Transcript
  • MODUL OTOMASI INDUSTRI

    LABORATORIUM OTOMASI

    POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

    Disusun Oleh : Eka Samsul Maarif, ST. Dengan Partisipasi : Mahasiswa TPM Mahasiswa MK

  • 2

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Pengertian Otomasi Sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan dengan aplikasi

    mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer, PLC atau mikro). Semuanya

    bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan

    memiliki fungsi tertentu.

    Sejarah perkembangan sistem otomasi bermula dari governor sentrifugal yang berfungsi untuk

    mengontrol kecepatan mesin uap yang dibuat oleh James Watt pada abad ke delapan belas.Dengan

    semakin berkembangnya komputer maka peran-peran dari sistem otomasi konvensional yang masih

    menggunkan peralatan-peralatan mekanik sederhana sedikit demi sedikit memudar. Penggunaan

    komputer dalam suatu sistem otomasi akan menjadi lebih praktis karena dalam sebuah komputer terdapat

    milliaran komputasi dalam beberapa milli detik, ringkas karena sebuah PC memiliki ukuran yang relatif

    kecil dan memberikan fungsi yang lebih baik daripada pengendali mekanis.

    1. Elemen dasar sistem otomasi

    Terdapat tiga elemen dasar yang menjadi syarat mutlak bagi sistem otomasi, yaitu power,

    program of instruction, dan kontrol sistem yang kesemuanya untuk mendukung proses dari sistem

    otomasi tersebut.

    a. Power

    Power atau bisa dikatakan sumber energi dari sistem otomasi berfungsi untuk menggerakan

    semua komponen dari sistem otomasi.Sumber energi bisa menggunakan energi listrik, baterai,

    ataupun Accu, semuanya tergantung dari tipe sistem otomasi itu sendiri.

    b. Program of instruction

    Proses kerja dari sistem otomasi mutlak memerlukan sistem kontrol baik menggunakan

    mekanis, elektronik ataupun komputer. Untuk program instruksi / perintah pada sistem kontrol

    mekanis maupun rangkaian elektronik tidak menggunakan bahasa pemrograman dalam arti

    sesungguhnya, karena sifatnya yang analog.Untuk sistem kontrol yang menggunakan komputer dan

    keluarganya (PLC maupun mikrokontroler) bahasa pemrograman merupakan hal yang wajib ada.

    Bahasa pemrograman seperti yang dilukiskan dalam gambar berikut akan memberikan perintah

    pada manipulator dengan perantara driver sebagai penguat. Perintah seperti out, outport ,out32

    sebenarnya hanya memberikan perintah untuk sekian millidetik berupa arus pada manipulator yang

    kemudian akan diperkuat.

  • 3

    Gambar 1. Proses kerja program instruksi

    Translasi/kompilasi bahasa (seperti Pascal, C, Basic, Fortran), memberi fasilitas pada

    programer untuk mengimplementasikan program aplikasi. Daerah ini merupakan antarmuka antara

    pengguna dengan sistem. Translator atau kompiler untuk bahasa pemrograman tertentu akan

    mengubah statemen-statemen dari pemrogram menjadi informasi yang dapat dimengerti oleh

    komputer.

    Instruksi komputer merupakan antarmuka antara perumusan perangkat lunak program aplikasi

    dan perangkat keras komputer. Komputer menggunakan instruksi tersebut untuk mendefinisikan

    urutan operasi yang akan dieksekusi. Penyajian Data membentuk antarmuka antara program aplikasi

    dan komputer.Daerah irisan dari ketiga lingkaran menyatakan sistem operasi. Sistem operasi ini yang

    akanmengkoor-dinasi

    interaksi program, mengatur kerja dari perangkat lunak dan perangkat keras yang bervariasi, serta

    operasi dari unit masukan/keluaran.

    Komputer merupakan salah satu produk teknologi tinggi yang dapat melakukan hampir semua

    pekerjaan diberbagai disiplin ilmu, tetapi komputer hanya akan merupakan barang mati tanpa adanya

    bahasa pemrograman untuk menggambarkan apa yang kita kerjakan, sistem bilangan untuk

    mendukung komputasi, dan matematika untuk menggambarkan prosedur komputasi yang kita

    kerjakan.

    c. Sistem kontrol

    Sistem kontrol merupakan bagian penting dalam sistem otomasi.Apabila suatu sistem otomasi

    dikatakan layaknya semua organ tubuh manusia seutuhnya maka sistem kontrol merupakan bagian

    otak / pikiran, yang mengatur dari keseluruhan gerak tubuh.Sistem kontrol dapat tersusun dari

    komputer, rangkaian elektronik sederhana, peralatan mekanik. Hanya saja penggunaan rangkaian

    elektronik, perlatanmeknik mulai ditinggalkan dan lebih mengedepankan sistem kontrol dengan

    penggunaan komputer dan keluarganya (PLC, mikrokontroller)

  • 4

    Sistem kontrol sederhana dapat ditemukan dari berbagai macam peralatan yang kita jumpai,

    diantaranya

    Setiap toilet memiliki mekanisme kontrol untuk mengisi ulang tangki air dengan pengisian sesuai

    dengan kapasitas dari tangki tersebut. Mekanisme sistem kontrol tersebut menggunakan peralatan

    mekanis yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sistem otomasi.

    AC atau air conditioner merupakan sistem otomasi yang menggunakan sistem kontrol

    mikroelektronik atau yang sering disebut komputer sederhana.

    Robot assembly contoh sistem otomasi yang menggunakan kontrol sistem komputer atau

    keluarganya. Sistem kontrol tersebut akan memberikan pengaturan pada gerakan-gerakan tertentu

    untuk menyusun suatu peralatan pada industri.

    1.2 DIAGRAM BLOK

    Diagram blok adalah suatu pernyataan gambar yang ringkas, dari gabungan sebab dan akibat

    antara masukkan dan keluaran dari suatu sistem.

    Gambar 2. Sebuah rangkaian blok

    Blok/Kotak adalah : Biasanya berisikan uraian dan nama elemennya, atau simbul untuk operasi

    matematis yang harus dilakukan pada masukkan untuk menghasilkan keluaran.

    Tanda anak panah adalah untuk menyatakan arah informasi aliran isyarat atau unilateral. Sebagai

    contoh sederhana diperlihatkan sebagai berikut:

    Gambar 3. Aliran blok

    Diagram blok menggambarkan fungsi utama bagian-bagian dari sistem elektronik dan sistem yang

    komplek secara blok. Komponen dan kawat tunggal tidak diperlihatkan. Sebagai pengganti, tiap blok

    menyajikan dan menggambarkan rangkaian listrik yang berfungsi khusus pada sistem. Fungsi rangkaian

    yang dikerjakan ditulis pada tiap blok. Anak panah yang menghubungkan blok-blok menunjukkan arah

    lintasan arus pada garis besarnya. Berikut adalah contoh diagram blok secara umum.

    BLOKinput output

  • 5

    Gambar 4. Gambaran umum diagram blok

    Keterangan Gambar 4: Variabel yang dikontrol

    Variabel aktual yang diawasi dan dijaga pada nilai tertentu yang diinginkan di dalam proses.

    Variabel yang diukur

    Kondisi dari controlled variable pada saat tertentu dalam pengukuran

    Sensor

    Mata sistem, mengukur controlled variable dan menghasilkan sinyal output yang mewakili

    statusnya

    Sinyal feedback

    Output dari measurement device.

    Set Point

    Nilai dari controlled variable yang diinginkan .

    Error detector

    Pembanding set point dengan sinyal feedback, dan menghasilkan sinyal output yang sesuai dengan

    perbedaan tersebut

    Sinyal error

    Output dari error detector

    Kontroler

    Otak dari sistem. Ia menerima error sebagai input dan menghasilkan sinyal kontrol yang

    menyebabkan controlled variable menjadi sama dengan set point.

    Aktuator

    Otot dari sistem.Ia adalah alat yang secara fisik melakukan keinginan kontroler dengan suntikan

    energi tertentu

    Variabel yang dimanipulasi

    Besaran fisik yang merupakan hasil dari kerja yang dilakukan aktuator.

    Plant/proses

  • 6

    Proses tertentu yang dikontrol oleh sistem

    Disturbances/gangguan

    Faktor pengganggu, menyebabkan perubahan pada variabel yang dikontrol

    1.3 PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PLC merupakan suatu bentuk khusus pengontrol berbasis-mikroprosesor yang memanfaatkan

    memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan

    fungsi-fungsi semisal logika, sequencing, pewaktuan, pencacahan dan aritmatika guna mengontrol mesin-

    mesin dan proses-proses dan dirancang untuk dioperasikan oleh para insinyur yang hanya memiliki

    sedikit pengetahuan mengenai komputer dan bahasa pemograman.

    Gambar.6Sebuah Programmable logic controller

    Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan sequensial, salah satunya adalah kontaktor (relay),

    Namun seiring dengan perkembangan industri, efisiensi produksi dianggap sebagai kunci sukses.

    Sehingga dituntut perlunya sistem manufaktur yang fleksibel, sistem ini mencakup peralatan otomatis

    seperti mesin CNC, robot, transport otomatis, dan lain-lain. Maka PLC menjadi pilihan utama untuk

    membuat peralatan industri semacam ini.karena PLC memiliki keunggulan yang signifakan, diantaranya:

    1. Untuk memodifikasi sebuah sistem kontrol dan aturan-aturan pengontrolannya, operator

    hanya mengubah program yang telah ada dan menggantinya dengan instruksi yang baru, tidak

    perlu merangkai ulang.

    2. Kokoh dan dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu kelembaban,, dan kebisingan.

    3. Mudah diprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemograman yang mudah dipahami,

    yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logikan dan penyambungan.

    4. Antar muka untuk input dan output telah tersedia secara built-in di dalamnya.

    PLC Input Output

    Program

  • 7

    Gambar.7PLC Omron CPM2A

    1.3.1 Komposisi Hardware PLC Umumnya sebuah PLC memiliki lima komponen dasar. Komponen-komponen ini adalah unit

    processor, memori, unit catu daya, bagian antarmuka input/output, dan perangkat pemograman.

    Gambar.8 komponen pembangun PLC

    1. Unit prosesor atau Central Processor Unit (CPU) adalah unit yang berisi mikroprosesor yang

    menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan, sesuai

    dengan program yang tersimpan di dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan

    yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal kontrol ke antarmuka output.

    2. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan Ac sumber menjadi tegangan rendah

    DC yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di dalam modul-modul antar muka input

    dan output.

    3. Perangkat pemograman dipergunakan untuk memasukkan program yang dibutuhkan ke dalam

    memori. Program tersebut dibuat dengan menggunakan perangkat ini dan kemudian dipindahkan ke

    dalam unit memori PLC

    Perangkat pemograman

    Memori

    Prosesor Antar Muka Output

    Antar Muka Input

    Catu daya

  • 8

    4. Unit memori adalah tempat di mana program yang digunakan untuk melaksanankan tindakan-

    tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan.

    5. Bagian input dan output adalah antar muka di mana prosesor menerima informasi dari dan

    mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat perangkat eksternalnya.

    1.3.2 Komposisi software PLC Banyak sekali metode untuk memprogram PLC, salah satu metode pemograman PLC yang sangat

    umum digunakan adalah yang didasarkan pada penggunaan diagram-diagram tangga (ladder

    diagram).Ladder diagram terdiri dari dua garis vertical yang merepresentasikan rel-rel daya.Komponen-

    komponen rangkaian disambungkan sebagai garis-garis horizontal diantara kedua garis vertikal.

    Gambar. 9Ladder Diagram

    Dalam menggambarkan sebuah ladder diagram, diterapkan konvensi-konvensi tertentu:

    1. Garis-garis vertikal diagram mempresentasikan rel-rel daya, dimana si antara keduanya komponen-

    komponen tersambung.

    2. Tiap-tiap garis horizontal mendefinikan sebuah operasi di dalam proses kontrol.

    3. Sebuah ladderdiagram dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah, menjadi satu kesatuan siklus

    yang berkesinambungan.

    4. Tiap garis horizontal harus dimulai dengan sebuah ataupun sejumlah masukandandiakhiri dengan

    setidaknya sebuah keluaran.

    5. Perangkat listrik ditampilkan dalam kondisi normalnya, apabila dalamkondisi normalnya terbuka

    maka dalam penggambaran diagram tanggaakan sama yaitu dengan simbol normally open.

    6. Sebuah perangkat tertentu dapat digambarkan pada lebih dari satu anak tangga.

    7. Masukan dan keuaran seluruhnya diidentifikasikan melalui alamat-alamatnya, notasi yang

    dipergunakan sesuai dengan pabrikasi PLC tersebut.

  • 9

    1.4 PENYAMBUNGAN KABEL (WIRING) Wiring (diagram pengawatan/ pengabelan) dimaksudkan untuk menunjukan hubungan sebenarnya

    dan lokasi fisik dari semua bagian komponen pada rangkaian. Kumparan, kontak, motor dan sejenisnya

    yang diperlihatkan pada posisi sebenarnya akan ditemui pada instalasi. Karena hubungan pengabelan dan

    pemberian tanda ujung diperlihatkan, maka jenis diagram ini sangat membantu dalam pengabelan alat dan

    melacak kabel-kabel dalam mencari kesalahan.

    Salah satu contoh pengabelan adalah pengabelan PLC, pengabelan ini sering ditemukan dalam

    dunia industri, ambil saja contoh diagram pengkabelan untuk bagian inputPLC, Input PLC yang

    digunakan adalah saklar limit dan swtich kedekatan, sedangkan PLC PLCKeyence diterapkan oleh.

    Sumber Tegangan untuk input ke PLC berlaku sumber Tegangan 24 Volt DC. Contoh Dari diagram PLC

    Wiring cara berikut penyambungan kabelnya.

    Gambar 5.Contoh Wiring Diagram Dari masukan PLC

  • 10

    BAB II

    INPUT & OUTPUT

    2.1 Input

    Pengertian Input adalah perangkat keras yang berguna untuk memberikan perintah kepada komponen

    pengontrol. Jenis-jenis Input :

    a. Sakelar : Sakelar adalah alat untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari sumber ke

    pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis tergantung dari cara pemasangan, sistem kerja, dan

    bentuknya. Berdasarkan sistem kerjanya, sakelar dibagi menjadi tujuh :

    1. Sakelar Tunggal

    2. Sakelar kutub ganda (dwi kutub)

    3. Sakelar kutub tiga (tri kutub)

    4. Sakelar kelompok

    5. Sakelar seri

    6. Sakelar tukar

    7. Sakelar silang

    Prinsip kerja :

    Saklar yang di gunakan dalam lucass nulle handling yaitu saklar yang berbentuk selector, yang

    mana dalam penggunaannya kita biasa menggunakan saklar dengan fungsi push button maupun

    toggle.

    Push Botton :Tombol tekan berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan atau mematikan kontrol

    listrik. Cara pengoperasiannya dengan menekan knop tombol tekan. Tombol tekan mempunyai dua

    jenis kontak yaitu kontak NO dan NC. Berdasarkan cara kerjanya ada dua jenis tombol tekan :

    1. Momentary contact yaitu tombol tekan yang bekerja pada saat knop ditekan danapabila knop

    dilepas maka tombol akan kembali normal.

    2. Maintain contact yaitu tombol tekan yang akan mengunci setelah knop ditekan.

    b. Limit switch Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian actuator nya tertekan

    suatu benda, baik dari samping kiri ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya

  • 11

    yang berfungsi untuk mengontakkan atau sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai

    roda itu namanya actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima tekanan dari

    luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan , bisa bergerak bebas, kemudian

    mempunyai tiga lubang pada body nya berfungsi untuk tempat dudukan baud pada saat

    pemasangan di mesin.

    Gambar 2.1 limit switch

    Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri ataupun kanan

    sebanyak 45 derajat atau 90 derajat ( tergantung dari jenis dan type limit switch ) maka, actuator

    akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro switch

    dan menghubungkan kontak-kontaknya, pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC

    seperti juga sensor lainnya, kemudian kontaknya mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk

    dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, dan begitulah seterusnya, selain itu limit switch juga

    mempunyai head atau kepala tempat dudukan actuator pada bagian atas dari limit switch dan

    posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan.

  • 12

    c. Reed Switch

    Gambar 3.1 Reed switch

    Reed switch adalah salah satu jenis sensor yang sering juga digunakan pada mesin-mesin industri

    seperti halnya sensor photo dan proximity sensor, namun reed mempunyai cara kerja yang berbeda

    dan unik dan juga mempunyai bentuk yang cukup kecil namun rentan terhadap benturan. Pada alat

    penggerak berupa cylinder, biasanya telah dilengkapi dua buah sensor ini, yang berfungsi untuk

    mendeteksi gerakan cylinder ketika up/naik atau down/turun, letaknya ada dibagian luar bawah

    dan luar atas pada body cylinder.

    Prinsip dasar kerja sensor ini sangatlah sederhana, yaitu apabila bagian permukaan dari sensor

    terkena medan magnet maka dua buah kontak plate tipis yang terdapat dibagian dalam sensor akan

    tertarik oleh medan magnet. Sehingga kontak akan terhubung.

  • 13

    Gambar 3.3 Proses pergerakan reed switch

    Medan magnet untuk menggerakan reed switch, berasal dari piston yang terdapat dibagian dalam

    penggerak cylinder, yang bergerak naik dan turun, gerakan itulah yang dideteksi oleh reed switch.

    Sensor ini hanya mempunyai dua buah kabel untuk keluarannya, dan dihubungkan hanya ke beban

    yang kecil saja seperi relay, input module dll.

    d. SSeennssoorr proximity

    Gambar 4.1 Proximity switch

    Secara bahasa Proximity switch berarti, proximity artinya jarak atau kedekatan, sedangkan switch

    artinya saklar jadi definisinya adalah sensor atau saklar otomatis yang mendeteksi logam

    berdasarkan jarak yang diperolehnya, artinya sejauh mana kedekatan object yang dideteksinya

    dengan sensor, sebab karakter dari sensor ini, mendeteksi object yang cukup dekat dengan satuan

    mili meter, umumnya sensor ini mempunyai jarak deteksi yang bermacam-macam seperti 5,7,10,12,

    dan 20 mm tergantung dari type sensor yang digunakan, semakin besar angka yang tercantum pada

    typenya,maka semakin besar pula jarak deteksinya, selain itu sensor ini mempunyai tegangan kerja

    antara 10-30 Vdc atau ada juga yang menggunakan tegangan AC 100-200Vac.

    Seperti yang telah disebutkan di atas, sensor ini bekerja berdasarkan jarak object terhadap sensor,

    ketika ada object logam yang mendekat kepadanya dengan jarak yang sangat dekat 5 mm misalkan,

    maka sensor akan bekerja dan menghubungkan kontaknya, kemudian melalui kabel yang tersedia

    bisa dihubungkan ke perangkat lainnya seperti lampu indikator, relay dll.

  • 14

    Pada saat sensor ini sedang bekerja atau mendeteksi adanya logam (besi) maka akan ditandai

    dengan lampu kecil berwarna merah atau hijau yang ada dibagian atas sensor, sehingga

    memudahkan kita dalam memonitor kerja sensor atau ketika melakukan preventive maintenance.

    Hampir setiap mesin - mesin produksi yang ada di setiap industri, baik itu industri kecil ataupun

    besar, menggunakan sensor jenis ini, sebab selain praktis sensor ini termasuk tahan terhadap

    benturan ataupun goncangan, selain itu mudah pada saat melakukan perawatan ataupun

    penggantian, sebab talah dirancang demikian oleh produsennya, adapun salah satu contoh

    pengunaan atau penerapan dari sensor jenis ini adalah digunakan untuk mendeteksi gerakan

    cylinder up atau down pada sebuah mesin atau penggerak.

    Gambar 4.1 Ilustrasi penerapan sensor proximity

    Jarak deteksi adalah, Jarak dari posisi referensi (permukaan referensi) untuk operasi yang diukur

    (reset) ketika obyek standar penginderaan digerakkan oleh metode tertentu.

    Gambar 4.2 Jarak deteksi sensor proximity

    Jarak dari permukaan referensi yang memungkinkan penggunaan stabil, termasuk pengaruh suhu dan

    tegangan, ke posisi objek (standar) sensing transit. Ini adalah sekitar 70% sampai 80% dari jarak

    (nilai) normal sensing.

  • 15

    Gambar 4.2 Ilustrasi pengaturan jarak

    e. Infra Red

    Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada

    cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak

    tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan

    nampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang

    cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan tidak tampak

    oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi.

    Infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni:

    * Near Infra Merah0.75 - 1.5 m

    * Mid Infra Merah.....1.50 - 10 m

    * Far Infra Merah.10 - 100 m

    2.2 Output

    Output adalah perangkat keras yang akan dikendalikan kerjanya oleh kontroler. Salah satu bentuk

    output yang dapat menghasilkan gerakan disebut dengan actuator.

    a. Lampu Indikator Lampu Indikator adalah lampu yang fungsinya sebagai tanda untuk mengetahui bahwa rangkaian

    sedang berkerja apabila jarak antara operator dengan rangkain berjauhan. Lampu indicator merupakan

    lampu tanda (pilot) untuk menunjukkan ON atau OFF suatu rangkaian kontrol. Standar dari lampu-lampu

    indicator :

    Merah : menyatakan suatu peringatan yang berarti berbahaya.

    Hijau : mesin siap untuk dijalankan

  • 16

    Putih : mesin keadaan berjalan normal Sekering digunakan untuk sebagai pengamannan terhadap

    over load.

    Gambar 2.21 Lampu Indikator

    Lampu indikator dipasang secara pararel dengan rangkaian supaya jika salah satu lampu putus rangkaian

    tetap dapat menyala

    b. Relay Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika

    switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali.. Setelah itu muncul

    PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang

    memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis

    ini didefinisikan sebagai berikut :

    - Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar

    - Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

    c. Solenoid Valve Solenoid Valve adalah katup yang mengatur adanya aliran udara dan arahnya yang dikatifkan dengan

    signal listrik.

  • 17

    Prinsip kerjanya yaitu

    Soleniod akan aktif jika sinyal berupa pulse atau arus masuk ke terminal coilnya. Pada penggunaaanya,

    solenoid valve ada yang single dan double, dimana jika single solenoid maka device yang diaktifkan

    sinyal trigger harus aktif terus ( karena terdapat spring return pada device terutama control valve ). Sinyal

    tegangan untuk solenoid control valve pada handling besarnya dengan kontaktor yang digunakan praktek

    otomasi ini adalah 24 V.

    d. Silinder Pneumatic Pneumatik adalah outputan ketika silinder bergerak maju atau ketika vakum sedang menghisap.

    Sylinder pneumatic

    Terdapat 2 macam sylinder, yaitu silinder tunggal dan ganda. Siliner tunggal bekerja dengan cara

    memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir.

    Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke satu arah . Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh

    gaya pegas yang ada didalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal

    dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban. Sedangkan silinder ganda dapat

    diberi gaya dari 2 arah. Untuk lebih lengkapnya silakan pelajari Diktat Praktek Pneumatik dan Hidrolik.

  • 18

    e. Vacuum

    Solenoid vakum adalah solenoid yang berfungsi mengaktifkan dan menon-aktifkan vakum. Pada siemens

    S7-300,vakum berfungsi sebagai penghisap untuk memindahkan box ke level yang telah ditentukan.

    Prinsip kerjanya sederhana ,yaitu :

    Di dalam solenoid vakum terdapat lubang masukkan untuk masuknya udara,semakin ke dalam semakin

    kecil diameternya,hal ini dimungkinkan karena untuk membuat perbedaan tekanan,saat diameter

    menyempit,udara akan memiliki tekanan yang semakin kecil juga,pada bagian diameter yang

    menyempit,ada sebuah lubang untuk tempat masukknya udara,karena tekanan pada diameter kecil lebih

    kecil dari tekanan normal,maka udara dari lubang kecil tadi akan ikut terhisap ke dalam.

    f.

    Vakum

    Udara dari kompresor

    P1

    P0

    P0>P1

    P0 : tekanan pada diameter besar

    P1 : tekanan pada diameter kecil

  • 19

    g. Motor DC Motor DC adalah motor dengan supply arus searah. Motor DC pada prkatek ini digunakan untuk

    menjalankan konveyor. Out Put motor DC dapat diaktifkan dengan member logika pisotif pada nama

    berikut :

    QR : untuk motor bergerak ke kanan

    QL : untuk motor bergerak ke kiri

    QS : untuk motor bergerak lambat

    Motor DC

    Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi

    mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan

    jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Untuk kendalikan arah putaran motor DC dapat kita atur

    melalui kutub motornya.

  • 20

    BAB III PEMROGRAMAN PLC

    3.1 GERBANG LOGIKA

    Gerbang logika adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah

    satu atau beberapa masukan logic menjadi sebuah sinyal keluaran logic. Gerbang logika terutama

    diimplementasikan secara elektronis menggunakan diode atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun

    menggunakan susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay),

    cairan, optik dan bahkan mekanik.

    Gerbang logika ini terdiri dari satu atau lebih input dan hanya satu output. Untuk input dan output

    menggunakan dua taraf tegangan, yaitu taraf rendah (LOW 0,2-2 VOLT) dan taraf tinggi (HIGH 3,8-5

    VOLT). Taraf rendah dinyatakan dengan 0 atau L sedangkan taraf tinggi dinyatakan dengan 1 atau

    H.Gerbang logika yang umum dipakai merupakan gabungan/modifikasi dari gerbang dasar yaitu gerbang

    AND,NOT, dan OR dengan memodifikasi gerbang dasar tersebut akan didapat gerbang baru seperti

    gerbang NAND,NOR,dan XOR.

    Berikut ini akan dibahas 7 gerbang logika dasar, yaitu AND, OR, NOT, NAND, NOR, Ex-OR,

    Ex-NOR.

    1. Gerbang AND

    Operasi AND :

    Jika input A AND B keduanya High, maka output X akan High.

    Jika input A atau B salah satu atau keduanya Low, maka output X akan Low.

    Tabel kebenaran gerbang AND ( 2 Input )

  • 21

    Cara Kerja Gerbang AND :

    2. Gerbang OR

    Operasi OR :

    Jika input A OR B atau keduanya High, maka output X akan High.

    Jika input A dan B keduanya Low, maka output X akan Low.

    Tabel kebenaran gerbang OR ( 2 Input )

    Cara Kerja Gerbang OR :

  • 22

    3. Gerbang NOT / INVERTER

    Operasi NOT :

    Jika input A High, maka output X akan Low.

    Jika input A Low, maka output X akan High.

    Tabel kebenaran gerbang NOT / INVERTER

    Ringkasan Jenis-jenis Gerbang Logika

    3.2 LADDER DIAGRAM (LD) Ladder Diagram adalah metoda pemrograman yang umum digunakan pada PLC. Ladder Diagram

    merupakan tiruan dari logika yang diaplikasikan langsung oleh relay. Ladder Diagram banyak

    mengurangi kerumitan yang dihadapi oleh teknisi untuk menyelesaikan tujuannya.Pemrograman dengan

  • 23

    ladder diagramini didasari dari rangkaian relay, sehingga bentuk pemrograman berupa simbol-simbol

    kontak NO, NC, Coil, Busbar vertical kanan dan kiri dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk

    memudahkan para engineer atau teknisi listrik mempelajari PLC. Jika engineer atau teknisi listrik sudah

    memahami konsep relay, maka akan lebih mudah mempelajari PLC. Dalam ladder diagram terdapat

    beberapa instruksi, yang akan dibahas yaitu kontak, koil, set/reset, dan timer.

    1. KONTAK

    Dalam ladder diagram, kontak merupakan dasar instruksi yang menjadi sebuah input, juga

    dapat menjadi persyaratan untuk sebuah output dapat aktif. Kontak terbagi menjadi dua, yaitu

    normally open dan normally close.

    Normally Open (NO)

    Merupakan tombol tekan yang dalam keadaan normal kontak-kontaknya terbuka sebelum

    ditekan atau dioperasikan. Apabila tombol ini ditekan maka kontak akan menutup (dari NO

    menjadi NC), tetapi apabila tekanannya dilepas kembali, maka kontak akan kembali ke posisi

    semula (menjadi NO lagi).

    Gambar kontak normally open dalam ladder diagram

    Normally Close (NC)

    Kontak normally close (NC) merupakan kebalikan dari kontak normally open, dalam

    keadaan normal kontaknya menutup. Tekanan yang diberikan bukan untuk menjadikan kondisi

    kontak tertutup, melainkan untuk mengondisikan kontak menjadi terbuka (dari NC menjadi

    NO).

    Gambar kontak normally close dalam ladder diagram

    Berikut contoh kontak di dalam pemrograman menggunakan ladder diagram.

    Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut :

    1. Busbar vertical yang ada di sebelah kiri adalah busbar daya yang berfungsi sebagai arah

    sinyal. Artinya aliran sinyal mengalir dari kiri ke kanan.

  • 24

    2. Simbol X0 di atas merupakan kontak NO dari sebuah device PLC. Untuk device PLC yang

    berupa kontak NO atau NC itu dapat berasal dari peralatan input yang terhubung pada

    input modul PLC, dapat juga kontak berasal dari internal relay PLC (biasanya diawali

    simbol M) atau dari device yang lain.

    3. Dibawah simbol kontak NO pada alamat X0 terdapat tulisan switch, ini adalah komentar

    yang ditulis oleh designer untuk memudahkan dalam memonitor program yang telah

    dibuat.

    4. Garis lurus horizontal yang diakhiri dengan garis titik-titik, maksudnya adalah garis

    instruksi yang dapat dipakai untuk mengembangkan program yang dibuat.

    2. KOIL

    koil merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil (kumparan

    magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak

    yang bergerak, sehingga kontak NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally

    close) menjadi lepas dan jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan bunyi

    dengung (karena pada arus bolak-balik magnit menarik dan melepas jangkar sehingga

    menimbulkan getaran). Dalam ladder diagram koil merupakan output yang akan mengaktifkan

    sebuah device.

    Gambar simbol coil dalam ladder diagram

    Di dalam PLC, setiap koil internal beserta kontak-kontakya ini akan memiliki alamat yang

    unik. Sebagai contoh, koil dengan alamat (10C) memiliki kontak NO atau NC dengan alamat yang

    sama (10C). Pada koil internal PLC, jumlah kontak yang dimilikinya dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan. Hal ini tentunya berbeda jika dibandingkan dengan sebuah relay elektromekanis yang

    mempunyai jumlah kontak tertentu saja.

  • 25

    Gambar kontak-kontak dari koil internal PLC.

    Berikut contoh koil di dalam pemrograman menggunakan ladder diagram.

    Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut :

    1. Simbol M0 di atas adalah device yang digunakan sebagai output/coil.

    2. Tulisan master on pada device M0 di atas adalah komentar yang ditulis designer yang

    menyatakan fungsi dari device tersebut.

    3. Busbar vertical sebelah kanan merupakan busbar daya yang sinyal sudah standby. Artinya

    jika sinyal busbar vertical sebelah kiri sudah sampai pada terminal paling kiri dari device

    output/coil, maka device tersebut akan aktif/bekerja. Jika device tersebut berupa coil dari

    internal relay (M), maka kontak-kontak internal relay (M) akan bekerja.

    3. SET / RESET

    Set / Reset pada dasarnya sama seperti coil, yang berfungsi untuk mengaktifkan sebuah

    device. Apabila coil biasa akan aktif jika input ditekan dan mati apabila dilepas, namun jika pada

    coil SET satu kali input yang berfungsi untuk mengaktifkan coil tersebut ditekan, maka coil

    tersebut akan selalu dalam kondisi aktif meski input telah dilepas (tidak ditekan) ataupun ada

    kontak yang memutuskan aliran arusnya.

    Gambar simbol coil SET pada ladder diagram

    Sedangkan coil RESET berfungsi untuk mematikan coil yang telah aktif, baik coil biasa

    ataupun coil SET.

    Gambar simbol coil RESET pada ladder diagram

    Berikut contoh program yang menggunakan coil SET / RESET.

  • 26

    Gambar contoh ladder diagram menggunakan SET / RESET

    Penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut :

    Coil pada alamat (00500) akan aktif apabila input pada alamat (00000) di tekan, dan

    coil (00500) akan tetap aktif karena kontak NO pada coil (00500) akan menjadi NC

    dan mengalirkan arus.

    Coil SET pada alamat (00501) akan aktif ketika input pada alamat (00001) ditekan,

    dan coil akan aktif terus meski input tidak ditekan lagi.

    Coil RESET yang beralamat (00500) dan (00501) akan berfungsi mematikan coil

    yang telah hidup pada alamat (00500) dan (00501) apabila input pada alamat (00002)

    ditekan.

    4. TIMER

    Dalam suatu aplikasi kontrol, pengontrolan waktu adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan.

    Sebagai contoh sebuah motor listrik yang mungkin harus dikontrol untuk beroperasi selama

    interval waktu tertentu, atau mungkin diaktifkan setelah berlalunya suatu periode waktu tertentu.

    Itulah sebabnya PLC dilengkapi dengan timer untuk mendukung kebutuhan ini. Jenis timer yang

    sering digunakan adalah Timer On Delay (TON), dan Timer Off Delay (TOF).

    Timer On Delay (TON)

    Jenis timer ini akan aktif / hidup setelah suatu periode waktu tunda yang telah

    ditetapkan.

  • 27

    Timer Off Delay (TOF)

    Timer jenis akan berada dalam kondisi hidup selama periode waktu yang telah

    ditetapkan dan kemudian mati.

    Durasi waktu yang ditetapkan untuk sebuah timer disebut sebagai waktu preset dan

    besarnya adalah kelipatan dari satuan atau basis waktu yang digunakan. Beberapa basis waktu

    yang digunakan adalah 10ms, 100ms, 1s, 10s, 100s. Sehingga sebuah nilai preset sebesar 5 dengan

    basis waktu 100ms adalah periode waktu tunda selama 500ms.

    Pemrograman Timer

    Semua PLC pada umumnya memiliki timer-timer on delay. Gambar dibawah ini

    menunjukkan sebuah diagram tangga yang melibatkan penggunaan sebuah timer on delay.

    Timer itu berlaku seperti halnya sebuah relay, dengan sebuah kumparan yang akan

    dialiri arus ketika input In 1 diaktifkan (anak tangga 1). Setelah suatu jangka waktu tunda

    yang telah ditetapkan (waktu preset), timer tersebut kemudian menutup kontak-kontaknya

    pada anak tangga 2. Sehingga, output dari Out 1 dihasilkan beberapa saat (yaitu waktu

    preset) setelah input In 1 diaktifkan.

    3.3 FUNCTION BLOCK DIAGRAM (FBD) Function Block Diagram adalah salah satu metode pemrograman PLC dengan menggunakan

    analisa blok fungsi. Fungsi ditunjukkan oleh sebuah kotak yang didalamnya berisi nama fungsi. Input

    ditunjukkan disebelah kiri dan output ditunjukkan disebelah kanan. Function Block Diagram juga

    merupakan suatu unit program terorganisasi dalam suatu blok yang dapat menyediakan besaran keluaran

    berdasarkan input, parameter dan algoritma dalam unit ini. Function Block Diagram dapat digunakan

  • 28

    pada beberapa bagian program dengan harga masukan yang berbeda sehingga menghasilkan keluaran

    yang berbeda pula.

    Beberapa fungsi dan symbol dasar yang sering digunakan pada function block diagram adalah

    sebagai berikut :

    Fungsi AND

    Fungsi AND merupakan suatu logika dimana output atau gerbang AND akan bernilai 1 atau high

    jika semua masukan dalam kondisi high atau bernilai 1. Jumlah masukan itu sendiri tidak dibatasi

    tergantung keinginan dalam penggunaannya, akan tetapi hanya ada satu keluaran. Fungsi AND dapat

    dilihat pada gambar di bawah ini

    4. symbol AND

    Dalam gambar di atas dapat dijelaskan bahwa, output (Q0.0) akan aktif atau bernilai 1 jika inputan

    atau masukan dari (I0.0 dan I0.1) aktif atau bernilai 1. Output (Q0.0) tidak akan aktif jika salah satu dari

    inputan tidak aktif atau bernilai 0.

    Fungsi OR

    Fungsi OR merupakan suatu logika yang memiliki dua atau lebih isyarat masukan(input) tetapi

    hanya satu isyarat keluaran (output). Jika salah satu isyarat masukannya 1, maka sinyal keluarannya

    adalah 1. Fungsi OR dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

    symbol OR

    Pada Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa output (Q 0.1) akan aktif atau bernilai 1, jika salah

    satu inputannya (I0.4 atau I0.5) bernilai 1. Dan akan aktif pula jika semua inputannya bernilai 1 atau high.

    SET AND RESET

    Fungsi SET AND RESET merupakan suatu logika dimana output akan aktif dan non aktif atau

    dalam kondisi high / low dengan dikontrol oleh masukan SET dan RESET. Output akan Aktif jika SET

    bernilai 1 atau dalam kondisi High. Set itu sendiri dapat dikontrol oleh masukan-masukanatau input dari

    beberapa fungsi (AND atau OR). Sedangkan RESET berfungsi untuk menonaktifkan atau

  • 29

    mengembalikan output kedalam kondisi low ( 0). Fungsi SET AND RESET dapat dilihat pada gambar di

    bawah ini:

    Symbol SET AND RESET

    Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa output Q0.0 akan aktif jika SET aktif atau bernilai 1.

    SET dikontrol oleh masukan atau input I0.0 dan I0.1. SET akan aktif apabila semua masukan tersebut

    (I0.0dan I0.1) bernilai 1 atau aktif. Sedangkan keluaran atau output (Q0.0) akan dalam kondisi low atau

    bernilai 0 jika RESET aktif atau bernilai 1. RESET sendiri dikontrol oleh inputan I0.4 dan I0.5. RESET

    akan aktif apabila salah satu dari inputan tersebut( I0.4atau I0.5 ) dalam keadaan high atau bernilai

    TIMER

    Seperti halnya pada ladder diagram,FBD juga memiliki timer dengan cara pengoperasian sebagai berikut :

    Gambar timer Input I0.0 berfungsi memberikan logic 1 pada S agar timer mulai menghitung dengan lama jeda sesuai nilai yang terdapat pada setting timer,PV. Saat timer mencapai hitungan waktu yang sesuai PV, maka Q akan bernilai 1. Untuk mematikan timer bisa dengan 2 cara, member nilai 0 pasa S atau member nilai 1 pada R.

    4.3 STRUCTURE TEXT (ST) Structure Text adalah adalah metode pemrograman yang menggunakan instruksi-instruksi berupa teks.

    Termasuk kontak, relay, setting timer, set/reset semua dilakukan dengan perintah teks. Untuk lebih

    jelasnya dapat diperhatikan table perbandingan antara metode LD, FBD dan ST berikut :

    SR

    R

    S Q

    Q0.0

    T0

    S

    PV

    R

    Q I0.0

    I0.1

    S5T#2s

  • 30

    Tabel Contoh perbandingan Metode Pemrograman

    LD FBD ST

    Q0.0 := I0.0 ;

    Q0.0 := I0.0 and I0.1 ;

    Untuk lebih jelasnya, FBD dan structure text akan dibahas pada modul praktek tiap unit. 4.4 Metode Pemrograman dengan Step by Step

    Program Step-by-step berguna untuk memudahkan pembuatan program PLC untuk pengendalian

    urutan kerja (sequence) pada suatu sistem otomasi. Berikut ini saya berikan informasi praktis tentang

    konsep, pemrograman dan implementasinya.

    Diagram step-by-step menggambarkan satu per satu tahapan proses kerja yang berubah berdasarkan

    kondisi logika input. Tahapan (step) digambarkan dengan kotak bertulisakan nomor urut yang

    dihubungkan ke output yang dikehendaki. Tahapan (step) berubah ke tahapan berikutnya jika ada transisi

    yang aktif. Transisi merupakan kondisi logika yang diberikan untuk memulai tahapan berikutnya, bisa

    berupa sebuah sensor atau beberapa sensor.

    Diagram Step-step dibaca menurun dengan nomor step bertambah. Pada setiap saat, hanya ada satu

    step yang aktif. Selanjutnya kotak step ini dihubungkan mendatar ke output-output yang diperlukan. Kode

    S,R atau N merupakan status memori yang diberikan ke ouput. Stored (S) berarti pada saat pemanggilan,

    maka output yang bersangkutan nilainya disimpan dan selalu aktif. Meskipun tahapan sequence sudah

    bertambah, output tersebut tetap aktif. Output akan mati apabila ada step yang mereset (R=Reset).

    Sedangkan N artinya not-stored, yaitu output hanya aktif pada saat step tersebut berjalan.

    Program PLC memiliki 3 bagian utama, yaitu rangkaian transisi, program step-step, dan yang

    terakhir adalah implementasi output. Rangkaian transisi diperlukan terpisah jika memiliki syarat-syarat

    yang kompleks. Namun jika cukup sederhana syaratnya, transisi bisa digabung dengan program utama

    step-step nya. Transisi ini biasanya menggunakan rangkaian logika sederhana dengan operasi AND / OR /

    Not dan terkadang berasal dari input, timer, atau counter.

    I0.0 Q0.0 =

    I0.0 Q0.0

    I0.0 Q0.0 I0.1 =

    Q0.0

    & I0.1

    I0.0

  • 31

    Program step-step memiliki konsep bahwa:

    a) Setiap tahapan (step) pada program menggunakan fungsi Flip-flop, dimana ada input SET untuk

    mengaktifkan flip-flop dan input RESET untuk mematikan flip-flop. Keluaran dari flip-flop

    dinyakatakan dengan variable STEPn.Q

    b) Step yang sekarang (n) hanya bisa diaktifkan jika step sebelumnya (n-1) sudah aktif. Atau, step

    sekarang (n) adalah syarat untuk step berikutnya (n+1) aktif.

    c) Step sekarang (n) harus mematikan step sebelumnya (n-1) sesaat step-n aktif. Demikian juga, step

    berikutnya (n+1) harus mematikan step sekarang (n)

    d) Semua step harus dapat mati sekaligus apabila ada sinyal EMG (emergency stop). Untuk aplikasi

    ini, gunakan operasi OR pada input reset setiap flip-flop n.

    Dengan konsep tersebut, maka hanya ada satu step yang aktif pada saat yang sama, dan tidak ada step

    yang berjalan tanpa berurutan, meskipun ada transisi yang aktif. (untuk mencegah aktifnya output yang

    tidak sesuai urutan)

  • 32

    BAB IV PRAKTEK PLC

    4.1 Modul Praktek PLC Lucas Nulle

    Instruksi kerja pada Lucas Nulle dapat dilihat dalam software LabSoft, pada bagian tab sebelah kiri double klik Experiment: Full test kemudian klik Exercise. Perhatikan gambar berikut:

    Kemudian lihat pada Exercise sebelah kanan, pada gambar di atas menjelaskan Step by step (step 1 5) untuk melakukan kerja. Setelah dimengerti instruksi kerja tersebut, maka selanjutnya melakukan penulisan program. a. Penulisan Program

    Pada tampilan awal LabSoft ditunjukkan gambar di atas, untuk melakukan penulisan program, klik pada tab bagian kanan atas yang diberikan kotak garis-garis merah. Setelah diklik maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.

  • 33

    Pada halaman kosong tersebut kita dapat melakukan penulisan program, program yang digunakan pada Lucas Nulle ini menggunakan bahasa pemrograman Structural Text.

    b. Deklarasi Pengalamatan I/O Agar program dapat mengeksekusi I/O, maka perlu dilakukan deklarasi I/O sesuai alamat yang telah digunakan. Contoh Deklarasi Input

    VAR Tombol_Start AT %IX0.0 : BOOL; END_VAR Penjelasan contoh deklarasi input Tombol_Start adalah variabel yang digunakan untuk input (variabel bisa dengan kata-kata

    apa saja, sesuai keinginan) %IX0.0 menyatakan deklarasi input berada pada alamat 0.0, huruf I adalah input BOOL adalah variabel BOOLEAN yang berarti hanya membaca sinyal digital (0 / 1) atau ya

    / tidak. Contoh Deklarasi Output

    VAR Motor_Advance AT %QX550.0 : BOOL; END_VAR Penjelasan contoh deklarasi output Motor_Advance adalah variabel yang digunakan untuk output (variabel bisa dengan kata-

    kata apa saja, sesuai keinginan) %QX550.0, pada huruf Q menyatakan output sedangkan 550.0 menyatakan alamat output

    yang digunakan untuk mengeksekusi device output.

  • 34

    BOOL adalah variabel BOOLEAN yang berarti hanya membaca sinyal digital (0 / 1) atau ya / tidak.

    Contoh Program dan Menjalankan Programnya

    Pada gambar di atas ditunjukkan contoh program yang telah dibuat. Untuk membuka program yang telah ada pada software LabSoft, dapat mengikuti langkah : 1. klik file, lalu pilih open workspace

  • 35

    2. kemudian pilih workspace yang akan dibuka 3. klik load template, dan pilih template yang ingin dibuka 4. kemudian klik OK. Setelah program selesai, maka untuk dapat melihat jalannya output yang telah diprogram dilakukan running program. Untuk melakukan running program ikuti langkah berikut :

    1. pada tab sebelah atas klik fungsi yang dilingkari warna merah pada gambar di atas. 2. setelah di klik, perhatikan pada bagian bawah yang diberi kotak dengan garis merah, jika tidak ada

    program yang salah, maka akan dikatakan 0 error. 3. kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.

    4. klik tombol 24 V untuk memberikan tegangan 24 V kepada output device yang akan digunakan. 5. kemudian klik RUN untuk melakukan running program dan dapat melihat kerja dari output device.

  • 36

    c. Basic Exercise Basic Exercise Lucas nulle merupakan perintah-perintah dasar pada sebuah program yang dibuat

    Lucas nulle untuk mempermudah proses pembelajaran, yang nantinya program-program sederhana ini

    apabila di gabungkan akan menjadi sebuah program yang cukup kompleks sesuai dengan sistem otomasi

    pada Lucas Nulle.

    Berikut adalah contoh-contoh perintah sederhana pada lucasnull handling system yang bisa digunakan

    sebagai latihan :

    1) Conveyor gerak Manual Prinsip kerjanya, jika tombol Kanan ditekan sesaat objek bergerak dari limit switch kiri (IL) ke kanan

    sampai berhenti di limit switch kanan (IR). Saat benda di ujung kanan (IR), dan tombol Kiri ditekan maka

    benda bergerak ke kiri sampai IL dan berhenti.

    Contoh program :

    VAR

    Kanan AT %IX0.0 : BOOL; (*Start button*)

    Kiri AT %IX0.1 : BOOL; (*Start button*)

    IL AT %IX500.0 : BOOL; (*Left limit*)

    IR AT %IX500.1 : BOOL; (*Right limit*)

    STOP AT %IX500.4 : BOOL; (*Emergency-stop*)

    QR AT %QX550.0 : BOOL; (*Belt advance*)

    QL AT %QX550.1 : BOOL; (*Belt advance*)

    JALAN KANAN : RS; (*Instance *)

    JALAN KIRI : RS; (*Instance *)

    END_VAR

    (*Realization of the step sequence*)

    JALAN KANAN (S := IL AND Kanan , R1 := IR OR STOP);

    JALAN KIRI (S:= Kiri AND IR , R1 := IL OR STOP);

    TIMER1(IN := M_IMS7_STEP3.Q1, PT := T#1S);

    (*Realization of the command output*)

    QR:= JALAN KANAN.Q1;

    QL:= JALAN KIRI.Q1;

  • 37

    2) Menggunakan timer

    Prinsip kerjanya, jika tombol Start ditekan sesaat objek bergerak dari limit switch kiri (IL) ke kanan

    sampai berhenti di limit switch kanan (IR), 2 detik kemudian benda bergerak ke kiri sampai IL dan

    berhenti.

    VAR

    Start AT %IX0.0 : BOOL; (*Start button*)

    IL AT %IX500.0 : BOOL; (*Left limit*)

    IR AT %IX500.1 : BOOL; (*Right limit*)

    STOP AT %IX500.4 : BOOL; (*Emergency-stop*)

    QR AT %QX550.0 : BOOL; (*Belt advance*)

    QL AT %QX550.1 : BOOL; (*Belt advance*)

    JALAN KANAN : RS; (*Instance *)

    JALAN KIRI : RS; (*Instance *)

    TIMER1 : TON; (*First timer*)

    END_VAR

    (*Realization of the step sequence*)

    JALAN KANAN (S := IL AND Start , R1 := IR OR STOP);

    JALAN KIRI (S:= TIMER1.Q AND IR , R1 := IL OR STOP);

    TIMER1(IN := IR , PT := T#2S);

    (*Realization of the command output*)

    QR:= JALAN KANAN.Q1;

    QL:= JALAN KIRI.Q1;

  • 38

    4.2 Modul Praktek PLC Siemens PLC Siemens yang akan digunakan dalam praktek Otomasi adalah tipe S7-300 yang dapat diprogram

    dengan menggunakan Ladder, FB dan Structure text. PLC ini merupakan jenis PLC Modular, yang terdiri

    dari modul Power Supply, Modul CPU dan Modul I/O. apabila jumlah I/O yang akan dioperasikan tidak

    dapat dipenuhi, maka dapat diekspansi dengan menggunakan I/O tambahan dengan koneksi Profibus.

    Blok program PLC Siemens ini sebagai berikut :

    OB adalah organitation block, yaitu block utama yang dapat memanggil funtion-function yang ada di

    dalamnya.

    FC adalah Function, yaitu block program tempat kita membuat program utama secara rinci dan detil.

    FB adalah Function Block, yaitu block program dengan fungsi spesifik yang dapat dipakai berulang-ulang

    pada satu atau 2 function berbeda.

    a. Penyambungan I/O Untuk memulai Praktek dengan PLC Siemens dapat dilakukan tahapan sebagai berikut :

    1. Ambil kabel KONEKTORpada lemari alat, pastikan kabel yang diambil sesuai jumlah pin yang

    benar. Pastikan alat dalam kondisi standar,sebelum digunakan mintalah pendapat instruktur

    mengenai kondisi barang,apakah masih layak atau tidak.

    OB(Organisation Block)

    FC1

    FC2

    FB1

    FB2 FB2

    FB1

    1

  • 39

    2. Pasang kabel pada inputan PLC dimana untuk Konektor dengan jumlah pin 9 dipasang pada X1 sedangkam untuk jumlah pin 25 dipasang pada X2. X1 dan X2 inputan berada pada profibus. Biasanya kita gunakan adalah profibus nomer satu(sesuai gambar),tapi pada dasarnya kita bisa menggunakan profibus yang lain(2 dan 3) hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan profibus adalah pengalamatan I/O nanti(minta bantuan instruktur).

    3. Pasangkan kabel untuk X2 pada output X2 yaitu berada pada mesin storage. Pasang dengan benar dan jangan dipasang terlalu kencang, hal ini apabila terjadi troubleshooting mudah untuk melepasnya.

    Perhatikan jumlah pin

    sebanyak 9

    Jumlah 25 pin

  • 40

    4. Pasangkan kabel KONEKTOR untuk X1 pada output X1 yaitu berada pada mesin storage bagian motor.

    5. Setelah semua kabel KONEKTORterpasang hidupkan CPU pada PLC S7-300.

    6. Kemudian hidupkan semua profibus pada PLC S7-300.

    7. Lakukan konfigurasi untuk PLC Siemens S7-300 pada computer.

  • 41

    b. Konfigurasi Siemens PLC S7-300

    1. Buka Program Simatic S7

    2. FILE NEW BERI NAMA OK

    3. Klik kanan folder konfigurasi baru, kemudian pilih insert new object Perhatikan CPU yang digunakan,pada lab otomasi,CPU yang digunakan adalah SIMATIC 300,maka pilih option SIMATIC 300 Station.

  • 42

    4. Klik folder konfigurasi kemudian klik Simatic 300, setelah itu doble klik pada hardware.

    5. Setelah jendela pengaturan hardware muncul, kemudian find rail dengan cara klik SIMATIC 300 kemudian klick RACK-300 kemudian double klik Rail.

  • 43

    6. Kemudian kita pilih type CPU yang digunakan, dengan cara klik SIMATIC 300, kemudian klik CPU 313-2DP, kemudian double klik pada V2.0. Bila muncul notifikasi profibus, pilih new kwmudian OK.

    7. Klik CPU dan address D116/D016 (double klik)

  • 44

    8. Kemudian pada start addresses, kemudian ceklist pada sistem default input dan output dihilangkan. Kemudian start pada input dan output diganti 0. Kemudian OK.

    9. Kemudian find WAGO, dengan cara ketik WAGO pada find kemudian enter. Drag WAGO 750-343 pada rail profibus DP master systems, berturut-turut sebanyak 3 kali, kemudian ganti addressnya pada setiap WAGO yang di drag, biasanya alamat yang digunakan berturut-turut 1, 4 dan 8.

  • 45

    10. Kemudian masukan input dan output pada setiap profibus (WAGO) masing-masing 2 kali input dan output. Untuk inputnya yaitu 750-430 (klik 2 kali), sedangkan untuk outputnya yaitu 750-530 (klik 2 kali).

    11. Kemudian apabila semua alamat telah terisi, langkah selanjutnya adalah save konfigurasi tersebut kemudian download konfigurasi tersebut, apabila download mengalami kegagalan dengan ditandai lampu indicator merah menyala, hal yang harus dilakukan adalah merestart ulang computer dan juga CPU dan profibus dimatikan lalu dihidupkan lagi, kemudian ulangi downloadnya sampai CPU dan profibus menyala kuning.

  • 46

    c. Pemrograman PLC Siemens

    Setelah melakukan konfigurasi, maka kita siap untuk memulai program.

    1. klik konfigurasinya, kemudian klik SIMATIC 300, kemudian klik CPU 313-2DP, kemudian klik S7 Program, kemudian pada jendela sebelah kanan klik kanan kemudian klik function. Apabila function telah dibuat, langkah selanjutnya adalah double klik FC1 untuk masuk ke lembar kerja.

    2 Buat programnya di FC1 pada lembar kerja sesuai dengan program yang dijalankan. Setelah program dibuat kemudian save program tersebut lalu download.

  • 47

    3. Program belum bisa jalan apabila OB belum diisi, OB ini berfungsi untuk menghidupkan arus pada seluruh program. Caranya adalah dengan double klik OB1.

    4. Kemudian pilih program logic Function, kemudian drag ke lembar kerja pada OB1. Setelah itu isi inputan pada EN, inputan ini adalah alamat input yang belum terpakai. Setelah itu klik save lalu download OBnya.

    5. Program siap dijalankan.

  • 48

    d. Basic Exercise Basic Exercise Siemens merupakan perintah-perintah dasar pada sebuah program yang dibuat untuk

    mempermudah proses pembelajaran, yang nantinya program-program sederhana ini dapat dikembangkan

    menjadi sebuah program yang cukup kompleks sesuai dengan sistem otomasi pada station yang akan

    dijalankan.

    Kita akan membuat program untuk menggerakkan motor maju kiri atau maju kanan secara manual dengan menggunakan tombol. Pada saat TL motor bergerak ke kiri dan saat TR ditekan motor bergerak ke kanan. Saat motor sedang bergerak ke kanan, maka tombol TL tidak berfungsi, dan sebaliknya.

    Pada program di bawah, bisa tombol TL ditekan maka TL berlogika 1 dan karena QR di-notkan maka QR berlogika 1 dan masuk ke logika AND maka mempunyai output berlogika 1 dan motor bergerak kekiri. Begitu juga untuk program pada saat motor maju kanan.

  • 49

    BAB V SOP DAN DAFTAR ALAT PRAKTEK

    5.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PLC LUCAS NULLE

    LANGKAH KERJA GAMBAR/KETERANGAN PERHATIAN

    A. PERSIAPAN 1. Periksa peralatan dan bahan

    sebelum praktek kemudian beri

    tanda checklist* untuk alat yang

    OK

    2. Siapkan part yang dibutuhkan.

    3. Hidupkan Komputer.

    4. Buka software labsoft.

    5. Buka hardware setupHandling

    Sub-System.

    B. ASSEMBLING 1. Rakit PLC, PROFIBUS dan

    konektor.

    2. Rangkai kabel USB yang

    menghubungkan CPU ke PLC.

    3. Rangkai extender supply ke

    PLC.

    4. Rangkai power supply ke PLC.

    5. Tekan ON sakelar PLC dan

    tunggu hingga lampu indicator

    PLC berwarna hijau.

    Membawa Part

    harus dalam

    kondisi terpisah /

    jangan dalam

    keadaan

    terpasang.

    Pastikan rakitan

    PLC dan Profibus

    benar dan tepat.

    Rangkai kabel

    secara benar dan

    tidak kendor.

    Pastikan semua

    lampu indicator

    telah hijau.

  • 50

    6. Rangkai kabel DB9 dan DB25

    yang menghubungkan PLC

    (x1/x2 dan x3/x4) ke Alat

    Peraga.

    7. Rangkai kabel profibus ke PLC

    (A ke A dan B ke B).

    8. Rangkai kabel PLC sesuai

    hardware setup.

    9. Repeat initializing port USB ke

    PLC.

    C. PEMROGRAMAN 1. Ketik program structure text pada

    halaman development

    environment.

    2. Klik compile and run, 24 volt,

    dan run.

    3. Hidupkan kompresor pada alat

    peraga.

    D. AKHIR KERJA 1. Tekan OFF sakelar PLC.

    2. Lepaskan semua rangkaian kabel

    PLC.

    3. Kembalikan semua part ke dalam

    lemari.

    Ketik program

    secara benar dan

    tepat.

    Pastikan CPU dan

    PLC telah

    connect.

    Membawa Part

    harus dalam

    kondisi terpisah /

    jangan dalam

    keadaan

    terpasang.

  • 51

    5.2 CHECKLIST KOMPONEN PRAKTEK OTOMASI

    Alat Praktek Praktek

    No Komponen Gambar jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 Power

    Supply

    2

    2 Kabel Power

    2

    3 Modul SPS

    1

    4 Modul CPU

    1

    5 Modul

    Profibus

    1

    6 Modul

    Konektor

    1

    7 Kabel DB25

    1

    8 Kabel DB9

    1

    9 Kabel USB

    1

    10 Pallet dan

    box

    1 psg

  • 52

    DAFTAR PUSTAKA

    Adi Kurniadi :Pemrorgaman Microsoft Visual Basic ; Penerbit PT. Elek Media Komputindo ; Jakarta,

    2000

    Antony pranata :Pemrogrman Borland Delphi 6: Penerbit Andi ; Yogyakarta2003

    Internet :www.Wikipedia.com/id/search/automation systemdiakses tanggal 29 Juli 2012, pukul 22.30

    Katsuhiko Ogata :Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan Jilid 1) ; Penerbit Erlangga ; Jakarta

    Mikell P. Groover :Automation Production systems, and Computer-Integrated Manufacturing : Pearson

    Education ; Singapore, 2001

    Richard C. Dorf :Sistem Pengaturan ; Penerbit Erlangga ; Jakarta, 1983

    S. Pakpahan :Kontrol Otomatik ; Penerbit Erlangga ; Jakarta, 1984

    Internet: Dasar-dasarPLC.blogspot.comdiakses tanggal 29 Juli 2012, pukul 22.30

    Dunia Elektronik, Komputer & Alkes (2012).