Mekanisme Gerak Bola Mata
Sistem RefraksiSistem Refraksi
dr. Hadi Sarosa, M.Kes
Rongga Orbita
Rongga yang berisi bola
mata, dibentuk oleh 7
tulang membentuk
piramid terletak pada ke
2 sisi hidung2 sisi hidung
Dinding lateral
membentuk sudut 450
dengan dinding medial
Rongga Orbita Dinding orbita terdiri dari
Atap (superior) : os frontal
Lateral : os frontal, zigomatikus, ala magna, sphenoid
Nasal : os maksila, lakrimal, etmoid
Foramen optik terletak pada apek rongga orbita yang dilalui : N II, Vasa & saraf simpatik yang menuju ke pleksus coroidII, Vasa & saraf simpatik yang menuju ke pleksus coroid
Fossa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat kelenjar lakrimal
Fisura orbitalis superior : sudut atas temporal dilalui N III (Okulomotor), IV (Trochlearis, V (Trigeminus), VI (Abdosen), Vasa Oftalmik
Fissura orbitalis inferior : di dasar tengah orbita, dilalui saraf infra orbita & zigomatik serta vasa infra orbita
OTOT PENGERAK BOLA MATA
Berfungsi untuk menggerakan mata dengan fungsi ganda.
Terdiri dari 6 otot
1. Otot Obliqus Inferior 4. Otot Rektus Medialis
2. Otot Obliqus Superior 5. Otot Rektus Superior
3. Otot Rektus Lateralis 6. Otot Rektus Inferior
1. Otot Obliqus Superior Disarafi oleh N IV (N
Trochlearis)
Merupakan otot bola mata terpanjang dantertipis
2. Otot Obliqus Inferior Disarafi N III ( N.
Okulomotorius)
Menggerakan ke atas, abduksi daninsiklotorsi
mata terpanjang dantertipis
Bekerja untukmelihat ke nasal, depresi, abduksiinsiklotorsi
abduksi daninsiklotorsi
3. Otot Rektus Inferior
Disarafi N III
Menggerakan matadepresi, eksiklotorsidan aduksi
4. Otot Rektus Superior
4. Otot RektusLateralis Disarafi N VI
Menggerakanabduksi
5. Otot Rektus Disarafi N III
Elevasi mata, bilamelihat ke lateral aduksi dan insiklotorsi
5. Otot RektusMedius Disarafi N III
Menggerakanaduksi
Sifat eferen motorik : M.rectus lateral
Masuk orbita lewat fissura orbitalis superior.
Kelainan strabismus Kelainan strabismus convergen
Penglihatan Binokular tunggal1. Kedua bayangan obyek yang ada dimasing-
masing fovea sentralis sama besar, sama
bentuk dan sama warna.
2. Kedua bayangan obyek yang ada dimasing-
masing fovea sentralis harus jatuh pada titik
korespondensi yang sama.korespondensi yang sama.
Kedudukan Bola Mata
Kedudukan bolamata normal adalah :
Pada saat melihat obyek jauh, kedua axis visual/
sumbu penglihatanya sejajar.
Pada saat melihat obyek dekat, kedua axis visual/
sumbu penglihatanya saling bertemu dititik obyek.sumbu penglihatanya saling bertemu dititik obyek.AXIS VISUAL = Garis khayal yang menghubungkan Obyek, Central kornea, Nodal
point, dan Fovea sentralis.
FC
FC
Axis visual
Axis visualobyek
FC
FC
Klasifikasi Kedudukan Bolamata
Normal
Kedudukan Primer
Kedudukan Sekunder
Fiksasi Dekat
Kardinal Kardinal
Midline
Kedudukan Primer
Kedudukan Fiksasi Dekat
Kardinal MidlineKardinal Midline
Fusi
Orthophoria
Fusi adalah : kombinasi prosessensorik dan motorik, denganmengkoordinasikan bayanganyang diterima oleh kedua matasehingga terbentuk satubayangan.
Dengan kata lain fusi adalah : Dengan kata lain fusi adalah :integrasi bayangan yang dilihatoleh kedua mata didaerahpenglihatan sensorik di otakmenjadi satu gambaran
heterophoria : bila fusi diganggu akan menimbulkanpenyimpangan sumbu penglihatan.
Cover
EssophoriaExophoria
Cover
Uncover
Cover Uncover Test
OD Strabismus divergen atau OD exotropia
OD Strabismus Konvergen
atau OD essotropia
Strabismus
divergen
alternan
Strabismus
konvengen
alternan
Tidak semua orang yang memiliki kedudukanbola mata abnormal itu akan mengeluhdiplopia
Jika otak telah mengabaikan fungsi sensorifusi dan tidak lagi menyelenggarakan prosesfusi dan tidak lagi menyelenggarakan prosesunifikasi, maka diplopia tidak akan muncullagi dan keadaan itu disebut sebagai SUPRESI.SUPRESI.SUPRESI.SUPRESI.
Gerakan Kepala ke Kanan N VIII kanan Nucl Vestibularis kanan menyilang (kontralateral)Paramedian Pontis Reticular Formation Reticular Formation (PPRF) kiri nucl Abducens kiri Ipsilateral : N VI otot rectus lateral kiri
Kontralateral : Medial Longitudinal Fasciculus (MLF) Nucl Oculomotor otot rektus medialis kanan
Prinsip optik
Prisma :
Oleh prisma sinar sejajar akan
dibiaskan
Terjadi aberasi chromatis
Masing masing warna akan Masing masing warna akan
dibiaskan pada titik fokus tersendiri.
Terjadi aberasi spheris
Sinar sejajar tidak dibiaskan pada
satu titik
Prinsip optik
Untuk menghilangkan aberasi,
lensa positif digabung dengan
lensa negatif
Prinsip ini digunakan pada bola
mata melalui 4 jenis media mata melalui 4 jenis media
refrakta (cornea,cairan humor,
lensa, corpus vitreum).
Keadaan ini ditiru oleh kamera
yang baik untuk mendapatkan
hasil foto yang tajam
Prinsip optik
Sinar sejajar akan dibiaskan oleh
lensa positif dibelakang lensa
sehingga mendapatkan bayangan
terbalik.
Kekuatan pembiasan diukur
dengan dioptri
1 dioptri = 1 dioptri =
Contoh : 10 dioptri jarak fokusnya 10 cm
Prinsip optik
Sinar sejajar akan dibiaskan oleh
lensa negatif menyebar dibelakang
lensa sehingga fokusnya didapatkan
didepan lensa.didepan lensa.
Kekuatan pembiasan diukur dengan
dioptri
1 dioptri =
Contoh : 5 dioptri jarak fokusnya 20 cm
Alat sensoris yang menerima rangsang cahaya berupa gelombang elektromaknetik dengan = 3790A - 7230A
Untuk kemudahan
Perlu dipahami : Sifat sinar terhadap alat optik
Untuk kemudahan pengukuran tajam penglihatan dianggap bahwa sinar yang datang dari jarak 5 6 m dianggap sebagai sinar yang sejajar.
Pengukuran visusDasar :
Minimum visibelMinimum visibel
Sudut terkecil dimana titik masih dapat Sudut terkecil dimana titik masih dapat
terlihat jelas ( 1 menit)terlihat jelas ( 1 menit)
Minimum separabelMinimum separabel
Sudut terkecil dimana 2 titik masih Sudut terkecil dimana 2 titik masih
Jenis pemeriksaan visus
Visus jauh dengan Optotype
Optotype Snellen (jarak
pemeriksaan 6 meter)
Optotype Strau (jarak
pemeriksaan 5 meter) Sudut terkecil dimana 2 titik masih Sudut terkecil dimana 2 titik masih
terlihat sebagai 2 titik yang terpisah ( 1 terlihat sebagai 2 titik yang terpisah ( 1
menit)menit)
Minimum LegibelMinimum Legibel
Sudut terkecil dimana huruf masih Sudut terkecil dimana huruf masih
dapat dibaca ( 5 menit)dapat dibaca ( 5 menit)
pemeriksaan 5 meter)
Visus dekat
Dengan membaca
Visus perifer
Dengan perimeter
Retina
1 2/3
SEL
NP
16 2/3 mm
NP = NODAL POINT
1 2/3 SEL = 5/3 X 3/1000 mm = 5/1000 mm
Tg = Tg
Tg = 5/1000 Rad : 16 2/3 = 3/10.000 Rad = 3/10.000 x 3438
= 1.0314 dibulatkan menjadi 1
2 Rad = 360
Rad = 360 : (2 x 3.14) = 360 6.28 = 57 17 40 = 3438
1 = 60 = 360
Optotype
Kalau ingin mengubahdari notasi Belanda kenotasi Inggris atau Amerika yaitu : a/b = c/d d = (c x b) : a.
BELANDA INGGRIS AMERIKA
6/60 20/200 0.1
6/40 20/133 0.15
6/30 20/100 0.2
6/24 20/80 0.25 a/b = c/d d = (c x b) : a.
Contoh :
6/60 = 20/? (20 x 60) : 6 = 200, Jadi 6/60 = 20/200
6/30 = 20/? (20 x 30) : 6 = 100, jadi 6/30 = 20/100
6/24 20/80 0.25
6/18 20/60 0.3
6/15 20/50 0.4
6/12 20/40 0.5
6/9 20/30 0.6
6/7,5 20/25 0.8
6/6 20/20 1
Indera penglihatan
Pengukuran visus
Visus jauh dengan Optotype
Optotype Snellen (jarak pemeriksaan
20 feet = 6 meter) visus normal = 6/6
Optotype Strau (jarak pemeriksaan
5 meter) visus normal = 5/55 meter) visus normal = 5/5
Diperiksa mata satu persatu (satu mata yang tak diperiksa ditutup)
Visus =
Bila optotype tak tampak
Dengan menghitung jari , mis 2/60 artinya ?
Dengan lambaian tangan , mis 1/300 artinya ?
Dengan sinar = 1/~ artinya ?
Gangguan penglihatan
Penglihatan yang kabur disebabkan oleh:
Refraksi anomali, t.a :
Myopia
Hypermetropia
Astigmatisme
Gangguan media refrakta yang t.a : Gangguan media refrakta yang t.a :
Cornea
Cairan humor (didlm C.O.A)
Lensa
Corpus vitreum
Gangguan saraf
Refraksi AnomaliMyopia
Ialah kelainan refraksi anomali dimana sinar-sinar yang sejajar tanpa accomodasi akan dibiaskan
dimuka retina.
Causa myopia : Axis mata terlalu panjang.
Lensa terlalu kedepan
Index bias terlalu besar.
Curvatura cornea terlalu mencembung (mis. karena keratoconus)
Myopia
JENISJENIS--JENIS MYOPIAJENIS MYOPIA. .
Myopia stationair: Myopia stationair: myopia yang constant, artinya derajat/berat myopia yang constant, artinya derajat/berat
myopia tetap. myopia tetap.
Myopia progressiva : Myopia progressiva : myopia yang beratnya makin lama makin myopia yang beratnya makin lama makin Myopia progressiva : Myopia progressiva : myopia yang beratnya makin lama makin myopia yang beratnya makin lama makin bertambah(yang umumbertambah(yang umum-- nya terdapat).nya terdapat).
Myopia benigna : Myopia benigna : myopia yang dapat dikoreksi sampai 5/5myopia yang dapat dikoreksi sampai 5/5
Myopia maligna : Myopia maligna : myopia yang tak dapat dikoreksi sampai 5/5. myopia yang tak dapat dikoreksi sampai 5/5.
Derajat myopiaDerajat myopia : :
Myopia ringan = Myopia ringan = myopia levis S
Myopia
Terapi :Terapi :
Lebih dulu mengukur derajat myopinya Lebih dulu mengukur derajat myopinya (dengan pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)(dengan pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)
Kemudian diberi kacamata minusKemudian diberi kacamata minusKemudian diberi kacamata minusKemudian diberi kacamata minus
Atau lensa kontak Atau lensa kontak
Atau dilakukan operasi dengan sinar Atau dilakukan operasi dengan sinar
laser (LASIK)laser (LASIK)(laser(laser--assisted in situ keratomileusis)assisted in situ keratomileusis)
Hypermetropia
Ialah kelainan refraksi anomali Ialah kelainan refraksi anomali dimana sinardimana sinar--sinar yang sejajar sinar yang sejajar tanpa accomodasi akan dibiaskan tanpa accomodasi akan dibiaskan
dibelakang retinadibelakang retina..dibelakang retinadibelakang retina..
Causa hypermetropi : Axis antero-posterior terlalu pendek (axial). Ini sebab yang terbanyak. Kelainan posisi lensa (lensa bergeser kebelakang ). Curvatura cornea terlalu datar.
Index bias mata kurang dari normal.
Hypermetropia
Pembagian hypermetropPembagian hypermetrop1.1. Hypermetropi laten Hypermetropi laten
2.2. Hypertrophie manifestHypertrophie manifest
a. Hypertrophie manifest fakultativ a. Hypertrophie manifest fakultativ a. Hypertrophie manifest fakultativ a. Hypertrophie manifest fakultativ
b. Hypertrophie manifest yang absolut b. Hypertrophie manifest yang absolut
3.3. Hypermetropi totalHypermetropi total
Hypermetropi laten
Ialah hypermetropia yang ditutupi Ialah hypermetropia yang ditutupi
oleh daya akomodasioleh daya akomodasi. . Penderita Penderita mengeluh sering sakit kepala o.k mengeluh sering sakit kepala o.k akomodasi terus menerusakomodasi terus menerusakomodasi terus menerusakomodasi terus menerus
Hypermetropi latent dapat ditemukan/diukur Hypermetropi latent dapat ditemukan/diukur bila spasme m.Ciliaris dihilangkan dengan bila spasme m.Ciliaris dihilangkan dengan melumpuhkan otot tersebut. Jadi bila diberi melumpuhkan otot tersebut. Jadi bila diberi cyclocyclo--plegicum (pelumpuh m.Ciliaris),bagian plegicum (pelumpuh m.Ciliaris),bagian yang latent menjadi manifest, bagian yang yang latent menjadi manifest, bagian yang
manifest bertambah.manifest bertambah.
Setelah itu baru diukur derajat hipermetropinya Setelah itu baru diukur derajat hipermetropinya
dengan lensa cobadengan lensa coba
Hypertrophie manifest
Ialah hypermetropi yang didapatkan pada Ialah hypermetropi yang didapatkan pada
pemeriksaan. Penderita mengeluh kabur.pemeriksaan. Penderita mengeluh kabur.
a.a. Hypermetrophi manifest fakultativHypermetrophi manifest fakultativ
Ialah hypermetrop pada orang muda dimana daya accomodasinya masih kuat.
b.b. Hypermetrophi manifest yang absolutHypermetrophi manifest yang absolut
Disini hypermetropi masih dapat dikompensasi oleh daya accomodasi
Ialah hypermetrop pada orang tua/dewasa dimana daya accomodasinya sudah
berkurang sehingga tidak dapat meng-kompensasi hypermetropnya.
Hypermetropi total
Ialah hypermetropi yang didapatkan bila lensa tidak Ialah hypermetropi yang didapatkan bila lensa tidak dapat beraccomodasi misal karena tua atau karena dapat beraccomodasi misal karena tua atau karena dilumpuhkan dengan cycloplegium misal atropin. dilumpuhkan dengan cycloplegium misal atropin.
Jadi : Hypermetropi total = H manifest + H latent.Jadi : Hypermetropi total = H manifest + H latent. Jadi : Hypermetropi total = H manifest + H latent.Jadi : Hypermetropi total = H manifest + H latent.
Keluhan organik pada hypermetroop.-Bila membaca lama, mata merah dan nrocos. -Sering-sering timbilen.
Keterangan :
-Disini ada proses inflamasi,ialah reaksi yang peranannya dipegang oleh pembuluh darah. Jadi ditempat-tempat yang tak ada pembuluh darah (misal di kuku dan rambut) tak akan ada inflamasi.
-Tiap pemakaian aksi atau tenaga yang berlebihan memerlukan penambahan metabolisme. Pada mata yang hypermetroop, karena selalu beraccomodasi (kecuali tidur) maka timbul ketegangan yang membutuhkan energi.
Maka terdapat hyperaemie yang terus menerus.Terjadi inflamasi pada tepi kelopak mata (Blepharitis).Hypermetroop juga sering disertai strabismus convergent concomitan dan mempunyai tendensi untuk glaucoma
Hypermetropia
Terapi :Terapi :
Lebih dulu mengukur derajat myopinya Lebih dulu mengukur derajat myopinya (dengan (dengan pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)
Kemudian diberi kacamata plusKemudian diberi kacamata plus
Astigmatisme
Ialah keadaan dimana refraksi pada tiap bidang Ialah keadaan dimana refraksi pada tiap bidang meridian adalah lain. Dalam satu bidang meridian, meridian adalah lain. Dalam satu bidang meridian, sinarsinar--sinar sejajar dibiaskan pada satu titik, tetapi pada sinar sejajar dibiaskan pada satu titik, tetapi pada
bidang meridian lain tidak pada titik inibidang meridian lain tidak pada titik ini
Pemeriksaan :
Untuk tentukan axis dari silinder :dari silinder :
Dengan Bar astigmatime
PembagianPembagian: :
AstigmatismeAstigmatisme irregulairirregulair
AstigmatismaAstigmatisma regulerreguler
AstigmatismeAstigmatisme SimplexSimplex AstigmatismeAstigmatisme SimplexSimplex
TxTx: K.M : K.M lensalensa silindersilinder sajasaja
AstgmatismeAstgmatisme CompositusCompositus
TxTx: K.M : K.M lensalensa minus + minus + silindersilinder minusminus
TxTx: K.M : K.M lensalensa plus + plus + silindersilinder plusplus
AstigmatismeAstigmatisme MixtusMixtus
TxTx: K.M : K.M silindersilinder plus + plus + silindersilinder minusminus
H K M
H K MH K M
A A
Bicromatic Unit
Freeman (1954)
1. Memprediksi myopia atau hipermetropia
2. Under atau over correction
3. presbiopia