5/16/2018 Metabolisme Darah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metabolisme-darah 1/6
METABOLISME BESI, VITAMIN B12 DAN ASAM FOLAT
Salmah OrbayinahBagian Biokimia FK UMY
Pendahuluan
Keperluan besi tubuh sebenarnya sangat sedikit. Karena tubuh mengelola besi
dalam badan kita dengan cara yang amat tepat guna dengan mengambil elemen-elemen
sisa misalnya dari pemecahan eritrosit tua. Dari 3000 s/d 5000 mg besi yang ada dalam
tubuh seseorang yang sehat, yang diekskresi tubuh setiap hari hanya 1 mg. Dan 3000-
5000 mg besi tubuh kita 60%, (1800-3000 mg.) berada dalam eritrosit, 30% berada
sebagai besi cadangan dan hanya 20% berada dalam berbagai organ lainnya seperti otot,
enzim dan lain-lain. Walaupun pengelolaan besi oleh tubuh dilakukan secara amat tepat
guna, namun kenyataannya 10-20% penduduk dunia ini menderita anemi karena
defisiensi besi. Penderita anemi defisiensi besi temyata tidak hanya ditemukan di negara
berkembang, namun juga di negara maju.
Untuk mengatur masuknya besi dalam tubuh maka tubuh memiliki suatu cara
yang amat tepat guna. Besi hanya dapat masuk ke dalam mukosa usus apabila ia dapat
bersenyawa dengan apoferitin. Jumlah apoferitin yang ada dalam mukosa usus
bergantung pada kadar besi tubuh. Bila besi dalam tubuh sudah cukup maka semua
apoferitin yang ada dalam mukosa usus terikat dengan Fe ++ menjadi feritin. Dengan
demikian tidak ada lagi apoferitin yang bebas sehingga tidak ada besi yang dapat masuk
ke dalam mukosa Besi yang ada dalam mukosa usus hanya dapat masuk ke dalam darah
bila ia dapat berikatan dengan G-globulin yang ada dalam plasma. Gabungan Fe dengan
B-globulin disebut feritin. Apabila semua G-globulin dalam plasma sudah terikat Fe"
(menjadi feritin) maka Fe'' yang terdapat dalam mukosa usus tidak dapat masuk ke dalam
'plasma dan turut lepas ke dalam lumen usus saat sel mukosa usus lepas dan diganti
dengan sel baru. Hanya Fe++ yang terdapat dalam transferin dapat digunakan dalameritropoesis, karena sel "eritroblas" dalam sumsum tulang hanya memiliki "reseptor"
untuk feritin. Kelebihan besi yang tidak digunakan disimpan dalam stroma sumsum
tulang sebagai feritin. Besi yang terikat pada B-globulin (feritin) selain berasal dari
mukosa usus juga berasal dari limpa, tempat eritrosit yang sudah tua (berumur 120 hari)
dihancurkan sehingga besinya masuk ke dalam jaringan limpa untuk kemudian terikat
pada B-globulin (menjadi transferin) dan kemudian ikut aliran darah ke sumsum tulang
untuk digunakan eritroblas membentuk hemoglobin.
Distribusi Besi
Pada orang laki-lakidewasa normalnya memiliki kadar besi tubuh 35-45
mg/kgBB. Pada wanita premenopause memiliki simpanan besi yang lebih rendah, karena
secara normal akan mengalami kehilangan besi yang erulang pada saat menstruasi. Lebih
5/16/2018 Metabolisme Darah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metabolisme-darah 2/6
dari 2/3 bei tubuh ada di hemoglobin pada precursor eritroid dan eritrosit matur.
Pengambilan besi oleh eritroid sangat tergantung endositosis yang dimediasi reseptor
melalui ikatan antara transferin dan reseptor transferin. Setiap eritrosit mengandung
jutaan atom besi. Pada keadaan pergantian besi yang normal konsentrasinya adalah 2 X
1020
atom besi perhari. Akibatnya anemia adalah tanda cardinal dari kekurangan besi.
Dalam keadaan seimbang 1-2 mg besi masuk dan keluar dari tubuh setiap harinya. Besi
disimpan dalam sel parenkim hepar dan makrofag jaringan retikuloendotelial. Makrofag
akan menyediakan besi dari perusakan eritrosit dan menghasilkan kembali besi ferri
(Fe3+
) yang akan ditangkap transferin untuk diberikan ke sel-sel yang membutuhkan lagi.
Sebagian sisa besi tubuh ditemukan dalam hepatosit dan makrofag sel RE sebagai bentuk
simpanan.
Penyerapan besi
Ada tiga factor penting yang menentukan jumlah besi yang diserap dari makanan,
yaitu (1) total kandungan besi dalam makanan, (2) control absorbsi besi oleh sel mukosa
usus (3) bioavailabilitas besi dalam makanan. Ada perbedaan mekanisme penyerapan
besi antara besi hem dan besi non heme. Besi hem akan diambil langsung oleh reseptor
spesifik dari membrane mukosa dan langsung melewati sitoplasma dalam keadaan tidak
diubah, cincin porfirin akan terbuka dan besi dikeluarkan. Meskipun bentuk ini hanya 10% dalam makanan tetapi lebih dari 25 % besi yang ada tersebut dapat diserap oleh usus.
Besi non-heme sangat tidak larut dan berbentuk ion ferri. Untuk bisa diabsorbsi harus
direduksi dulu oleh ferrireduktase menjadi ferro (Fe2+
) dan akan berikatan dengan
reseptor membrane mukosa usus dudodenum dan akan melintasi sel mukosa duodenum
masuk ke plasma dan diikat oleh apotransferin. Besi non-hem hanya bisa diserap oleh
mukosa usus dudodenum kira-kira 1-2 %.
Pengambilan besi non heme oleh sel mukosa usus dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal baik yang meningkatkan maupun yang menurunkan penyerapan itu sendiri.
Faktor yang meningkatkan penyerapan besi non heme antara lain : (1) vitamin C dan
asam lambung (membantu meningkatkan produksi besi ferro) dan (2) adanya daging
dalam makanan, meskipun kandungan besinya adalah non heme.
Sedangkan factor-faktor yang dapat menurunkan penyerapan besi non heme oleh sel
mukosa usus antara lain (1) Calsium dalam makanan, dapat menghambat absorbsi besi
heme maupun non heme (2) fosfat dan phytat dapat mencegah pengurangan besi ferri
menjadi ferro (3) antacid dan hipoklorid mengurangi jumlah besi ferro dalam makanan
(4) tannin (suatu polifenol) dapat menghambat penyerapan besi non heme.
Pengaturan Penyerapan Besi
5/16/2018 Metabolisme Darah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metabolisme-darah 3/6
Besi yang diambil dari makanan tidak terikat transferin dan tidak ada peranan
transferin dalam lumen usus. Proses absorbsi besi dibantu oleh enzim yang mereduksi
ferri menjadi ferro yaitu ferrireduktase dari brush-border. Besi harus melintasi dua
membrane untuk ditransfer melintasi vili penyerap : (1) pengangkut didaerah apical oleh
DMT 1 dengan aktifitas ferrireduktase (2) Besi akan pindah ke sirkulasi dengan bantuan
Fep1(ferroportin) dan HEPH (hepaestin) untuk membentuk komplek dengan transferin.
Pada keadaan besi sudah jenuh maka kadar besi plasma tinggi, dan menyebabkan
komplek TfR-HFE-2m akan menarik besi ke dalam membrane basalis enterosit sehingga
kadar besi membrane tinggi. Selanjutnya terjadi hantaran sinyal ke bagian apical,
akibatnya absorbsi besi akan turun. Proses ini akan terjadi sebaliknya pada defisiensi
besi. Di dalam sel enterosit besi dapat dioksidasi menjadi bentuk ferri untuk disimpan
sebagai ferritin atau diangkut melintasi membrane basolateral enterosit oleh pengangkut
Fep 1 (pengangkut besi transmembran). HEPH akan memfasilitasi pengeluaran besi ke
dalam plasma dan oksidasi kedalam bentuk ferri.
Absorbsi besi di intestinum diatur dengan beberapa cara. (1) dietary regulator ,
yaitu dimodulasi oleh sejumlah besi yang dikonsumsi saat itu. Untuk beberapa hari
setelah pemberian bolus besi diet, sel mukosa usus menjadi resisten terhadap kebutuhan
besi tambahan. Fenomena ini disebut mucosal block. Aksi pengeblokan terjadi karena
adanya akumulasi besi intraseluler. (2) stores regulator , yaitu merespon terhadap kadarbesi total . Mekanisme dapat megubah jumlah besi yang diserap dan membatasi besi yang
dikeluarkan (3) erytropoetic regulator , hanya merespon kebutuhan besi untuk
eritropoesis.
Transport besi
Transferin adalah protein utama pengangkut besi, suatu beta globulin dan
disintesis di hepar.Tiap-tiap molekul transferin dapat mengikat dua molekul besi dalam
bentuk ferri. Transferin akan membawa besi ke sum-sum tulang atau ke organ lain
apabila sum-sum tulang mengalami kerusakan atau kelebihan jumlah besi yang siap
disimpan dalam sum-sum tulang. Pada saat tidak ada transferin, protein lain akan
mengikat besi tetapi membawa besi ke organ lain seperti hepar, limpa, pancreas dan
sedikit ke sum-sum tulang.Transferin mempunyai reseptor spesifik pada besi maupun ke
sel RE dan normoblast yang baru berkembang. Sekali berikatan dengan membrane sel
transferin akan berubah bentuk dan mengeluarkan besi, kemudian akan kembali lagi ke
sirkulasi portal untuk mengikat besi lagi. Dalam keadaan normal kira-kira sepertiga
transferin bias mengikat besi.
Transferin yang sudah membawa besi berikatan dengan reseptor transferin pada
permukaan precursor entroid. Pompa proton mengalami penurunan pH dalam endosom
dan akan mengakibatkan perubahan komformasi protein yang pada akhirnya
5/16/2018 Metabolisme Darah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metabolisme-darah 4/6
menyebabkan dikeluarkannya besi dari transferin. Pengangkut besi yaitu DMT 1
memindahkan besi melintasi membrane endosom masuk ke sitoplasma. Sementara itu
transferin dan reseptor transferin mengalami siklus kembali ke permukaan sel, dimana
masing-masing dapat digunakan untuk siklus pengikatan dan pengambilan besi kembali.
Dalam sel eritroid sebagian besar besi pindah ke mitokondria, dimana akan berganbung
dengan protoporfirin untuk membentuk heme.
Penyimpanan besi
Dalam sel non-eritroid besi disimpan sebagai ferritin dan hemosiderin. Ferritin
terdiri dari tempurung protein bagian luarnya dan komplek besi dibagian tengah atau
intinya. Tempurung bagian luarnya terdiri dari 22 molekul apoferritin dan intinya terdiri
dari fosfat/besi sejumlah 4000-5000 molekul besi tiap intinya. Ferritin bersifat larut air
dan sejumlah kecil larut dalam plasma. Semakin besar jumlah ferritin yang disimpan
semakin besar ferritin yang larut dalam plasma. Kadar ferritin untuk laki-laki 40-3000
ug/l dan 20-150 ug/l pada wanita..
ASAM FOLAT (FOLATIN)
Asam folat dibutuhkan untuk menghindarkan anemia. Asam folat berbentuk
kristal berwarna oranye kekuningan, tidak berasa dan berbau, larut air, tidak larut dalamminyak. Struktur asam folat terdiri tiga komponen yaitu pteridine,asam para
aminobenzoat (PABA) dan asam glutamate. Terdapat sekelompok ikatan organic dengan
bioaktifitas vitamin ini yang sekarang diberi nama Pteroyl Glutamic Acid (PGA).
a. Fungsi Asam Folat
Bentuk aktif asam folat adalah asam tetrahidrofolat (THF atau FH4) suatu
koenzym yang mentransfer gugusan formyl,hydroksymethyl, methylene dan formimin
yang terikat pada N4 atau N10. Proses reaksi ini bersangkutan dengan sintesis purine,
methionine dan serine, juga berperan dalam katabolisme histidin. Pada manusia asam
folat berperan pada hematopoesis. Pada defisiensi asam folat terjadi hambatan sintesis
DNA yang mengakibatkan terjadinya precursor erythrocyte megaloblastik. Metabolisme
aam folat erat kaitannya dengan metabolisme vitamin B12 dan vitamin C.
b. Metabolisme Asam Folat
PGA dapat diserap dengan baik di seluruh bagian usus, meskipun penyerapan
terbaik di bagian proksimal usus halus. PGA dapat diserap aktif maupun pasif. Setelah
diserap di mukosa usus dialirkan lebih lanjut melalui vena portae ke hepar. Pada dosis
200 mg, PGA dapat diserap sampai 80 % oleh orang normal, dan puncak konsentrasi
dalam plasma tercapai 1-2 jam postdosing. Penetrasi asam folat ke sel jaringan
merupakan proses aktif dan selektif. Asam folat terutama ditimbun dalam hepar (5-9
5/16/2018 Metabolisme Darah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metabolisme-darah 5/6
ug/gram, ginjal (3 ug/gram, erythrocyte dan leucocyte (5-10% kandungan dalam hepar).
Pada kondisi normal kandungan folat dalam tubuh diperkirakan 5-10 mg.
Asam folat diekskresikan melalui urin (sekitar 5ug/24 jam), juga di dalam cairan
empedu dan ditemukan dalam tinja. Sebagian asam folat dalam cairan empedu
mengalami siklus enterohepatik. Asam folat yang ditemukan dalam tinja sebagian
berasal dari hasil sintesis mikroflora usus.
Defisiensi asam folat memberikan gambaran klinik anemia megaloblastik di
dalam sum-sum tulang dan makrositik dalam darah perifer disertai leucopenia.
Gambaran klinik ini berdasar gangguan metabolisme asam amino dan hambatan sintesis
protein. Defisiensi asam folat mungkin terjadi primer atau sekunder yaitu pada gangguan
penyerapan di dalam saluran gastrointestinal dengan steatorhoea merupakan causa yang
terbanyak.
VITAMIN B 12 (CYANOCOBALAMINE)
Vitamin B12 yang dikristalkan berwarna merah tua dan menjadi hitam pada
pemanasan, larut dalam air dan tidak larut dalam minyak. Vit B12 stabil pada pH 4-
7.Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang mengandung logam (cobalt) dalam
struktur molekulnya.
a. Fungsi Vitamin B12Bentuk aktif vitamin B12 adalah sebagai koenzym, terikat pada 5’deoksiadenyl
melalui atom Co pada struktur vitamin ini. Sejumlah system enzyme memerlukan
koenzym ini :
(a) Reaksi-reaksi mutase mencakup glutamate mutase dan methyl-malonyl-CoA
mutase
(b) Reaksi-reaksi dehidrase, mencakup diol dehidrase dan glycerol dehidrase
Fungsi vitamin B12 sangat erat dengan fungsi asam folat dalam sintesis
nucleoprotein. Defisiensi salah satu atau kedua vitamin sekaligus menyebabkan anemia
makrositik . megaloblastik. Kegagalan sintesis DNA terutama karena hambatan methylasi
urasil menjadi tyhmin.
Vitamin B12 berperan pula dalam methylasi 5-methyl-THF menjadi THF yang
diperlukan dalam sintesis methionine. Vitmain B12 dan asam folat saling berpengaruh
atas kebutuhannya. Bila salah satu vitamin ditambah, maka akan menyebabkan
kebutuhan vitamin lainnya meningkat.
b. Metabolisme Vitamin B12
Absorbsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam
sekresi gaster terdapat enzyme transferase yang disebut factor intrinsic (FI). FI mengikat
vitamin B12 yang membuat vitamin ini resisten terhadap serangan mikroba yang
5/16/2018 Metabolisme Darah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metabolisme-darah 6/6
menghuni rongga usus. Dalam bentuk terikat FI vitamin B12 ditranspor menembus
mukosa usus. Di dalam rongga ileum ikatan FI-vitamin B12 membuat kompleks dengan
Ca dan Mg untuk kemudian diabsorbsi oleh dinding usus dan setelah menempel, vitamin
B12 dilepaskan lagi oleh liberating enzyme yang terdapat di dalam sekresi dinding usus.
Vitamin B12 yang telah terlepas kembali kemudian diserap menembus epithel dan
masuk ke dalam mukosa usus halus. Mekanisme ini hanya berlaku untuk hydroxo
cobalamine dan cyanocobalamine, tidak berlaku bagi cobalamin derivate lainnya
(chlorocobalamine,nitrocobalamine dan thiocyanocobalamine).
Di dalam darah vitamin B12 ditranspor terkonjugasi pada globulin. Darah orang
normal mengandung vitamin B12 sebesar 200-900 ug/ml sedang kapasitas transport
maksimal adalah 500-11—ug/ml sehingga pada keadaan normal terdapat kejenuhan 60%
dari kapasitas maksimal.
Hanya sebagian kecil saja dari vitamin B12 yang terikat pada globulin itu
diekskresikan melalui ginjal ke dalam urin. Kadar vitamin B12 di dalam plasma darah
tidak merefleksikan status gizi vitamin B12 di dalam jaringan. Vitamin B12 yang
melebihi kapasita mengikat vitamin di dalam darah diekskresikan dalam urin. Pada
kondisi konsumsi fisiologis vitamin B12 terutama terdapat dalam cairan empedu.
Konsentrasinya dalam empedu terdapat sepuluhkali di dalam urine.
Vitamin B12 terutama ditimbun di dalam hati. Vitamin B12 yang terdapat didalam cairam empedu ini berasal dari simpanan di dalam hati tersebut. Vitamin B12 yang
diekskresikan di dalam cairan empedu ini sebagian diserap kembali di dalam usus halus,
melalui lingkaran enterohepatik. Data menunjukkan bahwa cairan empedu ini
mengandung F1 yang mendorong penyerapan kembali vitamin B19.
Pustaka
1. Biokimia Harper, edisi 25
2. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid 1, Prof Achmad Djaelani
3. Internet