah
dan para wisatawan.
MEI 2014
SANDAL DARI LIMBAH KELAPA KAB. PURBALINGGA
Selama ini alas kaki sandal kebanyakan
dibuat dari karet atau bahan plastik.
Produk milik Bapak Unardi ini justru
memiliki ciri khas tersendiri, sehingga
tak heran sandal made in Purbalingga
ini laris manis dibanyak kota di Tanah
Air. Kejelian menangkap bisnis kerap
kali membuat orang sukses menjadi
wirausahawan, hal inilah yang dialami
oleh Bapak Unardi perajin sandal dari
limbah tempurung kelapa asal
Purbalingga.
Ide membuat sandal tempurung
kelapa muncul begitu saja, inspirasinya
berawal saat melihat potongan sisa
tempurung yang telah dibuat berbagai
macam kerajinan. Daripada potongan
tempurung kecil-kecil tidak dipakai, ia
lantas dimanfaatkan dengan cara
dirangkai secara vertikal dan
direkatkan dengan rem. Produknya
unik dan menarik, tak heran kemudian
banyak yang tertarik dan memesan
produknya, namun kebanyakan
pesanan sandal tempurung tersebut
untuk souvenir. Pemesan produknya
kebanyakan pedagang dari luar kota
seperti dari Bali, Jakarta dan Bandung.
Sementara di penjualan lokal, tidak
begitu banyak dikenal, bisa jadi, sandal
tempurung buatan Purbalingga ini
justru tidak banyak diketahui jika
orang berasal dari Purbalingga sendiri.
Meski berbahan dasar sebagian
besar dari tempurung kelapa, namun
bagian alas sandal tetap menggunakan
bahan karet atau plastik, sesuai selera
konsumen. Sementara bagian pengikat
kaki, juga sama dengan sandal lainnya,
tempurung hanya digunakan pada
pelapis alas sandal. Harga sepasang
sandal ini juga tidak begitu mahal,
cukup merogoh Rp 35.000, anda sudah
bisa membawa pulang sepasang
sandal unik ini, harga itu berlaku
untuk jenis sandal ukuran apa saja.
Seiring dengan perkembangan
usaha, tidak hanya sandal yang
diproduksi oleh Bapak Unardi, jenis
produknya mulai bertambah seperti
MEI 2014
meja tempurung, tempat tisue, kap
lampu, asbak, tempat minuman dan
sejumlah produk lainnya. Melihat
keberhasilan Bapak Unardi, kini telah
banyak masyarakat sekitar yang
mengikuti jejaknya dan bahkan telah
dibentuk kelompok pengrajin
tempurung 'Manunggal Karya' yang
jumlah anggotanya mencapai 42 orang
anggota. Dari kelompok usaha
tersebut, setidaknya ada 34 macam
hasil kerajinan yang diproduksi dan
dijual ke pasaran di sejumlah kota
besar. Hasil kerajinan ini sebagian
besar untuk keperluan rumah tangga
seperti irus, centong, sendok kayu
kelapa, piring kayu, ciri dan penghalus
sambal, jam tempurung dan
sebagainya. Bahan dasar yang
digunakan selain limbah tempurung,
juga potongan kayu kelapa (glugu),
dan potongan kayu melinjo.
Alamat :
Bpk Unardi
Kel. Purbalingga Wetan,
Kec.Purbalingga, Purbalingga
MEI 2014
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Tengah
Jl.Pahlawan No.4 Semarang, Jawa Tengah.
Indonesia
Phone ( 024 ) 8419826 / 8417601
Fax ( 024 ) 8311710
”One Team, One Spirit, One Goal.....To be Number One”
Find Us on Web:
http://dinperindag.jatengprov.go.id