MENGELOLA KEKAYAAN ALAM INDONESIA SESUAI SYARIAH
BIMA SETIAJI (F0212024)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET2013/2014
I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dilihat dari sudut jumlah penduduk, Indonesia merupakan salah satu negara terkaya dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Dewasa ini, penduduk dunia telah mencapai sekitar 500 miliar, Cina merupakan negara terbesar penduduknya yaitu sekitar 1,3 miliar, India menduduki urutan kedua dengan jumlah penduduk sekitar 1 miliar, urutan ketiga adalah Rusia dengan jumlah penduduk sekitar 350 juta jiwa, urutan keempat adalah Amerika Serikat dengan jumlah penduduk sekitar 300 juta jiwa, dan Indonesia menduduki urutan kelima dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa.1
Kemudian dari segi sumberdaya alam, Indonesia juga merupakan salah satu
negara terkaya di dunia. Potensi kekayaan alam berupa kekayaan hutan, lautan, BBM, emas dan barang-barang tambang lainnya berlimpah ruah. Kawasan hutannya termasuk yang paling luas di dunia sehingga dalam tahun 1993 saja, rata-rata setiap tahun hasil hutannya mencapai 2,5 miliar dollar AS. Untuk tahun-tahun terakhir ini, hutan Indonesia memberikan hasil sekitar 7 – 8 miliar dollar AS. Kekayaan minyak Indonesia sangat banyak, ladang minyaknya mencapai 60 ladang minyak (basin), 38 di antaranya telah dieksplorasi dengan cadangan sekitar 77 miliar barel minyak dan
332 triliun kaki kubik gas.2
Akhmad Fauzi mengungkapkan bahwa salah satu potensi yang dimiliki bangsa Indonesia yang sangat besar nilainya dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia adalah sumberdaya alam (renewable dan nonrenewable). Dengan demikian, bangsa kita perlu berbangga sekaligus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya itu sehingga kehidupan bangsa Indonesia dapat berlangsung hingga saat ini. Oleh karena itu, hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumberdaya ini akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia pada khususnya dan umat manusia di muka bumi pada umumnya3. Kekayaan sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara kita dijajah berabad-abad lamanya oleh Belanda dan tiga setengah tahun lamanya oleh Jepang.
Sumberdaya alam pada umumnya sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya tersebut wajib dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Harapan-harapan seperti inilah menjadi pertanyaan bagaimana prinsip-prinsip hukum pengelolaan
sumberdaya alam tambang sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia?
II. PEMBAHASAN
1. Sumberdaya Alam dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan
Konstitusi UUD RI 1945 tidak mendefiniskan secara eksplisit tentang arti sumberdaya alam, namun pada Pasal 33 ayat (3) secara garis besar mengidentifikasi sumberdaya alam dengan rumusan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Artinya, sumberdaya alam dalam bentuk apapun yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara dengan catatan mutlak, penggunaan dan pemanfaatannya harus demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, batasan sumberdaya alam hanya dapat ditemukan melalui teori-teori yang dikembangkan oleh para ahli di bidangnya masing-masing dan batasan-batasan yang dirumuskan melalui undang-undang organik, khususnya undang-undang pengelolaan sumberdaya alam.
Rees yang dikutip oleh Akhmad Fauzi mengemukakan bahwa sesuatu untuk
dapat dikatakan sebagai sumberdaya harus : 1. ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya; 2. harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut. Dengan kata lain sumberdaya alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi4.
Dengan demikian, secara umum sumberdaya alam dapat diklasifikasi ke
dalam dua kelompok, yaitu :
1. Kelompok Stok (non Renewable). Jenis sumberdaya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas, sehingga eksploitasinya terhadap sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan sumberdaya, sumber stok dikatakan tidak dapat diperbaharui (non renewable) atau terhabiskan (exhaustible).
2. Kelompok Flow. Kelompok sumberdaya ini, jumlah dan kualitas fisik sumberdaya
berubah sepanjang waktu. Berapa jumlah yang dimanfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi atau tidak mempengaruhi ketersediaan sumberdaya di masa mendatang. Sumberdaya ini dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak.
Salah satu yang termasuk dalam golongan sumberdaya tidak dapat terbarukan adalah tambang minyak dan nikel. Tambang nikel memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk terbentuk karena ketidakmampuan sumberdaya ini untuk melakukan regenerasi, sehingga sumberdaya ini sering juga disebut sebagai sumberdaya yang mempunyai stok yang tetap.
Sifat-sifat tersebut menyebabkan masalah eksploitasi sumberdaya alam tidak
terbarukan (non renewable) berbeda dengan ekstrasi sumberdaya terbarukan (renewable). Pengusaha pertambangan harus memutuskan kombinasi yang tepat dari berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal dan juga seberapa cepat stok harus diekstrasi dengan kendala stok yang terbatas.
Dari sudut yuridis, pengertian sumberdaya alam telah dirumuskan dalam
Rancangan Undang-undang tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam, melalui Pasal 1 bahwa “Sumberdaya alam adalah kesatuan tanah, air, dan ruang udara, termasuk kekayaan alam yang ada di atas dan di dalamnya yang merupakan hasil proses alamiah baik hayati maupun nonhayati, terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi kehidupan yang meliputi fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Kemudian dalam penjelasan umum Rancangan undang-undang tersebut
dijelaskan bahwa “Sumberdaya alam merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu sumberdaya alam wajib dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Ketersediaan sumberdaya alam baik hayati maupun nonhayati sangat terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya baik sebagai modal alam (stock resources) maupun komoditas (product) harus dilakukan secara
2. Sumberdaya Alam dalam Perspektif Islam
Dampak krisis lingkungan hidup yang melanda akhir-akhir ini, bukanlah saatnya kita
menyalahkan satu sama lain yang melewati batas dalam pengolahan Sumber Daya Alam.
Akan tetapi lebih pantasnya merujuk pada diri kita sendiri yang secara tidak sadar telah
semena-mena menggunakan fungsi lingkungan hidup bahkan mengekploitasi Sumber Daya
Alam dan mencemari perabot alam.
Ironisnya peran syariah dalam permasalahan ini dianggap sebelah mata yang kemudian
menjadikan sekularisme sebagai paham yang sangat mengerti, memahami dan menjaga
stuktur kehidupan manusia.
Alam sumber vital kehidupan manusia
Allah menunjukkan keagungan ciptaan-Nya dalam Al-Quran secara ekplisit akan
kebesaran alam semesta. Segala isi bumi yang berupa air, udara, tanah, barang tambang dan
makhluk ciptaan lainnya di alam semesta ini adalah sebuah ekosistem yang
kesinambungannnya amat bergantung pada moralitas manusia yang ditugaskan sebagai
khalifah di bumi.
Bumi sebagai tempat penopang manusia
ق�ا ر�ز� ات� مر الث م�ن �ه� ب ج خ�ر فأ ماء� ماء� الس م�ن ل �ز ن
وأ اء� �ن ب ماء والس ا اش� ف�ر ر�ض األ� #م# ك ل جعل ذ�ي ال
: البقرة ( م#ون ع�ل ت #م� �ت ن وأ �داد�ا ن
أ ه� �ل ل #وا عل ج� ت فال #م� ك )22ل
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-
buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqoroh:22)
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-
gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS. Luqman:10)
Menurut penelitian geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran.
Salah satunya tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas
magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi, sehingga mencegah magma
menghancurkan kerak bumi.
Air sebagai sumber kehidupan
ه�يج7 ب و�ج7 ز #ل; ك م�ن� ت� ت �ب ن وأ ت� ب ور ت� ز اه�ت �ماء ال �ها ي عل ا �ن ل �ز ن
أ �ذا فإ هام�دة� ر�ض األ� ى ر وت
"Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
indah." (QS. Al hajj: 5)
#ون #ؤ�م�ن ي فال أ Eيح ي�ء7 ش #ل ك �ماء� ال م�ن ا �ن وجعل
"Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?" (QS. Al Anbiya': 30)
Dan beberapa Nash yang menyinggung hal tersebut diantaranya dalam (QS. Al Mukminun:
18), (QS.Ar Ra'du: 17), (QS.Az Zukhruf: 11), (QS.Al Qomar: 12).
Pentingnya air dalam kehidupan manusia menjadikan Khalifah Umar bin Khattab
pernah ber-tawasul kepada sungai nil dengan harapan rakyat Mesir mendapatkan
kesejahteraan dan kemakmuran dari Allah.
يوقنون، لقوم آيات دابة من يبث وما خلقكم وفي للمؤمنين، آليات واألرض السموات في إن
وتصريف موتها بعد األرض به فأحيا رزق من السماء من الله أنزل وما والنهار الليل واختالف
يعقلون لقوم آيات الرياح
"Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang
yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk
kaum yang meyakini dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah
dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal." (QS. Al
Jatsiyah: 3-5)
Dalam pandangan sistem ekonomi Islam, harta kekayaan yang ada di bumi ini tidaklah bebas untuk dimiliki oleh individu, sebagaimana yang ada dalam pemahaman sistem ekonomi kapitalisme. Sebaliknya, juga tidak seperti dalam pandangan sistem ekonomi sosialisme, yang memandang bahwa harta kekayaan yang ada di bumi ini harus dikuasai oleh negara. Dalam sistem ekonomi Islam, status kepemilikan terhadap seluruh harta kekayaan yang ada di bumi ini dapat dikategorikan dalam 3 kelompok,
a. Kepemilikan individu, yaitu hukum syara’ yang berlaku bagi zat atau manfaat
tertentu, yang memungkinkan bagi yang memperolehnya untuk memanfaatkannya secara langsung atau mengambil kompensasi (iwadh) dari barang tersebut.
b. Kepemilikan umum, yaitu ijin Asy-Syari’ kepada suatu komunitas untuk bersama- sama memanfaatkan suatu benda.
c. Kepemilikan negara, yaitu harta yang tidak termasuk kategori milik umum melainkan milik individu, namun barang-barang tersebut terkait dengan hak kaum muslimin secara umum.
3. Pengolahan Sumber Daya Alam di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki jumlah penduduk
240 juta jiwa menyamai jumlah penduduk Uni Eropa, Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar tentunya memiliki kekayaan alam yang melimpah, potensi kekayaan laut Indonesia
saja sekitar 6,4 juta ton ikan, mutiara, minyak dan mineral lain, didarat terkandung barang
tambang emas, nikel, timah, tembaga, batubara dsb, dibawah perut bumi tersimpan gas dan
minyak ditambah lagi Indonesia adalah negara tropis, luas hutan Indonesia saja pada tahun
2010 sekitar 94.432.000 Hektar (World Bank) . Namun sumber daya alam yang melimpah ini
ternyata tidak dibarengi dengan kesejahteraan rakyatnya jumlah orang miskin tahun 2010 saja
sekitar 31 juta (BPS), belum lagi jika kita memakai standar PBB 2 dollar perhari jumlah
orang miskin diindonesia bisa mencapai 100 juta jiwa (World Bank) berarti hampir setengah
dari penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Ketika kita melihat APBN
Indonesia ternyata sumber pemasukan negara yang terbesar pun bukan dari kekayaan alam
melainkan dari pajak, coba kita perhatikan APBN tahun 2012 penerimaan negara sekitar
Rp.1358,2 T , sumber pemasukan dari pajak sekitar 74,5% (1.012 T pemasukan terbesar)
kemudian belanja negara sekitar 1.548,3 T terjadi defisit sekitar 190,1 T, lalu kemanakah
sumber daya alam Indonesia selama ini kenapa negeri yang begitu kaya sumber daya
alamnya tetapi rakyatnya tidak sejahtera, jumlah orang miskinnya saja hampir setengah dari
penduduk Indonesia , inilah hal yang coba akan saya jelaskan dan memberikan solusi yang
fundamental atas permasalahan ini.
Ternyata kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia selama ini tidak dinikmati oleh
rakyat Indonesia, kekayaan alam Indonesia banyak dinikmati oleh para kapitalis yang
bersekongkol dengan para pejabat dinegeri ini, lihatlah kebijakan-kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah tentang pengelolaan sumber daya alam, kebijakan tersebut hanya
menguntungkan para pengusaha swasta dan juga asing sedangkan perusahaan anak negeri
seakan-akan dibiarkan sekarat contoh seperti UU Migas yang menjadikan ekonomi Indonesia
menjadi ekonomi liberal yang membuat perusahaan anak negeri seperti Pertamina menjadi
sekarat, perusahaan anak negeri tapi hanya menguasai 16% minyak diindonesia sungguh
ironis.
Belum lagi kekayaan alam yang lain yang banyak dikuasai oleh perusahaan swasta
dan asing seperti Tambang Grasberg yang terletak di Tembagapura memiliki cadangan 2.5
miliar ton metrik, yang mengandung 1,13 persen tembaga, 1,05 gram per ton emas, dan 3,8
gram per ton perak dimiliki oleh PT.Freeport Indonesia yang notabennya adalah perusahaan
milik Amerika Serikat,belum lagi Tambang Batu Hijau yang terletak di Sumbawa, NTB
memiliki cadangan 1 miliar ton metrik terdiri dari tembaga 0,52 persen dan emas 0,4 gram
per ton dimiliki oleh perusahaan asing juga yaitu PT.Newmont, ada lagi Tambang di kawasan
Toka Tindung, Minahasa yang terletak di Minahasa Utara, berproduksi di atas delapan ton
emas pada tahun 1998 sama perusahaan ini juga adalah milik asing miliknya PT.Newmont,
jika tadi fakta tentang emas dan batu bara disektor migas pun Indonesia dengan
PT.Pertaminanya hanya menguasai 16% minyak selebihnya dikuasai oleh perusahaan-
perusahaan asing.
Itu hanya beberapa fakta saja tentang sumber daya alam kita yang dirampok oleh
asing masih banyak lagi fakta tentang perampokan sumber daya alam kita oleh perusahaan
asing, inilah akibat kesalahan pengelolaan sumber daya alam dan buruknya sistem politik
ekonomi diindonesia tentunya kesalahan ini bukanlah kesalahan individual atau kesalahan
salah satu kementerian saja tapi ini lebih diakibatkan oleh kesalahan struktural atau kesalahan
sistem.Kesalahan fundamental yang dilakukan oleh negeri ini adalah karena mengadopsi
ideologi kapitalisme sebagai asas negara mau diakui atau tidak tapi begitulah fakta
menunjukan kita bisa lihat hal tersebut dari system politik Indonesia yang mengadopsi system
demokrasi dan system ekonomi yang mengadopsi system ekonomi liberal ini adalah bukti
nyata negeri ini mengadopsi ideology kapitalisme karena baik sistem demokrasi maupun
sistem ekonomi liberal itu sama-sama lahir dari rahim ideology kapitalisme.
Sistem ekonomi liberallah yang mengakibatkan sumber daya alam Indonesia
dirampok oleh asing dengan UU Migas memberikan kesempatan bagi perusahaan asing untuk
bermain diindonesia karena salah satu doktrin system ekonomi liberal adalah “tidak bolehnya
negara untuk mengintervensi ekonmi, ekonomi dibiarkan berjalan sesuai dengan mekanisme
pasar bebas” artinya negara tidak boleh ikut serta dalam mengelola sumber daya alam atau
memberikan subsidi kepada salah satu perusahaan tapi negara hanya menjadi pengawas atau
sebagai regulator saja dan membiarkan sumber daya alam berjalan sesuai dengan mekanisme
pasar bebas atinya yang kuatlah yang menang tentunya dengan system seperti ini membuat
perusahaan anak negeri tidak bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang
akhinya tersingkirkan. Di tambah lagi dengan Indonesia mengadopsi system demokrasi yang
salah satu pilarnya adalah “kebebasan kepemilikan” pilar ini mengakibatkan siapa pun berhak
dan bisa menguasai sumber daya alam inilah yang membuat banyak sumber daya alam kita
dikuasai oleh swasta dan asing, belum lagi pembuat kebijakan didalam demokrasi sarat sekali
dengan kepentingan individu dan kelompok karena mahalnya demokrasi ketika pemilu partai-
partai yang mengikuti pemilu akan meminta bantuan modal kepada para pemilik modal
untuk maju dalam pemilu tentunya para kapitalis ini mengajukan beberapa syarat ketika kelak
partai tersebut terpilih dipemilu yang intinya menguntungkan para kapitalis, inilah yang
membuat kebijakan para dewan terhormat itu tidak berpihak kepada rakyat tapi malah
berpihak kepada para kapitalis.
4. Peran syariah terhadap Sumber daya alam dan lingkungan
Sebelum ribuan tahun lamanya agama Islam telah sangat peduli terhadap lingkungan
hidup dan keselamatan manusia, terbukti bahwasanya Allah SWT menganjurkan pada Nabi
Ibrahim dan putranya Ismail untuk menjaga masjidil haram yang merupakan pusat peradaban
yang disucikan keberadaannya. Allah SWT berfirman:
ج#ود� Tالس ع� ك Tالرو �ف�ين �عاك وال �ف�ين �لط ائ ل �ي �ت ي ب ا طه;ر ن� أ ماع�يل �س� وإ اه�يم �ر �ب إ �لى إ ا وعه�د�ن
"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud"." (QS. Al Baqarah: 125)
Kemudian kesucian dan kebersihan (thoharoh) merupakan syarat sah ibadah. Tanpa
thoharah sholat, thowaf dan ibadah lainnya tidak akan diterima. Dalam pandangan Islampun
kebersihan merupakan sebagian dari iman sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah saw :
( اإليمان شطر .Dan ini merupakan partisipasi Syariah dalam pembinaan lingkungan .(الطهور
Selanjutnya selain dalam bab thoharoh, fikih-fikih klasik juga membahas lingkungan
dalam bab ihyaul mawat (penghidupan tanah kosong), asshoid (berburu), assyirbah, al
'ath'imah, al kala' (rumput), al ma'adin wal kunuz (barang tambang) dan lain sebagainya.
Syariah sifatnya komperehensif tidak hanya seperangkat hukum yang dibuat untuk
mengatur bagaimana seseorang beribadah secara mahdlah (murni) pada Allah SWT, tetapi
bagaimana pula interaksi sosial dengan lainnya dalam berbagai bentuk dimensi : politik,
ekonomi, hukum, budaya, dan lingkungan. Prinsip pengelolahan lingkungan terdapat dalam
syariah, meski hal ini belum sepenuhnya diketahui oleh orang awam.
Nushus syariah telah memaparkan bagaimana seharusnya manusia berinteraksi pada alam
yang telah memberikan kemanfaatannya. Dan ajakan konservasi lingkungan hidup yang
terdapat dalam nushus jangan dipahami secara tekstual atau literal, namun perlu adanya
metodologi dan pendekatan baru sebagai tindakan preventif agama agar manusia tidak
semena-mena dalam memanfaatkan alam.
Meski para ulama salaf tidak begitu memaparkan secara gamblang akan esensial dari teks
Al-Quran dan sunnah dalam menanggulangi kerusakan lingkungan karena keadaan
lingkungan dan kondisinya yang berbeda dengan saat ini namun ulama sekarang mengatakan
bahwa pemeliharaan dan pelestariaan alam merupakan mashlahah umum (public interest)
yang terdapat dalam maqoshid syariah.
Dalam ini berlaku kaidah kemashlahatan umum atau kolektif lebih didahulukan daripada
kepentingan individu (al mashlahah al 'ammah muqoddam 'ala al mashlahah al
fardliyyah). Karena bila krisis kerusakan lingkungan dibiarkan begitu saja akan mengancam
eksisitensi lima unsur pokok kemashlahatan yang telah dipaparkan Imam Assyathibi bahwa
pemeliharaan total terhadap lima kebutuhan primer seperti ;
Perrlindungan terhadap agama (hifzh al-din)
Perlindungan jiwa (hifzh al-nafs)
Perlindungan akal (hifzh al-'aql)
Perlindungan keturunan (hifzh al nasl)
Perlindungan harta (hifzh al-mal)
Misalnya tanah (bumi), air dan udara yang menjadi bagian elemen untuk menopang
berlangsungnya kehidupan makhluk. Maka bumi dan sebagainya menempati posisi sebagai
mashlahah dlaruriyyah. Baik bumi yang terletak didataran tinggi ataupun didataran rendah
memiliki wilayah geografis yang mempunyai dampak negatif dan positif, namun saling
berkesinambungan. Begitu juga fungsi air yang merupakan sumber asal adanya kehidupan.
Meski perlindungan lingkungan (hifzh al-bia'ah) tidak termaktub mashlahah dalam
maqoshid syariah namun secara otomatis masuk dalam kategori mashlahah dlaruriyyah.
Seperti contohnya emisi karbon yang berasal dari kegiatan produksi dan konsumsi manusia
bila kadarnya berlebihan akan berdampak negatif, yang dapat menyebabkan terjadinya
pemanasan global (global warming). Hal ini menjadi lampu merah bagi manusia dalam upaya
preventif (pencegahan).
Dan kewajiban manusia sudah pasti menjaga invetaris yang diberikan oleh Allah
secara cuma-cuma. Setiap manusia wajib menjaga kesehatan lingkungannya dan menghindari
dari segala yang membahayakan baik kesehatan untuk masyarakat secara umum ataupun
untuk dirinya pribadi. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT :
�ين ن �م#ح�س� ال Tح�ب# ي ه الل �ن إ #وا ن ح�س� وأ ة� #ك ه�ل الت �لى إ #م� �د�يك ي
�أ ب �ق#وا #ل ت وال
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al
Baqarah: 195)
Meski ayat tersebut turun dalam masalah nafaqoh namun secara umum menunjukkan
bahwa upaya harakiri (perusakan terhadap diri sendiri). Bahkan sebagian ulamapun
mengharamkan hal tersebut.
Islam bukanlah sekedar agama ritual namun juga sebagai ideology (aqidah yang
memancarkan sistem). Banyak nash-nash qath’i dari Al Qur’an dan As Sunnah menjelaskan
kesempurnaan Islam (Al Maidah : 3), sebagai penjelas bagi segala sesuatu (An Nahl : 89),
yang memberi cap bagi orang-orang yang tidak mau menggunakan aturan-aturannya sebagai
orang kafir, fasiq, dan zhalim (Al Maidah : 44, 47, 48).
Maka tidaklah asing jika dikatakan bahwa Islam juga memberikan aturan dalam hal
pengelolaan SDA sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan
masyarakat. Dalam masalah pengelolaan SDA khususnya dan permasalahan ekonomi pada
umumnya Islam telah menata terlebih dahulu tentang konsep hak milik (al milkiyah).
Kejelasan konsep hak milik ini akan berakibat pada kejelasan siapa yang berhak
memanfaatkan hak milik tersebut (at tasharruf fi al milkiyah). Kemudian dijelaskan pula
tentang masalah distribusi harta di tengah manusia (tauzi’u al tsarwah baina al nas). Ketiga
hal itulah yang menjadi pilar ekonomi Islam.
Syari’at Islam telah menjelaskan bahwa seluruh benda yang oleh Allah SWT telah
diperuntukkan bagi suatu komunitas – di mana mereka masing-masing saling membutuhkan
– terkategori sebagai barang milik umum. Benda-benda tersebut nampak dalam tiga hal,
yaitu, pertama, merupakan fasilitas umum, ,yang kalau tidak ada di suatu negeri akan
menyebabkan kesulitan dan sengketa dalam mencarinya. Rasulullah SAW telah menjelaskan
sifat kebutuhan umum tersebut dalam hadits dari Ibnu Abbas : “Manusia berserikat dalam
tiga hal, yaitu air, padang rumput, dan api.” (HR. Abu Dawud). Juga hadits lain dari Abu
Hurairah : “Tidak hal yang tidak akan pernah dilarang (untuk dimiliki siapa pun), yaitu air,
padang, dan api.” (HR. Ibnu Majah).
Kedua, barang tambang yang depositnya tidak terbatas. Telah diriwayatkan dari
Abyadl bin Hamal bahwa dia pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu meminta kepada
beliau agar memberinya tambang garam, lalu Rasulullah SAW pun memberinya. Ketika
Abyadl pergi, seorang sahabat berkata kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah,
tahukah anda apa yang telah anda berikan kepadanya ? Sesungguhnya anda telah
memberikan kepadanya sesuatu (yang bagaikan) air mengalir.” Rasulullah SAW kemudian
menarik kembali pemberian tersebut. Salah seorang sahabat tadi menyerupakan tambang
garam dengan air mengalir karena banyaknya deposit pada tambang garam tersebut. Ini
mencakup pula setiap barang tambang dengan deposit yang banyak seperti minyak bumi, gas,
fosfat, tembaga, emas, perak, timah, dan lain-lain. Dan, barang-barang yang dilihat dari
tabiat bentuknya tidak mungkin dimiliki oleh individu seperti laut, sungai, atmosfer udara,
dan sebagainya.
Barang-barang milik umum tersebut dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
masyarakat atau dikelola oleh negara di mana hasilnya (dalam bentuk produk) dikembalikan
kepada masyarakat agar mereka dapat menikmatinya secara gratis atau dijual dengan harga
wajar dan hasilnya (dalam bentuk keuntungan penjualan) dikembalikan kepada masyarakat
baik berupa dana maupun sarana-sarana kebutuhan umum seperti sarana pendidikan dan
kesehatan.
III. PENUTUP
Prinsip-prinsip hukum pengelolaan sumberdaya alam tambang seharusnya didasarkan pada asas-asas: Tanggung jawab negara, asas manfaat, asas keadilan, asas keseimbangan, dan asas keberlanjutan. Prinsip-prinsip hukum tersebut seyogyanya dibarengi dengan prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya alam (tambang) sebagaimana diajarkan Islam, sehingga tujuan pengelolaan sumberdaya alam tambang benar-benar tercapai yakni mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat.
1. Kesimpulan
Setelah kita meliahat berbagai fakta tadi maka tidak ada solusi yang tepat dan fundamental selain kita tinggalkan sumber masalahnya yaitu ideologi kapitalisme dan seluruh cabang pemikirannya seperti demokrasi dan ekonomi liberal, sejak Indonesia merdeka tahun 1945 M negeri ini telah menerapkan berbagai macam ideologi dari mulai sosialisme-komunisme sampai ideologi kapitalisme tetapi tidak memberikan kesejahteraan kepada rakyat Indonesia justru sebaliknya hanya membuat sengsara rakyat. Ada satu ideology yang belum pernah diterapkan yaitu ideology islam, islam memberikan solusi yang sangat fundamental baik dalam ekonomi, politik, social-budaya, dalam masalah ekonomi islam berpandangan bahwa hutan, air, api (energi) adalah milik umum, hadits Rasulullah SAW:
ار� والن � إل �ك وال �ماء� ال ف�ي ث7 ال ث ف�ي اء# ك ر ش# الناس
‘‘Manusia berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput dan api“
(HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)
2. Saran
Pengelolaannya tidak boleh diserahkan kepada swasta (corporate based management) tapi harus dikelola sepenuhnya oleh negara (state based management) dan hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat dalam berbagai bentuk.Dengan politik ekonomi islam sumber daya alam Indonesia akan menjadi pos penerimaan negara terbesar, bahkan ketika kita bandingkan dengan APBN 2012 yang terjadi defisit jka dikelola oleh islam justru terjadi surplus karena SDA dijadikan sebagai sumber utama penerimaan negara belum lagi didalam islam ada lagi sumber penerimaan seperti zakat,ghanimah,kharaj, dll. Sektor energy,minyak bumi Rp.160,4 T,Gas (LNG) Rp.268 T,Batu Bara Rp.191 T,akumulasi dari sector energy sekitarRp.619.4 T, akumulasi penerimaan negara dari kekayaan alam sekitar Rp.1.642 T bandingkan dengan APBN 2012 penerimaan negara Rp.1.548,3 T surplus belum lagi zakat,ghanimah,dll. Sudah jelaslah yang membuat SDA dirampok asing dan menyesngarakan rakyat adalah karna diterapkannya ideologi kapitalisme, kita tinggalkan ideologi kapitalisme dan menjadikan islam sebagai satu-satunya ideologi negara yang mensejaterahkan.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Alquran dan Hadits
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara.
4. Majelis Ulama Indonesia, Fatwa MUI Tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam, http://dkmfahutan.wordpress.com, diakses pada 26 Juni 2010.
5. http://arabunpad13.blogspot.com/2013/07/mengelola-kekayaan-alam- indonesia_1630.html
6. http://www.himmahfm.com/artikel/430-urgensi-konservasi-alam-dalam-perspektif- syariah