Mewujudkan Sekolah Aman, Nyaman dan Menyenangkanmelalui Gerakan Sekolah Ramah Anak
Workshop Penyusunan Pedoman Penguatan Kelembagaan
Anak-anak di Indonesia
240 juta
Anak-Anak (2012)
121 (Medium)
52,7%Total populasi
Indonesia 201284 juta
Anak hidup dgn
kurang dari $2 per
hari
HDI Ranking
$4,154GNI per capita
44,3 juta
Source: Unicef (2014); HDR (2013)
Indian-Australian Plate
Eurasia Plate
KONDISI GEOLOGI INDONESIA (Dari Bahan Presentasi BPKLN)
4
5
Prevalensi kekerasan yang dialami anak usia 13-17 tahun
• 3 juta
• 1 dari 4 anakKekerasan
Fisik
• 1.4 juta
• 1 dari 8 anakKekerasan Emosional
• 900.000
• 1 dari 12 anakKekerasan
Seksual
• 1.5 juta
• 1 dari 7 anakKekerasan
Fisik
• 1,2 juta
• 1 dari 9 anakKekerasan Emosional
• 600.000
• 1 dari 19 anakKekerasan
Seksual
Hasil penelitian Kemsos dan Unicef, 2013
Lokasi Kekerasan Seksual*)
*) Enam lokasi kekerasan seksual (skor tertinggi) yang dilaporkan oleh responden laki-laki dan perempuan usia 13-17 tahun, dalam 12 bulan terakhir
**) Waktu kejadian tertinggi di Siang Hari, kemudian Malam Hari dan Pagi Hari
Hasil penelitian Kemsos dan Unicef, 2013
Pelaku Kekerasan Fisik di Keluarga*)
*) Pelaku kekerasan fisik yang dilaporkan oleh responden laki-laki dan perempuan usia 13-17 tahun dalam 12 bulan terakhir Hasil penelitian Kemsos dan Unicef, 2013
Pelaku Kekerasan Fisik di Masyarakat*)
*) Pelaku kekerasan fisik yang dilaporkan oleh responden laki-laki dan perempuan usia 13-17 tahun dalam 12 bulan terakhir Hasil penelitian Kemsos dan Unicef, 2013
Pelaku Kekerasan Seksual*)
*) Tiga tipe pelaku kekerasan seksual (skor tertinggi) yang dilaporkan oleh responden laki-laki danperempuan usia 13-17 tahun dalam 12 bulan terakhir
Hasil penelitian Kemsos dan Unicef, 2013
TANTANGAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI PENDIDIKAN
• Lebih dari 258,000 sekolah di Indonesia, sedikitnya 25% berada didaerahrawan bencana.
• SD-SD Inpres yang dibangun di tahun 1980 an belum mempertimbangkanupaya PRB
• Kebijakan nasional seperti UU No 24 tahun 2007 tentang PenanggulanganBencana, Permendiknas no 24 tahun 2007 tentang standar saranaprasarana disusul SE Mendiknas tentang Strategi Pengarusutamaan PRB di Sekolah dan Perka No 4 tahun 2012 tentang Pedoman PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana lalu Permenegpppa Nomor 8 tahun2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak dan beberapa daerah piloting sudah mempertimbangkan PRB di sekolah/madrasah
• Lebih dari 50 lembaga masyarakat, PBB, dan multistakeholder tercatatbekerja dalam program Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana (SekretariatNasional Sekolah Aman, Konsorsium Pendidikan Bencana dan Education Cluster)
• Lebih dari 1,800 sekolah/madrasah pilot tapi masih memerlukantantangan untuk keberlanjutan dan perluasan dampak terutama di tingkatkota/kabupaten
Bentuk Kekerasan di Lingkungan Sekolah, Tahun 2013
No. Bentuk Kekerasan
Jumlah Persentase (%)
GuruTeman
Sekelas
Teman Lain
KelasGuru
Teman
Sekelas
Teman Lain
Kelas
1. Menjewer 326 226 134 31.8 22 13.1
2. Mencubit 379 504 316 36.9 49.1 30.8
3. Menendang 70 261 175 6.8 25.4 17.1
4.Memukul
dengan tangan118 297 191 11.5 28.9 18.6
5.Memukul
dengan benda107 208 112 10.4 20.3 10.9
6.Menghukum hingga jatuh
sakit, pingsan29 23 19 2.8 2.2 1.9
7.Melukai dengan benda
berbahaya11 36 23 1.1 3.5 2.2
8. Kekerasan fisik lain 32 49 32 3.1 4.8 3.1
Bentuk Kekerasan di Lingkungan Sekolah, Tahun 2013
No. Bentuk Kekerasan
Jumlah Persentase (%)
Guru Teman SekelasTeman Lain
KelasGuru
Teman
Sekelas
Teman Lain
Kelas
9.Membandingkan dengan
saudara/anak lain176 172 130 17.2 16.8 12.7
10.
Membentak
dengan suara
keras dan kasar
357 357 254 34.8 34.8 24.8
11.
Menghina
dihadapan
teman/orang lain
133 298 212 13 29.0 20.7
12.
Menyebut
"bodoh",
"pemalas",
"nakal", dsb
226 264 183 22 25.7 17.8
13.Mencap dengan sebutan
jelek/jahat56 151 108 5.5 14.7 10.5
14. Kekerasan psikis lainnya 19 25 13 1.9 2.4 1.3
Sumber: KPAI, 2013.
Sosua
Pelanggaran disertai dengan sanksi yang melebihi batas dan tidak sesuai dengan kondisi pelanggaran
Sistem dan kebijakan pendidikan dengan muatan kurikulum yang mengutamakan pada aspek kognitif dari pada apektif sehingga mengurangi proses humanisasi dalam pendidikan
Lingkungan dan Media yang sangat vulgar menampilkan aksi-aksi kekerasan
Refleksiperkembangankehidupan yangseringkalimenimbulkaninstan solution
Hasil Analisis Bullying di Sekolah
sosial
ekonomi
Sumber:Drs. Abd. Rachman Assegaf, M. Ag
1. pendidikan berpusat pada anak, penegakan disiplin utama dengan non kekerasan, memperhatikan martabat dan harga diri anak, dan pengembangan kapasitas anak;
2. pengembangan keterampilan, pembelajaran, kemampuan lainnya, martabat manusia, harga diri, dan kepercayaan diri;
3. pengembangan kepribadian, bakat, dan kemampuan untuk hidup dalam kehidupan di masyarakat;
4. hak anak untuk pendidikan tidak hanya masalah akses, tetapi konten; dan
5. hak anak untuk pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya.
AMANAT PEMBENTUKAN
SEKOLAH RAMAH ANAK (Pasal 28, 29, dan 31 KHA)
• Pasal 28 c, Pasal 31 UUD 1945• UU Nomor 4 tahun 1979 ttg
Kesejahteraan Anak• UU Nomor 23 Tahun 2002 ttg
perlindungan Anak• UU Nomor 35 Tahun 2014 ttg
Perubahan atas UU Nomor 23 THUN 2002 ttg Perlindungan Anak
• UU Nomor 20 tahun 2003 ttg SistemPendidikan Nasional
• Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun1990 ttg Pengesahan Konvensi HakAnak
• Kepres Nomor 60 tahun 2013 ttgPengembangan Pendidikan Anak UsiaDini ( PAUD HI)
DASAR HUKUM
TUJUAN PENDIDIKAN dalam KHA
• Pengembangan kepribadian, bakat, dan kemampuan mental dan fisik anak secara optimal• Pengembangan penghormatan terhadap hak hak azasi manusia
• Pengembangan penghormatan terhadap orang tua anak, jati diri budaya sendiri, bahasa dannilai-nilai nasional
• Persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggung jawab• Pengembangan untuk menghargai lingkungan alam
Satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta
mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme pengaduan
terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
• BUKAN membangun sekolah baru
• MENGKONDISIKAN sekolah menjadi tempat yang kondusifbagi anak
• Memastikan sekolah MEMENUHI HAK ANAK selamaberada di sekolah: Memastikan setiap anak secara inklusif berada dalam
lingkungan yang aman secara fisik, melindungi secara emosional, dan mendukung secara psikologis.
Memposisikan guru faktor utama menciptakan kelas inklusif dan efektif.
Mengakui, mendukung, memfokuskan, dan memfasilitasi kemampuan anak berkembang secara bertahap.
Memastikan sekolah mendapatkan dukungan, partisipasi, dan kerjasama dari keluarga.
Membangun lingkungan belajar anak termotivasi dan mampu untuk belajar.
Unicef, 2010
Indikator Sekolah Ramah Anak
1. Kebijakan SRA;2. Pelaksanaan Kurikulum;3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terlatih Hak-Hak Anak; 4. Sarana dan Prasarana SRA;5. Partisipasi Anak; dan6. Partisipasi Orang Tua, Lembaga
Masyarakat, Dunia Usaha, PemangkuKepentingan Lainnya, dan Alumni.
1. Kebijakan SRA (1)a) Memenuhi SPM b) Kebijakan anti kekerasanc) Upaya melaksanakan kebijakan anti kekerasand) Gerakan Siswa Bersatu Mewujudkan SRAe) Menghapus pungutan diluar APBN/APBDf) Afirmasi 20% dari daya tampung untuk anak dari
keluarga tdk mampug) Proaktif mencari anak yang belum terjangkau
pelayanan pendidikanh) Proaktif mencegah ketidakhadiran peserta didiki) Upaya mencegah putus sekolahj) Komitmen menerapkan prinsip-prinsip SRAk) Pelatihan hak anakl) Tenaga konseling terlatih hak anakm) Kawasan bebas rokokn) Kawasan bebas napzao) Sekolah/madrasah aman dari bencanap) Menjamin, melindungi dan memenuhi kebebasan
beribadahq) PRB (Pengurangan Resiko Bencana)r) Integrasi materi kesehatans) Integrasi materi lingkungan hidup
2. Pelaksanaan Kurikulum
a) Dokumen kurikulum berbasis hak anakb) Perencanaan pendidikan berbasis hak anakc) Proses Pembelajaran
tidak bias gender, non diskriminatif, menyenangkan & penuh kasih sayang
Mengembangkan minat, bakat & inovasi peserta didikd) Penilaian hasil belajar mengacu pada hak anak
Kelas Ramah Anak a la bu Nia Kurniati, Guru SMPN 11 Bandung
3. Pendidik & Tenaga Kependidikanterlatih hak anak
a. Pimpinan satuan pendidikan
b. Guru c. Guru bimbingan konselingd. Petugas perpustakaane. Tata usaha
f. Penjaga satuan pendidikan (petugas keamanan satuan pendidikan)
g. Petugas kebersihanh. Komite satuan pendidikani. Pembimbing kegiatan ekstra
kurikulerj. Orang tua/wali
4. Sarana dan Prasarana SRA (1)a. Memiliki kapasitas ruangan kelas yang sesuai dengan jumlah muridb. Peralatan belajar yang ramah anak (meja, kursi, pencahayaan yang cukup)c. Memiliki toiletd. Memiliki saluran pembuangan air limbah yang tidak mencemari lingkungane. Memiliki tempat cuci tanganf. Memiliki air yang bersihg. Bangunan ramah anak dan aman bencanah. Memiliki ruang UKSi. Memiliki ruang konselingj. Memiliki ruang kreativitas (pojok gembira, tempat peserta didik mengekspresikan
diri)k. Memiliki lapangan olah ragal. Memiliki area/ruang bermain
m. Memiliki ruang perpustakaan
n. Memiliki tempat ibadah
o. Memiliki kantin sehat
p. Tersedia tempat pembuangan sampah (terpilah dan tertutup) di setiap kelas
q. Simbol/tanda terkait dengan SRA
r. Tersedianya media Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) yang terkait dengan SRA
s. Memiliki area/ruang bermain
t. Memiliki ruang perpustakaan
u. Memiliki tempat ibadah
v. Memiliki kantin sehat
w. Tersedia tempat pembuangan sampah (terpilah dan tertutup) di setiap kelas
x. Simbol/tanda terkait dengan SRA
y. Tersedianya media Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) yang terkait dengan SRA
24
Ruang Belajar Terbuka di SMAN 15 Bandung
Kantin Kejujuran di SMAN 29 Jakarta
5. Partisipasi Anaka. Melibatkan peserta didik dalam proses
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)
b. Melibatkan peserta didik dalam menyusun kebijakan dan tata tertib sekolah
c. Mengikutsertakan perwakilan peserta didik sebagai anggota Tim Pelaksana SRA
d. Memberdayakan peserta didik sebagai kader kesehatan, kesiapsiagaan, keselamatan, kenyamanan, keamanan, kelayakan satuan pendidikan
e. Pendidik, tenaga kependidikan, danKomite Sekolah/Madrasah/SatuanPendidikan mendengarkan danmempertimbangkan usulan peserta didikuntuk memetakan pemenuhan hak danperlindungan anak, dan rekomendasiuntuk RKAS guna mewujudkan SRA
f. Peserta didik aktif memberikan penilaianterhadap pelaksanaan danpertanggungjawaban RKAS
6. Partisipasi Orang Tua/Wali, Lembaga Masyarakat,Dunia Usaha, Pemangku Kepentingan Lainnya, danAlumni (1)
1. Orang Tua/Walia. Menyediakan waktu 20 (dua puluh) menit sehari untuk
mendengarkan dan menanggapi curhat anakb. Menyediakan waktu, pikiran, tenaga, dan materi sesuai
kemampuan untuk memastikan tumbuh kembang minat, bakat,dan kemampuan anak
c. Memberikan persetujuan setiap kegiatan peserta didik di satuan pendidikan selama sesuai dengan prinsip-prinsip SRA
d. Mengawasi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan peserta didik termasuk memastikan penggunaan internet sehat dan media sosial yang ramah anak
e. Bersikap proaktif untuk memastikan SRA masuk dalam penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban RKAS
f. Aktif mengikuti pertemuan koordinasi penyelenggaraan SRA
6. Partisipasi Orang Tua/Wali, Lembaga Masyarakat,Dunia Usaha, Pemangku Kepentingan Lainnya, danAlumni (2)
2. Lembaga Masyarakat
a. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan SRA
b. Mengawasi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan peserta didik
c. Bersikap proaktif dalam mendukung upaya penerapan prinsip-prinsip SRA
d. Memberi akses kepada peserta didik danpendidik untuk karyawisata, Praktik KerjaLapangan (PKL), kegiatan seni dan budaya
6. Partisipasi Orang Tua/Wali, Lembaga Masyarakat,Dunia Usaha, Pemangku Kepentingan Lainnya, danAlumni (3)
3. Dunia usaha dalam bentuk Program Tanggung Jawab SosialPerusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR)
a. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan SRA
b. Membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan SRA
c. Memberi akses kepada peserta didik dan pendidikuntuk karyawisata, Praktik Kerja Lapangan (PKL)
6. Partisipasi Orang Tua/Wali, Lembaga Masyarakat, DuniaUsaha, Pemangku Kepentingan Lainnya, dan Alumni (4)
4. Pemangku kepentingan lainnya
a. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan SRA yang tidak mengikat
b. Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan SRA
c. Bersikap proaktif untuk mendukung upaya-upaya untukmemastikan keselamatan, keamanan, kenyamanan anaktermasuk pengaruh buruk dari media sosial dan media massa
5. Alumni
a. Ikatan alumni memberi dukungan penyelenggaraan kegiatan SRA
b. Turut serta dalam kepengurusan komite satuan pendidikan
SEKOLAH
RAMAH
ANAK
PanganJajanSehat
(BPOM)
SekolahHebat
(Kemendikbud)Kantin
Kejujuran(KPK)
Sekolah/Madrasah
AmanBencana(BNPB)
SekolahInklusi
(Kemendikbud)
SekolahAdiwiyata
(KLHK)UKS
(Kemenkes)
SekolahTanpa
Kekerasan(KPPPA)
Madrasah Insan
Cendikia(Kemenag)
SekolahBebasNapza(BNN)
Kumpulan Praktik Baik
Isi Perka BNPB no 4 Tahun 2012Pengertian Sekolah / Madrasah Aman dari Bencana
• Umum : Sekolah yang mengakui dan melindungi hak-hak anak denganmenyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran,kesehatan, keselamatan dan keamanan siswanya setiap saat
• Khusus : Sekolah yang mampu menerapkan standar sarana dan prasaranaserta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan disekitarnya dari bahaya ancaman
• Pengertian terkait PRB : komunitas pembelajar yang berkomitmen akanbudaya aman, sehat dan sadar akan risiko, memiliki rencana matang danmapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap merespon padasaat darurat dan bencana
Dasar PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana
Nilai-nilai Prinsip-prinsip Strategi
a.PerubahanBudaya
b.BerorientasiPemberdayaan
c.Kemandiriand.Pendekatan
berbasis hake.Keberlanjuta
nf. Kearifan
Lokalg.Kemitraanh.Inklusivitas
a. BerbasisHakterutamaHak-HakAnak
b. InterdisiplindanMenyeluruh
c. KomunikasiAntar-Budaya
a. Sinkronisasi Kebijakan
b. Peningkatan Partisipasi Publik termasuk anak
c. Pelembagaan
Kerangka Kerja PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana
Non-struktural
Struktural
Lokasi aman dari bencana
Struktur bangunan aman
Desain dan penataan kelas aman
Dukungan sarana & prasarana aman
Mobilisasi sumberdaya
Perencanaan kesiapsiagaan
Kebijakan Sekolah
AspekMendasar
Peningkatan pengetahuan, sikapdan tindakan
Tahap 1 12 Langkah Menjadi Agen
MeSRA
1. Melakukan Deteksi Warna
MeSRA
2. Olah hasil Deteksi Warna
3. Menggali Potensi Diri
4. Iklan Diri
5. Menetapkan Ide Sosial
6. Pemetaan kapasitas komunitas
anak
7. Pemetaan ancaman terhadap
anak
8. Susun Dreams Board tentang
Sekolah Idaman Anak dan
Keluarga
9. Youth Evacuation Simulation for
Safer School terintegrasi dg
CTPS, Gerakan Pungut Sampah
dan hadiah oksigen
10. Bedah Ensiklopedia Lintas
Sejarah Indonesia dalam Literasi
Visual untuk memperkuat
karakter kebangsaan dan
pembelajar
11. SPeAKnACT Saya Pelajar Anti
Kekerasan, Anti Korupsi dan
Amat Cinta Tanah Air,Teman
dan Keluarga Tercinta
12. Pelantikan Agen MeSRA
Tahap 3 Pelatihan Kovenan Hak Anak
Penerapan SRA bagi guru, MeSRA Homestay bagi
Anak dan Keluarga, Pelatihan Pendidikan Karakter
Tahap 4 Konsultasi dengan Anak
1. Gelar Karya Anak
2. Evaluasi Diri SRA bersama Komite, Guru,
dan perwakilan warga sekolah
3. Festival GeMBIRA
Rencana Aksi
GSB MeSRA
Aktivasi S3ASTers-nya Allisa
Senyum, Salam Sapa Adik Kelas Tersayang
Tahap 2 Ragam 20 Menit yang Memukau di Rumah
1. 10 menit membacakan nyaring kitab suci/buku
berseri/ensiklopedia
2. Mendengarkan celoteh/curhat/komentar anak
sebelum tidur atau sebelum berangkat sekolah
3. Mengisi Buku Komunikasi keluarga-Anak-Sekolah
Obrolan Pendidikan Ramah Anak (OPERA) hadirkan
SPeAKnACT-nya GSB MeSRA di Pertemuan Orangtua Murid
dan Guru Kelas setiap bulan
Menyediakan kotak curhat dan pojok konseling sahabat anak
Aktivasi prakarsa CDEF-nya Nabila Cari temanmu yang
mengalami kekerasan, dekati, tunjukan empati, ajak ke Forum
Pelembagaan GSB MeSRA sebagai tim pemantau pemenuhan
hak dan perlindungan anak setiap hari dalam 5 klaster: 1). Hak
Sipil dan Kebebasan, 2) Keluarga dan Pengasuhan Alternatif,
3) Kesehatan dan Kesejahteraan Dasar, 4) Pendidikan, Waktu
Luang dan Kegiatan Budaya, 5) Perlindungan Khusus
Safari GeMBIRA ke komunitas/sekolah/madrasah imbas,
membuka Café Ilmu Car Free Day, SPeAKnACT
Tahapan
Pelembagaan
GSB MeSRA
Contoh Sumber Belajarbagi Generasi Pembelajar
36
…….Sejarah adalah salah satu elemen penting dalam
membentuk karakter pembelajar. Melalui sejarah-lah
kita diajak untuk berproses, untuk terus menjadi
pembelajar. Maka kehadiran buku ini menjadi penting
untuk generasi pembelajar……
dikutip dari Kata Pengantar
Mendikbud RI, Anies Baswedan
MEWUJUDKAN SEKOLAH RAMAH ANAKdalam Program Penanganan Psikososial Penyintas Anak SMAN
1 Simpang Empat Pasca Erupsi Gunung Sinabung
Kebahagiaan terpancar
OPERAObrolan
PendidikanRamah Anak
Konselor Sebaya : Amilia Agustin alumni SMAN 11 Bandung
GeMBIRA menyusun Mandala Diri
Safari GeMBIRA: Abadikan Ilmu dengan Berbagi
MeSRA Homestay di Bandungbersama Agen MeSRA Bandung fasilitasi mahasiswa magang dari UNISBA
SPeAKnACT Bandung dan Tanah KaroSaya Pelajar Anti Kekerasan dan Amat Cinta Teman, Keluarga dan Tanah Air
Rencanakan, Lakukan dan Refleksi
Festival GeMBIRA
Audiensi dan FGD
Audiensidi HU Pikiran Rakyat Bandung
Audiensidi HU Analisa Medan
FGD MeSRA di daerah Bencana di ITM bersama Pemprov Sumut dst
Ikrar Pelembagaan GSB MeSRA
PKS Kurikulum SMAN 1 Simpang Empat, BPAKB dan DISDIKSU
Rektor ITM, SMAN 1 PantaiCermin, BPBD SU
KOHATI SU, KerLiP SU, SMAN 2 Medan, KAMG
FAMILY GATHERING : MBS RAMAH ANAK
Kit GeMBIRA Pelantikan GSB MeSRA
Apresiasi Seni
Expose GSB MeSRA di media cetak dan elektronik
50
“Visi tanpa aksi adalah mimpi.
Aksi tanpa visi hanya membuang waktu.
Visi yang diikuti aksi baru dapat mengubah dunia.”
NELSON MANDELA(Mantan Presiden Afrika Selatan)