Download doc - Model Komunikasi Massa

Transcript
Page 1: Model Komunikasi Massa

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung pesat

seiring berkembanganya kebutuhan manusia akan informasi. Pada era informasi ini

khalayak butuh informasi akurat dan cepat untuk menunjang aktivitas mereka dalam

dunia agama, pekerjaan, pendidikan,sosial, budaya, bahkan hiburan. Informasi yang

cepat dapat terwujud dengan suatu proses komunikasi yang disebut komunikasi

massa. Komunikasi massa dapat terwujud karena diproduksi oleh suatu lembaga

media massa, kemudian media massa tersebut memberikan informasi kepada

khalayak secara hampir bersamaan. Setiap komunikasi massa mempunyai model dan

ciri khas masing-masing serta dapat diimplementasikan dalam berbagai kegiatan

komunikasi massa.

Tujuan dari laporan ini adalah mengetahui apa saja jenis model komunikasi

massa yang telah dikemukakan oleh para ahli, latar belakang terciptanya model-model

komunikasi, bagaimana proses penyampaian informasi itu dibuat sampai diterima

oleh khalayak, serta penjabaran secara keseluruhan tentang aspek-aspek yang

terkandung dalam komunikasi massa tersebut.

Semoga laporan ini dapat membantu bagi kami khususnya dan para pembaca

pada umumnya untuk memahami perkembangan komunikasi massa beserta model-

model komunikasi massa.

1

Page 2: Model Komunikasi Massa

BAB II

TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI MASSA

1. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa ( mass comunication ) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak ( surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio,televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang

yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di

banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umu, disampaikan

secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektonik). Meskipun khalayak

ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga ( dalam bentuk saran-saran yang

sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah

yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunkasi kelompok,

komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk

mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.

2. Pengertian Komunikasi Massa Menurut Beberapa Ahli

Para ahli komunikasi mengemukakan pendapat dan hasil penelitiannya tentang

komunikasi massa, diantaranya :

a. Produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus

pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat

industri. ( Gerbner)

b. Suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka

melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung, satu arah pada publik

yang tersebar.

2

Page 3: Model Komunikasi Massa

c. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan

kepada sejumlah khalayak yang tersebat, heterogen dan anonim melalui media

cetak atau elekronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak

dan sesaat. ( Jalaludin Rakhmat)

3. Unsur-unsur Komunikasi Massa

1. Terlembagakan

2. Pesan bersifat umum atau serentak

3. Komunikate bersifat heterogen, anonim, dan banyak

4. Proses berlangsung satu arah

5. Umpan balik tertunda

4. Kriteria Komunikasi Massa

Kiteria Komunikasi Massa

Komunikator Organisasi kompleks

Pesan Umum

Saluran Elekronik dan Cetak

Khalayak Massa

Umpan Balik Tertunda

Kontak Sekunder

Contoh Berita TV

5. Karakteristik Komunikasi Massa

a. Komunikasi Bersifat Umum

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka

untuk semua orang. Meskipun pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka,

sama sekali terbuka juga jarang diperoleh, disebabkan faktor yang bersifat paksaan

yang timbul karena struktur sosial. Pengawasan terhadap faktor tersebut dapat

3

Page 4: Model Komunikasi Massa

dilakukan secara resmi sejauh bersangkutan dengan larangan dalam bentuk hukum

terutama yang berhubungan dengan penyiaran ke luar negeri. Penggunaan lebih

banyak media audio-vidual, kemajuan teknik untuk mencapai jarak jauh dan

perluasan usaha bebas buta huruf, cenderung untuk mempercepat menuju keterbukaan

yang luas.

b. Komunikasi Bersifat Heterogen

Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa

dengan keterbukaannya dalam memperoleh pesan – pesan komunikasi erat sekali

hubungannya dengan sifat heterogen komunikan.

Massa dalam komunikasi massa terajdi dari orang – orang yang heterogen yang

meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda,

dengan kebudayaan yang beragam berasal dari berbagai lapisan masyarakat,

mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis maka oleh karena itu mereka berbeda pula

dalam kepentingan , standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

Jelasnya, komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang

disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang

sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama, meskipun demikian orang –

orang yang berinteraksi tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan

tidak terorganisasikan. Komposisi komunikan tersebut tergeser – geser terus –

menerus, serta tidak mempunyai kepemimpinan atau perassaan identitas.

c. Media massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan

sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk

tersebut satu sam lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal

ini melebihi media cetak.

Ada dua segi penting mengenai kontak yang langsung itu ; pertama :

kecepatan yang lebih tinggi dari penyebaran dan kelangsungan tanggapan ; kedua :

keserempakan adalah penting untuk keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan

–pesan. Tanpa komunikasi massa hanya pesan – pesan yang sangat sederhana saja

yang disiarkan tanpa perubahan dari orang yang satu ke orang uang lain.

4

Page 5: Model Komunikasi Massa

Semua Model

d. Hubungan komunikator – komunikan bersifat non- pribadi

Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dengan komunikan

bersifat non pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang – orang yang

dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non

pribadi, ini timbul disebabkan tekhnologi dari penyebaran yang massal dan sebagian

lagi dikarenakan syarat – syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum. Yang

terakhir ini,umpamanya mencakup keharusan untuk objektif dan tanpa prasangka

dalam memilih dan menanggapi pesan komunikasi yang mempunyai norma – norma

penting.

Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam satu arah

( one way communication ), dan ratio output – input komunikan sangat besar. Tetapi

dalam hubungan komunikator dengan komunikan itu terdapat mekanisme resmi

( siaran komersial).

6. Model-Model Komunikasi Massa

1. Tipologi Model

5

Model Mental Model VerbalModel Matematik Model AnalogModel Ikonik

Model FisikModel Simbolik

Page 6: Model Komunikasi Massa

Kemajuan teknologi komunikasi secara masal semakin pesat. Media massa

seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan internet berkembang mengikuti

kemajuan berpikir manusia. Kemajuan teknologi komunikasi massa berpengaruh

besar pada kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Perkembangan

komunikasi masa itu menghasilkan beberapa teori model komunikasi. Yaitu:

2. Macam Model-Model Komunikasi

a. Model Jarum Hipodermik

Dikemukakan oleh Elihu Katz pada tahun 1930-an

Dalam hubungannya dengan komunikasi massa, istilah “model jarum hipodermik”

mengandung anggapan dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang kuat,

terarah, segera dan langsung itu adalah sejalan dengan pengertian “perangsang

tanggapan (stimulus-response)” yang mulai dikenal sejak penelitian ilmu jiwa pada

tahun 1930-an.

Media massa digambarkan sebagai jarum hipodermik raksasa yang mencotok

massa komunikan yang pasif.

Elihu Katz mengatakan, bahwa model tersebut terdiri dari:

1. Media yang sangat ampuh mampu memasukkan idea pada benak yang tidak

berdaya.

2. Massa komunikan yang terpecah-pecah, yang terhubungkan dengan media

massa, tetapi sebaliknya komunikan tidak terhubungkan satu sama lain.

b. Model Komunikasi Satu Tahap

Model komunikasi satu tahap menyatakan bahwa saluran media massa

berkomunikasi langsung dengan massa komunikan tanpa berlalunya suatu pesan

melalui orang lain, tetapi pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan tidak

menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan.

Model komunikasi satu tahap adalah model jarum hipodermik yang

dimurnikan, tetapi model satu tahap mengakui, bahwa:

1. Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat.

6

Page 7: Model Komunikasi Massa

2. Aspek pilihan dari penampilan, penerimaan, dan penahanan dalam ingatan

Yang selektif mempengaruhi suatu pesan.

3. Untuk setiap komunikan terjadi efek yang berbeda.

Selanjutnya model satu tahap memberi keleluasaan kepada saluran komunikasi massa

untuk memancarkan efek komunikasi secara langsung.

c. Model Komunikasi Dua Tahap

Dikemukakan oleh Lazarfeld, Berelson, dan Gaudet pada tahun 1948

Riset yang melahirkan teori difusi dan pengaruh dilakukan pada tahun 1940

oleh Paul Lazarsfeld terhadap masyarakat kota New York. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Lazarsfeld menunjukan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh

komunikasi massa dipengaruhi juga oleh faktor lain yaitu oleh komunikasi antar

personal. Lazarsfeld menamainya sebagai two-step flow hipotesis. Teori ini masih

mempunyai pengaruh yang sangat besar mengenai studi komunikasi massa,

terutama terhadap studi mengenai khalayak. Pada studi awalnya Lazarsfeld

menemukan bahwa informasi dan pengaruh dari media massa disebarluaskan oleh

para penentu opini kepada khalayak luas, setelah mereka menerima informasi dari

media, sehingga isi pesan media tidak serta merta tersebar dan apalagi menjadi opini

publik dalam khalayak yang luas.

7

Page 8: Model Komunikasi Massa

Mereka menyatakan bahwa idea-idea seringkali datang dari radio dan surat

kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders) dan dari mereka ini

kemudian menuju komunikan yang kurang giat. Tahap pertama adalah dari

sumbernya, yakni komunikator kepada pemuka pendapat yang mengoperkan

informasi. Sedang tahap kedua ialah dari pemuka pendapat kepada pengikut-

pengikutnya, yang juga mencakup penyebaran pengaruh.

Model komunikasi dua tahapi ini menyebabkan kita menaruh perhatian kepada

peranan media massa dan komunikasi antarpribadi. Model dua tahap ini melihat

media massa ini sebagai perorangan yang berinteraksi. Pada kebanyakan komunikasi

massa tampak bahwa sebuah pesan melaju dari sumbernya, yakni komunikator,

melalui saluran media massa, menuju komunikan sebagai pihak penerima, yang

kemudian sebagai kebalikannya memberi tanggapan kepada pesan atau kepada orang-

orang yang berinteraksi dengannya.

Dari penelitian model komunikasi dua tahap dua tahap ini timbul dua

keuntungan dari hipotesis model komunikasi dua tahap tersebut. Yaitu:

1. Suatu pemusatan kegiatan terhadap kepemimpinan opini dalam komunikasi

massa.

2. Beberapa perbaikan dari komunikasi dua tahap, seperti komunikasi satu

tahap dan komunikasi tahap ganda.

d. Model Komunikasi Tahap Ganda

Model ini menggabungkan model komunikasi jarum hipodermik, model

komunikasi satu tahap, dan model komunikasi dua tahap. Model komunikasi tahap

ganda ini didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan yang terjadi pada

kebanyakan situasi komunikasi. Model ini menyatakan bahwa lajunya komunikasi

dari komunikator kepada komunikan terdapat jumlah “relay” yang berganti-ganti.

Beberapa komunikan menerima pesan langsung melalui saluran dari komunikator

yang lainnya terpindahkan dari sumnernya beberapa kali.

Jumlah tahap yang pasti dalam proses ini bergantung pada maksud dan tujuan

komunikator, tersedianya media massa dengan kemampuan untuk menyebarkannya,

sifat dari pesan, dan nilai pentingnya pesan bagi komunikan.

8

Page 9: Model Komunikasi Massa

e. Model DeFleur

Dikemukakan oleh DeFleur

Model DeFleur merupakan model komunikasi massa dari perluasan model-

model yang dikemukakan para ahli lain, khususnya Shannon dan Weaver, dengan

memasukkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan

balik (feedback device). Ia menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter),

penerima (receiver), dan sasaran (destination ) sebagai fase-fase yang terpisah dalam

proses komunikasi massa.

Transitter dan receiver dalam model DeFleur pararel dengan encoder dan

decoder dalam model Schramm. Source dan transmitter adalah dua fase atau dua

fungsi berbeda yang dilakukan seseorang.

Contohnya:

Ketika seseorang berbicara, ia memilih simbol-simbol untuk menyatakan

makna denotatif dan konotatif ( merumuskan makna ke dalam pesan ) dan kemudian

mengucapkannya secara verbal atau menuliskan simbol-simbol ini sedemikian rupa

9

MASS MEDIUM

DEVICE

FEEDBACK

DEVICE

Channel Receiver DestinationTransmitterSource

Destination Receiver SourceChannel

NOISE

Transmitter

Page 10: Model Komunikasi Massa

sehingga berubah menjadi peristiwa yang dapat didengarkan atau dilihat yang dapat

dipersepsi sebagai rangsangan oleh khalayaknya.

Fungsi receiver dalam model DeFleur adalah menerima informasi dan

menyandi –baliknya-mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan (sistem

simbol yang signifikan). Dalam komunikasi tertulis, mekanisme visual mempunyai

fungsi yang sejajar.

f. Model Westley dan MacLean

Dipopulerkan oleh teoretikus komunikasi yaitu Bruce Westley dan Malcom

MacLean pada tahun 1957

Bruce Westley dan MacLean merumuskan suatu model yang mencakup

komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses

komunikasi. Model ini dipengaruhi oleh model Newcomb, model Lasswell, dan

model Sannon-Weaver. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan

orang yang tidak terbatas ( dari X1 hingga X00), yang kesemuanya merupakan

“objek orientasi,” menempatkan suatu peran C di antara A dan B, dan menyediakan

umpan balik.

Dalam komunikasi massa umpan balik bersifat minimal dan tertunda.

Contohnya:

Penceramah agama, calon presiden yang berdebay dalam rangka kampanye

politik, atau pemasang iklan, yang disiarkan televisi, tidak dapat secara langsung

mengetahui bagaimana penerimaan pesannya oleh khalayak pemirsa. Umpan balik

10

Page 11: Model Komunikasi Massa

dapat saja diterima pengirim pesan, namun mungkin beberapa hari atau beberapa

minggu kemudian.

Westley dan MacLean menambahkan suatu unsur lain (C). C adalah “penjaga

gerbang” (gatekeeper) atau pemimpin pendapat (opinion leader) yang menerima

pesan (X’) dari sumber media massa (A) atau menyoroti objek orientasi (X3, X4)

dalam lingkungannya. Menggunakan informasi ini,penjaga gawang kemudian

menciptakan pesannya sendiri (X”) yang ia kirimkan kepada penerima (B). Maka

terbentuklah suatu sistem penyaringan, karena penerima tidak memperoleh informasi

langsung dari sumbernya, melainkan dari orang yang memilih informasi dari berbagai

sumber.

Contonya:

Bila Anda punya minat pada komunikasi hewan, Anda dapat membaca

sejumlah buku dan menonton film dokumenter yang disiarkan televisi mengenai hal

tersebut.

Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga arah: dari

penerima ke penjaga gerbang, dari penerima ke sumber media massa, dan dari

pemimpin pendapat ke sumber media massa.

Westley dan MacLean tidak membatasi model mereka pada tingkat individu.

Bahkan, mereka menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau suatu

lembaga sosial. Model Westley dan MacLean mencajup beberapa konsep penting:

umpan balik, perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi

massa, dan pemimpin pendapat yang penting sebagai unsur tambahan dalam

komunikasi massa. Model ini juga membedakan pesan yang bertujuan (purposif)

dengan pesan yang tidak bertujuan (nonpurposif). Pesan yang bertujuan adalah pesan

yang dikirimkan sumber untuk mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam

lingkungan. Pesan nonpurposif adalah yang dikirimkan sumber kepada penerima

secara langsung atau melalui penjaga gerbang namun tidak dimaksudkan untuk

mempengaruhi penerima.

11

Page 12: Model Komunikasi Massa

g. Model Berlo

Dikemukakan oleh David K. Berlo, yang ia kemukakan pada tahun 1960.

Model Berlo dikenal dengan model SCMR, kepanjangan dari Source

(sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Berlo juga

menggambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi-balik (decoder) dalam

proses komunikasi. Penyandi bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber

dalam bentuk pesan.

Contohnya:

Menteri Sekertaris Negara dapat berfungsi sebagai penyandi dalam konfrensi

pers yang ditayangkan sebuah stasiun televisi. Senada dengan itu, penerima

membutuhkan penyandi-balik untuk menerjemahkan pesan yang ia terima. Dalam

kebanyakan kasus, penyandi-balik adalah perangkat keterampilan indrawi penerima.

Dalam komunikasi massa, terdapat banyak saluran: televisi, radio, surat kabar,

buku, dan majalah. Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi

oleh faktor-faktor: keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan

budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, stuktr, isi, perlakuan, dan kode.

Salurannya berhubungan dengan panca indra: melihat, mendengar, menyentuh,

membaui, dan merasai (mencicipi). Odel ini bersifat organisasional daripada

mendeskripsikan proses karena tidak menjelasakan umpan balik.

12

Page 13: Model Komunikasi Massa

Salah satu kelebihan model Berlo adalah tidak terbatas pada komunikasi

massa dan bersifat heuristik ( merangsang penelitian). Namun, model Berlo juga

mempunyai keterbatasan yaitu enyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis

ketimbang fenomena yang dinamis dan terus berubah, upan balik yang diterima

pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafik-nya, dan komunikasi

nonverbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.

h. Model Lasswell

Dikemukakan oleh Harold Lasswell pada tahun 1948

Lasswell mengemukakan teori komunikasi berupa ungkapan verbal, yakni

Who

Say What

In Which Channel

To Whom

With What Effect?

Sumbangan pemikiran Lasswel dalam kajian teori komunikasi massa adalah

identifikasi yang dilakukannya terhadap tiga fungsi dari komunikasi massa. Pertama

adalah kemampuan kemampuan media massa memberikan informasi yang berkaitan

dengan lingkungan di sekitar kita, yang dinamakannya sebagai surveillance. Kedua,

adalah kemampuan media massa memberikan berbagai pilihan dan alternatif dalam

penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat, yang dinamakanya sebagai fungsi

correlation. Ketiga adalah fungsi media massa dalam mensosialisasikan nilai-nilai

tertentu kepada masyarakat, yang dalam terminologi Laswell dinamakan sebagai

transmission (Shoemaker dan Resse, 1991 : 28-29). Dalam perkembangannya,

Charles Wright menambahkan fungsi keempat yaitu entertainment, di mana

komunikasi massa dipercaya dapat memberi pemenuhan hiburan bagi para konsumen

dengan dikontrol oleh para produsen (Shoemaker dan Resse, 1991 : 28).

13

Page 14: Model Komunikasi Massa

Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut

mengisyaratkan bahwa lebih dari satu aliran dapat membawa pesan. Unsur (Who)

merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh “penjaga

gerbang”), sedangkan unsur pesan (Say What) merupakan bahan untuk analisis isi.

Saluran komunikasi (In Which Channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima

(To Whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (With What

Effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan

komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa.

Model Lasswell memiliki kekurangan yaitu model ini mengisyaratkan

kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan dan dianggap terlalu

menyederhanakan masalah. Tetapi , kelebihan model Lasswell ialah fokus terhadap

aspek-aspek penting komunikasi.

i. Model Opini Publik dan Gelombang Kebisuan

Noelle-Newman sebenarnya adalah peneliti politik Jerman. Ia mengadakan

observasi dalam pemilihan umum yang memperlihatkan adanya beberapa pandangan

nampaknya lebih berjalan baik daripada pandangan yang lainnya. Kadang-kadang

sebagian publik lebih memilih untuk diam saja atau membisu mengenai opini yang

ada dalam pikiran mereka daripada memperbincangkannya. Jika opini umum dari

media massa semakin tersebar dan meluas di masyarakat, maka semakin senyap suara

perseorangan yang berlawanan dengan pendapat umum yang lebih dominan. Noelle-

Newmann kemudian menyebut proses ini sebagai gelombang kebisuan. Penelitian

yang dilakukannya berkaitan dengan kondisi di Jerman di tahun 1960 sampai dengan

1970-an, di mana Partai Demokrasi Sosial berkuasa pada saat itu. Kekuasaan partai ini

tidak lepas dari peran media massa yang cenderung kekiri-kirian di masa itu, sejalan

dengan ideologi Partai Demokrasi Sosial. Peran media massa yang seperti ini mampu

menciptakan gelombang kebisuan di dalam khalayak yang tidak menyukai Partai

Demokrasi Sosial. Yang tersisa hanyalah suara publik yang mendukung kebijakan

Partai Sosial Demokrat (McQuail, 1996 : 252).

Teori yang dikemukakan oleh Elisabeth Noelle-Newman mengenai gelombang

kebisuan merupakan pengembangan dari teori mengenai opini publik dengan

14

Page 15: Model Komunikasi Massa

melanjutkan analisis yang mampu menunjukan bagaimana komunikasi antar personal

dan media bekerja bersama-sama dalam membangun opini publik. Asumsi dasar yang

dikemukakan oleh Noelle-Newman adalah bahwa orang-orang pada umumnya secara

alamiah memiliki rasa takut terkucil. Dan dalam pengungkapan opini, mereka

berusaha menyatu dengan mengikuti opini mayoritas atau konsensus. Sumber

konsensus utama adalah media massa, dan akibatnya para jurnalis yang mungkin

memiliki pengaruh cukup besar untuk melakukan penetapan mengenai apa yang

dipandang sebagai “iklim opini” yang berlaku pada saat tertentu dalam isu tertentu

atau yang lebih luas.

j. Model Heibert, Ungurait dan Bohn

Heibert, Ungurait dan Bohn menggambarkan proses terjadinya komunikasi massa dalam skema berikut (Agee, Ault, Emery; 1994:46):

Model Komunikasi Massa

Dalam skema tersebut, nampak bahwa komunikasi massa selalu berkenaan

dengan gatekeepers, regulator, media dan filters sebelum pesan sampai kepada

audience. Dalam proses tersebut, pesan bisa mengalami reduksi, defiasi maupun

manipulasi oleh berbagai pihak dan kepentingan dengan tujuan mendapatkan efek

yang diinginkan pada audience. Oleh karena itu, Media massa mempunyai peran yang

sangat signifikan dalam komunikasi massa.

Penggunaan weblog sebagai media massa bahkan telah menimbulkan deviasi

terhadap konsep dan proses komunikasi massa itu sendiri. Dengan menggunakan

weblog, komunikator dapat langsung mengemukakan pikirannya kepada audience 15

Page 16: Model Komunikasi Massa

tanpa terikat regulasi maupun kontrol dan tanpa melalui gatekeepeer atau filter. Oleh

karena itu, keorisinalan informasi yang disampaikan kepada audience bisa terjaga.

Selain itu, keberagaman sumber dan kemudahan publikasi beragam format informasi

dapat menghindari terjadi sentralisasi dan penyeragaman isi informasi dalam weblog-

weblog tersebut.

k. Model Shannon

Dikemukakan oleh Shannon pada tahun 1949

Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh

karena teori komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan

perpaduan dari gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun

1948 mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering

communication), yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada

proses komunikasi manusia.

Sumber informasi (information source) memproduksi sebuah (message) untuk

dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik,

gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat

(signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah

media yang menyalurkan isyarat dari pemancara kepada penerima (receiver). Dalam

percakapan sumber informasi adalah benak (brain) pemancar adalah mekanisme suara

yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.

7. Teori Agenda Setting

16

Page 17: Model Komunikasi Massa

Dari beberapa asumsi mengenai efek komunikasi massa, satu yang bertahan

dan bekembang dewasa ini menganggap bahwa media massa dengan memberikan

perhatian pada issue tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh

terhada[ pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang di

beritakan media massa terhadap isu - isu yang berbeda

Teoritisi utama agenda setting adalah Maxwell McCombs dan Donald shaw.

Mereka menuliskan bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dalam hal-

hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting

diberikan pada suatu isu topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap

topik tersebut. Misalnya dalam merefleksikan apa yang dikatakan oleh para kandidat

dalam suatu kampanye pemilu, media massa terlihat menentukan mana yang topik

prnting.

Asumsi Agenda Setting ini memiliki kelebihan karena mudah dipahami dan

relative mudah untuk diuji. Dasar pemikirannya adalah diantara berbagai topic yang

dimuat media massa, topic yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan

menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode

waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat

perhatian dari media.

Pada tahun 1976, McCombs dan Shaw mengambil kasus Watergate sebagai

ilustrasi dari fungsi agenda setting. Mereka menunjukkan bahwa sebenarnya bukanlah

sesuatu yang baru dalam mengungkap kasus politik yang korup, tetapi pemberitaan

surat kabar yang sangat intensif dan diikuti oleh penayangan dengar pendapat di dewn

perwakilan melalui televise, telah membuat kasus Watergate menjadi ‘topic of the

year’.

8. Fungsi Komunikasi Massa

Sejumlah upaya mencoba mensistimasikan fungsi utama media (tujuan atau

efek; dimaksudkan atau tidak dimaksudkan), yang pada mulanya dimulai oleh Laswell

yang memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai

berikut : pengawasan, lingkungan, pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat

dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan kebudayaan.

Wright memberikan skema dasar media ini untuk menggambarkan efek media yang

begitu banyak jumlahnya.17

Page 18: Model Komunikasi Massa

1. Fungsi Utama Media Massa Bagi Masyarakat

a. Informasi

- menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia

- menunjukkan hubungan kekuasaan

- memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan

b. Korelasi

- menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi

- menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan

- melakukan sosialisasi

- mengkoordinasikan beberapa kegiatan

- membentuk kesepakatan

- menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif

c. Kesinambungan

- Mengekspresikan budaya dominant dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.

- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai

d. Hiburan

- Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi

- Meredakan ketegangan sosial

e. Mobilisasi

- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan agama

2. Fungsi Utama Media Massa Bagi Individu

a. Informasi

- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan 18

Page 19: Model Komunikasi Massa

lingkungan, masyarakat, dan dunia

- Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan pilihan

- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

- Belajar, rasa ingin tahu dan minat umum

- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

b. Indentitas Pribadi

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

- Menemukan model prilaku

- Mengidenifikasikan diri dengan nilai-nilai lain

- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

c. Integrasi dan Interaksi Sosial

- memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati social

- mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki

- menemukan bahan percakapan dan interaksi social

- memperoleh teman selain dari manusia

- membantu menjalankan peran social

- memungkinkan seorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman

dan masyarakat

d. Hiburan

- Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan

- Bersantai

- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis

- Mengisi waktu

- Penyaluran Emosi19

Page 20: Model Komunikasi Massa

9. Bentuk-Bentuk Komunikasi Massa

1.      Surat Kabar

Menurut Agee, surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder.

Fungsi utama media adalah : (1) to inform (menginformasikan kepada pembaca

secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia, (2)

to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke

dalam focus berita, (3) to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca

yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media.

2.      Majalah

Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi kedalam lima kategori utama,

yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum), (2) business

publication (majalah bisnis), (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra

dan majalah ilmiah), (4) newsletter (majalah khusus terbita berkala), (5) Public

Relations Magazines (Majalah Humas).

3.      Radio

Radio adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah

beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling

menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan radio adalah

berada dimana saja, di tempat itdur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalan, di

pantai dan berbagai tempat lainnya.

4. Televisi    

Dari semua media massa, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan

manusia. Televisi dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu

menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari.

Televisi mengalami perkembangan secara dramatis terutama melalui

20

Page 21: Model Komunikasi Massa

pertumbuhan televise kabel. Sistem penyampaian program lebih berkembang lagi,

kini sedikitnya terdapat lima metode penyampaian program televise yang telah

dikembangkan : Over the air reception of network and local station program, Cable,

Digital Cable, Wireless Cable, Direct Broadcast satellite (DBS).

5. Film

Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih

dulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton televisi

menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an. 

Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memuhi imajinasi

orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika.

6. Komputer dan Internet

itu juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan

wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua

sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru

setiap minggunya.

10. Efek dan Dampak Komunikasi Massa

1. Efek Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat

menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang

dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji

melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologis dan analisis sosial. Yang

dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil

kerja dan berkaitan dengan wtak serta kodrat manusia

2. Dampak Sosial Media Massa

Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak.

Media membentuk opini public untuk membawakannya pada perubahan yang 21

Page 22: Model Komunikasi Massa

signifian. Kampanye nasional larangan merokok di tempat-tempat umum memiliki

kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang

bahaya merokok bagi perokok pasif. Disini secara instant media massa dapat

membentuk kristalisasi opini public untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-

kadang kekuatan media massa hanya sampai pada ranah tertentu.

11. Kompoonen-Komponen Komunikasi Massa

Everett M. Rogers bahwa dalam kegiatan komunikasi ada empat elemen yang

harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan receiver.  Kemudian

komponen tersebut dibagi lagi menjadi lima bagian oleh Wilburr Schramm, yaitu

Source, Encoder, Signal, Decoder, Destination. Komponen-komponen tersebut

merupakan suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada

komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.

a.       Komunikator

Jeremy Tunshall mendefinisikan komunikator sebagai petugas

nonadministratif (nonclerical) di dalam organisasi-organisasi komunikasi, orang-

orang yang bekerja dalam memilih, menyusun dan merencanakan program-program,

cerita-cerita dan pesan-peasan lainnya untuk akhirnya disebarkan kepada khalayak.

Definisi tersebut menunjukkan komunikator meliputi para jurnalis, para petugas

perusahaan periklanan, produser siaran siaran radio dan televisi, serta para

penyunting. Melihat uraian tadi komunikasi massa pada umumnya adalah suatu

organisasi yang kompleks, yang dalam operasionalnya membutuhkan biaya yang

sangat besar . Ditinjau dari komponen komunikator, maka terdapat dua faktor yang

sangat menentukkan, yaitu:

1.      Source Credibility

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan yang besar akan

meningkatkan daya perubahan sikap, sedangkan kepercayaan yang rendah akan

menyebabkan berkurangnya daya perubahan yang diharapkan.

22

Page 23: Model Komunikasi Massa

2.      Source Attractiveness

Seorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk mengubah sikap

komunikan melalui mekanisme daya tarik, artinya komunikan merasa bahwa

komunikator terlibat atau turut serta dengan mereka.

b.  Pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh

setiap orang. Severin dan Tankard (1992) bahwa komunikasi massa adalah sebagian

ketrampilan (skill), seni (art) dan ilmu (science). Tanpa dimensi seni menata pesan,

tidak mungkin media surat kabar, majalah, radio siaran, televise dan film dapat

memikat perhatian khalayak, yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah

sikap, pandangan, dan perilaku komunikan.

c. Media

Media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat

perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous).

Jenis-jenis media yang digolongkan dalam media massa adalah pers, radio siaran,

televisi dan film.

c.1. Pers

Pers memiliki ciri yang khas dibandingkan media massa lainnya.

Khalayak yang diterpanya bersifat aktif. Pesan melalui media pers

diungkapkan dengan kata-kata, yang baru menimbulkan makna apabila

khalayak menggunakan tatanan mentalnya (mental set) secara aktif. Selain itu

diperlukan suatu tatanan bahasa yang khas yang disebut bahasa pers.

c.2. Radio Siaran

Media radio siaran termasuk media elektronik yang sifatnya sebagai

pendengar media audio (didengar). Kelebihan media siaran radio yaitu pesan

yang dibawakan oleh komunikator dapat ditata menjadi suatu kisah yang

23

Page 24: Model Komunikasi Massa

dihiasi dengan musik sebagai ilustrasi (backsound) dan efek suara (sound

effect) sebagai unsur dramatisasi.

c.3.  Televisi

Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat

audio visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan

langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi.

c.4.. Film

Yang dimaksud dengan media film disini adalah film yang

dipertunjukkan di gedung-gedugn bioskop. Film dan prosesnya mempunyai

fungsi dan sifat mekanik atau nonelektronik, rekreatif, edukatif, persuasive

atau noninformatif.

d.  Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah

besar khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan

heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.

e.  Filter dan Regulator Komunikasi Massa

Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai

dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya dan

sebagainya. Oleh karena itu, pesan itu akan difilter oleh khalayak yang menerimanya

Filter utama yang dimiliki oleh khalayak adalah indra yang dipengaruhi oleh

tiga kondisi, yaitu

1.      Budaya

Pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui media massa akan

diberi arti yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang budaya khalayak

24

Page 25: Model Komunikasi Massa

2.      Psikologikal

Pesan yang disampaikan media akan diberi arti sesuai dengan frame of

reference dan field of experience khalayak.

3.      Fisikal

Kondisi fisik seseorang baik internal maupun eksternal akan

mempengaruhi khalayak dalam mempersepsi pesan media massa.

-         Kondisi fisik Internal, keadaan kesehatan seseorang

-         Kondisi fisik Eksternal, keadaan lingkungan di sekitar komunikan

Ketika menerima pesan dari media massa

Regulator adalah lembaga atau individu yang mewakili lembaga berwenang

yang memberi perhatian atau tekanan berlebih terhadap poin-poin/kasus-kasus

tertentu serta mengurangi perhatian pada hal-hal lain.

f.        Gatekeeper

Istilah Gatekeeper pertama kali digunakan oleh Kurt Lewin pada bukunya

Human Relation. Istilah ini mengacu pada proses: (1) suatu pesan berjalan melalui

berbagai pintu, selain juga pada (2) orang atau kelompok yang memungkinkan pesan

lewat. Gatekeepers dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu

pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada penerima.

Fungsi utama gatekeeper adalah menyaring pesan yang diterima seseorang.

Gatekeeper membatasi pesan yang diterima komunikan. Editor surat kabar, majalah,

penerbitan juga dapat disebut gatekeepers. Seorang gatekeepers dapat memilih,

mengubah, bahkan menolak pesan yang disampaikan kepada penerima.

25

Page 26: Model Komunikasi Massa

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan yang saya buat berdasarkan laporan tentang “Teori dan Model

Komunikasi Massa” ini adalah tahap-tahap komunikasi massa yang terdapat dalam model

komunikasi massa sangat penting peranannya, apabila salah satu tahap tidak terpenuhi maka

informasi yang disampaikan akan mengalami gangguan. Model-model komunikasi massa

26

Page 27: Model Komunikasi Massa

juga memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai proses penyampaian pesan dari media massa

kepada khalayaknya masing-masing.

Komunikasi massa dapat berlangsung jika dalam proses penyampaian komunikasi

tersebut terdapat komponen-komponen komunikasi massa. Komponen komunikasi massa

tersebut adalah komunikator, pesan, media, khalayak, filter dan regulator komunikasi massa,

dan Gatekeeper. Komunikasi massa juga mempunyai banyak fungsi diantaranya untuk

mendidik dan menghibur, serta komunikasi massa mempunyai dampak terhadap kehidupan

sosial.

Sekian laporan mengenai “Teori dan Model Komunikasi Massa” yang bisa kami

paparkan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima

kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana.Ilmu Komunikasi: Teori dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: PT Citra Aditya Bakti,2003.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2007.

27

Page 28: Model Komunikasi Massa

Artikel tentang model-model komunikasi massa

Blog tentang model-model komunikasi massa

28


Recommended