Metabolisme Energi
D4 Gizi Alih JenjangPoliteknik Kesehatan Malang
2015
Metabolisme adalah proses pemecahan zat-zat gizi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi atau untuk pembentukan jaringan tubuhEnergi diperlukan untuk proses fisiologis yang berlangsung dalam sel tubuh. Proses ini meliputi kontraksi otot, pembentukan dan penghantaran impuls syaraf, sekresi kelenjar, produksi panas untuk mempertahankan suhu, mekanisme transport aktif dan berbagai reaksi sintesis dan degradasi (Sloane, 2004).
Dalam tubuh berbentuk ATP (Adenosin Triphosphat)
ADENOSIN P PP
Ikatan berenergi tinggi
PEMECAHAN ZAT-ZAT GIZI SUMBER ENERGI SUMBER ENERGI (mengandung C-H-O)
GLUKOSA GLISEROL + ASAM LEMAK ASAM AMINO
Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan kapasitas perfoma tubuh saat beraktivitas fisik seperti berolahraga selain karena jumlah simpanan glukosa (energi) tubuh. Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan kapasitas perfoma tubuh
saat beraktivitas fisik seperti berolahraga selain karena berkurangnya jumlah cairan dari dalam tubuh juga disebabkan oleh berkurangnya jumlah simpanan glukosa (energi) tubuh.
Metabolisme aerob : waktu panjang Utk olahraga intensitas rendah Tidak menghasilkan produk sampingan
Metabolisme anaerob : waktu singkat (5-10 detik). Utk olahraga intensitas tinggi Menghasilkan produk sammpingan (akumulasi= efektifitas kontraksi otot turun dan nyeri
Metabolisme Karbohidrat
GLIKOLISIS ANAEROB : PEMECAHAN GLUKOSA (OKSIDASI) DALAM KEADAAN ANAEROB =TANPA OKSIGEN (SEDIKIT OKSIGEN)
HASIL AKHIR = ASAM LAKTATJUMLAH ATP = 2 ATP
GLIKOLISIS AEROB = PEMECAHAN GLUKOSA (OKSIDASI) DALAM KEADAAN AEROB = MEMERLUKAN OKSIGEN (CUKUP OKSIGEN)
HASIL AKHIR : 6 CO2 + 38 ATP
Glikolisis Anaerob
Glikolisis Aerob
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen dapat digunakan secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan energi.
Sebagai sumber energi simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh secara langsung akan mempengaruhi kapasitas/ performa seorang atlet saat menjalani program latihan ataupun juga saat pertandingan. Secara garis besar hubungan antara konsumsi karbohidrat, simpanan glikogen dan performa olahraga dapat di simpulkan sebagai berikut:
Konsumsi karbohidrat setelah beraktifitas akan mempercepat penyimpanan glikogen.meningkatkan simpanan glikogen tubuh.
Semakin tinggi simpanan glikogen maka kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik juga akan semakin meningkat
Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan/membatasi kemampuan tubuh untuk mempertahankan intensitas dan waktu beraktifitas.
Metabolisme Lemak
atlet 1.2-1.6 gr/kg berat badan per-harinyanon-atlet yaitu sebesar 0.6-0.8 gr/kg berat
badan. Protein = resiko tinggi mengalami kerusakan otot
(pertandingan/latihan berat) Endurance akan membutuhkan asam amino ketika
glikogen berkurang
Metabolisme Lemak
olahraga dengan intensitas rendah : simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber energi utama bagi tubuh
olahraga kompetitif dengan intensitas tinggi: pengunaan lemak sebagai sumber energi tubuh akibat dari mulai berkurangnya simpanan glikogen otot dapat menyebabkan tubuh terasa lelah sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun
intensitas olahraga yang juga akan meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh.
Metabolisme Protein