SISTEM INDRA KHUSUSMODUL 2
TULI
Tutor : dr.Tjahaja Haerani S, Sp.ParKKelompok 3
Annisa Kartika 2011730007Budi Sukmawijaya 2011730016
Gabriele Ramadhan R D 2011730031Metta Astiana 2011730065Nur Darda Hajatulail 2011730078Putri Rafika Zahra 2011730080
Shabrina sasianti 2011730088Risa Maulida Widjaya 2011730094Suci Sukmawati 2011730105Vebi Amanda Clarisa 2011730111Sus Retha Mona A 2011730103
SKENARIO
Seorang anak laki laki 12 tahun, datang dengan ke Puskesmas dengan keluhan pendengaran berkurang sejak 2 tahun lalu di sertai dengan perasaan pusing bila kepala dipalingkan dengan tiba-tiba. Nilai rapor menurun seiring dengan bertambah beratnya penurunan pendengaran. Si A juga akhir-akhir ini sering menarik diri dari pergaulan. Riwayat keluar cairan dari dalam telinga sejak usia 7 tahun.
ANALISA MASALAHLaki-laki 12 thn pendengaran
berkurang sejak 2 tahun yang lalu
• Pusing bila menoleh• Nilai rapor menurun• Menarik diri dari
pergaulan
Riwayat keluar cairan sejak 7 thn
Alur diagnosis• Anamnesis• Pem. Fisik• Pem. penunjang
DD
WD
penatalaksanaan
Nonmedical mentosa
Medical mentosa
pencegahan
PERTANYAAN 1. Jelaskan organ yang berkaitan dengan system pendengaran terutama telinga !2. Jelaskan histologi dari organ system pendengaran !3. Jelaskan fisiologi pendengaran dan keseimbangan !4. Jelaskan penyebab dan penyakit penyakit yang dapat menimbulkan ketulian !5. Jelaskan patomekanisme kepala pusing jika di palingkan dan keluar cairan pada
scenario!6. Jelaskan klasifikasi tuli serta struktur telinga yang terganggu pada penyakit ketulian
!7. Jelaskan penatalaksanaan pada penyakit di scenario !8. Jelaskan alur diagnosis pada scenario !9. Jelaskan DD 1 !10. Jelaskan DD 2!11. Jelaskan DD 3 !
ANATOMI TELINGA
DITANGKAPNYA ENERGI BUNYI DALAM BENTUK GELOMBANG
GETARAN MEMBRAN TIMPANI
GETARAN TULANG TELINGA TENGAH
PERILIMFA PADA SKALA VESTIBULI BERGERAK
GETARAN MEMBRANA REISSNER
DEFLEKSI STEREOSILIA SEL-SEL RAMBUT
DEPOLARISASI SEL-SEL RAMBUT
POTENSIAL AKSI PADA SARAF AUDITORIUS
PERAMBATAN POTENSIAL AKSI KE
KORTEKS AUDITORIUS DI LOBUS TEMPORALIS:
PERSEPSI SUARA
FISIOLOGI PENDENGARAN
APARATUS VESTIBULARIS
LABIRIN :
LABIRIN TULANG DAN MEMBRAN
GERAKAN ATAU PERUBAHAN
KEPALA DAN TUBUH
PERPINDAHAN CAIRAN ENDOLIMFA
DI LABIRIN
SILIA SEL RAMBUT MENEKUK
PERMEABILITAS MEMBRAN SEL
BERUBAH
PELEPASAN NEURO TRANSMITTER EKSITATOR
SILIA TERDORONG KE ARAH
BERLAWANAN
HIPERPOLARISASI
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
MEKANISME KELUAR CAIRAN DARI TELINGA (OTTORHEA)
Faktor predisposisi (ISPA)/mikroorganisme
Terjadi pembengkakan di mukosa dan tuba
austachius
Masuk ke dalam telinga
tengah
Saluran tersumbat
Terbentuk eksudat
Terjadi ulcerasi dan kerusakan
epitel
inflamasi
Membran timpani
terdorong/menonjol
Eksudat keluar DARI TELINGA (OTTORHEA)
Ruptur membran timpani
Tekanan telinga tengah
meningkat
MEKANISME PUSING KETIKA KEPALA DIPALINGKAN
Pusing ketika kepala di palingkan
kejadiannya
sentral
klasifikasi
Gangguan keseimbangan
Vertigo posisi
VERTIGO
Vertigo spontan
perifer
Vertigo kalori
Pusing pada skenario
MEKANISME PUSING KETIKA KEPALA DI PALINGKAN
Infeksi telinga tengah
berkelanjutan
Debris / kotoran masuk ke kanalis
semi sirkularis
Kupula menjadi terbebani
Mengganggu pergerakan sel
silia
Menempel pada kupula
Adanya pergerakan posisi
kepala
Terjadi pergerakan endolimfe
Gangguan keseimbangan
PUSING/VERTIGO
KLASIFIKASI TULITuli Konduktif
Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara disebabkan oleh kelainan atau penyakit ditelinga luar
atau tengah
Tuli Saraf (Sensorineural deafness)Pada tuli saraf ( sensorineural deafness) kelainan
terdapat pada koklea (telinga dalam), nervus vili atau di pusat pendengaran.
Tuli campur (mixed deafness)Disebabkan oleh kombinasi tuli onduktif dan tuli saraf
Tuli sentral mengacu pada kondisi patologik di dalam otak yang
menyebabkan gangguan pengolahan informasi auditori yang normal.
PENYAKIT YANG MENYEBABKAN
KETULIAN
TELINGA LUAR
• Serum• Keratosis
obsturans dan kolesteatoma pada liang telinga
• Otitis eksterna difusa
• Perikondritis
TELINGA TENGAH
• Otitis media supuratif akut dan kronik
• Otitis media serosa
• Otitis media supuratif kronis dengan kolesteatoma
• Otosklerosis
TELINGA DALAM
• Presbiakusis• Ototoksik • PenyakitMeniere• Labirinitis • Tuli Mendadak • Trauma Akustik
ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN FISIK
USIA & J.K• Infants & anak (60%). K.UTAMA• Sekret keluar dari telinga
tengah, berbau busuk, bercampur darah.
• Kurang pendengaran K.TAMBAHAN• Demam, vertigo, atau nyeri
pada telinga.R.P.SEKARANGR.P.DAHULU• Otitis media akut rekuren• Perforasi karena trauma• Pemasangan sal. ventilasiR.P.KELUARGAR.PENGOBATANR.PSIKOSOSIALR.ALERGI
1. Tanda vital
2. Pemeriksaan telinga• Bentuk telinga luar,
daun telinga, liang telinga (lapang/ sempit, warna epidermis, sekret, serumen, kelainan lain), serta membrane timpani.
• Pemeriksaan Otoskopi untuk menunjukan adanya perforasi dan dimana letak perforasi
• Pemeriksaan fungsi pendengaran Tes Penala 512 Hz dengan cara Rinne, Weber, Schwabach.
1. Pemeriksaan AudiometriDerajat ketulian nilai ambang pendengaran: Normal : -10 dB – 26 dBTuli ringan : 27 dB – 40 dBTuli sedang : 41 dB – 55 dBSedang berat: 56 dB – 70 dBTuli berat : 71 dB – 90 dBTuli total : > 90 dB
2. Pemeriksaan Radiologi• Proyeksi Schuller• Proyeksi Mayer/Owen• Proyeksi Stenver• Proyeksi Chause III
ALUR DIAGNOSTIK
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK LABIRINITIS MASTOIDITIS
DEFINISI
Stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul.
inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Merupakan komplikasi yg serius dari OMK perforata atau mastoiditis, juga OMA.
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel-sel mastoid yang terletak pada tulang temporal.
EPIDEMIOLOGI
•Tahun 1996: OMSK di Indonesia 3% dari total penduduk(6, 6 juta/220 juta penduduk Indonesia)•Usia terbanyak:7-18 tahun
Perbandingan laki-laki banding perempuan 2:1 , Biasanya usia 30-60 tahun
• meskipun lebih tinggi di negara-negara berkembang Usia paling umum terkena adalah 6-13 bulan.
• Laki-laki dan perempuan sama-sama terpengaruh
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK LABIRINITIS MASTOIDITIS
ETIOLOGI
Lingkungan Genetik Otitis media
sebelumnya. Infeksi Infeksi saluran nafas
atas Autoimun Alergi Gangguan fungsi tuba
eustachius.
Infeksi bakteriInfeksi virus
Bakteri Biasanya adalah streptococcus aureus.
Bakteri yang biasanya muncul pada penderita mastoiditis anak-anak adalah streptococcus pnemonieae.
GEJALA
• Telinga berair (otorrhoe)• Gangguan pendengaran• Otalgia (nyeri telinga)• Vertigo
• Vertigo • Mual dan
muntah• tinnitus• kehilangan
pendengaran
• Demam biasanya hilang dan timbul.
• Nyeri cenderung menetap dan berdenyut, nyeri tekan pada mastoid.
• Gangguan pendengaran sampai dengan kehilangan pendengaran.
• Keluarnya cairan melalui liang telinga dan berbau.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK LABIRINITIS MASTOIDITIS
KOMPLIKASI
i. Telinga tengah yaitu perforasi persisten, erosi tulang pendengaran dan paralisis nervus fasial. ii. Telinga dalam yaitu fistel labirin, labirinitis supuratif dan tuli saraf (sensorineural). iii. Ekstradural yaitu abses ekstradural, trombosis sinus lateralis dan petrosit is. iv. Susunan saraf pusat yaitu meningitis, abses otak dan hidrosefalus otitis.
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan infeksi dari telinga tengah. Kadang-kadang juga diperlukan drainase nanah dari labirin untuk mencegah terjadinya meningitis.
Petrositis Labyrintitis Meningitis Abses otak
AKTIF TANPA KOLESTEATOMAAKTIF DENGAN KOLESTEATOMA TAK AKTIF
•Bersihkan telinga bilas dengan alumunium subasetat 0,025% atau alkohol dan dikeringkan bubuk yang mengandung asam borat, polimiksin-B dan neomisin setiap 5-7 hari sampai kering.•Bila secret banyak/ terdapat polip jaringan granulasi solusio yang mengandung neomisin dan polimiksin-B sulfat (cortisporin) atau kolistin sulfat (coly-mycin) 3 atau 4 kali sehari 10 hari dan diperiksa 4 hari kemudian.•Bila jaringan granulasi menyembuh dan masih terlihat basah bersihkan bubuk antibiotika.
•Rekonstruksi bedah membrane timpani dan tulang-tulang pendengaran menghentikan infeksi rekuren dan pertumbuhan kolestetoma memperbaiki pendengaran, bila tulang-tulang pendengaran utuh.•Bila pasien menolak pembedahan atau bila operasi dikontraindikasikan mencegah masuknya air ke dalam liang telinga & memeriksakan telinganya secara periodic, dan segera mencari pertolongan medis pada tanda pertama otore.
Pembedahan dengan modifikasi mastoidektomi radikal
TATA LAKSANA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Cody, D. Thane R., dkk. 1993. Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggotrokan. Jakarta: EGCBOIES, buku ajar penyakit THT edisi 6Gulya AJ. Infections of the Labyrinth. In : Bailey BJ,
ed. Head and Neck Surgery- Otolaryngology, Second edition, Lippincott-Raven Publishers, Hamilton, Ontario, 1998 : 2137-8
Gacek RR. End organ pathology. In: Kerr AG, ed. Scott-Brown’s Otolaryngology. Sixth edition. Volume 3. Butterworth – Heinemann. London, 1997 : 3/5/6-9
Recommended